45
GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM KEGIATAN BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL PERIODE TAHUN 2016 DI RSGMP UNIVERSITAS HASANUDDIN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi NAUVAL FARUQ KASANG J111 13 329 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

KEGIATAN BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL PERIODE TAHUN

2016 DI RSGMP UNIVERSITAS HASANUDDIN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

NAUVAL FARUQ KASANG

J111 13 329

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

ii

GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

KEGIATAN BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL PERIODE TAHUN

2016 DI RSGMP UNIVERSITAS HASANUDDIN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

OLEH:

NAUVAL FARUQ KASANG

J111 13 329

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 3: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Gambaran Perawatan Gigi dan Mulut pada Anak dalam Kegiatan

Bulan Kesehatan Gigi Nasional Periode 2016 DI RSGMP Universitas

Hasanuddin

Oleh : Nauval Faruq Kasang / J111 13 329

Telah Diperiksa dan Disahkan

Pada Tanggal 14 Desember 2016

Oleh :

Pembimbing

Drg. Muhammad Amin Kansi MS,. Ph.D

NIP. 196412091991032001

Mengetahui

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasnuddin

Dr.drg.Bahruddin Thalib, M.Kes,Sp,Prost

NIP. 19640814 199103 1 002

Page 4: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang tercantum namanya di bawah ini :

Nama : Nauval Faruq Kas ang

Nim : J111 13 329

Judul Skripsi : Gambaran Perawatan Gigi dan Mulut Pada Anak Dalam Kegiatan

Bulan Kesehatan Gigi Nasional Periode 2016 di RSGMP Universitas Hasanuddin

Menyatakan bahwa judul skripsi yang diajukan adalah judul skripsi yang baru dan

tidak terdapat di Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Unhas

Makassar, Desember 2016

Staf Perpustakaan FKG-UH

Nuraeda A S.Sos

Page 5: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi dengan judul “Gambaran Perawatan Gigi dan Mulut Pada

Anak Dalam Kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional Periode 2016 di RSGMP

Universitas Hasanuddin” Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai salah satu syarat

penyelesaian studi dalam mencapai gelar sarjana kedokteran gigi pada Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Salawat dan salam juga penulis haturkan

kepada junjungan nabi besar Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan yang

membawa manusia dari jalan yang gelap menuju jalan serba pengetahuan.

Penulis menyadari, bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan

banyak pihak. Kesempatan ini, penulis pertama-tama ingin mengucapkan terima

kasih serta penghormatan dan penghargaan kepada kedua orang tua penulis yakni

Ir.Muh. Kasang, Msi dan Ibunda Nurfajri Wahab karena doa dan restunyalah

sehingga rahmat Allah tercurah, serta atas kasih sayang dan kesabarannya dalam

memberikan dukungan baik materil maupun moril sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Juga kepada saudara-saudara penulis tercinta, Nurul Indah Pratiwi &

Muhammad Rezki Alamsyah, yang senantiasi memberi semangat dan dukungan.

Tak pula penulis ucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-

besarnya kepada :

Page 6: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

vi

1. ALLAH SWT. Tuhan Yang Maha Segalanya karena dengan izin dan

keberkahan-Nya penulis diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini

2. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes. Sp. Prost, selaku dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin sekaligus Penasehat Akademik

yang sabar memberi dukungan selama perkuliahan.

3. drg. Muhammad Amin Kansi MS, Ph.D selaku pembimbing skripsi dengan

sabar membimbing dan memberikan arahan bagi penulis selama penyusunan

skripsi ini, tanpa adanya bimbingan,semangat dan dorongan skripsi ini tidak

akan berjalan dengan semestinya

4. drg. Donald Ronald Nasuhona, selaku pembimbing akademik atas

bimbingan, nasehat, serta dukungan dalam mendorong untuk menjadi lebih

baik lagi dalam masa belajar selama perkuliahan

5. Segenap Staf pengajar, karyawan dan staf bagian Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin yang banyak membantu penulis dalam menyelsaikan

skripsi ini.

6. Untuk Ulfah Annisa Mansur dan Nurul Afiyah yang senantiasa sabar

menemani, menyemangati, membantu dan menghibur penulis selama

pembuatan skripsi ini.

7. Untuk GEJALA : Heri, Rahmat, Akira, Dayat, Zul, Fachril, Wahid,

Aldy, Teko, Pentol, Surya, Bagus dan Asra yang memberi canda tawa dan

menghibur penulis yang tidak didapatkan dimana pun dan, kalian paling

terbaik

Page 7: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

vii

8. Untuk Siswa-Siswi ku yang selalu mendoakan, selalu memberi senyuman

manis, juga semua teman ngajar yang memberi masukan dan semangat.

9. Untuk teman seperjuangan di FKG Unhas RESTORASI 2013 yang

menemani dikala suka dan duka selama perkuliahan dan insha allah selama-

lamanya

10. Untuk teman-teman KKN REGULER GEL. 93 KEC. TAKALALLA

POSKO LEWENG yang selalu meberi dorongan serta motivasi dalam

menulis terkhusus untuk teman Posko : Adipati, Adrynho, Winda, dan

Ikke yang senantiasa menyemangati penulis.

11. Dan bagi semua pihak yang tidak penulis sebutkan namanya,terima kasih

telah memberikan kontribusi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Olehkarena itu, penulis memohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan skripsi

ini. Kritik dansaran kami hargai demi penyempurnaan penulisan serupa dimasa yang

akan datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat

bernilai positif bagi semua pihak yang membutuhkan

Makassar, September 2016

Penulis

Page 8: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

viii

ABSTRAK

GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

KEGIATAN BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL PERIODE TAHUN

2016 DI RSGMP UNIVERSITAS HASANUDDIN

Nauval Faruq Kasang, Muhammad Amin Kansi

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unhas

ABSTRAK

Latar belakang: Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10

besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia. Penyakit gigi

dan mulut yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia yaitu karies. Menurut

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, tingkat kerusakan gigi di Indonesia cukup

tinggi, prevalensi nasional indeks DMF-T (tingkat keparahan kerusakan gigi) adalah

4,6 dan di Sulawesi Selatan angka tersebut mencapai 6,0 yang menjadikannya

provinsi ke-4 yang memiliki indeks DMF-T tertinggi seIndonesia. Hal ini ditunjang

dengan tingkat karies aktif di Sulawesi Selatan yang mencapai 66,7%. Tujuan:

menghimbau kepada masyarakat agar memanfaatkan sarana kegiatan BKGN yang

menyediakan perawatan dan pelayanan secara gratis sehingga meningkatkannya

derajat kesehatan gigi yang setinggi-tingginya. Metode penelitian: penelitin ini

dilakukan dengan mengambil data rekam medik pada kegiatan BKGN yang

dilaksanakan di Sulawesi Selatan, lalu data yang didapatkan diolah menggunakan

SPSS. Hasil penelitian: jumlah perawatan terbanyak yang dilakukan pada anak-anak

yaitu pencabutan atau ekstraksi gigi yaitu sebanya 80 orang anak(44,44%),diikuti

tambalan glass ionomer sebanyak 33 anak yaitu sebanyak 18,33%, lalu diikuti

perawatan TAF serta DHE sebanyak 20 anak (11,11%) tambalan komposit 16

anak(8,89%) dan fissure sealant 9 anak(5%) serta medikasi dan scaling masing-

masing 1 orang anak (0,56%). Kesimpulan: perawatan terbanyak yang dilakukan

pada kegiatan BKGN yang diselenggarakan di Sulawesi Selatan adalah pada

perawatan eksraksi gigi (18,33%)

Kata kunci: BKGN, perawatan pada anak-anak

Page 9: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

ix

DESCRIPTION OF ORAL AND DENTAL TREATMENT OF CHILDREN IN

2016 NATIONAL DENTAL HEALTH MONTH IN RSGMP HASANUDDIN

UNIVERSITY

Nauval Faruq Kasang, Muhammad Amin Kansi

Student of Dentistry Faculty of Hasanuddin University

ABSTRACT

Background: Dental and oral disease are the first ranked in 10 diseases that most

often complained of Indonesian people. Dental and oral disease which often suffered

by Indonesian people is caries. According to Basic Health Research (RISKESDAS)

in 2013, the rate of tooth decay in Indonesia is quite high, the national prevalence of

DMF-T index (severity of tooth decay) is 4.6, and in South Sulawesi, the rate was 6.0

making it the 4th province has the highest index of DMF-T in Indonesia. This is

supported by the level of active caries in South Sulawesi, which reached 66.7%.

Objective: urge the public to utilize BKGN activities that provide care and services

for free so that improve into highest oral health status. Method: this research was

performed by taking the medical records on BKGN activities carried out in South

Sulawesi, and the data obtained was processed using SPSS. Results: Highest number

of treatments performed on children, i.e. the tooth removal or tooth extraction in 80

children (44.44%), followed by glass ionomer fillings in 33 children (18.33%),

followed by treatment with DHE and TAF in 20 children (11.11%), composite

fillings in 16 children (8.89%) and fissure sealant in 9 children (5%), as well as

medication and scaling in 1 child (0.56%). Conclusion: Most treatments are

performed on BKGN activities carried out in South Sulawesi was treatment of tooth

extraction (18.33%).

Keywords: BKGN, treatment in children

Page 10: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8

2.1 Sikap dan Perilaku tentang Kesehatan Gigi dan Mulut ................. 8

2.1.1 Sikap tentang Kesehatan Gigi dan Mulut .......................... 8

2.1.2 Perilaku tentang Kesehatan Gigi dan Mulut ..................... 10

2.1.3 Proses Perubahan Tingkah Laku dalam Kesehatan Gigi dan

Mulut ................................................................................. 12

2.2 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ............................................ 13

2.2.1 Kesehatan Gigi dan Mulut ................................................. 13

Page 11: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

xi

2.2.2 Tujuan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ................... 15

2.2.3 Bulan Kesehatan Gigi Nasional ......................................... 16

2.3 Perawatan Gigi dan Mulut ............................................................. 16

2.3.1 Definisi Perawatan Gigi dan Mulut ................................... 16

2.3.2 Jenis-jenis Perawatan Gigi dan Mulut ............................... 17

BAB III METODE PENELITAN ................................................................. 21

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 21

3.2 Desain Penelitian ............................................................................ 21

3.3 Waktu Penelitian ........................................................................... 21

3.4 Subyek Penelitian ........................................................................... 21

3.5 Lokasi Penelitian ............................................................................ 21

3.6 Kriteria Sampel .............................................................................. 21

3.7 Alat Ukur ........................................................................................ 22

3.8 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 22

3.9 Prosedur Penelitian......................................................................... 22

3.10 Kriteria Penelitian ........................................................................ 23

3.11 Data Penelitian ............................................................................. 23

3.12 Bagan Alur Penelitian ................................................................. 24

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 25

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................... 27

BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 30

6.1 Simpulan ........................................................................................ 30

6.2 Saran .............................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 32

Page 12: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin ................................. 25

Tabel 4.2. Distribusi sampel berdasarkan usia ................................................ 25

Tabel 4.3. Distribusi sampel berdasarkan jenis perawatan.............................. 26

Page 13: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara berkembang terus berbenah dalam

menghadapi era globalisasi. Salah satunya dengan berusaha meningkatkan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator penting

untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup

manusia (masyarakat/penduduk). Indonesia berupaya meningkatkan IPM-

nya melalui tiga sektor. Yaitu, pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Pada

15 Desember 2015, Human Development Report dari United Nations

Development Programme (UNDP) merilis Indonesia berada diperingkat ke-

110 dari 188 negara, dengan nilai indeks 0,684. Jika dihitung dari sejak

tahun 1980 hingga 2014, berarti IPM Indonesia mengalami kenaikan 44,3

persen. Namun, meski mengalami peningkatan, Indonesia masih tertinggal

dengan Negara-negara tetangga seperti Singapura, Brunei, Malaysia dan

Thailand. Maka dari itu, diperlukan upaya yang lebih memadai dalam

meningkatkan IPM, salah satunya disektor kesehatan.1

Salah satu strategi untuk menaikkan IPM Indonesia disektor

kesehatan adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan

kesehatan. Kesadaran akan kesehatan masih sangat kurang dikalangan

masyarakat khususnya di bidang kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan

masyarakat akan fungsi gigi dan mulut sebagian besar hanya sebatas pintu

masuknya makanan dan untuk mengunyah makanan, namun fungsi gigi dan

Page 14: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

2

mulut lebih dari sekedar itu. Gigi dan mulut merupakan bagian yang penting

dari tubuh kita yang saling berhubungan dengan organ tubuh yang lain,

seperti hidung, telinga,jantung, dll. Maka dari itu, menjaga kesehatan gigi

dan mulut juga berarti menjaga kesehatan organ tubuh yang lain. Masih

banyak dari masyarakat yang belum mengetahui pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut sehingga mereka juga tidak mengetahui dampak

dan efek yang timbul apabila mereka tidak menjaga dan merawat kebersihan

gigi dan mulut. Padahal, tidak jarang penyakit sistemik didahului dari

infeksi dari mulut, seperti dapat menimbulkan kelainan jantung.

Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10

besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia.

Penyakit gigi dan mulut yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia

yaitu karies. Karies gigi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh

masuknya mikroorganisme baik dari email maupun dari jaringan

periodontal yang merusak struktur gigi. Jika tidak ditangani, penyakit ini

dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, dan infeksi. Menurut Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, tingkat kerusakan gigi di Indonesia

cukup tinggi, prevalensi nasional indeks DMF-T (tingkat keparahan

kerusakan gigi) adalah 4,6 dan di Sulawesi Selatan angka tersebut mencapai

6,0 yang menjadikannya provinsi ke-4 yang memiliki indeks DMF-T

tertinggi seIndonesia. Hal ini ditunjang dengan tingkat karies aktif di

Sulawesi Selatan yang mencapai 66,7%.2

Page 15: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

3

Kerusakan gigi sudah sering dijumpai pada rongga mulut anak. Hal

tersebut karena kerusakan gigi sulung lebih cepat menyebar, meluas, dan

lebih parah dari pada gigi permanen. Kebiasaan mengkonsumsi makanan

yang manis dan tidak diimbangi dengan pemeliharaan kebersihan gigi dan

mulut juga menjadi penyebab kebersihan mulut anak lebih buruk dan

banyak mengalami kerusakan gigi. Kurangnya pengetahuan anak mengenai

pemeliharaan gigi dan mulut menjadi pertimbangan mengapa anak masih

sangat bergantung pada orang dewasa dalam hal ini. Namun, ironisnya

orang dewasa yang harusnya menjadi panutan bagi anak-anak malah tidak

memberi contoh yang baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat karies aktif

orang dewasa di Sulawesi Selatan yang mencapai 66,7 dan 56,7 pada anak

yang bahkan mengalahkan tingkat karies aktif nasional yaitu 53,2. Dan ini

diperparah oleh tingkat DMF-T pada anak mencapai 2,0 yang artinya pada

hampir setiap mulut anak di Sulawesi Selatan memiliki 2 gigi yang rusak.

Fakta ini mengerucut pada 3 faktor utama, malas atau salah dalam menyikat

gigi, tidak pernah memeriksakan kesehatan gigi, dan , jumlah masyarakat

yang mengalami masalah gigi dan mulut dan mendapat perawatan dari

tenaga medis gigi di provinsi Sulawesi Selatan lebih sedikit dibandingan

dengan jumlah masyarakat yang mengalami masalah gigi dan mulut dan

tidak mendapat perawatan dari tenaga medis.2,3

Cara menyikat gigi yang benar sangat penting diajarkan kepada

anak-anak karena sangat mempengaruhi tingkat kebersihan giginya. Usia

anak-anak merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motoric

Page 16: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

4

seorang anak. Namun faktanya, di Sulawesi Selatan penduduk yang berusia

10 tahun yang menyikat gigi dengan benar hanya 5,6%, dengan data spesifik

(10-14 tahun 4,9%, 15-24 tahun 5,9%, 25-34 6,1%, 45-54 5,1%). Ini

menunjukkan bahwa anak-anak masih kurang mendapat pengetahuan

tentang cara menyikat gigi yang benar dan menjadikan ini menjadi salah

satu faktor utama dalam tingginya kerusakan gigi pada anak. Tidak pernah

memeriksakan kesehatan gigi juga ikut menjadi andil dalam tingginya

kerusakan gigi pada anak. Salah satu kemungkinan mengapa masyarakat

jarang atau tidak pernah membawa anaknya untuk memeriksakan kesehatan

giginya ialah biaya perawatan gigi yang cukup mahal. Ketidakpedulian pada

kesehatan gigi dan mulut secara ekonomis juga merugikan. Di beberapa

negara penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit keempat yang paling

mahal pengobatannya. Mengobati gigi berlubang diperkirakan mencapai

US$3.513 per 1.000 anak. Melebihi biaya anggaran kesehatan untuk anak-

anak di negara yang rendah pendapatan perkapitanya. Masyarakat Indonesia

yang mengalami masalah gigi dan mulut jumlahnya juga cukup banyak,

tercatat 25,9% dari jumlah total penduduk Indonesia dan dari jumlah total

itu hanya 31,1% yang menerima perawatan dari tenaga medis. Hal ini tidak

sama bagusnya dengan yang terjadi di Sulawesi Selatan dimana dari 36,2%

yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut hanya 28,5% yang

menerima perawatan dari tenaga medis. Ini jelas sangat jauh dari harapan

untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa Indonesia.3

Page 17: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

5

Doker gigi di Indonesia dalam rangka meningkatan derajat

kesehatan masyarakat, wajib bertindak sebagai motivator, pendidik, dan

pemberi pelayanan kesehatan (preventif, promotif, kuratif, dan rehabili-

tatif, dimana salah satunya lewat program Bulan Kesehatan Gigi Nasional

(BKGN) . BKGN merupakan kegiatan bakti sosial yang diharapkan dapat

memotivasi warga masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan

agar kembali sadar akan pentingnya upaya pencegahan dan perawatan gigi

sejak dini termasuk pada anak-anak. BKGN diadakan tiap tahunnya, yang

diharapkan seluruh aspek masyarakat akan terwadahi dan mendapat

pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara gratis melalui kegiatan ini

Oleh sebab itu, penelitian ini penting untuk dilakukan sebab masih

kurangnya kesadaran masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya anak-anak

akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut dan juga menghimbau kepada

masyarakat agar memanfaatkan sarana kegiatan BKGN yang menyediakan

perawatan dan pelayanan secara gratis sehingga meningkatkannya derajat

kesehatan gigi yang setinggi-tingginya.. Berdasarkan alasan-alasan tersebut,

penulis mengangkat sebuah penelitian dengan judul “GAMBARAN

PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK-ANAK DALAM

KEGIATAN BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL PERIODE

TAHUN 2016 DI RSGMP UNHAS”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, diajukan

permasalahan:

Page 18: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

6

1. Apakah ada perubahan tingkat kesadaran masyarakat Sulawesi Selatan

khususnya anak-anak akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada

BKGN?

2. Apakah masyarakat Sulawesi Selatan memanfaatkan kegiatan BKGN

untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan gigi dan mulut untuk

anak-anaknya?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui perubahan tingkat kesadaran masyarakat

Sulawesi Selatan khususnya anak-anak akan pentingnya kesehatan gigi

dan mulut pada BKGN.

2. Tujuan khusus

Untuk menghimbau kepada masyarakat agar memanfaatkan sarana

kegiatan BKGN yang menyediakan perawatan dan pelayanan untuk

anak-anaknya.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Untuk mahasiswa :

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti saat

melakukan penelitian.

2. Untuk instansi :

Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk

mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 19: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

7

3. Untuk masyarakat :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai gambaran perawatan gigi dan mulut pada bulan kesehatan

gigi nasional

Page 20: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sikap dan Perilaku tentang Kesehatan Gigi

2.1.1 Sikap tentang Kesehatan Gigi

Sikap adalah suatu reaksi atau respon seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari sikap memiliki arti

sebagai reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap

tidak merupakan suatu tindakan atau aktivitas melainkan merupakan

predisposisi tindakan atau perilaku. Di dalam Budiharto (2010) sikap

adalah suasana batin atau hasil dari proses sosialisasi yaitu reaksi

seseorang terhadap rangsangan yang diterima berupa objek kesehatan gigi

yaitu tentang gigi dan gusi sehat dan sakit serta upaya pemeliharaan.6

Menurut Pintauli (2008) kesehatan gigi sangat penting, maka sikap

kemandirian masyarakat perlu didorong terus-menerus melalui berbagai

upaya dan kegiatan untuk meningkatkan kesehatan yang

berkesinambungan. Upaya itu tidak saja oleh pihak organisasi profesi

tetapi akan lebih baik jika melibatkan pihak-pihak lain yang mempunyai

kompetensi dan kepentingan yang sama untuk meningkatkan upaya

peningkatan dan pencegahan sehingga pada akhirnya dapat tercapai derajat

kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

Sikap mengenai kesehatan gigi terdiri dari tiga komponen pokok

yaitu:

Page 21: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

9

1) Kepercayaan atau keyakinan terhadap suatu objek. Misalnya seorang

ibu berkeyakinan bahwa radang gusi pada anak dapat dicegah dengan

menggosok gigi anak secara teratur, maka ibu akan berusaha keras

untuk menggosok gigi anaknya dengan teratur.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional. Misalnya pengalaman

bahwa gigi berlubang walau sudah ditambal dokter gigi masih juga

sakit, tetapi setelah dicabut tidak lagi ada keluhan, membuat seseorang

menolak menambal gigi tetapi meminta langsung dicabut jika ada gigi

yang berlubang.

3) Kecenderungan untuk bertindak. Misalnya seorang ibu tahu jika gusi

berdarah disebabkan oleh kekurangan vitamin C maka ibu akan

memberi vitamin C pada keluarga sehingga terpenuhi kebutuhan

vitamin C keluarga

Sikap tentang kesehatan gigi dibagi menjadi empat tingkatan yaitu:

1. Menerima Artinya seseorang (subjek) mau memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek). Misalnya, para ibu diminta agar

memperhatikan cara mengajari anak menggosok gigi yang benar

sehingga para ibu dapat menerimanya.

2. Merespon Suatu indikasi sikap pada tingkat kedua, yaitu kemampuan

untuk memberikan jawaban (baik jawaban benar maupun salah) bila

ditanya, dikerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Misalnya, seorang ibu yang telah diberi pendidikan mengenai cara

Page 22: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

10

menggosok gigi anak, dan sewaktu ditanya ibu tersebut akan berusaha

menjawab bagaimana mengajari cara menggosok gigi anak dengan

benar.

3. Menghargai Suatu indikasi sikap pada tingkat ketiga yaitu

kemampuan untuk mengajak orang lain mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah. Misalnya, mengajak orang lain

berdiskusi tentang gusi berdarah, sebab dan akibatnya, serta upaya

pencegahannya.

4. Bertanggung jawab Suatu indikasi sikap pada tingkat keempat yaitu,

kemampuan untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilih dengan segala konsekuensinya. Misalnya, memilih berobat ke

dokter gigi dengan konsekuensi mengeluarkan biaya yang tidak

sedikit bila dibanding berobat ke Puskesmas.5

2.1.2. Perilaku tentang Kesehatan Gigi

Menurut Budiharto (2010) sikap dapat menjadi suatu perilaku yang

nyata yaitu diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan

antara lain, adanya saran dan prasarana atau fasilitas.6

Perilaku kesehatan gigi mempunyai empat tingkatan, yaitu:

1. Persepsi merupakan perilaku tingkat pertama yaitu memilih dan

mengenal objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

Contohnya, mengambil sikat gigi yang benar dari bermacam-macam

Page 23: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

11

sikat gigi yang disajikan dengan berbagai bentuk dan kekerasan bulu

sikat (bulu sikat yang lunak, sedang, keras) untuk menggosok gigi.

2. Respons terpimpin Jika seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai

urutan yang benar dan sesuai dengan contoh yang diberikan.

Contohnya, mendidik cara menggosok gigi untuk anak berumur

dibawah lima tahun dengan posisi ibu di belakang anaknya, dan anak

serta ibu menghadap cermin agar anak dapat melihat. Selanjutnya ibu

melakukan gerakan menggosok gigi dan anak dapat mencontohnya.

3. Mekanisme seseorang mampu melakukan sesuatu dengan benar secara

teratur atau sudah merupakan kebiasaan. Contohnya, anak umur lima

tahun sudah mampu menggosok gigi dengan benar secara teratur yaitu

pagi hari sesudah makan dan malam hari sebelum tidur.

4. Adaptasi suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya

tindakannya sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran

tindakan yang dimaksudkan. Contohnya, anak yang masih dibawah

lima tahun dan mempunyai kebiasaan minum susu dalam botol maka

ibu dapat mengurangi jumlah gula dalam susu dan setelah memberi

minum, ibu segera membersihkan gigi anak dengan kain bersih yang

dibasahi, sebab akan sangat sulit untuk langsung menggosok gigi anak.

Page 24: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

12

2.1.3 Proses Perubahan Tingkah Laku dalam Kesehatan Gigi

Mengubah tingkah laku individu atau masyarakat sangat

diperlukan pengetahuan dan keterampilan karena untuk mengubah tingkah

laku individu atau masyarakat akan melibatkan proses perubahan mental.

Menurut paham Roger yang dikutip dari Notoatmodjo (2007)

seseorang akan memiliki tingkah laku yang baru dengan melalui beberapa

tahap sebagai berikut:

1. Tingkat kesadaran Pada tahap ini seseorang terlebih dahulu

mengetahui adanya masalah kesehatan dan menyadari akan adanya

satu tindakan yang baru, misalnya seseorang sadar bahwa gigi yang

berlubang dapat dirawat di poli gigi dengan cara penambalan.

2. Tingkat perhatian Pada tingkat ini seseorang memperhatikan tindakan

yang akan dilakukan tersebut dan memiliki keinginan untuk

mengetahui keuntungan dari tindakan yang akan dilakukan serta

kerugian jika tidak dilakukan tindakan pada dirinya

3. Tingkat evaluasi Dalam tingkat ini seseorang memerlukan dukungan

dari orang lain yang lebih berpengalaman serta contoh nyata dengan

pergi ke poli gigi.

4. Tingkat percobaan Pada tingkat percobaan seseorang akan

mencobanya setelah mengetahui keuntungan, kerugian jika tidak

segera dilakukan tindakan serta dukungan dari oarang yang

berpengalaman.

Page 25: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

13

5. Tingkat adopsi Bila seseorang memiliki pengalaman yang

menyenangkan pada tingkat percobaan maka pembinaan teratur sangat

diperlukan agar semakin memperkuat keyakinan. Misalnya seseorang

mau mengikuti tingkah laku yang baru dengan tidak ragu-ragu datang

ke poli gigi bila ada masalah yang dirasakan pada gigi dan mulut.

2.2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk pelayanan

yang profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

yang ditujukan kepada masyarakat, keluarga maupun perorangan baik

yang sakit maupun yang sehat meliputi: peningkatan kesehatan gigi dan

mulut, pencegahan penyakit gigi, dan penyembuhan terbatas (Budiharto

2010)

2.2.1 Kesehatan Gigi dan Mulut

Menurut Herijulianti, E. (2002) kesehatan gigi dan mulut adalah

salah satu aspek dari kesehatan secara keseluruhan, dimana status

kesehatan gigi merupakan hasil dari interaksi antara kondisi fisik, mental

dan sosial.

Aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas kesehatan gigi dan

mulut yaitu:

1. Aspek fisik merupakan aspek kesehatan yang mempengaruhi kualitas

gigi dan mulut yang disebabkan oleh keadaan yang terdapat didalam

mulut.

Page 26: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

14

2. Aspek mental merupakan aspek yang disebabkan karena sikap

kepercayaan dan keyakinan sehingga mempengaruhi tingkah laku

seseorang

3. Aspek sosial merupakan aspek yang mempengaruhi kualitas kesehatan

gigi dan mulut, biasanya disebabkan oleh pengaruh sosial ekonomi

yang kurang sehingga keadaan ini mempengaruhi tingkah laku

seseorang. Untuk memperbaiki mutu kesehatan gigi dan mulut harus

dilaksanakan pemeliharaan secara menyeluruh yang mencakup aspek

mental, fisik dan sosial yaitu dengan upaya peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Salah satu usaha

untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi adalah

melalui pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Pendidikan kesehatan

gigi yang disampaikan kepada seseorang atau masyarakat diharapkan

mampu merubah perilaku kesehatan gigi seseorang atau masyarakat.

Menurut Kegeles dalam Herijulianti, E. (2002) ada empat faktor

utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu:

1. Merasa mudah terserang penyakit gigi.

2. Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah

3. Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal jika tidak segera

diobati

4. Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Page 27: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

15

Menurut Levell and Clark tingkat pencagahan agar kesehatan gigi

dapat diatasi terdiri dari:

1. Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum gejala klinik timbul

(prepathogenesa) yaitu:

- Peningkatan kesehatan

- Perlindungan khusus

2. Pencegahan sekunder adalah pencegahan sesudah timbulnya penyakit

(pathogenesa) yaitu:

- Diagnosa dini untuk mendapatkan pengobatan yang tepat

- Membatasi ketidakmampuan/cacat

3. Pencegahan tertier yaitu dengan melakukan rehabilitasi

2.2.2 Tujuan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Menurut Herijulianti E (2002), pelayanan kesehatan gigi

mempunyai tiga tujuan yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat dalam

kemampuan pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut serta

mampu mencapai pengobatan sedini mungkin dengan cara memberikan

pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeliharan kesehatan

gigi dan mulut.

2. Menurunkan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita

masyarakat (karies dan penyakit periodontal) dengan upaya perlindungan

khusus seperti penambalan dan perawatan saluran akar.

Page 28: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

16

3. Terhindarnya dan berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat

kerusakan gigi

2.2.3 Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN)

Doker gigi di Indonesia dalam rangka meningkatan derajat

kesehatan masyarakat, wajib bertindak sebagai motivator, pendidik, dan

pemberi pelayanan kesehatan (preventif, promotif, kuratif, dan rehabili- tatif,

dimana salah satunya lewat program Bulan Kesehatan Gigi Nasional

(BKGN). BKGN merupakan kegiatan bakti sosial yang diharapkan dapat

memotivasi warga masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan agar

kembali sadar akan pentingnya upaya pencegahan dan perawatan gigi sejak

dini termasuk pada anak-anak. BKGN diadakan tiap tahunnya, yang

diharapkan seluruh aspek masyarakat akan terwadahi dan mendapat

pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara gratis melalui kegiatan ini

2.3 Perawatan Gigi dan Mulut Anak

2.3.1 Definisi perawatan gigi dan mulut anak

Perawatan gigi dan mulut pada anak adalah sebuah proses yang

berhubungan dengan pencegahan, perawatan, dan

manajemen penyakit dan juga proses stabilisasi mental, fisik, dan rohani

melalui pelayanan yang ditawarkan oleh organisasi, institusi, dan unit

profesional kedokteran pelayanan kesehatan yang dilakukan pada anak-

anak.7,8

Page 29: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

17

2.3.2 Jenis-jenis perawatan gigi dan mulut

Ada beberapa jenis perawatan gigi dan mulut yang sering

dilakukan oleh dokter gigi pada anak-anak seperti :

1. Scaling dan pembersihan gigi, perawatan scaling dan pembersihan gigi

diterapkan untuk menghilangkan kotoran pada gigi. Kotoran-kotoran

ini antara lain: partikel makanan, plak lunak atau kalkulus keras (yang

disebabkan karena akumulasi terus menerus dari mineral dari air liur

dan plak - kadang-kadang juga disebut sebagai tartar). Dokter gigi

kemudian membersihkan atau mengolesi gigi dengan pasta abrasif

menggunakan sikat berputar. Ini akan membantu mengobati dan

mencegah penyakit gusi. Dokter gigi juga akan memberikan petunjuk

atau saran tentang bagaimana cara menjaga kebersihan mulut Anda

hingga waktu kunjungan berikutnya, karena ini penting untuk

membantu menjaga kesehatan gusi sikap dan perilaku masyarakat

dalam kemampuan pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut

serta mampu mencapai pengobatan sedini mungkin dengan cara

memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya

pemeliharan kesehatan gigi dan mulut.9,11

2. Fissure Sealant, sealants melindungi ggi dari pembusukan. Seluruh gigi

yang memiliki celah yang dalam sebenarnya bisa diobati, namun gigi

yang paling sering diobati adalah geraham dan premolar. Sealant

adalah cairan plastik tahan lama yang dilapiskan pada permukaan gigi.

Lapisan ini akan menjadi penghalang fisik yang menghadang

Page 30: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

18

penumpukan makanan dan bakteri lain di celah gigi. Sealants fisura

biasanya dianjurkan untuk anak-anak, karena akan mengurangi risiko

kerusakan pada gigi permanen.9,11

3. Tambalan Gigi, Kerusakan yang menyebabkan munculnya rongga pada

gigi diobati dengan tambalan gigi. Dokter gigi menggunakan bor dan

alat-alat lain untuk membuang bagian gigi yang sudah busuk. Rongga

kemudian dibersihkan, dikeringkan dan ditambal dengan bahan pengisi.

Terdapat berbagai macam jenis bahan untuk mengisi rongga gigi.

Dokter gigi akan memberitahu mengenai bahan tambalan apa yang

paling cocok untuk gigi Anda, tentunya berdasarkan ukuran dan lokasi

rongga pada gigi Anda. Pilihan yang paling sering diambil adalah

penambal yang berwarna sama dengan gigi, karena akan menjaga

penampilan estetika gigi Anda, selain tentunya mengembalikan bentuk

dan fungsinya.9,11

4. Perawatan saluran akar, perawatan saluran akar adalah prosedur yang

menggantikan gigi yang rusak atau pulpa yang terinfeksi dengan cara

diisi. Pulpa merupakan jaringan sensitif yang menyediakan oksigen,

nutrisi dan indera perasa bagi gigi. Lokasinya di pusat rongga gigi

(ruang pulpa), bersama dengan pembuluh darah dan saraf. Setelah gigi

sepenuhnya terbentuk, nutrisi gigi berasal dari jaringan sekitar akar dan

gigi dapat berfungsi tanpa pulpa. Selama perawatan saluran akar, pulpa

akan dihilangkan dari gigi. Dokter gigi membersihkan dan membentuk

saluran akar dengan bor dan alat kecil lainnya. Interior gigi

Page 31: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

19

dibersihkan, dikeringkan dan dikemas dengan bahan pengisi yang

mengisi sepanjang jalan ke ujung akar. Permukaan buatan untuk

menggigit juga dibuat dari amalgam gigi, material komposit atau

mahkota. Ini juga untuk melindungi gigi dari patah (fraktur), yang

dapat terjadi setelah perawatan saluran akar.

5. Ekstraksi Gigi, kedokteran gigi modern bertujuan untuk menjaga gigi

alami. Namun, gigi yang rusak atau membusuk parah mungkin perlu

diekstraksi (dicabut). Dokter gigi juga akan merekomendasikan

ekstraksi untuk menangani gigi bungsu yang menyebabkan masalah.

Gigi ini dapat menyebabkan berbagai masalah gigi, termasuk

kepadatan gigi dan impaksi (gigi tumbuh pada sudut ke dalam molar

atau gusi) yang ada. Gigi juga dapat diekstraksi dengan menggunakan

anestesi (bius) lokal. Sedasi atau anestesi umum mungkin juga akan

diterapkan dokter gigi apabila terjadi kesulitan prosedur.

6. Pemasangan Gigi Palsu, Gigi palsu dapat dilepas dan dipasang kembali

oleh pemakainya sendiri. Satu gigi tiruan bisa Anda gunakan sementara

Anda masih memiliki gigi-gigi alami lainnya. Namun, perubahan

tulang rahang selama proses penyembuhan dapat menyebabkan gigi

tiruan menjadi longgar. Dalam beberapa bulan, gigi tiruan mungkin

perlu ditata kembali untuk menyamankan penggunanya. Atau bila mau

menunggu, gigi tiruan baru dibuat setelah beberapa bulan setelah gigi

hilang. Ini memberikan waktu bagi tulang rahang untuk sembuh dan

tidak berubah bentuk lagi. (Thoughts and Feeling) Berupa

Page 32: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

20

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaianpenilaian

seseorang terhadap obyek (dalam hal ini obyek kesehatan).

7. Perawatan Orthodontik, Perawatan ortodontik dilakukan utnuk

memperbaiki kelainan pada rahang dan posisi gigi, seperti

gigi overbite atau menonjol. Dokter gigi akan mendiagnosa dan

mengobati masalah ini atau mungkin merujuk Anda ke dokter gigi

khusus untuk perawatan ortodontik. Perawatannya mungkin termasuk

pemasangan kawat gigi atau perangkat lepas pasang lainnya.

Namun, perawatan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan kepada

masyarakat di Bulan Kesehatan Gigi Nasional meliputi pemeriksaan gigi

serta perawatan berupa penambalan sederhana yang tidak melibatkan

perawatan syaraf gigi, pencabutan tanpa komplikasi gigi sulung atau gigi

tetap, scaling dan pembersihan gigi, perawatan pencegahan gigi berlubang

dengan aplikasi fluoride atau fissure sealant

Page 33: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

menggunakan pendekatan retrospektif

3.2 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan cross sectional study.

3.3 WAKTU PENELITIAN

Waktu dilakukannya penelitian pada 13 – 15 Oktober 2016

3.4 SUBJEK PENELITIAN

Pada penelitian ini semua data perawatan pada anak-anak yang

mengikuti kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN)

3.5 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian di RSGMP UNHAS

3.6 KRITERIA SAMPEL

a. Kriteria Inklusi :

Semua data anak-anak yang mengikuti BKGN

b. Kriteria Eksklusi :

Data orang dewasa yang mengikuti BKGN

Page 34: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

22

3.7 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

Alat

- Flash disk

3.8 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

a. Perawatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk tindakan yang

diberikan kepada pasien sebagai tindakan pencegahan agar

penyakit yang diderita tidak bertambah parah.

b. Bulan Kesehatan Gigi Nasional adalah kegiatan bakti sosial berupa

pemeriksaan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara gratis

yang berlangsung selama 3 hari yang merupakan agenda tahunan

dari PT.Unilever yang bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi

Indonesia (PDGI) cabang Makassar

3.9 PROSEDUR PENELITIAN

a. Sampel diambil dibagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak(IKGA) RSGMP

UNHAS

b. Sampel dipilih sesuai kriteria sampel.

c. Penelitian dilakukan 1 hari, dimana peneliti melakukan:

1) Mengolah sampel yang telah didapatkan dengan menggunakan

SPSS.

2) Mengelompokkan sampel berdasarkan jenis-jenis perawatan gigi

dan mulut

Page 35: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

23

3.10 KRITERIA PENILAIAN

Kriteria penilaian pada penelitian ini dengan mengkalkulasi seluruh hasil

perawatan gigi pada anak dengan menggunakan SPSS

3.11 DATA PENELITIAN

a. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder

b. Pengolahan data

Pada penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan SPSS for Windows versi 16.0

c. Penyajian data

Penyajian data pada penelitian ini berupa penyajian dalam bentuk

tabel distribusi

Page 36: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

24

3.12 BAGAN ALUR PENELITIAN

Survey Lokasi

RSGMP Kandea Bagian IKGA

Pengumpulan dan

Pengambilan Data

Pengolahan dan Analisis

Data

Penyajian Data

Kesimpulan dan Saran

Page 37: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu gambaran perawatan gigi dan

mulut pada anak-anak dalam kegiatan bulan kesehatan gigi nasional periode 2016

di RSGMP Halimah dg Sikati Universitas Hasanuddin. Penelitian dilakukan

terhadap 180 orang anak dalam jangka waktu 3 hari. Dari penelitian tersebut,maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-Laki 93 51,67

2 Perempuan 87 48,33

Total 180 100

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui dari 180 orang anak,ada

sebanyak 93 orang anak (51,67%) berjenis kelamin laki-laki dan ada sebanyak 87

orang anak (48,33%) berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.2. Distribusi Jumlah Anak Berdasarkan Umur

No Umur(tahun) Jumlah(n) Persentase (%)

1 2 1 0,56

2 3 5 2,78

3 4 15 8,33

4 5 13 7,22

5 6 14 7,78

6 7 14 7,78

7 8 14 7,78

8 9 26 14,44

9 10 42 23,33

10 11 20 11,11

11 12 13 7,22

12 13 2 1,11

13 14 1 0,56

Jumlah 180 100

Page 38: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

26

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui dari 180 orang anak,umur

terbanyak yang melakukan perawatan gigi yaitu pada umur 10 tahun yaitu

sebanyak 42 orang (23,33%), lalu diikuti umur 9 tahun yaitu sebanyak 26 orang

(14,44%),kemudian umur 11 tahun yaitu sebanyak 20 anak(11,11%),lalu 4 tahun

sebanyak 15 orang (8,33%), diikuti usia 6,7,dan 8 tahun sebanyak 14 orang

(7,78%) dan usia 5 dan 12 tahun sebanyak 13 orang (7,22%), 3 tahun sebanyak 5

orang(2,78%) lalu 13 tahun sebanyak 2 orang(1,11%) dan 2 serta 14 tahun

sebnyak 1 orang(0,56%).

Tabel 4.3. Distribusi Jumlah Anak Berdasarkan Jenis Perawatan

No Jenis Perawatan Jumlah Persentase

1 Ekstraksi 80 44,44

2 Tambalan Komposit 16 8,89

3 Tambalan GI 33 18,33

4 Fissure Sealant 9 5

5 TAF 20 11,11

6 DHE 20 11,11

7 Medikasi 1 0,56

8 Scaling 1 0,56

Total 180 100

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui jumlah perawatan terbanyak

yang dilakukan pada anak-anak yaitu pencabutan atau ekstraksi gigi yaitu sebanya

80 orang anak(44,44%),diikuti tambalan glass ionomer sebanyak 33 anak yaitu

sebanyak 18,33%, lalu diikuti perawatan TAF serta DHE sebanyak 20 anak

(11,11%) tambalan komposit 16 anak(8,89%) dan fissure sealant 9 anak(5%) serta

medikasi dan scaling masing-masing 1 orang anak (0,56%).

Page 39: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

27

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional deskriptif

dengan pendekatan cross sectional study yang dilakukan pada 180 data perawatan

gigi dan mulut anak pada Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) periode 2016

yang terdapat di bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Gigi dan Mulut

(RSGM) Universitas Hasanuddin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran perawatan gigi dan mulut anak pada Bulan Kesehatan Gigi Nasional

(BKGN) sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

kesehatan gigi dan mulut dan menghimbau kepada masyarakat agar

memanfaatkan sarana BKGN yang menyediakan pelayanan dan perawatan gigi

dan mulut secara gratis untuk mereka dan anak-anaknya. Hasil analisis statistik

akan dipaparkan sesuai dengan karakteristik sampel penilitian, gambaran

perawatan gigi dan mulut pada anak yang tersedia selama BKGN.

Jumlah data sampel yang diperoleh pada penelitian ini sebanyak 81 data

perawatan gigi dan mulut anak yang terdiri dari 93 laki-laki dan 87 perempuan.

Perawatan gigi dan mulut anak pada Bulan Kesehatan Gigi dan Mulut meliputi

ekstraksi (pencabutan), tambalan komposit, tambalan glass ionomer, TAF, fissure

sealant, dan DHE.

Perawatan gigi dan mulut seperti pencabutan gigi, penumpatan, dan terapi

saluran akar secara ekonomis merupakan suatu hal yang relatif mahal

dibandingkan dengan usaha-usaha preventif kesehatan gigi dan mulut. Intervensi

darurat dan restoratif seperti penumpatan dan terapi saluran akar pada intinya

Page 40: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

28

dapat menhentikan penyakit, tetapi tidak dapat mengembalikan gigi dan jaringan

gusi yang alami. Perawatan yang paling efektif dalam menjamin kesehatan gigi

dan mulut pada anak-anak maupun dewasa yaitu pencegahan, pendidikan dan

motivasi.14,15

Pada penelitian kali ini, perawatan pada anak yang paling tinggi di BKGN,

yaitu ekstraksi gigi pada anak sebanyak (44,44%). Pencabutan atau ekstraksi gigi

paling banyak dilakukan diakibatkan, banyak diantara pasien usia 6 – 10 tahun

yang dating dengan keadaan gigi persistensi. Selain itu, hal ini juga diakibatkan

karena tingkat keparahan karies yang terjadi pada anak yang cukup tinggi, hingga

gigi tidak memungkinkan untuk dipertahankan lagi didalam rongga mulut16.

Hasil penelitian ini lebih rendah yang didapatkan di penelitian sebelumnya yang

dilakukan di Manado pada tahun 2011 dan 2014, tindakan pencabutan gigi sulung

mencapai (95,45%) di tahun 2011 dan menurun hingga (91,67%) di tahun 2014.

Peredaan hasil yang signifikan ini, bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor,

seperti kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai BKGN, minat dan

antusiasme masyarakat terhadap perawatan kesehan gigi dan mulut, dan

kemungkinan besar terjadi tingkat kecemasan yang tinggi pada anak-anak

sehingga membuat tindakan seorang dokter gigi menjadi tertunda.

Perawatan kedua yang paling banyak dilakukan pada saat BKGN yaitu

penambalan. Tindakan penambalan pada BKGN di RSGMP Universitas

Hasanuddin dibagi menjadi tiga yaitu, tambalan komposit, tambalan GI, dan

fissure sealant. Penambalan ini dilakukan sebagai upaya atau perawatan pada

karies gigi yang mana, penambalan merupakan tindakan dengan meletakkan

Page 41: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

29

bahan tambalan pada bagian gigi yang terkena karies gigi yang telah

dibersihkan.17,18

Sedangkan fissure sealant merupakan salah satu cara untuk

mencegah terjadinya karies pada permukaan atau oklusal gigi. Pada penelitian ini

didapatkan tambalan komposit sebanyak (8,89%), tambalan GI sebanyak

(18,33%), dan fissure sealant sebanyak (5%). Rendahnya tingkat penambalan gigi

ini bisa saja diakibatkan karena masyarakat sudah mulai sadar untuk menjaga

kesehatan gigi dan mulut melalui perilaku menyikat gigi yang benar, berkumur

setelah makan, serta mengonsumsi makanan yang tidak mengandung bahan

kariogenik.

TAF (Topikal Aplikasi Fluoride) dan DHE (Dental Health Education)

menjadi tindakan ketiga paling sering dilakukan. Topikal Aplikasi fluoride

merupakan sebuah tindakan untuk mencegah terjadinya karies gigi dengan cara

mengoleskan secara langsung fluoride ke permukaan gigi atau email gigi.18

Pemberian topical aplikasi fluoride diindikasikan untuk usia dibawah 5 tahun

yang memiliki karies gigi mulai dari sedang hingga tinggi, gigi dengan akar yang

masih terbuka, gigi yang sensitive, anak yang menderita down syndrome yang

sulit membersihkan gigi, dan pasien yang sedang dalam perawatan ortodontik.

Perawatan TAF pada BKGN di RSGMP Universitas Hasanuddin sebnayak

(11,11%). Sedangkan DHE (Dental Health Education) merupakan sebuah cara

untuk memberikan edukasi maupun pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan

mulu pada pasien. Pasien yang menerima DHE pada BKGN di RSGMP

Universitas Hasanuddin sebanyak (11,11%)

Page 42: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

30

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari 180 data sampel,,

perawatan gigi dan mulut anak yang terdiri dari 93 laki-laki dan 87

perempuan yang meliputi ekstraksi (pencabutan), tambalan komposit,

tambalan glass ionomer, TAF, fissure sealant, dan DHE. Presentase

perawatan ekstraksi pada anak dalam BKGN masih memegang peringkat

tertinggi yaitu 80 data sampel (44,44%). Kemudian, diikuti dengan perawatan

tambalan Glass Ionomer dengan 33 data sampel (18,33%). Sedangkan

perawatan Topikal Aplikasi Fluoride (TAF) menempati peringkat ketiga

dengan masing-masing 20 data sampel (11,11%). Perawatan Tambalan

Komposit menjadi perawatan selanjutnya yang memegang peringkat keempat

dengan 16 data sampe (8,89%). Distribusi Perawatan Medikasi dan Scaling

menjadi perawatan yang paling sedikit dalam BKGN yaitu dengan masing-

masing hanya 1 data sampel (0,56%).

6.2 Saran

Pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal ini BKGN sangatlah

penting bagi masyarakat khususnya didaerah Sulawesi Selatan. Selain

pelayanan BKGN ini tidak memungut biaya, perawatan gigi dan mulut juga

langsung ditangani oleh tenaga-tenaga ahli yang kompeten dan profesional

sehingga perawatan dijalankan dengan standar operasional yang sesuai. Jadi,

Page 43: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

31

BKGN ini sangatlah bermanfaat bagi masyarakat Sulawesi Selatan yang

mana masih sangat membutuhkan peningkatan derajat kesehatan gigi dan

mulut yang kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut masih

sangat rendah.

Untuk itu penulis menyarankan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai gambaran perawatan gigi dan mulut pada anak dalam Bulan

Kesehatan Gigi dan Mulut periode 2016 di RSGMP Universitas Hasanuddin

Page 44: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Yuwono, M. Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pembangunan Gender,

dan Indeks Pemberdayaan Gender. 2015. h.1-2

2. Kemeterian Kesehatan RI. Rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun

2015- 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2015. h. 5

3. Kementerian Kesehatan RI. Situasi kesehatan gigi dan mulut. Jakarta:

Infodatin. 2014. h. 1-8

4. Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. h. 110-9

5. Hestieyonini H, Kiswaluyo, Ristya Widi E.Y. Perilaku Menjaga Kesehatan

Gigi dan Mulut Pada Santri Pondok Pesantren Al-Azhar Jember. 2013. h.19-

20

6. Darwin E. Etika profesi kesehatan. Yogyakarta: Deepublish. 2014. h. 25- 32

7. Hiremath SS. Textbook of preventive and community dentistry. 2nd edition.

New Delhi: Elsevier. 2011. p. 317-20

8. Cruz AD, Cogo K, Bergamaschi CC, Boscolo LN, Groppo FC, Almeida SM.

Oral streptococci growth on aging and non-aging esthetic restoration after

radiotherapy. Braz Dent J. 2010; 21(4). p. 346-50

9. Bruer JJ, Truin GJ, Felling AJ, Hof M, Rossum GM. Categorisation of dental

care provided in the Netherlands. Comm Dent Health. 2005;22(1):25-34.

10. Hollister MC, Anema MG. Health behavior models and oral health: a review.

J Dent Hyg. 2004; 8(3).1-8.

Page 45: GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DALAM

33

11. Cobb CM. Microbes, inflamation, scaling and root planing, and the

periodontal condition. J Dent Hyg. 2008;83(6):4- 9.

12. Jaber Y, Reza B, Reza AM, Akram G. Evaluation of residual calculi after

scaling and root planing in patients with moderate-to-severe periodontitis. J

Ishafan Dent Sch. 2011;6(5):512-8.

13. Oancea R, Podariu AC, Jumnaca D, Galuscan A. Comparative study between

conventional and modern method of professional dental hygiene. J Pediatr.

2006;9(9):65-9.

14. Ngangi RS, Mariati NW, Hutagalung BSP. Gambaran pencabutan gigi di balai

pengobatan rumah sakit gigi dan mulut Universitas Sam Ratulangi tahun

2012. Jurnal e-Gigi. 2013;1(2): 1-7.

15. Mukuan T, Abidjulu J, Wicaksono DA. Gambaran kebocoran tepi tumpatan

pasca restorasi resin komposit pada mahasiswa program studi kedokteran gigi

angkatan 2005-2007. Jurnal e- Gigi. 2013;1(2):115-20.

16. Donly KJ. Fluoride varnishes. J Calif Dent Assoc. 2003;31(3):217-9.

17. Song W, Toda S, Komiyama E, Komiyama K, Arakawa Y, He D, et al.

Fluoride retention following the professional topical application of 2% neutral

sodium fluride foam. Int J Dent. 2011:1-6

18. Locker D, Jokovic A, Kay EJ. Prevention. Part 8: The use of pit and fissure

sealants in preventing caries in permanent dentition of children. Br Dent J.

2003;195:375-8.