8
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Sistem saraf pusat (SSP) merupakan sistem saraf yang dapat mengendalikan sistem saraf lainnya didalam tubuh dimana bekerja dibawah kesadaran atau kemauan. SSP biasa juga disebut sistem saraf sentral karena merupakan sentral atau pusat dari saraf lainnya. Sistem saraf pusat ini dibagi menjadi dua yaitu otak (ensevalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Sistem saraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik misalnya hipnotik sedativ. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat terbagi menjadi obat depresan saraf pusat yaitu anastetik umum, hipnotik sedativ, psikotropik, antikonvulsi, analgetik, antipiretik, inflamasi, perangsang susunan saraf pusat. Dalam percobaan ini mahasiswa farmasi diharapkan mampu untuk mengetahui dan memahami bagaimana efek farmakologi obat depresan saraf pusat dimana dalam percobaan ini mahasiswa mengamati anastetik umum dan hipnotik sedativ yang diujikan pada hewan coba

farmakologi2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmakologi

Citation preview

Page 1: farmakologi2

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Sistem saraf pusat (SSP) merupakan sistem saraf yang dapat mengendalikan sistem saraf

lainnya didalam tubuh dimana bekerja dibawah kesadaran atau kemauan. SSP biasa juga

disebut sistem saraf sentral karena merupakan sentral atau pusat dari saraf lainnya. Sistem

saraf pusat ini dibagi menjadi dua yaitu otak (ensevalon) dan sumsum tulang belakang (medula

spinalis).

Sistem saraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak

spesifik misalnya hipnotik sedativ. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat terbagi menjadi

obat depresan saraf pusat yaitu anastetik umum, hipnotik sedativ, psikotropik, antikonvulsi,

analgetik, antipiretik, inflamasi, perangsang susunan saraf pusat.

Dalam percobaan ini mahasiswa farmasi diharapkan mampu untuk mengetahui dan

memahami bagaimana efek farmakologi obat depresan saraf pusat dimana dalam percobaan ini

mahasiswa mengamati anastetik umum dan hipnotik sedativ yang diujikan pada hewan coba

mencit (Mus musculus). Obat yang digunakan untuk anastetik umum yaitu eter, kloroform dan

alkohol 96%, sedangkan untuk hipnotik sedativ digunakan diazepam dan fenobarbital

Adapun dalam bidang farmasi pengetahuan tentang sistem saraf pusat perlu untuk

diketahui khususnya dalam bidang ilmu farmakologi toksikologi karena mahasiswa farmasi

dapat mengetahui obat-obat apa saja yang perlu atau bekerja pada sistem saraf pusat. Hal

inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.

Page 2: farmakologi2

B. Tujuan pratikum

a. untuk menentukan efek obat anastesi umum,hipnotik dan sedative terhadap hewan

coba mencit(Mus musculus)berdasarkan parameter onset dan durasi.

b. Untuk menentukan efek obat antidepresi terhadap hewan coba mencit

(Musmusculus)berdasarkan parameter durasi diam.

c. Stimulant susunan saraf pusat terhadap hewan coba mencit(Musmusculus)

berdasarkan parameter frekwensi dan durasi gerak.

Page 3: farmakologi2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Teori umum

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan

berkesinambungan serta terutama terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme

sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur.

Susunan saraf terdiri dari susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan

saraf pusat terdiri dari otak (ensevalon) dan medula spinalis (sumsum tulang

belakang) (Gunawan, 2007).

Anastetik umum adalah senyawa obat yang dapat menimbulkan anastesi

(an=tanpa, aesthesis=perasaan) atau narkosa, yakni suatu keadaan depresi umum

yang bersifat reversible dari banyak pusat sistem saraf pusat, dimana seluruh

perasaan dan kesadaran ditiadakan, agak mirip dengan pingsan (Sloane, 2003).

Anastetik umum digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan memblok

reaksi serta menimbulkan relaksasi pada pembedahan. Tahap-tahap anastesi

antara lain (Sloane, 2003) :

Efek anastetik ini pada mencit antara lain dapat dideteksi dengan Touch

respon, yaitu dengan menyentuh leher mencit atau tikus dengan suatu benda

misalnya pensil. Jika mencit tidak bereaksi maka mencit/tikus terpengaruh oleh

anastetik. Selain itu pasivitas juga dapat mengindikasikan pengaruh anastesi.

Pasivitas yaitu mengukur respon mencit bila diletakkan pada posisi yang tidak

normal, misalnya mencit yang normal akan menggerakkan kepala dan anggota

Page 4: farmakologi2

badan lainnya dalam usaha melarikan diri, kemudian hal yang sama tetapi dalam

posisi berdiri, mencit normal akan meronta-ronta. Mencit yang diam kemungkinan

karena terpengaruh oleh senyawa anastetik. Uji neurologik yang lain berkaitan

dengan anastetik ialah uji ringhting refles (Ganiswarna, 1995).

Mekanisme terjadinya anesthesia sampai sekarang belum jelas

meskipun dalam bidang fisiologi SSP dan susunan saraf perifer terdapat kemajuan

hebat sehingga timbul berbagai teori berdasarkan sifat obat anestetik,misalnya

penurunan transmisi sinaps, penurunan konsumsi oksigen dan penurunan aktivitas

listrik SSP (Tan Hoan Tjay, dkk 2002).

Hipnotik atau obat tidur (hypnos=tidur), adalah suatu senyawa yang bila

diberikan pada malam hari dalam dosis terapi, dapat mempertinggi keinginan

fisiologis normal untuk tidur, mempermudah dan menyebabkan tidur. Bila senyawa

ini diberikan untuk dosis yang lebih rendah pada siang hari dengan tujuan

menenangkan, maka disebut sedativa (obat pereda). Perbedaannya dengan

psikotropika ialah hipnotik-sedativ pada dosis yang benar akan menyebabkan

pembiusan total sedangkan psikotropika tidak. Persamaannya yaitu menyebabkan

ketagihan (Mutscler, 1991).

Dalam mempengaruhi kemampuan mengatur suatu pembiusan perlu

dipertimbangkan bahwa dalam pembiusan yang ditimbulkan oleh suatu obat

Page 5: farmakologi2

pembius tertentu ditentukan oleh konsentrasinya dalam sistem saraf pusat dan

bahwa ini bergantung pada (Mutscler, 1991) :

Tidur adalah kebutuhan suatu makhluk hidup untuk menghindarkan dari

pengaruh yang merugikan tubuh karena kurang tidur. Pusat tidur di otak mengatur

fungsi fisiologis ini. Pada waktu terjadi miosis, bronkokontriksi, sirkulasi darah

lambat, stimulasi peristaltik dan sekresi saluran cerna (Sulistia 2007).

B.Uraian bahan

Page 6: farmakologi2