11
A.FIRING ORDER, TABLE SEQUENCE DAN VALVE TIMING PADA MOTOR DIESEL. 1.Firing Order. Firing Order adalah urutan pembakaran yang terjadi pada engine yang mempunyai jumlah cylinder lebih dari 1 ( satu ). Contoh : Engine dengan 4 cylinder, mempunyai firing order ( F.O ) = 1 - 2 - 4 - 3, maka proses pembakaran dimulai dari cylinder No.1, dilanjutkan silinder No.2, No.4 dan No.3. Tujuannya adalah untuk meratakan hasil power, agar gaya yang ditimbulkan oleh piston seimbang ( balance ). Baik pada saat kompresi, maupun pembakaran, tidak menimbulkan puntiran pada getaran yang tinggi. Pada motor diesel 4 langkah dengan 1 cylinder, piston bergerak 4 kali, menghasilkan satu kali pembakaran. Atau dua kali putaran crank shaft, menghasilkan 1 kali pembakaran. 2.Table Sequence. Adalah suatu table yang menyatakan urutan langkah dan urutan pembakaran yang terjadi pada engine, baik engine dengan satu cylinder atau lebih. a. Table sequence untuk mesin diesel 1 cylinder. Beda langkah dari TDC ke BDC = 180º b. Table Sequence untuk mesin diesel 4 cyilinder.

Firing Order

Embed Size (px)

DESCRIPTION

firing order

Citation preview

A.FIRING ORDER, TABLE SEQUENCE DAN VALVE TIMING PADA MOTOR DIESEL. 1.Firing Order.

Firing Order adalah urutan pembakaran yang terjadi pada engine yang mempunyai jumlah cylinder lebih dari 1 ( satu ).

Contoh :

Engine dengan 4 cylinder, mempunyai firing order ( F.O ) = 1 - 2 - 4 - 3, maka proses pembakaran dimulai dari cylinder No.1, dilanjutkan silinder No.2, No.4 dan No.3.

Tujuannya adalah untuk meratakan hasil power, agar gaya yang ditimbulkan oleh piston seimbang ( balance ). Baik pada saat kompresi, maupun pembakaran, tidak menimbulkan puntiran pada getaran yang tinggi.

Pada motor diesel 4 langkah dengan 1 cylinder, piston bergerak 4 kali, menghasilkan satu kali pembakaran. Atau dua kali putaran crank shaft, menghasilkan 1 kali pembakaran.

2.Table Sequence.

Adalah suatu table yang menyatakan urutan langkah dan urutan pembakaran yang terjadi pada engine, baik engine dengan satu cylinder atau lebih.

a. Table sequence untuk mesin diesel 1 cylinder.

Beda langkah dari TDC ke BDC = 180

b. Table Sequence untuk mesin diesel 4 cyilinder.

Firing order ( FO ) = 1 - 2 - 4 - 3

Beda langkah setiap cylinder = 720 : 4 = 180

Firing order ( F.O ) = 1 - 3 - 4 - 2.

Beda langkah setiap cylinder = 720 : 4 = 180

c. Table Sequence untuk 6 cylinder.

Firing Order ( F O ) = 1 5 2 6 - 3 - 5 dan 1 5 3 - 6 - 2 - 4

Beda langkah setiap cylinder = 720 : 6 = 120

3.Valve Timing.

Adalah saat membuka dan menutup valve intake dan valve exhaust.Misalkan engine Komatsu 6D125 series dengan data - data sebagai berikut :

- Firing Order ( F O ) = 1 - 5 - 3 - 6 - 2 - 4.

- Valve intake terbuka = 20 B T D C ( Before top dead center ).

- Valve intake menutup = 30 A B D C ( After bottom dead center ).

- Valve exhaust membuka = 45 B B D C ( Before bottom dead center ).

- Valve exhaust menutup = 15 A T D C ( After top dead center ).

Dari data tersebut, dapat diketahui panjang langkah dari engine Komatsu 6D125 series adalah sebagai berikut :

- Intake stroke = 20 + 180 + 30 = 230.

- Compression stroke = 180 - 30 = 150.

- Power stroke = 180 - 45 = 135.

- Exhaust stroke = 45 + 180 + 15 = 240.

Total stroke = 230 + 150 + 135 + 240 = 755.

Jadi over lapping = 755 - 720 = 35.

Fungsi over lapping adalah untuk mengadakan pembilasan gas bekas sisa pembakaran di dalam cylinder ( ruang bakar ). Hal ini terjadi pada saat exhaust valve belum tertutup dan intake valve sudah terbuka.

Untuk pembuatan Table Sequence yang sebenarnya, dalam perhitungan sesuai dengan data diatas

- Akhir power = 0 + 135 = 135.

- Akhir exhaust = 135 + 240 = 375.

- Awal intake = 375 - 35 = 340.

- Akhir intake = 340 + 230 = 570.

- Akhir compression = 570 + 150 = 720.

Untuk silinder 2 dan seterusnya, dihitung dengan cara yang sama setelah perhitungan tersebut dibuat, dapat dibuat table sebagai berikut :

Kesimpulan :

Dilihat dari putaran crank shaft, maka terjadi over lapping power, yaitu power cylinder 1 belum berakhir sudah disusul dengan power cylinder 5 dan seterusnya.

Table sequence dapat digunakan untuk membuat table valve adjusment dengan 2 putaran crank shaft.Seperti pada gambar dibawah ini :

Firing Order Dan Diagram Kerja Motor Pada KendaraanFiring order dan diagram kerja motor biasanya berfungsi untuk mengetahui bagaimana tiap silinder harus melakukan langkah isap-kompresi-usaha-buang secara urut dan tetap.untuk mencapai proses pembakaran pada tiap-tiap silinder tidak dibuat serentak melainkan dibuat bergantian.Urutan dari proses kerja tiap silinder ini disebut firing order.Firing order ini akan mempengaruhi bentuk poros engkol,poros cam dan pompa injeksi,Misalnya diketahui suatu kendaraan mempunyai firing order 1-3-4-2,pengertiannya adalah setelah silinder 1 melakukan langkah kompresi maka selanjutnya akan disusul langkah kompresi pada silinde 3,kemudian silinder 4 dan kemudian silinder 2. Firing order biasanya ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah silinder dan getaran yang mungkin timbul. Firing order tiap-tiap mesin berbeda tergantung dari masing-masing produsen mesin.Firing order ini tidak perlu dirubah-rubah firin order yang umum digunakan adalah sebagai berikut

Jumlah SilinderFiring Order

31-3-2 dan 1-2-3

41-3-4-2 dan 1-2-4-3

61-4-2-6-3-5-6 dan 1-5-3-6-2-4

81-8-4-3-6-5-7-2

Diagram kerja motor adalah penggambaran kerja langkah-langkah motor secara keseluruhan yang ditampilkan dalam satu diagram. Semua kerja motor digambarkandalam satu garis tegak lurus. Sumbu mendatar menggambarkan kerja dari silinder sedangkan sumbu tegak menggambarkan masing-masing silindernya.karena dalam dalam satu proses kerja motor 4 tak memerlukan 2 kali putaran poros engkol atau 720' poros engkol,maka panjang diagaram adalah 720',sedangkan tinggi diagram tergantung dari jumlah silindernya . Faktor lain yang mempengaruhi diagram kerja adalah firing order,karena itu motor yang jumlah silindernya sama tetapi firing ordernya lain maka diagram kerjanya pun akan lain. Dibawah ini ditunjukakan contoh gambar daigram kerja motor 4 tak 4 siinder dengan fo 1-3-4-2. karena proses kerja motor 4 tak adalah 2 kali peros enkol,maka jarak pengapian tiap silindernya adalah 720:4= 180 artinya kompresi antara silinder satu dengan urutan berikutnya adalah 180' dan juga dengan silinder seterusnyaSilinder0' (TMA)180'360'720'

1ISAPKOMPRESIUSAHABUANG

2KOMPRESIUSAHABUANGISAP

3BUANGISAPKOMPRESIUSAHA

4USAHABUANGISAPKOMPRESI

Dari diagaram diatas dapat dilihat bahwa saat silinder 1 pada langkah kompresi ,silinder 2 sedang langkah usaha, silinder 3 sedang langkah hisap, silinder 4 sedang langkah buang.

FIRING ORDER mesin 4,6 dan 8 silinder

FIRING ORDERAda dua cara untuk mendapatkan karakakter engine yang berbeda yaitu dengan mengubah-ubah bentuk plennum dan/atau mengubah-ubah firing order (urutan pengapian). Plennum adalah saluran masuk udara yang dimulai dari titik di lubang di atas helm pembalap sampai dengan mulut intake-runner di setiap silinder (yang di engine F1 berjumlah delapan). Sedangkan firing-order atau urutan pengapian, adalah urutan penyalaan busi pada silinder. Cara mengubah karakter engine dengan memainkan firing-order adalah cara yang lebih populer daripada mengubah-ubah bentuk plennum karena firing-order lebih mudah dianalisis dan mempunyai nilai kepastian yang lebih tinggi daripada cara mengubah-ubah bentuk plennum. Perubahan karakteristik pada bentuk plennum yang berbeda dipengaruhi pula oleh parameter lain seperti temperatur dan tekanan udara sekitar.

Firing-order diperlukan pada setiap engine yang mempunyai silinder lebih dari satu. Jika kita punya sepeda motor dengan dua silinder, maka pengapian businya akan terjadi bergantian antara silinder yang satu dengan silinder yang lain setiap engine berputar setengah siklus pembakaran. Pada engine 4-langkah (4-tak) satu siklus pembakaran menempuh jarak 2 kali putaran engine atau 720 sehingga pengapian pada engine 2 silinder terjadi setiap 360 sekali. Pada engine mobil biasa yang biasanya hanya terdiri atas 4 silinder, firing-order yang paling umum adalah 1-3-4-2 karena urutan itu memberikan getaran yang paling rendah. Dalam menentukan firing-order di engine mobil F1, selain getaran, pertimbangan penting juga diberikan pada karkateristik power yang didapat pada setiap kemungkinan firing-order. kemungkinan firing order yang memberikan karakteristik power dan torsi yang berbeda.Firing order dan diagram kerja motor biasanya berfungsi untuk mengetahui bagaimana tiap silinder harus melakukan langkah isap-kompresi-usaha-buang secara urut dan tetap.untuk mencapai proses pembakaran pada tiap-tiap silinder tidak dibuat serentak melainkan dibuat bergantian.Urutan dari proses kerja tiap silinder ini disebut firing order.Firing order ini akan mempengaruhi bentuk poros engkol,poros cam dan pompa injeksi,Misalnya diketahui suatu kendaraan mempunyai firing order 1-3-4-2,pengertiannya adalah setelah silinder 1 melakukan langkah kompresi maka selanjutnya akan disusul langkah kompresi pada silinde 3,kemudian silinder 4 dan kemudian silinder 2. Firing order biasanya ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah silinder dan getaran yang mungkin timbul. Firing order tiap-tiap mesin berbeda tergantung dari masing-masing produsen mesin.Firing order ini tidak perlu dirubah-rubah firin9 order yang umum digunakan adalah sebagai berikut