Upload
lethuan
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN STATUS KESEHATAN BERDASARKAN
KARAKTERISTIK INDIVIDU PADA WANITA
MENOPAUSE DI DESA CIWALAT KABUPATEN
SUKABUMI
Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
EKA SRIPUSPITA
109104000004
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
LE卜IB_ヽ R PERNYATAAN
b"h'.',:Dengan ini saya menyatakan
:sii se) a yang untuk memenuhi salahhasil k.:'. : diajukan ini merupakan Skripsi
geiar 1 Fakultas Kedokteran dan Iimupersyaratan memperoleh strata di satu
(UN) Jakarla.Universitas Islam \egen Syarif Hidayatullah Kesehatan
yang gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan2. Semua sumber saya
yang dan Ilmu Kesehatanberlaku dr Fakultas Kedokteran dengan ketentuan
Islam Negeri Syarif Hida,vatullah Jakarla.Universitas ruf$
ini bukan karya asli sa1'a ataukarya hasil Jika kemudian hari terbukti bahwa
jiplakan maka saya n-ienerima sanksimerupakan dari karya orang lain, bersedia
yang Fakultas Kedokteran Iirnu Kesehatan Universitas Islamberlaku di dan
(UIN) Jakarta.Negeri Syarifllidayatullah
Ap五12016
うD
′■F
Sripuspita
ii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, 11 April 2016
Eka Sripuspita, NIM: 109104000004
Gambaran Status Kesehatan Berdasarkan Karakteristik Individu Pada Wanita
Menoause Di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi
ABSTRAK
Menopause merupakan proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi
haid selama 1 tahun. Wanita yang mengalami menopause akan menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan fisik dan psikologis, sehingga akan menimbulkan masalah
kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status kesehatan
berdasarkan karakteristik individu pada wanita menopause di Desa Ciwalat Kabupaten
Sukabumi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam
penelitian ini adalah warga Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi dengan jumlah sampel
79 responden yaitu wanita yang berusia 45-65 tahun yang diperoleh melalui simple
random sampling. Pengumpulan data menggunakan Women’s Health Questionnaire
(WHQ). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat.
Hasil analisis univariat menunjukan 100% dimensi kecemasan dan mood depresi
berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status pernikahan dan status pekerjaan adalah
kategori baik. Dimensi kesejahteraan 87,5%, memori atau konsentrasi 85% , gejala
somatic 50% dan masalah tidur 90% baik pada usia pramenopause, dimensi gejala
vasomotor 95% baik pada usia pasca menopause, kategori buruk terdapat pada usia
menopause berdasarkan tingkat pendidikan adalah kategori baik pada tingkat
pendidikan tinggi dan kategori buruk terdapat pada tingkat pendidikan rendah.
Berdasarkan status pernikahan adalah kategori baik pada status pernikahan menikah dan
kategori buruk pada status pernikahan tidak menikah. Berdasarkan tingkat pekerjaan
adalah kategori baik pada status bekerja dan kategori buruk pada status tidak bekerja.
Hal ini dapat disimpulkan adanya perbedaan status kesehatan wanita menopause
berdasarkan Usia, Status Pendidikan, Status Pernikahandan Status Pekerjaan pada
wanita menopause.
Kata Kunci: Status Kesehatan Menopause, dan Karakteristik Individu
iii
THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCES
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH OF JAKARTA
Undergraduated thesis, 11 April 2016
EkaSripuspita, NIM: 109104000004
Description Of Health Status Based On Individual Characteristics On Menopausal
Women in Rural Districts Ciwalat Sukabumi
ABSTRACT
Menopause is a natural process of aging, when women are no longer menstruating for
one year. Women who go through menopause will cause changes in the physical and
psychological, that will cause health problems. The purpose of this study is to describe
the health status based on the individual characteristics of menopausal women in
CiwalatSukabumi village. This research is a descriptive quantitative research. The
sample in this study is CiwalatSukabumi village residents with a sample of 79
respondents are women aged 45-65 years were obtained through simple random
sampling. Collecting data using the Women's Health Questionnaire (WHQ). Analysis of
the data used is the univariate analysis.
The results of univariate analyzes showed a 100% dimension of anxiety and mood
depresion by age, education level, marital status and employment status is a good
category. Dimensions of well-being is 87,5%, memory or concentration is 85%, somatic
symptoms is 50% and sleep disorder is 90% good at premenopausal age, dimension of
vasomotor symptom is 95% good at postmenopausal age. Bad categorical found in
menopausal age based on the level of education is a good category at the level of higher
education and poor categories are at a low level of education. Based on marital status
was good category on marital status is married and bad categories on marital status is
not married. Based on the level of employment was good category on the status of work
and bad categories on the status of not working. This can be concluded the existence of
differences in the health status of postmenopausal women based on age, education
status, Marital Status and Employment Status in postmenopausal women.
Keywords: Menopause Health Status and Individual Characteristics
PERNYATAAN PERSETUJUAN
SIcipsi dengalljudul
GAPIBARAN STATUS KESEHATAN BERDASARKANKARAKTERISTIK INDIVIDU PADA WANITA PIENOPAUSE DI
DESA CIWALAT KABUPATEN SUKABUⅣII
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsiProgram Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Olch:
EKA SRIPUSPITANIⅣ I。 109104000004
Ns.Gusrina Komara Putri3 S.Kep,MSN
NIP:¨
PROGRAⅣ ISTUDIILⅣIU KEPERAWATAN FAKULTASKEDOKTERAN DANILⅣ 質U KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAPII
NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437/2016
IV
Pembimbing I
NIP.0412127404
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi denganJudul
GAMBARAN STATUS KESEHATAN BERDASARKANKARAKTERISTIK INDIVIDU PADA WANITA PIENOPAUSE DI
DESA CIWALAT KABUPATEN SUKAB■ lMI
Telah diperiksa,discttul,dan dipertahankan dihadapan pen劇 l olCh:
EKA SRIPUSPITA
NIPI:109104000004
Pembimbing I
●
Ns.Gusrina Komara Putri,S.kep,Ⅳ I.SoN
NIP:‐
Jamaludin,S`Kp.,M.KepNIP,196805222008011007
Penguji III
Ns. Gusrina Komara Putri, S.KeP, MSN
NIP.0412127404
NIP.0412127404
LEPIBAR PENGESAHAN
Slcipsi dcnganjudul
GAMBARAN STATUS KESEHATAN BERDASARKANKARAKTERISTIK INDIVIDU PADA WANITA MENOPAUSE
DI DESA CIWALAT KABUPATEN SUKABUMI
Telah diperiksa,disetuJui,dan dipcrtahanlcan dihadapan pcnguJi oleh:
EKA SRIPUSPITANIⅣI:109104000004
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ρ.
ⅣIaulina Ⅱalldavanin SoKp.ⅣIo Sc
NIP。 197902102005012002
Dekan Fakultas I(edokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla
Pro■ Dro Ho Arif Sumantrin S.К 3/1..M.Kes
NIP。 196508081988031002
V‖
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Eka Sripuspita
Tempat/ Tanggal Lahir : Sukabumi, 14 januari 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Kp. Ciselut Desa Ciwalat kecamatan Pabuaran
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi
Telepon : 085779494563
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Ciwalat (1997-2003)
2. MTs Azzainiyyah (2003-2006)
3. MAN 1 Kota Sukabumi(2006-2009)
4. S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-2016)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alikum. Wr. Wb
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Status Kesehatan
Berdasarkan Karakteristik Individu Pada Wanita Menopause Di Desa Ciwalat
Kabupaten Sukabumi”. Shalawat dan salam senantiasa kita sanjungakan kehadirat Nabi
Besar Muhammad SAW.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan
bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, peneliti ingin
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. D r. H. Arif Sumantri, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu
KeperawatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ns. Gusrina Komara Putri, S.kep, M.S.N, selaku DosenPembimbing Akademik
yang selalu memberikan perhatian, waktu, dan bimbingannya selama
perkuliahan.
4. Ibu Mira Suminar, S.Kp., M. KES, selaku Dosen Pembimbing Pertama yang
senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.
ix
5. Ibu Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat, selaku Dosen Pembimbing
Kedua yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama
penyusunan skripsi ini.
6. Segenap Staf bidang Akademik dan Adminstrasi FKIK dan Program Studi Ilmu
Keperawatan
7. Kepala Puskesmas Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi beserta seluruh
stafnya karena telah membantu dalam pemberian data untuk penelitian.
8. Kepala Kelurahan Ciwalat Kabupaten Sukabumi beserta seluruh stafnya karena
telah membantu dalam perizinan dan pengambilan data penelitian.
9. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, orang tua
yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan, dan pengorbanan baik
moril maupun materil demi kelancaran kehidupan dan masa depan penulis
10. Teman-temanku satu bimbingan (Lili dan Finna), teman-teman seperjuanganku
di ilmu keperawatan kita semua luar biasa, terimakasih atas perkenalan berharga
selama dibangku perkuliahan ini.
11. Teruntuk teman –teman dekatku (Anggi dan Winda) terimakasih segala support
nya.
Demikian penyusunan skripsi ini, mudah-mudahan segala bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari ALLAH
SWT. Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya bagi penulis serta pembaca.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb
Jakarta, April 2016
Eka Sripuspita
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................ ii
ABSTRACT ..................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4 4
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
F. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Menopause ............................................................................................. 8
1. Pengertian ........................................................................................ 8
2. Fisiologis Menopause ...................................................................... 9
xi
3. Fase Menopause ............................................................................. 10
4. Usia Menopause ............................................................................. 12
5. Perubahan Hormon pada Menopause ............................................. 12
6. Penyebab Menopause ..................................................................... 13
7. Perubahan pada Masa menopause .................................................. 14
B. Status Kesehatan .................................................................................. 17
1. Pengertian ...................................................................................... 17
2. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Secara Umum .................. 18
3. Dimensi Status Kesehatan ............................................................. 20
C. Karakteristik Individu ........................................................................... 21
1. Usia................................................................................................. 21
2. Pendidikan ...................................................................................... 21
3. Status Pernikahan ........................................................................... 23
4. Pekerjaan ........................................................................................ 24
D. Penelitian Terkait ................................................................................. 25
E. Kerangka Teori ..................................................................................... 27
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep ................................................................................. 28
B. Definisi Operasional ............................................................................. 29
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................................. 33
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 33
C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 33
xii
1. Populasi Penelitian ......................................................................... 33
2. Sampel Penelitian .......................................................................... 33
D. Teknik Pengambilan Sampling ............................................................. 35
E. Alat Pengumpul Data dan Prosedur Penelitian ..................................... 35
1. Instrumen Penelitian ...................................................................... 35
2. Uji Validitas dan Reabilitas............................................................ 36
3. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 38
F. Pengolahan Data.................................................................................... 40
G. Teknik Analisa Data .............................................................................. 41
H. Etika Penelitian .................................................................................... 41
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Desa Ciwalat ........................................................................ 43
B. Analisa Univariat Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan usia ................................................................................... 44
C. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................................................... 45
D. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Status Pernikahan .............................................................. 46
E. Gambaran status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Status Pekerjaan ................................................................ 47
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat ................................................................................. 48
1. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause
xiii
berdasarkan usia ............................................................................ 48
2. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................... 52
3. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Status Pernikahan ....................................................... 54
4. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Status Pekerjaan ......................................................... 55
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 57
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 58
B. Saran ..................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................. 29
Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................ 38
Tabel 5.1 Distribusi Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Usia .................................................................... 44
Tabel 5.2 Distribusi Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Tingkat Pendidikan........................................... 45
Tabel 5.3 Distribusi Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Status Pernikahan ............................................... 46
Tabel 5.4 Distribusi Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Status Pekerjaan................................................ 47
xv
DAFTAR BAGAN
No. Bagan Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori ....................................................... 27
Bagan 3.1 Kerangka Konsep .................................................... 28
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian
2. Izin Penggunaan Kuesioner
3. Informed Consent
4. Kuesioner
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di Indonesia saat ini cukup berhasil diberbagai bidang, namun
masih banyak masalah kesehatan terutama kesehatan wanita yang belum banyak
berubah. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin
meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia
harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk terus meningkat dari
tahun ke tahun maka angka harapan hidup wanita meningkat dan semakin
bertambah pula jumlah wanita menopause dan hal ini akan berdampak terhadap
kesehatan wanita (Menegpp, 2010). Meurut Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (2005) Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta
jiwa pada tahun 2025. Pada tahun yang sama angka harapan hidup diperkirakan
mencapai 73,7 tahun, suatu peningkatan yang cukup tinggi dari angka 69,0 tahun.
Hasil Sensus Penduduk tahun (2010), Indonesia saat ini termasuk ke dalam lima
besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni 18,1
juta jiwa atau 9,6% dari jumlah penduduk.
Berdasarkan proyeksi Bappenas, jumlah penduduk lansia 60 tahun atau
lebih diperkirakan akan meningkat dari 18,1 juta (2010) menjadi 29,1 juta (2020)
dan 36 juta (2025). Dengan meningkatnya jumlah lanjut usia, tentunya akan
diikuti dengan meningkatnya permasalahan kesehatan pada lanjut usia, salah
satunya adalah masalah menopause atau andropause (Depkes, 2012). Menopause
secara harfiah merujuk pada waktu berhentinya menstruasi untuk pertama kali dan
menggambarkan periode waktu dimana terjadinya perubahan-perubahan fisik dan
2
psikologis (Hill, 2010). Hasil Sensus Penduduk tahun 2000, jumlah
perempuan yang berusia 50 tahun dan memasuki usia menopause sebanyak 15,5
juta orang sedangkan laki-laki yang berusia di atas 55 tahun dan diperkirakan
telah memasuki usia andropause adalah sebesar 14,2 juta orang (Kebijakandan
Strategi Nasional Indonesia, 2005). Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah
perempuan yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta jiwa (Baziad,
2003).
Menopause secara alamiah terjadi karena menurunnya sekresi hormon
kewanitaan, terutama hormon estrogen. Hal ini menyebabkan berbagai gejala
yang dapat terjadi pada wanita diantaranya gejala jangka pendek yang meliputi
gejala fsik yaitu gejala vasomotor seperti hot flushes, keringat malam, kelelahan,
ketegangan, susah tidur, pusing-pusing, gejala psikologis seperti depresi,
kecemasan, labilitas emosi, iritabilitas, mudah tersinggung, bingung dan gelisah.
Sedangkan gejala jangka panjang yaitu osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler
(Thong, 2011 & Andrew, 2010). James at al (2006) menjelaskan bahwa wanita
menopause mengalami masalah tidur yang signifikan, gejala hot fleshus dan
gangguan fungsi psikologis seperti depresi, kecemasan dan stress. Meskipun
proses penuaan alamiah, 90% wanita mengalami gejala dan berdampak pada
kesehatan (Brashers, 2007 & Bobak, 2004). Status kesehatan merupakan indikator
penilaian seseorang untuk menilai dampaknya. Kesehatan mempengaruhi tingkat
fungsi sesesorang baik dari segi fisiologis, psikologis dan dimensi sosio kultural
(Parks, 2008). Hunter, dalam Girod et al (2004) menjelaskan dimensi status
kesehatan untuk mengukur status kesehatan pada wanita menopause yang terdapat
dalam Women’s Health Questionnaire (WHQ). Women’s Health Questionnaire
3
(WHQ) terdiri dari 23 item yang meliputi 6 dimensi yaitu kecemasan atau mood
depresi, kesejahteraan, gejala somatik , memori atau konsentrasi, gejala
vasomotor dan masalah tidur (Girod, 2004).
Girod et al (2004) menjelaskan hasil penelitiannya berdasarkan status
menopause menunjukan bahwa status kesehatan wanita perimenopause dan
pramenopause memiliki status kesehatan yang lebih baik dari pada wanita
pascamenopause. Sejati, dkk (2008) menjelaskan hasil penelitiannya bahwa faktor
fisik, psikologis dan faktor pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap syndrom premenopause, tetapi untuk faktor dominan tidak berpengaruh
terhadap syndrom premenopause.
Pimenta at al (2012) menjelaskan sosiodemografi, karakteristik terkait
kesehatan, dan gaya hidup memainkan peran penting dalam prediksi gejala
menopause. Robbins (1996) dalam Fahmi (2009) karakteristik individu meliputi
lansia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan pekerjaan.
Tingkat pendidikan mempengaruhi gejala menopause, Newhart (2013)
menjelaskan bahwa dengan pendidikan yang lebih rendah memiliki resiko yang
lebih tinggi terjadinya gejala fisik dan mental pada menopause. Pratiwi dan
Raksanagara, (2013) menjelaskan bahwa mayoritas tingkat pendidikan SMA
memilik gejala menopause ringan dan tingkat pendidikan SD memiliki gejala
menopause yang sangat berat. Daulay & Siregar (2013) menjelaskan bahwa ada
perbedaan psychological well-being antara wanita menopause yang bekerja
dengan tidak bekerja pada semua dimensi otonomi, penguasaan lingkungan,
pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup dan
penerimaan diri. Wanita menopause bekerja memiliki psychological well-being
4
lebih tinggi dibandingkan wanita tidak bekerja. Karakteristik individu dalam
penelitian ini meliputi usia, pendidikan, status perkawinan, dan pekerjaan.
Penelitian mengenai menopause sudah banyak dilakukan namun
mengenai gambaran status kesehatan berdasarkan karakteristk individu pada
wanita menopause masih belum ada yang melakukan penelitian tersebut.
Pemilihan Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi dikarenakan pada kelurahan
tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai menopause. Jarak ke
fasilitas pelayanan kesehatan pun cukup jauh dan rendahnya kunjungan
masyarakat ke pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat juga masih kurang
mengenai kesehatan (Puskesmas pabuaran, 2012).
Banyak masyarakat yang tidak memeriksakan dirinya ke pelayanan
kesehatan apabila hal tersebut masih bisa di tangani dengan menggunakan obat
warung dan masih banyak masyarakat yang menanyakan masalah kesehatannya
ke dukun. Jumlah perempuan menopause di Desa Ciwalat sebanyak 376 orang
(Laporan Kependudukan Desa Ciwalat, 2012). Dari hal tersebut masyarakat perlu
mengetahui perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis ketika memasuki
masa menopause.
Dari latar belakang ini peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran status
kesehatan berdasarkan karakteristik indivdu pada wanita menopause.
B. Rumusan Masalah
Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi dalam kehidupan
perempuan yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan fisik dan
psikologis yang dikarenakan terjadinya penurunan hormon gonandal (ovarian)
5
(Aubrey, 2010). Hal tersebut dapat menyebabkan wanita mengalami penurunan
fungsi tubuh yang menyebabkan dampak ketidaknyamanan dalam menjalani
kehidupan seperti sebelum memasuki masa menopause. Jumlah wanita
menopause di Desa Ciwalat sebanyak 376 orang (Laporan Kependudukan Desa
Ciwalat, 2012).
Berdasarkan Studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah RW 01
Kampung Ciselut Desa Ciwalat pada 3 orang wanita menopause didapatkan
bahwa wanita tersebut mengalami perubahan fisik seperti keluar keringat dimalam
hari, sering terbangun di malam hari, sering sakit kepala, sering sakit pada daerah
sendi dan psikologis seperti kadang-kadang sering marah pada suami, dan mudah
tersinggung, dan mereka tidak terlalu memperhatikan terhap perubahan tersebut.
Oleh karena itu peneliti ingin melihat gambaran status kesehatan berdasarkan
karakteristik individu pada wanita menopause di Desa Ciwalat Kabupaten
Sukabumi.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana status kesehatan wanita menopause berdasarkan usia di Desa
Ciwalat Kabupaten Sukabumi?
2. Bagaimana status kesehatan wanita menopause berdasarkan tingkat
pendidikan di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi?
3. Bagaimana status kesehatan wanita menopause berdasarkan status
pernikahan di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi?
4. Bagaimana status kesehatan wanita menopause berdasarkan status
pekerjaan di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi
6
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran status kesehatan berdasarkan karakteristik individu pada wanita
menopause di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana status kesehatan wanita menopause
berdasarkan usia di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi?
2. Untuk mengetahui bagaimana status kesehatan wanita menopause
berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi?
3. Untuk mengetahui bagaimana status kesehatan wanita menopause
berdasarkan status pernikahan di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi
4. Untuk mengetahui bagaimana status kesehatan wanita menopause
berdasarkan status pekerjaan di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya PSIK
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mahasiswa
keperawatan mengenai gambaran status kesehatan berdasarkan
karakteristik individu (usia, pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan) pada
wanita menopause.
2. Bagi profesi keperawatan
7
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi perawat khususnya
mengenai status kesehatan berdasarkan karakteristik individu (usia,
pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan) pada wanita menopause.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan, wawasan serta dapat mengaplikasikan dan
mensosialisasikan teori yang sudah dipelajari selama masa kuliah.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian
yang akan datang mengenai aspek lain tentang wanita menopaus
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggambarkan status kesehatan berdasarkan karakteristik
individu (usia, pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan) pada wanita menopause di
Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi. Populasi penelitian ini adalah wanita
menopause yang berada di Desa Ciwalat. Penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang
diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan melalui kuesioner yang akan
dijawab oleh responden.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menopause
1. Pengertian Menopause
Menopause adalah istilah dari bahasa yunani yang diambil dari kata
menos, yang berarti bulan dan pause yang berarti berhenti, yang berarti
berhentinya siklus datang bulan (Rosental, 2009). Menopause secara harfiah
merujuk pada waktu berhentinya menstruasi untuk pertama kali dan
menggambarkan periode waktu dimana terjadinya perubahan-perubahan fisik
dan psikologis (Hill, 2010).
Purwoastuti (2008) mendefinisikan Menopaus merupakan peristiwa yang
sangat alamiah dan normal terjadi pada seorang wanita, banyak menimbulkan
keluhan dan gangguan yang biasanya hanya ditanggapi sebagai proses menua
atau justru disangka sebagai gejala dari penyakit lain. Menopause adalah
proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi haid selama 1 tahun.
Penyebab berhentinya haid karena indung telur tidak lagi memproduksi
hormon estrogen dan progesteron (Sutanto & Dody, 2005).
Umumnya orang lebih senang menggunakan istilah ‘Menopause’,
meskipun istilah tersebut kurang tepat karena menopause hanya merupakan
kejadian sesaat saja, yaitu perdarahan haid yang terakhir. Yang paling tepat
digunakan adalah klimakterik, yaitu fase peralihan antara pramenopause dan
pascamenopause (Baziad, 2003). Klimakterium mengacu pada periode
9
kehidupan seorang wanita saat ia berpindah dari tahap reproduktif ke tahap
tidak reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium (Bobak, 2005). Pengertian
menopause dari beberapa pendapat yang disebutkan dapat disimpilkan bahwa
menopause merupakan masa berhentinya menstruasi secara alamiah selama 1
tahun.
2. Fisiologis Menopause
Oogenesis akan berakhir pada usia fetus 20 minggu dan yang tinggal
hanya 7 juta oosit. Mulai usia 20 minggu sampai dengan saat lahir terjadi
pengurangan jumlah primordial folikel secara bermakna. Pada saat seorang
anak wanita lahir, primordial folikel tinggal 500.000 sampai 1.000.000 lagi,
dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel
yang masih tersedia sangat berbeda pada setiap wanita. Sebagian wanita pada
usia 35 tahun masih memiliki sebanyak 100.000 folikel, sedangkan wanita
yang lain pada usia yang sama hanya memiliki 10.000 folikel. Penyebab
berkurangnya jumlah folikel terletak pada folikel itu sendiri. Oosit juga
dipengaruhi oleh stres biologik seperti radikal bebas, kerusakan permanen dari
DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yang dihasilkan dari proses metabolisme
tubuh. Karena oosit selalu mengalami kendali mutu yang ketat, oosit yang telah
mengalami kelainan akan dikeluarkan melalui proses apoptosis (kematian sel
yang terprogram). Bila jumlah primordial folikel mencapai jumlah yang kritis,
akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon, yang berakibat terjadinya
insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik, dan akhirnya terjadi
oligomenorea. Bila folikel sudah tidak tersedia lagi, wanita tersebut telah
memasuki usia pascamenopause (Baziad, 2003).
10
Semakin tua usia seseorang folikel akan makin resisten terhadap stimulasi
gonadotropin, sehingga FSH dan LH di darah meningkat. Peningkatan FSH
dan LH akan menyebabkan stimulasi stromal terhadap ovarium, yang
menyebabkan peningkatan estron dan penurunan kadar estradiol. Kadar inhibin
juga menurun drastis karena terjadi feedback negatif dengan peningkatan FSH.
Sehingga menopause dapat dideteksi dengan rendahnya kadar estrogen di
peredaran darah. Pada fase menopause terutama fase pascamenopause estrogen
didapat dari stroma ovarium. Dan dari sekresi androstenedion yang
diaromatisasi menjadi estron di sirkulasi perifer. Estrogen yang demikian
disebut estrogen ekstragonandal yang merupakan pemasok utama estrogen
pada wanita pascamenopause (Baziad, 2003).
3. Fase Menopause
Menopause mengacu pada satu momen khusus yaitu tanggal menstruasi
terakhir. Hal-hal yang terjadi sebelum dan sesudah menopause selalu
mengakibatkan perubahan bagi seorang wanita baik fisik maupun sosial.
Rosental (2009) menjelaskan 4 tahap menopause secara fisik yaitu:
a. Pramenopause
Pramenopause mulai terjadi antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterik (Baziad, 2003).Istilah pramenopause mengacu pada wanita di
ambang masa menopause ( Rosental, 2009). Pada fase ini seorang wanita
akan mengalami kekacauan pola menstruasi dan berlangsung selama 4
sampai 5 tahun (Manuaba, 2009).
b. Perimenopause
11
Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan
pasca menopause. Pada fase ini wanita mengalami siklus haid
anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, namun kadar progesteron tetap
rendah. Kadar FSH, LH, dan estrogen bervariasi tergantung individu
masing-masing(Baziad, 2003). Rata-rata terjadi pada usia 47-51 tahun
(Kusmira, 2011).
c. Menopause
Menopause mengacu pada masa menstruasi terakhir dan dapat
ditentukan setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi (Roselina, 2009).
Dimana jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat sampai
tidak tersedia lagi folikel yang cukup dan produksi estrogenpun berkurang,
kadar FSH darah >40mlU/ml dan kadar estradiol <30 pg/ml(Baziad,
2003). Pada fase menopause perubahan dan keluhan psikologis dan fisik
makin menonjol dan biasanya berlangsung 3-4 tahun. Secara umum terjadi
pada usia 40-58 tahun (Kusmira, 2011).
d. Pascamenopause
Pascamenopause dialami oleh wanita yang sudah tidak mengalami
menstruasi setidaknya selama 4 tahun (Roselina, 2009). Pada
pascamenopause ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar
estradiol antara 20-30 pg/ml dan kadar hormon gonadotropin biasanya
meningkat (Baziad, 2003). Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Pada fase
ini wanita sudah beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik
(Manuaba, 2009).
12
4.Usia menopause
Bobak (2005) menjelaskan usia rata-rata menopause adalah 51 tahun
tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pada usia 40 tahun dan 5% tidak behenti
menstruasi sampai usia 50 tahun. Wanita indonesia rata-rata memasuki usia
menopause pada usia 50 tahun. Tetapi sebagian wanita ada yang
mengalaminya pada usia lebih awal atau lebih lanjut. Faktor fisik dan faktor
psikis mempengaruhi kapan terjadinya menopause. Penyakit tertentu seperti
operasi indung telur, stress, obat-obatan dan gaya hidup merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi cepat lambatnya menopause(Pangkahila, 2007).
5. Perubahan Hormon pada Menopause
Morgan (2009) menjelaskan perubahan hormon yang terjadi pada masa
menopause meliputi:
a. Estrogen
Pada menopause, produksi estrogen, terutama estradiol, lebih
menurun dari kadar pada premenopause. Estradiol sisa dihasilkan secara
tidak langsung oleh kelenjar adrenal. Estron dan testosteron diubah
menjadi estradiol pada jaringan perifer.
b. Progesteron
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum, kadar progesteron
pascamenopause hanya 30% dibanding wanita yang masih ovulasi selama
fase folikuler.
13
c. Androgen
Androgenion adalah androgen utama yang dikeluarkan oleh folikel
yang sedang berkembang. Dengan terhentinya perkembangan folikuler
pada wanita pascamenopause, kadar androstenendion turun 50%. Variasi
diurnal androstenedion dapat terlihat mengikuti aktivitas kelenjar adrenal
setelah menopause. Setelah menopause hanya 20% androstenedion yang
disekresi oleh ovarium.
d. Gonadotropin
Setelah menopause LH dan FSH sangat meningkat, kadar FSH dan
Lh adalah 4-30 mlU/ml selama usia subur. Setelah menopause kadar
keduanya . 100 mlU/ml.
6. Penyebab Menopause
Prawirohardjo (2006) dalam Putikah (2010) menjelaskan Pada masa
menopause terjadi perubahan hormon ovarium dan hipofisis terbalik, dimana
hormon ovarium menurun dan hormon hipofisis meninggi. Hormon ovarium
terdiri atas steroid (progesteron dan estradiol) serta peptida (inhibin dan
aktivin). Meskipun kadar hormon hipofisis (FSH dan LH) meninggi, tetapi
karena hormon steroid menurun sehingga rangsangan endometrium berkurang
sehingga terjadi perubahan pola menstruasi, baik siklus maupun jumlahnya
sampai berhenti sama sekali. Menurunya kadar hormon steroid terutama
hormon estrogen tidak hanya menyebabkan perubahan pola menstruasi tetapi
juga mempunyai dampak terhadap kesehatan.
14
Sloane (2003) juga menjelaskan penyebab menopause adalah hilangnya
folikel sejalan pertambahan usia karena atresia dan ovulasi bulanan.
Kehilangan folikel mengakibatkan berkurangnya sekresi estrogen dan
progesteron.
a. Penurunan kadar estrogen dan progesteron mengganggu aksis hormon
hipotalamus-hipofisis-ovarium dan mekanisme umpan balik negatif sehingga
siklus terhenti.
b. Karena kadar FSH dan LH hipofisis tidak dihambat oleh mekanisme umpan
balik negatif hormon ovarium, kadarnya saat menopause tinggi.
7. Perubahan pada masa menopause
a. Perubahan fisiologis masa menopause
Menopause merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju
fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif
ataupun endokrinologik dari ovarium. Penurunan fungsi hormon estrogen
menyebabkan berbagai keluhan pada seorang wanita (Baziad, 2003). Ketika
perempuan mengalami menopause folikel di indung telur menjadi kurang peka
terhadap rangsangan pituitari sehingga perubahan hormon pituitari tersebut
dapat menyebabkan perubahan hormon FSH dan LH sehingga folikel sel telur
yang dirangsang sedikit, menyebabkan hormon estrogen yang dilepas pada saat
menstruasi juga sedikit dan dinding rahim kurang berfungsi dengan baik
terhadap rangsangan sehingga menyebabkan haid menjadi tidak teratur
(Llewellyn & Jones, 2006).
15
Perubahan fisiologis pada masa menopause meliputi:
1) Rasa Panas (Hot Flushes)
Keluhan vasomotorik merupakan gangguan kesehatan yang dapat
berupa rasa panas, rasa panas dirasakan mulai dari daerah dada, menjalar ke
leher dan ke kepala. Semburan panas ini akan diikuti dengan sakit kepala,
perasaan kurang nyaman dan peningkatan frekuensi nadi. Hal ini disebabkan
oleh peningkatan pengeluaran hormon adrenalin dan neurotensin oleh tubuh
wanita tersebut. Selain itu terjadi pula penurunan sekresi hormon noradrenalin
sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit, temperatur kulit meningkat
dan timbul perasaan panas (Baziad, 2003).
2) Keluhan vasomotor
Keluhan vasomotor terjadi karena estrogen memicu pengeluaran β
endorfin berkurang, sehingga ambang sakit juga berkurang. Oleh karena
itu wanita perimenopause atau pascamenopause sering mengalami
beberapa keluhan berupa nyeri otot, sendi, sakit pinggang, dan mengeluh
nyeri daerah kemaluan (Baziad, 2003).
3) Berkeringat di malam hari
Berkeringat dimalam hari merupakan bentuk lain ketidakstabilan
vasomotor. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang mengatur
termoregulasi tubuh (Bobak, 2005).
4) Gangguan tidur
Gangguan tidur paling banyak dikeluhkan wanita menopause karena
estrogen memiliki efek terhadap kualitas tidur (Baziad, 2003).
16
5) Keluhan lainnya
Selain beberapa keluhan di atas wanita mengalami siklus menstruasi
tidak teratur yang disebabkan oleh penurunan hormon FSH dan LH yang
menyebabkan folikel sel telur mengalami penurunan sehingga hormone
estrogen yang dikeluarkan sedikit dan menyebabkan siklus menstruasi tidak
teratur (Llewellyn & Jones). Semakin meningkatnya usia, maka sering
dijumpai gangguan seksual pada wanita. Akibat kekurangan hormone
estrogen, aliran darah ke vagina berkurang , dan sel-sel epitel ke vagina
menjadi tipis. Wanita dengan kadar estrogen kurang dari 50 pg/ml lebih
banyak mengeluh masalah seksual seperti vaginanya kering, perasaan
terbakar, gatal dan sering keputihan (Baziad, 2003). Penurunan estrogen juga
berpengaruh pada jaringan kolagen, jaringan kolagen juga dapat menyebabkan
kulit menjadi kering, keriput, rambut rontok, gigi mudah goyang, sariawan,
dan gusi mudah berdarah (Kesdu, 2004). Menopause juga sering mengalami
penyakit kardiovaskuler, karena wanita pada fase ini sering mengalami
peningkatan kadar kolestrol dan penumpukan kolestrol LDL yang dapat
mempersempit dan menyumbat pembuluh darah arteri, dan sering mengalami
obesitas karena adanya perubahan cara penyimpanan lemak didalam tubuh
(Fox-spencer & Brown, 2007).
b. Perubahan psikologis pada masa menopause
Perubahan sistem hormonal ini mempengaruhi segenap konstitusi psiko-
fsiologik sehingga berlangsung proses kemunduran yang progresif. Karena
perubahan dan kemunduran yang terjadi mengakibatkan krisis dalam
17
kehidupan psikis pribadi seseorang (Wicaksana, 2008). Perubahan psikologik
yang terjadi pada wanita menopause diantaranya mudah tersinggung, suasana
hati (mood) yang berubah-ubah, kecemasan (anxiety), lemah (fatique),
ketegangan, labilitas emosional, irritabilitas, depresi, pusing-pusing, dan
(insomnia) sukar tidur (Wicaksana, 2008).
B. Status Kesehatan
1. Pengertian status kesehatan
Sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Sehat bersifat
dinamis yang statusnya terus menerus berubah (Asmadi, 2008). Kesehatan
adalah hasil interaksi berbagai faktor baik faktor internal seperti fisik dan
psikis maupun faktor ekternal seperti sosial, budaya, lingkungan fisik, pilitik,
ekonomi, pendidikan dan sebagainya (Maulana, 2009). Menurut Undang
Undang RI No 36 (2009). Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
WHO (2004) dalam Suardana(2011) menjelaskan status kesehatan
merupakan suatu variabel yang memiliki makna dari kondisi fungsional, sosial,
kultural, keluhan subjektif dan sosiopsikologi yang dapat mempengaruhi peran,
persepsi terhadap kesehatan, dan kemandirian. Jenkinson dan McGee (1998)
dalam Suardana 2011, juga menjelaskan bahwa status kesehatan merupakan
suatu tindakan kategorisasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup dan kemempuan fungsional. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor
psikososial, nyeri, emosi, harga diri, penghargaan terhadap diri sendiri,
18
kemampuan intelektual, peran sosial, jaringan sosial, dan penilaian berbagai
elemen kesehatan.
Parks dkk (2008) juga menjelaskan status kesehatan merupakan indikator
penilaian seseorang untuk menilai dampaknya. Kesehatan mempengaruhi
tingkat fungsi sesesorang baik dari segi fisiologis, psikologis dan dimensi sosio
kultural (Asmadi, 2008). Faktor-faktor tesebut saling berkaitan dengan masalah
masalah lain diluar masalah kesehatan itu sendiri (Maulana, 2009).
2. Faktor yang mempengaruhi kesehatan secara umum
Menurut Teori Blum dalam Asmadi, (2008) ada empat faktor yang
mempengaruhi status kesehatan seseorang yang meliputi Keturunan, Layanan
Kesehatan, Lingkungan, dan Perilaku yaitu:
1. Keturunan
Secara sederhana penyakit manusia dapat dibagi kedalam beberapa
kategori, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor gen.
Penyakit ini disebut sebagai penyakit herediter atau keturunan (Asmadi,
2008).
2. Layanan kesehatan
Layanan kesehatan dapat mempengaruhi status kesehatan individu dan
masyarakat. Beberapa asfek yang dapat mempengaruhi layanan kesehatan
yaitu:
a. Tempat layanan kesehatan
19
Letak geografis tempat layanan kesehatan dapat mempengaruhi
keterjangkauan masyarakat terhadap layanan kesehatan dan keterjangkauan
petugas kesehatan dalam memberikan layanan kepada masyarakat (Asmadi,
2008).
b. Kualitas petugas kesehatan
Klien merupakan individu yang berada dalam posisi ketergantungan
karena sangat membutuhkan pertolongan dari petugas kesehatan bagi
kesembuhan dirinya. Dalam kondisi sakit klien akan pasrah terhadap apapun
tindakan yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan. Jika petugas kesehatan
tidak tidak memiliki kompetensi yang berkualitas, kesembuhan yang akan
klien peroleh melainkan penderitaan atau bahkan kematian yang mungkin
klien dapatkan. Dengan demikian, kualitas petugas kesehatan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan individu maupun masyarakat (Asmadi, 2008).
c. Biaya kesehatan
Tingginya biaya pengobatan menyebabkan tidak semua orang mampu
memanfaatkan layanan kesehatan (Asmadi, 2008).
d. Sistem layanan kesehatan
Layanan kesehatan terdepan bukan semata berfokus pada pengobatan,
tetapi juga pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Asmadi, 2008).
3. Lingkungan
20
Lingkungan memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan
individu atau masyarakat (Asmadi, 2008).
4. Perilaku
Sehat sakitnya individu atau masyarakat dipengaruhi oleh perilakunya.
Perilaku manusia bukan sesuatu yang berdiri sendiri melainkan dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti pendidikan, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan,
sosial ekonomi dan sebagainya (Asmadi, 2008).
3. Dimensi Status Kesehatan pada Menopause
Hunter dalam Girod at al (2004) menjelaskan dimensi status kesehatan
untuk mengukur status kesehatan pada wanita menopause yang terdapat dalam
Women’s Health Questionnaire (WHQ). WHQ dikembangkan pada tahun 1992
oleh Dr Myra Hunter di Inggris, dirancang untuk menilai berbagai gejala fisik dan
emosional atau sensasi yang dialami oleh wanita usia pertengahan (45 sampai 65
tahun). Hal ini dirancang khusus untuk mempelajari kemungkinan perubahan
dalam kesehatan dan kesejahteraan selama transisi menopause. Women’s Health
Questionnaire (WHQ) telah dianggap sebagai instrumen acuan untuk penilaian
status kesehatan pada wanita paruh baya. Women’s Health Questionnaire (WHQ)
telah digunakan dalam penelitian klinis dan uji klinis untuk mengukur kelayakan
pengembangan pengobatan alternatif untuk mengatasi gejala menopause dalam
perawatan primer, survei pos cross-sectional untuk memberikan pemeriksaan
yang lebih rinci dari gejala psikologis dan somatik yang dialami oleh wanita
klimakterik dan pasca-menopause, uji klinis untuk memeriksa manfaat dari terapi
penggantian estrogen.
21
Women’s Health Questionnaire (WHQ) telah menunjukkan keandalan
yang baik dan validitas. Women’s Health Questionnaire (WHQ) tersedia dalam
bentuk panjang yang terdiri dari 37 item yang meliputi 9 dimensi yaitu kecemasan
dan ketakutan, persepsi daya tarik fisik , mood depresi , memori dan konsentrasi ,
gejala menstruasi , disfungsi seksual , masalah tidur , gejala somatik , vasomotor
symptoms. Bentuk pendek yang terdiri dari 23 item yang meliputi 6 dimensi yaitu
kecemasan atau mood depresi, kesejahteraan, gejala somatik, memori atau
konsentrasi, gejala vasomotor dan masalah tidur (Girod, 2004).
C. Karakteristik Individu
Individu adalah manusia yang berdiri sendiri secara otonom yang
mempunyai keunikan, perbedaan satu sama lain, tetapi berkorelasi dengan yang
lain (Lutfi dkk, 2009). Robbins (1996) dalam Fahmi (2009) karakteristik individu
meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan masa
kerja. Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi:
a. Usia atau Umur
Hardiwinoto (2011) menjelskan umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik yang
hidup maupun yang mati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014)
umur adalahlama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).
Baziad (2003), menjelaskan bahwa usia menopause pada wanita eropa
tidak sama denan wanita Asia, usia menopause pada setiap wanita
berbeda-beda satu sama lainnya.
b. Pendidikan
22
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitin (Hardiwinoto,
2011). Undang-undang (2003) menjelaskan bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan bimbingan
yang diberikan seseorang terhadap orang lain agar mereka dapat
memahami suatu hal. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk
menerima informasi, sehingga makin banyak pengetahuan yang
dimilikinya. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari
media massa (Mubarak, 2007).
Perry dan Potter (2005), menjelaskan bahwa pendidikan sangat
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, mama wawasan yang dimiliki akan semakin
luas sehingga pengetahuan akan semakin meningkat, sebaliknya semakin
rendah pendidikan seseorang maka wawasan yang dimiliki akan semakin
sempit sehingga menurunkan tingkat pengetahuan. Pendidikan adalah
upaya dalam peningkatan pengetahuan sehingga berpengaruh terhadap
perilaku positif (Notoatmodjo, 2007). Tingkat pendidikan mempengaruhi
23
gejala menopause, Newhart (2013) menjelaskan bahwa dengan
pendidikan yang lebih rendah memiliki resiko yang lebih tinggi terjadinya
gejala fisik dan mental pada menopause. Pratiwi (2013) menjelaskan
bahwa mayoritas yang berpendidikan SMA, memiliki gejala menopause
ringan sedangkan yang berpendidikan SD memiliki gejala menopause
berat.
c. Status pernikahan
Pernikahan adalah ikatan bathin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia (Statistik, 2014). Setiap orang membutuhkan
kehadiran orang lain, sehingga individu tidak mungkin dapat hidup sendiri
meskipun ia merupakan orang yang sangat mandiri (Bunk dalam Taylor,
2009). Kasdu (2004), menjelaskan bahwa perempuan yang dapat berfikir
secara positif, maka dapat melalui masa menopause dengan mudah, namun
jika perempuan yang berfikir negatif tentang menopause, maka keluhan-
keluhan yang muncul akan semakin berat. Sikap positif tersebut akan
muncul apabila ada bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Kristono
(2011), menjelaskan bahwa perempuan yang mendapatkan dukungan
sosial dari suami ketika sedang mengalami rasa takut terhadap menopause,
maka seorang perempuan akan merasa bahwa suaminya memiliki
perhatian dankasih sayang, sehingga kondisi demikian membuat seorang
perempuan merasa tenang dalam menghadapi menopause. Kasdu (2004),
menyatakan bahwa pengertian, penerimaan dan dukungan dari suami
sangat besar artinya bagi wanita yang mengalami menopause, komunikasi
24
dan keretbukaan diantara keduanya dapat membantu seseorang menjalani
menopausenya dengan baik. Wardani (2007) menjelaskan bahwa ada
hubungan negatif antara dukungan sosial suami dengan kecemasan pada
wanita pasca menopause. Semakin tinggi dukungan sosial suami yang
diperoleh wanita menopause maka semakin rendah kecemasannya dan
sebaliknya.
d. Pekerjaan
Pekerjaan secara umum adalah sebagai sebuah kegiatan aktif yang
dilakukan oleh manusia. Dalam arti lain pekerjaan digunakan untuk suatu
tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai (Hardiwinoto,
2011). Mubarak (2007), menjelaskan bahwa lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Liauw (2007) menjelaskan
faktor psikososial, usia, dan faktor pekerjaan (lama bekerja) adalah faktor
yang berperan dalam terjadinya gejala psikopatologi. Daulay & Siregar
(2013) menjelaskan bahwa ada perbedaan psychological well-being antara
wanita menopause yang bekerja dengan tidak bekerja pada semua dimensi
otonomi, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, hubungan positif
dengan orang lain, tujuan hidup, dan penerimaan diri. wanita menopause
bekerja memiliki psychological well-being lebih tinggi dibandingkan
wanita tidak bekerja.
25
D. Penelitian Terkait
1. Newhart (2013) menjelaskan hasil penelitiannya mengenai Menopause
matters: The implications of menopause research for studies of midlife
health yang dilakukan di Amerika Serikat, didapatkan hasil bahwa
menopause memiliki variabilitas penting dalam interaksi gejala biologis
dan psikologis serta pengaruhnya terhadap kesehatan dan kehidupan,
dengan pendidikan yang lebih rendah memiliki resiko yang lebih tinggi
terjadinya gejala fisik dan mental pada menopause.
2. Girod et al (2004) melaporkan hasil dari Women’s Health Questionnaire,
mengacu pada uji Kruskal Walis, berdasarkan status menopause
menunjukan bahwa status kesehatan wanita perimenopause dan
pramenopause memiliki status kesehatan yang lebih baik dari pada wanita
pascamenopause.
3. Pimenta at al (2012) menjelaskan hasil penelitiannya mengenai
Menopause Symptoms’ Predictors: The Influence of Lifestyle, Health- and
Menopause-Related, and Sociodemographic Characteristics yang
dilakukan di Portugis, menggunakan metode cross sectional dengan
jumlah sampel sebanyak 710 perempuan mengenai gejala menopause,
sosiodemografi , karakteristik yang terkait dengan menopause, dan gaya
hidup kesehatan. Menunjukan hasil bahwa beberapa sosiodemografi,
karakteristik terkait kesehatan, dan gaya hidup memainkan peran penting
dalam prediksi gejala menopause.
4. Sejati, dkk (2008) menjelaskan hasil penelitiannya mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi sindrom premenopause di Desa Senom Kecamatan
26
Kemangkon Kabupaten Purbalingga didapatkan hasil bahwa faktor fisik,
psikologis dan faktor pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap syndrom premenopause, tetapi untuk faktor dominan tidak
berpengaruh terhadap syndrom premenopause.
5. Straus (2011) menjelaskan hasil penelitiannya mengenai Contextual
Influences on Women's Health Concerns and Attitudes toward Menopause
di Amerika Serikat, didapatkan hasil bahwa sikap wanita terhadap efek
dari menopause mengenai kesuburan dan menstruasi memiliki hubungan
yang berbeda dari sikap mengenai dampak menopause terhadap kesehatan
dan daya tarik.
27
E. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka teori
Modifikasi dari Asmadi (2008), Baziad (2003), Girod (2004), Fahmi (2009),
Wicaksana ( 2008).
Perubahan pada
hormon estrogen
FSH dan LH
Menopause atau
masa berakhirnya
menstruasi
Perubahan fisiologis:
Hot Flushes, gejala vasomotor,
berkeringat dimalam hari, lemah,
pusing-pusing, susah tidur dan
perubahan lainnya.
Perubahan psikologis:
mudah tersinggung, suasana hati
(mood) yang berubah-ubah,
kecemasan (anxiety), ketegangan,
labilitas emosional, irritabilitas,
depresi.
Dimensi Status
Kesehatan menurut
WHQ:
kecemasan atau
mood depresi,
kesejahteraan
gejala somatik
memori atau
konsentrasi
gejala vasomotor
masalah tidur
Karakteristik Individu:
Usia
Pendidikan
Pernikahan
Pekerjaan
Status Kesehatan
28
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Wasis, 2008).
Sesuai dengan tujuan penelitian yang bersifat deskriptif eksploratif yaitu
untuk melihat gambaran status kesehatanberdasarkan karakteristik individu
pada wanita menopause.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Status Kesehatan pada Menopause
29
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga peneliti
dapat melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau penomena (Hidayat, 2007).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Status Kesehatan
Wanita Menopause
Indikator penilaian seseorang
untuk menilai dampaknya dari
perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa menopause
yang meliputi perubahan
vasomotorik, somatik,mood
depresi atau kecemasan,
gangguan tidur, memori
konsentrasi dan wellbeing.
Kuesioner 23 item pertanyaan
tentang status kesehatan
pada wnita menopause
yang meliputi dimensi
vasomotor, somatik, mood
depresi atau kecemasan,
sleep problem, memory
consentrasion, wellbeing
Dinyatakan dalam tingkat
1: status kesehata buruk
apabila nilai mean <50 %
2: status kesehatan baik
apabila nilai mean >50 %
(Girod, 2004). Untuk
pernyataan positif.
1: status kesehata buruk
apabila nilai mean >50 %
ordinal
30
2: status kesehatan baik
apabila nilai mean <50 %%
(Girod, 2004). Untuk
pernyataan negatif
2 Usia Satuan waktu yang mengukur
waktu keberadaan suatu benda
atau makhluk baik yang hidup
maupun yang mati
kuesioner Melalui wawancara
dengan menggunakan
kuesoner
1. Pramenopause usia
45-50
2. Menopause usia 51-
59
3. Pascamenopause
usia 60-65
(Rosental, 2009)
Ordinal
3 Pendidikan Pembelajaran, pengetahuan,
keterampilan dan kebiasaan
sekelompok orang yang
Kuesioner Diperoleh dari keterangan
responden melalui
wawancara dengan
1. Rendah apabila
tingkat
pendidikannya SD
Ordinal
31
ditransfer dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan atau
penelitian
menggunakan kuesioner dan SMP\
2. Tinggi apabila
tingkat
pendidikannya
SMA dan Perguruan
tinggi
(UU, 2003)
4 Status pernikahan Ikatan bathin antara seorang
pria dan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga yang
bahagia
Kuesioner Diperoleh dari keterangan
responden melalui
wawancara dengan
menggunakan kuesioner
1. Menikah
2. Tidak Menikah
Nominal
5 Pekerjaan Sebuah kegiatan aktif yang
dilakukan oleh seseorang.
Kuesioner Diperoleh dari keterangan
responden melalui
1. Bekerja
2. Tidak Bekerja
Nominal
32
Dalam arti lain digunakan
untuk suatu tugas yang
menghasilkan sebuah karya
yang bernilai
wawancara dengan
menggunakan kuesioner
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara
objektif (Setiadi, 2013). Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran status kesehatan berdasarkan
karakteristik individu pada wanita menopause.
B. Waktu dan Tempat
Tempat penelitian dilakuka di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi.
Penelitian dilakukan pada bulan mei sampai bulan september.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi penelitian ini berada di Desa
Ciwalat Kabupaten sukabumi wanita yang berusia 45-65 sebanyak 376
orang yang berada pada masa menopause.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).
34
Sampel penelitian ini adalah wanita usia 45-65 tahun yang berada pada
masa menopause di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi.
a. Kriteria Sampel
Dalam pemilihan sampel, peneliti membuat kriteria pada sampel
yang diambil. Sampel yang diambil berdasarkan pada kriteria
inklusi. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel
(Hiadayat, 2007). Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
1. Wanita usia 45-65 tahun di Desa Ciwalat Kabupaten
Sukabumi
2. Bersedia untuk menjadi responden
b. Jumlah Sampel
Setiadi (2013) menjelaskan Perhitungan besar sampel
dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin:
Keterangan:
d: tingkat kepercayaan yang diinginkan
N: Jumlah populasi
n: Jumlah sampel
35
D. Teknik Pengambilan Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple
random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi (Hidayat, 2007).
Dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik random number adalah
cara yang memberikan jaminan bahwa setiap kasus mempunyai
kemungkinan untuk dipilih (Setiadi, 2013) yaitu dengan cara dimasukkan
semua nama orang dalam populasi kemudian diletakkan di dalam kotak,
setelah semua terkumpul baru diambil 79 orang dari sejumlah populasi.
E. Alat Pengumpul Data dan Prosedur Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
Women’s Health Questionnaire yang berisi pertanyaan mengenai
status kesehatan pada wanita menopause yang terdiri dari 6 dimensi
yaitu dimensi anxiety atau depressed mood terdiri dari 7 pertanyaan,
dimensi well being terdiri dari 4 pertanyaan, dimensi somatik
symptoms terdiri dari 5 pertanyaan, dimensi memory concentration
terdiri dari 3 pertanyaan, dimensi vasomotor symptoms terdiri dari 2
pertanyaan, dan dimensi sleep problem terdiri dari 2 pertanyaan. Skala
pengukuran status kesehatan pada menopause dengan menggunakan
skala Likert . Dalam penilaian atau skor berdasarkan skala Likert
berbeda antara pernyataan positif dengan pernyataan negative.
Penilaian untuk pernyataan positif satus kesehatan pada menopause
yaitu: Selalu 1, Sering: 2, Kadang-kadang: 3, Tidak sama sekali:4,
36
Sedangkan penilaian pernyataan negative status kesehatan pada
menopause juga menggunakan skala Likert, yaitu: Selalu: 4, Sering
: 3, Kadang-kadang: 2, Tidak sama sekali: 1. Interpretasi akhir dengan
menggunakan mean atau median yaitu: 1. Status kesehatan untuk
semua dimensi yang meliputi dimensi kecemasan atau mood depresi,
kesejahteraan, gejala somatik, memori atau konsentrasi, gejala
vasomotor, dan masalah tidur, dikatakan buruk apabila nilai mean <
50%. 2. Status kesehatan dimensi kecemasan atau mood depresi,
kesejahteraan, gejala somatic, memori atau konsentrasi, gejala
vasomotor dan masalah tidur, dikatakan baik apabila nilai mean >
50%.
2. Uji Validitas dan Reabilitas
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuai instrumen (Arikunto,
2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Untuk mendapatkan data yang valid dan raelibel maka
kuesioner tersebut harus di uji validitas dan reabilitas. Sebelum
kuesioner digunakan dalam penelitian maka kuesioner dilakukan
uji validitas terlebih dahulu dengan menggunakan rumus korelasi
pearson product moment. Bila nilai r hitung lebih besar dari r tabel
berarti kuesioner valid, sedangkan jika nilai r hitung lebih kecil
dari nilai r tabel berarti tidak valid (Hidayat, 2008). Kuesioner
Women’s Health Questionnaire sudah diterjemahkan kedalam 27
37
bahasa dan sudah di uji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas
dalam penelitian ini akan dilakukan di Desa Pasir Datar Indah
Kabupaten Sukabumi.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila
pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu
yang bebeda (Setiadi, 2013). Hal ini menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat
ukur yang sama (Hidayat, 2007). Pengukuran reabilitas dengan
menggunakan bantuan sofeware komputer dengan rumus alpha
cronbach. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila
nilai alpha cronbach > 0.6 (Siregar, 2013).
c. Hasil Uji Valiiditas dan reliabilitas
Uji coba kuesioner dilakukan pada tanggal 30-31 mei 2014
terhadap 30 warga Desa Pasir Datar Indah Kabupaten Sukabumi.
Kemudian hasilnya dianalisa dengan menggunakan rumus teknik
korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS 17.00 for
windows. Dari hasil uji coba kuesioer dengan df=30 dan α=5%
sehingga didapatkan r table 0.29 dan menunjukan bahwa 19 item
data valid dan 4 item data tidak valid yang meliputi :
38
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi Jumlah Item Valid Tidak Valid
Kecemasan atau Mood
Depresi
7 4 3
Kesejahteraan 4 3 1
Gejala Somatik 5 5 -
Memori atau Konsentrasi 3 3 -
Gejala Vasomotor 2 2 -
Masalah Tidur 2 2 -
Item data yang tidak valid peneliti melakukan uji validitas
konten. Validitas konten adalah instrumen atau kuesioner dapat
diperiksa untuk melihat apakah isinya mencakup pengertian
konseptual tertentu yang hendak diukur (Pohan, 2006). Dari hasil
uji validitas konten dari 4 pertanyaan, ada beberapa pertanyaan
yang kontennya belum sesuai sehingga dilakukan perbaikan
pertanyaan.
Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan oleh peneliti di Desa
Pasir Datar Indah terhadap 30 responden didapatkan nilai Alpha
Cronbach (α) sebesar 0,877 (> 0,6), maka dapat dinyatakan bahwa
kuesioner status kesehatan wanita reliable dan dapat digunakan.
3. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
dilakukan sendiri oleh peneliti melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner.
2. Prosedur Pengumpulan Data
39
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang dilakukan di Desa
Ciawalat Kabupaten Sukabumi dengan tahapan sebagai berikut:
a. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, dilanjutkan
dengan membuat surat permohonan ijin penelitian dari Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang ditunjukan kepada Lurah Desa Ciwalata
Kabupaten Sukabumi.
b. Menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada Lurah
Desa Ciawalat Kabupaten Sukabumi
c. Peneliti mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria
inklusi penelitian
d. Menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada responden
e. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk
ditandatangani oleh responden apabila setuju menjadi
responden
f. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara
pengisian kuesioner
g. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner
h. Memberikan waktu kepada responden untuk bertanya apabila
ada yang masih belum jelas dengan kuesioner
i. Mengingatkan responden untuk memeriksa kembali kuesioner
yang telah di isi untuk memastikan bahwa semua item telah
diisi
40
j. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah di isi
kepada peneliti untuk di periksa dan peneliti mengucapkan
terima kasih kepada responden
k. Mengolah data dan menganalisa data sesuai uji statistik yang
telah ditentukan peneliti
F. Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis, terlebih dahulu data harus diolah
dengan tujuan mengubah data sehingga menjadi informasi. Dalam statistik
informasi yang diperoleh digunakan untuk proses dalam pengambilan
keputusan (Hidayat, 2007). Setiadi (2013) menjelaskan Langkah-langkah
dalam proses pengolahan data yaitu:
a. Editing
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh para pengumpul data. Editing dapat dilakukan
pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari
responden kedalam bentu angka atau bilangan. Pemberian kode
sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
komputer.
c. Scoring
41
Setelah data terkumpul dilakukan tabulasi dan diberi skor
sesuai dengan kategori dari data dengan jumlah item sesuai
dengan pertanyaan.
d. Entry Data
Data entri merupakan kegiatan untuk memasukan data yang
telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database
komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana
atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.
e. Cleaning data
Pembersihan data merupakan suatu kegiatan untuk mengecek
kembali data yang sudah dimasukan kedalam komputer untuk
memastikan data telah bersih dari kesalahan sehingga data siap
dianalisis.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan Anlisis Univariat Setiadi (2007) menjelaskan analisis
univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan
menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk
tabel atau grafik.
H. Etika Penelitian
Hidayat (2008) menjelaskan etika dalam melakukan penelitian meliputi:
a. Lembar persetujuan (informed concent)
Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
42
untuk menjadi responden. Pemberian informed concent dilakukan
sebelum dilakukan penelitian yang bertujuan agar sabjek dapat
mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika sabjek setuju maka sabjek
harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
b. Tanpa nama (anonimity)
Peneliti memberikan jaminan dalam pengguanaan subjek penelitian
dengan tidak memberikan nama responden pada lembar kuesioner,
hanya memberikan kode pada hasil penelitian.
c. Kerahasiaan (Confidentially)
Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas
responden, melindungi dan menghormati hak responden dengan
mengajukan surat pernyataan persetujuan (informed consent). Sebelum
menandatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan menjelaskan
kepada responden bahwa penelitian tidak akan membahayakan bagi
responden. Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas responden,
dimana data-data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian dan apabila telah selesai maka data tersebut
akan dimusnahkan.
43
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan secara lengkap, hasil penelitian gambaran status
kesehatan berdasarkan karakteristik individu pada wanita menopause di Desa
Ciwalat Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini dilakukan selama satu minggu dari
tanggal 15 September sampai 21 September 2014. Pembagian kuesioner
dilakukan di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi.
A. Gambaran Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi
Desa Ciwalat merupakan salah satu Desa yang ada di wilayah
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi, dengan luas Desa 1098,62 Ha.
Letaknya berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara: berbatasan dengan Desa Bantarsari Kecamatan
Pabuaran.
b. Sebelah Timur: berbatasan dengan Desa Lembursawah Kecamatan
Pabuaran.
c. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Desa Curugluhur Kecamatan
Sagaranten.
d. Sebelah Barat: berbatasan dengan Desa Sukajaya Kecamatan
Pabuaran
Desa Ciwalat KabuPaten Sukabumi memilik 1348 KK. Jumlah
penduduk Desa Ciwalat 4.521 Jiwa yang terbagi kedalam enam Dusun.
44
B. ANALISIS UNIVARIAT
1. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause Berdasarkan Usia
Tabel 5.1
Distribusi Statistik Deskriptif Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Usia di Desa Ciwalat Tahun 2014
Status Kesehatan Usia Baik Buruk
N % N %
Kecemasan atau Mood
Depresi
Pra menopause 40 100
Menopause 19 100
Pasca menopause 20 100
Kesejahtraan Pra menopause 35 87,5 5 12,5
Menopause 8 42,1 11 57,9
Pasca menopause 6 30,0 14 70,0
Gejala Somatik Pra menopause 20 50,0 20 50,0
Menopause 6 31,6 13 68,4
Pasca menopause 8 40,0 12 60,0
Memory Konsentrasi Pra menopause 34 85,0 6 15,0
Menopause 6 31,6 13 68,4
Pasca menopause 3 15,0 17 85,0
Gejala Vasomotor Pra menopause 37 92,5 3 7,5
Menopause 11 57,9 8 42,1
Pasca menopause 19 95,0 1 5,0
Masalah Tidur Pra menopause 36 90,0 4 10,0
Menopause 11 57,9 8 42,1
Pasca menopause 15 75,0 5 25,0
Berdasarkan tabel 5.1 menjelaskan status kesehatan wanita
menopause berdasarkan usia pada dimensi kecemasan atau mood depresi
100% dalam kategori baik. Dimensi kesejahteraan 87,5%, dan memori
atau konsentrasi 85,0% dalam kategori baik pada usia pramenopause,
dalam kategori buruk pada usia pascamenopause 30,0% dan 15, 0%.
Dimensi gejala somatik 50,0% dan masalah tidur 90,0% dalam kategori
baik terdapat pada usia pramenopause, buruk pada usia menopause 31,6%
dan 57,9%. Sedangkan dimensi gejala vasomotor 95,0% dalam kategori
45
baik terdapat pada usia pascamenopause, buruk pada usia menopause
57,9%.
C. Gambaran Status Kesehatan wanita Menopause Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Statistik Deskriptif Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Ciwalat Tahun 2014
Status Kesehatan Tingkat
Pendidikan
Baik Buruk
N % N %
Kecemasan atau Mood
Depresi
Rendah 72 100
Tinggi 7 100
Kesejahtraan Rendah 43 59,7 29 40,3
Tinggi 6 85,7 1 14,3
Gejala Somatik Rendah 29 40,3 43 59,7
Tinggi 5 71,4 2 28,6
Memory Konsentrasi Rendah 37 51,4 35 48,6
Tinggi 6 85,7 1 14,3
Gejala Vasomotor Rendah 62 86,1 10 13,9
Tinggi 5 71,4 2 28,6
Masalah Tidur Rendah 55 76,4 17 23,6
Tinggi 7 100
Berdasarkan tabel 5.2 menjelaskan bahwa dari 79 orang. Status kesehatan
wanita menopause berdasarkan tingkat pendidikan pada dimensi
kecemasan atau mood depresi 100% dalam kategori baik. Dimensi
kesejahteraan 85,7%, gejala somatik 71,4%, memori atau konsentrasi
85,7%, dan masalah tidur 100% dalam kategori baik terdapat pada tingkat
pendidikan tinggi, buruk pada pendidikan rendah 59,7%, 40,3%, 51,4%,
76,4%. Sedangkan pada dimensi gejala vasomotor 86,1% dalam kategori
baik terdapat pada tingkat pendidikan rendah, buruk pada tingkat
pendidikan tinggi 71,4%.
46
D. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause Berdasarkan Status
Pernikahan
Tabel 5.3
Distribusi Statistik Deskriptif Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Status Pernikahan di Desa Ciwalat Tahun 2014
Status Kesehatan Status Pernikahan Baik Buruk
N % N %
Mood Depresi Menikah 65 100
Tidak menikah 14 100
Kesejahtraan Menikah 46 70,8 19 29,2
Tidak menikah 3 21,4 11 78,6
Gejala Somatik Menikah 27 41,5 38 58,5
Tidak menikah 7 50,0 7 50,0
Memory Konsentrasi Menikah 39 60,0 26 40,0
Tidak menikah 4 28,6 10 71,4
Gejala Vasomotor Menikah 54 83,1 11 16,9
Tidak menikah 13 92,9 1 7,1
Masalah Tidur Menikah 51 78,5 14 21,5
Tidak menikah 11 78,6 3 21,4
Berdasarkan tabel 5.3 menjelaskan bahwa dari 79 orang. Status
kesehatan wanita menopause berdasarkan Status Pernikahan pada dimensi
kecemasan atau mood depresi 100% dalam kategori baik. Dimensi
kesejahteraan 70,8% dan memori atau konsentrasi dalam kategori 60,0%
baik terdapat pada status pernikahan menikah, buruk pada status tidak
menikah 21,4% dan 28,6%. Sedangkan dimensi gejala somatik 50,0%,
gejala vasomotor 92,9% dan masalah tidur 78,6% dalam kategori baik
terdapat pada status pernikahan tidak menikah, buruk pada status menikah
51,5%, 83,1%, dan 78,5%.
47
E. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause Berdasarkan Status
Pekerjaan
Tabel 5.4
Distribusi Statistik Deskriptif Status Kesehatan Wanita Menopause
berdasarkan Status Pekerjaan di Desa Ciwalat Tahun 2014
Status
Kesehatan Status Pekerjaan
Baik Buruk
N % N %
Mood Depresi Bekerja 59 100
Tidak Bekerja 20 100
Kesejahtraan Bekerja 41 69,5 18 30,5
Tidak Bekerja 8 40,0 12 60,0
Gejala Somatik Bekerja 26 44,1 33 55,9
Tidak Bekerja 8 40,0 12 60,0
Memory Konsentrasi Bekerja 33 55,9 26 44,1
Tidak Bekerja 10 50,0 10 50,0
Gejala Vasomotor Bekerja 49 83,1 10 16,9
Tidak Bekerja 18 90,0 2 10,0
Masalah Tidur Bekerja 46 78,0 13 22,0
Tidak Bekerja 16 80,0 4 20,0
Berdasarkan tabel 5.4 menjelaskan bahwa dari 79 orang. Status
kesehatan wanita menopause berdasarkan Status Pekerjaan pada dimensi
kecemasan atau mood depresi 100% dalam kategori baik. Dimensi
kesejahtraan 69,5%, gejala somatik 44,1%, dan memori konsentrasi 55,9%
dalam kategori baik terdapat pada status pekerjaan bekerja, buruk pada
status tidak bekerja 40,0%, 40,0%, dan 50,0%. Sedangkan dimensi gejala
vasomotor 90,0% dan masalah tidur 80, 0% dalam kategori baik terdapat
pada status pekerjaan tidak bekerja, buruk pada status bekerja 83,1% dan
78,0%.
48
BAB VI
PEMBAHASAN
Pembahasan ini menguraikan makna hasil penelitian yang dilakukan tentang
gambaran status kesehatan berdasarkan karakteristik individu pada wanita menopause
di Desa Ciwalat Kabupaten Sukabumi. Setelah membahas gambaran status kesehatan
berdasarkan karakteristik individu pada wanita menopause, peneliti juga
mecantumkan keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.
A. Analisis Univariat
1. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause Berdasarkan Usia
Usia merupakan satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk baik yang hidup maupun yang mati (Hardiwinoto, 2013).
Usia menopause pada setiap wanita berbeda-beda satu sama lainnya (Baziad,
2003). Perubahan hormonal mempengaruhi psikologik sehingga berlangsung
proses kemunduran yang progresif, karena perubahan dan kemunduran yang
terjadi mengakibatkan krisis dalam kehidupan pribadi seseorang (Wicaksana,
2008). Gangguan hormonal pada wanita menopause dapat menimbulkan
depresi (Santoso dan Ismail, 2009). Alam perasaan ( Mood ) adalah
perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian
dan fungsi kehidupan seseorang. Alam perasaan ini meliputi emosi seseorang
yang kuat dan menyebar dan mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan
perasaan dan emosi (Stuart, 2006). Melankolia involusi adalah depresi pada
49
usia pertengahan (klimakterium) yang berwujud kegelisahan, perasaan
bersalah, kecemasan, kebingungan (Semium, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian pada 79 responden menunjukan bahwa
status kesehatan wanita menopause berdasarkan usia pada dimensi kecemasan
atau mood depresi semuanya dalam kategori baik. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Saputra (2011) yang melaporkan bahwa 8,0% dari 100
responden mengalami depresi dan kualitas hidup yang kurang, 50,0% tanpa
depresi. Banyaknya responden yang tidak mengalami kecemasan atau mood
depresi pada penelitian ini disebabkan karena mayoritas responden tergolong
kedalam pramenopause sebanyak 50,6% . Hal ini sesuai dengan penelitian
Hamidah (2012) yang mengungkapkan bahwa penerimaan diri pada wanita
perimenopause bernilai negatif dengan tingkat sedang yang artinya
penerimaan diri merupakan salah satu faktor yang berhubungan cukup erat
dengan depresi saat perimenopause dan saat individu memiliki penerimaan
diri yang tinggi maka ia tidak mengalami depresi, sebaliknya apabila
seseorang memiliki penerimaan diri yang rendah maka ia akan mengalami
depresi.
Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi kesejahteraan dan dimensi
memory konsentrasi dalam kategori baik terdapat pada usia pramenopause
dan buruk terdapat pada usia pascamenopause. Kemampuan kognitif ataupun
kemampuan mengingat akan bertambah buruk akibat kekurangan hormon
estrogen. Akibat kekurangan estrogen terjadi gangguan pada fungsi sel saraf
serta pengurangan aliran darah ke dalam otak. Kekurangan estrogen dalam
50
jangka yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada otak sehingga dapat
menimbulkan demensia atau penyakit Alzheimer (Baziad, 2003). Selama
periode menopause terjadi penurunan kadar hormon seks steroid yang
menyebabkan perubahan neuroendokrin pada susunan saraf pusat maupun
kondisi biokimiawi otak. Susunan saraf pusat ini merupakan target organ bagi
hormon seks steroid seperti estrogen. Sehingga terjadi proses degeneratif sel
neuron pada otak, terutama pada daerah yang berkaitan dengan fungsi ingatan
(Kasdu, 2004). Hal ini sejalan dengan penelitian Safitri (2009) menjelaskan
bahwa sebagian besar responden mengalami gejala ingatan menurun sebanyak
57,8% sedangkan yang tidak mengalami gejala ingatan menurun sebanyak
42,2%. Hal tersebut berdasarkan wawancara pada 8 responden yang
mengungkapkan bahwa terkadang mereka susah untuk mengingat suatu hal
atau mengingat suatu nama benda. Pratiwi (2013) juga menjelaskan hasil
penelitian bahwa gejala menopause menengah yang paling banyak dikeluhkan
adalah berkurangnya daya ingat, menurunnya konsentrasi, mudah lupa atau
pikun.
Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi gejala somatik dan dimensi
masalah tidur dalam kategori baik terdapat pada usia pramenopause dan buruk
terdapat pada usia menopause. Keluhan somatik merupakan keluhan yang
sering dirasakan pada saat menopause. Hal ini dikarenakan kekurangan
estrogen menyebabkan pengeluaran β endorfin berkurang sehingga wanita
menopause sering mengeluh sakit pinggang, tulang, dan otot (Baziad, 2003).
Buruknya gejala somatik pada usia menopause dari pada usia pramenopause
51
disebabkan karena adanya faktor hormon. Aqila (2010) menjelaskan bahwa
fungsi estrogen membantu penyerapan kalsium kedalam tulang, sehingga
berkurangnya kadar estrogen pada masa menopause akan diikuti dengan
penurunan penyerapan kalsium, sehingga untuk mengatasinya tubuh
menyerap kembali kalsium yang ada dalam tulang, sehingga tulang menjadi
keropos dan rapuh disertai rasa tidak nyaman pada sendi atau otot. Penelitian
ini sejalan dengan peneliian Safitri (2009) yang menjelaskan bahwa sebagian
besar responden mengalami gejala cepat lelah. Gangguan tidur paling banyak
dikeluhkan wanita menopause karena estrogen memiliki efek terhadap
kualitas tidur. Estrogen telah ditemukan di otak yang mengatur tidur.
Penelitian buta ganda menunjukan bahwa wanita yang diberi estrogen equin
konjugasi memiliki periode rapid eye movementyang lebih panjang dan tidak
memerlukan waktu yang lama untuk tidur (Baziad, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi gejala vasomotor dalam
kategori baik terdapat pada usia pascamenopause sedangkan dalam kategori
buruk terdapat pada usia menopause. Keluhan vasomotor merupakan
gangguan kesehatan yang dapat berupa rasa panas (hot flushes).
Pascamenopause dialami oleh wanita yang sudah tidak mengalami menstruasi
setidaknya selama 4 tahun (Roselina, 2009). Pada fase ini biasanya wanita
sudah beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik (Manuaba, 2009).
Heffner dan Danny (2005), menjelaskan bahwa 75% hot flushes terjadi pada
menopause. Semburan panas ini disebabkan oleh peningkatan pengeluaran
hormon adrenalin dan neurotensin oleh tubuh. Sehingga terjadi penurunan
52
sekresi hormon noradrenalin yang menyebabkan terjadi vasodilatasi
pembuluh darah kulit, temperatur kulit meningkat dan timbul perasaan panas
dan berkeringat (Baziad, 2003). Kejadian semburan panas cukup tinggi, yaitu
70-80%. Sebanyak 70% wanita mengalami semburan panas satu tahun setelah
menopause, sedangkan 25% wanita yang mengalami semburan panas 5 tahun
setelah menopause. Puncak maksimal keluhan tersebut muncul pada usia 54
sampai 58 tahun (Baziad, 2003).
2. Gambaran Status Kesehatan wanita Menopause Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitin (Hardiwinoto, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 79 responden. Status kesehatan wanita
menopause berdasarkan tingkat pendidikan rendah dan tinggi pada dimensi
mood depresi semuanya dalam kategori baik. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka akan semakin mudah seseorang untuk mendapatkan informasi
sehingga akan semakin bnyak pengetahuan yang dimilikinya baik dari orang
lain maupun dari media masa (Mubarak, 2007). Hal ini sejalan dengan
penelitian Saputra (2011) melaporkan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan
tinggi yang mengalami depresi 9,09% sedangkan yang tidak mengalami
depresi 90,91% dan tingkat pendidikan rendah yang mengalami depresi
23,21% sedangkan yang tidak mengalami depresi 76,79%. Anggraeni (2010),
53
menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status
pendidikan dan kecemasan dengan nilai p = 0,539 ( p>0,05 ).
Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi kesejahteraan, dimensi
gejala somatik, dimensi memori atau konsentrasi, dan dimnsi masalah tidur
dalam kategori baik terdapat pada tingkat pendidikan tinggi, sedangkan dalam
kategori buruk terdapat pada pendidikan rendah. Perry dan Potter (2005),
menjelaskan bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka wawasan
yang dimilikinya akan semakin luas dan semakin rendah pendidikan
seseorang maka wawasan yang dimiliki akan semakin sempit sehingga akan
menurunkan tingkat pengetahuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Pratiwi
(2013) menjelaskan bahwa mayoritas yang berpendidikan SMA 30,91%
memiliki gejala menopause ringan sebanyak sedangkan yang berpendidikan
SD 17,27% memiliki gejala menopause berat. Tingkat pendidikan
mempengaruhi gejala menopause, Newhart (2013) menjelaskan bahwa
dengan pendidikan yang lebih rendah memiliki resiko yang lebih tinggi
terjadinya gejala fisik dan mental.
Berdasarkan hasil penlitian pada dimensi gejala vasomotor dalam
kategori baik terdapat pada tingkat pendidikan rendah, buruk pada tingkat
pendidikan tinggi. Notoadmodjo (2007), menjelaskan bahawa pendidikan
merupakan upaya dalam peningkatan pengetahuan sehingga berpengaruh
terhadap perilaku yang positif. Namun, selain dari pendidikan formal
pengetahuan seseorang juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal atau
54
dari pengalaman. Salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman (Notoadmodjo, 2007). Jannah
(2014) menjelaskan bahwa 19,6% pengetahuan responden tentang menopause
sangat berpengaruh terhadap gejala menopause. Nurningsih (2012)
menjelaskan secara statistik nilap p (0,002) < α (0,05) menunjukan bahwa ada
hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan keluhan yang
dialami seseorang saat menopause.
3. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause Berdasarkan Status
Pernikahan
Pernikahan adalah ikatan bathin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia (Statistik, 2014). Berdasarkan hasil penelitian pada 79
orang. Status kesehatan wanita menopause berdasarkan status pernikahan
pada dimensi kecemasan atau mood depresi semuanya dalam kategori baik.
Kasdu (2004), menjelaskan bahwa perempuan yang dapat berfikir secara
positif, maka dapat melalui masa menopause dengan mudah. Anggraini
(2010), menjelaskan bahwa 94,47% dukungan suami sangat berpengaruh
terhadap kecemasan wanita dalam menghadapi menopause. Prabandani
(2009) menjelaskan nilai koefisien korelasi yang sebesar – 0,779 menunjukan
adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat
kecemasan ibu dalam menghadapi menopause.
55
Dimensi kesejahteraan dan memori atau konsentrasi dalam kategori
baik terdapat pada status pernikahan menikah, buruk pada status tidak
menikah. Kasdu (2004), menyatakan bahwa pengertian, penerimaan dan
dukungan dari suami sangat besar artinya bagi wanita yang mengalami
menopause, komunikasi dan keterbukaan diantara keduanya dapat membantu
seseorang menjalani menopausenya dengan baik. Nurningsih (2012)
menjelaskan bahwa 71,6% responden memiliki keluhan daya ingat menurun
dan 28,4% responden tidak mengalami keluhan daya ingat.
Sedangkan dimensi gejala somatik, gejala vasomotor dan masalah
tidur dalam kategori baik terdapat pada status pernikahan tidak menikah,
buruk pada status menikah. Hal ini tidak sejalan dengan penelitiannya Putri,
Dkk (2014) menjelaskan bahwa responden yang belum menikah atau janda
menyatakan rasa sakitnya lebih sering menghambat aktivitas fisiknya dan
kurang puas terhadap kualitas tidurnya, dimana domain fisik cenderung lebih
baik pada wanita menopause yang menikah. Nurningsih (2012) menjelaskan
keluhan fisik yang dirasakan selama menopause yaitu 92,6% merasa tidak
nyaman pada sendi atau otot, 77,9% mengalami masalah tidur, 73,7%
merasakan hot fleshus dan berkeringat.
4. Gambaran Status Kesehatan Wanita Menopause Berdasarkan Tingkat
Pekerjaan
Pekerjaan secara umum merupakan sebuah kegiatan aktif yang dilakukan
oleh manusia (Hardiwinoto, 2011). Liauw (2007) menjelaskan faktor
56
psikososial, usia, dan faktor pekerjaan (lama bekerja) adalah faktor yang
berperan dalam terjadinya gejala psikopatologi. Berdasarkan hasil penelitian
menjelaskan bahwa dari 79 responden, status kesehatan wanita menopause
berdasarkan status pekerjaan pada dimensi kecemasan atau dimensi mood
depresi semuanya dalam kategori baik. Penelitian Saputra (2011) yang
menjelaskan bahwa kelompok responden yang bekerja mengalami depresi
sebanyak 14,63% sedangkan responden yang tidak bekerja mengalami depresi
18,64%, berdasarkan uji statistik tersebut tidak ada perbedaan yang bermakna
antara wanita yang bekerja dengan yang tidak bekerja dengan nilai p 0,79
(P>0,05).
Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi kesejahteraan, dimensi
gejala somatik, dan dimensi memori atau konsentrasi dalam kategori baik
terdapat pada status pekerjaan bekerja, sedangkan dalam katgori buruk trdapat
pada status pekerjaan tidak bekerja. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung (Mubarak, 2007). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Daulay & Siregar (2013) menjelaskan bahwa wanita
menopause yang bekerja memiliki psychological well-being lebih tinggi
dibandingkan wanita yang tidak bekerja.
Dimensi gejala vasomotor dan masalah tidur dalam kategori baik
terdapat pada status pekerjaan tidak bekerja, buruk pada status bekerja.
Mubarak (2007), menjelaskan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap proses
57
masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut, perempuan yang tidak bekerja cenderung memiliki pengetahuan
yang rendah. Namun, jika lingkungan sekitarnya sangat mendukung untuk
memperoleh informasi dari berbagai sumber informasi, maka pengetahuan
seseorang yang tidak bekerja dapat meningkat. Safitri (2009) menjelaskan
hasil analisis dengan uji chi-square di peroleh nilai p (0,671) > α (0,05)
menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh status pekerjaan terhadap
terjadinya menopause.
B. Keterbatasan Penelitian
Selama proses penelitian, peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam
penelitian yaitu: Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif sehingga
tidak menjelaskan adanya hubungan atau adanya keterkaitan antara variabel.
Peneliti hanya menggambarkan bagaimana status kesehatan berdasarkan
karakteristik individu pada wanita menopause.
58
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran status
kesehatan berdasarkan karakteristik individu pada wanita menopause di Desa
Ciwalat Kabupaten Sukabumi tahun 2014 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Status kesehatan wanita menopause berdasarkan usia pada dimensi
kecemasan atau mood depresi semuanya dalam kategori baik. Dimensi
kesejahtraan, gejala somatik, memori atau konsentrasi, dan masalah tidur
dalam kategori baik terdapat pada usia pramenopause sedangkan dimensi
gejala vasomotor dalam kategori baik terdapat pada usia pascamenopause.
2. Status kesehatan wanita menopause berdasarkan tingkat pendidikan pada
dimensi kecemasan atau mood depresi semuanya dalam kategori baik.
Dimensi kesejahtraan, gejala somatik, memori atau konsentrasi, dan
masalah tidur dalam kategori baik terdapat pada tingkat pendidikan tinggi.
Sedangkan pada dimensi gejala vasomotor dalam kategori baik terdapat
pada tingkat pendidikan rendah.
3. Status kesehatan wanita menopause berdasarkan Status Pernikahan pada
dimensi kecemasan atau mood depresi semuanya dalam kategori baik.
Dimensi kesejahteraan dan memori atau konsentrasi dalam kategori baik
terdapat pada status pernikahan menikah. Sedangkan dimensi gejala
somatik, gejala vasomotor dan masalah tidur dalam kategori baik terdapat
pada status pernikahan tidak menikah.
59
4. Status kesehatan wanita menopause berdasarkan Status Pekerjaan pada
dimensi kecemasan atau mood depresi semuanya dalam kategori baik.
Dimensi kesejahtraan, gejala somatik, dan memori konsentrasi dalam
kategori baik terdapat pada status pekerjaan bekerja. Sedangkan dimensi
gejala vasomotor dan masalah tidur dalam kategori baik terdapat pada
status pekerjaan tidak bekerja.
B. Saran
1. Bagi responden
Perlu meningkatkan informasi mengenai status kesehatan terutama
pada saat menjelang menopause sehingga dapat mengurangi masalah dan
keluhan-keluhan yang di hadapi pada saat menopause.
2. Bagi instansi pendidikan
a. Meningkatkan peran instansi terkait serta perawat dalam pelaksanaan
promotif dan preventif khususnya pada wanita yang menjelang usia
menopause tentang keluhan atau perubahan yang akan dialami saat
menjelang menopause.
b. Menambah literatur mengenai gambaran status kesehatan
berdasarkan karakteristik individu pada wanita menopause.
3. Bagi penelitian selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti masalah
menopause, disarankan untuk meneliti manopause dengan berbagai
variabel dan tidak hanya pada analisis univariat saja tetapi dapat
dilakukan analisis secara bivariat dan multivariat dengan variabel
lain yang belum diungkapkan dalam penelitian ini.
60
b. Selain itu dianjurkan dapat melakukan penelitian secara kualitatif
agar mendapatkan hasil yang lebih mendalam.
c. Bahasa yang digunakan ketika penelitian harus di sesuaikan dengan
responden
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, Gilly. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Ed.2. Jakarta: EGC. 2010.
Anggraeni, Dian Puspita. Wanita dalam Menghadapi Menopause Di Wilayah RW 03
Desa Bantarsoka Purwokerto. 2010. [ dikutip tanggal 27 November 2015]
terdapat di URL http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/4/jhptump-a-dianpuspit-
182-3-babiii.pdf
Aubrey M. Viropause – Andropause Menopause Laki-Laki, Perubahan-Perubahan
Emosional dan Fisik yang dialami laki-laki. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2010.
Aqila, smart. Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta: A Plus Book. 2010.
BAPPENAS. Thun 2025, Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia 73,7 Tahun.
2005. [dikutip 11 Desember 2013 ] terdapat di URL http://bappenas.go.id .
Baziad, A. Menopause dan Andropouse. Jakarta: Yayasan Bina Darma Pustaka.
2003.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta:
EGC. 2004.
Brashers, Valentina L. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan dan Manajemen.
Ed. 2. Jakarta: EGC. 2007.
Departemen Kesehatan Indonesia. Sehat dan aktif di Usia Lanjut. 2012. [dikutip pada
tanggal 30 November 213] terdapat di URL http://www.depkes.go.id.
Daulay, Debby Anggraeni & Nana Zahara Siregar. Perbedaan Psychological Well-
Being Antara Wanita Menopause Bekerja dan Tidak Bekerja. Universitas
Sumatera Utara. 2003. [dikutip tanggal 23 April 2013].
Girod, Isabel, Linda Abetz and Christine De La Loge. Women’s Health
Questionnaire User Manual. 2004. [dikutip tanggal 12 Desember 2013]
terdapat di URL http://scholar.google.co.id. MAPI Research Institu.
Hidayat, A. Aziz Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Ed. 2.
Jakarta: Salemba Medika. 2007.
Hardiwinoto. Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2011. [dikutip tanggal 30 Aprili 2014]
terdapat di URL http://ilmu-kesehatan-masyarakat.com/2012/05/kategori
umur.
Heffner Linda J dan Danny J. Schust. At a Glance sistem Reproduksi.Ed.2. Jakarta:
Erlangga. 2005
Jannah Annisa Nur, Tinnuk Istiarti dan anung sugihantono. Pengaruh Dukungan
Suami Terhadap Kejadian Menopause Syndrome Pada Istri Di Kelurahan
Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2014. [dikutip tanggal 30 september 2015] terdapat di URL
http://ejourna s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014. [dikutip tanggal 30 April 2014] terdapat di
URL http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.
Kasdu, D. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspa Swara
Gramedia. 2004.
Kebijakaan dan Strategi Nasional Indonesia. Jakarta: 2005.
Laporan Kependudukan Desa Ciwalat. 2012.
Laporan Puskesmas Pabuaran.2012.
Liewellyn, Derek & Jones. Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa Publising. 2006.
Mubarak, Wahit Iqbal. Dkk. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007.
.
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Ed. 2.
Jakarta: Salemba Medika. 2008.
Newhart, Micheller. Menopause Matters: The Implications Of Menopause Research
For Studies Of Midlife Health. Amerika Serikat: University Of Colorado
Boulder. 2013.
Notoadmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta. 2007.
Stap Menegpp (Kementrian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia). Penduduk Lanjut Usia. 2010. [dikutip 3 Desember 2013]
terdapat di URL http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.
Safitri, Aina. Beberapa Faktor Yang Memempengaruhi Menopause Pada Wanita Di
Kelurahan Titi Panan Kota Medan. 2009. [dikutip tanggal 30 November
2015] terdapat di URL
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14625/1/09E01078.pdf
Setiadi. Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2013.
Sejati, Waluyo. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sindrom Premenopause di Desa
Senom Kecamatan Kemankon Kabupaten Purbalingga. 2008. [dikutip
tanggal 27 April 2014].
Siregar, Sofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.
Statistik Indonesia. Konsep dan Definisi Perkawinan. 2014. [dikutip tanggal 30 April
2014] terdapat di URL http://www.datastatistik-indonesia.com.
Stuart, Gail W. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed. 5. Jakarta: EGC. 2006.
Taylor, S.E, Peplau, L.A, Sears, D.O. Psikologi sosial. Edisi keduabelas. Alih bahasa
: Tri Wibowono, B.S. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009.
Undang-undang Dasar Republik Indonesia. No. 20. Sistem Pendidikan Nasional.
2003. [ dikutip tanggal 22 november 2015] terdapat di URL
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf
Pangkahila, Wimpie. Memperlambat Penuaan dan Meningkatkan Kualitas Hidup.
Jakarta: K
Pohan, I.S. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan
Penerapan. Jakarta: EGC. 2006
Potter, P.A. & Perry, A.N. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC. 2005.
Prabandani, Desi. Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan
Ibu Dalam Menghadapi Menopause Di Perumahan Griya Cipta Laras
Wonogiri. 2009. [dikutip tanggal 30 November 2015] terdapat di URL
file:///C:/Users/MAHASISWA/Downloads/Desi%20Prabandani.pdf
Putikah, Titik. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan
Kecemasan wanita Menopause. Tesis. 2010. [dikutip tanggal 27 Maret
2014].
Putri, Dessy Irwienna., Dwi Martiana Wati dan Yunus Ariyanto. Kualitas Hidup
Wanita Menopause. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2. Universitas Jember.
2014. Di akses 10 November 2015
Pratiwi, Liliek & Ardini Raksanagara. Pengaruh Gejala Menopause Terhadap
Kualitas Hidup Wanita Menopause. Bandung: 2013. [dikutip tanggal 30 April
2013].
Wicaksana, Inu. Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa. Yogyakarta: Kanisius. 2008.
Wasis. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Keperawatan. Jakarta: EGC. 2008.
Wardani, Devina Kususma. Kecemasan Pada Wanita Menopause di Tinjau dari
Dukungan Suami. 2007. [dikutip tanggal 28 April 2014].
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera
Nama : Eka Sripuspita
NIM : 109104000004
Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang
melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk
menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep). Saya akan
melakukan penelitian tentang Gambaran Status Kesehatan Wanita Berdasarkan
Karakteristik Individu pada Wanita Menopause. Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran status kesehatan wanita berdasarkan karakteristik individu
pada wanita menopause.
Untuk keperluan tersebut saya harap dengan kerendahan hati agar kiranya anda
bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan.
Kerahasiaan jawaban anda akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti. Kuesioner
ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang dipertanyakan.
Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk penelitian ini.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi anda dalam pengisian
kuesioner ini.
Apakah anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini ?
YA / TIDAK
Tertanda
( )
Responden
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN TENTANG GAMBARAN STATUS
KESEHATAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU PADA
WANITA MENOPAUSE DI DESA CIWALAT KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2014/2015
Tujuan:
Kuesioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: “Gambaran Status Kesehatan
Berdasarkan Karakteristik Individu Pada Wanita Menopause di Desa Ciwalat
Kabupaten Sukabumi“.
Petunjuk:
1. Bacalah pernyantaan dengan hati-hati sehingga dapat dimengerti
2. Setiap jawaban dimohon untuk memberikan jawaban yang jujur
3. Harap mengisi pernyataan yang ada dalam kuesioner ini, pastikan tidak ada
yang terlewat. Setiap no hanya diisi dengan satu jawaban
4. Beri tanda ceklis () pada kotak pernyataan ibu yang dianggap benar.
5. Jika ibu salah mengisi jawaban, coret atau silang jawaban tersebut dan beri
tanda ceklis pada jawaban yang di anggap benar.
6. Ibu dapat bertanya langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam menjawab
kuesioner
A. Karakteristik Responden
Nama ( inisial ) :
Usia :
Status Pendidikan : SD ( ), SMP ( ), SMA ( ), Perguruan Tinggi ( )
Status Pernikahan : Menikah ( ), Tidak Menikah ( )
Status Pekerjaan : Bekerja ( ), Tidak Bekerja ( )
B. Status Kesehatan
Gambarkan bagaimana perasaan Anda sekarang, atau bagaimana perasaan Anda
BEBERAPA HARI TERAKHIR, dengan menempatkan tanda ceklis pada kotak
jawaban yang benar untuk masing-masing pernyataan berikut:
1. Dimensi Kecemasan atau Mood Depresi
No Pernyataan Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
sama
sekali
1 Saya menjadi sangat takut atau panik
untuk alasan yang tidak jelas
2 Saya merasa khawatir dan sedih
3 Saya merasa cemas ketika pergi
keluar rumah sendirian
4 saya kehilangan minat pada sesuatu
hal
5 Saya sering merasa jantung saya
berdegup kencang
6 Saya merasa hidup ini tidakdijalani
7 Saya berfikir ingin mengakhiri hidup
2. Dimensi Kesejahteraan
No Pernyataan Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
sama
sekali
1 Saya masih dapat menikmati
sesuatu yang saya sukai
2 Saya mempunyai nafsu
makan yang baik
3 Saya merasa bahwa saya
sejahtera
4 Saya merasa memiliki daya
tarik fisik
3. Dimensi Gejala Somatik
N
o
Pernyataan Selalu Sering Kadang
-kadang
Tidak
sama
sekali
1 Saya sering merasa sakit kepala
2 Saya merasa lebih lelah dari
biasanya
3 Saya sering merasa pusing
4 Saya menderita sakit punggung
atau nyeri pada anggota badan
saya
5 Saya sering merasa sakit dan
mual
4. Dimensi Memory atau Konsentrasi
No Pernyataan Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
sama
sekali
1 Saya lebih ceroboh dari
biasanya
2 Saya sulit berkonsentrasi
3 Daya ingat saya lemah
5. Dimensi Gejala Vasomotor
No Pernyataan Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
sama
sekali
1 Saya sering merasa panas
2 Saya sering berkeringat di
malam hari
6. Dimensi Masalah Tidur
No Pernyataan Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
sama
sekali
1 Saya bangun lebih awal dan
kemudian tidur tidak
nyenyak pada malam hari
2 Daya ingat saya lemah
Lampiran 3
OUTPUT ANALISA UNIVARIAT
Status Kesehatan berdasarkan usia Pramenopause
MoodDepresi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 40 100,0 100,0 100,0
Kesejahtraan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 5 12,5 12,5 12,5
Status kesehatan baik 35 87,5 87,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
GejalaSomatik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 20 50,0 50,0 50,0
Status kesehatan baik 20 50,0 50,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
MemoryKonsentrasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 6 15,0 15,0 15,0
Status kesehatan baik 34 85,0 85,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
GejalaVasomotor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 3 7,5 7,5 7,5
Status kesehatan baik 37 92,5 92,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
MasalahTidur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 4 10,0 10,0 10,0
Status kesehatan baik 36 90,0 90,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Status Kesehatan berdasarkan usia Menopause
MoodDepresi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 19 100,0 100,0 100,0
Kesejahtraan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 11 57,9 57,9 57,9
Status kesehatan baik 8 42,1 42,1 100,0
Total 19 100,0 100,0
GejalaSomatik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 13 68,4 68,4 68,4
Status kesehatan baik 6 31,6 31,6 100,0
Total 19 100,0 100,0
MemoryKonsentrasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 13 68,4 68,4 68,4
Status kesehatan baik 6 31,6 31,6 100,0
Total 19 100,0 100,0
GejalaVasomotor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 8 42,1 42,1 42,1
Status kesehatan baik 11 57,9 57,9 100,0
Total 19 100,0 100,0
MasalahTidur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 8 42,1 42,1 42,1
Status kesehatan baik 11 57,9 57,9 100,0
Total 19 100,0 100,0
Status Kesehatan berdasarkan usia Paska Menopause
MoodDepresi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 20 100,0 100,0 100,0
Kesejahtraan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 14 70,0 70,0 70,0
Status kesehatan baik 6 30,0 30,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
GejalaSomatik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 12 60,0 60,0 60,0
Status kesehatan baik 8 40,0 40,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
MemoryKonsentrasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 17 85,0 85,0 85,0
Status kesehatan baik 3 15,0 15,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
GejalaVasomotor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 1 5,0 5,0 5,0
Status kesehatan baik 19 95,0 95,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
MasalahTidur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 5 25,0 25,0 25,0
Status kesehatan baik 15 75,0 75,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Status Kesehatan berdasarkan Pendidikan (rendah)
MoodDepresi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 72 100,0 100,0 100,0
Kesejahtraan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 29 40,3 40,3 40,3
Status kesehatan baik 43 59,7 59,7 100,0
Total 72 100,0 100,0
GejalaSomatik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 43 59,7 59,7 59,7
Status kesehatan baik 29 40,3 40,3 100,0
Total 72 100,0 100,0
MemoryKonsentrasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 35 48,6 48,6 48,6
Status kesehatan baik 37 51,4 51,4 100,0
Total 72 100,0 100,0
GejalaVasomotor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 10 13,9 13,9 13,9
Status kesehatan baik 62 86,1 86,1 100,0
Total 72 100,0 100,0
MasalahTidur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 17 23,6 23,6 23,6
Status kesehatan baik 55 76,4 76,4 100,0
Total 72 100,0 100,0
Status Kesehatan berdasarkan pendidikan (tinggi)
MoodDepresi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 7 100,0 100,0 100,0
Kesejahtraan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 1 14,3 14,3 14,3
Status kesehatan baik 6 85,7 85,7 100,0
Total 7 100,0 100,0
GejalaSomatik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 2 28,6 28,6 28,6
Status kesehatan baik 5 71,4 71,4 100,0
Total 7 100,0 100,0
MemoryKonsentrasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 1 14,3 14,3 14,3
Status kesehatan baik 6 85,7 85,7 100,0
Total 7 100,0 100,0
GejalaVasomotor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 2 28,6 28,6 28,6
Status kesehatan baik 5 71,4 71,4 100,0
Total 7 100,0 100,0
MasalahTidur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 7 100,0 100,0 100,0
Status Kesehatan berdasarkan pernikahan (menikah)
MoodDepresi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 65 100,0 100,0 100,0
Kesejahtraan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 19 29,2 29,2 29,2
Status kesehatan baik 46 70,8 70,8 100,0
Total 65 100,0 100,0
GejalaSomatik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 38 58,5 58,5 58,5
Status kesehatan baik 27 41,5 41,5 100,0
Total 65 100,0 100,0
MemoryKonsentrasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 26 40,0 40,0 40,0
Status kesehatan baik 39 60,0 60,0 100,0
Total 65 100,0 100,0
GejalaVasomotor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 11 16,9 16,9 16,9
Status kesehatan baik 54 83,1 83,1 100,0
Total 65 100,0 100,0
MasalahTidur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 14 21,5 21,5 21,5
Status kesehatan baik 51 78,5 78,5 100,0
Total 65 100,0 100,0
Status Kesehatan berdasarkan pernikahan (tidak menikah
MoodDepresi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 14 100,0 100,0 100,0
Kesejahtraan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 11 78,6 78,6 78,6
Status kesehatan baik 3 21,4 21,4 100,0
Total 14 100,0 100,0
GejalaSomatik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 7 50,0 50,0 50,0
Status kesehatan baik 7 50,0 50,0 100,0
Total 14 100,0 100,0
MemoryKonsentrasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 10 71,4 71,4 71,4
Status kesehatan baik 4 28,6 28,6 100,0
Total 14 100,0 100,0
GejalaVasomotor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 1 7,1 7,1 7,1
Status kesehatan baik 13 92,9 92,9 100,0
Total 14 100,0 100,0
MasalahTidur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 3 21,4 21,4 21,4
Status kesehatan baik 11 78,6 78,6 100,0
Total 14 100,0 100,0
Status Kesehatan berdasarkan pekerjaan (bekerja)
MoodDepresi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 59 100,0 100,0 100,0
Kesejahtraan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 18 30,5 30,5 30,5
Status kesehatan baik 41 69,5 69,5 100,0
Total 59 100,0 100,0
GejalaSomatik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 33 55,9 55,9 55,9
Status kesehatan baik 26 44,1 44,1 100,0
Total 59 100,0 100,0
MemoryKonsentrasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 26 44,1 44,1 44,1
Status kesehatan baik 33 55,9 55,9 100,0
Total 59 100,0 100,0
GejalaVasomotor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 10 16,9 16,9 16,9
Status kesehatan baik 49 83,1 83,1 100,0
Total 59 100,0 100,0
MasalahTidur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 13 22,0 22,0 22,0
Status kesehatan baik 46 78,0 78,0 100,0
Total 59 100,0 100,0
Status Kesehatan berdasarkan pekerjaan (tidak bekerja)
Mood Depresi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
baik 20 100,0 100,0 100,0
Kesejahtraan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 12 60,0 60,0 60,0
Status kesehatan baik 8 40,0 40,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
GejalaSomatik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 12 60,0 60,0 60,0
Status kesehatan baik 8 40,0 40,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
MemoryKonsentrasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 10 50,0 50,0 50,0
Status kesehatan baik 10 50,0 50,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
GejalaVasomotor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 2 10,0 10,0 10,0
Status kesehatan baik 18 90,0 90,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
MasalahTidur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Status kesehatan
buruk 4 20,0 20,0 20,0
Status kesehatan baik 16 80,0 80,0 100,0
Total 20 100,0 100,0