136
EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA SEHAT DI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON (PTRM) RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT (RSKO) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos) Disusun Oleh MUHAMAD MIFTAH RIZKI NIM: 1110054100012 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2014 M

EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU

JAKARTA SEHAT DI PROGRAM TERAPI

RUMATAN METADON (PTRM) RUMAH SAKIT

KETERGANTUNGAN OBAT (RSKO)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos)

Disusun Oleh

MUHAMAD MIFTAH RIZKI NIM: 1110054100012

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/2014 M

Page 2: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
Page 3: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
Page 4: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 November 2014

Muhamad Miftah Rizki

Page 5: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

i

ABSTRAK

Muhamad Miftah Rizki

Evaluasi Program Pengguna Kartu Jakarta Sehat di Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit Ketergantungan Obat ”.

Dalam menjalani hidup untuk mencapai kesejahteraan banyak faktor yang mempengaruhi kesejahteraan, mulai dari faktor agama, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan faktor lainnya. Di Indonesia banyak permasalahan yang belum mampu diatasi dari berbagai faktor yang sudah disebutkan di atas dan yang paling menjadi pokok bahasan pada saat ini ialah permasalahan pelayanan sosial dalam bentuk pelayanan kesehatan. Dari pengertian kesehatan tersebut sudah jelas jika fisik kita sehat maka sesuatu yang akan kita kerjakan juga mudah dan dapat mensejahterakan kita, sedangkan jika kita sakit kita tidak dapat mensejahterakan orang lain jika diri kita sendiri saja tidak mampu untuk beraktifitas seperti biasa dan karena itulah pelayanan sosial dalam bentuk pelayanan kesehatan amat penting dalam kehidupan terutama untuk membuat negara Indonesia dianggap sebagai negara yang sejahtera.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata–kata, gambar dan bukan angka–angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara catatan lapangan, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.

Pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat (KJS) di Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) berjalan dengan baik sesuai dengan pedoman dari pemerintah pusat dan program ini terus memberikan pelayanan yang maksimal sesuai kebutuhan pasien untuk bisa lepas dari ketergantungan opiat dan untuk merubah pasien lebih baik lagi dari sebelumnya. Hasil evaluasi yang peneliti lakukan di Program Terapi Rumatan Metadon dengan menggunakan CIPP berjalan dengan baik, dapat dikatakan dari awal sampai proses rumatan ini berjalan setiap pasien yang mengunakan Kartu Jakarta Sehat atau yang tidak menggunakan Kartu Jakarta Sehat sudah menjalankan kegiatan sesuai prosedur dan untuk petugasnya yang berada dalam Program Terapi Rumatan Metadon sudah menjalankan SOP yang ada di Rumah Sakit. Untuk fasilitas dan penunjang lainnya pun sudah sangat lengkap, petugas medisnya bekerja sesuai dengan yang ditetapkan. Selanjutnya program ini dikatakan baik, karena sangat membantu proses penyembuhan pasien dan bahkan mempermudah pasien yang sudah bekerja untuk lebih baik dalam menjalankan kegiatannya di luar. Walaupun hasil rumatan ini berjalan baik namun produk yang dihasilkan masih jauh dari yang diharapkan, karena masih banyak sekali pasien yang masih tinggi dosisnya walaupun sudah menjalani proses rumatan ini bertahun-tahun dan belum selesai masa rumatannya, sangat disayangkan karena melihat metadon ini bukan obat yang murah.

Page 6: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puja dan puji senantiasa penulis panjatkan atas segala karunia allah

SWT, yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan penuh cinta dan kasih serta

mengajarkan manusia untuk mencintai sesama manusia hanya karena allah

semata. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita

yakni Nabi Muhammad SAW, para keluarga yang suci, para sahabatnya yang

mulia serta para umatnya yang isnya Allah hingga kini terus mencintainya.

Skripsi dengan judul “ Evaluasi Program Pengguna Kartu Jakarta Sehat

di Program Terapi Rumata Metadon Rumah Sakit Ketergantungan Obat”.

merupakan salah satu wujud upaya penulis dalam memberikan sedikit

pengetahuan mengenai pelaksanaan program-program pemerintah melalui

pelaayanan kesehatan dan apa saja yang dirasakan masyarakat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan yang penulis miliki. oleh karena itu

segala kritikan dan masukan yang bertujuan membangun sungguh merupakan

suatu masukan yang sangat berharga dan membantu penulis dalam membuat

skripsi ini. Karenanya, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Bapak. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi

Page 7: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

iii

2. Ibu. Siti Napsiyah, MSW, selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial, dan

Bapak. Ahmad Zaky, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Kesejahteraan

Sosial.

3. Bapak Budi Rahman Hakim, MSW, selaku Dosen pembimbing skripsi

yang telah berkenan dan membimbing penulis selama ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan

keilmuan dan membimbing penulis selama melaksanakan perkuliahan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ. MKK Selaku Direktur Utama

RSKO yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di RSKO.

6. Ibu Endang Suharjanti M.Si. Selaku pembimbing lembaga di sana yang

telah banyak membantu dalam proses penelitian.

7. Bapak Agus Darmawan, S.Sos dan Bapak Syariffudin, S.Sos yang selalu

memberikan motivasi dan dorongan semangat selama menjalani penelitian

di sana, makasih banyak semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari

Allah SWT.

8. Seluruh staff RSKO yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan

mereka telah membantu saya dalam penelitian ini.

9. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih sayangnya

serta dukungan selama ini, maaf anakmu belum bisa membahagiakanmu

dan untuk keluarga besar terima kasih atas doanya selama ini.

Page 8: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

iv

10. Endah Ambarsari, terimah kasih atas segala dukungan dan bantuan dalam

penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT, membalas atas kebaikanmu

selama ini, maafkan segala kesalahan saya selama ini.

11. Teman-teman tercinta kessos angkatan 2010 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini.

Bersama kita maju. Semangat.

12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan, yang telah membantu selesainya

skripsi ini.

Penulis tidak mempu memberikan balasan apa-apa atas segala jasa yang

diberikan, dan hanya mampu menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya

dengan iringan do’a semoga segala pengorbanan dan bantuan dari semua pihak

dapat dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT.

Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini mampu memberikan

manfaat, baik bagi penulis, mahasiswa kesejahteraan sosial juga pembaca lainya.

Ridha dan keikhlasan dari para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi selalu penulis harapkan, semoga ilmu yang diberikan kepada kami

dapat bermanfaat untuk pengabdian di masyarakat.

Jakarta , 2 Oktober 2014

Penulis

Muhamad Miftah Rizki

Page 9: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ....................................... 7

1. Pembatasan Masalah .......................................................... 7

2. Perumusan Masalah ........................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

1. Tujuan Penelitian ............................................................... 8

2. Manfaat Penelitian ............................................................. 8

D. Metodologi Penelitian .............................................................. 9

1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian ......................... 9

2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 10

3. Sumber Data ...................................................................... 10

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 11

5. Analisis Data ...................................................................... 14

6. Keabsahan Data ................................................................. 15

E. Pedoman Penulisan Skripsi ...................................................... 15

F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 16

G. Sistematika Penulisan .............................................................. 17

Page 10: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

vi

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Evaluasi ................................................................................... 18

1. Pengertian Evaluasi ............................................................ 18

2. Tujuan Evaluasi ................................................................. 20

3. Model Evaluasi .................................................................. 24

a. Model Evaluasi Berbasis Tujuan .................................. 28

b. Model Evaluasi Sistem Analisis .................................... 28

c. Model Evaluasi Bencmarking (Bangku Ukur)................ 29

B. Kartu Jakarta Sehat ................................................................... 29

1. Pengertian Kartu Jakarta Sehat ............................................ 29

2. Tujuan ................................................................................ 30

3. Sasaran Program ................................................................. 30

4. Manfaat Kartu Jakarta Sehat................................................ 30

5. Persyaratan yang harus dibawa saat mendaftar di Puskesmas

Kecamatan .......................................................................... 30

6. Persyaratan yang harus dibawa saat berobat di Puskesmas .. 30

7. Persyaratan Pasien berobat gratis di Rumah Sakit................ 31

8. Alur Pelayanan Kesehatan warga Ber-KTP di DKI Jakarta .. 31

9. Unit Gawat Darurat Rumah Sakit ........................................ 32

C. Program Terapi Rumatan Metadon ........................................... 32

1. Pengertian Program Terapi Rumatan Metadon .................... 32

2. Tujuan Program Terapi Rumatan Metadon .......................... 32

3. Alur Pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon ............. 33

4. Indikator Evaluasi Program dengan CIPP ............................ 34

Page 11: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

vii

BAB III PROFIL RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT

JAKARTA

A. Latar Belakang Berdirinya Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Jakarta ..................................................................................... 39

B. Visi, Misi, Motto dan Falsafah Rumah Sakit Ketergantungan

Obat Jakarta .............................................................................. 43

1. Visi ..................................................................................... 43

2. Misi .................................................................................... 44

3. Motto .................................................................................. 44

4. Falsafah .............................................................................. 44

C. Program Lembaga ..................................................................... 44

1. Perencanaan Program .......................................................... 44

2. Teknik Perencanaan ............................................................ 46

D. Jangkauan Layanan ................................................................... 54

1. Deskripsi Target Layanan ................................................... 54

2. Penjangkauan dan Perekrutan .............................................. 55

3. Kriteria Pemilihan Pasien .................................................... 56

4. Proses Penerimaan Pasien ................................................... 56

E. Jejaring Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta .................. 57

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

A. Temuan..................................................................................... 59

1. Program Terapi Rumatan Metadon ...................................... 59

a. Metadon ........................................................................ 59

b. Manfaat Metadon .......................................................... 63

Page 12: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

viii

c. Syarat Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon .... 64

d. Pemberian Dosis Awal .................................................. 65

e. Berhenti dari Program Terapi Metadon .......................... 67

f. Profesi yang Terlibat di Pelayanan Metadon .................. 68

g. Layanan di Klinik Metadon ........................................... 70

2. Program Kartu Jakarta Sehat ............................................... 76

B. Analisis Data ............................................................................ 80

1. Evaluasi Conteks ................................................................. 80

a. Legalitas Program ......................................................... 80

b. Dukungan Lingkungan .................................................. 82

c. Tujuan Program............................................................. 84

2. Evaluasi Input ..................................................................... 85

a. Sumber Daya Manusia .................................................. 85

b. Program Kegiatan.......................................................... 86

c. Saranan dan Prasarana ................................................... 88

d. Anggaran Dana ............................................................. 91

e. Peraturan atau Prosedur ................................................. 92

3. Evaluasi Process ................................................................ 94

a. Pelaksanaan Program .................................................... 95

b. Pengelolaan Program ..................................................... 98

c. Hambatan/Dukungan yang dijumpai selama pelaksanaan

Program ........................................................................ 99

4. Evaluasi Product ................................................................. 100

a. Pencapaian Program ...................................................... 100

Page 13: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

ix

b. Dampak Program .......................................................... 101

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 104

B. Saran ........................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 109

Page 14: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

x

Daftar Gambar

1. Gambar 1 Alur Pelayanan Kesehatan Warga Ber-KTP Jakarta ................... 45

2. Gambar 2 Alur Layanan Terapi Rumatan Metadon..................................... 47

3. Gambar Gambar 4 Proses Penerimaan Pasien ............................................. 70

Page 15: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalani hidup untuk mencapai kesejahteraan banyak faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan tersebut, mulai dari faktor agama, ekonomi,

pendidikan, kesehatan dan faktor lainnya, yang harus dipahami setiap kebutuhan

dasar manusia berbeda-beda sesuai dengan taraf hidup dan kesejahteraan yang

mereka harapkan. Di Indonesia banyak permasalahan yang belum mampu diatasi

dari berbagai faktor yang sudah disebutkan di atas dan yang paling menjadi

pokok bahasan pada saat ini ialah permasalahan pelayanan sosial dalam bentuk

pelayanan kesehatan.

Dalam Undang-Undang Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009 Ayat 1 Pasal 1

sudah dijelaskan bahwa pengertian Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomis. Sedangkan Pengertian Kesehatan menurut Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan

adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan

hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.1

Dari pengertian kesehatan tersebut sudah sangat jelas jika fisik kita sehat

maka sesuatu yang akan kita kerjakan juga mudah dan dapat mensejahterakan,

sedangkan jika kita sakit bagaimana kita dapat mensejahterakan orang lain jika

diri kita sendiri saja tidak mampu untuk beraktifitas seperti biasanya dan karena

1 http://Kotakpensil.com//kesehatan . (diakses pada hari Senin tanggal 9 September 2013)

Page 16: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

2

itulah pelayanan sosial dalam bentuk pelayanan kesehatan amatlah penting dalam

kehidupan terutama untuk membuat bangsa negara Indonesia kita ini dianggap

sebagai negara yang sejahtera.

Namun dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan di sana-sini

terutama dalam pelayanan kesehatan untuk orang dengan golongan ekonomi ke

bawah dan bisa dikatakan sangat sulit seorang yang tidak mampu/miskin

mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Undang-Undang tentang

kesehatan tersebut. Sudah banyak contoh yang sama-sama kita ketahui, di negara

kita ini selalu terdengar dan banyak slogan untuk si miskin dilarang sakit, karena

sampai saat ini banyak fakta yang bisa sama-sama kita dengar dan saksikan di

setiap kejadian saat seorang pasien yang miskin selalu mendapatkan perlakuan

yang kurang baik saat ia membutuhkan pertolongan terutama dalam hal pelayanan

kesehatan.

Mungkin ini salah satu fakta yang memperkuat bahwa mereka yang tidak

mampu, sulit mendapatkan pelayanan yang sama saat seorang pasien tidak

mampu yang dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta yang pro-rakyat ternyata

terpaksa harus memulangkan pasiennya karena tidak mampu membayar uang

penginapan dan itu sangat sulit sekali melihat si pasien yang mengalami sakit

kaki gajah yang sangat sulit untuk berjalan, tidak hanya itu ada beberapa pasien

yang mendapatkan penolakan dari pihak rumah sakit dengan berbagai alasan

mulai dari tidak cukupnya ruangan dan fasilitas yang kurang memadai, dan mau

sampai kapan rakyat miskin di Indonesia mampu mendapatkan pelayanan

kesehatan yang baik dari negara Indonesia tercinta ini.

Page 17: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

3

Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80% rakyat

Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan di tahun 2012 dari lembaga

atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, sedangkan Republika Badan

Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah warga miskin di DKI Jakarta

mencapai 3,69 persen berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas) pada Maret 2012. "Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada Maret

2012 sebanyak 363.020 orang atau 3,69 persen," kata Kepala BPS, Suryamin di

Jakarta, Ahad (26/8) Data BPS tersebut membantah pernyataan salah satu calon

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan persentase

jumlah warga miskin di DKI Jakarta lebih dari 20 persen, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta Nomor : 30/07/31/Th.XIV

tertanggal 2 Juli 2012, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada Maret 2012

sebanyak 363.020 orang (3,69 persen).2

Karena mereka tidak mengerti dan masih kurangnya informasi tentang

jaminan sosial maupun pelayaan kesehatan yang pemerintah sampaikan. Tidak

hanya yang miskin saja bahkan yang memiliki jaminan kesehatanpun sulit untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang mereka harapkan, padahal mereka sudah

merelakan dan menyisihkan gaji mereka untuk memenuhi pelayanan kesehatan

tersebut.

Dari permasalahan kesehatan yang ada selama ini dan pada tahun 2013 di

masa kepemimpinan Bapak Joko Widodo atau yang biasa kita kenal dengan

2 http://Republika.co.id, berita nasional, jabodetabek-nasional//12/08/26, bps-orang-miskin-

di-jakarta-369-persen. (diakses pada hari Kamis tanggal 10 April 2014)

Page 18: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

4

Bapak Jokowi selaku pemimpin atau orang nomor satu di Jakarta diawal

kepemimpinanya mengeluarkan atau mempunyai program Kartu Jakarta Sehat

(KJS), program Kartu Jakarta Sehat ini merupakan program yang digagas untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di wilayah DKI

Jakarta, dalam pelaksanaannya Kartu Jakarta Sehat ini nantinya mampu

mengatasi permasalahan pelayanan kesehatan yang terjadi khusus di ibu kota

Indonesia ini dan hanya warga DKI Jakarta saja yang mendapatkan pelayanan

kesehatan ini dan kalangan bawah khususnya warga miskin yang selalu sulit

mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah.

Pelayanan Kartu Jakarta Sehat sampai saat ini masih berjalan sesuai

dengan pernyataan Bapak Jokowi yang akan terus menjalankan program ini

meski kini ada yang namanya jaminan kesehatan nasional atau Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN), Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jaminan Nasional akan

berintegrasi dalam mengatasi permasalahan pelayanan kesehatan yang ada di

Jakarta. Program Kartu Jakarta Sehat ini tidaklah buruk, namun diperlukan

persiapan yang cukup matang untung membuat program ini lebih baik lagi.

Banyak sekali negara yang memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakatnya,

tidak hanya bagi yang tidak mampu, namun seluruh warganya. Semua tentu

dengan kecukupan finansial dan sistem administrasi yang sudah teruji.

Rumah sakit yang bekerjasama dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS) sangat

banyak walaupun di awal kemunculannya banyak penolakan di sana-sini, karena

Page 19: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

5

banyak yang belum memahami dan mengerti cara menggunakan Kartu Jakarta

Sehat dan prosedur penggunaannya.

Rumah Sakit Ketergantungan Obat merupakan salah satu penerima pasien

yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat, rumah sakit milik Kementerian

Kesehatan ini yang terbilang rumah sakit khusus pengguna zat-zat adiktif pun

menerima pasien pengguna Kartu Jakarta Sehat dan pasien umum lainnya, di

Rumah Sakit Ketergantungan Obat ini juga ada program yang bernama Program

Terapi Rumatan Metadon (PTRM) yang kebanyakan pasiennya menggunakan

program pelayanan Kartu Jakarta Sehat, dari hasil pengamatan dan wawancara

penulis mendapatkan bahwa pasien metadon yang memakai Kartu Jakarta Sehat

berjumlah 23 pasien. Dapat dikatakan pengguna Kartu Jakarta Sehat di Program

Terapi Rumatan Metadon 50% dari pasien metadon yang mengikuti program

tersebut.

Program Terapi Rumatan Metadon yaitu program yang mengalihkan

pengguna heroin pada obat lain yang lebih aman, metadon bukan penyembuh

untuk ketergantungan opiat selama memakai metadon, penggunanya tetap

tergantung pada opiat secara fisik. Tetapi metadon menawarkan kesempatan pada

penggunanya untuk mengubah hidupnya menjadi lebih stabil dan mengurangi

resiko terkait dengan penggunaan narkoba suntik, dan juga mengurangi kejahatan

yang sering terkait dengan kecanduan. Dan karena diminum, penggunaan

metadon mengurangi penggunaan jarum suntik bergantian, perilaku yang sangat

beresiko penularan virus HIV dan virus-virus lainnya. Program Terapi Rumatan

Metadon mempunyai dua tujuan pilihan. Tujuan pertama adalah untuk membantu

Page 20: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

6

pengguna berhenti menggunakan heroin, diganti dengan takaran metadon yang

dikurangi tahap-demi-tahap selama jangka waktu tertentu. Tujuan kedua adalah

untuk mengurangi beberapa dampak buruk akibat penggunaan heroin dengan

suntikan. Pilihan ini menyediakan terapi rumatan, yang memberikan metadon

pada pengguna secara terus-menerus dengan takaran yang disesuaikan agar

pengguna tidak mengalami gejala putus zat (sakaw).3

Metadon merupakan obat yang di golongkan dalam 2 golongan dalam UU

RI No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Ia digunakan untuk pengobatan medik

spesifik sebagai bagian untuk terapi ketergantungan opioida, dan dalam

pengawasan yang kuat. Metadon secara kimiawi termasuk keluarga opioid seperti

heroin, morfin. Ia bekerja menekan fungsi susunan saraf pusat, mempunyai

efekanalgesik yang kuat. Metadon adalah opioid, opiat sintetik, bukan zat alami

seperti berasal dari bunga poppy.4

Peran pekerja sosial dalam proses Program Terapi Rumatan Metadon juga

sangat dominan, karena dalam pelaksanaannya kegiatan ini harus didukung oleh

berbagai profesi dan pekerja sosial juga berperan dalam menyelesaikan

permasalahan pasien melalui konseling dan group terapi di dalam kegiatan yang

ada di program tersebut.

Untuk itu penulis membuat sebuah judul penelitian untuk menjelaskan dan

melakukan penelitian apakah sudah berjalan dengan baik atau belum pelaksanaan

Kartu Jakarta Sehat di Rumah Sakit Ketergantungan Obat khususnya di Program

3 http://www.spiritia.or.id/li/bacali.php. (diakses pada hari Sabtu tanggal 25 Januari 2014) 4 Modul dan Kurikulum Pelatihan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM), (Jakarta:

Departemen Kesehatan RI, 2007), h. 78.

Page 21: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

7

Terapi Rumatan Metadon yang memang banyak pasien pengguna layanan Kartu

Jakarta Sehat, dan judul penelitian yang penulis teliti ialah “Evaluasi Program

Pengguna Kartu Jakarta Sehat di Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit

Ketergantungan Obat”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis memberikan batasan permasalahan yang

akan dipaparkan dengan tujuan agar terhindar dari terjadinya perluasan materi

yang akan dibahas. Pokok masalah yang akan dibahas adalah “evaluasi

program pengguna Kartu Jakarta Sehat di Program Terapi Rumatan Metadon

Rumah Sakit Ketergantungan Obat”.

2. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, penulis membuat rumusan masalah

secara garis besar, yaitu:

a. Bagaimana pelayanan sosial masyarakat miskin pengguna Kartu Jakarta

Sehat di Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit Ketergantungan

Obat ?

b. Bagaimana hasil evaluasi program pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat di

Rumah Sakit Ketergantungan Obat ?

Page 22: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

8

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pelayanan sosial yang dilaksanakan oleh pemprov DKI Jakarta di Rumah

Sakit Ketergantungan Obat khususya pengguna Kartu Jakarta Sehat di

Program Terapi Rumatan Metadon.

Kemudian secara khususnya penelitian ini bertujuan untuk hasil

evaluasi pelaksanaan pelayanan sosial di Rumah Sakit Ketergantungan Obat

ini berjalan dengan baik atau tidak khususnya di Program Terapi Rumatan

Metadon.

2. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian yang dilakukan ini, peneliti berharap dapat

memiliki hasil yang bisa di aplikasikan baik secara praktis maupun akademis.

a. Akademis

Memberikan referensi keilmuan, pada bidang kesejahteraan sosial

mengenai evaluasi program pelayanan sosial masyarakat miskin pengguna

Kartu Jakarta sehat di Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit

Ketergantungan obat.

b. Praktis

1) Penelitian ini menjadi salah satu acuan kepada seluruh staff Rumah

Sakit Ketergantungan Obat untuk lebih mampu memberikan

pelayanan yang terbaik kepada para pasien.

Page 23: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

9

2) Memberikan informasi kepada keluarga pasien dan seluruh lapisan

masyarakat tentang tahapan atau proses yang dilaksanakan RSKO

terhadap Program Terapi Rumatan Metadon

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Syamsir Salam menjelaskan

bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.5 Sementara menurut Nawawi pendekatan

kualitatif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses manjaring

informasi dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu objek dihubungkan

dengan pemecahan suatu masalah baik dari sudut pandang teoritis.6 Penelitian

kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi-informasi dalam situasi

sewajarnya untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima

oleh akal sehat manusia.7

Dari penjelasan di atas, pemilihan pendekatan kualitatif ini dipilih

berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mendapatkan gambaran serta

evaluasi yang dilakukan pemerintah terhadap pengguna Kartu Jakarta Sehat di

Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit Ketergantungan Obat.

5 Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 30.

6 Ibid, h. 36. 7 Hadari Nawawi, instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press), h. 29.

Page 24: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

10

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif.

Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata–kata,

gambar dan bukan angka–angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan

berisi kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data

tersebut berasal dari naskah wawancara catatan lapangan, catatan atau memo

dan dokumen resmi lainnya.8

2. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat

yang beralamat di jl. Lapangan Tembak no. 75 Cibubur Jakarta Timur.

b. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Ketergantungan

Obat (RSKO) pada bulan Mei-September 2014.

3. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian ini terbagi menjadi

2 (dua) sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder yang

akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Data Primer yaitu berupa data yang diperoleh dari sasaran penelitian atau

partisipan. Data primer yang penulis maksud adalah pengamatan yang

bersifat partisipatoris, artinya penulis melihat langsung proses penggunaan

kartu Jakarta sehat dan melakukan wawancara.

8 Lexy j. meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010)

cet, 28 h, 11.

Page 25: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

11

b. Data Sekunder yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil dari

berbagai literatur, buku-buku, internet atau tulisan yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti, seperti brosur, arsip, dan lain-lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah medapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.9

Teknik pengumpulan data yang digunakan:

a. Pengamatan, dalam hal ini penulis mengamati segala bentuk pelayanan

yang dilakukan oleh Rumah Sakit Ketergantungan Obat terhadap para

pasien baik yang menggunakan Katu Jakarta Sehat maupun yang tidak

menggunakan Kartu Jakarta Sehat tersebut.

b. Interview/wawancara, yaitu peneliti mendapatkan informasi melalui tanya

jawab yang dilakukan kepada beberapa pasien untuk melengkapi data

yang dibutuhkan oleh penulis.

c. Dokumentasi, hal ini digunakan untuk mendapatkan data yang tidak

diperoleh dengan pengamatan dan interview, tetapi hanya dapat diperoleh

dengan cara melakukan penelusuran data dengan menelaah buku, internet,

majalah, jurnal maupun sumber lainnya yang berkaitan dengan apa yang

sedang diteliti oleh penulis.

9 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta. 2009), h.

224.

Page 26: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

12

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif teknik pemilihan

informan dalam penelitian ini adalah purposive (bertujuan) sampling yang

memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang

sesuai dengan tujuan penelitian. Karena purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga

akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang diteliti.10

Informan yang akan dipilih ada beberapa jenis informan yang

digunakan dalam penelitian ini. Masing-masing informan memiliki kriteria

tersendiri. Informan terdiri dari:

a. Pekerja sosial yang ada di Program Terapi Rumatan Metadon Rumah

Sakit Ketergantungan Obat. Di sini penulis memilih seorang pekerja sosial

yang memang bekerja dan berperan aktif di bidang terapi metadon ini,

yaitu Ibu Endang Suharjanti, M.Si.

b. Perawat yang melayani pasien Metadon. Untuk perawat di sini, peneliti

memilih perawat yang bekerja di bagian terapi metadon ini dan

merupakan petugas tetap di sana, yaitu Tjatur Djoko Wijoyo.

c. Ketua Instalasi Administrasi yang bertugas sebagai penanggung jawab

dalam pelayanan pasien yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat dan

10 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta, Agustus 2009), Cet-

ke 5, h. 54.

Page 27: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

13

kebetulan seorang dokter di Rumah Sakit Ketergantungan Obat, yaitu dr.

Cut Minora.

d. Pasien metadon, di sini yang peneliti pilih untuk mejadi informan dari

pasien metadon ialah mereka yang sudah mengikuti terapi ini lebih dari 1

tahun dan yang merupakan pasien pengguna Kartu Jakarta Sehat dan ada

juga pasien metadon yang membayar secara tunai, yang pengguna Kartu

Jakarta Sehat yaitu Fani dan Yamin, untuk yang membayar secara tunai

yaitu Andre dan Bema.

Tabel. 1.1 Data Informan

Informan Jumlah

Pekerja sosial di Program Terapi

Rumatan Metadon Rumah Sakit

Ketergantungan Obat

1 orang

Perawat Program Terapi Rumatan

Metadon Rumah Sakit

Ketergantungan Obat

1 orang

Bagian Administrasi Rumah Sakit

Ketergantungan Obat

1 orang

Pasien Metadon 4 orang

Jumlah Keseluruhan Informan 7 orang

Page 28: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

14

5. Analisis Data

Ada berbagai cara untuk menganalisa, tetapi secara garis besarnya

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi data. Data yang telah dihimpun pada proses penelitian kemudian

direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok yang manjadi tema kajian

penelitian. Dengan cara ini peniliti memudahkan untuk melakukan analisis

data hasil penelitian.

b. Display Data. Agar dapat melihat bagian tertentu dalam penelitian,

peneliti menyajikan dalam bentuk matrik dan grafik. Dengan cara ini

peniliti tidak saja memaparkan segala temuan lapangan dalam tulisan

detail, tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk matrik atau gambar yang

memudahkan dalam analisis data.

c. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi Data yang telah dikumpulkan

selama proses penelitian dan selesai melalui tahap reduksi atau pemilahan,

kemudian saling diambil hubungan antar data yang sesuai dengan tema

penelitian sehingga memunculkan sebuah hipotesa dan dapat diambil satu

kesimpulan. Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian

berlangsung, dengan mencari data baru yang mendukung agar menjamin

validitas.

Peneliti juga menggunakan metode deskriptif, yaitu cara melaporkan

data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta

Page 29: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

15

menginterprestasikan data yang terkumpul secara apa adanya kemudian

disimpulkan.11

6. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji dan

valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat diskusi

atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas sosial

serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena itu peneliti

melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data-data yang relevan.

Dan teknik untuk keabsahan data dengan triangulasi sumber, berarti untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang

berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari observasi dan

wawancara. Penulis melakukan wawancara dari informan yang satu ke

informan yang lain, dan melakukan wawancara terhadap hasil dari

observasi.12

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk tujuan mempermudah teknik penulisan yang dilakukan dalam

skripsi ini, merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis,

dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, April 2007

M./Robiul Awwal 1427 H.

11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h, 49. 12 Lexy j. meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010)

cet, 28, h. 83.

Page 30: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

16

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan yang berkaitan

dengan topik pembahasaan penelitian yang dilakukan penulis pada skripsi ini.

Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui

dengan jelas penelitian skripsi ini, penulis menggunakan kepustakaan berupa

skripsi. Peneliti skripsi ini disusun dan dianalisa berdasarkan beberapa buku yang

menjelaskan teori-teori yang sesuai dengan judul yang penulis bahas, serta data-

data yang ditemukan di lapangan.

Peneliti menggunakan kepustakaan berupa tesis skripsi yang membahas

tentang:

1. Skripsi. “Evaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin gratis

(RBG) bagi orang miskin di Jakarta Timur”. Nama peneliti Lidya Melati

(107054102667) Universitas Islam Negeri Jakarta. Tahun 2011

2. Skripsi. “Implementasi kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat kepada

keluarga miskin pengguna kartu asuransi kesehatan di rumah sakit umum

Mataram”. Nama peneliti Khaerunnisyah (03210014) Universitas

Muhammadiyah Malang. Tahun 2008.

Dari skripsi di atas, peneliti menemukan perbedaan cukup signifikan

dengan penelitian yang peneliti lakukan. Jika pada literatur-literatur yang menjadi

rujukan peneliti lebih menekankan pada segi pelayanan sosial.

Page 31: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

17

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penyajian dalam skripsi ini dijabarkan atas

1 bab yang terdiri dari sub-sub bab yang saling berkaitan, sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, batasan

dan rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teori, penulis menjelaskan evaluasi program,

pelayanan sosial, kemiskinan, pengertian Kartu Jakarta

Sehat, cara membuat Kartu Jakarta Sehat sampai penggunaan

Kartu Jakarta Sehat, dan penjelasan dari Program Terapi

Rumatan Metadon di Rumah Sakit Ketergantungan Obat.

BAB III : Gambaran umum Rumah Sakit Ketergantungan Obat terdiri

dari profil lembaga, visi dan misi lembaga, motto dan

falsafah lembaga, struktur lembaga, program lembaga,

jangkauan layanan, sumber daya manusia, sarana dan

prasarana, pola pendanaan, kemitraan dengan pihak luar.

BAB IV : Temuan lapangan, pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat sampai

saat ini, dan analisis data evaluasi program pengguna Kartu

Jakarta Sehat di Program Terapi Rumatan Metadon Rumah

Sakit Ketergantungan Obat.

BAB V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 32: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

18

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Sedangkan

dalam bahasa Indonesia menjadi evaluasi. Evaluasi merupakan alat dari

berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena

ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu

pengetahuan dalam praktik profesi.1

Sedangkan menurut beberapa para ahli, terdapat beberapa macam

pengertian teori evaluasi, antara lain2:

Menurut Suchman (1961, dalam Anderson 1975) memandang evaluasi

sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai bebeerapa

kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

Menurut Stufflebeam (1971, dalam Fernandes 1984) mengatakan

bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian

informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam

menentukan alternatif keputusan.

Sedangkan menurut Nurul Hidayati dalam bukunya yang berjudul

Metodelogi Penelitian Dakwah, evaluasi memiliki pengertian mengkritisi

1 Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 30.

2 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 1.

Page 33: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

19

suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada kontek, input,

proses, dan produk pada sebuah program.3

Evaluasi juga dapat di maknai sebagai suatu proses yang

menggambarkan, menghasilkan dan menyajikan informasi yang berguna

untuk pengambilan keputusan (stufflebeam, 1973; Mahrens and Lehmann,

1973; Stark and Thomas, 1994). Sejalan dengan pendapat tersebut Wrothen

dan Sanders (1973) mengartikan evaluasi sebagai pemerolehan informasi

yang digunakan dalam menilai manfaat sebuah program, produk, prosedur,

tujuan atau kegunaan potensial dari pendekatan-pendekatan alternatif yang

dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.4

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu,

yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif

yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Selain itu dapat disimpulkan

juga bahwa evaluasi adalah proses penilayan program apakah hasilnya sudah

sesuai dengan rencana atau tujuan suatu program? Apakah pelaksanaan

program itu efektif? Apakah program tersebut layak untuk di teruskan?

3 Nurul Hidayati, Metodelogi Penelitian Dakwah (Jakarta: UIN Jakarta Press), h. 124.

4 Istiana Herawati, Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) Bagi Anak Dari Keluarga Miskin Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Beringharjo Yogyakarta (Jakarta: Departemen Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2007), h. 9.

Page 34: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

20

2. Tujuan Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan sesuai dengan

objek evaluasinya. Tujuan melaksanakan evaluasi antara lain adalah:

a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat. Program dirancang

dan dilaksanakan sebagai layanan atau intervesi sosial (social

intervention) untuk menyelesaikan masalah, problem, situasi, keadaan

yang dihadapi masyarakat.

b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Setiap

program direncanakan dengan teliti dan pelaksanaannya harus sesuai

dengan rencana tersebut.

c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar. Setiap

program dirancang dan dilaksanakan berdasarkan standar tertentu.

d. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menentukan mana dimensi

program yang jalan, mana yang tidak berjalan. Suatu evaluasi proses atau

manfaat memungkin manajer program menjawab berbagai pertanyaan

mengenai program.

e. Pengembangan staf program. Evaluasi dapat dipergunakan

mengembangkan kemampuan staf garis depan yang langsung menyajikan

layanan kepada klien dan para pemangkau kepentingan lainnya. Evaluasi

memberikan masukan kepada manajer program mengenai kinerja staf

dalam melayani masyarakat.

Page 35: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

21

f. Memenuhi ketentuan undang-undang. Sering suatu program disusun untuk

melaksanakan undang-undang tertentu. Suatu program dirancang dan

dilaksanakan berdasarkan ketentuan undang-undang untuk menelesaikan

masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

g. Akreditasi program. Lembaga-lembaga yang melayani kebutuhan

masyarakat seperti sekolah, universitas, hotel, rumah sakit, pusat

kesehatan, dan perusahaan biro perjalanan perlu di evaluasi, tujuannya

adalah untuk melindungi anggota masyarakat yang memakai jasa layanan

lembaga tersebut. Hasilnya adalah ilai layanan dari rendah sampai tinggi,

jika memenuhi standar layanan tersebut disebut terakreditasi.

h. Mengukur cost effectiveness dan cost efficiency. Untuk melaksanakan

suatu program diperlukan annggaran yang setiap organisasi mempunyai

keterbatasan jumlahnya. Keterbatasan sumber sering penggunaannya

melalui pertimbangan prioritas beberapa program. Penggunaan sumber

dalam suatu program perlu diukur apakah anggaran suatu program

mempunyai nilai yang sepadan (cost effective) dengan akibat atau manfaat

yang ditimbulkan oleh program. Sedang cost-efficiency evaluation adalah

untuk mengukur apakah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai

program telah dikeluarkan secara efisien atau tidak.

i. Mengambil keputusan program. Salah satu tujuan evaluasi program adalah

untuk mengabil keputusan mengenai program. Jika evaluasi suatu

program menunjukkan berhasil melakukan perubahan dalam masyarakat

dengan mencapai tujuannya, maka mungkin program akan dilanjutkan

Page 36: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

22

atau dilaksanakan didaerah lain. Jika ternyata hasil program buruk dan

kurang bermanfaat bagi masyarakat, maka program harus dihentikan. Jika

program ternyata bermanfaat, akan tetapi pelaksanaannya tidak cost

efficient, maka harus dilakukan perubahan mengenai anggarannya.

j. Akun tabilitas. Evaluasi dilakukan juga untuk pertanggung jawaban

pimpinan dan pelaksana program. Apakah program telah dilaksanakan

sesuai dengan rencana, sesuai dengan standar atau tolak ukur keberhasilan

atau tidak. Apakah program telah mencapai tujuan yang direncanakan atau

tidak. Apakah dalam pelaksanaan program terjadi penyimpangan

anggaran, prosedur dan waktu atau tidak. Semua hal tersebut perlu

dipertanggungjawabkan oleh para penyelenggara program.

k. Memberikan balikan kepada pemimpin dan staf program. Posavac dan

Carey (1997) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan Loop balikan

untuk layanan program sosial. Loop tersebut merupakan proses

mengakses kebutuhan, mengukur pelaksanaan program untuk memenuhi

kebutuhan tersebut, mengevaluasi prestasi pencapaian tujuan program,

membandingkan pengaruh keluaran program dengan biaya serta

perubahan yang diciptakan oleh layanan program terhadap amggota

masyarakat.

l. Memperkuat posisi politik. Jika evaluasi menghasilkan nilai yang positif,

kebijakan, program atau proyek akan mendapat dukungan dari para

pengambil keputusan–legislatif dan eksekutif–dan anggota masyarakat

yang mendapatkan layanan atau perlakuan. Objek evaluasi tersebut dapat

Page 37: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

23

diteruskan atau dilakukan di daerah lain jika memang diperlukan di daerah

lain.

m. Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset evaluasi. Pada awalnya

evaluasi dilaksanakan tanpa landasan teori, hanya merasa suatu program

perlu dievaluasi untuk mencari kebenaran mengenai program sosial.

Prkatik melaksanakan evaluasi yang berulang-ulang, mengembangkan

asumsi bahwa evaluasi dilaksanakan untuk mengukur apakah tujuan

program dapat dicapai atau tidak. Dimulai oleh pemikiran Tyler bahwa

evaluasi harus mengukur pencapaian tujuan program mulai muncul embro

teori evaluasi.5

Menurut Kauffman dan Thomas, evaluasi bertujuan untuk

megumpulkan data (hasil), mengubah data tersebut menjadi informasi yang

dapat membantu dalam mengambil keputusan yang bermanfaat dan

penggunaan informasi tersebut untuk mengambil keputusan. Jika keputusan

tidak diambil, maka hasil-hasil evaluasi dapat pula diabaikan. Sedangkan

Stufflebeam dan Shinkfield menegaskan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk

meningkatkan, bukan untuk membedakan. Meningkatkan mengandung makna

bahwa penilaian harus dilakukan berkaitan dengan apa yang merupakan

manfaat atau nilai. Dengan kata lain, istilah evaluasi berhubungan secara

khusus dengan pertanyaan ‘seberapa efektif dan tidak efektif’, seberapa

5 Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 22-25.

Page 38: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

24

memadai atau seberapa tidak memadai’, seberapa baik atau seberapa buruk’,

seberapa cocok atau seberapa tidak cocok’ sebuah tindakan, proses atau

produk dalam persepsi individual yang menggunakan informasi yang

disediakan oleh evaluator.6

3. Model-model Evaluasi

Kata model berarti pola, rencana, contoh dari sesuatu yang akan dibuat

atau dilakukan, atau dihasilkan. Model evaluasi merupakan penjabaran teori

evaluasi dalam praktik melaksanakan evaluasi. Suatu model evaluasi

mengemukakan pengertian mengenai evaluasi dan proses bagaimana

melaksanakannya. Model evaluasi membedakan antara evaluasi dengan

penelitian murni dan penelitian terapan lainnya. Hanya evaluasi yang

mempergunakan model evaluasi dalam melaksanakan penelitian.7

Model evaluasi program CIPP (context, input, procces, product)

menurut Daniel L. Stufflebeam, untuk melakukan evaluasi, terdapat banyak

model diterapkan, salah satunya adalah model CIPP yang merupakan hasil

kerja keras Phi Delta Kappa National Study Committee selama 4 tahun yang

diketahui oleh Daniel L. Stufflebeam. Model ini konsisten dengan definisi

6 Istiana Herawati, Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) Bagi Anak Dari

Keluarga Miskin Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Beringharjo Yogyakarta (Jakarta: Departemen Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2007), h. 11.

7 Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 79-80.

Page 39: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

25

evaluasi adalah proses yang menggambarkan, memperoleh dan menyediakan

informasi yang bermanfaat dalam menilai alternatif-alternatif keputusan.

Untuk mewakili emapat (4) keputusan, terdapat emapat jenis evaluasi

yang masing-masing diperuntukkan bagi setiap tipe keputusan, yaitu:

1. Context evaluation as a mean of servicing planning decision. Evaluasi

konteks merupakan penggambaran dan spesifikasi tentang lingkungan

program (latar belakang yang mempengaruhi tujuan dan strategi yang

akan dikembangkan atau dicapai dalam sistem program), legalitas

program, dukungan lingkungan, karakteristik populasi sampel dari

individu yang dilayani dan tujuan program. Evaluasi konteks membantu

merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh

program dan merumuskan tujuan program.

2. Input evaluation these structuring decision. Evaluasi input menyediakan

informasi tentang aspek sarana-prasarana yang mendukung tercapainya

tujuan program yang ditetapkan. Evaluasi input membantu pengambilan

keputusan untuk menentukan sumber-sumber yang ada, alternative yang

diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana

prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Komponen input mencakup

indikator: SDM (pesertadidik, pendidik, pengelola program), materi

program dan rancangan aplikasi, sarana dan peralatan pendukung,

dana/anggaran, beberapa prosedur dan aturan yang di perlukan.

3. Procces evaluation to guide implementing. Evaluasi proses menyediakan

informasi untuk melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan prosedur

Page 40: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

26

dan strategi yang dipilih di lapangan, sejauhmana rencana yang telah

ditetapkan dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai dan apakah mempertimbangkan karakteristik sararan program.

Komponen proses mencakup indikator: proses pembelajaran dan

pelaksanaan program, proses pengelolanan program, hambatan/dukungan

yang dijumpai selama pelaksanaan program.

4. Product evaluation to serve recycling decision. Evaluasi produk

menghasilkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dan untuk menentukan

apakah strategi prosedur atau metode yang telah diimplementasikan dalam

rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut harus dihentikan, diperbaiki atau

dilanjutkan dalam bentuknya yang sekarang. Komponen produk

mencakup indikator: pencapaian tujuan, dampak program terhadap sasaran

didik, orangtua/masyarakat dan penyelenggara. Dengan menggunakan

pendekatan sistem evaluasi model CIPP yang memfokuskan pada evaluasi

proses, akan mudah memahami kondisi pencapaian hasil yang sesuai

dengan tujuan yang diharapkan.8

Terkait definisi Stufflebeam terdapat beberapa aspek kunci yang perlu

di pahami yaitu:

8 Istiana Herawati, Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) Bagi Anak Dari

Keluarga Miskin Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Beringharjo Yogyakarta (Jakarta: Departemen Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2007), h. 13-15.

Page 41: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

27

1. Evaluasi dilaksanakan untuk melayani pengambilan keputusan, oleh

karena itu evaluasi hendaknya menyediakan informasi yang bermanfaat

bagi pengambil keputusan.

2. Evaluasi merupakan proses yang bersifat siklis dan berkesinambungan

sehingga harus dilaksanakan melalui sebuah program yang sistematis.

3. Proses evaluasi terdiri dari 3 tahapan utama yaitu penggambaran,

pemerolehan dan penyediaan informasi, tahap-tahap ini merupakan dasar

bagi metodologi evaluasi.

4. Tahapan penggambaran dan penyediaan informasi dalam proses evaluasi

adalah aktivitas yang saling berhubungan yang membutuhkan antara

evaluator dan pengambila keputusan. Sementara tahapan pemerolehan

informasi merupakan aktivitas yang bersifat teknis yang sebagian besar

dilakukan oleh evaluator.9

Para teoritis evaluasi mengemukakan berbagai model evaluasi diawali

oleh model evaluasi berbasis tujuan yang dikembangkan oleh Ralph W. Tyler.

Di bawah ini dibahas prinsip-prinsip dasar model-model evaluasi tersebut dan

bagaimana melaksanakannya.10

9 Istiana Herawati, Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) Bagi Anak Dari

Keluarga Miskin Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Beringharjo Yogyakarta (Jakarta: Departemen Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2007), h. 12-13.

10 Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 80.

Page 42: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

28

a. Model Evaluasi Berbasis Tujuan

Model evaluasi berbasis tujuan secara umum mengukur apakah

tujuan yang ditetapkan oleh kebijakan, program atau proyek dapat dicapai

atau tidak. Model evaluasi ini memfokuskan pada pengumpulan informasi

yang bertujuan mengukur pencapaian tujuan kebijakan, program dan

proyek untuk pertanggungjawaban dan pengambilan. Jika suatu program

tidak mempunyai tujuan, atau tidak mempunyai tujuan yang bernilai,

maka program tersebut merupakan proram yang buruk. Tujuan merupakan

tujuan yang akan dicapai, pengaruh atau akhir dari yang akan dicapai

program.11

b. Model Evaluasi Sistem Analisis

Model evaluasi lainnya yang banyak dipakai adalah Model

Evaluasi Sistem Analisis (System Analisis Evaluation Model) atau sering

juga disebut Management Evaluation Model. Sebagai sistem program

dalam Model Evaluasi Sistem Analisis terdapat lima jenis evaluasi yaitu:

Evaluasi masukan (Input evaluation); Evaluasi proses (Process

evaluation); Evaluasi keluaran (Output evaluation); Evaluasi akibat

(Outcome evaluation); dan Evaluasi pengaruh (Impact evaluation).12

11 Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 81.

12 Ibid, h. 107-109.

Page 43: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

29

c. Model Evaluasi Bencmarking (Bangku Ukur)

Bencmarking adalah suatu proses mengevaluasi dan

membandingkan objek bencmarking – produk, biaya, siklus waktu

produktivitas, kualitas proses khusus, tenaga, atau metode – suatu

organisasi dengan organisasi lainnya yang dianggap sebagai suatu standar

industri atau praktik yang terbaik dalam suatu industri. Pada prinsipnya

bencmarking menyediakan potret kinerja organisasi dan posisinya dalam

hubungan standar tertentu. Suatu organisasi yang melakukan bencmarking

mengukur kinerjanya dengan standar kinerja tertentu – dapat kinerja

standar dalam jenis industri tertentu atau kinerja organisasi yang lainnya

yang dianggap terbaik – kemudian berupaya menyamakan kinerjanya

dengan kinerja standar tersebut.13

B. Kartu Jakarta Sehat

1. Pengertian Kartu Jakarta Sehat.

KJS adalah kepanjangan dari Kartu Jakarta Sehat, Suatu program

jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta melalui UP Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

kepada masyarakat dalam bentuk bantuan pengobatan.

13 Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi

Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 111.

Page 44: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

30

2. Tujuan

Memberikan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi penduduk

Provinsi DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin dan kurang mampu

dengan sistem rujukan berjenjang.

3. Sasaran Program

Semua penduduk DKI Jakarta yang mempunyai KTP/Kartu Keluarga

DKI Jakarta yang belum memiliki jaminan kesehatan, di luar program Askes,

atau asuransi kesehatan lainnya.

4. Manfaat Kartu Jakarta Sehat

a. Rawat jalan diseluruh Puskesmas Kecamatan / Kelurahan di Provinsi DKI

Jakarta.

b. Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) di Pemberi Pelayanan Kesehatan

(PPK) tingkat II, (RSUD, RS vertikal dan RS Swasta yang bekerjasama

dengan UP Jamkesda) wajib dengan rujukan dari Puskesmas.

c. Rawat Inap (RI) di Puskesmas dan Rumah Sakit yang bekerjasama dengan

UP Jamkesda di kelas III

5. Persyaratan yang harus dibawa saat mendaftar di Puskesmas Kecamatan:

Pemohon dapat menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga Provinsi DKI

Jakarta di seluruh Puskesmas Kecamatan di wilayah yang sama dengan yang

tertera pada identitas pemohon.

6. Persyaratan yang harus dibawa saat berobat di Puskesmas:

a. Kartu Jakarta Sehat atau Kartu Gakin/Kartu Jamkesda

Page 45: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

31

b. Bagi yang belum memiliki KJS, dapat menunjukkan KTP dan Kartu

Keluarga Provinsi DKI Jakarta

7. Persyaratan Pasien berobat gratis di Rumah Sakit

a. Wajib membawa surat rujukan dari Puskesmas

b. Kartu Jakarta Sehat / Kartu Jamkesda / Kartu Gakin

c. Bagi yang tidak memiliki Kartu Jakarta Sehat cukup menunjukkan KTP

dan Kartu Keluarga Provinsi DKI Jakarta.

8. Alur pelayanan kesehatan warga Ber-KTP DKI Jakarta

Gambar 2.1

Alur pelayanan kesehatan warga Ber-KTP DKI Jakarta

Sumber: Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Page 46: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

32

9. Unit Gawat Darurat Rumah Sakit

a. Hanya untuk menerima kasus-kasus Emergency

b. Untuk Penentuan Rawat Inap Pasien UGD dirawat ditentukan oleh Dokter

yang merawat

c. Pasien UGD tidak perlu rawat inap tetap dilayani (Life Saving) kemudian

diarahkan kembali ke Puskesmas jika obat habis.14

C. Program Terapi Rumatan Metadon

1. Pengertian Program Terapi rumatan Metadon

Program Terapi Rumatan Metadon yang selanjutnya disingkat PTRM

adalah rangkaian terapi yang menggunakan metadon disertai dengan

intervensi psikososial bagi pasien ketergantungan opioida sesuai kriteria

diagnostik Pedoman Penggolongan dan Diagnostik Gangguan dan Jiwa ke-III

(PPDGJ-III).15

2. Tujuan Program Terapi Rumatan Metadon

Tujuan utama didirikannya Program Terapi Rumatan Metadon adalah

untuk menilai apakah substitusi metadon dapat diterima sebagai salah satu

pilihan untuk pengobatan ketergantungan opiat. Sedangkan tujuan khususnya

yaitu sebagai berikut :

a. Untuk menurunkan pemakaian NAPZA suntik.

14 http://Jakarta.go.id//Dinas Kesehatan DKI Jakarta 2012. (diakses pada hari Sabtu tanggal 12

April 2014)

15 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 57 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelanggaran Program Terapi Rumatan Metadon, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, Ayat 2.

Page 47: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

33

b. Untuk mencegah penularan penyakit melalui darah seperti HIV/AIDS,

Hepatitis B dan C dengan cara mengurangi pemakaian obat melalui

suntikan dan bertukar jarum suntik.

c. Untuk membantu orang yang ketergantungan obat mencapai keadaan

bebas obat dengan cara detoksifikasi dan meningkatkan kualitas hidup.

d. Untuk meningkatkan status kesehatan pengguna narkotika dan zat aditif

sehingga dapat hidup normal dan produktif melalui PTRM.16

3. Alur Layanan Program Terapi Rumatan Metadon

Program Terapi Rumatan Metadon tidak hanya memberikan metadon

semata-mata melainkan juga intervensi dan psikososial lain yang dibutuhkan

pasien. Alur layanannya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Alur Layanan Terapi Rumatan Metadon

Sumber: Rumah Sakit Sanglah Bali

16 http://pramareola.com//Mengenal Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Sandat RSUP Sanglah. (diakses pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014)

Preses Penerimaan

Informasi tentang metadon, asesmen, rencana terapi, pemeriksaan penunjang

Proses Inisiasi & stabilisasi

Farmakoterapi lain, konseling adiksi, konseling HIV, pengobatan ART bila perlu

Proses Rumatan

Asesmen lanjutan, konseling kepatuhan, urinalisis, farmakoterapi dan konseling

Page 48: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

34

4. Indikator Evaluasi Program dengan CIPP

Tabel 2.1 Indikator Evaluasi Program dengan CIPP

1. Context

a. legalitas program:

1) Program Kartu Jakarta Sehat : UU No. 40 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional dan melalui Pedoman Pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) 2013

2) Program Terapi Rumatan Metadon: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57

tahun 2013 tentang Pedoman Program Terapi Rumatan Metadon

b. Dukungan lingkungan

1) Program Kartu Jakarta Sehat : Pusekesmas dan Rumah Sakit

2) Program Terapi Rumatan Metadon: Rumah Sakit, Puskesmas, Rutan, dan

Lapas

c. Tujuan program

1) Program Kartu Jakarta Sehat:

Tujuan Kartu Jakarta Sehat memberikan Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan bagi penduduk Provinsi DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin

dan kurang mampu dengan sistem rujukan berjenjang.

2) Program Terapi Rumatan Metadon:

Tujuan dari Program Terapi Metadon

a) Untuk menurunkan pemakaian NAPZA suntik.

b) Untuk mencegah penularan penyakit melalui darah seperti HIV/AIDS,

Hepatitis B dan C dengan cara mengurangi pemakaian obat melalui

Page 49: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

35

suntikan dan bertukar jarum suntik.

c) Untuk membantu orang yang ketergantungan obat mencapai keadaan

bebas obat dengan cara detoksifikasi dan meningkatkan kualitas hidup.

d) Untuk meningkatkan status kesehatan pengguna narkotika dan zat adiktif

sehingga dapat hidup normal dan produktif melalui PTRM

2. Input

a. SDM :

1) Program Kartu Jakarta Sehat

2) Program Terapi Rumatan Metadon: Dokter, Perawat, Apoteker, Pekerja

sosial, Psikolog, Konselor, dan Petugas Keamanan

b. Program Kegiatan

1) Program Kartu Jakarta Sehat:

2) Program Terapi Rumatan Metadon: Kegitan Kelompok Dukungan Sebaya

(KDS), group terapi, konseling (konseling adiksi, HIV, psikiatri)

c. Sarana dan peralatan pendukung

1) Program Kartu Jakarta Sehat: Seluruh fasilitas rumah sakit dan ruangan kelas

3 jika pasien harus di rawat.

2) Program Terapi Rumatan Metadon: Laboratorium, Radiologi, Farmasi, dan

Rawat Inap serta ruangan untuk kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya,

Konseling dan meminum metadon.

d. Dana/anggaran

Page 50: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

36

1) Program Kartu Jakarta Sehat: Berasal dari Pemprof DKI Jakarta

2) Program Terapi Rumatan Metadon: Untuk Anggaran dana Pihak RSKO

meminta kepada Kementerian Kesehatan dari APBN.

e. Prosedur dan aturan yang di perlukan.

1) Program Kartu Jakarta Sehat:

Dalam pedoman pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat tahun 2013

setiap pasien yang mengikuti atau menggunakan Kartu Jakarta Sehat ini harus

memiliki KTP dan berdomisili di wilayah DKI Jakarta dan merupakan warga

yang tergolong tidak mampu maka oleh karena itu setiap pasien wajib

menunjukkan semua berkas tersebut dalam prosedur pelayanan pasien di saat

pasien mendaftar pada saat berobat.

2) Program Terapi Rumatan Metadon:

3. Procces

a. Pelaksanaan program:

1) Program Kartu Jakarta Sehat: untuk pengguna Kartu Jakarta Sehat

dilaksanakan ketika pasien ini membutukan layanan kesehatan di Puskesmas

ataupun Rumah Sakit

2) Program Terapi Rumata Metadon: Kegiatan terapi ini dilaksanakan setiap hari

mulai pukul 08-00-14.00 dan setiap pasien diharuskan mengikuti kegiatan

Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) dan juga konseling yang diberikan oleh

pihak Rumah Sakit.

b. Proses pengelolanan program:

Page 51: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

37

1) Program Kartu Jakarta Sehat: kegiatan ini dikelola oleh pemerintah DKI

Jakarta dan melibatkan Kementrian Kesehatan dan Kementerian Keuangan

2) Program Terapi Rumatan Metadon: Persyaratan, tahapan, prosedur dan SOP

(Satndar Operasional Pelayanan) untuk menjadi pasien metadon sebagai

berikut:

a) Persyaratan untuk menjadi pasien metadon

b) Tahapan Dosis Metadon: Tahap Penerimaan, Tahap Inisiasi, Tahap

stabilisasi, Kriteria Penambahan Dosis, Tahap Rumatan, Dosis Bawa

Pulang (Take Home Dose/THD) dan Tahap Penghentian Metadon.

c) Prosedur atau Peraturan yang ada di Program Terapi Metadon

c. Hambatan/Dukungan pelaksanaan program:

1) Program Kartu Jakarta Sehat: Dilihat dari seluruh kegiatan yang sudah ada

sampai saat ini

2) Program Terapi Rumatan Metadon: Dapat dinilai dari seluruh kegiatan yang

sedang dijalankan sampai saat ini, mulai dari awal kegiatan ini dilaksanakan

sampai saat ini yang sedang berjalan.

4. Product

a. Pencapaian tujuan:

1) Program Kartu Jakarta Sehat: Untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis

terutama kepada masyarakat DKI Jakarta yang tidak mampu

2) Program Kartu Jakarta Sehat:

a) Menurunkan pemakaian NAPZA suntik.

Page 52: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

38

b) Mengurangi penularan penyakit melalui darah seperti HIV/AIDS,

Hepatitis B dan C dengan cara mengurangi pemakaian obat melalui

suntikan dan bertukar jarum suntik.

c) Membantu orang yang ketergantungan obat mencapai keadaan bebas obat

dengan cara detoksifikasi dan meningkatkan kualitas hidup.

d) Meningkatkan status kesehatan pengguna narkotika dan zat adiktif

sehingga dapat hidup normal dan produktif melalui PTRM

e) Sembuh dari ketergantungan opiat.

b. Dampak program

1) Program Kartu Jakarta Sehat: untuk kegiatan ini ada 2 yaitu dampak positif

dan negatif

2) Program Terapi Rumatan Metadon: Dampak yang di hasilkan dari kegiatan

ini ada 2 yaitu dampak positif dan negatif.

Page 53: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

39

BAB III

PROFIL RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA

A. Latar Belakang Berdirinya Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur telah mengalami evolusi yang

sangat panjang dan akan terus berevolusi serta berkembang, Rumah Sakit

Ketergantungan Obat digagas pada tahun 1971 oleh Bapak Ali Sadikin. Pada

waktu itu, Bapak Ali Sadikin menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beliau

menggagas berdirinya Rumah Sakit Ketergantungan Obat tidak sendirian tetapi

bekerjasama dengan dr. Herman Susilo, MPH sebagai kepala dinas kesehatan

DKI Jakarta, Prof. Dr. Kusumanto Setyonegoro sebagai kepala DITKESWA

DepKes, dan bagian psikiatri FKUI. Masa kepemimpinan Rumah Sakit

Ketergantungan Obat yang pertama dipimpin oleh Direktur (Alm) dr. Erwin

Widjono, SpKJ pada tahun 1972 sampai dengan tahun 1987. Beliau adalah

seorang Letnan Kolonel. Beliau diangkat menjadi pemimpin pada masa itu karena

dahulu yang menggunakan NAPZA adalah dari kalangan anak-anak orang kaya

raya, anak-anak tentara, dan anak-anak pejabat tinggi. Maka dari itu, diangkatlah

karakter pemimpin yang tegas dan lugas. Kemudian pada tanggal 06 November

1971 terbentuklah nama Drug Dependence Unit (DDU) yang terletak di kompleks

Rumah Sakit Fatmawati dan diresmikan pada tanggal 12 April 1972 oleh Bapak

Ali Sadikin.1

1 Riza Sarasvita, dkk., Kilas Balik 30 Tahun Rumah Sakit Ketergantungan Obat (Jakarta:

Rumah Sakit Ketergantungan Obat, 2002), h. 7

Page 54: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

40

Pasien pertama yang berobat berjenis kelamin perempuan dengan

ketergantungan morphine (morphine addict). Pasien tersebut dirawat pada tanggal

03 Juli 1972 dan selanjutnya ditetapkan sebagai tanggal beroperasinya Rumah

Sakit Ketergantungan Obat. Pada tahun 1974, DDU berubah menjadi Lembaga

Ketergantungan Obat (LKO) dengan tujuan utama adalah usaha penanganan

NAPZA yang bersifat komperhensif dan jangka panjang, meliputi bidang

preventif, kuratif, dan rehabilitatif.2

Masa kepemimpinan Rumah Sakit Ketergantungan Obat yang kedua

dipimpin oleh dr. Al Bachri Husin, SpKJ pada tahun 1987 sampai dengan tahun

1997. Dahulu pada masa kepemimpinan beliau, perawat dan tenaga medis sangat

terbatas atau sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Rumah Sakit

Keterganttungan Obat melatih tenaga medis bagi para dokter, psikolog, pekerja

sosial dan perawat untuk melaksanakan pelatihan dasar NAPZA. Pada tahun

1990, Rumah Sakit Ketergantungan Obat mendapatkan bantuan dari masyarakat

Eropa berupa seperangkat alat laboratorium urinalisis. Alat ini sangat canggih dan

hanya satu-satunya yang memiliki alat yaitu Rumah Sakit Ketergantungann Obat

pada tahun 1990.

Masa kepemimpinan yang ketiga dipimpin oleh Direktur (Alm) dr.

Sudirman, MA, SpKJ pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2005. Beliau sangat

berjasa dalam menangani pemindahan Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Fatmawati ke Cibubur. Beliau sangat lihai dalam menangani pemimdahan dan

2 Sarasvita, dkk., Kilas Balik (Jakarta: Rumah Sakit Ketergantungan Obat, 2002), h. 9.

Page 55: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

41

mengusahakan lahan pinjaman bagi Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur-

Jakarta Timur. Rumah Sakit Ketergantungan Obat dibawah pimpinan (Alm) dr.

Sudriman, MA, SpKJ berhasil memperjuangkan pengakuan akreditasi melalui SK

Dirjen YanMedik DepKes RI Nomor YM. 00.03.2.2.1.951 pada tanggal 23 Mei

2000 yang meliputi bidang Administrasi Manajemen, pelayanan Medik, Gawat

Darurat, dan Keperawatan. Perubahan kelembagaan dari tipe C menjadi tipe B

Non Pendidikan diperoleh pada tanggal 14 Juni 2002 melalui SK MenKes RI

Nomor 732/MenKes/SK/VI/2002. Bangunan Rumah Sakit Ketergantungan Obat

dibangun di Cibubur tepatnya di Jalan Lapangan Tembak No. 75 berhadapan

dengan pasar Cibubur. Tanah seluas 15.000 m2 diperoleh berdasarkan izin prinsip

Gubernur DKI Jakarta No. 3797/1.771.5 pada tanggal 11 November 1999. Upaya

merealisasikan gedung Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur-Jakarta Timur

diperoleh dari JBIC perwakilan Jakarta dan pembuatan Master Plan berdasarkan

surat-surat Ditjen YanMedik No. PR. 02.01.6.1.6620. pada tanggal 15 Oktober

2002 dilakukan saat opening Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur yang

menandai dimulainya operasional Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur.

Jumalah karyawan Rumah Sakit Keterganntungan Obat sejak tahun 1997

membengkak. Sebelumnya jumlah karyawan Rumah Sakit Ketergantungan Obat

hanya 70 orang setelah adanya perubahan dari tipe C menjadi tipe B non

pendidikan, pegawai Rumah Sakit Ketergatungan Obat menjadi membludak

menjadi kurang lebih 130 orang pada pertengahan 2002. Perubahan kelembagaan

tipe C menjadi tipe B non pendidikan. Terdapat bukti prasasti yang terletak

setelah masuk gerbang Rumah Sakit Ketergatunagan Obat di sebelah kanan dekat

Page 56: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

42

pos satpam. Prasasti tersebut sebagai tanda bahwa tanah Rumah Sakit

Ketergantungan Obat Cibubur-Jakarta Timur dipinjamkan oleh Wakil Gubernur

DKI.

Masa kepemimpinan yang keempat dipimpin oleh dr. Ratna Mardianti. S,

SpKJ pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Sejak masa jabatan beliau

berakhir sebagai Direktur, Rumah Sakit Ketergantungan Obat sempat mengalami

kekosongan selama beberapa tahun. Jadi tidak ada Direkturnya semenjak dr.

Ratna lengser. Rumah Sakit Ketergantungan Obat mulai ada Direktur Utama

kembali pada tanggal 1 Februari 2007 dan sejak saat itu, Rumah Sakit

Ketergantungan Obat sudah beroperasi secara penuh di Cibubur, yaitu di jalan

Lapangan tembak Nomor 75 Cibubur-Jakarta Timur. Telp. (021) 87711968-69

Fax. (021) 87711970, Website: www.rsko-jakarta.com.

Masa kepemimpinan yang kelima dipimpin oleh DR. dr. Fidiansjah, SpKJ

pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Beliau mempunyai masa bakti yang

lama. Sebelum beliau menjadi seorang Direktur Utama, beliau berprofesi sebagai

seorang dokter di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur. Beliau dipindah ke

Rumah Sakit Magelang. Jadi belum banyak dapat beliau berikan ke Rumah Sakit

Ketergantungan Obat. Akan tetapi banyak yang beliau tanamkan kepada para

karyawannya. Kebetulan beliau juga merupakan seorang ustad. Jadi beliau

menanamkan jiwa tekun dan setia terhadap pekerjaan, jujur, dan beliau juga

mengajarkan bahwa pekerjaan adalah ibadah.

Masa kepemimpinan yang keenam dipimpin oleh Direktur Utama dr. Diah

Setia Utami, SpKJ, MARS pada tahun 2010 sampai dengan 2012. Beliau

Page 57: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

43

menjabat di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur-Jakarta Timur selama 2

tahun. Beliau banyak berperan di jenis-jenis pelatihan kerjasama dengan

organisasi-organisai yang berhubungan dengan NAPZA di seluruh penjuru dunia.

Hampir diseluruh belahan bumi beliau singgahi demi mengejar ilmu yang

berkaitan dengan NAPZA. Kemudian Rumah Sakit Keterganntungan Obat pada

masa kepemimpinan yang keenam ini sistem pelayanannya berubah menjadi

Badan Layanan Umum (BLU).

Masa kepemimpinan yang ketujuh dipimpin oleh Dr. Laurentius

Panggabean, SpKJ, MS pada tahun 2012 sampai dengan saat ini. Semenjak

Rumah Sakit Ketergantungan Obat menggunakan sistem Badan Layanan Umum

Sistem keuangannya juga ikut berubah. Dahulu uang yang didapat harus disetor

kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk dikontrol keuangannya.

Namun kini tidak lagi seperti itu. Setelah berubah, kini Rumah Sakit

Ketergantungan Obat dapat mengelola pendapatannya sendiri dan digunakan

untuk mengelola pengembangan Rumah Sakit Ketergantungan Obat sendiri.

B. Visi, Misi, Motto dan Falsafah Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Berdasarkan hasil dari Renstra Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Cibubur-Jakarta Timur tahun 2009 sampai dengan 2014 :

1. VISI : Sebagai pusat layanan dan kajian nasional maupun regional dalam

bidang gangguan yang berhubungan dengan zat (GBZ).

Page 58: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

44

2. MISI :

a. Melaksanakan upaya preventiv, promotif, kuratif, dan rehabilitatif bagi

masyarakat umum dalam bidang Gangguan yang Berhubungan dengan Zat

dan penyakit terkait serta memberikan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat umum.

b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga profesi serta

masyarakat umum dalam bidang Gangguan yang Berhubungan dengan

Zat.

c. Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam bidang Gangguan

yang Berhubungan dengan Zat.

3. MOTTO :

“Ramah, Sigap, Kasih, dan Orientasi pada pelanggan”

4. FALSAFAH :

“Profesionalisme Modal Utama Pelayanan Kami”.3

C. Program Lembaga

1. Perencanaan Program

Dalam merencanakan program, Rumah Sakit Ketergantungan Obat

menerapkan model perencanaan yaitu Bottom Up, artinya benar-benar dari

bawah. Pimpinan mendapatkan masukan dari para pegawai atau karyawan.

Misalnya, mengajukan pengadaan pelatihan, mengajukan penambahan

3 Sarasvita, dkk., Kilas Balik (Jakarta: Rumah Sakit Ketergantungan Obat, 2002), h. 16.

Page 59: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

45

fasilitas, dan lain-lain. Pengajuan berasal dari pegawai atau karyawan yang

disampaikan ke tingkat manajer, lalu didiskusikan. Jadi semacam case

conference. Apabila disetujui, maka sudah pasti rencana yang telah dibuat

segera dilaksanakan. Sedangkan tehnik perencanaannya berdasarkan analisa

kebutuhan Rumah Sakit Ketergantungan Obat.

Rencana jangka panjang merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam

jangka satu sampai dengan lima tahun. Tujuan yang ditetapkan telah mengacu

kepada visi dan misi Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Rencana jangka

panjang Rumah Sakit Ketergantungan Obat, diantaranya:

1) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang

NAPZA.

2) Memperluas cangkupan layanan tentang NAPZA (Rumah Sakit

Ketergantungan Obat sudah bisa memberikan pelayanan bagi pasien

dual diagnosis).

3) Meningkatkan pendapatan Rumah Sakit Ketergantungan Obat guna

meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit.

4) Menyelenggarakan pemeliharaan saran dan prasarana sesuai standar.

5) Mewujudkan Rumah Sakit Ketergantungan Obat sebagai Rumah Sakit

pendidikan.

6) Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia.

7) Meningkatkan penelitian dan pengembangan dalam bidang gangguan

yang berhubungan dengan zat.

Page 60: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

46

2. Teknik Perencanaan

a. Teknik perencanaan dalam kepegawaian

Dalam kepegawaian, perencanaan yang digunakan untuk

memaksimalkan pekerjaan bagi para pegawai, Rumah Sakit

Ketergantungan Obat memberikan pelatihan dan keterampilan sebagai

berikut:

1) Pelayanan yang baik kepada para pasien

2) Pencegahan penularan penyakit pada Pasien

3) Tes Psikologi bagi pegawai

Selain beberapa bentuk pelatihan dan keterampilan di atas,

peningkatan kualitas kerja/sumber daya manusia juga diberikan

berdasarkan beban kerja masing-masing pegawai, misalnya penerapan

sistem Remunirasi, yaitu penilaian kinerja secara lebih objektif dan

pelatihan konseling bagi para pegawai terutama bagi para konselor yang

berada di ruang rehabilitasi khususnya tahapan intervensi.4

b. Teknik perencanaan penyembuhan pada klien

Penyembuhan merupakan fokus utama yang dilakukan setiap

rumah sakit bagi para pasiennya. Begitupun Rumah Sakit Ketergantungan

Obat yang menggunakan beberapa cara dalam menyembuhkan pasien

yang berhubungan dengan zat beserta penyakit-penyakit yang

menyertainya. Untuk para pasien rawat inap akan melalui proses

4 Studi Dokumen, Brosur Profil Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Page 61: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

47

detoksifikasi yang lebih dikenal dengan Medical Psikiatik Evaluation

(MPE) pasien menjalani pemulihan fisik selama 1 sampai 3 minggu atau

yang lebih di kenal dengan program detoksifikasi. Setelah menjalani

program detoksifikasi, pasien dapat meneruskan perawatan rehabilitasi

yang masih satu instansi dengan program detoksifikasi. Model program

rehabilitasi yang dipakai oleh Rumah Sakit Ketergantungan Obat adalah

Terapeutik Community yang berbasis Rumah Sakit. Artinya ada sentuhan-

sentuhan medis dalam prakteknya. Selain itu ada pula penerapan 12 Steps

Narcotic Anonymous. Terapeutik community adalah bagian dari

rehabilitasi.

Terapeutik Community merupakan suatu kumpulan/komunitas

orang dengan masalah yang sama tinggal di tempat yang sama, memiliki

seperangkat peraturan, filosofi dan norma dan nilai serta kultur yang

disepakati, difahami, dan dianut bersama. Hal tersebut dijalankan demi

pepemulihan diri masing-masing.5

Terdapat dua jenis bentuk penyembuhan yang ada di Rumah Sakit

Ketergantungan Obat, yaitu subsitusi dan simptomatis. Subsitusi adalah

dengan memberikan zat pengganti NAPZA, sedangkan simptomatis

adalah memberikan pengobatan sesuai dengan keluhan pasien. Pasien

yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat ada dua

pilihan program yaitu program rawat jalan dan program rawat inap.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

5 Studi Dokumen, Walking Paper Residen Rehabilitasi

Page 62: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

48

1) Program Rawat Jalan

Dalam instalansi rawat jalan terdapat berbagai jenis layanan

diantaranya poliklinik napza, poliklinik umum, poliklinik spesialis dan

Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Dalam Program Terapi

Rumatan Metadon ini proses perencanaan penyembuhan dilakukan

dengan cara substitusi dimana para pasien Gangguan yang

Berhubungan dengan Zat diberikan penganti NAPZA berupa metadon.

Mereka yang mendaftarkan diri sebagai pasien metadon akan

mempunyai perlindungan hukum tersendiri dan mempunyai kartu

Institusi Penerimaan Wajib Lapor (IPWL), yaitu kartu tanda bukti

status pasien matadon.

Persyaratan, tahapan, prosedur dan SOP (Satndar Operasional

Pelayanan) untuk menjadi pasien metadon sebagai berikut:

a) Persyaratan untuk menjadi pasien metadon

(1) Umur minimal 18 tahun, merupakan penderita ketergantungan

obat (terutama heroin) atau minimal 6 bulan ketergantungan

terhadap heroin, memiliki riwayat peningkatan dosis (toleransi)

dan telah menjalani pengobatan dengan cara lain tetapi gagal.

(2) Bersedia mengikuti program minimal 1 tahundan patuh pada

peraturan yang berlaku

(3) Bersedia menandatangani surat persetujuan (Informet Consent)

(4) Harus ditemani orangtua/wali

Page 63: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

49

(5) Bersedia menjalani pemeriksaan medis, psikologis, sosial dan

test laboratorium (fungsi hati dan ginjal, urinalisa khusus

opioda atau lainnya)

(6) Keadaan klinis pasien tidak dalam kondisi fisik maupun

gangguan jiwa berat, tidak memiliki keterbelakangan mental

dan tidak dalam keadaan intoksikasi/overdosis opiat.6

b) Tahapan Dosis Metadon

(1) Tahap Penerimaan

Tahapan terhadap calon pasien Program Terapi

Rumatan Metadon dilakukan dengan melakukan skrining dan

kriteria inklusi calon pasien. Selanjutnnya pasien akan

diberikan informasi mengenai Program Terapi Rumatan

Metadon dan pentingnya keluarga/wali dalam Program Terapi

Rumatan Metadon agar mendapatkan hasil yang optimal.

Petugas medis atau dokter akan melakukan assessment dan

penyusunan rencana terapi sesuai prosedur yang berlaku.

Selanjutnya dokter akan menentukan apakah calon pasien

dapat diterima sebagai pasien Program Terapi Rumatan

Metadon atau dirujuk pada modalitas terapi lain yang lebih

sesuai.7

6 Asliati Asril dan Rahmi Handaani, ed., Buku Saku Metadon (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, RSUP Fatmawati dan HCPI, 2006), h. 24.

7 Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Penyelenggaraan Metadon, h. 36-37.

Page 64: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

50

(2) Tahap Inisiasi

Pemberian dosis awal metadon kepada pasien sebanyak

20-30 mg untuk tiga hari pertama. Kematian sering terjadi jika

pasien diberikan melebihi dosis awal 40 mg. Selama

pemberian dosis awal, pasien harus diobservasi selama 45

menit untuk memantau gejala putus obat (sakaw). Metadon

harus diberikan dalam bentuk cair dan diencerkan sampai

menjadi 100 cc dengan larutan sirup. Pada tahap ini pasien

harus hadir setiap hari dan menelan metado di hadapan petugas

Program Terapi Rumatan Metadon. Setelah itu, pasien harus

menandatangani buku yang tersedia sebagai bukti bahwa

pasien telah menerima dosis metadon pada saat itu.

(3) Tahap stabilisasi

Tahap ini bertujuan untuk menaikan dosis metadon

secara perlahan sehingga memasuki tahap rumatan. Pada tahap

ini resiko overdosis cukup tinggi pada 10-14 hari pertama

karena kenaikan dosis. Dosis yang dianjurkan dalam tahap ini

adalah menaikan dosis awal metadon sebanyak 5-10 mg tiap 3-

5 hari. Apabila pasien masih menggunakan heroin maka dosis

metadon perlu ditingkatkan. Perlu diingat bahwa tak ada

hubungan yang jelas antara besarnya dosis yang dibutuhkan

pada Program Terapi Rumatan Metadon. Selama minggu

Page 65: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

51

pertama pada tahap ini, pasien masih diwajibkan untuk dating

setiap hari ke rumah sakit.8

(4) Kriteria Penambahan Dosis

Kriteria ini dilihat berdasarkan adanya tanda dan gejala

putus obat (sakaw) yang diukur melalui skala putus opiat

objektif dan subjektif. Prinsip terapi pada Program Terapi

Rumatan Metado adalah “start low go slow aim high” yang

artinya memulai dosis yang rendah adalah aman, peningkatan

dosis perlahan adalah aman, dan dosis rumatan yang efektif

adalah lebih efektif.

(5) Tahap Rumatan

Pada tahap ini rata-rata dosis rumatan pasien adalah 60-

120 mg per hari. Dosis rumatan tetap dipantau dan disesuaikan

setiap hari seccara teratur tergantung dari keadaan pasien.

Tahap ini dapat berjalan selama bertahun-tahun sampai prilaku

stabil, naik dalam bidang pekerjaan, emosi maupun kehidupan

sosial.

(6) Dosis Bawa Pulang (Take Home Dose/THD)

Dosis bawa pulang adalah pemberian dosis bawa

pulang karea pasien tidak dapat hadir di klinik oleh karena

8 Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Penyelenggaraan Metadon, h. 38-39.

Page 66: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

52

suatu sebab yang dapat dopertanggungjawabkan. Pemberian

THD mengikuti aturan pemberian dosis (diencerkan).

(7) Tahap Penghentian Metadon

Metadon dapat dihentikan secara bertahap perlahan

(tapering off) penghentian metadon ini dilakukan jika pasien

sudah dalam keadaan stabil, minimal enam bulan pasien bebas

heroin, pasien dalam kondisi stabil untuk bekerja dan memiliki

dukungan hidup yang memadai. Selain itu, perkembangan

psikologis pasien harus diperhatikan.jika keadaan emosi pasien

tidak stabil maka dosis dapat dinaikkan kembali.9

c) Prosedur atau Peraturan yang ada di Program Terapi Metadon

Peraturan Program Terapi Rumatan Metadon

(1) Metadon harus diminum di depan petugas klinik PTRM,

kecuali dosis bawa pulang

(2) Selesai minum metadon, anda harus menandatangani formulir

bukti pengambilan dosis untuk hari tersebut

(3) Orang tua wajib datang pada pertemuan yang diadakan setiap

bulan (pemberitahuan akan diberikan melalui telpon/undangan)

(4) Anda wajib menjalani pemeriksaan urin dan pemeriksaan

penunjang lain bila dirasa perlu oleh dokter atau petugas

PTRM

9 Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Penyelenggaraan Metadon, h. 40-41.

Page 67: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

53

(5) Anda dapat membawa pulang metadon setelah melalui

beberapa pemeriksaan fisik, psikologis, dan sosial, hasil tes

urinalisis negatif.

(6) Ijin dosis bawa pulang metadon diberikan oleh dokter pada

hari kerja (bukan Sabtu, Minggu/hari libur nasional)

(7) Anda sangat dianjurkan untuk meakukan pemeriksaan test

HIV/AIDS

(8) Anda akan diberhentikan /dikeluarkan dari program ini bila

melakukan hal-hal:

(a) Tidak ada motivasi berubah

(b) Membahayakan pasien lain

(c) Membahayakan petugas

(d) Bersikap tidak sopan terhadap petugas/menghina petugas

(e) Menimbulkan kributan

(f) Merusak sarana dan prasarana milik RS/klinik

(g) Terlibat transaksi jual beli obat-obat psikotropika dan atau

narkotika

(9) Bila anda yang telah keluar berminat untuk mengikuti PTRM

kembali maka harus melalui pengkajian ulang.10

10 Asliati Asril dan Rahmi Handaani, ed., Buku Saku Metadon (Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI, RSUP Fatmawati dan HCPI, 2006), h. 25.

Page 68: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

54

2) Instalasi Rawat Inap

Langkah awal yang dilakukan dalam penanganan pasien rawat

inap adalah, pasien akan menjalankan proses detoksifikasi atau

penghilangan racun-racun yang terdapat didalam tubuh pasien. Setelah

melakukan detoksifikasi, jika pasien merupakan rujukan dari keluarga

maka pasien bisa memilih apakah akan melanjutkan ke program

selanjutnya, yaitu program rehabilitasi atau langsung kembali ke

lingkungannya masing-masing, namun biasanya pihak Rumah Sakit

akan memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke program

rehabilitasi. Jika pasien merupakan putusan pengadilan maka ia wajib

melanjutkan program rehabilitasi untuk menjalani perawatan sesuai

dengan keputusan pengadilan. Pasien yang diutuskan melanjutkan ke

program rehabilitasi maka mereka akan menjalankan beberapa

program dan fase. Namun sebelum itu, pasien juga akan menjalani

evaluasi psikososial untuk menyesuaikan program yang akan

didapatkan oleh pasien sesuai dengan hasil diagnosa atau evaluasi

psikososial kesehatan tersebut.

D. Jangkauan Layanan

1. Deskripsi Target Layanan

Layanan yang di mulai ialah pasien mulai ia masuk dilakukan

detoksifikasi/penghilangan racun. Mengikuti rehabilitasi dengan program

Terapeutik Community berbasis Rumah Sakit setelah itu After Care. Selain itu

Page 69: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

55

untuk program rawat jalan, dapat mengikuti salah satu programnya salah

satunya adalah Program Terapi Rumatan Mmetadon.

2. Penjangkauan dan Perekrutan

Proses perekrutan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat yang terjadi

sampai saat ini ialah pasien datang ke Rumah Sakit Ketergatungan Obat baik

dia datang sendiri, di antar kelurga dan ada juga dari putusan pengadilan dan

terakhir biasanya rujukan dari Lembaga Pemasyarakatan. Dalam

penjangkauannya, Pihak Rumah Sakit Ketergantungan Obat menerima pasin

secara umum (Nasional) bahkan Warga Negara Asing asalkan mereka

merupakan pasien yang berhubungan dengan zat maupun penyakit

bawaannya. Sedangkan perekrutannya sendiri, Klien langsung mendatangi

Rumah Sakit Ketergantungan Obat, baik secara individual, diantar oleh pihak

keluarga maupun berdasarkan rujukan pihak kepolisisan termasuk putusan

pengadilan.

Bagi mereka yang mempunyai masalah dalam hal ekonomi, bisa

mengurus persyaratan seperti Kartu Pelayanan Jaminan Kesehatan

Masyarakat, GAKIN maupun Surat Keteragan Tidak Mampu, dengan

penambahan data seperti Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Surat

rujukan Puskesmas sesuai kebutuhan.11

11 Studi Dokumen, Brosur Profil Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Page 70: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

56

3. Kriteria Pemilihan Pasien

Rumah Sakit Ketergantungan Obat tidak memilih-milih karakteristik

pasien, jika pasien memang membutuhkan pertolongan medis maka akan

dilayani oleh medis karena peraturan Rumah Sakit.

4. Proses Penerimaan Pasien

Gambar 3.2 Proses Penerimaan Pasien

Sumber: Brosur RSKO

Page 71: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

57

Proses Penerimaan Pasien di Rumah Sakit Ketergantungan Obat ini sama

seperti pada rumah sakit lainnya jadi baik pasien lama ataupun yang baru itu

harus kependaftaran terlebih dahulu selanjutnya ke bagian Administrasi/kasir

untuk melengkapi pembayaran setelah menuju bagian yang pasien ingin tuju baik

yang pasien NAPZA maupun yang umum, misal ke- Poli Jiwa atau Poli lainnya

misal ada tindakan atau terjadi sesuatu di Rumah Sakit Ketergatugan Obat ini

juga ada pelayanan penunjang maupun pemeriksaan penunjang sesuai yang ada di

tabel dia atas dan ada pula apotik. Setelah semua pemeriksaan dilaksanakan

terakhir pemutusan hasil berobat pasien ada yang bisa langsung pulang dan ada

yang harus di rawat dan itu semua sesuai dengan diagnosa dokter.12

E. Jejaring Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Ruang lingkup jejaring Rumah Sakit Ketergantungan Obat meliputi

Nasional, Regional, dan Internasional.

1. Nasional : Dengan kemenkes beserta mitra kerja kemenkes, dengan lembaga

pendidikan (kali ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dengan institusi

kesehatan (Dinas Kesehatan), dengan Institusi penegak hukum, Lembaga

Sosial Masyarakat, serta Badan Narkotika Nasional.

2. Regional : bekerjasama dengan Institusi Donor, Ikatan Profesi Adiksi Asia-

Pasifik, serta Institusi lain yang bergerak di bidang NAPZA dan HIV/AIDS.

12 Hasil pengamatan pribadi penulis, Jakarta, 7 Mei 2014

Page 72: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

58

3. Internasional : Jejaring Rumah Sakit Ketergantungan Obat bekerjasama

dengan beberapa organisasi internasional yang diantaranya WHO, UNODC,

serta badan PBB lainnya.

Selain itu Rumah Sakit Ketergantungan Obat juga sering menjadi

fasilitator pelatihan VCT (Voluntery Counseling and Testing) yang tidak hanya

diakui oleh masyarakat akan tetapi juga dunia (bagi Asia dan Pasifik Barat) dan

juga Rumah Sakit Ketergantungan Obat sering melakukan pertemuan rutin

dengan Negara sedunia, ASEAN, Asia Pasifik guna membahas masalah

ketergantungan NAPZA dan HIV/AIDS. Melakukan pertemuan tahunan terapi

farmakologi untuk drugs dependency tingkat Asia Tenggara dan Pasifik dibawah

koordinasi University Adelaide Australia.

Page 73: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

59

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

A. Temuan

Berdasarkan hasil dari temuan lapangan evaluasi program pengguna

Kartu Jakarta Sehat di Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit

Ketergantungan Obat Jakarta dari Mei s.d September 2014, dapat diperoleh

suatu informasi mengenai conteks, input, process dan product dari program

terapi rumatan metadon di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.

1. Program Terapi Rumatan Metadon

Salah satu program yang ada di Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Jakarta ialah Program Terapi Rumatan Metadon yaitu salah satu terapi

pengganti opiat yang diperlukan oleh pecandu opiat untuk mengendalikan

ketergantungannya dan fungsinya untuk mengurangi dampak buruk

pengguna NAPZA jenis putau dan untuk mengurangi penggunaan jarum

suntik karena bisa mengakibatkan banyaknya pasien yang terkena virus

HIV/AIDS.

a. Metadon

Metadon merupakan opiat sintetik yang berbentuk cair,

diberikan kepada pecandu opiat setiap hari dan harus diminum di

depan petugas. Karena obat ini bisa berakibat fatal jika orang lain

mengkonsumsinya, selain over dosis akibat lainnya yaitu kematian

bagi peminum metadon ini.

Page 74: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

60

Data tersebut diperkuat juga dari hasil wawancara yang penulis

lakukan dengan petugas metadon, pekerja sosial, dokter dan beberapa

pasien metadon, berikut kutipan wawancaranya:

“Metadon adalah opiat sintetik yang berbentuk cair dan harus diminum setiap hari dengan dosis sesuai aturan dokter dan harus diminum di depan petugasnya, usahakan jangan sampai disalahgunakan berbahaya”.1

“Metadon merupakan opiat sintetik yang lebih bisa mengurangi dampak buruk pemakai metadon, jadi lebih bermanfaat untuk mereka pengguna NAPZA yang bekerja dan ingin sembuh dari ketergantungan opiat ini, ingat metadon ini obat keras jadi jangan sampai berpindah tangan apalagi diminum orang lain”.2

“Metadon merupakan opiat yang gunanya sebagai pengganti putau heroin maupun morfin yang berbentuk cair sehingga mudah dikonsumsi dan harus sesuai aturan dokter, efek samping dari obat ini luar biasa untuk yang tidak biasa mengkonsumsinya dan berakibat kematian bagi si peminum yang tidak pernah meminum metadon ini”.3

“Metadon itu dapat dikatakan sebagai pengganti putau yang dulu sering kita pakai dan jika sudah meminumnya sakau saya bisa bertahan minimal sehari dan efeknya menimbulkan badan lebih menjadi fit, tetapi jangan sampai di minum oleh anak kecil karena bisa langsung meninggal”.4

“Metadon menurut saya iya obat pengganti putau yang selama ini saya gunakan mas, dan jika obat ini sembarangan diminum berbahaya untuk orang lain bahkan bisa buat yang minum metadon ini mati”.5

“Menurut saya iya, metadon ini obat untuk meghilangkan kecanduan saya kepada putau dan biar saya dapat bekerja dengan keadaan emosional yang baik, dan obat ini berbahaya untuk orang lain karena

1 Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014 2 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014 3 Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014 4 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 5 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014

Page 75: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

61

bisa menyebabkan kematian untuk yang meminumnya”.6

Dari beberapa kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa metadon merupakan opiat sintetik berbentuk cair yang berguna

untuk para pecandu opida agar lebih teratur dan mengurangi dampak

buruk yang biasa mereka lakukan saat memakai putau dan tidak hanya

itu metadon juga tidak bisa diminum oleh sembarang orang, karena

sangat fatal akibatnya yaitu bisa menyebabkan kematian.

Program terapi rumatan metadon ini tidak hanya memberikan

metadon saja, di Program Terapi Rumatan Metadon ini juga banyak

fasilitas penunjang bagi pasien mulai dari pelayanan kesehatan sampai

pengetahuan tentang kesehatan.

Data ini diperkuat dari hasil wawancara penulis dengan seorang

pekerja sosial yang berada di Program Terapi Rumatan Metadon dan

hasil wawancaranya sebagai berikut:

“Para pasien metadon disini bukan hanya mengikuti atau meminum metadonnya setiap hari, tetapi mengikuti kegiatan lain berupa kegiatan KDS, konseling yang disediakan pihak rumah sakit serta layanan penunjang kesehatan lainnya seperti poli gigi, penyakit dalam dan poli syaraf”.7

Selain itu penulis juga mendapatkan informasi tentang

pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit terhadap pasiennya

langsung dari pasien yang bernama Fani, Yamin, Cahyo dan Andre

dan hasil kutipan wawancaranya sebagai berikut:

“Selama menjadi pasien di sini banyak kegiatan yang saya lakukan di antaranya mengikuti program terapi

6 Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014 7 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 76: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

62

yang sudah saya jalani selama kurang lebih 2 tahun dari tahun 2012, selain minum metadon di sini juga dapat mengikuti kegiatan konseling baik konseling psikiatri, konseling keluarga dan pertemuan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)”.8

“Selain meminum metadon di sini saya juga mengikuti kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS), kadang juga ada konseling untuk kita ungkapin yang saya rasain, misalkan lagi kagak enak badan atau ada kenaikan dosis atau penurunan dosis”.9

“Saya pribadi jarang mau ikut kegiatan, tapi emang ada kegiatan kaya yang dijelasin temen-temen, karena terkadang saya harus bekerja, biasa pengamen”.10

Dari penjelasan di atas sangat penulis menyimpulkan bahwa

pelayanan yang diberikan rumah sakit milik Kementerian Kesehatan

ini kepada pasien metadon tidak hanya memberikan metadon begitu

saja tetapi ada program-program lain yang memang sudah

dipersiapkan untuk mendukung atau mensukseskan program terapi

metadon ini.

Tetapi terapi metadon ini bukanlah satu-satunya terapi yang

ada di rumah sakit ini karena ada juga terapi Subukson dan

Rehabilitasi yang biasa disebut Halmahera House. Setiap pasien yang

ingin menjadi pasien metadon di rumah sakit ini untuk mengikuti

program terapi baik metadon, subukson maupun rehabilitasi harus

memenuhi prosedur sesuai dengan peraturan rumah sakit yang sudah

ada dan tidak sembarang orang dapat mengikuti program terapi

metadon, subukson maupun rehabilitasi yang ada disini.

8 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 9 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014 10 Wawancara Pribadi dengan Andre, Jakarta, 14 Juni 2014

Page 77: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

63

b. Manfaat Metadon

1) Metadon dapat mendorong pasien hidup lebih sehat

2) Dosis metadon yang tepat akan membuat pasien menghentikan

penggunaan heroin

3) Metadon akan membuat stabil mental emosional pasien, sehingga

dapat menjalankan hidup normal

4) Pengguna metadon dapat membuat pasien meninggalkan kebiasaan

berbagi peralatan suntik sehingga menurunkan resiko penularan

HIV/AIDS maupun Hepatitis B dan C

5) Menurunkan tindak kriminal

Manfaat medaton tersebut memang benar sesuai dengan hasil

wawancara yang penulis lakukan dengan perawat, pekerja sosial dan

salah beberapa pasien yang ada di program terapi metadon ini dan

berikut kutipan hasil wawancaranya:

“Manfaat metadon menurut saya sendiri banyak, selain mengurangi penularan HIV/AIDS juga mengurangi tindak kriminalitas penggunanya, selain itu juga merubah pola hidup jadi lebih sehat dan yang paling penting mengurangi emosional jiwa mereka yang suka bergejolak”.11

“Banyak manfaat yang diberikan oleh metadon, diantaranya merubah pola hidup pemakai metadon, mengurangi dampak buruk seperti pengguna jarum suntik secara bergantian yang dapat mengakibatkan penularan virus HIV/AIDS dan mengontrol emosional pasien, yang lebih penting lagi membuat penggunanya menjadi seseorang yang berfungsi sosial untuk bekerja bagi mereka yang mulai kembali hidup normal seperti sediakala”.12

11 Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014 12 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 78: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

64

“Manfaat metadon yang saya rasakan banyak, mulai dari lebih teratur pola kesehatannya, jika cocok dengan terapi ini badan menjadi lebih gemuk, lalu dapat bekerja kembali karena metadon lebih cepat penyebarannya dan serapannya itu lebih lama dan yang pasti saya tidak menggunakan heroin suntik lagi”.13

“Manfaatnya iya banyak, selain untuk mencegah virus HIV/AIDS juga cocok sama tubuh saya, buktinya gemukan sekarang dan pas kerja jadi enjoy”.14

Dari hasil kutipan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

manfaat metadon ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan

hidup mereka kedepannya dan sangat membantu mereka dalam

menjalankan hidup sehari-hari.

c. Syarat Mengikuti Program Terapi Rumaan Metadon

1) Penderita ketergantungan opiat

2) Umur minimal 18 tahun

3) Bersedia mengikuti program ini minimal satu tahun

4) Ketergantungan opiat minimal satu tahun, memiliki riwayat

peningkatan dosis (toleransi) dan telah menjalani pengobatan

dengan cara lain, tetapi tetap gagal

5) Bersedia menjalani pemeriksaan urin

Untuk mengikuti program metadon harus memenuhi beberapa

persyaratan dan dalam hasil wawancara penulis dengan pekerja sosial

serta salah beberapa pasien disana mendapatkan informasi sebagai

berikut dan ini hasil kutipan wawancaranya:

“Sesuai prosedur dan peraturan yang ada untuk mengikuti program terapi metadon ada 5 aturan yang harus ditaati dan ini peraturannya, berusia minimal 18

13 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 14 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014

Page 79: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

65

tahun, ketergantungan opiat, mau mengikuti program ini minimal 1 tahun, sudah mencoba terapi lain tetapi tetap gagal dan yang terpenting bersedia melakukan tes urin”.15

“Sewaktu saya masuk di program terapi metadon ini memang ada persyaratannya, yang saya ingat ketergantungan heroin, berumur minimal 18 tahun dan sudah pernah ikut terapi lainnya selain metadon ini tetapi tetap tidak berhasil dalam terapi yang sebelumnya, istilahnya ini terapi terakhir untuk pencegahan atau untuk sembuh dari ketergantungan heroin dan menghindari HIV/AIDS”.16

Dari hasil kutipan wawancara di atas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa persyaratan itu sangat penting karena tidak

sembarang orang bisa mengikuti program terapi metadon ini.

d. Pemberian Dosis Awal

1) Dosis awal metadon dimulai pada 20-30 miligram

2) Dosis dinaikkan secara bertahap sampai terjadi kesesuaian dengan

kebutuhan individu

3) Metadon harus diminum setiap hari di depan petugas kelinik

metadon

Pemberian dosis awal pada program terapi metadon ini sesuai

dengan apa yang dianjurkan dokter dan dalam buku pedoman Program

Terapi Metadon juga dijelaskan bahwa dosis awal metadon itu 20-30

miligram untuk sekali minum. Data tersebut didapat penulis dari hasil

wawancara dengan perawat, pekerja sosial dan beberapa satu pasien

yang ada di program terapi metadon ini dan hasil wawancaranya

sebagai berikut:

15 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014 16 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014

Page 80: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

66

“Pemberian dosis awal pada pasien biasanya sesuai aturan dan pedoman yang ada minimal 20-30 miligram sekali minum dalam satu hari, tetapi tidak menutup kemungkinan dari yang ditetapkan dosis awal itu jika melihat riwayat pemakaian pasien sebelum menggunakan metadon ini atas saran dokter yang sudah memeriksanya terlebih dahulu karena dosis yang kami berikan kepada pasien semua itu tergantung dari resep dan saran dokter”. 17

“Yang saya ketahui dosis awal untuk metadon ini 20-30 miligram dan sebelum itu pun harus sesuai ukuran dari dokter kemudian lama-kelamaan dosis itu disesuaikan oleh keluhan saat pasien melakukan konseling”.18

“Dosis awal memang biasanya 20-30 miligram tetapi sewaktu saya masuk terapi metadon di sini saya pindahan dari RSUP Fatmawati jadi dosis saya tertinggi karena sampai 250 miligram tapi sekarang rekornya sudah kalah sama anak baru yang sampai 300 miligram”.19

“Untuk pemula dosisnya sekitar 20-30 mg, setelah masuk tahap selanjutnya baru dosisnya mulai naik perlahan-lahan sampai dosisnya turun kembali dan sembuh, gitu si mas yang saya tau”.20

“Dosis awal kalo gak salah iya 20-30 miligram, tapi beberapa hari kemudian ditambahin sesuai porsi badan kita”.21

Dari hasil kutipan wawancara di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa dosis awal metadon itu sangat penting untuk

melihat efek si pemakai heroin saat ia pertama kali berobat di rumah

sakit, funginya untuk melihat seberapa ketergantungannya pasien

terhadap putau sebelum ia berobat nantinya.

17 Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014 18 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014 19 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 20 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014 21 Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014

Page 81: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

67

e. Berhenti dari Program Terapi Rumatan Metadon

Apabila pasien ingin berhenti dari program metadon, pasien

harus memberitahu tim Program Terapi Rumatan Metadon. Hal ini

untuk meminimalisasi kemungkinan gejala putus zat akibat

penghentian mendadak pengguna metadon.

Tetapi ada juga yang diberhentikan atau di Drop Out (DO)

dapat terjadi jika pasien tidak hadir untuk meminum metadon selama 7

hari dan pasien pun boleh mengikuti program metadon ini lagi dengan

diassesmen ulang sesuai kondisi pasien saat itu, apabila pasien drop-

out berulang kali dan tetap menyatakan keinginannya untuk kembali

menjalani program terapi metadon akan dilakukan assesmen ulang

secara komperhensif dengan formulir wajib lapor untuk meninjau

ulang rencana terapi yang lebih sesuai, selain itu dilakukan konseling

kepada yang bersangkutan guna meminimalisir drop-out.22

Penjelasan di atas juga diperkuat dengan hasil wawancara

penulis dengan petugas atau perawat metadon tentang berhentinya

pasien dari program metadon ini, berikut ini hasil dari kutipan

wawancaranya:

“Pasien dikatakan berhenti dari terapi metadon ini jika 3 hari tidak datang dan jika pasien datang kembali pihak rumah sakit akan mengassesmen ulang keadaan pasien sesuai pada saat itu, dan pasien dikatakan drop-out jika pasien bermasalah dengan petugas dan memang tidak ada kemauan untuk kembali menjalani program terapi ini lagi”.23

22 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 Tentang Pedoman Penyenggaraan Program

Terapi Rumatan Metadon 23 Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014

Page 82: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

68

f. Profesi yang Terlibat di Pelayanan Metadon

Profesi yang terlibat atau ikut serta dalam program metadon

ini, di antaranya:

1) Dokter Spesialis

Peranannya adalah menangani pasien sesuai dengan

penyakit yang pasien rasakan misalnya seperti gigi, maka harus ke

dokter spesialis gigi.

2) Dokter umum

Perananya adalah menangani pasien yang mengalami sakit

biasa seperti meriang atau hanya dalam katagori ringan

3) Perawat

Peranannya adalah membantu dokter, mencatat setiap

pasien yang berobat sesuai dengan data yang sudah ada di rekam

medik.

4) Apoteker

Peranannya adalah membuat obat atau yang menyiapkan

obat untuk setiap pasien yang memberikan resep di apotik.

5) Konselor

Peranannya adalah yang melakukan konseling jika pasien

merasa membutuhkan konselor saat dibutuhkan.

6) Psikolog

Peranannya adalah yang selalu memeriksaan psikologis

pasien pada saat pasien dalam keadaan emosional.

Page 83: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

69

7) Pekerja Sosial

Peranannya adalah sebagai fasilitator, mediator dan sebagai

konselor dan sangat dominan dalam pelaksnaan terapi metadon.

Selain itu peran pekerja sosial dalam menjalankan tugasnya di

program rumatan metadon ini sangat dominan karena sebagai

mediator, fasilitator dan konselor pekerja sosial juga sangat

berperan dalam proses evaluasi dan monitoring pasien metadon

sampai pasien berhasil menjalankan proses rumatan dan berfungsi

sosial kembali.

8) Petugas Labolatorium

Peranannya adalah untuk membantu pasien dalam hal tes

urin, darah dan sempel lainnya yang dibutuhkan pasien.

9) Petugas Keamanan

Perananannya adalah sebagai pengawas di setiap kegiatan

pasien yang pasien lakukan di rumah sakit.

Dalam peranannya pada dasarnya setiap profesi tidak bisa

bekerja sendiri begitu juga dalam bekerja di suatu rumah sakit karena

di sinilah berbagai profesi bertemu dan bekerjasama untuk

menyelesaikan permasalahan yang biasa kita sebut permasalahan

kesehatan.

Di rumah sakit ini berbagai profesi menjalankan peranannya

sesuai dengan apa yang mereka kerjakan, dan berikut ini hasil kutipan

wawancara yang penulis lakukan dengan beberapa profesi yang ada di

program terapi rumatan metadon yang di antaranya mereka berprofesi

Page 84: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

70

sebagai perawat dan pekerja sosial, dan berikut ini hasil kutipan

wawancaranya yang penulis lakukan:

“Peranan perawat di sini, saya bertugas sebagai petugas jaga atau yang memberikan metadon serta pencatatan di buku rekam medik”.24

“Seperti yang mas bisa lihat di program terapi rumatan metadon ini saya tidak sendiri melainkan ada dokter, perawat, konselor, apoteker serta pekerja sosial. Dan mereka mempunyai peranan masing-masing di sini. Dokter itu biasanya menganalisa permasalahan kesehatan apa saja yang biasanya dialami oleh seorang pasien, sedangkan konselor lebih kepada konseling mendalam atas riwayat pemakaian zat terlarang yang pasien gunakan, perawat di sini bertugas melayani pemberian metadon dan mencatat di rekam medik setiap harinya dan pekerja sosial di program terapi rumatan metadon berperan sebagai fasilitator, mediator serta proses rumatan dengan membantu melakukan evaluasi dalam membantu pasien metadon untuk kembali berfungsi sosial dengan baik”.25

g. Layanan di Klinik Metadon

Layanan yang ada di Program Terapi Rumatan Metadon

Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta, di antaranya:

1) Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Kegiatan kelompok dukungan sebaya ini dilaksanakan

setiap hari Selasa, kegiatan ini biasanya dimulai setelah para pasien

metadon sudah meminum metadonnya dan kegiatan ini

dilaksanakan di ruang aula program terapi rumatan metadon

dengan kegiatan yang didalamnya terdapat tentang penyuluhan

kesehatan baik dari mahasiswa yang praktek ataupun dokter yang

terlibat didalamnya, tidak hanya itu di sini juga biasanya terjadi

24 Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014 25 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 85: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

71

dinamika kelompok untuk membahas hasil apa yang sudah

disampaikan.26

Informasi di atas juga diperkuat dengan hasil wawancara

dengan beberapa pasien yang mengikuti kegiatan kelompok

dukungan sebaya dan berikut hasil kutipan wawancaranya:

“Setiap Selasa kadang saya ikut kegiatan kadang juga tidak, tergantung mood saja mas, dan biasanya penyuluhan kesehatan isinya tentang pengetahuan kesehatan seperti gigi, gizi sampai penyuluhan kesehatan lainnnya”.27 “KDS sendiri di sini kadang berjalan kadang juga tidak, tergantung pasiennya juga, misal pada mau ya ada kegiatannya missal tidak iya kita nongkrong aja sampe tutup”.28

“kalo KDS iya mas, saya si ikut temen-temen aja yang pasti itu setiap Selasa jamnya disesuaikan pasien yang meminum metadon, missal udah banyak yang minum ya bisa dimulai, jika belum ya nunggu ngumpul dulu”.29

2) Group terapi dan pertemuan keluarga

Pertemuan keluarga ini dilaksanakan biasanya setiap pasien

ingin menambah dosis ataupun mengurangi dosis metadonnya,

kegiatan ini dilaksanakan agar keluarga juga mengetahui proses

terapi rumatan yang sedang dijalankan oleh pasien. Kegiatan ini

tidak menentu sesuai kesepakatan dokter dan nantinya baru

diinformasikan kepada pasien dan pihak keluarga.30

26 Pengamatan langsung penulis, Jakarta, 13 Mei 2014 27 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 28 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014 29 Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014 30 Pengamatan langsung penulis, Jakarta, 13 Mei 2014

Page 86: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

72

Informasi di atas diperkuat dengan hasil wawancara penulis

dengan beberapa pasien metadon dan pekerja sosial yang berada di

program terapi metadon tersebut dan berikut hasil kutipan

wawancaranya sebagai berikut:

“Pertemuan keluarga juga ada di program terapi metadon ini, jadi saya dan ibu saya diundang untuk mendiskusikan perkembangan saya selama menjalani terapi metadon dan untuk kegiatan ini tidak menentu sesuai dengan kebutuhan dan informasinya pun sehari sebelum pertemuan ini dilaksanakan baru diberitahu oleh pihak rumah sakit”.31

“Group terapi yang saya lakukan di program rumatan ini semuanya sesuai sama jadwal yang ditentukan dokter, sama disesuaikan oleh bisa atau tidaknya keluarga saya datang”.32

“Pertemuan keluarga ini dilaksanakan sesuai kebutuhan dan hasil dari analisa dokter sebelumnya, biasanya pasien wajib menyertakan keluarga baik itu ayah, ibu, istri atau suami bagi yang sudah menikah”.33

3) Konseling Adiksi, konseling Psikiatri dan konseling HIV

Konseling yang didapatkan setiap pasien disesuaikan

dengan keluhan maupun sakit yang diderita oleh pasien dan dalam

pelaksanaannya setiap pasien harus mengatur jadwal dengan

petugas metadon baru setelah itu dihubungi setelah terjadwal.

Data tersebut diperkuat dari hasil wawancara penulis

dengan beberapa pasien metadon berikut ini:

31 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 32 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014 33 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 87: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

73

“Untuk konseling biasanya setiap pasien harus menghubungi petugas terlebih dahulu untuk menanyakan apakah dokternya ada atau tidak”.34 “Kegiatan konseling ini sesuai kebutuhan dan sesuai yang kita rasakan, jika perlu konseling langsung menghubungi petugas, jika ada dokternya langsung saja menemui dokter yang dituju sesuai penyakit atau keluhannya”.35 “Saya pribadi untuk konseling biasanya saat saya ngerasa kurang enak badan dan bisa langsung menghubungi petugas metadon untuk bertemu dokter”.36 “Konseling saya lakukan kalau saya butuh saja, dan biasanya langsung minta ke petugas untuk ketemu dokter yang dituju sesuai keluhannya”.37 Kegiatan konseling adiksi ini juga tidak ditentukan

jadwalnya, semua tergantung atas keluhan pasien dan dokter yang

bersangkutan karena setiap pengguna heroin tidak sama keluhan

dan pemakaian dosisnya sehingga konselingnyapun tidak diberikan

jadwal, jadi sesuai kebutuhan saja.38

Dari hasil wawancara dan hasil pengamatan penulis dapat

disimpulkan bahwa kegiatan konseling ini dilaksanakan sesuai

keinginan pasien dan dilaksanakannya tidak menentu.

4) Pertemuan konsultatif Rumah Sakit Ketergantungan Obat dengan

satelit (Puskesmas, Rutan dan Lapas) di bawah ampuan Rumah

Sakit Ketergantungan Obat.

34 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 35 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014 36 Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014 37 Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014 38 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 88: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

74

Jadi pertemuan di atas dilaksanakan oleh pihak rumah sakit

terhadap ampuannya, pertemuannya dilaksanakan 3 bulan sekali

dan dari 3 lembaga ini terdapat 8 Puskesmas, 2 rutan, dan 2

Lembaga pemasyarakatan baik umum dan narkoba yang

pertemuannya itu diadakan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat.

5) Supervisi ke satelit/Puskesmas, Rutan dan Lapas

Supervisi satelit, jadi di sini satelit itu 3 lembaga yang

bekerja sama dengan rumah sakit ini untuk menjalankan program

terapi metadon di 3 lembaga yang berkaitan di atas, dari

Puskesmas terdapat 8 satelit ada di wilayah Cengkareng,

Kemayoran, Tanjung Priok, Koja, Tambora, Gambir, Jati Negara

dan Tebet, sedangkan dari rutan ada yang dari rutan Pondok

Bambu dan Salemba. Terakhir lembaga pemasyarakatan juga ada

dua yaitu Lapas Umum dan Lapas Narkoba.

Mereka semua biasanya didatangi satu-persatu oleh pihak

rumah sakit untuk menanyakan apa perkembangan yang sudah

terjadi dan apa yang sedang terjadi di lapangan, dan biasanya

petugas lapangan mengevaluasi setiap kegiatan yang berkaitan

dengan terapi metadon, mulai dari pengadaan metadon sampai

perkembangan pasien di sana apakah menjalankan terapi metadon

sudah sesuai dengan yang rumah sakit ajarkan sebelumnya atau

tidak.

Page 89: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

75

6) Pertemuan antar Pengampu Metadon

Penjelasan dari pertemuan antar pengampu di sini adalah

rumah sakit yang menjadi pusat layanan metadon dan dalam hal ini

yang menjadi pengampu di Jakarta hanya Rumah Sakit

Ketergantungan Obat bersama dengan Rumah Sakit Umum Pusat

Fatmawati. Pertemuannyapun dilaksanakan setiap 6 bulan sekali

dan dilaksanakan secara bergantian terkadang pihak kami ke

Fatmawati atau sebaliknya.

Data di atas diperkuat oleh hasil kutipan wawancara penulis

dengan seorang pekerja sosial yang berada di sana, dan berikut ini

hasil kutipan wawancaranya:

“Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dan pelaksanaannya 6 bulan sekali bisa di RSKO sendiri maupun di RS Fatmawati. Pengampu di sini ialah merupakan rumah sakit yang memfasilitasi atau pusat layanan kesehatan yang melayani pasien metadon dan pertemuan ini biasanya membahas perkembangan pasien sampai dengan evaluasi kagiatan yang sudah dilaksanakan”.39

7) Monitoring dan Evaluasi

Memonitoring pasien dilaksanakan dengan berbagai cara

dengan tes urin darah sampai tes secara fisik pasien, semua

dilaksanakan guna untuk lebih menjaga keadaan pasien apakah

benar-benar memiliki perubahan selama menjalani kegiatan terapi

ini.

39 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 90: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

76

8) Pemeriksaan Laboratorium

Merupakan pelayanan penunjang rumah sakit untuk

memeriksakan bagian dalam pasien dan harus sesuai dengan

anjuran dokter seperti cek darah, gula darah dan tes urine.

9) Spot check atau pemeriksaan urin secara berkala bagi peserta

metadon.

Tes urin ini rutin dilaksanakan untuk memonitoring

keadaan pasien apakah sudah benar-benar tidak memakai narkoba

seperti jenis heroin dan untuk mengetahui hasil-hasil yang dokter

ingin lakukan terhadap pasien.

2. Program Kartu Jakarta Sehat

Program Kartu Jakarta Sehat di Rumah Sakit Ketergantungan

Obat khususnya di Program Terapi Rumatan Metadon dilaksanakan pada

Maret 2013- akhir Desember 2013, karena ketika awal Tahun 2014

bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

namun Kartu Jakarta Sehat masih bisa digunakan.

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil kutipan wawancara dari

dokter Cut yang merupakan kepala bidang administrasi yang mengurusi

Kartu Jakarta Sehat dan berikut hasil kutipan wawancaranya:

”Program Kartu Jakarta Sehat di Rumah Sakit Ketergantungan Obat ini ada sejak Maret 2013-Desember 2013, dan sampai sekarang masih dipergunakkan meskipun sudah ada BPJS Jaminan Kesehatan Nasional”.40

40 Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 91: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

77

Sementara pasien metadon juga berpendapat sesuai dengan apa

yang dikatakan dokter Cut seperti hasil kutipan wawancaranya sebagai

berikut:

“Kartu Jakarta Sehat di sini sudah lama juga, kalau tidak salah dari bulan Maret sampai sekarang masih bisa digunakan walaupun sudah ada BPJS Jaminan Kesehatan Nasional, walaupun persyaratannya sama tetapi KJS masih bisa digunakan”.41 Dalam pelaksanaannya di Rumah Sakit Ketergantungan Obat ini

Kartu Jakarta Sehat memiliki persyaratan sesuai dengan yang sudah

berlaku di Rumah Sakit pada umumnya seperti membawa fotocopy

Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Jakarta Sehat dan

semenjak berlakunya BPJS Jaminan Kesehatan Nasional persyaratan itu

berubah dengan menambahkan surat rujukan dengan menyertakan

rujukan ke bagian Psikiatri sehingga pasien baru mendapatkan

pelayanan.

Untuk proses pendaftaran setiap pasien pada awalnya

memberikan persyaratan yang harus dipenuhi di rangkap setiap 3 bulan

sekali, karena adanya kebijakan baru yang menyatakan setiap bulan data

administrasi pasien harus masuk maka saat ini persyaratan itu berubah

menjadi 1 bulan sekali dan itu wajib, sebagai data rumah sakit untuk

pendataan persyaratan mengikuti program terapi metadon ini.

Data tersebut juga diperkuat oleh hasil kutipan wawancara

penulis dengan dokter Cut dan berikut hasil kutipan wawancaranya:

“Pada awalnya setiap pasien rawat jalan yang mengikuti terapi metadon yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat

41 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014

Page 92: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

78

ini memiliki persyaratan seperti rumah sakit pada umumnya tetapi pihak rumah sakit mempermudahnya dengan meminta persyaratan tersebut di rangkap dan itu diberikan 3 bulan sekali di antaranya ialah 2 fotocopy Kartu Keluarga, 2 Kartu Tanda Penduduk, dan 2 Kartu Jakarta Sehat, namun kebijakan itu berubah setelah pihak rumah sakit menginginkan setiap bulan data pasien harus di input maka berubahlah kebijakan tersebut dan setiap pasien harus memberikan persyaratannya itu menjadi 1 bulan sekali. Dan semenjak di berlakukannya BPJS Jaminan Kesehatan Nasional perubahan persyaratanpun terjadi dan setiap pasien harus menambah persyaratan berupa syarat dari rujukan puskesmas di wilayah masing-masing pasien dan sampai saat ini Kartu Jakarta Sehatpun masih berlaku di Rumah Sakit Ketergantungan Obat khususnya di Program Terapi Rumatan Metadon”.42 Sementara itu pasien metadon yang menggunakan Kartu Jakarta

Sehat juga berpendapat sesuai hasil kutipan wawancara penulis dengan

beliau mengenai persyaratan berobat menggunakan Kartu Jakarta Sehat

dan berikut hasil kutipan wawancaranya:

“Semenjak saya menggunakan KJS lebih enak, walaupun ada persyaratannya, dan persyaratannya juga gampang hanya membawa fotocopy KTP, KK, dan KJSnya masing-masing 2 lembar dan harus distreples lalu diberikan kebagian administrasi atau di bagian terapi metadon langsung juga boleh”. 43 Semenjak BPJS Jaminan Kesehatan Nasional muncul atau

disahkan oleh pemerintah, pihak rumah sakit juga menyediakan bagi

pengguna Jaminan Kesehatan Nasional namun khusus di Rumah Sakit

Ketergantungan Obat ini diwajibkan untuk menggunakan BPJS Jaminan

Kesehatan Nasional yang premi itu semua karena dalam peraturan

sekarang ini pasien yang mengalami gangguan zat tidak diperkenankan

menggunakan jaminan ini secara gratis dan diwajibkan mengikuti

42 Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014 43 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014

Page 93: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

79

pelayanan ini yang premi boleh yang kelas 3 sampai kelas 1 di tingkat

Jaminan Kesehatan Nasional sesuai peraturan di Rumah Sakit ini.

Data tersebut juga diperkuat oleh hasil kutipan wawancara

penulis dengan dokter Cut selaku kepala administrasi di Rumah Sakit ini

dan yang menangani jaminan ini, berikut hasil kutipan wawancara

penulis dengan beliau sebagai berikut:

“Semenjak BPJS Jaminan Kesehatan Nasional diberlakukan dan mulai dilaksanakan diawal tahun 2014, pemerintah tidak memasukkan pengguna atau penyalahgunaan zat adiktif sebagai pasien yang menerima jaminan tersebut, namun dengan kebijakan yang baru tersebut Rumah Sakit Ketergantungan Obat selaku Rumah Sakit khusus yang menangani NAPZA mempunyai kebijakan setiap pasien yang tidak mampu boleh menggunakan BPJS Jaminan Kesehatan Nasional tapi harus yang berpremi atau iuran setiap bulannya sesuai tingkatan yang disediakan pemerintah dan dengan persyaratan lainnya berupa KK, KTP, kartu JKN dan surat rujukan dari Puskesmas yang masing-masing dirangkap 2”.44 Sementara itu pasien yang bernama Fani dan Yamin pun

menjelaskan kepada penulis melalui wawancara yang kita lakukan

mengenai prihal diatas, dan berikut hasil kutipan wawancaranya:

“Walaupun KJS masih berlaku tapi juga disarankan untuk membuat BPJS mas, tapi kalau BPJS harus yang bayar, makanya saya pakai yang KJS, karena masih bisa digunakan”.45 “Untuk sekarang si saya masih menggunakan KJS, selama masih bisa digunain, soalnya kalau BPJS harus yang premi dan lumayan 25ribu sebulannya”.46

44 Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014 45 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 46 Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014

Page 94: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

80

Dari kutipan wawancara di atas dapat disimpulkan pasien lebih

memilih tetap menggunakan Kartu Jakarta Sehat meski kini sudah ada

Jaminan Kesehatan Nasional.

Dalam pelaksanaannya Kartu Jakarta Sehat di Program Terapi

Metadon mengatasi semua jenis pelayanan yang ada dan termasuk yang

sudah penulis jelaskan di atas, dan jika ada pengobatan di luar biaya

pengguna kartu jaminan pihak rumah sakit akan mengonfirmasi

langsung baik ke pasien maupun ke keluarga pasien.

B. Analisis Data

Pada analisis data evaluasi program pengguna Kartu Jakarta Sehat di

Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit Ketergantungan Obat, maka

penulis akan menganalisis program berdasarkan model evaluasi yang

dikemukakan oleh Daniel L. Stufflebeam yaitu evaluasi conteks, evaluasi

input, evaluasi process dan evaluasi product.

1. Evaluasi Conteks

Mengenai evaluasi conteks ini penulis memperoleh data dari hasil

wawancara mengenai penggambaran program dan spesifikasi program di

rumatan metadon sebagai berikut:

a. Legalitas Program

Dalam hal ini penulis menjelaskan legalitas kegiatan yang

mendukung kegiatan terapi metadon. Dalam hal ini Pemerintah pusat

berperan dalam proses legalitas ini dan mengeluarkan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 57 tahun 2013 tentang Pedoman Program

Page 95: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

81

Terapi Rumatan Metadon dan selain itu ada pula UU No. 40 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara penulis dengan Pekerja

Sosial yang berada di terapi metadon ini, hasil kutipan wawancaranya

sebagai berikut:

“Dalam kegiatan program terapi metadon semua itu berdasarkan pedoman pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Terapi Metadon dan semuanya dalam pengawasan Kementrian Kesehatan”.47

Data tersebut juga diperkuat oleh wawancara penulis dengan

salah satu pasien yang mengikuti program terapi ini sejak 2 tahun lalu

dan berikut hasil kutipan wawancaranya:

“Kegiatan yang saya ikuti ini, memang sudah menjadi kegiatan legal dan ada jadwal-jadwalnya seperti konseling, KDS, ada juga Group Terapi dan macam-macam, nyata dan berjalan walaupun masih banyak yang belum ikut serta atau malu-malu48

Pada tanggal 13 Mei 2014 saat kegiatan Kelompok Dukungan

Sebaya ini dilaksanakan memang program ini sudah berjalan lama

namun memang masih sulit untuk mengajak para pasien untuk

mengikuti kegiatan ini yang menurut mereka membosankan dan

monoton. Tidak hanya melihat sejarahnya kegiatan ini memang

membuat mereka lebih erat dan lebih kekeluargaan dan masih berjalan

sampai saat ini dan banyak manfaatnya.

47 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014 48 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014

Page 96: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

82

Sementara untuk legalitas Kartu Jakarta Sehat itu sendiri

merupakan sebuah pelaksanaan dari UU yang sudah ada yaitu UU No.

40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan melalui Pedoman

Pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) 2013.

Hal ini diperkuat dari hasil kutipan wawancara penulis dengan

salah dokter Cut selaku kepala bagian administrasi rumah sakit dan

yang menangani khusus jaminan Kartu Jakarta Sehat ini, berikut hasil

kutipan wawancaranya:

“Yang saya ketahui tentang pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat ini memang berawal dari keluarnya UU N0. 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasioanal sehingga pemerintah DKI membuat program Kartu Jakarta Sehat ini melalui pedoman pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) di Tahun 2013”.49

Berdasarkan hasil temuan dan analisis data diatas maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa kegiatan yang ada di Program Terapi

Rumatan Metadon Rumah Sakit Ketergantungan Obat yang

menggunakan Kartu Jakarta Sehat memang jelas dan terstruktur

dengan baik yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 57

Tahun 2013 tentang Terapi Penyelenggaraan Program Terapi Rumatan

Metadon dan UU NO. 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

b. Dukungan Lingkungan

Dalam hal ini penulis menjelaskan dukungan lingkungan yang

mendukung proses kegiatan terapi metadon, di anataranya bekerjasama

dengan sesama pengampu metadon, Puskesmas, Rutan serta Lapas.

49 Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 97: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

83

Hal ini diperkuat dari hasil wawancara penulis dengan seorang

pekerja sosial yang memang bekerja dalam terapi metadon tersebut,

dan berikut hasil kutipan wawancaranya:

“Dukungan lingkungan dalam proses berjalannya kegiatan terapi metadon di rumah sakit ini karena pihak Rumah Sakit Ketergantungan Obat bekerja sama dengan pihak sesama pengampu atau RSUP Fatmawati dan para ampuan seperti Lapas, Puskesmas dan Rutan untuk mempermudah jaringan untuk pasien/klien yang membutuhkan metadon untuk pecandu aktif heroin jenis putau dan sejenisnya“.50

Sementara untuk dukungan lingkungan Kartu Jakarta Sehat

pemerintah DKI Jakarta sudah memberikan wewenang kepada pihak

Puskesmas, Rumah Sakit yang bekerja sama dengan pemerintah DKI

Jakarta dalam melaksanakan kegiatan program Kartu Jakarta Sehat ini

dan pihak Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo selaku pusat dari 3

tahapan yang bergerak dalam hal program ini.

Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara penulis dengan

dokter Cut, dan berikut hasil kutipan wawancaranya:

“Dalam pelaksanaannya dukungan lingkungan Kartu Jakarta Sehat memiliki 3 kaitan yang sangat erat yaitu pertama puskesmas selaku pelayanan tingkat awal saat pasien sakit, jika pasien sudah tidak mampu ditangani barulah pasien dirujuk ke rumah sakit tujuan KJS seperti Rumah Sakit Ketergantungan Obat, jika masih belom mampu maka terakhir yaitu RSCM selaku pusat dari semua rujukan dan di sanalah pasien akan mendapatkan pelayanan yang jauh lebih baik andai dari tingkat 1 dan kedua tidak mampu menolongnya secara maksimal”.51

Dari temuan dan analisis data yang penulis lakukan dapat

disimpulkan bahwa dukungan lingkungan Program Terapi Rumutan

50 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014 51 Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 98: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

84

Metadon ini ada 4 di antaranya selaku pengampu metadon yaitu RSUP

Fatmawati dan para ampuannya seperti Puskesmas, Rutan dan Lapas.

Sementara untuk Kartu Jakarta Sehatnya ada 3 dukungan lingkungan

yaitu tingkat pertama ada Puskemas, kedua ada sesama penerima

rujukan Kartu Jakarta Sehat dan terakhir Rumah Sakit Cipto Mangun

Kusumo selaku pusat dari semua rujukan.

c. Tujuan Program

Dalam program ini baik Program Terapi Rumatan Metadon dan

Kartu Jakarta Sehat memiliki tujuan program masing-masing dan

berikut penjelasannya penulis dari kedua tujuan program tersebut.

Tujuan Program Terapi Rumatan Metadon

1) Untuk menurunkan pemakaian NAPZA suntik.

2) Untuk mencegah penularan penyakit melalui darah seperti

HIV/AIDS, Hepatitis B dan C dengan cara mengurangi

pemakaian obat melalui suntikan dan bertukar jarum suntik.

3) Untuk membantu orang yang ketergantungan obat mencapai

keadaan bebas obat dengan cara detoksifikasi dan

meningkatkan kualitas hidup.

4) Untuk meningkatkan status kesehatan pengguna narkotika dan

zat adiktif sehingga dapat hidup normal dan produktif melalui

PTRM.52

Tujuan Program Kartu Jakarta Sehat

52 http://pramareola.com//mengenal-program-terapi-rumatan-metadon-ptrm-sandat-rsup-

sanglah. (diakses pada tanggal 12 April 2014)

Page 99: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

85

Memberikan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi

penduduk Provinsi DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin dan

kurang mampu dengan sistem rujukan berjenjang.

Dapat penulis simpulkan bahwa evaluasi conteks

berdasarkan indikator legalitas program, dukungan lingkungan dan

tujuan program sudah sangat siap dan matang dalam sebuah dasar

pemikiran dan didukung dengan lingkungan yang kuat sehingga

tujuan yang nanti dicapai akan terealisasi.

2. Evaluasi Input

Menurut hasil temuan dari sumber data yang penulis peroleh dari

hasil wawancara dengan hasil pengamatan penulis sesuai dengan

indikator evaluasi yaitu :

a. Sumber Daya Manusia

Dalam hal ini penulis menjelaskan Sumber Daya Manusia yang

membantu berjalannya program terapi rumatan metadon dengan

menggunakan Kartu Jakarta Sehat.

Hal di atas diperkuat dari hasil kutipan wawancara penulis

dengan seorang pekerja sosial yang ikut berperan dalam proses terapi

metadon tersebut, berikut hasil kutipan wawancaranya:

“Dalam menjalankan program terapi metadon ini semua komponen terlibat baik dokter spesialis, dokter umum, perawat, apoteker, konselor, psikolog klinis, pekerja sosial, petugas labolatorium, dan petugas keamanan yang mereka selalu berusaha memberikan pelayanan terhadap pasien di rumah sakit ini”.53

53 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 100: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

86

Seorang dokterpun berpendapat seperti hasil kutipan penulis

dengan salah satu dokter di sana sebagai berikut:

“Benar adanya untuk menjalankan sesuatu kita membutuhkan tenaga medis dan non medis maka dari itu di sini dokter tidak bekerja sendiri, ada pula profesi lain yang membantu seperti perawat, apoteker, konselor, pekerja sosial, petugas laboratorium dan petugas keamanan”.54

Pada hari Jumat 23 Mei setelah Sholat Jumat Penulis melihat

langsung bagaimana saat para petugas metadon beristirahat di sana

berkumpul di kantin ada dokter, pekerja sosial, perawat, apoteker, dan

petugas keamanan. Keadaan saat itu mereka sedang berbincang-

bincang dan sedang makan siang, setelah selesai mereka kembali

bertugas karena jam operasional terapi metadon ini dari jam 08.00-

14.00 WIB.55

Dari hasil wawancara dan pengamatan langsung di atas dapat

disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang berperan dalam

program terapi metadon ini ada banyak dan mereka ialah dokter,

pekerja sosial, perawat, apoteker, petugas laboratorium dan petugas

keamanan. Tanpa mereka semua kegiatan terapi metadon akan

mengalami hambatan karena berbagai profesi sangat dibutuhkan dalam

proses pelaksanaan terapi metadon di Rumah Sakit Ketergantungan

Obat.

b. Program Kegiatan

Dalam hal ini penulis menjelaskan Program kegiatan yang

dilaksanakan dalam program terapi rumatan metadon, sebenarnya

54 Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014 55 Pengamatan langsung penulis, Jakarta, 23 Mei 2014

Page 101: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

87

banyak kegiatan yang dilaksanakan baik oleh pasien metadon sendiri

dan juga petugas selaku pemberi layanan disana. Di antaranya adalah

kegitan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS), group terapi, konseling

(konseling adiksi, HIV, psikiatri) dan untuk petugas biasanya kegiatan

seperti pertemuan antar sesama pengampu pengadaan metadon, dan

pertemuan rutin dengan para ampuan yang ada di Rumah Sakit

Ketergantungan Obat bekerjasama dengan RSUP Fatmawati,

Puskesmas, rutan dan lapas. Data tersebut sesuai hasil wawancara yang

sudah penulisbuat di halaman 65-71 tentang pelayanan yang diberikan

oleh pihak Rumah Sakit terhadap pasien metadon.

Semua kegiatan tersebut dapat diikuti pasien baik yang

menggunakan Kartu Jakarta Sehat maupun yang tidak namun khusus

pengguna Kartu Jakarta Sehat biasanya harus menyerahkan

persyaratan berupa fotocopy Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga

dan Kartu Jakarta Sehatnya, selain itu juga setiap apapun yang

berkaitan dengan pasien baik dia dalam mengikuti kegiatan didalam

program metadon ini wajib mentaati peraturan yang berlaku agar tidak

terjadi suatu hal yang tidak di ingikan. Data ini pun sesuai hasil

wawancara yang dilakukan penulis oleh pasien dan ada di halaman 60.

Pengamatan penulis selama melakukan penelitian juga melihat

setiap pasien diwajibkan mengikuti kegiatan non medis ini guna

mempercepat preses rumatan dan berpengaruh terhadap penyembuhan

pasien terhadap ketergantungan opiat ini.

Page 102: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

88

Berdasarkan hasil wawancara dan pegamatan di atas dapat

disimpulkan bahwa kegiatan non medis yang diberikan oleh pihak

rumah sakit ini sangat membantu dalam proses rumatan dan kegiatan

ini dapat diikuti oleh semua pasien metadon baik yang menggunakan

Kartu Jakarta Sehat ataupun tidak namun yang menggunakan Kartu

Jakarta Sehat tetap harus mematuhi prosedur dan persyaratan yang

berlaku.

c. Sarana dan Prasarana

Dalam rangka menjalankan kegiatan yang ada di program

terapi metadon ini penunjang kegiatan atau biasa disebut sebagai

saranan dan prasarana yang ada di terapi metadon akan penulis

jelaskan sebagai berikut.

Dari segi sarana dan prasarana sangat lengkap mulai dari

Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Rawat Inap jika pasien perlu

mendapatkan perawatan selain itu juga pihak rumah sakit setiap

tahunnya selalu memperbaharui dan mengganti sarana yang telah

rusak.

Data tersebut sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan

beberapa pasien berikut ini:

“Selama mengikuti terapi metadon di sini menurtu saya sarana dan prasarana sangat lengkap dan bisa dikatakan sempurna, karena semua sudah tersedia dengan baik”.56 “Sarana dan prasarana di sini cukup lengkap dan semuanya yang dibutuhkan pasien baik penunjang maupun yang pokok ada semua mas”.57

56 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 57 Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014

Page 103: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

89

“Sarana prasarana disini jangan diragukkan lagi mas, pasti lengkap dan selalu diperbaharui dan jika ada kerusakan atau kekurangan”.58 Berdasarkan pengamatan penulis pada tanggal 12 Mei hari

Senin dapat mendeskripsikan ruangan atau lebih tepatnya sarana dan

prasarana yang ada di sana. Yang penulis lihat didalam ruangan terapi

metadon ada 6 kamar yang masing-masing memiliki peralatan yang

berbeda dan peranan dalam fungsinya.

1) Ruang Aula

Ruangan ini biasanya digunakan untuk melaksanakan

kegiatan kelompok dukungan sebaya (KDS), peralatan di ruangan

ini ada AC, tempat cuci tangan beserta cermin, meja besar bundar

untuk rapat serta lemari untuk data pasien serta papan informasi

untuk pasien dan pengunjung

2) Ruang Petugas

Ruangan ini digunakan untuk petugas di sana diisi oleh

pekerja sosial dan dokter. Jadi ruangan ini bersifat pribadi oleh

karena itu, petinggi dari petugas yang ada di metadon dan sarana

maupun prasarana yang ada di sana meja kantor ada 3, lemari yang

besar ada 3 serta dilengkapi 2 set computer dan AC.

3) Ruang Konseling

Ruangan ini digunakan untuk pasien yang ingin

berkonsultasi baik tentang keadaan dia maupun untuk praktikan

dalam belajar konseling. Didalamnya terdapat timbangan berat

58 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014

Page 104: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

90

badan serta ukuran tinggi badan, dilengkapi juga dengan satu meja

dan 2 kursi serta besar ruangan 3x1 m2.

4) Ruang untuk pasien meminum metadon

Ruangan ini biasanya digunakan untuk pasien meminum

metadon, ruangan tersebut berukuran 2x1 m2 serta terdapat tralis

dan hanya untuk pasien dan perwakilannya saja saja.

5) Ruang input data

Di sinilah perawat bekerja mencatat hasil dari apa yang

dialami pasien setiap harinya apakah ada pengurangan dosis atau

tidak, di ruangan ini terdapat banyak bangku dan satu set

computer, AC, telpon, serta peralatan untuk memberikan metadon

(ada pengukur dosis, ketel berisi sirup dan botol metadon dan botol

kecil untuk metadon yang dibawa pulang).

6) Kamar mandi

Didalam kamar mandi terdapat tempat cuci tangan, sabun

ciar dan wc duduk dan ada juga cara untuk mencuci tangan, kamar

mandi ada 2 untuk petugas metadon ada di dalam ruang metadon

tetapi yang satu lagi terdapat di luar.

Selain itu sarana dan prasarana penunjang lainnya untuk pasien

terdapat laboratorim poliklinik dan unit gawat darurat jika terjadi

masalah kesehatan dan kejadian yang tidak diinginkan.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis maka

dapat dikatakan untuk sarana dan prasarana menurut penulis sudah

sangat lengkap karena semua yang dibutuhkan sudah ada didalam

Page 105: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

91

fasilitas rumah sakit dan memang sudah dipersiapkan sehingga sangat

mendukung untuk pelaksanaan program terapi metadon berjalan

dengan baik.

d. Anggaran Dana

Kali ini penulis akan menjelaskan anggaran dana yang didapat

oleh pihak Rumah Sakit Ketergantungan Obat, untuk semua kegiatan

yang berkaitan baik sarana prasaran sampai pengadaaan yang lainnya

pihak Rumah Sakit Ketergantungan Obat mendapatkan dana dari

APBN Kementerian Kesehatan, selain itu pihak rumah sakit juga

mendapatkan dana dari hasil pendapatan yang rumah sakit itu sendiri

melalui Badan Layanan Umum (BLU), dan dana dari APBN bila

dinominalkan ±15 miliyar rupiah dan untuk permasalahan Kartu

Jakarta Sehat pihak rumah sakit mengambil dana pasien ke

Kementerian Kesehatan untuk melaporkan data administrasi pasien

atau langsung kepada Departemen Keuangan Negara.

Data tersebut diperkuat dari hasil wawancara penulis dengan

dokter yang berperan khusus di pelaksanaan program Kartu Jakarta

Sehat dan berikut ini hasil kutipan wawancaranya:

“Untuk dana yang diterima pihak rumah sakit harus membuat laporan administrasi pasien yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat, setelah dibuat laporan keuangannya, kemudian dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan yang kemudian baru setelah itu penagihannya kepada Departemen Keuangan Negara”.59

59 Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 106: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

92

Penulis juga mendapatkan data lain atau untuk sebuah

perbandingan jawaban dari seorang pekerja sosial yang berada di

bagiam terapi metadon dan berikut hasil kutipan wawancaranya:

“Selama ini pihak rumah sakit mendapatkan dana dari APBN Kemeterian Kesehatan sebesar ±15 miliyar rupiah selaku yang bertanggung jawab dalam hal kesehatan selama ini, selain itu BLU juga berperan dalam membantu keuangan rumah sakit”.60

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pihak

Rumah Sakit Ketergantungan obat mendapatkan anggaran dana selama

ini dari pemerintah pusat atau tepatnya ialah dari Kemterian Kesehatan

dan untuk dana pasien yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat itu

berasal dari Pemprov DKI Jakarta dan anggaran dana tersebut sudah

cukup untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak Rumah sakit

khususnya di Program Terapi Rumatan Metadon.

e. Peraturan atau Prosedur

Penulis kali ini akan menjelaskan peraturan dan prosedur yang

berlaku didalam menjalankan program terapi metadon. Untuk sebuah

pelaksanaan program apalagi ini merupakan program yang

berkelanjutan maka penting adanya peraturan dan prosedur yang

berlaku dalam program terapi rumatan metadon ini dan sudah

dijelaskan oleh penulis ditemuan bahwa memang peraturan itu dibuat

agar kegiatan berjalan dengan baik dan penulis akan membahas

kepada peraturan penggunaan Kartu Jakarta Sehat yang digunakan

pasien dalam mengikuti kegiatan terapi metadon ini.

60 Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014

Page 107: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

93

Dalam pedoman pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat

tahun 2013 setiap pasien yang mengikuti atau menggunakan Kartu

Jakarta Sehat ini harus memiliki KTP dan berdomisili di wilayah DKI

Jakarta dan merupakan warga yang tergolong tidak mampu maka oleh

karena itu setiap pasien wajib menunjukkan semua berkas tersebut

dalam prosedur pelayanan pasien di saat pasien mendaftar pada saat

berobat.

Sedangkan prosedur yang berlaku di Rumah Sakit

Ketergantungan Obat setiap pasien yang sudah terdaftar dalam

pelayanan Kartu Jakarta Sehat ini nantinya akan dimintai fotocopy

Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Kartu Jakarta Sehat, dan

Keterangan miskin atau Gakin masing-masing dirangkap 2 yang

diberikan kepada pihak administrasi rumah sakit setiap 1 bulan sekali.

Data di atas diperkuat oleh pasien Fani dan Yamin yang

memberikan keterangan sebagai berikut:

“Untuk Prosedur rumah sakit yang selama ini saya ikuti ya setiap pasien yang menggunakan KJS biasanya memberikan berkas berupa fotocopy KTP, KK, dan KJS itu sendiri dirangkap 2 dan diberikan setiap sebulan sekali dan harus ada Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), misalkan belum menyerahkan berkas yang diminta pihak rumah sakit biasanya diperingatkan oleh petugas metadon dan jika tidak maka pasien tidak boleh minum metadon sampai selesai mengurus administrasinya”.61

“Prosedurnya sama kaya rumah sakit pada umumnya mas, sebagai pasien pengguna KJS, saya menyiapkan fotocopy KTP, KK dan KJSnya yang masing-masing 2 rangkap, lalu diberikan kepada pihak administrasi untuk

61 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014

Page 108: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

94

diproses setelah itu baru pasien dapat meminum metadon.62

Berdasarkan pengamatan pribadi penulis pada tanggal 14 Juni

2014, setiap pasien penguna Kartu Jakata Sehat harus membawa

persyaratan berupa Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Kartu

Jakarta Sehatnya, setelah itu diserahkan kepada petugas administrasi,

setelah diproses pasien baru bisa meminum metadon tersebut dan

prosesnya 10-15 menit.

Dari hasil wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan

data di atas dapat disimpulkan bahwa peraturan dan prosedur yang

dijalankan pasien harus sesuai dengan aturan yang berlaku, jika pasien

tidak menuruti aturan serta prosedur yang berlaku maka pasien itu

sendiri yang akan rugi karena dapat menunda pasien untuk meminum

metadon dan sangat merugikan untuk psikis pasien.

Dapat disimpulkan keseluruhan evaluasi input ini

membutuhkan sumberdaya yang professional dan semuanya

berdasarkan yang dibutuhkan rumah sakit dan didukung dengan sarana

yang lengkap dan dilengkapi aturan yang jelas dan tertulis sehingga

sangat berkaitan dan baik.

3. Evaluasi Process

Menurut hasil temuan dari sumber data yang penulis peroleh dari

hasil wawancara dengan hasil pengamatan penulis sesuai dengan

indikator evaluasi yaitu :

62 Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014

Page 109: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

95

a. Pelaksanaan Program

Dalam pelaksanaan program terapi rumatan metadon untuk

pasien yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat maupun yang tidak

semuanya harus melalui alur penerimaan pasien rumah sakit sebelum

mendapatkan pelayanan dan itu harus ditaati karena merupakan sebuah

prosedur. Setelah daftar, pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai

dengan yang pasien tuju, untuk pasien yang menggunakan Kartu

Jakarta Sehat biasanya lebih lama dalam prosesnya karena harus

membawa persyaratan sedangkan pasien yang membayar tunai dan

kemudian menunggu pelayanan yang mereka tuju.

Data tersebut sesuai dengan wawancara pribadi penulis dengan

2 pasien yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat dan 2 pasien yang

membayar tunai berikut kutipan wawancaranya:

“Pengguna KJS memang harus mentaati prosedur dan peraturan yang berlaku, jadi harus menyerahkan persyaratannya dulu, jika belum disiapkan maka pasien akan lama mendapatkan pelayanan karena harus menyelesaikan persyaratan yang sudah ada”.63 “Jika persyaratannya sudah ada maka pasien pun lebih mudah mendapatkan pelayanan, yang lama itu ketika pasien tidak membawa persyaratan dan harus mengambil persyaratan itu sehingga waktu terbuang”.64 “Karena saya membayar tunai jadi setelah mendaftar lalu membayar di kasir, setelah mendapatkan bukti pembayaran, barulah bukti pembayaran itu saya berikan kepada petugas PTRM dan untuk biayanya 15000 untuk seharinya”.65

63 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 64 Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014 65 Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014

Page 110: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

96

“Dengan membayar tunai saya lebih praktis dan tidak perlu mengantri ketika meminum metadon karena tinggal kasih bukti pembayarannya saja”.66 Dari hasil kutipan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

prosedur sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pasien Kartu

Jakarta Sahat di program ini dan itu sangat berpengaruh terhadap

proses rumatan di program ini.

Dalam pelaksanaan program terapi metadon sendiri

dilaksanakan setiap hari dan jam operasionalnya dari jam 8 pagi- jam 2

siang, waktu bisa berubah sesuai dengan pasien yang datang jika

pasien sudah meminum semua maka metadon akan tutup lebih awal

namun untuk jam tutupnya tetap jam 2 kecuali jika pasien

menghubungi pihak petugas maka akan ada toleransi kepada pasien

dan petugas akan menunggu hingga pukul 15.00.

Data di atas diperkuat dari hasil wawancara penulis dengan

perawat yang bertugas di program terapi metadon ini dan berikut hasil

kutipan wawancaranya:

“Masalah waktu operasional selama ini, pihak rumah sakit memberikan jadwal kepada setiap pasien yaitu buka pukul 08.00-14.00. jika ada pasien yang telat dan menghubungi pihak rumah sakit maka akan ditunggu hingga pasien itu meminum metadon dan petugaspun selalu ada sampai pukul 15.00 di ruang terapi metadon”.67

Selain itu salah satu pasien yang bernama Fani memberikan

keterangan mengenai operasional terapi metadon ini sesuai dengan

66 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014 67 Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014

Page 111: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

97

hasil wawancara penulis dengan beliau dan berikut hasil kutipan

wawancaranya:

“Di sini iya mas, buka dari jam 08.00-14.00 dan kadang pula suka telat bukanya tapi walaupun demikian karena pasien kita harus ikut aturan rumah sakit saja yang penting jangan sampai telat minum, karena akibatnya badan seperti sehabis digebukin sekampung mas jika sedang sakau sudah tidak tertahan di badan”.68

Penulis melihat sendiri dari pasien mulai datang mendaftarkan

diri pasien sampai pasien meminum metadon dan kegiatan tersebut

membutuhkan proses yang lama karena harus mengantri dengan pasien

yang lainnya, itu dikarena setiap pasien pengguna Kartu Jakarta Sehat

harus memproses administrasinya dan kegiatannya pun 10-15 menit.

Penulis juga memperhatikan pelayanan yang diberikan oleh pihak

rumah sakit yang berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan

pelayanan yang terbaik. Tidak hanya meminum metadon saja penulis

melihat ada yang meminta konsultasi untuk masalah kesehatan dan

keadaan pasien saat itu karena dia merasa mual dan panas tubuhnya

tinggi kemudian pihak rumah sakit langsung memanggil pasien untuk

melaksanakan konsultasi.69

Dapat penulis simpulkan dalam pelaksaannya pasien pengguna

Kartu Jakarta Sehat harus memenuhi prosedur pelayanan pasien dan

harus selalu mencari informasi tentang pelayanan yang memang

menguntungkan bagi pasien yang menggunakannya. Selain itu

pelaksanaan program terapi metadon ini sesuai aturan dan berjalan

dengan baik sesuai hasil wawancara dan pengamatan langsung yang

68 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 69 Pengamatan langsung penulis, Jakarta, 25 Juni 2014

Page 112: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

98

dilihat oleh penulis sendiri dengan demikian penulis menyimpulkan

pelaksaan program terapi metadon sudah baik dan untuk para pasien

pengguna Kartu Jakarta Sehatpun sudah dilayani dengan maksimal

walaupun ada keterlambatan dari petugas tetapi berjalan dengan baik

semua kegiatanya.

b. Pengelolaan Program

Dalam pengelolaan program pihak rumah sakit menyerahkan

kepada instalasi administrasi yang memang mengelola langsung uang

masuk dan keluar selama ini baik untuk keperluan pegawai rumah

sakit sampai kepada perlengkapan fasilitas yang dibutuhkan pasien

baik itu berupa sarana dan prasarana sampai obat.

Untuk pengelolaan pengguna Kartu Jakarta Sehat itu sendiri

termasuk didalam instalasi administrasi namun ada bagian khusus yang

menanganinya dan itupun langsung dipegang oleh koordinator instalasi

selaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat

di Rumah Sakit Ketergantungan obat ini.

Data di atas diperkuat oleh dokter Cut selaku dokter yang

mengurusi dibidang Kartu Jakarta Sehat ini dan berikut hasil kutipan

wawancaranya:

“Semua pengelolaan dipegang oleh pihak rumah sakit sendiri dan berada di bawah naungan BLU yang dikelola di bagian administrasi rumah sakit”.

“Setiap persyaratan yang masuk akan kami kumpulkan yang nantinya kami akan laporkan kepada pihak Kementerian Kesehatan untuk meminta uang iuran untuk rumah sakit setelah semua proses pelayanan dan data yang kami kumpulkan selesai barulah pihak rumah

Page 113: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

99

sakit mengajukannya kepada Departemen Keuangan Negara”.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

program dalam hal ini di bawah BLU yang langsung dikelola oleh

pihak rumah sakit melalui bagian administrasinya dan melayani semua

jenis pelayanan yang digunakan masyarakat baik biaya tunai maupun

yang menggunakan pelayanan dari pemerintah.

c. Hambatan/Dukungan yang dijumpai selama pelaksanaan

program

Hambatan/dukungan yang sering muncul dalam pelaksanaan

program terapi metadon ini maupun dalam pelaksanaan pelayanan

untuk pasien yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat akan penulis

jelaskan sebagai berikut.

Dalam pelaksanaan terapi metadon sendiri hambatan selalu

datang ketika pasien itu belum menyerahkan persayaratan yang

diminta oleh pihak rumah sakit atas layanan kesehatan yang ia

inginkan misalkan persyaratan Kartu Jakrta Sehat maupun yang

terbaru saat ini JKN BPJS, selain itu dari pihak petugas ada salah satu

petugas yang memang rumahnya jauh dan sering telat saat ia menjadi

petugas jaga di program terapi metadon ini mungkin itu saja hambatan

yang sering muncul ketika pelaksanaan program ini dilaksanakan.

Untuk dukungan yang diberikan dalam hal ini jadi dengan

adanya Kelompok Dukungan Sebaya ada yang memimpin para pasien

metadon dalam setiap kegiatan dan ada pula pasien metadon yang

menjadi kader muda di Puskesmas, jadi dialah tumpuan petugas untuk

Page 114: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

100

menangani teman mereka sendiri dan untuk pihak petugas sendiri

dengan banyak profesi yang bekerja sama dalam terapi ini membuat

solit dan membuat program ini masih berjalan sampai saat ini.

Kesimpulan dari evaluasi proses, semua sudah sejalan dengan

prosedur ataupun Standar Operasional dan Prosedur (SOP) yang dibuat

oleh rumah sakit ini walaupun banyak kekurangan itu karena bukan

kekurangan Sumber Daya Manusianya tetapi karena kesalahan

individu saja, untuk Sumber Daya Manusianya sendiri sudah cukup

dengan berbagai profesi yang ada dan untuk pelaksanaan, pengelolaan

program dan hambatan/dukungan program semua sudah berjalan baik

sehingga penulis dapat mengatakan kegiatan di program terapi

metadon ini baik dalam pelaksanaannya.

4. Evaluasi product

Menurut hasil temuan dari sumber data yang penulis peroleh dari

hasil wawancara dengan hasil pengamatan penulis sesuai dengan

indikator evaluasi yaitu :

a. Pencapaian Program

Dari yang penulis amati selama melakukan penelitian di sana,

pencapaian program Kartu Jakarta Sehat untuk para pasien metadon

berjalan dengan baik dan bagus pencapaiannya. Dengan gratisnya

layanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit membuat pasien

semangat berobat di sini dan tidak jarang banyak pasien yang sudah

lebih baik dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-harinya dan

Page 115: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

101

ada pasien yang menjadi kader muda di wilayah ampuan dari pihak

Rumah Sakit Ketergantungan Obat ini atau Puskesmas setempat.

Data tersebut diperkuat oleh hasil wawancara penulis dengan

pasien yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat, berikut kutipan

wawancaranya:

“Dengan adanya bantuan dari dinas kesehatan DKI Jakarta ini saya merasa lebih dipedulikan sebagai pecandu dan dengan gratisnya layanan metadon ini memberikan motivasi lebih untuk jadi lebih baik dan Alhamdulillah saya sudah bekerja sebagai kader muda disalah satu Puskesmas di Jakarta”.70 Berdasarkan pengamatan penulis pada tanggal 13 Juni 2014,

pasien metadon lebih awal hadir dari pada yang membayar tunai itu

semua karena proses pendaftaran pasien dan membawa persyaratan

yang diperlukan71

Berdasarkan kutipan wawancara dan hasil pengamatan penulis

dapat disimpulkan bahwa pencapaian program terapi rumatan metadon

ini baik dari proses rumatan yang dijalankan oleh pasien pun

bermanfaat bahkan ada pasien yang berkembang dengan menjadi kader

muda di Puskesmas setempat.

b. Dampak Program

Dampak yang muncul menurut penulis banyak yang positif

dalam pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat di terapi metadon ini

karena selain membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan

pelayanan yang lebih baik juga pemerintah menerapkan pelayanan

70 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 71 Pengamatan langsung penulis, Jakarta 13 Juni 2014

Page 116: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

102

sosial yang pro-rakyat sehingga kegiatan ini patut diapresiasi dan terus

mendapatkan dukungan agar lebih baik lagi kedepannya.

Dari kondisi pasien terapi metadon yang menggunakan Kartu

Jakarta Sehat banyak pula yang sudah bekerja dan beraktivitas dan ada

yang sudah sembuh juga dari ketergantungan opiat sintetik ini dan

bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat, Puskesmas dan

berwirausaha data tersebut sesuai dengan hasil kutipan wawancara

yang ada di halaman 95.

Dari sisi negatifnya masih banyak pasien yang menggunakan

layanan dari pemerintah ini belum mendapatkan pelayanan yang sesuai

dengan apa yang pemerintah wacanakan karena didahulukan pasien

yang membayar tunai.

Data tersebut diperkuat oleh hasil wawancara penulis dengan

pengguna Kartu Jakarta Sehat dan yang tidak menggunakan Kartu

Jakarta Sehat berikut kutipan wawancaranya:

“Biasanya mas saat tes darah, tes urin yang pengguna KJS itu belakangan dan didahulukan yang membayar tunai”.72 “Berasanya itu ya misal yang bayar itu didahulukan sedangkan yang gratis kaya kita ini dibelakangin mas”.73 “Didahulukan karena memang saya tidak seperti pasien lain yang harus menyerahkan persyaratan di administrasi dan tetap sama pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit”.74

72 Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014 73 Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014 74 Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014

Page 117: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

103

“Pelayanan yang diberikan tetap sama mungkin didahulukan karena saya tidak menyerahkan persyaratan yang diminta pihak rumah sakit”.75

Berdasarkan pengamatan langsung penulis pada tanggal 25

Juni 2014, sebenarnya itu hanya teknis pelaksanaanya saja tetapi dalam

pelayanan maupun prosesnya semua dijalankan dengan baik oleh pihak

Rumah Sakit, mungkin karena gratis sehingga didahulukan yag

membayar tunai terlebih dahulu.

Dari hasil kutipan wawancara dan hasil pengamatan yang

penulis lakukan maka dapat dikatakan pelayanan yang diberikan oleh

pihak rumah sakit masih belom maksimal dari segi pelayanan karena

masih membeda-bedakan pasien dan itu sangat menjadi

Dapat penulis simpulkan keseluruhan dari evaluasi produk ini

adalah pencapaian yang diraih oleh pasien dan sampai ditahapan ini

baik, pasien metadon yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat maupun

yang tidak sama-sama memberikan hasil yang baik dan sesuai tujuan

yang ingin dicapai selama proses terapi metadon ini. Namun dari

tujuan akhirnya masih banyak pasien yang belum bisa mencapai

sempurna, karena banyak pasien metadon sampai saat ini belom

mampu berhenti dari ketergantungan dari proses rumatan ini, yang

nantinya mereka bisa hidup tanpa ketergantungan dari metadon ini.

75 Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014

Page 118: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat (KJS) di Program Terapi

Rumatan Metadon (PTRM) berjalan dengan baik sesuai dengan pedoman dari

pemerintah pusat dan program ini terus memberikan pelayanan yang maksimal

sesuai kebutuhan pasien untuk bisa lepas dari ketergantungan opiat dan untuk

merubah pasien lebih baik lagi dari sebelumnya. Contohnya sudah banyak pasien

yang berhasil menjalankan terapi metadon dan berfungsi sosial kembali seperti

halnya pasien yang bernama Fani yang merupakan pasien metadon dan dia

menjadi seorang kader muda di Puskesmas. Selain itu program ini juga mendapat

dukungan dari Kementerian Kesehatan dengan bekerja sama dengan WHO untuk

pengadaan atau biasa disebut sebagai ampuan atau pusat dari penanganan

NAPZA, dengan bekerjasama dengan pihak RSUP Fatmawati beserta para

ampuan yang mengikutinya seperti Puskesmas, Rutan dan Lapas.

Hasil evaluasi yang peneliti lakukan di Program Terapi Rumatan Metadon

dengan menggunakan CIPP berjalan dengan baik, dapat dikatakan dari awal

sampai proses rumatan ini berjalan setiap pasien yang mengunakan Kartu Jakarta

Sehat atau yang tidak menggunakan Kartu Jakarta Sehat sudah menjalankan

kegiatan sesuai prosedur dan untuk petugasnya yang berada dalam Program

Terapi Rumatan Metadon sudah menjalankan SOP yang ada di Rumah Sakit.

Untuk fasilitas dan penunjang lainnya pun sudah sangat lengkap, petugas

medisnya bekerja sesuai dengan yang ditetapkan. Selanjutnya program ini

Page 119: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

105

dikatakan baik, karena sangat membantu proses penyembuhan pasien dan bahkan

mempermudah pasien yang sudah bekerja untuk lebih baik dalam menjalankan

kegiatannya di luar. Walaupun hasil rumatan ini berjalan baik namun produk

yang dihasilkan masih jauh dari yang diharapkan, karena masih banyak sekali

pasien yang masih tinggi dosisnya walaupun sudah menjalani proses rumatan ini

bertahun-tahun dan belum selesai masa rumatannya, sangat disayangkan karena

melihat metadon ini bukan obat yang murah.

B. Saran

1. Untuk petugas medis terutama dalam yang memberikan metadon diharapkan

lebih tepat waktu dan tidak telat kembali.

2. Setiap pasien baik yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat ataupun yang tidak

menggunakan layanan dari pemerintah diharapkan mampu mengikuti kegiatan

Kelompok Dukungan Sebaya agar lebih diaktifkan kembali, melihat banyak

yang belum ikut serta dalam kegiatan tersebut.

3. Kepada pihak rumah sakit lebih memanfaatkan keberadaan psikolog dan

pekerja sosial dalam memberikan pelayanan non medis dirumah sakit ini,

karena merekalah yang berpotensi dalam hal membangkitkan rasa Self help

pasien untuk sembuh dari ketergantungan obat tersebut.

Page 120: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

106

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku:

Asril, Asliati dan Rahmi Handayani ed. Buku Saku Metadon, Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI, RSUP Fatmawati dan HCPI, 2006

Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1989.

Herawati, Istiana. Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bagi Anak

Dari Keluarga Miskin Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Beringharjo

Yogyakarta. Jakarta: Departemen Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian

Kesejahteraan Sosial, 2007.

Hidayati, Nurul. Metodelogi Penelitian Dakwah. Jakarta: UIN Jakarta Press,

Meleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2010.

Modul dan Kurikulum Pelatihan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM).

Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007.

Nawawi, Hadari. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press,

Pedoman Penyelenggaraan Program Terapi Rumatan Metadon, Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI

Salam, Syamsir. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Sarasvita, Riza dkk. Kilas Balik 30 Tahun Rumah Sakit Ketergantungan Obat.

Jakarta: Rumah Sakit Ketergantungan Obat, 2002.

Page 121: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

107

Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2009.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, 2009.

Sutaat, dkk. Pelayanan Sosial Bagi Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah DI

Malaysia. Jakarta: Puslitbang Kesejahteraan Sosial-Badiklit Kesejahteraa

Sosial-Departemen Sosial RI, 2007.

Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi

Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat, Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan

dan Buku Tek.. Jakarta: Rajawali Press, 2011

B. Dokumentasi :

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 Tentang Pedoman Penyenggaraan Program

Terapi Rumatan Metadon

Studi Dokumen, Brosur Profil Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Studi Dokumen, Walking Paper Residen Rehabilitasi

C. Observasi :

Pengamatan langsung penulis, Jakarta 7 Mei 2014.

Pengamatan langsung penulis, Jakarta 23 Mei 2014.

Pengamatann langsung penulis, Jakarta 12 Mei 2014

Pengamatan langsung penulis, Jakarta 14 Juni 2014

Pengamatan langsung penulis, Jakarta 25 Juni 2014

Pengamatan langsung penulis, Jakarta 13 Juni 2014

Page 122: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

108

D. Wawancara :

Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014.

Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014.

Wawancara pribadi dengan Cahyo, Jakarta 15 juni 2014.

Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014

Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta 13 Juni, 2014.

Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014.

Wawancara pribadi dengan Yamin, Jakarta 15 Juni 2014.

E. Internet :

http://Kotakpensil.com//kesehatan. (diakses pada tanggal 9 September 2013)

http://Republika.co.id, berita nasional, jabodetabek-nasional//12/08/26, bps-orang-

miskin-di-jakarta-369-persen. (diakses pada tanggal 10 April 2014)

http://www.spiritia.or.id/li/bacali.php. (diakses pada 25 Januari 2014)

http://www.psychologymania.com/2012/11/pengertian-pelayanan-sosial.html.

(diakses 25 Desember 2013)

http://Jakarta.go.id//DinasKesehatanDKIJakarta. 2012. (diakses 12 April 2014)

http://pramareola.com//Mengenal Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Sandat

RSUP Sanglah. (diakses pada tanggal 12 April 2014)

Page 123: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

109

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 124: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
Page 125: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
Page 126: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
Page 127: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
Page 128: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
Page 129: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

Pedoman Observasi

A. Alur Penerimaan pasien

B. Kegiatan yang ada di Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit

Ketergantungan Obat

1. Kelompok dukungan sebaya (KDS)

2. Group terapi dan pertemuan keluarga

3. Konseling adiksi

4. Konseling HIV

5. Konseling psikiatri

6. Supervisi ke satelit/Puskesmas, rutan dan lapas

7. Pertemuan konsultatif Rumah Sakit Ketergantungan Obat dengan satelit

(Puskesmas, Rutan dan Lapas) di bawah ampuan Rumah Sakit

Ketergantungan Obat

8. Pertemuan antar pengampu metadon

9. Monitoring dan evaluasi

10. Pemeriksaan labolatorium

11. Spot check/ pemeriksaan urin secara berkala bagi peserta metadon.

Page 130: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

PEDOMAN WAWANCARA

Informan : Perawat

Pertanyaan

1. Apa pengertian metadon menurut anda?

2. Apa manfaat metadon apa saja?

3. Bagaimana menentukan dosis awal metadon?

4. Peran perawat dalam proses terapi ini apa saja?

5. Selain metadon ada terapi lain tidak di sini?

Informan : Pekerja sosial

Pertanyaan

1. Apa pengertian metadon menurut anda?

2. Apa manfaat metadon apa saja?

3. Bagaimana menentukan dosis awal metadon?

4. Peran apa saja yang sudah ibu lakukan dalam proses terapi metadon di sini?

5. Selain pekerja sosial ada profesi lainnya tidak bu yang bekerja di program

metadon ini?

6. Kegiatan apa saja si bu yang ada di PTRM ini?

7. Anggaran dana RSKO dari mana saja ya bu?

Informan : Dokter

pertanyaan

1. Apa yang ibu ketehaui tentang metadon?

2. Apa manfaat metadon ?

3. Bagaimana menentukan dosis awal metadon?

4. Peranan seorang dokter itu seperti apa si bu?

5. Apakah membutuhkan profesi lain dalam pelaksanannya dilapangan bu?

6. Benarkah rumah sakit ini menerima pasien metadon?

7. Sejak kapan metadon diberlakukan di rumah sakit ini?

Page 131: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

8. Bagaimana pihak rumah sakit mendapatkan dana dari pasien pengguna KJS?

9. Darimanakah RSKO mendapatkan dana selama ini?

10. Bagaimana prosedur pengguna KJS?

Informan : Pasien

Pertanyaan

1. Apa pengertian metadon menurut anda?

2. Apa manfaat metadon apa saja?

3. Bagaimana menentukan dosis awal metadon?

4. Kegiatan apa saja yang diketahui?

5. Operasionalnya dari pukul berapa-sampai pukul berapa?

6. Apakah pelayanannya sudah sesuai?

7. Pengguna KJS juga ya, prosedurnya seperti apa si bang?

8. Semenjak ada BPJS gimana si pendapat abang apa masih pake KJS?

Page 132: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

DOKUMENTASI PHOTO-PHOTO SAAT PENULIS MELAKUKAN

PENELITIAN

(Gambar 1.1) : Hasil pendataan dari pasien

Setelah pasien meminum metadon petugas metadon langsung

mencatat di sebuah kertas yang nantinya akan disimpan di file masing-masing

pasien atau biasa disebut sebagai data rekam medik, dan hal ini untuk

melaksanakan evaluasi lebih mudah untuk kedepannya nanti dan sebagai

bukti mereka misal terjadi permasalahan saat berkonsultasi dengan dokter

mengenai perkembangan pasien.

Page 133: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

(Gambar 1.2) : Proses pengukuran dosis metadon oleh petugas

Pengukuran dosis ini dilakukan oleh petugas metadon sebelum

metadon ini diberikan kepada pasien metadon dan pengukuran dosis ini juga

tidak boleh sembarangan karena harus mendapatkan pelatihan terlebih dahulu,

dan petugas juga harus melihat status rekam medik pasien agar dosis yang

diberikan sudah sesuai dengan yang disarankan oleh dokter.

Page 134: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

(Gambar 1.3): Pemberian metadon oleh petugas

Setelah diukur melalui mesin pengukur dosis selajutnya metadon

diberikan kepada pasien dan harus diminum oleh pasien di depan petugas

seperti pada gambar diatas, karena kode etik maka penulis menyediakan

gambar sebisanya dan ini merupakan proses dari meminum metadon.

Diharuskan langsung diminum di depan petugas agar tidak terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan karena efek samping dari metadon ini sangat luar biasa

bisa menyebabkan kematian.

Page 135: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

(Gambar 1.4): input data pasien oleh petugas

Setelah metadon diminum pasien kemudian petugas mencatat di buku

rekam medik, yang kemudian disimpan di lemari dan langsung dimasukkan

ke komputer.

Page 136: EVALUASI PROGRAM PENGGUNA KARTU JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26931/1/MUHAMAD... · untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

(Gambar 1.5): Wawancara dengan pekerja sosial di ruang metadon

Dalam proses wawancara tersebut, peneliti bertujuan untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti, dengan cara

menanyakan hal-hal penting yang terkait dari peneltiian yang penulis lakukan

kepada orang-orang yang tepat menurut penulis, caranya adalah dengan

bercakap-cakap secara tatap muka. Peneliti melakukan wawancara dengan

menggunakan pedoman wawancara. Dilengkapi pedoman wawancara yang

sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput oleh peneliti

tanpa menentukan urutan pertanyaan.