Upload
safira-atjil
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
1/21
KEPERAWATAN ANAK 2
DOWN SYNDROM
Makalah ini di susun untuk menyelesaikan
Tugas mata kuliah Keperawatan Anak 2 yang di bina oleh :
Aini Alifatin, S,Kp.,Ners
Oleh:
Febriaristika Dwi Setiasari (201010420311128)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013-2014
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
2/21
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu tanpa ada suatu hambatan apapun. Makalah ini
disususn sebagai materi penunjang mata kuliah Keperawatan Anak dalam Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Saya berharap makalah ini bermanfaat bagi saya yang menyusun dan bermanfaat juga
bagi para pembaca pada umumnya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita sebagai generasi penerus bangsa.
Amin
Malang, 9 Maret 2013
Penyusun
Febriaristika Dwi Setiasari
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
3/21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakangJohn Langdon adalah seorang dokter dari inggris yang pertama kali
menggambarkan kumpulan gejala dari sindrom Down pada tahun 1866. Tetapi
sebelumnya Esquirol pada tahun 1838 dan Seguin pada tahun 1846 telah melaporkan
seorang anak yang mempunyai tanda-tanda mirip dengan sindrom Down. Sumbangan
Down yang terbesar adalah kemampuannya untuk mengenali karakteristik fisik yang
spesifik dan diskripsinya yang jelas tentang keadaan ini, yang secara keseluruhan berbeda
dengan anak yang normal. Karena matanya yang khhas seperti bangsa mongol maka dulu
disebut juga sebagai mongoloid, tetapi skarang istilah ini sudah tidak digunakan lagi
krena dapat menyinggung perasaan suatu bangsa.
Anak dengan sindrom Down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom
21 yang berlebih. Di perkirakan bahwa materi genetic yang berlebih tersebut terletak
pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya
menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya
penyimpanan perkembangan fisik dan susunan saraf pusat.
Sejauh ini di Indonesia masih kurang pengetahuan masyarakat tentang penyebab
sindrom down dan bagaimana cara menangani anakanak yang terkena sindrom down.
Banyak keluarga yang memperlakukan anakanak sindrom down dengan tidak wajar,
dan ada juga keluarga yang menyembunyikan anak mereka yang terkena sindrom down.
Seseorang dengan sindrom down mampu melakukan halhal yang dapat dilakukan oleh
anakanak pada umumnya asalkan mereka dilatih dengan diberikan terapi dan bisa di
sekolahkan disekolah luar biasa (SLB).
Sering juga kita lihat anakanak dengan sindrom down di perlakukan kasar,
karena perlakuan kasar inilah tak jarang anak sindrom down berperilaku kasar dan sering
disebut pengganggu di lingkungannya. Dampak negatif dari perlakuan inilah yang
membuat anak dengan sindrom down akan kehilangan waktu untuk mengembangkan
potensi dirinya.
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
4/21
B. Rumusan masalaha. Bagaimana mengubah cara pandang masyarakat terhadap anakanak dengan
sindrom down?
b. Bagaimana cara membangun potensi anakanak dengan sindrom down ?C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan ini yaitu agar pembaca mengetahui cara mengubah cara
pandang masyarakat terhadap anak-anak dengan syndrome down dan mengetahui
bagaimana cara membangun potensi anak-anak dengan syndrome down.
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
5/21
BAB II
PEMBAHASAN
A. DefinisiSindrom Down merupakan kelainan genetik yang dikenal sebagai trisomi,
karena individu yang mendapat sindrom Down memiliki kelebihan satu kromosom.
Mereka mempunyai tiga kromosom 21 dimana orang normal hanya mempunyai dua
saja. Kelebihan kromosom ini akan mengubah keseimbangan genetik tubuh dan
mengakibatkan perubahan karakteristik fisik dan kemampuan intelektual, serta
gangguan dalam fungsi fisiologi tubuh (Pathol, 2003).
Terdapat tiga tipe sindrom Down yaitu trisomi 21 reguler, translokasi dan mosaik.
Tipe pertama adalah trisomi 21 reguler. Ke semua sel dalam tubuh akan mempunyai
tiga kromosom 21. Sembilan puluh empat persen dari semua kasus sindrom Down
adalah dari tipe ini (Lancet, 2003).
Tipe yang kedua adalah translokasi. Pada tipe ini, kromosom 21 akan
berkombinasi dengan kromosom yang lain. Seringnya salah satu orang tua yang
menjadi karier kromosom yang ditranslokasi ini tidak menunjukkan karakter
penderita sindrom Down. Tipe ini merupakan 4% dari total kasus (Lancet, 2003)
Tipe ketiga adalah mosaik. Bagi tipe ini, hanya sel yang tertentu saja yang
mempunyai kelebihan kromosom 21. Dua persen adalah penderita tipe mosaik ini dan
biasanya kondisi si penderita lebih ringan (Lancet, 2003).
B. EtiologiSelama satu abad sebelumnya banyak hipotesis tentang penyebab sindrom Down
yang dilaporkan. Tetapi semenjak ditemukan adanya kelianan kromosom pada
sindrom Down pada tahun 1959, maka sekarang perhatia lebih dipusatkan pada
kejadian nondisjunctional sebagai penyebabnya, yaitu:
1. GenetikDiperkirakan terdapat predisdposisi genetic terhadap non-disjuctional. Bukti
yang mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian epidemologi
yang menyatakan adanya peningkatan risiko berulang bila dalam keluarga
terdapat anak dengan sindrom Down
2. Radiasi
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
6/21
Radiasi dikatakan merupakan salah satu penyebab terjadinya non disjunctional
pada sindrom Down ini. Uchida 1981 (dikutip puescel dkk.) menyatakan bahwa
sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom Down, pernah mengalami
radiasi didaerah perut sebelum terjadinya konsepsi. Sedangkan peneliti lain tidak
mendapatkan adanya hubungan antara radiasi dengan penyimpangan kromosom.
3. InfeksiInfeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya sindrom Down.
Sampai saat ini belum ada peneliti yang mampu memastikan bahwa virus dapat
mengakibatkan terjadinya non-disjunction
4. AutoimunFactor lain yang juga diperkirakan sebagai etiologi sindrom Down adalah
autoimun. Terutama autoimun tiroid atau penyakit yag dikaitkan dengan tiroid.
Penelitian Fialkow 1966 (dikutip dari pueschel dkk.) secara konsisten
mendapatkan adanya perbedaan autoantibody tiroid pada ibu yang melahirkan
anak dengan sindrom Down dengan ibu control yang umurnya sama.
5. Umur ibuApabila umur ibu diatas 35 tahun, diperkirakan terdapat perubahan hormonal yag
dapat menyebabkan non-disjuction pada kromosom. Perubahan endokrin,
seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron,
menurunnya konsentrasi estradiol sistemik, perubahan konsentrasi reseptor
hormone, dan peningkatan secara tajam kadar LH (luteinizing hormon) dan FSH
(follicular stimulating hormone) secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause,
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya non-disjunction.
6. Umur ayahSelain pengaruh umur ibu terhadap sindrom Down, juga dilaporkan adanya
pengaruh dari umur ayah. Penelitian sitogenetik pada orangtua dari anak dengan
sidrom Down mendapatkan bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom 21 bersumber
dari ayahnya. Tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu
Factor lain seperti gangguan intragametik, organisasi nucleolus, bahan kimia dan
frekuensi koitus masih didiskusikan kemungkinan sebagai penyebab dari sindrom Down.
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
7/21
C. Manifestasi klinis Kepala :
- sutura sagitalis terpisah- Brakisefali- Tulang tengkorak membulat dan berukuran kecil bagian belakang kepala datar- Fontanela anterior membesar- Rambut tipis ( variable )
Wajah :- Profil datar
Mata :- Fisura palpebra oblik (kemiringan ke atas dan keluar)- Lipatan epikantus bagian dalam bintik pada iris mata ( brusfield spots ) bulu
mata tipis dan jarang
- Blefaritis (inflamasi kelopak mata) Hidung :
- Kecil- Jembatan hidung melesak ( hidung seperti pelana )
Telinga :- Kecil- Daun telinga pendek ( telinga memanjang vertical )- Telinga luar bagian atas tumpang tindih- Saluran sempit
Mulut :- Palatum tinggi, melengkung, sempit- Tulang orbital kecil- Lidah menonjol keluar ; mungkin terpisah di bagian bibir dan memiliki alur di
bagian permukaannya
- Mandibula hipoplastik- Melengkung kea rah bawah (terutama terlihat ketika menangis )- Mulut terus terbuka
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
8/21
Gigi :- Terlambat tumbuh- Kesejajaran tidak normal umm terjadi- Mikrodontia penyakit periodontal
Dada :- Tulang iga memendek- Anomali pada iga ke 12- Pectus excavatum (carenatum )
Leher :- Kulit berlipat dan kendur- Pendek dan besar
Abdomen :- Membuncit- Otot kendur dan lunak- Rectus diastasis- Hemia umbilicus
Genitalia :- Penis kecil- Kriptorkidisme- Vulva bulat
Tangan :- Besar, pendek- Jari-jari tangan pendek dan gemuk- Jari kelingking melengkung (klinodaktil)- Lipatan telapak tangan melintang- Pola punggung kulit yang khas- Axial triradius berlokasi kea rah distal- Lengkung ularis pada jari meningkat
Kaki :- Jarak yang lebar antara ibu jari kaki dan jari telunjuk pada jari kaki- Lipatan telapak kaki antara ibu jari kaki dan jari telunjuk pada jari kaki
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
9/21
- Besar, gemuk, pendek Muskuloskeletal :
- Hiperfleksibilitas- Kelemahan otot- Hipotonia- Ketidakstabilan atlantoaksial
Kulit :- Kering, pecah-pecah, dan sering retak- Cutis marmorata (bercak-bercak)Manifestasi klinis lain adalah penurunan berart badan lahir.
D. PatofisiologiKromosom 21 yang lebih akan memberi efek ke semua sistem organ dan
menyebabkan perubahan sekuensi spektrum fenotip. Hal ini dapat menyebabkan
komplikasi yang mengancam nyawa, dan perubahan proses hidup yang signifikan
secara klinis. Sindrom Down akan menurunkan survival prenatal dan meningkatkan
morbiditas prenatal dan postnatal. Anakanak yang terkena biasanya mengalami
keterlambatan pertumbuhan fisik, maturasi, pertumbuhan tulang dan pertumbuhan
gigi yang lambat.Lokus 21q22.3 pada proksimal lebihan kromosom 21 memberikan tampilan fisik
yang tipikal seperti retardasi mental, struktur fasial yang khas, anomali pada
ekstremitas atas, dan penyakit jantung kongenital. Hasil analisis molekular
menunjukkan regio 21q.22.1-q22.3 pada kromosom 21 bertanggungjawab
menimbulkan penyakit jantung kongenital pada penderita sindrom Down. Sementara
gen yang baru dikenal, yaitu DSCR1 yang diidentifikasi pada regio 21q22.1-q22.2,
adalah sangat terekspresi pada otak dan jantung dan menjadi penyebab utama
retardasi mental dan defek jantung (Mayo Clinic Internal Medicine Review, 2008).
Abnormalitas fungsi fisiologis dapat mempengaruhi metabolisme thiroid dan
malabsorpsi intestinal. Infeksi yang sering terjadi dikatakan akibat dari respons sistem
imun yang lemah, dan meningkatnya insidensi terjadi kondisi aotuimun, termasuk
hipothiroidism dan juga penyakit Hashimoto.
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
10/21
Penderita dengan sindrom Down sering kali menderita hipersensitivitas terhadap
proses fisiologis tubuh, seperti hipersensitivitas terhadap pilocarpine dan respons lain
yang abnormal. Sebagai contoh, anakanak dengan sindrom Down yang menderita
leukemia sangat sensitif terhadap methotrexate. Menurunnya buffer proses metabolik
menjadi faktor predisposisi terjadinya hiperurisemia dan meningkatnya resistensi
terhadap insulin. Ini adalah penyebab peningkatan kasus Diabetes Mellitus pada
penderita Sindrom Down (Cincinnati Children's Hospital Medical Center, 2006).
Anakanak yang menderita sindrom Down lebih rentan menderita leukemia, seperti
Transient Myeloproliferative Disorder dan Acute Megakaryocytic Leukemia. Hampir
keseluruhan anak yang menderita sindrom Down yang mendapat leukemia terjadi
akibat mutasi hematopoietic transcription factor gene yaitu GATA1. Leukemia pada
anakanak dengan sindrom Down terjadi akibat mutasi yaitu trisomi 21, mutasi
GATA1, dan mutasi ketiga yang berupa proses perubahan genetik yang belum
diketahui pasti (Lange BJ,1998).
E. PathwayDown Sindrom
Kromosom DSCRI Kromosom 21
Imun lemah
insidensi autoimun
(hipotiroidisme,
hashimoto)
Hipersensitivitas
pilocorpin
buffer
metabolic
Perubahan sekuensi
s ectrum fenoti
Komplikasi yang
mengancam nyawa
Perubahan hidup yang
signifikan secara klinis
MK : Defisit pengetahuan (orang tua) b/d
perawatan anak syndrom down.
survival prenatal
morbiditas prenatal
dan post natal
Keterlambatan pertumbuhan
fisik, maturasi, pertumbuhan
tulang, pertumbuhan gigi
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
11/21
F. Pemeriksaan penunjangDari sindrom Down berdasarkan atas adanya gejala-gejala klinin yang khas, seta
di tunjau oleh pemeriksaan kromosom. Kadang-kadang di perlukan pemeriksaan
radiologi pada kaus yang tidak khas. Pada pemeriksaan radiologi, didapatkan
brachicepalic sutura, dan fontanela yang terlambat menutup. Tulang ileum dan
sayapnya melebar disertai sudut asetabular yang lebih lebar, terdapat pada 87% kasus.
Pemeriksaan kariotiping pada semua penderit sindrom Down adalah untuk
mencari adanya translokasi kromosom. Kalau ada, maka kedua ayah ibunya harus
diperiksa. Kalau dari salah satu ayah atau ibunya karier, maka keluarga lainnya juga
perlu diperiksa, hal ini sangat berguna untuk pencegahan.
Kemungkinan terulangnya kejadian sindrom Down yang disebabkan translokasi
kromosom adalah 5-15%, sedangkn klu krisomi hanya 1%.
Diagnosis antenatal dengan pemeriksaan cairan amnion atau vilikorionik, dapt
dilakukan secepatnya pada kehamilan 3 bulan. Dengan kultur jaringan dan kariotiping
hipevurisemia
resistensi insulin
Tampilan fisik tipical (
retardasi mental, struktur
fasial yang khas )
MK : Perubahan nutrisi ( pada neonates ) :
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kesulitan pemberian makanan karena lidah yang
menjalur dan palatum yang tinggi.
MK : Perubahan
nutrisi ( pada
neonates ) :
kurang dari
kebutuhan
berhubungan
dengan kesulitan
pemberian
makanan karena
lidah yang
menjalur dan
palatum yang
tinggi.
MK : Kurangnya interaksi social anak
berhubungan dengan keterbatasan fisik
dan mental an mereka miliki
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
12/21
99% sindrom Down dapat di diagnosis antenatal. Diagnosis antenatal perlu pada ibu
hamil yang berumur lebih dari 35 tahun, atau pada ibu yang sebelumnya pernah
melahirkan anak dengan sindrom Down. Bila didapatkan bahwa janin yang
dikandung menderita sindrom Down, maka dapat ditawarkan terminasi kehamilan
kepada orang tuanya.
Pemeriksaan sindrom Down secara klinis pada bayi sering kali meragukan, maka
pemeriksaan dermatolifik atau sidik jari, telapak tangan dan kaki pada sindrom Down
menunjukkan adanya gamaran yang khas. Dermatoklifik ini merupakan cara yang
sederhana, mudah dan cepat, serta mempunyai ketepatan yang cukup tinggi dalam
mendiagnosis sindrom Down, (winata, 1993)
G. PenatalaksanaanAnak dengan sindrom Down di perlukan penanganan secara multidisiplin. Selain
penanganan secara medis, pendidikan anak juga perlu mendapat perhatian, disamping
partisipasi dari keluarganya.
a. Penanganan secara medisAnak dengan kelainan ini memerlukan perhatian dan penanganan medis yang
sama dengan anak yang normal. Mereka memerlukan pemeliharaan kesehatan,
imunisasi, kedaruratan medis, serta dukungan dan bimbingan dan keluarganya.
Tetapi terdapat beberapa keadaan dimana anak dengan sindrom Down
memerlukan perhatian khusus, yaitu dalam hal :
1. Pendengarannya70-80% anak dengan sindrom Down dilaporkan terdapat gangguan
pendengaran. Oleh karenanya diperlukan pemeriksaan telinga sejak awal
kehidupannya, serta dilakukan tes pendengarannya secara berkala oleh ahli
THT.
2. Penyakit jantung bawaan30-40% anak dengan sindrom down di sertai dengan penyakit jantung
bawaan. Mereka memerlukan penanganan jangka panjang oleh seorang ahli
jantung anak.
3. Penglihatannya
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
13/21
Anak dengan kelainan ini sering mengalami gangguan penglihatan atau
katarak. Sehingga perlu evaluasi secara rutin oleh ahli mata.
4. NutrisiBeberapa kasus, terutama yang disertai kelainan congenital yang berat
lainnya, akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi/prasekolah.
Sebaliknya ada juga kasus justru terjadi obesitas pada masa remaja atau
setelah dewasa. Sehingga diperlukan kerja sama dengan ahli gizi.
5. Kelainan tulangKelainan tulang juga dapat terjadi pada sindrom Down, yang mencakup
dislokasi patella, subluksasio pangkal paha atau ketidakstabilan atlantoaksial.
Bila keadaan yang terakhir ini sampai menimbulkan depresi medulla spinalis,
atau apabila anak memegang kepalanya dalam posisi seperti tortikolis, maka
diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa spina servikalis dan
diperlukan konsultasi neurologis.
6. Lain-lainAspek medis lainyya yang memerlukan konsultasi dengan ahlinya, meliputi
malah imunologi, gangguan fungsi metabolism atau kekacauan biokimiawi.
Pada akhir-akhir ini dengan kemajuan dalam bidang biologi molekuler, maka
memungkinkan dilakukan pemeriksaan secara langsung kelainan genetik yang mendasari
sindrom Down.
b. PendidikanTernyata anak dengan sindrom Down mampu berpartisipasi dalam belajar
melalui program intervensi dini. Taman kanak-kanak, dan melalui pendidikan
khusus yang positif akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak secara
menyeluruh.
1. Intervensi diniDengan intervensi dini yang dilakukan pada bayi dengan sindrom Down dan
keluarganya, menyebabkan kemajuan yang tidak mungkin dicapai oleh
mereka yang tidak mengikuti program tersebut. Pada akhir-akhir ini, tredapat
sejumlah program intervensi dini yang dipakai sebagai pedoman bagi orang
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
14/21
tua untuk memberikan lingkungan yang memadai bagi anak dengan sindrom
Down makin meningkat. Anak akan mendapat manfaat dari stimulasi sensoris
dini, latihan khusus yang mencakup aktivitas motorik kadar dan halus, dan
petunjuk agar anak mampu berbahasa. Demikian pula dengan mengajari anak
agar mampu menolong diri sendiri, seperti belajar makan, belajar buang air
besar/kecil, mandi, berpakaian, akan member kesempatan anak untuk belajar
mandiri. Telah disepakati secara umum bahwa kualitas rangsangan lebih
penting daripada jumlah rangsangan, dalam membentuk perkembangan fisik
maupun mental anak. Oleh karena itu perlu dupergunakan stimuli-stimulil
yang spesifik.
2. Taman bermain/Taman kanak-kanakTaman bermain/taman kanak-kanak juga mempunyai peranan yang cukup
penting pada awal kehidupan anak. Anak akan memperoleh manfaat berupa
peningkatan ketrampilan motorik kasar dan halus melalui bermin dengan
temannya. Anak juga dapat melakukan interkasi social dengan temannya.
Dengan memberikan kesempatan bergaul dengan lingkungan diluar rumah,
maka memungkinkan anak berpartisipasi dalam dunia yang lebih luas.
3. Pendidikan khusus (SLB-C)Program pendidikan khusus pada anak dengan sindrom Down akan membantu
anak melihat dunia sebagai suatu tempat yang menarik utuk
mengembangangkan diri dan bekerja. Pengalaman yang diperoleh di sekolah
akan membantu mereka memperoleh perasaan tetang identitas personal, harga
diri dan kesenangan. Lingkungan sekolah member kepada anak dasar
kehidupan dalam perkembangan ketrampilan fisik, akademis, dan kemampuan
social. Sekolah hendaknya member kesempatan anak untuk menjalin
hubungan persahabatan dengan orang lain, serta mempersiapkannya menjadi
penduduk yang produktif. Kebanyakan anak dengan sindrom Down adalah
mampu didik. Selama dalam pendidikan anak di ajari untuk biasa bekerja
dengan baik dan menjalin hubungan yang baik dengan teman-temannya.
Sehingga anak akan mengerti mana yang salah dan mana yang benar, serta
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
15/21
bagaimana harus bergaul dengan masyarakat. Banyak masyarakat yang
menerima anak dengan sindrom Down apa adnya.
c. Penyuluhan pada orang tuanyaBegitu diagnosis sindrom Down ditegakkan, para dokter harus menyampaikan hal
ini secara bijaksana dan jujur. Penjelasan pertama sangat menentukan adaptasi
dan sikap orang tua selanjutnya. Dokter harus menyadari bahwa pada waktu
memberi penjelasan yang pertama kali, reaksi orang tua sangat berfariasi.
Penjelasan pertama sebaiknya sebaiknya singkat, oleh karena pada waktu itu
mungkin orang tua masih belum mampu berfikir secara nalar. Mungkin pada
waktu itu mereka masih dikuasai oleh perasaan kecewa, sedih ataupun sebagai
mekanisme pembelaan dapat saja mereka bereaksi berupa harapan, tidak mau
menerima atau menolak. Dokter hendaknya member cukup waktu, sehingga orang
tua telah lebih beeradaptasi dengan kenyataan yang dihadapi. Akan lebih baik
apabila kedua orang tua hair pada waktu kita member penjelasan yang pertama
kali, agar mereka dapat saling memberikan dukungan. Dokter harus menjelaskan
bahwa anak dengan sindrom Down adalah individu yang mempunyai hak yang
sama dengan anak yang normal, serta pentingnya makna kasih sayang dan
pengasuhan orangtua.
Pertemuan lanjutan diperlukan untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap.
Waktu yang diluangkan dokter untuk membicarakan berbagai pokok masalah,
akan menyadarkan orangtua tentang ketulusan hati dokter dalam menolong
mereka dan anaknya. Orang tua harus di beri penjelasan apa itu sindrom Down,
karakteristik fisik yang diketemukan dan antisipasi masalah tumbuh kembangnya.
Orangtua harus di beri tahu bahwa fungsi motorik, perkembangan mental dan
bahasa biasanya terlambat pada sindrom Down. Demikian pula kalau ada hasil
analisa kromosom, harus dijelaskan dengan istilah yang sederhana. Informasi juga
menyangkut tentang resiko terhadap kehamilan berikutnya. Hal yang penting
lainnya adalah menekankan bahwa bukan ibu ataupun ayah yang dapat
dipersalahkan tentang kasus ini. Akibat terhadap kehidupan keluarga ataupun
dampak pada saudara-saudaranya mungkin pula akan muncul dalam diskusi.
Mungkin orangtua tidak mau untuk menceritakan keadaan anaknya ini pada
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
16/21
keluarga anggota lainnya. Untuk itu mereka harus dibesarkan hatinya agar mau
terbuka tentang masalah ini.
Walaupun menyampaikan masalah sindrom Down akan menyakitkann bagi orang
tua penderita, tetapi ketidakterbukaan justru akan dapat meninkatkan isolasi atau
harapan-harapan yang tidak mungkin dari orang tuanya.
Akan lebih baik, kalau kita dapat melibatkan orangtua lain yang juga mempunyai
anak dengan sindrom Down agar berbincang-bincang dengan orang tua yang baru
punya anak dengan kelainan yang sama tersebut. Mendengar sendiri tetang
pengalaman dari orang yang senasib biasanya lebih menyentuh perasaanya dan
lebih dapat menolong secara efektif. Sehingga orangtua akan lebih tegar dalam
menghadapi kenyataan yang dihadapinya dan menerima anaknya sebagaimana
adanya.
H. Komplikasi1. Penyakit Alzheimers (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
2. Leukimia ( penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa terkendalikan).
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
17/21
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian keperawatana. Lakukan pengkajian Fisikb. Lakukan pengkajian perkembanganc. Dapatkan riwayat keluarga, terutama yang berkaitan dengan usia ibu atau anak lain
mengalami keadaan serupa
d.Observasi adanya manifestasi Sindrom Down:1. Karakeristik Fisik (Paling sering terlihat)
o Tengkorak bulat kecil dengan oksiput dataro Lipatan epikantus bagian dalam dan fisura palpebra serong (mata miring
ke atas dan keluar)
o Hidung kecil dengan batang hidung tertekan kebawah (hidung sadel)o Lidah menjulur kadang berfisurao Mandibula hipoplastik (membuat lidah tampak besar)o Palatum berlengkung tinggio Leher pendek tebalo Muskulatur Hipotonik (perut buncit, hernia umbilikus)o Sendi hiperfleksibel dan lemaso Tangan dan kaki lebar, pandek tumpul.o Garis simian (puncak transversal pada sisi telapak tangan)
2. Intelegensiao Bervariasi dan retardasi hebat sampai intelegensia normal rendaho Umumnya dalam rentang ringan sampai sedango Kelambatan bahasa lebih berat daripada kelambatan kognitif
3. Anomaly congenital (peningkatan insiden)o Penyakit jantung congenital (paling umum)o Defek lain meliputi:
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
18/21
Agenesis renal, atresia duodenum, penyakit hiscprung, fistula esophagus,
subluksasi pinggul. Ketidakstabilan vertebra servikal pertama dan kedua
(ketidakstabilan atlantoaksial)
4. Masalah Sensori (seringkali berhubungan)o Kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum)o Strabismuso Myopiao Nistagmuso Katarako Konjungtivitis
5. Pertumbuhan dan perkembangan seksualo Pertumbuhan tinggi badan dan BB menurun, umumnya obesitaso Perkembangan seksual terhambat, tidak lengkap atau keduanyao Infertile pada pria, wanita dapat fertileo Penuaan premature uum terjadi, harapan hidup rendah
B. Diagosa1.Perubahan nutrisi ( pada neonates ) : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kesulitan pemberian makanan karena lidah yang menjalur dan palatum yang tinggi.
2.Kurangnya interaksi social anak berhubungan dengan keterbatasan fisik dan mentalyang mereka miliki
3.Deficit pengetahuan (orang tua) berhubungan dengan perawatan anak sindrom DownC. Rencana tindakan1. Perubahan nutrisi (pada neonatus) : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kesulitan pemberian makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi.
Tujuan : kesulitan pemberian makan pada masa bayi menjadi minimal
Intervensi:
a. Hisap hidung setiap kali sebelum pemberian makan, bila perlu
b. Jadwalkan pemberian makan sedikit tapi sering: biarkan anak untuk beristirahat
selama pemberian makan
c. Berikan makanan padat dengan mendorongnya ke mulut bagian belakang dan
samping
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
19/21
d. Hitung kebutuhan kalori untuk memenuhi energy berdasarkan tinggi dan berat
badan
e. Pantau tinggi dan BB dengan interval yang teratur
f. Rujuk ke spesialis untuk menentukan masalah makananyang spesifik
2. Kurangnya interaksi sosial anak b/d keterbatasan fisik dan mental yang mereka miliki.Tujuan: kebutuhan akan sosialisasi terpenuhi
Intervensi:
a. Motivasi orang tua agar memberi kesempatan anak untuk bermain dengan temansebaya agar anak mudah bersosialisasi
b. Beri keleluasaan / kebebasan pada anak untuk berekspresi
3. Defisit pengetahuan (orang tua) b/d perawatan anak syndrom down.Tujuan : orang tua/keluarga mengerti tentang perawatan pada anaknya
Intervensi:
a. Berikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkungan yang memadai padaanak
b. Dorong partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan halus sertapentunjuk agar anak mampu berbahasa
c. Beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam aktivitassehari-hari.
D. Rasional1.Perubahan nutrisi ( pada neonates ) : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kesulitan pemberian makanan karena lidah yang menjalur dan palatum yang tinggi.
a. Untuk menghilangkan mucusb. Karena menghisap dan makan sulit dilakukan dengan pernapasan mulutc. Karena reflex menelan pada anak sindrom down kurang baikd. Memberikan kalori kepada anak sesuai dengan kebutuhane. Untuk mengevaluasi asupan nutrisif. Mengetahui diit yang tepat
2.Kurangnya interaksi social anak berhubungan dengan keterbatasan fisik dan mentalyang mereka miliki
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
20/21
a. Pertukaran anak semakin terhambatb. Kemampuan berekspresi diharapkan dapat menggali potensi anak
3.Deficit pengetahuan (orang tua) berhubungan dengan perawatan anak sindrom Downa. Lingkungan yang memadai mendukung anak untuk berkembangb. Kemampuan berbahasa pada anak akan terlatihc. Aktifitas sehari-hari akan membantu pertukaran anak
7/29/2019 Febriaristika.128 DOWN SINDROM
21/21
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULANDown syndrome merupakan bentuk keterbelakangan mental yang disebabkan
karena adanya abnormalitas kromosom, sehingga berdampak pada kualitas hidup
individu. Walaupun tidak bisa disembuhkan, tetapi penderita ini bisa dilatih dan dididik
secara khusus, dengan cara memberikan keterampilan musik, mengajaknya berinteraksi
satu sama lain, perawatan medis di tempat yang ditentukan, lingkungan keluarga yang
kondusif, dan pelatihan kejuruan dapat meningkatkan perkembangan keseluruhan anak-
anak dengan down syndrom. Meskipun beberapa keterbatasan genetik fisik down
syndrom tidak dapat diatasi, pendidikan dan perawatan yang tepat akan meningkatkan
kualitas hidup mereka. Dan hal yang paling penting, adalah sikap memahami dan
penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regards) dari orangtua dan keluarga
terdekat penderita down syndrome, agar mereka juga dapat mengaktualisasikan dirinya
dengan segala keterbatasan dan potensi yang mereka miliki.
B. DAFTAR PUSTAKASoetjiningsih, dr. DSAK, 1987, TUMBUH KEMBANG ANAK : EGC PENERBIT
BUKU KEDOKTERAN ; SURABAYA
Donna. L Wong. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Tahun 2008, Jakarta : EGC
file:///D:/Nursing_Academy%20%20ASKEP%20ANAK%20DENGAN%20DOWN%20
SYNDROME.htm
http://d/Nursing_Academy%20%20ASKEP%20ANAK%20DENGAN%20DOWN%20SYNDROME.htmhttp://d/Nursing_Academy%20%20ASKEP%20ANAK%20DENGAN%20DOWN%20SYNDROME.htmhttp://d/Nursing_Academy%20%20ASKEP%20ANAK%20DENGAN%20DOWN%20SYNDROME.htmhttp://d/Nursing_Academy%20%20ASKEP%20ANAK%20DENGAN%20DOWN%20SYNDROME.htmhttp://d/Nursing_Academy%20%20ASKEP%20ANAK%20DENGAN%20DOWN%20SYNDROME.htm