24
JURNAL ILMIAH PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BIDAN SUKARELA DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS (Studi di Puskesmas Mataram) OLEH : FITRI KARUNIA PERMATASARI D1A 011 111 FAKULTAS HUKUM i

fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

JURNAL ILMIAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BIDAN SUKARELA DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS

(Studi di Puskesmas Mataram)

OLEH :

FITRI KARUNIA PERMATASARID1A 011 111

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS MATARAM

MATARAM2015

i

Page 2: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

Halaman Pengesahan Jurnal Ilmiah

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BIDAN SUKARELA DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS

(Studi di Puskesmas Mataram)

OLEH:

FITRI KARUNIA PERMATASARID1A 011 111

Menyetujui,

Mataram, Juni 2015

Pembimbing Pertama,

Dr. H. M. Arba, SH.,M.Hum NIP. 19621231198903 1 018

ii

Page 3: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

PERLINDUNGAN HUKUM TERHAPAP BIDAN SUKARELA DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDISSTUDI DI PUSKESMAS MATARAM

Fitri Karunia PermatasariD1A 011 111

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS MATARAM

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlindungan

hukum terhadap bidan sukarela dalam melakukan tindakan medis di Puskesmas, untuk mengetahui bagaimana tanggungjawab hukum oleh Puskesmas terhadap kelalaian bidan sukarela dalam melakukan tindakan medis. Hasil penelitian menyebutkan bahwa: (1) Bidan Sukarela mendapatkan perlindungan hukum dalam melakukan tindakan medis di lindungi oleh: lembaga atau instansi tempat bidan sukarela bekerja yaitu Puskesmas, kode etik bidan dan oleh pemerintah, (2) Tanggungjawab hukum Puskesmas terhadap kelalain bidan sukarela dalam melakukan tindakan medis ialah berdasarkan delegasi yang diberikan oleh pendamping. Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Bidan Sukarela.

LEGAL PROTECTION OF VOLUNTEER MIDWIFE IN MEDICAL ACTION STUDY IN PUSKESMAS MATARAM

AbstractThis study aims to determine how the legal protection of volunteer midwife in medical action at the health center, to find out how the legal responsibility of the health center midwife voluntary negligence in performing medical procedures. The study says that: (1) Voluntary Midwives obtain legal protection in performing medical acts protected by: the agency or institution where volunteer work is health center midwife, codes of conduct midwife and by the government, (2) Responsibility Law to the health center midwife voluntary negligence in performing medical action is based on the delegation granted by the companion volunteer midwife.

Keywords: Legal Protection, Voluntary Midwives.

iii

Page 4: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini bidan sebagai tenaga kesehatan memiliki peranan dan posisi

yang sangat dihargai dan dihormati oleh masyarakat karena tugasnya yang sangat

mulia.Bidan berperan dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan

guna untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan sebagai upaya peningkatan

kualitas hidup manusia.

Seiring dengan perkembangan masyarakat, dalam bidang kesehatan terjadi

peningkatan permintaan pelayanan kesehatan di Puskesmas,baik kuantitas maupun

kualitas.1Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat terutama untuk

pelayanan kesehatan wanita dan anak, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan

membutuhkan bantuan tenaga kesehatan lain, khususnya bidan sukarela,utamanya

untuk menangani pasien yang meningkat di Puskesmas.

Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yang bertempat di

kecamatan-kecamatan dimaksudkan sebagai pengganti keberadaan rumah sakit

dan klinik-klinik kesehatan yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat.

Pengertian Tenaga Kesehatan menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu:

“Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.

1Sri Praptianingsih, Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 3

i

Page 5: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

Bidan sukarela merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang sudah diatur

dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang

Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut tidak dijelaskan secara

eksplisit apa itu bidan sukarela.

Tidak jarang upaya kesehatan yang dilakukan oleh bidan sukarela tersebut

tidak berjalan sebagaimana mestinya atau adanya kemungkinan terjadinya

kelalaian akibat kekurang hati-hatian dalam menjalankan tugasnya. Persoalan yang

dapat ditimbulkan dari adanya kelalaian (culpa) ini adalah mengenai perlindungan

hukum terhadap bidan sukarela itu sendiri yang bersifat mengabdi secara cuma-

cuma tanpa mengharap imbalan dari Puskesmas tempat ia bekerja.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah

sebagai berikut: (1) bagaimana perlindungan hukum bagi bidan sukarela di bawah

pengawasan (controlling) Puskesmas. (2) bagaimana tanggung jawab Puskesmas

kepada pasien terhadap kelalaian tindakan medis yang dilakukan oleh bidan

sukarela tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk mengetahui

bagaimana perlindungan hukum bagi bidan sukarela di bawah pengawasan

(controlling) Puskesmas. (2) untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab

Puskesmas kepada pasien terhadap kelalaian tindakan medis yang dilakukan oleh

bidan sukarela tersebut.

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian iniadalah: (1)

Manfaat Teoritis: Untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum

ii

Page 6: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

pada umumnya khususnya hukum perdata dan hukum kesehatan serta

perlindungan hukum terhadap bidan sukarela dalam melakukan tindakan medis

dan tanggung jawab hukum Puskesmas kepada pasien terhadap kelalaian bidan

sukarela dalam melaksanakan tindakan medis. (2) Manfaat Praktis: Untuk

membantu masalah hukum para pihak dalam hal perlindungan hukum terhadap

bidan sukarela dalam melakukan tindakan medis dan tanggung jawab hukum

Puskesmas kepada pasien terhadap kelalaian bidan sukarela dalam melaksanakan

tindakan medis.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif

empiris.dengan pendekatan Pendekatan perundang-undangan (Statute Approach),

Pendekatan konseptual (Conceptual Approach) dan Pendekatan sosiologis

(Sosiological Approach).Sumber dan jenis data dalam penelitian ini terdiri dari

data primer (data lapangan) dan data sekunder (data kepustakaan) terdiri dari

peraturan perundang-undangan, teori-teori, pendapat ahli hukum (doktrin), buku,

serta jurnal hukum.

Pengumpulan data primer (data lapangan) dilakukan dengan carawawancara

atau tanya jawab langsung dengan pihak terkait dan untuk data sekunder (data

kepustakaan) dilakukan dengan cara studi dokumen. Analisa data dilakukan secara

sistematis, dengan metode kualitatif.

iii

Page 7: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

II. PEMBAHASAN

1. Perlindungan Hukum Terhadap Bidan Sukarela dalam Melakukan

Tindakan Medis di Puskesmas

Bidan sukarela dalam menjalankan profesinya tidak luput dari kesalahan

dan kelalaian. Berdasarkan penelitian, perlindungan hukum terhadap bidan

sukarela sebagai tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan medis dilindungi

oleh:a.Perlindungan Hukum Bidan Sukarela dari Puskesmas; Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas dikeluarkan

untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk

mewujudkan derajat kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tinginya di wilayah kerjanya.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang

Puskesmas terdiri dari 11 bab dan 48 pasal. Ketentuan yang terdapat di

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 sebagian besar

berkaitan erat dengan penyelenggaraan Puskesmas itu sendiri.Secara

eksplisit tidak ada ketetuan yang menjelaskan tentang perlindungan hukum

iv

Page 8: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

terhadap tenaga kesehatan yang berkerja di Puskesmas. Namun di dalam

Pasal 33 ayat (1) menyebutkan:

“Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas.”

Sehingga jelas, bidan sukarela dalam melakukan tindakan medis juga

dilindungi oleh Puskesmas tempat ia berkerja karena semua kegiatan di

Puskesmas termasuk tindakan medis dipertanggung jawabkan oleh Kepala

Puskesmas.b.Perlindungan Hukum Bidan Sukarela Menurut Kode Etik

Bidan; Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

369/Menkses/ SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, di dalamnya

terdapat kode etik bidan Indonesia. Kode etik bidan Indonesia adalah

merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan

eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu

profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan

pengabdian profesi.2

Kode etik bidan hanya ditetapkan oleh organisasi profesi, Ikatan Bidan

Indonesia ( IBI ). Syarat untuk menjadi anggota IBI ialah dengan memiliki

ijazah sebagai bukti lulus dari program pendidikan bidan yang diakui oleh

negara. Setiap Bidan yang telah dinyatakan lulus dari program pendidikan

2Heni Puji Wahyuningsih, Etika Profesi Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta, 2009, hlm. 62

v

Page 9: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

bidan tersebut wajib masuk dalam keanggotaan IBI baik belum bekerja

maupun sudah bekerja.3

Setelah menjadi anggota IBI, setiap anggota wajib mengikuti

ketentuan kode etik bidan tersebut. Di dalam IBI terdapat pengawas etik

yaitu Majelis Pertimbangan Pembelaan Anggota (MPPA) dan Majelis

Pembelaan Anggota (MPA) yang bertugas untuk mengkaji, menangani, dan

mendampingi anggota yang mengalami permasalahan hukum. Maka jika

terjadi kesalahan atau kelalaian yang tidak di sengaja oleh bidan sukarela

dalam melakukan tindakan medis, IBI selaku organisasi kebidanan turut

dalam memberikan perlindungan sepanjang kesalahan atau kelalaian tersebut

tidak diunsuri dengan kesengajaan.c.Perlindungan Hukum Bidan

Sukarela Oleh Pemerintah; Dinas Kesehatan Kota Mataram merupakan

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki kewenangan berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2006 Pasal 17 ayat (1)

untuk melakukan penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan

pengendalian serta bimbingan di bidang kesehatan. Setiap tindakan medis

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di tempat ia berkerja, termasuk bidan

sukarela dilaporkan dan diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Mataram

setiap bulannya untuk dievaluasi. Apabila terjadi suatu bentuk kesalahan dan

kelalaian ringan yang dilakukan oleh bidan sukarela, oleh Dinas Kesehatan

3Wawancara dengan Wahyuningtia, selaku Ketua IBI Kota Mataram tertanggal 31 Maret 2015, pukul 10.30 WITA

vi

Page 10: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

tersebut dilakukan peneguran terhadap Kepala Puskesmas tempat bidan

sukarela berkerja untuk lebih diawasi dan dibimbing dalam melakukan

tindakan medis. Apabila bidan sukarela tersebut melakukan kelalaian yang

berat hingga dapat dikenakan sanksi pidana, maka Surat Ijin kerja bidan

tersebut dapat dicabut maupun diberhentikan oleh Dinas Kesehatan.4

Dari kewenangan tersebut, Dinas Kesehatan Kota Mataram pula

memberikan perlindungan hukum kepada bidan sukarela dalam melakukan

tindakan medis dikarenakan Izin Kerja (SIKB) dan penempatan kerja bidan

sukarela ditetapkan dan dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.Oleh karena itu

Dinas Kesehatan Kota Mataram memiliki peranan yang besar dalam

memberikan perlindungan hukum terhadap bidan sukarela dalam

menjalankan tugasnya di Puskesmas.5

2. Tanggung Jawab Hukum Puskesmas Terhadap Kelalaian Bidan Sukarela

Dalam Melakukan Tindakan Medis

Bentuk tanggung jawab hukum perdata di dalam kamus hukum dibedakan

menjadi 2, yaitu:6

a. Responsibility, adalah hal yang dapat dipertanggung jawabkan atas

suatu kewajiban, dan termasuk putusan, keterampilan, kemampuan, dan

4Wawancara dengan Usman Hadi selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, tertanggal 6 April 2015, pukul 10.00 WITA

5 Wawancara dengan Usman Hadi selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, tertanggal 6 April 2015, pukul 10.00 WITA

6Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 335

vii

Page 11: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

kecakapan meliputi juga kewajiban bertanggung jawab atas undang-

undang yang dilaksanakan. Dalam pengertian dan penggunaan praktis,

sedangkan istilah Responsibility menunjuk kepada pertanggungjawaban

politik atau tanggung jawab atas kesalahan sendiri.

Bidan sukarela jika melakukan kesalahan atau kelalaian, oleh

Puskesmas dilihat terlebih dahulu tingkat kelalaiannya. Jika kelalaian

tersebut masih dianggap kelalaian ringan, maka kelalaian tersebut dapat

ditolerir dengan cara diingatkan atau ditegur secara lisan, sedangkan bila

melakukan kelalaian berat dapat diberikan peringatan tertulis, denda

administratif maupun pencabutan izin kerja atas kelalaian tersebut oleh bidan

penanggungjawabnya atau bidan koordinator dan dari Dinas Kesehatan.7

Dari sudut hukum, profesi tenaga kesehatan dapat diminta

pertanggung jawaban berdasarkan: 1. Tanggung Jawab dari segi hukum

perdata, 2. Tanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab

dari segi hukum administratif.

b. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

semua karakter rasio atau tanggung jawab, yang pasti, yang bergantung

meliputi semua karakter hak dan kewajiban secara aktual atau potensial

seperti kerugian, ancaman, kejahatan, biaya atau kondisi yang

menciptakan tugas untuk melaksanakan undang-undang. Menurut

7Wawancara dengan Roseana Saragih, selaku Bidan Koordinasi Puskesmas Ampenan tertanggal Kamis 26 Maret 2015, pukul 11.00 WITA

viii

Page 12: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

Lindawati, tanggung jawab terhadap bidan sukarela dalam melakukan

tindakan medis di Puskesmas dilimpahkan kepada:8

1. Bidan Pendamping atau Bidan yg sudah menjadi Pegawai Negeri

Bidan sukarela dalam melakukan tindakan medis apapun harus tetap

diawasi oleh bidan pendamping tersebut. Berkaitan dengan menolong

persalinan, bidan sukarela mendapat pelimpahan wewenang atau delegasi

oleh bidan pendampingnya yang dimaksudkan untuk melindungi bidan

sukarela tersebut dalam melakukan tindakan persalinan. Bidan sukarela

mendapatkan delegasi baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

2. Bidan Koordinator

Bidan koordinator di sini sebagai penanggungjawab terhadap semua

bidan baik yang sudah pegawai negeri, honor, maupun bidan sukarela itu

sendiri.

3. Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas di sini sebagai penanggungjawab terhadap

semua tindakan medik yang dilakukan oleh semua pegawai tenaga

kesehatan yang bekerja di dalam Puskesmas tersebut. Ini sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

Pasal 33 ayat (1) yang menyebutkan bahwa:

8Wawancara dengan Lindawati, selaku Kepala Puskesmas Pagesangan, tertanggal 23 Maret 2015 pukul 09.30.WITA.

ix

Page 13: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

“Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas.”9

Dari ketentuan Pasal 33 ayat (1) tersebut dapat disimpulkan bahwa

Kepala Puskesmas sebagai pimpinan tertinggi di Puskesmas mempunyai

tanggungjawab mutlak (absolute responsibility) terhadap kegiatan-

kegiatan yang ada di Puskesmas, termasuk pula bidan sukarela yang

menjadi tenaga kesehatan di Puskesmas tersebut.Oleh karena itu, setiap

tindakan yang diambil oleh bidan sukarela merupakan bagian daripada

tanggungjawab Kepala Puskesmas.

III. PENUTUP

9Wawancara dengan Lindawati, selaku Kepala Puskesmas Pagesangan, tertangaal 23 Maret 2015 pukul 09.30WITA.

x

Page 14: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut: 1) Perlindungan hukum terhadap bidan sukarela dalam

melakukan tindakan medis diperoleh dari Instansi atau Lembaga tempat bidan

sukarela tersebut bekerja yaitu Puskesmas, Kode Etik Bidan Indonesia sebagai

organisasi kebidanan dan Pemerintah dalam hal ini yaitu Dinas Kesehatan Kota

Mataram. 2) Tanggungjawab hukum Puskesmas terhadap kelalaian bidan sukarela

dalam melakukan tindakan medis berdasarkan delegasi atau pelimpahan

wewenang yang diberikan oleh bidan yang sudah menjadi Pegawai Negeri selaku

pendamping untuk bidan sukarela. Jika bidan sukarela melakukan tindakan medis

tanpa delegasi dari bidan pendampingnya, maka tanggung jawab apabila terjadi

kelalaian bukan lagi menjadi tanggung jawab pendamping maupun Puskesmas

tempat bidan sukarela mengabdi, melainkan tanggung jawab pribadi dari bidan

sukarela tersebut.

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diberikan diberikan beberapa

masukan berupa saran yaitu: 1) Mengingat ketentuan mengenai bidan sukarela

tidak diatur secara rinci di dalam peraturan perundang-undangan, dan tidak

memiliki Surat Keputusan tertentu, diharapkan kepada pemerintah untuk segera

membuat peraturan mengenai bidan sukarela tersebut guna untuk menjamin

kepastian dalam memperoleh perlindungan hukum. 2) Hendaknya pemerintah

meninjau kembali mengenai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014

tentang Puskesmas, karena di dalam peraturan tersebut tidak dijelaskan secara

rinci mengenai kewajiban dan tanggungjawab Puskesmas terhadap tenaga

xi

Page 15: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

kesehatan yang berkerja di dalamnya. Hal ini dimaksudkan untuk dapat

menguatkan dan memperjelas tenaga kesehatan dalam mendapatkan kepastian

hukum.

DAFTAR PUSTAKA

xii

Page 16: fh.unram.ac.id · Web viewTanggung Jawab dari segi hukum Pidana, 3.Tanggung Jawab dari segi hukum administratif. Liability, merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir

A. Buku, Makalah, dan Artikel

H.R.Ridwan, Hukum Administrasi Negara, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006.

Praptianingsih, Sri. Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006..

Wahyuningsih,Heni Puji.Etika Profesi Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta, 2009.

B. Peraturan-Perundang-undangan

Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Stbld. Tahun 1847 Nomor 23

Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas, PerMenKes No. 75 Tahun 2014.

Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Indonesia, Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 39 Tahun 1999, LN No. 165 Tahun 1999, TLN No. 3386.

Indonesia, Undang-Undang tentang Kesehatan, UU No. 36 Tahun 2014.

Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

xiii