Upload
others
View
14
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ETIK A PROFESI ATLM
C H O I R U L A N A M
S U R A B AYA , 2 7 J U L I 2 0 1 9 1
BIODATA
SEMINAR DPC KAB MAGETAN 10 PEBRUARI 2019 2
NAMA : CHOIRUL ANAM AMdK TMP TGL LAHIR : SIDOARJO, 22 DESEMBER 1963
ALAMAT : P. BUMI CITRA FAJAR JL. SEKAWAN NYAMAN BLOK H/36
KTP : SLAUTAN II/30 SIDOARJO
PENDIDIKAN : SD NEGERI SIDOKUMPUL LULUS 1976
SMP NEGERI I SIDOARJO LULUS 1980
SMA NEGERI I SIDOARJO LULUS 1983
AAM FK UNAIR SURABAYA 1987
PEKERJAAN : LAB MAHARANI SITUBONDO 1988 1989
LAB SARANA MEDIKA SEMARANG 1989 - 1991
LAB DR OTTY W PURWOKERTO 1992 1999
LAB JENGGOLO SIDOARJO 2003 - 2006
RS HUSADA UTAMA SURABAYA 2007 -2019
ORGANISASI : KETUA RT 15 RW 03 BCF DESA RANGKAH KIDUL SDA
2017-2022
KETUA DPC PATELKI SDA pada 2003-2007
SEKRETARIS PC ILKI SIDOARJO pada 2003 -2007
SEKRETARIS PW ILKI JATIM hingga 2008 -2015
SEKRETARIS DPW PATELKI JATIM hingga 2005- 2019
SEKRETARIS PC PKB PII SIDOARJO pada 2003 -2007
SEKRETARIS II DPC PBB KAB SIDOARJO hingga 2013
ANGGOTA MTKP JAWA TIMUR hingga 2010- 2012
ANGGOTA KALK JAWA TIMUR pada2010 - 2012
KETUA PAN KREDENSIAL NAKES LAIN RSHU 2018-2019
KEPUTUSAN MUNAS PATELKI SURABAYA 2017
BUKU PEDOMAN ORGANISASI PATELKI
DASAR HUKUM KODE ETIK ATLM
ETIKA
• Etika dari ethos (Yunani) dua kata yang sama bunyinya namun punya arti yang berbeda:
1. adat istiadat, kebiasaan 2. Perasaan batin, kecenderungan batin yang mendorong manusia dalam berperilaku
• Etika berkaitan dengan kebiasaan yang baik, aturan hidup yang baik, segala kebiasaan
baik yang dianut dan diwariskan dari satu orang/kelompok orang ke orang/kelompok orang dalam satu komunitas atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
• Etika / Moralitas memberi petunjuk konkret yang berkaitan dengan perintah dan larangan tentang bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai manusia
4
ETIKA PROFESI
• adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang
profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup
dalam mengembang tugasnya serta menerapkan
norma-norma etis umum pada bidang-bidang
khusus (profesi) dalam kehidupan manusia.
SEMINAR DPC KAB KEDIRI 21 OKTOBER 2018 5
TUJUAN KITA MEMPELAJARI ETIKA :
Untuk mendapatkan konsep/ pengertian yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau tindakan kita dalam ruang dan waktu tertentu
Untuk memiliki kedalaman sikap kemandirian dan tanggung jawab terhadap hidup kita
Untuk mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik
Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan yang otonom
Mengarahkan masyarakat menuju suasana harmonis, tertib, teratur, damai, dan sejahtera.
ETIKA
PERGAULAN HIDUP
- TERLINDUNG, - TENANG, - TENTERAM, -TIDAK MERUGIKAN ORANG LAIN, - TIDAK BERTENTANGAN HAM
- Menegaskan mana yang benar dan mana yang salah, - Mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya, - Memberikan batasan maupun standar yang mengatur pergaulan manusia di dalam kelompoknya
ETIKA PROFESI
Etika profesi mengandung unsur pengorbanan demi kemanusiaan, dedikasi dan pengabdian kepada masyarakat
Etika kelompok (dalam organisasi profesi) yang tertuang secara tertulis yang disebut Kode Etik Profesi menjadi tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama, menjaga martabat serta kehormatan profesi, di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah gunaan keahlian atau profesi yang diembannya
Manakala perilaku sebagian para anggota profesi tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (Kode Etik Profesi) maka terjadi kemerosotan etik pada profesi tersebut.
• Contoh:
• Mafia Peradilan
• Mafia Pendidikan
• Mafia Asuransi
• dll
9
KODE ETIK PROFESI
Kode Etik pertama untuk profesi kedokteran adalah Sumpah Hipokrates, abad 5 SM, Yunani kuno.
UU No.8 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari
PERILAKU YANG MENYIMPANG DARI KODE ETIK disebut sebagai PERILAKU YANG TIDAK ETIS
Kode Etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu merupakan aturan susila atau sikap akhlak sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
tempat kerja.
10
SYARAT KODE ETIK BERHASIL
Kode etik tidak akan efektif kalau dilaksanakan begitu saja yang datang dari atas yaitu instansi pemerintah karena tidak dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar (pemerintah) hanya dapat menganjurkan,membantu merumuskan
tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan.
KODE ETIK dihasilkan berkat pemikiran etis tertentu, yaitu PROFESI. Kode etik tidak menggantikan pemikiran Etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi Etis.
-- Adanya sanksi yang dikenakan kepada pelanggar kode etik
-- Pelaksanaannya diawasi terus menerus dari dalam organisasi profesi itu sendiri
-- Dibuat oleh profesi sendiri untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggap baku. Hal ini tidak pernah dapat dipaksakan dari luar
11
FUNGSI KODE ETIK
Memberikan pedoman setiap anggota tentang prinsip-prinsip profesionalisme yang digariskan organisasi
Sebagai saran kontrol soial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan
Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi
12
TUJUAN KODE ETIK PROFESI Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi
Untuk meningkatkan mutu organisasi
Untuk meningkatkan pelayanan di atas keuntungan pribadi
Menentukan baku standar moral sendiri 13
STANDAR PROFESI AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN
Lampiran SK Menkes No. 370/Menkes/SK/III/2007
tgl 27 Maret 2007
Latar belakang:
• Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat
memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap
spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium
• Dalam era globalisasi tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat
dielakkan lagi
• Ahli teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri dari para analis kesehatan dan
praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab
kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian
laboratorium dan tuntutan pelayanan yang prima
• Ahli teknologi laboratorium kesehatan Indonesia harus mampu bersaing dengan
ahliahli teknologi laboratorium (medical laboratory technology) dari negara lain yang
lebih maju
• Untuk itu perlu disusun suatu Standar Profesi bagi para ahli teknologi laboratorium
kesehatan di Indonesia.
Tugas Pokok & Fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Lampiran SK Menkes No. 370/Menkes/SK/III/2007
tgl 27 Maret 2007
Tugas Pokok
Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi,
Imunologi-serologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia,
Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi, dan Fisika
Selain Tugas Pokok, maka Fungsi/kewajiban sbb:
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium
4. Mengevaluasi data lab untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan
pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji
5. Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannyaMe
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien untuk
mengenterpretasikan hasil uji laboratorium
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasikegiatan lab
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknil lab
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
Kompetensi yang harus dimiliki:
(Lampiran SK Menkes No. 370/Menkes/SK/III/2007
tgl 27 Maret 007 )
1. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di
laboratorium kesehatan
2. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di
laboratorium kesehatan sesuai dengan jenjangnya
3. Memiliki ketrampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan laboratorium,
yaitu;\:
a. ketrampilan pengambilan spesimen termasuk penyiapan (bila diperlukan) labelling,
penangan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman spesimen
b. Ketrampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode pengujian dan pemakaian alat
dengan benar
c. Ketrampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan penanganan
masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan
d. Ketrampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk pengujian spesimen
4. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium
5. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur
laboratorium
6. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji lab.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Ahli Teknologi
Laboratorium Medik harus mempunyai sikap dan kepribadian sebagai
berikut:
1. Teliti dan cekatan
2. Jujur dan dapat dipercaya
3. Rasa tanggungjawab yang tinggi
4. Mampu berkomunikasi dengan efektif
5. Disiplin
6. Berjiwa melayanani
Kode Etik Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
(Lampiran SK Menkes No. 370/Menkes/SK/III/2007
tgl 27 Maret 0A07 )
K O D E E T I K P AT E L K I
A DA L A H P E R A N G K AT YA N G D I M I L I K I O L E H PAT E L K I U N T U K M E N G AT U R TATA C A R A , AT U R A N M A I N , DA N E T I K A K E R J A DA L A M P E N Y E L E N G G A R A A N P E L AYA N A N P E M E R I K S A A N L A B O R ATO R I U M K E S E H ATA N , B A I K YA N G D I K E L O L A O L E H P E M E R I N TA H M A U P U N O L E H S WA S TA
P E L A K S A N A A N N YA D I K E N DA L I K A N O L E H M A J E L I S KO D E E T I K YA N G B E R A DA D I T I N G K AT P U S AT.
KO D E E T I K PAT E L K I M E N G AT U R K E WA J I B A N A N G G OTA T E R H A DA P P R O F E S I , T E R H A DA P D I R I S E N D I R I , T E R H A DA P PA S I E N / P E N G G U N A J A S A , T E R H A DA P T E M A N S E J AWAT DA N T E R H A DA P M A S YA R A K AT
K O D E E T I K P AT E L K I Kewajiban Umum
Kewajiban ATLM Terhadap Profesi
Kewajiban ATLM Terhadap Teman Sejawat dan Profesi Lain
Kewajiban ATLM Terhadap Pasien / Pemakai jasa
Kewajiban ATLM Terhadap Masyarakat
Kewajiban ATLM Terhadap Diri sendiri
Sanksi
K E W A J I B A N U M U M
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah profesi
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam menyelenggarakan praktik profesinya harus berpedoman pada standar profesi.
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak teman sejawat dan hak-hak tenaga kesehatan lainnya
K E W A J I B A N A T L M T E R H A D A P P R O F E S I
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas, kejujuran serta dapat dipercaya, produktif, efektif, efisien, peduli terhadap tugas dan lingkungan.
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik berkewajiban menjunjung tinggi norma-norma dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan dalam penyelenggaraan praktik profesinya.
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik senantiasa harus melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
Setiap ATLM yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP)
K E W A J I B A N A T L M T E R H A D A P T E M A N S E J A W A T D A N P R O F E S I L A I N
Setiap ATLM memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku sebagaimana dia sendiri ingin diperlakukan.
Setiap ATLM harus menjunjung tinggi kesetiakawanan dan sikap saling menghargai dengan teman sejawat dalam penyelenggaraan profesinya.
Setiap ATLM harus membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan senantiasa berkualitas tinggi.
K E W A J I B A N A T L M T E R H A D A P P A S I E N / P E M A K A I J A S A
1. Setiap ATLM dalam memberikan pelayanan harus
bersikap adil dan mengutamakan kepentingan pasien dan atau pemakai jasa
tanpa membeda-bedakan kedudukan, golongan, suku, agama, jenis kelamin dan
kedudukan sosial.
2. Setiap ATLM harus bertanggungjawab dan menjaga
kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan atau pemakai jasa
secara profesional.
K E W A J I B A N A T L M T E R H A D A P P A S I E N / P E M A K A I J A S A
3. Setiap ATLM berkewajiban merahasiakan segala sesuatu baik informasi dan hasil pemeriksaan
yang diketahui berhubungan dengan tugas yang dipercayakannya kecuali
jika diperlukan oleh pihak yang berhak dan jika diminta oleh
pengadilan.
4. Setiap ATLM dapat berkonsultasi/merujuk kepada
teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang
akurat.
K E W A J I B A N A T L M T E R H A D A P M A S Y A R A K A T
1. Setiap ATLM dalam menjalankan praktik profesinya harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan memperhatikan aspek pelayanan kesehatan serta nilai budaya, adat istiadat yang
berkembang di masyarakat.
2. Setiap ATLM harus memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan
profesionalnya baik secara teori maupun praktek kepada masyarakat luas serta selalu
mengutamakan kepentingan masyarakat.
K E W A J I B A N A T L M T E R H A D A P M A S Y A R A K A T
3. Setiap ATLM dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti
peraturan perundang- undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada
masyarakat.
4. Setiap ATLM harus dapat mengetahui penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar prosedur operasional dan norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk
dapat melindungi kepentingan masyarakat.
K E W A J I B A N A T L M T E R H A D A P D I R I S E N D I R I
1. Setiap ATLM senantiasa
beriman dan
bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Setiap ATLM berkewajiban
untuk meningkatkan keahlian dan
pengetahuannya sesuai dengan
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Setiap ATLM berkewajiban
untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan di
bidang teknologi Laboratorium Medik maupun bidang lain yang dapat menunjang
pelayanan profesinya. Dalam
melakukan pekerjaannya
Setiap ATLM harus bersikap dan
berpenampilan sopan dan wajar
serta selalu menjaga nilai-nilai
kesopanan.
Setiap ATLM harus memelihara kesehatan
dirinya supaya dapat bekerja dan melayani dengan
baik.
S A N K S I
Sanksi Profesi :
adalah hukuman yang mmemaksa ATLM untuk mentaati ketentuan yang telah disepakati Profesi dalam kode etik profesi
Macam-macam Sanksi :
Sanksi ringan : berupa peringatan tertulis
Sanksi berat : berupa tugas menjalankan pelatihan / pendidikan tertentu sampai pencabutan sebagai profesi atau direhabilitasi
A L U R P E N Y E L E S A I A N M A S A L A H P E L A N G G A R A N K O D E E T I K
( T I N G K A T D P C )
DPC membuat laporan dan
permohonan penyelesaian
masalah ke DPW
DPW
Menerima laporan dan
permohonan penyelesaian masalah
dari DPC
STOP
DPC, Pelapor, Terlapor
Tanda tangan
Kesepakan dan berita
acara
Selesai
&
Terjadi Kesepakatan
YA
TIDAK
A L U R P E N Y E L E S A I A N M A S A L A H P E L A N G G A R A N K O D E E T I K
( T I N G K A T D P W )
MKE DPP
Menerima laporan & Permohonan
Penyelesaian masalah dari DPW
DPW DPC, pelapor, terlapor
mediasi & klarifikas II
berita acara
DPW membuat laporan dan
permohonan penyelesaian
masalah ke DPP
DPW
Identifikasi &Verifikasi laporan
dan permohonan penyelesaian
masalah dari DPC
STOP DPW, DPC, Pelapor, Terlapor
Tanda tangan Kesepakan dan berita
acara
Selesai
&
Terjadi Kesepakatan
YA
TIDAK
A L U R P E N Y E L E S A I A N M A S A L A H P E L A N G G A R A N K O D E E T I K
( T I N G K A T D P P )
MKE DPP
Membuat berita acara putusan
DPW
DPP
Identifikasi Dan
Verifikasi Pengaduan
DPP,DPW,DPC, PELAPOR,
TERLAPOR
Sidang Majelis Kode Etik
MKE DPP
Menerbitkan surat keterangan
Tidak melanggar kode etik
MKE DPP
Menetapkan sanksi
Pedoman sanksi
S
T
O
P
Putusan
Melanggar Kode Etik ?
YA
TIDAK
MKE DPP
Membuat berita acara
putusan
MKE DPP
Menerbitkan surat
keterangan sanksi
SUMPAH ATLM
SEMINAR DPC KAB KEDIRI 21 OKTOBER 2018 33
TERIMA KASIH
SEMINAR DPC KAB MAGETAN 10 PEBRUARI 2019 34
Kurikulum Vitae Pembicara
Nama : HARIANTO, S.Si
Lahir : Lamongan, 7 September 1970
Alamat : Bandung City View, Kav 250
BANDUNG
Pendidikan : Analis Medis Universitas Airlangga Surabaya, 1992
S1 Analis Kesehatan Bhakti Asih Bandung, 2015
Pekerjaan : Direktur Operasional
Laboratorium Klinik PRAMITA
Organisasi : Ketua VII, Departement Standarisasi dan Sertifikasi
DPP PATELKI
Emaill : [email protected]
UNIT COST ANALYSIS
HARIANTO, S.Si
Direktur Operasional Lab. Klinik PRAMITA
Gontard & CIE Group – Copyright 2017
Gontard & CIE Group – Copyright 2017
Time
Money
Quality
Pre-analytics Analytics
Laboratorium Cost
KATEGORI KOMPONEN BIAYA
Fungsi Pokok
Biaya Produksi
Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead cost
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi dan
umum
Sifat Pengaruh
Direct cost
Indirect cost
Variable cost
Fixed cost
Pengaruh Volume
DIRECT COST
Biaya langsung (Direct cost) : biaya yang
langsung terkait dengan produk yang dihasilkan
Dikenal dengan Cost of Good Sold (COGS),
atau Harga Pokok Penjualan (HPP)
Terdiri dari bahan baku dan tenaga kerja
langsung : Reagensia, tenaga analis,
konsumable, power.
INDIRECT COST Biaya tidak langsung (Indirect cost) : biaya yang tidak
langsung terkait dengan produk yang dihasilkan.
Dikenal dengan overhead
Terdiri dari:
Tenaga tidak langsung
Bahan pendukung
Biaya pemeliharaan dan perbaikan
Biaya Penyusutan alat
FIXED COST Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang jumlah
totalnya tetap konstan,
Tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau
aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
Biaya tetap per unit berbanding terbalik secara
proporsional dengan perubahan volume kegiatan atau
kapasitas.
Semakin tinggi tingkat kegiatan, maka semakin rendah
biaya tetap per unit. Semakin rendah tingkat kegiatan,
maka semakin tinggi biaya tetap per unit.
VARIABLE COST
Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang
jumlah totalnya tergantung pada volume/jumlah produk
Berubah sebanding (proporsional) dengan perubahan
volume kegiatan.
Semakin tinggi volume kegiatan atau aktivitas, maka
secara proporsional semakin tinggi pula total biaya
variabel. Semakin rendah volume kegiatan, maka secara
proporsional semakin rendah pula total biaya variabel.
UNIT COST
Unit cost adalah semua biaya yang diperlukan
untuk memproduksi, menyimpan dan menjual
satu unit barang/jasa
Unit cost pemeriksaan laboratorium adalah
semua biaya yang diperlukan untuk satu unit
hasil pemeriksaan yang dilaporkan (Cost per-
Reportable Result)
KOMPONEN UNIT COST
TUJUAN
Dasar dalam menetapkan harga.
Pengendalian biaya
Dasar dalam pemilihan alat, reagensia, dan supplier
Dasar dalam membuat keputusan : dikerjakan sendiri VS dirujuk
MENGHITUNG COST UNIT?
Gontard & CIE Group – Copyright 2017
TOTAL COST of OWNERSHIP (TCO)
TCO (dalam kontek
laboratorium) adalah
estimasi unit cost melalui
pendekatan penghitungan
total biaya – total direct dan
indirect cost – yang terkait
dengan seluruh proses
untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan.
TCO FORMULA
Unit Cost = (Cvd+Cvi+Cfd+Cfi) / RR
RR = Reportable result
Cvd = Variable direct cost
Cvi = Variable indirect cost
Cfd = Fixed direct cost
Cfi = Fixed indirect cost
IDENTIFIKASI SELURUH KOMPONEN BIAYA PRODUKSI
Jumlah Test
Jumlah tenaga kerja
Harga reagen/control/calibrator dan konsumable
Jumlah test dan pemakaian reagen/control/calibrator dan konsumable
Informasi teknik alat
Overhead, biaya IT dan biaya-biaya lain yang terkait
SUMBER INFORMASI DATA
Laporan Keuangan
Price List
Kit Insert / manual intruction
Informasi teknisi
Menghitung Variable Direct Cost
Biaya reagen
Consumable dan disposable
Tenaga listrik
Pemakaian air
Lab staff over time
MENGHITUNG COST REAGEN PER-TEST Cost per test adalah jumlah seluruh komponen
yang digunakan dalam 1 test, meliputi : Cost Reagensia
Cost Control
Cost kalibrator
Cost konsumable
Bahan dan reagensia untuk pemeriksaan bukan merupakan satuan terkecil, penghitungan digunakan : Penghitungan real cost
Pendekatan matematis
Cost/test
PENGHITUNGAN REAL COST
Pendekatan terbaik,
Cost diperoleh dari biaya riil yang dikeluarkan.
Data diperoleh dari laporan keuangan
Sulit diaplikasikan, karena : Perhitungan di lapangan sulit dilakukan
Komponen yang terlibat banyak
PENDEKATAN MATEMATIS (TCO)
Relatif mudah diaplikasikan
Komponen perhitungan meliputi : Harga reagensia, kontrol, kalibrator dan konsumable
Jumlah pasien
Jumlah test dalam 1 kit
Jumlah kontrol
Jumlah kalibrator
Sewa alat (bila ada)
Perhitungan menggunakan pendekatan jumlah setahun
MENGHITUNG COST REAGEN/RR
Cost dipengaruhi oleh;
Jumlah Pasien test
Jumlah dan frekuensi kontrol
Jumlah dan Frekuensi kalibrator
Harga
Rentang waktu analisis sebaiknya 1 tahun
Model pemakaian reagen
Single reagen single test
Single test, multi reagen
Multi reagen single test: mikrobiologi
Multi reagen multi test : hematologi
COST REAGENSIA (SINGLE R/) Variable penghitung :
Harga reagensia termasuk PPN
Jumlah test pasien
Jumlah test kontrol
Jumlah test kalibrator
Jumlah total test
Jumlah test perkit dan total jumlah kit
Total biaya reagensia
Cost reagen pertest adalah biaya seluruh pemakaian reagensia termasuk kontrol dan kalibrator dibagi dengan jumlah hasil test / reportable result (bukan jumlah total test)
Hitung dalam setahun
COST REAGENSIA (MULTI R/)
Hitung volume penggunaan masing-masing reagen,
untuk masing-masing fungsi: test, kontrol, washing,
pemeliharaan.
Hitung frekuensi penggunaan setahun
Hitung volume penggunaan setahun dan jumlahkan
volume totalnya
Konversi dengan kit / kemasan
Kalikan kit dan harga
Cost reagen adalah total cost setahun dibagi reportable
result
COST CONSUMABLE Penggunaan satuan
Tip
Object / cover glass
Cost dihitung satuan
Penggunaan bersama
Spuit
Tube
Washing solution
Cost dihitung berdasarkan test pengguna
Total konsumable pertest adalah penambahan dari semua cost consumable pertest yang digunakan dalam test
COST CONSUMABLE Variable penghitung (penggunaan bersama:
Jenis barang konsumable yang digunakan
Harga konsumable perkit
Jumlah kebutuhan kit
Totol biaya konsumable
Jumlah parameter yang menggunakan konsumable
Jumlah pasien dalam parameter pengguna konsumable
Cost konsumable pertest adalah jumlah biaya konsumable dibagi pasient test (reportable result)
Menghitung Fixed Direct Cost
Gaji Lab Tech
Biaya Instrument/sewa
alat/ penyusutan
Biaya bahan kontrol
Biaya bahan kalibrator
Prinsip penghitungannya
adalah total biaya dibagi
dengan reportable result
test terkait dalam satuan
waktu tertentu.
COST CONTROL & KALIBRATOR
Variable penghitung : Harga kontrol/kalibrator perkit
Jumlah kit
Totol biaya kontrol/kalibrator
Jumlah parameter yang menggunakan kontrol/kalibrator
Jumlah pasien dalam parameter pengguna kontrol/kalibrator
Cost kontrol/kalibrator pertest adalah jumlah biaya kontrol/kalibrator dibagi jumlah reportable result pengguna kontrol/kalibrator tersebut
Menghitung Variable Indirect Cost
Gaji Pathologist *)
Biaya pengulangan
Biaya dokumentasi
Biaya asesoris (amplop,
plastik)
Biaya Mutu
Biaya pengelolaan limbah
Prinsip penghitungannya
adalah total biaya dibagi
dengan reportable result
test terkait dalam satuan
waktu tertentu.
Menghitung Fixed Indirect Cost
Gaji Managerial
Gaji tenaga non Lab tech
Sewa gedung / space
Biaya IT
Biaya penyimpanan
Biaya pemeliharaan
Biaya Pemasaran
Biaya organisasi dan
managemen
Prinsip penghitungannya
adalah total biaya dibagi
dengan reportable result
test terkait dalam satuan
waktu tertentu.
COST PERTEST
Cost pertest merupakan jumlah total dari : Variable direct cost reagensia
Fixed direct cost
Variable indirect cost
Fixed indirect cost
Terima Kasih
Your Logo By HR
MANAJEMEN LOGISTIK DAN SISTEM
PENGADAAN LABORATORIUM
Atna Permana
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta mampu menjelaskan tentang Pengelolaan
Logistik Laboratorium
Pengertian Manajemen Logistik
Manajemen logistik
Suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat
(Subgya, 2007)
Fungsi perencanaan dan penentuan
kebutuhan
Mencakup aktivitas dalam menetapkan
sasaran-sasaran, pedoman, pengukuran
penyelenggaraan bidang logistik.
Penentuan kebutuhan merupakan
perincian (detailering) dari fungsi
perencanaan, bila mana perlu semua
faktor yang mempengaruhi penentuan
kebutuhan harus diperhitungkan.
Tahapan perencanaan logistik pada
umumnya dapat menjawab :
a. Apakah yang di butuhkan (what) untuk
menentukan jenis barang yang tepat
b. Berapa yang di butuhkan (how much,
how many) untuk menentukan jumlah yang
tepat
c. Bilamana dibutuhkan (when) untuk
menentukan waktu yang tepat
d. Di mana dibutuhkan (where) untuk
menentukan tempat yang tepat
Tahapan perencanaan logistik pada
umumnya dapat menjawab:
e. Siapa yang mengurus atau siapa
yang menggunakan (who) untuk
menentukan orang atau unit yang
tepat
f. Bagaimana diselenggarakan (how)
untuk menentukan proses yang tepat
g. Mengapa dibutuhkan (why) untuk
memeriksa apakah keputusan yang
diambil sudah tepat.
Fungsi penganggaran
Merupakan usaha-usaha untuk merumuskan
perincian penentuan kebutuhan
dalam suatu skala standar, yakni skala mata
uang dan jumlah biaya dengan
memperhatikan pengarahan dan
pembatasan yang berlaku terhadapnya.
Sumber Anggaran
Sumber anggaran di suatu rumah sakit
beragam, tergantung pada institusi yang
ada apakah milik pemerintah atau swasta.
Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber
anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi
(Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari
penerimaan rumah sakit
Rumah sakit swasta sumber anggaran
berasal dari Dana Subsidi (Yayasan dan
Donatur), Penerimaan rumah sakit dan
Dana dari pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi Anggaran RS
Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 %-50 % dalam bentuk obat dan
bahan farmasi (laboratorium), alat tulis kantor, cetakan, alat rumah
tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.
Fungsi Pengadaan
Merupakan usaha dan kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah
digariskan dalam fungsi
perencanaan dan penentuan
kepada instansi-instansi pelaksana
Cara yang dapat dilakukan untuk
menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian ( hibah )
e. Penukaran
f. Pembuatan
g. Perbaikan
Proses pengadan peralatan dan perlengkapan
pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan
a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b. Penyususnan dokumen tender
c. Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang
d. Pemasukan dan pembukuan penawaran
e. Evaluasi penawaran
f. Pengusulan dan penentuan pemenang
g. Masa sanggah
h. Penunjukan pemenang
i. Pengaturan kontrak
j. Pelaksanaan kontrak
Fungsi penyimpanan dan penyaluran
Merupakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran
perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi sebelumnya untuk
kemudian disalurkan
Penyimpanan
Faktor yang mempengaruhi
penyaluran barang antara lain:
a. Proses Administrasi
b. Proses penyampaian berita (data informasi)
c. Proses pengeluaran fisik barang
d. Proses angkutan
e. Proses pembongkaran dan pemuatan
f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
Fungsi pemeliharaan
Fungsi ini adalah usaha atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil
barang inventaris
Fungsi penghapusan
Fungsi ini berupa kegiatan dan usaha pembebasan
barang dari pertanggung jawaban yang berlaku.
Usaha untuk menghapus kekayaan (asset) karena
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi,
dinyatakan sudah tua dari segi ekonomi meskipun
teknis, kelebihan, hilang,susut, dan karena hal-hal
menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Alasan penghapusan barang antara
lain:
a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam,
administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b. Teknis dan ekonomis: setelah nilai barang dianggap tidak ada
manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan beberapa faktor: kerusakaan
yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau
efektivitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi
menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang
mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak
memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.
Lanjutan
c. Surplus dan ekses
d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Fungsi pengendalian
Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan
yang memiliki usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan
pengelolaan logistik.
Bentuk kegiatan pengendalian antara
lain:
a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma,
instruksi dan prosedur lain
b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna
mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya
pelaksanaan dari rencana
c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara pelaksanaan dalam
rangka pencapaian tujuan
d. Melakukan supervisi
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan
dengan baik diperlukan sarana pengendalian
a. Struktur organisasi yang baik
b. Sistem informasi yang memadai
c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
d. Pendidikan dan pelatihan
e. Anggaran yang cukup memadai
PERAN LOGISTIK RUMAH SAKIT
Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi jasa
sehingga logistik dalam rumah sakit bukan logistik pendistribusian barang,
tetapi hanya menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta
peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi jasa tersebut.
Logistik dalam rumah sakit bermula dari perolehan (procurement) dan
berakhir dengan dokumen penuh dari usaha pembedahan dan
pengobatan.
PERAN LOGISTIK RUMAH SAKIT
Manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit adalah suatu proses
pengolahan secara strtegis terhadap pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, serta pemantauan persediaan barang (stock, material,
supplies, inventory, etc) yang diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit.
Menurut bidang pemanfaatannya bahan dan barang
yang harus disediakan di rumah sakit dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Logistik Obat
Meliputi aktivitas logistik yang terkait
dengan obat yang digunakan dalam
proses pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
Obat merupakan salah satu komponen
utama pendapatan rumah sakit.
Tantangan dalam melaksanakan logistik
obat di rumah sakit secara baik
tergolong tinggi.
b. Logistik Alat Kesehatan
Kegiatan logistik yang terkait dengan alat kesehatan yang digunakan
dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Masalah utama yang sering terjadi adalah manajemen inventaris yang
kurang baik, sehingga mengakibatkan alat kesehatan yang disimpan
berlebihan.
c. Logistik Food and Baverages
Kegiatan logistik yang terkait
dengan pelayanan gizi, baik
untuk pasien atau untuk
karyawan rumah sakit.
Masalah yang sering muncul
adalah barang hilang atau
berkurang dan mutu proses yang
bervariasi.
d. Logistik Bahan Habis Pakai
Kegiatan logistik yang terkait
dengan bahan-bahan yang
dikategorikan sebagai bahan
habis pakai.
Masalah yang paling sering
dihadapi adalah sediaan bahan
habis pakai yang berlebihan.
e. Logistik Barang Kuasi
Kegiatan logistik yang terkait dengan barang kelengkapan administrasi
rumah sakit.
Masalah yang sering terjadi adalah sediaan barang kuasi ynag terlalu
banyak.
f. Logistik Peralatan Medis dan Non Medis
Kegiatan logistik yang terkait dengan peralatan medis dan non medis
yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Masalah yang sering dihadapi adalah penyimpanan alat dan persediaan
suku cadang.
g. Logistik Sarana dan Prasarana Gedung
Kegiatan logistik yang terkait dengan sarana dan prasarana gedung rumah
sakit.
Nilai sarana dan prasarana gedung rumah sakit dapat mencapai sekitar 40%
dari nilai aset total rumah sakit.
Masalah yang sering muncul :
1) Pembangunan sarana dan prasarana yang tidak efisien
2) Pemeliharaan saran dan prasarana yang tidak sesuai standar yang tidak
ditentukan.
h. Logistik Linen
Kegiatan logistik yang terkait dengan bahan kelompok linen.
Masalah yang dihadapi adalah sediaan yang berlebihan dan proses yang
bervariasi.
TERIMA KASIH
Program Nasional
17 STANDAR , 70 ELEMEN PENILAIAN
dr Dahsriati SpKJ.
Lab
“IGD” Lab
“ICU”
Lab
“Anak”
Lab
PA
Lab
“Bag X”
“Pelayanan”
Lab di Ruang, POCT
Ka Pelayanan
Lab Terintegrasi
Pelayanan Laboratorium Terintegrasi
Bukti pengintegrasian a.l.::
1. Kepala Pelayanan AP 5.1
2. Program Safety AP 5.3.,
5.3.1
3. Program Mutu AP 5.9
4. Kompetensi Staf AP 5.2
5. Program Pemeliharaan
Alat AP 5.5
Analog untuk
Pelayanan RIR
Pelayanan AnestesiInst Lab
Penataan organisasi
pelayanan shg menjadiTERINTEGRASI
Standar AP.5
Pelayanan laboratorium tersedia utk memenuhi kebutuhan
pasien, dan semua pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan.
Elemen Penilaian AP.5
1. Ada regulasi ttg pengorganisasian dan pengaturan
pelayanan lab secara terintegrasi. (R)
2. Ada pelaksanaan pelayanan lab tersedia 24 jam. (O,W)
3. Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus
yg dapat dihubungi jika dibutuhkan (W)
4. Ada bukti pemilihan lab di luar RS (pihak ketiga) utk
kerjasama berdasarkan pd sertifikat mutu dan diikuti
perjanjian kerjasama sesuai peraturan perUUan. (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan rujukan lab keluar RS (pihak
ketiga) harus melalui lab RS. (D,W)
Pelayanan Lab Terintegrasi
Standar AP.5.1
RS menetapkan regulasi bhw seorang (atau lebih) yg
kompeten dan berwenang, bertangg-jawab mengelola
pelayanan laboratorium
Elemen Penilaian AP.5.1
1. RS menetapkan seorang (atau lebih) tenaga profesional
utk memimpin pelayanan lab terintegrasi disertai uraian
tugas, tangg-jawab dan wewenang sesuai butir a) s/d e)
dalam Maksud dan Tujuan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan evaluasi
regulasi. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan lab sesuai regulasi.
(D,W)
4. Ada bukti pengawasan pelaksanaan administrasi. (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu. (D,W)
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi semua
jenis pelayanan lab. (D,W)
Kepala Pelayanan Lab,SK, UTW, Pola kerja
Standar AP.5.2
Semua staf laboratorium mempunyai pendidikan,
pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yg dipersyaratkan
untuk mengerjakan pemeriksaan.
Elemen Penilaian AP.5.2
1. RS melakukan analisis pola ketenagaan staf lab yg
adekuat utk memenuhi kebutuhan pasien (D,W)
2. Staf lab yg membuat interpretasi, memenuhi
persyaratan kredensial. (lihat juga KPS.4, EP 1). (D,W)
3. Staf lab dan staf lain yg melaksanakan tes termasuk yg
mengerjakan Tes di Ruang Rawat (TRR / Point of Care
Testing) pasien, memenuhi persyaratan kredensial
(lihat juga KPS.4, EP 1). (D,W)
4. Ada pelaksanaan supervisi pelayanan lab di RS. (R,D)
Staf - kredensial
Standar AP.5.3
RS menyusun program manajemen risiko di laboratorium,
dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan
program sejalan dengan program manajemen risiko
fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian
infeksi
Elemen Penilaian AP.5.3
1. Ada program manajemen risiko menangani potensi risiko di
lab, sesuai regulasi RS (R,)
2. Ada bukti pelaksanaan program manajemen risiko sbg bagian
dari manajemen risiko RS dan program pencegahan dan
pengendalian infeksi (D,W)
3. Ada bukti laporan kpd pimpinan RS paling sedikit satu tahun
sekali dan bila ada kejadian. (D,W)
4. Ada pelaksanaan orientasi dan pelatihan berkelanjutan
(ongoing) bagi staf lab ttg prosedur keselamatan dan
keamanan utk mengurangi risiko serta pelatihan ttg prosedur
baru yg menggunakan bahan berbahaya. (lihat MFK.5; TKRS.9;
KKS.7 & 8) (D,W)
Program Manajemen Risiko Lab
Standar AP.5.3.1
RS menetapkan regulasi bahwa unit laboratorium
melaksanakan proses untuk mengurangi risiko infeksi
akibat paparan bahan-bahan dan limbah biologis
berbahaya.
Elemen Penilaian AP.5.3.1
1. Ada bukti unit lab melaksanakan manajemen risiko
fasilitas dan risiko infeksi sesuai regulasi di RS (D,W)
2. Ada bukti pelaporan dan penanganan staf yg terpapar di
unit lab dicatat sesuai dgn regulasi PPI RS dan peraturan
perUUan (D,W)
3. Ada bukti unit lab menjalankan ketentuan sesuai dgn
butir a) s/d g) dalam Maksud dan Tujuan (D,W)
4. Ada bukti dilakukan tindakan koreksi, dicatat, dievaluasi
dan dilaporkan kpd Penangg-jawab / koordinator K3 RS
jika muncul masalah dan terjadi kecelakaan (D,W)
Pengurangan risiko infeksi
MSDS / LDP (Lembar Data Pengaman), Eye washer, Dekontaminasi !
Standar AP.5.3.2.
Ada prosedur melaporkan hasil laboratorium yg kritis.
Elemen Penilaian AP.5.3.2.
1. Ada regulasi yg disusun secara kolaboratif ttg hasil lab
yg kritis, pelaporan oleh siapa dan kpd siapa, dan
tindak lanjutnya. (R)
2. Hasil lab yg kritis dicatat didalam rekam medis pasien
(lihat juga SKP 2 .1 EP 2 ) (D,W)
3. Ada bukti tindak lanjut dari pelaporan hasil lab yg kritis
secara kolaboratif. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut thd
seluruh proses, agar memenuhi ketentuan serta
dimodifikasi sesuai kebutuhan. (D,W)
Nilai/hasil Lab yg Kritis
Standar AP.5.4
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian
pemeriksaan laboratorium.
Elemen Penilaian AP.5.4
1. RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian
pemeriksaan lab. (R)
2. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian
pemeriksaan lab. (D,W)
3. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian
pemeriksaan cito. (D,W)
Waktu hasil, TAT
Standar AP.5.5
RS menetapkan regulasi yg mengatur ttg uji fungsi,
inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular)
thd semua peralatan yg digunakan utk pemeriksaan di lab
dan hasil pemeriksaan didokumentasikan.
Elemen Penilaian AP.5.5
1. Ada regulasi dan program utk pengelolaan peralatan
lab yg meliputi butir a) s/d h) dalam Maksud dan
Tujuan. (R)
2. Ada bukti staf yg terlatih melaksanakan uji fungsi dan
didokumentasikan. (D,W)
3. Ada bukti staf yg terlatih melaksanakan inspeksi
berkala dan didokumentasikan. (D,W)
4. Ada bukti staf yg terlatih melaksanakan pemeliharaan
berkala dan didokumentasikan. (D,W)
5. …
Daftar Alat
Program Pengelolaan Alat
…(Elemen Penilaian AP.5.5)…
5. Ada bukti staf yg terlatih melaksanakan kalibrasi
berkala dan didokumentasikan. (D,W)
6. Ada daftar inventaris peralatan laboratorium. (D)
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan
terhadap kegagalan fungsi alat dan didokumentasikan.
(D,W)
8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan
(recall) dan didokumentasikan. (D,W)
9. Terhadap kegiatan a) s/d h) dalam Maksud dan tujuan
dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut (D,W)
Standar AP.5.6
Reagensia essensial dan bahan lainnya tersedia secara
teratur dan di evaluasi akurasi dan presisi hasilnya
Elemen Penilaian AP.5.6.
1. RS menetapkan pengelolaan logistik lab, reagensia
esensial, bahan lain yg diperlukan, termasuk kondisi
bila terjadi kekosongan sesuai peraturan perundangan.
(lihat juga MFK.5, EP 1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan semua reagensia esensial
disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai
pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada
kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2). (D,O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua reagen.
(D,W)
(Langkah2 dasar pengelolaan logistik:
1.Pengecekan stok, 2.Proses permintaan, 3.Proses suplai, 4.Proses terima-simpan.)
Pengelolaan logistik
Standar AP.5.7
Ada regulasi ttg pengambilan, pengumpulan, identifikasi,
pengerjaan, pengiriman, penyimpanan, pembuangan
spesimen dan dilaksanakan
Elemen Penilaian AP.5.7
1. Ada regulasi ttg pengambilan, pengumpulan, identifikasi,
pengerjaan, pengiriman, pembuangan spesimen (R)
2. Ada bukti pelaksanaan permintaan pemeriksaan oleh PPA yg
kompeten dan berwenang (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pengambilan, pengumpulan dan
identifikasi specimen sesuai dgn regulasi (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan pengiriman, pembuangan,
penyimpanan, pengawetan specimen sesuai dgn regulasi
(D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, telusur
spesimen (tracking) sesuai dgn regulasi. (D,W)
6. Ada bukti pengelolaan pemeriksaan jaringan / cairan sesuai
dgn regulasi. (D,W)
7. Ditetapkan prosedur bila menggunakan lab rujukan (D)
Spesimen
Standar AP.5.8
RS menetapkan nilai normal dan rentang nilai untuk
interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium klinis.
Elemen Penilaian AP.5.8
1. Ada regulasi ttg penetapan dan evaluasi rentang nilai
normal utk interpretasi, pelaporan hasil lab klinis. (R)
2. Pemeriksaan lab harus dilengkapi dgn permintaan
pemeriksaan tertulis disertai dgn ringkasan klinis.
(D,W)
3. Setiap hasil pemeriksaan lab dilengkapi dgn rentang
nilai normal. (D)
Nilai normal/rujukan
Standar AP. 5.9
RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan prosedur
kendali mutu pelayanan lab, di evaluasi dan dicatat
sebagai dokumen.
Elemen Penilaian AP.5.9
1. RS menetapkan program mutu lab klinik meliputi a s/d
e di Maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan validasi metoda tes. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan surveilans harian dan
pencatatan hasil pemeriksaan.(D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan tes reagen. (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat dan
dokumentasinya terhadap masalah yg timbul. (D,W)
PMI
Standar AP.5.9.1.
Ada proses untuk pemantapan mutu eksternal
sebagai tes pembanding mutu.
Elemen Penilaian AP.5.9.1
1. Ada bukti pelaksanaan PME (D)
2. Ada bukti tindak lanjut dari hasil PME (D)
PME
Standar AP.5.10
Laboratorium rujukan yg bekerja sama dgn RS
mempunyai ijin, terakreditasi, ada sertifikasi dari pihak yg
berwenang
Elemen Penilaian AP.5.10
1. Ada bukti ijin dan atau sertifikasi lab rujukan. (D,W)
2. Ada bukti pelaksanaan PME lab rujukan. (D,W)
3. Ada staf yg bertangg-jawab mereview dan
menindaklanjuti hasil pemeriksaan laboratorium yg
diberikan. (D,W)
4. Laporan tahunan PME lab rujukan diserahkan kpd
pimpinan RS utk evaluasi kontrak klinis tahunan. (D,W)
Lab rujukan
PELAYANAN DARAH
Elemen Penilaian AP.5.11
1. Ada regulasi ttg penyediaan dan pelayanan darah meliputi a)
s/d d) pada maksud dan tujuan sesuai dgn peraturan
perUUan. (R)
2. Pemberian darah harus mendapatkan persetujuan dari pasien
atau keluarga, yg sebelumnya telah mendapatkan penjelasan
ttg tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi pemberian
transfusi darah dan produk darah. (D,W) (Lihat juga HPK.2.1
EP 4, SKP 1 EP 4)
3. Ada bukti dilaksanakan monitoring dan evaluasi pemberian
transfusi darah dan produk darah dan dilaporkan bila terjadi
reaksi transfusi. (D,W) (Lihat juga PAP.3.3 dan PMKP.11)
Standar AP.5.11
RS menetapkan regulasi ttg penyelenggaraan pelayanan
darah dan menjamin pelayanan yg diberikan sesuai
peraturan perundang-undangan dan standar pelayanan
Standar AP.5.11.1
RS menetapkan regulasi bhw seorang profesional yg
kompeten dan berwenang, bertangg-jawab utk
penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin
pelayanan yg diberikan sesuai peraturan perundangan
dan standar pelayanan
Elemen Penilaian AP.5.11.1
1. Seorang profesional yg kompeten dan berwenang,
ditetapkan bertangg-jawab utk pelayanan darah dan
tranfusi (lihat juga, PAP.3.3; TKRS.9) (R)
2. Ada supervisi meliputi a) s/d d) di maksud dan
tujuan.(D,W)
Standar AP.5.11.2
RS menetapkan program dan pelaksanaan kendali
mutu pelayanan darah sesuai peraturan
perundang-undangan.
Elemen Penilaian AP.5.11.2
1. Ditetapkan program kendali mutu. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu.
(D,W)
Maksud dan Tujuan AP.5.11, AP 5.11.1 dan AP 5.11.2
Pelayanan darah, yg diselenggarakan di RS, harus
berada dibawah tangg-jawab seorang profesional dgn
pendidikan, keahlian, pengalaman yg memenuhi syarat
dan berdasar peraturan perUUan d.h.i. kerjasama dgn
PMI (Palang Merah Indonesia). Staf tsb bertangg-jawab
thd semua aspek pelayanan darah di RS.
Lingkup pelayanan meliputi penetapan, pelaksanaan,
dokumentasi dan proses untuk,
a) Permintaan darah
b)Penyimpanan darah
c) Tes kecocokan
d)Distribusi darah
PedomanCPOB untuk
UTD danPusat
Plasma-pheresis
PMK No. 92/2015 Tentang Juknis
Kerjasama PKM, UTD dan RS
dalam PelayananDarah untuk
menurunkan AKI
PMK No. 91/2015
TentangStandar
PelayananDarah
PMKNo. 83/2014
TentangUTD, BDRS & JejaringPelayanan
Darah
PeraturanPemerintah
No. 7/2011 Tentang
PelayananDarah
UU No. 36/2009 Tentang
Kesehatan
PAYUNG HUKUM PELAYANAN DARAH
23
24
UTD• Jenis, pengorganisasian, persyaratan, perijinan dan
penyelenggaraan UTD, serta pencatatan, pelaporan, dan pembiayaan pelayanan darah
BDRS• Penyelenggaraan, persyaratan, pengorganisasian,
pencatatan, pelaporan dan pembiayaan BDRS
Jejaring Pelayanan Darah
• Jejaring penyediaan darah dan informasi
• Pembinaan dan pengawasan
PERMENKES NO. 83 TAHUN 2014TENTANG UTD, BDRS DAN JEJARING PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH
PERMENKES NO. 83 TAHUN 2014TENTANG UTD, BDRS DAN JEJARING PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH
Permenkes No. 83/2014 tentang UTD, BDRS danJejaring
25
Pasal 40
Setiap rumah sakit wajib
memiliki BDRS
UTD RS merangkap sbg
BDRS
Pasal 41
Dalam hal BDRS belum mampu
melakukan tugas BDRS dapat
melakukan kerja sama dengan BDRS lain atau merujuk
ke UTD wilayahnya
Pasal 42
BDRS = unit pelayanan yang ditetapkan oleh direktur RS dan dapat menjadi
bagian dari laboratorium medik di RS
Wajib memasang papan nama
Permenkes No. 83/2014 tentang UTD, BDRS danJejaring
26
Pasal 49: Tenaga
• Teknisi transfusi darah; dan/atau
• DIII Ahli Teknologi Lab Medik bersertifikat pengetahuan dan keterampilan pengolahan, penyimpanan, distribusi darah dan uji saring serologi pratransfusi
Pasal 55
• Tenaga administrasi paling dg keterampilan manajemen data, pencatatan dan pelaporan
TUGAS BDRS
27
Perencanaan kebutuhan darah dan menerimadarah yang sudah diuji saring dari UTD
Menyimpan dan memantau persediaandarah
Melakukan uji silang serasi
Melakukan rujukan silang serasi
TUGAS BDRS
28
Menyerahkan darah yang cocok bagipasien
Melacak penyebab reaksi transfusi
Mengembalikan darah yang tidak layakpakai ke UTD
PMK 83/2014 : UTD, BDRS, Jejaring Yan TD
PMK 83/2014 : UTD, BDRS, Jejaring Yan TD
PMK 83/2014 : UTD, BDRS, Jejaring Yan TD
INDIKATOR MUTU PELAYANAN DARAH DI BDRS
• KPI Teknis, diantaranya:• Permintaan darah
• Dokumen perencanaan kebutuhan darah
• Formulir permintaan darah
• Transportasi darah• Fasilitas dan tenaga yang melakukan transportasi
• Jumlah darah yang rusak selama transportasi
• Penyimpanan darah• Fasilitas dan tenaga yang melakukan penyimpanan
• Kendali mutu komponen darah
• % kerusakan komponen darah akibat penyimpanan
• Jumlah kejadian penyimpangan suhu penyimpanan
• % screen-hold
32
INDIKATOR MUTU PELAYANAN DARAH DI BDRS• KPI Teknis, diantaranya:
• Uji imunohematologi• % perbedaan hasil uji gol darah di UTD vs BDRS• Uji kecocokan• Uji antibodi darah pasien
• Hemovigillance• % reaksi transfusi• % reaksi transfusi yang dirujuk ke BDRS dan UTD• Pembahasan reaksi transfusi
• Distribusi Darah• % pendistribusian darah melalui BDRS dan langsung ke pasien• % pengembalian darah dari rungan karena kerusakan selama distribusi• % penggunaan darah di ruangan sesuai intruksi penggunaan
33
KARS
MANAJEMEN LABORATORIUM
BERDASAR SNARS ed.1
dr. MIRYANTI, Sp.PK
KARS
STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM
DIREKTUR
PENANGGUNG JAWAB LAB.RS
KEPALA RUANGAN
KARS
REGULASI : Lengkapi Pedoman Pengorganisasian dan Pedoman Pelayanan Laboratorium , dapat dijadikan satu menjadi Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RS, Sertakan Program kerja Tahun Anggaran berjalan
KARS
PENANGGUNG JAWAB LAB. RS, STAF YANG MELAKUKAN INTERPRETASI MEMENUHI KREDENSIAL Agar disiapkan Bukti kredensial dari staf medis laboratorium yang membuat interpretasi sesuai dengan KKS 1 ada hasil kredensial berupa SPK dan RKK bagi setiap dokter SpPK ; SpPA dan atau SpMK; Lengkapi dalam File Kepegawaian staf medis tsb
KARS
KOMPETENSI STAF LABORATORIUM KOMPETENSI ANALIS ( LIHAT KREDENSIAL NAKES LAIN ) PELAKSANAAN PELAYANAN LAB.RS.24JAM Ada penetapan dan informasi Waktu Operasional Laboratorium 24 jam ; lengkap dengan daftar Petugas Lab dlm 3 shift (pagi, sore dan malam) PROGRAM KENDALI MUTU, PENGAWASAN, MONEV. Tunjukkan Laporan Pelaksanaan Pelayanan Laboratorium komprehensif , Ikuti Subprogram yang sudah disusun. Laporan tdk cukup hanya Pengumpulan Data kasar saja, tetapi harus ada analisa.
KARS
POLA KETENAGAAN STAF LAB.RS UNTUK PELAYANAN BUKAN POLA JABATAN. Tunjukkan Analisa Pola Ketenagaan Instalasi Lab dikaitkan dengan kebutuhan dan beban kerja ; Nyatakan kecukupan atau kekurangannya dalam Tahun Anggaran Berjalan dan RTL. Buat daftar nama petugas di Laboratorium berikut kolom pendidikan formal, STR&SIP, pelatihan yang pernah diikuti, sertifikat pelatihan yang masih berlaku, serta SPK, RKK
KARS
BUKTI PELAKSANAAN PENYUSUNAN DAN EVALUASI REGULASI : Tunjukkan UMAN penyusunan regulasi yang berlaku sampai terbit SK Pemberlakuannya. Buat monev kepatuhan pelaksanaannya dan tunjukkan tindak lanjut pengembangannya, sebaiknya setiap semester atau sekurang2nya setiap akhir tahun anggaran
KARS
PERSYARATAN KREDENSIAL ANALIS LAB. RS
Tunjukkan Daftar Rekapitulasi Karyawan Instalasi Lab mencakup Tenaga Analis Lab telah mengikuti kredensialing dan memenuhi prasyaratnya TENAGA PEMERIKSA TES DI RUANG RAWAT (TRR) / POCT SETARA DENGAN ANALIS PELATIHAN , SERTIFIKAT KEWENANGAN KLINIS
KARS
PELAKSANAAN SUPERVISI Sesuaikan AP5 Ep1 tentang pengorganisasian, terkait ada tidaknya staf dengan kompetensi supervisi, tunjukkan catatan pelaksanannya serta monevnya MANAJEMEN RISIKO LAB.RS. MAN RISK RS.& PPI Tunjukan Program kerja Instalasi Lab TA berjalan memuat Subprogram Manajemen Risiko ; sekaligus sebagai Subprogram Manajemen Risiko RS Buat Laporan pelaksanaan subprogram Manajemen Risiko Instalasi Laboratorium ke Direktur dengan tembusan ke K3RS dan Panitia PPI RS
KARS
LAPORAN KEPADA KEPALA RS, 1 TAHUN /X / ADA KEJADIAN PELAKSANAAN ORIENTASI STAF, PELATIHAN BERKELANJUTAN (ONGOING) Buat Laporan pelaksanaan Subprogram Orientasi Staf Lab ttg prosedur keselamatan dan keamanan, seperti kepatuhan penggunaan APD , pengelolaan limbah Lab dan Subprogram diklat dengan materi tatakelola B3 baru (disesuaikan)
KARS
MANAJEMEN RISIKO FASILITAS & INFEKSI Buat Laporan pelaksanaan subprogram Manajemen Risiko mencakup Risiko Fasilitas dan Risiko Infeksi. Sosialisasikan subprogram ini keseluruh staf PENANGANAN & PELAPORAN STAF TERPAPAR Sesuaikan dengan Laporan Ep1 diatas memuat pula Kejadian paparan B3 terhadap staf Lab dan upaya penanggulangannya; jika tdk ada dicatat NIHIL
KARS
BUKTI MELAKSANAKAN SESUAI a)g) DALAM M&T. Buat monev beberapa kegiatan staf lab terkait manajemen Risiko fasilitas dan infeksi meliputi : Pegendalian paparan Aerosol, Kepatuhan penggunaan APD dan prosedure dekontaminasi termasuk tersedianya Eye Washer, pengendalian Risiko penularan via darah, tatakelola bahan B3, tatakelola specimen BUKTI TINDAKAN KOREKSI, CATAT, EVALUASI, LAPOR. Buat Laporan Pelaksanaan tahapan pengendalian risiko jika ada kasus mulai identifikasi, evaluasi, langkah koreksi, laporan ke K3RS , jika tdk ada kasus dicatat dan dilaporkan NIHIL
KARS
NILAI KRITIS KOLABORATIF Tambahkan Panduan Pelayanan Lab memuat ketentuan Laporan Hasil pemeriksaan Lab sertakan SPO Pelaporan Rutine dan SPO Laporan Nilai Kritis. Tunjukkan proses penentuan nilai kritis sampai diterbitkan SK penetapan oleh Direktur terkait Daftar Nilai Kritis CATATAN NILAI KRITIS DI RM PASIEN Tunjukkan Pencatatan Nilai Kritis Hasil pemeriksaan Lab dalam Form khusus di berkas RM pasien.
KARS
BUKTI TINDAK LANJUT LAPORAN NILAI KRITIS Tunjukkan monev pelaksanaan Pelaporan Nilai Kritis secara berkala termasuk Tindak Lanjut atau upaya penyelesaiannya meliputi ketepatan waktu, penerima yang tepat, second opinion lab luar untuk klarifikasi BUKTI PELAKSANAAN EVALUASI, TINDAK LANJUT SELURUH PROSES Tunjukkan bukti Laporan Pelaksanaan pelayanan Laboratorium dilengkapi analisa data sampai saran perbaikan
KARS
KERANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEMERIKSAAN LAB Sesuaikan dengan AP.5 EP1 sertakan Panduan Pelayanan Laboratorium yang memuat ketentuan Kerangka waktu selesainya pemeriksaan ( Respon Time ) yang di ukur sejak Specimen diterima di lab sampai hasil di print-out.
PENCATATAN DAN EVALUASI WAKTU PENYELESAIAN Buat monev pemantauan Respon Time terutama utk Hasil Kritis , juga untuk pemeriksaan CITO.
KARS
REGULASI DAN PROGRAM ALKES LAB. RS (a–h) DI M&T) Sempurnakan Subprogram pengelolaan Alkes Laboratorium memuat sub-subprogram uji fungsi dan uji kesesuaian, inventarisasi, pemeliharaan atau kalibrasi, penarikan/ recall berikut dokumentasinya BUKTI STAF TERLATIH MELAKSANAKAN UJI FUNGSI Tunjukkan Form Uji Fungsi yang ditandatangani oleh Staf terlatih sebagi bagian proses instalasi alkes , termasuk juga jika melibatkan pihak ke-3
KARS
BUKTI STAF TERLATIH MELAKSANAKAN INSPEKSI Tunjukkan Form Inspeksi Berkala yang ditandatangani oleh Staf terlatih ( Surveilance Harian / Berkala ) BUKTI STAF TERLATIH MELAKSANAKAN PEMELIHARAAN Tunjukkan Pencatatan Pemeliharaan Rutine termasuk Kalibrasi Harian Gunakan Check List BUKTI STAF TERLATIH MELAKSANAKAN KALIBRASI Sesuaikan dengan Ep4 diatas Form check list ditandatangani staf terlatih, kalibrasi alat dari institusi berwenang.
KARS
ADA DAFTAR INVENTARIS ALAT Tunjukkan Daftar Rekapitulasi Alkes Lab ; koordinasikan dengan IPRS untuk Format Baku dan dimutakhirkan setiap akhir tahun anggaran ADA MONITORING ALAT & TINDAKAN THD KEGAGALAN Buat Surveilance Harian Berfungsinya Alkes termasuk langkah trouble shooting sesuai Manual Alat BILA TERJADI PROSES RECALL idem Ep6 diatas sertakan daftar Alkes yang tdk berfungsi dan di recall
KARS
REGULASI TENTANG LOGISTIK LAB.RS Lengkapi subprogram Logistik bahan habis pakai sertakan SPO Permintaan , SPO Stock Opname, SPO Penyimpanan, SPO Labelisasi, SPO Distribusi, Tunjukkan Daftar BHP. BUKTI PELAKSANAAN EVALUASI/AUDIT SEMUA REAGEN Buat monev Stock Opname sebagai langkah audit reagen termasuk pencatatan kadaluwarsa REGULASI TENTANG SPESIMEN Lengkapi SPO Pengambilan Specimen termasuk SPO Phlebotomi, SPO Preparasi Specimen, SPO Pengiriman, SPO Penyimpanan dan Pembuangan
KARS
REGULASI PENETAPAN & EVALUASI NILAI NORMAL. Agar dibuat Regulasi tentang penetapan dan evaluasi rentang nilai normal ada di AP5 Ep1 tentang Pedoman Pelayanan Lab memuat Rentang Nilai Normal hasil pemeriksaan lab; lengkapi dengan Daftar Nilai Normal ( sesuai Alat ) acuan/referensi nilai rentang rujukan, dan Nilai Kritis yang ditetapkan Direktur.
KARS
REGULASI TENTANG PROGRAM MUTU LAB.RS. Agar dibuat Program mutu laboratorium klinik,termasuk AP 5.9.1 sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 ada Program kerja Instalasi Lab memuat subprogram. Pengendalian mutu Lab mencakup validasi test dan reagensia test, surveilance harian serta koreksi cepat. Sub program mencakup pula sub-subprogram PMI (pemantauan mutu internal) dan PME (pemantauan mutu eksternal)
KARS
PELAKSANAAN VALIDASI METODE TES Siapkan Bukti pelaksanaan validasi metoda tes BUKTI PELAKSANAAN SUVEILANS HARIAN Agar disiapkan Bukti pelaksanaan surveilans harian dan pencatatan hasil pemeriksaan BUKTI PELAKSANAAN TES REAGEN Agar disiapkan Bukti pelaksanaan tes reagen BUKTI PELAKSANAAN KOREKSI CEPAT Agar disiapkan Bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat
KARS
PELAKSANAAN PERMINTAAN PEMERIKSAAN Tunjukkan Form Permintaan pemeriksaan Lab oleh PPA kompeten; form harus memuat keterangan klinis yang cukup dan ditandatangani; jika diwakilkan ditulis a/p PELAKSANAAN TENTANG SPESIMEN SESUAI REGULASI Tunjukkan pencatatan penerimaan dan tracking specimen EP 3,4,5 ini bagian dari langkah2 Praanalitik PENGELOLAAN PEMERIKSAAN JARINGAN SESUAI REGULASI Agar disiapkan Bukti pengelolaan pemeriksaan jaringan / cairan ada Laporan atau monev pemeriksaan jaringan atau cairan tubuh seperti liquor, pus, biopsi aspirasi , punksi pleura ( patologi dan sitologi )
KARS
TETAPKAN PROSEDUR BILA ADA LABORATORIUM LUAR Siapkan 1) Bukti pemilihan laboratorium di luar RS (pihak ketiga) untuk kerjasama, berdasarkansertifikat mutu 2) Perjanjian kerjasama sesuai dengan TKRS 6 Ada kesimpulan akhir/ Risalah pemilihan dan penetapan Lab Rujukan ( rapat, daftar hadir , materi rapat dan notulensinya ) dan lengkapi pasal di MOU/PKS RS dan lab luar bahwa RS mendapat akses memantau mutu Lab Rujukan dengan parameter baku ; lengkapi dengan MOU yang terkini/terupdate/masih berlaku; lengkapi dengan pasal Adendum manakala diperlukan perubahan sewaktu waktu
KARS
BUKTI PELAKSANAAN PME, EVALUASI & TINDAK LANJUTNYA. Agar disiapkan Bukti pelaksanaan PME ada Surat Perintah utk mengikuti PME kontinyu setiap Tahun Anggaran baik Regional, Nasional bahkan mungkin Internasional, ; lengkapi dengan Sertifikatnya Agar disiapkan Bukti tindak lanjut dari hasil PME ada Laporan berkala Instalasi Lab memuat hasil PME dan saran tindak Lanjut dan disposisi Direktur RS untuk pelaksanaan tindak lanjutnya
KARS
LABORATORIUM RUJUKAN IJIN, SERTIFIKAT & PME Agar disiapkan Bukti izin dan sertifikasi laboratorium rujukan ada MOU/PKS dengan Lab Rujukan dan lampirkan Copy Izin Operasonal dan/atau Sertfikat Mutu / Terakreditasinya Agar disiapkan Bukti pelaksanaan PME laboratorium rujukan. ada di Ap5.10 Ep1 diatas sertakan copy lab rujukan ikut program PME Agar disiapkan Bukti pelaksanaan PME laboratorium rujukan. ada di Ap5.10 Ep1 diatas sertakan copy lab rujukan ikut program PME
KARS
STAF YANG BERTANGGUNG JAWAB MEREVIEW DAN TINDAK LANJUT HASIL PEM. LAB. Agar disiapkan Bukti penetapan staf yang bertanggung jawab mereview dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari laboratorium rujukan ada di AP5 Ep1 ttg Pedoman Pengorganisasian Lab berisi Uraian tugas staf (UTW) terkait tanggung jawab hasil pemeriksaan . Lengkapi dengan Ekspertis Lab di verifikasi dan ditandatangani SpPK yang berwenang
KARS
PME LAB. LUAR SBG DASAR EVALUASI KONTRAK Agar disiapkan Bukti laporan tahunan PME laboratorium rujukan ada Laporan Akhir Tahun atas pelaksanaan MOU dengan Lab Rujukan dengan melampirkan kegiatan PME nya ;Lengkapi dengan disposisi Direktur RS apakah meneruskan atau menghentikan MOU
KARS
PELAYANAN DARAH : Agar dibuat Regulasi tentang penyediaan dan pelayanan darah, termasuk bank darah RS ada di AP5.1 tentang Pedoman Pelayanan Lab; lengkapi dengan Panduan Yan Darah dan lengkapi dengan struktur Organissasi (SO) dengan membentuk Subinstalasi Yan Darah, lengkapi dengan Uraian Tugasnya (UTW) ; Sertakan Fungsi Yan darah mulai dari Permintaan, Penyimpanan, Test Kecocokan dan Distribusinya ; Panduan Yang darah juga memuat ketentuan kerjasama atau kordinasi dengan PMI
KARS
INFORM CONSENT PEMBERIAN DARAH Agar disiapkan 1) Bukti tentang penjelasan tentang tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi pemberian transfusi darah dan produk darah 2) Bukti persetujuan pemberian darah dan produk darah sesuai dengan PAB 7.1--> ada Inform Consent (IC) Pemberian Darah ; lengkapi dengan SPO ( koordinasi dengan pokja HPK ) ; ada 4 Inform Consent (IC) wajib yi IC Anestesi, IC Tindakan seperti Pembedahan, IC Pemberian darah dan produk darah dan IC Riset/Penelitian dan Donasi Organ
KARS
MONEV PELAYANAN TRANSFUSI DARAH Agar disiapkan 1) Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemberian transfusi darah dan produk darah 2) Bukti pelaksanaan laporan bila terjadi reaksi transfusi sesuai dengan PMKP 9.2 EP 2 ada pencatatan Pemberian darah dalam RM ; lengkap dengan Form Monitoring; sertakan Monev atau laporan berkala pelayanan darah mencakup ada tidaknya reaksi transfusi
KARS
PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN DARAH Agar dibuat Regulasi tentang penetapan penanggung jawab pelayanan darah dan transfusi yang kompeten dan berwenang Tambahkan/kembangkan Subsinstalasi Yan Drh dgn penempatan staf kompeten disertai Uraian Tugasnya SUPERVISI Agar disiapkan Bukti supervisi : 1). Bukti form check list; 2). Bukti pelaksanaan supervisi ada pencatatan Yan darah mengikuti fungsinya mulai Permintaan sampai pendokumetasiannya sertakan regulasi Supervisi termasuk oleh petugas PMI
KARS
PROGRAM KENDALI MUTU PEMBERIAN DARAH. Agar dibuat Regulasi tentang program kendali mutu sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 ada Program kerja unit pelayanan darah memuat subprogram Pengendalian Mutu Pelayanan Darah PELAKSANAAN PROGRAM KENDALI MUTU PEMBERIAN DARAH. Agar disiapkan Bukti pelaksanaan program kendali mutu ada Kegiatan atau Monev pelaksanaan subprogram Dal Mut dan Laporan berkala
KARS
KENDALI MUTU PEMBERIAN DARAH. Pelaksanaan pencatatan Reaksi Transfusi, jumlah Darah Kembali, Uji Mutu Darah.
TERIMA KASIH
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
RAHAJOE IMAM SANTOSA
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
❑Manajemen yang baik adalah salah satu faktor yang penting untuk berhasilnya pengelolaanlaboratorium klinik
❑Manajemen: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan evaluasi
❑Untuk memberikan hasil laboratorium yang dapatdipercaya dengan akses layanan pemeriksaan laboratorium yg mudah dgn standar kualitas yang tinggi
WS - LAB.MAN RIS/07-19 2
WS - LAB.MAN RIS/07-19 3
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 4
Managing laboratories ‐ basic requirements
• Personnel
• Finance
• Equipment
• Infrastructure
“Management” comes from the old French “ménagement” which
means “the art of conducting, directing”.
It also finds its origin in Latin from “manu agere” which means
“to lead by the hand”.
It characterizes the process of leading and directing all or part of
an organization, often a business, through the use of human,
financial and intellectual resources
WS - LAB.MAN RIS/07-19 5
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 6
• laboratory environment
• knowledgeable staff
• competent staff
• reagents and equipment
• quality control
• communications
• process management
• occurrence management
• record keeping
LABORATORY TESTS ARE INFLUENCED BY
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 7
Organization Personnel Equipment
Purchasing
&
Inventory
Process
Control
Information
Management
Documents
&
Records
Occurrence
ManagementAssessment
Process
Improvement
Customer
Service
Facilities
&
Safety
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 8
• human resources
• job qualifications
• job descriptions
• orientation
• training
• competency assessment
• professional development
• continuing education
PERSONNEL
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 9
• acquisition
• installation
• validation
• maintenance
• calibration
• troubleshooting
• service and repair
• records
EQUIPMENT
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 10
• vendor qualifications
• supplies and reagents
• critical services
• contract review
• inventory management
PURCHASING AND INVENTORY
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 11
• quality control
• sample management
• method validation
• method verification
PROCESS CONTROL
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 12
• confidentiality
• requisitions
• logs and records
• reports
• computerized laboratory
information systems (LIS)
INFORMATION MANAGEMENT
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 13
• complaints
• mistakes and problems
• documentation
• root cause analysis
• immediate actions
• corrective actions
• preventive actions
OCCURRENCE MANAGEMENT
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 14
• opportunities for improvement
• stakeholder feedback
• problem resolution
• risk assessment
• preventive actions
• corrective actions
PROCESS IMPROVEMENT
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 15
• safe working environment
• transport management
• security
• containment
• waste management
• laboratory safety
• ergonomics
FACILITIES AND SAFETY
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 16
Quicker Turnaround
Time
Faster Diagnosis
Cost Saving &
Cost Evidence
Physician & Patient
Satisfaction
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 17
“7 WASTE” DALAM LEAN
Lean berhubungan dengan kecepatan, efisiensi, dan
eliminasi waste, dengan tujuan mempercepat proses
dengan mereduksi segala macam waste.
Waste yang dimaksud adalah segala sesuatu yang
meliputi waktu, biaya, pekerjaan, bahan, alat yang
tidak memberikan nilai tambah kepada produk atau
jasa kepada para pelanggan.
“LEAN” MANAGEMENT
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 18
7 waste yang harus dihilangkan:• Transportasi – waste ini terdiri dari pemindahan atau pengangkutan
yang tidak diperlukan seperti penempatan sementara, penumpukan
kembali, perpindahan barang
• Kelebihan persediaan – inventori, stok atau persediaan yang
berlebihan
• Gerakan – waste ini berupa waktu yang digunakan untuk mencari,
kemudian gerakan yang tidak efisien dan tidak ergonomis
• Menunggu – waste ini termasuk antara lain aktivitas menunggui mesin
otomatis, menunggu barang datang, dsb
• Kelebihan produksi – menghasilkan produk melebihi permintaan,
ataupun lebih awal dari jadwal
• Proses berlebih – penambahan proses yang tidak diperlukan bagi
barang produk hanya akan menambah biaya produksi
• Defect – kerja ulang tidak ada nilai tambahnya (pelanggan tidak
membayar)
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 19
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 20
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 21
• Increased productivity
• Improved quality and patient care
• Space utilization improved
• Reduction in order processing errors
• Reduced staffing demands
• Reduction in turnover and attrition costs
• Reduction in inventory control activities
• Greater employee job satisfaction
Benefits of LEAN implementation
WS - LAB.MAN RIS/07-19 22
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 23
5S adalah suatu metode penataan dan
pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang
berasal dari Jepang yang digunakan oleh
manajemen dalam usaha memelihara ketertiban,
efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus
meningkatan kinerja perusahaan secara
menyeluruh.
MANAJEMEN – “5S”
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 24
JEPANG INDONESIA INGGRIS
5S 5R 5S 5P 5K 5S
1S Seiri Ringkas Sortir Sisih Pemilahan Ketertiban Sort
2S Seiton Rapi Susun Susun Penataan Kerapihan Set in Order
3S Seiso Resik Sapu Sasap Pembersihan Kebersihan Shine
4S Seiketsu Rawat Standarisasi Sosoh Penjagaan Kelestarian Standardize
5S Shitsuke Rajin Swa-disiplin Suluh Penyadaran Kedisiplinan Sustain
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 25
Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang
sebagai suatu gerakan kebulatan tekad untuk
mengadakan:
• pemilahan (seiri),
• penataan (seiton),
• pembersihan (seiso),
• penjagaan kondisi yang mantap (seiketsu),dan
• penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik
(shitsuke).
“5S”
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 26
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 27
• Membutuhkan keterlibatan/partisipasi semua orang dalam organisasi
dari level atas sampai level bawah
• Membutuhkan komitmen manajemen untuk memastikan kegiatan 5S
dilakukan setiap hari dan dianggap sebagai prioritas
• Merubah perspektif semua orang dalam organisasi bahwa 5S lebih dari
sekedar program kebersihan maupun housekeeping management
• Menerapkan 5S secara konsisten untuk perubahan budaya
• Menggunakan sistem visual display untuk mengkomunikasikan
aktivitas 5S secara efektif
• Melakukan audit 5S secara teratur (mingguan, bulanan, dan surprise
audit) untuk menilai performance
• Membutuhkan edukasi tentang konsep dan keuntungan aktivitas 5S
“5S”
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 28
• tidak sulit untuk dipahami, tapi sangat sulit untuk
dilaksanakan dengan benar
• memerlukan kegigihan, kebulatan tekad, dan
memerlukan usaha yang terus menerus
• mungkin tidak akan memberikan hasil yang dramatis,
namun 5S membuat pekerjaan lebih mudah
• mengurangi pemborosan waktu kerja
• membuat bangga atas pekerjaan
• meningkatkan produktifitas kerja dan mutu yang
lebih baik, sedikit demi sedikit, namun terus menerus
“5S”
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
WS - LAB.MAN RIS/07-19 29
WS - LAB.MAN RIS/07-19 30
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
MANAJEMEN RESIKO LABORATORIUM RUMAH SAKIT
Indah Agustinaningrum
PATELKI PERSATUAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK INDONESIA THE INDONESIAN ASSOCIATION OF MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGISTS
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
REFFERENCES
• Pasal 43 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 Tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Keselamatan Pasien Suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Insiden Keselamatan Pasien
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Standar Keselamatan Pasien
• hak pasien • pendidikan bagi pasien dan keluarga • Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan; • penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan peningkatan Keselamatan Pasien; • peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan
Pasien • pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien; dan • komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
Keselamatan Pasien.
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Sasaran Keselamatan Pasien • mengidentifikasi pasien dengan benar
• meningkatkan komunikasi yang efektif;
• meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai;
• memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasienyang benar;
• mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan;
• mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien (nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang (-identitas pasien) dengan bar-code, atau cara lain )
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur.
Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.
LABORATORIUM
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis.
yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito ==== membacakan kembali (read back)
LABORATORIUM
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Insiden di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:
• Kondisi Potensial Cedera (KPC);
• Kejadian Nyaris Cedera (KNC);
• Kejadian Tidak Cedera (KTC); dan
• Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
merupakan kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Kondisi Potensial Cedera (KPC)
LABORATORIUM
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
merupakan terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien
Kejadian Nyaris Cedera
(KNC)
LABORATORIUM
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
merupakan insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera
Kejadian Tidak Cedera
(KTC)
LABORATORIUM
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
merupakan Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD)
LABORATORIUM
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan
harus melakukan penanganan Insiden harus melakukan penanganan kejadian
sentinel : o Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) :
kematian, cedera permanen, atau cedera berat yang temporer
o dapat disebabkan oleh hal lain selain Insiden
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan Keselamatan Pasien.
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Penanganan Insiden
Tim Keselamatan Pasien
Pelaporan, verifikasi, investigasi, dan analisis penyebab Insiden tanpa menyalahkan, menghukum, dan mempermalukan seseorang.
Komite Keselamatan Pasien
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Tim Keselamatan Pasien
• Setiap Insiden harus dilaporkan secara internal paling lambat 2x24 jam • Laporan (rahasia) diverifikasi oleh tim Keselamatan Pasien untuk
memastikan kebenaran adanya Insiden • investigasi dalam bentuk wawancara dan pemeriksaan dokumen dan
(non blaming) • menentukan derajat insiden (grading) dan melakukan Root Cause
Analysis (RCA) dengan metode baku untuk menemukan akar masalah • Pedoman yang disusun oleh Komite Nasional Keselamatan Pasien • Komite Nasional Keselamatan Pasien melakukan pengkajian dan
memberikan umpan balik (feedback) berupa rekomendasi Keselamatan Pasien dalam rangka mencegah berulangnya kejadian yang sama di fasilitas pelayanan kesehatan lain secara nasional
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
PELAYANAN LABORATORIUM
Pelaksanaan kegiatan pelayanan untuk meningkatkan dan memantapkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium
Setiap Laboratorium Klinik harus diselenggarakan secara baik dengan memenuhi kriteria organisasi, ruang dan fasilitas, peralatan, bahan, spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan dan pelaporan.
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013
Penjaminan mutu pelayanan laboratorium
• advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis;
• pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan
• monitoring dan evaluasi
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/SK/IX/2009 tentang Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Imunologik Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 tentang Klinik
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
INSIDEN PADA TIAP FASE
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
MANAJEMEN RESIKO DI LABORATORIUM
Insiden Keselamatan Pasien • Identifikasi
Ex : Ketidak sesuaian hasil • Data kejadian
Ada data hasil dengan beberapa waktu kejadian atau bersamaan • Analisa
Pre Analitik Analitik Pasca Analitik
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
KEJADIAN RESIKO DI LABORATORIUM
Hasil Tertukar
Sampel tertukar
Kesalahan identitas
Kegagalan phlebotomy
Kesalahan prosedur pemeriksaan
Ketidaktepatan hasil
Ketidaktepatan quality control (PME & PMI)
Kesalahan penulisan/ verifikasi hasil.......
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
Kejadian 1
• Catatan harian
• Dokumentasi
Kejadian 2
• Catatan harian
• Dokumentasi
Kejadian 3
• Catatan harian
• Dokumentasi
Evaluasi • Per kejadian / waktu tertentu (Bulan/ Tahun)
Tindak Lanjut
• Per kejadian / waktu tertentu (Bulan/ Tahun)
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
nugtjan
CLINICAL PRIVILEGE ANALIS
RUMAH SAKIT MAWAR
Nama Lengkap : AYU GANTENG
Alamat/ tempat tinggal :
Telephon :
Tanggal Lulus Keterangan
(1)
KURSUS/ PELATIHAN :
No. Tanggal/Lulus Nama Instalasi Pendidikan dan Macam Kegiatan
1
2
3
4
Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk melakunan pekerjaan sebagai ANALIS . Saya juga
menyatakan kompeten untuk melakukan prosudur tehnik seperti terlampir sebagai bagian dari
kewenangan klinis ( clinical privilage )
Surabaya, 26 Maret 2012
Hormat saya,
AYU
nugtjan
KEWENANGAN KLNIK ANALIS
NAMA : IRIANA JOKOWI, AMD
No Materi DIMINTA SETUJUI
Tugas pokok ahli tehnologi laboratorium kesehatan
1 Mengembangkan prosudr unuk mengambil dan memproses specimen
2 Melaksanakan uj analitikterhadap reagen dan specimen
3 Mengoperasikan dan memilihara pralatan/ reagen dan spicimen
4 Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosudure pengendalian mutu dan pngembangan pemecahan masalah yang berkaiatan dengan data hasil uji
5 Mengevaluasi tehnik, instrument, dan prosudure baru untuk menentukan manfaat kpraktisannya
6 Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien untuk menginterprestasikan hasil uji laboratorium
7 Nerencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
8 Nenbimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang tehnik ke laboratoriuman
9 Merancang dan melaksankan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Kompetensi tehnologi laboratorium kesehatan
10 Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaiatan dengan tugas pokok dan fungsinya di laborattorium
11 Mampu merencanakan/ merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya
12 Memiliki ketrampilan untuk melaksanakan proses tehnik operasionil pelayanan laboratorium, yaitu
13 a. Ketrampilan pengambilan specimen termasuk pnyiapan pasien ( bila diperlukan ), labeling, penanganan, pengawetan, fksasi, pemprosesan, penyimpanan dan pengirimanan spicimen
14 b. Keterampilan melksanakan prosudure laboratorium, metode pegujian dan pemakian alat dengan benar
15 c. Ketrampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alatt, kalibrasi dan penanganan
nugtjan
masalah tyang berkaiatan dengan uji yang dlakukan
16 d. Ketrampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk pengujian specimen
17 Mampu memberikan penilian analitis terhadap hasil uji laboratorium
18 Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosudur laboratorium
19 Memiliki kewaspadaan terhadap factor-faktor yang mempengarui hasil uji laboratorium
Mendeteksi secara dini keadaan spicemen yang berubah
Mendeteksi secara dini perubahan kondisi alat/ reagen/ kondisi analisa
Mendeteksi secara dini bila muncul penyimpangan dalam proses tehnik operasional
Menilai validasi rangkaian analisa atau haslnya
Menilai normal tidaknya hasil analisa untuk dikonsultasikan kepada yang berwenang
Menilai layak tidaknya hasil proses pemantapan mutu external
Mendeteksi secara dini terganggunya keamanan lingkungan kerja
Perlu koreksi terhadap proses/ alat/ specimen/ reagen
Perlu koreksi terhadap proses pemantapan mutu
Perlunya koreksi terhadap proses pemantapan mutu external
Hormat saya,
AYU
nugtjan
nugtjan
nugtjan