Upload
syifanurulaini
View
54
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
farmasi fisika
Citation preview
MAKALAH FARMASI FISIKA
KOLOID
Disusun Oleh :
Suti Susilawati (13040046)
Yuni Widyastuti (13040051)
Rahmawati (13040037)
Riki Dede Mulyadi (13040039)
Setyo Nur Arifin (13040062)
Mia Amaliya (13040063)
Murti Dwi Adiyati (13040027)
Muhamad Ardiyanto (13040026)
Syifa Nurul Aini (13040053)
Adha Oke (13040054)
Ummu Imaroh (13040048)
Rita Mahfudoh Zahro (13040040)
Nurul Aini Wahidah (13040036)
Siska Purnama Sari (13040043)
Hanif Fajar R (13040015)
Reno Ardiansyah (13040038)
Dosen Pembimbing :
Okpri Meyla, S.Farm, M.Sc, Apt.
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyyah Tangerang
JL.Raya Pemda Km.4 No.13 Tigaraksa Tangerang
Telp. (021) 59409211
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan berbagai macam nikmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul KOLOID ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah koloid ini telah kami susun sedemikian rupa tentunya dengan bantuan
berbagai macam pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
proses pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sebagai
salah satu syarat standar kelulusan nilai bagi matakuliah farmasi fisika.
Namun tidak terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh karena itu, kami mengundang para
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita sekalian.
Tangerang, 4 Juni 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 2
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 3
A. Pengertian Koloid ………………………………………………… 3
B. Sistem Koloid Dalam Pengelompokan Campuran ………………… 3
C. Macam – macam Koloid Pengelompokan …………………………. 4
D. Beberapa macam koloid dan penggunannya ………………………. 6
E. Sifat – sifat Koloid ………………………………………………. 8
F. Kegunaan Koloid ………………………………………………….. 12
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………… 15
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 17
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat
homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm),
sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak
terpengaruh oleh gayagravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak
terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak
dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel
juga merupakan sistem koloid.Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia
industri karena kepentingannya.
Cabang ilmu kimia yang diaplikasikan dalam industri cat adalah penerapan konsep
sistem koloid. Dimana, dalam cat ini ada 2 (dua) fase zat yang bercampur menjadi satu.
Partikel-partikel yang bercampur tidak dapat diamati dengan mata telanjang, melainkan
harus menggunakan suatu alat bantu yang berupa mikroskop ultra. Dalam hal ini, fase zat
yang terdispersi adalah zat padat dan zat cair sebagai medium pendispersinya.Pada pencampuran dua zat
yang berbeda fase ini tidak terjadi pengendapan.Sehingga konsep sistem koloid ini sangat tepat
digunakan dalam industri cat. Lebih jauh, konsep sistem koloid yang diterapkan dalam
dunia industri tidak hanya sebatas zat padat yang terdispersi dalam medium pendispersi
yang berupa zat cair. Berbagai jenis sistem koloid telah diterapkan di dunia industri dan
hasilnya terciptalah berbagai produk industri yang bisa dinikmati, seperti susu, kerupuk,
mentega, dan lain sebagainya. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan
manusia. Dalam dunia industri, kadangkala dijumpai suatu bahan yang tidak dapat larut
dalam suatu pelarut. Oleh karena itu, untuk membuat bahan tersebut stabil (dapat larut)
diterapkanlah konsep sistem koloid ini.Hal ini karena koloid mempunyai gerak
Brown.Sifat inilah yang menyebabkan suatu bahan yang tidak stabil menjadi stabil.
Karena partikel-partikel bergerak terus-menerus, maka partikel-partikel koloid dapat
mengimbangi gaya grafitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi (pengendapan).
Sehingga, pembelajaran dan pemahaman mengenai berbagai jenis sistem koloid, khususnya yang
1
2
diaplikasikan dalam dunia industri sangat diperlukan untuk menunjang kemajuan dunia
perindustrian
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu koloid ?
2. Apa saja jenis-jenis koloid ?
3. Bagaimana penggunaan koloid ?
4. Apa saja sifat-sifat koloid ?
5. Bagaimana cara membuat koloid ?
6. Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan ?
7. Apa saja contoh koloid dalam kehidupan sehri-hari ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan apa itu koloid.
2. Menjelaskan macam-macam koloid.
3. Menjelaskan penggunaan koloid.
4. Menjelaskan sifat-sifat koloid.
5. Menjelaskan cara membuat koloid.
6. Menjelaskan cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan.
7. Menjelaskan contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi atau yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi atau pemecah).Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter,
panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah
adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain
tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly,
dll.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau
suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa
pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4
cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut.
Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar.Koloid
emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing
mengandung jutaan atom emas atau lebih.Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel
yang mengandung sekitar seribu molekul S8.Suatu contoh molekul yang sangat besar
(disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin.Berat molekul dari molekul ini 66800
s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.
B. Sistem Koloid Dalam Pengelompokkan Campuran
Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Dengan kata lain, campuran koloid
merupakan bentuk peralihan campuran dari heterogen menjadi homogen. Pada dasarnya
campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur pembentuk campuran itu sudah
menyatu dan sulit dibedakan.Hanya saja campuran itu tidak dibentuk oleh sebaran-
sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul.Namun karena
bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan molekul itu sulit dikenali lagi.
3
4
Untuk membedakan sistem koloid dengan sistem pemcapuran lainnya, perhatikanlah
tabel berikut!
C.
Macam-macam Koloid dan Pengelompokkannya
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan
fase pendispersi (fase luar, medium).Zat yang fasenya tetap, disebut zat
pendispensi.Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid
sol, emulsi, dan buih.
1. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
2. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.
3. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis
1. KOLOID SOL
Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Sol padat (padat-padat)
Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase
padat. Contoh: logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja.
b. Sol cair (padat-cair)
LARUTAN KOLOID SUSPENSI
Terdiri atas satu fasa Terdiri atas satu fasa Terdiri atas dua fasa
Homogen Homogen Heterogen
Jernih Keruh Keruh
Tidak memisah jika
didiamkan
Tidak memisah jika
didiamkan
Memisah jika didiamkan
Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring
Tidak dapat diamati Dapat diamati dengan
mikroskop ultra
Dapat diamati dengan
mikroskop biasa
Diameter partikel < 10-7
cm.
Diameter partikel 10-7 - 10-5
cm.
Diameter partikel > 10-5 cm.
Penulisan A (aq) Penulisan A (s) Penulisan A (s)
5
Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase
cair.Berarti, Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair.
Contoh: cat, tinta, dan kanji.
c. Sol gas (padat-gas)
Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat
fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas. Contoh:
asap dan debu.
2. KOLOID EMULSI
Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:
a. Emulsi padat (cair-padat)
Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase
padat.Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat. Contoh:
mentega, keju, jeli, dan mutiara.
b. Emulsi cair (cair-cair)
Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat
fase cair.Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair. Contoh:
susu, minyak ikan, dan santan kelapa.
c. Emulsi gas (cair-gas)
Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam
zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas. Contoh:
obat-obat insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.
3. KOLOID BUIH
Kolodi buih erdiri atas dua jenis, , yaitu sebagai berikut:
a. Buih padat (gas-padat)
Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase
padat.Hal ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa
jok dan batu apung.
b. Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase
cair.Berarti, zat terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun,
buih soda, dan krim kocok.
6
Klasifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola penggolongan, yakni
seperti dalam tabel berikut.
No Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi
Nama Koloid Contoh
1 Gas Cair buih, deterjen buih sabun, shampoo, krim
kocok
2 Gas Padat busa padat karet busa, batu apung
3 Cair Gas aerosol cair Kabut
4 Cair Cair emulsi susu, santan, minyak ikan,
es krim
5 Cair Padat emulsi padat mutiara, jeli, keju
6 Padat Gas aerosol padat Asap
7 Padat Cair sol cat, tinta, larutan agar-agar
8 Padat Padat sol padat,
logam
kaca berwarna, campuran
D. Beberapa Macam Koloid Dan Penggunaannya
Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan
sebagainya. Beberapa macam koloid tersebut antara lain :
1. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Aerosol yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara.
Dalam industri modern, banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi
dalam bentuk aerosol, dan sering kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara
lain adalah hair spray, deodorant dan obat nyamuk.
2. Sol
Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan.
Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita
mengenal dua macam sol;
a) Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan,
sehingga terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya
“cinta cairan” (Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang
7
setengah padat disebut gel. Contoh gel antara lain selai dan gelatin. Ciri-ciri sol
liofil :
Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan
medium terdispersinya
Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat
proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang
teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil
tidak saling bergabung
Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan
koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan
medium pendispersinya.
Memberikan efek Tyndall yang lemah
Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali
b) Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan.
Liofib artinya “takut cairan” (phobia=takut). ). Contoh koloid liofob adalah sol
sulfida dan sol logam. Ciri-cirinya :
Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium
pendisperinya
Memiliki muatan positif atau negative
Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya.
Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang
bermuatan listrik
Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai
muatan
Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah
menjadi sol
Memberikan efek Tyndall yang jelas
Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel
Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas
masing-masing disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut
8
air).Contoh koloid hidrofil adalah kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin.Adapun
contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfide dan sol-sol logam.
3. Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium
pendispersi sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid,
harus ditambahkan zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak
dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam
air banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi
minyak ikan.Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.
E. Sifat-Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-
partikel koloid.Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar.
Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris.
Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan
dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-
partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya,
pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi
hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak
lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah
mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan
bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-
partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya
bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi
9
zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan
partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala
arah.Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung
tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan
perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian
pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.
Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak
ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh
suhu.Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang
dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya,
semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
3. Absorpsi
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
(Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang
terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena
permukaannya menyerap ion S2.
4. Muatan koloid
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid.Semua partikel koloid
memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak antar
partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan kestabilan
pada sistem koloid.Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral. Berikut penjelasan
tentang sumber muatan koloid, kestabilan, lapisan bermuatan ganda, elektroforesis
koloid sol, dan proses – proses lainnya pada koloid sol :
1. Sumber muatan koloid sol
Partikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara, yaitu :
Proses adsorpsi
Partikel koloid dapat mengadsorpsi partikel bermuatan dari fase
pendispersinya.Jenis muatan tergantung dari jenis partikel yang bermuatan.
10
Partikel sol Fel (OH)3 kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium
pendisperinya sehingga bermuatan positif, sedangkal partikel sol As2S3
mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif.
Sol AgCI dalam medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebihan akan
mengadsorpsi Ag+ sehingga bermuatan positif. Jika anion CI- berlebih, maka sol
AgCI akan mengadsorpsi ion CI- sehingga bermuatan positif.
Proses ionisasi gugus permukaan partikel
Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus-gugus
yang ada pada permukaan partikel koloid. Contohnya adalah koloid protein dan
koloid sabun/ deterjen. Berikut penjelasannya :
a. Koloid protein
Koloid protein adalah jenis koloid sol yang mempunyai gugus yang
bersifat asam (-COOH) dan biasa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi
dan memberikan muatan pada molekul protein. Pada pHrendah , gugus basa –
NH2 akan menerima proton dan membentuk gugus –NH3. pH tinggi, gugus –
COOH akan mendonorkan proton dan membentuk gugus – COO-. Pada pH
intermediet partikel protein bermuatan netral karena muatan –NH3+ dan COO-
saling meniadakan.
b. Koloid sabun dan deterjen
Pada konsentrasi relatif pekat, molekul ini dapat bergabung
membentuk partikel berukuran koloid yang disebut misel.Zat yang molejulnya
bergabung secara spontan dalam suatu fase pendispersi dan membentuk
partikel berukuran koloid disebut koloid terasosiasi.
Sabun adalah garam karboksilat dengan rumus R-COO-Na+. Anion R-
COO- terdiri dari gugus R- yang bersifat non pola. Gugus R- atau ekor non-
polar tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat.
2. Kestabilan Koloid
11
Terdapat beberapa gaya pada sistem koloid yang menentukan kestabilan
koloid, yaitu sebagai berikut:
a) Gaya pertama ialah gaya tarik – menarik yang dikenaln dengan gaya London –
Van der Waals. Gaya ini menyebabkan partikel – partikel koloid berkumpul
membentuk agregat dan akhirnya mengendap.
b) Gaya kedua ialah gaya tolak menolak. Gaya ini terjadi karena
pertumpangtindihan lapisan ganda listrik yang bermuatan sama. Gaya tolak –
menolak tersebut akan membuat dispersi koloid menjadi stabil.
c) Gaya ketiga ialah gaya tarik – menarik antara partikel koloid dengan medium
pendispersinya. Terkadang, gaya ini dapat menyebabkan terjadinya agregasi
partikel koloid dan gaya ini juga dapat meningkatkan kestabilan sistem koloid
secara keseluruhan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid ialah muatan
permukaan koloid.Besarnya muatan pada permukaan partikel dipengaruhi oleh
konsentrasi elektrolit dalam medium pendispersi. Penambahan kation pada
permukaan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menetralkan muatan
tersebut dan menyebabkan koloid menjadi tidak stabil.
Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk
penggunaannya. Contoh: es krim, tinta, cat. Untuk itu digunakan koloid lain yang
dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut
koloid pelindung. Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3. Untuk koloid yang berupa
emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan
yang membentuk emulsi. Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi
minyak dan air.
5. Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.Koagulasi
dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara
kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
6. Koloid pelindung
12
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain
dari proses koagulasi.
7. Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut
proses dialisis.
8. Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan
menggunakan arus listrik.
F. Kegunaan Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam
kehidupan sehari-hari.Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu
dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.
Beberapa contoh koloid
1. Industri Makanan : pembuatan keju, mentega, susu, saus salad
2. Industri kosmetika dan perawatan tubuh : krim, pasta gigi, sabun
3. Industri cat : pembuatan cat
4. Industri kebutuhan rumah tangga : sabun, deterjen
5. Industri pertanian : peptisida dan insektisida
6. Industri farmasi : minyak ikan, pensilin untuk suntikan
Kegunaan Koloid dalam Bidang Farmasi
Didalam farmasi system koloid banyak digunakan. Beberapa senyawa misalnya :
perak koloid/argentum proteinum dugunakan membunuh mikroorganisme dalam tetes
mata merah. Kelebihan sistem koloid dalam farmasi mempunyai sifat tidak mengiritasi
karena sebetulnya tidak larut. Plasma protein merupakan protein yang dapat mengikat
obat didalam darah sehingga obat dapat aktif. Beberapa bahan alam membentuk dispersi
koloid dapat digunakan untuk membuat system bentuk sediaan obat.
13
Beberapa polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan termasuk dispersi
koloid.
a. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif.Jika
terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di
protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah
dilakukan.
b. Membantu pasien gagal ginjal
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut
merupakan dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah
sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil
dapat melewati selaput semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada
kantung hanya tersisa koloid saja. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan
prinsip dialisis koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah
penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan.Darah yang telah bersih kemudian
dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
c. Sebagai deodorant
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau
mengendapkan protein dalam keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja
kelenjar keringat sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.
d. Sebagai bahan makanan dan obat
Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk
koloid sehingga mudah diminum.Contohnya obat dalam bentuk kapsul.
e. Sebagai bahan kosmetik
Ada berbagai bahan kosmetik kosmetik berupa padatan, tetapi lebih baik
digunakan dalam bentuk cairan.Untuk itu biasanya dibuat berupa koloid dengan
tertentu.
14
f. Sebagai bahan pencuci
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan
detergen. Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi
sebagai emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air sehingga
kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan
dengan air.
g. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup
Kadang-kadang gulam masih mengandung pengotor sehingga jika dilaturkan
tidak jernih, pada industri pembuatan sirup, untuk menghilangkan pengotor ini
biasanya digunakan putih telur.Setelah gula larut, sambil diaduk ditambahkan putih
telur sehingga putih telur tersebut menggumpal dan mengadsorpsi pengotor.Selain
putih telur, dapat juga digunakan zat lain, seperti tanah diatome atau arang aktif.
h. Penggunaan Arang Aktif
Arang aktif merupakan contoh dari adsorben yang dibuat dengan cara
memanaskan arang dalam udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan untuk
menjerap berbagai zat.Obat norit (obat sakit perut) mengandung zat arang aktif yang
berfungsi menjerap berbagai zat dan racun dalam usus. Arang aktif ini juga digunakan
para topeng gas, lemari es (untuk menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk
mengikat asap nikotin dan tar).
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan makalah ini bahwa dapat disimpulkan yaitu Koloid adalah suatu
campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang
berukuran koloid (fase terdispersi atau yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain
(medium pendispersi atau pemecah).Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.Ukuran
yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel.
Macam-macam Koloid dan Pengelompokkannya
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan
fase pendispersi (fase luar, medium).Zat yang fasenya tetap, disebut zat
pendispensi.Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol,
emulsi, dan buih.
1. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
2. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.
3. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Sifat – sifat Koloid yaitu : efek tyndall, gerak brown, absorpsi, muatan koloid, koagulasi
koloid, koloid pelindung, dialysis, dan elektroforesis.
Kegunaan Koloid
1. Industri Makanan : pembuatan keju, mentega, susu, saus salad
2. Industri kosmetika dan perawatan tubuh : krim, pasta gigi, sabun
3. Industri cat : pembuatan cat
4. Industri kebutuhan rumah tangga : sabun, deterjen
5. Industri pertanian : peptisida dan insektisida
6. Industri farmasi : minyak ikan, pensilin untuk suntikan
16
Kegunaan Koloid dalam Bidang Farmasi
Didalam farmasi system koloid banyak digunakan. Beberapa senyawa misalnya : perak
koloid/argentum proteinum dugunakan membunuh mikroorganisme dalam tetes mata merah.
Kelebihan sistem koloid dalam farmasi mempunyai sifat tidak mengiritasi karena sebetulnya
tidak larut. Plasma protein merupakan protein yang dapat mengikat obat didalam darah
sehingga obat dapat aktif. Beberapa bahan alam membentuk dispersi koloid dapat digunakan
untuk membuat system bentuk sediaan obat.
Beberapa polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan termasuk dispersi koloid.
Penggumpalan darah, membantu pasien gagal ginjal, sebagai deodorant, sebagai bahan
makanan dan obat, sebagai bahan kosmetik, sebagai bahan pencuci, penghilang kotoran pada
proses pembuatan sirop, dan penggunaan arang aktif.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://rwahyu46.wordpress.com/2014/01/14/penggunaan-sistem-koloid-dalam-
kehidupan-sehari-hari.
http://kimiafisikafarmasi.tumblr.com/
Sudarmo Unggul. 2005. Kimia untuk SMA kelas XI seri SMS. Surakarta: Erlangga
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007