Aliefa Asyifa-fkik.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    1/94

     

    PENILAIAN PENYAKIT DAN TINGKAT RISIKO SERTA

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSIPADA MASYARAKAT BINAAN KPKM BUARAN FKIK UIN

    SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015

    Laporan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA KEDOKTERAN 

    Disusun oleh:

    Aliefa Asyifa

    1112103000070

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1437 H / 2015

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    2/94

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    3/94

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    4/94

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    5/94

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

    membeikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    laporan penelitian ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasullah

    SAW yang telah memberi teladan bagi penulis untuk menjalani kehidupan.

    Laporan penelitian ini terselesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dari

     banyak pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1.  Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, Sp. And yang merupakan sosok teladan bagi

     penulis dan dr. Djauhari Widjajakusuma yang banyak memotivasi mahasiswa

    PSPD 2012 agar menjadi dokter muslim pembelajar yang membanggakan.

    2.  Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta, Prof. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah, M.Kep, Ph.D, dan

    Fase Badriah, SKM, Mkes, Ph.D selaku pembantu dekan FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.3.  dr. Ahmad Zaki, Sp. OT, M. Epid selaku Dekan FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta yang banyak menginspirasi mahasiswa PSPD dan

    menumbuhkan kecintaan terhadap profesi dokter dan PSPD UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    4.  dr. Marita Fadhilah, Ph.D selaku pembimbing 1 yang telah mengorbankan

    waktu dan tenaga untuk membimbing penulis serta memberi motivasi dalam

    menyelesaikan penelitian ini.

    5.  dr. Zulhafdy, Sp.M selaku pembimbing 2 yang motivasi, kritik dan sarannya

    membangun sehingga penulis terbantu untuk menyelesaikan penelitian ini

    tepat waktu.

    6.  dr. Dwi Tyastuti, MPH, PhD selaku ketua KPKM Buaran yang ikut

    memberikan saran dan kritiknya untuk uji validitas dan reliabilitas dalam

     penelitian ini serta menyemangati penulis.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    6/94

    vi

    7.  Seluruh responden penelitian yang bersedia menjadi sampel pada penelitian

    ini serta Pak Nalih, Pak Mahmud dan Pak Rojali selaku pemimpin yang

     peduli pada kesehatan warganya yang membantu mengkoordinir responden.

    8. 

    Ummi dan Abi atas luahan kasih sayang yang diberikan, doa yang tidak

     pernah putus, serta suntikan semangat agar penulis menyelesaikan penelitian

    dengan baik. Terima kasih atas teladan dalam kegigihan dan perjuangan yang

     pantang mengeluh. Both of you are the number one for me. 

    9.  Adik-adikku, M. Illal Ferhard dan M. Sulthan Fatih, bersemangatlah dalam

     belajar. Ini untuk kalian.

    10.  Teman-teman sekelompok, Melia Fatrani, Riza Mawaddatar Rohmah, Raka

    Petra Prazasta, dan Irvan Fathurohman, yang menjalani penelitian selalu

     bersama-sama. Semoga selalu saling menolong hingga sukses nanti.

    11.  Sahabatku Soul Sister dan HAMMANI 33. Bila tidak mengenal kalian,

    mungkin penulis tidak akan seperti sekarang ini. Semoga ukhuwah kita tetap

    erat terjalin.

    12.  Sabila Rusydina, Syaninta Alvi, Rika Fadilah, Kemala Octariny, Antania,

    Kak Pipit, dan Kak Yulia yang telah menjadi pendengar yang baik. Tidak ada

    yang lebih berarti dari sahabat yang selalu mendoakan sahabatnya.

    13.  Keluargaku; Kak Yofara, Qory, Syabila, Fathimah dan Ishlah yang senantiasa

    memberikan semangat dan mendoakan kelancaran dalam penelitian ini.

    14.  Teman-teman kontrakan Puri Laras II; Adlina, Tiya, Vio, Sarah, Ica dan Lulu,

    Kastrat BEM PSPD 2013-2014, dan teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik

    PSPD UIN yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang senantiasa

    mewarnai masa kuliah penulis dan tak henti memberikan dukungan.

    Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai

     pihak untuk mengejar kesempurnaan laporan penelitian ini. Demikian laporan

     penelitian ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

    Ciputat, 15 Oktober 2015

    Penulis

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    7/94

    vii

    ABSTRAK

    Aliefa Asyifa. Program Studi Pendidikan Dokter. Penilaian Penyakit dan

    Tingkat Risiko serta Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada

    Masyarakat Binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakartatahun 2015.

    Hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan morbiditas dan

    mortalitas. Mayoritas dari total kematian yang disebabkan hipertensi terjadi di

    negara berkembang, termasuk Indonesia. Satu dari 3 orang mengalami hipertensi

    dan hipertensi menyumbang 1 dari 10 kematian.   Banyak penelitian yang

    mengungkapkan bahwa penilaian risiko hipertensi pada seseorang menggunakan

     Framingham Risk Score for Hypertension  sebagai bentuk pencegahan primer

    dapat mengurangi angka mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

    tingkat risiko hipertensi pada masyarakat sekitar KPKM Buaran dan sebaranfaktor risikonya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan

    responden sejumlah 134 orang yang terbagi dari tiga RW dan RT yang diambil

     berdasarkan two stage cluster sampling . Responden mengisi kuesioner dan

    dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah kemudian

    dihitung dengan instrumen Framingham Risk Score for Hypertension. Hasil yang

    didapatkan adalah masyarakat binaan KPKM Buaran memiliki tingkatan risiko

    untuk mengalami hipertensi dalam 4 tahun sebesar 7,5 % risiko rendah, 15,7 %

    risiko sedang dan 41,8 % risiko tinggi. Berdasarkan analisis Chi-square 

    didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkatan risiko dengan variabel usia,

    tekanan darah, dan kadar kolesterol (p

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    8/94

    viii

    ABSTRACT

    Aliefa Asyifa. Medical Education Study Program. The Assessment of Disease,

    Risk Levels, and Risk Factors Associated with Hypertension in the

    Community of KPKM Buaran in 2015.

    Hypertension is a common problem and a major cause of morbidity and mortality.

    Most of the total deaths caused by hypertension occur in developing countries,

    including Indonesia. One out of three people have hypertension and it accounted

    for one in ten deaths. Many studies reveal that risk assessment of hypertension

    using Framingham Risk Score for Hypertension as primary prevention can reduce

    mortality. The aim of this study is to know risk stratification of hypertension in

    the community around the KPKM Buaran and distribution of the risk factor. This

    study is using cross sectional design with 134 respondents from three RW and RT

    and taken by two stages cluster sampling. Respondents filled the questionnaire

    and did some examinations of body weight, body height, and blood pressure thencalculated by Framingham Risk Score for Hypertension tool. The results is the

    community around KPKM Buaran have risk stratification of hypertension within

    4 years respectively 41,8 % at high risk, 15,7 % at moderate risk and 7,5 % at low

    risk. Based on Chi-square test, there is a significant relationship between the risk

    stratification and the risk factors distribution of some variables, that are age, total

    cholesterol, and blood pressure (p

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    9/94

    ix

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL ........................................................................................................ i

    LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ iii

    LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR  .................................................................................................. v

    ABSTRAK  .................................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x

    DAFTAR  GAMBAR  .................................................................................................... xii

    DAFTAR  BAGAN ....................................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. ...Latar belakang........................................................................................................1

    1.2. ...Rumusan Masalah..................................................................................................4

    1.3. ...Tujuan Penelitian ...................................................................................................4

    1.4. ...Manfaat Penelitian ................................................................................................ 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Hipertensi......................................................................... .................................... 6

    2.1.1 Definisi ....................................................................................................... 6

    2.1.2 Faktor Risiko .............................................................................................. 6

    2.1.3 Klasifikasi hipertensi .................................................................................. 9

    2.1.4 Patogenesis dan patofisiologi ..................................................................... 9

    2.1.5 Gejala klinis dan diagnosis ......................................................................... 12

    2.1.6 Pencegahan primer......................................................................................13

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    10/94

    x

    2.1.7 Framingham Risk Score for Hypertension..................................................14

    2.1.8 Peranan penilaian risiko penyakit degeneratif.............................................15

    2.2. Kerangka Teori .................................................................................................... 17

    2.3. Alur Penelitian ..................................................................................................... 18

    2.4. Kerangka Konsep................................................................................................ 19

    2.5. Definisi Operasional ............................................................................................ 20

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................................. 22

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 22

    3.2.1. Lokasi ........................................................................................................ 22

    3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................................................ 22

    3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 22

    3.3.1. Populasi ..................................................................................................... 22

    3.3.2. Sampel ....................................................................................................... 22

    3.3.3. Cara pengambilan sampel .......................................................................... 22

    3.4. Cara Kerja Penelitian ........................................................................................... 24

    3.5. Manajemen Data .................................................................................................. 24

    3.5.1. Pengumpulan data ...................................................................................... 24

    3.5.2. Pengolahan data ......................................................................................... 25

    3.5.3. Analisis data............................................................................................... 25

    3.5.3.1. Analisis Univariat ......................................................................... 25

    3.5.3.2. Analisis Bivariat ........................................................................... 25

    3.5.4. Penyajian data ............................................................................................ 26

    3.6. Etika Penelitian .................................................................................................... 26

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    11/94

    xi

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas ........................................................................ 27

    4.1.1. Uji validitas ................................................................................................ 28

    4.1.2. Uji reliabilitas ............................................................................................ 28

    4.2. Analisis univariat ................................................................................................. 37

    4.2.1. Gambaran karakteristik responden ............................................................ 37

    4.2.2. Gambaran faktor risiko hipertensi pada responden berdasarkan Framingham

     Risk Score for Hypertension ...................................................................... 38

    4.3. Analisis bivariat ................................................................................................... 43

    4.3.1. Hubungan karakteristik responden dengan tingkatan risiko mengalami

    hipertensi ................................................................................................... 44

    4.3.2. Hubungan faktor risiko responden dengan tingkatan risiko mengalami

    hipertensi ................................................................................................... 47

    4.4. Kelebihan penelitian ............................................................................................ 50

    4.5. Keterbatasan penelitian ........................................................................................ 50

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 51

    5.2. Saran .................................................................................................................... 51

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 52

    LAMPIRAN.................................................................................................................. 56

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    12/94

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    13/94

     

    xiii

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 2.1 Patofisiologi hipertensi................................................................... 12

    Bagan 2.2 Tata laksana hipertensi ................................................................... 13

    Bagan 2.3 Aplikasi pelayanan prospektif di komunitas ................................... 16

    Bagan 2.4 Kerangka teori ................................................................................ 20

    Bagan 2.5 Kerangka konsep ............................................................................ 21

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    14/94

     

    xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Lembar surat persetujuan responden .............................................. 56

    Lampiran 2 Kuesioner penelitian ....................................................................... 57

    Lampiran 3 Hasil uji validitas dan reliabilitas ................................................... 61

    Lampiran 4 Hasil uji statistik ............................................................................. 78

    Lampiran 5 Dokumentasi ................................................................................... 91

    Lampiran 6 Daftar riwayat hidup ....................................................................... 92

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    15/94

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 

    Latar Belakang Penelitian

    Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama terjadinya mortalitas

    dan bertanggung jawab atas 30% kematian di dunia. Sejumlah 80% dari total

    kematian ini terjadi di negara berkembang.15 Penyakit kardiovaskuler terjadi lebih

    dari sepertiga penyebab kematian di dunia dan hipertensi menduduki peringkat

    kedua.1  World Health Organization (WHO) dan The International Society of

     Hypertension mengungkapkan bahwa lebih dari 1 miliar orang hidup dengan

    hipertensi dan 7,1 juta diantaranya menyebabkan kematian.2,3,11 Pada tahun 2010,

    WHO melaporkan bahwa jumlah kematian akibat hipertensi meningkat menjadi

    7,5 juta kematian dari seluruh dunia, yaitu 21,8% dari total kematian.

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling

     banyak menyebabkan morbiditas dan mortalitas.16  Hipertensi menjadi penyebab

    utama kematian dini di seluruh dunia yaitu membunuh hampir 9,4 juta orang

    setiap harinya dan terus bertambah.11 Menurut WHO, pada tahun 2008 prevalensi

    hipertensi di seluruh dunia adalah sekitar 40%.11

    Pada beberapa kelompok umur,

    risiko penyakit kardiovaskuler meningkat dua kali lipat setiap peningkatan

    tekanan darah 20/10 mmHg mulai dari 115/75 mmHg.13 

    Di Asia Tenggara, kejadian hipertensi juga sudah sangat umum. Hari ini, 1

    dari 3 orang dewasa mengalami hipertensi dan hipertensi menyumbang 1 dari 10

    kematian.12 Sejumlah 80% dari total kematian akibat hipertensi dari seluruh dunia

    terjadi di negara berkembang, dan Asia Tenggara termasuk didalamnya.15 Setiap

    tahun, hipertensi membunuh hingga 1,5 juta orang di Asia Tenggara.

    11

     Penyakit kardiovaskuler di Indonesia merupakan penyebab kematian

    nomor satu dan terus bertambah jumlah kejadiannya. Hal ini ditunjukkan dengan

    meningkatnya angka kejadian hipertensi berrdasarkan Survei Kesehatan Rumah

    Tangga tahun 2001 dengan 8,3% dan meningkat pada tahun 2004 menjadi

    27,5%.4,5  WHO mengungkapkan, prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat

    dari 8% pada tahun 1995 menjadi 32% pada tahun 2008.11 Data Kementerian

    Kesehatan RI tahun 2011 mengungkapkan bahwa hipertensi esensial masuk 10

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    16/94

    2

     besar penyakit di rumah sakit yaitu berjumlah 19.874 orang dan 955 orang

    diantaranya meninggal dunia.9  Tak jauh berbeda, data Riset Kesehatan Dasar

    (Riskesdas) tahun 2013 juga menyebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia

    sebesar 26,5 persen.10 

    Hipertensi dan Non Communicable Disease (NCD) telah menjadi penyakit

    yang umum ditemui. Globalisasi dan urbanisasi yang kurang terencana

    mengarahkan pada pola hidup tidak sehat pada masyarakat, seperti meningkatkan

    konsumsi makanan cepat saji yang memiliki kandungan garam berlebihan,

    aktivitas fisik yang minimal, dan konsumsi rokok dan minuman beralkohol yang

    meningkat. Peningkatan stres mental juga memiliki kontribusi pada kebiasaan

    tidak sehat sehingga mengarahkan seseorang pada tingkat risiko tinggi hipertensi

    dan Non Communicable Disease (NCD).8 Hipertensi dapat mengenai setiap orang

    tidak memandang usia, ras, etnis, jenis kelamin maupun jumlah pendapatan.7 

    Seiring bertambahnya usia, setiap orang lebih berkemungkinan untuk menderita

    hipertensi. 8  Risiko hipertensi juga meningkat seiring dengan peningkatan berat

     badan.6 Tingginya angka kejadian hipertensi dapat disebabkan banya faktor

    diantaranya genetik, diet, asupan garam, stres, ras dan merokok.4 Hipertensi

    menjadi penyebab utama terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke,

    gagal ginjal, dan kematian jika tidak dideteksi lebih awal dan diterapi adekuat.17 

     Namun, perlu diketahui bahwa hipertensi merupakan penyakit yang dapat

    dicegah dan diobati. Pendekatan holistik bedasarkan promosi kesehatan dan

     preventif primer yang dapat menilai faktor risiko hipertensi dan  Non

    Communicable Disease (NCD)  pada seseorang. Promosi kesehatan tentang

     pentingnya pola hidup sehat merupakan kebutuhan masyarakat saat ini. Termasuk

    didalamnya tentang meningkatkan aktivitas fisik untuk menjaga berat badan agartetap ideal, diet DASH rendah sodium, tidak mengkonsumsi atau mulai

    mengurangi konsumsi rokok, mengkonsumsi makanan yang kaya akan buah dan

    sayur dan makanan yang rendah lemak, serta tidak mengkonsumsi alkohol.7

    Promosi kesehatan tentang pentingnya pola hidup sehat dapat mengurangi

    angka mortalitas dan morbiditas tidak hanya pada penyakit hipertensi dan

     penyakit kardiovaskular lainnya, tetapi juga penyakit seperti diabetes mellitus tipe

    II, kanker dan penyakit saluran pernapasan kronik. Oleh karena itu, merupakan

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    17/94

    3

    suatu prioritas untuk mengedukasi dan memotivasi masyarakat pada semua

    kalangan usia agar dapat berperan aktif dalam mencegah kejadian hipertensi. 7 

    Ralph Snyderman dan Sanders Williams pada awal abad ke-20

    memperkenalkan ilmu baru dalam praktek kedokteran. Diperlukan model baru

    dari Prospective Health Care yang dapat menilai risiko suatu individu yang dapat

     berkembang menjadi penyakit, dapat mendeteksi suatu penyakit sejak dini, dan

    melakukan pencegahan atau intervensi awal agar mendapatkan hasil yang

    maksimal. Intervensi faktor risiko penyakit yang diterapkan pada model

     Prospective Health Care ini direalisasikan dalam bentuk  personalized health

     planning   yang dimiliki setiap pasien.  Hal ini merupakan langkah yang cermat

    untuk menganalisis akar masalah dan sebab terjadinya suatu penyakit. Langkah

    awal yang perlu dilakukan adalah menganalisis risiko berdasarkan genetik,

    lingkungan dan gaya hidup suatu individu. Hasil analisis risiko ini akan

    dimasukkan dalam health profile pada personalized health planning. Personalized

    health planning inilah yang akan dijadikan acuan dokter dan tim tenaga kesehatan

    untuk memilih intervensi yang tepat dan meminimalisir kemungkinan

     perkembangan penyakit suatu individu.14

    Kabar baiknya, beberapa tahun belakangan ini, kematian akibat penyakit

    kardiovaskuler di negara maju telah menurun hingga setengahnya. Penurunan

    yang signifikan ini berkat ditemukannya instrumen skoring untuk

    mengidentifikasi risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskuler oleh Framingham

    Heart Study.15 Studi Framingham menyatakan bahwa faktor risiko hipertensi yang

    dapat menjadi acuan perhitungan adalah jenis kelamin, umur, tekanan darah

    sistolik dan diastolik, Indeks Massa Tubuh (IMT), status merokok, dan riwayat

    hipertensi pada orang tua.

    8

      Framingham Risk Score for Hypertension, dapatmembantu dalam menilai tingkatan risiko hipertensi pada seseorang sehingga

    dapat menjadi dasar penanganan lebih lanjut berupa promotif, preventif, kuratif

    maupun rehabilitatif.18 

    Peneliti merasa perlu untuk mengetahui lebih jauh mengenai tingkat risiko

    hipertensi dan hubungan jenis kelamin, umur, tekanan darah sistolik dan diastolik,

    Indeks Massa Tubuh (IMT), status merokok, dan riwayat hipertensi pada orang

    tua dengan kejadian hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    18/94

    4

    1.2 Rumusan Masalah

    1.  Bagaimanakah gambaran pengelompokan masyarakat terhadap faktor risiko

    hipertensi berdasarkan  Framingham Risk Score for Hypertension  pada

    masyarakat binaan KPKM Buaran tahun 2015? 

    2. 

    Bagaimanakah hubungan antara jenis kelamin, usia, IMT, sistol,

    diastol, status merokok dan riwayat orang tua hipertensi dengan

    kejadian hipertensi menurut Framingham Risk Score for Hypertension 

     pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015?

    1.3 Hipotesis

    Terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia, IMT, tekanan darah sistol,tekanan darah diastol, status merokok dan riwayat orang tua hipertensi dengan

    kejadian hipertensi menurut  Framingham Risk Score for Hypertension  pada

    masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015.

    1.4 Tujuan

    1.4.1  Tujuan Umum

    a.  Mengetahui gambaran tingkat risiko hipertensi pada masyarakat

     binaan KPKM Buaran pada tahun 2015.

     b.  Mengetahui gambaran faktor risiko hipertensi pada masyarakat binaan

    KPKM Buaran pada tahun 2015.

    1.4.2  Tujuan Khusus

    1.  Mengetahui jumlah yang memiliki risiko rendah, risiko sedang, risiko

    tinggi hipertensi menurut  Framingham Risk Score for Hypertension 

     pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015.

    2.  Mengetahui jumlah pasien hipertensi pada masyarakat binaan KPKM

    Buaran pada tahun 2015.

    3.  Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia, IMT, tekanan darah

    sistol, tekanan darah diastol, status merokok dan riwayat orang tua

    hipertensi dengan kejadian hipertensi menurut  Framingham Risk

    Score for Hypertension pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada

    tahun 2015.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    19/94

    5

    4.  Mengetahui hubungan antara kadar kolesterol dan lingkar pinggang

    dengan kejadian hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran

     pada tahun 2015.

    1.5 Manfaat Penelitian

    1.5.1  Bagi Peneliti

    Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran tentang

    metodologi penelitian, pengetahuan tentang bagaimana pola penyebaran faktor

    risiko hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran, dan menambah

    wawasan peneliti terhadap hubungan faktor risiko hipertensi dengan hipertensi itu

    sendiri.

    1.5.2  Bagi Institusi

    Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hasil penelitian ini dapat

    dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya dan menjadi referensi mengenai

    gambaran risiko hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran. Bagi KPKM

    Buaran, hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran acuan untuk melakukan

    manajemen komunitas berbasis  preventive medicine  dan memberikan intervensi

    sesuai pengelompokkan risiko hipertensi sebagai penyelenggara pelayanan

    kesehatan tingkat pertama.

    1.5.3  Bagi Masyarakat

    Bagi masyarakat binaan KPKM Buaran, hasil dari penelitian ini dapat

    membantu untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit

    hipertensi sehingga masyarakat ikut berperan aktif dalam melakukan pencegahan

     berdasarkan pengelompokkan risiko agar tidak berkembang menjadi penyakit

    hipertensi.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    20/94

     

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Definisi Hipertensi

    Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik dimana

    tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg, tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau

    menggunakan obat antihipertensi. Sumber lain mengatakan hipertensi adalah

     peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg secara kronis. Berdasarkan klasifikasi

    JNC VIII, hipertensi dapat dikategorikan menjadi prehipertensi, hipertensi derajat

    I dan hipertensi derajat II.21,22 

    2.1.2 Faktor Risiko Hipertensi

    Berdasarkan etiologinya, hipertensi diklasifikasikan menjadi:

    1.  Hipertensi primer/esensial: hipertensi yang tidak diketahui pasti

     penyebabnya;

    2.  Hipertensi sekunder: akibat suatu penyakit atau kelainan mendasari,

    seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, freokromositoma,

    hiperaldosteronisme, dan sebagainya.

    Hipertensi esensial adalah penyakit yang dapat diobati dan dikontrol

    namun tidak dapat disembuhkan. Hipertensi esensial merupakan penyakit

    multifaktor yang timbul terutama karena interaksi faktor-faktor risiko yang

    menimbulkan peningkatan tekanan darah. Hipertensi esensial terjadi pada 97-98%

    kasus hipertensi. Awitan hipertensi esensial biasanya terjadi antara 20 dan 50

    tahun. Hipertensi esensial memiliki kecenderungan genetik yang kuat, yang dapatdiperparah oleh faktor-faktor kontribusi. Dalam penelitian ini peneliti berfokus

     pada hipertensi esensial. Berikut faktor risiko hipertensi:

    a.  Riwayat hipertensi pada orang tua

    Predisposisi genetik penyakit hipertensi dipercaya poligenik. Defek

    genetik yang diturunkan ini berhubungan dengan ekskresi sodium oleh ginjal,

    insulin dan sensitivitas insulin, aktivitas sistem saraf simpatis, dan Sistem

    renin-angiotensin-aldosteron (SRAA) dan transport sodium atau kalsium

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    21/94

    7

    membran sel. Orang dengan riwayat orang tua hipertensi memiliki risiko

    lebih tinggi mengalami hipertensi dibanding yang tidak.21 Riwayat hipertensi

     pada orang tua terutama ibu dilaporkan memiliki hubungan dengan kejadian

    hipertensi pada saat dewasa.23

     b.  Usia

    Prevalensi hipertensi pada kelompok usia 35-44 tahun dengan 24,8%

    meningkat pada usia lebih dari 65 tahun menjadi 57,6%.10  Prevalensi

    hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kelompok usia 45

    tahun atau lebih mempunyai peluang mendapatkan hipertensi 2,4 kali

    dibandingkan dengan kelompok umur kurang dari 45 tahun.24 Satu dari dua

    orang diatas 60 tahun mengalami hipertensi. Hal yang melandasi ini adalah

     proses penuaan yang terjadi berdampak pada disfungsi endotel sehingga arteri

    kekurangan elastisitasnya.19 

    c.  Jenis kelamin

    Menurut data WHO, dari seluruh region wilayah, prevalensi hipertensi

     pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada wanita. Namun perbedaan ini

    hanya signifikan secara stastistik pada regional wilayah Amerika dan Eropa.11 

    Di indonesia, prevalensi hipertensi pada laki-laki sebanyak 22,8%, tidak

     berbeda jauh dengan perempuan dengan prevalensi sebesar 28,8%.10

    d.  Obesitas

    Obesitas adalah keadaan dimana terjadi kelebihan simpanan lemak di

     jaringan adipose sehingga dampaknya adalah peningkatan indeks massa

    tubuh dan lingkar pinggang. Kelebihan simpanan lemak pada bagian perut

    disebut obesitas sentral. Obesitas sentral dapat dinilai salah satunya dengan

    mengukur lingkar perut. Lingkar perut >90 cm pada laki-laki dan > 80 padawanita berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas dan sindrom

    metabolik. Obesitas sentral dapat terjadi pada individu walaupun individu

    tersebut memiliki IMT < 25 kg/m2. Berikut klasifikasi keadaan berdasarkan

     berat badan:

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    22/94

    8

    Tabel.2.1 Klasifikasi Keadaan Berat Badan

    Klasifikasi IMT

    Underweight < 18,5 kg/m

     Normal Weight 18,5-22,9 kg/m

    Overweight > 23,0 kg/m

    Obesitas I 25,0-29,9 kg/m

    Obesitas II > 30,0 kg/m

    Obesitas sering menjadi faktor pemicu resistensi insulin dan

    dislipidemia sehingga menjadi faktor risiko hipertensi. Obesitas erat sekali

    hubungannya dengan kegemaran mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan

    rendah serat. Asupan kalori yang masuk tidak seimbang dengan asupan kalori

    yang keluar sehingga terjadi penumpukan karbohidrat, lemak, dan protein

     pada sel-sel adiposit sebagai trigliserida.17 Risiko terkena hipertensi dengan

     berat badan lebih, berpeluang 2,3 kali dibandingkan dengan berat badan

    normal dan kurus. Responden dengan berat badan lebih akan terjadi

     penumpukan jaringan lemak, yang dapat menyebabkan peningkatan resistensi

     pembuluh darah dalam meningkatkan kerja jantung untuk dapat

    memompakan darah ke seluruh tubuh.24,25 

    e.  Merokok

    Hubungan antara rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah

     banyak dibuktikan. Selain dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada

     jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseoragg lebih dari satu bungkus rokok

    sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak

    merokok.24

     

    Zat-zat kimia yang terdapat pada rokok seperti nikotin dan CO yang

    masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah  arteri

    dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin mengaktifkan

    saraf simpatis sehingga akan membuat vasokontriksi pembuluh darah dan

    meningkatkan kerja jantung sehingga kebutuhan oksigen terhadap jantung

    meningkat. Selain itu, nikotin juga menyebabkan disfungsi endotel vaskular,

    abnormalitas lipid, dan resistensi insulin. Hasil analisis lama merokok selama 20

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    23/94

    9

    tahun atau lebih memberikan peluang menderita hipertensi 1,5 kali dibandingkan

    lama merokok kurang dari 20 tahun.24 

    2.1.3 Klasifikasi Hipertensi

    Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih

     berdasarkan The Eight Joint National Committee on Prevention, Detection,

     Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VIII) tanpa

    mengelompokkan seseorang hipertensi dengan ada atau tidaknya faktor risiko atau

    kerusakan organ, yaitu:

    Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII20

    Prehipertensi bukan termasuk kategori penyakit melainkan sebagai

    identifikasi seseorang berisiko tinggi menjadi hipertensi tetapi tidak termasuk

    dalam indikasi terapi obat sehingga harus dilatih untuk merubah gaya hidup dan

    mengurangi faktor risiko hipertensi.

    2.1.4  Patogenesis Hipertensi 

    Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial. Hipertensi merupakan hasil

    dari peningkatan resistensi perifer (arterioral vasokonstriksi) yang menetap,

     peningkatan volume darah sirkulasi, atau keduanya.21

    Pada hipertensi resistensi, tekanan sistolik dan tekanan diastolik

    meningkat dalam jumlah yang sama, atau tekanan diastolik lebih dari tekanan

    sistolik. Keadaan ini terjadi jika peningkatan TPR (resistensi perifer total)

    memperlambat ejeksi volume sekuncup. Jadi, hipertensi terjadi setelah curah

     jantung atau TPR atau keduanya meningkat.26

    Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah

    sistolik

    Tekanan darah

    diastolik

     Normal

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    24/94

    10

    Peningkatan curah jantung pada hipertensi hiperdinamik disebabkan oleh

     peningkatan frekuensi denyut jantung atau volume ekstrasel yang menyebabkan

     peningkatan aliran balik vena sehingga meningkatkan volume sekuncup

    (mekanisme Frank-Starling). Begitu pula, peningkatan aktivitas simpatis dari

    sistem saraf pusat dan/atau peningkatan respon terhadap katekolamin (misal,

    akibat hormon kortisol atau tiroid) dapat menyebabkan peningkatan curah

     jantung.26 

    Hipertensi primer merupakan hasil dari komplikasi interaksi genetik dan

    lingkungan yang dimediasi oleh efek neurohormonal pada host . Mekanisme

     patofisiologi multipel memediasi efek ini, termasuk sistem saraf simpatis, sistem

    renin-angiotensin-aldosteron (SRAA) dan natriuretik peptida. Inflamasi, disfungsi

    endotel, hormon yang berkaitan dengan obesitas dan resistensi insulin juga

     berkontribusi pada peningkatan resistensi perifer dan peningkatan volume darah.

    Peningkatan volume darah vaskular juga berkaitan dengan penurunan ekskresi

    garam oleh ginjal, seringkali disebut sebagai hubungan tekanan natriuresis. Ini

     berarti pada orang dengan hipertensi cenderung mengeksresikan garam-garaman

    lebih sedikit melalui urin.21 

    Sistem saraf simpatis tadi berimplikasi pada progresivitas peningkatan

    tekanan darah dan berperan pada kerusakan organ akibat hipertensi. Peningkatan

    aktivitas sistem saraf simpatis menyebabkan peningkatan denyut jantung dan

    vasokonstriksi sistemik, sehingga meningkatkan tekanan darah. Mekanisme

    tambahan sistem saraf simpatis mengindksi hipertensi adalah perubahan struktur

     pembuluh darah (remodeling vaskuler), retensi sodium ginjal, resistensi insulin,

     peningkatan level renin dan angiotensin, dan efek prokoagulan.21 

    Pada orang dengan hipertensi, aktivitas berlebihan dari SRAA berkontribusi pada retensi air dan garam serta meningkatkan resistensi vaskuler.

    Angiotensin II pada level yang tinggi berkontribusi pada disfungsi endotelial,

    resistensi insulin dan agregasi platelet. Lebih jauh lagi, angiotensin II memediasi

    terjadinya remodelling arteriol sehingga terjadi perubahan struktur pembuluh

    darah yang mengakibatkan peningkatan resistensi perifer secara permanen.

    Angiotensin II juga berkaitan dengan kerusakan organ akibat hipertensi, termasuk

    diantaranya artherosklerosis, gangguan ginjal, dan hipertrofi jantung.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    25/94

    11

    Populasi dengan kebiasaan mengkonsumsi garam harian tinggi dalam

    waktu lama, menunjukkan peningkatan insidensi hipertensi. Hormon natriuretik

    memodulasi eksresi natrium oleh ginjal dan mereasorbsi kalium, kalsium dan

    magnesium yang masih diperlukan tubuh. Retensi natrium menyebabkan retensi

    air dan meningkatkan volume drah, sehingga mengakibatkan hipertensi. Bila

    hipertensi terjadi, pembuluh darah ke ginjal mengalami vasokonstriksi dan

    iskemia jaringan. Iskemia jaringan inilah yang menyebabkan inflamasi organ

    ginjal dan mengakibatkan kerusakan pada glomerulus dan tubulus, sehingga

    retensi natrium terus terjadi.

    Obesitas diakui pula memliki peran penting sebagi faktor risiko hipertensi.

    Obesitas menyebabkan perubahan adipokin seperti leptin dan adiponektin dan

     juga berhubungan dengan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis dan SRAA.

    Obesitas berhubungan dengan inflamasi, disfungsi endotel, dan meningkatkan

    komplikasi kardiovaskular dari hipertensi. Obesitas sentral seringkali dialami oleh

    seseorang dengan IMT

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    26/94

    12

    Diagram 2.1 Patofisiologi Hipertensi21 

    2.1.5 Gejala Klinis dan Diagnosis

    Kebanyakan pasien hipertensi tidak memiliki gejala. Beberapa pasien

    umumnya mengalami sakit kepala, rasa seperti berputar atau penglihatan kabur.

    Mencari faktor risiko lainnya seperti merokok, obesitas, diet tinggi garam dan

    lemak, dislipidemia, Diabetes Mellitus dan riwayat orang tua hipertensi dapat

    mengarah kecurigaan ke hipertensi.27

    Kriteria diagnosis untuk hipertensi esensial adalah:27

    a.  Pemeriksaan fisik.

     Nilai tekanan darah diambil rerata dari dua kali pemeriksaan dengan jeda 5

    menit setiap kali kunjungan ke dokter. Pemeriksaan harus menggunakan

    alat yang berkualitas baik dan sudah dikalibrasi, ukuran dan posisi manset

    yang tepat dan teknik yang benar. Apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg

     pada dua atau lebih kunjungan, hipertensi dapat ditegakkan.

     b.  Pemeriksaan penunjang.

    Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk memeriksa komplikasi yang

    telah atau sedang terjadi. Pemeriksaan yang dilakukan adalah:

    -  Pemeriksaan laboratorium meliputi darah lengkap, kadar ureum dan

    kreatinin, gula darah, lemak darah, elektrolit, kalsium asam urat, dan

    urinalisis.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    27/94

    13

    -  Pemeriksaan lainnya berupa pemeriksaan fungsi jantung dengan

    elektrokardiografi, funduskopi, USG ginjal, foto toraks dan

    ekokardiografi.

    Diagram 2.2 Tata Laksana Hipertensi27 

    2.1.6 Pencegahan Primer

     Framingham Heart Study menyatakan bahwa penurunan rerata tekanan

    darah distolik 2 mmHg pada suatu populasi kulit putih Amerika kelompok usia

    35-64 tahun berhasil menurunkan 17% prevalensi hipertensi dan 14% mengurangi

    risiko stroke dan serangan jantung, serta 6% menurangi risiko penyakit jantung

    koroner.19 

    Tata laksana hipertensi dan pencegahan primer dapat dimulai darimodifikasi gaya hidup disamping pemberian antihipertensi dapat langsung

    dimulai untuk hipertensi derajat 1 dengan penyerta dan hipertensi derajat 2.

    Modifikasi gaya hidup yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    1. 

    Penurunan berat badan 

    Target indeks massa tubuh yang normal pada orang Asia-Pasifik 18,5-22,9

    Kg/m2. Penurunan berat badan sebanyak 4,4 kg atau lebih dapat

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    28/94

    14

    mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 5 hingga 7 mmHg

    secara pasti.19

    2. 

    Diet DASH ( Dietary Approaches to Stop Hypertension).

    DASH mencakup konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, makanan tinggi

    serat dan rendah lemak termasuk produk susu rendah lemak jenuh/lemak

    total. Penelitian yang dilakukan pada 326 responden dengan normotensi

    yang melakukan diet DASH dilaporkan bahwa tekanan darah sistolik

     berkurang sebesar 3,5 mmHg.19 

    3.  Mengurangi asupan garam. 

    Menggurangi asupan garam sehari-hari dapat mereduksi risiko penyakit

    kardovaskuler, terutama mereka yang memiliki berat badan berlebih.

    Konsumsi NaCl yang disarankan adalah

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    29/94

    15

    memprediksi risiko hipertensi seseorang untuk ≤4 tahun kedepan yang dilaporkan

    oleh  Framingham Heart Study  dengan mempertimbangkan jenis kelamin, usia,

    tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, IMT, status merokok, dan riwayat

    hipertensi pada orangtua.33  Instrumen ini berupa kalkulator yang dapat diakses

     pada www.framinghamheartstudy.org/risk-function/hypertension.  Nilai tekanan

    darah yang dapat dimasukkan pada instrumen tidak boleh lebih dari 130/90

    mmHg.8 

    Instrumen ini mudah dan dapat diaplikasikan pada pelayanan kesehatan

    tingkat pertama. Peneliti membuat kuesioner yang diadaptasi dari  Framingham

     Risk Score  for Hypertension yang dikembangkan oleh  Framingham Heart Study 

    dengan beberapa modifikasi.

    2.1.8 Peranan Penilaian Risiko Penyakit Degeneratif  

    Sistem pelayanan kesehatan yang berjalan sekarang menitikberatkan

    dokter untuk fokus terhadap keluhan utama. Dari keluhan utama tersebut

    kemudian digali riwayat penyakit sekarang dan dahulu sampai didapatkan

    diagnosis kerja dan tata laksana yang sesuai dengan diagnosis pasien. Sistem

     pelayanan yang berjalan sekarang tidak memberikan fokus pada promosi

    kesehatan dan pencegahan penyakit, padahal pendekatan melalui promosi

    kesehatan dan pencegahan bisa meminimalisir beban penyakit untuk individu dan

     beban finansial untuk negara.14 

    Pelayanan Kesehatan Prospektif   memfasilitasi pasien dengan rencana

     pelayanan kesehatan personal. Hal ini mencakup profil kesehayan, deskripsi status

    kesehatan pasien sekarang, dan analisis risiko kesehatan yang diperbarui setiap

    tahunnya. Dengan bantuan teknologi, maka diharapkan sistem baru ini bisamengidentifikasi individu dengan risiko tinggi dan sekaligus bisa melakukan

    intervensi yang agresif untuk melakukan pencegahan berkembangnya penyakit

     pada individu dan suatu komunitas. Hubungan antara individu dan dokter dalam

    konteks prospective medicine tergambar dalam diagram di bawah.14

    Hasil dari penilaian risiko pada pasien di komunitas adalah pasien yang

    memiliki risiko rendah, risiko tinggi dan pasien pengidap penyakit kronik. Pasien

    yang memiliki risiko tinggi adalah fokus utama yang nantinya akan dilakukan

    http://www.framinghamheartstudy.org/risk-function/hypertensionhttp://www.framinghamheartstudy.org/risk-function/hypertension

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    30/94

    16

     perencanaan kesehatan pribadi seperti modifikasi risiko yang dimilikinya.

    Sedangkan pada pasien hipertensi, akan dberikan tatalaksana sesuai dengan

     penyakit dan komorbiditas yang dimilikinya.14

    Diagram 2.4 Aplikasi Pelayanan Kesehatan Prospektif di Tingkat Komunitas14

    Kunci dari aplikasi Pelayanan Kesehatan Prospektif terhadap komunitasadalah dengan mengelompokkan masyarakat berdasarkan risiko menderita

     penyakit tertentu. Kemudian melakukan pencegahan agar risiko tersebut tidak

     berkembang menjadi penyakit.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    31/94

    17

    2.2  Kerangka Teori

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    32/94

    18

    2.3  Alur Penelitian

    Masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK,

    usia > 34 tahun

    Bersedia menjadi responden

    Dilakukan wawancara terpimpin

    Dilakukan pengukuran:

    -  Tekanan darah

    -  BB/TB-  Lingkar

     pinggang

    Dilakukan penilaian risiko

    Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi Pasien hipertensi

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    33/94

    19

    2.4  Kerangka Konsep

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    34/94

    20

    2.5  Definisi Operasional

     No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara

    Pengukuran

    Skala

    1. Pasien

    hipertensi

    Bila TD ≥140/90

    mmHg dan/atau pasien

    meminum obat anti-

    hipertensi.21

     

    Spygmomanometer Hasil

     pengukuran

    diambil

     berdasarkan

    rerata dari dua

    kali

     pemeriksaan

    Ordinal

    2. Berat badan Berat badan yang

    ditetapkan oleh peneliti

     pada hari pengambilan

    sampel.42

    Timbangan jarum Baca Ordinal

    3. Usia Usia ditetapkan oleh

     peneliti pada tanggal

     pengambilan sampel.

    Rekam medik Baca Ordinal

    4. Jenis kelamin Jenis kelamin pasien

    yang terdapat di rekam

    medik.

    Rekam medik Baca Nominal

    5. Risiko rendah

    hipertensi 

    Hasil 4 year risk

    Framingham score

    10%.

    22

     

    Framingham risk

    score: hypertension

    calculator

    Baca Ordinal

    8.

    Aktivitas

    fisik

    Dibagi menjadi 3

    kelompok:

    1. Tinggi apabila

    responden melakukan

    kegiatan fisik berat

    minimal 150 menit atau

    kegiatan fisik sedang

    minimal 300 menit

    Kuesioner Wawancara Ordinal

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    35/94

    21

    dalam satu minggu.

    2. Sedang apabila

    melakukan kegiatan

    fisik berat minimal 75

    menit atau kegiatana

    fisik sedang minimal

    150 menit dalam satu

    minggu.

    3. Aktivitas fisik rendah

    apabila kegiatan fisik

    responden tidak

    memenuhi kriteria

    aktivitas fisik sedang

    dan tinggi.40

    9.

    Perokok

    Seseorang yang

    merokok lebih dari 100

     batang rokok dalam

    sebulan atau sedang

    mencoba berhenti

    merokok dalam sebulan

    terakhir.31

    Kuesioner Wawancara Nominal

    10.

    Riwayat

    hipertensi

     pada orang

    tua

    Riwayat memiliki

    tekanan darah tinggi

    lebih dari sama dengan

    140/90 mmHg pada

    ayah, ibu atau

    keduanya.8

    Kuesioner Wawancara Nominal

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    36/94

    22

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1.  Jenis dan Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif-analitik

    dengan menggunakan desain cross sectional.

    3.2.  Lokasi dan Waktu Penelitian

    3.2.1 Lokasi

    Penelitian dilaksanakan di wilayah binaan KPKM Buaran, Kelurahan

    Buaran, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

    3.2.2 Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan pada bulan September tahun 2014 - Agustus

    tahun 2015.

    3.3.  Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi 

    Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah masyarakat binaan di

    KPKM Buaran FKIK UIN Jakarta yang berusia lebih dari 34 tahun pada tahun

    2015.

    3.3.2 Jumlah Sampel

    Besar sampel  dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel

    untuk penelitian deskriptif dengan variabel kategorik.

    Keterangan nilai:

     N = Besar sampel

    = Deviat baku alfa (1,96)

    P = 0,23 (Prevalensi hipertensi di provinsi Banten Riskesdas 2013)

    Q = 1-P = 0,77

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    37/94

    23

    d = Presisi (0,075)

    Sehingga dapat dihitung jumlah sampel:

    =

    =

    =

    =

    = 120,88

    Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil sebanyak 120 sampel

    minimal yang diambil.

    Sedangkan, bila menghitung besar sampel dengan menggunakan

    rumus untuk penelitian analitik dengan variabel kategorik adalah sebagai

     berikut:

    Keterangan nilai:

     N = Besar sampel

    = Deviat baku alfa (1,96)

    = Deviat baku beta (0,84)

    P2  = Proporsi kejadian hipertensi yang tidak mendapat pengaruh faktor risiko

    (0,62)

    P1 = Proporsi kejadian hipertensi yang mendapat pengaruh faktor risiko (0,38)

    P = Proporsi total (P1+P2)/2 = 0,5

    Q = 1-P = 0,5

    Q1 = 1- P1 

    Q2 = 1- P2

    d = Presisi (0,02) 

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    38/94

    24

    Sehingga dapat dihitung jumlah sampel:

    = 103,3

    Perhitungan jumlah sampel rumus untuk penelitian analitik dengan

    variabel kategorik didapatkan 103 orang sampel minimal yang diambil. Pada

     penelitian ini jumlah sampel yang diambil memenuhi.

    3.3.3 Cara Pengambilan Sampel

    Penelitian ini menggunakan two stage cluster sampling  yaitu, dipilih

    satu RT secara random dari RW 4, 5 dan 6, kemudian dipilih hingga tercapai

    120 orang secara random yang merupakan akumulasi dari setiap RT tersebut. 

    3.3.4  Kriteria Sampel

    3.3.4.1  Kriteria Inklusi

    -  Masyarakat yang tinggal di wilayah cakupan kerja KPKM Buaran

    dan Reni Jaya

    -  Usia responden lebih dari 34 tahun

    3.3.4.2  Kriteria Eksklusi

    -  Pasien yang menolak menjadi responden

    Responden dengan asites

    -  Responden dengan edema

    3.4.  Cara Kerja Penelitian

    Persiapan

    Penelitian

    Pemilihan

    Sampel

    Pengambilan

    Data

    Pengolahan

    Data

    Analisis

    Data

    Penulisan

    Laporan

    Penelitian

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    39/94

    25

    Penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah dikembangkan dari

     Frammingham Risk Score for Hypertension  setelah itu dilakukan pemeriksaan

    fisik berupa tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan.

    Pemeriksaan tekanan darah diukur di lengan kanan dan responden

    diperiksa dua kali dengan rentang waktu lima menit menggunakan

    spygmomanometer.27

     

    3.5.  Manajemen Data

    3.5.1 Pengumpulan Data

    - Data primer

    Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan tekanan darah, berat

     badan dan tinggi badan serta dari hasil kuesioner yang dibagikan pada

    masyarakat di RT yang telah ditentukan sebelumnya. Responden tersebut

    merupakan masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN Jakarta yang telah

    dipilih dengan two stage cluster sampling  serta memenuhi kriteria inklusi.

    - Data Sekunder

    Di luar faktor risiko yang diteliti pada  Framingham Risk Score for

     Hypertension  kami juga mengambil data kadar kolesterol total dan lingkar

     pinggang karena sangat berkaitan dengan kejadian hipertensi.21

    - Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang diadaptasi

    dan dimodifikasi dari  Framingham Risk Score for Hypertension,

    spygmomanometer, timbangan berat badan, stature meter untuk mengukur

    tinggi badan, kalkulator, dan tabel IMT/U.

    3.5.2 Analisis Data

    Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari responden akan diolah

    dengan menggunakan program komputer software SPSS for windows versi

    22.0. Tahapan pengolahan data yaitu coding, editing, entry data dan cleaning. 

    Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisis univariat dan analisis

     bivariat, yaitu sebagai berikut: 

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    40/94

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    41/94

    27 

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1  Uji Validitas dan Reliabilitas

    Uji instrumen dilakukan kepada 30 responden yang merupakan

    masyarakat Binaan KPKM Buaran. Kuesioner yang digunakan berasal dari

     Framingham Heart Study yaitu “Framingham Risk Score for Hypertension” yang

    telah teruji validitas dan reliabilitasnya, yang kemudian dimodifikasi untuk

    kepentingan penelitian.8,31  Pada penelitian ini didapatkan nilai kritis untuk

    korelasi r  product-moment   (r tabel) sebesar 0,361.28  Nilai ini didapatkan

     berdasarkan jumlah sampel dan tingkat signifikan yang dipilih yaitu 30 responden

    dan 5%.

    4.1.1  Uji Validitas

    Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan istrumen yang

    digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.29  Suatu item

    dikatakan memiliki nilai validitas yang baik apabila memiliki nilai  Pearson

    correlation (r hitung) lebih dari r tabel.30 

    Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pada Item Pemeriksaan

     No. Item Pemeriksaan  Pearson

    correlation

    P value  Tabel r Keterangan

    1. Tekanan darah

    sistolik

    0,591 0,001 0,361 Validitas baik

    2. Tekanan darah

    diastolik

    0,622 0,000 0,361 Validitas baik

    3. Berat badan 0,491 0,006 0,361 Validitas baik

    4. Tinggi badan 0,219 0,246 0,361 Validitas kurang baik

    5. Lingkar pinggang 0,449 0,013 0,361 Validitas baik

    4. Kolesterol 0,811 0,000 0,361 Validitas baik

    5. Gula darah puasa 0,508 0,004 0,361 Validitas baik

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    42/94

    28

    Berdasarkan hasil uji validitas item pemeriksaan diatas didapatkan nilai

     pearson correlation  dari semua item pemeriksaan lebih besar dari nilai r tabel

    (0,361) kecuali item tinggi badan, sehingga dapat dikatakan bahwa semua item

     pemeriksaan tersebut memiliki nilai validitas yang baik. Pada item tinggi badan

    yang mempunyai hasil 0,219 yang artinya

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    43/94

    29

    8. Berapa kadar kolesterol

    total Anda biasanya?

    0,428 0,018 0,306 Validitas baik

    9. Apakah Anda seorang

     perokok?

    0,068 0,721 0,306 Validitas

    kurang baik

    10. Apakah anggota keluarga

    Anda ada yang pernah di

    diagnosis tekanan darah

    tinggi/hipertensi?

    0,293 0,116 0,306 Validitas

    kurang baik

    11. Bagaimana kebiasaan

    Anda dalam

    mengkonsumsi makanan

     berlemak? Bandingkan

    makanan tinggi lemak dan

    rendah lemak.

    0,260 0,164 0,306 Validitas

    kurang baik

    12. Bagaimana kebiasaan

    Anda dalam

    mengkonsumsi makanan

     berserat? Bandingkan

    makanan tinggi serat dan

    rendah serat.

    -0,137 0,469 0,306 Validitas

    kurang baik

    13. Apakah Anda

    mengkonsumsi sayur atau

     buah setiap hari dalam

     jumlah yang cukup?

    0,263 0,161 0,306 Validitas

    kurang baik

    14. Bagaimana aktivitas fisikAnda dalam sehari?

    0,654 0,000 0,306 Validitas baik

    Mengacu pada nilai  pearson correlation lebih dari 0,361, berdasarkan

    tabel di atas keseluruhan item memiliki nilai validitas yang baik kecuali item

    nomor 9 sampai 13. Hal tersebut terjadi karena mayoritas responden umumnya

    memiliki kebiasaan diet tinggi lemak, diet rendah serat, serta tidak

    mengkonsumsi sayur dan atau buah setiap hari dalam porsi yang cukup sehingga

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    44/94

    30

    data yang didapat untuk item nomor 11, 12 dan 13 kurang bervariasi. Begitu juga

    untuk item nomor 9 dan 10, hasil validitas yang kurang baik disebabkan

    kurangnya variasi data yang diperoleh.

    Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah terjemahan dari

    kuesioner yang sudah valid di skala internasional sehingga untuk kepentingan

     perhitungan skor risiko hipertensi maka item nomor 9 dan 10 pada item

    wawancara ini akan tetap dimasukkan ke dalam kuesioner.

    4.1.2  Uji Reliabilitas

    Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kehandalan instrumen

     penelitian menghasilkan ukuran yang konsisten apabila digunakan untuk

    melakukan pengukuran berkali-kali.29,30 Suatu instrumen dikatakan memiliki nilai

    reliabilitas yang baik jika didapatkan nilai cronbach’s alpha lebih dari nilai kritis

    untuk korelasi r  product-moment   (r tabel).37 R tabel didapatkan sebesar 0,361

    untuk jumlah sampel 30 dan tingkat signifikan 0,05. Selain membandingkan

    dengan r tabel, menilai reliabilitias suatu instrumen juga dapat dilakukan dengan

    hanya melihat nilai cronbach’s alpha. Berikut interpretasi nilai cronbach’s alpha: 

    1. Kurang reliabel: Cronbach’s Alpha 0,00 - 0,20

    2. Agak reliabel: Cronbach’s Alpha 0,21 - 0,40

    3. Cukup reliabel: Cronbach’s Alpha 0,42 - 0,60

    4. Reliabel: Cronbach’s Alpha 0,61 - 0,80

    5. Sangat reliabel: Cronbach’s Alpha 0,81 - 1,00.

    Tabel 4.3 Nilai Alpha Uji Realibilitas

    Cronbach’s Alpha  N of items

    0,726 10

    Dari tabel di atas didapatkan bahwa uji reliabilitas dilakukan pada 10 item

    dan didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,726. Nilai Cronbach’’s Alpha

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    45/94

    31

    tersebut lebih besar dari nilai r tabel (0,361) sehingga dapat disimpulkan bahwa

    instrumen ini memiliki nilai reliabilitas yang baik.

    Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas

     No. Item Kuesioner Cronbcah’s Alpha

    if item deleted

    Keterangan

    1. Berapa tekanan darah

    Anda biasanya?

    0,665 Reliabel

    2. Apakah Anda pernah 

    meminum obat tekanandarah tinggi? (pernah di

    masa lalu / sedang

    menjalani pengobatan)

    0,697 Reliabel

    3. Apakah Anda pernah

    meminum obat tekanan

    darah tinggi secara rutin ?

    0,714 Reliabel

    4. Apakah Anda pernah

    mempunyai kadar gula

    darah yang tinggi?

    0,692 Reliabel

    5. Bagaimana kadar Gula

    Darah Puasa Anda

     biasanya?

    0,700 Reliabel

    6. Apakah Anda mengidap

     penyakit gula / kencing

    manis ?

    0,711 Reliabel

    7. Berapa kadar kolesterol

    total Anda biasanya?

    0,713 Reliabel

    8. Apakah Anda seorang

     perokok?

    0,738 Reliabel

    9. Apakah anggota keluarga

    Anda ada yang pernah di

    0,725 Reliabel

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    46/94

    32

    diagnosis tekanan darah

    tinggi/hipertensi?

    10. Bagaimana aktivitas fisik

    Anda dalam sehari?

    0,696 Reliabel

    Tabel 4.3 dan tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua item pemeriksaan

    memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 yang artinya item-item tersebut reliabel.

    Tingginya nilai reliabilitas ini disebabkan oleh pengambilan data yang

    menggunakan metode wawancara sehingga responden mendapatkan penjelasan

    langsung dari pewawancara mengenai item-item kuesioner.

    4.2  Gambarahn Umum Masyarakat Binaan KPKM Buaran

    4.2.1  KPKM

    Klinik Pelayanan Kesehatan Masyarakat (KPKM) adalah sebuah fasilitas

     pelayanan kesehatan tingkat pertama yang mendorong upaya kesehatan

     perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Selain menjadi pusat pelayanan

    kesehatan di tingkat dasar, KPKM pun didirikan sebagai lahan pendidikan dan

     penelitian bagi mahasiswa dan civitas akademika Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan (FKIK). Sasaran didirikannya KPKM adalah untuk memberikan

     pelayanan kesehatan bagi warga Kota Tangerang Selatan dan warga sekitarnya.

    KPKM terdiri dari 2 unit:

    1.  KPKM Buaran, yang terletak di Jl.H.Jamat Gg Rais RT 002/RW 005

    Buaran, Serpong, Tangerang Selatan.

    2.  KPKM Reni Jaya, yang terletak di Jl. Surya Kencana RT 002/RW 006

    Pamulang Barat, Tangerang Selatan.43 

    4.2.2  Masyarakat Binaan KPKM Buaran

    Masyarakat binaan KPKM Buaran adalah masyarakat Kelurahan Buaran

    yang tinggal di sekitar KPKM Buaran. Masyarakat binaan KPKM Buaran

    mencakup warga di RW 3, 4, dan 5 dengan total penduduk sekitar 5000

     penduduk.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    47/94

    33

    4.2.3  Demografi Kelurahan Buaran

    Kelurahan Buaran terdiri dari 9 rukun warga (RW) dan 33 rukun tetangga

    (RT) dengan Jumlah penduduk sebanyak 13.064 jiwa. Jumlah kepala keluarga

    (KK) terhitung sebanyak 3.783 KK dengan rata-rata jumlah penduduk per KK

    sebanyak 3 orang.44

    Tabel 4.5 Demografi Kelurahan Buaran (N=13.064)44

    No Variabel Kategori

    Jumlah

    nPersentase

    (%)

    1 Jenis Kelamin Perempuan 6332 48,5

    Laki-laki 6732 51,5

    2 Usia 55 1757 13,4

    3 Pendidikan Terakhir Tidak sekolah 2433 18,6

    SD 2504 19,2

    SMP 2834 21,7

    SMA 9246 29,9

    Perguruan tinggi 1385 10,6

    4 Pekerjaan Tidak/Belum bekerja 934 7,1

    Mengurus Rumah

    Tangga

    3445 26,4

    Pelajar / Mahasiswa 3035 23,2

    Pensiunan 50 0,4

    Pegawai Negeri Sipil

    (PNS)

    77 0,6

    Tentara Nasional 30 0,2

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    48/94

    34

    Indonesia (TNI)

    Polisi Republik

    Indonesia (POLRI)

    29 0,2

    Pedagang 1279 9,8

    Petani 9 0,1

    Peternak 6 0,0

     Nelayan - 0,0

    Karyawan

    BUMN/BUMD/Swasta

    2833 21,7

    Buruh Harian Lepas 1020 7,8

    Guru 136 1,0

    Dosen 5 0,0

    Dokter 16 0,1

    Perawat 17 0,1

    Bidan 17 0,1

    Lainnya 126 1,0

    Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan bahwa sebaran penduduk cukup merata

    untuk laki-laki dan perempuan dengan persentase sebanyak 48,5% untuk

     perempuan dan 51,5% untuk laki-laki. Kebanyakan penduduk berusia kurang dari

    45 tahun yaitu sebanyak 9166 (70,2%) orang, sedangkan penduduk berusia antara

    45-54 tahun sebanyak 2141 (16,4%) orang dan penduduk berusia lebih dari 55

    tahun sebanyak 1757 (13,4%) orang. Berdasarkan pendidikan terakhir,

    kebanyakan penduduk adalah lulusan SMA yaitu sebesar 29,9%, diikuti lulusan

    SMP, SD, tidak sekolah, dan perguruan tinggi dengan persentase sebesar 21,7%,19,2%, 18,6%, dan 10,6%. Jenis pekerjaan penduduk sangat bervariasi dengan

     persentase terbesar adalah pengurus rumah tangga (23,2%), pelajar/

    mahasiswa(23,2%), karyawan BUMN/BUMD/swasta (21,7%), pedagang (9,8%),

     buruh harian lepas (7,8%), dan penduduk yang belum/ tidak bekerja (7,1%).

    Jumlah penduduk dengan jenis pekerjaan lain tidak lebih dari 2% total jumlah

     penduduk Kelurahan Buaran.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    49/94

    35

    4.3  Analisis Univariat

    Pada analisis univariat akan dideskripsikan mengenai karakteristik

    responden dan sebaran responden berdasarkan masing-masing variabel, baik

    variabel bebas maupun variabel terikat. Penelitian ini melibatkan 134 responden

    sebagai subjek penelitian, namun setelah dilakukan wawancara terpimpin dan

     pememeriksaan, sejumlah 47 orang (35%) merupakan pasien hipertensi sehingga

    dieksklusi dari penelitian.

    Tabel 4.6 Hasil Analisis Univariat (n=87)

    No Variabel Kategori

    Jumlah

    nPersentase

    (%)

    1. Jenis kelamin Laki-laki 26 29,9

    Perempuan 61 70,1

    2. Usia 64 tahun 6 6,9

    3. Pendidikan terakhir Tidak sekolah 14 16,1

    SD 34 39,1

    SMP 15 17,2

    SMA 23 26,4

    Perguruan tinggi 1 1,1

    4. Pekerjaan Tidak bekerja 55 63,2

    Bekerja 32 36,8

    5. Indeks Massa Tubuh (IMT) Underweight 4 4,6

     Normal weight 28 32,2

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    50/94

    36

    Overweight 15 17,2

    Obesitas I 28 32,2

    Obesitas II 12 13,8

    6. Lingkar Pinggang (LP) Normal 65 74,7

    Obesitas sentral 22 25,3

    7. Aktivitas fisik Tinggi 56 64,4

    Rendah 31 35,6

    8. Diet sayur-buah Tidak 54 62,1

    Ya 33 37,9

    9. Diet makanan berlemak Rendah lemak 35 40,2

    Seimbang 20 22,9

    Tinggi lemak 32 36,8

    10. Diet makanan berserat Rendah serat 73 83,9

    Seimbang 8 9,2

    Tinggi serat 6 6,9

    11. Kolesterol total =240 mg/dl 30 34,5

    12. Gula Darah Puasa (GDP) GDP ≤ 90  15 17,2

    GDP 91-110 39 44,8

    GDP > 110 33 37,9

    13. Tekanan darah sistol < 120 mmHg 21 24,1

    120-139 mmHg 59 67,8

    140mmHg 7 8,0

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    51/94

    37

    14. Tekanan darah diastol < 80 mmHg 16 18,4

    80-89 mmHg 39 44,8

    90 mmHg 32 30,6

    15. Minum obat anti hipertensi Tidak 79 90,8

    Ya 8 9,2

    16. Perokok Tidak 65 74,7

    Ya 22 25,3

    17. Riwayat keluarga hipertensi Tidak ada 62 71,3

    Satu orang 21 24,1

    Keduanya 4 4,6

    18. Diabetes Mellitus (DM) Tidak 79 94,1

    Ya 5 5,9

    19. Tingkat risiko hipertensi Risiko rendah 10 11,5

    Risiko sedang 21 24,1

    Risiko tinggi 56 64,4

    Berdasarkan tabel 4.6, sebaran jenis kelamin responden tidak merata untuk

    laki-laki dan perempuan. Paling banyak responden berjenis kelamin perempuan

    yaitu sebanyak 61 orang (70,1%), sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki

    sebanyak 26 orang (29,9%). Hal ini dikarenakan peneliti mengambil data pada

     jam kerja di akhir pekan sehingga kebanyakan laki-laki sedang tidak berada di

    rumah. Selain itu, banyaknya laki-laki yang menolak untuk menjadi responden

    menjadi faktor yang membuat tidak meratanya sebaran responden berdasarkan

     jenis kelamin.

    Sebaran pendidikan terakhir responden bervariasi untuk semua tingkat

     pendidikan. Paling banyak responden berpendidikan SD yaitu sebanyak 34 orang

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    52/94

    38

    (39,1%), diikuti pendidikan SMA 23 orang (26,4%), SMP 15 orang (17,2%), tidak

    sekolah 14 orang (16,1%), dan perguruan tinggi 1 orang (1,1%). Mayoritas

    masyarakat binaan KPKM Buaran berpendidikan menengah ke bawah.

    Kebanyakan responden berusia diantara kurang dari 45 tahun, yaitu

    sebanyak 37 orang (42,5%), diikuti responden dalam kelompok usia 45-54 tahun

    36 orang (41,4%), responden dalam kelompok usia 55-64 tahun 8 orang (9,2%),

    dan responden berusia lebih dari 64 tahun sebanyak 6 orang (6,9%).

    Indeks massa tubuh (IMT) dikelompokkan menjadi lima kategori. IMT

    kurang dari 18,5 kg/m2  dimasukkan ke dalam kategori underweight IMT antara

    18,5-22,9 kg/m2 dimasukkan ke dalam kategori normal weight , IMT 23,0 kg/m2 

    atau lebih dimasukkan ke dalam kategori overweight, IMT 25,0-29,9 kg/m2 masuk

    kategori obesitas I, dan IMT 30,0 kg/m2. Berdasarkan IMT, jumlah terbanyak

    responden yaitu masing-masing 28 orang (32,2%) masuk ke dalam kategori

    normal weight dan obesitas I, diikuti kategori overweight  sebanyak 15 orang (17,2

    %), kategori obesitas II sebanyak 12 orang (13,8%) dan 4 orang (4,6%) lainnya

    masuk ke dalam kategori underweight. 

    Terdapat dua kategori untuk lingkar pinggang yaitu normal dan obesitas

    sentral. Lingkar pinggang dikatakan normal apabila kurang dari 90 cm pada laki-

    laki dan kurang dari 80 cm pada perempuan. Apabila lingkar pinggang lebih dari

    nilai tersebut, maka masuk kategori obesitas sentral. Hasil analisis menunjukan

     bahwa kebanyakan responden memiliki ukuran lingkar pinggang yang masuk

    kategori obesitas sentral sebanyak 65 orang (74,7%) dan kategori normal 22 orang

    (25,3%).

    Aktivitas fisik responden dikelompokkan menjadi tiga kategori. Aktivitas

    fisik tinggi apabila responden melakukan kegiatan fisik berat minimal 150 menitatau kegiatan fisik sedang minimal 300 menit dalam satu minggu. Aktivitas fisik

    sedang apabila melakukan kegiatan fisik berat minimal 75 menit atau kegiatan

    fisik sedang minimal 150 menit dalam satu minggu. Aktivitas fisik rendah apabila

    kegiatan fisik responden tidak memenuhi kriteria aktivitas fisik sedang dan tinggi.

    Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan bahwa kebanyakan responden yaitu sebanyak 56

    orang (64,4%) masuk ke dalam kategori aktivitas fisik tinggi, sedangkan

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    53/94

    39

    responden yang masuk ke dalam kategori aktivitas rendah yaitu sebanyak 31

    orang (35,6%).

    Variabel diet sayur dan buah didapatkan dari dua buah pertanyaan yang

    diadaptasi dari standar porsi harian untuk buah dan sayur disesuaikan dengan

    dietary guideline yang dikeluarkan oleh Amerika. Variabel diet makanan

     berlemak dan makanan berserat ditanyakan untuik mengetahui kebiasaan makan

     pada responden karena banyak diet tinggi lemak dan rendah serat dapat menjadi

    faktor risiko hipertensi. Kebanyakan responden yaitu sebanyak 54 orang (62,1%)

    tidak mengkonsumsi sayur dan atau buah setiap hari dalam porsi yang cukup,

    sedangkan 33 orang (37,9%) lainnya mengkonsumsi sayur dan atau buah dalam

     porsi yang cukup setiap harinya. Sebanyak 32 orang (36,8%) memiliki kebiasaan

    diet tinggi lemak, tidak jauh berbeda dengan jumlah yang diet rendah lemak yaitu

    35 orang (40,2%), dan sisanya diet rendah dan tinggi lemak dalam jumlah

    seimbang. Berdasarkan hassil data diet serat pada responden, terdapat perbedaan

     jumlah yang signifikan yakni dari total 87 orang terdapat 73 orang (83,9%)

    memiliki kebiasaan diet rendah serat, hanya 6 orang (6,9%) yang diet tinggi serat.

    Jadi, dari 87 responden sebagian besar tidak mengkonsumsi sayur atau buah setiap

    hari dalam jumlah cukup, jumlah orang yang memiliki kebiasaan diet rendah

    lemak dan tinggi lemak hampir sama, dan mayoritas responden memiliki

    kebiasaan diet rendah serat.

    Pada hasil pemeriksaan kolesterol total yang diambil dari pembuluh darah

    kapiler, sebanyak 60 orang (69%) memiliki nilai kolesterol total ≥200 mg/dl

    dengan jumlah responden yang sama masing-masing 30 orang (34,5%) memiliki

    kolesterol total ≥240 mg/dl dan 200-239 mg/dl. Jadi, lebih dari setengah jumlah

    responden memiliki kolesterol total yang tinggi.Sebanyak 33 orang (37,9%) memiliki nilai GDP >110 mg/dl, hanya 15

    orang (17,2%) yang memiliki nilai GDP ≤90 mg/dl. Mayoritas sisanya sebanyak

    39 orang (44,8%) memiliki GDP antara 91-110 mg/dl. Pada responden yang

    memiliki GDP tinggi (>110 mg/dl) dapat disarankan untuk mulai memodifikasi

    gaya hidup dan dilakukan pemeriksaan GDP ulang atau GD2PP.

    Sebanyak 47 orang (35%) memiliki riwayat hipertensi atau sedang

    menjalani pengobatan hipertensi dan 87 orang lainnya tidak. Pada pemeriksaan

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    54/94

    40

    tekanan darah juga didapatkan sebanyak 57 orang memiliki tekanan darah

    >130/90 mmHg sehingga tidak dapat dimasukkan pada instrumen  Framingham

     Risk Score for Hypertension.

    Mayoritas responden, sebanyak 62 orang (71,3%) tidak memiliki riwayat

    hipertensi pada ibu maupun ayah. Sedangkan sebanyak 21 orang (25,3%)

    memiliki satu orang dengan riwayat hipertensi dan 4 orang (4,6%) dengan kedua

    orang tua riwayat hipertensi.

    Pada variabel perokok, sebanyak 22 orang (25,3%) adalah seorang

     perokok dan 65 orang (74,7%) bukan perokok. Perokok adalah seseorang yang

    merokok lebih dari 100 batang rokok dalam sebulan atau sedang mencoba

     berhenti merokok dalam sebulan terakhir.

    Dari keseluruhan 134 responden, diketahui jumlah responden yang masuk

    ke dalam kategori pasien hipertensi dengan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 47

    orang (35,1%), sedangkan responden yang bukan pasien hipertensi sebanyak 87

    orang (64,9%). Pasien hipertensi adalah orang dengan riwayat minum obat anti

    hipertensi dan/atau pada hasil pemeriksaan tekanan darah didapatkan >130/90

    mmHg. Berdasarkan tabel 4.6, 56 orang (41,8%) memiliki risiko tinggi untuk

    menderita hipertensi, 21 orang (15,7%) memiliki risiko sedang, dan 10 orang

    (7,5%) memiliki risiko rendah.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    55/94

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    56/94

    42

    Hasil ini tidak sejalan dengan data WHO, bahwa dari seluruh region

    wilayah, prevalensi hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada wanita.

     Namun perbedaan ini hanya signifikan secara stastistik pada regional wilayah

    Amerika dan Eropa.11 Di Indonesia, prevalensi hipertensi pada laki-laki sebanyak

    22,8%, tidak berbeda jauh dengan perempuan dengan prevalensi sebesar 28,8%.10 

    4.4.2  Hubungan Antara Usia dengan Tingkat Risiko Hipertensi

    Tabel 4.8 Sebaran Responden Berdasarkan Usia dan Tingkat Risiko

    Hipertensi

    Usia

    Tingkat Risiko HipertensiTotal

    Rendah-Sedang Tinggi

    n % n % n %

    35-45 tahun 20 50,0 20 50,0 40 100

    46-55 tahun 10 27,8 26 72,2 36 100

    ≥56 tahun  1 9,1 10 90,9 11 100

    Total 31 35,6 56 64,4 134 100

    p-value= 0,019 

    Hasil analisis hubungan antara usia dengan tingkat risiko hipertensi

    diperoleh bahwa jumlah responden dengan kelompok usia 46-55 tahun memiliki

    tingkat risiko hipertensi terbanyak dibanding kelompok usia lainnya, yaitu 26

    orang (72,2%). Hanya satu orang (3,4%) responden pada kelompok usia ≥56

    tahun yang memiliki risiko rendah-sedang hipertensi.

    Hal ini sesuai dengan patofisiologi dan data Riskesdas tahun 2013 bahwa

    insidensi hipertensi meningkat seiring pertambahan usia karena terjadi proses

     penuaan yang mengakibatkan disfungsi endotel pembuluh darah.10,21  Tingkat

    risiko tinggi hipertensi paling banyak dimiliki oleh kelompok usia 46-55 tahun

    (26 orang; 72,2%) bila dibandingkan kelompok usia lainnya. Sedangkan pada

    kelompok usia 35-45 tahun memiliki jumlah responden risiko sedang-rendah

    hipertensi paling banyak yaitu (20 orang; 50%). Berdasarkan hasil uji chi square

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    57/94

    43

    didapatkan nilai p=0,019. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

     bermakna antara usia dengan tingkat risiko hipertensi.

    4.4.3 

    Hubungan Antara Tekanan Darah Sistol dengan Tingkat Risiko Hipertensi

    Tabel 4.9 Sebaran Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sistol dan

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Sistol

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Total

    Rendah-Sedang Tinggi

    n % n % n %

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    58/94

    44

    4.4.4  Hubungan Antara Tekanan Darah Diastol dengan Tingkat Risiko

    Hipertensi

    Tabel 4.10 Sebaran Responden Berdasarkan Tekanan Darah Diastol dan

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Diastol

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Total

    Rendah-Sedang Tinggi

    n % n % n %

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    59/94

    45

    4.4.5  Hubungan antara IMT dengan Tingkat Risiko Hipertensi

    Tabel 4.11 Sebaran Responden Berdasarkan IMT dan Tingkat Risiko

    Hipertensi

    IMT

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Total

    Rendah-Sedang Tinggi

    n % n % N %

     Normal weight 14 43,8 18 56,3 32 100

    Overweight 7 46,7 8 53,3 15 100

    Obesitas 10 25,0 30 75,0 40 100

    Total 31 35,6 56 64,4 87 100

    p-value= 0,158 

    Hasil analisis hubungan antara IMT dengan tingkat risiko hipertensi

    diperoleh bahwa jumlah responden obesitas memiliki risiko tinggi lebih banyak

    (30 orang; 75%) dibandingkan responden normal weight dan overweight . Pada

    risiko rendah-sedang hipertensi didominasi oleh responden dengan normal

    weight, kemungkinan hal ini dikarenakan responden dengan  overweight   dan

    obesitas lebih banyak dikelompokkan pada risiko tinggi. Ini sejalan dengan

     penelitian Julianty tahun 2010 bahwa risiko terkena hipertensi dengan berat

     badan lebih, berpeluang 2,3 kali dibandingkan dengan berat badan normal.

    Responden dengan berat badan lebih akan terjadi penumpukan jaringan lemak,

    yang dapat menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah dalam

    meningkatkan kerja jantung untuk dapat memompakan darah ke seluruh tubuh.24 

    Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,158. Hal ini

    menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara IMT dengan tingkat risiko

    hipertensi. Bila nilai p tidak bermakna dan bernilai

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    60/94

    46

    4.4.6  Hubungan antara Perokok dengan Tingkat Risiko Hipertensi

    Tabel 4.12 Sebaran Responden Berdasarkan Status Merokok dan

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Perokok

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Total

    Rendah-Sedang Tinggi

    n % n % N %

    Tidak 22 33,8 43 66,2 65 100

    Ya 9 40,9 13 59,1 22 100

    Total 31 35,6 56 64,4 87 100

    p-value= 0,550 

    Hasil analisis hubungan antara perokok dengan tingkat risiko hipertensi

    diperoleh bahwa jumlah responden yang bukan perokok yang memiliki risiko

    tinggi hipertensi lebih banyak (43 orang; 66,2%) dibandingkan responden perokok

    (13 orang; 59,1%). Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai p=0,550. Hal

    ini menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara perokok dengan tingkat

    risiko hipertensi.

    Hasil uji statistik diatas tidak sejalan dengan penelitian kohort yang

    dilakukan oleh Khsirsagar bahwa merokok merupakan karakteristik yang

     berhubungan dengan kejadian hipertensi.34 Seperti halnya yang dikemukakan oleh

    Thuy bahwa risiko hipertensi bagi mereka yang telah merokok selama 30 tahun

    atau lebih adalah 1,52 kali (95% CI 0,95-2,44) dibandingkan dengan perokok

    kurang dari 30 tahun, tanpa memperhitungkan apakah mereka sebagai perokok

    saat ini atau sebagai mantan perokok.35 

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    61/94

    47

    4.4.7  Hubungan Antara Riwayat Orang Tua Hipertensi dengan Tingkat Risiko

    Hipertensi

    Tabel 4.13 Sebaran Responden Berdasarkan Riwayat Orang Tun

    Hipertensi dan Tingkat Risiko Hipertensi

    Riwayat Orang

    Tua Hipertensi

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Total

    Rendah-Sedang Tinggi

    n % n % n %

    Tidak ada 24 38,7 38 61,3 62 100

    Ada 7 28,0 18 72,0 25 100

    Total 31 35,6 56 64,4 87 100

    p-value= 0,345 

    Hasil analisis hubungan antara riwayat orang tua hipertensi dengan

    tingkat risiko hipertensi diperoleh bahwa jumlah responden tanpa riwayat

    hipertensi orang tua memiliki rrisiko tinggi hipertensi lebih banyak (38 orang;

    61,3%) dibandingkan responden dengan riwayat hipertensi pada orang tua (18

    orang; 72%). Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai p=0,345. Hal ini

    menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat

    risiko hipertensi.

    Hasil analisis diatas tidak sejalan dengan penelitian Jonna dkk yang

    menyatakan bahwa seseorang yang memiliki riwayat hipertensi pada orang tua

     berhubungan dengan risiko tinggi hipertensi (p=0,0001) dengan riwayat

    hipertensi pada ibu adalah 2,14 kali (95% CI 1,52-3,01) lebih tinggi dibanding

    riwayat hipertensi pada ayah.23 Hal yang menyebabkan nilai p kurang signifikan

    kemungkinannya adalah responden tidak mengetahui dengan pasti apakah

    terdapat riwayat hipertensi pada orang tua atau tidak sehingga terjadi recall bias. 

     Nilai validitas pada item pertanyaan ini juga kurang baik, sehingga

    mempengaruhi hasil analisis. Selain itu, riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga

     bukan faktor risiko utama namun riwayat keluarga akan meningkatkan angka kejadian

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    62/94

    48

     jika responden sudah memiliki gaya hidup yang berisiko terhadap penyakit.

    4.4.8 

    Hubungan antara Kolesterol Total dengan Tingkat Risiko Hipertensi

    Tabel 4.14 Sebaran Responden Berdasarkan Kolesterol Total dan Tingkat

    Risiko Hipertensi 

    olesterol Total

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Total

    Rendah-Sedang Tinggi

    n % n % n %

    200-239 mg/dl 8 29,6 19 70,4 27 100

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    63/94

    49

    4.4.9  Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Tingkat Risiko Hipertensi

    Tabel 4.15 Sebaran Responden Berdasarkan Lingkar Pinggang dan Tingkat

    Risiko Hipertensi 

    Lingkar

    Pinggang (LP)

    Tingkat Risiko Hipertensi

    Total

    Rendah-Sedang Tinggi

    N % N % N %

     Normal 7 33,3 14 66,7 21 100

    Obesitas sentral 24 36,4 42 63,6 66 100

    Total 31 35,6 56 64,4 87 100

    p-value= 0,801 

    Hasil analisis hubungan antara lingkar pinggang dengan tingkat risiko

    hipertensi diperoleh bahwa jumlah responden dengan obesitas sentral yang

    memiliki risiko tinggi hipertensi lebih banyak (42 orang; 63,6%) dibandingkan

    responden dengan lingkar pinggang normal (14 orang; 66,7%). Berdasarkan hasil

    uji statistik didapatkan nilai p=0,801. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara lingkar pinggang dengan tingkat risiko hipertensi.

    Hasil analisis tersebut tidak sejalan dengan teori bahwa obesitas sentral

     berhubungan erat dengan resistensi insulin yang berperan dalam patogenesis

    hipertensi dengan cara meningkatkan resistensi perifer.21  Khsirsagar pada tahun

    2010 juga menyatakan bahwa obesitas sentral merupakan prediktor kuat terhadap

    kejadian hipertensi.34  Namun, penelitian multivariat Guliano Tocci tahun 2009

    mengungkapkan bahwa bila faktor risiko utama (peningkatan tekanan darah,

    merokok, kolesterol tinggi, usia tua, ras Asia-Afrika, jenis kelamin) sudah dimiliki

    seseorang, maka faktor risiko lainnya tidak terlalu berperan dalam kejadian

    hipertensi.36 

    4.5  Kelebihan Penelitian

    Untuk penilaian yang bertujuan menilai tingkat risiko hipertensi,

     penelitian dengan desain cross-sectional   ini lebih efektif dan efisien

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    64/94

    50

    dibandingkan dengan desain penelitian lainnya. Penelitian untuk menilai tingkat

    risiko hipertensi dengan  Framingham Risk Score for Hypertension masih sedikit

    dilakukan di Indonesia, padahal hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai

     bagian dari upaya pencegahan hipertensi di komunitas. Di era JKN (Jaminan

    Kesehatan Nasional) yang menitikberatkan pada promotif dan preventif suatu

     penyakit, penilaian tingkat risiko hipertensi dengan  Framingham Risk Score for

     Hypertension  ini sangat sesuai dilakukan di fasilitas pelayanan primer. Hasil

    validitas dan reliabilitas instrumen yang bernilai baik juga dapat diaplikasikan

     pada penelitian lain diberbagai daerah di Indonesia.

    4.6  Keterbatasan Penelitian

    Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan oleh 5 orang observer

    sehingga memungkinkan terjadinya bias inter-observer , kemungkinan pertanyaan

    yang diajukan tidak cukup jelas, dan kesalahan dalam pengukuran.

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    65/94

    51

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    1. 

    Sebaran tingkat risiko hipertensi dalam 4 tahun pada masyarakat binaan KPKM

    Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 adalah sebagai berikut:

    sebanyak 10 orang (11,5%) memiliki risiko rendah, 21 orang (24,1%) memiliki

    risiko sedang dan 56 orang (64,4%) memiliki risiko tinggi.

    2.  Jumlah pasien hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 47 orang (35%) dari total responden.

    3.  Variabel yang terbukti memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat risiko

    hipertensi (p0,05) pada masyarakat KPKM Buaran FKIK

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5.2 SARAN

    1. 

    Untuk meneliti lebih lanjut penilaian tingkat risiko hipertensi dengan

     Framingham Risk Score for Hypertension dengan jumlah sampel lebih banyak

    dan pengukuran yang lebih valid sehingga dapat bermanfaat lebih banyak.

    2. 

    Melakukan analisis multivariat dengan desain kohort untuk mengetahui ods ratio 

    dari variabel yang dianalisis sehingga dapat diketahui faktor risiko yang paling

    dominan pada responden penelitian.

    3.  Memperbaiki dan mengembangkan kuesioner juga melakukan pelatihan pada

    observer terutama pada item yang memiliki nilai validitas yang kurang baik untuk

    menghindari bias yang dapat mempengaruhi hasil penelitian serta lebih jauh lagi

    agar dapat membuat kuesioner baku bagi Indonesia yang diadaptasi dari

     Framingham Risk Score for Hypertension. 

  • 8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf

    66/94

    52

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 

    Depkes RI. Hipertensi Faktor Risiko Utama Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta. [cited

    2015 Aug 15]. Available from: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-

    release/157-hipertensi. 

    2. 

    WHO-ISH Hypertension Guideline Committee. Guidelines of the management of

    hypertension. J Hypertension. 2003; 21 (11): 1983-1982

    3.  Joint National Committee of Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of

    High Blood Pressure (JNC). The Seventh Report of the JNC (JNC-7). JAMA. 2003

    4.  Yugiantoro Muhammad. Hipertensi Esensial: dalam Sudoyo S. Buku Ajar Ilmu

    Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing. 2010;p.1079-81

    5. 

    Ekowati Rahajeng, Sulistyowati Tuminah. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya

    di Indonesia. Artikel penelitian: IDI. 2009.

    6.  Samuel Klien, dkk. Obesity. In: Larsen PR, Kronenberg, Melmed S, Polonsky KS.

    Williams Textbook of Endpocrinology, 10th e. 2003: p. 1605-15.

    7.  Message from Regional Director on World Health Day 2013-High Blood Pressure.

    WHO Regional Office for South-East Asia. 2013.

    8. 

    Parikh, Pencina, Wang, Benjamin, Lanier, dkk. [Internet] A Risk Score for Predicting

     Near-Term Incindence of Hypertension: The Framingham Heart Study. Framinghamrisk score. 2008. [date unknown; cited 2015 Aug 16]. Available from:

    www.fram