38
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lingkungan kerja adalah tempat dimana proses berlangsungnya seseorang melakukan aktivitas kerja. Hal ini meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat duduk, bentuk kursi, berbagai macam alat perlengkapan yang tersedia. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu sistematis untuk memenfaatkaninformasi - informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untukmerancang sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dalam sistemyang baik, efektif, aman dan nyaman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukanpada pramusaji dan pembeli di Warteg Muncul jalan Pusponjolo, terdapat beberapagangguan kesehatan akibat kerja. Hal ini terjadi karena sikap kerja, posisi duduk,tinggi dataran dan sarana kerja yang tidak ergonomi. Sehingga dapat menyebabkannyeri pada punggung, keluhan muskuloskeletal, kelelahan pada otot dan tulang,serta gangguan kesehatan lainnya. Berdasarkan pengamatan, yang menjadi permasalahan utama adalah kursi dan meja yang dipakai oleh pramusaji dan pembeli di warteg tidak ideal yaitu kursi tidak terdapat sandaran punggung, lebar dan ukuran kursi terlalu kecil, sehingga tidak nyaman lagi, serta ukuran tinggi meja yang tidak sesuai standar kriteria ergonomi. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai

Ergonomi dan faal kerja.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ergonomi dan faal kerja.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lingkungan kerja adalah tempat dimana proses berlangsungnya seseorang

melakukan aktivitas kerja. Hal ini meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat

duduk, bentuk kursi, berbagai macam alat perlengkapan yang tersedia. Ergonomi

adalah suatu cabang ilmu sistematis untuk memenfaatkaninformasi - informasi

mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untukmerancang sistem kerja,

sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dalam sistemyang baik, efektif, aman dan

nyaman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukanpada pramusaji dan pembeli di

Warteg Muncul jalan Pusponjolo, terdapat beberapagangguan kesehatan akibat kerja.

Hal ini terjadi karena sikap kerja, posisi duduk,tinggi dataran dan sarana kerja yang

tidak ergonomi. Sehingga dapat menyebabkannyeri pada punggung, keluhan

muskuloskeletal, kelelahan pada otot dan tulang,serta gangguan kesehatan lainnya.

Berdasarkan pengamatan, yang menjadi permasalahan utama adalah kursi dan meja

yang dipakai oleh pramusaji dan pembeli di warteg tidak ideal yaitu kursi tidak terdapat

sandaran punggung, lebar dan ukuran kursi terlalu kecil, sehingga tidak nyaman lagi,

serta ukuran tinggi meja yang tidak sesuai standar kriteria ergonomi.

         Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah

menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan

teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas

untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak

negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin

timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang

mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah kemungkinan

terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan

Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi

ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses

kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. 

Page 2: Ergonomi dan faal kerja.docx

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan

pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam

lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas

pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan

dihadapi.

Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan

dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban

bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi

menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara

itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya

dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan

kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”.

B. Rumusan Masalah

1.    Apa definisi Ergonomi ?

2. Apa saja ruang lingkup Ergonomi ?

3. Apa  Tujuan dan Prinsip Ergonomi ?

4. Apa itu faal kerja ?

5. Apa Beda manusia dan mesin ?

C. Tujuan

1.    Untuk mengetahui Apa definisi Ergonomi

2.    Untuk mengetahui tujuan dan prinsip Ergonomi

3.    Untuk mengetahui Ruang lingkup Ergonomi

4. Untuk mengetahui apa itu faal kerja

Page 3: Ergonomi dan faal kerja.docx

5. Untuk mengetahui beda manusia dan mesin

BAB II

PEMBAHASAN

A. ERGONOMI

1. Defenisi Ergonomi

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan

pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam

Page 4: Ergonomi dan faal kerja.docx

lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas

pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan

dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan

dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban

bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the

job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan

biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan

kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan

produktivitasnya”

      Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan

dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya

produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor manusia

seoptimal-optimalnya. (Dr. Suma’mur P.K, M.Sc : 1989 hal 1 ). Ergonomi adalah

komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian

pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan

kerja.

Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan

bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi,

menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat,

menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-

keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-

masalah ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari

pemasaran.

2. Sejarah Ergonomi

Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang

dikarang oleh Prof. Murrel. Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika

Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut

(ergonomi dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata

Page 5: Ergonomi dan faal kerja.docx

tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut

Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai

referensi untuk teknologi yang sama.

Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000

tahun yang lalu. Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang

benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan

pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut

untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak

teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu

pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi

tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang

Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.

Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika)

melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan

“Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru

tentang motivasi di tempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara

manusia dan mesin.

Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya

bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan

manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-

perusahaan senjata perang.

3. Ruang Lingkup Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang

menjembatani beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasi,

temuan, dan prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan yang dimaksud

antara lain ilmu faal, anatomi, psikologi faal, fisika, dan teknik.

Page 6: Ergonomi dan faal kerja.docx

Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia,

kemampuan tubuh atau anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap

suatu gaya yang diterimanya. Ilmu psikologi faal memberikan gambaran terhadap

fungsi otak dan sistem persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara

eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap,

memahami, mempelajari, mengingat, serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan

ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja

dimana pekerja terlibat.

Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan tersebut, dalam ergonomi

dipergunakan untuk memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi, dan kepercayaan diri

pekerja sehingga dapat mempermudah pengenalan dan pemahaman terhadap tugas

yang diberikan serta untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja.

4. Tujuan dan Prinsip Ergonomi

Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi.

Tujuan-tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut (Tarwaka, 2004):

a.    Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera

dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan

promosi dan kepuasan kerja.

b.    Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan

mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama

kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

c.    Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan

antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan

kualitas hidup yang tinggi.

Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau

pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan

Page 7: Ergonomi dan faal kerja.docx

teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi

adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja. Menurut Baiduri dalam

diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi, yaitu sebagai berikut:

a. Bekerja dalam posisi atau postur normal.

b. Mengurangi beban berlebihan.

c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.

d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.

e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.

f. Minimalisasi gerakan statis.

g. Minimalisasikan titik beban.

h. Mencakup jarak ruang.

i. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

j. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja.

k. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.

l. Mengurangi stres.

5. Bidang Studi Ergonomi

Beberapa bidang studi yang dipelajari dalam ergonomi merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan kerja. Menurut Asosiasi Internasional Ergonomi

terdapat tiga bidang studi dalam ergonomi. Penjelasan dari ketiga bidang studi tersebut

adalah sebagai berikut (http://sobatbaru.blogspot.com/ 2010/03/pengertian-

ergonomi.html, 2011):

a.    Ergonomi fisik: berkaitan dengan anatomi manusia dan beberapa karakteristik

antropometrik, fisiologis, dan bio mekanik yang berkaitan dengan aktivitas fisik.

Page 8: Ergonomi dan faal kerja.docx

b.    Ergonomi kognitif: berkaitan dengan proses mental, seperti persepsi, memori,

penalaran, dan respon motorik, karena mereka mempengaruhi interaksi antara manusia

dan elemen lain dari sistem. Topik yang relevan meliputi beban kerja mental,

pengambilan keputusan, kinerja terampil, interaksi manusia-komputer, kehandalan

manusia, stress kerja, dan pelatihan yang berhubungan dengan manusia-sistem dan

desain interaksi manusia komputer.

c.    Ergonomi organisasi: berkaitan dengan optimalisasi sistem teknis sosial, termasuk

struktur organisasi, kebijakan, dan proses. Topik yang relevan meliputi komunikasi,

awak manajemen sumber daya, karya desain, kerja tim, koperasi kerja, program kerja

baru, dan manajemen mutu.

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan

oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979). Berikut ini adalah penjelasan dari bidang-

bidang kajian tersebut.

a.    Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang

dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk

perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan

saat bekerja.

b.    Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran

dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas

sehingga sesuai dengan pemakainya.

c.    Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme

tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam

bekerja dan sebagainya.

d.    Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah

penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.

e.    Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis

dari suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain

sebagainya.

Page 9: Ergonomi dan faal kerja.docx

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi,

kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu

solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem

terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.

6. Penerapan Ergonomi

Ergonomi dapat diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja. Penerapan

ergonomi antara lain dapat dilakukan pada posisi kerja, proses kerja, tata letak tempat

kerja, dan cara mengangkat beban (http://www.depkes.go.id/downloads/

Ergonomi.PDF, 2011).

   a. Posisi Kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak

terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi

berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara

seimbang pada dua kaki.

b. Proses Kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu

bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran

anthropometri barat dan timur.

   c. Tata Letak Tempat Kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan

simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

  d. Mengangkat Beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yaitu, dengan kepala, bahu,

tangan, punggung, dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan

cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

Page 10: Ergonomi dan faal kerja.docx

1. Menjinjing Beban

      Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sebagai berikut:

- Laki-laki dewasa 40 kg

- Wanita dewasa 15-20 kg

- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg

- Wanita (16-18 th) 12-15 kg

2. Organisasi Kerja

Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:

       - Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun

       - Frekuensi pergerakan diminimalisasi

       - Jarak mengangkat beban dikurangi

       - Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan          

          mengangkat tidak Terlalu tinggi.

       - Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.

      3. Metode Mengangkat Beban

              Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban.Metode kinetik. Pedoman

penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip.

       - Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung

       - Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.

        Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :

- Posisi kaki yang benar

- Punggung kuat dan kekar

Page 11: Ergonomi dan faal kerja.docx

- Posisi lengan dekat dengan tubuh

- Mengangkat dengan benar

- Menggunakan berat badan

4. Supervisi Medis

 Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.

- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan bebankerjanya.

- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan  pekerjaannya dan

mendeteksi bila ada kelainan.

- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda

dan yang sudah berumur.

B. FAAL KERJA

1. Tingkat beban kerja

Jantung merupakan alat yang sangat penting bagi bekerja. Alat tsersebut

merupakan pompa darah kepada otot-otot, sehingga zat yang diperlukan dapat

diberikan kepada dan zat-zat sampah dapat diambil dari otot. Jantung bekerja diluar

kemauan dan memiliki kemampuan-kemampuan secara khusus. A1at itu memompa

darah arteri ke jaringan-jaringan, termasuk otot dan darah vena ke paru-paru. Suatu

denyut jantung merupakan suatu volume denyutan (stroke volume) darah arteri.

Dengan sejumlah denyutan tiap menitnya, maka jantung memompakan sejumlah darah

arteri yang cukup untuk keperluan bekerja. Dengan kegiatan tubuh yang meningkat,

jantung harus memompakan darah lebih banyak, berarti jumlah denyutan bertambah.

Denyutan jantung dapat diukur dari denyutan nadi. Dengan bekerja, mula-mula nadi

bertambah, tetapi kemudian menetap sesuai dengan kebutuhan dan setelah berhenti

bekerja, nadi berangsur kembali kepada normal. Jantung yang baik sanggup

rneningkatkan jumlah denyutannya dan normal kembaIi sesudah kegiatan dihentikan.

Jumlah denyutan jantung merupakan petunjuk besar-kecilnya beban kerja. Pada

Page 12: Ergonomi dan faal kerja.docx

pekerjaan sangat ringan denyut jantung adalah kurang dari 75, pekerjaan ringan

diantara 75 - 100, agak berat 100 - 125, berat 125 - 150, sangat berat 150 - 175 dan

luar biasa berat lebih dari 175/menit. Maksimum denyut nadi orang muda adalah

200/menit, sedangkan mereka yang berusia 40 tahun keatas 170/menit. Jantung yang

sehat dalam 15 menit sesudah kerja akan bekerja normal kembali seperti sebelumnya.

Denyut jantung masih dipengaruhi oleh keadaan cuaca kerja, reaksi psikis dan

psikologis, keadaan sakit dan lain-lain.

Salah satu keperluan utarna otot untuk pekerjaannya adalah zat asam, yang

dibawa oleh darah arteri kepada otot untuk pembakaran zat dan menghasilkan energi.

Maka dari itu, jumlah O2 yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah

satu petunjuk pula dari beban kerja. Sebagaimana diketahui O2 diambil oleh kapiler

darah didalam paru-paru, kemudian masuk da1am darah balik dari paru-paru yang kaya

zat asam. Maka keadaan dari paru-pam dan alat pernafasan akan berpengaruh pula

kepada pengembalian O2 ini oleh tubuh.

Untuk bekerja perlu energi hasil pembakaran. Semakin berat bekerja, semakin

besar tenaga yang diperlukan. Dalam hubungan ini jumlah kalori merupakan juga

petunjuk besarnya beban pekerjaan. TimbuInya panas dari tubuh sejalan dengan

kenaikan suhu badan, terutama suhu rectal, dan usaha-usaha tubuh untuk

mengeluarkan panas akibat metabolisme. Sebagai akibat terakhir ini, kecepatan

penguapan lewat keringat juga merupakan indikator beban fisiologis dari badan. Namun

indikator-indikator ini masih dipengaruhi pula oleh keadaan cuaca kerja.

Beban kerja fisiologis dapat didekati dan banyaknya O2 yang digunakan tubuh,

jumlah kalori yang dibutuhkan, denyutan jantung suhu netral dan kecepatan penguapan

lewat berkeringat.

Beban kerja ini menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja sesuai

dengan kapasitas kerjanya. Makin besar beban, makin pendek waktu seseorang dapat

bekerja tanpa kelelahan atau gangguan.

Hati dan otot adalah tempat penimbunan bahan bakar (gIikogen). Dalam

keadaan otot kekurangan bahan bakar, penimbunan dari hati akan dimobilisir ke otot.

Usus adalah tempat penyerapan dari bahan-bahan bakar ini.

Ginjal tidak kalah pentingnya, oleh karena merupakan alat pertukaran zat bagi

Page 13: Ergonomi dan faal kerja.docx

bahan-bahan terlarut. Ginjal sangat baik terutama diperlukan pada pekerjaan dengan

cuaca kerja panas.

Selain faktor beban kerja dan pera1atan di dalam tubuh, faktor waktu dan factor-

fakttor lingkungan sangat berpengaruh kepada faa1 kerja. Waktu mungkin da1am

lamanya, tetapi juga dalam periodisitasnya. lamanya bekerja tergantung dari

kemampuan seorang tenaga kerja, beban kerja dan lingkungan. Sedangkan periodisi

tas ada1ah sehubungan dengan irama-irama biologis, yaitu perubahan-perubahan faa1

yang datang dan hilang secara bergelombang. Periodisitas demikian banyak dipelajari

da1am I/mu Kronobiologi atau Bioperiodisitas.

2. Ergonomi

Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan,

hukum). Pada berbagai negara digunakan istilah yang berbeda, seperti

"Arbeitswissenschaft" di Jerman, "Bioteknologi" di negara-negara Skandinavia; "Human

Engineering", "Human Factors Engineering" atau "Personnel Research" di Amerika

Utara. Ergonomi adalah pengetrapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-

sama dengan ilmu-ilmu tehnik dan tehnologi untuk mencapai penyesuaian satu sama

lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari padanya

diukur dengan efftisiensi dan kesejah teraan kerja.

Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai lapangan iImu seperti antro-

pologi, biometrika, faa1 kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja, perencanaan

kerja, riset terpakai, dan cybernetika. Namun kekhususan utamanya ada1ah

perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya.

Dalam ha1 ini, diperlukan kerja-sama diantara peneliti dan tehnisi serta ahli tentang

pemakaian alat-alat dengan pengukuran, pencatatan dan pengujiannya.

Perbaikan kondisi-kondisi kerja buruk dan tanpa perencanaan biasanya maha1,

maka usaha sebaiknya dimulai dari perencanaan oleh suatu team ergonomi yang

memungkinkan proses, mesin-mesin dan hasil produksi yang memenuhi persyaratan.

Ergonomi dapat diterapkan pada semua tingkatan dari lokal sampai kepada nasiona1.

Secara lokal dapat dimulai dengan inisiatif dokter perusahaan, kepala personalia,

pengusaha, dan lain-lain yang mencoba upaya sendiri atau dengan memanggil

Page 14: Ergonomi dan faal kerja.docx

penasehat dari luar. Pelayanan dapat diberikan oleh lembaga.lembaga khusus atau

universitas. Oleh Pemerintah, pengetrapan ergonomi dapat dibina melalui peraturan-

peraturan, standard-standard, dan spesifikasi resmi.

Program ergonomi meliputi penentuan problematik, percobaan untuk peme.

cahan, pengetrapan hasil percobaan dan pembuktian effektivitas. Da1am praktek,

sering pendekatan mela1ui "trial dan error". Penentuan problematik dilakukan dengan

melihat gejala-gejala seperti absenteisme, ganti-ganti kerja dan lain-lain yang rnungkin

merupakan akibat dari beban kerja yang berlebihan, organisasi kerja yang tidak baik,

kesulitan melakukan latihan kerja,sebagai pencerminan buruknya design peralatan dan

cara kerja. Kemudian diadakan ana1isa pekerjaan, pera1atan dan bahan, yang meliputi

juga"time and motion study", observasi langsung atau te1emetris dari parameter

fisiologi, analisa bahaya-bahaya, proses produksi, model-model dan lain-lain. Atas

dasar penemuan, diadakan usaha-usaha perbaikan, yang hasilnya tercermin

Ergonomi mempunyai peranan penting dalam industrialisasi. Mekanisasi dan

automasi tidak saja terjadi pada industri, tetapi juga pada pertanian dan pekerjaan

administrasi, maka timbullah permasalahan sebagai berikut:

Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan eva1uasi fisiologis, psikologis

atau cara-cara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan rnodefikasi yang

sesuai diantara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan. Tujuan

utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, tetapi dengan itu produktivitas juga

ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja, perhatian terutama perlu diberikan

kepada kegiatan fisik. yaitu intensitas, tempo, Jam kerja dan waktu istirahat, pengaruh

keadaan lingkungan (kelembaban, suhu, gerakan udara, kebisingan, penerangan,

warna, debu dan lain-Iain). data biologis (modefikasi makan dan minum, pemulihan

sesudah tidur dan istirahat, perubahan kapasitas kerja oleh karena usia) dan

kekhususan-kekhususan pekerjaan (misal getaran mekanis, kerja malam, kerja bergilir).

Tambahan pula, per1u diperhatikan keadaankeadaan setempat seperti iklim dan

keadaan gizi, di daerah panas atau pegunungan. di laut, pada ketinggian tinggi atau di

bawah tanah. Di negara berkembang, soal iklim dan gizi adalah faktor penting.

Suatu lapangan penting dalam ergonomi adalah gerakan dan sikap badan. yang

berpengaruh kepada pemakaian energi dan fungsi sensorimotoris. Ilmu tentang

Page 15: Ergonomi dan faal kerja.docx

gerakan dan sikap badan disebut biomekanika. Seorang tenaga kerja dikatakan sesuai

dengan pekerjaannya ditinjau dari sudut biomekanika, apabila sikap tubuhnya baik,

tenaga kerja dilatih dalam ketrampilan kerja dengan metoda-metoda kinetika (gerakan-

gerakan), tempat duduk adalah nikmat pegangan-pegangan mesin dan alat mudah

dicapai, serta latihan fisik dilaksanakan waktu kerja atau melalui akitivitas oleh raga.

Bagian semakin penting dari banyak pekerjaan adalah persepsi dan penafsiran

dari tanda-tanda yang memerlukann pengambilan keputusan dan selanjutnya reaksi

Dengan ergonomi, kecepatan persepsi dan pengambilan keputusan dapat dipermudah.

tekanan mental, kelelahan, gangguan kewaspadaan, gangguan-gangguan faal, Dan

kesalahan-kesalahan dapat dicegah sehingga produktivitas dapal dipelihara. Faktor

penting dalam pendirian ada1ah ambang rasa, kewaspadaan, pembedaan dan

penafsiran. HaI ini dapat berfungsi secara baik, apabi1a tanda-tanda diatur memenuhi

ketentuan-ketentuan tertentu. Caranya, pertama-tama, dengan mempela. jari bentuk

dan penempatan tanda-tanda, penyajian kwalitas (skala) dan sifat-sifat dari tanda

(optik, akustik atau perabaan). Kedua ada1ah mempelajari kwalitas dan kwantitas dari

tanda-tanda da1am hubungan kemampuan tenaga kerja untuk menafsirkan dan

mengingat tanda tersebut. Mungkin diperlukan modefikasi pengolahan data secara

mekanis atau elektronis, agar pekerja lebih mudah melakukan pekerjaannya. Sebagai

jawaban terhadap suatu tanda, pekerja harus melaksanakan gerakan-gerakan,

yang.perlu diatur, agar pegangan-pegangan diletakkan secara baik, yaitu'mudah

dicapai. dalam arah yang tepat dan sesuai dengan gaya yang diperlukan.

Ergonomi dapat digunakan dalarn menelaah sistem manusia dan produksi yang

kompleks. Dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada tenaga kerja dan

yang mana kepada mesin.

3. Ergometri

Ergometri adalah ilrnu untuk rnengukur kerja. Biasanya ada dua hal yang

ditentukan :

Dalam tubuh, ketika bekerja. tenaga kimia dirubah menjadi tenaga mekanik dan

panas. Untuk hal ini diperIukan O2 sebagai bahan pembakar. Maka dari itu, banyaknya

O2 yang dipakai menjadi petunjuk pemakaian tenaga. Cara menentukan pemakaian

Page 16: Ergonomi dan faal kerja.docx

tenaga dengan pengukuran O2 adalah disebut cara tidak langsung sebenarnya ada

usaha secara langsung dengan dasar kalorimeter, tetapi cara ini hanya dapat

dikerjakan di laboralorium yang sangat khusus. Dari pemakaian 02 jumlah kalori

dihitung dengan dasar persamaan satu liler oksigen = 4,7 - 5,0 kilokal/menit.

Untuk menentukan pemakaian tenaga pada pekerjaan sehari-hari, perlu

dilakukan inventarisasi dari kegiatan seluruh hari. yang meliputi tidur, duduk, berjalan,

bekerja, dan sebagainya dan berapa lamarya dari kegiatan-kegiatan itu. Untuk tiap-tiap

kegiatan, kemudian diukur pemakaian O2 atau digunakan table-tabel tertentu. Yang

biasanya ditentukan secara pengukuran adalah pengerahan tenaga selama bekerja.

Sehingga perlu cara-cara pengukuran O2 waktu bekerja.

Cara-cara dan alat-alat yang dipakai adalah : '

Hasil pengukuran pengeluaran tenaga menurut kegiatan-kegiatan disajikan

dalam data-data atau tabel-tabel. Data-data ini jangan dianggap sebagai suatu

ketetapan fisik, oleh karena data itu merupakan harga rata-rata secara statistik dari

variabel biologis. Tidak terdapat nilai normal yang tungga1, oleh karena variabilitas

manusia sangat besar. Angka-angka tentang pemakaian tenaga ditentukan oleh

populasi yang diselidiki, usia dan pekerjaan.

Kemampuan fisik maksimum terutama diukur dari kemampuan jantung.

Sebenarnya pengukuran kemampuan otot-otot pada umumnya dapat juga memberikan

derajat ketelitian tinggi.

Pemakaian O2 meningkat dengan besamya tenaga dari tubuh yang harus

dikeluarkan, tetapi peningkatan ini ada maksimumnya, yaitu sesudah zat asam jenuh

didarah. Penggunaan O2 maksimum inl menentukan kapasitas aerobik dari tubuh.

Kenyataannya sesudah kadar ini dicapai, tubuh masih juga dapat bekerja dengan

tenaga yang lebih besar ,untuk waktu yang tidak lama, yaitu dengan metabolisme

secara anaerobik (=tanpa O2). Pengukuran kapasitas aerobic ini sulit dan berbahaya

terutama menghadapi orang dengan usia lanjut dan menderita insufflensi koroner.

Maka dipakailah cara evaluasi tidak langsung dari kapasitas aerobik sebagai

berikut :

Kapasitas aerobik dihitung dari usia, berat badan dan Denyutan jantung untuk

Page 17: Ergonomi dan faal kerja.docx

suatu kegiatan submaksimal.

Sebagai kegiatan bagi uji fisik adalah:

Kapasitas aerobik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada pekerjaan yang

sifatnya mengangkat berat badan (seperti uji naik turun bangku), tenaga yang

dibutuhkan proporsionil dengan berat badan, maka O2 yang dipakai sebaiknya

dinyatakan dalam cm3/kg berat badan. Tidak demikian halnya pada pekerjaan yang

harus memindahkan bebas luar, dalam hal ini lebih baik dinyatakan nilai absolutnya.

Denyutan jantung berkurang menurut usia, hal ini mempengaruhi penafsiran

kemampuan aerobik dalam pekerjaan submaksimal dan nilai yang ditemukan dan

monogram Astrand perlu dikoreksi:

Usia dalam TahunDenyutan Jantung

maksimum permenitFaktor Koreksi astrand

20-29 195 1,00

30-39 189 0,87

40-49 182 0,78

50-59 170 0,71

60-69 162 0,65

 

Kapasitas aerobik maksimum dari orang laki-laki berkurang secara tingkat demi

tingkat dari usia 25 - 30 tahun dan pada usia 70 tahun nilainya hanya setengah dari

yang berusia 20 tahun. Pada wanita, puncaknya ditemukan pada pubertas, tetapi

penurunan terjadi kemudian pada menopause.

Kapasitas aerobic rata-rata perkilogram berat badan wanita muda adalah 70% dari

pada laki-laki muda.

Pada semua masyarakat, kemampuan aerobik maksimun menunjukkan

perbedaan individuil. Tertinggi ditemukan pada olahragawan terutama pelari cepat.

Pekerjaan berefek tidak sebesar olahraga terhadap kapasitas aerobik; Pekerjaan-

pekerjaan terpenting misalnya pemotong kayu. Dalam masyarakat industri, aktivitas

olahraga waktu luang berefek lebih besar dari pada pekerjaan.

Page 18: Ergonomi dan faal kerja.docx

Jika seseorang mulai berlatih, denyut jantungnya pada waktu istirahat dan

kegiatan submaksimal akan menurun beberapa waktu sebagai tanda habituasi. Latihan

yang berat dan lama menyebabkan kenaik.an kemampuan aerobik kira-kira 10%.

Jika tenaga kerja dikerjakan untuk pekerjaan-pekerjaan berat, uji fungsi

kardiovaskuler dapat dipergunakan untuk menentukan kesanggupan tenaga kerja

dalam pekerjaannya. Dari pengalaman, jika pekerjaan dilakukan dengan 35 - 50%

kapasitas aerobik maksirnum. tidaklah terjadi kelelahan atau keluhan. Dengan

menggunakan denyutan jantung sebagai indicator, maka sebaiknya denyutan jantung

para pekerja tidak melebihi 120/menit.

4. Automasi

Istilah automasi pertama-tama dimajukan oleh Harder dari Ford Motor Company.

Mula-mula konsep automasi Detroit adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untuk

mengerjakan potongan bahan pekerjaan ke atau dari alat, melanjutkan dalam proses

seterusnya, memisahkan sisa-sisa dari proses dan melakukannya secara berurutan

menurut waktu sesuai dengan proses produksi, sehingga sebagian atau keseluruhan

dari proses dapat dikendalikan dengan cara pijit tombol pada tempat strategis. Sesudah

itu Diebold mendefinisikan automasi sebagai penggunaan mesin untuk menjalankan

mesin.

Defenisi-defenisi di atas terlalu menonjolkan aspek produktivitas dan teknologi,

sehingga elemen manusia terlupakan. Maka dari itu, automasi harus diartikan suatu

Sistem yang meliputi alat-alat mekanik, peralatan kerja lain dan manusia yang

diperlukan untuk mengerjakan bahan atau keterangan menjadi suatu produk barang

atau jasa yang dikehendaki. Pertimbangan pertama automasi adalah pengoptimalan

produksi oleh manusia dan atau mesin.

Yang menentukan tingkat automasi adalah perbandingan kwalitatif dan

kwantitatif diantara upaya manusia yang diberikan kepada proses produksi (= input)

dan hasil obyektif dari proses (output) serta pengaruh lingkungan terhadap hubungan

manusia dan proses. Demikian pula hubungan di antara manusia dan mesin mengenai

kemampuan dan limitasi masing-masing merupakan suatu faktor yang perlu

diperhatikan.

Page 19: Ergonomi dan faal kerja.docx

5. Beda Manusia Dan Mesin

Mekanisasi adalah penggantian manusia sebagai sumber tenaga atau sebagai

alat untuk memberikan keterangan dalam pengaturan tenaga. Mekanisasi adalah satu

bagian dari automasi.

Terdapat empat tingkat dalam perkembangan automasi, yaitu dari kerja tangan

sampai kepada automasi penuh. Tingkat-tingkat itu adalah :

Salah satu alasan automasi adalah kecilnya kekuatan manusia dibandingkan

dengan sumber-sumber tenaga lainnya. Selanjutnya dibuat satu daftar perbedaan

antara manusia dan mesin. Kedua-duanya dapat saling melengkapi dengan sebaik-

baiknya.

PERBEDAAN MANUSIA DAN MESIN

MESIN MANUSIA

Kecepatan Luar biasa baik Kelambatan 1 detik

Tenaga Dapat diatur dengan

baik-baik: besar,

menetap dan dapat

dibuat kekuatan standar

2 kekuatan kuda (KK)

untuk 10 detik; 0,5 KK

untuk beberapa detik;

dan 0,2 KK untuk

pekerjaan terus

menerus sehari

Keseragaman Cocok untuk pekerjaan-

pekerjaan rutin,

berulang dan perlu

ketetapan

Tidak dapat dipercaya.

Perlu dimonitor dengan

mesin

Kegiatan jamak Banyak saluran Satu saluran

Ingatan Terbaik untuk

memproduksi sesuatu

yang ditentukan dan

bersifat penyimpanan

jangka pendek

Segala macam dengan

pendekatan dari

berbagai sudut. Baik

untuk menentukan

dasar-dasar pikiran dan

Page 20: Ergonomi dan faal kerja.docx

strategi

Berfikir Deduktif baik Induktif baik

Hitung menghitung Cepat dan tepat, tetapi

tak memiliki

kemampuan untuk

koreksi

Lambat dan sangat

mungkin melakukan

kesalahan, tetapi cukup

kemampuan untuk

koreksi

Pendirian Dapat menjadi indera

penambah, seperti

kemampuan

menangkap gelombang

mengionisasi

Menerima rangsangan-

rangsangan dari

berbagai energy dan

mengolahnya bersama-

sama, misalnya mata

sekaligus menentukan

lokasi relative, gerakan

dan warna. Baik untuk

menentukan pola,

misalnya dapat

menentukan tanda pada

kebisingan yang besar

Dapat dibuat tidak peka

terhadap rangsangan-

rangsangan luar

Dipengaruhi oleh panas,

dingin, kegaduhan dan

getaran (yang melewati

batas tertentu)

Reaksi terhadap beban

yang melebihi

kemampuan

Kerusakan tiba-tiba Degradasi

Kepintaran Tidak ada Dapat menyesuaikan

sesuatu yang tak

terduga. Dapat

meramalkan

Kecakapan manipulasi Khusus Sangat besar

Page 21: Ergonomi dan faal kerja.docx

 

Manusia terbatas dalam hal kecepatan dan ketelitian. Selain itu, kecepatan kerja

yang lebih besar selalu disertai penurunan ketelitian. Dalam hal inilah automasi

memegang peranan sangat penting.

6. Kelelahan

Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan,

dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa

ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :

Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan

diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa

hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.

Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan

berat gejalanya.

Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme

melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan

motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.

Pemeriksaan kelelahan :

Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak

mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau

pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya. Persoalan yang

terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah

ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya

kelelahan.

Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya

berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Terdapat dua

jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan

tremor pada otot atau perasaan nyerinyang terdapat pada otot. Kelelahan umum

ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah

persyaratan dan psikis.

Page 22: Ergonomi dan faal kerja.docx

Adalah suatu pengalaman yang dikenal oleh umum, bahwa kelelahan yang terus

menerus setiap hari berakibat keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja

terjadi sesudah bekerja sore hari, tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang

sebelumnya. Perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala. Gejala-gejala psikis adalah

perbuatan-perbuatan antisosial dan tak cocok dengan sekitarnya, depresi, kurangnya

tenaga beserta kehilangan inisiatif. Tanda-tanda psikis ini sering disertai kelainan-

kelainan psi1cosomatis seperti sakit kepala, vertigo, gangguan-gangguan fungsi paru-

paru dan jantung. kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, tidak dapat tidur,

dan lain-lain.

Kelelahan kronis demikian disebut kelelahan klinis. Oleh karenanya terjadi

kecendrungan meningkatnya absenteisme terutama mangkir kerja jangka pendek.

Sebabnya adalah kebutuhan untuk beristirahat lebih banyak atau meningkatnya angka

sakit. Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalami konflik-konflik

mental atau kesulitan-kesulitan psikologis. Sìkap negatif terhadap kerja, perasaan

terhadap atasan atau lingkungan kerja memungkinkan faktor penting dalam sebab

ataupun akibat.

Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan

umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Misalnya, banyak hal dapat dicapai dengan

pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat, kamar-kamar

istirahat, masa-masa libur dan rekreasi, dan lain-lain. Pengetrapan ergonomi dalam hal

pengadaan tempat duduk, meja dan bangku-bangku kerja sangat membantu. Demikian

pula organisasi proses produksi yang tepat Selanjutnya, usaha-usaha perlu ditujukan

kepada kebisingan, tekanan panas, pengudaraan dan penerangan yang baik.

Monotoni dan tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna serta

dekorasi pada lingkungan kerja, musik di tempat kerja dan waktu-waktu istirahat untuk

latihan-latihan fisik bagi pekerja yang bekerja sambil duduk. Seleksi dan latihan dari

pekerja, lebih-lebih supervisi dan penatalaksanaannya juga memegang peranan

penting.

7. Waktu Kerja 

Waktu kerja bagi seseorang menentukan effisiensi dan produktivitasnya. Segi-

Page 23: Ergonomi dan faal kerja.docx

segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi :

Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam.

Sisanya (16-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat,

istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan

tersebut biasanya tidak disertai effisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat

penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit dan

kecelakaan. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat bekerja dengan naik selama

40-50 jam. Lebih dari itu, terlihat kecendrungan tumbuhnya hal-hal yang negatif. Makin

panjang waktu kerja, makin besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini.

Jumlah 40 jam kerja seminggu ini dapat dibuat 5 atau 6 hari kerja tergantung kepada

berbagai faktor.

Jika diteliti suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat,

produktivitas mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini terutama sejalan

dengan menurunnya kadar gula di dalam darah. Untuk hal ini, perlu istirahat dan

kesempatan untuk makan yang meninggikan kembali kadar bahan bakar di dalam

tubuh. Maka dari itu, istirahat setengah jam sesudah 4 jam kerja terus menerus sangat

penting artinya.

Pekerjaan berat ditandai dengan pengerahan tenaga yang besar dalam waktu

relatif lebih pendek. Otot-otot susunan kardiovaskuler, paru-paru, dan lain-lain harus

bekerja sangat berat. Maka dari itu, beban demikian tidak bias secara terus-menerus

dilakukan melainkan perlu istirahat-istirahat pendek setiap selesai suatu tugas. Inilah

yang dinamakan organisasi kerja yang baik, yaitu selalu diberikan kesempatan kepada

tubuh untuk pulih kembali setelah memikul suatu beban pekerjaan. Sebagai misal,

sesudah memikul beban 50 kg sejauh 10 meter, kepadá tenaga kerja sebaiknya diberi

kesempatan beberapa menit untuk istirahat.

Untuk rnenentukan lamanya seorang tenaga kerja bekerja dengan suatu tingkat

pengerahan tenaga, dipergunakan kenyataan, bahwa pengerahan tenaga maksimal

dengan seluruh kapasitas aerobik dapat berlangsung hanya 4 menit, pengarah tenaga

dengan 1/3 x kapasitas aerobik dapat berlangsung 480 menit,

Dalam soal periode kerja siang atau malam, sangat menarik adalah kerja bergilir,

terutama kerja malam. Sehubungan dengan kerja malam ini dapat dikemukakan hal-hal

Page 24: Ergonomi dan faal kerja.docx

sebagai berikut :

Sebagai jalan keluar dalam memecahkan persoalan kerja malam pada si~tim

regu ini adalah :

Tanpa perhatian yang sebaik-baiknya kerja malam hanya akan menghasilkan

tingkat produktivitas yang rendah sekali.

8. Faal Kerja

Ilmu tentang faal yang di khususkan untuk manusia yang bekerja disebut faal

kerja. Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang

sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan

saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang

diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ked an dari otot-otot.

Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran

proses pekerjaan.

Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat-alat lain berjalan

secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini

terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun

gerakan menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat

sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil

kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.

Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama untuk pekerjaan fisik.

Otot bekerja dengan jalan kontraksi dan melemas. Kekuatan ditentukan oleh jumlah

yang besar serat-seratnya, daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi. Sebelum

kontraksi (mengerut), darah diantara serat-serat otot atau di luar pembuluh-pembuluh

ototnya terjepit, sehingga peredaran darah, jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal

demikian menjadi sebab kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi

pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya otot-otot.

Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal, sepeda, memutar.

roda, memukul lonceng, mencangkul dan lain.lain. Kerja terus-menerus dari suatu otot,

sekalipun bersifat dinarnik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk

pemulihan. Atas dasar kenyataan itu, waktu istirahat dalam kerja atau sesudah kerja

Page 25: Ergonomi dan faal kerja.docx

sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme

seperti asam laktat, C02, dan sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme

kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen

mental psikologis yang sering-sering juga besar pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan

menunjukkan kurangnya kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later

kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar (tremor).

Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam bekerja. Kerutan

dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi,

abduksi, rotasi, supinasi dan lain.lain. Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu

kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik, yaitu ilmu tentang gerakan otot dan

tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan, agar dengan tenaga sekecil-kecilnya

dapat dicapai hasil kerja sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan-

pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada penggunaan leher dan

kepala, tulang belakang, lengan, tangan, kaki, jari-jari dan sebagainya.

Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran tubuh,

ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini

menentukan pula kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu serasi

dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-besarnya. Maka

berkembanglah ilrnu yang disebut Antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran

tubuh, baik dalam keadaan statis, ataupun dinamis.

Yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran:

Tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, depan dan panjang lengan.

Tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, tinggi lutut,

jarak lekuk lutut-garis punggung, jarak lekuk lutut telapak kaki.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 26: Ergonomi dan faal kerja.docx

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya

dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat

bekerja dalam lingkungan. Ergonomi yaitu ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain

yang menjembatani beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum

informasi, temuan, dan prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut.

a.    Meningkatkan kesejahteraan fisik dan

b.    Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan

mengkoordinasi kerja secara tepat,.

c.    Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan

antropologis

Ilmu tentang faal yang di khususkan untuk manusia yang bekerja disebut faal

kerja. Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang

sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan

saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang

diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ked an dari otot-otot.

Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran

proses pekerjaan.

Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat-alat lain berjalan

secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini

terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun

gerakan menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat

sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil

kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.

Salah satu alasan automasi adalah kecilnya kekuatan manusia dibandingkan

dengan sumber-sumber tenaga lainnya. Selanjutnya dibuat satu daftar perbedaan

antara manusia dan mesin. Kedua-duanya dapat saling melengkapi dengan sebaik-

baiknya. Manusia terbatas dalam hal kecepatan dan ketelitian. Selain itu, kecepatan

kerja yang lebih besar selalu disertai penurunan ketelitian. Dalam hal inilah automasi

Page 27: Ergonomi dan faal kerja.docx

memegang peranan sangat penting.

B. SaranDi harapkan kepada siapa saja pembaca makalah ini agar memberikan saran-

saran atau masukan demi penyempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.