Esai1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ysu

Citation preview

Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh sipenulistersebut.

Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.

Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.

[sunting]Langkah-langkah pembuatan esaiJika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:

1. Menentukan tema atau topik

2. Membuatoutlineatau garis besar ide-ide yang akan kita bahas

3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas

4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkanpembacauntuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.

5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.

6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.

7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.

Pemanasan LokalOleh ERIYANDI BUDIMAN(Pikiran Rakyat 9 September 2007; 4)

Isu pemanasan global, sampai juga ke kampungsaya. Tentu saja yang paling mendalam adalah lewatkoran. Di televisi, isu semacam itu telah habis olehberita selebritis. Namun, isu itu tentu tidak menjadipembicaraan penting atau sesering pembicaraanharga-harga kebutuhan sehari-hari yang terus naik.Di kampung saya, pembaca, apalagi pelanggankoran lebih sedikit dibanding pelanggan bakso. Daripuluhan orang yang bergelar haji hingga petani danpedagang sukses, bahkan para pegawai negeri yangtentu saja secara ekonomi sangat mampu berlangganankoran, tak ada seorang pun yang membicarakan isupemanasan global. Orang-orang hanya mengeluhkanmusim yang tak menentu atau mengenai budaya bacaterlindas budaya visual.

Mereka merasa heran. Bertanam dalam musim yangtidak menentu membutuhkan kesabaran lebih. Parapetani yang mengandalkan sawah dan bertanamsayuran, tak pernah membicarakan efek rumah kacaitu. Yang ada adalah kebingungan dan kebimbangan.Dahulu, musim dapat dibaca lewat pergerakanbintang, serta bulan-bulan tertentu. Kini, pertandaakan musim hujan kalau banyak lalay dan kapinisbeterbangan, tak bisa jadi patokan lagi. Begitu jugabanyaknya papatong atau capung yang menandakanakan kemarau, juga sulit dipegang.

Sebabnya, pergerakan bintang-bintang seperti itu,juga datang tak menentu. Begitu pula berpegang padanama bulan, sulit bagi mereka memprediksi bulan apayang cocok untuk bertanam sayuran atau palawija danpadi. Yang terjadi, para petani terus menanam padidan sayuran, tanpa menggantinya dengan palawija,sebagaimana kebiasaan dahulu.

Mereka tak tahu, bahwa Al Gore, mantan pesaingGeorge Bush yang kalah dalam pemilu dahulu,sibuk berteriak-teriak tentang pemanasan global. Dikampung saya, banyak orang tak tahu ada konsermusik Live Earth di tujuh daratan secara bergantianselama 24 jam, yang dimaksudkan untuk mengetukkesadaran semua orang terhadap bahaya pemanasanglobal itu. Tak ada isu pembuangan gas buang (emisi)yang jadi perbincangan, dan menuduhnya sebagaibiang keladi musim yang tak menentu itu. Apalagipara tukang ojek, sopir, pengusaha angkot, pemilikmesin huler hingga traktor, tak tahu kalau merekamenjadi salah satu penyumbang menipisnya ozon.Mereka ada yang tahu, tapi samar-samar. Dan merasabukan hal yang menjadi urusannya.

Jika pun tahu, isu pemanasan global tampaknyatak akan menjadi kepedulian. Maklum, saat ini, dikampung-kampung dan desa tetangga, berlangsungeuforia yang masih kuat. Dalam tiga tahun terakhir,berlangsung pemanasan lokal. Yakni menjadi pencintatordit, alias motor kreditan. Tak cuma yang mampu,bahkan hampir setiap pengontrak rumah memilikitordit ini. Dari anak SD yang mulai baleg tampele,

hingga kakek hampir uzur yang dahulu tak bisamenikmati motor sendiri, kini meramaikan jalananhingga gang senggol di kampung-kampung.Begitu pula ribuan buruh pabrik, hingga parapelayan toko, tak ketinggalan ikut dalam revolusitransportasi ini. Kebijakan kredit dari para dealerhingga bank penjamin kredit, kian membuat lajupemanasan lokal ini, berlangsung terus-menerus.Kebudayaan bujuk rayu pencitraan diri, berlangsunglewat televisi hingga brosur yang menciptakanbadai visual memenuhi hasrat dan pikiran manusiapostmodern saat ini. Dan pemanasan lokal ini, takcuma lewat tordit, namun juga lewat ribuan barangelektronik kreditan lainnya. Pemanasan lokaltampaknya berlangsung di kota hingga provinsi laindi seantero Nusantara ini.

Dampak pemanasan lokal, juga terjadi akibatpemilihan langsung kepala desa, bupati, wali kota,hingga gubernur. Terutama pada pemanasan emosimassa. Maka di kampung hingga kota, berlangsungisu moral di tingkat gengsi hingga emosi.Yang bisa mendinginkan pemanasan seperti itu,tentu kebijakan. Yakni tidak mengonsumsi secaraberlebihan. Baik mengonsumsi barang elektronikmaupun libido politik. Ada baiknya setiap orangmengurangi bepergian dengan kendaraan mesin,mengurangi konsumsi listrik yang tak perlu,tidak berlebihan mengkredit aneka barang, dansebagainya.

Mungkin agak romantik jika kita berharap parapetani kembali lebih menggunakan kerbau daripadatraktor, menumbuk padi daripada menghulernya,atau masyarakat lebih banyak mengendarai delmandan becak daripada angkot dan ojek. Tetapi, itutidak bisa dilakukan untuk mengurangi pemanasanlokal hingga pemanasan global. Intinya, mengurangikadar gengsi dan emosi.

Sumber:http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2349137-contoh-esai-esai-lingkungan/#ixzz2Qsh6VnQC2. PENGERTIAN ESAI

Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya.Dalam jagad penulisan,esai sastra adalah salah satu bentuk karya tulis yang marak diciptakan oleh berbagai kalanagan sastra.dibawah ini pengertian esai menurut beberapa ahli.Menurut H.B Jassin ( Sang Paus Sastra ) Esai adalah uraian yang membicarakan bermacam ragam,tidak tersusun secara teratur tetapi seperti dipetik dari bermacam jalan pikiran.Dalam esai terlihat keinginan,sikap terhadap soal yang dibicarakan,kadang-kadang terhadap soal yang dibicarakan.Pengeretian esai sebagai karangan yang sedang panjangnya,yang membahas persoalan secara mudah dan sepintas lalu dalam bentuk prosa.Menurut Soetomo Esai adalah sebagai karangan pendek mengenai suatu masalah yang kebetulan menarik perhatian untuk diselidiki dan dibahas.Pengarang mengemukakan pendiriannya,pikirannya,cta-citanya dan sikapnya terhadap suatu persoalan yang disajikan.Menurut F.X Surana,Esai adalah sebagai kupasan suatu ciptaan,tentang suatu soal,masalah pendapat,ideology,dengan panjang lebar.Kupasan ini berdasarkan pandangan penulisnya dan diutarakan secara tidak teratur.Menurut Aan Sugianto Mas dalam modul idikan untuk materi perkuliahan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan 1998 bahwa Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dengan pendirian,pikiran,cita-cita,siap penulisnya yang di utarakan secara tidak teratur.Menurut KBBI Esai adalah karya tulis atau karangan dalam bentuk prosa yang memaparkan tentang sesuatu masalah dari sudut pandang pribadipenulis secara lugas ndan sepintas.Menurut Ensiklopedi Indonesia,Esai adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang kesusastraan,kesenian kebudayaan,ilmu pengetahuan dan filsafat.Berdasarkan pengamatan,pengupasan,penafsiran fakta yang nyata atau tanggapan yang berlaku dengan mengemukakan gagasan dn wawasan pengarangnya sendiri.( by Exterminator Hexapoda on Wed Feb 03,2010 9:42 pm )

a. Jenis-jenis esai

1. Esai Deskriptif,menggambarkan orang,tempat atau sesuatu sejelas dan sedetil mungkins sehingga pembaca dengan mudah membentuk gambar mental tentang apa yang ditulis.Esai ini bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang.bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek.2. Esai ekspositori,esai ini menjelaskan subyek ke pembaca.biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses,membandingkan dua hal,identifikasi hubungan sebab-akibat,menjelaskan dengan contoh membagi dan mengklisifikasikan atau mendefinisikan.3. Esai naratif,menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur.Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional.rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya4 Esai Domentatif,memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu. ( Romel tea,13 november 2009 )

b. ciri-ciri dari esai

1. Singkat,maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.2. Berbentuk prosa,artinya dalam bentuk komunikasi biasa menghindarkan penggunaan bahasa dan ungakapan figuratif.3. Memiliki gaya pembeda,seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas,yang membedaka tulisannya dengan gaya penulis lain.4. Selalu tidak utuh,artinya penulis memeilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.5. Memenuhi keutuhan,walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh,namun harus memeilik kesatuan dan memenuhi syrat-syarat penulisan,mulai dari pendahuluan,pengembangan dan penulisan sampai kepengakhiran.6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal,yang membedakan esai dengan karya s sastra yang lain adalah ciri personal.Cir personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya pandangannya,sikapnya,pikirannya dan dugaannya kepada pembaca. ( DRS.SUNARNO,2 desember 2008,1 : 59 am )

Perbedaan kritik sastra dan esai sastra adalah dalam kritik sastra terdapat penilaian baik buruk,kritik sastra juga lebih sistematis dibanding esai,oleh karena itu kritik sastra tidak bisa pendek dan secara otomatis harus objektif.Sedangkan Esai sastra yang bersifat subjektif,uraiannya cenderung lebih pendek dibanding kritik sastra sebab hanya bersifat mnerangkan dan esai sastra ini akan cenderungtidak teratur sistematikanya.( by Exterminator Hexapoda on Wed Feb 03,2010 9:42 pm ).

c. Bagian esai

Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu :a. Pertama,pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.b. Kedua,tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.c. Ketiga,adalah bagian akhir yang memeberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok,ringkasan dari tubuh esai,atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang di nilai oleh si penulis.

d. Struktur sebuah esaiPada dasarnya sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf :a. Paragraf pertama,dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan,berikut tesisnya.tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas.b. Paragraf kedua sampai keempat,ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.c. Paragraf kelima,merupakan paragraf kesimpulan.tuliskan kembali tesis dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca.