52
REDUKSI TERBUKA DAN FIKSASI INTERNAL DENGAN ANESTESI UMUM Shinta Purbo Putrandwika 1320221124

Gap Lana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

GA

Citation preview

Endometriosis

REDUKSI TERBUKA DAN FIKSASI INTERNAL DENGAN ANESTESI UMUMShinta Purbo Putrandwika1320221124B A B II L U S T R A S I K A S U SNama: Tn. B. SNo. RM: 296842Usia: 34 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamAlamat: PalembangPendidikan : SMAStatus: MenikahTanggal Masuk: 26-02-2015Tanggal Operasi: 27-02-2015IDENTITAS PASIENKeluhan utama: Lengan kiri atas patahKeluhan tambahan: Lengan kiri atas terlihat bengkok, nyeri (-), tidak bisa digerakkan (-)Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang dengan keluhan lengan kiri atas patah sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Lengan kiri atas patah karena kecelakaan mobil pada saat pasien sedang tertidur di dalam mobil. Pasien tidak mengingat kejadian saat kecelakaan karena pasien tertidur. Selama 1 tahun ini pasien tidak berobat baik ke dokter maupun ke pengobatan alternatif karena kesibukan kerja dan keluarga pasien.Riwayat penyakit dahuluPenyakit Jantung: disangkalPenyakit Asma: disangkalPenyakit Hipertensi: disangkalPenyakit Diabetes Mellitus: disangkalPenyakit Alergi: disangkal Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, asma, penyakit paru-paru, diabetes, penyakit ginjal, dan gangguan pembekuan darah pada keluarga pasien.

Riwayat Operasi dan AnestesiPasien belum pernah mengalami tindakan operasi dan anestesi

Riwayat kebiasaanMerokok: yaMinum alkohol: disangkalNarkotik: disangkal

Lain-lainGigi goyang : DisangkalGigi palsu : DisangkalKonsumsi obat-obatan tertentu: Disangkal

Pemeriksaan Fisik (27 Februari 2015)Keadaan Umum: BaikKesadaran: Kompos MentisTekanan darah: 120/70Nadi: 84x/menitPernapasan: 18x/menitSuhu : 36.5CBerat Badan: 80 KgTinggi Badan: 180 cm

Status GeneralisKepala: NormosefalMata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor reflek cahaya langsung +/+ normal, reflek cahaya tidak langsung +/+ normalHidung: Tidak ada deviasi septum, discharge -/-Palpasi sinus: Nyeri tekan Sinus Maxilarris +/+Mulut dan gigi: Oral hygiene baik, bibir tidak kering, lidah bersih, Mallampati 1Telinga: Normotia, liang telinga lapang +/+ normalLeher: Trakea tidak deviasi, KGB dan tiroid tidak membesarJantung: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)Paru-paru: Suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-Abdomen: Bising usus (+) normal, nyeri tekan (+), hepar tidak teraba , lien tidak terabaEkstremitas: akral hangat, edema (-), deformitas ekstremitas superior sinistra (+)

LaboratoriumPemeriksaan darah rutinHemoglobin: 13,5 mg/dl (12-16 mg/dl)Hematokrit: 38 mg/dl (37-47%)Eritrosit: 5,2 juta/uL (4.3-6.0 juta/uL)Leukosit: 9000/uL (4800-10800/uL)Trombosit: 290.000/uL(150.000-400.000/uL)Masa Perdarahan: 4 menit 0 detik (5-15 menit)Masa Pembekuan: 2 menit 30 detik (1-7 menit)Glukosa Sewaktu : 105 mg/dl ( torakalkrn paralisis otot interkostal makin bertambah paralisis total otot interkostal; mulai terjadi paralisis otot-otot diafragmaPernafasan tidak adekuat, irreguler karena paralisis otot diafragma yg makin nyataMatapergerakan bola mata terhenti, kadang-kadang letaknya eksentrik, lakrimasi bola mata terfiksir ditengahPupil pupil mengecil dan refleks cahaya(+), pupil mulai midriasis dengan refleks cahaya Pupil melebar dan refleks cahaya hilangrefleks farings dan muntah menghilang, tonus otot menurun.

lakrimasi refleks farings & peritoneal menghilang, tonus otot-otot makin menurun.tonus otot makin menurun dan akhirnya flaccid, pupil melebar dan refleks cahaya (-), refleks sfingter ani menghilang.

Penilaian dan Persiapan Pra AnestesiTujuan utama kunjungan pra anestesia adalah untuk mengurangi angka kesakitan operasi, mengurangi biaya operasi dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.AnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan Laboratorium KLASIFIKASI STATUS FISIKThe American Society of Anesthesiologists (ASA). Klasifikasi fisik ini bukan alat prakiraan risiko anestesia, karena dampak samping anestesia tidak dapat dipisahkan dari dampak samping pembedahan.Pada bedah cito atau darurat biasanya dicantumkan huruf E.Skor MallampatiPerkiraan kasar dari ukuran relatif lidah terhadap rongga mulut memperkirakan tingkat kesulitan intubasi. Anatomi dari rongga mulut, khususnya berdasarkan visibilitas dari dasar uvula, arkus tonsilaris anterior dan posterior, dan palatum mole. Semakin tinggi skor mallampati, semakin tinggi pula tingkat kesulitan untuk dilakukan intubasi.

tonsil, palatum mole, dan uvula terlihat jelaspalatum durum & mole masih terlihat, Tonsil & uvula hanya terlihat bagian atasHanya palatum mole & palatum durum yang terlihat. Dinding posterior faring & uvula tertutup seluruhnya oleh lidahHanya palatum durum yang terlihat. Dinding posterior faring, uvula, & palatum mole tertutup lidahMASUKAN ORAL

Refleks laring selama anesthesia. Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat dalam jalan napas risiko utama pasien yang menjalani anesthesia.

Puasadewasa : 6-8 jamanak kecil : 4-6 jampada bayi : 3-4 jamTEKNIK ANESTESI UMUMINHALASIMemberikan kombinasi obat-obatan anesthesia inhalasi berupa gas&/cairan yang mudah menguap melalui alat/mesin anesthesia langsung ke udara inspirasi.INTRAVENADilakukan penyuntikkan obat-obat anesthesia parenteral langsung kedalam pembuluh darah vena.Inhalasi dengan respirasi spontanSungkup wajahIntubasi endotrakealLaryngeal mask airway (LMA)Inhalasi dengan respirasi kendaliIntubasi endotrakealLaryngeal mask airway (LMA)Anastesi intravena total (TIVA)Tanpa intubasi endotrakealDengan intubasi endotrakealAnestesia Umum Dengan ETT Napas KendaliDengan teknik ini, pasien dalam keadaan terdepresi nafas sempurna, sehingga pasien membutuhkan bantuan nafas penuh.

volume tidal serta rasio ekspirasi dan inspirasi dikendalikan dan disesuaikan dengan kebutuhan penderita.Indikasi Anestesi UmumDewasa yang memilih anestesi umumPembedahannya luasPenderita sakit mentalPembedahan lamaRiwayat penderita toksik/ alergi obat anestesi lokalInfant & anak usia mudaETT dengan Napas TerkendaliUntuk tindakan operasi yang lamaKeadaan umum pasien cukup baik (ASA I atau ASA II)Sebelum pasien diberi obat anestesi

PremedikasiTindakan awal anesthesia dengan memberikan obat-obat pendahuluan 1-2 jam sebelum induksi anestesia yang terdiri dari obat-obat golongan antikolinergik, sedatif, dan analgetik

Untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesia.INDUKSI ANESTESIInduksi anestesi : membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar memungkinkan dimulainya anestesia dan pembedahan. Induksi : intravena, inhalasi, intramuskular, atau rektal. Setelah pasien tidur akibat induksi anestesia langsung dilakukan dengan pemeliharaan anestesi sampai tindakan pembedahan selesai. Sebelum memulai induksi anestesi, selayaknya disiapkan peralatan dan obat-obatan yang diperlukan, sehingga seandainya terjadi keadaan gawat dapat diatasi dengan lebih cepat dan lebih baik.Untuk persiapan induksi anestesi + ETT sebaiknya siapkan:S : Scope Stetoskop, laringoskopT : Tubes Pipa trakeaA : Airway GuedelT : Tape Plester untuk fiksasi pipaI : Introducer Mandrin atau stillet C : Connector Penyambung antara pipa dan peralatan anestesiS : Suction Penyedot lendir, ludah.C:\Users\SONY\Desktop\Learn to Intubate During General Anaesthesia....mp4Rumatan anestesi (maintenance) dapat dikerjakan dengan cara intravena (anestesi intravena total)/dengan campuran intravena inhalasi. Anestesi inhalasi yang umum digunakan untuk praktek klinik ialah N2O, Halotan, Enfluran, Isofluran, Sevofluran.

RUMATAN ANESTESISKOR ALDRETEKriteria untuk menilai keadaan pasien selama observasi di ruang pemulihan (recovery room) yang digunakan untuk menentukan boleh tidaknya pasien dikeluarkan dari ruang pemulihan. Idealnya, pasien baru boleh dikeluarkan bila jumlah skor total adalah 10 (skor maksimal). Namun, bila skor total >8 , pasien boleh keluar dari ruang pemulihan.No.KriteriaSkor1Aktivitas motorikMampu menggerakkan ke-4 ekstremitas atas perintah atau secara sadar.Mampu menggerakkan 2 ekstremitas atas perintah/secara sadar.Tidak mampu menggerakkan ekstremitas atas perintah atau secara sadar.2102RespirasiNafas adekuat dan dapat batukNafas kurang adekuat/distress/hipoventilasiApneu/tidak bernafas2103SirkulasiTekanan darah berbeda 20% dari semulaTekanan darah berbeda 20-50% dari semulaTekanan darah berbeda >50% dari semula2104KesadaranSadar penuhBangun jika dipanggilTidak ada respon atau belum sadar2105Warna kulitKemerahan atau seperti semulaPucatSianosis210B A B IVL A P O R A N A N E S T E S IPersiapan AnastesiPersiapan alatLaringoskopStetoskopEndotracheal Tube 3 ukuran, yaitu No. 6.5; 7; 7.5Face Mask Adult No. 4Oropharyngeal AirwayPlesterMandrinMagillSpuit 20 ccSuctionMonitor EKG dan SpO2Pulse OxymetryLubricating Gel

Persiapan Obat-obatanMidazolam(Dosis 0.05 0.1 mg/KgBB)Propofol(Dosis 2 3 mg/kgBB)Atracurium(Dosis 0.5 0.6 mg/kgBB)Fentanyl(Dosis 1-3 mcg/kgBB)SA (Dosis 0,01mg/kgBB)Ondansetron(Dosis 4mg)Maintenance (rumatan) : Sevofluran, N2O, OksigenObat Emergensi:Epinephrine (dosis 1 mg atau 0.02 mg/kg larutan 1:10.000)Ephedrine(Dosis 5-20 mg)Prostigmin(Dosis 0.05 mg/kgBB)Tramadol(Dosis 50-100mg/4 jam [(maks 400mg/hari])Persiapan PasienInformed consentSurat persetujuan operasiPasien dipuasakan sejak pukul 24.00 WIB tanggal 26 Februari 2015Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan: TD 120/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36.50C, RR 18 x/menitPelaksanaan AnestesiTeknik anestesi umum dengan ETT nafas kendali1. Premedikasi: SA, Fentanyl2. Induksi: Propofol 3. Muscle Relaxant: Atracurium4. Intubasi: dengan selang ETT no.7,5 cuff (+)5. Maintenance: Sevofluran, Oksigen: N2O (3:3)6. Nafas kendali dengan respirator dengan frekuensi napas 14x/menit, Volume Tidal 800ml, Nadi 80 kali per menitInduksi anestesi ( jam 14.15)Induksi (propofol) O2 murni selama 1 menit tramus (3-4 menit)intubasi oral dengan ETT no. 7,5 cek pengembangan paru dan suara nafas paru ETT di fiksasi dan dihubungkan dengan sistem apparatus anestesi Pernapasan pasien dibantu sampai terjadi napas spontan.Maintenance O2 3 L/ menit, N2O 3 L/ menit, sevofluran 2,5%.Selama tindakan anestesi berlangsung, tekanan darah sistolik berkisar antara 100-120 mmHg, dan 6080 mmHg untuk diastolik, nadi berkisar antara 80-95 x/ menit. Infus RL diberikan pada penderita sebagai cairan rumatan.

Keadaan post operasiOperasi selesai dalam waktu 135 menit

pemberian anestesi masih dipertahankan

tindakan ekstubasi dilakukan pada keadaan tidak sadar penuh tidak batuk &mencegah kejang otot

Pasien dipindah ke ruang pemulihanMonitoring AnestesiAnestesi dimulai pukul 14.00 WIB Pembedahan dimulai pada pukul 14.15 WIB dan selesai pada pukul 16.10 WIB.Anestesi selesai pukul 16.30PUKULTEKANAN DARAHNADIKETERANGAN14.00120/7080x / menitPasien masuk ke kamar operasi, dipindahkan ke meja operasiPemasangan monitoring TD, nadi, saturasi O2Infus RL terpasang pada tangan kananPremedikasi : Ondansetron 4mg iv, Fentanyl 100 g, SA14.05120/70100x / menitObat induksi dimasukkan secara iv:Propofol 200 mgAtracurium Besylate 30 mg cek apakah refleks bulu mata masih ada/tidak. Jika tidak ada face mask dengan sungkup No.4:O2 : 2 LN2O : 2 LSevofluran 1-2 vol%14.10120/7070Dilakukan tindakan pemasangan endotracheal tube No. 7,5 dengan bantuan laringoskop kemudian fiksasi.Kedua mata pasien diberikan ophtalmic ointment (salep mata) dan ditutup dengan kassaPernafasan terkontrol14.15100/6072x / menitOperasi dimulaiKondisi terkontrol14.30100/6063x / menitKondisi terkontrol14.45100/7063x / menitKondisi terkontrolDiberikan Asam Tranexamat 500mg15.00110/7067x / menitKondisi terkontrolDilakukan penggantian infus RL 500 cc 15.15100/7061x / menitKondisi terkontrol15.30100/7060x / menitKondisi terkontrol15.45100/7085x / menitKondisi terkontrolTramadol diberikan 100 mg secara iv drip dalam 500ml Ringer LaktatPemberian Ketorolac 30 mg iv16.00120/7085x / menitOperasi selesaiDilakukan pemberian Prostigmin 3 ampul dan SA 2 ampulMemasang goedel (oral airway), dilakukan suction, dan pelepasan nasal endotracheal tube Gas N2O dan Sevofluran dimatikan, dan gas O2 dinaikkan menjadi 5 vol % oksigenasi dengan menggunakan face mask no. 4.16.15100/6085x / menitPasien bernapas spontan dan dapat membuka mataGas 02 dihentikan Pelepasan alat monitoring (saturasi dan tensimeter).Pasien dipindahkan ke ruang recovery room. Pasien dapat dibangunkan dan memonitoring keadaan pasienPenilaian Pulih SadarBerdasarkan alderetes score:Kesadaran :1Pernapasan:2Tekanan Darah:2Aktivitas:2Warna Kulit:2Jumlah Nilai Pulih Sadar : 9 Pasien dapat pindah ke ruang rawat

TERIMA KASIH