16
ELIMINASI BOWEL DAN ASKEP

Eliminasi Bowel n Askep

  • Upload
    tirolyn

  • View
    220

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Eliminasi Bowel n Askep

ELIMINASI BOWELDANASKEP

Page 2: Eliminasi Bowel n Askep

Eliminasi Bowel merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk proses pengeluaran feses

Pengeluaran feses melalui sistem Gastrointestinal. Saluran Gastrointestinal terdiri dari:• Mulut

pencernaan kimiawi dan mekanis dimulai dari mulut. Gigi mengunyah menjadi ukuran yang dapat ditelan.

• Esofagus begitu makanan memasuki esofagus, makanan berjalan melalui Sfingter Esofagus. Makanan didorong dengan gerakan Peristaltik.

• Lambungmakanan disimpan untuk sementara secara mekanis dan kimiawi, dipecah untuk dicerna dan diabsorbsi.

• Usus halusterbagi atas 3 bagian, yaitu: Duodenum, Jejunum, dan IleumKebanyakan nutrisi dan elektrolit diabsorbsi di dalam usus halus. Nutrisi hampir seluruhnya diabsorbsi oleh Duodenum dan Jejunum. Ileum mengabsorbsi vitamin – vitamin tertentu, zat besi dan garam empedu.

• Usus besardisebut usus besar karena ukuran diameternya lebih besar daripada usus halus, yakni 1,5 – 1,8 m jauh lebih pendekUsus besar terdiri dari:

Page 3: Eliminasi Bowel n Askep

- Sekum, bagian pertama makanan mencapai sekum dalam waktu sekitar 4 jam. Kimus yang tidak diabsorbsi memasuki sekum melalui katub Ileosekal. Katub ini mencegah kemabalinya isi kolon ke usus halus.- Kolon, terdiri dari: 1. Kolon Asendens, terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati.

Yang panjangnya ± 13 cm. 2. Kolon Transversal, membujur dari kolon asenden sampai kolon desenden terletak di bawah abdomen, panjangnya ± 38 cm. 3. Kolon Desenden, terletak di bawah abdomen sebelah kirimembujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan kolon sigmoid, panjangnya ± 25 cm. 4. Kolon Sigmoid, merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, menyerupai huruf “ S “ ujung bawahnya berhubungan dengan rongga sektum. Fungsi Kolon yaitu: absorbsi, proteksi, sekresi dan eliminasi.

Page 4: Eliminasi Bowel n Askep

RektumTerletak di bawah kolon Sigmoid yang menghubungkan Intestinum mayor dengan

anus, terletak di dalam ronggapeluis di depan os.sakrum dan os.coksigeus.Panjang sektum bervariasi untuk setiap usia, yaitu:• Infant : 2,5 – 3,8 cm• Todler : 5 cm• Pra Sekolah : 7,5 cm• School – Ager : 10 cm• Adult : 15 – 20 cm

Appendiks (usus buntu), bagian dari usus besar yang muncul seperti corong.Anus, yang menghubungkan rektum dengan dunia luar. Dindingnya diperkuat

oleh tiga spinkter yaitu spinkter ani internus, levator ani dan ani eksternus.

Contoh gerakan usus besar:• Kontraksi Haustral : untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang

kolon.• Peristaltik : berupa gelombbang atau gerakan menuju anus.

Page 5: Eliminasi Bowel n Askep

Defekasi Proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa

feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. Faktor – faktor yang mempengaruhi

proses defekasi, yaitu:- Usia - Aktivitas fisik- Diet - Psikologis- Cairan - Posisi selama defekasi- Medikasai - Pemeriksaan diagnostik- Kehamilan - Pembedahan dan Anestesi- Nyeri

Page 6: Eliminasi Bowel n Askep

KARAKTERISTIK FESESAda 6 karakteristik feses sebagai berikut :1. Warna2. Konsistensi3. Bentuk4. Jumlah5. Bau6. Unsur Pokok

KOMPOSISI FESES Komposisi feses adalah sebagai berikut:- 75 % air- 25 % bahan padat- Variabel selulosa dan serat tidak tercerna lainnya- 30 % bakteri - 15 % bahan organik ( sebagian besar Kalsium dan Fosfat )- 5 % lemak dan sejumlah kecil enzim pencernaan

Page 7: Eliminasi Bowel n Askep

MASALAH UMUM ELIMINASI BOWEL

• Konstipasi, merupakan gejala bukan penyakit. Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi yang diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering.

• Imfaksi, merupakan akibat dari konstipsi yang tidak diatasi. Infaksi adalah kumpulan feses yang mengeras, mengendap di dalam rektum, yang tidak dapat dikeluarkan.

• Diare, merupakan peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran feses yang cair dan tidak berbentuk.

• Inkontinensia, merupakan ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses dan gas dari anus.

• Flatulen, merupakan penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri dan kram.

• Hemoroid, merupakan vena – vena yang berdilatasi dan membengkak di lapisan rektum. Ada 2 jenis hemoroid yaitu: 1. Hemoroid Eksternal : terlihat jelas sebagai penonjolan kulit, apabila lapisan vena

mengeras akan terjadi perubahan warna menjadi keunguan.2. Hemoroid Internal : membran mukosa yang dilapisi luarnya.

Page 8: Eliminasi Bowel n Askep

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN1. Riwayat Keperawatan a. Pola Defekasi : frekuensi, pernah berubah. b. Perilaku Defekasi : penggunaan laksatif, cara mempertahankan

pola. c. Deskripsi Feses : warna, bau dan tekstur. d. Diet : makanan yang mempengaruhi defekasi, makanan yang

biasa dimakan, makanan yang dihindari dan pola makan yang teratur atau tidak teratur. e. Cairan : jumlah dan jenis minuman/ hari. f. Aktivitas : kegiatan yang spesifik. h. Penggunaan Medikasi : obat – obatan yang mempengaruhi

defekasi. i. Stress : stress berkepanjangan/ pendek, koping untuk

menghadapi atau bagaimana menerima. j. Pembedahan/ penyakit menetap.

Page 9: Eliminasi Bowel n Askep

2. Pemeriksaan Fisik a. Abdomen : distensi, simetris, gerakan peristaltik,

adanya masalah pada perut, tenderness. b. Rektum dan Anus : tanda – tanda imflamasi,

perubahan warna, lesi, fistula, hemoroid, adanya masa, tendernes.

3. Keadaan Feses a. Konsistensi, bentuk, bau, warna, jumlah, unsur

abnormal dalam feses atau lendir.

4. Pemeriksaan Diagnostik a. Anuskopi b. Proktosigmoidoskopi c. Rontgen dengan kontras.

Page 10: Eliminasi Bowel n Askep

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Konstipasi ( Aktual / Risiko ) kemungkinan berhubungan dengan imobilisai, menurunnya

aktivitas fisik, ileus, stress, kurang privasi, menurunnya mobilitas intestinal, perubahan atau pembatasan diet.

2. Diare kemungkinan berhubungan dengan inlamasi, iritasi, dan

malabsorbsi, pola makan yang salah, perubahan proses pencernaan, efek samping pengobatan.

3. Inkontinensia kemungkinan berhubungan dengan menurunnnya tingkat

kesadaran, gangguan spinter anus, gangguan neuromuskuler, pecal imfaction.

Page 11: Eliminasi Bowel n Askep

INTERVENSI dan IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Rencana keperawatan harus menetapkan tujuan dan kriteria dengan menggabungkan kebiasaan atau

rutinitas eliminasi klien sebanyak mungkin.Keberhasilan intervensi keperawatan bergantung pada upaya

meningkatkan pemahaman klien dankeluarganya tentang eliminasi bowel.1. Konstipasi - Catat dan kaji karateristik feses dan gerakan usus - Konsultasi dengan dokter tentang pengobatan - Berikan cairan adekuat - Berikan makanan serat tinggi - Berikan pendidikan kesehatan

Page 12: Eliminasi Bowel n Askep

2. Diare - Mengkaji karakteristik feses - Mengecek cairan - Konsultasi dengan dokter - Memberikan anti diare - Hindari stress dan cukup istirahat - Berikan pendidikan kesehatan3. Inkontinensia - Tentukan penyebab inkontinensia - Kaji penurunan masalah ADL yang berhubungan dengan

masalah dengan Inkontenensia - Kaji jumlah dan karakteristik Inkontenensia - Atur pola makan - Lakukan bowel training dengan kolaborasi fisioterapis - Lakukan latihan otot panggul - Berikan pengobatan dengan kolaborasi dokter

Page 13: Eliminasi Bowel n Askep

EVALUASI KEPERAWATAN

Setelah melakukan 4 tahap asuhan keperawatan maka kaji mengenai keadaan klien.

Tanyakan perasaan subjektifnya dan perhatikan kembali keadaan secara objektif. Bila

ada tindakan yang perlu diperbaharui dapat dikerjakan ulang.

Page 14: Eliminasi Bowel n Askep

PELAKSANAAN SECARA UMUM UNTUK ELIMINASI BOWEL

• Perawat dapat mengajarkan pada klien dan keluarga tentang diet yang tepat, intake cairan yang adekuat, faktor – faktor yang merangsang dan menghambat peristaltik.

• Pentingnya mempelajari kebiasaan defekasi bagi klien.

• Exercise secara teratur.

• Bila ada masalah eliminasi bowel maka perawat dapat mengajarkan pada klien untuk melakukan skin care yang tepat, dan pemakaian obat secara efektif.

• Untuk klien dengan ostomi maka lebih sering diberi pendidikan pada keluarga tentang perawatan klostomi, skin care dan citra tubuh.

Page 15: Eliminasi Bowel n Askep

POSISI BED PAN

• Letakkan bagian atas bed pan di bawah bokong sampai sekrum dan bagian bawah bed pan dibagian atas paha.

• Bed pan harus cukup tinggi agar feses mudah masuk ke pan.

• Bila dengan metal bed pan maka alat tersebut harus hangat dan kering.

• Posisi dijaga agar nyaman.

• Dapat juga diatur dengan posisi kepala ditinggian 30 derajat, letakkan bantal atau handuk dibawah lumbar pada punggung klien serta angkat lutut sedikit bila diindikasikan.

Page 16: Eliminasi Bowel n Askep

• Cara penigkatan kebiasaan Bowel - Klien harus mengetahui secara pasti saat normalnya dorongan

untuk defekasi. - Perawat harus memberi dorongan pada klien untuk memulai

defekasi.- Jika klien membutuhkan bantuan untuk defekasi maka tawarkan bed pan atau tuntun

klien ke toilet.

• Cara peningkatan defekasi normal :- Posisi jongkok- Gunakan toilet duduk