24
http://mediaantroposfer.blogspot.com/2009/11/antroposfer-dan-aspek- kependudukan.html Pengendalian peledakan penduduk peledakan penduduk bisa menimbulkan dampak, maka tiap negara memikirkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. setiap negar memiliki kebijakan sendiri mengenai hal itu, dua diantarannya adalah : 1. insentif dan sanksi Insentif akan diberikan pada pasangan dengan sedikit anak. Sementara, pasangan yang memiliki banyak anak akan diberi sanksi. Misalnya harus membayar pajak lebih besar. Cina merupakan salah satu contoh negara yang menerapkan metodeinsentif dan sanksi . Seperti kita ketahui bahwa cina memiliki penduduk yang beser. Tercatat dari hasil sensusu tahun 2000, jumlah penduduknya 1,3 M. Penduduk cina kurang lebih 22 %dari total penduduk dunia. sejak tahun 1979, pemerintah cina mengkampanyekan kebijakan "satu anak tiap pasangan". Setiap pasangan dicina hanya diperbolehkan memiliki satu anak. Jika pasangan memiliki lebih dari satu anak, tanpa, ijin dari pemerintah, dianggap ilegal. 2. pendidikan tentang keluarga berencana Di beberapa negara pasangan suami-istri diajari beberapa cara untuk mengendalikan  jumlah anak. Sebagian contoh, dibangladesh lebih dari 24.000 wanita setiap tahunnya dikirim ke daerah perkotaan untuk diajak dan diberikan penyuluhan tentang keluarga berencana. dengan penyuluhan ini diharapkan mereka bisa mengatur jumlah anak. Bagaiman di Indonesia ? Di Indonesia, pengendalian laju pertumbuhan penduduk juga dilakukan dengan kampanye program keluarga berencana. program ini mengajarkan kepada pasangan suami istri untuk memiliki hanya dua anak saja. laki-laki atau perempuan sama saja. Bagai pegawai negeri, pemerintah menerapkan program insetif, yakni tunjangan anak. Sejalan dengan kampanye keluarga berencana, tunjanagan anak bagi pegawai negeri hanya diberikan sampai anak kedua saja. Hal itu diberlakukan dengan tujuan agar pasangan suami istri membatasi jumlah anak. Dampak dari peledakan penduduk, dampaknya diantara lain: Pertumbuhan Penduduk Selama 25 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia telah meningkat menjadi hampir dua kali yaitu dari 119,2 juta pada tahun 1971 menjadi 195,29 juta pada tahun 1995 dan menjadi 198,20 juta pada tahun 1996. Namun demikian, tingkat pertumbuhan penduduk telah turun secara cepat yaitu 2,32 persen pada periode tahun 1971-1980

Filsafat-Masalah Kependudukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 1/24

 

http://mediaantroposfer.blogspot.com/2009/11/antroposfer-dan-aspek-kependudukan.html

Pengendalian peledakan penduduk 

peledakan penduduk bisa menimbulkan dampak, maka tiap negara memikirkan untuk

mengendalikan pertumbuhan penduduk. setiap negar memiliki kebijakan sendiri

mengenai hal itu, dua diantarannya adalah :

1. insentif dan sanksi

Insentif akan diberikan pada pasangan dengan sedikit anak. Sementara, pasangan yang

memiliki banyak anak akan diberi sanksi. Misalnya harus membayar pajak lebih besar.

Cina merupakan salah satu contoh negara yang menerapkan metodeinsentif dan sanksi.

Seperti kita ketahui bahwa cina memiliki penduduk yang beser. Tercatat dari hasilsensusu tahun 2000, jumlah penduduknya 1,3 M. Penduduk cina kurang lebih 22 %dari

total penduduk dunia. sejak tahun 1979, pemerintah cina mengkampanyekan kebijakan

"satu anak tiap pasangan". Setiap pasangan dicina hanya diperbolehkan memiliki satu

anak. Jika pasangan memiliki lebih dari satu anak, tanpa, ijin dari pemerintah, dianggap

ilegal.

2. pendidikan tentang keluarga berencana

Di beberapa negara pasangan suami-istri diajari beberapa cara untuk mengendalikan jumlah anak. Sebagian contoh, dibangladesh lebih dari 24.000 wanita setiap tahunnya

dikirim ke daerah perkotaan untuk diajak dan diberikan penyuluhan tentang keluarga

berencana. dengan penyuluhan ini diharapkan mereka bisa mengatur jumlah anak.

Bagaiman di Indonesia ? Di Indonesia, pengendalian laju pertumbuhan penduduk juga

dilakukan dengan kampanye program keluarga berencana. program ini mengajarkan

kepada pasangan suami istri untuk memiliki hanya dua anak saja. laki-laki atau

perempuan sama saja.

Bagai pegawai negeri, pemerintah menerapkan program insetif, yakni tunjangan anak.Sejalan dengan kampanye keluarga berencana, tunjanagan anak bagi pegawai negeri

hanya diberikan sampai anak kedua saja. Hal itu diberlakukan dengan tujuan agar

pasangan suami istri membatasi jumlah anak.

Dampak dari peledakan penduduk, dampaknya diantara lain:

• Pertumbuhan Penduduk 

Selama 25 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia telah meningkat menjadi

hampir dua kali yaitu dari 119,2 juta pada tahun 1971 menjadi 195,29 juta pada tahun

1995 dan menjadi 198,20 juta pada tahun 1996. Namun demikian, tingkat pertumbuhan

penduduk telah turun secara cepat yaitu 2,32 persen pada periode tahun 1971-1980

Page 2: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 2/24

 

menjadi 1,98 persen pada periode tahun 1980-1990 dan pada periode tahun 1990-

1996 menjadi 1,69 persen.

 Terdapat perbedaan yang sangat mencolok tentang laju pertumbuhan penduduk

bila dilihat menurut propinsi pada periode tahun 1990-1996. Angka terendah sebesar

0,01 persen pada propinsi DI Yogyakarta dan tertinggi sebesar 4,39 persen pada propinsiKalimantan Timur.

Dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan Penduduk tingkat nasional terdapat 9

propinsi yang tingkat pertumbuhannya dibawah 1,69 persen, yaitu propinsi Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara

Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.

• Persebaran Penduduk 

Salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk

yang tidak merata. Hal ini berkaitan dengan daya dukung lingkungan (luas wilayah) yang

tidak seimbang antara Jawa-Bali dengan luar Jawa-Bali. Pulau Jawa yang luas wilayahnya

kurang dari 7 persen dihuni oleh 58,7 persen penduduk, sehingga kepadatan penduduk

di Pulau Jawa mencapai 880 jiwa per Km2 pada tahun 1996.

Kepadatan penduduk di luar Pulau Jawa, jauh lebih rendah, yaitu baru didiami

oleh kurang dari 100 Jiwa setiap Km2 di Pulau Sumatera dan Sulawesi , dan kurang dari

20 Jiwa setiap Km2 di Kalimantan serta khususnya di Irian Jaya yang baru dihuni oleh 5

  Jiwa setiap Km2. Gambaran ini selain memberikan petunjuk tentang tidak meratanya

persebaran penduduk, juga menunjukkan kurang seimbangnya proporsi luas wilayah.

Bila kepadatan penduduk setiap propinsi dibandingkan, maka luas wilayah di

propinsi-propinsi Jawa dan Bali sudah tidak memadai,apalagi DKI Jakarta yang didiami

oleh lebih dari 15.732 jiwa per Km2.

• Persentase Penduduk Kota

Sejak tahun 1971 penduduk perkotaan terus meningkat dengan pesat, yaitu dari

17,3 persen pada tahun 1971 menjadi 22,4 persen pada tahun 1980 dan meningkat

menjadi 37,1 persen pada tahun 1996. Hal ini disebabkan proses urbanisasi yang terus

menerus terjadi karena kehidupan diperkotaan dianggap lebih baik dan menjanjikan

mudah memperoleh kesempatan kerja dan berusaha dari pada di pedesaan sehingga

dapat disebutkan pula bahwa meningkatnya penduduk kota tersebut antara lain

disebabkan oleh pengaruh keadaan sosial dan pertumbuhan pembangunan secara

nasional.

• Rasio jenis Kelamin

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan

rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan.

Page 3: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 3/24

 

Rasio jenis kelamin penduduk selama tiga periode sensus berada dibawah angka

100 yaitu 97,2 pada tahun 1971, 98,8 pada tahun 1980 dan 99,4 pada tahun 1995 dan

tahun 1996. menjadi 99,07.

Pada penduduk kelompok umur 0-14 tahun perkembangan rasio jenis kelamin

cenderung tetap diatas 100 yang berarti anak laki-laki lebih banyak dibandingkan anakperempuan sedangkan pada penduduk umur 15-64 (penduduk umur produktif)

mengalami kenaikan walaupun masih dibawah 100 dan pada kelompok umur 65+

mengalami penurunan dari 94,16 pada tahun 1971 menjadi 86,80 pada tahun 1995.

• Penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin .

Rincian penduduk Indonesia menurut golongan umur (dalam persen) dan jenis

kelamin tergambar dalam piramida penduduk hasilsensus tahun 1971, 1980 dan tahun

1990, menunjukkan ciri yang menarik antara lain :

Pertama, struktur umur penduduk Indonesia masih tergolong “muda”. Artinya

proporsi penduduk dibawah 15 tahun masih tinggi walaupun secara berangsur mulai

menurun, yaitu dari 43,97% pada tahun 1971 menjadi 40,90% pada tahun 1980 dan

36,6% pada tahun 1990 kemudian turun menjadi 33,54% pada tahun 1995.

Kedua, Proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun keatas) semakin bertambah yaitu

2,51% pada tahun 1971 menjadi 3,25% pada tahun 1980 dan 3,88% pada tahun 1990

menjadi 4,25% pada tahun 1995. Sedangkan proporsi anak dibawah lima tahun terlihat

menurun yaitu 16,1% pada tahun 1971 menjadi 14,4% pada tahun 1980, menjadi 11,7%

pada thun 1990 dan menjadi 11,3% pada tahun 1994, pada tahun 1995 menjadi 11,1%

dan menjadi 10,13 pada tahun 1996. Ketiga, perbandingan laki-laki dan perempuan/sexratio cenderung meningkat. Persentase penduduk menurut komposisi penduduk menurut

umur terjadi perubahan komposisi, yaitu semakin kecilnya proporsi penduduk tidak

produktif yaitu yang berumur muda (0-14 th) dan umur lanjut (65 th keatas). Hal ini

berarti bahwa angka ketergantungan/angka beban tanggungan semakin kecil. Pada

tahun 1971 tercatat sebesar 87 per 100 turun menjadi 61 per 100 pada tahun 1995 dan

pada tahun 1996 menjadi 57 per 100 berarti secara rata-rata tanggungan setiap 100

penduduk produktif telah berkurang dari 87 pada tahun 1971 menjadi 61 pada tahun

1995 dan pada tahun 1996 menjadi 57

• Angka Kelahiran Kasar (CBR)

Berdasarkan perkiraan yang dihitung Biro Pusat Statistik (BPS), menunjukkan

bahwa Angka Kelahiran Kasar di Indonesia telah menurun dari 33,7 per 1000 penduduk

pada periode 1980-1985 menjadi 28,7 per 1000 penduduk dan 25,3 per 1000 penduduk

pada periode 1985-1990 dan 1990-1995.

• Transmigrasi

Pelaksanaan pengiriman transmigran dari 8 Propinsi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejak tahun 1985 – 1993 telah mencapai 571.805 KK (+ 2,6 juta jiwa termasuk

Page 4: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 4/24

 

transmigran lokal). Dari 21 propinsi penerima transmigran pada tahun anggaran

1991/1992 propinsi Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat adalah penerima

transmigran terbanyak sedangkan pelaksanaan transmigrasi umum menurut daerah asal

mengalami kenaikan yaitu pada tahun 1983 tercatat 31.951 Kepala Keluarga dan pada

tahun 1995/1996 sebesar 37.970 Kepala Keluarga. Dalam hal ini Propinsi NTT dan NTB

disamping sebagai penerima transmigrasi namun dalam perkembanganya menjadi

Propinsi Pengirim.

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat satu ke tempat lain untuk menetap.

faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi:

1. Faktor pendorong Adalah factor-faktor yang merangsang proses migrasi yang berasal

dari tempat asal.

a. Berkurang SDA di tempat asal

b. Ketidakcocokan dengan budaya tempat asalc. Ingin mencari kehidupan yang lebih layak.

2. Faktor penarik Adalah factor-faktor yang merangsang proses migrasi yang berasal dari

tempat tujuan.

a. Rasa superior di tempat yang baru

b. Penghidupan yang lebih layak di tempat yang baru

c. Mencari pekerjaan di tempat yang baru

3. Faktor penghambat migrasi UU larangan migrasi, perang dsb. Menghitung laju

migrasi/angka mobilitasRumus : M = jumlah perpindahan : jumlah penduduk x 1000

• Usia kawin pertama.

Usia wanita saat perkawinan pertama dapat mempengaruhi resiko melahirkan.

Semakin muda usia saat perkawinan pertama semakin besar resiko yang dihadapi bagi

keselamatan ibu maupun anak, karena disebabkan belum matangnya rahim wanita usia

muda untuk memproduksi anak atau belum siap mental dalam berumah tangga.

Demikian pula sebaliknya, semakin tua usia saat perkawinan pertama semakin tinggi

resiko yang dihadapi dalam masa kehamilan atau melahirkan.

Menurut hasil SUPAS tahun 1995 terdapat 21,5 persen wanita di Indonesia yang

perkawinan pertamanya dilakukan ketika mereka berumur kurang dari 17 tahun. Di

daerah pedesaan dan perkotaan wanita yang melakukan perkawinan dibawah umur

tercatat sebesar 24,4 persen dan 16,1 persen.

Persentase wanita kawin usia muda cukup bervariasi antar Propinsi. Persentase

Wanita kawin Usia Muda, persentase terendah terdapat pada Propinsi NTT (4,35%), Bali

(4,54%) Sedangkan persentase terbesar terdapat pada Propinsi Jawa Timur (40,39%),

 Jawa Barat (39,6%) dan Kalimantan Selatan (37,5%).

• Status perkawinan.

Page 5: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 5/24

 

Komposisi penduduk 10 tahun keatas di kota maupun desa menurut status

perkawinan di Indonesia menunjukkan bahwa penduduk pria dan wanita mengalami

perubahan status perkawinannya.

Pada tahun 1990 persentase penduduk wanita berumur 10 tahun keatas dengan

status kawin 54,2%, belum kawin 33,4%, cerai hidup 3,1% dan cerai mati 9,3%.Sedangkan penduduk pria dengan status kawin 53,4%, belum kawin 43,9%, cerai hidup

1,0% dan cerai mati 1,6%. Bila dibandingkan dengan tahun 1996 persentase penduduk

wanita berumur 10 tahun keatas dengan status kawin 54,88%, belum kawin 33,99%,

cerai hidup 2,35% dan cerai mati 8,77%, sedangkan pada penduduk laki-laki status

belum kawin 42,04%, kawin 55,69%, cerai hidup 0,69% dan cerai mati 1,58%.

• Angka Kelahiran Total (TFR)

Berdasarkan hasil SUPAS 1985, Angka Kelahiran Total (TFR) tahun 1980-1985

adalah 4,1 per wanita usia subur. Berarti dalam jangka waktu lima tahun tersebut angkaini mengalami penurunan sebesar 19,5%. Sedangkan hasil Sensus 1990 menunjukkan

bahwa TFR sebesar 3,3 per wanita usia subur.

Pengelompokan propinsi menurut perkiraan TFR tahun 1990-1995 dan 1995-2000

seperti terlihat pada Tabel II.A.7 di atas, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah

propinsi yang mempunyai TFR kurang dari 3 sedangkan jumlah propinsi pada kelompok

 TFR diatas 3 menurun. Bahwa angka kelahiran menurut kelompok umur ibu terjadi

penurunan pada setiap periode akan tetapi penurunannya tidak secepat seperti pada

periode tahun delapan puluhan. Hal ini disebabkan karena tingkat kelahiran pada saat ini

sudah cukup rendah yaitu rata-rata setiap Ibu usia 15-49 pada periode tahun 1992-1994

melahirkan anak sebesar 2,86 anak.

• Ratio Ibu/Anak 

Perbandingan jumlah anak usia 0 – 4 tahun terhadap wanita usia subur (15 – 49

tahun) pada tahun 1971 adalah 667 anak per 1000 wanita usia subur. Keadaan pada

tahun 1990 dan tahun 1991 telah menurun dari 536 menjadi 460 anak per seribu wanita.

Sedangkan keadaan pada tahun 1992, tahun 1994 dan tahun 1996 menjadi 448, 427 dan

364.

Propinsi yang paling tinggi angka rationya adalah Propinsi Timor Timur, NTT, Sulawesi  Tenggara, dan NTB, sedangkan yang paling rendah adalah Propinsi, DKI Jaya, DI

 Yogyakarta dan Bali

• Rata-rata anak lahir hidup.

Rata-rata anak yang pernah dilahirkan oleh wanita pernah kawin merupakan

salah satu indikator yang biasa dipakai untuk mengukur tingkat kelahiran. Rata-rata

anak yang pernah dilahirkan oleh wanita kawin usia 15-49 tahun 10 pada tahun 1994

dan pada tahun 1996 sebesar 2 0rang anak.

Masalah-masalah kependudukan diatas baik secara langsung maupun tidak langsungmenyebabkan menyebabkan terjadinya peledakan penduduk, akibat adanyanya

Page 6: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 6/24

 

peledakan penduduk menyebabkan sumber daya alam yang ada dieksploitasi tanpa

memperhatikan etika lingkungan karena penduduk yang pesat tersebut membutuhkan

sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pada akhirnya timbullah

masalah lingkungan baik berupa pencemaran, polusi, maupun bencana alam. Untuk itu

perlu di canangkan program KB, Transmigrasi, membuat undang-undang tentang

perkawinan, guna mengatasi masalah kependudukan.

**Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin**

1. Menghitung jumlah penduduk

Untuk mengetahui jumlah penduduk suatu daerah, propinsi, atau negara dapat di

lakukan beberapa cara, seperti sensus penduduk, registrasi atau pencatatan atau survei.

a. Sensus penduduk 

Sensus berasal dari bahasa latin census yang berarti penaksiran harta benda seorang

warga negara pencatatan nama warga negara, misal untu pemungutan pjak.

Sensus dapat dibedakan atas dua macam, yakni sensus de factor dan de jure. Sensus defacto adalah perhitungan penduduk atau pencacahan penduduk yang dilakukan setiap

orang yang pada waktu sensus diadkan berada pada wilayah sensus. Sementra sensus

de jure adalah pencacahan yang hanya dikenal pada penduduk yang benar-benar

bertempat tinggal dalam wilayah sensus tersebut

b. Register

Registrasi adalah catatan secara continue/terus menerus yang dilakukan oleh dinas

terkait terhadap penduduk suatu wilayah administrasi.

c. Survei

Survei merupakan pencacahan penduduk metode dengan cara mengambil contohdaerah. Jadi, pencacahan penduduk metode survei tidak dilakukan diseluru wilayh

negara, melainkan hanya pada daerah-daerah tertentu yang dianggap mewakili seluru

wilayh negara tersebut.

• Macam-macam komposisi penduduk 

1. Berdasarkan aspek biologis

Misalnya : penduduk di suatu desa digolongkan berdasarkan umur dan jenis kelamin.

2. Berdasarkan aspek sosial

Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan tingkat pendidikan dan status

perkawinan.

3. Berdasarkan aspek ekonomis

Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.

4. Berdasarkan aspek geografis

Misalnya : penduduk di golongkan berdasarkan lokasi tempat tinggal.

• Piramida penduduk 

Struktur piramida penduduk :

a. Sumbu vertical untuk distribusi umur

b. Sumbu horizontal untuk menyatakan jumlah penduduk

c. Horisontal kiri untuk laki-laki dan horizontal kanan untuk perempuan.

Page 7: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 7/24

 

 Jenis-jenis Piramida penduduk 

a. Piramida penduduk muda/expansive

Piramida penduduk muda menggambarkan jumlah penduduk muda lebih besar dari pada

 jumlah penduduk tua, sehingga tergambar mengerucut berbentuk kukusan. Contoh :

piramida penduduk Negara Indonesia.

b. Piramida penduduk sedang/stasioner

Piramida penduduk ini menggambarkan jumlah penduduk muda seimbang dengan

 jumlah penduduk tua, sehingga tergambarkan seperti kotak biasa atau mendekati kotak.

Contoh : Swedia.

c. Piramida penduduk tua/constrictive

Piaramida penduduk tua menggambarkan jumlah penduduk tua lebih besar daripada

 jumlah penduduk muda sehingga tergambarkan seperti kukusan terbalik. Dalam Negara

yang mengalami piramida ini terjadi penurunan jumlah penduduk. Contoh : Amerika

serikat.

< • Sex ratio Sex ratio : perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki terhadap 100

orang wanita. Sex ratio = Jumlah penduduk laki-laki : Jumlah penduduk perempuan X 100

A.

Menghitung Pertumbuhan Penduduk Suatu Wilayah.

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung

sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per

waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua

spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal

untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk

pada pertumbuhan penduduk dunia.

• nilai pertumbuhan penduduk 

Page 8: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 8/24

 

nilai pertumbuhan penduduk nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil

dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada

perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah

individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus: P =

Poekt

Rumus: nulai petumbuhan=(popolasi di akhir priode - popolasi diawal priode): populasidiawal

Rasio pertumbuhan= Nilai pertumbuhan X 100 % Nilai pertumbuhan penduduk dunia

Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau

lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi

manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan lalu lintas,

meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat

dianggap "kurang penduduk" bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah

sistem ekonomi (lihat penurunan penduduk).

sumber:

• Wardiyatmoko, K. 2006. Geografi Untuk SMA kelas XII. Jakarta: Elangga.

• http://mangkutak.wordpress.com/2009/01/21/praktek-kerja-lingkungan-hidup-

pklh-geografi-unp/

"tulisan di atas saya dapatkan dari berbagai sumber yang terpercaya..."

http://today.co.id/read/2011/01/29/7653/Indonesia_Dihantui_3_Masalah_Kependu

dukan_Akibat_Ledakan_Penduduk

Pengamat perkotaan dan kependudukan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan,

  jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah akan berimbas pada masalah pemenuhan

ketersediaan pangan, energi, dan keamanan.

 

"Masalah ledakan penduduk merupakan ancaman serius yang harus segera ditangani oleh

pemerintah. Selain mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pangan, juga akan berimbas pada

kebutuhan energi dan kemanan," kata Yayat dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta Sabtu

(29/1/2011).

Page 9: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 9/24

 

Menurutnya kondisi ini diperparah lagi dengan kebiasaan orang Indonesia yang tidak bisa

mengganti bahan makanan pokok dengan makanan pengganti, seperti beras diganti dengan sagu

atau mie.

"Orang Indonesia kalau belum makan nasi belum makan namanya" candanya

 

Belum lagi masalah pemenuhan kebutuhan energi listrik yang akan semakin tinggi. Menurutnya,PLN akan kerepotan memasok listrik ke daerah-daerah di Indonesia.

"Jadi wajar kalau listrik kita byarpet melulu" ujarnya.

 

Selain itu, masalah ledakan penduduk juga akan berimbas pada keamanan masyarakat. Ironisnya,

menurut Yayat lagi, ledakan penduduk ini tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.

"Masyarakat jadi banyak yang menganggur. Karena masalah pengangguran ini, keamanan akan

semakin rentan," tuturnya.

 Yayat menambahkan, dampak ledakan penduduk saat ini memang belum terlalu dirasakan. Hal ini

menurutnya, membuat masyarakat tidak terlalu peduli terhadap akan persoalan ini.

"Orang menjadi tidak peduli karena dampaknya belum terasa pada dirinya, kalau orang macet

tekunci, orang baru teriak," tandasnya.(ftr/ftr)

Dampak Negatif yang Terjadi akibatLedakan Penduduk dan Cara Menga

Dampak Negatif yang Terjadi akibat Ledakan Penduduk dan Cara Mengatasinya

1) Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan yang terjadi akibat masalah ledakan penduduk adalah polusi. Tingkat

polusi bergerak naik seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk disuatu area

permukiman. Polusi ditimbulkan dari asap hasil pembuangan kendaraan bermotor yang

 jumlahnya saat ini semakin meningkat tajam. Hal ini terlihat semakin tingginya frekuensi

kemacetan yang terjadi dijalan-jalan yang membuat jalan di kota tidak lancer lagi di lalui.

Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan segaladampak ikutannya seperti menurun kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan serta

hilangnya fungsi ruang terbuka.

2) Dampak Sosial dan Kesehatan

Dampak sosial yang terjadi akibat masalah ledakan penduduk adalah kemiskinan, karena

banyaknya penduduk, lapangan pekerjaan terbatas, akibatnya banyaklah yang

menganggur. Kemiskinan berkaitan erat dengan kemampuan mengakses pelayanan

kesehatan serta pemenuhan kebutuhan gizi dan kalori. Dengan demikian penyakit

masyarakat umumnya berkaitan dengan penyakit menular seperti diare, penyakit lever, dan

Page 10: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 10/24

 

TBC. Selain itu masyarakat menderita penyakit kekurangan gizi termasuk busung lapar 

terutama pada bayi. Kematian bayi adalah konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan

karena kemiskinan.

Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-

pihak yang terkait karena apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan

dampak-dampak yang telah dijelaskan.

Adapun solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu:

1. Melakukan program transmigrasi

Program transmigrasi adalah program nasional untuk memindahkan kelompok penduduk

dari suatu tempat ke tempat yang lain. Saya rasa program transmigrasi ini sudah banyak

menolong penduduk Indonesia.

2. Melakukan program keluarga berencana

Dengan adanya program KB dapat mencegah kelahiran terlalu banyak anak. Saya

berpendapat bahwa program KB sudah berhasil. Sekarang di Indonesia jumlah anak yang

lahir setiap tahun sudah menurun.

3. Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi.

Hal ini disebabkan padatnya penduduk mengakibatkan banyaknya lahan yang dipergunakan

untuk pemukiman, sehingga lahan yang tadinya merupakan tempat penduduk menanam

tanaman pangan beralih fungsi sebagai lahan pemukiman. Peralihan fungsi ini membuat

penurunan terhadap produksi pangan penduduk sehingga penduduk mengalami

kekurangan pangan. Oleh karena itu diperlukan penggunaan teknologi agar dapat

meningkatkan produksi pangan walaupun denganlahan sempit.

4. Pemerataan pembangunan

Hal ini dapat di lihat dikota-kota yang merupakan titik sentral pembangunan dan kegiatan

ekonomi. Seharusnya pembangunan tidak hanya terpusat dikota-kota tetapi juga dilakukan

dikabupaten. Jika pembangunan dilakukan secara merata dikabupaten maka sangat kecil

kemungkinan penduduk yang tinggal dikabupaten pindah ke kota.

Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2099763-dampak-negatif-yang-terjadi-

akibat/#ixzz1JPC1bKjP

Page 11: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 11/24

 

Ledakan Penduduk Lansia,Krisis Keuangan,dan Kesejahteraan

Aris Ananta

SEPUTAR INDONESIA, 15 Maret 2010

Sepintas judul di atas mungkin tampak aneh.Pertama,kenapa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) meledak?

Seperti balon yang terus mengembang dan terbang tinggi, akhirnya meledak dan kempes,jatuh ke bawah.

Kedua, apa hubungannya dengan masalah keuangan,apalagi krisis keuangan? Bukankah para lansia tidak

punya uang. Kalaupun punya, uangnya sudah tidak banyak. Bagaimana para lansia dapat menyebabkan krisis

keuangan global? Pada era 1960-an,1970-an,hingga 1980-an, dunia dicemaskan dengan laju pertumbuhan

penduduk yang meningkat cepat.Peningkatan ini akibat tingginya angka kelahiran. Jumlah anak-anak dan

penduduk muda meningkat dengan cepat.

Mereka ini sudah bisa mengonsumsi tapi belum berproduksi. Negara- negara di dunia, termasuk Indonesia

mencemaskan pembiayaan yang timbul akibat peledakan jumlah anak-anak dan penduduk muda ini. Akhirnya

dunia memilih keluarga berencana sebagai salah satu cara untuk mengatasi peledakan penduduk, persisnya

peledakan jumlah penduduk muda. Dengan program keluarga berencana, pemerintah memperkenalkan bahwa

kelahiran dapat diatur dan bahwa keluarga kecil adalah keluarga bahagia.

Di banyak negara program keluarga berencana telah berhasil menurunkan angka kelahiran.Bahkan, saat ini

banyak negara telah mencapai below replacement level. Artinya, kalau angka kelahiran ini dipertahankan terus

dalam waktu 30–40 tahun, jumlah penduduk akan berkurang. Pertumbuhan jumlah penduduk menjadi negatif.

Indonesia telah mencapai below replacement level pada awal 2000 atau mungkin saat ini, pada periode 2005-

2010.

Page 12: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 12/24

 

Artinya, kalau angka kelahiran bertahan di below replacement level terus,jumlah penduduk Indonesia akan

berkurang pada 2045 atau 2050. Apa artinya? Selain angka kelahiran yang rendah,angka kematian pun

menurun. Angka harapan hidup semakin tinggi.Yang lahir makin sedikit yang hidup pun hidup lebih

lama.Akibatnya,jumlah penduduk lansia meningkat dengan cepat dan makin cepat.

Terjadilah peledakan jumlah penduduk lansia. Indonesia mungkin akan merasakan dampak peledakan jumlah

penduduk lansia ini pada 2020 atau 2025. Saat itu di mana-mana kita akan berjumpa dengan penduduk lansia,

seperti pada era 1960-an ketika era baby boom,jumlah anakanak yang banyak. Mengapa meledak? Seperti

halnya dengan anak-anak dan penduduk yang masih muda, penduduk lansia ini juga mengonsumsi dan tidak

berproduksi.

Ini dapat menjadi beban generasi muda dan pemerintah untuk membiayai jumlah penduduk lansia yang terus

meningkat dengan cepat. Konsumsi makan mereka mungkin hanya sedikit dibandingkan dengan yang

muda.Tetapi,bila mereka sakit-sakitan dan hidup lama, maka biaya untuk mengurusi mereka akan jauh lebih

besar daripada mengurusi yang anak-anak atau penduduk muda.

Di negara yang sudah maju,para lansia telah diperhatikan oleh pemerintah. Di Belanda misalnya, terdapat sistem

pensiun yang sangat bagus untuk para lansia.Uang diambil dari pajak yang dibayarkan oleh mereka yang masih

bekerja,mereka yang masih muda. Ketika jumlah penduduk lansia belum banyak sistem ini dapat berlangsung

lancar.

Namun,ketika jumlahnya semakin banyak dan hidupnya makin lama, artinya jumlah pensiunan juga meningkat

cepat.Pemerintah kesulitan mendapat uang untuk membiayai para lansia ini. Kesulitan dalam anggaran

pemerintah ini telah dialami banyak negara, seperti negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Hal ini

menyebabkan defisit anggaran pemerintah.

Karena jumlah lansia ini terus meningkat dan hidup lebih lama,maka defisit ini bisa terus bertahan dan

meningkat. Ini ditambah lagi dengan sistem keuangan dunia yang penuh spekulasi. Defisit anggaran di negara

maju akibat peledakan jumlah penduduk lansia ini menjadi salah satu penyebab utama krisis keuangan global

 jilid II. Dampak krisis ini dapat lebih parah dan terjadi pada waktu yang lebih lama.

Sementara negara yang belum maju, seperti Indonesia, belum mempunyai sistem pensiun yang intensif seperti

di negara maju.Para lansia di Indonesia harus membiayai hidup mereka sendiri. Hal ini “menguntungkan”

pemerintah karena tidak menyebabkan ancaman yang serius akibat defisit anggaran gara-gara peledakan

 jumlah penduduk lansia.

Oleh sebab itu, bagi negara seperti Indonesia, peledakan jumlah penduduk lansia tidak akan menjadi ancaman

serius terhadap anggaran pemerintah. Saat ini kita menyaksikan betapa Yunani kesulitan dengan anggaran

pemerintah.Apakah Yunani akan dibiarkan bangkrut atau akan ada pertolongan dari Uni Eropa atau IMF?

Page 13: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 13/24

 

Bagaimana dengan negara lain yang juga mengalami defisit anggaran yang serius,seperti Portugal, Spanyol,dan

bahkan Inggris dan Jepang?

Masalah utang Dubai juga belum terselesaikan. Bersamaan dengan itu, beberapa negara mengalami

“kepanasan ekonomi” yang bila tidak segera didinginkan dapat meledak. China dan Vietnam adalah beberapa

contoh negara yang sedang mengalami “kepanasan ekonomi” tersebut. Krisis ekonomi global jilid II tampaknya

memang juga akan bermula dari negara maju, seperti krisis keuangan global 2007–2008 lalu.

Walau begitu, negara berkembang, termasuk Indonesia akan terkena dampaknya. Itu sebabnya Indonesia perlu

bersiap diri menghadapi kemungkinan krisis ekonomi tersebut. Tetapi, apakah negara berkembang seperti

Indonesia dapat tetap “lepas tangan” pada kesejahteraan penduduk lansia yang juga akan segera meledak? Di

Indonesia, penduduk lansia akan me-ledak sesudah 2020 atau 2025.

Sebagai negara demokrasi, lepas tangannya pemerintah pada ke-sejahteraan para penduduk lansia akan

dibayar dengan biaya politik yang mahal. Penduduk lansia pada 2020 ke atas adalah penduduk lansia yang

makin berpendidikan dan memiliki aspirasi yang tinggi. Kalau mereka tidak puas, mereka akan “menghukum”

pemerintah lewat pemilihan umum di tingkat nasional maupun lokal.

Mereka pun akan melakukan demonstrasi: tidak harus turun ke jalan tapi bisa memanfaatkan media digital.

Sudah saatnya mulai sekarang, pemerintah mempersiapkan diri menghadapi serbuan penduduk lansia.

Dapatkan pemerintah memanfaatkan penduduk lansia sebagai aset pembangunan? Dapatkah yang muda dan

yang tua bekerja sama untuk kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, tidak pandang usia?

Kepandaian pemerintah untuk memanfaatkan serbuan para lansia ini akan sangat menentukan kesejahteraan

seluruh penduduk Indonesia setelah 2025.Kalau perhatian tidak dilakukan sejak saat ini, generasi yang sekarang

muda akan merasakan dampaknya pada masa depan,ketika mereka menjadi lansia. Generasi yang baru lahir 

atau akan dilahirkan akan menderita karena mereka harus menanggung beban berat karena meledaknya jumlah

penduduk lansia.(*)

Kepadatan Penduduk dan Pencemaran Lingkungan

A. Dinamika Penduduk

Penduduk merupakan sekumpulan orang-orang yang telah lama menempati suatu daerah.

Kepadatan penduduk dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk untuk setiap satu

kilometer persegi. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah penduduk di

suatu daerah dengan luas daerah yang ditempati.

 Jumlah Penduduk Luas Daerah

Kepadatan penduduk = ··············

Page 14: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 14/24

 

 Jumlah penduduk di suatu daerah atau negara mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Perubahan ini disebut dinamika penduduk. Perubahan penduduk ini meliputi kelahiran,

kematian, dan migrasi. S edangkan, jumlah penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun

disebut pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi.

Pertumbuhan penduduk dikatakan meningkat bila kelahiran lebih tinggi daripada kematian.

Selain itu, jumlah orang yang datang (bermigrasi) lebih banyak daripada kematian.

Pertumbuhan penduduk dikatakan menurun bila kematian lebih ti nggi daripada kelahiran.

Selain itu, jumlah orang yang keluar atau bermigrasi lebih sedikit daripada kematian.

1. Angka Kelahiran (Natalitas)

Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk

per tahun. Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:

1) Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun.

2) A ngka kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun.

3) Angka kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun.

2. Angka Kematian (Mortalitas)

Mortalitas merupakan angka yang menunjukkan jumlah kematian dari setiap 1000 penduduk

per tahun. Mortalitas dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu: 1) Mor talitas dikatakan tinggi jika

angka kematian > 18 per tahun. 2) Mortalitas dikatakan sedang jika angka kematian antara

14-18

per tahun. 3) Mortalitas dikatakan rendah jika angka kematian antara 9-13 per

tahun.

1. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain. Migrasi dibagi

menjadi beberapa macam, yaitu: 1) Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu

negara ke negara lain. 2) Imigrasi adalah masuknya penduduk ke dalam suatu daerah negara

tertentu. 3) Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. 4) Transmigrasi

adalah perpindahan penduduk antarpulau dalam suatu negara. 5) Remigrasi adalah

kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.

Faktor-faktor pendorong adanya migrasi adalah: 1) Makin susah mendapatkan hasil pertanian

daerah asal. 2) Makin terbatasnya lapangan kerja di daerah asal. 3) Alasan perkawinan dan

Page 15: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 15/24

 

pekerjaan. 4) Tidak adanya kecocokan budaya dan kepercayaan di daerah asal. 5) T erjadi

bencana alam, seperti: gunung meletus, banjir, dan

gempa. Faktor-faktor pendorong terjadinya migrasi adalah: 1) Adanya harapan bisa

mendapatkan pekerjaan yang diinginkan di tempat yang baru.2) Ada rasa kebanggaan

tersendiri berada di tempat yang baru. 3) Adanya kesempatan mendapatan pendidikan yang

lebih tinggi. 4) Adanya kesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih baik. 5) Adanya

aktivitas, tempat hiburan yang menarik minat

seseorang.

P = (l

p = pertumbuhan penduduk l = jumlah kelahiran m = jumlah kematian i = jumlah orang

yang datang (imigran) e = jumlah orang yang pergi (emigran)

B. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Kehidupan

 Jumlah manusia yang makin meningkat memiliki dampak dalam berbagai bidang kehidupan,

seperti bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.

1. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi

D ampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang

sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung

masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya,

lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.

2. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial

 Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan

meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari

desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota.

Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.

3. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan

 J umlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat

pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:

1) M akin berkurangnya lahan produktif, seperti sawah dan perkebunan karena lahan tersebut

dipakai untuk pemukiman.

Page 16: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 16/24

 

2) M akin berkurangnya ketersediaan air bersih. Manusia membutuhkan air bersih untuk

keperluan hidupnya. Pertambahan penduduk akan menyebabkan bertambahnya kebutuhan

air bersih. Hal ini menyebabkan persediaan air bersih menurun.

3) P ertambahan penduduk juga menyebabkan arus mobilitas meningkat. Akibatnya,

kebutuhan alat tranportasi meningkat dan kebutuhan energi seperti minyak bumi meningkat

pula. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara dan membuat persediaan minyak bumi

makin menipis.

4) P ertambahan penduduk juga menyebabkan makin meningkatnya limbah rumah tangga,

seperti sampah dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

C. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas

manusia. Sedangkan, polutan adalah segala sesuatu yang menyebabkan polusi. Semua zat

dikategorikan sebagai polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada di tempat yang

tidak semestinya, dan berada pada waktu yang tidak tepat.

Pencemaran atau polusi tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah mengurangi,

mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran serta kepedulian masyarakat

kepada lingkungannya.

1. Pencemaran Air

Penyebab pencemaran air adalah limbah pabrik atau limbah rumah tangga. Bahan pencemar

berupa bahan kimia yang mengandung racun, mudah mengendap, mengandung radioaktif,

panas, dan pembongkarannya banyak memerlukan oksigen. Polutan yang menyebabkan

pencemaran air harus diuraikan. Penguraian polutan tersebut memerlukan banyak O

sehingga menyebabkan kekurangan O

dalam air yang berpengaruh terhadap kehidupan di air. Banyak ikan yang mati karena

kekurangan oksigen. Pencemaran air menyebabkan air berwarna hitam, kotor, dan berbau

busuk. Pencemaran nitrogen dalam perairan menyebabkan eutrofikasi, yaitu ledakan

pertumbuhan tumbuhan air, seperti eceng gondok. Air ya ng tercemar dapat dikurangi kadar

pencemarannya dengan cara menyaring, mengencerkan, dan mengendapkan. Pabrik-pabrik

diwajibkan menampung dan mengolah limbah, WC pada setiap rumah tangga perlu

dilengkapi dengan septic tank.

1. Pencemaran Tanah

Bahan pencemar tanah berasal dari limbah pabrik, limbah rumah tangga, dan barang-barang

rongsokan. Bahan pencemar yang sukar dihancurkan oleh mikroba adalah plastik, stiroform,

Page 17: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 17/24

 

kaca, dan lain-lain. Untuk mengurangi pencemaran ini banyak hal yang dilakukan oleh

masyarakat untuk mendaur ulang bahan-bahan tersebut.

1. Pencemaran Udara

Bahan pencemar udara umumnya berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang tidak

sempurna oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik, kendaraan bermotor, dan lain-lain.

Dari pembakaran tersebut akan dihasilkan gas dan asap yang sangat membahayakan. Bahan-

bahan yang dapat mencemari udara adalah oksida karbon (CO2 dan CO), oksida belerang (SO

dan SO), senyawa hidrokarbon (CH4 dan C2), partikel cair (asam sulfat, asam nitrat), dan lain-

lain.

Pencemaran udara dapat mengakibatkan beberapa hal, antara lain:

a. Jika kadar CO

tinggi, gas tersebut akan membentuk lapisan tersendiri di atmosfer, lapisan ini menyerap

sinar matahari yang harusnya dipantulkan kembali ke luar angkasa. Hal ini menyebabkan

suhu di bumi meningkat, sehingga es di kutub mencair dan permukaan air laut naik.

Akibatnya daratan bisa tenggelam. Peristiwa ini disebut „efek rumah kaca‰. 2

b. Gas CO merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna. Gas CO mempunyai daya ikat

lebih tinggi terhadap hemoglobin dibandingkan gas O2 sehingga ikatan Hb dengan CO lebih

stabil. Jika banyak hemoglobin yang berikatan dengan gas CO akan menyebabkan tubuh kita

kekurangan O2

Akibatnya, badanmu menjadi lemas.

c. Oksida belerang dan oksida nitrogen jika bereaksi dengan air akan membentuk senyawa

sulfat dan nitrat yang bersifat asam. Zat asam tersebut jika turun bersama hujan akan

menyebabkan hujan asam dan dapat merusak tumbuhan, mikroorganisme tanah serta

kehidupan hewan air tawar.

d. Gas CFC yang digunakan sebagai pendingin (AC, lemari es, dan dispenser) atau gas

penyemprot akan merusak ozon sehingga meningkatkan radiasi sinar ultraviolet ke muka

bumi dan dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit.

4. Pencemaran Suara

Pencemaran suara disebabkan oleh suara bising yang terus menerus. Suara tersebut dapat

ditimbulkan oleh mesin instalasi listrik pabrik, pesawat terbang, kereta api, dan lain-lain.

Akibat pencemaran tersebut dapat menimbulkan gangguan pendengaran, tekanan darah,

 jantung, dan lain-lain.

Page 18: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 18/24

 

D. Penyebab Pencemaran Lingkungan

Kepadatan manusia berdampak pada pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini

disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia.

1. Faktor Alam

Pencemaran lingkungan dapat terjadi secara alami, contohnya letusan gunung, gempa bumi,

perubahan iklim, banjir, kekeringan, dan angin topan. Biasanya manusia hanya dapat

memperkirakan dan mengurangi dampaknya.

1. Faktor Manusia

Manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya alam dari

lingkungannya. Jika populasi manusia makin banyak, maka makin banyak sumber daya alam

yang diambil dari lingkungannya. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan dan

pencemaran.

Ada beberapa perilaku manusia yang mempengaruhi kehidupan manusia secara global,

antara lain: 1) Penebangan hutan hujan tropik di Indonesia dapat berpengaruh 180 pada

perubahan iklim global karena hutan merupakan paru-paru dunia.

2) Uji coba senjata nuklir berpengaruh pada perubahan iklim global. hasil pembakaran dapat

menimbulkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca dapat menyebabkan es mencair sehingga

permukaan air laut meningkat dan dapat menenggelamkan daratan.

3) CO2

E. Peranan Manusia Mengatasi Pencemaran Lingkungan

Manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi pencemaran lingkungan

yang terjadi akibat ulah manusia sendiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan manusia untuk

mengatasi pencemaran lingkungan akan diuraikan berikut ini:

1. Melakukan Penghijauan Salah satu cara mengatasi pencemaran tanah adalah penghijauankembali dengan cara memberi humus tanah, sehingga tanaman kembali subur.

2. Rotasi Tanaman Rotasi tanaman adalah salah satu upaya yang dilakukan untukmempertahankan kesuburan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanam jenis

tanaman yang berbeda pada tempat yang sama secara bergantian.3. Penggunaan Pupuk Seperlunya

Penggunaan pu puk buatan seperti urea, ZA, dan NSP yang berlebihan sangat merusak

lingkungan karena dapat menyebabkan eutrofikasi dan dapat meningkatkan keasaman

tanah.

Page 19: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 19/24

 

Sebaiknya, petani menggunakan pupuk alami, seperti pupuk kompos dan pupuk kandang

untuk mengurangi pencemaran tanah.

1. Pembuatan Sengkedan

Salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan tanah karena erosi adalah dengan pembuatan

sengkedan di tanah berbidang miring, seperti lereng bukit dan pegunungan. Mengapa

sengkedan ini dapat mengurangi erosi? Diskusikan dengan teman sekelompokmu.

1. Reboisasi

Reboisasi adalah p enanaman kembali lahan-lahan yang gundul. Hal ini dilakukan untuk

mengatasi erosi karena akar-akar pohon dapat menyerap air dan menahan tanah agar tidak

terbawa air hujan.

1. Daur Ulang

Saat ini banyak sekali produk daur ulang yang bisa dipakai kembali.

Pendaur-ulangan sampah-sampah rumah tangga dan sampah dari pasar menjadi pupuk yang

dapat dimanfaatkan petani. Biasanya sampah pasar berupa sayur-sayuran yang telah

membusuk. Jika diolah kembali dan ditambah kotoran hewan akan menjadi pupuk alami yang

sangat baik untuk tanaman.

"Ledakan Penduduk" Lebih Berbahaya KetimbangBom Teroris

Minggu, 30 Mei 2010 18:23 WITA | Artikel | Dibaca 722 kali

Oleh: Iskandar Zulkarnaen

banyak anak, belum tentu banyak rezeki (foto: wordpress)

Samarinda (ANTARA News-Kaltim) - Ketimbang bom milik teroris maka ancaman

"ledakan pertambahan penduduk" tidaklah dipandang begitu dramatis dan berbahaya.

Page 20: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 20/24

 

 

Kurangnya dukungan terhadap program KB tercermin bahwa selama otonomi daerah ini

tidak semua kabupaten dan kota punya kantor BKKBN, termasuk di Kaltim.

Padahal, jika ledakan penduduk terjadi tidak dibarengi dengan peningkatan

kesejahteraan rakyat maka terbayangkan berbagai masalah sosial di tanah air yangakan

mengancam stabilitas nasional.

Ledakan jumlah penduduk akibat kelahiran tak terkendali itu sudah tentu menambah

beban pemerintah dalam bidang ekonomi, khususnya meningkatkan kesejahteraan

rakyat.

Sejumlah pengamat menilai bahwa jika seandainya program KB gagal, maka penduduk

Indonesia yang saat ini berjumlah 230 juta jiwa akan menjadi 300 juta jiwa.

Saat kondisi itu terjadi, maka masalah nasional yang ditimbulkan akibat "baby booming"

itu lebih dasyat ketimbang bom milik teroris yang timbul pada sektor pendidikan,

ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan.

Kekhawatiran terjadinya ledakan penduduk itu, belum lama ini disampaikan Kepala

BKKBN Sugiri Syarief yang menyatakan bahwa jika hasil Sensus nanti (berakhir 31 Mei

2010) menunjukkan jumlah penduduk Indonesia lebih dari 235 juta jiwa berarti program

KB nasional selama 10 tahun terakhir akan dinilai gagal.

 

Harus diakui bahwa masalah kependudukan ini terjadi akibat kesalahan bangsa

Indonesia yang terdorong oleh euforia reformasi sehingga mengganggap semua

peninggalan Pemerintahan Orde Baru adalah program yang tidak baik sehingga harus

dihapuskan.

 

Perjalanan program KB kian tak jelas ketika Presiden KH Abdurrahman Wahid

melikuidasi sejumlah kementerian dan badan, termasuk Depsos dan BKKBN.

 

Program KB benar-benar terlihat stagnan bahkan dianggap gagal ketika otonomi daerah

bergulir. Status kantor BKKBN saat bergulir otonomi daerah pada 2000 tidak dipandang

sehingga beberapa daerah, termasuk kabupaten dan kota di Kaltim meleburnya menjadi

satu dengan kantor atau badan yang lain, bahkan banyak daerah di Indonesia tidak

memiliki kantor BKKBN yang bertanggung jawab menjalankan program KB.

 

Pada era Pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden HM. Soeharto, Indonesia

mendapat pengakuan dalam dan luar negeri pada bidang kependudukan karena bisa

menekan angka kelahiran, kematian anak dan ibu saat melahirkan, termasuk

peningkatan gizi dengan berjalan baiknya Posyandu serta didukung oleh Petugas

Lapangan KB (PLKB) yang di zaman Orde Baru mencapai 35.000 orang namun menjadi

sekitar 19.000 orang.

 

Pemerintah Orde Baru melalui ujung tombak programnya Posyandu dan PLKB berhasil

Page 21: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 21/24

 

menekan kasus anak kurang gizi sehingga Indonesia lepas dari peringkat dunia ketiga

dan siap lepas landas pembangunan lima tahun (Pelita).

 

Ironisnya, kasus anak kurang gizi justru meningkat tajam sejak otonomi daerah bergulir

sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyadari "kekeliruan" itu sehingga kini

program KB kembali mendapat perhatian serius.

Hambatan KB

"Era otonomi daerah banyak staf atau pejabat BKKBN memilih pindah ke kantor lain,

bahkan ada yang menjadi lurah dan camat. Pemerintah daerah memang banyak

menempatkan mantan pegawai BKKBN di wilayah kecamatan karena dianggap

berpengalaman dalam berurusan dengan masyarakat," kata Kepala Badan Koordinasi

Keluarga Berencana (BKKBN) Kaltim, Idrus Sebbu.

 Ia memaparkan bahwa kondisi Kaltim sama dengan daerah lain di Indonesia yang juga

mengalami berbagai hambatan dalam menjalankan program KB.

 

Ia Potensi pertambahan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur termasuk tinggi, hal itu

karena keberadaan pasangan usia subur (PUS) belum berimbang dengan jumlah

penyuluh lapangan program keluarga berencana (KB).

 

"Kaltim memiliki potensi pertambahan penduduk yang tinggi karena memiliki pasangan

usia PUS banyak namun belum berimbang dengan jumlah petugas penyuluh lapangan

KB," imbuh dia. 

Faktor yang mendorong sehingga PUS di Kaltim banyak karena jumlah pendatang ke

Kaltim dalam usia produktif bersama pasangannya juga tinggi.

Kondisi itu yang menyebabkan pihaknya harus bekerja keras dalam menjalankan

berbagai program KB untuk meredam pertambahan penduduk melalui kelahiran.

"Konsekuensi dari tingginya jumlah PUS maka resiko pertambahan penduduk melalui

kelahiran juga akan besar apabila program KB kurang berhasil. Jadi ini salah satu

persoalan yang kita hadapi dalam bidang kependudukan di Kaltim," papar dia. 

 Jumlah penyuluh lapangan KB di provinsi itu hanya 244 petugas untuk melayani 1.410

kelurahan yang diperkirakan terdapat sekitar 800.000-900.000 PUS.

 

"Padahal idealnya satu petugas hanya mendampingi 1.000 PUS. Masalah lain,

kenyataannya dari 14 kabupaten dan kota di Kaltim, tercatat lima kabupaten di

antaranya belum memiliki penyuluh KB," ujar dia.

 

Lima kabupaten itu masing-masing Kabupaten Paser, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai

 Timur, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung. Bahkan,Kota

Page 22: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 22/24

 

 Tarakan meskipun ternyata memiliki tenaga penyuluh namun ternyata hanya ada satu

orang.

 

Kondisi itu menyebabkan pihaknya harus bekerja keras dengan mengoptimalkan kinerja

dari petugas penyuluh lapangan. Upaya itu ternyata tidak sia-sia karena meskipun

 jumlahnya sangat minim namun mampu menekan angka kelahiran.

 

Ia memperkirakan bahwa apabila program KB tidak mendapat dukungan semua pihak

terlibat maka dalam beberapa tahun jumlah penduduk Kaltim mengalami pertumbuhan

sangat pesat.

"Yang perlu masyarakat pahami bahwa peran BKKBN bukan melarang pasangan

keluarga untuk memiliki anak namun hanya mengarah bagi keluarga untuk menjaga

  jarak kelahiran," katanya.

Dampak negatif karena melahirkan dengan jarak dekat, kata dia, antara lain

menyebabkan anak kurang terurus serta membahayakan kesehatan ibu, mengingat

secara medis, saraf-saraf yang putus saat bersalin diperkirakan bisa pulih sekitar empat

sampai lima tahun kemudian.

 

Data BKKBN menunjukan bahwa pertumbuhan pendudukan secara nasional setiap tahun

bertambah 1,3 persen atau jumlah penduduk Indonesia bertambah 3,2 juta jiwa per

tahun.

Antisipasi Masalah Sosial

Pihak BKKBN Kaltim gencar kembali menjalankan program keluarga berencana (KB)

karena diarahkan untuk mengantisipasi berbagai masalah sosial di daerah itu.

"Memang belum terasa sekarang namun manfaat dalam upaya mengantisipasi berbagai

masalah sosial itu baru terasa antara 10 hingga 15 tahun ke depan, seperti soal

pendidikan, lapangan kerja dan lainnya," kata Kasi Advokasi Komunikasi, Informasi dan

Edukasi (KIE) BKKBN Kaltim, Sudibyo.

Ia menjelaskan bahwa KB bukan hanya pada pengaturan jarak kelahiran, namunberbagai masalah terkait ekonomi, pendidikan dan sejumlah masalah sosial lain.

"Kini di Kaltim terdapat penduduk sekitar tiga juta jiwa. Meskipun penduduknya relatif 

sedikit ketimbang luas wilayah namun ternyata sudah banyak masalah sosial yang

muncul, seperti banyaknya pengangguran, kemiskinan dan masalah kependudukan.

Salah satu antisipasi melalui program KB," imbuh dia.

 

 Jika program KB yang dijalankan beberapa tahun sebelumnya tidak berhasil, maka

penduduk Kaltim saat ini lebih dari enam juta jiwa. Jika hal itu terjadi, maka jumlah

pengangguran, kriminal, anak yang tidak sekolah, dan kemiskinan dimungkinkan lebihbanyak dari pada yang terjadi saat ini.

Page 23: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 23/24

 

 

BKKBN Kaltim terus berupaya agar program KB di kabupaten dan kota berhasil.

Selanjutnya pihaknya melakukan kunjungan ke daerah guna melihat langsung

keberhasilan program KB di masing-masing daerah, termasuk juga ingin mengetahui

kendala apa saja yang membentur.

 

Salah satu daerah yang dikunjungi pekan ini adalah Kabupaten Bulungan. Di daerah ini

ditemukan sejumlah keberhasilan dan berbagai permasalahan yang perlu disikapi serius

oleh pemegang kebijakan.

 

Keberhasilan yang dicapai antara lain, peserta KB pada Pasangan Usia Subur (PUS)

mengalami peningkatan sehingga menjadi 20.131, kemudian jumlah peserta aktif kini

meningkat menjadi 13.413 orang, atau total sebanyak 66,63 persen.

 

Selain itu, Bupati Bulungan, Budiman Arifin pada 2008 menerima penghargaanManggala Karya Kencana. Pada 2009 bupati kembali menerima Satya Lencana

Wirakarya, yakni penghargaan tertingi bidang KB.

Keberhasilan lainnya adalah terkait program keluarga sejahtera. Hal ini dibuktikan oleh

PKK Bulungan yang menerima penghargaan Manggala Karya Kencana 2009, dan pada

2010 berhasil meraih juaran II lomba keluarga harmonis.

 

Sementara kendala yang dihadapi antara lain masih minimnya tenaga penyuluh untuk

menyukseskan program KB, yakni baru terdapat 21 tenaga penyuluh KB dari 81 desa

yang ada. Padahal idealnya satu penyuluh bertugas di dua desa. 

"Sayangnya, tidak semua daerah memiliki komitmen tinggi terhadap masalah

kependudukan, khususnya program KB seperti Bulungan, mengingat kantor BKKBN

provinsi kini tidak lagi seperti masa Orde Baru yang memiliki kewenangan langsung di

daerah namun semuanya dilimpahkan kepada masing-masing kabupaten dan kota,"

kata dia.

 

Agaknya, mengatasi ancaman ledakan penduduk itu kini sepenuhnya ada di tangan

masing-masing kepala daerah sehingga peran gubernur yang kini kian jelas sebagai

perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah sangat menentukan untuk mendorongagar bupati dan walikota gencar melaksanakan proggram KB.

 

Kewenangan gubernur kian jelas sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di

daerah dengan adanya UU Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas UU

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka kewenangan gubernur kian

 jelas sebagai perpanjangan pemerintahan pusat di daerah.

 

Kewenangan gubernur itu dipertegas lagi dalam PP Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah

Provinsi.

COPYRIGHT © 2010

Page 24: Filsafat-Masalah Kependudukan

5/11/2018 Filsafat-Masalah Kependudukan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-masalah-kependudukan 24/24

 

Ledakan Penduduk dan Lahan Pertanian Berkurang

MINGGU, 23/01/2011 - 14:59

BANDUNG, (PRLM).- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta

Rajasa, melihat ada dua masalah besar dan serius yang dihadapi oleh Jabar. Pertama, soal ledakan

penduduk dan kedua yaitu berkurangnya lahan pertanian.

"Dua masalah itu harus serius ditangani, karena jika terlambat akan berdampak goncangan besar

di Jabar," kata Hatta Rajasa dalam pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke-3 PAN Jabar di

hotel Horison, Kota Bandung, Minggu (23/1).

Soal ledakan penduduk, katanya, harus segera dikendalikan, karena ledakan itu juga akan

menguras lahan untuk pemukiman. Lalu perlunya pemeratan akses pendidikan dan infrastruktur

dasar. Jika akses sama dikhawatirkan akan terjadi kesenjangan antara yang miskin dengan yang

kaya semakin besar. Makanya, Hatta Rajasa minta masalah kesempatan warga terhadap

pendidikan dan lainnya, harus sama.

Soal masalah kedua, yaitu penyusutan lahan pertanian di Jabar. Selama ini Jabar adalah lumbung

pangan nasional. Namun, kondisi yang mencemaskan lahan pertanian itu terus menyusut untuk

lahan pemukiman dan lainnya. Belum lagi gangguan atas budi daya pertanian banyak terjadi,

karena iklim yang ektrim. Kondiis itu harus benar benar menjadi perhatian serius untuk

menanganinya. Soal muswil Hatta minta evaluasi hasil kerja pengurus lima tahun ke belakang.

Soal ketua yang akan dipilih, lakukan dengan baik. Siapapun terpilih harus bisa diterima dan tidak

melakukan hal hal tidak baik. (A-97/A-147)***