Upload
vuonganh
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahDalam kehidupan sehari-hari masyarakat di daerah perkotaan secara
umum masih ada yang berpendapat keliru. Hal ini ditandai dengan
adanya persepsi bahwa orang yang sehat adalah yang bericirikan
bertubuh gemuk. Keadaan seperti ini tentunya memerlukan upaya
untuk meluruskannya. Salah satu upaya tersebut adalah dengan
melakukan berbagai penerangan mengenai betapa pentingnya
keseimbangan kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Keadaan ini di daerah perkotaan umumnya telah dipicu oleh
perkembangan teknologi di bidang makanan dengan diketemukannya
makanan yang siap saji. Secara keseluruhan makanan siap saji
mempunyai dampak positif yaitu berupa kepraktisan sehingga menarik
untuk dinikmati oleh sebagian masyarakat. Meskipun demikian
teknologi makanan yang siap saji tersebut mempunyai dampak negatif
yang terkadang jauh lebih besar dari dampak positifnya.
Gaya hidup masyarakat perkotaan mengalami berbagai perubahan
yang sangat cepat sebagai akibat adanya kemajuan di bidang
teknologi dan pengaruh globalisasi. Percepatan di bidang teknologi
dan globalisasi sulit diatasi dengan cepat, karena hal ini berkaitan erat
dengan perilaku individu. Gaya hidup cenderung lebih sedentary atau
kurang gerak. Keadaan seperti ini memicu masyarakat perkotaan
untuk mempunyai gaya hidup yang tidak teratur sehingga pola makan
pun menjadi terganggu. Akibat lebih jauh dari gaya hidup ini
mengakibatkan kehidupan masyarakat termasuk kehidupan individu
menjadi semakin rentan terhadap berbagai penyakit.
1
Salah satu penyakit yang timbul di masyarakat yaitu obesitas atau
kelebihan berat badan. Menurut Mangoenprasodjo (2005: 10)
Obesitas adalah “kondisi adanya berat badan melebihi berat badan
normal dan kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan jauh di atas
normal”.
Obesitas dapat terjadi pada semua umur, baik pria maupun wanita. Di
kalangan remaja permasalahan obesitas menjadikan masalah
tersendiri, hal ini diakibatkan oleh adanya ciri masa remaja sebagai
masa pencarian jati diri dan remaja mulai memperhatikan
penampilannya sebagai penunjang interaksi sosial. Masa remaja ini
pada akhirnya membawa permasalahan obesitas tidak hanya
mengenai keadaan fisik saja tetapi lebih cenderung ke arah
psikologis, seperti adanya pandangan wanita dan pria bertubuh kurus
atau langsing , ideal atau berotot kekar merupakan sosok yang wajib
dimiliki sebagai salah satu faktor penunjang dalam interaksi sosial.
Obesitas di kalangan remaja ini sangat erat kaitannya dengan adanya
perubahan gaya hidup sebagai dampak dari kemajuan teknologi dan
pengaruh globalisasi.
Secara spesifik dampak obesitas terhadap kalangan remaja tentunya
dapat dikaji dari berbagai sudut. Misalnya secara psikologis dampak
obesitas di kalangan remaja adalah muncul rasa kurang percaya diri
dalam pergaulan karena bobot tubuhnya diatas rata-rata teman
sebaya. Selain itu dampak dikalangan remaja adalah menjadi kurang
luwes dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari di berbagai bidang.
1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah
ialah sebagai berikut :
1. Persepsi masyarakat yang kurang tepat mengenai kesehatan.
2
2. Perlunya sosialisasi mengenai kesehatan terutama mengenai
obesitas.
3. Obesitas menimbulkan dampak psikologis terhadap kebutuhan
sosial.
4. Kurangnya sarana media dalam mensosialisasikan dampak
obesitas.
1.3 Fokus PermasalahanBerdasarkan identifikasi masalah di atas maka fokus permasalahan
ialah sebagai berikut :
1. Upaya apa yang dapat dilakukan dalam mengatasi dampak
psikologis di kalangan remaja penderita obesitas.
2. Merancang media mengenai pengaruh obesitas terhadap tingkat
kesehatan psikologis bagi remaja penderita obesitas.
1.4 Tujuan PerancanganPerancangan media komunikasi persuasif diperlukan agar penderita
obesitas dapat berpikir positif dan secara bertahap mampu mengatasi
dampak psikologis penderita obesitas di kalangan remaja.
1.5 Kata Kunci1.5.1 Kampanye
Menurut Rogers dan Storey dalam Ruslan (2007:23) kampanye
adalah “serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi
dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap
sebagian besar khalayak pasaran secara berkelanjutan dalam
periode waktu tertentu”.
1.5.2 KesehatanBerdasarkan Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992
dalam Notoatmodjo (2007) Kesehatan adalah keadaan
sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.3
1.5.3 ObesitasMenurut Mangoenprasodjo (2005: 10) Obesitas adalah “kondisi
adanya berat badan melebihi berat badan normal dan
kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan jauh di atas
normal”.
1.5.4 RemajaMenurut Salzman dalam Yusuf (2008:184) mengemukakan
bahwa “remaja merupakan masa perkembangan sikap
tergantung (dependence) terhadap orangtua kearah
kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan
diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu
moral”.
1.5.5 PerkotaanBerdasarkan UU No 24/1992 dalam halaman web Dieny-Yusuf
(2007) Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan
ekonomi utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi.
4
BAB IIOBESITAS DI KALANGAN REMAJA
2.1 Tinjauan ObesitasObesitas dapat dialami oleh semua umur baik pria ataupun wanita
namun wanita lebih rentan terkena obesitas karena metabolisme pada
wanita berjalan lebih lambat dari metabolisme pada pria. Menurut
Misnadiarly (2007:13) Metabolisme adalah pertukaran zat yang
meliputi pembentukan dan pertukaran zat organik dalam tubuh.
Karena itu wanita menjadi lebih cepat gemuk di banding pria. Pada
wanita lemak biasanya disimpan di bagian pinggul, bokong dan paha
sedangkan pada pria cenderung di perut. Kelebihan penimbunan
lemak khususnya 20% diatas berat badan ideal akan menimbulkan
permasalahan karena kemungkinan meningkatnya gangguan fungsi
organ tubuh menjadi lebih tinggi. Hingga saat ini, dalam sejarah dunia
kedokteran belum pernah dikatakan bahwa obesitas ataupun
kegemukan akan memberikan dampak positif pada kesehatan tubuh.
Justru sebaliknya, hampir setiap orang yang mengalami obesitas akan
menimbulkan berbagai keluhan dan kesulitan, baik secara fisik atau
psikologis. Obesitas memberikan pengaruh negatif hampir pada
seluruh sistem dalam tubuh. Disamping itu obesitas dapat dikatakan
merupakan salah satu faktor resiko yang berdiri sendiri, khususnya
terhadap kematian.
2.1.1 Pengertian ObesitasMenurut Mangoenprasodjo (2005: 10) Obesitas adalah “kondisi
adanya berat badan melebihi berat badan normal dan
kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan jauh di atas
normal”. Menurut Misnadiarly (2007:35) ada beberapa cara
untuk menentukan berat badan normal dan berat badan ideal
5
seseorang, diantaranya dengan menggunakan Indeks Broca,
yaitu dengan rumus:
Berat Badan Normal = TB(cm) – 100kg
Berat Badan Ideal = BB Normal – 10%kg
TB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg)
2.1.2 Jenis ObesitasPola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung
berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul,
bokong dan paha, sehingga memberikan gambaran seperti
buah pear sedangkan pada pria biasanya menimbun lemak di
sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah
apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang
mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pear
dan pada beberapa wanita tampak seperti buah apel.
Sumber: http://64.191.78.229/forum/index.php?dailyhid=2864&cont=412
6
Sumber: http://64.191.78.229/forum/index.php?dailyhid=2864&cont=412
Gambar 1.1 : Perbedaan Bentuk Tubuh Obesitas Android dan Gynoid
a. Jenis buah apel (android)
Kegemukan jenis ini ditandai dengan penumpukan lemak
yang berlebihan dibagian tubuh atas sekitar dada, perut,
pundak, leher, dan muka. Umumnya jenis ini terdapat pada
pria.
Lemak yang menumpuk pada jenis android lebih banyak
terdiri dari lemak jenuh yang mengandung sel lemak yang
besar dan lebih berpotensial menimbulkan berbagai macam
penyakit.
b. Jenis buah pear (gynoid)
Pada jenis ini, lemak tertimbun di bagian tubuh sebelah
bawah sekitar pinggul, bokong dan paha. Umumnya
ditemukan pada wanita.
7
c. Jenis kotak buah (ovid)
Ciri dari tipe ini adalah besar diseluruh bagian badan. Jenis
kotak buah pada umumnya terdapat pada orang-orang
yang gemuk secara genetik.
Sumber: http://www.obesitas.web.id
Gambar 1.2 : Bentuk Tubuh Obesitas Ovid
2.1.3 Kategori ObesitasMenurut Misnadiarly (2007:37) derajat obesitas dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Bila berat badan tidak melebihi 20% di atas berat badan
ideal dan orang tersebut tidak mempunyai latar belakang
penyakit-penyakit seperti diabetes mellitus, hipertensi dan
hiperlipidemia. Pada obesitas derajat ini tidak diperlukan
pengobatan khusus kecuali konservatif dengan ristriksi
(pembatasan) kalori sedang dan olah raga.
b. Mild Obesity
Dikatakan mild obesity bila berat badan individu antara 20 –
30 % di atas berat badan ideal. Pada derajat ini di samping
8
pengobatan konservatif perlu pengawasan terhadap akibat-
akibat yang dapat ditimbulkan oleh obesitas.
c. Moderate Obesity
Apabila berat badan individu antara 30 – 60 % di atas berat
badan ideal. Pada derajat ini individu telah masuk resiko
tinggi untuk mendapatkan penyakit-penyakit yang ada
hubungannya dengan obesitas.
d. Morbid Obesity
Penderita-penderita obesitas yang berat badannya 60%
atau lebih di atas berat badan ideal. Pada derajat ini resiko
mengalami gangguan respirasi, gagal jantung dan kematian
mendadak meningkat dengan tajam.
Gambar 1.3 : Ilustrasi Tingkat Obesitas pada Wanita
2.1.4 Penyebab ObesitasObesitas termasuk penyakit yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Diduga sebagian besar obesitas disebabkan oleh faktor
genetik dan faktor lingkungan (aktivitas, gaya hidup, sosial
ekonomi dan nutrisional).
9
a. Genetik
Bila kedua orang tua obesitas maka 80% anaknya menjadi
obesitas, bila salah satu orang tua obesitas kemungkinan
anak obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak
obesitas kemungkinan anak menjadi obesitas sebesar
14%.
b. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan faktor utama dari pengeluaran
energi, bila aktivitas fisik rendah maka energi akan
disimpan oleh tubuh dalam bentuk jaringan lemak dan bila
berlangsung dalam waktu yang lama jaringan lemak akan
menumpuk dan menyebabkan obesitas.
c. Nutrisional
Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan
dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi
dipengaruhi berat badan ibu. Yang mempengaruhi
kenaikan berat badan dan lemak anak ialah ketika pertama
kali mendapat makanan padat yang tinggi kalori, dan
memungkinkan menjadi sebuah kebiasaan mengkonsumsi
makanan yang tinggi kalori hingga sang anak beranjak
dewasa. Biasanya makanan berlemak tinggi kalori memiliki
rasa yang lezat dan dapat meningkatkan selera makan
yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan.
d. Sosial Ekonomi
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup,
pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi
pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Perubahan ini lebih menjurus pada hal yang negatif, seperti
10
pola hidup sedentary atau kurang gerak yang berkaitan
dengan penurunan akrivitas fisik.
e. Kesehatan
Beberapa penyakit lain dapat menyebabkan obesitas
seperti:
- Hipotiroidism yaitu proses pembakaran kalori menjadi
lambat, sehingga makan sedikit pun tetap akan gemuk.
- Kelainan saraf yang menyebabkan seseorang banyak
makan.
- Obat-obatan tertentu misalnya steroid, anti depresi,
yang dapat menyebabkan penambahan berta badan.
f. Umur
Meskipun dapat terjadi pada semua umur, obesitas sering
dianggap sebagai kelainan pada umur pertengahan.
Seperti obesitas yang terjadi pada anak di tahun pertama
kehidupan biasanya disertai dengan pertumbuhan rangka
yang cepat dan anak menjadi besar untuk umurnya.
g. Jenis Kelamin
Obesitas umumnya dijumpai pada wanita, walaupun
sebenarnya obesitas dapat terjadi pada pria dan wanita.
Selain karena metabolisme tubuh pada wanita berjalan
lebih lambat obesitas pada wanita dewasa umumnya
dipengaruhi setelah masa kehamilan dan pada saat
menopause.
11
h. Psikologis
Keadaan obesitas dapat merupakan dampak dari
pemecahan masalah emosi yang mendalam yaitu seperti
menyalurkan emosi dengan cara makan yang berlebihan
dan ini merupakan suatu pelindung penting bagi yang
bersangkutan. Dalam keadaan seperti ini mengatasi
obesitas tanpa ada pemecahan alternatif yang tepat justru
akan memperberat masalah. Stress merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi berat badan. Perlakuan
lingkungan terhadap penderita obesitas seperti mengejek,
menertawakan, mengganggu, mempermainkan dan lain
sebagainya sehingga menyebabkan penderita obesitas
semakin menarik diri dari pergaulan dan aktivitas
permainan, dengan demikian makin berkurang aktivitas
fisiknya.
2.1.5 Dampak ObesitasKelebihan lemak pada penderita obesitas dapat menimbulkan
penyakit lain, beberapa diantaranya yang secara umum
ditemukan pada penderita obesitas seperti gagal jantung,
tekanan darah tinggi, infeksi saluran pernafasan, diabetes
mellitus, perlemakan hati serta gangguan tulang dan sendi.
Selain berdampak pada kesehatan fisik, obesitas juga memiliki
pengaruh terhadap kesehatan secara psikologis. Penderita
obesitas cenderung lebh sensitif dalam berinteraksi dibanding
dengan orang yang tidak mengalami obesitas. Gangguan
interaksi sosial ini dapat berlangsung selama rentang usia
anak-anak hingga dewasa.
Secara psikologis penderita obesitas merasa bahwa tubuhnya
aneh dan tidak disukai orang lain hingga sering muncul
12
perasaan bahwa orang lain memandangnya dengan rendah
dan bersikap memusuhi. Keadaan ini semakin meluas dengan
anggapan bahwa seluruh dunia memandang penderita obesitas
dengan penghinaan. Penderita obesitas anak-anak dan remaja
sering mendapatkan perlakuan seperti dijadikan bahan gurauan
teman sebayanya. Sehingga, seseorang yang mengalami
obesitas cenderung menarik diri, malu dan secara sosial tidak
dewasa.
2.2 Tinjauan Psikologi RemajaMenurut Wiramihardja (2004:172) usia golongan remaja dibagi lagi
menjadi :
a. Remaja awal, yaitu usia 10-12 tahun pada wanita dan 12-14 tahun
pada pria.
Masa ini berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Masa ini
ditandai dengan sifat-sifat negatif pada remaja seperti tidak
tenang,
kurang suka bekerja, pesimis dan sebagainya. Secara garis besar
sifat-sifat negatif tersebut dapat diringkas, yaitu a) negatif dalam
prestasi, baik prestasi secara fisik maupun prestasi psikis; dan b)
negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam
masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat.
b. Remaja pertengahan, yaitu usia 13-15 tahun pada wanita dan 15-
17 tahun pada pria.
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk
hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan
menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan
dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang
dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita
hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. 13
Proses penemuan nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama,
karena tiadanya pedoman, remaja merindukan sesuatu yang
dianggap bernilai, pantas dipuja walaupun sesuatu yang dipujanya
belum mempunyai bentuk tertentu, kedua, objek pemujaan itu
telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi yang dipandang mendukung
nilai-nilai tertentu. Anak pria lebih aktif meniru sedangkan pada
anak wanita kebanyakan pasif, mengagumi dan memujanya dalam
khayalan.
c. Remaja akhir, yaitu sampai dengan usia 18 tahun pada wanita dan
usia 20 tahun pada pria.
Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada
dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah
terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu
menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam
masa dewasa.
Inti dari masa remaja ialah masa perkembangan dan pencarian
identitas. Remaja diharapkan mampu menjawab pertanyaan dan
menjelaskan siapa dirinya dan fungsinya dalam masyarakat. Dalam
proses pencarian identitasnya remaja sering dihadapkan pada pilihan
akan sosok seseorang yang dapat dijadikan sebagai panutan atau
pedoman yang dianggap pantas mewakili dirinya, yang dapat ditiru
baik secara fisik maupun psikologis. Dalam masa remaja proses ini
diperlukan sebagai langkah awal untuk bersosialisasi.
2.3 Obesitas di Kalangan RemajaUmumnya yang menyebabkan terjadinya obesitas ialah pola makan
yang tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik, namun berdasarkan
hasil penelitian dapat dikatakan pola makan yang tidak teratur dan
porsi yang tidak seimbang menjadi penyebab utama timbulnya
obesitas di kalangan remaja. Baik bagi remaja yang mengalami
14
obesitas sejak kecil, berdasarkan faktor keturunan atau remaja yang
mengalami obesitas bukan berdasarkan faktor keturunan.
a. Pola makan
Sebagian besar remaja memiliki pola makan yang tidak teratur
atau tidak berdasarkan kesiapan metabolisme tubuh dalam
mengolah makanan. Seperti pada malam hari yang seharusnya
proses pencernaan beristirahat namun justru mendapatkan
asupan makanan yang menyebabkan sebagian asupan makanan
tidak dapat dicerna dengan baik.
b. Porsi makan yang tidak seimbang
Pola makan yang tidak teratur berkaitan erat dengan porsi makan
atau asupan gizi yang tidak seimbang. Seperti tidak membiasakan
sarapan pagi yang dapat mengakibatkan makan berlebihan di
siang hari dan kelebihan asupannya disimpan oleh tubuh dalam
bentuk lemak ataupun makanan lain yang tinggi kalori namun
rendah gizinya yang menunjang terjadinya penimbunan lemak.
c. Alternatif pemecahan masalah
Sebagian besar remaja yang mengalami obesitas menggunakan
makan sebagai alternatif dari ketidak mampuan dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya. Pada umumnya
permasalahan tersebut berkaitan dengan masalah obesitas atau
usaha yang gagal dalam menurunkan berat badannya, kegagalan
tersebut dapat menimbulkan stress dan oleh penderita obesitas
stress dapat dilampiaskan dengan cara makan berlebihan, maka
semakin bertambah berat badannya.
2.4 Dampak Psikologis Obesitas di Kalangan RemajaBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa
remaja yang mengalami obesitas secara fisik sejauh ini hanya
mengalami gangguan berupa mudah lelah, walaupun hanya sedikit
melakukan aktivitas dan tidak merasakan adanya gangguan atau 15
penyakit lain seperti yang umumnya ditemui pada penderita obesitas
yaitu hipertensi, diabetes mellitus, dan osteoarthirits
Namun dari segi psikologis, terdapat inti permasalahan pada remaja
obesitas, yaitu kurangnya kemampuan remaja yang mengalami
obesitas untuk bersosialiasi.
Berdasarkan penelitian terhadap remaja yang mengalami obesitas di
Kota Bandung dengan sampel sebanyak 50 orang, menyatakan
bahwa :
a. Tiga puluh tiga orang (66%) remaja obesitas merasa kurang
mampu untuk bersosialisasi.
b. Tujuh belas orang (34%) remaja obesitas merasa mampu untuk
bersosialisasi dengan baik.
Kurang mampu bersosialisasi Mampu bersosialisasi 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
66%
34%
Bagan 2.1 : Dampak Psikologis pada Remaja Obesitas
Kurangnya kemampuan remaja obesitas untuk bersosialisasi
dikarenakan remaja obesitas memiliki perasaan tidak percaya diri
akan bentuk tubuhnya. Dalam kasus ini perasaan tidak percaya diri
dapat timbul karena :
16
a. Sering dijadikan bahan gurauan teman sebaya, baik saat masih
kecil atau dalam kehidupan sehari-hari. Muncul perasaan takut
terulang kembali bila dalam situasi tertentu seperti berkumpul
dengan teman-teman. Maka remaja obesitas cenderung
menghindari situasi serupa.
b. Persepsi remaja obesitas mengenai sosok ideal bentuk tubuh
seseorang berupa berat badan yang normal bahkan berotot, akan
mudah diterima orang lain atau dapat menarik perhatian orang
lain. Dalam hal ini remaja obesitas merasa tidak akan mendapat
perlakuan seperti itu, dan cenderung mengidamkannya.
Percaya Diri Tidak Percaya Diri Tergantung Situasi0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
20.00%
52.00%
28.00%
Bagan 2.2 : Tingkat Kepercayaan Diri remaja Obesitas
Berdasarkan penelitian terhadap remaja yang mengalami obesitas di
Kota Bandung dengan sampel sebanyak 30 orang, menyatakan
bahwa :
a. Sepuluh orang (20%) remaja obesitas percaya diri dengan
keadaan fisiknya.
17
b. Dua puluh enam orang (52%) remaja obesitas tidak percaya diri
dengan keadaan fisiknya.
c. Empat belas orang (28%) remaja obesitas percaya diri dalam
situasi tertentu, seperti berada dalam lingkungan yang telah
dikenalnya atau berada di sekeliling orang-orang yang sudah
dikenalnya.
Pada kenyataannya remaja obesitas belum tentu akan mendapatkan
perlakuan seperti yang diasumsikan. Tindakan preventif pada remaja
obesitas ini cenderung berlebihan dan dapat merugikan dirinya. Selain
itu dampak obesitas pada remaja secara psikologis dapat membatasi
ruang gerak atau berkembangnya potensi dalam diri. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap profesinya masing-masing. Sebagai contoh
remaja obesitas yang memiliki profesi sebagai penyanyi menjadi tidak
fokus dan kaku dalam pertunjukannya, karena remaja obesitas terlalu
memikirkan apa pendapat orang lain mengenai penampilan dirinya.
Bila secara terus menerus berasumsi demikian, maka remaja obesitas
dapat terganggu stabilitas emosinya dan terlibat dalam permasalahan
psikologis yang lebih rumit. Obesitas di kalangan remaja ini
selengkapnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis
5W+H, yaitu :
a. What ( Apa )
Penyakit Obesitas. Menurut Mangoenprasodjo (2005: 10)
Obesitas adalah “kondisi adanya berat badan melebihi berat
badan normal dan kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan
jauh di atas normal”.
b. Why ( Mengapa )
Obesitas pada remaja lebih diutamakan terjadi karena pola makan
yang salah, asupan gizi ( sebagai sumber energi ) yang tidak
seimbang dengan pengeluaran energi, sehingga terjadi
penimbunan yang disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. 18
Selain itu faktor keturunan, stabilitas emosi dan kurangnya
aktivitas fisik turut menjadi penyebab terjadinya obesitas di
kalangan remaja.
c. Who ( Siapa )
Remaja yang mengalami obesitas yaitu responden yang
berjumlah 30 orang, meliputi remaja umur 10 – 20 tahun. Setiap
golongan remaja diwakilkan oleh 10 orang sampel.
- Remaja awal, yaitu usia 10-12 tahun pada wanita dan 12-14
tahun pada pria.
- Remaja pertengahan, yaitu usia 13-15 tahun pada wanita dan
15-17 tahun pada pria.
- Remaja akhir, yaitu sampai dengan usia 18 tahun pada wanita
dan usia 20 tahun pada pria.
d. When ( Kapan )
Obesitas yang terjadi pada masa remaja yang meliputi umur 10-20
tahun. Pada masa remaja ini terdapat ketidakpastian identitas.
Remaja cenderung meniru orang lain untuk mendapatkan
identitasnya dan pada masa ini remaja cenderung mulai
memperhatikan penampilan fisiknya yang berpengaruh terhadap
proses perkembangan sosial dan interaksi antar lawan jenis.
e. Where ( Dimana )
Obesitas yang terjadi di kalangan remaja.
f. How ( Bagaimana )
Usia remaja termasuk ke dalam masa perkembangan, masa
transisi menuju dewasa. Struktur dan metabolisme pada tubuh
remaja cenderung masih kuat dan berjalan dengan baik sesuai
dengan fungsinya. Oleh karena itu obesitas di kalangan remaja
lebih berdampak pada segi psikologis. Yaitu berupa kurangnya
19
rasa percaya diri yang dapat mengakibatkan hambatan untuk
bersosialisasi dan pengembangan potensi diri.
2.5 Target SasaranTarget sasaran pada kampanye obesitas di kalangan remaja ini
adalah :
a. Demografis
- Usia : 15 – 20 tahun
- Penduduk : Daerah perkotaan
- Sosial Ekonomi Status : Menengah ke atas
- Jenis Kelamin : Pria dan wanita
- Pendidikan : SMU
- Ukuran keluarga : KB dan non KB
- Pekerjaan : Pelajar
- Ras : Multiras
- Kewarganegaraan : Indonesia
b. Psikografis
- Remaja yang mengalami obesitas dan terkena dampak secara
psikologis berupa kurangnya kepercayaan diri.
- Golongan remaja yang memperhatikan penampilannya.
- Gaya hidup perkotaan yang serba praktis dan mewah.
- Minat terhadap suatu produk tertentu.
- Pada dasarnya memiliki keinginan kuat untuk bergaul.
c. Geografis
Sesuai dengan jangkauan Hisobi yaitu seluruh Indonesia.
Khususnya kota besar yang ada di Indonesia.
2.6 Kesimpulana. Obesitas di kalangan remaja lebih disebabkan oleh pola makan
yang tidak teratur dan porsi makan yang tidak seimbang. 20
b. Obesitas di kalangan remaja lebih berdampak pada segi
psikologis yaitu berupa kurangnya rasa percaya diri yang dapat
mengakibatkan hambatan untuk bersosialisasi dan
pengembangan potensi diri.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu dilakukan upaya untuk
mengatasi obesitas di kalangan remaja yang lebih berdampak pada
segi psikologis dengan cara merancang media komunikasi persuasif
agar penderita obesitas dapat berpikir positif dan secara bertahap
mampu mengatasi obesitas di kalangan remaja baik secara fisik
maupun psikologis.
21
BAB IIISTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
c.1. Strategi Perancangan c.1.1. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi yang digunakan ialah komunikasi persuasif
yang bertujuan untuk mengubah atau memperteguh sikap,
pandangan, perilaku masyarakat secara sukarela sesuai
dengan apa yang telah direncanakan oleh komunikator. Pada
umumnya penderita obesitas memiliki perasaan yang lebih
sensitif, maka strategi komunikasi yang digunakan harus bisa
menyentuh sisi pribadinya dan dapat menjaga dan memahami
perasaannya.
Dengan demikian HISOBI dapat berperan sebagai
komunikator. HISOBI (Himpunan Studi Obesitas Indonesia)
atau ISSO (Indonesian Society for the Study of Obesity)
merupakan organisasi khusus yang meneliti tentang penyakit
obesitas yang ada di Indonesia. HISOBI tergabung dalam
organisasi internasional yang meneliti tentang obesitas, yaitu
IASO (International Association for the Study of Obesity).
a. Tujuan komunikasi dalam Kampanye Mengatasi Dampak
Psikologis Obesitas di Kalangan Remaja, adalah:
- Menumbuhkan rasa percaya diri pada remaja yang
mengalami obesitas agar dapat berpikir positif.
- Mengubah perilaku remaja obesitas yang sering berpikir
pesimis atau preventif yang berlebihan dalam
bersosialisasi.
22
b. Pesan utama/tema dasar komunikasi dalam Kampanye
Mengatasi Dampak Psikologis Obesitas di Kalangan
Remaja adalah mengajak remaja penderita obesitas agar
tidak terlalu menutup diri, terutama mengenai permasalahan
yang dialami baik secara fisik maupun psikologis yang
berkaitan dengan keadaan dirinya.
c. Materi pesan yang akan disampaikan dalam Kampanye
Mengatasi Dampak Psikologis Obesitas di Kalangan
Remaja yaitu mengajak remaja penderita obesitas agar
mampu menumbuhkan rasa percaya diri serta berpikir
positif dan secara bertahap mampu mengatasi dampak
psikologis penderita obesitas di Kalangan Remaja
c.1.2. Strategi KreatifUmumnya penderita obesitas akan merasa tidak nyaman bila
berbicara dengan orang yang belum dikenal. Terlebih apabila
menyinggung mengenai keadaan fisiknya. Namun berbeda bila
mereka berbicara dengan orang yang sudah dikenal atau
memiliki keadaan fisik yang sama seperti penderita obesitas.
Bahkan bisa berbicara panjang lebar dan sangat terbuka
mengenai hal apapun. Karena kedua belah pihak atau lebih
merasa ada perasaan senasib sepenanggungan dan secara
fisik sama-sama merasakan kelebihan dan kekurangannya. Hal
ini disebabkan adanya rasa kurang percaya diri bila bertemu
dengan orang baru, baik dalam lingkungan sekitar atau dalam
proses bersosialisasi.
Untuk dapat mengatasi rasa percaya diri pada remaja penderita
obesitas dapat dilakukan sebuah langkah awal yaitu
membentuk sebuah komunitas penderita obesitas. Anggota
komunitas diharapkan dapat aktif, berinisiatif dan berpartisipasi 23
penuh pada komunitas, secara sederhana anggota komunitas
memiliki kewajiban untuk berbagi pengalaman mengenai
obesitas dan permasalahan lainnya. Dalam sebuah komunitas
yang memiliki ciri yang sama ini diharapkan penderita obesitas
dapat membuka diri untuk bersosialisasi minimal dengan
sesama penderita obesitas, dengan secara terus-menerus
melakukan hubungan sosial yang bersifat personal ini maka
penderita obesitas akan terlatih dan menjadi mahir untuk bisa
bersosialisasi dengan masyarkat luas. Secara tidak langsung
anggota komunitas dapat saling mempengaruhi untuk
meningkatkan rasa percaya diri melalui metode sharing ini,
setelah rasa percaya diri sesama anggota dapat tercapai dan
stabil, maka komunitas dan anggotanya dapat melanjutkan
proses bersosialisasi ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu
bersosialisasi dengan masyarakat yang bukan penderita
obesitas.
Dengan demikian Hisobi sebagai penyelenggara perlu
melakukan pendekatan secara khusus kepada penderita
obesitas. Pendekatan yang bersifat emosional dan personal,
dalam usahanya mendekatkan diri dengan remaja penderita
obesitas, juga sesuai dengan pesan utama maka dapat
dilakukan salah satunya strategi kreatif visualisai berupa
permainan kata (Anagram)dari HISOBI sebagai penyelenggara
yang kemudian digunakan menjadi nama aplikasi sekaligus
logo kampanye.
Singkatan HISOBI bertransformasi menjadi Hi Sob! yang
memiliki arti kata sapaan dengan teman dekat.
Hi = sapaan, Sob! = sobat, huruf i pada Sobi diganti dengan
tanda seru (!) sebagai kata seruan.
24
Gambar 3.1 : Logo HiSob!
Rasionalisasi visual yang dapat digunakan dalam strategi
kreatif ini yaitu membuat ikon atau karakter yang mewakili
penderita obesitas tersebut. Ikon yang digunakan diambil dari
jenis obesitas yaitu Android dan gynoid yang kemudian istilah
Android dan gynoid ditransformasikan ke dalam bentuk asli
nya. Android untuk obesitas jenis buah apel dan Gynoid untuk
obesitas jenis buah pear.
Gambar 3.2 : Tahapan Ikon
25
c.1.3. Strategi MediaPenderita obesitas tidak semuanya dapat terbuka terhadap
orang lain. Untuk itu dalam berkomunikasi dibutuhkan media
penghubung antara penderita obesitas (yang sebenarnya
menginginkan bisa bergaul secara luas) dan bukan penderita
obesitas. Untuk tahap pertama media komunikasi yang
digunakan bersifat pribadi dan mengikuti karakteristik
penderita obesitas dalam berkomunikasi yaitu diantaranya
harus dapat memperkecil resiko agar informasi yang
terkandung dalam proses komunikasi tidak dapat diketahui oleh
masyarakat umum selain penderita obesitas. Berdasarkan hasil
penelitian mengenai media yang sangat erat dengan kehidupan
remaja khusunya remaja yang mengalami obesitas dan media
tersebut memiliki potensi untuk digunakan dalam kampanye ini,
maka dapat disimpulkan ada beberapa media yang dalam
tujuannya mampu menyentuh secara tepat target audiens
dalam kampanye ini. Media yang digunakan yaitu:
a. Media komunikasi melalui telefon selular atau handphone.
Sejauh ini handphone merupakan alat komunikasi yang
tingkat kebutuhan dan penggunaannya semakin tinggi.
Dewasa ini banyak bermunculan perangkat lunak yang
dapat diterapkan pada handphone yang fungsi utamanya
untuk media bersosialisasi seperti mencari teman baru atau
sekedar alternatif untuk berkomunikasi dengan teman lama.
Keuntungan dari perangkat lunak seperti ini yang utama
ialah kemudahannya yang dapat digunakan kapan saja dan
dimana saja, dengan berbagai fasilitas yang menarik,
seperti fasilitas untuk mengirim data foto, suara bahkan
video selain itu keuntungan lainnya ialah biaya yang
dikeluarkan dapat lebih murah dibandingkan dengan
komunikasi menggunakan sms (short message service)
26
atau komunikasi suara sekalipun dengan kapasitas karakter
yang lebih banyak dan kemampuan lain yang lebih lengkap.
Dengan intensitas interaksi remaja dengan handphone
yang cukup tinggi, maka handphone berpotensi untuk
dijadikan media utama dalam kampanye ini.
b. Untuk mensosialisasikan media utama maka diperlukan
media pendukung, media pendukung yang digunakan,
berdasarkan pada hasil penelitian mengenai aktivitas
utama dari remaja obesitas. Berdasarkan hasil penelitian
terdapat tiga aktivitas utama yang biasa dilakukan oleh
remaja obesitas, yaitu :
- Membaca, terutama majalah remaja
- Menggunakan fasilitas internet, baik untuk kebutuhan
informasi maupun hiburan
- Jalan-jalan (pusat perbelanjaan)
- Menonton (film atau siaran televisi)
Dengan demikian dapat disimpulkan beberapa media
pendukung yang dapat digunakan, yaitu :
- Iklan di majalah remaja
- Iklan di internet
- Poster di pusat perbelanjaan
- Gimmick
Adapun pertimbangan dasar penyebaran media ialah sebagai
berikut :
- Secara geografis/wilayah
Penyebaran media lebih dikususkan lagi sesuai dengan
karakteristik Kota yang dijadikan sasaran kampanye.
Dalam hal ini ialah Kota Bandung. Seperti misalnya iklan
majalah dapat ditampilkan pada majalah khusus yang
27
hanya beredar di Kota Bandung, dengan karakteristik
target sasaran yang lebih rinci maka dapat dilakukan
sebuah upaya kampanye yang terinci pula.
Adapun jadwal untuk untuk melakukan penyebaran media
kampanye ini dibagi kedalam beberapa tahapan, yaitu :
Tahapan Pertama
Pada bulan Agustus merupakan tahap awal penyebaran
media. Yaitu penyebaran media seri ke 1 untuk iklan dan
poster, tujuannya untuk perkenalan secara bertahap dan
perlahan, mengingat penderita obesitas ialah pribadi yang
sensitif.
Tahapan Kedua
Pada bulan September penyebaran media seri ke 2.
Tahapan Ketiga
Penyebaran media pada bulan Oktober dilakukan
penyebaran media seri ke 3, yang kemudian dilanjutkan
dengan penyebaran keseluruhan media, seri 1,2 dan 3.
c.1.4. Strategi DistribusiDiperlukan strategi khusus untuk menyebarkan media dalam
kampanye ini, karena secara spesifik media yang disebarkan
ialah aplikasi handphone. untuk memudahkan diperlukan
kerjasama dengan beberapa operator seluler yang ada di
Indonesia dan kedisiplinan para anggota Hisobi untuk ikut andil
menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara juga sebagai
salah satu komponen penting dalam aplikasi.
28
HISOBI
Telkomsel Indosat XL
RemajaObesitas
Pertokoan
Menu & Tampilan utama
Deskripsi Menu
Gambar 3.3 : Penyebaran Media
c.2. Konsep Visual3.2.1 Format Desain
Format desain yang digunakan pada aplikasi multimedia
interaktif online pada handphone ini ialah sebagai berikut :
Gambar 3.4 : Format Desain
29
Header(status koneksi)
Body(Isi Tampilan)
Footer(menu lain)
3.2.2 Format Lay OutLayout merupakan salah satu unsur yang sangat berpengaruh
dalam mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti
huruf, teks, garis, bidang, gambar dan lain sebagainya. Layout
pada media ini pada dasarnya dibagi atas 3 kolom kemudian
rencana tampilan awalnya mengkombinasikan elemen bentuk
visual dari ilustrasi buah apel dan pear sehingga menyerupai
bukit, awan dan pohon.
Gambar 3.5 : Format Layout
3.2.3 TipografiTipografi yang digunakan dalam media ini mencerminkan
karakteristik remaja obesitas, yaitu tipografi yang sedikit gemuk.
Namun tipografi selain memiliki fungsi estetis, tipografi memiliki
fungsi utama (dalam aplikasi ini) ialah tingkat keterbacaannya,
dengan tampilan hanphone yang begitu kecil harus diupayakan
agar teks yang terdapat dalam aplikasi tetap terbaca, beberapa
tipografi yang diuji coba dalam pembuatan aplikasi ini yaitu :
30
- Jenis huruf : Arial Rounded MT Bold
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo
Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1234567890$%&!?/()*-
- Jenis huruf : Tondo
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo
Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1234567890$%&!?/()*-
Pengaplikasian huruf terdapat pada:
- Petunjuk penggunaan (navigasi) aplikasi yang terdapat
diawal tampilan muka aplikasi
- Keterangan untuk icon pada menu utama (Tondo)
- Teks untuk Hisobi di awal tampilan (Arial rounded MT
Bold)
31
Gambar 3.6 : Aplikasi Tipografi
32
3.2.4 Ilustrasi Ilustrasi berupa icon pear dan apel merupakan ilustrasi utama
dalam aplikasi ini. Ilustrasi ini menjadi dasar dari lahirnya icon
lain yang serupa namun memiliki perbedaan makna dan juga
lahirmya elemen estetis yang digunakan pada aplikasi ataupun
pada media pendukung.
Icon Apel: Icon Pear:
Gambar 3.7 : Ilustrasi Ikon
Untuk menghasilkan icon atau elemen lainnya dilakukan stilasi
berulang dari ilustrasi apel dan pear, seperti latar belakang
aplikasi yang menyerupai, bukit, awan dan pepohonan
diperoleh dari hasil stilasi berulang apel dan pear.
Selengkapnya kombinasi ilustrasi sesuai dengan kegunaannya
pada menu aplikasi, ialah sebagai berikut :
33
3.2.5 Ikon-Ikon Pada Aplikasi
Gambar 3.8 : Ikon-Ikon pada Aplikasi
3.2.6 WarnaSeperti juga apel dan pear yang menjadi dasar lahirnya ilustrasi
dan elemen lain maka tidak berbeda dengan warna yang
ditampilkan dalam aplikasi ini. Warna merah apel dan warna
hijau kekuning-kuningan menjadi dasar lahirnya harmonisasi
warna pada aplikasi ini.
34
Pemilihan warna pada media:
Icon APEL : R=186 G=2 B=25
C=21 M=100 Y=100 K=13
Icon PEAR : R=214 G=219 B=97
C=21 M=6 Y=75 K=0
Logo Hi Sob! : R=230 G=170 B=37
C=13 M=35 Y=96 K=0
: R=241 G=223 B=137
C=9 M=9 Y=55 K=0
Gambar 3.9 : Skema Warna
35
BAB IVMEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
d.1 Media UtamaAplikasi multimedia online pada handphone.
Aplikasi dipraktikan pada handphone Nokia, seri mesin 3 rd edition
(E51, N81, N73). Tampilan latar belakang pada media utama
merupakan hasil stilasi dan kombinasi dari bentuk buah apel dan
pear, dikombinasikan sedemikian rupa hingga menghasilkan bentuk
yang memiliki nilai estetis. Dalam hal ini menyerupai awan,
pepohonan dan bukit. Dengan demikian latar belakang pada media
utama ini memiliki makna sebuah tempat khusus atau komunitas
untuk para penderita obesitas untuk kebebasan berekspresi dan
berinteraksi. Warna pada latar belakang didominasi oleh harmonisasi
dari skema warna yang berdasarkan pada warna buah pear.
Format Bentuk : Persegi empat (portrait)
Ukuran : 240 x 320 pixel
Material : Digital, gambar vektor
Teknis Produksi : Multimedia
Gambar 4.1 : Contoh tampilan aplikasi
36
d.2 Media PendukungIklan MajalahIklan majalah yang ditempatkan pada majalah Grey.
Desain untuk iklan majalah menggunakan tampilan yang sama
dengan tampilan poster. Dimaksudkan agar memiliki keseragaman,
baik tampilannya maupun jadwal penyebaran medianya. Iklan majalah
ditempatkan pada majalah Grey, majalah Grey merupakan salah satu
majalah yang memiliki segmentasi pembaca 15-20 tahun atau siswa
SMU, sesuai dengan target sasaran dari kampanye ini.
Format Bentuk : Persegi empat (portrait)
Ukuran : 20 x 28,5 cm
Material : Kertas HVS 80 Gr
Teknis Produksi : Cetak
Gambar 4.2 : Contoh iklan pada majalah Grey
37
Iklan InternetIklan internet ditempatkan pada beberapa website pertemanan yang
banyak dikunjungi oleh remaja seperti, www.friendster.com &
www.facebook.com. Desain iklan untuk internet menggunakan sistem
Rollover dan Rollout, yaitu tampilan desain berubah ketika kursor
mouse melewati bidang desain iklan. Desain aktif ketika belum
dilewati kursor mouse menampilkan teks “SALING BERBAGI”. Setelah
dilewati kursor mouse muncul teks yang disertai icon apel dan pear
serta logo aplikasi Hi Sob!
Format Bentuk : Persegi empat (landscape)
Ukuran : 208 x 176 pixel
Material : Digital, gambar vektor
Teknis Produksi : Multimedia
Gambar 4.3 : Contoh tampilan web banner
38
Gambar 4.4 : Contoh iklan di website Friendster
PosterPoster berseri yang ditempatkan pada pusat perbelanjaan atau tempat
hiburan yang sering dikunjungi remaja.
Poster seri I
Desain tampilan poster masih berdasarkan pada stilasi dan
kombinasi bentuk dari buah apel dan pear. Dikombinasikan
sedemikian rupa hingga menghasilkan bentuk awan dan
pepohonan yang disertai mimik tengkorak. Maknanya ialah,
seorang penderita obesitas bila selalu berpikiran negatif maka
suasana disekeliling pun akan menjadi negatif, selalu muram dan
menjadi malas untuk beraktivitas. Suasanan negatif diilustrasikan
dengan bentuk-bentuk yang menyeramkan. Warna didominasi
berdasarkan harmonisasi dari warna merah.
Poster seri II
Desain poster ini merupakan kebalikan dari poster seri I, yang
memiliki makna, setelah penderita obesitas bergabung dengan
39
komunitas Hi Sob! Maka ia sudah dapat terbuka dengan orang lain
dan berpikir positif, hingga menjadi ceria kembali layaknya dunia
remaja yang dinamis.
Poster seri III
Desain menampilkan icon apel dan pear yang juga dikombinasikan
dengan pertukaran warna dan bentuk buah, yang mengilustrasikan
kalimat “SALING BERBAGI”.
Format Bentuk : Persegi empat (portrait)
Ukuran : 29,7 x 42 cm
Material : Kertas Art Paper
Teknis Produksi : Digital Print
Gambar 4.5 : Poster seri I
40
Gambar 4.6 : Poster seri II
Gambar 4.7 : Poster seri III
41
GimmickGimmick berupa boneka yang dibagikan di pusat perbelanjaan atau
tempat hiburan yang sering dikunjungi remaja. Berguna untuk
mensosialisasikan icon dan aplikasi melalui benda atau boneka yang
dapat dikoleksi, collectable items.
Format Bentuk : Bentuk buah Apel & Pear
Ukuran : Apel, 5 x 6 cm
Pear, 5 x 7 cm
Material : Kain Flanel
Teknis Produksi : Jahit
Gambar 4.8 : Desain Gimmick
42