30
Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi Pertemuan ke sembilan dan kesepuluh

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Pertemuan ke sembilan dan kesepuluh

Page 2: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Kontribusi dan Kompensasi

• Kontribusi– apa yang dapat diberikan oleh individu bagi

organisasi atau perusahaan

• Kompensasi– apa yang dapat diberikan oleh organisasi

atau perusahaan bagi individu

Page 3: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Kontribusi dari Individu bagi organisasi :

UsahaKemampuanKeahlianLoyalitasWaktuKompetensi

Kompensasi dari Organisasi bagi individu:

UpahKepastian dan Keamanan KerjaBenefitPeluang KarirStatusPeluang Promosi

Page 4: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

3 Faktor yang terkait dengan Individu dalam Organisasi

• Kontrak Psikologis (Psychological Contract)– suatu kesepakatan tidak tertulis yang muncul ketika

seseorang bergabung dengan sebuah organisasi atau ketika tenaga kerja bergabung dalam sebuah perusahaan

• Kesesuaian Tenaga Kerja yang dibutuhkan Perusahaan (Personal Job Fit)

• Keragaman Individu dalam Organisasi (Individual Differences in Organization)

Page 5: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Faktor Individu dan Kepribadian(Big Five Model of Personality)

Tinggi Conscientiousness Rendah

Rendah Negative Emotion Tinggi

Tinggi Extraversion Rendah

Tinggi Agreeableness Rendah

Tinggi Openness Rendah

Page 6: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Beberapa Perilaku lain dari Individu

• locus of control• self-eficacy• authoritarianism • Machiavellianism• self-esteem• risk propensity.

Page 7: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Perilaku Individu dan Sikap Berorganisasi

• 3 Komponen dari Sikap (Griffin)– Komponen Afektif– Komponen kognitif– Komponen intensi

Page 8: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Perilaku Individu dan Sikap Berorganisasi

• Persepsi Selektif– proses penyeleksian informasi mengenai sesuatu

dimana sesuatu tersebut mengalami berbagai kontradiksi dan ketidaksesuaian dari persepsi awal yang kita yakini

• Stereotip– proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan

suatu kejadian tertentu yang dialami atau dilakukan oleh seseorang tersebut

Page 9: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Beberapa Isu seputar Perilaku Individu

• Perilaku Individu dan Stres

Tahap 1: Alarm Tahap 2 : Resistance Tahap 3 : Exhaustion

Respon terhadap Stress

Level Normal dari Resistance

General Adaptive Syndrome (GAS) Model

Page 10: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Faktor-faktor Penyebab Stres

• tuntutan pekerjaan (task demands)• tuntutan fisik (physical demands)• tuntutan peran atau fungsi (role demands)• tuntutan interpersonal (interpersonal demands)

Page 11: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Pengendalian Stres

• olahraga yang teratur• relaksasi • manajemen waktu• merubah suasana atau lingkungan

pekerjaan• support group

Page 12: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Kreativitas Individu dalam Organisasi

• Faktor Pendorong Kreativitas Individu– pengalaman individu dengan kreatifitas– perlakuan terhadap individu– kemampuan kognitif dari individu

• Tahapan Membangun Kreativitas – tahap persiapan (preparation)– tahap inkubasi (incubation)– tahap penemuan ide atau gagasan (insight)– tahap pengujian (verification).

Page 13: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Pengertian Motivasi

• French and Raven :– Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang

untuk menunjukkan perilaku tertentu. Motivation is the set of forces that cause people to behave in certain ways.

Page 14: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Faktor Penentu Kinerja (Griffin)

• Motivasi (Motivation)• Kemampuan (Ability)• Lingkungan Pekerjaan (Work

Environment)

Page 15: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Motivasi sebagai Pendorong Individu

Kebutuhan atau Kesenjangan Kebutuhan

Pencarian Jalan Keluar bagi memenuhi dan memuaskan kebutuhan

Pilihan Perilaku untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan

Penentuan kebutuhan di masa yang akan datang dan pencarian bagi cara pemenuhannya

Evaluasi atas Pemuasan Kebutuhan

Page 16: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Beberapa Pendekatan Mengenai Motivasi

• pendekatan tradisional atau dikenal sebagai traditional model of motivation theory,

• pendekatan relasi manusia atau human relation model

• pendekatan sumber daya manusia atau human resources model.

Page 17: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Pendekatan Tradisional Pendekatan Relasi Manusia Pendekatan SDM

A S U M S I

1. Pekerjaan pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak disukai oleh setiap orang karena merupakan sebuah beban.

2. Apa yang seseorang lakukan tidak lebih penting dari apa yang dapat diperoleh oleh seseorang karena melakukan hal tersebut

3. Hanya sedikit orang yang mau dan mampu mengerjakan pekerjaan yang kreatif, inovatif, dan penuh tantangan

1. Pada dasarnya manusia ingin dianggap penting dan berguna

2. Manusia ingin merasa dimiliki dan diakui eksistensinya secara individual dalam lingkungan sosial

3. Perasaan sebagaimana yang disebutkan dalam asumsi 1 dan 2 adalah lebih penting daripada kompensasi berupa uang.

1. Pekerjaan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu yang tidak disukai. Para pekerja ingin memberikan kontribusi terhadap suatu tujuan yang memberikan manfaat.

2. Hampir semua orang pada dasarnya dapat melakukan sesuatu yang kreatif, inovatif, dan penuh tantangan daripada sekedar menjalankan tugas yang diperintahkan pada mereka.

KEBIJAKAN YANG DAPAT DILAKUKAN

1. Manajer harus memberi perintah dan mengawasi bawahan dalam setiap pekerjaan

2. Manajer harus menerjemahkan pekerjaan kedalam bentuk perintah yang sederhana, spesifik, dan jelas agar mudah untuk dikerjakan oleh bawahan

3. Manajer harus membuat jadual pekerjaan secara rutin dan rinci dan mengkordinasikannya setiap saat.

1. Manajer bertugas untuk menciptakan suasana dimana para pekerja menganggap dirinya penting dan bermanfaat bagi perusahaan.

2. Manajer perlu untuk selalu mengakomodasi usulan dari bawahan dan memastikan bahwa para pekerja selalu mendapatkan informasi terkini mengenai pekerjaan

3. Manajer perlu memberikan kesempatan kepada para pekerja untuk melakukan inisiatif dan kemandirian dalam setiap pekerjaan

1. Manajer perlu memastikan bahwa seluruh sumber daya manusia didayagunakan dan dimanfaatkan secara optimal.

2. Manajer perlu mewujudkan suasana pekerjaan yang dapat mendorong seluruh sumber daya manusia bekerja berdasarkan kemampuannya masing-masing.

3. Manajer perlu mendukung adanya partisipasi dari para pekerja dalam hal bekerja, berinisiatif, dan melakukan pekerjaan secara mandiri.

HARAPAN

1. Para pekerja akan melakukan pekerjaan jika upahnya memadai dan manajer bertindak adil

2. Jika pekerjaan yang harus dilakukan jelas dan para pekerja diawasi secara ketat, maka para pekerja akan mampu bekerja sesuai dengan standar

1. Adanya transparansi informasi yang memadai antara atasan dan bawahan serta keterlibatan para pekerja dalam berbagai keputusan akan memuaskan kebutuhan para pekerja untuk diperhatikan dan dianggap penting serta berguna.

2. Pemuasan terhadap kebutuhan para pekerja untuk dianggap penting dan berguna akan meningkatkan moral dan semangat para pekerja dan pada akhirnya para pekerja akan bersedia untuk bekerja sama

1. Peningkatan keterlibatan pekerja dalam berbagai hal yang terkait dengan pekerjaan akan menyebabkan terjadinya peningkatan kinerja dan efisiensi.

2. Kepuasan kerja akan terwujud melalui berbagai hasil positif yang dapat ditunjukkan oleh para pekerja dalam setiap kesempatan.

Page 18: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

5 Perspektif Kontemporer mengenai Motivasi

• perspektif kebutuhan (Need perspectives)• perspektif keseimbangan dan keadilan (equity

perspectives)• perspektif pengharapan (expectancy

perspectives)• perspektif penguatan (reinforcement

perspectives)• perspektif penyusunan tujuan (Goal Setting

Theory)

Page 19: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Perspektif kebutuhan (Need perspectives) mengenai Motivasi

• teori hirarki kebutuhan (Hierarchy of Needs) dari Abraham Maslow

• teori ERG dari Clayton Alderfer• teori tiga kebutuhan dari Atkinson dan

McClelland• teori dua faktor (Two-Factor Theory) dari

Frederich Herzberg

Page 20: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Hirarki Kebutuhan (Maslow)

Contoh dalam Organisasi

Contoh secara Umum

Upah Minimum

Rencana pasca Pensiun

Teman Sekerja

Jabatan tertentu

Pekerjaan yang MenantangPrestasi

Status

Persahabatan

Kestabilan

Makanan

Kebutuhan

Fisik

Sosial

Penghargaan

Aktualisasi Diri

Keamanan

Page 21: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Teori ERG dari Alderfer

Fisik

Sosial

Penghargaan

Aktualisasi Diri

Keamanan

GROWTH Needs

RELATEDNESS Needs

EXISTENCE Needs

Tingkatan Kebutuhan dari Maslow

Teori ERG dari Alderfer

Page 22: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Teori 3 kebutuhan Atkinson dan McClelland

Kebutuhan Manusia

Kebutuhan untuk Berprestasi

(N-Ach)

Kebutuhan untuk Berafiliasi

(N-Aff)

Kebutuhan akan Kekuasaan

(N-Pow)

Page 23: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Teori Dua Faktor dari Herzberg• Motivating Factors

– kesempatan untuk berprestasi(achievement)– pengakuan dalam lingkungan pekerjaan (recognition)– kesempatan untuk bertanggungjawab (responsibility)– kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri (advancement

and growth) • Hygiene Factors

– kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yang jelas dan adil (company policy and administration)

– supervisi yang memadai (supervision)– keserasian hubungan dengan supervisi (relationship with supervision)– kondisi pekerjaan yang kondusif (working condition)– gaji atau upah yang layak(salary)– hubungan yang baik antar pekerja (relationship with peers)– adanya penghargaan terhadap kehidupan pribadi (personal life)– hubungan yang serasi dengan bawahan (relationship with subordinates)– kejelasan status pekerjaan (job status) – masa depan dari pekerjaan yang dijalani(job safety)

Page 24: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Perspektif Keseimbangan dan Keadilan

mengenai Motivasi (Equity Theory)• Motivasi Individu ditentukan oleh kesesuaian antara Job

Input dan Job Rewards

Job Inputs :

UsahaKemampuanKeahlianLoyalitasWaktuKompetensi

Job Rewards:

UpahKepastian dan Keamanan KerjaBenefitPeluang KarirStatusPeluang Promosi

Page 25: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Perspektif Pengharapan mengenai Motivasi

• 4 asumsi dasar (Nadler & Lawler)– Perilaku sangat ditentukan oleh kombinasi dari

berbagai faktor individu dan berbagai faktor lingkungan

– Perilaku individu dalam organisasi senantiasa ditentukan oleh kesadaran dari keputusan setiap individu.

– Individu memiliki keragaman kebutuhan, pengharapan dan tujuan.

– Masing-masing individu cenderung akan berperilaku berdasarkan pilihan alternatif perilaku yang terkait dengan harapan mereka

Page 26: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

3 komponen utamadalam Perspektif Pengharapan

• pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-performance expectancy)

• dorongan terhadap motivasi (valence)• pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan

(effort-performance expectancy)

Page 27: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Penghargaan Intrinsik dan Ekstrinsik

Harapan Atas Penghargaan

IntrinsikContoh : Puas atas

pekerjaan, kepercayaan diri, dll

EkstrinsikContoh: Bonus,

Promosi, Pujian, dll

Page 28: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Perspektif Penguatan mengenai Motivasi

• Kerangka Pikir BF Skinner

Stimulan ResponPerlakuan yang diterima

ResponSelanjutnya

Page 29: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Modifikasi Perilaku

• penguatan positif (positive reinforcement)• pembelajaran melalui penghindaran

terhadap sesuatu (avoidance learning)• pengecualian atau peniadaan (extinction)• hukuman (punishment)

Page 30: Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Perspektif Penyusunan Tujuan mengenai Motivasi

• Menyangkut tingkat keterlibatan anggota dalam penyusunan dan penentuan tujuan organisasi

• Anggota yang bertipe-X cenderung kurang dilibatkan dalam penyusunan tujuan, sedangkan yang bertipe-Y cenderung untuk lebih dilibatkan dalam penyusunan tujuan. (Kerangka McGregor)