Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    1/97

     

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA

    SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI

    RSUD KOTA SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat 

    Oleh

    Oki Hadi Priyanto

    NIM. 6450403131 

    JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2009

    ABSTRAK

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    2/97

     

    ii

    Oki Hadi Priyanto, 2009, Faktor yang Berhubungan dengan Terjadimya Sisa

    Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota

    Semarang, Skripsi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuKeolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing: I. Drs.

    Sugiharto, M.Kes., II. Irwan Budiono, S.KM., M.Kes.Kata Kunci: Faktor Sisa Makanan, Sisa Makanan

    Survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 Juli 2008 di RSUD KotaSemarang ditemukan adanya sisa makanan berupa makanan pokok (nasi atau

     bubur), lauk hewani, lauk nabati dan sayuran yang cukup banyak baik makan

     pagi, makan siang maupun makan sore, dengan rata-rata prosentase sebesar

    48,29% yang terdiri dari pasien rawat inap kelas I ditemukan adanya sisa makanan

    sebesar 4,67%, kelas II sebesar 15,59%, dan kelas III sebesar 28,03%. Tujuan

     penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan denganterjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota

    Semarang.

    Jenis penelitian ini adalah eksplanatori dengan metode survei dengan desain

     penelitian cross sectional . Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien rawat

    inap di kelas III dengan jumlah pasien sebanyak 82 orang. Jumlah sampel

     penelitian sebanyak 45 pasien. Teknik pemilihan sampel dengan cara  simplerandom sampling . Data di analisis dengan menggunakan uji chi square  atau uji

     fisher   sebagai alternatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalahkuesioner, timbangan makanan dan formulir pengamatan sisa makanan.

    Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa faktor yang berhubungan

    dengan terjadinya sisa makanan yaitu jadual penyajian makanan ( p value=0,010),makanan luar RS ( p value=0,002), mutu makanan ( p value=0,000).

    Simpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara tata cara

     penyajian makanan dan suasana lingkungan tempat perawatan dengan terjadinyasisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang.Berdasarkan hasil penelitian saran yang diajukan adalah bagi pihak RSUD KotaSemarang perlu dilakukan upaya penyuluhan gizi terutama mengenai diit yang

     berhubungan dengan kondisi pasien saat dirawat sebagai salah satu faktor penyembuhan kepada pasien di RSUD Kota Semarang melalui penyuluhan perorangan, bagi masyarakat atau pasien sebaiknya menyadari bahwa makanan

     juga merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses penyembuhan, dengan

    menghabiskan makanan dapat terhindar dari defisiensi gizi sehingga dapatmempercepat hari rawat. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan

     penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang berhubungan dengan terjadinya sisamakanan yang belum diteliti.

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    3/97

     

    iii

    ABSTRACT

    Oki Hadi Priyanto, 2009, Factor Relating To Thus Food Waste At Takes CareOf Lodging Patients Third Class In Local Public Hospital Semarang,

    Final Project, Public Hygiene, Sportman Science Faculty, University State

    of Semarang, Counsellor : 1st. Drs. Sugiharto, M. Kes, 2nd. Irwan Budiono,

    S. KM, M. Kes.

    Keyword: Food Waste Factor, Food Waste

    Antecedent survey done by date of 17 Julies 2008 in local public hospital

    Semarang is found existence of Food Waste in the form of staple food (rice ormush), animal side dish, vegetable side dish and quite a lot vegetable either lunch,

     breakfast and also evening eats, with average of procentage equal to 48,29%consisted of by patients in first class is found existence of Food Waste equal to

    4,67%, second class equal to 15,59%, and third class equal to 29,03%. Purpose ofthis research is to know factor relating to thus Food Waste at takes care of lodging

     patients third class in local public hospital Semarang.

    This research type is eksplanatori  with survey method with research of

    cross sectional  design. Population from this research is all takes care of lodging

     patients in third class with 82 number of patients. Number of research samples 45

     patients. sample choosing technique by the way of simple random sampling. Data

    in analysis by using test chi square or test fisher alternatively Instrumen applied in

    research is questionaire, food weighing-machine and observation form of Food

    Waste.

    Based on research bacillus it is got that factor relating to the happening of

    Food Waste that is presentation schedule of food (p value = 0,010), food outside

    RS (p value=0,002), quality of food (p value=0,000).Conslusion from this research is there is no relation between presentation

     procedures of food and situation of area place of treatment with the happening ofFood Waste at takes care of lodging patient third class in local public hospital

    Semarang. Based on research bacillus of suggestion submitted is for the side oflocal public hospital Semarang need to do counselling effort of nutritions

    especially about diet relating to condition of patient when taken care of as one of

    curative factor to patient in local public hospital Semarang through individualcounselling, for public or patient better realizes that food is one of supplementary

    factor too in process of healing, by finishing food can be protected from

    deficiencies nutrition causing can quicken day to take care of. While for

    researcher hereinafter need to be done further research about factor relating to the

    happening of Food Waste which has not been checked.

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    4/97

     

    iv

    PENGESAHAN

    Skripsi yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya

    Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang” 

    telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

    Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

    Pada hari :

    Tanggal :

    Panitia Ujian

    Ketua, Sekretaris,

    Drs. H. Harry Pramono, M.Si. dr. H. Mahalul Azam,

    M.Kes.

     NIP. 131 469 638 NIP. 132 297 151

    Penguji,

    1. 

    Drs. Bambang Wahyono, M.Kes. (Utama)

     NIP. 131 674 366

    2.  Drs. Sugiharto, M.Kes. (Anggota)

     NIP. 131 571 557

    3. 

    Irwan Budiono, S.KM., M.Kes. (Anggota)

     NIP. 132 308 392

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    5/97

     

    v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto:

    “Percaya anda dapat berhasil, maka anda pun akan benar-benar berhasil

    karena jika anda percaya, pikiran anda akan mencari jalan untuk

    mencapainya”(David J. Schwartz, 1996:1).

    Persembahan:

    Kupersembahkan skripsi ini kepada :

    1. 

    Ayahanda dan Ibunda tercinta

    sebagai dharma bakti ananda

    2.  Almamaterku

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    6/97

     

    vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

    hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan

    Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota

    Semarang” dapat terselesaikan dengan baik. Penyelesaian skripsi ini dimaksudkan

    untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

     pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

    Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai tersusunnya skripsi ini,

    dengan rasa rendah hati disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

    1.  Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

     Negeri Semarang, Bapak Drs. Moh. Nasution, M.Kes., atas ijin penelitian.

    2. 

    Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

    Universitas Negeri Semarang, Bapak dr. H. Mahalul Azam, M.Kes., atas

     persetujuan penelitian.

    3.  Pembimbing I, Bapak Drs. Sugiharto, M.Kes., atas arahan, bimbingan, dan

    masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

    4.  Pembimbing II, Bapak Irwan Budiono, S.KM., M.Kes., atas arahan,

     bimbingan, dan masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

    5. 

    Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Kota Semarang, Ibu Dr. Sis Eka

    Tjahjana atas ijin penelitiannya.

    6.  Kepala Bidang Ideologi dan Kewapadaan Nasional Kesbangpolinmas, Bapak

    Winarsono, SH atas ijin penelitiannya.

    7.  Dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, atas ilmunya selama kuliah.

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    7/97

     

    vii

    8. 

    Ayahanda dan Ibunda tercinta, atas dukungannya baik secara material maupun

    spiritual dalam penyelesaian skripsi ini.

    9.  Seluruh Pegawai dan Staf Instalasi Gizi RSUD Kota Semarang atas bantuan

    dalam pengambilan data dan pelaksanaan penelitian.

    10. 

    Teman-temanku khususnya Rini, Ifan, Maulida, Wawan, Dika, Hendra,

    Lasmi dan Didik atas bantuan dan motivasinya dalam penyelesaian skripsi ini.

    11. Semua pihak yang terlibat, atas bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

    Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat

    ganda dari Allah SWT. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

    karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna

     penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

    Semarang, Agustus 2009

    Penyusun

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    8/97

     

    viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL ...................................................................................................... i

    ABSTRAK ................................................................................................ ii

    ABSTRACT .............................................................................................. iii

    PENGESAHAN ......................................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v

    KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

    DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

    1.3 

    Tujuan penelitian .................................................................................. 5

    1.4 

    Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

    1.5 

    Keaslian Penelitian ................................................................................ 6

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 9

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori .................................................................................... 10

    2.1.1 Pelayanan Gizi Rumah Sakit .............................................................. 10

    2.1.2 Kegiatan Pokok Pelayanan Gizi.......................................................... 10

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    9/97

     

    ix

    2.1.3 Sumber Daya Pelayanan Gizi RS........................................................ 12

    2.1.4 Penyelenggaraan Makanan RS ........................................................... 13

    2.1.5 Sisa Makanan dan Faktor yang Mempengaruhi .................................. 17

    2.1.6 Cara Penentuan Sisa Makanan ........................................................... 21

    2.2 Kerangka Teori ..................................................................................... 22

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 23

    3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 24

    3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 24

    3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 25

    3.5 Definisi Operasional.............................................................................. 26

    3.6 Populasi dan Sampel ............................................................................ 27

    3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................. 29

    3.8 Sumber Data Penelitian ........................................................................ 32

    3.9 Teknik Pengambilan Data ..................................................................... 32

    3.10 Analisis Data ...................................................................................... 33

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    4.1 Analisis Univariat ................................................................................ 36

    4.2 Analisis Bivariat ................................................................................... 39

    BAB V PEMBAHASAN

    5.1 Hubungan antara Tata Cara Penyajian Makanan Rumah Sakit dengan

    Terjadinya Sisa Makanan ..................................................................... 44

    5.2 Hubungan antara Jadual Penyajian Makanan dengan Terjadinya SisaMakanan .............................................................................................. 45

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    10/97

     

    x

    5.3 Hubungan antara Suasana Lingkungan Tempat Perawatan RS dengan

    Terjadinya Sisa Makanan ..................................................................... 46

    5.4 Hubungan antara Makanan Luar Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa

    Makanan .............................................................................................. 46

    5.5 Hubungan antara Mutu Makanan Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa

    Makanan .............................................................................................. 47

    5.6 Kelemahan Penelitian ........................................................................... 48

    BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Simpulan .............................................................................................. 50

    6.2 Saran .................................................................................................... 51

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 52

    LAMPIRAN .............................................................................................. 54

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    11/97

     

    xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1.  Keaslian Penelitian ............................................................................... 6

    2.  Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ......................................... 26

    3.  Distribusi Responden berdasarkan Umur .............................................. 37

    4.  Distribusi Responden berdasarkan Tata Cara Penyajian Makanan ........ ...... 37

    5.  Distribusi Responden berdasarkan Jadual Penyajian Makanan ............. ...... 37

    6. 

    Distribusi Responden berdasarkan Keadaan Lingkungan Tempat Pera-

    watan ................................................................................................... ...... 38

    7. 

    Distribusi Responden berdasarkan Makanan Luar RS ........................... ...... 38

    8.  Distribusi Responden berdasarkan Mutu Makanan RS .......................... 39

    9.  Distribusi Responden berdasarkan Sisa Makanan ................................. ...... 39

    10. Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Tata Cara Penyajian Maka-

    nan dengan Terjadinya Sisa Makanan................................................... 40

    11. Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Jadual Penyajian Makanan

    dengan Terjadinya Sisa Makanan ........................................................ ...... 4112. Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Suasana Lingkungan Tem-

     pat Perawatan dengan Terjadinya Sisa Makanan ................................... ...... 41

    13. Hubungan antara Makanan Luar Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa

    Makanan .............................................................................................. ...... 42

    14. 

    Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Mutu Makanan RS dengan

    Terjadinya Sisa Makanan ..................................................................... ...... 43

    15. Rangkuman Hasil Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Terjadi-

    nya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD KotaSemarang ............................................................................................ ...... 43

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    12/97

     

    xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1.  Kerangka Teori ...................................................................................... 22

    2.  Kerangka Konsep ................................................................................... 23

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    13/97

     

    xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1.  Kuesioner Penelitian ............................................................................... 54

    2. 

    Formulir Pengamatan Sisa Makanan ...................................................... 58

    3. 

    Identitas Responden ............................................................................... 59

    4. 

    Persepsi Pasien Mengenai Tata Cara Penyajian Makanan di RS ............. 62

    5. 

    Persepsi Pasien Mengenai Jadual Penyajian Makanan di RS .................. 63

    6. 

    Persepsi Pasien Mengenai Suasana Lingkungan Tempat Perawatan diRS .......................................................................................................... 64

    7.  Persepsi Pasien Mengenai Makanan dari Luar RS .................................. 65

    8.  Persepsi Pasien Mengenai Mutu Makanan RS ........................................ 66

    9.  Persentase Sisa Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota

    Semarang ............................................................................................... 67

    10. Siklus Menu 10 Hari RSUD Kota Semarang .......................................... 69

    11. Cara Penghitungan Sisa makanan ........................................................... 71

    12. 

    Analisis Univariat .................................................................................. 72

    13. Analisis Bivariat .................................................................................... 75

    14. Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi ........................................... 80

    15. Melaksanakan Uji Validitas Kuesioner ................................................... 81

    16. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas ...................................... 82

    17. Surat Keterangan Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas .......................... 83

    18. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari RSUD Kota

    Semarang ............................................................................................... 84

    19. 

    Surat Keputusan Dosen Penguji Skripsi .................................................. 85

    20. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 86

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    14/97

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Tujuan umum pembangunan kesehatan seperti yang tercantum dalam

    Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) adalah mengusahakan kesempatan

    yang lebih luas, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh

    masyarakat (Depkes RI., 1991:1).

    Salah satu faktor pendukung agar masyarakat memperoleh derajat

    kesehatan yang optimal adalah dengan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan

    di rumah sakit. Rumah sakit merupakan tempat rujukan tertinggi dalam upaya

     pelayanan kesehatan dan sangat berperan di dalam upaya penyembuhan serta

     pemulihan pasien (Depkes RI., 1991:3).

    Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan salah satu komponen

    dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk meningkatkan mutu pelayanan

    kesehatan di rumah sakit, maka antara komponen satu dengan komponen yang

    lainnya harus saling berkaitan (Depkes RI., 1991:10). Menurut Kusindrati

    Sudibyo (1993:4), Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah pelayanan yang diberikan

    di rumah sakit bagi pasien rawat jalan dan rawat inap agar dapat memilih dan

    memperoleh makanan yang sesuai guna mencapai status gizi yang optimal.

    Berdasarkan mekanisme kerjanya, pelayanan gizi di rumah sakit

    mencakup empat kegiatan pokok. Kegiatan pokok tersebut meliputi pengadaan

    dan penyediaan makanan bagi orang sakit atau petugas, pelayanan gizi di ruang

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    15/97

    2

    rawat inap, penyuluhan atau konsultasi dan rujukan gizi, serta penelitian dan

     pengembangan gizi terapan (Depkes RI., 1991:14).

    Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap, merupakan rangkaian

    kegiatan yang dimulai dari upaya perencanaan penyusunan diet pasien hingga

     pelaksanaan evaluasi di ruang perawatan. Tujuan kegiatan pelayanan gizi tersebut

    adalah untuk memberi terapi diet yang sesuai dengan perubahan sikap pasien, dan

    untuk mencegah kambuhnya penyakit pasien (Depkes RI., 1991:24).

    Pelayanan gizi rumah sakit atau lebih dikenal dengan kegiatan usaha

     pemberian makanan atau pengobatan dengan diet atau terapi bagi pasien di rumah

    sakit dihadapkan pada beberapa masalah yang tidak ditemui pada

     penyelenggaraan makanan institusi lain. Masalah penyajian makanan kepada

    orang sakit lebih komplek dari pada penyajian makanan untuk orang sehat. Hal ini

    disebabkan terutama oleh nafsu makan, kondisi mental pasien yang berubah

    akibat penyakit yang dideritanya, aktivitas fisik yang menurun, selain itu sebagian

    dari pasien harus menjalani terapi diet (Sunita Almatsier, 1992:31).

    Peningkatan mutu makanan dan mutu pelayanan rumah sakit belum

    terlaksana dengan maksimal, sehingga berpengaruh kurang baik terhadap mutu

    makanan yang disajikan, akibatnya pasien meninggalkan banyak sisa makanannya

    (Sunita Almatsier, 1992:35). Apabila makanan yang disajikan sesuai kebutuhan

    tetapi tidak dihabiskan akan menyebabkan pasien mengalami defisiensi gizi yang

     berarti pelayanan gizi tidak tercapai secara optimal (Dewi Komalawati, dkk.,

    2005:37).

    Berdasarkan penelitian di beberapa RS, antara lain: RS Hasan Sadikin

    Bandung (RS tipe A), RS Kardinah Tegal (RS tipe B Non Pendidikan), RSD

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    16/97

    3

    Sunan Kalijaga Demak (RS tipe C) ditemukan adanya sisa makanan dari pasien

    rawat inap meliputi makanan pokok (nasi atau bubur), lauk hewani, lauk nabati,

    dan sayuran (Nurjawati Akmal, 1995:13).

    Sisa makanan dapat terjadi di rumah sakit milik pemerintah maupun

    rumah sakit swasta. Besarnya sisa makanan yang terjadi dipengaruhi oleh

     pelayanan gizi atau penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang sangat

    tergantung kepada kemampuan dan keadaan rumah sakit.

    RSUD Kota Semarang merupakan salah satu rumah sakit pemerintah di

    Semarang yang memiliki pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Alasan peneliti

    memilih RSUD Kota Semarang menjadi tempat penelitian karena selama ini

    RSUD Kota Semarang menjadi salah satu tempat rujukan bagi masyarakat kota

    Semarang untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu penelitian mengenai

    sisa makanan belum pernah dilakukan di RSUD Kota Semarang. Dari hasil survei

     pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 Juli 2008, jumlah keseluruhan

     pasien rawat inap di RSUD Kota Semarang sebanyak 107 pasien dimana tempat

     perawatan dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas I, kelas II, dan kelas III.

    Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya sisa makanan di RSUD Kota

    Semarang dilakukan dengan cara pengamatan secara kasar di bagian ruang rawat

    inap RSUD Kota Semarang. Pada saat survei ditemukan adanya sisa makanan

     berupa makanan pokok (nasi atau bubur), lauk hewani, lauk nabati dan sayuran

    yang cukup banyak baik makan pagi, makan siang maupun makan sore, dengan

    rata-rata persentase sebesar 48,29% yang terdiri dari kelas I ditemukan adanya

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    17/97

    4

    sisa makanan sebesar 4,67%, kelas II sebesar 15,59%, dan kelas III sebesar

    28,03%.

    Berdasarkan alasan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul

    “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SISA

    MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD KOTA

    SEMARANG”.

    1.2  Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ditemukan adanya sisa

    makanan pada kelas III di RSUD Kota Semarang sebesar 28,03% yang lebih

    tinggi dibandingkan kelas I dan II, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

    sebagai berikut:

    1.2.1  Rumusan Masalah Umum

    Faktor apakah yang berhubungan dengan terjadinya sisa makanan pada

     pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang?

    1.2.2  Rumusan Masalah Khusus

    1. 

    Adakah hubungan antara persepsi pasien mengenai tata cara penyajian

    makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di

    RSUD Kota Semarang?

    2.  Adakah hubungan antara persepsi pasien mengenai jadual makan rumah sakit

    dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD

    Kota Semarang?

    3.  Adakah hubungan antara persepsi pasien mengenai suasana lingkungan

    tempat perawatan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap

    kelas III di RSUD Kota Semarang?

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    18/97

    5

    4. 

    Adakah hubungan antara makanan luar rumah sakit dengan terjadinya sisa

    makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang?

    5.  Adakah hubungan antara persepsi pasien mengenai mutu makanan yang

    disajikan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di

    RSUD Kota Semarang?

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Umum

    Mengetahui faktor yang berhubungan dengan terjadinya sisa makanan

     pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang.

    1.3.2  Tujuan Khusus

    1. 

    Mengetahui hubungan antara persepsi pasien mengenai tata cara penyajian

    makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di

    RSUD Kota Semarang.

    2. 

    Mengetahui hubungan antara persepsi pasien mengenai jadual makan rumah

    sakit dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di

    RSUD Kota Semarang.

    3. 

    Mengetahui hubungan antara persepsi pasien mengenai keadaan atau suasana

    lingkungan tempat perawatan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien

    rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang.

    4. 

    Mengetahui hubungan antara makanan luar rumah sakit dengan terjadinya sisa

    makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang.

    5. 

    Mengetahui hubungan antara persepsi pasien mengenai mutu makanan yang

    disajikan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di

    RSUD Kota Semarang.

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    19/97

    6

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 

    Bagi Tenaga Kesehatan Bagian Gizi di RSUD Semarang

    Memberikan informasi mengenai persentase sisa makanan pada pasien

    rawat inap sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih

    meningkatkan mutu penyelenggaraan makanan rumah sakit melalui penyediaan

    makanan yang bermutu tinggi dan bergizi.

    1.4.2  Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES

    Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi akademik khususnya bagi

    Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES serta sebagai bahan informasi,

     bahan pembanding, bahan pustaka dan sebagai bahan masukan bagi penulis

    selanjutnya.

    1.4.3  Bagi penulis

    Menambah wawasan mengenai penyelenggaraan makanan di RS, mutu

    makanan yang disajikan RS, tata cara penyajian makanan RS, jadual penyajian

    makanan RS, suasana tempat perawatan, dan kebiasaan makan pasien.

    1.5 Keaslian Penelitian

    Penelitian sejenis dengan penelitian ini telah ada sebelumnya, namun

    terdapat perbedaan baik dari variabel yang diteliti maupun tempat dilakukannya

     penelitian (Tabel 1).

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    20/97

    7

    Tabel 1

    Keaslian PenelitianNo Perbedaa

    n

    Penelitian

    Toto Raharjo Candrasari

    Ratnaningrum

    Budhi Sulistyani

     

    1 2 3 4 5

    1 Judul

    Penelitian

    Mutu Penyelenggaraan

    Makanan RS di RSU Dr.Soeselo Slawi dan RSU

    Harapan Anda Tegal ditinjaudari sisa makanan biasa

     pasien rawat inap

    Hubungan antara

    Persepsi Pasien danSisa Makanan dengan

    Diet Biasa yangdisajikan pada Pasien

    Rawat Inap di RSBanyumanik

    Semarang

    Beberapa FaktorPenyebab TerjadinyaSisa Makanan Biasa

     pada Pasien RawatInap Di RSUD

    Kraton Pekalongan

    2

    3

    4

    5

    6

    Tahun

    Tempat

    Rancangan

    Penelitian

    VariabelPenelitian

    Instrumen

    Penelitian

    1997

    RSU Dr. Soeselo Slawi danRSU Harapan Anda Tegal

    Penelitian eksplanatoridengan metode survei dan pendekatan

    Cross Sectional

    Variabel terikat: sisa makananVariabel bebas: jadual makan,

     jenis kelamin, kelas perawatan, mutu makanan,

    cara penyajian, suasanalingkungan RS, makanan dariluar RS

    Kuesioner

    1)  Ada hubungan antara jadual makan dengan sisamakanan

    (X2

    hit=14,41>X2tab=9,49)

    2)  Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan sisa

    makanan (X2hit-

    =0,22

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    21/97

    8

    7

    Hasil

    Penelitian

    1)  Tidak ada

    hubungan antara persepsi pasienterhadap besar porsi dengan sisamakanan

    (p=0,706)2)  Tidak ada

    hubungan teksturdengan sisamakanan(p=0,675)

    1) Ada hubunganantara mutumakan dengansisa makanan

    (p=0,000) 2)  Tidak ada

    hubungan tata

    cara penyajianmakanan RS

    dengan sisamakanan(p=0,159)

    3)  Ada hubungan kelas perawatan dengan sisamakanan (X

    2hit-

    =9,54>X2tab=9,49)

    4)  Ada hubungan mutumakanan dengan sisamakanan (X

    2hit-

    =15,2>X2tab=9,49)

    5)  Ada hubungan cara penyajian makanandengan sisa makanan

    (X2hit=10,96>X2tab=9,49)6)  Ada hubungan makanan

    dari luar RS dengan sisamakanan (X

    2hit-

    =10,71>X2tab=5,99)7)  Tidak ada hubungan

    suasana lingkungan RS

    dengan sisa makanan(X2hit=0,51

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    22/97

    9

    4. 

    Variabel bebas mencakup persepsi pasien mengenai tata cara penyajian

    makanan RS, jadual penyajian makanan RS, suasana lingkungan tempat

     perawatan, makanan luar RS, dan mutu makanan RS.

    5.  Instrumen yang digunakan meliputi kuesioner, pengukuran dengan alat

    timbangan makanan, dan formulir pengamatan sisa makanan.

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian

    1.6.1 

    Ruang Lingkup Tempat

    Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

    Semarang yang berada di daerah Ketileng Semarang.

    1.6.2  Ruang Lingkup Waktu

    Penelitian ini dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 4-6 Mei 2009.

    1.6.3 

    Ruang Lingkup Materi

    Penelitian bidang Ilmu Gizi yang meneliti mengenai faktor yang

     berhubungan dengan terjadinya sisa makanan.

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    23/97

     

    10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)

    Rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan yang terus diupayakan

     pengembangannya. Salah satu bentuk pelayanan yang dilaksanakan adalah

     pelayanan gizi (Tjaronosari, dkk., 2005:9).

    Tujuan pelayanan gizi adalah memberikan makanan yang sesuai dengan

    kebiasaan dan kondisi pasien, melalui penyediaan makanan yang memenuhi

    kebutuhan gizi dan cita rasa dalam upaya mempercepat penyembuhan dan

    mencapai kondisi gizi optimal serta memperpendek hari perawatan (Nursiah A

    Mukrie, dkk., 1990:7).

    2.1.2 Kegiatan Pokok Pelayanan Gizi

    Menurut Depkes RI., (1991:6), berdasarkan mekanisme kerja pelayanan

    gizi di rumah sakit maka kegiatan PGRS dapat dikelompokkan menjadi empat

    kelompok kegiatan yaitu kegiatan pengadaan makanan, pelayanan gizi di ruang

    rawat inap, penyuluhan atau konsultasi gizi, serta kegiatan penelitian dan

     pengembangan gizi terapan.

    2.1.2.1 Kegiatan Pengadaan Makanan

    Pengadaan makanan adalah serangkaian kegiatan dimulai dari perencanaan

    macam dan jumlah bahan makanan, pengadaan bahan makanan hingga proses

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    24/97

    11

     penyediaan makanan matang bagi pasien dan karyawan di rumah sakit (Depkes

    RI., 1991:84). Kegiatan Pengadaan makanan dalam pelayanan gizi rumah sakit

    membutuhkan biaya sangat besar, sekitar 20-40 % anggaran rumah sakit

    digunakan untuk membeli bahan makanan, sehingga perlu mengelola biaya

    dengan baik agar dapat efisien dan efektif. Makanan yang menarik dan memenuhi

    cita rasa, sangat berpengaruh terhadap citra rumah sakit (Meriwati dan Setya

    Haksama, 2002:84).

    2.1.2.2 Kegiatan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap

    Pelayanan gizi di ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan yang dimulai

    dari pengumpulan data pasien untuk penyediaan diet yang sesuai dengan kondisi

    dan keadaan penyakit pasien hingga pemenatauan dan evaluasi diet melalui

     pengamatan konsumsi makanan pasien (Depkes RI., 1991:115).

    2.1.2.3 Konsultasi Gizi

    Konsultasi gizi bertujuan membuat perubahan pengetahuan, sikap dan

     perilaku makan, serta pola makan sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini dapat

    terlihat dari seberapa jauh kepatuhan pasien untuk melaksanakan diet yang telah

    ditentukan. Penyuluhan dan konsultasi gizi dapat diberikan secara perorangan

    maupun secara kelompok berdasarkan kesamaan terapi diet pasien (Depkes RI.,

    2003:21).

    2.1.2.4 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan

    Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan merupakan

     pendukung kegiatan PGRS, yang dilaksanakan secara terencana dan terus

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    25/97

    12

    menerus dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan gizi rumah sakit. Kegiatan

     penelitian dan pengembangan gizi terapan diupayakan dengan mendayagunakan

    sarana, fasilitas, dan dana yang tersedia (Depkes RI., 2003:40).

    2.1.3 Sumber Daya Pelayanan Gizi RS

    Untuk kelancaran kegiatan pelayanan gizi rumah sakit dalam upaya

     pelayanan gizi paripurna yang berperan dalam mendukung fungsi-fungsi rumah

    sakit dalam aspek pengobatan, pemulihan, pencegahan, dan peningkatan perlu

    ditunjang oleh sumber daya yang memadai meliputi tenaga, dana, dan sarana atau

     peralatan (Nursiah A Mukrie, dkk., 1990:8).

    2.1.3.1 Dana

    Anggaran belanja untuk penyelenggaraan makanan rumah sakit dapat

    terlaksana secara efektif dan efisien bila direncanakan penyusunan anggaran

    dengan seksama. Dalam penyusunan anggaran belanja hal-hal yang diperlukan

    adalah data tentang macam dan jumlah bahan makanan, jumlah konsumen atau

     pasien, kalkulasi total biaya dan pengusulan anggaran belanja selama setahun

    (Murni I Prakoso, 1990:7).

    2.1.3.2 Tenaga

    Mutu makanan yang baik adalah bila makanan yang disajikan mempunyai

    cita rasa yang tinggi dan dapat dihabiskan oleh pasien. Hal ini dapat dicapai bila

    terdapat tenaga yang profesional dan tersedia dalam jumlah yang memadai

    (Depkes RI., 2003:7).

    2.1.3.3 Sarana atau Peralatan 

    Kebutuhan akan peralatan atau sarana di instalasi gizi harus sesuai dengan

    arus kerja, unit kerja, menu dan jumlah pasien yang akan dilayani. Bila sarana

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    26/97

    13

    yang tersedia sesuai dengan jumlah pasien dan menu yang direncanakan, maka

    diharapkan dapat dihasilkan makanan yang berkualitas baik (Murni I Prakoso,

    1990:20).

    2.1.4 Penyelenggaraan Makanan RS

    Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan

    mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada

     pasien, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui

     pemberian diet yang tepat. Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit

    adalah pasien maupun karyawan rumah sakit tersebut. Dalam penyelenggaraan

    makanan rumah sakit standar masukan atau input  meliputi biaya, tenaga, metode,

    sarana dan prasarana. Standar proses meliputi penyusunan anggaran belanja bahan

    makanan, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, pembelian

     bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan

    makanan, serta pengolahan makanan dan pendistribusian makanan. Sedangkan

    standar keluaran atau output  adalah kepuasan konsumen (Depkes RI., 2003:26).

    2.1.4.1 Bentuk Penyelenggaraan Makanan di RS

    Bentuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit di bagi menjadi dua,

    yaitu:

    2.1.4.1.1 

    Penyelenggaraan Makanan Sistem Swakelola

    Jika penyelenggaraan makanan dilakukan dengan sistem swakelola maka

    instalasi atau unit pelayanan gizi bertanggung jawab untuk melaksanakan semua

    kegiatan penyelenggaraan makanan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan

    evaluasi.

    2.1.4.1.2 Penyelenggaraan Makanan Sistem Jasa Boga atau Out-Sourcing

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    27/97

    14

    Yaitu penyelengaraan makanan dengan memanfaatkan perusahaan jasa

     boga atau catering. Sistem Out-Sourcing  dibagi menjadi dua kategori yaitu  semi

    out sourcing dan full out sourcing . Pada sistem semi out sourcing , pengusaha jasa

     boga selaku penyelenggara makanan menggunakan sarana dan prasarana milik

    rumah sakit. Sedangkan sistem  full out sourcing   pengusaha jasa boga tidak

    menggunakan sarana dan prasarana milik rumah sakit melainkan milik

     perusahaannya sendiri.

    Dalam penyelenggaraan makanan dengan sistem  semi out sourcing  

    maupun  full out sourcing , fungsi ahli gizi rumah sakit adalah sebagai perencana

    menu, penentu standar porsi, dan pemesanan makanan (Depkes RI., 2003:26).

    2.1.4.2  Mekanisme Kegiatan Penyelenggaraan Makanan

    Mekanisme kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi:

    2.1.4.2.1 Perencanaan Anggaran Belanja

    Perencanaan anggaran belanja merupakan suatu kegiatan penyusunan

    anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi konsumen

    atau pasien yang dilayani, dengan tujuan tersedianya taksiran anggaran belanja

    makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan

    makanan bagi konsumen atau pasien yang dilayani sesuai dengan standar

    kecukupan gizi (Depkes RI., 2003:27).

    2.1.4.2.2 Perencanaan Menu

    Menu adalah rangkaian dari beberapa macam hidangan atau masakan yang

    disajikan untuk seseorang atau kelompok orang untuk setiap kali makan (Nursiah

    A Mukrie, dkk., 1990:57). Sedangkan perencanaan menu merupakan serangkaian

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    28/97

    15

    kegiatan menyusun hidangan dalam variasi yang serasi. Perencanaan menu

    merupakan salah satu fungsi manajemen dalam pengadaan makanan, oleh karena

    itu perencana menu harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang

    semua segi pelayanan makanan dan tanggung jawabnya. Kegiatan ini dilakukan

    untuk melayani banyak orang atau pasien dan dalam kurun waktu yang cukup

    lama, oleh sebab itu perlu adanya perencanaan menu yang baik (Wiwik Suminarti,

    1997:15).

    2.1.4.2.3 Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan

    Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan

    kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan makanan, yang

     bertujuan supaya tercapainya anggaran dan kebutuhan bahan makanan untuk

     pasien dalam satu tahun anggaran.

    2.1.4.2.4 Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan

    Merupakan kegiatan penyusunan permintaan bahan makanan berdasarkan

    menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang

    dilayani. Tujuan dari pemesanan dan pembelian bahan makanan adalah

    tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi yang

    ditetapkan pada rumah sakit tersebut.

    2.1.4.2.5 Penerimaan Bahan Makanan

    Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi

     pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas

     bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah

    ditetapkan.

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    29/97

    16

    2.1.4.2.6 Penyimpanan Bahan Makanan

    Penyimpanan bahan makanan merupakan suatu tata cara menata,

    menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik

    kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta

     pencatatan dan pelaporannya. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya bahan

    makanan siap untuk diolah dan digunakan dengan kualitas dan kuantitas yang

    tepat sesuai dengan perencanaan.

    2.1.4.2.7 Persiapan Bahan Makanan

    Persiapan bahan makanan merupakan kegiatan mempersiapkan bahan-

     bahan makanan serta bumbu-bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan.

    2.1.4.2.8 Pengolahan Bahan Makanan

    Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah atau

    memasak bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan,

     berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.

    2.1.4.2.9 Pendistribusian Makanan

    Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran

    makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen atau pasien

    yang dilayani baik itu pasien dengan menu makanan nasi maupun makanan

    khusus.

    Sistem penyaluran makanan yang digunakan sangat mempengaruhi

    makanan yang disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan

     perlengkapan yang ada. Ada 3 sistem penyaluran makanan yang biasa

    dilaksanakan di rumah sakit, yaitu sistem yang dipusatkan (sentralisasi) dimana

    makanan pasien dibagi dan disajikan dalam alat makan di tempat pengolahan

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    30/97

    17

    makanan., sistem yang tidak dipusatkan (desentralisasi) yaitu makanan pasien

    dibawa dari tempat pengolahan ke dapur ruang perawatan pasien, dalam jumlah

     banyak atau besar, untuk selanjutnya disajikan dalam alat makan masing-masing

     pasien sesuai dengan permintaan makanan, dan sistem kombinasi antara

    sentralisasi dan desentralisasi dimana penyaluran makanan kombinasi dilakukan

    dengan cara sebagian makanan ditempatkan langsung ke dalam alat makanan

     pasien sejak dari tempat produksi atau dapur, dan sebagian lagi dimasukkan ke

    dalam wadah besar, pendistribusiannya dilaksanakan setelah sampai di ruang

     perawatan (Depkes RI., 2003:39).

    2.1.5  Sisa Makanan dan Faktor yang Mempengaruhi

    2.1.5.1 Sisa Makanan

    Sisa makanan adalah volume atau persentase makanan yang tidak habis

    termakan dan dibuang sebagai sampah dan dapat digunakan untuk mengukur

    efektivitas menu (Dewi Komalawati dkk., 2005:38).

    2.1.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Sisa Makanan

    Sisa makanan terjadi karena makanan yang disajikan tidak habis dimakan

    atau dikonsumsi. Faktor utamanya adalah nafsu makan, tetapi ada faktor lain yang

    menyebabkan terjadinya sisa makanan antara lain faktor yang berasal dari luar

     pasien sendiri atau faktor eksternal dan faktor yang berasal dari dalam pasien atau

    faktor internal.

    Faktor eksternal  yaitu faktor yang berasal dari luar diri pasien sendiri yang

    meliputi: sikap petugas ruangan, jadual makan atau waktu pembagian makan,

    suasana lingkungan tempat perawatan, makanan dari luar RS, dan mutu makanan

    (Sjahmien Moehji, 1992:13).

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    31/97

    18

    2.1.5.2.1 Sikap Petugas Ruangan

    Daya tarik penyajian makanan tidak hanya dari makanan yang disajikan

    tetapi juga dari aspek petugas pada saat menyajikan, cara penyajian dan

    kebersihannya. Sikap yang ramah dan penyajian yang rapi dari petugas sangat

     berpengaruh terhadap daya terima pasien tentang makanan yang disajikan.

    2.1.5.2.2 Jadual makan

    Waktu pembagian makanan yang tepat dengan jam makan pasien serta

     jarak waktu yang sesuai antara makan pagi, siang dan malam hari dapat

    mempengaruhi habis tidaknya makanan yang disajikan. Bila jadual pemberian

    makan tidak sesuai maka makanan yang sudah siap akan mengalami waktu

     penungguan sehingga pada saat makanan akan disajikan ke pasien, makanan

    menjadi tidak menarik karena mengalami perubahan dalam suhu makanan.

    2.1.5.2.3 Suasana Lingkungan RS

    Lingkungan yang menyenangkan pada saat makan dapat memberikan

    dorongan pada pasien untuk menghabiskan makanannya. Suasana yang bersih dan

    tenang diduga dapat mempengaruhi kenikmatan pasien dalam menyantap

    makanan yang disajikan.

    2.1.5.2.4 Makanan dari luar RS 

    Makanan yang dimakan oleh pasien yang berasal dari luar RS akan

     berpengaruh terhadap terjadinya sisa makanan. Rasa lapar yang tidak segera

    diatasi pada pasien yang sedang dalam perawatan, timbulnya rasa bosan karena

    mengkonsumsi makanan yang kurang bervariasi menyebabkan pasien mencari

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    32/97

    19

    makanan tambahan dari luar RS atau jajan, sehingga kemungkinan besar makanan

    yang disajikan kepada pasien tidak dihabiskan. Bila hal tersebut selalu terjadi

    maka makanan yang diselenggarakan oleh pihak RS tidak dimakan sehingga

    terjadi sisa makanan.

    2.1.5.2.5 Mutu Makanan RS

    Menurut Sjahmien Moehji (1992:93), cita rasa makanan ditimbulkan oleh

    terjadinya rangsangan terhadap berbagai indera dalam tubuh manusia, terutama

    indera penglihatan, indera pencium, dan indera pengecap. Makanan yang

    memiliki cita rasa yang tinggi adalah makanan yang disajikan dengan menarik,

    menyebarkan bau yang sedap, dan memberikan rasa yang lezat. Cita rasa makanan

    mencakup dua aspek utama, yaitu penampilaan makanan sewaktu dihidangkan

    dan rasa makanan waktu dimakan.

    Penampilan makanan sewaktu disajikan ditentukan oleh beberapa faktor

    yaitu warna, bentuk, dan besar porsi makanan yang dihidangkan atau disajikan.

    Sedangkan rasa makanan merupakan faktor kedua yang menentukan cita rasa

    makanan setelah penampilan makanan itu sendiri. Rasa makanan ditentukan oleh

     beberapa faktor yaitu aroma, rasa, temperature  atau suhu dari makanan yang

    disajikan.

    Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pasien sendiri

    meliputi faktor psikis, faktor fisik, kebiasaan makan, dan jenis kelamin (Sjahmien

    Moehji, 1995:12).

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    33/97

    20

    2.1.5.2.6 Faktor Psikis

    Faktor psikis adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan kejiwaan.

    Keadaan psikis disebabkan menurunnya aktivitas fisik selama dirawat, rasa takut

    terhadap penyakit yang diderita, suasana sendiri karena jauh dari keluarga atau

    keadaan penyakit yang menghambat kebebasan gerak akan menimbulkan rasa

    sedih dan putus asa, sehingga keadaan tersebut mengurangi selera makan pasien.

    2.1.5.2.7 Faktor Fisik

    Keadaan fisik pasien berhubungan erat dengan keinginan serta

    kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan. Faktor fisik biasanya

    dipengaruhi oleh berat ringannya penyakit, jenis obat-obatan dan pengobatan yang

    diberikan secara tidak langsung menimbulkan rasa mual sehingga dapat

    mengurangi selera makan pasien.

    2.1.5.2.8 Kebiasaan Makan

    Perbedaan pola makan di rumah dan pada saat di RS akan mempengaruhi

    daya terima pasien terhadap makanan. Hal ini ditunjukkan melalui perbedaan

    waktu makan, keadaan dimana pasien harus makan seorang diri pada saat dirawat,

     penampilan makanan, maupun besar porsi makanan yang disajikan. Bila pola

    makan pasien tidak sesuai dengan makanan yang disajikan RS, akan

    mempengaruhi habis tidaknya makanan yang disajikan.

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    34/97

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    35/97

    22

    1. Skala 0 : dikonsumsi seluruhnya oleh pasien (habis dimakan)

    2. Skala 1 : tersisa ¼ porsi

    3. Skala 2 : tersisa ½ porsi

    4. Skala 3 : tersisa ¾ porsi

    5. Skala 4 : hanya dikonsumsi sedikit (1/9 porsi)

    6. Skala 5 : utuh atau tidak dikonsumsi (Candrasari Ratnaningrum, 2005:17).

    2.2 Kerangka Teori

    Berdasarkan teori di atas, dalam penelitian ini dibuat kerangka teori

    sebagai berikut (Gambar 1).

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    36/97

    23

    Gambar 1

    Kerangka Teori

    Sumber: Sjahmien Moehji, 1992; Nursiah A Mukrie, 1990; Depkes RI., 2003

    Pelayanan Gizi

    Rumah Sakit

    Penyelenggaraan

    Makanan

    Kepuasan pasien

    1. 

    KegiatanPengadaanMakanan

    2.  KegiatanPelayanan Gizidi ruang rawatinap

    3.  KegiatanPenyuluhanatau konsultasi

    dan rujukan gizi4.  Kegiatan

    Penelitian danPengembangangizi terapan

    Sumber Daya:1.  Tenaga2.  Dana3.  Sarana atau

     peralatan

    Faktor Eksternal:1.  Tata cara

     penyajianmakanan RS

    2.  Jadual penyajianmakanan RS

    3. 

    Suasanalingkungantempat perawatan

    4.  Makanan luar RS5.  Mutu makanan

    RS

    Faktor Internal:1.  Jenis kelamin2.  Kebiasaan

    makan dirumah

    3. 

    Fisik4.  Psikis

    Sisa Makanan

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    37/97

     

    24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konsep

    Kerangka Konsep dalam penelitian ini menggambarkan variabel-variabel

    yang diukur dalam penelitian tersebut. Adapun variabel-variabel yang diukur

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Gambar 2).

    Variabel Bebas Variabel Terikat

    Variabel Pengganggu

    Gambar 2

    Kerangka Konsep

    Keterangan:

    : tidak diteliti

    Persepsi pasien meliputi:1.  Tata cara penyajian

    makanan RS2.  Jadual penyajian

    makanan RS3.  Suasana lingkungan

    tempat perawatan4.  Makanan luar RS

    5.  Mutu makanan

    Sisa Makanan

    1. Jenis kelamin pasien2.  Kebiasaan makan

     pasien di rumah

    3. 

    Kondisi Fisik4.  Kondisi Psikis

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    38/97

    25

    3.2 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka hipotesis dari

     penelitian ini adalah:

    1.  Ada hubungan antara persepsi pasien mengenai tata cara penyajian makanan

    dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD

    Kota Semarang.

    2. 

    Ada hubungan antara persepsi pasien mengenai jadual makan rumah sakit

    dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD

    Kota Semarang.

    3.  Ada hubungan antara persepsi pasien mengenai suasana lingkungan tempat

     perawatan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di

    RSUD Kota Semarang.

    4.  Ada hubungan antara makanan luar rumah sakit dengan terjadinya sisa

    makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang.

    5.  Ada hubungan antara persepsi pasien mengenai mutu makanan yang disajikan

    dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD

    Kota Semarang.

    3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yaitu menjelaskan

    variabel yang saling berhubungan melalui pengujian statistik (Masri Singarimbun,

    1989:5). Metode yang digunakan adalah survei dengan pendekatan cross

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    39/97

    26

     sectional , karena data-data yang berhubungan dengan masalah dikumpulkan pada

    waktu yang bersamaan dan sesaat (Masri Singarimbun, 1989:25).

    3.4 Variabel Penelitian

    3.4.1 Variabel Bebas

    Menurut Sugiyono (2005:3), variabel bebas adalah variabel yang menjadi

    sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

    1. 

    Persepsi pasien mengenai tata cara penyajian makanan RS

    2.  Persepsi pasien mengenai jadual penyajian makanan RS

    3.  Persepsi pasien mengenai suasana lingkungan tempat perawatan

    4.  Makanan luar RS

    5.  Persepsi pasien mengenai mutu makanan

    Sedangkan variabel mengenai faktor fisik, psikis dan jenis kelamin serta

    kebiasaan makan pasien saat di rumah tidak diteliti. Faktor fisik pasien rata-rata

    dalam kondisi yang sama. Faktor psikis tidak diteliti karena keterbatasan ilmu dan

    kemampuan peneliti untuk mengukur kondisi psikis pasien. Variabel jenis

    kelamin tidak diteliti karena sudah pasti ada perbedaan antara besar porsi laki-laki

    dan perempuan namun demikian standar porsi di RSUD untuk laki-laki dan

     perempuan tidak dibedakan yaitu sama sebesar 2000 Kkal per hari. Sedangkan

    kebiasaan makan pasien pada saat di rumah dan selama dirawat di RS sudah pasti

    ada perbedaan baik itu susunan hidangan ataupun jadual makan.

    3.4.2 Variabel Terikat

    Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

    karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2005:3). Variabel terikat dalam

     penelitian ini adalah sisa makanan. Sisa makanan yang diteliti adalah makanan

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    40/97

    27

    yang disajikan rumah sakit dan tidak habis dimakan, meliputi makanan pokok

     berupa nasi atau bubur, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah.

    3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

    Definisi operasional memuat segala sesuatu yang dimaksudkan dalam

     penelitian, baik status variabel sebagai variabel bebas maupun variabel terikat,

    definisi, instrumen maupun skala pengukuran (Tabel 2).

    Tabel 2

    Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

    Variabel Definisi Operasioanal Ukuran Skala Instrumen

    1 2 3 4 5

    Sisamakanan

    Persepsi

     pasienmengenai

    tata cara penyajianmakananRS

    Persepsi pasienmengenai jadual penyajian

    makanandi RS

    Jumlah kalori darimakanan yang tidakterkonsumsi oleh pasienyang disajikan RS, yangdihitung denganmembandingkan antara

    kalori dari makanan yangtidak terkonsumsi dengankalori dari makanan yangdirencanakan olehinstalasi gizi

    Penilaian pasien

    terhadap kelengkapandan kebersihan peralatan

    makanan yang disajikan,serta sikap petugas

     penyaji makanan meliputikeramahan dankebersihan penyaji pada

    saat menyajikan makanan

    Persepsi pasien mengenai jadual pembagianmakanan oleh penyajikepada pasien baik

    makan pagi, siangmaupun malam

    1. Tinggi bila >20%dari ketetapankalori per hari diRSUD

    2. Rendah bila ≤20%dari ketetapan

    kalori per hari diRSUD

    (I Dewa NyomanSupariasa, dkk.,2002:114)

    1.  Baik (jika skor

    >12)2.  Kurang baik (jika

    skor ≤12)(Saifuddin Azwar,

    2005:109)

    1.  Tepat (jika skor>5)

    2.  Tidak tepat (jikaskor ≤5)

    (Saifuddin Azwar,

    2005:109)

    Ordinal

    Ordinal

     Nominal

    Timbangandanformulir pengamatan sisamakanan

    Kuesioner

    Kuesioner

    Lanjutan (tabel 2)

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    41/97

    28

    1 2 3 4 5Persepsi

     pasienmengenaisuasana

    lingkungan perawatan

    Makananluar RS

    Persepsi pasienmengenaimutumakanan

    Persepsi pasien

    mengenai suasanatempat pasien dirawatyang meliputi

    kebersihan danketenangan pada saat

     pasien makan

    Pasienmengkonsumsimakanan yang bukan

    disajikan dari rumahsakit

    Persepsi pasienmengenai rasa, suhu,variasi, penampilandan besar porsimakanan yangdisajkan RS

    1. Baik (jika skor >8)

    2. 

    Kurang baik (jikaskor ≤8)

    (Saifuddin Azwar,

    2005:109)

    1.  Ada (jika skor >2)2. Tidak ada (jika skor

    ≤2)

    (Saifuddin Azwar,2005:109)

    1. Baik (jika skor >11)2. Kurang baik (jika

    skor ≤11)(Saifuddin Azwar,2005:109)

    Ordinal

     Nominal

    Ordinal

    Kuesioner 

     

    Kuesioner

    Kuesioner

    3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.6.1 Populasi

    Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien rawat inap di kelas III

    dengan jumlah pasien sebanyak 82 orang, yang terdiri dari ruang Parikesit

    sebanyak 25 orang, Prabu Kresna sebanyak 18 orang, Yudistira sebanyak 23

    orang, dan Dewi Kunti sebanyak 16 orang.

    3.6.2 Sampel

    Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik  simple random

     sampling, yaitu bahwa setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang

    sama untuk diseleksi sebagai sampel (Soekidjo Notoadmodjo, 2005:85). Sampel

    diperoleh dari semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai

     berikut:

    Kriteria Inklusi:

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    42/97

    29

    1.  Usia 18-55 tahun

    2. 

    Telah menjalani perawatan minimal 2 hari

    3.  Pasien mendapat makanan pokok (nasi atau bubur) dari RS

    4.  Pasien tidak mengalami gangguan pencernaan

    5.  Pasien bersedia menjadi responden

    Kriteria Eksklusi:

    1. 

    Responden tidak bersedia mengikuti penelitian

    2.  Responden tidak ada ditempat selama proses penelitian

    Untuk perhitungan besar sampel minimal menggunakan rumus sebagai

     berikut:

    ( )

    ( ) ( ) P  P  Z  N d 

     N  P  P  Z n

    −+−

    −=

    1.1

    1.2

    2/1

    2

    2

    2/1

    α  

    α    

    Keterangan:

    n = Perkiraan besar sampel

    Z =1,960 (tingkat kepercayaan 95%)

     N = Jumlah populasi

    P = 0,5 proporsi keadaan yang akan dicari (berdasarkan survey pendahuluan)

    d = Presisi jarak (10%) atau 0,01 (Lamenshow Stanley, 1997:54).

    Berdasarkan rumus tersebut besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah:

    ( )

    ( ) ( )5,015,0.84,318201,0

    82.5,015,0.84,3

    −+−

    −=n  

    96,081,0

    82.25,0.84,3

    +

    =  

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    43/97

    30

    77,1

    72,78=  

    47,44=  dibulatkan menjadi 45

    Jadi jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini sebanyak 45 orang.

    Penentuan jumlah sampel per ruang rawat inap khususnya kelas III dipilih secara

     proporsional sehigga didapatkan jumlah sampel yang seimbang di setiap ruangan,

    dimana ruangan yang dijadikan pemilihan sampel ada tiga ruangan yang

    memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi yaitu ruang Yudistira sebanyak 15

    orang, ruang Dewi Kunti sebanyak 15 orang dan ruang Prabu Kresna sebanyak 15

    orang

    3.7 Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah perangkat yang digunakan untuk mengungkap

    data (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:48). Instrumen yang digunakan dalam

     penelitian ini adalah:

    3.7.1 Kuesioner

    Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

    hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2002:128).

    Kusioner dalam penelitian ini berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang

    digunakan untuk memperoleh data mengenai karakteristik pasien dan faktor yang

    mempengaruhi terjadinya sisa makanan meliputi tata cara penyajian makanan,

     jadual penyajian makanan, suasana lingkungan tempat perawatan, makanan luar

    RS, dan mutu makanan RS.

    Sebelum dilakukan penelitian perlu dilakukan uji coba kuesioner yang

    akan digunakan nantinya. Uji coba dilakukan pada responden yang mempunyai

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    44/97

    31

    karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Tujuan dari uji coba

    kuesioner adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner yang akan

    digunakan pada penelitian.

    3.7.1.1 Validitas

    Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut dapat

    mengukur apa yang diukur. Sedangkan untuk mengetahui valid atau tidaknya

    kuesioner, maka perlu diuji korelasi antar tiap item pertanyaan dengan skor total.

    Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi “ product moment”.  Menurut

    Furqon (2002:94) istilah  product moment   didasarkan kepada hasil kali antara X

    dan Y sebagai skor simpangan dari rata-rata masing-masing peubah. Adapun

    rumus yang digunakan yaitu:

    ( ) ( )

    ( ){ }   ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑

    −−

    =2222 Y Y  N  X  X  N 

    Y  X  XY  N r  xy  

    Keterangan:

    r xy : Indeks korelasi kuesioner

    X : Skor pertanyaan yang diuji

    Y : Skor total

    XY : Skor pertanyaan yang diuji dikalikan dengan skor total (Suharsimi

    Arikunto, 2002:146).

    Kuesioner diuji cobakan kepada responden yang memiliki karakteristik

    hampir sama dengan calon sampel penelitian maka dipilih pasien rawat inap di

    RSUD Kota Semarang sebagai tempat uji coba kuesioner penelitian, oleh karena

    tempat uji validitas kuesioner dan tempat penelitian sama, adapun pertimbangan

    dari peneliti yaitu responden pada saat uji validitas dan penelitian tidak sama atau

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    45/97

    32

     berbeda. Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal maka

     jumlah responden sebanyak 30 orang.

    Kuesioner dinyatakan valid jika setelah dilakukan uji validitas dengan

    menggunakan rumus “ product moment ” diperoleh hasil r hitung > r tabel, dan

    kuesioner dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel. Diketahui r tabel pada tabel

    “ product moment ”, untuk jumlah responden {N} = 30, pada α  = 5% adalah 0,361.

    Setelah dilakukan penghitungan atau uji dengan program SPSS versi 12.0,

    diperoleh hasil bahwa dari 26 item pertanyaan yang diujikan terdapat 3 item

     pertanyaan yang tidak valid, yaitu item pertanyaan D4, D5 dan F7 karena r hitung

    < r tabel yaitu 0,227, 0,244 dan 0,119. Sedangkan 23 item pertanyaan lainnya

    dinyatakan valid karena r hitung > r tabel.

    3.7.1.2 Reliabilitas

    Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

    dapat diandalkan. Kuesioner yang dinyatakan valid untuk selanjutnya perlu

    dilakukan reliabilitas dengan rumus ” Alpha Cronbach”, dengan menggunakan

     program SPSS versi 12.0. Adapun uji reliabilitas menurut Sugiyono (2005:283)

    dengan rumus sebagai berikut :

    ( )   ⎪⎭

    ⎪⎬⎫

    ⎪⎩

    ⎪⎨⎧

    =∑

    2

    2

    1

    1 St 

    Si

     K 

     K ri  

    Keterangan :

    ri  : Koefisien Reliabilitas

    K : Mean kuadrat antara subyek

    ∑Si2  : Mean kuadrat kesalahan

    St 2  : Varians total

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    46/97

    33

    Jika nilai ri > r tabel berarti instrumen tersebut reliabel. Nilai Cronbach’s

     Alpha  pada penelitian ini sebesar 0,905 sehingga 23 item pertanyaan tersebut

    dinyatakan reliabel karena nilai alpha > 0,361.

    3.7.2 Pengukuran

    Pengukuran dengan cara penimbangan dengan menggunakan alat

    timbangan makanan kapasitas 2 kg yang dilakukan untuk mengetahui jumlah sisa

    makanan pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang.

    3.7.3 Formulir Pengamatan Sisa Makanan

    Formulir pengamatan sisa makanan digunakan untuk mencatat jenis

    makanan apa saja yang tidak terkonsumsi oleh pasien dalam sehari sehingga dapat

    dihitung jumlah kalori dari makanan yang tidak terkonsumsi.

    3.8 Sumber Data Penelitian

    Sumber data penelitian ini, yaitu data primer diperoleh melalui kuesioner

    untuk mengetahui informasi mengenai karakteristik pasien, serta faktor-faktor

    yang mempengaruhi kaitannya dengan terjadinya sisa makanan di RSUD Kota

    Semarang. Adapun untuk memperoleh informasi ini perlu adanya suatu

    wawancara dengan responden yang dipandu oleh seorang  guide  kuesioner.

    Sedangkan data sekunder diperoleh dari tata usaha rumah sakit dan data dari

    Instalasi Gizi di RSUD Semarang.

    3.9 Teknik Pengambilan Data

    3.9.1 Penyebaran Kuesioner

    Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data mengenai

    karakteristik pasien dan faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan pada

     pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang, meliputi tata cara penyajian

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    47/97

    34

    makanan RS, jadual penyajian makanan RS, suasana lingkungan tempat

     perawatan, makanan luar RS, dan mutu makanan RS. Penyebaran kuesioner

    dilakukan sesudah pasien selesai mengkonsumsi makanan yang disajikan oleh

     petugas RS.

    3.9.2 Pengukuran

    Pengukuran dilakukan untuk mengetahui jumlah sisa makanan pada pasien

    rawat inap kelas III di RSUD Kota Semarang selama tiga hari dimana dalam

     penelitian ini terdapat tiga ruangan yang dapat diteliti, sehingga satu hari untuk

    satu ruangan. Pengukuran dengan menggunakan timbangan. Timbangan yang

    digunakan adalah timbangan makanan dengan kapasitas 2 kg, setelah sisa

    makanan ditimbang lalu dicatat dengan menggunakan formulir pengamatan sisa

    makanan. Kemudian membandingkan antara kalori dari makanan yang tidak

    terkonsumsi dengan kalori dari makanan yang direncanakan oleh instalasi gizi di

    RSUD Kota Semarang. Namun untuk mengetahui sisa makanan tersebut berasal

    dari tempat makan responden atau tidak, peneliti menempelkan kertas skotlet yang

    telah diberi kode yang ditempelkan sebelum makanan tersebut didistribusikan

    oleh petugas penyaji makanan kepada pasien atau responden.

    3.9.3 Dokumentasi

    Pengambilan data yang diperoleh dari data instalasi Gizi di RSUD Kota

    Semarang mengenai jumlah pasien, jadual pembagian makanan dan menu makan

     pasien.

    3.10 Analisis Data

    Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data, mulai dari

    membuat editing, koding, skoring dan tabulasi. Langkah selanjutnya yakni

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    48/97

    35

    analisis data. Teknik analisis data pada penelitian ini diolah secara statistik dengan

    menggunakan program SPSS versi 12.0. Adapun analisisnya sebagai berikut:

    3.10.1  Analisis Univariat

    Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

    Analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap-taip variabel yang

    kemudian disajikan dengan mendiskripsikan semua variabel sebagai bahan

    informasi dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi (Soekidjo Notoadmojo,

    2005:188).

    3.10.2 Analisis Bivariat

    Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan variabel bebas

    dengan variabel terikat. Uji statistik yang dipergunakan dalam penelitian ini

    adalah uji chi square dan jika tidak memenuhi syarat uji tersebut, maka uji yang

    dipakai adalah uji  fisher   untuk tabel 2×2 dan penggabungan sel sebagai langkah

    alternatif uji chi square untuk tabel selain 2×2 serta tabel 2×k, sehingga terbentuk

    tabel baris×kolom (B×K) yang baru. Taraf signifikansi yang digunakan adalah

    95% atau taraf kesalahan 0,05%, dimana rumus Chi square sebagai berikut:

    Rumus:

    ( )∑

      −=

    E

    EOx

    2

    Sedangkan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel

     bebas dengan variabel terikat, maka digunakan koefesien kontingensi.

    Rumus:

    2

    2

     X n

     X C 

    +

    =  

    Keterangan:

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    49/97

    36

    O= nilai observed

    E= nilai ekspeted

    Signifikasi dari hasil pengujian ditetapkan ρ < 0,05.

    Kriteria Keeratan hubungan menggunakan koefesien kontingensi menurut

    Sugiyono (2005:216) yaitu sebagai berikut:

    1. 0,00 – 0,199 = hubungan sangat lemah

    2. 0,20 – 0,399 = hubungan lemah

    3. 0,40 – 0,599 = hubungan cukup kuat

    4. 0,60 – 0,799 = hubungan kuat

    5. 0,80 – 1,000 = hubungan sangat kuat

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    50/97

     

    37

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    4.1 Analisis Univariat

    4.1.1 Karakteristik Umum

    Responden dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap kelas III di

    Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang ketika dilaksanakan penelitian

     jumlah responden sebanyak 45 orang. Adapun karakteristik responden dalam

     penelitian ini antara lain:

    4.1.1.1 Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur

    Dalam penelitian ini untuk menentukan rentang nilai dalam kelompok

    umur menurut Sugiyono (2005:29) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    i = R/m

    m = 1+3,3 log n

    Keterangan :

    i : Panjang kelas

    m : Kelas interval

    n : Jumlah pengamatan

    R : Rentang data

    Berdasarkan rumus di atas diperoleh rentang nilai pada kelompok umur adalah 7.

    Hasil data penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui bahwa

     persentase terbesar kelompok umur responden adalah pada umur 26-33 tahun

    yaitu sebanyak 17 orang atau 37,8%, sedangkan untuk persentase terkecil

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    51/97

    38

    kelompok umur responden pada umur 18-25 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau

    6,7% (Tabel 3).

    Tabel 3

    Distribusi Responden berdasarkan Umur

    No Interval Umur (tahun) Frekuensi (%)

    1. 18-25 3 6,72. 26-33 17 37,8

    3. 34-41 12 26,74. 42-49 9 20,0

    5. >=50 4 8,9

    Jumlah 45 100,0

    4.1.1.2 Distribusi Responden berdasarkan Tata Cara Penyajian Makanan di

    RS

    Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui

     bahwa persentase persepsi responden terhadap tata cara penyajian makanan di RS

    yang menyatakan persepsi baik sebanyak 37 orang atau 82,2%, sedangkan

    responden yang menyatakan kurang baik terhadap tata cara penyajian makanan di

    RS sebanyak 8 orang atau 17,8% (Tabel 4).

    Tabel 4

    Distribusi Responden berdasarkan Tata Cara Penyajian Makanan

    No Tata Cara Penyajian Frekuensi (%)

    1. Baik 37 82,2

    2. Kurang Baik 8 17,8

    Total 45 100,0

    4.1.1.5 Distribusi Responden berdasarkan Jadual Penyajian Makanan di RS

    Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui

     bahwa persentase persepsi responden terhadap jadual penyajian makanan di RS

    yang menyatakan persepsi tepat waktu sebanyak 14 orang atau 31,1%, sedangkan

    responden yang menyatakan tidak tepat waktu atau terlambat terhadap jadual

     penyajian makanan di RS sebanyak 31 orang atau 68,9% (Tabel 5).

    Tabel 5

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    52/97

    39

    Distribusi Responden berdasarkan Jadual Penyajian Makanan

    No Jadual Penyajian Frekuensi (%)

    1. Tepat Waktu 14 31,12. Tidak Tepat atau Terlambat 31 68,9

    Total 45 100,0

    4.1.1.6 Distribusi Responden berdasarkan Suasana Lingkungan Tempat

    Perawatan di RS

    Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui

     bahwa persentase persepsi responden terhadap suasana lingkungan tempat

     perawatan di RS yang menyatakan persepsi baik sebanyak 23 orang atau 51,1%,

    sedangkan responden yang menyatakan persepsi kurang baik terhadap keadaan

    lingkungan tempat perawatan di RS sebanyak 22 orang atau 48,9% (Tabel 6).

    Tabel 6

    Distribusi Responden berdasarkan Suasana Lingkungan Tempat Perawatan

    NoSuasana Lingkungan Tempat

    PerawatanFrekuensi (%)

    1. Baik 23 51,12. Kurang Baik 22 48,9

    Total 45 100,0

    4.1.1.7 Distribusi Responden berdasarkan Makanan Luar RS

    Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui

     bahwa persentase persepsi responden terhadap makanan luar RS yang menyatakan

     persepsi ada atau mengkonsumsi makanan luar RS sebanyak 24 orang atau 53,3%,

    sedangkan responden yang menyatakan persepsi tidak ada atau tidak

    mengkonsumsi makanan luar RS sebanyak 21 orang atau 46,7% (Tabel 7).

    Tabel 7

    Distribusi Responden berdasarkan Makanan Luar RS

    No Makanan Luar RS Frekuensi (%)

    1. Ada 24 53,32. Tidak ada 21 46,7

    Total 45 100,0

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    53/97

    40

    4.1.1.8 Distribusi Responden berdasarkan Mutu Makanan RS

    Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui

     bahwa persentase persepsi responden terhadap mutu makanan RS yang

    menyatakan persepsi baik sebanyak 19 orang atau 42,2%, sedangkan responden

    yang menyatakan persepsi kurang baik terhadap mutu makanan RS sebanyak 26

    orang atau 57,8% (Tabel 8).

    Tabel 8

    Distribusi Responden berdasarkan Mutu Makanan RS

    No Mutu Makanan RS Frekuensi (%)

    1. Baik 19 42,2

    2. Kurang Baik 26 57,8

    Total 45 100,0

    4.1.1.9 Distribusi Responden berdasarkan Sisa Makanan

    Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui

     bahwa persentase responden yang meninggalkan sisa makanan yang termasuk ke

    dalam kategori tinggi sebanyak 27 orang atau 60%, sedangkan responden yang

    meninggalkan sisa makanan dengan kategori rendah yaitu sebanyak 18 orang atau

    40% (Tabel 9).

    Tabel 9

    Distribusi Responden berdasarkan Sisa Makanan

    No Sisa Makanan RS Frekuensi (%)

    1. Tinggi 27 60,0

    2. Rendah 18 40,0

    Total 45 100,0

    4.2 Analisis Bivariat

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    54/97

    41

    Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi square  Jika

    tidak memenuhi syarat uji tersebut, dimana syarat uji Chi square adalah tidak ada

    sel yang nilai observed yang bernilai nol dan tidak ada sel yang nilai expeted

    kurang dari 5, jika syarat uji Chi square tidak terpenuhi maka uji alternatif yang

    dipakai adalah uji fisher .

    4.2.1  Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Tata Cara Penyajian

    Makanan Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Pengkategorian tata cara penyajian makanan dalam penelitian ini, meliputi

     baik dan kurang baik. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu

    tinggi dan rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab yang pertama diperoleh

    hasil yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji chi square, yaitu terdapat 2

    sel yang nilai expectednya kurang dari 5, maka dilakukan uji fisher diperoleh nilai

     p value sebesar 1,000 sehingga nilai p>0,05 dan Ho diterima, yang artinya tidak

    ada hubungan antara persepsi pasien mengenai tata cara penyajian makanan

    dengan terjadinya sisa makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.

    Tabel 10

    Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Tata Cara Penyajian Makanan

    dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Tata carapenyajian

    Sisa makanan Jumlah Nilaip

    Tinggi Rendah

    n % n % N %

    Kurang Baik 5 62,5 3 37,5 8 1001,000Baik 22 59,5 15 40,5 37 100

    Jumlah 27 60,0 18 40,0 45 100

    4.2.2  Hubungan Antara Persepsi Pasien Mengenai Jadual Penyajian

    Makanan Rumah Sakit Dengan Terjadinya Sisa Makanan

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    55/97

    42

    Pengkategorian jadual makanan dalam penelitian ini, meliputi tepat dan

    tidak tepat. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan

    rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab  diperoleh hasil yang memenuhi

    syarat untuk dilakukan uji chi square  diperoleh nilai p value sebesar 0,010,

    sehingga nilai p0,05 dan Ho diterima, yang artinya tidak ada

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    56/97

    43

    hubungan antara persepsi pasien mengenai keadaan lingkungan tempat perawatan

    dengan terjadinya sisa makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.

    Tabel 12

    Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Suasana Lingkungan Tempat

    Perawatan dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Suasana

    Lingkungan

    Tempat

    Perawatan

    Sisa makanan Jumlah Nilai

    pTinggi Rendah

    n % n % N %

    Kurang Baik 16 72,7 6 27,3 22 100

    0,161Baik 11 47,8 12 52,2 23 100Jumlah 27 60,0 18 40,0 45 100

    4.2.4  Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Makanan dari Luar

    Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Pengkategorian makanan dari luar RS dalam penelitian ini, meliputi ada

    dan tidak ada. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan

    rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab  diperoleh hasil yang memenuhi

    syarat untuk dilakukan uji chi square  diperoleh nilai p value sebesar 0,002,

    sehingga nilai p

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    57/97

    44

    Tidak ada 7 33,3 14 66,7 21 100 0,002 0,454

    Jumlah 27 60,0 18 40,0 45 100

    4.2.5  Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Mutu Makanan Rumah

    Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Pengkategorian mutu makanan RS dalam penelitian ini, meliputi baik dan

    kurang baik. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan

    rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab  diperoleh hasil yang memenuhi

    syarat untuk dilakukan uji chi square  diperoleh nilai p value sebesar 0,000

    sehingga nilai p

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    58/97

    45

    3. Suasana lingkungan tempat perawatan 0,161 -4. Makanan luar RS 0,002 0,454

    5. Mutu makanan RS 0,000 0,562

    BAB V

    PEMBAHASAN

    5.1  Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Tata Cara Penyajian

    Makanan Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Berdasarkan hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa persentase

     persepsi responden terhadap tata cara penyajian makanan di RS yang menyatakan

     persepsi baik sebanyak 37 orang atau 82,2%, sedangkan responden yang

    menyatakan kurang baik terhadap tata cara penyajian makanan di RS sebanyak 8

    orang atau 17,8%.

    Sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

    hubungan antara persepsi pasien mengenai tata cara penyajian makanan dengan

    terjadinya sisa makanan di RSUD Kota Semarang. Hal tersebut dibuktikan dalam

    hasil analisis bivariat diperoleh nilai p value sebesar 1,000 (p>0,05).

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    59/97

    46

    Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budhi Sulistyani

    (2003:62) bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tata cara penyajian

    makanan dengan terjadinya sisa makanan di rumah sakit. Hal ini disebabkan

    karena pelayanan yang dilakukan oleh RSUD Kota Semarang termasuk baik.

    Petugas penyelengara makanan yang mendistribusikan makanan kepada pasien

    sudah baik hal ini dapat dilihat dari keramahan petugas yang selalu tersenyum dan

    menyapa pasien pada saat memberikan makanan, petugas juga berlaku sopan

    kepada pasien hal ini dapat dilihat pada waktu memberikan makanan, petugas

    memberikan makanan ke tangan pasien secara hati-hati, selain itu juga petugas

    selalu menjaga kebersihan baik itu kebersihan pakaian maupun peralatan

    makanan.

    5.2  Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Jadual Penyajian Makanan

    dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Berdasarkan hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa dapat diketahui

     bahwa persentase persepsi responden terhadap jadual penyajian makanan di RS

    yang menyatakan persepsi tepat waktu sebanyak 14 orang atau 31,1%, sedangkan

    responden yang menyatakan tidak tepat waktu atau terlambat terhadap jadual

     penyajian makanan di RS sebanyak 31 orang atau 68,9%.

    Sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

    antara persepsi pasien mengenai jadual penyajian makanan dengan terjadinya sisa

    makanan di RSUD Kota Semarang. Hal tersebut dibuktikan dalam hasil analisis

     bivariat diperoleh nilai p value sebesar 0,010 (p

  • 8/18/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan Pd Px Rawat Inap RSUD Kota Semarang

    60/97

    47

    makanan. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sjahmien Moehji

    (1992:13) bahwa waktu pembagian makanan yang tepat dengan jam makan pasien

    serta jarak waktu yang sesuai antara makan pagi, siang dan malam hari dapat

    mempengaruhi habis tidaknya makanan yang disajikan. Bila jadual pemberian

    makan tidak sesuai maka makanan yang sudah siap akan mengalami waktu

     penungguan sehingga pada saat makanan akan disajikan ke pasien, makanan

    menjadi tidak menarik karena mengalami perubahan dalam suhu makanan.

    Sedangkan menurut Tiurma Heryawanti, dkk., (2004:93) bahwa waktu penyajian

    makanan merupakan faktor eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya sisa

    makanan. Waktu penyajian yang tidak tepat dapat menyebabkan berkurangnya

    selera untuk menghabiskan makanan yang disajikan.

    5.3  Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Suasana Lingkungan

    Tempat Perawatan RS dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Berdasarkan hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa persentase

     persepsi responden terhadap keadaan lingkungan tempat perawatan di RS yang

    menyatakan persepsi baik sebanyak 23 orang atau 51,1%, sedangkan responden

    yang menyatakan persepsi kurang baik terhadap keadaan lingkunga