26
Flying Book 56 Flying Book 56 kh. fahmi basya kh. fahmi basya [email protected] [email protected] [email protected] Nabi Muhammad saw sebagai yatim piatu

Flying Book 56

  • Upload
    fairly

  • View
    83

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Flying Book 56. Nabi Muhammad saw sebagai yatim piatu. kh. fahmi basya. [email protected] [email protected] [email protected]. Seperti pendapat Ibnu Ishaq dan yang lain, Nabi Muhammad saw lahir tanggal 12 Rabiul Awwal. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Flying Book 56

Flying Book 56Flying Book 56

kh. fahmi basyakh. fahmi basya

[email protected][email protected]@telkom.net

Nabi Muhammad saw sebagai yatim piatu

Nabi Muhammad saw sebagai yatim piatu

Page 2: Flying Book 56

Seperti pendapat Ibnu Ishaq dan yang lain, Nabi Muhammad saw lahir tanggal 12 Rabiul Awwal

Tujuh hari setelah kelahirannya, kakeknya Abd'l-Muttalib minta disembelihkan unta dan

mengundang makan masyarakat Quraisy.

Setelah mengetahui bahwa anak itu diberi nama Muhammad, mereka bertanya-tanya mengapa ia

tidak suka memakai nama nenek moyang.

"Kuinginkan dia akan menjadi orang yang Terpuji bagi Tuhan di langit dan bagi makhlukNya di

bumi," jawab kakeknya

Page 3: Flying Book 56

Aminah ibunya masih menunggu untuk menyerahkan anaknya kepada Keluarga Sa'd yang

akan menyusukannya

Pada hari kedelapan anak itu dikirimkan ke pedalaman

Sebagai suatu kebiasaan bangsawan Arab di Mekah pada waktu itu.

dan baru kembali pulang ke kota setelah ia berumur delapan atau sepuluh tahun

Page 4: Flying Book 56

Halimah bint Abi-Dhua'ib yang pada mulanya menolak Muhammad, ternyata tidak mendapat bayi

lain sebagai gantinya.

Selain ia seorang wanita yang kurang mampu, ibu-ibu lainpun tidak menghiraukannya.

Ketika akan meninggalkan Mekah. Halimah berkata kepada Harith bin Abd'l-'Uzza suaminya:

"Tak enak perasaanku, pulang bersama teman-temanku tanpa membawa seorang bayi. Biarlah aku pergi kepada anak yatim itu dan akan kubawa juga."

Page 5: Flying Book 56

Halimah bercerita, sejak diambilnya anak itu ia merasa mendapat berkah.

Ternak kambingnya gemuk-gemuk dan susunyapun bertambah. Tuhan telah memberkati semua yang ada

padanya.

Page 6: Flying Book 56

Selama dua tahun Nabi Muhammad tinggal di Sahara, disusukan oleh Halimah dan diasuh oleh

Syaima', puterinya.

Udara Sahara dan kehidupan pedalaman yang alami, menyebabkan dia cepat sekali menjadi besar, dan

menambah indah bentuk dan pertumbuhan badannya.

Setelah cukup dua tahun dan tiba masanya disapih, Halimah membawa dia kepada ibunya dan sesudah

itu membawanya kembali ke pedalaman.

Page 7: Flying Book 56

Pada masa itu, sebelum usianya mencapai tiga tahun, ketika itulah terjadi cerita yang banyak dikisahkan

orang.

Ketika ia dan saudara sesusunya sedang berada di belakang rumah di luar pengawasan keluarga, tiba-

tiba anak yang dari Keluarga Sa'd itu kembali pulang sambil berlari, dan berkata kepada ibu-bapanya:

"Saudaraku yang dari Quraisy itu telah diambil oleh dua orang laki-laki berbaju putih. Dia dibaringkan,

perutnya dibedah, sambil di balik-balikan."

Page 8: Flying Book 56

Dalam buku Gelora Iman diceritakan “Halimah pucat pasi mukanya, ia menangis mencari anak

susunya itu, karena ia lebih sayang kepada anak itu dari anak kandungnya sendiri”.

Ketika Halimah putus harapan menemukan anak itulah ia mendengar suara.

“Tidak !,

dia tidak akan hilang di dalam dunia.

Tetapi dunia seluruhnya akan hilang di dalam dia”

Page 9: Flying Book 56

1.Adam setelah itu meloncat ke atas, di atas kakinya telah tampak di udara tulisan bercahaya seperti surya, yang berbunyi: “Hanya adalah

Allah Maha Esa, dan Muhammad adalah Pesuruh Nya”. 2.”Dalam pada itu Adam membuka mulutnya dan berkata: “Aku berterima kasih kepada Mu O Allah Tuhan ku, bahwa Engkau telah suka menciptakan aku, akan tetapi ceritakanlah kepada ku, aku mohon kepada Engkau apa maksud dari kata-kata ini “Muhammad adalah Pesuruh Allah”.

Dalam Injil Barnabas disebutkan seperti ini:

Sudahkah di sana manusia manusia lain sebelum aku ?”

Page 10: Flying Book 56

3.Kemudian firman Allah: “Akan kamu terima kasih kembali O hamba Ku Adam. Aku akan ceritakan kepada mu bahwa engkau adalah manusia pertama yang telah Aku ciptakan”. 4”Dan dia yang telah engkau lihat adalah anakmu yang akan datang ke dalam dunia

bertahun-tahun mulai sekarang dan akan menjadi pesuruh Ku. 5. Karena dia Aku telah menciptakan seluruh alam, yang akan memberi

penerangan kepada dunia bila ia datang.

Page 11: Flying Book 56

6.yang rohnya telah ditempatkan dalam suatu keindahan sorga 60.000 tahun sebelum Aku menciptakan sesuatu”.

7.Adam memohon kepada Allah dan berkata: “Hadiahkanlah kepada ku tulisan itu di atas kuku jari tangan ku”.

8.Lalu Allah memberikan kepada manusia pertama itu di atas ibu jarinya rulisan itu

Page 12: Flying Book 56

9.Di atas ibu jari tangan kanan tulisan:”Hanya adalah Allah Maha Esa, dan di atas kuku ibu jari kiri tulisan “Muhammad adalah pesuruh

Allah”

10.Kemudian dengan kasih sayang selaku bapak manusia pertama itu, mencium kata-kata itu dan mengusap matanya lalu berkata:

“Dilimpahkan kiranya keberkatan pada hari ketika engkau akan datang ke dunia”

(Injil Barnabas bab 39)

Page 13: Flying Book 56

Nabi Muhammad tinggal pada Keluarga Sa'd sampai mencapai usia lima tahun, menghirup jiwa

kebebasan dan kemerdekaan dalam udara Sahara yang lepas itu.

Dari Kabilah ini ia belajar mempergunakan bahasa Arab yang murni, sehingga pernah ia mengatakan

kepada teman-temannya kemudian:

"Aku yang paling fasih di antara kamu sekalian. Aku dari Quraisy tapi diasuh di tengah-tengah Keluarga

Sa'd bin Bakr."

Page 14: Flying Book 56

Lima tahun masa yang ditempuhnya itu telah memberikan kenangan yang indah sekali dan

kekal dalam jiwanya.

Demikian juga Ibu Halimah dan keluarganya tempat dia menumpahkan rasa kasih sayang dan

hormat selama hidup di sana.

Penduduk daerah itu pernah mengalami suatu masa paceklik sesudah perkawinan Nabi

Muhammad dengan Khadijah.

Page 15: Flying Book 56

Setiap ibu Halimah mengunjungi nabi Muhammad,

sepulangnya ia dibekali dengan harta Khadijah berupa unta yang dimuati air dan empat puluh ekor

kambing.

Dan setiap Halimah datang, Nabi membentangkan pakaiannya yang paling berharga untuk tempat

duduk Ibu Halimah sebagai tanda penghormatan dan kasih sayang.

Ia tidak mempunyai ibu sejak kecil dan tidak mempunyai ayah sejak lahir.

Page 16: Flying Book 56

Itu yang disebut pada surat Adh-Dhuha:

Bukankah Dia dapati-mu yatim, Kemudian Dia pelihara ?

Dan Dia dapati-mu bingungKemudian Dia pimpin

Dan Dia dapati-mu miskinKemudian Dia beri kecukupan ?

Page 17: Flying Book 56

Itu yang disebut pada surat Adh-Dhuha:

Maka, Anak yatim, janganlah engkau hinakan

Dan orang yang bertanya,Janganlah engkau abaikan

Dan,Pengembalaan-Tuhanmu,

Hendaklah engkau rangkaikan.

(Al-Qur’an, surat Adh-Dhuha, ke 93 ayat 6-11)

Page 18: Flying Book 56

Ketika Aminah membawa anaknya ke Madinah untuk diperkenalkan dengan saudara-saudara kakeknya dari pihak Keluarga Najjar. Dalam

perjalanan itu dibawanya juga Umm Aiman, budak perempuan yang ditinggalkan ayahnya dulu.

Sesampainya mereka di Madinah, kepada anak itu diperlihatkan rumah

tempat ayahnya meninggal dunia dulu, serta tempat ia dikuburkan.

Itu lah yang pertama kali ia merasakan sebagai anak yatim.

Page 19: Flying Book 56

Dan barangkali ibunya pernah menceritakan dengan panjang lebar tentang ayah tercinta itu, yang setelah

beberapa waktu tinggal bersama-sama, kemudian meninggal dunia di tengah-tengah pamannya dari

pihak ibu.

Sesudah Hijrah, pernah juga Nabi menceritakan kepada sahabat-sahabatnya kisah perjalanannya yang

pertama ke Madinah dengan ibunya itu.

Kisah yang penuh cinta pada Madinah, Kisah yang penuh duka

pada orang yang ditinggalkan keluarganya.

Page 20: Flying Book 56

Sesudah cukup sebulan mereka tinggal di Madinah,

Aminah sudah bersiap-siap akan pulang.

Ia dan rombongan kembali pulang dengan dua ekor unta yang membawa mereka dari

Mekah. Tetapi . . . . .

di tengah perjalanan, ketika mereka sampai di Abwa‘. ibunda Aminah menderita sakit, yang kemudian meninggal dunia dan dikuburkan

pula di tempat itu.

Page 21: Flying Book 56

Anak itu, oleh Umm Aiman dibawa pulang ke Mekah, pulang menangis dengan hati yang pilu,

sebatang kara. Ia makin merasa kehilangan; sudah ditakdirkan menjadi anak yatim. Terasa olehnya hidup yang

makin sunyi, makin sedih.

Baru beberapa hari yang lalu ia mendengar dari Ibunda keluhan duka kehilangan Ayahanda semasa ia

masih dalam kandungan. Kini ia melihat sendiri dihadapannya, ibu pergi untuk

tidak kembali lagi, seperti ayah dulu. Tubuh yang masih kecil itu kini, dibiarkan memikul beban hidup

yang berat, sebagai yatim-piatu.

Page 22: Flying Book 56

Kenangan yang memilukan hati ini barangkali akan terasa agak meringankan juga sedikit, sekiranya

Abd'l-Muttalib masih dapat hidup lebih lama lagi. Tetapi orang tua itu juga meninggal, dalam usia

delapanpuluh tahun, sedang Muhammad waktu itu baru berumur delapan tahun.

Sekali lagi Nabi Muhammad dirundung kesedihan karena kematian kakeknya itu, seperti yang sudah

dialaminya ketika ibunya meninggal. Begitu sedihnya dia, sehingga selalu ia menangis sambil

mengantarkan keranda jenazah sampai ketempat peraduan terakhir.

Page 23: Flying Book 56

Bahkan sesudah itupun ia masih tetap mengenangkannya, sekalipun sesudah itu,

di bawah asuhan Abu Talib pamannya,

ia mendapat perhatian dan pemeliharaan yang baik sekali,

mendapat perlindungan sampai masa kenabiannya, yang terus demikian sampai

pamannya itupun akhirnya meninggal dunia

Page 24: Flying Book 56

di sinilah kisah itu bermula.

di Lembah tandus tanpa tetumbuhan.di Lembah tandus tanpa tetumbuhan.di Lembah kematian tanpa kehidupandi Lembah kematian tanpa kehidupan

di sini batu di sana batudi sini batu di sana batu

Page 25: Flying Book 56

di tempat, rumah pertama didirikan

di tempat, Ibrahim bermunajat

di tempat, ummat manusia, kini berkumpul

di tempat, yang paling dihormati di bumi

Page 26: Flying Book 56

Pusat Studi Islam dan Kepurbakalaan

File

www.12mb.com/fahmi