Upload
i-wayan-darya-kartika
View
389
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
*NIM: C34090077, Kelompok 10 – Departemen Teknologi Hasil Perairan Di bawah bimbingan: Dwi Novianti dan Noviarti
KONTAMINASI Fusarium sp. PADA TSA (TRYPTICASE SOY AGAR) DENGAN PERANTARA MEDIUM BULU MATA
(Studi kasus: Laboratorium Mikrobiologi Dasar II, Kelompok 10)
I Wayan Darya Kartika*
ABSTRAK Mikroorganisme terdapat di mana-mana sehingga sesungguhnya kita
senantiasa dikelilingi oleh bakteri, fungi, protozoa dan mikroorganisme lain. Laboratorium, sebagaimana halnya lingkungan-lingkungan lain, dihuni oleh banyak mikroorganisme yang tersuspensikan di udara atau mengendap bersama debu pada berbagai macam permukaan. Praktikan atau laboran juga dikelilingi oleh bakteri, meskipun telah memakai peralatan laboratorium yang memadai serta melakukan prosedur aseptik yang dianjurkan karena disebabkan faktor eksternel maupun internal. Dalam percobaan ini terdapat kontaminasi dari kapang asing berwarna merah pada trypticase soy agar (TSA; agar kedele triptikase) kelompok 10. Hal ini tidak terjadi pada kelompok lain meskipun dalam satu laboratorium. Diduga salah satu penyebab dari biakan asing bakteri pada TSA kelompok 10 adalah dari medium bulu mata. Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan pada sampel medium bulu mata kelompok 10, didapatkan hasil bahwa mikroorganisme yang terdapat pada TSA kelompok 10 adalah kapang Fusarium solani PENDAHULUAN
Mikroorganisme terdapat di mana-mana, dari dasar laut sampai ke puncak-puncak gunung berselimutkan es, di mata-mata air belerang panas, dalam tanah dan debu, di udara, dalam air dan susu, maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri (kulit dan selaput lendir); pendek kata, di segala macam tempat serta lingkungan di muka bumi ini. Sesungguhnya, memang kita senantiasa dikelilingi oleh bakteri, fungi, protozoa dan mikroorganisme lain (Hadioetomo, 1993)
Laboratorium, sebagaimana halnya lingkungan-lingkungan lain, dihuni oleh banyak mikroorganisme yang tersuspensikan di udara atau mengendap bersama debu pada berbagai macam permukaan (pakaian, meja, lantai serta benda-benda lain). Ukuran sel mikrobe yang demikian kecil dan ringan menyebabkannya mudah terhembuskan ke mana-mana oleh aliran udara atau membonceng pada partikel-partikel debu.
Praktikan atau laboran juga dikelilingi oleh bakteri, meskipun telah memakai peralatan laboratorium yang memadai serta melakukan prosedur aseptik yang dianjurkan. Faktor internal (dari dalam) juga mempengaruhi jumlah mikroorganisme yang “terbawa” oleh laboran ke laboratorium. Misalnya, saat praktikan menderita sakit atau luka luar yang berpotensi membawa mikrobe “baru” ke lingkungan laboratorium. Akibatnya, tak menutup kemungkinan bahwa mikroorganisme dalam laboratorium dapat terkontaminasi mikroorganisme dari luar (Aryulina, 2004). Hal tersebut dapat mempengaruhi pengamatan pada medium yang disediakan.
BAHAN DAN METODE
Dalam praktikum, akan diamati mikroorganisme yang umum dijumpai di laboratorium dan pada manusia. Bahan yang digunakan adalah 3 cawan petri yang
2
masing-masing berisi medium biakan mikrobe yang mencakup nutrient agar (NA; agar nutrient), potato dextrose agar (PDA; agar dekstrosa kentang) dan trypticase soy agar (TSA; agar kedele triptikase).
Praktikan menuliskan keterangan pada masing-masing nutrien dalam cawan petri yang mencakup nama kelompok, tanggal praktikum serta medium biakan mikrobe (lihat Lampiran, Gambar 1). Masing-masing medium telah siap digunakan untuk membiakkan mikrobe yang berasal dari udara, meja laboratorium serta tubuh manusia).
Buka tutup cawan petri PDA; biarkan terbuka di atas meja selama ± 1 jam. Setelah itu kembalikan tutupnya, letakkan terbalik dan inkubasikan pada suhu kamar selama 2 – 5 hari.
Selanjutnya, celupkan batang penyeka steril ke dalam air steril dalam tabung, lalu oleskan pada permukaan meja kerja atau permukaan benda lain. Buka tutup cawan petri NA dan oleskan batang penyeka tadi ke atas permukaan agar. Kembalikan tutupnya dan letakkan dalam posisi terbalik dalam keranjang yang disediakan. Cawan yang berisi NA diinkubasikan pada suhu 37°C selama 2 - 5 hari.
Bukalah terlebih dahulu tutp cawan petri TSA, kemudian sentuhkan atau letakkan pada permukaan dari salah satu medium berikut: jari, rambut, jilatan lidah, percikan bensin atau batuk. Dalam medium ini, digunakan rambut/bulu mata dari salah satu anggota kelompok 10. Selanjutnya, cawan petri TSA diinkubasikan pada suhu 37°C selama 2 - 5 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil biakan mikrobe kelompok 10 pada medium agar
Sumber Koloni Nama Koloni
Jumlah macam koloni
Dua macam koloni yang tumbuh terbanyak
Sketsa Ciri utama
NA Mucor 3
Miselium putih sampai kelabu hitam,
hifa non septat, sporangia dan
sporangiospora
Syncephalastrum 1 Permukaan putih sampai kelabu hitam
PDA
Aspergillus 12
Hijau kebiruan dengan area kuning
sulfur pada permukaannya
Nigrospora 2
Permukaan putih sampai kelabu,
permukaan belakang hitam
TSA ??? 1 ???
3
Gambar 1. Biakan bakteri asing berwarna merah pada TSA kelompok 10
Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa mikroba yang berkembang di masing-masing medium merata, ditunjukannya dengan tidak ada bakteri yang sama pada nutrien yang berbeda. Koloni Aspergillus sp. mendominasi NA dengan jumlah koloni yang lebih banyak daripada mikroba lain di nutrien yang lain. Keanehan terjadi pada TSA, karena setelah diinkubasi selama 2 hari, mikroba yang tumbuh adalah mikroba asing yang berwarna merah (lihat Gambar 1)
Perbandingan biakan mikroorganisme pada TSA kelompok lain (kecuali kelompok 10) pada Laboratorium Mikrobiologi 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Hasil biakan mikrobe beberapa kelompok lain pada medium agar
Kelompok Medium biakan mikroorganisme dan mikroorganismenya NA PDA TSA
9 __ Aspergillus, Rhizopus
__
11 Hormodendrum, Monstospora
Monstospora Oospora & Monstospora
13 Aspergillus Oospora, Mucor Oospora 14 Trichothecium Gliodadium
Sedangkan pada kelompok lain, mikroba yang dominan muncul adalah
Montospora dan Oospora. Kedua organisme itu merupakan organisme lumrah yang dapat hidup di mana saja bahkan di laboratorium sekaligus (Sunatmo, 2009). Kedua kapang tersebut lebih berkembang pada medium yang terbuat dari bahan tumbuhan alami dari alam (Odum, 1959) misalnya kentang ataupun kedelai.
Diduga salah satu penyebab dari biakan asing bakteri pada TSA kelompok 10 adalah dari medium bulu mata. Bulu atau rambut memang medium yang dianjurkan pada medium TSA ini. Namun belum diketahui apakah bulu mata tersebut dalam keadaan normal atau sedang terinfeksi. Karena bulu mata adalah bagian dari mata, maka diasumsikan bulu mata terinfeksi akibat adanya infeksi di sekitar mata. Berikut ini literatur yang diterjemahkan mengenai infeksi mata yang disebabkan oleh kapang atau jamur (Doctor Fungus, 2009). Tabel. 3 infeksi mata yang disebabkan oleh kapang dan jamur
Fungi type Moulds Yeasts
Faktor yang memberi pengaruh
• Trauma dari luar • Penggunaan lensa
kontak • Pembedahan mata
• Penyakit permukaan mata kronis
• Ketidakimunan tubuh • Obat kornea anestetik
4
Kekhasan klinis
• Infiltrasi stromal yang mempunyai reaksi selular dan tekstur kasar
• Permukaan epitel mata terlihat kering, kelabu dan mungkin diatas permukaan kornea tidak jelas
• Inflamasi stromal ekstensif dan adanya edema
• kemungkinan adanya keratitis bakteri gram positif
Agen yang menginfeksi
• Fusarium spp • Aspergillus spp • Acremonium • Other
• Candida albicans • Candida parapsilosis • Candida tropicalis
Mikroba yang diduga mengkontaminasi adalah kapang (jamur) dari genus
Fusarium, dengan ciri-ciri umum: (1) Pusat berwarna rose tua dengan tepi merah muda dan (2) konidia seringkali berbentuk bulan sabit (Hadioetomo, 1993-hal. 25). Namun, belum teridentifikasi secara jelas apa spesies dari kapang Fusarium sp. tersebut. Oleh karena itu, diambil sampel spesies yang dominan dengan dengan ciri-ciri umum terdekat, yaitu: Fusarium solani, Fusarium oxysporum dan Fusarium chlamydosporum Tabel 3. Karakteristik mikroorganisme kontaminasi (Fusarium sp.) pada TSA
Ciri Koloni Fusarium sp. F. solani F. oxysporum F. chlamydosporum
Warna merah muda merah muda merah pucat Elevasi timbul timbul timbul Tepian berlekuk bercabang berombak Bentuk keriput keriput keriput Bau - - -
Berdasarkan tabel, ciri warna, elevasi dan bentuk hampir sama. Perbedaannya
terletak pada bentuk tepiannya. Dengan perpatokan pada ciri umum genus Fusarium sp , yaitu (1) pusat berwarna rose tua dengan tepi merah muda dan (2) konidia seringkali berbentuk bulan sabit (berlekuk) maka jenis kapang yang terdapat pada TSA kelompok 10 adalah Fusarium solani. KESIMPULAN
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan pada sampel medium bulu mata kelompok 10, didapatkan hasil bahwa mikroorganisme yang terdapat pada TSA kelompok 10 adalah kapang Fusarium solani. Dugaan tersebut diambil berdasarkan ciri-ciri umum genus Fusarium serta asumsi infeksi mata yang merembet ke sampel bulu mata.
DAFTAR PUSTAKA
[Doctor Fungus]. 2009. Eye Infection [terhubung berkala]
http://www.doctorfungus.org/mycoses/human/other/eyeinfections.htm [akses: 1
Oktober 2010]
Aryulina, Diah, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni. 2004. Biologi 2.
Jakarta: Erlangga
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Odum, Eugene P. I959. Fundamentals of Ecology. USA: W. B. Saunders Company
Suhardi. 1983. Evolusi Avertebrata. Jakarta: Penerbit Universita Indonesia (UI-Press)
Sunatmo, Tedja Imas. 2009. Mikrobiologi Esensial Jilid I. Jakarta: Penerbit Ardy Agency
LAMPIRAN
Lampiran 1. Eye infection Fungi type Moulds Yeasts
Predisposing factors
• Outdoor or vegetable-related trauma
• Contact lens usage • Eye surgery
• Chronic ocular surface diseases
• Chronic mucocutaneous candidiasis
• Immunosuppression, including AIDS
• Corneal anesthetic abuse
Clinical features • Stromal infiltrates have minimal cellular reaction and rough texture.
• The epithelial surface looks dry, gray and may be either above the level of the corneal surface or ulcerated.
• Feathery infiltrates. Sometimes pigmented fungal elements can be recognized
• Satellite lesions or multifocal microabscesses are also seen.
• Small, oval, sharply demarcated ulcerations with a "color button" configuration
• Extensive stromal inflammation and edema
• May be indistinguishable from Gram-positive bacterial keratitis
Most common etiologic agents
• Fusarium spp • Aspergillus spp • Acremonium • Other
• Candida albicans • Candida parapsilosis • Candida tropicalis
sumber: http://www.doctorfungus.org/mycoses/human/other/eyeinfections.htm
LAMPIRAN
Lampiran 2. Gambar Fusarium sp.
Gambar 1. TSA yang terkontaminasi Fusarium sp. (kiri) dan TSA steril (kanan)
Gambar 2. Koloni Fusarium sp. berwarna merah muda, elevasi timbul dan tepian berlekuk
Gambar 3. Koloni Fusarium sp. Berbentuk keriput (dilihat dari bawah)
Gambar 4. Koloni Fusarium sp. dengan perbesaran 40x10, perlakuan pewarnaan gram
Gambar 5. Infeksi mata akibat kontaminasi Fusarium sp.(keratitis mata)