20
KESEHATAN KERJA Belajar tentang K3 tentu saja harus berorientasi pada implementasi/penerapan di area kerja Se!ara konseptual Keselamatan " kesehatan kerja mun!ul berdasarkan konsep #triangle $a!tor# %mplementasi mengenai keselamatan " kesehatan kerja se!ara praktis diran!ang melalui suatu sistem &ang dinamakan dengan Sistem 'anajemen Keselamatan " Kesehatan Kerja (S')K3* atau dalam paradigma modern dikenal dengan istilah #HSE / SHE # (Health Sa$et& " En+ironment* Setiap perusahaan idealn&a ,ajib menerapkan sistem manajemen K3 &ang terintegrasi dan sistematis untuk menjamin $aktor resiko terhadap keselamatan " kesehatan di lingkungan kerja -enerapan sistem manajemen K3 dimulai dari. Pembentukan komitmen Komitmen merupakan modal utama dalam penerapan K3 se!ara riil mengenai arti penting keselamatan " kesehatan kerja -embentukan komitmen tentang arti pentingn&a K3 harus dimulai dari le+el T- 'ANA0E'ENT supa&a penerapan sistem K3 berjalan e$ekti$ dan optimal Sesuai dengan 11 No 2 tahun 2 45 dijelaskan bah,a unsur pimpinan (direktur* bertanggungja,ab untuk melaksanakan keselamatan " kesehatan kerja 1nsur pimpinan inilah&ang nantin&a diharapkan mampu membuat kebijakan)kebijakan &ang positi$ tentang K3 dan mampu menggerakan aspek)aspek penunjang/$asiltas sampai dengan kar&a,an)kar&a,an le+el ba,ah untuk menjalankan $ungsi K3 untuk men!apai # ZERO ACCIDENT # Perencanaan -eren!anaan disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program kerja K3 &ang nantin&a akan dilaksanakan se!ara men&eluruh oleh seluruh kar&a,an

KESEHATAN KERJA.docx

Embed Size (px)

Citation preview

KESEHATAN KERJA

Belajar tentang K3 tentu saja harus berorientasi pada implementasi/penerapan di area kerja. Secara konseptual Keselamatan & kesehatan kerja muncul berdasarkan konsep "triangle factor"

Implementasi mengenai keselamatan & kesehatan kerja secara praktis dirancang melalui suatu sistem yang dinamakan dengan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SM-K3) atau dalam paradigma modern dikenal dengan istilah "HSE / SHE " (Health Safety & Environment). Setiap perusahaan idealnya wajib menerapkan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dan sistematis untuk menjamin faktor resiko terhadap keselamatan & kesehatan di lingkungan kerja. Penerapan sistem manajemen K3 dimulai dari:

Pembentukan komitmenKomitmen merupakan modal utama dalam penerapan K3 secara riil mengenai arti penting keselamatan & kesehatan kerja. Pembentukan komitmen tentang arti pentingnya K3 harus dimulai dari level TOP MANAGEMENT supaya penerapan sistem K3 berjalan efektif dan optimal. Sesuai dengan UU No 1 tahun 1970 dijelaskan bahwa unsur pimpinan (direktur) bertanggungjawab untuk melaksanakan keselamatan & kesehatan kerja. Unsur pimpinan inilah yang nantinya diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang positif tentang K3 dan mampu menggerakan aspek-aspek penunjang/fasiltas sampai dengan karyawan-karyawan level bawah untuk menjalankan fungsi K3 untuk mencapai "ZERO ACCIDENT"

PerencanaanPerencanaan disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program kerja K3 yang nantinya akan dilaksanakan secara menyeluruh oleh seluruh karyawan. Dalam menentukan program kerja K3, idealnya komite K3 melakukan assessment di area kerja mengenai maslah-masalah K3 di perusahaan tersebut. Cara mudah biasanya menggunakan teknik.tools berupa HIRARC (High Identification Risk Assessment & Risk Control), yaitu suatu cara/teknik mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang kemungkinan bisa menimbulkan kecelakaan kerja/penyakit kerja dan melakukan langkah penanggulangan sebagai kontrol/preventif. Dapat dilakukan dengan identifikasi potensi, penilaian faktor resiko dan pengendalian faktor resiko.

PengorganisasianBentuk komitmen dari pimpinan perusahaan selain melalui kebijakan tertulis, dapat juga memfasilitasi pembentukan komite K3 yang khusus menangani permasalahan K3 yang terdiri dari berbagai wakil dari divisi yang terlibat sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Selain itu yang paling penting untuk menggerakan orhganisasi/komite K3 tersebut diperlukan seorang "ahli K3" yaitu seseorang yang berkompeten di bidang K3 yang telah tersertifikasi sebagai ahli K3. Mengapa demikian? karena dala penerapan program kerja serta aktivitas-aktivitas K3 tidak bisa lepas dari visi dan misi ahli K3 tersebut yang mampu menggerakan jalannya oranisasi kerja. Efektivitas komite K3 tentu saja diperhitungkan dari penerapan program-program K3 yang tersistematis dan mendapatkan support dari seluruh level karyawan.

PenerapanPenerapan K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas program-program kerja K3 secara optimal. Harus disertai evidence serta bukti-bukti lapangan mengenai penerpan program kerja tersebut. Contoh program kerja yang bisa dilakukan yaitu semacam safety campaign, safety sign, safety training, safety talk, safety for visitor, safety for contractor, simulasi & evakuasi, safety alert, dll.

PengendalianSetiap penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai bukti evidence sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan perbaikan secara bertahap. Pelaporan K3 harus disusun secara rapi sebagai penunjang administrasi K3 yang terintegrasi.

EvaluasiProses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran efektivitas program/oenerapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum. Secara praktis biasanya dibentuk suati tim auditor untuk melakukan audit dan verifikasi mengenai penerapan yang dijalankan mengenai sistem manajemen K3.Faktor alat juga mempengaruhi kesehatan kerja. Jika tidak dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan seperti kurangnya perawatan peralatan kerja, karyawan kurang memiliki kemampuan terhadap perlatan yang digunakan, peralatan yang tidak standar, kurangnya jumlah peralatan kerja sehingga karyawan memanfaatkan peralatan yang ada dan kurang memadai, penyalahngunaan peralatan, peralatan kerja sudah usang, dan sebagainya. Itu juga akan menyebabkan kecelakaan kerja.Maka dari itu perlu diketahui apa sebenarnya tujuan dari kesehatan kerja. Tujuan kesehatan kerja antara lain: Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup & peningkatan produksi & produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja, sumber produksi dipelihara & dipergunakan secara aman & efisien, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang belum terjangkau pelayanan kesehatan kerja ( underserverd).

A. DEFINISI

1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerjaa. Kesehatan KerjaPengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya.Menurut Sumamur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar kesehatan pada sektor industri saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work).

TUGAS POKOK PROGRAM KESEHATAN KERJA Tugas Pokok Program Kesehatan Kerja1. Pemeriksaan kesehatan TK (awal, berkala, khusus)2. Pembinaan & pengawasan atas penyesuaian pekerjaan thd. TK.3. Pembinaan & pengawasan terhadap lingkungan kerja.4. Pembinaan & pengawasan perlengkapan sanitair.5. Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan TK.6. Pencegahan dan pengobatan thd. penyakit umum & PA.7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).8. Pendidikan kesehatan untuk TK dan latihan untuk petugas P3K9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilikan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makan di tempat kerja.10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK.11. Pembinaan dan pengawasan thd. TK dg. kelainan tertentu dalam kesehatannya.12. Memberikan laporan berkala tentang PKK kepada pengurus TARGET UTAMA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA/ KECELAKAAN KERJA:1. Pelayanan kesehatan kerja2. Pencegahan PAK3. Gizi kerja4. P3K5. Ergonomi6. Psikologi kerja7. Pengendalian lingkungan kerja8. Higiene & sanitasi industry OBYEK PENGAWASAN NORMA KESEHATANKelembagaan Kesehatan Kerja :1. Pelayanan Kesehatan Kerja2. Penyelenggaraan Makanan Di Tempat Kerja3. Penyelanggaraan P3K Di Tempat Kerja PERSONIL KESEHATAN KERJA1. Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja2. Dokter perusahaan3. Paramedis perusahaan4. Petugas P3K di tempat kerja5. Petugas penyelenggara makanan di tempat kerja Pemeriksaan berkala penyakit menular lewat makanan. Program Kesehatan Kerja1. Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK);2. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja3. Penyelanggaran P3K di tempat kerja4. Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja Promotif:1. Pemeriksaan Kesehatan Kerja2. Pembinaan Gerakan O.R3. Tidak merokok4. Gizi seimbang5. Ergonomi6. Pengendalian lingkungan kerja7. Higiene sanitasi Preventif: 1. Pemeriksaan Kesehatan Kerja2. Imunisasi3. APD4. Rotasi5. Pengurangan waktu kerja Kuratif:1. Pengobatan2. P3K3. Rawat jalan4. Rawat Inap Rehabilitatif:1. Alat bantu dengar2. Protese3. Mutasi4. Kompensasi

Bentuk Kegiatan :Pemberian layanan kesehatan kerja kepada tenaga kerja dan keluarganya (yang sehat dan yang sakit )Pelaporan : 1. Penyakit Umum2. Hasil pemeriksaan kesehatan TK3. Penyakit akibat kerja4. Data kegiatan kesehatan kerja lainnyaTenaga kerja merupakan asset yang berharga bagi sebuah perusahaan, dimana kesehatan pekerja akan sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perusahaan. Dalam penerapan program efisiensi dan efektifitas health cost perusahaan, maka diperlukanlah deteksi dini dan pencegahan penyakit secara comprehensive, dimana banyak sekali peraturan pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan pekerja terutama yang berkaitan dengan Penyakit Akibat Kerja.Parahita Diagnostic Center melayani pemeriksaan kesehatan ( Medical Check Up ) terhadap masyarakat umum maupun perusahaan / instansi atau institusi dengan pendekatan dari berbagai aspek kesehatan yang ada. Untuk menangani problematika kesehatan secara menyeluruh maka Pramita Utama Diagnostic Center menggunakan pendekatan Occupational Health (kesehatan kerja) yang meliputi tindakan promotif maupun preventif, penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya, lingkungan kerja dan penyakit umum yang melibatkan berbagai multi disiplin ilmu yang terintegrasi.

Mengapa Perlu Medical Check Up ? Untuk mendeteksi dini suatu penyakit, terutama penyakit akibat kerja. Bermanfaat dalam reimbursment system atau premi asuransi. Pembiayaan yang rasional dan efektif bagi health budgeting perusahaan. Untuk meningkatkan produktivitas kerja.Medical Check Up Yang Mana Yang Dibutuhkan ? Tepat sasaran: Sesuai dengan bahaya/pajanan di tempat kerja. Penanganan yang paripurna, mulai dari screening karyawan sampai dengan follow up hasil medical check up. Provider yang dapat memberikan komunikasi dua arah, baik kepada karyawan maupun kepada manajemen. Bagaimana Teknisnya ? Paket disusun berdasarkan pajanan/eksposure di tempat kerja. Pelaksanaan diawasi oleh Occupational Health dokter. Hasil MCU dikomunikasikan kepada karyawan dan manajemen berupa presentasi.kesehatan dengan pendekatan kesehatan kerja . Presentasi meliputi trend penyakit, tinjauan medis penyakit terbanyak dan membuat medical surveilence. Follow up hasil medis harus termonitor dan terevaluasi.Sistem Yang Digunakan di Parahita Diagnostic Center Pengolahan data menggunakan software khusus (sehingga dapat memudahkan pihak HRD/HSE dalam membuat overview hasil medical check up). Hasil dapat disajikan dalam bentuk soft copy. Report hasil dapat dikelompokkan berdasar kajian occupational health. Paperless oriented.Manfaat Bagi Perusahaan Dengan Sistem Ini Evaluasi medis dapat dilakukan dengan lebih cepat. Paperless, menghemat tempat dokumentasi. Dapat dibuat medical surveilence sehingga dapat dibuat program peningkatan kesehatan karyawan maupun konservasi occupational health based. Dapat menentukan program/paket medical check up selanjutnya berdasar data yang ada. Monitoring dapat lebih terpadu karena menggunakan satu pintu provider.Jenis Pelayanan Kesehatan di PerusahaanPROMOTIF Identifikasi aspek dan dampak faktor lingkungan kerja.(health risk assessment) Pendataan angka kesakitan yang ada di poliklinik perusahaan. Seminar tentang kesehatan kerja tentang penyakit tertentu.(health education) PREVENTIF Saran serta masukan kepada manajemen berkaitan dengan langkah pencegahan yang didasarkan pada data health risk assesment. Peninjauan berbagai SOP perusahaan yang berdasarkan kesehatan dan keselamatan kerja (termasuk didalamnya unsafe act dan unsafe condition) Konsultasi interaktif dan proaktif kepada manajemen perusahaan. KURATIF Memberikan saran serta masukan terhadap tindak lanjut hasil medical check up sekaligus dapat menjadi mitra konsultatif bagi perusahaan. Memberikan media untuk langkah penanganan terhadap hasil medical check up secara komprehensif. REHABILITATIF Melakukan evaluasi return to work bagi karyawan perusahaan Saran dalam efesiensi dan efektifitas kerja, misalnya dalam shift work, faktor psikologis, ergonomis serta aspek medis yang lain Sebagai mitra bagi perusahaan dalam mengontrol kesehatan pekerja Identifikasi aspek dan dampak faktor lingkungan kerja. Pendataan angka kesakitan yang ada di poliklinik perusahaan. Seminar tentang kesehatan kerja tentang penyakit tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan PekerjaFaktor Kimia Bahan-bahan Kimia BeracunFaktor Fisik Vibrasi Noise Panas dan Dingin Gelombang Elektromagnet Radiasi Tekanan Udara Penerangan Faktor Biologi Virus Bakteri, Tetanus, TBC Klamidia dan Riketsia Jamur Protozoa dan Malaria Cacing Faktor Psikologis Kekurang-puasan dalam bekerja Overload Konflik dalam Sistem Management Perasaan tidak aman Pekerjaan terlalu mudah Rutinitas (kebosanan) Pemeriksaan Kesehatan Berdasarkan ResikoPaket pemeriksaan tenaga kerja yang efektif dan efisien dapat disusun berdasarkan kelompok risiko pekerjaan sebagai berikut : Medical Check Up untuk administrasi office. Medical Check Up untuk terkena bahan kimia berbahaya/debu. Medical Check Up untuk terkena panas melewati NAB. Medical Check Up driver. Medical Check Up pekerja dengan aspek ergonomi (repetitif pada tangan dan jari). Medical Check Up yang berhubungan dengan manual handling. Medical Check Up yang bekerja di ketinggian. Medical Check Up pegawai terkena bising. Medical Check Up berdasar usia : < 30 th, 30 40 th, > 40 th. Tindak Lanjut Hasil Medical Check Up Konsultasi medis berdasarkan hasil medical check up Saran penatalaksanaan lanjutan medical check up Evaluasi Return to Work Pencatatan, Analisa dan Pelaporan untuk penyusunan medical surveilence

Pertnyaan untuk kes kerjaSiapa sih yang mau celaka? Tentunya tidak ada seorang pun yang mau celaka. Tetapi resiko kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja termasuk di linkungan tempat kerja. Nah, Keselamatan dan Kesehatan Kerja yg sering disingkat K3 adalah salah satu peraturan pemerintah yang menjamin keselamatan dan kesehatan kita dalam bekerja. Jadi, tidak ada salahnya kita mempelajari lebih jauh mengenai K3.

1.Apa itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.

2. Apakah K3 ada kaitannya dengan JAMSOSTEK?Tentu saja ada, karena K3 itu sendiri adalah komponen yang menjadi bagian dari JAMSOSTEK. Dalam hal ini, K3 yang bisa disediakan perusahaan misalnya alat keselamatan kerja seperti helm, rompi, sepatu, dsb. Sedangkan JAMSOSTEK merupakan program yang ditujukan untuk mendukung pelaksanaan sistem K3 dalam setiap perusahaan, yang tidak bisa langsung disediakan perusahaan. Seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Tabungan Hari Tua, dan Jaminan Kematian (JK).3. Apa di Indonesia, ada Undang-Undang yang mengatur mengenai K3? Apa saja isinya? Jawabannya ada. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.Juga Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).4. Keselamatan dan Kesehataan Kerja itu diperuntukkan untuk siapa? Berdasarkan Undang-undang Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap pekerja di Indonesia berhak atas jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.5. Bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja misalnya pengusaha tidak menyediakan alat keselamatan kerja atau perusahaan tidak memeriksakan kesehatan dan kemampuan fisik pekerja? Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000. (lima belas juta rupiah) bagi yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut.Ada waktu senggang? Tidak ada salahnya kalau anda mengisi Survey Gaji.

Ruang Lingkup Kesehatan KerjaKesehatan Kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk : 1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Sesuai dengan dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 menjelaskan bahwa keselamatan & kesehatan kerja (K3) adalah suatu upaya-upaya praktisuntuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Bidang K3 merupakan studi praktis yang berkaitan dengan implementasi sistem manajemen suatu perusahaan. Didalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan juga diatur tentang jaminan keselamatan & kesehatan kerja bagi seluruh karyawan yang bekerja. Namun pada kenyataannya masih banyak dijumpai perusahaan-perusahaan yang kurang memperhatikan tentang faktor keselamatan & kesehatan kerja, sehingga sering dijumpai kasus-kasus kecelakaan kerja yang merugikan pihak karyawan. Menurut data yang dituliskan oleh media online pos kota tercatat bahwa kasus kecelakaan kerja masih relatif tinggi, yakni mencapai 88.492 kasus (www.poskota.co.id/05/10/10). Kondisi tersebut tentu saja masih memprihatinkan mengingat hal tersebut bertolak belakang dengan visi & misi pemerintah mengenai jaminan keselamatan & kecelakaan kerja. Kasus-kasus kecelakaan kerja yang sering dijumpai yakni bidang industri, konstruksi, pertambangan, dan sisanya disektor lainnya. Kasus kecelakaan kerja yang masih hangat dibicarakan adalah kasus kecelakaan tabrakan kereta api Senja Utama dengan Kereta Argo yang terjadi pemalang menyebabkan korban meninggal dunia. Akan tetapi yang patut disayangkan mengenai hasil investigasi awal yang menyebutkan bahwa faktor penyebab kecelakaan kerja karena "human error". Sebetulnya masih perlu banyak dikaji dan dilakukan analisa yang detail untuk mengidentifikasi kecelakaan kereta api tersebut dari dari data kronologis, serta data sekunder mengenai sistem kerja, peralatan, teknologi, material-material disekitar, kesehatan, dan lain sebagainya, supaya ditemukan suatu preventif akan solusi untuk dilakukan perbaikan, bukan hanya sekedar menyelesaikan maslah yang saat itu muncul dan hilang (selesai). Belajar tentang K3 tentu saja harus berorientasi pada implementasi/penerapan di area kerja. Secara konseptual Keselamatan & kesehatan kerja muncul berdasarkan konsep "triangle factor"

Implementasi mengenai keselamatan & kesehatan kerja secara praktis dirancang melalui suatu sistem yang dinamakan dengan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SM-K3) atau dalam paradigma modern dikenal dengan istilah "HSE / SHE " (Health Safety & Environment). Setiap perusahaan idealnya wajib menerapkan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dan sistematis untuk menjamin faktor resiko terhadap keselamatan & kesehatan di lingkungan kerja. Penerapan sistem manajemen K3 dimulai dari:

Pembentukan komitmenKomitmen merupakan modal utama dalam penerapan K3 secara riil mengenai arti penting keselamatan & kesehatan kerja. Pembentukan komitmen tentang arti pentingnya K3 harus dimulai dari level TOP MANAGEMENT supaya penerapan sistem K3 berjalan efektif dan optimal. Sesuai dengan UU No 1 tahun 1970 dijelaskan bahwa unsur pimpinan (direktur) bertanggungjawab untuk melaksanakan keselamatan & kesehatan kerja. Unsur pimpinan inilah yang nantinya diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang positif tentang K3 dan mampu menggerakan aspek-aspek penunjang/fasiltas sampai dengan karyawan-karyawan level bawah untuk menjalankan fungsi K3 untuk mencapai "ZERO ACCIDENT"

PerencanaanPerencanaan disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program kerja K3 yang nantinya akan dilaksanakan secara menyeluruh oleh seluruh karyawan. Dalam menentukan program kerja K3, idealnya komite K3 melakukan assessment di area kerja mengenai maslah-masalah K3 di perusahaan tersebut. Cara mudah biasanya menggunakan teknik.tools berupa HIRARC (High Identification Risk Assessment & Risk Control), yaitu suatu cara/teknik mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang kemungkinan bisa menimbulkan kecelakaan kerja/penyakit kerja dan melakukan langkah penanggulangan sebagai kontrol/preventif. Dapat dilakukan dengan identifikasi potensi, penilaian faktor resiko dan pengendalian faktor resiko.

Pengorganisasian

Bentuk komitmen dari pimpinan perusahaan selain melalui kebijakan tertulis, dapat juga memfasilitasi pembentukan komite K3 yang khusus menangani permasalahan K3 yang terdiri dari berbagai wakil dari divisi yang terlibat sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Selain itu yang paling penting untuk menggerakan orhganisasi/komite K3 tersebut diperlukan seorang "ahli K3" yaitu seseorang yang berkompeten di bidang K3 yang telah tersertifikasi sebagai ahli K3. Mengapa demikian? karena dala penerapan program kerja serta aktivitas-aktivitas K3 tidak bisa lepas dari visi dan misi ahli K3 tersebut yang mampu menggerakan jalannya oranisasi kerja. Efektivitas komite K3 tentu saja diperhitungkan dari penerapan program-program K3 yang tersistematis dan mendapatkan support dari seluruh level karyawan.

PenerapanPenerapan K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas program-program kerja K3 secara optimal. Harus disertai evidence serta bukti-bukti lapangan mengenai penerpan program kerja tersebut. Contoh program kerja yang bisa dilakukan yaitu semacam safety campaign, safety sign, safety training, safety talk, safety for visitor, safety for contractor, simulasi & evakuasi, safety alert, dll.

PengendalianSetiap penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai bukti evidence sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan perbaikan secara bertahap. Pelaporan K3 harus disusun secara rapi sebagai penunjang administrasi K3 yang terintegrasi.

EvaluasiProses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran efektivitas program/oenerapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum. Secara praktis biasanya dibentuk suati tim auditor untuk melakukan audit dan verifikasi mengenai penerapan yang dijalankan mengenai sistem manajemen K3.

Selamat berimplementasi untuk " membangun sistem manajemen K3 yang terintegrasi

http://muhdardousalama.blogspot.com/2012/12/kesehatan-kerja.htmlhttp://rockyvalentino.blogspot.com/2010/10/keselamatan-kesehatan-kerja-k3.html