14
EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI KEBUN TINJOU'AN 11, PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV Kukuh Murtilaksono", M. L. Fadli, E. N. Ginting dan E.S. Sutarta" ABSTRAK Best management practice (BMP) adalah tindakan agronomis untuk menemukan teknik terefektif dan biaya terendah agar perbedaan produksi aktual dengait potensinya berkurang serta menekan dampak terhadap lingkungan dengan memakai asupan dan sumberdaya produbi secara elfisien, Penelitian bertujuan untuk mengkaji . faktor-faktor pcmbatas pencapaian produksi kelapa sawit serta mengevaluasi produktivitas kelapa sawit di Unit Usaha Kebun Tinjoart 11, PTPerkebunan Nusalztara IC: Penelitian dilakukan di Afdeling V (blok E G, K, Q, R, T (BMP) dan H, I, w J, S, U, V (kontrol)) serta Afdeling VI (blokJ, K, S, AB, AE, AI (BMP) dan L, M, 7: AC, Af;; AJ fiontrol)). Pengamatan dan pengumpulan data lapangan pada blok-blok BMPdan kontrol dilakukan secara intensifsemenjak Oktober- 51 2006 hingga Desember 2008. Sedangkan data produksi diambil dari LN k yang dikeluarkan o leh Kantor Manajer (Unit Usa ha) Tinjowan II. Produktivitas tanaman tahun 2007 dan 2008 tidak bcrbeda menyolok crntara blok perlakuan BMP derrgan blok kotrtrol, namun secara unruin produksi tanaman pada blok BMP masih lebih tinggi dibandingkail dengan blok kontrol. Rerata pi-oduksi 1113Sper pokok sebesar 173.88 kg TBSipoho~r atau lebih tinggi 0.44 kgipohon dibandingkan pr-oduksi TBSperpokokpada blokkontrolyaitu sebesar 173.44 kg TBSbohon. Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMPjuga ditunjat~g oleh generasi tanaman kedua atau ketiga serta halitas tanahyang relatij'baik (kelas kesesuaian lalzan sesuai atau S2). I : Kata kunci :produktivitas, SOP, Ganoderma sp, tanamait generasi kedua Dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit, saat ini PT Perkebunan Nusantara N (PTPN IV) aktif melakukan upaya peningkatan efektivitas manajemen di selunih kebun kelapa sawit, Dalam upaya peningkatan produksi tanaman di lingkup PTPN N khususnya di Unit Usaha Kebun Tinjowan I1 dirasa perlu membuat suatu blok monitoring, misalnya teknis pemupukan dan penerapan kultur teknis secara optimal. Secara prinsip realisasi penerapan prosedur pelaksanaan baku (Standard Operating Procedure = SOP) yang sudah rnantap merupakan kunci keberhasilan pencapaian produksi yang ditargetkan oleh perusahaan. Selanjutnya penerapan SOP secara konsisten dapat disebut sebagai Praktek Manajemenl Pengelolaan Terbaik (Best Management Practice = BMP) kebun kelapa sawit. Hal ini dipandang penting karena walaupun produktivitas tanaman kelapa sawit di " fnstiwt Penelitian Bogor pusat Penelitian Kelapa Sawit

EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI KEBUN TINJOUAN 11 PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

Kukuh Murtilaksono M L Fadli E N Ginting dan ES Sutarta

ABSTRAK Best management practice (BMP) adalah tindakan agronomis untuk

menemukan teknik terefektif dan biaya terendah agar perbedaan produksi aktual dengait potensinya berkurang serta menekan dampak terhadap lingkungan dengan memakai asupan dan sumberdaya produbi secara elfisien Penelitian bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor pcmbatas pencapaian produksi kelapa sawit serta mengevaluasi produktivitas kelapa sawit di Unit Usaha Kebun Tinjoart 11 PTPerkebunan Nusalztara IC

Penelitian dilakukan di Afdeling V (blok E G K Q R T (BMP) dan H I w J S U V (kontrol)) serta Afdeling VI (blokJ K S AB AE AI (BMP) dan L

M 7 AC Af A J fiontrol)) Pengamatan dan pengumpulan data lapangan pada blok-blok BMPdan kontrol dilakukan secara intensifsemenjak Oktober-

51

2006 hingga Desember 2008 Sedangkan data produksi diambil dari LN k

yang dikeluarkan o leh Kantor Manajer (Unit Usa ha) Tinjowan II Produktivitas tanaman tahun 2007 dan 2008 tidak bcrbeda menyolok

crntara blok perlakuan BMP derrgan blok kotrtrol namun secara unruin produksi tanaman pada blok BMP masih lebih tinggi dibandingkail dengan blok kontrol Rerata pi-oduksi 1113Sper pokok sebesar 17388 kg TBSipoho~r atau lebih tinggi 044 kgipohon dibandingkan pr-oduksi TBSperpokokpada blokkontrolyaitu sebesar 17344 kg TBSbohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjat~g oleh generasi tanaman kedua atau ketiga serta halitas tanah yang relatijbaik (kelas kesesuaian lalzan sesuai atau S2) I Kata kunci produktivitas SOP Ganoderma sp tanamait generasi kedua

Dalam upaya meningka tkan produktivitas tanaman kelapa sawit saat ini PT Perkebunan Nusantara N (PTPN IV) aktif melakukan upaya peningkatan efektivitas manajemen di selunih kebun kelapa sawit Dalam upaya peningkatan produksi tanaman di lingkup PTPN N khususnya di Unit Usaha Kebun Tinjowan I1 dirasa perlu membuat suatu blok monitoring misalnya teknis pemupukan dan penerapan kultur teknis secara

optimal Secara prinsip realisasi penerapan prosedur pelaksanaan baku (Standard Operating Procedure = SOP) yang sudah rnantap merupakan kunci keberhasilan pencapaian produksi yang ditargetkan oleh perusahaan Selanjutnya penerapan SOP secara konsisten dapat disebut sebagai Praktek Manajemenl Pengelo laan Terbaik (Best Management Practice = BMP) kebun kelapa sawit Hal ini dipandang penting karena walaupun produktivitas tanaman kelapa sawit di

fnstiwt Penelitian Bogor pusat Penelitian Kelapa Sawit

Peircmtran Tckn~s Keliipa Satvii 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

PTPN IV mengalami peningkatan dari tahun kc tahun namun di beberapa kebun produktivitas yang dicapai masih lebih rendah dibanding standar produksi sesuai dengan potensi lahannya

Pada kebun dengan lahan kering teknik pemupukan yang tepat waktu dosis jenis dan metode aplikasi yang benar konservasi tanah dan air yang tepat pengendalian gulma hama dan penyakit yang berkesinambungan pelaksanaan pemanenan dan penunasan sesuai standard serta pengelolaan bahan organik yang lebih bijaksana merupakan tindakan mendasar dan baku untuk mendapat kebun kelapa sawit yang sehat sehingga diperoleh produksi yang maksimal

Terlepas dari aspek kultur teknis tersebut masih ada ha1 lain yang sangat menentukan produksi kelapa sawit yaitu aspek manajemen atau pengelolaan organisasi pekerja kebun (sumberdaya manusia) dalam penerapan kultur teknis yang dimaksud Dalam ha1 ini aspek pengawasan langsung di lapang secara konsisten merupakan kunci efektivitas penerapan lcultur teknis kebun kelapa sawit dalarn mencapai target produksi dengan didukung oleh dana yang hendaknya memadai

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor pembatas pencapaian produksi kelapa sawit serta rnengevaluasi produktivitas kelapa sawit di Unit Usaha Kebun Tinjowan 11 PT Perkebunan Nusantara IV

BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Afdeling V danV1 Unit Usaha KebunTinjowan 11 PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Padang Matinggi Kabupaten Asahan Surnatera TJtara Pengamatan detil dilakukan terhadap blok-blok pewakil BMP yaitu Blok F G K Q R dan T

(Tahun Tanam 2000 Afdellng V) scrta Blok J K SABAE danA1 (Tahun lanam 1999 Afdeling Vl) serta blok-blok kontrol yang memperoleh praktek manajemen standar kebun ya~tu Blok 1-41 J S U dan V (Tahun Tanam 2000 Afdeling V) serta Blok L M T AC AF dan AJ (Tahun Tanam 1999 Afdelil~g VI)

Pengarnatan dan pengumpulan data lapangan pada blok-blok BMP dan kontrol dilakukan secara intenslf semenjak Oktober 2006 lilngga Desember 2008 Sedangkan data produksi diambil dari LM yang dikeluarkan oleh Kantor Manajer (Unit Usaha) Tinjowan II

Standar Operating Prosedur (SOP) Best Management Practice (BMP)

BMP bertujuan untuk 1) untuk mengetahul faktor-faktor pembatas pencapaian produktlvitas kelapa sawit 2) mendapatkan teknik sekaligus penerapan kultur teknis peningkatan produkt~vitas tanaman dan 3) memperoleh kondisl tanaman yang jagur dengan produktivitas yang sesuai dengan potensi lahan dan potensi tanarnannya

Kegiatan BMP merupakan tindakan kultur teknis standar yang meliputi pemupukan pengendalian gulma penunasan pelepah pengendalian hama dan penyakit pengawetan tanah dan air pelaksanaan panen dan pemenuhani pemeliharaan sarana jalan yang optimal Secara umum tatalaksana penerapan kultur teknis penelitian BMP diuraikan sebagai berikut 1 Pengendalian gutma

P e n g e n d a l i a n g u l m a dilaksanakan di piringan pohon jalan pikul dan di gawangan secara periodik Gulma d i gawangan ada yang perlu diberantas hingga tuntas dan ada yang c u h p dikendalikan saja

Pengendalian gulma di piringan pohon jalan pikul dan gawangan umumny a menggunakan alat semprot pullggung (knapsack

1 I Pengendalian gulma dipiringua Piringan pohon harus bebas dari g u i m a d e n g a n j a d w a l pengendaliannya disesuaikan dengan program pemupukan Pengendalian gulma di piringan pohon dapat dilakukan dengan kombinasi secara manual atau kiinia dengan rotasi berturut-turut 1 atau 3 bulan Dengan diameter piringan antara 30-48 m p e n a b u r a n p u p u k d a p a t terlaksana dengan baik

12 Pengendalian gultna dijalaiz yikul P a d a a r e a l y a n g d a t a r

pengendalian gulma di jalan pikul dapat dilakukan dengan cara kimia atau manual (dibabat) sedangkan pada areal berombak- berbukit pengendalian gulma d i l akukan secara manual Pengendalian gulma di jalan pikul secara kimia dilaksanakan dengan rotasi setiap 3 bulan sedangkan secara manual sebulan sekali

13 Penge~dalian gulma di gawangan Gawangan adalah areal yang

terletak di antara tanaman kecuali piringan pohon Jenis gulrna di gawangan yang perlu diberantas hingga tuntas adalah jenis t a n a m a n yang merupakan pesaing berat pertumbuhan kelapa sawit sedangkan jenis gulma yang perlu dikendalikan adalah tanarnan yang rnerupakan pesaing ringan perturnbuhan kelapa sawit Pengendalian gufma lunak d i gawangan dilaksanakan dibabat dengan

Pertcmuan Teknis Kclapit Sawti OOLj Jakart~ 3 - 3 0 MLI 2000

r o t a s i s e t i a p 3 b u l a i l Pengendaliarl anaka11 kayu dilakukan dengan rnendongkel hingga ke akarnya dengall rotasi 6 bulan

2 Penunasan pelcpnlr Standar jumiall pelepah tananlan umur gt 8 tahun adalah 40 48 pelepahltahun dan umur lt 8 tahun sebanyak 48 56 pelepahipohon Pada waktu menunas pelepah dipotong mepet ke batang dengan bekas potongan miring keluar ( ke bawah) berbentuk tapak kuda dengan sudut 300 Pemotongan pelepah yang tidak inepet atau seperti tanduk hams dihindari karena brondolan akan tersangkut diketiak pelepah Tailaman kelapa sawit setelah berumur gt10 tahun sering mengalami pelepah sengkleh Penunasan pelepah sengkleh diutamakan terhadap pelepah yang telah mengering Pelepah bekas tunasan agar dipotong n~enjadi 3 bagian kemudian djsusun di gawangan mat i K h u s u s pada a r e a l bergelombang-berbukit pelepah disusun searah dengan kontur atau tegak luivs dengan arah lereng Penunasan pelepah dapat dilaksanakan dengan rotasi 10 - 12 bulan sekali

3 Pengendalian hnnla dan penyakit 31 Hama

Hama utama yang s e r i n g menyerang tanaman kelapa sawit menghas i lkan adalah u la t pemakan daun (UPDKS) seperti ulat api ulat kantong dan ulat bulu yang secara signifikan akan menurunkan p roduk t iv i t a s tanaman Jenis hama lain yang juga menimbulkan kerusakan

adalah beberapa jenis tikus Pemupukan pada tanaman kelapa sepefzi tikus belukar (dominan sawit membutuhkan biaya ynng dijumpai) tikus sawah tikus cukup besar yaitu sekitar 50 rumah dan tikus huma Aplikasi dari total biaya perneliharaan pestisida dan pemeliharaan Oleh karena itu agar dicapai hasil burung hantu merupakan teknik pemupukan yang optimal maka untuk memberantas hama pupuk yang digunakan hams tersebut mernenuhi spesifikasi sesuai

32 Penyukir dengan S tandar Nasional Penyakit utama yang menyerang Indonesia Tanaman Menghas ilkan TM 5 2 h s i s ~ u ~ u k adalah penyakit busuk pangkal F a k t o r - f a k t o r y a n g batang (BPB) yang disebabkan d i p e r t i m b a n g k a n d a l a m oleh Canoderma boninense penentuan dosis pupuk meliputi Penyakit ini dikendalikan dengan tanah (jenis sifat fisik dan kimia menggunakan biofungisida tanah) iklim (curah hujan hari (Marfu-P) hujan dan penyebaran) hasil P e n y a k i t b u s u k t a n d a n penelitian pemupukan umur disebabkan oleh Marasmius tanaman produktivitas tanaman palntivorus selain menyerang y a n g d i c a p a i r e a l i s a s i Tanaman Belum Menghasilkan pemupukan 2 tahun sebelu~nnya (TBM) juga menyerang TM hasil analisis hara daun dan tanall hingga tanaman berumur 10 dan hasil pengalnatan secara tahun Pengendalian penyakit visual di lapangan busuk tandan dilakukan dengan 53 Cara ttiaktu dun fi-ekuensi pengaturan sanitasi dengan baik pemupukan

4 Konsepvasi tanah an air Pada areal datar pupuk ditabur Teras kuntur tapak kuda dan merata di piringan pohon benteng penahan erosi dibangun s e d a n g k a n d i a r e a l pada saat persiapan lahan bergelombang-berbukit atau areal sehingga pada saat TM hanya yang sering tergenang air dilakukan perawatan saja Teras dilaksanakan dengan cara benam kantur dan tapak kuda dirawat (pocket) setiap 3 tahun sekali dengan tetap Waktu pemupukan dilaksanakan m e m p e r t a h a n k a n s u d u t pada saat curah hujan 60-200 kemiringan 8- 10 Jika dijumpai mmhulan dengan selang waktu ada benteng yang rusak maka maksirnal 2 buladaplikasi untuk perbaikan perlu dilaksanakan semua jenis pupuk dengan

5 Pemupukan fiekuensi pernupdan 2 - 3 kali 51 Jeplispupuk setahun bergantung kepada pula

curah hujan dan tekstur tanah Surnber ham N adalah Urea surnber ham P adalah SP-36 dan 54 Organisasipemupukan

TSP sumber hara K adalah MOP Setiap regu pemupukan terdiri dan abu janjang sedangkan dari kepala kerja pengecer dan sumber hara Mg adalah Gserit penabur Pada waktu pemupukan dan Dolomit

agar diawasi oleh asisten mandor Jalan utama yang menghubung- dan petugas pengaman kan afdeling ke pabrik ke pusat

55 Peralatanpemupukan kebun atau keluar kebun Peralatan yang digunakan dalam diperlukan 25 miha Jalan

pemupukan meliputi ember produksi panjangnya 50 mha dan

plastik takaran pupuk sesuai jalan kontrol panjang 10 miha

dengan dosis kain gendong Pada areal yang bergelombang kereta sorong atau alat pikulan atau berbukit jalan ini akan lebih

panjang dan dibentuk sesuai dengan keadaan topografi

Panen dilakukan secara rutin Jalan produksi jalan koleksi dan dengan rotasi panen 517 artinya 5 jalan utama dibuat dengan norrna kali panen dalam seminggu 45-50 mlha untuk topografi datar- dengan pengawasan mandor berombak sehingga semua blok

Panen buah mentah (Fraksi 00 tersentuh oleh pekerj a maupun 0) agar dihindari untuk Pemeliharaan jalan produksi mencegah kerusakan tanaman jalan koleksi dan jalan utama sekaiigus menghindari hasil CPO dengan rotasi 1 kali sebulan yang rendah Sarana parit kiri-kanan jalan

Pengutipan brondolan dilakukan dengan bentuk jalan seperti secara intensif brondolan baik cembung di porosias atau tengah yang ada di piringan jalan pikul jalan dengan menggunakan alat gawangan mati maupun Tempat berat Grader Pernungutan Hasil (TPH) Sarana panen seperti jalan pikul piringan pohon tangga-tangga Evaluasi Produksi

panen TPH dijaga pemelihara- Produktivitas tanaman ketapa sawit -ya agar kondisinya teQp baik selama penelitian BMP dilakukan yaitu disamping slat panen yang tshm 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI memadai diuhv dalam parameter jumlah tandan per

pokok rataan berat tandan dan produksi TBS Data tersebut dikurnpullcan dari data

Jalanutarnadirawat kaisetia~6 bulanm yang dicatat oleh kantor Unit bulan dengan pengerasan Usaha (Manajer) Tinjowan I1 dalam

an di grader dan bentuk LM Pernbandingan logis secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui

sebanyak 4-6 kali pu- Jalan produktivitas kelapa sawit karena produksi dan jalm kontrol juga pengaruh penerapan BMP dibandingkan harus di pder dan blok-blok konkol dengan tenaga manusia rotasi perawatan dilaksanakan 1 kali sebulan HASILDAN PEMBAHGSAJY

0 Perawatm (mendalaampan Kondisi Umum Lokasi Penelitian dan mencuci) kiri dm kman jalan Luas dan Kondisi Tananzan dilaksanakan setiap 6 bulan Luas areal tanarnan kelapa sawit di

kebun Tinjowan I1 (Padang Matinggi) pada tahun 2008 adalah 3980 ha

Pcr1cmuan Teknis Kclilpa Sawn 2009 Jakarta 2S-30 Mel 2009

Komposisi tanaman di kebun Tinjowan II terdiri dari tanaman tua (gt 20 tahun) seluas 1375 ha (3455) tanaman remaja (9-13 tahun) seluas 678 ha (1705) tanaman mud a (3-8 tahun) scluas 1921 ha (4827) dan tanaman dewasa (14-20 tahun) seluas 6 ha (0 15)

Berdasarkan komposisi dan kondisi tanaman tersebut maka dipilih tanaman kelapa sawit TT 1999 dan IT 2000 sebagai contoh untuk perlakuan BMP karena mempunyai dominasi yang cukup besar yaitu sebesar 337 dari luas areal kebun disamping tanaman tersebut dalam fase perkembangan produksi yang cukup tinggi Tanarnan kelapa sawit IT 1999 dan 2000 tersebar pada Afdeling IV V dan VI

Iklim dan NeracaAir Klasifikasi ildim rnenurut Schmidt

dan Ferguson daerah ini tergolong tipe A (nilai Q lt dari 143) yang berarti rnerupakan daerah yang sang at basah dimana bulan basah rnernpunyai curah hujangt 100 rnrn sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan lt 60 rnrn

Data curah hujan selarna 7 tahun terakhir (200 1-2007) rnenunjukkan bahwa

curah hujan tahunan berkisar 1666 2496 mmltahun dengan 98-133 hari hujanltahun dengan penyebaran kurang merata Defisit air yang tinggi hanya terjadi pada tahun 2005 scbcsar 39] mmtahun dengan bulan kering selama 2 bulanltahun (Tabel I) Penyebaran rerata curah hujan bulanan pada tahun 2001-2008 disajikan pada Gambar I

Kondisi dan Kesesuaian Lahan

Jenis Tanah yang berkembang di areal yang digunakan untuk Best Management Practices (BMP) yaitu di Afdeling V dan Afdeling VI sesuai dengan hasil survei Pusat Penelitian Kelapa Sawit (1999) didorninasi oleh jenis tanah Typic Hapludult dan Typic Paleudult

Hasil analisa kesuburan tanah menunjukkan bahwa pada areal TT 1999 memiliki derajat kemasaman yang agak masarn yaitu sebesar 56 Kandungan hara N yang tergolong agak rendah yaitu sebesar 015 kandungan P tersedia (Bray-2) tergolong agak rendah sebesar 11 ppm Sedangkan kandungan K Na Ca dan Mg dapat ditukar berturut-turut sebagai berikut 026 mell 00 gram tanah

Tabel 1 Curah Hujan Han Hujan dan Defisit Air pada 2001-2008 di kebun Tinjoan II

-~~BJl_ 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

2008 Rerata

2382 1666 2167 1802 1737 2331 2496 1927 2083

116 100 108 105 98 124 133 107 112

0 195 44 0

391 10 95 0 -

0 1 1 2 2 1 2

0

-Catatan hasil analisis dan perhitungan data sekunder = sid November 2008

132

Pertemllan Tcknis Kclapa Sawit 2009 Jakartn ~I-30 Mci 2009

~ M ~ ~ ~ ~ M ~ _ ~ ~ ~

Buln

Gambar 1 Sebaran curah hujan bulanan Kebun Tinjowan II periode tahun 2001-2007

(agak rendah) 002 mel I00 gram tanah (rendah) 325 mellOO gram tanah (agak rendah) dan 054 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation tergolong agak rendah yaitu sebesar 749 melOO gram tanah Kejenuhan basa tergolong sedang yaitu sebesar 54 sedangkan kejenuhan Al tergolong rendah yaitu sebesar355

Di blok TT2000 baik perlakuan BMP ataupun kontrol derajat keasaman (pH) tergolong agak masam yaitu sebesar 47 Kandungan hara N tergolong agak rendah yaitu 015 sedangkan kandungan hara P tergolong agak rendah yaitu sebesar 8 ppm Kandungan K Na Ca Mg dapat ditukar berturut-turut adalah sebagai berikut 023 mellOO gram tanah (agak rendah) 002 mellOO gram tanah (rendah) 122 mell 00 gram tanah (rendah) dan 034 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation sebesar 763 mellOO tanah Kejenuhan basa tergolong agak rendah yaitu sebesar 24 sedangkan kejenuhanAI tergolong sedang yaitu sebesar 4872

Pada areal perlakuan Best Management Practices mempunyai kelas kesesuaian lahan S2 (sesuai) dengan unit kesesuaian lahan S2-w2s I pada SPT Typic Paleudults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah yang berupa berombak sampai dengan bergelombang dan kedalaman solum sebesar 96 em sedangkan S2-wlt1 pada SPT Typic Hapludults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah berombak sampai dengan bergelombang dan tekstur tanah Hat

PotensiProduksi

Areal pada kegiatan BMP mempunyai kesesuaian lahan aktual adalah S2 (sesuai) namun kesesuaian lahan tersebut dapat ditingkatkan dengan perbaikan faktor pembatas yang ada Rerata potensi produksi pada satu siklus tanaman pada areal tersebut adalah sebesar 24 ton TBSha Pada kegiatan BMP pengamatan dilakukan pada TT2000 dan TT1999 pada tahun 2006 umur tanaman meneapai 6-7 tahun

133

Pertemllan Tcknis Kelnpa Sawil 20(Jl Jakarta 2~middot30 Mci 200l

Potensi produksi pada saat tanaman berumur 6-7 tahun adalah sebesar 2110 ton TBShatahun dan 2600 ton TBShatahun BMP direncanakan selama 3 tahun adapun potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut mulai 6 tahun dapat dilihat pad a Tabel2

Tabe12 Potensi Produksi Tanaman Kelapa Sawit perTahunTanam

2000 2110 2600 3000 3100

1999 2600 3000 3100 3100

Pengamatan Lapangan Selama penelitian berlangsung

beberapa hasil pengamatan dari kunjungan lapang secara rutin diuraikan sebagai berikut bull Perawatan piringan pohon yang

meliputi kebersihan dan lebar piringan pohon telah terus dilakukan selama penelitian berlangsung dengan target selesai seeara keseluruhan di akhir tabun 2006 Dengan pembumbunan akar-akar baru pokok kelapa sawit lebih terangsang tumbuh dan memudahkan menyerap unsur hara dan pupuk yang diberikan

bull Perawatan pasar pikul Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan titi panen terus dilakukan selama penelitian berlangsung karena akan sangat mempengaruhi kegiatan panen pada blok tersebut

bull Dibeberapa tempat masih dijumpai jumlab pelepab yang kurang dari standar akibat kegiatan panen dan penunasan yang belum optimaL Kurangnya jumlah pelepah yang tinggal di pohon akan mempengaruhi sex ratio tanaman dan akan berdampak pada munculnya bunga jantan

bull Pada saat awal penelitian kondisi jalan di blok-blok monitoring umumnya lidn dan beeek disaat musim hujan walaupun rorak-rorak jalan sebagian besar sudah ada Kondisi jalan yang rusak akan mempengaruhi transportasi panen sehingga buah restan di Japangan dimungkinkan akan semakin besar Perbaikan jalan di blok-blok monitoring khususnya beberapa jalan koleksi dan jalan produksi telah diperkeras dengan petron pada semester I dan II tahun 2007 walaupun masih ada beberapa ruas pendek yang masih hein dan beeek disaat musim hujan

bull Serangan hama ulat api (Setothosea asigna) tergolong sedang dan antara lain ditemui di blok BMP OOF dan OOK di awal penelitian Penanggulangan terhadap serangan ulat api tersebut masih terus dilakukan Penanggulangan terhadap serangan ulat api dengan eara mengutip dan fogging telah dilakukan dan jumlahnya hampir tidak ada atau jauh dibawah ambang batas Serangan ulat api terutama di Afdeling VI sudah tuntas yang dapat dilihat dari daun pada pelepah-pelepah tua bekas serangan awal tabun 2007

bull Serangan ulat api muneul lagi pada bulan Oktober di Afdeling V yaitu menyerang sebanyak 63 ulatpelepah (hasil sampling) hampir semua tanaman terserang sudah stadium 2 (ulatkepompong amp kupu2) karena telat tailing 2 hari lagi akan disemprot Afdeling VI belum terserang namun pada bulan Desember serangan di Afdeling V semakin hebat sehingga menjalar ke Afdeling VI Pada Afdeling V dari luas 700 ha 600 ha diserang ulat api dengan hebat

bull Di awal penelitian defisiensi hara K dan Mg dengan intensitas ringan masih terlihat defisiensi K antara lain

134

Pertemuan Teknis Kelapa SUWI 2009 Jakarta 28-30 Mci 2009

ditemui di blok 99K 99 AI dan 99M sedangkan defisiensi Mg dengan intensitas ringan dijumpai di blok 99AI 99AF dan 00 F Oi Afdeling V pupuk yg diberikan untuk blok BMP 25 kg ureapkk 2 kg TSPpkk 2 kg MOPpkk amp 325 kgdolomitlpkk Di Afdeling VI untuk areal BMP dipupuk 32 kg dolomitlpkk 275 kg ureapkk 225 kg MOPpkk dan 20 kg TSPpkk

bull Serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) yang diju~pa~ dengan intensitas rendah menJadl salah satu faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas tanaman d~n mengurangi jumlah pokok produktIf Tanaman yang tumbang akibat busuk pangkal batang (Ganoderma sp) agar direncek dan dikumpulkan pada lubang tanam (titik tumbuh) kemudian dibakar Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya spora Ganoderma tersebut ke tanaman lainnya

bull Jumlah pokok diinvertaris terus dengan rata-rata 120 turun menjadi 115 pokok per hektar Pokok yang sudah terinfeksi penyakit walaupun masih terlihat tegak tidak dihitung lagi dalam sensus Secara visual pertumbuhan tanaman di kedua Afdeling terlihat bagus walaupun serangan ganoderma sulit dikendalikan dan jumlah pokok (produktif) terus berkurang bahkan pada bulan Oktober di Afdeling VI dijumpai kerapatan pokok hanya 107 tanaman per hektar

bull Eskavatorlbackhoe telah bekerja semenjak minggu II September 2007 pada seluruh blok BMP dengan rincian tugas - membongkar gundukanlguludan

yang tidak diperlukan

- menegakkan pokok yang doyong karena terkena puting beliung tapi masih bisa berproduksi

- membuat lubang big hole untuk menyulam pokok yang sudah tumbang kosong tidak prospektif karena terserang Ganoderma

- membuat parit selokan saluran drainase dan rorak

bull Saat awal penelitian semak belukar lebat di blok-blok penelitian dan dilakukan tindakan pembabatan Semenjak semester II 2007 (mulai September Oktober) telah dilakukan tindakan blanket atau total chemist secara selektifhanya terhadap pakuan keras dan pakuan sisir Penyemprotan herbisida di blok-blok BMP tersebut memperhatikan rute perjalanan pekerjaan alat berat (ekskavator) sehingga pekerjaan blanket tersebut tidak mubazirlsia-sia Secara tidak langsung pasar pikul dapat terawat baik karena setelah penyemprotan dengan herbisida Gramoxon dan Aali rerumputan lunak yang bertumbuhan seperti yang diharapkan walaupun berpeluang memunculkan ancaman sapi dan kambing yang akan senang memakan rumput lunak terse but

bull Etiolasi terjadi pada daerah pelembahan atau lereng terjal karena penanaman pokok tanaman sawlt terlalu rapat sehingga sinar matahari terhalangi dalam proses fotosistesis

bull Pada lubang tanam (big hole) yang telah dibuat dan diberi tandan kosong sawit kemudian untuk mempercepat terjadinya dekomposisi TKS tersebut sebaiknya TKS ditaburi pupuk urea secukupnya dalam beberapa bulan Selanjutnya penyulaman pokok tanaman sawit dapat dilakukan

bull Persiapan dan pengadaan pupuk agar lebih diperhatikan lagi kadang terlambat datang dari kantor pusat

135

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 2: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

Peircmtran Tckn~s Keliipa Satvii 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

PTPN IV mengalami peningkatan dari tahun kc tahun namun di beberapa kebun produktivitas yang dicapai masih lebih rendah dibanding standar produksi sesuai dengan potensi lahannya

Pada kebun dengan lahan kering teknik pemupukan yang tepat waktu dosis jenis dan metode aplikasi yang benar konservasi tanah dan air yang tepat pengendalian gulma hama dan penyakit yang berkesinambungan pelaksanaan pemanenan dan penunasan sesuai standard serta pengelolaan bahan organik yang lebih bijaksana merupakan tindakan mendasar dan baku untuk mendapat kebun kelapa sawit yang sehat sehingga diperoleh produksi yang maksimal

Terlepas dari aspek kultur teknis tersebut masih ada ha1 lain yang sangat menentukan produksi kelapa sawit yaitu aspek manajemen atau pengelolaan organisasi pekerja kebun (sumberdaya manusia) dalam penerapan kultur teknis yang dimaksud Dalam ha1 ini aspek pengawasan langsung di lapang secara konsisten merupakan kunci efektivitas penerapan lcultur teknis kebun kelapa sawit dalarn mencapai target produksi dengan didukung oleh dana yang hendaknya memadai

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor pembatas pencapaian produksi kelapa sawit serta rnengevaluasi produktivitas kelapa sawit di Unit Usaha Kebun Tinjowan 11 PT Perkebunan Nusantara IV

BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Afdeling V danV1 Unit Usaha KebunTinjowan 11 PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Padang Matinggi Kabupaten Asahan Surnatera TJtara Pengamatan detil dilakukan terhadap blok-blok pewakil BMP yaitu Blok F G K Q R dan T

(Tahun Tanam 2000 Afdellng V) scrta Blok J K SABAE danA1 (Tahun lanam 1999 Afdeling Vl) serta blok-blok kontrol yang memperoleh praktek manajemen standar kebun ya~tu Blok 1-41 J S U dan V (Tahun Tanam 2000 Afdeling V) serta Blok L M T AC AF dan AJ (Tahun Tanam 1999 Afdelil~g VI)

Pengarnatan dan pengumpulan data lapangan pada blok-blok BMP dan kontrol dilakukan secara intenslf semenjak Oktober 2006 lilngga Desember 2008 Sedangkan data produksi diambil dari LM yang dikeluarkan oleh Kantor Manajer (Unit Usaha) Tinjowan II

Standar Operating Prosedur (SOP) Best Management Practice (BMP)

BMP bertujuan untuk 1) untuk mengetahul faktor-faktor pembatas pencapaian produktlvitas kelapa sawit 2) mendapatkan teknik sekaligus penerapan kultur teknis peningkatan produkt~vitas tanaman dan 3) memperoleh kondisl tanaman yang jagur dengan produktivitas yang sesuai dengan potensi lahan dan potensi tanarnannya

Kegiatan BMP merupakan tindakan kultur teknis standar yang meliputi pemupukan pengendalian gulma penunasan pelepah pengendalian hama dan penyakit pengawetan tanah dan air pelaksanaan panen dan pemenuhani pemeliharaan sarana jalan yang optimal Secara umum tatalaksana penerapan kultur teknis penelitian BMP diuraikan sebagai berikut 1 Pengendalian gutma

P e n g e n d a l i a n g u l m a dilaksanakan di piringan pohon jalan pikul dan di gawangan secara periodik Gulma d i gawangan ada yang perlu diberantas hingga tuntas dan ada yang c u h p dikendalikan saja

Pengendalian gulma di piringan pohon jalan pikul dan gawangan umumny a menggunakan alat semprot pullggung (knapsack

1 I Pengendalian gulma dipiringua Piringan pohon harus bebas dari g u i m a d e n g a n j a d w a l pengendaliannya disesuaikan dengan program pemupukan Pengendalian gulma di piringan pohon dapat dilakukan dengan kombinasi secara manual atau kiinia dengan rotasi berturut-turut 1 atau 3 bulan Dengan diameter piringan antara 30-48 m p e n a b u r a n p u p u k d a p a t terlaksana dengan baik

12 Pengendalian gultna dijalaiz yikul P a d a a r e a l y a n g d a t a r

pengendalian gulma di jalan pikul dapat dilakukan dengan cara kimia atau manual (dibabat) sedangkan pada areal berombak- berbukit pengendalian gulma d i l akukan secara manual Pengendalian gulma di jalan pikul secara kimia dilaksanakan dengan rotasi setiap 3 bulan sedangkan secara manual sebulan sekali

13 Penge~dalian gulma di gawangan Gawangan adalah areal yang

terletak di antara tanaman kecuali piringan pohon Jenis gulrna di gawangan yang perlu diberantas hingga tuntas adalah jenis t a n a m a n yang merupakan pesaing berat pertumbuhan kelapa sawit sedangkan jenis gulma yang perlu dikendalikan adalah tanarnan yang rnerupakan pesaing ringan perturnbuhan kelapa sawit Pengendalian gufma lunak d i gawangan dilaksanakan dibabat dengan

Pertcmuan Teknis Kclapit Sawti OOLj Jakart~ 3 - 3 0 MLI 2000

r o t a s i s e t i a p 3 b u l a i l Pengendaliarl anaka11 kayu dilakukan dengan rnendongkel hingga ke akarnya dengall rotasi 6 bulan

2 Penunasan pelcpnlr Standar jumiall pelepah tananlan umur gt 8 tahun adalah 40 48 pelepahltahun dan umur lt 8 tahun sebanyak 48 56 pelepahipohon Pada waktu menunas pelepah dipotong mepet ke batang dengan bekas potongan miring keluar ( ke bawah) berbentuk tapak kuda dengan sudut 300 Pemotongan pelepah yang tidak inepet atau seperti tanduk hams dihindari karena brondolan akan tersangkut diketiak pelepah Tailaman kelapa sawit setelah berumur gt10 tahun sering mengalami pelepah sengkleh Penunasan pelepah sengkleh diutamakan terhadap pelepah yang telah mengering Pelepah bekas tunasan agar dipotong n~enjadi 3 bagian kemudian djsusun di gawangan mat i K h u s u s pada a r e a l bergelombang-berbukit pelepah disusun searah dengan kontur atau tegak luivs dengan arah lereng Penunasan pelepah dapat dilaksanakan dengan rotasi 10 - 12 bulan sekali

3 Pengendalian hnnla dan penyakit 31 Hama

Hama utama yang s e r i n g menyerang tanaman kelapa sawit menghas i lkan adalah u la t pemakan daun (UPDKS) seperti ulat api ulat kantong dan ulat bulu yang secara signifikan akan menurunkan p roduk t iv i t a s tanaman Jenis hama lain yang juga menimbulkan kerusakan

adalah beberapa jenis tikus Pemupukan pada tanaman kelapa sepefzi tikus belukar (dominan sawit membutuhkan biaya ynng dijumpai) tikus sawah tikus cukup besar yaitu sekitar 50 rumah dan tikus huma Aplikasi dari total biaya perneliharaan pestisida dan pemeliharaan Oleh karena itu agar dicapai hasil burung hantu merupakan teknik pemupukan yang optimal maka untuk memberantas hama pupuk yang digunakan hams tersebut mernenuhi spesifikasi sesuai

32 Penyukir dengan S tandar Nasional Penyakit utama yang menyerang Indonesia Tanaman Menghas ilkan TM 5 2 h s i s ~ u ~ u k adalah penyakit busuk pangkal F a k t o r - f a k t o r y a n g batang (BPB) yang disebabkan d i p e r t i m b a n g k a n d a l a m oleh Canoderma boninense penentuan dosis pupuk meliputi Penyakit ini dikendalikan dengan tanah (jenis sifat fisik dan kimia menggunakan biofungisida tanah) iklim (curah hujan hari (Marfu-P) hujan dan penyebaran) hasil P e n y a k i t b u s u k t a n d a n penelitian pemupukan umur disebabkan oleh Marasmius tanaman produktivitas tanaman palntivorus selain menyerang y a n g d i c a p a i r e a l i s a s i Tanaman Belum Menghasilkan pemupukan 2 tahun sebelu~nnya (TBM) juga menyerang TM hasil analisis hara daun dan tanall hingga tanaman berumur 10 dan hasil pengalnatan secara tahun Pengendalian penyakit visual di lapangan busuk tandan dilakukan dengan 53 Cara ttiaktu dun fi-ekuensi pengaturan sanitasi dengan baik pemupukan

4 Konsepvasi tanah an air Pada areal datar pupuk ditabur Teras kuntur tapak kuda dan merata di piringan pohon benteng penahan erosi dibangun s e d a n g k a n d i a r e a l pada saat persiapan lahan bergelombang-berbukit atau areal sehingga pada saat TM hanya yang sering tergenang air dilakukan perawatan saja Teras dilaksanakan dengan cara benam kantur dan tapak kuda dirawat (pocket) setiap 3 tahun sekali dengan tetap Waktu pemupukan dilaksanakan m e m p e r t a h a n k a n s u d u t pada saat curah hujan 60-200 kemiringan 8- 10 Jika dijumpai mmhulan dengan selang waktu ada benteng yang rusak maka maksirnal 2 buladaplikasi untuk perbaikan perlu dilaksanakan semua jenis pupuk dengan

5 Pemupukan fiekuensi pernupdan 2 - 3 kali 51 Jeplispupuk setahun bergantung kepada pula

curah hujan dan tekstur tanah Surnber ham N adalah Urea surnber ham P adalah SP-36 dan 54 Organisasipemupukan

TSP sumber hara K adalah MOP Setiap regu pemupukan terdiri dan abu janjang sedangkan dari kepala kerja pengecer dan sumber hara Mg adalah Gserit penabur Pada waktu pemupukan dan Dolomit

agar diawasi oleh asisten mandor Jalan utama yang menghubung- dan petugas pengaman kan afdeling ke pabrik ke pusat

55 Peralatanpemupukan kebun atau keluar kebun Peralatan yang digunakan dalam diperlukan 25 miha Jalan

pemupukan meliputi ember produksi panjangnya 50 mha dan

plastik takaran pupuk sesuai jalan kontrol panjang 10 miha

dengan dosis kain gendong Pada areal yang bergelombang kereta sorong atau alat pikulan atau berbukit jalan ini akan lebih

panjang dan dibentuk sesuai dengan keadaan topografi

Panen dilakukan secara rutin Jalan produksi jalan koleksi dan dengan rotasi panen 517 artinya 5 jalan utama dibuat dengan norrna kali panen dalam seminggu 45-50 mlha untuk topografi datar- dengan pengawasan mandor berombak sehingga semua blok

Panen buah mentah (Fraksi 00 tersentuh oleh pekerj a maupun 0) agar dihindari untuk Pemeliharaan jalan produksi mencegah kerusakan tanaman jalan koleksi dan jalan utama sekaiigus menghindari hasil CPO dengan rotasi 1 kali sebulan yang rendah Sarana parit kiri-kanan jalan

Pengutipan brondolan dilakukan dengan bentuk jalan seperti secara intensif brondolan baik cembung di porosias atau tengah yang ada di piringan jalan pikul jalan dengan menggunakan alat gawangan mati maupun Tempat berat Grader Pernungutan Hasil (TPH) Sarana panen seperti jalan pikul piringan pohon tangga-tangga Evaluasi Produksi

panen TPH dijaga pemelihara- Produktivitas tanaman ketapa sawit -ya agar kondisinya teQp baik selama penelitian BMP dilakukan yaitu disamping slat panen yang tshm 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI memadai diuhv dalam parameter jumlah tandan per

pokok rataan berat tandan dan produksi TBS Data tersebut dikurnpullcan dari data

Jalanutarnadirawat kaisetia~6 bulanm yang dicatat oleh kantor Unit bulan dengan pengerasan Usaha (Manajer) Tinjowan I1 dalam

an di grader dan bentuk LM Pernbandingan logis secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui

sebanyak 4-6 kali pu- Jalan produktivitas kelapa sawit karena produksi dan jalm kontrol juga pengaruh penerapan BMP dibandingkan harus di pder dan blok-blok konkol dengan tenaga manusia rotasi perawatan dilaksanakan 1 kali sebulan HASILDAN PEMBAHGSAJY

0 Perawatm (mendalaampan Kondisi Umum Lokasi Penelitian dan mencuci) kiri dm kman jalan Luas dan Kondisi Tananzan dilaksanakan setiap 6 bulan Luas areal tanarnan kelapa sawit di

kebun Tinjowan I1 (Padang Matinggi) pada tahun 2008 adalah 3980 ha

Pcr1cmuan Teknis Kclilpa Sawn 2009 Jakarta 2S-30 Mel 2009

Komposisi tanaman di kebun Tinjowan II terdiri dari tanaman tua (gt 20 tahun) seluas 1375 ha (3455) tanaman remaja (9-13 tahun) seluas 678 ha (1705) tanaman mud a (3-8 tahun) scluas 1921 ha (4827) dan tanaman dewasa (14-20 tahun) seluas 6 ha (0 15)

Berdasarkan komposisi dan kondisi tanaman tersebut maka dipilih tanaman kelapa sawit TT 1999 dan IT 2000 sebagai contoh untuk perlakuan BMP karena mempunyai dominasi yang cukup besar yaitu sebesar 337 dari luas areal kebun disamping tanaman tersebut dalam fase perkembangan produksi yang cukup tinggi Tanarnan kelapa sawit IT 1999 dan 2000 tersebar pada Afdeling IV V dan VI

Iklim dan NeracaAir Klasifikasi ildim rnenurut Schmidt

dan Ferguson daerah ini tergolong tipe A (nilai Q lt dari 143) yang berarti rnerupakan daerah yang sang at basah dimana bulan basah rnernpunyai curah hujangt 100 rnrn sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan lt 60 rnrn

Data curah hujan selarna 7 tahun terakhir (200 1-2007) rnenunjukkan bahwa

curah hujan tahunan berkisar 1666 2496 mmltahun dengan 98-133 hari hujanltahun dengan penyebaran kurang merata Defisit air yang tinggi hanya terjadi pada tahun 2005 scbcsar 39] mmtahun dengan bulan kering selama 2 bulanltahun (Tabel I) Penyebaran rerata curah hujan bulanan pada tahun 2001-2008 disajikan pada Gambar I

Kondisi dan Kesesuaian Lahan

Jenis Tanah yang berkembang di areal yang digunakan untuk Best Management Practices (BMP) yaitu di Afdeling V dan Afdeling VI sesuai dengan hasil survei Pusat Penelitian Kelapa Sawit (1999) didorninasi oleh jenis tanah Typic Hapludult dan Typic Paleudult

Hasil analisa kesuburan tanah menunjukkan bahwa pada areal TT 1999 memiliki derajat kemasaman yang agak masarn yaitu sebesar 56 Kandungan hara N yang tergolong agak rendah yaitu sebesar 015 kandungan P tersedia (Bray-2) tergolong agak rendah sebesar 11 ppm Sedangkan kandungan K Na Ca dan Mg dapat ditukar berturut-turut sebagai berikut 026 mell 00 gram tanah

Tabel 1 Curah Hujan Han Hujan dan Defisit Air pada 2001-2008 di kebun Tinjoan II

-~~BJl_ 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

2008 Rerata

2382 1666 2167 1802 1737 2331 2496 1927 2083

116 100 108 105 98 124 133 107 112

0 195 44 0

391 10 95 0 -

0 1 1 2 2 1 2

0

-Catatan hasil analisis dan perhitungan data sekunder = sid November 2008

132

Pertemllan Tcknis Kclapa Sawit 2009 Jakartn ~I-30 Mci 2009

~ M ~ ~ ~ ~ M ~ _ ~ ~ ~

Buln

Gambar 1 Sebaran curah hujan bulanan Kebun Tinjowan II periode tahun 2001-2007

(agak rendah) 002 mel I00 gram tanah (rendah) 325 mellOO gram tanah (agak rendah) dan 054 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation tergolong agak rendah yaitu sebesar 749 melOO gram tanah Kejenuhan basa tergolong sedang yaitu sebesar 54 sedangkan kejenuhan Al tergolong rendah yaitu sebesar355

Di blok TT2000 baik perlakuan BMP ataupun kontrol derajat keasaman (pH) tergolong agak masam yaitu sebesar 47 Kandungan hara N tergolong agak rendah yaitu 015 sedangkan kandungan hara P tergolong agak rendah yaitu sebesar 8 ppm Kandungan K Na Ca Mg dapat ditukar berturut-turut adalah sebagai berikut 023 mellOO gram tanah (agak rendah) 002 mellOO gram tanah (rendah) 122 mell 00 gram tanah (rendah) dan 034 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation sebesar 763 mellOO tanah Kejenuhan basa tergolong agak rendah yaitu sebesar 24 sedangkan kejenuhanAI tergolong sedang yaitu sebesar 4872

Pada areal perlakuan Best Management Practices mempunyai kelas kesesuaian lahan S2 (sesuai) dengan unit kesesuaian lahan S2-w2s I pada SPT Typic Paleudults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah yang berupa berombak sampai dengan bergelombang dan kedalaman solum sebesar 96 em sedangkan S2-wlt1 pada SPT Typic Hapludults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah berombak sampai dengan bergelombang dan tekstur tanah Hat

PotensiProduksi

Areal pada kegiatan BMP mempunyai kesesuaian lahan aktual adalah S2 (sesuai) namun kesesuaian lahan tersebut dapat ditingkatkan dengan perbaikan faktor pembatas yang ada Rerata potensi produksi pada satu siklus tanaman pada areal tersebut adalah sebesar 24 ton TBSha Pada kegiatan BMP pengamatan dilakukan pada TT2000 dan TT1999 pada tahun 2006 umur tanaman meneapai 6-7 tahun

133

Pertemllan Tcknis Kelnpa Sawil 20(Jl Jakarta 2~middot30 Mci 200l

Potensi produksi pada saat tanaman berumur 6-7 tahun adalah sebesar 2110 ton TBShatahun dan 2600 ton TBShatahun BMP direncanakan selama 3 tahun adapun potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut mulai 6 tahun dapat dilihat pad a Tabel2

Tabe12 Potensi Produksi Tanaman Kelapa Sawit perTahunTanam

2000 2110 2600 3000 3100

1999 2600 3000 3100 3100

Pengamatan Lapangan Selama penelitian berlangsung

beberapa hasil pengamatan dari kunjungan lapang secara rutin diuraikan sebagai berikut bull Perawatan piringan pohon yang

meliputi kebersihan dan lebar piringan pohon telah terus dilakukan selama penelitian berlangsung dengan target selesai seeara keseluruhan di akhir tabun 2006 Dengan pembumbunan akar-akar baru pokok kelapa sawit lebih terangsang tumbuh dan memudahkan menyerap unsur hara dan pupuk yang diberikan

bull Perawatan pasar pikul Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan titi panen terus dilakukan selama penelitian berlangsung karena akan sangat mempengaruhi kegiatan panen pada blok tersebut

bull Dibeberapa tempat masih dijumpai jumlab pelepab yang kurang dari standar akibat kegiatan panen dan penunasan yang belum optimaL Kurangnya jumlah pelepah yang tinggal di pohon akan mempengaruhi sex ratio tanaman dan akan berdampak pada munculnya bunga jantan

bull Pada saat awal penelitian kondisi jalan di blok-blok monitoring umumnya lidn dan beeek disaat musim hujan walaupun rorak-rorak jalan sebagian besar sudah ada Kondisi jalan yang rusak akan mempengaruhi transportasi panen sehingga buah restan di Japangan dimungkinkan akan semakin besar Perbaikan jalan di blok-blok monitoring khususnya beberapa jalan koleksi dan jalan produksi telah diperkeras dengan petron pada semester I dan II tahun 2007 walaupun masih ada beberapa ruas pendek yang masih hein dan beeek disaat musim hujan

bull Serangan hama ulat api (Setothosea asigna) tergolong sedang dan antara lain ditemui di blok BMP OOF dan OOK di awal penelitian Penanggulangan terhadap serangan ulat api tersebut masih terus dilakukan Penanggulangan terhadap serangan ulat api dengan eara mengutip dan fogging telah dilakukan dan jumlahnya hampir tidak ada atau jauh dibawah ambang batas Serangan ulat api terutama di Afdeling VI sudah tuntas yang dapat dilihat dari daun pada pelepah-pelepah tua bekas serangan awal tabun 2007

bull Serangan ulat api muneul lagi pada bulan Oktober di Afdeling V yaitu menyerang sebanyak 63 ulatpelepah (hasil sampling) hampir semua tanaman terserang sudah stadium 2 (ulatkepompong amp kupu2) karena telat tailing 2 hari lagi akan disemprot Afdeling VI belum terserang namun pada bulan Desember serangan di Afdeling V semakin hebat sehingga menjalar ke Afdeling VI Pada Afdeling V dari luas 700 ha 600 ha diserang ulat api dengan hebat

bull Di awal penelitian defisiensi hara K dan Mg dengan intensitas ringan masih terlihat defisiensi K antara lain

134

Pertemuan Teknis Kelapa SUWI 2009 Jakarta 28-30 Mci 2009

ditemui di blok 99K 99 AI dan 99M sedangkan defisiensi Mg dengan intensitas ringan dijumpai di blok 99AI 99AF dan 00 F Oi Afdeling V pupuk yg diberikan untuk blok BMP 25 kg ureapkk 2 kg TSPpkk 2 kg MOPpkk amp 325 kgdolomitlpkk Di Afdeling VI untuk areal BMP dipupuk 32 kg dolomitlpkk 275 kg ureapkk 225 kg MOPpkk dan 20 kg TSPpkk

bull Serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) yang diju~pa~ dengan intensitas rendah menJadl salah satu faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas tanaman d~n mengurangi jumlah pokok produktIf Tanaman yang tumbang akibat busuk pangkal batang (Ganoderma sp) agar direncek dan dikumpulkan pada lubang tanam (titik tumbuh) kemudian dibakar Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya spora Ganoderma tersebut ke tanaman lainnya

bull Jumlah pokok diinvertaris terus dengan rata-rata 120 turun menjadi 115 pokok per hektar Pokok yang sudah terinfeksi penyakit walaupun masih terlihat tegak tidak dihitung lagi dalam sensus Secara visual pertumbuhan tanaman di kedua Afdeling terlihat bagus walaupun serangan ganoderma sulit dikendalikan dan jumlah pokok (produktif) terus berkurang bahkan pada bulan Oktober di Afdeling VI dijumpai kerapatan pokok hanya 107 tanaman per hektar

bull Eskavatorlbackhoe telah bekerja semenjak minggu II September 2007 pada seluruh blok BMP dengan rincian tugas - membongkar gundukanlguludan

yang tidak diperlukan

- menegakkan pokok yang doyong karena terkena puting beliung tapi masih bisa berproduksi

- membuat lubang big hole untuk menyulam pokok yang sudah tumbang kosong tidak prospektif karena terserang Ganoderma

- membuat parit selokan saluran drainase dan rorak

bull Saat awal penelitian semak belukar lebat di blok-blok penelitian dan dilakukan tindakan pembabatan Semenjak semester II 2007 (mulai September Oktober) telah dilakukan tindakan blanket atau total chemist secara selektifhanya terhadap pakuan keras dan pakuan sisir Penyemprotan herbisida di blok-blok BMP tersebut memperhatikan rute perjalanan pekerjaan alat berat (ekskavator) sehingga pekerjaan blanket tersebut tidak mubazirlsia-sia Secara tidak langsung pasar pikul dapat terawat baik karena setelah penyemprotan dengan herbisida Gramoxon dan Aali rerumputan lunak yang bertumbuhan seperti yang diharapkan walaupun berpeluang memunculkan ancaman sapi dan kambing yang akan senang memakan rumput lunak terse but

bull Etiolasi terjadi pada daerah pelembahan atau lereng terjal karena penanaman pokok tanaman sawlt terlalu rapat sehingga sinar matahari terhalangi dalam proses fotosistesis

bull Pada lubang tanam (big hole) yang telah dibuat dan diberi tandan kosong sawit kemudian untuk mempercepat terjadinya dekomposisi TKS tersebut sebaiknya TKS ditaburi pupuk urea secukupnya dalam beberapa bulan Selanjutnya penyulaman pokok tanaman sawit dapat dilakukan

bull Persiapan dan pengadaan pupuk agar lebih diperhatikan lagi kadang terlambat datang dari kantor pusat

135

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 3: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

Pengendalian gulma di piringan pohon jalan pikul dan gawangan umumny a menggunakan alat semprot pullggung (knapsack

1 I Pengendalian gulma dipiringua Piringan pohon harus bebas dari g u i m a d e n g a n j a d w a l pengendaliannya disesuaikan dengan program pemupukan Pengendalian gulma di piringan pohon dapat dilakukan dengan kombinasi secara manual atau kiinia dengan rotasi berturut-turut 1 atau 3 bulan Dengan diameter piringan antara 30-48 m p e n a b u r a n p u p u k d a p a t terlaksana dengan baik

12 Pengendalian gultna dijalaiz yikul P a d a a r e a l y a n g d a t a r

pengendalian gulma di jalan pikul dapat dilakukan dengan cara kimia atau manual (dibabat) sedangkan pada areal berombak- berbukit pengendalian gulma d i l akukan secara manual Pengendalian gulma di jalan pikul secara kimia dilaksanakan dengan rotasi setiap 3 bulan sedangkan secara manual sebulan sekali

13 Penge~dalian gulma di gawangan Gawangan adalah areal yang

terletak di antara tanaman kecuali piringan pohon Jenis gulrna di gawangan yang perlu diberantas hingga tuntas adalah jenis t a n a m a n yang merupakan pesaing berat pertumbuhan kelapa sawit sedangkan jenis gulma yang perlu dikendalikan adalah tanarnan yang rnerupakan pesaing ringan perturnbuhan kelapa sawit Pengendalian gufma lunak d i gawangan dilaksanakan dibabat dengan

Pertcmuan Teknis Kclapit Sawti OOLj Jakart~ 3 - 3 0 MLI 2000

r o t a s i s e t i a p 3 b u l a i l Pengendaliarl anaka11 kayu dilakukan dengan rnendongkel hingga ke akarnya dengall rotasi 6 bulan

2 Penunasan pelcpnlr Standar jumiall pelepah tananlan umur gt 8 tahun adalah 40 48 pelepahltahun dan umur lt 8 tahun sebanyak 48 56 pelepahipohon Pada waktu menunas pelepah dipotong mepet ke batang dengan bekas potongan miring keluar ( ke bawah) berbentuk tapak kuda dengan sudut 300 Pemotongan pelepah yang tidak inepet atau seperti tanduk hams dihindari karena brondolan akan tersangkut diketiak pelepah Tailaman kelapa sawit setelah berumur gt10 tahun sering mengalami pelepah sengkleh Penunasan pelepah sengkleh diutamakan terhadap pelepah yang telah mengering Pelepah bekas tunasan agar dipotong n~enjadi 3 bagian kemudian djsusun di gawangan mat i K h u s u s pada a r e a l bergelombang-berbukit pelepah disusun searah dengan kontur atau tegak luivs dengan arah lereng Penunasan pelepah dapat dilaksanakan dengan rotasi 10 - 12 bulan sekali

3 Pengendalian hnnla dan penyakit 31 Hama

Hama utama yang s e r i n g menyerang tanaman kelapa sawit menghas i lkan adalah u la t pemakan daun (UPDKS) seperti ulat api ulat kantong dan ulat bulu yang secara signifikan akan menurunkan p roduk t iv i t a s tanaman Jenis hama lain yang juga menimbulkan kerusakan

adalah beberapa jenis tikus Pemupukan pada tanaman kelapa sepefzi tikus belukar (dominan sawit membutuhkan biaya ynng dijumpai) tikus sawah tikus cukup besar yaitu sekitar 50 rumah dan tikus huma Aplikasi dari total biaya perneliharaan pestisida dan pemeliharaan Oleh karena itu agar dicapai hasil burung hantu merupakan teknik pemupukan yang optimal maka untuk memberantas hama pupuk yang digunakan hams tersebut mernenuhi spesifikasi sesuai

32 Penyukir dengan S tandar Nasional Penyakit utama yang menyerang Indonesia Tanaman Menghas ilkan TM 5 2 h s i s ~ u ~ u k adalah penyakit busuk pangkal F a k t o r - f a k t o r y a n g batang (BPB) yang disebabkan d i p e r t i m b a n g k a n d a l a m oleh Canoderma boninense penentuan dosis pupuk meliputi Penyakit ini dikendalikan dengan tanah (jenis sifat fisik dan kimia menggunakan biofungisida tanah) iklim (curah hujan hari (Marfu-P) hujan dan penyebaran) hasil P e n y a k i t b u s u k t a n d a n penelitian pemupukan umur disebabkan oleh Marasmius tanaman produktivitas tanaman palntivorus selain menyerang y a n g d i c a p a i r e a l i s a s i Tanaman Belum Menghasilkan pemupukan 2 tahun sebelu~nnya (TBM) juga menyerang TM hasil analisis hara daun dan tanall hingga tanaman berumur 10 dan hasil pengalnatan secara tahun Pengendalian penyakit visual di lapangan busuk tandan dilakukan dengan 53 Cara ttiaktu dun fi-ekuensi pengaturan sanitasi dengan baik pemupukan

4 Konsepvasi tanah an air Pada areal datar pupuk ditabur Teras kuntur tapak kuda dan merata di piringan pohon benteng penahan erosi dibangun s e d a n g k a n d i a r e a l pada saat persiapan lahan bergelombang-berbukit atau areal sehingga pada saat TM hanya yang sering tergenang air dilakukan perawatan saja Teras dilaksanakan dengan cara benam kantur dan tapak kuda dirawat (pocket) setiap 3 tahun sekali dengan tetap Waktu pemupukan dilaksanakan m e m p e r t a h a n k a n s u d u t pada saat curah hujan 60-200 kemiringan 8- 10 Jika dijumpai mmhulan dengan selang waktu ada benteng yang rusak maka maksirnal 2 buladaplikasi untuk perbaikan perlu dilaksanakan semua jenis pupuk dengan

5 Pemupukan fiekuensi pernupdan 2 - 3 kali 51 Jeplispupuk setahun bergantung kepada pula

curah hujan dan tekstur tanah Surnber ham N adalah Urea surnber ham P adalah SP-36 dan 54 Organisasipemupukan

TSP sumber hara K adalah MOP Setiap regu pemupukan terdiri dan abu janjang sedangkan dari kepala kerja pengecer dan sumber hara Mg adalah Gserit penabur Pada waktu pemupukan dan Dolomit

agar diawasi oleh asisten mandor Jalan utama yang menghubung- dan petugas pengaman kan afdeling ke pabrik ke pusat

55 Peralatanpemupukan kebun atau keluar kebun Peralatan yang digunakan dalam diperlukan 25 miha Jalan

pemupukan meliputi ember produksi panjangnya 50 mha dan

plastik takaran pupuk sesuai jalan kontrol panjang 10 miha

dengan dosis kain gendong Pada areal yang bergelombang kereta sorong atau alat pikulan atau berbukit jalan ini akan lebih

panjang dan dibentuk sesuai dengan keadaan topografi

Panen dilakukan secara rutin Jalan produksi jalan koleksi dan dengan rotasi panen 517 artinya 5 jalan utama dibuat dengan norrna kali panen dalam seminggu 45-50 mlha untuk topografi datar- dengan pengawasan mandor berombak sehingga semua blok

Panen buah mentah (Fraksi 00 tersentuh oleh pekerj a maupun 0) agar dihindari untuk Pemeliharaan jalan produksi mencegah kerusakan tanaman jalan koleksi dan jalan utama sekaiigus menghindari hasil CPO dengan rotasi 1 kali sebulan yang rendah Sarana parit kiri-kanan jalan

Pengutipan brondolan dilakukan dengan bentuk jalan seperti secara intensif brondolan baik cembung di porosias atau tengah yang ada di piringan jalan pikul jalan dengan menggunakan alat gawangan mati maupun Tempat berat Grader Pernungutan Hasil (TPH) Sarana panen seperti jalan pikul piringan pohon tangga-tangga Evaluasi Produksi

panen TPH dijaga pemelihara- Produktivitas tanaman ketapa sawit -ya agar kondisinya teQp baik selama penelitian BMP dilakukan yaitu disamping slat panen yang tshm 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI memadai diuhv dalam parameter jumlah tandan per

pokok rataan berat tandan dan produksi TBS Data tersebut dikurnpullcan dari data

Jalanutarnadirawat kaisetia~6 bulanm yang dicatat oleh kantor Unit bulan dengan pengerasan Usaha (Manajer) Tinjowan I1 dalam

an di grader dan bentuk LM Pernbandingan logis secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui

sebanyak 4-6 kali pu- Jalan produktivitas kelapa sawit karena produksi dan jalm kontrol juga pengaruh penerapan BMP dibandingkan harus di pder dan blok-blok konkol dengan tenaga manusia rotasi perawatan dilaksanakan 1 kali sebulan HASILDAN PEMBAHGSAJY

0 Perawatm (mendalaampan Kondisi Umum Lokasi Penelitian dan mencuci) kiri dm kman jalan Luas dan Kondisi Tananzan dilaksanakan setiap 6 bulan Luas areal tanarnan kelapa sawit di

kebun Tinjowan I1 (Padang Matinggi) pada tahun 2008 adalah 3980 ha

Pcr1cmuan Teknis Kclilpa Sawn 2009 Jakarta 2S-30 Mel 2009

Komposisi tanaman di kebun Tinjowan II terdiri dari tanaman tua (gt 20 tahun) seluas 1375 ha (3455) tanaman remaja (9-13 tahun) seluas 678 ha (1705) tanaman mud a (3-8 tahun) scluas 1921 ha (4827) dan tanaman dewasa (14-20 tahun) seluas 6 ha (0 15)

Berdasarkan komposisi dan kondisi tanaman tersebut maka dipilih tanaman kelapa sawit TT 1999 dan IT 2000 sebagai contoh untuk perlakuan BMP karena mempunyai dominasi yang cukup besar yaitu sebesar 337 dari luas areal kebun disamping tanaman tersebut dalam fase perkembangan produksi yang cukup tinggi Tanarnan kelapa sawit IT 1999 dan 2000 tersebar pada Afdeling IV V dan VI

Iklim dan NeracaAir Klasifikasi ildim rnenurut Schmidt

dan Ferguson daerah ini tergolong tipe A (nilai Q lt dari 143) yang berarti rnerupakan daerah yang sang at basah dimana bulan basah rnernpunyai curah hujangt 100 rnrn sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan lt 60 rnrn

Data curah hujan selarna 7 tahun terakhir (200 1-2007) rnenunjukkan bahwa

curah hujan tahunan berkisar 1666 2496 mmltahun dengan 98-133 hari hujanltahun dengan penyebaran kurang merata Defisit air yang tinggi hanya terjadi pada tahun 2005 scbcsar 39] mmtahun dengan bulan kering selama 2 bulanltahun (Tabel I) Penyebaran rerata curah hujan bulanan pada tahun 2001-2008 disajikan pada Gambar I

Kondisi dan Kesesuaian Lahan

Jenis Tanah yang berkembang di areal yang digunakan untuk Best Management Practices (BMP) yaitu di Afdeling V dan Afdeling VI sesuai dengan hasil survei Pusat Penelitian Kelapa Sawit (1999) didorninasi oleh jenis tanah Typic Hapludult dan Typic Paleudult

Hasil analisa kesuburan tanah menunjukkan bahwa pada areal TT 1999 memiliki derajat kemasaman yang agak masarn yaitu sebesar 56 Kandungan hara N yang tergolong agak rendah yaitu sebesar 015 kandungan P tersedia (Bray-2) tergolong agak rendah sebesar 11 ppm Sedangkan kandungan K Na Ca dan Mg dapat ditukar berturut-turut sebagai berikut 026 mell 00 gram tanah

Tabel 1 Curah Hujan Han Hujan dan Defisit Air pada 2001-2008 di kebun Tinjoan II

-~~BJl_ 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

2008 Rerata

2382 1666 2167 1802 1737 2331 2496 1927 2083

116 100 108 105 98 124 133 107 112

0 195 44 0

391 10 95 0 -

0 1 1 2 2 1 2

0

-Catatan hasil analisis dan perhitungan data sekunder = sid November 2008

132

Pertemllan Tcknis Kclapa Sawit 2009 Jakartn ~I-30 Mci 2009

~ M ~ ~ ~ ~ M ~ _ ~ ~ ~

Buln

Gambar 1 Sebaran curah hujan bulanan Kebun Tinjowan II periode tahun 2001-2007

(agak rendah) 002 mel I00 gram tanah (rendah) 325 mellOO gram tanah (agak rendah) dan 054 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation tergolong agak rendah yaitu sebesar 749 melOO gram tanah Kejenuhan basa tergolong sedang yaitu sebesar 54 sedangkan kejenuhan Al tergolong rendah yaitu sebesar355

Di blok TT2000 baik perlakuan BMP ataupun kontrol derajat keasaman (pH) tergolong agak masam yaitu sebesar 47 Kandungan hara N tergolong agak rendah yaitu 015 sedangkan kandungan hara P tergolong agak rendah yaitu sebesar 8 ppm Kandungan K Na Ca Mg dapat ditukar berturut-turut adalah sebagai berikut 023 mellOO gram tanah (agak rendah) 002 mellOO gram tanah (rendah) 122 mell 00 gram tanah (rendah) dan 034 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation sebesar 763 mellOO tanah Kejenuhan basa tergolong agak rendah yaitu sebesar 24 sedangkan kejenuhanAI tergolong sedang yaitu sebesar 4872

Pada areal perlakuan Best Management Practices mempunyai kelas kesesuaian lahan S2 (sesuai) dengan unit kesesuaian lahan S2-w2s I pada SPT Typic Paleudults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah yang berupa berombak sampai dengan bergelombang dan kedalaman solum sebesar 96 em sedangkan S2-wlt1 pada SPT Typic Hapludults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah berombak sampai dengan bergelombang dan tekstur tanah Hat

PotensiProduksi

Areal pada kegiatan BMP mempunyai kesesuaian lahan aktual adalah S2 (sesuai) namun kesesuaian lahan tersebut dapat ditingkatkan dengan perbaikan faktor pembatas yang ada Rerata potensi produksi pada satu siklus tanaman pada areal tersebut adalah sebesar 24 ton TBSha Pada kegiatan BMP pengamatan dilakukan pada TT2000 dan TT1999 pada tahun 2006 umur tanaman meneapai 6-7 tahun

133

Pertemllan Tcknis Kelnpa Sawil 20(Jl Jakarta 2~middot30 Mci 200l

Potensi produksi pada saat tanaman berumur 6-7 tahun adalah sebesar 2110 ton TBShatahun dan 2600 ton TBShatahun BMP direncanakan selama 3 tahun adapun potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut mulai 6 tahun dapat dilihat pad a Tabel2

Tabe12 Potensi Produksi Tanaman Kelapa Sawit perTahunTanam

2000 2110 2600 3000 3100

1999 2600 3000 3100 3100

Pengamatan Lapangan Selama penelitian berlangsung

beberapa hasil pengamatan dari kunjungan lapang secara rutin diuraikan sebagai berikut bull Perawatan piringan pohon yang

meliputi kebersihan dan lebar piringan pohon telah terus dilakukan selama penelitian berlangsung dengan target selesai seeara keseluruhan di akhir tabun 2006 Dengan pembumbunan akar-akar baru pokok kelapa sawit lebih terangsang tumbuh dan memudahkan menyerap unsur hara dan pupuk yang diberikan

bull Perawatan pasar pikul Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan titi panen terus dilakukan selama penelitian berlangsung karena akan sangat mempengaruhi kegiatan panen pada blok tersebut

bull Dibeberapa tempat masih dijumpai jumlab pelepab yang kurang dari standar akibat kegiatan panen dan penunasan yang belum optimaL Kurangnya jumlah pelepah yang tinggal di pohon akan mempengaruhi sex ratio tanaman dan akan berdampak pada munculnya bunga jantan

bull Pada saat awal penelitian kondisi jalan di blok-blok monitoring umumnya lidn dan beeek disaat musim hujan walaupun rorak-rorak jalan sebagian besar sudah ada Kondisi jalan yang rusak akan mempengaruhi transportasi panen sehingga buah restan di Japangan dimungkinkan akan semakin besar Perbaikan jalan di blok-blok monitoring khususnya beberapa jalan koleksi dan jalan produksi telah diperkeras dengan petron pada semester I dan II tahun 2007 walaupun masih ada beberapa ruas pendek yang masih hein dan beeek disaat musim hujan

bull Serangan hama ulat api (Setothosea asigna) tergolong sedang dan antara lain ditemui di blok BMP OOF dan OOK di awal penelitian Penanggulangan terhadap serangan ulat api tersebut masih terus dilakukan Penanggulangan terhadap serangan ulat api dengan eara mengutip dan fogging telah dilakukan dan jumlahnya hampir tidak ada atau jauh dibawah ambang batas Serangan ulat api terutama di Afdeling VI sudah tuntas yang dapat dilihat dari daun pada pelepah-pelepah tua bekas serangan awal tabun 2007

bull Serangan ulat api muneul lagi pada bulan Oktober di Afdeling V yaitu menyerang sebanyak 63 ulatpelepah (hasil sampling) hampir semua tanaman terserang sudah stadium 2 (ulatkepompong amp kupu2) karena telat tailing 2 hari lagi akan disemprot Afdeling VI belum terserang namun pada bulan Desember serangan di Afdeling V semakin hebat sehingga menjalar ke Afdeling VI Pada Afdeling V dari luas 700 ha 600 ha diserang ulat api dengan hebat

bull Di awal penelitian defisiensi hara K dan Mg dengan intensitas ringan masih terlihat defisiensi K antara lain

134

Pertemuan Teknis Kelapa SUWI 2009 Jakarta 28-30 Mci 2009

ditemui di blok 99K 99 AI dan 99M sedangkan defisiensi Mg dengan intensitas ringan dijumpai di blok 99AI 99AF dan 00 F Oi Afdeling V pupuk yg diberikan untuk blok BMP 25 kg ureapkk 2 kg TSPpkk 2 kg MOPpkk amp 325 kgdolomitlpkk Di Afdeling VI untuk areal BMP dipupuk 32 kg dolomitlpkk 275 kg ureapkk 225 kg MOPpkk dan 20 kg TSPpkk

bull Serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) yang diju~pa~ dengan intensitas rendah menJadl salah satu faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas tanaman d~n mengurangi jumlah pokok produktIf Tanaman yang tumbang akibat busuk pangkal batang (Ganoderma sp) agar direncek dan dikumpulkan pada lubang tanam (titik tumbuh) kemudian dibakar Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya spora Ganoderma tersebut ke tanaman lainnya

bull Jumlah pokok diinvertaris terus dengan rata-rata 120 turun menjadi 115 pokok per hektar Pokok yang sudah terinfeksi penyakit walaupun masih terlihat tegak tidak dihitung lagi dalam sensus Secara visual pertumbuhan tanaman di kedua Afdeling terlihat bagus walaupun serangan ganoderma sulit dikendalikan dan jumlah pokok (produktif) terus berkurang bahkan pada bulan Oktober di Afdeling VI dijumpai kerapatan pokok hanya 107 tanaman per hektar

bull Eskavatorlbackhoe telah bekerja semenjak minggu II September 2007 pada seluruh blok BMP dengan rincian tugas - membongkar gundukanlguludan

yang tidak diperlukan

- menegakkan pokok yang doyong karena terkena puting beliung tapi masih bisa berproduksi

- membuat lubang big hole untuk menyulam pokok yang sudah tumbang kosong tidak prospektif karena terserang Ganoderma

- membuat parit selokan saluran drainase dan rorak

bull Saat awal penelitian semak belukar lebat di blok-blok penelitian dan dilakukan tindakan pembabatan Semenjak semester II 2007 (mulai September Oktober) telah dilakukan tindakan blanket atau total chemist secara selektifhanya terhadap pakuan keras dan pakuan sisir Penyemprotan herbisida di blok-blok BMP tersebut memperhatikan rute perjalanan pekerjaan alat berat (ekskavator) sehingga pekerjaan blanket tersebut tidak mubazirlsia-sia Secara tidak langsung pasar pikul dapat terawat baik karena setelah penyemprotan dengan herbisida Gramoxon dan Aali rerumputan lunak yang bertumbuhan seperti yang diharapkan walaupun berpeluang memunculkan ancaman sapi dan kambing yang akan senang memakan rumput lunak terse but

bull Etiolasi terjadi pada daerah pelembahan atau lereng terjal karena penanaman pokok tanaman sawlt terlalu rapat sehingga sinar matahari terhalangi dalam proses fotosistesis

bull Pada lubang tanam (big hole) yang telah dibuat dan diberi tandan kosong sawit kemudian untuk mempercepat terjadinya dekomposisi TKS tersebut sebaiknya TKS ditaburi pupuk urea secukupnya dalam beberapa bulan Selanjutnya penyulaman pokok tanaman sawit dapat dilakukan

bull Persiapan dan pengadaan pupuk agar lebih diperhatikan lagi kadang terlambat datang dari kantor pusat

135

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 4: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

adalah beberapa jenis tikus Pemupukan pada tanaman kelapa sepefzi tikus belukar (dominan sawit membutuhkan biaya ynng dijumpai) tikus sawah tikus cukup besar yaitu sekitar 50 rumah dan tikus huma Aplikasi dari total biaya perneliharaan pestisida dan pemeliharaan Oleh karena itu agar dicapai hasil burung hantu merupakan teknik pemupukan yang optimal maka untuk memberantas hama pupuk yang digunakan hams tersebut mernenuhi spesifikasi sesuai

32 Penyukir dengan S tandar Nasional Penyakit utama yang menyerang Indonesia Tanaman Menghas ilkan TM 5 2 h s i s ~ u ~ u k adalah penyakit busuk pangkal F a k t o r - f a k t o r y a n g batang (BPB) yang disebabkan d i p e r t i m b a n g k a n d a l a m oleh Canoderma boninense penentuan dosis pupuk meliputi Penyakit ini dikendalikan dengan tanah (jenis sifat fisik dan kimia menggunakan biofungisida tanah) iklim (curah hujan hari (Marfu-P) hujan dan penyebaran) hasil P e n y a k i t b u s u k t a n d a n penelitian pemupukan umur disebabkan oleh Marasmius tanaman produktivitas tanaman palntivorus selain menyerang y a n g d i c a p a i r e a l i s a s i Tanaman Belum Menghasilkan pemupukan 2 tahun sebelu~nnya (TBM) juga menyerang TM hasil analisis hara daun dan tanall hingga tanaman berumur 10 dan hasil pengalnatan secara tahun Pengendalian penyakit visual di lapangan busuk tandan dilakukan dengan 53 Cara ttiaktu dun fi-ekuensi pengaturan sanitasi dengan baik pemupukan

4 Konsepvasi tanah an air Pada areal datar pupuk ditabur Teras kuntur tapak kuda dan merata di piringan pohon benteng penahan erosi dibangun s e d a n g k a n d i a r e a l pada saat persiapan lahan bergelombang-berbukit atau areal sehingga pada saat TM hanya yang sering tergenang air dilakukan perawatan saja Teras dilaksanakan dengan cara benam kantur dan tapak kuda dirawat (pocket) setiap 3 tahun sekali dengan tetap Waktu pemupukan dilaksanakan m e m p e r t a h a n k a n s u d u t pada saat curah hujan 60-200 kemiringan 8- 10 Jika dijumpai mmhulan dengan selang waktu ada benteng yang rusak maka maksirnal 2 buladaplikasi untuk perbaikan perlu dilaksanakan semua jenis pupuk dengan

5 Pemupukan fiekuensi pernupdan 2 - 3 kali 51 Jeplispupuk setahun bergantung kepada pula

curah hujan dan tekstur tanah Surnber ham N adalah Urea surnber ham P adalah SP-36 dan 54 Organisasipemupukan

TSP sumber hara K adalah MOP Setiap regu pemupukan terdiri dan abu janjang sedangkan dari kepala kerja pengecer dan sumber hara Mg adalah Gserit penabur Pada waktu pemupukan dan Dolomit

agar diawasi oleh asisten mandor Jalan utama yang menghubung- dan petugas pengaman kan afdeling ke pabrik ke pusat

55 Peralatanpemupukan kebun atau keluar kebun Peralatan yang digunakan dalam diperlukan 25 miha Jalan

pemupukan meliputi ember produksi panjangnya 50 mha dan

plastik takaran pupuk sesuai jalan kontrol panjang 10 miha

dengan dosis kain gendong Pada areal yang bergelombang kereta sorong atau alat pikulan atau berbukit jalan ini akan lebih

panjang dan dibentuk sesuai dengan keadaan topografi

Panen dilakukan secara rutin Jalan produksi jalan koleksi dan dengan rotasi panen 517 artinya 5 jalan utama dibuat dengan norrna kali panen dalam seminggu 45-50 mlha untuk topografi datar- dengan pengawasan mandor berombak sehingga semua blok

Panen buah mentah (Fraksi 00 tersentuh oleh pekerj a maupun 0) agar dihindari untuk Pemeliharaan jalan produksi mencegah kerusakan tanaman jalan koleksi dan jalan utama sekaiigus menghindari hasil CPO dengan rotasi 1 kali sebulan yang rendah Sarana parit kiri-kanan jalan

Pengutipan brondolan dilakukan dengan bentuk jalan seperti secara intensif brondolan baik cembung di porosias atau tengah yang ada di piringan jalan pikul jalan dengan menggunakan alat gawangan mati maupun Tempat berat Grader Pernungutan Hasil (TPH) Sarana panen seperti jalan pikul piringan pohon tangga-tangga Evaluasi Produksi

panen TPH dijaga pemelihara- Produktivitas tanaman ketapa sawit -ya agar kondisinya teQp baik selama penelitian BMP dilakukan yaitu disamping slat panen yang tshm 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI memadai diuhv dalam parameter jumlah tandan per

pokok rataan berat tandan dan produksi TBS Data tersebut dikurnpullcan dari data

Jalanutarnadirawat kaisetia~6 bulanm yang dicatat oleh kantor Unit bulan dengan pengerasan Usaha (Manajer) Tinjowan I1 dalam

an di grader dan bentuk LM Pernbandingan logis secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui

sebanyak 4-6 kali pu- Jalan produktivitas kelapa sawit karena produksi dan jalm kontrol juga pengaruh penerapan BMP dibandingkan harus di pder dan blok-blok konkol dengan tenaga manusia rotasi perawatan dilaksanakan 1 kali sebulan HASILDAN PEMBAHGSAJY

0 Perawatm (mendalaampan Kondisi Umum Lokasi Penelitian dan mencuci) kiri dm kman jalan Luas dan Kondisi Tananzan dilaksanakan setiap 6 bulan Luas areal tanarnan kelapa sawit di

kebun Tinjowan I1 (Padang Matinggi) pada tahun 2008 adalah 3980 ha

Pcr1cmuan Teknis Kclilpa Sawn 2009 Jakarta 2S-30 Mel 2009

Komposisi tanaman di kebun Tinjowan II terdiri dari tanaman tua (gt 20 tahun) seluas 1375 ha (3455) tanaman remaja (9-13 tahun) seluas 678 ha (1705) tanaman mud a (3-8 tahun) scluas 1921 ha (4827) dan tanaman dewasa (14-20 tahun) seluas 6 ha (0 15)

Berdasarkan komposisi dan kondisi tanaman tersebut maka dipilih tanaman kelapa sawit TT 1999 dan IT 2000 sebagai contoh untuk perlakuan BMP karena mempunyai dominasi yang cukup besar yaitu sebesar 337 dari luas areal kebun disamping tanaman tersebut dalam fase perkembangan produksi yang cukup tinggi Tanarnan kelapa sawit IT 1999 dan 2000 tersebar pada Afdeling IV V dan VI

Iklim dan NeracaAir Klasifikasi ildim rnenurut Schmidt

dan Ferguson daerah ini tergolong tipe A (nilai Q lt dari 143) yang berarti rnerupakan daerah yang sang at basah dimana bulan basah rnernpunyai curah hujangt 100 rnrn sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan lt 60 rnrn

Data curah hujan selarna 7 tahun terakhir (200 1-2007) rnenunjukkan bahwa

curah hujan tahunan berkisar 1666 2496 mmltahun dengan 98-133 hari hujanltahun dengan penyebaran kurang merata Defisit air yang tinggi hanya terjadi pada tahun 2005 scbcsar 39] mmtahun dengan bulan kering selama 2 bulanltahun (Tabel I) Penyebaran rerata curah hujan bulanan pada tahun 2001-2008 disajikan pada Gambar I

Kondisi dan Kesesuaian Lahan

Jenis Tanah yang berkembang di areal yang digunakan untuk Best Management Practices (BMP) yaitu di Afdeling V dan Afdeling VI sesuai dengan hasil survei Pusat Penelitian Kelapa Sawit (1999) didorninasi oleh jenis tanah Typic Hapludult dan Typic Paleudult

Hasil analisa kesuburan tanah menunjukkan bahwa pada areal TT 1999 memiliki derajat kemasaman yang agak masarn yaitu sebesar 56 Kandungan hara N yang tergolong agak rendah yaitu sebesar 015 kandungan P tersedia (Bray-2) tergolong agak rendah sebesar 11 ppm Sedangkan kandungan K Na Ca dan Mg dapat ditukar berturut-turut sebagai berikut 026 mell 00 gram tanah

Tabel 1 Curah Hujan Han Hujan dan Defisit Air pada 2001-2008 di kebun Tinjoan II

-~~BJl_ 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

2008 Rerata

2382 1666 2167 1802 1737 2331 2496 1927 2083

116 100 108 105 98 124 133 107 112

0 195 44 0

391 10 95 0 -

0 1 1 2 2 1 2

0

-Catatan hasil analisis dan perhitungan data sekunder = sid November 2008

132

Pertemllan Tcknis Kclapa Sawit 2009 Jakartn ~I-30 Mci 2009

~ M ~ ~ ~ ~ M ~ _ ~ ~ ~

Buln

Gambar 1 Sebaran curah hujan bulanan Kebun Tinjowan II periode tahun 2001-2007

(agak rendah) 002 mel I00 gram tanah (rendah) 325 mellOO gram tanah (agak rendah) dan 054 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation tergolong agak rendah yaitu sebesar 749 melOO gram tanah Kejenuhan basa tergolong sedang yaitu sebesar 54 sedangkan kejenuhan Al tergolong rendah yaitu sebesar355

Di blok TT2000 baik perlakuan BMP ataupun kontrol derajat keasaman (pH) tergolong agak masam yaitu sebesar 47 Kandungan hara N tergolong agak rendah yaitu 015 sedangkan kandungan hara P tergolong agak rendah yaitu sebesar 8 ppm Kandungan K Na Ca Mg dapat ditukar berturut-turut adalah sebagai berikut 023 mellOO gram tanah (agak rendah) 002 mellOO gram tanah (rendah) 122 mell 00 gram tanah (rendah) dan 034 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation sebesar 763 mellOO tanah Kejenuhan basa tergolong agak rendah yaitu sebesar 24 sedangkan kejenuhanAI tergolong sedang yaitu sebesar 4872

Pada areal perlakuan Best Management Practices mempunyai kelas kesesuaian lahan S2 (sesuai) dengan unit kesesuaian lahan S2-w2s I pada SPT Typic Paleudults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah yang berupa berombak sampai dengan bergelombang dan kedalaman solum sebesar 96 em sedangkan S2-wlt1 pada SPT Typic Hapludults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah berombak sampai dengan bergelombang dan tekstur tanah Hat

PotensiProduksi

Areal pada kegiatan BMP mempunyai kesesuaian lahan aktual adalah S2 (sesuai) namun kesesuaian lahan tersebut dapat ditingkatkan dengan perbaikan faktor pembatas yang ada Rerata potensi produksi pada satu siklus tanaman pada areal tersebut adalah sebesar 24 ton TBSha Pada kegiatan BMP pengamatan dilakukan pada TT2000 dan TT1999 pada tahun 2006 umur tanaman meneapai 6-7 tahun

133

Pertemllan Tcknis Kelnpa Sawil 20(Jl Jakarta 2~middot30 Mci 200l

Potensi produksi pada saat tanaman berumur 6-7 tahun adalah sebesar 2110 ton TBShatahun dan 2600 ton TBShatahun BMP direncanakan selama 3 tahun adapun potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut mulai 6 tahun dapat dilihat pad a Tabel2

Tabe12 Potensi Produksi Tanaman Kelapa Sawit perTahunTanam

2000 2110 2600 3000 3100

1999 2600 3000 3100 3100

Pengamatan Lapangan Selama penelitian berlangsung

beberapa hasil pengamatan dari kunjungan lapang secara rutin diuraikan sebagai berikut bull Perawatan piringan pohon yang

meliputi kebersihan dan lebar piringan pohon telah terus dilakukan selama penelitian berlangsung dengan target selesai seeara keseluruhan di akhir tabun 2006 Dengan pembumbunan akar-akar baru pokok kelapa sawit lebih terangsang tumbuh dan memudahkan menyerap unsur hara dan pupuk yang diberikan

bull Perawatan pasar pikul Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan titi panen terus dilakukan selama penelitian berlangsung karena akan sangat mempengaruhi kegiatan panen pada blok tersebut

bull Dibeberapa tempat masih dijumpai jumlab pelepab yang kurang dari standar akibat kegiatan panen dan penunasan yang belum optimaL Kurangnya jumlah pelepah yang tinggal di pohon akan mempengaruhi sex ratio tanaman dan akan berdampak pada munculnya bunga jantan

bull Pada saat awal penelitian kondisi jalan di blok-blok monitoring umumnya lidn dan beeek disaat musim hujan walaupun rorak-rorak jalan sebagian besar sudah ada Kondisi jalan yang rusak akan mempengaruhi transportasi panen sehingga buah restan di Japangan dimungkinkan akan semakin besar Perbaikan jalan di blok-blok monitoring khususnya beberapa jalan koleksi dan jalan produksi telah diperkeras dengan petron pada semester I dan II tahun 2007 walaupun masih ada beberapa ruas pendek yang masih hein dan beeek disaat musim hujan

bull Serangan hama ulat api (Setothosea asigna) tergolong sedang dan antara lain ditemui di blok BMP OOF dan OOK di awal penelitian Penanggulangan terhadap serangan ulat api tersebut masih terus dilakukan Penanggulangan terhadap serangan ulat api dengan eara mengutip dan fogging telah dilakukan dan jumlahnya hampir tidak ada atau jauh dibawah ambang batas Serangan ulat api terutama di Afdeling VI sudah tuntas yang dapat dilihat dari daun pada pelepah-pelepah tua bekas serangan awal tabun 2007

bull Serangan ulat api muneul lagi pada bulan Oktober di Afdeling V yaitu menyerang sebanyak 63 ulatpelepah (hasil sampling) hampir semua tanaman terserang sudah stadium 2 (ulatkepompong amp kupu2) karena telat tailing 2 hari lagi akan disemprot Afdeling VI belum terserang namun pada bulan Desember serangan di Afdeling V semakin hebat sehingga menjalar ke Afdeling VI Pada Afdeling V dari luas 700 ha 600 ha diserang ulat api dengan hebat

bull Di awal penelitian defisiensi hara K dan Mg dengan intensitas ringan masih terlihat defisiensi K antara lain

134

Pertemuan Teknis Kelapa SUWI 2009 Jakarta 28-30 Mci 2009

ditemui di blok 99K 99 AI dan 99M sedangkan defisiensi Mg dengan intensitas ringan dijumpai di blok 99AI 99AF dan 00 F Oi Afdeling V pupuk yg diberikan untuk blok BMP 25 kg ureapkk 2 kg TSPpkk 2 kg MOPpkk amp 325 kgdolomitlpkk Di Afdeling VI untuk areal BMP dipupuk 32 kg dolomitlpkk 275 kg ureapkk 225 kg MOPpkk dan 20 kg TSPpkk

bull Serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) yang diju~pa~ dengan intensitas rendah menJadl salah satu faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas tanaman d~n mengurangi jumlah pokok produktIf Tanaman yang tumbang akibat busuk pangkal batang (Ganoderma sp) agar direncek dan dikumpulkan pada lubang tanam (titik tumbuh) kemudian dibakar Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya spora Ganoderma tersebut ke tanaman lainnya

bull Jumlah pokok diinvertaris terus dengan rata-rata 120 turun menjadi 115 pokok per hektar Pokok yang sudah terinfeksi penyakit walaupun masih terlihat tegak tidak dihitung lagi dalam sensus Secara visual pertumbuhan tanaman di kedua Afdeling terlihat bagus walaupun serangan ganoderma sulit dikendalikan dan jumlah pokok (produktif) terus berkurang bahkan pada bulan Oktober di Afdeling VI dijumpai kerapatan pokok hanya 107 tanaman per hektar

bull Eskavatorlbackhoe telah bekerja semenjak minggu II September 2007 pada seluruh blok BMP dengan rincian tugas - membongkar gundukanlguludan

yang tidak diperlukan

- menegakkan pokok yang doyong karena terkena puting beliung tapi masih bisa berproduksi

- membuat lubang big hole untuk menyulam pokok yang sudah tumbang kosong tidak prospektif karena terserang Ganoderma

- membuat parit selokan saluran drainase dan rorak

bull Saat awal penelitian semak belukar lebat di blok-blok penelitian dan dilakukan tindakan pembabatan Semenjak semester II 2007 (mulai September Oktober) telah dilakukan tindakan blanket atau total chemist secara selektifhanya terhadap pakuan keras dan pakuan sisir Penyemprotan herbisida di blok-blok BMP tersebut memperhatikan rute perjalanan pekerjaan alat berat (ekskavator) sehingga pekerjaan blanket tersebut tidak mubazirlsia-sia Secara tidak langsung pasar pikul dapat terawat baik karena setelah penyemprotan dengan herbisida Gramoxon dan Aali rerumputan lunak yang bertumbuhan seperti yang diharapkan walaupun berpeluang memunculkan ancaman sapi dan kambing yang akan senang memakan rumput lunak terse but

bull Etiolasi terjadi pada daerah pelembahan atau lereng terjal karena penanaman pokok tanaman sawlt terlalu rapat sehingga sinar matahari terhalangi dalam proses fotosistesis

bull Pada lubang tanam (big hole) yang telah dibuat dan diberi tandan kosong sawit kemudian untuk mempercepat terjadinya dekomposisi TKS tersebut sebaiknya TKS ditaburi pupuk urea secukupnya dalam beberapa bulan Selanjutnya penyulaman pokok tanaman sawit dapat dilakukan

bull Persiapan dan pengadaan pupuk agar lebih diperhatikan lagi kadang terlambat datang dari kantor pusat

135

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 5: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

agar diawasi oleh asisten mandor Jalan utama yang menghubung- dan petugas pengaman kan afdeling ke pabrik ke pusat

55 Peralatanpemupukan kebun atau keluar kebun Peralatan yang digunakan dalam diperlukan 25 miha Jalan

pemupukan meliputi ember produksi panjangnya 50 mha dan

plastik takaran pupuk sesuai jalan kontrol panjang 10 miha

dengan dosis kain gendong Pada areal yang bergelombang kereta sorong atau alat pikulan atau berbukit jalan ini akan lebih

panjang dan dibentuk sesuai dengan keadaan topografi

Panen dilakukan secara rutin Jalan produksi jalan koleksi dan dengan rotasi panen 517 artinya 5 jalan utama dibuat dengan norrna kali panen dalam seminggu 45-50 mlha untuk topografi datar- dengan pengawasan mandor berombak sehingga semua blok

Panen buah mentah (Fraksi 00 tersentuh oleh pekerj a maupun 0) agar dihindari untuk Pemeliharaan jalan produksi mencegah kerusakan tanaman jalan koleksi dan jalan utama sekaiigus menghindari hasil CPO dengan rotasi 1 kali sebulan yang rendah Sarana parit kiri-kanan jalan

Pengutipan brondolan dilakukan dengan bentuk jalan seperti secara intensif brondolan baik cembung di porosias atau tengah yang ada di piringan jalan pikul jalan dengan menggunakan alat gawangan mati maupun Tempat berat Grader Pernungutan Hasil (TPH) Sarana panen seperti jalan pikul piringan pohon tangga-tangga Evaluasi Produksi

panen TPH dijaga pemelihara- Produktivitas tanaman ketapa sawit -ya agar kondisinya teQp baik selama penelitian BMP dilakukan yaitu disamping slat panen yang tshm 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI memadai diuhv dalam parameter jumlah tandan per

pokok rataan berat tandan dan produksi TBS Data tersebut dikurnpullcan dari data

Jalanutarnadirawat kaisetia~6 bulanm yang dicatat oleh kantor Unit bulan dengan pengerasan Usaha (Manajer) Tinjowan I1 dalam

an di grader dan bentuk LM Pernbandingan logis secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui

sebanyak 4-6 kali pu- Jalan produktivitas kelapa sawit karena produksi dan jalm kontrol juga pengaruh penerapan BMP dibandingkan harus di pder dan blok-blok konkol dengan tenaga manusia rotasi perawatan dilaksanakan 1 kali sebulan HASILDAN PEMBAHGSAJY

0 Perawatm (mendalaampan Kondisi Umum Lokasi Penelitian dan mencuci) kiri dm kman jalan Luas dan Kondisi Tananzan dilaksanakan setiap 6 bulan Luas areal tanarnan kelapa sawit di

kebun Tinjowan I1 (Padang Matinggi) pada tahun 2008 adalah 3980 ha

Pcr1cmuan Teknis Kclilpa Sawn 2009 Jakarta 2S-30 Mel 2009

Komposisi tanaman di kebun Tinjowan II terdiri dari tanaman tua (gt 20 tahun) seluas 1375 ha (3455) tanaman remaja (9-13 tahun) seluas 678 ha (1705) tanaman mud a (3-8 tahun) scluas 1921 ha (4827) dan tanaman dewasa (14-20 tahun) seluas 6 ha (0 15)

Berdasarkan komposisi dan kondisi tanaman tersebut maka dipilih tanaman kelapa sawit TT 1999 dan IT 2000 sebagai contoh untuk perlakuan BMP karena mempunyai dominasi yang cukup besar yaitu sebesar 337 dari luas areal kebun disamping tanaman tersebut dalam fase perkembangan produksi yang cukup tinggi Tanarnan kelapa sawit IT 1999 dan 2000 tersebar pada Afdeling IV V dan VI

Iklim dan NeracaAir Klasifikasi ildim rnenurut Schmidt

dan Ferguson daerah ini tergolong tipe A (nilai Q lt dari 143) yang berarti rnerupakan daerah yang sang at basah dimana bulan basah rnernpunyai curah hujangt 100 rnrn sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan lt 60 rnrn

Data curah hujan selarna 7 tahun terakhir (200 1-2007) rnenunjukkan bahwa

curah hujan tahunan berkisar 1666 2496 mmltahun dengan 98-133 hari hujanltahun dengan penyebaran kurang merata Defisit air yang tinggi hanya terjadi pada tahun 2005 scbcsar 39] mmtahun dengan bulan kering selama 2 bulanltahun (Tabel I) Penyebaran rerata curah hujan bulanan pada tahun 2001-2008 disajikan pada Gambar I

Kondisi dan Kesesuaian Lahan

Jenis Tanah yang berkembang di areal yang digunakan untuk Best Management Practices (BMP) yaitu di Afdeling V dan Afdeling VI sesuai dengan hasil survei Pusat Penelitian Kelapa Sawit (1999) didorninasi oleh jenis tanah Typic Hapludult dan Typic Paleudult

Hasil analisa kesuburan tanah menunjukkan bahwa pada areal TT 1999 memiliki derajat kemasaman yang agak masarn yaitu sebesar 56 Kandungan hara N yang tergolong agak rendah yaitu sebesar 015 kandungan P tersedia (Bray-2) tergolong agak rendah sebesar 11 ppm Sedangkan kandungan K Na Ca dan Mg dapat ditukar berturut-turut sebagai berikut 026 mell 00 gram tanah

Tabel 1 Curah Hujan Han Hujan dan Defisit Air pada 2001-2008 di kebun Tinjoan II

-~~BJl_ 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

2008 Rerata

2382 1666 2167 1802 1737 2331 2496 1927 2083

116 100 108 105 98 124 133 107 112

0 195 44 0

391 10 95 0 -

0 1 1 2 2 1 2

0

-Catatan hasil analisis dan perhitungan data sekunder = sid November 2008

132

Pertemllan Tcknis Kclapa Sawit 2009 Jakartn ~I-30 Mci 2009

~ M ~ ~ ~ ~ M ~ _ ~ ~ ~

Buln

Gambar 1 Sebaran curah hujan bulanan Kebun Tinjowan II periode tahun 2001-2007

(agak rendah) 002 mel I00 gram tanah (rendah) 325 mellOO gram tanah (agak rendah) dan 054 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation tergolong agak rendah yaitu sebesar 749 melOO gram tanah Kejenuhan basa tergolong sedang yaitu sebesar 54 sedangkan kejenuhan Al tergolong rendah yaitu sebesar355

Di blok TT2000 baik perlakuan BMP ataupun kontrol derajat keasaman (pH) tergolong agak masam yaitu sebesar 47 Kandungan hara N tergolong agak rendah yaitu 015 sedangkan kandungan hara P tergolong agak rendah yaitu sebesar 8 ppm Kandungan K Na Ca Mg dapat ditukar berturut-turut adalah sebagai berikut 023 mellOO gram tanah (agak rendah) 002 mellOO gram tanah (rendah) 122 mell 00 gram tanah (rendah) dan 034 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation sebesar 763 mellOO tanah Kejenuhan basa tergolong agak rendah yaitu sebesar 24 sedangkan kejenuhanAI tergolong sedang yaitu sebesar 4872

Pada areal perlakuan Best Management Practices mempunyai kelas kesesuaian lahan S2 (sesuai) dengan unit kesesuaian lahan S2-w2s I pada SPT Typic Paleudults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah yang berupa berombak sampai dengan bergelombang dan kedalaman solum sebesar 96 em sedangkan S2-wlt1 pada SPT Typic Hapludults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah berombak sampai dengan bergelombang dan tekstur tanah Hat

PotensiProduksi

Areal pada kegiatan BMP mempunyai kesesuaian lahan aktual adalah S2 (sesuai) namun kesesuaian lahan tersebut dapat ditingkatkan dengan perbaikan faktor pembatas yang ada Rerata potensi produksi pada satu siklus tanaman pada areal tersebut adalah sebesar 24 ton TBSha Pada kegiatan BMP pengamatan dilakukan pada TT2000 dan TT1999 pada tahun 2006 umur tanaman meneapai 6-7 tahun

133

Pertemllan Tcknis Kelnpa Sawil 20(Jl Jakarta 2~middot30 Mci 200l

Potensi produksi pada saat tanaman berumur 6-7 tahun adalah sebesar 2110 ton TBShatahun dan 2600 ton TBShatahun BMP direncanakan selama 3 tahun adapun potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut mulai 6 tahun dapat dilihat pad a Tabel2

Tabe12 Potensi Produksi Tanaman Kelapa Sawit perTahunTanam

2000 2110 2600 3000 3100

1999 2600 3000 3100 3100

Pengamatan Lapangan Selama penelitian berlangsung

beberapa hasil pengamatan dari kunjungan lapang secara rutin diuraikan sebagai berikut bull Perawatan piringan pohon yang

meliputi kebersihan dan lebar piringan pohon telah terus dilakukan selama penelitian berlangsung dengan target selesai seeara keseluruhan di akhir tabun 2006 Dengan pembumbunan akar-akar baru pokok kelapa sawit lebih terangsang tumbuh dan memudahkan menyerap unsur hara dan pupuk yang diberikan

bull Perawatan pasar pikul Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan titi panen terus dilakukan selama penelitian berlangsung karena akan sangat mempengaruhi kegiatan panen pada blok tersebut

bull Dibeberapa tempat masih dijumpai jumlab pelepab yang kurang dari standar akibat kegiatan panen dan penunasan yang belum optimaL Kurangnya jumlah pelepah yang tinggal di pohon akan mempengaruhi sex ratio tanaman dan akan berdampak pada munculnya bunga jantan

bull Pada saat awal penelitian kondisi jalan di blok-blok monitoring umumnya lidn dan beeek disaat musim hujan walaupun rorak-rorak jalan sebagian besar sudah ada Kondisi jalan yang rusak akan mempengaruhi transportasi panen sehingga buah restan di Japangan dimungkinkan akan semakin besar Perbaikan jalan di blok-blok monitoring khususnya beberapa jalan koleksi dan jalan produksi telah diperkeras dengan petron pada semester I dan II tahun 2007 walaupun masih ada beberapa ruas pendek yang masih hein dan beeek disaat musim hujan

bull Serangan hama ulat api (Setothosea asigna) tergolong sedang dan antara lain ditemui di blok BMP OOF dan OOK di awal penelitian Penanggulangan terhadap serangan ulat api tersebut masih terus dilakukan Penanggulangan terhadap serangan ulat api dengan eara mengutip dan fogging telah dilakukan dan jumlahnya hampir tidak ada atau jauh dibawah ambang batas Serangan ulat api terutama di Afdeling VI sudah tuntas yang dapat dilihat dari daun pada pelepah-pelepah tua bekas serangan awal tabun 2007

bull Serangan ulat api muneul lagi pada bulan Oktober di Afdeling V yaitu menyerang sebanyak 63 ulatpelepah (hasil sampling) hampir semua tanaman terserang sudah stadium 2 (ulatkepompong amp kupu2) karena telat tailing 2 hari lagi akan disemprot Afdeling VI belum terserang namun pada bulan Desember serangan di Afdeling V semakin hebat sehingga menjalar ke Afdeling VI Pada Afdeling V dari luas 700 ha 600 ha diserang ulat api dengan hebat

bull Di awal penelitian defisiensi hara K dan Mg dengan intensitas ringan masih terlihat defisiensi K antara lain

134

Pertemuan Teknis Kelapa SUWI 2009 Jakarta 28-30 Mci 2009

ditemui di blok 99K 99 AI dan 99M sedangkan defisiensi Mg dengan intensitas ringan dijumpai di blok 99AI 99AF dan 00 F Oi Afdeling V pupuk yg diberikan untuk blok BMP 25 kg ureapkk 2 kg TSPpkk 2 kg MOPpkk amp 325 kgdolomitlpkk Di Afdeling VI untuk areal BMP dipupuk 32 kg dolomitlpkk 275 kg ureapkk 225 kg MOPpkk dan 20 kg TSPpkk

bull Serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) yang diju~pa~ dengan intensitas rendah menJadl salah satu faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas tanaman d~n mengurangi jumlah pokok produktIf Tanaman yang tumbang akibat busuk pangkal batang (Ganoderma sp) agar direncek dan dikumpulkan pada lubang tanam (titik tumbuh) kemudian dibakar Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya spora Ganoderma tersebut ke tanaman lainnya

bull Jumlah pokok diinvertaris terus dengan rata-rata 120 turun menjadi 115 pokok per hektar Pokok yang sudah terinfeksi penyakit walaupun masih terlihat tegak tidak dihitung lagi dalam sensus Secara visual pertumbuhan tanaman di kedua Afdeling terlihat bagus walaupun serangan ganoderma sulit dikendalikan dan jumlah pokok (produktif) terus berkurang bahkan pada bulan Oktober di Afdeling VI dijumpai kerapatan pokok hanya 107 tanaman per hektar

bull Eskavatorlbackhoe telah bekerja semenjak minggu II September 2007 pada seluruh blok BMP dengan rincian tugas - membongkar gundukanlguludan

yang tidak diperlukan

- menegakkan pokok yang doyong karena terkena puting beliung tapi masih bisa berproduksi

- membuat lubang big hole untuk menyulam pokok yang sudah tumbang kosong tidak prospektif karena terserang Ganoderma

- membuat parit selokan saluran drainase dan rorak

bull Saat awal penelitian semak belukar lebat di blok-blok penelitian dan dilakukan tindakan pembabatan Semenjak semester II 2007 (mulai September Oktober) telah dilakukan tindakan blanket atau total chemist secara selektifhanya terhadap pakuan keras dan pakuan sisir Penyemprotan herbisida di blok-blok BMP tersebut memperhatikan rute perjalanan pekerjaan alat berat (ekskavator) sehingga pekerjaan blanket tersebut tidak mubazirlsia-sia Secara tidak langsung pasar pikul dapat terawat baik karena setelah penyemprotan dengan herbisida Gramoxon dan Aali rerumputan lunak yang bertumbuhan seperti yang diharapkan walaupun berpeluang memunculkan ancaman sapi dan kambing yang akan senang memakan rumput lunak terse but

bull Etiolasi terjadi pada daerah pelembahan atau lereng terjal karena penanaman pokok tanaman sawlt terlalu rapat sehingga sinar matahari terhalangi dalam proses fotosistesis

bull Pada lubang tanam (big hole) yang telah dibuat dan diberi tandan kosong sawit kemudian untuk mempercepat terjadinya dekomposisi TKS tersebut sebaiknya TKS ditaburi pupuk urea secukupnya dalam beberapa bulan Selanjutnya penyulaman pokok tanaman sawit dapat dilakukan

bull Persiapan dan pengadaan pupuk agar lebih diperhatikan lagi kadang terlambat datang dari kantor pusat

135

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 6: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

Pcr1cmuan Teknis Kclilpa Sawn 2009 Jakarta 2S-30 Mel 2009

Komposisi tanaman di kebun Tinjowan II terdiri dari tanaman tua (gt 20 tahun) seluas 1375 ha (3455) tanaman remaja (9-13 tahun) seluas 678 ha (1705) tanaman mud a (3-8 tahun) scluas 1921 ha (4827) dan tanaman dewasa (14-20 tahun) seluas 6 ha (0 15)

Berdasarkan komposisi dan kondisi tanaman tersebut maka dipilih tanaman kelapa sawit TT 1999 dan IT 2000 sebagai contoh untuk perlakuan BMP karena mempunyai dominasi yang cukup besar yaitu sebesar 337 dari luas areal kebun disamping tanaman tersebut dalam fase perkembangan produksi yang cukup tinggi Tanarnan kelapa sawit IT 1999 dan 2000 tersebar pada Afdeling IV V dan VI

Iklim dan NeracaAir Klasifikasi ildim rnenurut Schmidt

dan Ferguson daerah ini tergolong tipe A (nilai Q lt dari 143) yang berarti rnerupakan daerah yang sang at basah dimana bulan basah rnernpunyai curah hujangt 100 rnrn sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan lt 60 rnrn

Data curah hujan selarna 7 tahun terakhir (200 1-2007) rnenunjukkan bahwa

curah hujan tahunan berkisar 1666 2496 mmltahun dengan 98-133 hari hujanltahun dengan penyebaran kurang merata Defisit air yang tinggi hanya terjadi pada tahun 2005 scbcsar 39] mmtahun dengan bulan kering selama 2 bulanltahun (Tabel I) Penyebaran rerata curah hujan bulanan pada tahun 2001-2008 disajikan pada Gambar I

Kondisi dan Kesesuaian Lahan

Jenis Tanah yang berkembang di areal yang digunakan untuk Best Management Practices (BMP) yaitu di Afdeling V dan Afdeling VI sesuai dengan hasil survei Pusat Penelitian Kelapa Sawit (1999) didorninasi oleh jenis tanah Typic Hapludult dan Typic Paleudult

Hasil analisa kesuburan tanah menunjukkan bahwa pada areal TT 1999 memiliki derajat kemasaman yang agak masarn yaitu sebesar 56 Kandungan hara N yang tergolong agak rendah yaitu sebesar 015 kandungan P tersedia (Bray-2) tergolong agak rendah sebesar 11 ppm Sedangkan kandungan K Na Ca dan Mg dapat ditukar berturut-turut sebagai berikut 026 mell 00 gram tanah

Tabel 1 Curah Hujan Han Hujan dan Defisit Air pada 2001-2008 di kebun Tinjoan II

-~~BJl_ 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

2008 Rerata

2382 1666 2167 1802 1737 2331 2496 1927 2083

116 100 108 105 98 124 133 107 112

0 195 44 0

391 10 95 0 -

0 1 1 2 2 1 2

0

-Catatan hasil analisis dan perhitungan data sekunder = sid November 2008

132

Pertemllan Tcknis Kclapa Sawit 2009 Jakartn ~I-30 Mci 2009

~ M ~ ~ ~ ~ M ~ _ ~ ~ ~

Buln

Gambar 1 Sebaran curah hujan bulanan Kebun Tinjowan II periode tahun 2001-2007

(agak rendah) 002 mel I00 gram tanah (rendah) 325 mellOO gram tanah (agak rendah) dan 054 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation tergolong agak rendah yaitu sebesar 749 melOO gram tanah Kejenuhan basa tergolong sedang yaitu sebesar 54 sedangkan kejenuhan Al tergolong rendah yaitu sebesar355

Di blok TT2000 baik perlakuan BMP ataupun kontrol derajat keasaman (pH) tergolong agak masam yaitu sebesar 47 Kandungan hara N tergolong agak rendah yaitu 015 sedangkan kandungan hara P tergolong agak rendah yaitu sebesar 8 ppm Kandungan K Na Ca Mg dapat ditukar berturut-turut adalah sebagai berikut 023 mellOO gram tanah (agak rendah) 002 mellOO gram tanah (rendah) 122 mell 00 gram tanah (rendah) dan 034 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation sebesar 763 mellOO tanah Kejenuhan basa tergolong agak rendah yaitu sebesar 24 sedangkan kejenuhanAI tergolong sedang yaitu sebesar 4872

Pada areal perlakuan Best Management Practices mempunyai kelas kesesuaian lahan S2 (sesuai) dengan unit kesesuaian lahan S2-w2s I pada SPT Typic Paleudults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah yang berupa berombak sampai dengan bergelombang dan kedalaman solum sebesar 96 em sedangkan S2-wlt1 pada SPT Typic Hapludults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah berombak sampai dengan bergelombang dan tekstur tanah Hat

PotensiProduksi

Areal pada kegiatan BMP mempunyai kesesuaian lahan aktual adalah S2 (sesuai) namun kesesuaian lahan tersebut dapat ditingkatkan dengan perbaikan faktor pembatas yang ada Rerata potensi produksi pada satu siklus tanaman pada areal tersebut adalah sebesar 24 ton TBSha Pada kegiatan BMP pengamatan dilakukan pada TT2000 dan TT1999 pada tahun 2006 umur tanaman meneapai 6-7 tahun

133

Pertemllan Tcknis Kelnpa Sawil 20(Jl Jakarta 2~middot30 Mci 200l

Potensi produksi pada saat tanaman berumur 6-7 tahun adalah sebesar 2110 ton TBShatahun dan 2600 ton TBShatahun BMP direncanakan selama 3 tahun adapun potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut mulai 6 tahun dapat dilihat pad a Tabel2

Tabe12 Potensi Produksi Tanaman Kelapa Sawit perTahunTanam

2000 2110 2600 3000 3100

1999 2600 3000 3100 3100

Pengamatan Lapangan Selama penelitian berlangsung

beberapa hasil pengamatan dari kunjungan lapang secara rutin diuraikan sebagai berikut bull Perawatan piringan pohon yang

meliputi kebersihan dan lebar piringan pohon telah terus dilakukan selama penelitian berlangsung dengan target selesai seeara keseluruhan di akhir tabun 2006 Dengan pembumbunan akar-akar baru pokok kelapa sawit lebih terangsang tumbuh dan memudahkan menyerap unsur hara dan pupuk yang diberikan

bull Perawatan pasar pikul Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan titi panen terus dilakukan selama penelitian berlangsung karena akan sangat mempengaruhi kegiatan panen pada blok tersebut

bull Dibeberapa tempat masih dijumpai jumlab pelepab yang kurang dari standar akibat kegiatan panen dan penunasan yang belum optimaL Kurangnya jumlah pelepah yang tinggal di pohon akan mempengaruhi sex ratio tanaman dan akan berdampak pada munculnya bunga jantan

bull Pada saat awal penelitian kondisi jalan di blok-blok monitoring umumnya lidn dan beeek disaat musim hujan walaupun rorak-rorak jalan sebagian besar sudah ada Kondisi jalan yang rusak akan mempengaruhi transportasi panen sehingga buah restan di Japangan dimungkinkan akan semakin besar Perbaikan jalan di blok-blok monitoring khususnya beberapa jalan koleksi dan jalan produksi telah diperkeras dengan petron pada semester I dan II tahun 2007 walaupun masih ada beberapa ruas pendek yang masih hein dan beeek disaat musim hujan

bull Serangan hama ulat api (Setothosea asigna) tergolong sedang dan antara lain ditemui di blok BMP OOF dan OOK di awal penelitian Penanggulangan terhadap serangan ulat api tersebut masih terus dilakukan Penanggulangan terhadap serangan ulat api dengan eara mengutip dan fogging telah dilakukan dan jumlahnya hampir tidak ada atau jauh dibawah ambang batas Serangan ulat api terutama di Afdeling VI sudah tuntas yang dapat dilihat dari daun pada pelepah-pelepah tua bekas serangan awal tabun 2007

bull Serangan ulat api muneul lagi pada bulan Oktober di Afdeling V yaitu menyerang sebanyak 63 ulatpelepah (hasil sampling) hampir semua tanaman terserang sudah stadium 2 (ulatkepompong amp kupu2) karena telat tailing 2 hari lagi akan disemprot Afdeling VI belum terserang namun pada bulan Desember serangan di Afdeling V semakin hebat sehingga menjalar ke Afdeling VI Pada Afdeling V dari luas 700 ha 600 ha diserang ulat api dengan hebat

bull Di awal penelitian defisiensi hara K dan Mg dengan intensitas ringan masih terlihat defisiensi K antara lain

134

Pertemuan Teknis Kelapa SUWI 2009 Jakarta 28-30 Mci 2009

ditemui di blok 99K 99 AI dan 99M sedangkan defisiensi Mg dengan intensitas ringan dijumpai di blok 99AI 99AF dan 00 F Oi Afdeling V pupuk yg diberikan untuk blok BMP 25 kg ureapkk 2 kg TSPpkk 2 kg MOPpkk amp 325 kgdolomitlpkk Di Afdeling VI untuk areal BMP dipupuk 32 kg dolomitlpkk 275 kg ureapkk 225 kg MOPpkk dan 20 kg TSPpkk

bull Serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) yang diju~pa~ dengan intensitas rendah menJadl salah satu faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas tanaman d~n mengurangi jumlah pokok produktIf Tanaman yang tumbang akibat busuk pangkal batang (Ganoderma sp) agar direncek dan dikumpulkan pada lubang tanam (titik tumbuh) kemudian dibakar Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya spora Ganoderma tersebut ke tanaman lainnya

bull Jumlah pokok diinvertaris terus dengan rata-rata 120 turun menjadi 115 pokok per hektar Pokok yang sudah terinfeksi penyakit walaupun masih terlihat tegak tidak dihitung lagi dalam sensus Secara visual pertumbuhan tanaman di kedua Afdeling terlihat bagus walaupun serangan ganoderma sulit dikendalikan dan jumlah pokok (produktif) terus berkurang bahkan pada bulan Oktober di Afdeling VI dijumpai kerapatan pokok hanya 107 tanaman per hektar

bull Eskavatorlbackhoe telah bekerja semenjak minggu II September 2007 pada seluruh blok BMP dengan rincian tugas - membongkar gundukanlguludan

yang tidak diperlukan

- menegakkan pokok yang doyong karena terkena puting beliung tapi masih bisa berproduksi

- membuat lubang big hole untuk menyulam pokok yang sudah tumbang kosong tidak prospektif karena terserang Ganoderma

- membuat parit selokan saluran drainase dan rorak

bull Saat awal penelitian semak belukar lebat di blok-blok penelitian dan dilakukan tindakan pembabatan Semenjak semester II 2007 (mulai September Oktober) telah dilakukan tindakan blanket atau total chemist secara selektifhanya terhadap pakuan keras dan pakuan sisir Penyemprotan herbisida di blok-blok BMP tersebut memperhatikan rute perjalanan pekerjaan alat berat (ekskavator) sehingga pekerjaan blanket tersebut tidak mubazirlsia-sia Secara tidak langsung pasar pikul dapat terawat baik karena setelah penyemprotan dengan herbisida Gramoxon dan Aali rerumputan lunak yang bertumbuhan seperti yang diharapkan walaupun berpeluang memunculkan ancaman sapi dan kambing yang akan senang memakan rumput lunak terse but

bull Etiolasi terjadi pada daerah pelembahan atau lereng terjal karena penanaman pokok tanaman sawlt terlalu rapat sehingga sinar matahari terhalangi dalam proses fotosistesis

bull Pada lubang tanam (big hole) yang telah dibuat dan diberi tandan kosong sawit kemudian untuk mempercepat terjadinya dekomposisi TKS tersebut sebaiknya TKS ditaburi pupuk urea secukupnya dalam beberapa bulan Selanjutnya penyulaman pokok tanaman sawit dapat dilakukan

bull Persiapan dan pengadaan pupuk agar lebih diperhatikan lagi kadang terlambat datang dari kantor pusat

135

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 7: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

Pertemllan Tcknis Kclapa Sawit 2009 Jakartn ~I-30 Mci 2009

~ M ~ ~ ~ ~ M ~ _ ~ ~ ~

Buln

Gambar 1 Sebaran curah hujan bulanan Kebun Tinjowan II periode tahun 2001-2007

(agak rendah) 002 mel I00 gram tanah (rendah) 325 mellOO gram tanah (agak rendah) dan 054 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation tergolong agak rendah yaitu sebesar 749 melOO gram tanah Kejenuhan basa tergolong sedang yaitu sebesar 54 sedangkan kejenuhan Al tergolong rendah yaitu sebesar355

Di blok TT2000 baik perlakuan BMP ataupun kontrol derajat keasaman (pH) tergolong agak masam yaitu sebesar 47 Kandungan hara N tergolong agak rendah yaitu 015 sedangkan kandungan hara P tergolong agak rendah yaitu sebesar 8 ppm Kandungan K Na Ca Mg dapat ditukar berturut-turut adalah sebagai berikut 023 mellOO gram tanah (agak rendah) 002 mellOO gram tanah (rendah) 122 mell 00 gram tanah (rendah) dan 034 mell 00 gram tanah (sedang) Kapasitas tukar kation sebesar 763 mellOO tanah Kejenuhan basa tergolong agak rendah yaitu sebesar 24 sedangkan kejenuhanAI tergolong sedang yaitu sebesar 4872

Pada areal perlakuan Best Management Practices mempunyai kelas kesesuaian lahan S2 (sesuai) dengan unit kesesuaian lahan S2-w2s I pada SPT Typic Paleudults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah yang berupa berombak sampai dengan bergelombang dan kedalaman solum sebesar 96 em sedangkan S2-wlt1 pada SPT Typic Hapludults yang mempunyai pembatas ringan berupa bentuk wilayah berombak sampai dengan bergelombang dan tekstur tanah Hat

PotensiProduksi

Areal pada kegiatan BMP mempunyai kesesuaian lahan aktual adalah S2 (sesuai) namun kesesuaian lahan tersebut dapat ditingkatkan dengan perbaikan faktor pembatas yang ada Rerata potensi produksi pada satu siklus tanaman pada areal tersebut adalah sebesar 24 ton TBSha Pada kegiatan BMP pengamatan dilakukan pada TT2000 dan TT1999 pada tahun 2006 umur tanaman meneapai 6-7 tahun

133

Pertemllan Tcknis Kelnpa Sawil 20(Jl Jakarta 2~middot30 Mci 200l

Potensi produksi pada saat tanaman berumur 6-7 tahun adalah sebesar 2110 ton TBShatahun dan 2600 ton TBShatahun BMP direncanakan selama 3 tahun adapun potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut mulai 6 tahun dapat dilihat pad a Tabel2

Tabe12 Potensi Produksi Tanaman Kelapa Sawit perTahunTanam

2000 2110 2600 3000 3100

1999 2600 3000 3100 3100

Pengamatan Lapangan Selama penelitian berlangsung

beberapa hasil pengamatan dari kunjungan lapang secara rutin diuraikan sebagai berikut bull Perawatan piringan pohon yang

meliputi kebersihan dan lebar piringan pohon telah terus dilakukan selama penelitian berlangsung dengan target selesai seeara keseluruhan di akhir tabun 2006 Dengan pembumbunan akar-akar baru pokok kelapa sawit lebih terangsang tumbuh dan memudahkan menyerap unsur hara dan pupuk yang diberikan

bull Perawatan pasar pikul Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan titi panen terus dilakukan selama penelitian berlangsung karena akan sangat mempengaruhi kegiatan panen pada blok tersebut

bull Dibeberapa tempat masih dijumpai jumlab pelepab yang kurang dari standar akibat kegiatan panen dan penunasan yang belum optimaL Kurangnya jumlah pelepah yang tinggal di pohon akan mempengaruhi sex ratio tanaman dan akan berdampak pada munculnya bunga jantan

bull Pada saat awal penelitian kondisi jalan di blok-blok monitoring umumnya lidn dan beeek disaat musim hujan walaupun rorak-rorak jalan sebagian besar sudah ada Kondisi jalan yang rusak akan mempengaruhi transportasi panen sehingga buah restan di Japangan dimungkinkan akan semakin besar Perbaikan jalan di blok-blok monitoring khususnya beberapa jalan koleksi dan jalan produksi telah diperkeras dengan petron pada semester I dan II tahun 2007 walaupun masih ada beberapa ruas pendek yang masih hein dan beeek disaat musim hujan

bull Serangan hama ulat api (Setothosea asigna) tergolong sedang dan antara lain ditemui di blok BMP OOF dan OOK di awal penelitian Penanggulangan terhadap serangan ulat api tersebut masih terus dilakukan Penanggulangan terhadap serangan ulat api dengan eara mengutip dan fogging telah dilakukan dan jumlahnya hampir tidak ada atau jauh dibawah ambang batas Serangan ulat api terutama di Afdeling VI sudah tuntas yang dapat dilihat dari daun pada pelepah-pelepah tua bekas serangan awal tabun 2007

bull Serangan ulat api muneul lagi pada bulan Oktober di Afdeling V yaitu menyerang sebanyak 63 ulatpelepah (hasil sampling) hampir semua tanaman terserang sudah stadium 2 (ulatkepompong amp kupu2) karena telat tailing 2 hari lagi akan disemprot Afdeling VI belum terserang namun pada bulan Desember serangan di Afdeling V semakin hebat sehingga menjalar ke Afdeling VI Pada Afdeling V dari luas 700 ha 600 ha diserang ulat api dengan hebat

bull Di awal penelitian defisiensi hara K dan Mg dengan intensitas ringan masih terlihat defisiensi K antara lain

134

Pertemuan Teknis Kelapa SUWI 2009 Jakarta 28-30 Mci 2009

ditemui di blok 99K 99 AI dan 99M sedangkan defisiensi Mg dengan intensitas ringan dijumpai di blok 99AI 99AF dan 00 F Oi Afdeling V pupuk yg diberikan untuk blok BMP 25 kg ureapkk 2 kg TSPpkk 2 kg MOPpkk amp 325 kgdolomitlpkk Di Afdeling VI untuk areal BMP dipupuk 32 kg dolomitlpkk 275 kg ureapkk 225 kg MOPpkk dan 20 kg TSPpkk

bull Serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) yang diju~pa~ dengan intensitas rendah menJadl salah satu faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas tanaman d~n mengurangi jumlah pokok produktIf Tanaman yang tumbang akibat busuk pangkal batang (Ganoderma sp) agar direncek dan dikumpulkan pada lubang tanam (titik tumbuh) kemudian dibakar Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya spora Ganoderma tersebut ke tanaman lainnya

bull Jumlah pokok diinvertaris terus dengan rata-rata 120 turun menjadi 115 pokok per hektar Pokok yang sudah terinfeksi penyakit walaupun masih terlihat tegak tidak dihitung lagi dalam sensus Secara visual pertumbuhan tanaman di kedua Afdeling terlihat bagus walaupun serangan ganoderma sulit dikendalikan dan jumlah pokok (produktif) terus berkurang bahkan pada bulan Oktober di Afdeling VI dijumpai kerapatan pokok hanya 107 tanaman per hektar

bull Eskavatorlbackhoe telah bekerja semenjak minggu II September 2007 pada seluruh blok BMP dengan rincian tugas - membongkar gundukanlguludan

yang tidak diperlukan

- menegakkan pokok yang doyong karena terkena puting beliung tapi masih bisa berproduksi

- membuat lubang big hole untuk menyulam pokok yang sudah tumbang kosong tidak prospektif karena terserang Ganoderma

- membuat parit selokan saluran drainase dan rorak

bull Saat awal penelitian semak belukar lebat di blok-blok penelitian dan dilakukan tindakan pembabatan Semenjak semester II 2007 (mulai September Oktober) telah dilakukan tindakan blanket atau total chemist secara selektifhanya terhadap pakuan keras dan pakuan sisir Penyemprotan herbisida di blok-blok BMP tersebut memperhatikan rute perjalanan pekerjaan alat berat (ekskavator) sehingga pekerjaan blanket tersebut tidak mubazirlsia-sia Secara tidak langsung pasar pikul dapat terawat baik karena setelah penyemprotan dengan herbisida Gramoxon dan Aali rerumputan lunak yang bertumbuhan seperti yang diharapkan walaupun berpeluang memunculkan ancaman sapi dan kambing yang akan senang memakan rumput lunak terse but

bull Etiolasi terjadi pada daerah pelembahan atau lereng terjal karena penanaman pokok tanaman sawlt terlalu rapat sehingga sinar matahari terhalangi dalam proses fotosistesis

bull Pada lubang tanam (big hole) yang telah dibuat dan diberi tandan kosong sawit kemudian untuk mempercepat terjadinya dekomposisi TKS tersebut sebaiknya TKS ditaburi pupuk urea secukupnya dalam beberapa bulan Selanjutnya penyulaman pokok tanaman sawit dapat dilakukan

bull Persiapan dan pengadaan pupuk agar lebih diperhatikan lagi kadang terlambat datang dari kantor pusat

135

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 8: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

Pertemllan Tcknis Kelnpa Sawil 20(Jl Jakarta 2~middot30 Mci 200l

Potensi produksi pada saat tanaman berumur 6-7 tahun adalah sebesar 2110 ton TBShatahun dan 2600 ton TBShatahun BMP direncanakan selama 3 tahun adapun potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut mulai 6 tahun dapat dilihat pad a Tabel2

Tabe12 Potensi Produksi Tanaman Kelapa Sawit perTahunTanam

2000 2110 2600 3000 3100

1999 2600 3000 3100 3100

Pengamatan Lapangan Selama penelitian berlangsung

beberapa hasil pengamatan dari kunjungan lapang secara rutin diuraikan sebagai berikut bull Perawatan piringan pohon yang

meliputi kebersihan dan lebar piringan pohon telah terus dilakukan selama penelitian berlangsung dengan target selesai seeara keseluruhan di akhir tabun 2006 Dengan pembumbunan akar-akar baru pokok kelapa sawit lebih terangsang tumbuh dan memudahkan menyerap unsur hara dan pupuk yang diberikan

bull Perawatan pasar pikul Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan titi panen terus dilakukan selama penelitian berlangsung karena akan sangat mempengaruhi kegiatan panen pada blok tersebut

bull Dibeberapa tempat masih dijumpai jumlab pelepab yang kurang dari standar akibat kegiatan panen dan penunasan yang belum optimaL Kurangnya jumlah pelepah yang tinggal di pohon akan mempengaruhi sex ratio tanaman dan akan berdampak pada munculnya bunga jantan

bull Pada saat awal penelitian kondisi jalan di blok-blok monitoring umumnya lidn dan beeek disaat musim hujan walaupun rorak-rorak jalan sebagian besar sudah ada Kondisi jalan yang rusak akan mempengaruhi transportasi panen sehingga buah restan di Japangan dimungkinkan akan semakin besar Perbaikan jalan di blok-blok monitoring khususnya beberapa jalan koleksi dan jalan produksi telah diperkeras dengan petron pada semester I dan II tahun 2007 walaupun masih ada beberapa ruas pendek yang masih hein dan beeek disaat musim hujan

bull Serangan hama ulat api (Setothosea asigna) tergolong sedang dan antara lain ditemui di blok BMP OOF dan OOK di awal penelitian Penanggulangan terhadap serangan ulat api tersebut masih terus dilakukan Penanggulangan terhadap serangan ulat api dengan eara mengutip dan fogging telah dilakukan dan jumlahnya hampir tidak ada atau jauh dibawah ambang batas Serangan ulat api terutama di Afdeling VI sudah tuntas yang dapat dilihat dari daun pada pelepah-pelepah tua bekas serangan awal tabun 2007

bull Serangan ulat api muneul lagi pada bulan Oktober di Afdeling V yaitu menyerang sebanyak 63 ulatpelepah (hasil sampling) hampir semua tanaman terserang sudah stadium 2 (ulatkepompong amp kupu2) karena telat tailing 2 hari lagi akan disemprot Afdeling VI belum terserang namun pada bulan Desember serangan di Afdeling V semakin hebat sehingga menjalar ke Afdeling VI Pada Afdeling V dari luas 700 ha 600 ha diserang ulat api dengan hebat

bull Di awal penelitian defisiensi hara K dan Mg dengan intensitas ringan masih terlihat defisiensi K antara lain

134

Pertemuan Teknis Kelapa SUWI 2009 Jakarta 28-30 Mci 2009

ditemui di blok 99K 99 AI dan 99M sedangkan defisiensi Mg dengan intensitas ringan dijumpai di blok 99AI 99AF dan 00 F Oi Afdeling V pupuk yg diberikan untuk blok BMP 25 kg ureapkk 2 kg TSPpkk 2 kg MOPpkk amp 325 kgdolomitlpkk Di Afdeling VI untuk areal BMP dipupuk 32 kg dolomitlpkk 275 kg ureapkk 225 kg MOPpkk dan 20 kg TSPpkk

bull Serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) yang diju~pa~ dengan intensitas rendah menJadl salah satu faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas tanaman d~n mengurangi jumlah pokok produktIf Tanaman yang tumbang akibat busuk pangkal batang (Ganoderma sp) agar direncek dan dikumpulkan pada lubang tanam (titik tumbuh) kemudian dibakar Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya spora Ganoderma tersebut ke tanaman lainnya

bull Jumlah pokok diinvertaris terus dengan rata-rata 120 turun menjadi 115 pokok per hektar Pokok yang sudah terinfeksi penyakit walaupun masih terlihat tegak tidak dihitung lagi dalam sensus Secara visual pertumbuhan tanaman di kedua Afdeling terlihat bagus walaupun serangan ganoderma sulit dikendalikan dan jumlah pokok (produktif) terus berkurang bahkan pada bulan Oktober di Afdeling VI dijumpai kerapatan pokok hanya 107 tanaman per hektar

bull Eskavatorlbackhoe telah bekerja semenjak minggu II September 2007 pada seluruh blok BMP dengan rincian tugas - membongkar gundukanlguludan

yang tidak diperlukan

- menegakkan pokok yang doyong karena terkena puting beliung tapi masih bisa berproduksi

- membuat lubang big hole untuk menyulam pokok yang sudah tumbang kosong tidak prospektif karena terserang Ganoderma

- membuat parit selokan saluran drainase dan rorak

bull Saat awal penelitian semak belukar lebat di blok-blok penelitian dan dilakukan tindakan pembabatan Semenjak semester II 2007 (mulai September Oktober) telah dilakukan tindakan blanket atau total chemist secara selektifhanya terhadap pakuan keras dan pakuan sisir Penyemprotan herbisida di blok-blok BMP tersebut memperhatikan rute perjalanan pekerjaan alat berat (ekskavator) sehingga pekerjaan blanket tersebut tidak mubazirlsia-sia Secara tidak langsung pasar pikul dapat terawat baik karena setelah penyemprotan dengan herbisida Gramoxon dan Aali rerumputan lunak yang bertumbuhan seperti yang diharapkan walaupun berpeluang memunculkan ancaman sapi dan kambing yang akan senang memakan rumput lunak terse but

bull Etiolasi terjadi pada daerah pelembahan atau lereng terjal karena penanaman pokok tanaman sawlt terlalu rapat sehingga sinar matahari terhalangi dalam proses fotosistesis

bull Pada lubang tanam (big hole) yang telah dibuat dan diberi tandan kosong sawit kemudian untuk mempercepat terjadinya dekomposisi TKS tersebut sebaiknya TKS ditaburi pupuk urea secukupnya dalam beberapa bulan Selanjutnya penyulaman pokok tanaman sawit dapat dilakukan

bull Persiapan dan pengadaan pupuk agar lebih diperhatikan lagi kadang terlambat datang dari kantor pusat

135

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 9: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

Pertemuan Teknis Kelapa SUWI 2009 Jakarta 28-30 Mci 2009

ditemui di blok 99K 99 AI dan 99M sedangkan defisiensi Mg dengan intensitas ringan dijumpai di blok 99AI 99AF dan 00 F Oi Afdeling V pupuk yg diberikan untuk blok BMP 25 kg ureapkk 2 kg TSPpkk 2 kg MOPpkk amp 325 kgdolomitlpkk Di Afdeling VI untuk areal BMP dipupuk 32 kg dolomitlpkk 275 kg ureapkk 225 kg MOPpkk dan 20 kg TSPpkk

bull Serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) yang diju~pa~ dengan intensitas rendah menJadl salah satu faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas tanaman d~n mengurangi jumlah pokok produktIf Tanaman yang tumbang akibat busuk pangkal batang (Ganoderma sp) agar direncek dan dikumpulkan pada lubang tanam (titik tumbuh) kemudian dibakar Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya spora Ganoderma tersebut ke tanaman lainnya

bull Jumlah pokok diinvertaris terus dengan rata-rata 120 turun menjadi 115 pokok per hektar Pokok yang sudah terinfeksi penyakit walaupun masih terlihat tegak tidak dihitung lagi dalam sensus Secara visual pertumbuhan tanaman di kedua Afdeling terlihat bagus walaupun serangan ganoderma sulit dikendalikan dan jumlah pokok (produktif) terus berkurang bahkan pada bulan Oktober di Afdeling VI dijumpai kerapatan pokok hanya 107 tanaman per hektar

bull Eskavatorlbackhoe telah bekerja semenjak minggu II September 2007 pada seluruh blok BMP dengan rincian tugas - membongkar gundukanlguludan

yang tidak diperlukan

- menegakkan pokok yang doyong karena terkena puting beliung tapi masih bisa berproduksi

- membuat lubang big hole untuk menyulam pokok yang sudah tumbang kosong tidak prospektif karena terserang Ganoderma

- membuat parit selokan saluran drainase dan rorak

bull Saat awal penelitian semak belukar lebat di blok-blok penelitian dan dilakukan tindakan pembabatan Semenjak semester II 2007 (mulai September Oktober) telah dilakukan tindakan blanket atau total chemist secara selektifhanya terhadap pakuan keras dan pakuan sisir Penyemprotan herbisida di blok-blok BMP tersebut memperhatikan rute perjalanan pekerjaan alat berat (ekskavator) sehingga pekerjaan blanket tersebut tidak mubazirlsia-sia Secara tidak langsung pasar pikul dapat terawat baik karena setelah penyemprotan dengan herbisida Gramoxon dan Aali rerumputan lunak yang bertumbuhan seperti yang diharapkan walaupun berpeluang memunculkan ancaman sapi dan kambing yang akan senang memakan rumput lunak terse but

bull Etiolasi terjadi pada daerah pelembahan atau lereng terjal karena penanaman pokok tanaman sawlt terlalu rapat sehingga sinar matahari terhalangi dalam proses fotosistesis

bull Pada lubang tanam (big hole) yang telah dibuat dan diberi tandan kosong sawit kemudian untuk mempercepat terjadinya dekomposisi TKS tersebut sebaiknya TKS ditaburi pupuk urea secukupnya dalam beberapa bulan Selanjutnya penyulaman pokok tanaman sawit dapat dilakukan

bull Persiapan dan pengadaan pupuk agar lebih diperhatikan lagi kadang terlambat datang dari kantor pusat

135

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 10: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

Pcrlcmuan Tcknis Kcll1Pll Sawil 20(19 Jakarta 2R-30 Mci 2009

Kedisiplinan dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas tanaman Tebing jalan yang dibersihkan memang terlihat rapih dan lega tapi sebenarnya tindakan ini akan mendorong kekeringan tanah lebih cepat dan memicu tanah di bagian tebing longsor

Tabel 2 dan 3 menunjukkan rekapitulasi penerapan BMP di biok-blok pewakil selama bulan lanuari hingga Desember 2008 Data pada Tabel 2 dan 3

tersebut menunjukkan nilai kuantitatif namun belum menggambarkan kondisi kualitas penerapan BMP seperti yang diinginkan SOP Oleh karena itu data monitoring visual bulanan sangat dipcrlukan tcnts schingga penjelasan peningkatan dan penurunan produksi dapat Iebih ditcrangkan secara kuantitatif dantepat

Perkembangan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman kelapa sawit

selama penelitian BMP dilakukan yaitu tahun 2007 - 2008 di Afdeling V dan VI masing-masing disajikan pad a Tabe14 dan

Tabel2 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling V Periode Jan-Des 2008 Mll1 bullbull~-_

iG KQ~ lie

I Pemeliharaan jln prod (dibabat) meter middot I _

2 Pemeliharaanjln koJeksi (dibabat) meter - - middot - middot -3 Konsolidasi jalan produksi meter - middot - middot - bull i

4 Konsolidasi jalan koleksi meter - - middot - middot middot 5 Pecah pasang batu padas kg middot - I middot middot 12000

6 Menyisip bibit pkk 1 - middot bull i middot - middot

7 Garuk piringan ha - - 1 middot middot -8 Garuk piringan eks chemist ha - middot - middot middot middot

9 Chemist piringan pasar pikul ha 50 59 50 50 50 50

10 Wiping ilalang ha 75 75 75 75 75 75

II Dongkel kayuan ha middot middot - - middot middot 12 Chemist gawangan I blanket ha 50 50 50 50 50 50

13 Pembrantasan hama I

ha 24 25 25 pm I bungapk08 middot - 23

14 Membumbun pokok pkk 25 25 25 middot middot -15 Pemupukan urea ha 50 50 50 50 50 50

16 r MOP ha 50 50 50 50 50 50

17 Pemupukan SP36rrSp ha 50 50 50 50 50 50

18 Pemupukan dolomit ha 50 50 50 50 50 50

19 Memangkas pkk - middot 3305 2728 3105 3285

20 Pen ~l tankos kg middot - - - - -21 Eeer tankos ke bighole kg middot - - - - -22 Pemeliharaan TPH bh 50 50 43 55 40 47

Sumber data primer Manajemen Unit Usaha Kebun Tinjoan II Catatan luas masing-masing blok = 25 ha

136

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 11: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

PerlCl11uan Tcknis Kclilpa Sawil 2UUt) Jaka11 2i-3U Mei 2009

Tabel3 Realisasi BMP di Blok-blok Pewakil Afdeling VI Periode Jan-Des 2008

21 Pemeliharaan TPH bh

5 Perlakuan BMP pada Afdeling V dan VI memberikan nilai produktivitas Gumlah tandan per pokok rataan berat tandan dan produksi TBS) yang lebih tingi secara nyata dari pada non BMP baik untuk tahun 2007 maupun tahun 2008 Khusus untuk Afdeling VI produksi TBS per pohon pada blok-blok dengan perlakuan BMP malah lebih rendah dari pada non BMP walau hanya 125 kg per pohon Namunjika dikonversikan dengan jumlah pokok per hektar maka selisihnya akan menjadi besar dan nyata 125x130 1625 kglha atau 01625 tonlha atau Rp 162500- per hektar jika harga TBS Rpl000-per kilogram Perhitungan

tersebut bisa jadi merupakan kasus karena produksi yang diperoleh belum rata-rata dalam skala total luasan Afdeling atau balikan Iuasan Kebun (Unit Manajemen)

S amp ai dengan akhir tahun 2008 produksi rata-rata TBS pada blok BMP Afdeling V (tahun tanam 2000) dan VI (tahun tanam 1999) masing-masing sebesar 15754 dan 19022 kglpokok atau 2048 dan 2473 tonlha sedangkan potensi produksi TBS kedua blok tersebut masingshymasing sebesar 30 dan 31 tonlhaltahun Selisih produksi TBS yang masih besar tersebut menunjukkan tindakan BMP belum maksimal diimplementasikan

137

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 12: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

PCl1cmuan Tcknis Kclapa Sawit 2009 hkarra 28-30 Mci 2009

Tabel 4 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdcling V

1234

1734

K 25 1255

Q 25

25

T

Rerata 1269 1288 1026 1206 13023

Tabe15 Perkembangan Produktivitas Tanaman pada Blok Percobaan di Afdeling VI

138

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 13: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

PertemWin Teknis Keapa Sawit 2009 Jakarta 28-30 Mei 2009

KESIMPULAN Secara umum kegiatan BMP

dimaksudkan untuk menggali potensi produksi yang ada sehingga diharapkan

tanaman dapat berproduksi sesuai dengan potensi produksi tanaman berdasarkan umur tanaman Potensi produksi dan produksi tercatat yang dihasilkan merupakan produksi satu tahun perbedaan keduanya menunjukkan masih terdapat kelemahan dan kendala dalam kultur teknis dilapangan walaupun telah diterpakan praktek kultur teknis terbaik atau Best Management Practice (BMP)

Sampai dengan tahun ketiga percobaan (2006 - 2008) tidak terlihat perbedaan produktivitas tanaman yang mencolok antara blok perlakuan BMP dengan blok kontrol namun secara umum produksi tanaman pada blok BMP (Afd V amp VI) masih lebih tinggi dibandingkan dengan blok kontrol Rerata produksi TBS per pokok (Afd V amp VI) pada Desember 2008 sebesar 17388 kg TBSpohon atau lebili tinggi 044 kgpohon dibandingkan produksi TBS per pokok pada blok kontrol yaitu sebesar 17344 kgTBSpohon

Perbedaan produksi rata-rata yang tidak nyata antara perlakuan BMP dan non BMP juga ditunjang oleh kualitas tanahnya relatif baik (kelas kesesuaian lahan sesuai atau S2)

PUSTAKA

Anonimous 2007 LaporanAkhirTahapshyI 2006 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

Anonimous 2008 LaporanAkhirTahapshyII 2007 Best Management Practice Kebun TinjoanII PT Perkebunan Nusantara IV Kerjasama Penelitian PT Perkebunan Nusantara IV Pusat penelitian Kelapa Sawit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] 1999 Laporan Survei Tanah Areal Kelapa Sawit Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

PPKS [Pusat Penelitian Kelapa SawitJ 2006 Laporan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Tinjowan II PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2006 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2006 PT Perkebunan Nusantara Iv

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2007 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2007 PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Produksi Kebun Tinjowan II Tahun 2008 PT Perkebunan NusantaraIV

Unit Usaha Kebun Tinjowan II 2008 Data Realisasi Kegiatan Best Management Practice 2008 PT Perkebunan Nusantara Iv

139

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140

Page 14: EVALUASI PENERAPAN BEST MANAGEMENT PRACTICE DI

Pencmllan Teknis Kclapa Sawit 2009 Jakana 28-30 Mei 2009

TANYAJAWAB

Harun Al Rasyid PT Perkebunan Sumut

Tanya

Menurut saya data yang tersaji masih belum begitu lengkap karena proses penelitian baru lebih kurang 2 tahun Jika data terkumpul paling tidak 5 tahun mungkin akan lebih terlihat perbedaan antara blok kontrol dan blok BMP

Jawab

Terima kasih atas sarannya

140