34
MAKALAH FARMASI FISIKA KOLOID Disusun Oleh : Suti Susilawati (13040046) Yuni Widyastuti (13040051) Rahmawati (13040037) Riki Dede Mulyadi (13040039) Setyo Nur Arifin (13040062) Mia Amaliya (13040063) Murti Dwi Adiyati (13040027) Muhamad Ardiyanto (13040026) Syifa Nurul Aini (13040053) Adha Oke (13040054) Ummu Imaroh (13040048) Rita Mahfudoh Zahro (13040040) Nurul Aini Wahidah (13040036)

Farmasi Fisika_Koloid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasi fisika

Citation preview

Page 1: Farmasi Fisika_Koloid

MAKALAH FARMASI FISIKA

KOLOID

Disusun Oleh :

Suti Susilawati (13040046)

Yuni Widyastuti (13040051)

Rahmawati (13040037)

Riki Dede Mulyadi (13040039)

Setyo Nur Arifin (13040062)

Mia Amaliya (13040063)

Murti Dwi Adiyati (13040027)

Muhamad Ardiyanto (13040026)

Syifa Nurul Aini (13040053)

Adha Oke (13040054)

Ummu Imaroh (13040048)

Rita Mahfudoh Zahro (13040040)

Nurul Aini Wahidah (13040036)

Siska Purnama Sari (13040043)

Hanif Fajar R (13040015)

Reno Ardiansyah (13040038)

Dosen Pembimbing :

Okpri Meyla, S.Farm, M.Sc, Apt.

Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyyah Tangerang

JL.Raya Pemda Km.4 No.13 Tigaraksa Tangerang

Telp. (021) 59409211

2015

Page 2: Farmasi Fisika_Koloid
Page 3: Farmasi Fisika_Koloid

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan berbagai macam nikmat

dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul KOLOID ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah koloid ini telah kami susun sedemikian rupa tentunya dengan bantuan

berbagai macam pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama

proses pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sebagai

salah satu syarat standar kelulusan nilai bagi matakuliah farmasi fisika.

Namun tidak terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak

kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh karena itu, kami mengundang para

pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

bagi kita sekalian.

Tangerang, 4 Juni 2015

Penyusun

i

Page 4: Farmasi Fisika_Koloid

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 2

C. Tujuan Penulisan …………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 3

A. Pengertian Koloid ………………………………………………… 3

B. Sistem Koloid Dalam Pengelompokan Campuran ………………… 3

C. Macam – macam Koloid Pengelompokan …………………………. 4

D. Beberapa macam koloid dan penggunannya ………………………. 6

E. Sifat – sifat Koloid ………………………………………………. 8

F. Kegunaan Koloid ………………………………………………….. 12

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………… 15

A. Kesimpulan ………………………………………………………… 15

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 17

ii

Page 5: Farmasi Fisika_Koloid

iii

Page 6: Farmasi Fisika_Koloid

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat

homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm),

sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak

terpengaruh oleh gayagravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak

terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak

dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan

merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel

juga merupakan sistem koloid.Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia

industri karena kepentingannya.

Cabang ilmu kimia yang diaplikasikan dalam industri cat adalah penerapan konsep

sistem koloid. Dimana, dalam cat ini ada 2 (dua) fase zat yang  bercampur menjadi satu.

Partikel-partikel yang bercampur tidak dapat diamati dengan mata telanjang, melainkan

harus menggunakan suatu alat bantu yang berupa mikroskop ultra. Dalam hal ini, fase zat

yang terdispersi adalah zat padat dan zat cair sebagai medium pendispersinya.Pada pencampuran dua zat

yang berbeda fase ini tidak terjadi pengendapan.Sehingga konsep sistem koloid ini sangat tepat

digunakan dalam industri cat. Lebih jauh, konsep sistem koloid yang diterapkan dalam

dunia industri tidak hanya sebatas zat  padat yang terdispersi dalam medium pendispersi

yang berupa zat cair. Berbagai jenis sistem koloid telah diterapkan di dunia industri dan

hasilnya terciptalah berbagai produk industri yang bisa dinikmati, seperti susu, kerupuk,

mentega, dan lain sebagainya. Jadi sistem koloid sangat berguna  bagi kehidupan

manusia. Dalam dunia industri, kadangkala dijumpai suatu bahan yang tidak dapat larut

dalam suatu  pelarut. Oleh karena itu, untuk membuat bahan tersebut stabil (dapat larut)

diterapkanlah konsep sistem koloid ini.Hal ini karena koloid mempunyai gerak

Brown.Sifat inilah yang menyebabkan suatu bahan yang tidak stabil menjadi stabil.

Karena partikel-partikel bergerak terus-menerus, maka  partikel-partikel koloid dapat

mengimbangi gaya grafitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi (pengendapan).

Sehingga, pembelajaran dan pemahaman mengenai berbagai jenis sistem koloid, khususnya yang

1

Page 7: Farmasi Fisika_Koloid

2

diaplikasikan dalam dunia industri sangat diperlukan untuk menunjang kemajuan dunia

perindustrian

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu koloid ?

2. Apa saja jenis-jenis koloid ?

3. Bagaimana penggunaan koloid ?

4. Apa saja sifat-sifat koloid ?

5. Bagaimana cara membuat koloid ?

6. Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan ?

7. Apa saja contoh koloid dalam kehidupan sehri-hari ?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan apa itu koloid.

2. Menjelaskan macam-macam koloid.

3. Menjelaskan penggunaan koloid.

4. Menjelaskan sifat-sifat koloid.

5. Menjelaskan cara membuat koloid.

6. Menjelaskan cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan.

7. Menjelaskan contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.

Page 8: Farmasi Fisika_Koloid

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Koloid

  Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di

mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi atau yang dipecah)

tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi atau pemecah).Ukuran

partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter,

panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah

adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain

tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly,

dll.  

Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau

suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa

pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4

cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut.

Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar.Koloid

emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing

mengandung jutaan atom emas atau lebih.Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel

yang mengandung sekitar seribu molekul S8.Suatu contoh molekul yang sangat besar

(disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin.Berat molekul dari molekul ini 66800

s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.

B. Sistem Koloid Dalam Pengelompokkan Campuran

Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran

homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Dengan kata lain, campuran koloid

merupakan bentuk peralihan campuran dari heterogen menjadi homogen. Pada dasarnya

campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur pembentuk campuran itu sudah

menyatu dan sulit dibedakan.Hanya saja campuran itu tidak dibentuk oleh sebaran-

sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul.Namun karena

bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan molekul itu sulit dikenali lagi.

3

Page 9: Farmasi Fisika_Koloid

4

Untuk membedakan sistem koloid dengan sistem pemcapuran lainnya, perhatikanlah

tabel berikut!

C.

Macam-macam Koloid dan Pengelompokkannya

Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan

fase pendispersi (fase luar, medium).Zat yang fasenya tetap, disebut zat

pendispensi.Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.

Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid

sol, emulsi, dan buih.

1. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.

2. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.

3. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.

Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis

1. KOLOID SOL

Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut:

a. Sol padat (padat-padat)

Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase

padat. Contoh: logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja.

b. Sol cair (padat-cair)

LARUTAN KOLOID SUSPENSI

Terdiri atas satu fasa Terdiri atas satu fasa Terdiri atas dua fasa

Homogen Homogen Heterogen

Jernih Keruh Keruh

Tidak memisah jika

didiamkan

Tidak memisah jika

didiamkan

Memisah jika didiamkan

Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring

Tidak dapat diamati Dapat diamati dengan

mikroskop ultra

Dapat diamati dengan

mikroskop biasa

Diameter partikel < 10-7

cm.

Diameter partikel 10-7 - 10-5

cm.

Diameter partikel > 10-5 cm.

Penulisan A (aq) Penulisan A (s) Penulisan A (s)

Page 10: Farmasi Fisika_Koloid

5

Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase

cair.Berarti, Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair.

Contoh: cat, tinta, dan kanji.

c. Sol gas (padat-gas)

Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat

fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas. Contoh:

asap dan debu.

2. KOLOID EMULSI

Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:

a. Emulsi padat (cair-padat)

Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase

padat.Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat. Contoh:

mentega, keju, jeli, dan mutiara.

b. Emulsi cair (cair-cair)

Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat

fase cair.Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair. Contoh:

susu, minyak ikan, dan santan kelapa.

c. Emulsi gas (cair-gas)

Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam

zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas. Contoh:

obat-obat insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.

3. KOLOID BUIH

Kolodi buih erdiri atas dua jenis, , yaitu sebagai berikut:

a. Buih padat (gas-padat)

Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase

padat.Hal ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa

jok dan batu apung.

b. Buih cair (gas-cair)

Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase

cair.Berarti, zat terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun,

buih soda, dan krim kocok.

Page 11: Farmasi Fisika_Koloid

6

Klasifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola penggolongan, yakni

seperti dalam tabel berikut.       

No Fase

Terdispersi

Fase

Pendispersi

Nama Koloid Contoh

1 Gas Cair buih, deterjen buih sabun, shampoo, krim

kocok

2 Gas Padat busa padat karet busa, batu apung

3 Cair Gas aerosol cair Kabut

4 Cair Cair emulsi susu, santan, minyak ikan,

es krim

5 Cair Padat emulsi padat mutiara, jeli, keju

6 Padat Gas aerosol padat Asap

7 Padat Cair sol cat, tinta, larutan agar-agar

8 Padat Padat sol padat,

logam

kaca berwarna, campuran

D. Beberapa Macam Koloid Dan Penggunaannya

Ada banyak penggunaan  sistem koloid  baik di dalam kehidupan sehari-hari 

maupun dalam berbagai industri  seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan

sebagainya. Beberapa macam koloid tersebut antara lain :

1. Aerosol

Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat  atau cair terdispersi dalam gas.

Aerosol  yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara.

Dalam industri modern, banyak sediaan insektisida  dan kosmetika yang diproduksi

dalam bentuk aerosol, dan sering  kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara

lain adalah hair spray, deodorant dan obat nyamuk.

2. Sol

Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan.

Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita

mengenal dua macam sol;

a) Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan,

sehingga terbentuk  suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya

“cinta cairan” (Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang

Page 12: Farmasi Fisika_Koloid

7

setengah padat disebut gel. Contoh gel antara lain selai dan gelatin. Ciri-ciri sol

liofil :

Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan

medium terdispersinya

Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan

Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat

proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang

teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil

tidak saling bergabung

Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi

Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit

Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan

koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan

medium pendispersinya.

Memberikan efek Tyndall yang lemah

Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali

b) Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan.

Liofib artinya “takut cairan” (phobia=takut). ). Contoh koloid liofob adalah sol

sulfida dan sol logam. Ciri-cirinya :

Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium

pendisperinya

Memiliki muatan positif atau negative

Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya.

Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang

bermuatan listrik

Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi

Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai

muatan

Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah

menjadi sol

Memberikan efek Tyndall yang jelas

Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel

Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas

masing-masing disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut

Page 13: Farmasi Fisika_Koloid

8

air).Contoh koloid hidrofil adalah kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin.Adapun

contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfide dan sol-sol logam.

3. Emulsi

Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium

pendispersi sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu  campuran koloid,

harus ditambahkan zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan  emulsi lemak

dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam 

air banyak yang dibuat dan dipanaskan  dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi

minyak ikan.Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.

E. Sifat-Sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-

partikel koloid.Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar.

Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris.

Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.

Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat

larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan

menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan

dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-

partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya,

pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi

hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

2. Gerak Brown

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak

lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah

mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan

bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-

partikel suatu zat senantiasa bergerak.

Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya

bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi

Page 14: Farmasi Fisika_Koloid

9

zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan

partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala

arah.Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung

tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan

perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian

pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.

Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak

ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh

suhu.Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang

dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari

partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya,

semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

3. Absorpsi

Absorpsi  ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada

permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.

(Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang

terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena

permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena

permukaannya menyerap ion S2.

4. Muatan koloid

Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid.Semua partikel koloid

memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak antar

partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan kestabilan

pada sistem koloid.Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral. Berikut penjelasan

tentang sumber muatan koloid, kestabilan, lapisan bermuatan ganda, elektroforesis

koloid sol, dan proses – proses lainnya pada koloid sol :

1. Sumber muatan koloid sol

Partikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara, yaitu :

Proses adsorpsi

Partikel koloid dapat mengadsorpsi partikel bermuatan dari fase

pendispersinya.Jenis muatan tergantung dari jenis partikel yang bermuatan.

Page 15: Farmasi Fisika_Koloid

10

Partikel sol Fel (OH)3 kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium

pendisperinya sehingga bermuatan positif, sedangkal partikel sol As2S3

mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif.

Sol AgCI dalam medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebihan akan

mengadsorpsi Ag+ sehingga bermuatan positif. Jika anion CI- berlebih, maka sol

AgCI akan mengadsorpsi ion CI- sehingga bermuatan positif.

Proses ionisasi gugus permukaan partikel

Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus-gugus

yang ada pada permukaan partikel koloid. Contohnya adalah koloid protein dan

koloid sabun/ deterjen. Berikut penjelasannya :

a. Koloid protein

Koloid protein adalah jenis koloid sol yang mempunyai gugus yang

bersifat asam (-COOH) dan biasa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi

dan memberikan muatan pada molekul protein. Pada pHrendah , gugus basa –

NH2 akan menerima proton dan membentuk gugus –NH3. pH tinggi, gugus –

COOH akan mendonorkan proton dan membentuk gugus – COO-. Pada pH

intermediet partikel protein bermuatan netral karena muatan –NH3+ dan COO-

saling meniadakan.

b. Koloid sabun dan deterjen

Pada konsentrasi relatif pekat, molekul ini dapat bergabung

membentuk partikel berukuran koloid yang disebut misel.Zat yang molejulnya

bergabung secara spontan dalam suatu fase pendispersi dan membentuk

partikel berukuran koloid disebut koloid terasosiasi.

Sabun adalah garam karboksilat dengan rumus R-COO-Na+. Anion R-

COO- terdiri dari gugus R- yang bersifat non pola. Gugus R- atau ekor non-

polar tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat.

2. Kestabilan Koloid

Page 16: Farmasi Fisika_Koloid

11

Terdapat beberapa gaya pada sistem koloid yang menentukan kestabilan

koloid, yaitu sebagai berikut:

a) Gaya pertama ialah gaya tarik – menarik yang dikenaln dengan gaya London –

Van der Waals. Gaya ini menyebabkan partikel – partikel koloid berkumpul

membentuk agregat dan akhirnya mengendap.

b) Gaya kedua ialah gaya tolak menolak. Gaya ini terjadi karena

pertumpangtindihan lapisan ganda listrik yang bermuatan sama. Gaya tolak –

menolak tersebut akan membuat dispersi koloid menjadi stabil.

c) Gaya ketiga ialah gaya tarik – menarik antara partikel koloid dengan medium

pendispersinya. Terkadang, gaya ini dapat menyebabkan terjadinya agregasi

partikel koloid dan gaya ini juga dapat meningkatkan kestabilan sistem koloid

secara keseluruhan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid ialah muatan

permukaan koloid.Besarnya muatan pada permukaan partikel dipengaruhi oleh

konsentrasi elektrolit dalam medium pendispersi. Penambahan kation pada

permukaan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menetralkan muatan

tersebut dan menyebabkan koloid menjadi tidak stabil.

Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk

penggunaannya. Contoh: es krim, tinta, cat. Untuk itu digunakan koloid lain yang

dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut

koloid pelindung. Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3. Untuk koloid yang berupa

emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan

yang membentuk emulsi. Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi

minyak dan air.

5. Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.Dengan

terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.Koagulasi

dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara

kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

6. Koloid pelindung

Page 17: Farmasi Fisika_Koloid

12

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain

dari proses koagulasi.

7. Dialisis

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut

proses dialisis.

8. Elektroforesis

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan

menggunakan arus listrik.

F. Kegunaan Koloid

Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam

kehidupan sehari-hari.Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu

dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara

homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.

Beberapa contoh koloid

1. Industri Makanan : pembuatan keju, mentega, susu, saus salad

2. Industri kosmetika dan perawatan tubuh : krim, pasta gigi, sabun

3. Industri cat : pembuatan cat

4. Industri kebutuhan rumah tangga : sabun, deterjen

5. Industri pertanian : peptisida dan insektisida

6. Industri farmasi : minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Kegunaan Koloid dalam Bidang Farmasi

Didalam farmasi system koloid banyak digunakan. Beberapa senyawa misalnya :

perak koloid/argentum proteinum dugunakan membunuh mikroorganisme dalam tetes

mata merah. Kelebihan sistem koloid dalam farmasi mempunyai sifat tidak mengiritasi

karena sebetulnya tidak larut. Plasma protein merupakan protein yang dapat mengikat

obat didalam darah sehingga obat dapat aktif. Beberapa bahan alam membentuk dispersi

koloid dapat digunakan untuk membuat system bentuk sediaan obat.

Page 18: Farmasi Fisika_Koloid

13

Beberapa polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan termasuk dispersi

koloid.

a. Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif.Jika

terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang

mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di

protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah

dilakukan.

b. Membantu pasien gagal ginjal

Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut

merupakan dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah

sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil

dapat melewati selaput semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada

kantung hanya tersisa  koloid saja. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan

prinsip dialisis koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah

penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan.Darah yang telah bersih kemudian

dimasukkan kembali ke tubuh pasien.

c. Sebagai deodorant

Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau

mengendapkan protein dalam keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja

kelenjar keringat sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.

d. Sebagai bahan makanan dan obat

Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk

koloid sehingga mudah diminum.Contohnya obat dalam bentuk kapsul.

e. Sebagai bahan kosmetik

Ada berbagai bahan kosmetik kosmetik berupa padatan, tetapi lebih baik

digunakan dalam bentuk cairan.Untuk itu biasanya dibuat berupa koloid dengan

tertentu.

Page 19: Farmasi Fisika_Koloid

14

f. Sebagai bahan pencuci

Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan

detergen. Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi

sebagai emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air  sehingga

kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan

dengan air.

g. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup

Kadang-kadang gulam masih mengandung pengotor sehingga jika dilaturkan

tidak jernih, pada industri pembuatan sirup, untuk menghilangkan pengotor ini

biasanya digunakan putih telur.Setelah gula larut, sambil diaduk ditambahkan putih

telur sehingga putih telur tersebut menggumpal dan mengadsorpsi pengotor.Selain

putih telur, dapat juga digunakan zat lain, seperti tanah diatome atau arang aktif.

h. Penggunaan Arang Aktif

Arang aktif merupakan contoh dari adsorben yang dibuat dengan cara

memanaskan arang dalam udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan untuk

menjerap berbagai zat.Obat norit (obat sakit perut) mengandung zat arang aktif yang

berfungsi menjerap berbagai zat dan racun dalam usus. Arang aktif ini juga digunakan

para topeng gas, lemari es (untuk menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk

mengikat asap nikotin dan tar).

Page 20: Farmasi Fisika_Koloid

15

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan makalah ini bahwa dapat disimpulkan yaitu Koloid adalah suatu

campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang

berukuran koloid (fase terdispersi atau yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain

(medium pendispersi atau pemecah).Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.Ukuran

yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel.

Macam-macam Koloid dan Pengelompokkannya

Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan

fase pendispersi (fase luar, medium).Zat yang fasenya tetap, disebut zat

pendispensi.Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.

Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol,

emulsi, dan buih.

1. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.

2. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.

3. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.

Sifat – sifat Koloid yaitu : efek tyndall, gerak brown, absorpsi, muatan koloid, koagulasi

koloid, koloid pelindung, dialysis, dan elektroforesis.

Kegunaan Koloid

1. Industri Makanan : pembuatan keju, mentega, susu, saus salad

2. Industri kosmetika dan perawatan tubuh : krim, pasta gigi, sabun

3. Industri cat : pembuatan cat

4. Industri kebutuhan rumah tangga : sabun, deterjen

5. Industri pertanian : peptisida dan insektisida

6. Industri farmasi : minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Page 21: Farmasi Fisika_Koloid

16

Kegunaan Koloid dalam Bidang Farmasi

Didalam farmasi system koloid banyak digunakan. Beberapa senyawa misalnya : perak

koloid/argentum proteinum dugunakan membunuh mikroorganisme dalam tetes mata merah.

Kelebihan sistem koloid dalam farmasi mempunyai sifat tidak mengiritasi karena sebetulnya

tidak larut. Plasma protein merupakan protein yang dapat mengikat obat didalam darah

sehingga obat dapat aktif. Beberapa bahan alam membentuk dispersi koloid dapat digunakan

untuk membuat system bentuk sediaan obat.

Beberapa polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan termasuk dispersi koloid.

Penggumpalan darah, membantu pasien gagal ginjal, sebagai deodorant, sebagai bahan

makanan dan obat, sebagai bahan kosmetik, sebagai bahan pencuci, penghilang kotoran pada

proses pembuatan sirop, dan penggunaan arang aktif.

Page 22: Farmasi Fisika_Koloid

17

DAFTAR PUSTAKA

https://rwahyu46.wordpress.com/2014/01/14/penggunaan-sistem-koloid-dalam-

kehidupan-sehari-hari.

http://kimiafisikafarmasi.tumblr.com/

Sudarmo Unggul. 2005. Kimia untuk SMA kelas XI seri SMS. Surakarta: Erlangga 

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007