Upload
arfyan-andy-prasetyo
View
33
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dfzgfvbgnlmj
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi keperawatan mempunyai kontak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut
tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu
dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb
moral.(Nila Ismani, 2001).
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian etika keperawatan.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan etika keperawatan.
3. Untuk mengetahui tentang prinsip etika keperawatan dan kode etik
keperawatan.
4. Untuk mengetahui etika perawatan menurut pandangan islam.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian etika keperawatan?
2. Apakah tujuan etika keperawatan?
3. Apa saja prinsip etika keperawatan dan kode etik keperawatan?
4. Bagaimana etika keperawatan menurut pandangan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika.
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu
pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini
terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku
manusia.
Menurut Ismani (2001), Etika adalah peraturan atau norma yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan
yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban
dan tanggung jawab moral.
Etik keperawatan adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diyakini oleh
profesi keperawatan dalam melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan
pasien, masyarakat, hubungan perawat dengan teman sejawat maupun organisasi
profesi. (Berger dan Williams, 1999)
B. Tujuan Etika Keperawatan.
Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching,
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
2. Membentuk strategi/cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi
dalam praktik keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan pada diri sendiri,keluarga,masyarakat,dan kepada Tuhan,sesuai
dengan kepercayaannya.
Perawat membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan
mempertimbangkan peran prinsip moralitas, yaitu keyakinannya terhadap
tindakan yang dihubungkan dengan ajaran agama dan perintah Tuhan dalam :
1. Pelaksanaan kode perilaku yang disepakati oleh kelompok profesi,perawat
sendiri,maupun masyarakat.
2. Cara mengambil keputusan yang didasari oleh sikap kebiasaan dan
pandangan (hal yang dianggap benar).
C. Prinsip Etika Keperawatan.
1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip
ini dengan otonomi.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian,
terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau
adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi
penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak
ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan
oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dihindari.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
D. Kode Etik Keperawatan.
kode etik keperawatan Indonesia yaitu mengandung beberapa unsur tanggung
jawab baik itu bagi profesi keperawatan itu sendiri atau bagi profesi tenaga
kesehatan yang bekerjasama dalam memberikan pelayanan kesehatan :
1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman
kepada tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu,
keluarga dan masyarakat.
c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan
masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan.
2. Tanggung jawab terhadap tugas.
a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan
masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial.
e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan
tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
3. Tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan
dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan
dalam bidang keperawatan.
4. Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan.
a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara
sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan
pendidikan keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara.
a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan
dan keperawatan.
b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
keperawatan kepada masyarakat.
E. Etika Keperawatan Menurut Pandangan Islam.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan etika
keperawatan dan menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara
sukarela diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari
keputusan-keputusan perawat.
Ayat-ayat tersebut diantaranya :
Artinya :"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-
syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya" (QS Al-Maidah:2)
Dengan demikian mengobati serta merawat orang sakit adalah termasuk tugas
mulia dari sekian banyak tugas-tugas atau pekerjaan mulia lainnya. Bahkan jika
menurut QS Al-Maidah ayat 2 maka mengobati dan merawat termasuk
perbuatan ibadah berupa tolong menolong terhadap sesama.
Sebagai perbuatan ibadah maka tugas mulia ini sedemikian rupa harus
memenuhi syarat-syarat terkabulnya ibadah yaitu iklas dan sesuai dengan
tuntunan Rasulullah SAW. Kalau tidak maka sia-sialah pekerjaan tersebut, kelak
di akhirat tidak akan mendapat buahnya.
Kode etik keperawatan dalam islam berasal dari ayat suci Al-Qur’an di mana
Allah berfirman :
Artinya :
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang
siapa membunuh seseorng, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau
bukan karena beerbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seseorang
manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.
Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak diantara mereka
setelah itu melampui batas di bumi.” (Q.S. Al-Maidah :32).
Artinya :
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”
(Q.S. Ali-Imran : 159).
Ayat diatas menetapkan model bagi perawat Muslim dan mengharuskan mereka
untuk berbelas kasih dan belas kasihan dengan pasien, dengan mengikuti jejak
Allah dan Nabi mereka dan mereka senantiasa harus tegas membangun etika
mereka pada hukum-hukum islam.
Perawat harus sangat bermurah hati dan penuh kasih dengan pasien, puas dengan
profesi mereka dan bangga dengan pelayanan mulia mereka yang mereka
tawarkan. Perawat harus mempunyai martabat, harga diri, dan rasa hormat
terhadap diri mereka sendiri dan terhadap profesi mereka. Perilaku mereka harus
menjadi contoh yang baik untuk seluruh masyarakat. Ini tentu etika penting dari
perawat Muslim.
Perawat muslim harus memahami bagian penting dari profesi mereka dan
berpikir tentang kesucian jiwa pasien dan tubuh mereka. Hal ini adalah
perawatan yang paling penting dalam kode etik islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika merupakan suatu peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai
acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan
buruk.
Etik keperawatan adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diyakini oleh
oleh profesi keperawatan dalam melaksanakan tugasnya yang berhubungan
dengan pasien, masyarakat, hubungan perawat dengan teman sejawat
maupun organisasi profesi.
Menurut kandungan Q.S. Al-Maidah :32 dan Q.S. Ali-Imran : 159 Perawat
harus sangat bermurah hati dan penuh kasih dengan pasien, puas dengan
profesi mereka dan bangga dengan pelayanan mulia mereka yang mereka
tawarkan. Perawat harus mempunyai martabat, harga diri, dan rasa hormat
terhadap diri mereka sendiri dan terhadap profesi mereka. Perilaku mereka
harus menjadi contoh yang baik untuk seluruh masyarakat. Ini tentu etika
penting dari perawat Muslim.
B. Kritik dan Saran
Dengan dekatnya perawat dengan pasien dan masyarakat seorang perawat di
wajibkan mempunyai etika yang baik dikarenakan etika merupakan sumber
dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun
dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hak-hak
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika.
Sudarma,Momon.2008.Sosiologi Untuk Kesehatan.Jakarta: Salemba Medika.
Suhaemi,Mimin Emi.2003.Etika Keperawatan. Jakarta:EGC.