131
GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI TINGKAT KECAMATAN (Studi Pada Kecamatan Koja Jakarta Utara) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya VENDANIA NURUL ALLAWIYAH NIM. 135030107113031 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017

GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK

DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN

PUBLIK DI TINGKAT KECAMATAN

(Studi Pada Kecamatan Koja Jakarta Utara)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya

VENDANIA NURUL ALLAWIYAH

NIM. 135030107113031

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2017

Page 2: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris
Page 3: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

IDENTITAS TIM PENGUJI

1. Ketua Penguji

NAMA : Prof. Dr. Abdul Juli Andi Gani, MS

NIP : 19540704 198103 1 003

2. Aggota Penguji

NAMA : Dr. Mochmad Rozikin, M.AP

NIP : 19630503 198802 1 001

3. Anggota Penguji

NAMA : Ali Maskur, S.AP., M.AP., MA

NIP : 198607162014041001

Page 4: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris
Page 5: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

CURRICULUM VITAE

Nama : Vendania Nurul A

Nomor Induk Mahasiswa : 135030107113031

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Desember 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl. Mahoni Blok B no 9. Koja Jakarta Utara

Alamat Malang : Jl. Papa Hijau N0 39b, Lowokwaru Malang

Nomor Telepon : 081293393034

Email : [email protected]

Pendidikan : 1. TK Merpati Jakarta Utara

2. SDN Menteng 05 Pagi Lagoa Jakarta Utara

3. SMPN 279 Jakarta Utara

4. SMAS Yappenda Jakarta Utara

5. S1 Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya

Pengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008)

2. Sekertaris I ekskul PMR SMA (2010-2013)

3. Sekertaris II Eksekutif Keluarga Mahasiswa

Fakultas Ilmu Adminstasi Jurusan Publik

Universitas Brawijaya Kampus IV (2013-2014)

4. Staff Humas Lembaga Kesenian SSM Fakultas

Ilmu Administrasi (2016)

Pengalaman non Organisasi : Magang di PT Garuda Indonesia, Tbk. Jakarta

Page 6: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas kuasa dan

rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gaya

Kepemimpinan Sektor Publik dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di

Tingkat Kecamatan (Studi Pada Kecamatan Koja, Jakarta Utara)”. Ucapan

terima kasih saya persembahkan kepada kedua orang tua sayang yang tanpa doa

mereka, saya tidak akan pernah sampai pada tahap ini. Lalu saya ucapkan terima

kasih saya kepada kakak tercinta saya Rizal Hasbullah, S.AB yang selalu

memberikan kritik serta bantuan motivasi. Dan tidak lupa saya ucapakn terima

kasih kepada Fachriza Ahmad serta seluruh sahabat-sahabat yang selalu

menukung saya.

Page 7: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

RINGKASAN

Vendania Nurul Allawiyah 2017, Gaya Kepemimpinan Sektor Publik dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik di Tingkat Kecamatan (Studi Pada Kecamatan Koja Jakarta Utara). Prof.

Dr. Abdul Juli Andi Gani, MS, 137 Hal + xv

Pemimpin mempunyai peran yang sangat penting di setiap organisasi untuk mencapai

tujuan bersama, untuk itu gaya kepemimpinan diperlukan sebagai tolak ukur atau acuan

dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada publik. Kecamatan merupakan sebuah

organisasi pemerintah yang bertujuan untuk membantu pelayanan masyarakat di tingkat

Kecamatan sehingga diperlukan pemimpin yaitu Camat yang memiliki dedikasi tinggi untuk

meningkatkan pelayanan yang prima kepada publik.

Penelitian ini menggunakan metode yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman

yaitu metode interaktif. Penelitian yang dilakukan banyak menemui realita-realita yang

sebenarnya terjadi di Kecamatan Koja. Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Camat Koja

menitik beratkan kepada meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat

akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Kecamatan Koja Jakarta Utara.

Dalam penelitian ini diketahui gaya kepemiminan Camat Koja Jakarta Utara adalah

kepemimpinan yang demokratis. Hal ini dilihat dari beberapa sektor yakni komunikasi,

pengambilan keputusan, pengawasan, serta pendelegasian tugas kepada bawahan. yang sesuai

untuk kondisi Kecamatan Koja serta faktor pendukung dan penghambat terkait gaya

kepemimpinan camat dalam meningkatkan pelayanan di Kecamatan Koja.

Kata Kunci : kepemimpinan, gaya kepemimpinan, pelayanan

Page 8: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

SUMMARY

Vendania Nurul Allawiyah 2017, Leadership Style Of Public Sector in Improving Public

Service at Sub-District Level (Study In Koja Sub-district, North Jakarta). Prof. Dr. Abdul Juli

Andi Gani, MS, 137 pages + xv

Leaders have a very important role in every organization to achieve common goals, for that

leadership style is needed as a benchmark or reference in order to improve services to the

public. Sub-district is a government organization that aims to help the community service at

the sub-district level so it takes the leader of the Camat who has a high dedication to improve

the excellent service to the public.

This research uses method developed by Miles and Huberman that is interactive

method. Research conducted many encounter realities that actually happen in District Koja.

Leadership style conducted by Koja Sub-district focuses on improving services to the

community, so that the community will be satisfied with the services provided by the North

Koja Sub-district.

In this research is known the leadership style of North Jakarta Koja Sub-district is a

democratic leadership. This is seen from several sectors namely communication, decision

making, supervision, and delegation of duties to subordinates. Which is suitable for Koja

Sub-district as well as supporting and inhibiting factors related to the leadership style of the

sub-district leader in improving services in Koja Sub-district.

Keywords: leadership style, service

Page 9: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas kuasa dan

rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gaya

Kepemimpinan Sektor Publik dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di

Tingkat Kecamatan (Studi Pada Kecamatan Koja, Jakarta Utara)”. Skripsi

ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk menyelesaikan

program sarjana (S1) dan memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik (S.AP)

pada Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan ridho-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya.

3. Dr. Choirul Saleh, M.Si selaku Ketua Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Administasi Universitas Brawijaya.

4. Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Program Studi Administrasi

Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

5. Rendra Eko Wismanu, S.AP., M.AP selaku Sekretaris Program Studi

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Page 10: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

vii

6. Prof. Dr. Abdul Juli Andi Gani, MS selaku komisi pembimbing yang telah

meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan serta pengarahan

kepada peneliti selama proses penyusunan skripsi.

7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

yang telah memberikan ilmu dan bantuan selama perkulihan.

8. Kedua Orang Tua tercinta, Bapak Sugeng Margono dan Ibu Riyadhatul

Muawanah atas waktu , tenaga, usaha, materi, kasih sayang, serta iringan

doa yang tak pernah putus untuk mengiri langkah peneliti dalam

pembuatan skripsi ini.

9. Kakaku Tercinta Rizal Hasbullah, S.AB yang selalu sabar membimbing

serta membantu memberikan saran terkait pembuatan skripsi ini.

10. Fachriza Ahmad selaku satu-satunya sahabat laki-laki terbaik yang selalu

sabar memberikan waktunya, motivasi yang menginspirasi, semangat yang

tidak pernah putus untuk peneliti.

11. Sahabat-sahabatku Kosan Joyoboyo para calon istri idaman yakni

Alsevera popi, Desti Pinasti S.Ikom, Mahda, Ridha Ayu, dan Windy Tyas.

12. Sahabat-sahabatku Kosan Pondok Gloria yakni Baiq anggi mandalika,

Nadia Silvani, Prita Audina, Sephira Atsila, Rafenska Nabila.

13. Sahabat-sahabatku Kosan My home yakni Dwi nova S.Ikom, Sulfa indah,

Laras, Octa, Salsa, hana, marsha.

14. Sahabat-sahabatku sejak maba di UB Kediri yakni Amran, Anasthasia,

Abel, Sherin, Martha, Hatta, Rusmanita, Nana, dan seluruh mahasiswa

Publik Kelas A.

Page 11: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

viii

15. Sahabat-sahabatku semasa sekolah Shinta Ayu Oktaviani, SH., Nurlia

Widyasari, S.E., Lidya Briliani Messie.

16. Sahabat-sahabatku Ummu Putriana, Amilia Fajrin, Sahrul Oktavian, Arika

isty.

17. Camat Koja Jakarta Utara Bapak Muh. Yusuf Majid, seluruh staff di

Kecamatan Koja Jakarta Utara, serta seluruh warga Kecamatan Koja

Jakarta Utara yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah bersedia

membantu peneliti dalam mencari informasi untuk mensukseskan skripsi

ini.

Kemampuan hanya milik Allah SWT semata, untuk itu peneliti mohon

maaf apabila masih terdapat kesalahan serta kekurangan atas skripsi ini. Kritik

dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan oleh peneliti.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak lain yang membutuhkan.

Malang, 5 Juli 2017

Peneliti

Page 12: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

DAFTAR ISI

Halaman

MOTTO .................................................................................................................. i

TANDA PERSETUJUAN ..................................................................................... ii

TANDA PENGESAHAN ..................................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................................... iv

RINGKASAN ........................................................................................................ v

SUMMARY ............................................................................................................ vi

KATA PEGANTAR ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10

E. Sistematika Penelitian .............................................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepemimpinan

1. Definisi Kepemimpinan ..................................................................... 13

2. Definisi Kepemimpinan Sektor Publik .............................................. 16

3. Fungsi Kepemimpinan ....................................................................... 17

4. Gaya Kepemimpinan .......................................................................... 20

B. Pemerintah Daerah

1. Definisi Pemerintah Daerah ............................................................... 26

2. Otonomi Daerah ................................................................................. 29

Page 13: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

3. Definisi Kecamatan ............................................................................ 32

C. Pelayanan Publik

1. Definisi Pelayanan . .......................................................................... 35

2. Definisi Pelayanan Publik ................................................................. 37

3. Asas-asas Pelayanan Publik ............................................................... 40

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan ................................. 41

D. Kepemimpinan dalam Meningkatan Pelayanan Publik ........................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 47

B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 48

C. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 49

D. Sumber Data ............................................................................................. 49

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 50

F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 52

G. Analisis Data ............................................................................................ 53

H. Keabsahan Data ........................................................................................ 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kota Administrasi Jakarta Utara .......................... 58

a. Letak Geografis ............................................................................ 58

b. Demografi .................................................................................... 60

c. Pembagian Administratif ............................................................. 60

d. Sejarah, Lambang, Visi, dan Misi ................................................ 61

B. Gambaran Umum Situs Penelitian

1. Kecamatan Koja Jakarta Utara ........................................................... 66

a. Latar Belakang ............................................................................. 66

b. Kondisi Geografi .......................................................................... 67

c. Kondisi Demografi ....................................................................... 68

2. Pemerintahan Kecamatan Koja .......................................................... 70

a. Kesekretariatan ............................................................................. 70

b. Struktur Organisasi ....................................................................... 71

C. Penyajian Data dan Fokus Penelitian

1. Gaya Kepemimpinan Camat dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

............................................................................................................. 73

Page 14: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

a. Komunikasi Camat Koja Jakarta Utara dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik .......................................................................... 74

b. Pengambilan Keputusan oleh Camat Terkait dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik .......................................................................... 77

c. Pengawasan Camat Terhadap Bawahan Terkait dalam

Meningkatkan Pelayanan Publik .................................................. 79

d. Pendelegasian Tugas Kepada Bawahan Terkait dalam

Meningkatkan Pelayanan Publik .................................................. 80

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Pelayanan

Publik ................................................................................................. 82

a. Faktor Pendukung Terkait dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

....................................................................................................... 82

b. Faktor Penghambat Terkait dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

....................................................................................................... 89

D. Pembahasan

1. Gaya Kepemimpinan Camat dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

............................................................................................................. 91

a. Komunikasi Camat Koja Jakarta Utara dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik .......................................................................... 94

b. Pengambilan Keputusan oleh Camat Terkait dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik .......................................................................... 97

c. Pengawasan Camat Terhadap Bawahan Terkait dalam

Meningkatkan Pelayanan Publik .................................................. 99

d. Pembagian Tugas Kepada Bawahan Terkait dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik ........................................................................ 100

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Pelayanan

Publik ............................................................................................... 101

a. Faktor Pendukung Terkait dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

..................................................................................................... 102

b. Faktor Penghambat Terkait dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

..................................................................................................... 106

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 108

B. Saran ....................................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 113

Page 15: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Pembagian Kota dan Kabupaten Administratif DKI Jakarta Berserta

Kecamatannya ...................................................................................................... 60

Tabel 4.2 Prosentase Pemeluk Agama di Kecamatan Koja ................................. 69

Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Koja Tahun 2016 ................ 69

Tabel 4.4 Daftar Susunan Nama Sekretariat Kecamatan Koja Jakarta Utara ...... 72

Tabel 4.5 Sarana Peribadatan di Kecamatan Koja ............................................... 84

Tabel 4.6 Jumlah Sekolah di Kecamatan Koja Tahun 2016 ................................ 85

Tabel 4.7 Sarana Kesehatan di Kecamatan Koja ................................................. 86

Page 16: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Analisis Interaktif Miles dan Huberman .......................................... 55

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara ................................ 58

Gambar 4.2 Lambang Kota Administrasi Jakarta Utara ...................................... 63

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Kecamatan Koja jakarta Utara ......................... 71

Page 17: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini

tercantum dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

1945) pasal 1 ayat 1 yakni “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang

berbentuk Republik”. Indonesia merupakan Negara kesatuan yang memiliki 34

provinsi, dimana setiap provinsi mempunyai pemerintah daerah yang diberikan

hak untuk mengatur serta mengelola daerahnya sesuai dengan kebutuhan dari

daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Dasar Republik Indonesia

tahun 1945 pasal 18 ayat 2 yang menyatakan “pemerintah daerah provinsi, daerah

kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut

asas otonomi dan tugas pembantuan”. Hal ini menegaskan bahwa Indonesia

menganut asas otonomi daerah.

Otonomi daerah itu sendiri merupakan hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Berdasarkan apa yang telah dituangkan pada Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang kemudian diperbaharui

oleh Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

kemudian diperbahurui kembali oleh Undang-undang Nomor 23 tahun 2014

tentang pemerintahan daerah, definisi Otonomi daerah ialah “Otonomi daerah

Page 18: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

2

adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

sesuai dengan peraturan perundang- undangan”. Jika dilihat dari pembaharuan

Undang-undang tentang Pemerintah Daerah yang sudah terjadi berubahan hingga

tiga kali, maka terlihat jelas bahwa pemerintah sangat serius dalam menjalankan

otonomi daerah.

Terkait dengan otonomi daerah dan pemerintah daerah, tentu tidak terlepas

dengan adanya desentralisasi. Dimana dijelaskan oleh Undang-undang nomor 23

tahun 2014 tentang pemerintahan daerah pasal 1 ayat 8 menerangkan bahwa

“Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah oleh pemerintah pusat

kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi”.

Sesuai dengan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah,

asas desentralisasi digunakan pada kabupaten dan kota. Dengan begitu, kabupaten

dan kota akan menjadi daerah otonom penuh. Dari pendapat di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa otonomi daerah dapat diartikan sebagai wewenang yang

diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah baik kabupaten maupun kota

untuk mengatur, mengurus, mengendalikan dan mengembangkan urusannya

sendiri sesuai dengan kemampuan daerah masing-masing dan mengacu kepada

peraturan perundangan yang berlaku dan mengikatnya.

Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta yang merupakan Ibukota

NKRI dan juga pusat pemerintahan serta sebagai daerah otonom, mempunyai

dasar hukum yakni Undang-undang nomor 34 Tahun 1999 yang kemudian

direvisi menjadi Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan

Page 19: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

3

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota NKRI. Dengan terbitnya

Undangr-Undang Nomor 34 Tahun 1999 yang direvisi dengan terbitnya Undang-

Undang Nomor 29 Tahun 2007 menjelaskan bahwa kekhususan Kota Jakarta

terletak pada posisi ganda yang melekat padanya. Kota Jakarta di satu sisi

mempunyai posisi sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, di sisi

lain Kota Jakarta juga sebagai daerah otonom yang otonominya hanya berada

pada tingkat provinsi saja, sehingga dapat disimpulkan bahwa Kabupaten/Kota

yang ada di dalamnya bersifat administratif.

Provinsi DKI Jakarta yang merupakan daerah otonom terbagi menjadi 5

pembagian wilayah Kota administratif dan kabupaten. Yakni Kota administrasi

Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, serta

Kabupaten Kepulauan Seribu. Dalam hal ini, Kota Administrasi Jakarta Utara

merupakan salah satu kota terpenting dari kelima wilayah Kota administrasi DKI

Jakarta dari segi hubungan perdagangan internasional. Karena, Jakarta Utara

merupakan satu-satunya yang memiliki pelabuhan yang dinamakan pelabuhan

Tanjung Priok yang menjadi gerbang pintu masuk hubungan internasional melalui

ekspor-impor antar negara maupun antar pulau.

Kota Administrasi Jakarta Utara memiliki luas daratan 140,67 km2,

dengan panjang pantai 32 km dan memiliki 6 Kecamatan diantaranya Kecamatan

Koja, Kecamatan Kelapa Gading, Kecamatan Tanjung Priok, Kecamatan

Pademangan, Kecamatan Penjaringan, serta Kecamatan Cilincing. Kecamatan

tersebut memiliki tugas untuk penyelenggara pemerintahan, penyelenggara

pembangunan, dan penyelenggara pelayanan publik di Kota Administrasi Jakarta

Page 20: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

4

Utara. Penyelenggaraan Pemerintah Kecamatan didasarkan pada Peraturan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 9 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Pemerintah Kecamatan di DKI Jakarta.

Kecamatan mempunyai keleluasaan untuk mengekpresikan dirinya menuju

arah berkembang melalui pemberdayaan masyarakat daerah diwilayah kerjanya.

sebagai organisasi perangkat daerah di Kabupaten/Kota yang berhubungan

langsung dengan masyarakat, maka lebih memahami serta dapat menampung

masukan-masukan berupa keluhan maupun kritikan ataupun sumbangan

pemikiran berupa saran dari masyarakat.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan

daerah dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan

pasal 14 ayat 1, maka camat dan organisasi kecamatan berfungsi sebagai

pelaksana teknis dalam suatu wilayah kerja. Camat bukan lagi penguasa wilayah

seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 5 Ttahun 1974 tentang

pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Amanat UU tentang pemerintah daerah

tersebut mengisyaratkan bahwa kecamatan merupakan perangkat daerah

kabupaten/kota dalam menyelenggarakan sebagai urusan otonomi daerah dan

melaksanakan pelayanan publik.

Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang memiliki tugas utama

menurut Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 248 Tahun 2014 adalah

memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi kecamatan yaitu

melaksanakan tugas pemerintah yang dilimpahkan dari gubernur. Kepemimpinan

Page 21: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

5

sendiri adalah suatu proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok

individu lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Northouse 2007).

Dalam mengatur serta mengelola daerah yang baik tentu para kepala

daerah atau yang biasa disebut dengan pemimpin daerah harus memiliki kepekaan

terhadap kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Karena pemimpinlah yang harus

mengambil keputusan pertama jika suatu daerahnya mengalami permasalahan

terutama terkait pelayanan publik. Karena seperti yang disampaikan oleh

Donnelly, Gibson, dan Ivancevich bahwa kinerja merujuk kepada tingkat

keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan (Veithzal, 2011:16). Sedangkan menurut Hadist Riyawat

Buchori, Ibnu Umar r.a berkata bahwa:

“saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah

pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya.

Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat

yang dipimpinnya”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan bukanlah

sekedar karakter yang dimiliki oleh pemimpin namun merupakan suatu timbal

balik dimana pemimpin mempengaruhi dan dipengaruhi oleh anggotanya/

pegawainya. Kepemimpinan juga hanya terjadi di dalam kelompok atau

organisasi, dalam hal ini organisasi yang dimaksud adalah kecamatan.

Diperlukan gaya kepemimpinan yang tepat agar kecamatan dapat tetap

menjalankan tugasnya di tengah perubahan besar yang terjadi di struktur tata

pemerintahan Indonesia. Setiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda antara

satu dengan yang lainnya. Definisi gaya kepemimpinan menurut Thoha (dalam

Riberu 1982:27) adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat

Page 22: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

6

orang tersebut berusaha mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.

Dapat diartikan bahwa terdapat kesamaan substansi bahwa gaya kepemimpinan

merupakan cara yang digunakan oleh pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,

perasaan, sikap, dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya untuk

mencapai tujuan organisasi.

Camat sebagai pemimpin dari kecamatan memegang peran penting untuk

menggerakan anggotanya yaitu pegawai kecamatan baik pegawai negeri sipil

(PNS) maupun pegawai kontrak agar memberikan kinerja yang terbaik yang

mereka miliki. Salah satu indikator atas keberhasilan pemimpin adalah

keberhasilan bawahannya untuk menjalankan tugas. Untuk itu, seorang Camat

tentunya perlu memiliki kepemimpinan yang kuat dan menempatkan diri sebagai

pengayom dan pengarah anggotanya agar kecamatan dapat mencapai tujuan

bersama yaitu kesejahteraan masyarakat.

Salah satu tugas Kecamatan adalah sebagai penyelenggara pelayanan

publik. Dalam hal ini, pelayanan publik merupakan hal yang paling disorot dalam

penelitian ini. Berbicara mengenai pelayanan publik, Moenir (2001:26)

memberikan pengertian bahwa “pelayanan publik sebagai kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materiil

melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi

kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”. Sama halnya dengan pendapat ahli

yang lain, Kurniawan (2005:6) mengatakan bahwa “pelayanan publik adalah

pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang

Page 23: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

7

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata

cara yang telah ditetapkan”.

Pelayanan publik merupakan salah satu bentuk perwujudan fungsi dari

pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti yang ada pada

undang-undang. Hal ini didukung juga oleh surat edaran Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara (KEMENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 tentang

pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik dimana pelayanan publik

diartikan sebagai segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagi upaya pemenuhan penerima pelayanan

maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Mendapatkan pelayanan publik yang baik adalah hak seluruh warga

Negara, namun berbagai kasus menunjukkan dimana peningkatan pelayanan

publik dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan seorang camat. Dalam hal ini,

peningkatan pelayanan publik yang diberikan oleh negara melalui kantor

Kecamatan seperti contoh pada Kecamatan Koja yang merupakan bagian dari

Kota Administrasi Jakarta Utara.

Kecamatan Koja merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk pada

akhir bulan Desember 2016 berdasarkan data saksi kependudukan dan catatan

sipil Kecamatan Koja sebanyak 310.154 Jiwa dari 118.431 KK. Jumlah penduduk

tersebut tersebar di 6 Keluran dengan masing-masing ada di 82 RW dan 903 RT.

Penduduk Koja sebagian besar 91 % beragama islam, dan sisanya 9 % terbagi

dalam empat agama lainnya. Kecamatan Koja menjalankan tugasnya berdasarkan

dasar hukum Pergub DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi dan

Page 24: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

8

Tata Kerja Pemerintahan Kecamatan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Keputusan Pergub DKI Jakarta tersebut dimaksudkan sebagai penjabaran dari

Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang

Organisasi Perangkat Daerah.

Pada Masa Kepemimpinan Camat yakni Bapak Muh. Yusuf Madjid,

perubahan besar telah terjadi di Kecamatan Koja yaitu diantaranya

memaksimalkan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dengan dibuatnya program

AJIP (Antar Jemput Izin Permohonan) dimana warga yang ingin melakukan

perizinin hanya perlu memberikan berkas permohonan dan melengkapinya, lalu

petugas PTSP akan mengurus dan mengantarkan kerumah pemohon/warga

apalagi berkas perizinan telah selesai. Bapak Camat Yusuf Majid juga

memperbaharui teknis pengangkutan sampah, pemberdayaan/ pengendalian

pekerja penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU), pengerukan saluran

hubung (PHB) terkait dengan selokan air, dan lain sebagainya.

Sebelum dipimpin oleh Bapak Muh Yusuf Majid, Kecamatan Koja

merupakan Kecamatan yang bisa dikatakan standar, karena setiap pelayanan yang

ditujukan oleh masyarakat merupakan aturan dari Pemprov, hal ini membuat

Kecamatan Koja menjadi kaku karena tidak adanya sebuah inovasi atau terobosan

dari seorang pemimpin. Padahal dalam hal ini, setiap daerah tentu memiliki

kekurangan yang tentu tidak dapat diatasi hanya lewat aturan dari Pemprov.

Untuk itulah gaya kepemimpinan dibutuhkan untuk merubah keadaan yang

kurang memadai sesuai dengan inovasi dari seorang Camat.

Page 25: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

9

Kecamatan Koja merupakan salah satu Kecamatan yang mendapat

penghargaan Adipura dari Pemprov DKI Jakarta Utara sebagai daerah terbesih

dimana penilaian tersebut diumumkan pada Tanggal 29 Maret 2017, hal ini

disampaikan langsung oleh Camat Koja Jakarta Utara pada saat Apel pagi/

upacara pagi di lapangan Kantor Kecamatan Koja Jakarta Utara. Hal ini tentu

usaha dari Bapak Camat terkait dengan adanya kerja bakti setiap minggunya, serta

adanya program penghijauan yang disosialisasikan di setiap RT (Rukun

Tetangga).

Camat Koja menciptakan inovasi terkait dengan program-program yang

dibuat oleh pemprov DKI Jakarta, yang kemudian diatur serta dikelola sedemikian

rupa agar pelayanan yang ada di Kecamtan Koja lebih baik lagi. Selain itu salah

satu yang menyatakan terkait pelayanan ada di dalam Pergub DKI Jakarta Nomor

248 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan pasal 3 tentang

tupoksi (tugas pokok dan fungsi) Kecamatan ayat 2 poin i yakni “pelaksanaan

pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum

dapat dilaksanakan Pemerintahan Kelurahan”.

Jadi, Kecamatan merupakan organisasi pemerintah yang dipimpin oleh

seorang Camat. Salah satu tugas utamanya dalah memberikan pelayanan publik

kepada masyarakat dan dalam pelaksanaan tugasnya tidak terlepas dari peran

kepemimpinan yang digunakan oleh Camat tersebut. Maka dari itu penulis

mengambil judul “Gaya Kepemimpinan Sektor Publik dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik di Tingkat Kecamatan” studi pada kantor Kecamatan Koja

Jakarta Utara.

Page 26: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya kepemimpinan sektor publik di Kecamatan Koja

Jakarta Utara dalam meningkatkan pelayanan publik?

2. Faktor yang menjadi penghambat dan pendorong terkait dengan gaya

kepemimpinan Camat dalam meningkatkan pelayanan publik?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian inu adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menganalisis gaya kepemimpinan sektor publik di

Kecamatan Koja Jakarta Utara dalam meningkatkan pelayanan publik

2. Mengetahui dan menganalisis faktor apa saja yang menjadi

penghambat dan pendorong terkait dengan gaya kepemimpinan Camat

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memeberikan manfaat untuk beberapa aspek,

diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis

dan juga pembaca agar dapat mengambil nilai-nilai yang dapat

digunakan untuk menjadi seorang pemimpin. Serta untuk menambah

motivasi pembaca agar mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan

sektor publik sehingga menambahkan nilai positif.

Page 27: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

11

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat tingkat Kecamatan khususnya

di Kecamatan Koja Jakarta Utara ataupun sebagai motivasi untuk

tingkat yang lebih tinggi lagi dalam meningkatkan pelayanan publik.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh suatu gambaran yang lebih jelas tentang penulisan

skripsi ini, maka akan diuraikan terlebih dahulu sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan latar belakang masalah yang menjelaskan

tentang pentingnya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan juga sistematika penelitian. dalam bab ini penulis menjelaskan

mengenai model atau gaya kepemimpinan camat dalam meningkatkan pelayanan

publik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan penjelasan kerangka teoritis yang didalamnya

membahas landasan teori yang digunakan dalam pemecahan masalah yang

berkaitan dengan judul atau tema yang diangkat oleh peneliti. Landasan teori yang

akan digunakan meliputi teori-teori tentang kepemimpinan, kepemimpinan sektor

publik, gaya kepemimpinan, dan pelayanan publik.

Page 28: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

12

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjelasan menegnai metode penelitian yang meliputi

tentang jenis penelitian yang digunakan, lokasi penelitian, fokus penelitian, lokasi

penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, serta instrumen penelitian.

Dalam bab ini digunakan untuk mempermudah penulis dalam melakukan

penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan penjelasan dari hasil penelitian dan pembahsan yang

berupa gambaran umum lokasi penelitian, data-data yang diperoleh selama

penelitian sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya dan

pembahasan tentang perumusan masalah yang telah diangkat dalam penelitian.

Bab ini menjelaskan secara rinci penjelasan mengenai proses analisis data yang

didapat dari hasil penelitian sehingga arti dari data yang telah diambil tersebut

dapat diketahui.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dikemukan oleh penulis dari

hasil-hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil

penelitian dan pembahasan bab sebelumnya serta saran yang menjadi masukan

terkait fakta yang ditemukan peneliti di lapangan.

Page 29: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepemimpinan

1. Definisi Kepemimpinan

Setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta

membutuhkan seorang pemimpin untuk mengatur, mengarahkan, mengendalikan,

serta bertanggung jawab terhadap organisasi yang dipimpinnya. Kepemimpinan

merupakan yang sangat penting dalam manajemen dan organisasi. Bahkan ada

yang mengatakan bahwa “kepemimpinan merupakan jantung atau inti dari

manajemen dan organisasi”. Menurut Utaminingsih (2014:49) menjelaskan

kemampuan pemimpin dalam menggerakan dan mengarahkan orang-orang dalam

rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Thoha

(dalam Widhiarianti 2012:14) pemimpin adalah seseorang yang memiliki

kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang

lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.

Menurut Terry (dalam Pujosumedi 2010:76) kepemimpinan adalah

hubungan antara seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi

orang lain agar bersedia bekerjasama dalam tugas-tugas yang berkaitan untuk

mencapai apa yang diinginkannya. Lebih jauh lagi, kepemimpinan menurut Garry

Yulk (dalam Utaminingsih 2014:50) merupakan proses pemimpin mempengaruhi

pengikut untuk mengintepretasikan keadaan atau lingkungan organisasi,

pemilihan tujuan organisasi, pengorganisasian kerja dan memotivasi pengikut

Page 30: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

14

untuk mencapai tujuan organisasi, mempertahankan kerjasama dan tim kerja,

mengorganisir dukungan dan kerjasama orang dari luar organisasi.

Pemimpin memang memiliki pengaruh yang besar, selain itu pemimpin

juga dapat menggunakan pengaruh. Maksudnya adalah pemimpin tidak hanya

dapat memberikan perintah kepada bawahannya untuk melakukan sesuatu namun

juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan tersebut melaksanakan perintah

yang diberikan.

Definsi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan

tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,

mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga

mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya,

pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara

hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerjasama dari

orang-orang di luar kelompok atau organisasi (Rivai, 2012:2)

Kepemimpinan dibutuhkan untuk menciptakan visi terhadap masa depan,

dan memberikan inspirasi kepada para anggota organisasi agar bersedia mencapai

visi itu (Stephan P. Robbins, 2007:432). Kepemimpinan sebagai proses pemimpin

dalam menciptakan visi, mempengaruhi sikap dan perilaku, pendapat, nilai-nilai,

norma dan sebagainya dari pengikut untuk merealisasikan visi. Jadi dalam hal ini,

terkait dengan beberapa pengertian mengenai kepemimpinan yang telah

dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu

proses mempengaruhi, mengendalikan, mengarahkan, serta mengatur jalannya

sebuah organisasi untuk mencapai sebuah tujuan organisasi itu sendiri.

Menurut Setyawan (dalam Rewansyah 2011:119) karakteristik

kepemimpinan yang efektif timbul karena dorongan dari beberapa faktor.

Diantaranya adalah:

Page 31: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

15

a. Motivasi serta bakat yang dapat menimbulkan kepemimpinan pada

seorang seperti : penuh inisiatif, energik, ambisi, tekun, dan

proaktif dalam mengejar sasaran. Mempunyai keinginan

memimpin tetapi tidak mengharapkan keskuasaan, jujur, memiliki

integritas yang tinggi dan dapat dipercaya, memiliki rasa percaya

diri yang tinggi dalam memikul tanggung jawab, serta sering lebih

kreatif dan juga lebih fleksibel.

b. Memiliki pengetahuan, keahlian, dan juga kemampuan yang

menimbulkan kepemimpinan seperti : memiliki pengetahuan yang

luas, memiliki keahlian hubungan antar manusia, membangun

jaringan komunikasi, memecahkan masalah, mengambil

keputusan, menetapkan sasaran, serta memiliki kemampuan

kognitif terutama kemampuan mengolah informasi serta

memadukan dan menarik kesimpulan yang logis.

c. Mempunyai visi yang jelas karena visi adalah komponen vital

yang menjadi daya dorong bagi pemimpin dalam hal : menetapkan

apa yang harus dikerjakan agar visi dapat terwujud, mengartikulasi

visi dengan ringkas, memformulasi visi strategis,

mengembangakan komitmen diantara pengikut dengan cara yang

jelas, serta mengimplementasi visi serta berusaha

merealisasikannya.

Menurut Rewansyah (2011:120) kata pemimpin mencerminkan kedudukan

seorang/kelompok orang pada hierarki tertentu dalam organisasi yang mempunyai

Page 32: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

16

bawahan. Karena kedudukan yang bersangkutan mendapatkan kekuasaan formal

dan tanggung jawab. Tannenbaun, Weschler, Massarik berpendapat bahwa

kepemimpinan mempunyai pengaruh antar pribadi yang dilakukan dalam situasi

melalui proses komunikasi dan diarahkan pada pencapaian tujuan (dalam

Pudjosumedi, 2010:73). Jadi kesimpulannya, kepemimpinan adalah suatu perilaku

seseorang untuk mempengaruhi dan mengarahkan suatu kelompok agar mencapai

tujuan tertentu yang sudah menjadi keinginan bersama.

Salah satu keberhasilan atau bahkan kegagalan suatu organisasi adalah

kepemimpinan dari seseorang pemimpin karena pemimpin merupakan pribadi

yang dapat mempengaruhiatau mendorong bawahannya. Jika seorang pemimpin

gafal mendorong bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi maka kegagalan

yang seperti itu berpotensi terhadap kegagalan organisasi.

2. Definisi Kepemimpinan Sektor Publik

Kebutuhan akan leadership sektor publik mulai lebih besar daripada

sebelumnya. Ada banyak tantangan substantif dan proses di saat ini, dan ini selalu

baru, kompleks dan dinamis. Tantangan tersebut seperti yang ditunjukkan oleh

global warming, krisis kredit di sistem finansial dunia, dan ancaman ke kesehatan

dan keamanan publik telah menembus batas, melewati level pemerintah, sektor,

komunitas dan bangsa. Karena itu, pentingnya leadership sektor publik yang

efektif bisa berlipat ganda, dan berdampak ke jutaan orang. Karena itu, kebutuhan

dan harapan akan leadership sektor publik yang efektif perlu dipahami

(Tjahjanulin Domai dan Andi gani: 2012).

Page 33: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

17

Kepemimpinan dalam sektor publik munculnya tidak hanya faktor lahir

atau dari proses belajar. Jawaban yang paling masuk akal adalah bahwa sifat,

kemampuan, motif dan karakteristik yang diperlukan oleh efektivitas

kepemimpinan disebabkan oleh kombinasi faktor keturunan dan

lingkungan (Dubrin, 2007). Meskipun ada beberapa atribut bawaan yang berguna

yang mudah berhubungan dengan para pemimpin, mereka tidak bisa menjelaskan

mengapa ia adalah pemimpin dalam situasi ini, tetapi bukan pemimpin dalam

situasi itu, dan mereka hanya dapat menjelaskan sebagian kecil dari perilaku

pribadi yang berbeda.

3. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi dalam Bahasa Indonesia berarti jabatan (pekerjaan) yang dilakukan

atau kegunaan suatu hal. Sedangkan sudah disebutkan pada definisi pemimpin,

bahwa pemimpin memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap bawahannya

ataupun orang-orang yang mereka pimpin. Berati dapat dikatakan apabila

kepemimpinan memiliki fungsi untuk menciptakan visi ataupun tujuan dari

lembaga atau sebuah tempat yang mereka kelola.

Fungsi kepemimpinan menurut Zainal, dkk (2014:34) menyebutkan bahwa

fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam

kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa

setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Dengan demikian

seorang pemimpin terlibat langsung dalam segala situasi di kehidupan kelompok

atau organisasi masing-masing. Sedangkan menurut Kartono (2005:93) bahwa

fungsi kepemimpinan adalah sebagai pemandu, menuntun, membimbing,

Page 34: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

18

membangun, memberi, dan membangunkan motivasi-motivasi kerja,

mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan organisasi komunikasi yang

baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa para

pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan

perencanaan.

Secara operasional, menurut Zainal, dkk (2014:34-35) fungsi

kepemimpinan dapat dibedakan menjadi lima pokok fungsi kepemimpinan, yaitu

sebagai berikut:

a. Fungsi Instruksi

Fungsi ini bersifat satu arah. Pemimpin sebagai komunikator

merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bila mana,

dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat

dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif

memerlukan kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi

orang lain agar mau melaksanakan perintah.

b. Fungsi Konsultasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam

usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan

bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan

orang-orang yang dipimpinnya, yang dinilai mempunyai berbagai

bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.

Tahap berikutnya konsultasi dari pemimpin pada orang-orang yang

dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan di tetapkan dan sedang

Page 35: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

19

dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh

masukan berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan

menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan

dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat

diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapatkan

dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya. Sehingga

kepemimpinan berlangsung efektif.

c. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan

orang-orang yang dipimpinnya. Baik dalam keikutsertaan

mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi

tidak bebas berbuat semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali

dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau

mengambil tugas pokok dari orang lain. Keikutsertaan pemimpin

harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

d. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan

wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui

persetujuan atau tanpa persetujuan pimpinan. Fungsi delegasi pada

dasarnya adalah kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu

harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki

kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.

Page 36: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

20

e. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian dimaksudkan ialah bahwa kepemimpinan

yang sukses/efektif mampu mengatur anggotanya secara terarah

dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan

tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian

dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,

koordinasi, dan pengawasan.

Seluruh Fungsi tersebut dilakukan dalam aktivitas kepemimpinan yang

integral, maksudnya pemimpin telah melaksanakan semua kewajiban dan tanggng

jawab pemimpin dalam menciptakan suasana organisasi yang harmonis dan

anggota dari organisasi tersebut memahami visi misi dari pemimpin tersebut. Hal

tersebut mempermudahkan pemimpin dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan.

4. Gaya Kepemimpinan

Pada suatu organisasi terdapat faktor produksi yang memerlukan

pengelolaan yang tepat dari para pemimpin. Dalam mempimpin organisasi

tersebut seorang pemimpin perlu menerapkan suatu cara atau gaya yang

diterapkannya dalam kepemimpinannya yang tentu saja harus dikondisikan sesuai

organiasi tersebut. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi

perilaku orang lain (Djanaid, 2004:202). Seseorang akan terlibat dalam aktivitas

kepemimpinan jika seorang tersebut berusaha untuk mempengaruhi perilaku

orang lain. Menurut Flippo (1992:122) “suatu gaya kepemimpinan dapat

dirumuskan sebagai suatu pola perilaku yang dirancang untuk memadukan

Page 37: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

21

kepentingan-kepentingan organisasi dan personalia guna mengerjar beberapa

sasaran”.

Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memberikan wawasan

sehingga orang lain ingin menggapainya. Pemimpin yang baik memberikan

pengalaman, keterampilan, dan sikap pribadinya untuk membangkitkan semangat

dan tim kerja. Setiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda antara satu dengan

yang lainnya. Definisi gaya kepemimpinan menurut Thoha (dalam Riberu

1982:27) adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang

tersebut berusaha mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dapat

diartikan bahwa terdapat kesamaan substansi bahwa gaya kepemimpinan

merupakan cara yang digunakan oleh pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,

perasaan, sikap, dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya untuk

mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan,

mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan untuk

bisa melakukan sesuatu pekerjaan aatas kesadarannya dan sukarela dalam

mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam Mohyi (2013:166) dikatakan bahwa gaya

kepmimpinan secara sederhana dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1) Gaya Kepemimpinan Otoriter atau Otokratis

Gaya kempimpinan otokratis menurut Robbins dan Coulter

dalam Dimyati (2014:73) adalah pemimpin yang memusatkan

kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte, membuat keputusan

Page 38: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

22

secara sepihak dan juga meminimalisasi partisipasi karyawannya.

Gaya kepemimpinan otoriter yakni dimana pengambilan keputusan

dalam segala hal hanya terpusat pada pemimpin saja tanpa mendengar

masukan dari pengikut atau bawahan. Bawahan hanya berhak untuk

menjalankan tugas-tugas yang diberikan atau diperintahkan oleh

pemimpin. Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga

dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah (Rewansyah,

2011:142).

Berikut adalah ciri-ciri dari kepemimpinan otokratis menurut

Dimyati (2014:73) yaitu :

a. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin

b. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya di-dikte oleh atasan

setiap waktu sehingga langkah-langkah yang akan datang

selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas

c. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama

setiap anggota

2) Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis menurut Thoha (2013:49)

adalah Gaya kepemimpinan demokratis, gaya ini dikaitkan dengan

kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sedangkan gaya

kepemimpinan demokratis menurut Rivai dalam Dimyati (2014:74)

adalah:

“Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu

struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan

pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah

kepemimpinan demokratis, bawahan cenderung bermoral

Page 39: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

23

tinggi, dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja, dan

dapat mengarahkan diri sendiri.”

Dalam gaya demokratis ini pemimpin mengambil

keputusan dalam sebuah organisasi dengan cara mengikutsertakan

bawahannya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara ikut

berpartisipasi secara langsung maupun dengan cara diwakilkan.

Kepemimpinan ini mengutamakan musyawarah pada setiap jenjang

ataupun dalam masing-masing unit. Kepemimpinan demokratis

adalah kepemimpinan aktif, dinamis, dan terarah (Rewansyah,

2011:143).

Berikut adalah ciri-ciri kepemimpinan demokratis menurut

Sukanto dalam Dimyati (2014:74):

a. Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan

diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin

b. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk

tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk

teknis, pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif

prosedur yang dapat dipilih

c. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka

pilih dan pembagian tugas ditentukan kelompok.

Menurut Haryono dalam Pasolong (2013:121) gaya

kepemimpinan demokratis ini bukan berarti pemimpin tidak membuat

keputusan, namun pemimpin harus mampu memahami apa yang

menjadi sasaran dalam organisasi sehingga dapat menggunakan

pengetahuan anggotanya.

Page 40: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

24

3) Gaya Kepemimpinan Delegatif (Laisses Faire)

Gaya kepemimpinan delegatif ini memberikan kebebasan

kepada bawahannya atau semua pegawainya untuk ikut serta dalam

mengambil keputusan dan melakukan kegiatan sesuai dengan

kepentingan masing-masing. Berikut adalah ciri-ciri gaya

kepemimpinan delegatif menurut Handoko dan Reksohadiprodjo

dalam Dimyati (2014:75-76) :

a. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya

sendiri

b. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum

c. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk

mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.

Pemimpin yang termasuk dalam tipe ini atau gaya

kepemimpinan delegatif, sama sekali tidak memberikan kontrol

dan koreksi terhadap pekerjaan anggota-anggotanya (Mohyi,

2013:167).

Dalam penjelasan yang sudah dipaparkan, maka sudah jelas bahwa

kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi dan juga

mengarahkan bawahan atau pengikut agar tercapai tujuan bersama. Peran

pemimpin yang sangat strategis dan penting bagi pencapain misi, visi, dan tujuan

suatu organisasi, merupakan salah satu motif yang mendorong manusia untuk

selalu menyelidiki seluk-beluk yang terkait dengan kepemimpinan (Susilo dan

Durrotun Nafisah, 2006:70).

Selain itu masih terdapat aspek-aspek lain yang terdapat dalam gaya

kepemimpinan, yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Diantaranya yaitu :

Page 41: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

25

a. Komunikasi

Menurut Rivai dan Mulyadi (2009:336) komunikasi merupakan

“pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.” Dalam sebuah

organisasi, komunikasi dapat diartikan sebagai adanya interaksi

dua arah antara anggota organisasi itu terkait dengan apa saja yang

berhubungan dengan berjalannya organisasi itu.

b. Pengambilan keputusan

Menurut Rivai dan Mulyadi (2009:238) pengambilan keputusan

merupakan “seperangkat langkah yang diambil individu atau

kelompok dalam memecahkan suatu masalah”. Pengambilan

keputusan ini terjadi dikarenakan adanya suatu masalah, sehingga

membutuhkan respon yang cepat dari individu atau kelompok

orang untuk segera menyelesaikan masalah itu. Yang nantinya

melalui keputusan tersebut diharapkan adanya keputusan yang

benar-benar sesuai dengan berpengaruh baik terhadap berjalannya

organisasi kedepan.

c. Pengawasan

Robbins dan Coulter dalam Setyowati (2013:151) pengawasan

adalah “proses pemantauan kegiatan-kegiatan untuk memastikan

bahwa kegiatan itu diselesaikan sebagaimana telah direncanakan

dan proses mengoreksi setiap penyimpangan terjadi”. Dalam

sebuah organisasi dibutuhkan adanya pengawasan yang baik oleh

Page 42: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

26

pemimpin agar bawahannya mengetahui batasan dan

bertanggungjawab terhadap apa yang dikerjakannya.

d. Pembagian Tugas

Menurut Hasibuan (2006) menjelaskan bahwa definisi

Pimpinan adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinanya

mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari

pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan menyangkut

suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara pimpinan

dan anggota kelompok. Dalam hal ini, pemimpinan mempunyai

wewenang dalam mengarahkan pekerjaan untuk tercapainya

tujuan.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang

menunjang atau yang mempengaruhi kepemimpinan adalah komunikasi,

pengambilan keputusan, pengawasan. Serta pembagian tugas. Keempat hal

itulah yang mempengaruhi gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh

pemimpin dalam suatu organisasi.

B. Pemerintahan Daerah

1. Definisi Pemerintahan Daerah

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

yang kemudian diperbaharui oleh Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah kemudian diperbahurui kembali oleh Undang-undang

Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, adalah penyelenggaraan

urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Page 43: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

27

Daerah (DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi,

kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur oleh

undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.

Pemerintah Daerah wajib menjamin terselenggaranya pelayanan publik

berdasarkan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, hal ini

sudah diatur berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 pasal 344 ayat 1 terkait

dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik.

Menurut Hossein dalam Muluk (2009:57) menjelaskan bahwa local

goverment merupakan konsep yang dapat mengandung tiga pengertian sebagai

berikut:

a. Pemerintahan lokal yang kerap kali dipertukarkan dengan local

authority yang mengacu pada organ, yakni council dan mayor

dimana rekrutment penjabatnya didasarkan pada pemilihan.

b. Mengacu pada pemerintahan lokal yang dilakukan oleh

pemerintah lokal. Arti kedua ini mengacu pada fungsi. Dalam

Page 44: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

28

menentukan fungsi yang menjadi kewenangan pemerintah

daerah, terdapat dua prinsip yang lazim dipergunakan. The

ultra vires doctrine menunjukan bahwa pemerintahan daerah

dapat bertindak pada hal-hal tertentu atau memberikan

pelayanan tertentu saja. Fungsi pemerintahan yang tersisa

menajdi kompetensi pemerintah pusat.

c. Bermakna daerah otonom, bahwa pembentukan daerah otonom

yang secara simultan merupakan kelahiran status otonomi

berdasarkan atas aspirasi dan kondisi objektif dari masyarakat

yang berada di wilayah tertentu sebagai bagian dari bangsa dan

wilayah nasional. Masyarakat yang menganut otonomi melalui

desentralisasi menjelma menjadi daerah otonom sebagai

kesatuan masyarakat hukum yang berwenang mengatur dan

mengurusurusan pemerintahan menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat.

Dari keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah daerah

merupakan wujud penyelenggaraan pemerintahan bagi masyarakat daerah yang

dapat berimplikasi pada efisiensi dan peningkatan respons pemerintah secara

keselurihan. Hal ini dikarenakan pemimpin daerah yang telah dipilih secara

lansgung mengetahui konsituen mereka lebih baik daripada otoritas di tingkat

level nasional. Hal ini memberikan posisi diri dengan baik untuk memberiukan

pelayanan publik sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh

masyarakat.

Page 45: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

29

2. Otonomi Daerah

Otonomi daerah yang ditetapkan oleh Undang-undang Nomor 23 tahun

2014 pasal 1 ayat 3 menjelaskan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan

Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Dalam persepektif pendayagunaan aparatur negara

pada hakekatnya adalah memberikan kesempatan yang luas bagi daerah untuk

membangun struktur pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan daerah yang

responsif terhadap kepentingan masyarakat, membangun sistem pola karir politik

dan administrasi yang kompetitif. Meningkatkan efisiensi pelayanan publik

daerah serta meningkatkan transparansi pengambilan kebijakan dan akuntabilitas

publik.

Otonomi daerah diartikan sebagai kewenangan daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri aspirasi masyarakat. Menurut Logeeman dalam Wiyono (2006:30)

menerangkan:

“Otonomi sebagai kebebasan bergerak yang diberikan kepada daerah

otonom dengan tujuan memberikan kesempatan kepada daerah untuk

mempergunakan prakarsanya sendiri dari segala macam kekuasaannya,

untuk mengurus kepentingan umum (penduduk). Pemerintah yang

demikian itu dinamakan otonom”.

Tujuan pemberian otonomi kepada daerah memungkinkan daerah untuk

dapat bergerak secara bebas dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri agar adanya tingkatan daya guna dan hasil guna dari penyelenggara

pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pembinaan kemasyarakatan

Page 46: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

30

dan untuk memperlancar pelaksanaan tugas-tugas pemerintah di daerah termasuk

di dalamnya dalam rangka untuk pembangunan nasional.

Dalam pemberian otonomi daerah ada prinsip-prinsip yang dijadikan

pedoman dalam penyelenggaraan pemerintah daerah menurut Suparmoko

(2002:23) yaitu:

a. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan

memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta

potensi dan keanekaragaman daerah

b. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata,

dan bertanggung jawab

c. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada

daerah kabupaten/kota, sedangkan daerah provinsi merupakan

otonomi yang terbatas

d. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan kondisi Negara

sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan

daerah serta antar daerah

e. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan

kemandirian daerah otonom, dan karenanya dalam daerah

Kabupaten/kota tidak ada lagi wilayah administrasi

f. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan

dan fungsi badan legislatif derah, baik fungsi legislasi, fungsi

pengawasan, maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah

Page 47: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

31

g. Pelaksanaan atas dekonsentrasi diletakan pada daerah provinsi

dalam kependudukannya sebagai wilayah administrasi untuk

melaksanakan kewenangan pemerintahan tertentu dilimpahkan

kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah.

h. Pelaksanaan atas tugas pembantuan dimungkinkan tidak hanya dari

pemerintah kepada daerah tetapi juga dari pemerintah dan daerah

kepada desa disertai dengan pembiayaan, sasaran dan prasarana,

serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan

pelaksanaan dan pertanggung jawaban kepada yang menugaskan.

Salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh daerah dalam

penyelenggaraan otonomi daerah adalah adanya inisiatif dari pemerintah daerah

untuk mengatur penyelenggaraan urusan rumah tangganya. Salah satu upaya

untuk mewujudkan hal itu adalah melalui wewenang Bupati/Walikota kepada

Camat untuk menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah dan pembangunan.

Daerah kabupaten/kota membentuk Kecamatan dalam rangka

meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan

pemberdayaan masyarakat Desa/kelurahan, hal ini sesuai dengan UU Nomor 23

Tahun 2014 pasal 221 ayat 1. Pelimpahan wewenang kepada camat merupakan

tuntutan dari warga masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang mudah,

murah, cepat, dan berkualitas. Dalam hal ini, merupakan amanat dari UU Nomor

23 Tahun 2014 pasal 226 ayat 2 yang menjelaskan “Pelimpahan kewenangan

bupati/wali kota dilakukan berdasarkan pemetaan pelayanan publik yang sesuai

dengan karakteristik Kecamatan dan/atau kebutuhan”. Demikian pula dengan

Page 48: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

32

yang dijelaskan oleh Peraturan pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang

pedoman organisasi perangkat daerah, pasal 12 ayat (3) yang menerangkan

“Camat menerima pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari

Bupati/Walikota”.

3. Definisi Kecamatan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan

pasal 24 menjelaskan bahwa Kecamatan adalah bagian wilayah dari Daerah

kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat. Daerah kabupaten/kota membentuk

Kecamatan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan

pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat Desa/kelurahan.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan pasal 14

ayat 1 yakni “Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai

pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan

dipimpin oleh Camat”.

Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi DKI Jakarta Nomor 248 Tahun

2014 tentang organisasi dan tata kerja Kecamatan pasal 2 ayat 2 “Kecamatan

dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggung

jawab kepada Walikota/Bupati melalui Sekretaris Kota Aadministrasi/Kabupaten

Administrasi”. Dalam hal ini, Pergub DKI Jakarta Nomor 248 Tahun tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan pasal 3 mengisyaratkan bahwa kecamatan

merupakan perangkat daerah kabupaten/kota dalam menyelenggarakan sebagai

urusan otonomi daerah dan melaksanakan pelayanan publik.

Page 49: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

33

Menurut Wasistiono dkk, (2009) menjelaskan bahwa kecamatan

merupakan salah satu entitas pemerintah yang memberikan pelayanan langsung

kepada masyarakat. Sedangkan menurut Schmid (1972), kecamatan dapat

dipandang sebagai suatu sistem organisasi dan kontrol sumber daya yang

kinerjanya ditentukan oleh pola relasi dengan kabupaten dalam konteks otonomi

daerah, dan pola relasi dengan desa dalam konteks otonomi desa.

Kecamatan mempunyai keleluasaan untuk mengekpresikan dirinya menuju

arah berkembang melalui pemberdayaan masyarakat daerah diwilayah kerjanya.

sebagai organisasi perangkat daerah di Kabupaten/Kota yang berhubungan

langsung dengan masyarakat, maka lebih memahami serta dapat menampung

masukan-masukan berupa keluhan maupun kritikan ataupun sumbangan

pemikiran berupa saran dari masyarakat.

Dengan dikeluarkannya Pergub DKI Jakarta Nomor 248 Tahun 2014

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan, dimana disebutkan dalam Pasal

3terkait tugas dan fungsi Kecamatan adalah sebagai berikut :

(1) Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang dilimpahkan Gubernur dan mengoordinasikan

pelaksanaan tugas pemerintahan daerah di wilayaha Kecamatan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Kecamatan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran

Kecamatan;

b. Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran

Kecamatan;

c. Pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

Page 50: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

34

d. Pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum;

e. Pengoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan daerah;

f. Pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

g. Pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

Kecamatan;

h. Pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan;

i. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintahan

Kelurahan;

j. Pengoordinasian, pengendalian dan evaluasi penyusunan rencanan

strategis dan rencana kerja anggaran satuan kerja sektor dan kelurahan

di wilayah Kecamatan

k. Pengoordinasian, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan operasional

tugas satuan kerja sektor dan Kelurahan di wilayah Kecamatan;

l. Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana umum;

m. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan

prasarana dan sarana kerja Kecamatan;

n. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang Kecamatan;

o. Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Kecamatan;

p. Pengelolaan kearsipan, data dan informasi Kecamatan; dan

q. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

Kecamatan.

(3) Selain melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2), Kecamatan melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh

Gubernur untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah pada aspek

koordinasi, pembinaan, pengawasan, penetapan dan penyelenggaraan.

(4) Tugas yang dilimpahkan sebagimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan

dengan Peraturan Gubernur tersendiri.

(5) Pelimpahan tugas selain sebagimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, terutama setelah

diberlakukannya Undang-undang Otonomi Daerah, maka Kepala Daerah perlu

Page 51: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

35

dibantu oleh perangkat daerah yang dapat menyelenggarakan seluruh urusan

pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu untuk

membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah maka

bupati sesuai dengan wewenangnya melimpahkan sebagian urusan otonomi

daerah dan tugas umum pemerintah kepada Camat sebagai perangkat daerah yang

memimpin wilayah Kecamatan.

Peran camat ini sangat penting dan sangat strategis dalam mendukung

terlaksananya otonomi daerah, apalagi saat ini Kecamatan bukan lagi sebagai

kepala wilayah Kecamatan sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat,

melainkan kecamatan diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang pemerintahan daerah, adalah merupakan unsur perangkat daerah yang

menerima pelimpahan wewenang dari Bupati/Walikota untuk melaksanakan

sebagian urusan otonomi daerah dan pemerintahan umum.

Kecamatan memiliki tujuan yaitu untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat karena aparatur pemerintahan di kecamatan memiliki tugas pokok dan

fungsinya masing-masing yang menjadi dasar dari pelayanan publik itu sendiri.

Pemimpin atau biasa kita sebut camat, diharapkan mampu membawa kecamatan

tersebut untuk memberikan pelayanan yang memadai serta terbaik bagi

masyarakat.

C. Pelayanan Publik

1. Definisi Pelayanan

Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang,

sekelompok orang, dan atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung

Page 52: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

36

untuk memenuhi kebutuhan. Menurut beberapa ahli mengenai pelayanan, salah

satunya adalah Kotler seperti yang dikutip oleh Sinambela (2010:4) “pelayanan

adalah setiap kegiatan menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan

menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk fisik”.

Sedangkan Sampara dalam Sinambela (2010:5) mengatakan “pelayanan adalah

suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan

orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan”.

Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang

lain secara langsung, Moenir (2003). Pelayanan memiliki tiga makna yaitu

perbuatan, pemenuhan kebutuhan, dan kemudahan. Dengan demikian pelayanan

mengandung unsur aktif yaitu kemampuan mencari tahu akan kebutuhan yang

akan dilayani. Moenir (2007:27) mengatakan bahwa “pelayanan adalah proses

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung yang pada

hakekatnya merupakan serangkaian kegiatan karena itu pelayanan merupakan

proses dan sebagai proses, pelayanan itu berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat”.

Menurut Thoha (1995:45) menjelaskan definisi pelayanan adalah suatu

usaha yang dilakukan oleh seseorang dan atau kelompok instansi tertentu untuk

memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka untuk

mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan

bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan yang tak terlihat wujudnya yang

Page 53: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

37

dilakukan secara langsung oleh orang atau sekelompok orang atau organisasi

untuk memenuhi kebutuhan orang lain sehingga tercapai kepuasan pelanggan.

2. Definisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat

luas, terutama dalam kehidupan bernegara. Di Indonesia pelayanan publik masih

menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang

komprehensif. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai tuntutan dan

ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang mereka terima.

Dalam arti sempit, pelayanan publik adalah suatu tindakan pemberian

barang atau jasa kepada masyarakat oleh pemerintah dalam rangka tanggung

jawabnya kepada publik, baik diberikan secara langsung maupun melalui

kemitraan dengan swasta dan masyarakat. Berdasarkan jenis dan intensitas

kebutuhan masyarakat, kemampuan masyarakat, dan pasar. Ndraha (2000:34),

menjelaskan bahwa pelayanan publik adalah hal-hal yang menyangkut

kepentingan masyarakat umum, dan ini dibedakan oleh Ndraha dalam wujud jasa

dan pelayanan. Jasa adalah produk yang ditawarkan provider (penyedia) dan

consumer (konsumen/pengguna) harus menyesuaikan dengan tawaran itu,

sedangkan layanan adalah produk yang sediakan provider (penyedia) dan

penyedia tersebut harus menyesuaikan dengan kondisi atau tuntutan consumer

(konsumen/pengguna).

Menurut Sedarmayanti (2004:195) “pelayanan masyarakat atau pelayanan

umum tidak terlepas dari masalah kepentingan umum yang menjadi asal usul

timbulnya istilah pelayanan masyarakat (publik)”. Sedangkan Moenir (2001:26)

Page 54: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

38

memberikan pengertian bahwa “pelayanan publik sebagai kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materiil

melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi

kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”. Sama halnya dengan pendapat ahli

yang lain, Kurniawan (2005:6) mengatakan bahwa “pelayanan publik adalah

pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata

cara yang telah ditetapkan”.

Pelayanan publik merupakan salah satu bentuk perwujudan fungsi dari

pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti yang ada pada

undang-undang. Hal ini didukung juga oleh KEMENPAN Nomor 63 Tahun 2003

pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik dimana pelayanan publik

diartikan sebagai segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagi upaya pemenuhan penerima pelayanan

maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Definisi pelayanan Publik menurut KEMENPAN Nomor 58 Tahun 2002

tentang pedoman pelaksanaan pelayanan prima mengelompokan tiga jenis

pelayanan dari instansi pemerintah serta BUMN/BUMD. Pengelompokan jenis

pelayanan tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan serta produk

pelayanan yang dihasilkan, yaitu diantaranya:

(1) Pelayanan administratif

(2) Pelayanan barang

(3) Pelayanan jasa

Page 55: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

39

Pelayanan administratif kependudukan (KTP, akte kelahian, kartu

keluarga, akte kematian). Pelayanan barang adalah pelayanan yang diberikan yang

diberikan oleh unit pelayanan yang berupa kegiatan penyediaan dan/atau

pengelolaan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya

kepada konsumen langsung (sebagai unit individual) dalam suatu sistem. Atau

yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi

penggunanaya. Misalnya pelayanan listrik, pelayanan air bersih, pelayanan telpon.

Pelayanan administratif adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit

pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan, keputusan, dokumentasi,

dimana hal tersebut nantinya akan menghasilkan produk seperti dokumen,

sertifikat izin membangun, rekomendasi.

Berdasarkan dari apa yang telah dijelaskan oleh para ahli mengenai

pelayanan publik, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik merupakan

kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh organisasi, instansi,

lembaga, atau sekelompok orang dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat,

dimana diharapkan masyarakat dapat puas terhadap pelayanan yang diberikan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan publik dapat ditandai dengan adanya

pengabdian kepada masyarakat untuk memenuhi dan kepuasan masyarakat. Untuk

itu, suatu kewajiban bagi organisasi pemerintahan yang menyediakan pelayanan

publik untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan dan

kepuasan masyarakat sangat diutamakan mengingat keduanya mempunyai

pengaruh yang sangat besar bagi pencapaian fungsi dari pemerintah itu sendiri.

Page 56: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

40

3. Asas-asas Pelayanan Publik

Pelayanan publik dilakukan untuk memberikan kepuasan bagi pengguna

jasa, karenaa itu penyelenggaraannya membutuhkan asas-asas pelayanan. Dengan

kata lain, dalam memberikan pelayanan publik, instansi penyedia pelayanan

publik harus memperhatikan asas pelayanan publik. Hakikat pelayanan adalah

pemberian pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan fungsi

aparatur pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan. Berdasarkan KEMENPAN

Nomor 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan

publik disebutkan mengenai asas-asas pelayanan, diantaranya sebagai berikut:

a. Transparansi. Bersifat terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh

pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta

mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas. Dapat dipertanggung jawabakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional. Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi

dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip

efisiensi dan efektivitas.

d. Kesamaan hak. Tidak diskriminatif dalam arti tidak

membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status

ekonomi.

e. Keseimbangan Hak dan Kewajiban. Pemberi dan penerima

pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-

masing pihak.

Page 57: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

41

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan

Berikut adalah faktor pendukung yang dikemukakan oleh Moenir

(1995:88) yakni :

a. Faktor Kesadaran

Kesadaran adalah hasil dari suatu proses yang terkadang

membutuhkan waktu cukup lama dalam keadaan tenang dan tidak dalam

keadaan emosional. Dengan adanya kesadaran maka akan ditemukan suatu

kebenaran yang hakiki sehingga dapat melihat yang benar dan yang salah.

Proses dari munculnya kesadaran tersebut berbeda dari satu orang dengan

yang lainnya. Jika berbicara mengenai kesadaran terutama dihubungkan

dengan kemajuan seseorang di lingkungan pekerjaan, hal paling penting

yang harus diketahui adalah setiap orang memiliki suatu kelebihan dari

orang yang lainnya. Kesadaran dapat dikaitkan dengan pemecahan

masalah, keduanya memiliki kesamaan dalam hal prosesnya.

Menurut Moenir (1995:90) bahwa kesadaran berfungsi sebagai

acuan dasar yang akan melandasi pada perbuatan/ tindakan berikutnya.

Sedangkan pemecahan masalah berfungsi sebagai alat penyelesaian pada

waktu itu dan bersifat khusus. Kesadaran menyangkut pada hati nurani

yang dalam.

b. Faktor Aturan

Aturan merupakan suatu perangkat penting dalam segala hal dan

tindakan seseorang. Dalam sebuah organisasi aturan kerja dibuat oleh

Page 58: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

42

manajemen sebagai pihak yang berwenang dalam mengatur segala sesuatu

di organisasi. Maka dari itu setiap aturan menyangkut langsung maupun

tidak langsung kepada seseorang.

Menurut Moenir (1995:91) pertimbangan pertama manusia sebagai

subjek aturan ditunjukan kepada hal-hal penting, yakni :

a) Kewenangan

b) Pengetahuan dan pengalaman

c) Kemampuan bahasa

d) Pemahaman oleh pelaksana

e) Disiplin dalam pelaksanaan (disiplin waktu, disiplin kerja)

c. Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan

organisasi pada umumnya. Perbedaannya terletak pada penerapan

dikarenakan sasaran pelayanan yang ditunjukan secara khusus kepada

masyarakat yang memiliki kehendak kompleks atau bermacam-macam.

Organisasi yang dimaksud disini harus mampu menghasilkan pelayanan

yang memadai.

Menurut Moenir (1995:98) organisasi pelayanan yang dimaksud

disini adalah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam bentuk struktur

maupun mekanismenya yang berperan dalam mutu dan kelancaran

pelayanan.

Page 59: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

43

d. Faktor pendapatan

Pendapatan harus memenuhi kebutuhan hidup untuk dirinya sendiri

ataupun untuk keluarga. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat

dapat mempengaruhi kebutuhan hidup yang juga semakin meningkat

sedangkan pendapatan tetap dan tidak mengalami peningkatan. Menurut

Moenir (1995:110) dalam mengukur kebutuhan hidup dengan pendapatan,

ada dua metode pendekatan. Pertama, pendapatan memenuhi kebutuhan

fisik minimum (KFM) dan yang kedua pendapatan memenuhi kebutuhan

hidup minimum (KHM). Berikut adalah penjelasan KFM dan KHM :

1) Kebutuhan Fisik Minimum

KFM memiliki dua pengertian, yang pertama adalah KFM terbatas

hanya pada pemenuhan 2 komponen saja yakni sandang dan

pangan. Sedangkan pengertian kedua adalah KFM terdiri dari

sandang, pangan, dan papan.

2) Kebutuhan Hidup Minimum

KHM lebih tinggi derajatnya dari pada KFM, karena

meliputi kebutuhan-kebutuhan fisik atau material serta kebutuhan

rohani. Dalam masyarakat yang sudah modern seperti saat ini,

orang tidak hanya berpikir mengenai sandang, pangan, dan papan

namun berpikir mengenai pendidikan dan lain sebagainya.

e. Faktor Kemampuan dan Keterampilan

Kemampuan ialah suatu kegiatan melakukan sebuah tugas ataupun

pekerjaan dan menghasilkan barang/ jasa. Sedangakan keterampilan

Page 60: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

44

adalah kemampuan melaksanakan tugas dengan menggunakan anggota

badan serta peralatan pekerjaan yang tersedia. Seperti diketahui bahwa

orang yang bekerja selalu menggunakan paling tidak 4 unsur yang ada

pada setiap orang yaitu otot, saraf, perasaan, dan pikiran (Moenir,

1995:117). Dengan adanya kemampuan serta keterampilan yang baik

maka dapat diciptakan kepuasan bagi masyarakat dan juga pekerjaan dapat

terlaksana dengan baik.

f. Faktor Sarana Pelayanan

Sarana disini merupakan semua jenis peralatan, perlengkapan, dan

juga fasilitas lain dapat menunjang kegiatan. Fungsi sarana pelayanan

tersebut yakni :

1) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga

menghemat waktu

2) Meningkatkan produktivitas baik barang maupun jasa

3) Kualitas produk yang lebih baik atau terjamin

4) Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran terjamin

5) Lebih mudah serta sederhana dalam gerak pelakunya

6) Timbul rasa nyaman bagi orang yang memilki kepentingan

7) Timbul rasa puas sehingga mengurangi rasa emosional

Sedangkan menurut Hasyim (2006:47) kurangnya kondisi-kondisi

yang mendukung pelayanan akan menghambat kegiatan pelayanan, baik

dari sisi internal maupun eksternal organisasi. Selain itu juga ada hal-hal

yang lain seperti :

Page 61: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

45

1) Terdapat konteks monopolitik, tidak ada dorongan yang kuat

untuk meningkatkan kualitas ataupun pemerataan pelayanan

oleh pemerintah

2) Adanya tekanan dari lingkungan karena faktor lingkungan

sangat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi pelayanan

dalam interaksi antara lingkungan dengan organisasi publik.

D. Kepemimpinan dalam Peningkatan Pelayanan Publik

Pelayanan publik sangat penting dan menjadi barometer utama mengukur

keberhasilan seorang pemimpin di dalam menggerakkan dan mengarahkan semua

potensi yang ada di dalam sebuah organisasi/instansi yang dipimpin. Dalam hal

ini Sugiyanto (2014:5) menjelaskan tiga yang menjadi dasar pelayanan publik

menjadi sebuah acuan kepemimpinan, yaitu diantaranya:

1. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah negara yang diwakili

pemerintah berinteraksi dengan lembaga-lembaga non pemerintah. Dalam

ranah ini terjadi sesuatu yang sangat intensif antara pemerintah yang

secara langsung diwakili oleh gaya atau perilaku kepemimpinan publik

yang wajib memberikan layanan publik dengan warganya.

2. Pelayanan publik yang wajib diberikan pemerintah kepada masyarakat,

menjadikan pemimpin harus terus menerus memotivasi bawahan yang

setiap waktu berhubungan langsung terhadap masyarakat.

3. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat di dalam interaksi

dengan oragnisasi publik menyebabkan pemimpin harus akuntabel,

Page 62: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

46

berintegrasi tinggi dan transparan, mengingat dalam suasana reformasi

semuanya bisa cepat terlihat dan terbuka.

Dari apa yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan

publik begitu erat kaitannya dengan kepemimpinan seorang pemimpin. Perilaku

atau gaya seorang pemimpin harus mampu menimbulkan pengaruh positif

terhadap bawahannya. Sehingga bawahan akan bekerja dengan baik terkait untuk

meningkatkan pelayanan publik. Dalam hal ini pemimpin juga harus menciptakan

hubungan yang harmonis, ramah, dan hangat kepada bawahannya, sehingga

bawahannyapun akan merasa nyaman kepada pemimpin tersebut. Tidak bisa

dipungkiri bahwa hal tersebut akan berdampak pada kinerja bawahannya, dan

kinerja bawahannyapun akan meningkat sesuai dengan apa yang diharapkan

pemimpin tersebut.

Page 63: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memehami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic, dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,

2005:6).

Metode penelitian merupakan cara yang harus dilalui dalam suatu proses

penelitian. Menurut Rianto Adi (2010:2) menjelaskan penelitian sendiri adalah

tiap usaha untuk mencari pengetahuan (ilmiah) baru menurut prosedur yang

sistematis dan terkontrol melalui data empiris (pengalaman), yang artinya dapat

beberapa kali diuji dengan hasil yang sama.

Penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif deskriptif.

“pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang

dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara

holistik utuh” (Moleong, 2000:5). Sedangkan Silaen dan Widiyono (2013:19)

mendefinisikan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi,

gambaran mengenai fakta-fakta yang diteliti untuk menentukan adanya hubungan

tertentu antar gejala.

Page 64: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

48

Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang

bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan

metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan,

mengolah, dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini

dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara

mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas.

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan pendekatan kualitatif untuk

lebih mengetahui gaya kepemimpinan yang ada di Kecamatan Koja Jakarta Utara

secara lebih detail. Pendekatan kualitatif dianggap sesuai dengan penelitian ini

dikarenakan penelitian dilakukan secara langsung dengan melihat realita yang ada

di kecamatan Koja Jakarta utara.

B. Fokus Penelitian

Fokus merupakan hal yang penting bagi peneliti untuk menjadi pedoman

baik dalam melakukan penelitian sehingga lebih mudah dalam menganalisinya.

Hal ini dikarenakan fokus penelitian ini merupakan batasan-batasan atas

permasalahan yang terlah dibuat agar tidak meluas. Dalam fakus penelitian ini,

saya selaku peneliti menjelaskan tentang fokus penelitian dalam kualitati, yang

berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.

Fokus penelitian ini tentang gaya kepemimpinan sektor publik (Camat)

dalam meningkatkan pelayanan publik yang didasari oleh fakta empiris terkait

dengan data yang dikumpulkan, diolah serta dianalisis. Sehingga fokus penelitian

ini adalah :

Page 65: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

49

1. Gaya kepemimpinan Sektor Publik (Camat) dalam meningkatkan

pelayanan publik dilihat dari Sektor :

a. Komunikasi

b. Pengambilan Keputusan

c. Pengawasan Terhadap Bawahan

d. Delegasi Tugas Kepada Bawahan

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat terkait dengan gaya

kepemimpinan sektor publik (Camat) dalam meningkatkan pelayanan

publik.

a. Faktor pendukung

b. Faktor penghambat

C. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian merupakan tempat yang akan menjadi tujuan penelitian.

Berdasarkan lokasi penelitian ini peneliti nantinya akan memperoleh data dan

informasi yang berkaitan dengan tema, masalah, serta fokus penelitian yang

ditetapkan. Penelitian ini dilakukan di kantor Kecamatan Koja jakarta Utara.

D. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini menyangkut sumber-

sumber penyedia informasi yang yang dapat mendukung informasing tentang hal-

hal yang menjadi pusat perhatian peneliti. Yamg dimaksud dengan sumber data

adalah subyek darimana data dapat diperoleh, Arikunto (2002). Adapun sumber

data penelitian ini adalah :

Page 66: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

50

1. Data Primer

Sumber data primer yang diambil oleh peneliti yakni diperoleh

secara langsung dari kelompok sasaran. Dilakukan dengan cara

wawancara, observasi. Dalam hal ini, sumber data primer yang didapatkan

oleh peneliti yaitu didapatkan langsung dari sumbernya (subyek

penelitian). Dalam hal ini, sumber data primer yang akan diambil oleh

peneliti yakni sebagai berikut:

a. Camat Koja Jakarta Utara

b. Staff/ pegawai di kantor Kecamatan Koja Jakarta Utara

c. Warga Kecamatan Koja Jakarta Utara

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer, dapat

berupa catatan-cataran resmi, laporan-laporan, atau dokumen-dokumen,

majalah, karya tulis ilmiah, makalah, serta data pendukung lainnya terkait

dengan permasalahan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan yang peneliti ambil yaitu adalah teknik wawancara

mendalam, observasi, dan bahan dokumenter, sehingga pengumpulan data pada

penelitian ini juiga menggunakan ketiga teknik tersebut, yakni sebagai berikut:

1. Wawancara

Dalam hal ini, peneliti melakukan teknik wawancara dimana

peneliti melakukan percakapan anatara dua pihak, yaitu pewancara

(yang mengajukan pertanyaan) dan terwawancara (yang memberikan

Page 67: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

51

jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pewancara). Wawancara

dilakukan secara lisan kepada informan untuk memperoleh data yang

sebenarnya. Informan dalam penelitian ini adalah

1. Camat Koja Jakarta Utara

2. Staff Pegawai Kecamatan Koja

3. serta seluruh warga Kecamatan Koja jakarta Utara.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti yaitu mengumpulkan data

dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yaitu

meneliti tentang keadaan dan kenyataan yang sebenarnya serta untuk

memperoleh jawaban dari permasalah yang ada.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi secara

langsung yaitu dengan mendatangi lokasi penelitian yakni Kantor

Kecamatan Koja jakarta Utara. Observasi yang dilakukan secara langsung

adalah cara untuk memperlancar dan juga mempermudah penulis dalam

pengumpulan data untuk penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara

menyalin data-data dalam dokumen, mempelajari berbagai laporan

yang relevan khususnya yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian, merekam proses wawancara, serta mengambil foto situasi

dan juga kondisi yang ada di tempat penelitian.

Page 68: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

52

F. Instrumen penelitian

Instrumen Penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para

informan yang diperlukan dalam penelitian. Adapun instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti

Pada penelitian kualitatif ini peneliti bisa berhadapan dan mencari

data secara langsung kepada informan, sehingga peneliti bisa berinteraksi

langsung dengan informan dan lebih memahami fenomena-fenomena yang

ada dilapangan. Hal ini karena peneliti melakukan pengumpulan data,

analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi hasil laporan

penelitian, dengan demikian peneliti dapat lebih fleksibel dalam

memutuskan sesuatu melalui penilaian keadaan yang ada di lapangan.

2. Pedoman Wawancara (Interview Guide)

Pedoman wawancara (interview guide) yakni berisi materi atau

poin-poin yang menjadi dasar atau acuan dalam melakukan wawancara.

Hal ini dimaksudkan agar wawancara dapat dilakukan secara mendalam

dan juga sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan.

3. Perangkat penunjang lapangan

Perangkat penunjang yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

field note/buku catatan, alat tulis yang dibutuhkan, recorder, dan kamera.

Dengan menggunakan alat penunjang tersebut, peneliti mampu

Page 69: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

53

mendokumentasikan serta mengarsipkan data dengan baik selama di

lapangan.

G. Analisis Data

Anlisis data yaitu suatu proses pemaknaan dari kesimpulan yang dibuat

dan berguna untuk memecahkan masalah yang diteliti. Setelah data-data yang

diperoleh dari studi pustaka dan riset lapangan diolah, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis data. Analisi data yang dilakukan peneliti adalah

mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data.

Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan model Miles and

Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai dianggap belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap

tertentu hingga dianggap kredibel. Menurut Miles, Huberman dan Saldana

(2014:31-33) di dalam analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan. Aktivitas dalam analisis data yaitu: pengumpulan data

(data collection), data kondensasi (data condensation), penyajian data (data

display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (drawing/verifying conclutions).

Page 70: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

54

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan cara mewawancara

beberapa informan di Kecamatan Koja Jakarta Utara yakni, camat,

staff/pegawai Kecamata Koja jakarta Utara, serta warga Kecamatan koja

jakarta utara. Selain itu data-data empiris yang ada di kantor Kecamatan

Koja jakarta Utara.

2. Kondensasi data (Data Condensation)

Kondensasi merujuk pada proses memilih, menyederhanakan,

mengabstrakkan, atau mentransformasikan data yang mendekati

keseluruhan bagian yang ada pada bukti-bukti terkait seperti catatan-

catatan lapangan, transkip wawancara, dokumen-dokumen, materi empiris

lainnya. Dalam hal ini peneliti memilih menyederhanakan data melalui

dokumen atau arsip-arsip pada kantor Kecamatan Koja Jakarta Utara.

3. Penyajian Data (Data Dispaly)

Penyajian data adalah sebuah pengorganisasian, penyatuan dan

informasi yang memungkinkan penyimpulan dan aksi. Disusun

berdasarkan kategori yang ada atau dikelompokan sesuai dengan apa yang

diperlukan. Disini setelah, peneliti menyajikan data yang terkumpul baik

melalui pengamatan, wawancara, maupun observasi, peneliti menyajikan

secara menyeluruh dan terperinci untuk kemudian dianalisis dengan teori

yang relevan. Penyajian data membantu dalam memahami apa yang yang

terjadi dan untuk melakukan sesuatu, termasuk analisis yang lebih

mendalam atau mengambil aksi berdasarkan pemahaman.

Page 71: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

55

4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Drawing/Veryfing Conclutions)

Penarikan kesimpulan/verifikasi ini adalah proses yang perumusan

dari sebuah hasil penelitian yang diungkapkan menggunakan kalimat yang

jelas serta mudah dipahami. Proses verifikasi didapatkan karena proses

gaya kepemimpinan yang dilakukan camat Koja Jakarta Utara terlihat

langsung pada saat penelitian. tahap analisis data kualitatif menurut Miles

dan Huberman dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

Sumber : Miles, Huberman dan Saldana, 2014

H. Keabsahan Data

Dalam setiap penelitian diperlukan adanya keabsahan data agar hasil

penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Keabsahan data juga berfungsi sebagai

salah satu fungsi dari indikator kualitas penelitian dan memastikan bahwa hasil

penelitian jauh dari keraguan di dalamnya (Henny, 2014:85). Ada 4 teknik dalam

menetapkan keabsahan data yang diterapkan oleh Moleong (2012:324), yaitu :

Page 72: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

56

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Kredibilitas merupakan salah satu penetapan hasil penelitian kualitatif

dimana dapat dipercaya dari perspektif partisipan terkait penelitian

tersebut. Dalam hal ini, peneliti telah melakukan observasi langsung di

Kecamatan Koja Jakarta Utara sehingga dapat dijadikan pembuktian

bahwa penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

2. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara

konteks pengirim dan penerima. Dalam hal ini, untuk melakukan

pengalihan tersebut peneliti mencari serta mengumpulkan bukti-bukti

empiris. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan

data deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kepada

Camat Koja Jakarta Utara, staff/pegawai Kecamatan Koja Jakarta Utara,

serta masyarakat Koja Jakarta Utara. Sehingga dapat dijadikan pembuktian

bahwa penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

3. Kebergantungan (dependability)

Konsep dependability lebih luas dari reabilitas. Hal ini dikarenakan

peninjauan dari segi konsep lebih diperhitungkan, yakni yang ada pada

realibilitas itu sendiri dan ditambah dengan faktor-faktor lainnya yang

sesuai. dalam hal ini, penelitian ini melakukan observasi langsung dengan

membawa pedoman wawancara sebagai unsur penelitian terhadap Kantor

Kecamatan Koja Jakarta Utara.

Page 73: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

57

4. Kepastian (Confirmability)

Menurut Scriven dalam Moleong (2012:326) masih ada unsur kualitas

yang melekat pada konsep objektivitas itu diambil dari pengertian bahwa

jika sesuatu itu objek, maka hal tersebut dapat dipercaya karena

berdasarkan fakta-fakta empiris. Jika subjektif maka tidak dapat dipercaya

karena bersifat opini/tidak sesuai dengan fakta empiris. Pengertian terakhir

inilah yang dijadikan tumpuan pengalihan pengertian objektivitas-

subjektivitas menjadi kepastian. Peneliti telah mengambil data secara

objektif dan subjektif selama masa penelitian yang telah dilakukan.

Page 74: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

58

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Lokasi penelitian

1. Gambaran Umum Kota Administrasi Jakarta Utara

a) Letak Geografis

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara

(Sumber : (www.jakarta.go.id)

Menurut website resmi DKI Jakarta yakni www.jakarta.go.id yang

diakses oleh peneliti pada 25 Mei 2017 Pukul 07:08 WIB, Wilayah Kotamadya

Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Km2, terdiri dari luas lautan 6.979,4

Km2 dan luas daratan 154,11 Km2. Daratan Jakarta Utara membentang dari

Barat ke Timur sepanjang kurang lebih 35 km, menjorok ke darat antara 4-10

km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di kep. Seribu. Ketinggian dari

permukaan laut antara 0-20 meter, dari tempat tertentu ada yang dibawah

permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa/empang air

payau.Wilayah kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas,

dengan suhu rata-rata 27° C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm

58

Page 75: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

59

dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Kondisi wilayah yang

merupakan daerah pantai dan tempat bermuaranya 13 (tigabelas) sungai dan 2

(dua) banjir kanal, menyebabkan wilayah ini merupakan daerah rawan banjir,

baik kiriman maupun banjir karena air pasang laut. Sesuai dengan pembagian

Kotamadya, maka Wilayah Jakarta Utara mempunyai batas-batas pemisah

dengan Kotamadya lainya, sebagai berikut :

a. Sebelah Utara: Laut Jawa Koordinat 1060 29-00 BT 150 10-00 LS

1060 07-00 BT 050 10-00 LS.

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Dati II Tangerang,

Jakarta Pusat dan Jakarta Timur.

c. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kab. Dati II Tangerang dan

Jakarta Pusat.

d. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kab. Dati II Bekasi.

Wilayah Kotamadya Jakarta Utara sebagian besar terdiri dari

daratan hasil daro pengurukan rawa-rawa yang mempunyai ketinggian

rata-rata 0-1 diatas permukaan laut terutama kita temukan disepanjang

pantai. Luas tanah daratan di Kotamadya Jakarta Utara 154,11 km2.

Dirinci berdasarkanpenggunaan 47,58% untuk perumahan, 15,87% untuk

areal industri, 8,89% digunakan sebagai perkantoran dan pergudangan dan

sisanya merupakan lahan pertanian, lahan kosong dan sebagainya.

Sementara luas lahan berdasarkan status kepemilikan dapat dirinci sebagai

berikut: status hak milik 13,28%, Hak Guna Bangunan (HGB) sekitar

Page 76: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

60

29,04%, lainnya masih berstatus Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan non

sertifikat.

b) Demografi

Luas daratan wilayah Kotamadya Jakarta Utara adalah 140,67 km2,

dengan panjang pantai 32 km, dan jumlah penduduk pada tahun 2013 tercatat

di Jakarta Utara sebesar 1.680.579 jiwa, pada tahun 2014 tercatat sebesar

1.659.612 jiwa, dan pada tahun 2015 tercatat sebesar 1.696.015 jiwa. Terdiri

dari 6 Kecamatan. 31 Kelurahan. 406 RW dan 4. 172 RT.

c) Pembagian Administratif

Secara administratif, Kota administrasi Jakarta Utara terbagi menjadi

6 Kecamatan dan 31 kelurahan serta 406 RW dan 4.172 RT. Berikut adalah

tabel pembagian daftar tabel pembagian kota dan kabupaten administratif DKI

Jakarta berserta kecamatannya.

Tabel 4.1 Pembagian Kota dan Kabupaten Administratif DKI Jakarta

beserta Kecamatannya

Jakarta

Pusat

Jakarta

Utara

Jakarta

Timur

Jakarta

Selatan

Jakarta

Barat

Kepulauan

Seribu

Kecamatan

Gambir Koja Matraman Kebayoran

Baru

Cengkareng Kepulauan

Seribu

Utara

Tanah

Abang

Kelapa

gading

Pulo

Gadung

Kebayoran

lama

Grogol

Petamburan

Kepulauan

Seribu

Selatan

Menteng Tanjung

Priok

Jatinegara Pesanggrahan Kalideres

Senen Pademangan Duren

Sawit

Cilandak Kebon

Jeruk

Page 77: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

61

Jakarta

Pusat

Jakarta

Utara

Jakarta

Timur

Jakarta

Selatan

Jakarta

Barat

Kepulauan

Seribu

Kecamatan

Cempaka

Putih

Penjaringan Kramat

Jati

Pasar Minggu Kembangan

Johor baru Cilincing Makasar Jagakarsa Palmerah

Kemayoran Pasar

Rebo

Mampang

Prapatan

Taman Sari

Sawah

Besar

Ciracas Pancoran Tambora

Cipayung Tebet

Cakung Setiabudi

(Sumber : diolah peneliti dari Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta)

d) Sejarah, Lambang, Visi dan Misi

1) Sejarah

Wilayah Jakarta Utara merupakan bagian dari pemerintah daerah

Khusus Ibukota Jakarta, ternyata pada abad ke 5 merupakan pusat

pertumbuhan pemerintah kota Jakarta yg tepatnya terletak dimuara sungai

Ciliwung di daerah Angke. Saat itu muara Ciliwung merupakan Bandar

Pelabuhan Kerajaan Tarumanegara dibawah pimpinan Raja Purnawarman.

Wilayah Jakarta Utara pada Saat itu dapat dilihat dari perebutan silih berganti

antara berbagai pihak, yang peninggalannya sampai kini dapat ditemukan

dibeberapa tempat di Jakarta Utara, seperti Kelurahan Tugu, Pasar Ikan dan

lain sebagainya.

Untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat, pada bulan Agustus

1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa “Kota Administrasi”. Berbeda dengan

kota Otonom yang dilengkapi dengan DPRD tingkat II, maka kota-kota

Page 78: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

62

Administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD tingkat II yang

mendampingi Walikota. Berdasarkan Lembaran Daerah Nomor 4/1966

ditetapkanlah Lima wilayah kota Administratif di DKI Jakarta, yaitu: Jakarta

Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan & Jakarta Utara,yang

dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan

Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan pada asas Teritorial dengan mengacu

pada jumlah penduduk yaitu 200.000 Jiwa untuk Kecamatan, 30.000 Jiwa

Kelurahan perkotaan dan 10.000 Jiwa Kelurahan pinggiran.

Setelah Pelantikan para Walikota dan Wakil-wakilnya berdasarkan SK

(Surat Keputusan) Gubernur DKI Jakarta Nomor 1b/3/1/2/1966 tanggal 22

Agustus 1966, maka Gubernur DKI Jakarta dalam Lembaran Daerah No.

5/1966 menetapkan 5 kota Administrasi lengkap dengan wilayah dan Batasnya

masing-masing terhitung mulai 1 September 1966. Prinsip Dekonsentrasi yang

digariskan gubernur dalam pembentukan kota-kota Admnistrasi ini

memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab kepada Walikota

dalam 3 Penegasan, yaitu:

(1) Teknis Administratif yaitu Setiap Pelakasanaan tugas yang menyangkut

segi teknis.

(2) Teknis Operasional yaitu penentuan kebijakan pelaksanaan tugas (Policy

Executing, bukan Policy Making)

(3) Koordinatif Teritorial yaitu pemimpin pengkoordinasian dari segala gerak

langkah potensi yang ada dalam wilayah setempat.

Page 79: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

63

Dengan tiga penegasan ini maka kedudukan pemerintah ditingkat kota

adalah semata-mata merupakaan verlengstruk dan alat pelaksana dari Gubernur

Kepala Daerah yang diwujudkan dalam proses penyempurnaan administrasi

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kelancaran roda

pemerintahan. Sesuai dengan kedudukannya, manajemen pemerintahan

ditingkat kota didasarkan pada delegasi wewenang yang dilimpahkan oleh

Gubernur biro kepala daerah (KDH) dalam melaksanakan tugas-tugas eksekutif

Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggung jawab Walikota dengan

demikian bukan figur politik, melainkan figur teknis. UU Nomor 11/1990

menetapkan wilayah DKI Jakarta terbagi menjadi Lima Wilayah Kotamadya

yang tetap tanpa dilengkapi DPRD Tingkat II.

2) Lambang Kota Administratif Jakarta Utara

Gambar 4.2 Lambang Kota Administrasi Jakarta Utara

(Sumber: utara.jakarta.go.id)

Lambang daerah Kota Administrasi Jakarta Utara adalah "Pohon

Nyamplung dan Burung Raja Udang". Tumbuhan yang bernama Nyamplung

ini mempunyai nama latin/nama ilmiah Colophyllum inophyllum. Ketinggian

Page 80: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

64

tanaman ini bisa mencapai 30 meter dengan daun tunggal bersilang berhadapan

dan berbentuk oval, buahnya bulat seperti telur. Tanaman ini memang sangat

subur di daerah pesisir pantai, daya tahan pohon ini sangat tinggi untuk hidup

di iklim kering. Tegakan Pohon Nyamplung di daerah pinggir pantai/laut

berperan untuk menghalangi derasnya angin laut atau sebagai pemecah angin

(wind breaker) untuk tanaman pertanian di sekitarnya. Disamping itu hutan

Nyamplung di pinggir pantai berguna untuk mencegah abrasi bibir pantai, jadi

berguna untuk konservasi pantai.

Simbol Jakarta Utara selanjutnya adalah Burung Raja Udang. Burung

ini sangat mempesona bagi yang melihatnya, sangat unik dan mengesankan.

Memiliki bulu biru kehijauan yang berkilau seperti permata membuatnya

menawan hati siapapun yang melihatnya. Karakter fisiknya tidak terlalu besar

tetapi justru kepala dan paruhnya relatih besar dan seolah tidak seimbang

dengan ukuran badannya, hal ini justru menambah keunikan burung ini.

Habitat burung ini sebagian besar terdapat di tumbuhan pinggir pantai dan

pulau-pulau koral. Makanan utamanya adalah ikan, kodok, serangga dan

beberapa jenis reptil kecil. Dan karena habitat utamanya di daerah perairan atau

pantai dan konsumsi utamanya adalah ikan, burung ini mendapat

julukan common king fisher.

Jadi lambang Jakarta Utara adalah pohon Nyampung dan Burung Raja

Udang dikarenakan letak Jakarta Utara yang berada dekat laut. Dimana Kota

administrasi Jakarta Utara memiliki daerah Kepulaan seribu yang menjadi kota

pesisir. Untuk itu dipilihlah pohon nyamplung yang dimaksudkan bahwa Kota

Page 81: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

65

Jakarta Utara yang berada di pinggir laut Jawa akan tetap kuat untuk

menghalangi derasnya angin laut atau sebagai pemecah angin (wind breaker).

Lalu kemudian ada lambang Raja Udang yang dimana habitat burung ini

sebagian besar terdapat di tumbuhan pinggir pantai dan pulau-pulau koral.

Dalam hal ini dengan lambang Pohon Nyampulung dan Burung Raja Udang

tentu memperjelas jika Kota Jakarta Utara merupakan Kota di pinggir laut yang

menarik.

3) Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada

akhir periode perencanaan. Berdasarkan pengertian dimaksud serta dengan

berlandaskan kepada dasar filosofis yang dianut oleh masyarakat maka

menurut sumber yakni Renstra Kota Administrasi jakarta Utara 2012-2017

ditetapkan Visi pembangunan Kota Jakarta Utara ialah sebagai berikut :

“Mewujudkan Kota Administrasi Jakarta Utara sebagai kota pesisir modern

yang tertata rapi, maju, nyaman, dan sejahtera serta memiliki masyarakat yang

berbudaya dan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik”

4) Misi

Misi merupakan suatu rumusan masalah umum tentang upaya-upaya

yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi sendiri memiliki fungsi

sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen

penyelenggara pemerintah tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya.

Untuk menjabarkan visi tersebut, maka menurut sumber yakni Renstra Kota

Page 82: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

66

Administrasi Jakarta Utara 2012-2017, misi Kota Jakarta Utara yaitu sebagai

berikut:

1. Meningkatkan profesionalisme aparatur Kantor Walikota Administrasi

Jakarta Utara

2. Meningkatkan pembinaan lembaga masyarakat dan stake holder di

wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara

3. Berperan serta dalam meningkatkan kualitas pelayanan PTSP (Pelayanan

Terpadu Satu Pintu) Kota Administrasi Jakarta Utara

4. Berperan serta dalam meningkatkan kualitas tata pemerintahan yang baik

5. Berperan serta dalam meningkatkan kualitas sarana prasarana, lingkungan

hidup kota yang bersih dan tertata rapih

6. Berperan serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan

masyarakat

7. Berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat

8. Berperan serta dalam penataan 12 jalur destinasi wisata pesisir

9. Mengkoordinasikan pengembangan penyelenggaraan pemerintahan kota.

B. Gambaran Umum Situs Penelitian

1. Kecamatan Koja jakarta Utara

a. Latar Belakang

Koja adalah sebuah Wilayah Kecamatan di Indonesia, yang terletak

di Kota Jakarta Utara dan merupakan Pusat Pemerintahan dari Kota

Administrasi Jakarta Utara. Batas-batas Koja di sebelah utara adalah Teluk

Jakarta, di barat jalan tol Laksamana Yos Sudarso, di timur Pelabuhan

Page 83: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

67

Minyak, Kali Baru, jalan Kramat Jaya, dan Kali Cakung, serta di selatan Kali

Batik. Kali Sunter adalah sebuah kanal yang mengalir ke laut melalui Koja,

dengan muara yang terletak di perbatasan antara Kecamatan Koja

dan Kecamatan Cilincing.

Bagian timur dari Pelabuhan Tanjung Priok termasuk dalam

kecamatan ini, yang terdiri dari Terminal Kontainer I, Terminal Kontainer III,

dan Terminal Kontainer Koja. Salah satu objek wisata budaya adalah Kampung

Tugu, yaitu suatu komunitas keturunan Portugis Mardijkers yang telah

dibebaskan dari tawanan perang pemerintah Hindia Belanda.

Penyelenggaraan pemerintah Kecamatan didasarkan pada keputusan

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 9 Tahun 2016

tentang organisasi dan tata kerja pemerintah kecamatan di Provinsi Daerah

Khusus ibukota Jakarta. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta dimaksud

sebagai penjabaran dari peraturan daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10

Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

b. Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kecamatan Koja merupakan daerah dataran pantai

yang berada di bawah permukaan laut, sehingga sangat rawan banjir, baik

akibat air laut pasang maupun akibat hujan, serta banjir kiriman. Keadaan ini

menjadikan sistem tata air yang berbeda dengan sistem tata air pada umumnya.

Secara umum seluruh saluran air di Kecamatan Koja diarahkan dan ditampung

di waduk rawabadak, baru kemudian dipompa ke kali sunter.

Page 84: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

68

Sesuai dengan keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Nomor 1251 Tahun 1986, luas wilayah Kecamatan Koja berdasarkan

data saksi kependudukan dan catatan sipil Kecamatan Koja Tahun 2016 adalah

620,387 KM2. Terbagi dalam 6 kelurahan, 82 RW, dan 903 RT.

Batas-batas Kecamatan Koja adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Laut Jawa/ Kecamatan Cilincing dan kabupaten

Administrasi Pulau Seribu

b. Sebelah Selatan : Jl. Raya Pegangsaan Dua/ Kecamatan Kelapa

Gading

c. Sebelah Barat : Jl. Sulawesi/ Yos Sudarso/ Kecamatan Tanjung

Priok

d. Sebelah Timur : Jl. Keramat Jaya/ Kali Cakung Lama/ Kecamatan

Cilincing

c. Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Koja pada akhir bulan Desember 2016

berdasarkan data saksi kependudukan dan catatan sipil Kecamatan Koja

sebanyak 310.154 Jiwa dari 118.431 KK terdiri dari 158.860 orang laki-laki

dengan status Warga Negara Indonesia (WNI) dan 4 orang laki-laki dengan

status Warga Negara Asing (WNA) serta terdiri dari 151.285 orang perempuan

WNI dan 5 orang perempuan (WNA), dengan kepatadan penduduk per

Kelurahan yaitu 64.193 KM2.

Penduduk Kecamatan Koja sebagian besar 91 % beragama islam, dan

sisanya 9 % terbagi dalam empat agama lainnya. Namun demikian perbedaan

Page 85: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

69

agama selama ini tidak menjadi masalah di Kecamatan Koja. Terbukti selama ini

tidak ada kasus yang bersifat SARA, khususnya konflik antar umat beragama. Hal

ini juga tidak terlepas dari adanya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di

Kota Administrasi Jakarta Utara.

Tabel 4.2 Prosentase Pemeluk Agama di Kecamatan Koja

No Agama Jumlah penduduk Prosentase

1 Islam 303.402 90,96 %

2 Kristen Protestan 19.404 5,82 %

3 Kristen Katholik 7.802 2,34 %

4 Hindu 1.734 0,52 %

5 Budha 1.200 0,36 %

(Sumber : Dokumen Kantor Kecamatan Koja Jakarta Utara)

Masyarakat Kecamatan Koja cukup heterogen berasal dari berbagai

daerah di Indonesia. Warga yang dominan di antaranya betawi, bugis/ makasar,

banten, jawa, dan madura. Mereka tidak bertempat tinggal berkelompok tetapi

berbaur satu dengan yang lainnya. Pada umumnya penduduk Kecamatan Koja

bermatapencaharian buruh atau karyawan yang mencapai 72%. Sedangkan

sebagian kecil dari TNI dan sektor informal.

Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Koja Tahun 2016

No Mata Pencaharian Prosentase

1 Pegawai/ Karyawan 27,02 %

2 Buruh 45,12 %

3 TNI 10,10 %

4 Tani/ Nelayan 2,39 %

5 Sektor Informal/ Lain-lain 15,37 %

(Sumber Dokumen Kependudukan Kecamatan Koja Jakarta Utara)

Page 86: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

70

2. Pemerintahan Kecamatan Koja

a. Kesekretariatan

Sesuai dengan Kecamatan pada umumnya, Kecamatan Koja Jakarta

Utara yang dipimpin oleh seorang camat dan dibantu oleh beberapa pegawai

kecamatan yang lain. Kecamatan Koja memiliki jumlah pegawai sebanyak 16

pegawai sekretariat dan 30 pegawai seksi dinas teknis Kecamatan Koja, dan

seluruh pegawai berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). 16 pegawai sekretariat

merupakan pegawai yang diperintah langsung oleh camat Koja Jakarta Utara

dan yang menangani langsung kegiatan-kegiatan pelayanan di kantor

Kecamatan Koja. Sedangkan 30 pegawai seksi dinas teknis merupakan

pegawai dari pemprov DKI Jakarta yang diberikan Surat Keputusan (SK) dari

pemprov DKI Jakarta untuk di tugaskan membantu kegiatan pelaksanaan

pelayanan di Kantor Kecamatan Koja DKI Jakarta.

Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2016

tentang organisasi dan tata kerja kecamatan, peraturan gubernurnur ini mulai

berlaku 14 Januari 2016 mengganti peraturan gubernur yang lama. Ada

beberapa perubahan pada level kepala seksi (kasi). Baik kasi kecamatan

maupun kasi dinas/ teknis. Untuk itu kasi kecamatan hanya ada 3 (tiga) kasi,

diantaranya:

1. Kasi Pemerintahan dan Tramtib

2. Kasi Kesejahteraan Rakyat

3. Kasi Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup

Page 87: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

71

Untuk kepala satuan pelaksana (Kasatpel) dinas/teknis di Kecamatan Koja

sebagai berikut :

1. Kasatpel Bina Marga

2. Kasatpel Sumber Daya Air

3. Kasatpel Sosial

4. Kasatpel Kehutanan

5. Kasatpel KPKP (Ketahanan Pangan Kelautan Pertanian)

6. Kasatpel Lingkungan Hidup

b. Struktur Organisasi

Setiap instansi tentu memiliki sususan organisasi untuk mengetahui

susuan unit-unit kerja pada suatu organisasi. Struktur organisasi menunjukan

bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan

itu dikoordinasikan. Berikut ini adalah struktur organisasi sekretarian di kantor

Kecamatan Koja Kota Administrasi Jakarta Utara :

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Kecamatan Koja jakarta Utara

(Sumber: diolah oleh peneliti dari dokumen kantor Kecamatan Koja

Jakarta Utara)

Page 88: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

72

Terkait dengan struktur organisasi, berikut adalah nama-nama

pegawai yang tertera dalam stuktur organisasi beserta jabatan dan golongan

pangkatnya :

Tabel 4.4 Daftar Susunan Nama Sekretariat Kecamatan Koja Jakarta Utara

No Nama Jabatan Gol

1 Drs. Muh. Yusuf Madjid, M.Si

196811141989081002/ 164656

Camat IV/b

2 Anita Permata Sari. S.Sos, M.Si

197410221993112001/ 122473

Sekretaris Kecamatan IV/a

3 Suparman, SH

196104271985031008/ 101214

Kepala Seksi

Pemerintahan & Tramtib

III/d

4 Drs. Taswanto, M.Si

195906141984041003/ 082493

Kepala Seksi Ekbag dan

Lingkungan Hidup

III/d

5 Tuty Kusnaeni , S.Sos

195906141986032004/ 164000

Kepala Seksi

Kesejahteraan

Masyarakat

III/d

6 Moch. Mujakir, S.Sos

196311151996031001/ 119534

Kepala Sub Bagian

Umum

III/d

7 Makhful, S. IP, M.Si

196201211985091002/ 103877

Kepala Sub Bagian

Perencanaan Anggaran

III/d

8 Ika Junita, S.IP

198806282007012002/ 174724

Kepala Sub Bagian

Keuangan

III/c

9 Taufik Rachman

196010211988011001/ 110547

Pengadministrasi

Pemerintahan & Tramtib

III/d

10 Istingatin, S.AP

195911101985082001/ 101121

Pengadministrasi

Kesejahteraan Rakyat

III/b

11 Ramadhani Ambiar Mufti, A.Md

198306282010011022/ 178663

Pengurus Barang II/d

12 Darti, SE

196602181985082001/ 080413

Pengadministrasi Ekbang

& Lingkungan Hidup

III/c

13 Bambang Setiawan

1960091141985081001/ 104133

Pengadministrasi

Perencanaan & Anggaran

III/c

14 Sondang Lisa, S.Kep. MM

197107071995032004/ 120185

Pengadministrasi

Keuagan

III/c

15 Moch Nova Affandy, A.Md

198811042014031004/ 184018

Pengadministrasi

Ekbang/ Lingkungan

Hidup

II/c

16 Siti Rokhayati Nur Indah Sari,

A.Md

198805232010012017/ 177562

Bendahara II/d

Page 89: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

73

C. Penyajian Data Fokus Penelitian

1. Gaya Kepemimpinan Camat dalam Meningkatan Pelayanan Publik

Gaya kepemimpinan dapat dilihat dari bagaimana saat pemimpin bersikap,

berkomunikasi serta dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Dalam hal ini

seorang camat dilihat dari bagimana camat melakukan topoksi (tugas pokok dan

fungsi) maupun tidak. Gaya kepemimpinan tentu sangat berpengaruh terkait

dalam mempimpin suatu kecamatan untuk menciptakan lingkungan sekitar yang

kondusif serta menghasilkan produktivitas yang tinggi. Di Kecamatan Koja

jakarta Utara, masyarakatnya bersifat multi etnis. Hal ini tentu mengharuskan

pempimpin/ seorang camat harus bersikap sesuai dengan keadaan masyarakatnya.

Camat Koja Jakarta Utara yakni Bapak Muh Yusuf Majid juga berpendapat jika

setiap Kecamatan memiliki ragam budaya yang berbeda-beda, jadi tentu kita harus

menyesuaikan dengan keadaan lingkungan serta warganya. Berikut kutipan

wawancara dari Bapak Camat terkait tentang masyarakat yang besifat multi etnis :

“setiap wilayah punya karektiristik yang berbeda-beda. Punya warga yang

berbeda-beda, punya budaya yang berbeda-beda. Dan camat harus

menyesuaikan. Saya sudah 4 kali menjadi camat di Jakarta Utara, dan 2

kali di luar pulau jawa di Sulawesi Selatan. Contohnya di kecamatan

kelapa gading Jakarta Utara, disana mayoritas etnis cina dan merupakan

warga pendatang serta merupakan kampung buatan, masyarakatnyapun

mayoritas non muslim, tentu berbeda dengan kecamatan koja yang

merupakan kecamatan tertua di Jakarta Utara, merupakan kampung lama,

serta warganya beranak cucu di Koja, masyarakatnyapun mayoritas

muslim. Maka dari itu, kita harus menyesuaikan keadaan serta konflik

masyarakat disetiap wilayah” (hasil wawancara 29 Maret 2017 pukul

08.42 WIB di Kecamatan Koja)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas, maka pemimpin diharapkan

mampu bekerjasama dengan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Dalam hal ini, untuk mengetahui lebih lanjut gaya kepemimpinan Camat dalam

Page 90: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

74

meningkatkan pelay8anan publik, maka peneliti melakukan penyajiann data

sebagai berikut :

a. Komunikasi Camat Koja Jakarta Utara Terkait dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik

Komunikasi merupakan salah satu unsur pendukung dalam memimpin

sebuah organisasi. Kepala kecamatan sebagai pemimpin harus melakukan

komunikasi yang baik dengan para staff di kantor kecamatan dan juga kepada

masyarakat. Sehingga program-program inovasi yang dibuat oleh kepala camat

Koja akan tersampaikan kepada masyarakat dengan baik.

Dalam hal ini komunikasi internal antara Camat dengan staff

merupakan hal yang paling penting karena setiap ada kebijakan baru dari

provinsi yang diturunkan kepada setiap kecamatan tentu kepala camat akan

memberikan informasi tersebut kepada para staff terlebih dahulu yang

kemudian baru disampaikan kepada warga kecamatan. Berikut wawancara

dengan Bapak Suparman, SH. yang merupakan Kepala Seksi Pemerintahan &

Tramtib di Kecamatan Koja terkait dengan komunikasi Camat :

“... Camatkan sebagai leader disini, artinya pimpinan di Kecamatan

Koja, tentu komunikasi beliau kepada bawahannya/staff sangat

komunikatif. Setiap ada hasil rapat dari Provinsi tentu disampaikan

kepada bawahannya. Beliau juga suka mengadakan rapat minggon

(rapat mingguan), rapat intern dengan staff, rapat bulanan. Sehingga

komunikasi antara camat dan staff selalu terjaga.” (hasil wawancara

27 Maret 2017 Pukul 15.16 WIB di kantor Kecamatan Koja Jakarta

Utara)

Komunikasi internal yang baik merupakan suatu pemicu

keharmonisan dalam bekerja, dimana jika komunikasi berjalan secara dua

arah tentu akan memicu output yang baik. Setelah komunikasi internal

Page 91: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

75

berjalan baik, tentu inovasi maupun peraturan-peraturan dari Camat yang

telah dijalankan oleh staff akan tersampaikan kepada masyarakat. Berikut

adalah kutipan wawancara dengan Bapak Camat Muh Yusuf Majid :

“.... kami berkomunikasi dengan alat-alat komunikasi yang ada. Yaitu

dengan membentuk grup Whatshap. Kita memakai model di multi

level marketing. Ada yang isinya camat dengan sekcam, para kasi,

para kasatpel. Ada yang isinya camat denga para lurah, yang

kemudian lurah membuat grup lagi dengan kasi pemerintah yang

isinya para RT, dan seterusnya. Sehingga jika ada informasi yang kita

rusmuskan ditingkat kecamatan akan di share ke grup lurah, lalu

kemudian lurah share lagi ke grup RT. Sehingga informasi tersebut

akan berjalan dengan cepat. lalu ada komunikasi formal yaitu dengan

adanya rapat minggon (rapat mingguan) dengan para staff, rapat

bulanan dengan para staff dan lurah.” (hasil wawancara 29 Maret

2017 pukul 08.42 WIB di Kecamatan Koja

Selain menjaga komunikasi yang baik di dalam internal yakni di

kantor Kecamatan Koja dengan para pegawainya, Kepala Camat Koja

Bapak Muh Yusuf Majid juga selalu menjaga komunikasi dengan warga

Koja, agar selalu menjaga keharmonisan dan tidak ada kesenjanagan sosial.

Bapak Muh Yusuf Majid berkomunikasi dengan para Ketua RW melalui

grup Whatshap dan juga selalu mengadakan pertemuan dengan perwakilan-

perwakilan masyarakat seperti ketua RW secara resmi maupun tidak.

Berikut kutipan wawancara dengan Bapak Supri selaku ketua RW 014 di

Kelurahan Lagoa Kecamatan Koja :

“... mengingat para RW pada siang hari itu kerja, jadi kita

diundang saat malam untuk mengadakan rapat, nanti yang hadir

seluruh ketua RW, ada camat, dan ada lurah beserta para staffnya

masing-masing. Lalu kemudian RW menyampaikan lagi ke RT.

Jadi RT diinformasikan lewat whatshap lalu dikumpulkan di pos

RW yang nantinya dihadiri oleh para RT beserta staff RW yang

berubungan dengan informasi terkait pelayanan/ program-program

yang dirapatin malam itu” (hasil wawancara 31 Maret 2017 Pukul

19.56 WIB di Pos RW 014)

Page 92: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

76

. Begitu pula dengan adanya konflik ditegah masyarakat, dimana

komunikasi antara camat, staff, lurah, serta warga harus baik sehingga

permasalahan/ kendala yang ada di tengah masyarakat baik terkait masalah

pelayanan maupun konflik pribadi antar masyarakat dapat dipecahkan.

Berikut cuplikan wawancara dengan Bapak Camat Muh Yusuf majid :

“jika terjadi perselisihan ditengah warga, saya undang kedua belah

pihak, tentu atas pengantar lurah. Karena lurah yang lebih dulu harus

berusaha mengatasi masalah tersebut. Jika mereka tidak bisa

mengatasinya maka didorong untuk ke kecamatan. Lalu saya pelajari

masalahnya dan kedua belah pihak saya beri waktu untuk bicara

sampe puas. Si A ngomong sampe puas, begitu juga dengan si B. Saya

biasanya didampingi oleh kasi pemerintahan dan lurah. Lalu setelah

kedua belah pihak sudah puas bicara, saya suruh pulang. Lalu

kemudian saya analisa permasalahan tersebut dan seminggu kemudia

saya undang kembali untuk memberi solusi dan ternyata efektif”

(hasil wawancara 29 Maret 2017 pukul 08.42 WIB di Kecamatan

Koja

Jadi peneliti dapat mengambil kesimpulan dari berbagai hasil

wawancara yang ada bahwa Camat Koja Jakarta Utara memilik cara

komunikasi yang baik terhadap staff maupun warganya. Komunikasi yang

dilakukan Bapak Muh Yusuf Majid yaitu secara dua arah dengan cara rapat

yang diadakan secara rutin maupun dengan alat komunikasi yang ada seperti

grup whatshap. Cara tersebut dianggap efektif oleh Camat Koja untuk

menyeselaikan masalah yang ada di tengah masyarakat maupun untuk

sekedar memberikan informasi mengenai pelayanan publik.

Page 93: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

77

b. Pengambilan Keputusan Oleh Camat Terkait dalam Meningkatkan

Pelayanan Pubik

Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin merupakan hal

terpenting di dalam organisasi, lembaga maupun institusi sekalipun. Camat

merupakan seorang kepala penggerak sekaligus koordinator di kantor

kecamatan. Dan dalam pelaksanaan tugasnya, memperoleh pelimpahan

sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum

pemerintahan. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin, camat memiliki

kewajiban untuk mengambil keputusan dalam setiap tindakannnya di dalam

dan luar lingkup organisasi.

Dalam setiap program kebijakan pelayanan yang dibuat oleh

kecamatan, seorang camat sebagai pemimpin utama disebuah kecamatan

tentu memiliki kewenangan mengambil sebuah keputusan dalam program

kebijakan pelayanan yang ada di kecamatan. Setiap keputusan harus dibuat

oleh kecamatan agar masyarakat dapat melaksanakan berbagai program dan

turut serta berpartisipasi dalam rangka mewujudkan pelayanan yang prima

untuk masyarakat. Pengambilan keputusan harus mempertimbangkan segala

aspek agar keputusan yang diambil tidak memihak pada satu kepentingan

melainkan harus membuat keputusan yang adil agar tidak menimbulkan

kecemburuan sosial dan konflik antara masyarakat dan juga pemimpin.

Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak Ramadhani yang

merupakan staff subbag umum (pengurus barang/ bendahara barang) di

Kecamatan Koja :

Page 94: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

78

“saya sudah 4 kali merasakan ganti camat, berati camat yang ini

adalah camat kelima, tetapi baru kali ini ada camat yang bertanya

kepada bawahannya terkait solusi yang baik. Dan baru kali ini pak

camat memiliki sebuah solusi dari pemikiran beliau sendiri yang

berbeda. Jadi beliau punya inisiatif terkait kebijakan lalu bertanya

kepada bawahannya atau para staffnya.” (hasil wawancara 27

Maret 2017 Pukul 14.49 WIB di Kantor Kecamatan Koja).

Dalam hal pengambilan keputusan tentu ada aturan dalam menyikapi

suatu permasalahan/ persoalan. Jadi peraturan itulah yang menjadi landasan

untuk digunakan dalam mengambil keputusan serta menerima masukan dari

berbagai sumber terpercaya. Bapak Muh Yusuf Majid selaku Camat Koja

Jakarta Utara melakukan komunikasi dua arah termasuk dalam mengambil

keputusan. Pernyataan tersebut didukung oleh Ibu Sri Widyaningsih Ketua

RT 008/009 di jalan Mahoni gang 4 Blok A. Berikut adalah kutipan

wawancara antara peneliti dan Ibu Sri Widyaningsih :

“iya waktu itu saat ada pembagian rasta (pengganti raskin) di pos RW,

ada warga yang tidak kebagian karena terselip datanya oleh saya, kan

dulu pembagiannya tunai sekarang berupa voucher. Pada saat itu

Bapak Camat berseta Lurah didampingi RW dan RT melakukan

musyawarah ditempat. Dan pak Camat mengambil keputusan bersama

kalo warga pendatang baru itu tetap dapat rasta” (hasil wawancara 31

Maret 2017 Pukul 10.22 WIB di RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading).

Camat Koja Jakarta Utara yakni Bapak Muh Yusuf Majid mengajak

seluruh warga Kecamatan Koja untuk ikut andil dalam mengambil suatu

keputusan yang bijaksana agar dapat diterima oleh seluruh golongan elemen

masyarakat. Hasil yang dapat disimpulkan oleh peneliti dari beberapa

kutipan wawancara tersebut yaitu Camat Koja jakarta Utara mengambil

jalan musyawarah terkait mengambil sebuah keputusan dan juga tidak

Page 95: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

79

sungkan untuk bertanya kepada bawahannya terkait bagaimana solusi yang

baik untuk menyelesaikan suatu persoalaan.

c. Pengawasan Camat Terhadap Bawahan Terkait dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik

Dalam suatu organisasi, pengawasan tentu sangat penting guna

mengevaluasi hasil kerja yang mengalami kesalahan atau hasil kegiatan yang

dilakukan. Inilah yang membuat fungsi pengawasan tersebut semakin penting

dalam suatu organisasi. Seperti apa yang dikatakan Bapak Suparman, SH

selaku kasi pemerintahan :

“Bapak Camat selalu mengadakan Briefing untuk mengevaluasi hasil

keja yang kemarinnya, agar kerjaan untuk hari ini lebih baik. Serta

bapak juga memberikan wewenang penuh kepada sekcam untuk

mengawasi kinerja yang lainnya” (hasil wawancara 27 Maret 2017

Pukul 15.16 WIB di kantor Kecamatan Koja Jakarta Utara)

Berdasarkan pengamatan dilokasi penelitian, pengawasan di

Kecamatan Koja Jakarta Utara yaitu dengan cara fisik dimana camat selalu

mengontol kinerja pegawai/ staffnya secara langsung dan juga melalui pihak

ketiga yakni pengawasan melaui Sekcam. Fungsi pengawasan yang

dilakukan camat terkait untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pelaksanaan tugas-tugas yang dilaksankan oleh pegawai/ staff Kecamatan

Koja serta mencegah terjadinya kekurangan dan kesalahan dalam

merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas di lingkungan Kecamatan.

Pelaksanaan pengawasan tersebut dapat mengurangi dan mencegah secara

dini terjadinya berbagai kelemahan dan kekurangan yang dikerjakan

aparatur pemerintah/ pegawai dalam melaksanakan tugas pokok masing-

Page 96: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

80

masing. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan Bapak

Ramadani selaku staff subbag umum (pengurus barang/ bendahara barang)

di Kecamatan Koja :

“... cara pengawasan camat yang sekarang itu tidak banyak bicara.

Beliau diam-diam menilai. Jadi jika ada pegawai/ staffnya yang

mempunyai kendala/ masalah, beliau memanggil pegawai tersebut

untuk diajak ngobrol diruangannya. Tetapi dalam hal ini beliau

tidak menegur tetapi hanya mengingatkan.” (hasil wawancara 27

Maret 2017 Pukul 14.49 WIB di Kantor Kecamatan Koja).

Dari hasil wawancara yang ada, peneliti menarik kesimpulan bahwa

cara Camat Koja Jakarta Utara dalam pengawasan yaitu dengan menilai

dengan memperhatikan kinerja pegawainya secara langsung dan juga

melalui pihak ketiga yakni Sekcam, serta selalu melakukan briefing sebelum

para pegawainya melakukan pekerjaan sehingga kesalahan/ kendala yang

dialami pada hari kemarin dapat di evaluasi.

d. Pendelegasian Tugas Kepada Bawahan Terkait dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik

Tugas staff di Kecamatan Koja jakarta Utara sudah tertulis sesuai

dengan tupoksi yang ada. Penyesuaian tugas yang diberikan dengan tupoksi

diharapkan tidak menimbulkan kesenjangan sosial diantara aparatutur

kecamatan. Pembagian tugas di kantor Kecamatan Koja telah sesuai dengan

landasan hukum yaitu Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 248

Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan.

Camat Koja Jakarta Utara memberikan tugas kepada bawahannya

dengan cara melakukan koordinasi terlebih dahulu. Jika memberikan tugas

kepada satu pegawai saja, Camat Koja memanggil pegawai yang

Page 97: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

81

bersangkutan ke kantor Camat untuk dijelaskan secara rinci agar tidak ada

kekeliruan. Sedangkan pembagian tugas kepada beberapa pegawai, Camat

melakukan rapat terlebih dahulu untuk menjelaskan tugas yang akan

dikerjakan oleh para bawahannya. Seperti kutipan wawancara dengan Bapak

Suparman, SH selaku kasi pemerintahan & tramtib :

“contoh ya dek, saya selaku kasi pemerintahan & tramtib memiliki

tugas yakni salah satunya melaksanakan kegiatan pembinaan

penyelenggaraan pemerintah di Kelurahan. Nah dalam hal ini bapak

camat tentu memberikan arahan bagaimana saya harus

menyelenggarakannya agar tepat sasaran. Beliau mengajak saya

ngobrol santai, bahkan sambil ngopi diruangannya sambil

memberikan arahan” (hasil wawancara 27 Maret 2017 Pukul 15.16

WIB di kantor Kecamatan Koja Jakarta Utara).

Camat Koja dalam memberikan tugas kepada bawahannya

terkait pelayanan kepada masyarakat tentu berdasarkan surat edaran dari

walikota ataupun dari pusat. Kemudian dengan segera Camat

mengumpulkan semua kasi untuk melakukan kerjasama dengan

diadakannya rapat. Hal ini juga sesuai dengan pendapat dari Bapak

Ramadhani selaku staff subbag umum (pengurus barang/ bendahara barang)

di Kecamatan Koja :

“biasanya bapak membagikan tugas langsung kepada orang yang

bersangkutan, lalu jika ada surat edaran dari pemprov terkait

pelayanan yang lebih mendetail, cara beliau memberikan tugas

yakni mengadakan rapat dikantor. Tak jarang juga Bapak Camat

melimpahkan wewenangnya kepada Sekcam untuk mengarahkan

pegawai-pegawai yang lain dalam bekerja jika Camat sedang tidak

ada di kantor” hasil wawancara 27 Maret 2017 Pukul 14.49 WIB di

Kantor Kecamatan Koja).

Dari hasil wawancara, peneliti menarik kesimpulan, bahwa cara Camat

Koja memberika tugas kepada bawahannya yaitu dengan dua cara yakni

Page 98: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

82

mengambil alih lansgung untuk memberikan tugas kepada bawahan

dengan cara berbicara antar personal dan juga mengadakan rapat jika

pembagian tugas itu harus dijelaskan secara terperinci. Lalu pembagian

tugas melalui tangan kanannya yakni Sekcam dimana Camat memberikan

kuasa penuh kepada Sekcam untuk mengatur jalannya pekerjaan yang ada

di Kantor Kecamatan jika Camat sedang tidak ada di Kantor.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Terkait dengan Gaya Kepemimpinan

Sektor Publik dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

Pelaksanaan Program ataupun kegiatan yang ada di Kecamatan Koja

Jakarta Utara pasti tidak terlepas dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

pelayanan publik. Baik itu faktor pendorong maupun faktor penghambat. Faktor

pendorong digunakan untuk memaksimalkan pelayanan sehingga dapat terwujud

tujuan yang diinginkan. Faktor pendorong tersebut ditingkatkan dalam hal kualitas

maupun kuantitas. Sedangkan untuk faktor penghambat, pemimpin harus mampu

mengatisipasi hambatan-hambatan yang terjadi dengan berbagai cara yang sesuai

dengan undang-undang yang berlaku.

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan faktor yang dapat membantu

pelaksanaan kelancaran suatu kegiatan sehingga dapat dengan mudah dalam

mencapai suatu tujuan. Faktor pendukung berasal dari dalam (internal) dan

juga dari luar (eksternal) dimana faktor internal maupun eksternal yang jika

digabungkan akan menjadi faktor pendukung yang kuat. Berikut ini adalah

Page 99: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

83

faktor internal dan juga eksternal terkait dalam peningkatan pelayanan

publik

(1) Internal

Faktor pendukung internal merupakan faktor pendukung yang

berasal dari dalam lingkungan suatu organisasi. Faktor pendukung internal

dalam peningkatkan pelayanan publik di kecamatan Koja jakarta Utara

adalah SDM (sumber daya manusia) yang memadai di Kecamatan Koja.

Berikut adalah kutipan wawancara antara peneliti dengan Bapak Camat

Koja Jakarta Utara yakni Muh Yusuf Majid terkait faktor pendukung

internal di Kecamatan Koja :

“tentu faktor pendukung internalnya yaitu jumlah kepegawaian/

SDM yang cukup dan itu merupakan kekuatan yang dimiliki di

Kecamatan Koja. Kesediaan pegawai di struktur Kecamatan sangat

lengkap.” (hasil wawancara 29 Maret 2017 pukul 08.42 WIB di

Kecamatan Koja)

Selain jumlah SDM/ pegawai yang cukup, tentu ada sarana dan

prasarana yang dimiliki Kecamatan Koja sebagai salah satu faktor

pendukung pelaksanaan pelayanan publik. Keberlangsungan pelayanan

ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Seperti pada

kutipan wawancara antara peneliti dengan Bapak Suparman, SH selaku

kepala kasi pemerintahan :

“salah satu pendukunya ya sarana prasarana yang ada di

Kecamatan Koja. Ya Alhamdulillah sarana prasarana yang ada di

Koja cukup lengkap. Sehingga menunjang pelayanan kepada

masyarakat” (hasil wawancara 27 Maret 2017 Pukul 15.16 WIB di

kantor Kecamatan Koja Jakarta Utara).

Page 100: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

84

Sarana dan prasarana umum di Kecamaatn Koja kondisinya

bervariasi, namun secara umum masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Berikut adalah daftar sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Koja

Jakarta Utara :

1. Sarana Peribadatan

Seiring dengan heterogenitas/ kemajemukan pemeluk agama di

Kecamatan Koja, maka ketersediaan sarana peribadatanpun sesuai

dengan kemajemukan itu. Sarana peribadatan umat islam tampak

lebih dominan jumlahnya dibandingkan dengan sarana peribadan

agama lainnya. Demikian pula dengan organisasi keagamaannya

masih banyak dari umat islam, sementara yang lainnya belum

terdaftar. Berikut adalah daftar tabel saranan peribadatan di

Kecamatan Koja :

Tabel 4.5 Sarana Peribadatan di Kecamatan Koja

N

O Kelurahan

Jenis Tempat/ Sarana Ibadat

Jumlah

Masji

d

Musholl

a

Majelis

Taklim

Gerej

a

Kuil/

Vihar

a

1 Koja 12 34 45 1 1 93

2 Lagoa 15 92 110 6 1 224

3

Tugu

Utara 21 75 18 1 0 115

4

Tugu

Selatan 12 24 20 0 0 56

5

Rw bdk

Utara 18 29 29 7 1 84

6

Rawa

Badak

Selatan 11 16 16 1 0 47

Jumlah 89 270 241 16 3 619

(sumber: data kelurahan di Kecamatan Koja)

Page 101: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

85

2. Sarana Pendidikan

Penduduk Kecamatan Koja yang cukup padat perlu diimbangi oleh

ketersediaan sarana pendidikan yang memadai. Hingga akhir tahun

2016 tidak kurang 211 sekolah mulai dari tingkat Taman Kanak-

kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Berikut adalah tabel jumlah

sekolah di Kecamatan Koja Tahun 2016 :

Tabel 4.6 Jumlah Sekolah di Kecamatan Koja Tahun 2016

NO Kelurahan

Jumlah

Jumlah TK SD SLTP SLTA PT

1 Koja 1 3 3 0 0 7

2 Lagoa 18 18 13 17 0 66

3 Tugu Utara 15 29 10 6 1 61

4 Tugu Selatan 3 5 5 2 0 15

5

Rawa Badak

Utara 8 30 7 2 0 47

6

Rawa Badak

Selatan 3 11 4 0 0 18

Jumlah 48 96 42 27 1 214

(sumber: data kelurahan di Kecamatan Koja)

3. Sarana Kesehatan

Meskipun secara kuantitatif jumlah puskesmas Kecamatan dan

Kelurahan ada 8 buah, tetapi penyebarannya belum merata.

Kelurahan Rawa Badak Selatan belum memiliki puskesmas,

sementara Kelurahan Tugu Utara dan Kelurahan Rawa badak Utara

masing-masing memiliki 2 puskesmas. Ada perubahan puskesmas

kecamatan. Dimana puskesmas Kecamatan Koja menjadi Rumah

Sakit Umum Kecamatan (RSUK) Koja yang beralamat di Jl.

Walang Permai Kelurahan Tugu Utara. Berikut adalah tabel sarana

kesehatan di Kecamatan Koja :

Page 102: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

86

Tabel 4.7 Sarana Kesehatan di Kecamatan Koja

N

o

Keluraha

n RS Apotek

Klini

k

Puskesma

s

R

B

dr.

Praktek

Jumla

h

1 Koja 1 4 3 1 2 9 20

2 Lagoa 1 2 3 1 5 11 23

3

Tugu

Utara 3 5 6 2 5 7 27

4

Tugu

Selatan 0 0 2 1 3 1 7

5

Rawa

Badak

Utara 0 1 12 0 0 3 16

6

Rawa

Badak

Selatan 1 2 5 2 1 5 16

Jumlah 6 14 33 7 16 36 109

(sumber: data kelurahan di Kecamatan Koja)

4. Sarana Perekonomian

Luas wilayah Kecamatan Koja yang hanya 1.313,33 Ha dan terdiri

dari 6 Kelurahan, terdapat 10 pasar yakni :

a) Pasar Sindang di Kelurahan Koja

b) Pasar Rawa badak di Keluarahan Rawa badak Utara

c) Pasar Ular di Kelurahan Rawa badak Selatan

d) Pasar Walang di Kelurahan Rawa Badak Selatan

e) Pasar Lontar di Kelurahan Tugu Utara

f) Pasar Koja Baru di Kelurahan Tugu Utara

g) Pasar Tugu di Kelurahan rawa badak Utara

h) Pasar Waru di Kelurahan Lagoa

i) Pasar Maja di Kelurahan Lagoa

j) Pasar Bendungan Melayu (Pasar kaget)

Page 103: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

87

(2) Eksternal

Faktor pendukung eksternal merupakan faktor pendukung yang

berasal dari luar lingkungan suatu organisasi. Faktor pendukung eksternal

dalam peningkatan pelayanan publik di kecamatan Koja Jakarta Utara

adalah Peraturan Gubernur dan juga masyarakat. Seperti apa yang sudah

Bapak Camat Katakan melalui kutipan wawancara antara peneliti dengan

Bapak Camat Koja Jakarta Utara yakni Muh Yusuf Majid terkait faktor

pendukung internal di Kecamatan Koja :

“dukungan eksternal yang kita miliki yaitu berupa peraturan. Peraturan

dari gubernur, peraturan walikota. Serta partisipasi warga dalam

melaksanakan peraturan/ kebijakan yang telah diatur. Dan Insya Allah

jika pendukung internal serta eksternal dipadukan akan berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.” (hasil wawancara 29 Maret 2017 pukul

08.42 WIB di Kecamatan Koja)

Dalam hal ini, faktor eksternal merupakan pengaruh penting berupa

sebuah pelayanan. Karena pelayanan itu sendiri ditujukan untuk masyarakat.

Pelaksanaan pelayanan di Kecamatan Koja terdiri dari berbagai macam

kegiatan. Pelaksanaan pelayanan tersebut tidak hanya dilakukan oleh

pegawai Kecamatan Koja saja, melainkan juga didukung oleh partisipasi

masyarakat untuk mensukseskan program Pemprov. Seperti kutipan

wawancara dengan Bapak Muh Yusuf majid selaku Camat Koja Jakarta

Utara :

“ada kegiatan jumling (jumat keliling) nah nanti ada kegiatan PSN

(pemberantas sarang nyamuk) dan kegiatan itu acaranya ibu-ibu. Ada

ibu-ibu PKK, ibu-ibu pegawai Kecamatan, ada ibu-ibu warga biasa.

Nah nanti bapak-bapaknya seperti saya, lurah, dan bapak-bapak warga

koja tinggal keliling untuk ngeliat saluran air dan mengontrol yang

lainnya. Hal ini merupakan program dari pergub. Karena di Jakarta ini

tidak satupun kegiatan yang dilakukan tanpa landasan hukum berupa

Page 104: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

88

pergub, instruksi gubernur/ surat edaran sekda. Nah saya tinggal

melakukan perubahan sedikit dengan program saya agar efektif. Nah

kemudian di inovasikan lagi oleh ibu-ibu Koja.” (hasil wawancara 29

Maret 2017 pukul 08.42 WIB di Kecamatan Koja)

Kerjasama yang baik antara warga Koja dengan peraturan dari

Kecamatan merupakan salah satu hal yang sangat penting. Karena akan

terasa manfaatnya jika warga ikut berpartisipasi terhadap program dari

Kecamatan. Contohnya seperti adanya kerja bakti setiap hari minggu,

adanya kegiatan PSN (Pemberantas Sarang Nyamuk) yang diadakan oleh

ibu-ibu PKK, adanya penghijauan setiap RT masing-masing. Pernyataan ini

didukung oleh kutipan wawancara peneliti dengan Ibu Sri Widyaningsih

selalu Ketua RT 008/009 di Jl Mahoni gang 4 Blok A :

“... kita kan dapet surat edaran nih dari kelurahan untuk adanya kerja

bakti, yaudah kita sebagai warga harus melaksanakan dong amanat

dari camat tersebut. Biasanya kerja bakti setiap hari minggu itu

sebulan 2 kali tapi di RT tante, tante adain kerja baik seminggu sekali.

Lalu ada pengijauanan, biasanya camat ngasih pot-pot tanaman.

Kemarin terakhir pohon toga, setelah itu kita warganya tinggal

kembangin untuk ditanam dan di tata di pinggir-pinggir rumah warga

agar daerah kita kelihatan indah dan sejuk. Dan itu murni inovasi kita

sendiri dari warga RT 008/009”

Masyarakat yang aktif merupakan salah satu keuntungan bagi

Kecamatan Koja karena inovasi-inovasi yang dibuat warga seperti salah satu

contohnya yakni Ibu Sri Widyaningsih Ketua RT 008/009 memudahkan

kerja dari aparat Kecamatan itu sendiri. Kecamatan Koja Jakarta Utara

sebagai lembaga pemerintahan yang bertugas untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat hanya perlu memberi dukungan dan juga masukan untuk

warganya. Pastisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting

karena luas wilayah Kecamatan Koja yang cukup luas terkadang membuat

Page 105: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

89

para pegawai Kecamatan tidak melihat beberapa titik-titik yang harus

mendapat perubahan.

Jadi, peneliti dapat menarik kesimpulan dari beberapa kutipan

wawancara yang ada, bahwa partisipasi masyarakat Koja sangat baik.

Warga ikut berperan aktif terkait program-program yang direalisasikan oleh

Kecamatan. Warga Koja juga memiliki inisiatif tersendiri untuk membatu

mensukseskan program-program-program dari Kecamatan itu sendiri.

b. Faktor Pengambat

Pelaksanaan Kegiatan di suatu organisasi pasti memilik permasalahan

sendiri, begitu pula dengan Kecamatan Koja Jakarta Utara. Dalam

meingkatkan pelayanan publik di kecamatan koja, tidak selalu berjalan

dengan baik, tentunya ada suatu penghambat yang terjadi. Faktor

penghambat tersebut terdiri dari faktor internal dan juga eksternal. Berikut

adalah faktor penghambat internal dan juga eksternal dalam peningkatan

pelayanan publik :

(1) Internal

Faktor penghambat internal merupakan faktor penghambat yang

berasal dari dalam lingkungan suatu organisasi/ Kecamatan. Faktor

penghambat internal dalam peningkatkan pelayanan publik di kecamatan

Koja jakarta Utara yaitu hampir dikatakan tidak ada. Berikut adalah kutipan

wawancara antara peneliti dengan Bapak Camat Koja Jakarta Utara yakni

Muh Yusuf Majid terkait faktor penghambat internal di Kecamatan Koja :

“gini mba, bisa dikatakan tidak ada pengambat dalam internal,

contoh ya, jika ada staff/ pegawai yang jadi penghambat pasti

Page 106: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

90

langsung dipecat oleh pemprov. Paling yang ada beberapa

kesalahan yang dilakukan oleh pegawai terkait kinerjanya. Tetapi

itu bukan penghambat, karena hal semacam itu adalah hal yang

lumrah. Karena tidak serta merta orang bekerja selalu sempurna

kan...” (hasil wawancara 29 Maret 2017 pukul 08.42 WIB di

Kecamatan Koja)

Dari hasil wawancara antara peneliti dengan Bapak Camat Muh Yusuf

Majid, bisa dikatakan bahwa SDM/ para pegawai di Kecamatan Koja tidak

ada yang menjadi penghambat, hanya ada beberapa kesalahan kecil tetapi

dapat diselesaikan dengan baik. Pernyataan Bapak Camat didukung dengan

kutipan wawancara antara peneliti dengan Bapak Ramadhani selaku staff

subbag umum (pengurus baraang/ bendahara barang) di Kecamatan Koja :

“... ya Alhamdulillah selama saya dipimpin sama beliau belum ada

sih kendala terkait dengan masalah pegawai yang menghambat

pelayanan. Terus lagi, Alhamdulillah juga fasilitas di Kecamatan

Koja ini cukup menghuni untuk menunjang pelayanan kepada

masyarakat. Jadi sepertinya tidak ada dek masalah internal di

Kecamatan Koja.” (hasil wawancara 27 Maret 2017 Pukul 14.49

WIB di Kantor Kecamatan Koja).

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa penghampat internal hampir

dikatakan tidak ada, hal ini ditegaskan oleh Bapak Camat Koja itu sendiri

dan juga staff subbag umum yakni Bapak Ramadhani yang menyatakan

bahwa fasilitas-fasilitas yang ada di Kecamatan Koja sudah sangat cukup

terkait untuk menunjang memberikan pelayanan yang prima kepada

masyarakat. Begitu pula dengan sumber daya masnusia yang juga sangat

menghuni di Kecamatan Koja, sehingga tidak ada kendala yang signifikan.

(2) Eksternal

Faktor penghambat eksternal merupakan faktor penghambat yang

berasal dari luar lingkungan suatu organisasi. Faktor penghambat eksternal

Page 107: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

91

lebih kepada keaadaan geografis/ letak Kecamatan Koja itu sendiri. Berikut

adalah kutipan wawancara antara peneliti dengan Bapak Camat Koja Jakarta

Utara yakni Muh Yusuf Majid terkait faktor penghambat eksternal di

Kecamatan Koja :

“yang menjadi penghambat dari eksternal yaitu kondisi

kewilayahan, karena secara demografi kepadatan penduduk Koja

agak tinggi, tapi itu sebenarnya bukan hambatan melainkan

tantangan. Dan juga kondisi kontur tanah di Kecamatan Koja yang

rendah yakni dibawah permukaan air laut, jadi ada hujan sedikit

saja wilayah kita sudah tergenang. Untuk itu kita sangat

bergantung dengan pompa-pompa yang ada agar wilayah koja

tidak tenggelam.” (hasil wawancara 29 Maret 2017 pukul 08.42

WIB di Kecamatan Koja)

Jadi kutipan wawancara yang dapat dapat peneliti simpulkan bahwa

permasalah dari eksternal hanya keadaan geografis saja tetapi hal tersebut

bukan menjadi suatu masalah melainkan menjadi sebuah tantangan untuk

Camat beserta seluruh masyarakat Koja.

D. Pembahasan

1. Gaya Kepemimpinan Camat dalam Meningkatan Pelayanan Publik

Pelaksanaan kegiatan suatu program merupakan tanggung jawab seorang

pemimpin dalam sebuah organisasi maupun lembaga. Dalam hal ini, Camat Koja

Jakarta Utara memiliki tugas yang sangat penting dalam meningkatkan pelayanan

publik. Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang Camat harus sesuai

dengan kondisi yang ada. Hal tersebut dikarenakan dalam setiap situasi/ keadaan

yang berbeda setiap pemimpin harus bisa menyesuaikannya. Pemimpin

merupakan sosok yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pemimpin memiliki

tanggung jawab yang besar dalam mengatur, mengarahkan, serta menata

Page 108: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

92

organisasinya. Pemimpin juga dituntut untuk dapat mempengaruhi bawahannya

agar tujuan suatu organisasi dapat tercapai sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Gaya kepemimpinan yang tergambarkan oleh Camat Koja Jakarta Utara

yakni Bapak Muh Yusuf Majid yaitu gaya kepemimpinan yang demokratis. Hal

ini sesuai dengan pendapat teori dari Rivai dalam Dimyati (2014:74) yakni :

“Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur

yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan

keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis,

bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerjasama,

mengutamakan mutu kerja, dan dapat mengarahkan diri sendiri.”

Sesuai dengan pendapat Thoha (dalam Riberu 1982:27) dimana gaya

kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada

saat orang tersebut berusaha mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia

lihat. Jadi dapat diartikan bahwa terdapat kesamaan substansi bahwa gaya

kepemimpinan merupakan cara yang digunakan oleh pemimpin dalam

mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku para anggota organisasi atau

bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.

Gaya kepemimpinan Camat Koja Jakarta Utara sesuai dengan apa yang

telah dijabarkan, bahwa Camat Koja berpacu dengan kerjasama. Kerjasama yang

dilakukan oleh Camat Koja yakni dengan bawahannya, lembaga-lembaga

kemasyarakatan, serta seluruh warga Kecamatan Koja. Hal ini juga sesuai dengan

pernyataan Sukanto dalam Dimyati (2014:74) yang menjelaskan tentang ciri-ciri

pemimpin yang demokratis, diantaranya :

a. Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan

diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin

Page 109: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

93

b. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk

tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk

teknis, pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif

prosedur yang dapat dipilih

c. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka

pilih dan pembagian tugas ditentukan kelompok.

Selama Bapak Muh Yusuf Majid menjabat sebagai Camat di Kecamatan

Koja, Bapak Camat selalu mengajak bawahan dan seluruh warga Koja untuk ikut

berperan serta dalam mengikuti program-program kegiatan yang ada di

Kecamatan Koja. Sehingga tercipta kerjasama yang baik antara Camat, para

pegawainya, serta seluruh warga Koja Jakarta Utara.

Gaya kepemimpinan demokratis merupakan gaya kepemimpinan yang

mengutamakan musyawarah dan selalu berpikir bahwa mau mendengar

merupakan kata kunci dari keberhasilan dalam memimpin suatu organisasi. Gaya

kepemimpinan yang dilakukan oleh Camat Koja Jakarta Utara selalu

megutamakan pelayanan yang baik untuk masyarakatnya. Hal ini dibuktikan

dengan cara Pak Camat ikut terjun langsung ke masyarakat untuk melihat

program kegiatannya yang sedang dilaksanakan, ikut serta dalam memecahkan

suatu konflik antar warga tanpa memandang latar belakang warganya terkait

budaya, agama, dan sebagainya, selalu berpandangan bahwa tidak ada jarak sosial

antara Camat, bawahan, serta warganya. Hal ini sesuai dengan Pergub Provinsi

DKI Jakarta Nomor 248 Tahun 2014 pasal 5 poin e terkait dengan tupoksi Camat

yakni “memimpin dan mengkoordinasikan penyelenggaraan musyawarah

perencanaan pembangunan tingkat Kecamatan”.

Page 110: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

94

Gaya kepemimpinan demokratis tersebut dinilai sangat tepat untuk

masyarakat Koja Jakarta Utara karena warga Koja memiliki latar budaya yang

berbeda-beda atau biasa dikenal dengan istilah multi etnis. Untuk mengetahui

lebih lanjut lagi mengenai gaya kepemimpinan Camat Koja jakarta utara dalam

meningkatkan pelayanan publik, maka dapat dilihat sebagai berikut :

a. Komunikasi Camat Koja Jakarta Utara dalam Meningkatkan Pelayanan

Publik

Komunikasi merupakan hal yang paling penting bagi seorang

pemimpin untuk menyampaikan berbagai informasi dan segala percakapan

di suatu organisasi/ lembaga. Komunikasi yang berjalan harmonis tentunya

adalah kunci dari keberhasilan dalam mencapai tujuan bersama. Dalam hal

ini, pemimpin di di Kecamatan yakni Bapak Camat Muh Yusuf Majid harus

memiliki komunikasi yang baik dengan bawahannya dan juga

masyarakatnya. Komunikasi tersebut merupakan unsur yang sangat

dibutuhkan dalam keefektifan menjalankan segala kegiataan yang ada.

Komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin tentunya mencaku komunikasi

antara seluruh bawahannya dan seluruh masyarakat Koja Jakarta Utara.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat berkomunikasi

dengan semua lapisan elemen masyarakat, serta dapat menyesuaikan diri

terhadap lingkungan yang dipimpinnya. Sehingga pemimpin tidak

mempunyai kesulitas untuk dekat dengan masyarakatnya. Komunikasi yang

baik tentu akan meningkatkan kualitas dari organisasi yang dipimpin.

Page 111: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

95

Menurut Rivai dan Mulyadi (2009:336) komunikasi merupakan

pengiriman dan juga penerimaan pesan serta berita antara dua orang ataupun

lebih sehingga pesan yang disampaikan tersebut dapat dipahami.

Komunikasi merupakan proses menyampaikan sebuah informasi dalam

mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

Komunikasi juga sebagai proses pemimdahan pengertian dalam

bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.

selain itu komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian

informasi atau pengiriman dari seseorang kepada orang lain. (Rivai

dan Mulyadi, 2009:336)

Sejalan dengan pendapat Rivai dan Mulyadi, Camat Koja Jakarta

Utara memberikan komunikasi yang baik terhadap bawahannya dan juga

warganya. Camat Koja Jakarta Utara telah melaksanakan tugasnya yakni

dengan memberikan komunikasi secara dua arah untuk menyampaikan

berbagai informasi ataupun menangani berbagai permasalahan yang ada.

Hal tersebut terbukti dengan adanya komunikasi secara formal maupun non

formal. Komunikasi formal dengan para bawahannya yakni dengan cara

mengadakan rapat minggon (rapat mingguan) yang dilakukan setiap hari

senin, rapat internal dengan para staff, dan juga rapat rutin bulanan. Ada

pula komunikasi non formal berupa komunikasi melalui media sosial seperti

Whatshap.

Tidak lain halnya dengan komunikasi formal dan non formal oleh

pemimpin dan bawahannya, komunikasi formal dan non formal juga

dilakukan oleh Camat kepada masyarakat (lingkungan eksternal).

Komunikasi yang dilakukan Camat secara formal yakni dengan cara

Page 112: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

96

mengadakan rapat terkait soisalisasi program Pemprov di kantor kelurahan

yang dihadiri oleh para RW, Lurah, staff lurah, dan juga staff camat.

Komunikasi non formal yakni Camat berkomunikasi langsung dengan cara

terjun ke masyarakat, melakukan musyawarah dengan warga, RW, dan juga

RT, serta berkomunikasi lewat media sosial seperti whatshap. Hal ini

tentunya menjadi komunikasi yang efektif bagi pemimpin, bawahan, dan

juga masyarakat. Kemampuan komunikasi yang baik oleh Camat Koja

memberikan pengaruh kepada tingkat partisipasi warga dan juga

bawahannya terhadap pelaksanaan peningkatan pelayanan publik yang ada

di Kecamatan Koja Jakarta Utara.

Sesuai dengan tupoksi Camat menurut Pergub Provinsi DKI Jakarta

Nomor 248 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan pasal

5 poin h yaitu camat harus melaporkan, dan mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tupoksi Kecamatan. Dalam hal ini, komunikasi yang dilakukan

oleh Camat Koja bertujuan untuk membuat bawahannya sebagai mitra kerja

untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi yang dilakukan secara formal

maupun non formal bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan apa saja yang

sudah dilaksanakan masing-masing unit serta mengkoordinasi jika ada

permasalahan/ keluhan selama pelaksanaan pelayanan berjalan.

Page 113: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

97

b. Pengambilan Keputusan Oleh Camat Terkait dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik

Administrasi memiliki fungsi menentukan arah dan tujuan dari

sebuah organisasi. Henry dalam Pasolong (2013:19) mengatakan bahwa

salah satu ruang lingkup administrasi publik merupakan organisasi publik.

Maka dari itu dalam administrasi publik diupayakan tercapainya suatu

tujuan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Pencapaian tujuan

secara efektif dan efisien tersebut dibuuhkan sebuah wadah yakni sebuah

oragnisasi dan pemimpin yang mampu mengambil keputusan mengambil

keputusan yang adil tanpa menimbulkan kecemburuan sosial. Pengambilan

keputusan itu sendiri merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi

seorang pemimpin di dalan sebuah organisasi.

Pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam mengambil

sebuah keputusan dan hal itu merupakan tugas dari seorang pemimpin untuk

bertanggung jawab terkait keputusan yang diambilnya. Pengambilan

keputusan dilakukan seorang pemimpin dengan cara yang berbeda antara

satu dengan yang lainnya. Dikatakan oleh Etzioni dalam Wahab (2008:17)

yakni :

“Melalui proses pembuatan keputusanlah komitmen-komitmen

masyarakat yang acapkali masih kabur dan abstrak, sebagaimana

nampak dalam nilai-nilai dan tujuan-tujuan masyarakat,

diterjemahkan oleh para aktor (politik) ke dalam komitmen-

komitmen yang lebih spesifik menjadi tindakan-tindakan dan

tujuan-tujuan konkrit”.

Page 114: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

98

Sejalan dengan teori yang dikatakan oleh Etzioni dan Wahab

(2008:17) mengetai pengambilan keputusan, Camat Koja menggunakan

komunikasi dua arah dalam setiap pengambilan keputusan. Camat koja

melakukan musyawarah terhadap para warga terkait kendala yang dihadapi,

dan membebaskan setiap warga untuk menyampaikan setiap keluhannya.

Setiap pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masyarakat, Camat

Koja selalu mengajak warganya untuk berkontribusi. Begitu pula yang

berkaitan dengan internal, dimana Camat tidak sungkan untuk bertanya

kepada bawahannya terkait solusi yang bijak untuk menangani suatu

permasalahn/ kendala dalam melayani masyarakat.

Rivai dalam Dimyati (2014:74) menyatakan bahwa kepemimpinan

yang demokratis ditandai dengan adanya struktur yang dalam

pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan secara

kooperatif. Sesuai dengan teori diatas, Camat Koja sudah melakukan cara

tersebut saat pengambilan keputusan terkait pembagian rasta (pengganti

raskin) dan ada warga yang tidak kebagian. Saat itu Camat mengajak Lurah,

RW, RT, dan beberapa warga untuk ikut bermusyawarah/ berunding terkait

permasalah tersebut. Dan hasilnya Camat mengambil keputusan yang

bijaksana untuk tetap memberikan hak warga tersebut.

Setiap keputusan yang diambil oleh Camat Koja yang berkaitan

dengan masyarakat Koja, tentu camat Koja akan mengundang

perwakilannya warga yakni para RW, yang dihadiri pula dengan Lurah serta

staff Lurah dan juga staff Camat untuk membicarakannya secara bersama-

Page 115: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

99

sama. Hal ini sesuai dengan Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 248 Tahun

2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan pasal 3 ayat 2 poin c

yakni pemberdayaan masyarakat. Apabila ada permasalahan dalam jajaran

pemerintahan Kecamatan Koja maka Camat Koja mengadakan musyawarah

yang dihadiri oleh kasi pemerintahan, kepala kasi, kepala kasatpel dan

perwakilan-perwakilan yang ditunjuk untuk melakukan permusyawarahan.

Hal tersebut menunjukan bahwa Camat Koja jakarta Utara memiliki gaya

kepemimpinan yang demokratis yakni dengan mengikutsertakan seluruh

lapisan yang ada. Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut makan

Camat Koja jakarta Utara melaksanakan program ataupun kegiatan yang

berkaitan dengan pelayanan selalu mengutamakan kepuasan masyarakat.

c. Pengawasan Camat Terhadap Bawahan Terkait dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik

Menurut Siagian (2003:112) pengawasan yaitu “suatu proses

pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin

agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan sebelumnya”. Terdapat beberapa proses

pengawasan, menurut Siagian (2003:115) teknik dasar pengawasan yang

dilakukan oleh administrasi dan manajemen yaitu :

1) Pengawasan langsung. Pengawasan ini dilakukan sendiri oleh

pemimpin terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh

bawahannya. Pengawasan langsung ini berupa :

(a) Inpeksi langsung

Page 116: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

100

(b) on the spot observation

(c) on the spot report

2) pengawasan tidak langsung. Merupakan pengawasan yang

dilakukan oleh pemimpin dari jauh. Pengawasan ini biasanya

menggunakan pihak ketiga, dimana mereka melaporkan apa

yang terjadi dan bagaimana hasil kegiatan itu dilaporkan dalam

bentuk tulisan maupun lisan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh

peneliti, maka pengawasan yang dilakukan oleh Camat Koja Jakarta

Utara yaitu seperti yang dikatakan oleh teori Siagian yakni secara

lansgung maupun tidak langsung. Pengawasan secara langsung dilakukan

oleh Camat Koja dengan cara melihat secara fisik pekerjaan yang sedang

dilakukan para pegawainya untuk memantau sejauh mana pelaksanaan

pelayanan kepada masyarakat berjalan. Sedangkan pengawasan secara

tidak langsung dilaukan oleh Camat Koja jakarta Utara yaitu melalui

pihak ketiga, yaitu melalui Sekertaris Camat (Sekcam).

d. Pendelegasian Tugas Kepada Bawahan Terkait dalam Peningkatan

Pelayanan Publik

Tugas dari aparatur yang ada di Kecamatan sudah tertulis sesuai

dengan tupoksi yang ada. Penyesuaian tugas yang diberikan dengan

tupoksi diharapkan tidak akan menimbulkan kecemburuan sosial diantara

aparat Kecamatan yang lainnya. Tugas yang sudah ada dalam Peraturan

Page 117: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

101

Gubernur menjadi acuan Camat Koja dalam membagi setiap pekerjaan

kepada bawahannya.

Dalam membagikan tugas sesuai dengan acuan yang ada, tentu

Camat harus tetap mengarahkan para pegawai agar menjalankan tugasnya

dengan baik. Dalam hal ini cara yang digunakan Camat dalam

memberikan tugas kepada bawahannya yakni melakukan dua cara yaitu

mengarahkan langsung kepada orang yang bersangkutan jika mengarahkan

hal-hal yang sederhana dan untuk menjelaskan secara terperinci untuk

jumlah pegawai yang banyak, biasamya Camat mengadakan rapat di

kantor Kecamatan agar pegawai Kecamatan dapat memaksimalkan

kinerjanya. Pembagian tugas selalu dilakukan Camat Koja secara merata

jika tugas tersebut merupakan tugas tambahan yang tidak tercantum dalam

tupoksi.

Pembagian tugas Camat kepada bawahannya juga mengikutsertakan

Sekcam dalam membagikan tugas. Dalam hal ini Sekcam diberikan kuasa

penuh untuk memberikan arahan kepada para pegawai Kecamatan jika

Camat tidak berada di Kantor, seperti sedang menjalankan rapat di pusat

atau adanya urusan pemerintahan yang mengaruskan Camat tidak berada

di kantor Kecamatan.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Terkait Gaya Kepemimpinan Camat

dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

Setiap pelaksanaan program kegiatan disebuah oragnisasi tentu tidak

terlepas dengan adanya faktor pendukung serta pengambat. Begitu juga dengan

Page 118: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

102

program kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Kecamatan Koja Jakarta Utara.

Beragamnya jenis pelayanan program yang dilaksanakan oleh Kecamatan Koja

pasti menimbulkan suatu keadaan yang tidak dapat terduga. Dari keadaan-keadaan

yang tidak dapat terduka tersebut, timbulah faktor pendukung serta penghambat

dalam pelaksanaan pelayanan masyarakat di Kecamatan Koja. Faktor pendukung

merupakan sesuatu yang harus dipertahankan serta ditingkatkan agar menjadi

lebih baik lagi. Sedangkan faktor penghambat merupakan suatu tantangan bagi

sebuah oragnisasi terutama untuk pemimpin organisasi itu sendiri.

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan salah satu yang membantu dalam

pelaksanaan pelayanan. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pelayanan di

Kecamatan Koja meliputi faktor internal dan juga eksternal. Faktor-faktor

tersebut sangat mempengaruhi serta dianggap mampu mendorong penerapan

pelaksanaan pelayanan di Kecamatan Koja. Faktor pendukung pelaksanaan

pelayanan di Kecamatan Koja adalah sebagai berikut :

1) Intenal

(a) Sumber Daya Manusia (Pegawai)

Sumber daya manusia (SDM) yaitu pegawai yang ada di

Kecamatan Koja memiliki andil dalam pelaksanaan pelayanan. Manusia

merupakan unsur paling penting dalam keberhasilan sebuah organisasi.

Menurut Susanto dalam Tangkilisan (2005:189) yaitu aset di dalam sebuah

organisasi yang paling penting dan juga harus diperhatikan oleh manajemen

yaitu manusia (sumber daya manusia).

Page 119: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

103

Sesuai dengan teori diatas bahwa SDM merupakan satu faktor

penting juga dalam pelaksanaan pelayanan di Kecamatan Koja. SDM yang

cukup di Kecamatan Koja sangat membantu pelaksanaan pelayanan.

Pegawai di Kecamatan Koja memiliki kemampuan yang baik dan memiliki

kerjasama yang tinggi. Selain itu Camat Koja juga menerapkan kedisiplinan

untuk semua aparat sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Moenir

(1995:91). Pemimpin didukung oleh para pegawai yang memiliki

kemampuan serta ketrampilan yang baik untuk mewujudkan tujuan

bersama.

(b) Sarana dan Prasarana

Menurut Moenir (2008:119) yang dimaksud dengan sarana

pelayanan adalah semua jenis peralatan, perlengkapan kerja serta fasilitas

lain yang memiliki fungsi sebagai alat utama/ membantu dalam pelaksanaan

suatu pekerjaan dan juga memiliki fungsi sosial dalam rangka kepentingan

orang-orang yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut. Sarana

dan prasarana merupakan faktor merupakan faktor penting dalam sebuah

organisasi, karena hal tersebut adalah alat utama pendukung pelaksanaan

program maupun kegiatan. Pelaksanaan pelayanan juga tidak terlepas dari

dukungan sarana serta prasarana yang ada.

Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Moenir diatas,

Kecamatan Koja telah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk

pelaksanaan pelayanan. sarana dan prasarana tersebut sangat membantu

aparat maupun masyarakat yang membutuhkan. Sarana yang lengkap seperti

Page 120: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

104

adanya sarana peribadatan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan juga

sarana perekonomian membantu memudahkan warga Kecamatan Koja

dalam menjalankan aktvitas kehidupannya. Salah satu contoh nyata yang

dibuat oleh Camat Koja yakni penambahan sarana seperti gerobak sampah,

yang diperbanyak oleh Camat agar mengoptimalkan pengangkutan sampah

di setiap Kelurahan. Hal tersebut sudah menunjukan bahwa di Kecamatan

Koja Jakarta Utara sudah disediakan berbagai macam sarana dan prasarana

pendukung yang memberikan dampak baik bagi pelaksanaan pelayanan.

2) Eksternal

(a) Peraturan

Peraturan/ aturan merupakan suatu perangkat penting dalam segala

hal dan tindakan seseorang. Dalam sebuah organisasi aturan kerja dibuat

oleh manajemen sebagai pihak yang berwenang dalam mengatur segala

sesuatu di organisasi. Menurut Moenir (1995:91) pertimbangan pertama

manusia sebagai subjek aturan ditunjukan kepada hal-hal penting, yaitu :

a. Kewenangan

b. Pengetahuan dan pengalaman

c. Kemampuan bahasa

d. Pemahaman oleh pelaksana

e. Disiplin dalam pelaksanaan (disiplin waktu, disiplin

kerja)

Sesuai dengan teori yang dikemukan diatas, maka peraturan/ aturan

dari Pemerintah merupakan salah satu faktor pendukung eksternal, peraturan

berupa Pergub Provinsi DKI Jakarta, Peraturan Walikota, ataupun surat

keputusan Sekertaris daerah (Sekda) merupakan acuan untuk menjalankan

pelayanan kepada masyarakat. Karena jika tidak ada dasar hukum berupa

Page 121: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

105

peraturan/ aturan maka setiap kegiatan pelayanan yang akan diberikan kepada

masyarakat tidak akan berjalan dengan baik

(b) Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah unsur penting dalam sebuah

oragnisasi maupun lembaga yang memiliki model demokrasi. Partisipasi

merupakan aktivitas seorang individu maupun kelompok yang melibatkan

diri dalam sebuah kegiatan. Masyarakat merupakan bagian penting dalam

keberlangsungan setiap kegiatan di sebuah organisasi. Partisipasi

masyarakat menurut Isbandi (2007:27) adalah keikutsertaan masyarakat

dalam proses mengidentifikasi masalah dan potensi masyarakat, pemilihan

dan pengambilan keputusan mengenai alternatif solusi untuk menangani

masalah, mengajak masyarakat untuk terlibat dalam suatu proses

mengevaluasi adanya perubahan yang terjadi.

Berikut partisipasi dari masyarakat bersifat beragam sesuai dengan

kemampuan dan juga kemauan dari diri mereka sendiri. Bentuk partisipasi

masyarakat yang dituturkan oleh Dusseldrop dalam Mardikanto dan

Soebianto (2012:84) yaitu :

a) Menjadi anggota kelompok-kelompok masyarakat

b) Melibatkan diri pada kegiatan diskusi kelompok

c) Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan organisasi untuk

menggerakan partisipasi masyarakat lainnya

d) Menggerakan sumber daya masyarakat

e) Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan

f) Memanfaatkan hasil-hasil yang dicapa dari kegiatan

masyarakatnya

Partisipasi adalah bentuk dari kontribusi warga untuk ikut

membantu kegiatan maupun program yang diadakan oleh Kecamatan.

Page 122: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

106

Partisipasi dari masyarakat ini memiliki tujuan untuk mewujudkan suatu

pelayanan yang baik bagi lingkungan sekitar. Masyarakat di Kecamatan Koja

dianggap memiliki partisipasi yang tinggi dikarenakan memenuhi beberapa

bentuk partisipasi masyarakat yang dikatakan oleh Dusseldrop dalam

Mardikanto dan Soebianto diatas.

Salah satu contoh partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat

Kecamatan Koja yaitu berinovasi terkait program penghijauan dari

Kecamatan yang dilaksanakan di setiap RT. Kegiatan ini dilakukan oleh

Camat Koja sebagai cara untuk mendekatkan diri dengan warga sehingga

dapat mendengar setiap keluhan yang dirasakan oleh warganya. Tidak

berhenti sampai disitu, warga Kecamatan Koja memiliki partisipasi yang

tinggi mengenai keikutsertaan dalam program kegiatan PSN (pemberantas

sarang nyamuk) dan Jumantik (juru pemantau jentik) dimana kegiatan

tersebut diadakan oleh ibu-ibu PKK dan diikuti oleh seluruh warga di

Kecamatan Koja.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat merupakan kendala bagi seorang pemimpin

dalam pelaksanaan setiap kegiatan dalam meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat. Faktor penghambat ini sebagai tantangan bagi seorang

pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Berikut adalah faktor

penghambat dalam meningkatkan pelayanan Publik :

(1) Eksternal

(a) Lingkungan

Page 123: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

107

Menurut Hasyim (2006:47) kurangnya kondisi-kondisi yang

mendukung pelayanan akan menghambat kegiatan pelayanan publik, baik

dari sisi internal maupun eksternal organisasi. Dalam hal ini, adanya

penghambat dari lingkungan juga berpengaruh dalam kegiataan memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Seperti yang dikatakan Hasyim (2006:47)

yakni adanya tekanan dari lingkungan karena faktor lingkungan sangat

mempengaruhi kinerja sebuah organisasi pelayanan dalam interaksi antara

lingkungan dengan organisasi publik.

Kondisi kewilayahan Kecamatan Koja yang berada di bawah

permukaan laut membuat wilayah Kecamatan Koja mudah tergenang air,

bahkan hujan yang tidak terlalu besar saja membuat wilayah Kecamatan

koja tergenang. Hal ini tentunya menjadi tantangan yang sangat besar untuk

seorang pemimpin. Untuk itu wilayah Kecamatan Koja sangat bergantung

dengan pompa-pompa air untuk menguras air yang menggenang wilayah

Kecamatan Koja untuk dibuang ke Kali di daerah Rawa Badak. Hal ini

tentunya didukung oleh kegiatan program Bapak Camat yakni kerja bakti

setiap minggunya. Tetapi hal ini tentunya bukan menjadi penghambat yang

besar, melainkan menjadi sebuah tantangan yang harus diatasi dengan

berbagai cara agar wilayah Kecamatan Koja menjadi daerah yang nyaman

untuk ditinggali oleh warganya.

Page 124: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan juga pembahasan yang dilakukan oleh peneliti

maka dapat ditarik kesimpulan dari fokus penelitian yang ada yaitu sebagai

berikut :

1. Gaya kemimpinan yang dilaksanakan oleh Camat Koja Jakarta Utara

adalah gaya kepemimpinan yang demokratis. Hal ini karena gaya

kepemimpinan Camat Koja Jakarta Utara menitik beratkan pada

kerjasama dengan bawahan dan juga masyarakatnya. Camat Koja

jakarta Utara selalu mempunyai pemikiran bahwa kunci dari

keberhasilan adalah mau mendengar, dan juga Camat Koja Jakarta

Utara selama ini selalu mengajak bawahan serta masyarakatnya untuk

ikut berperan dalam setiap kegiatan maupun program yang

dilaksanakan di Kecamatan Koja. Sehingga terciptalah kerjasama yang

baik antara pimpinan, bawahan, serta masyarakat.

2. Camat Koja Jakarta Utara melakukan komunikasi yang baik dengan

bawahan serta masyarakatnya. Camat Koja Jakarta Utara telah

melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin dalam berkomunikasi yakni

dengan mengirim serta memberikan informasi. Komunikasi yang

dilakukan oleh Camat Koja yakni komunikasi dua arah. Hal ini

terbukti dengan adanya rapat yang diadakan setiap minggu yang

Page 125: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

109

dihadiri oleh Camat, staff Camat, Lurah, staff Lurah, serta para RW

untuk mensosialisasikan program dari Kecamatan. Selain itu untuk

komunikasi dengan bawahannya, Camat Koja mengadakan rapat

minggon (rapat mingguan) yang diadakan setiap hari senin, rapat

bulanan yang dihadiri oleh para staff, dan rapat rutin bulanan. Camat

Koja juga melakukan komunikasi non formal seperti melakukan

komunikasi lewat media sosial seperti Whatshap untuk memberikan

beberapa informasi baik kepada masyarakat Koja maupun kepada

bawahannya, serta melakukan terjun langsung kepada Masyarakat

untuk ikut melihat pelaksanaan program/ kegiataan yang sedang

berjalan.

3. Setiap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Camat Koja

jakarta Utara terkait dengan pelayanan/ permasalahan dengan

warganya, maka Camat Koja mengundang Lurah, RW, dan Juga RT

untuk melakukan musyawarah. Bertanya kepada bawahannya

mengenai bagaimana solusi yang bijak untuk mengambil keputusan

juga dilakukan oleh Camat Koja, sehingga pengambilan keputusan

yang dilakukan oleh Camat Koja adalah keputusan yang baik untuk

semua golongan dan pengambilan keputusan Camat Koja bersifat

kooperatif.

4. Pengawasan yang dilakukan oleh Camat Koja dengan bawahannya

yaitu dengan memakai dua cara. Yakni pengawasans secara langsung

yaitu dengan melihat sendiri secara fisik kegiataan pekerjaan yang

Page 126: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

110

dilakukan oleh pegawainya. Serta pengawasan secara tidak langsung

yaitu pengawasan melalui pihak ketiga yakni Sekcam, dimana sekcam

merupakan tangan kanan atau biasa kita ketahui wakil dari Camat itu

sendiri.

5. Pendelegasian yang tertera di dalam tupoksi sudah jelas dan menjadi

acuan Camat Koja dalam membagi setiap pekerjaan kepada

bawahannya. Camat Koja memberikan tugas kepada bawahan dengan

dua cara yakni memberikan tugas langsung kepada orang yang

bersangkutan dan melakukan rapat secara formal jika memberikan/

mengarahkan pembagian tugas. Lalu memberikan kuasa penuh kepada

Sekcam untuk membagikan tugas kepada bawahan jika Camat sedang

tidak berada di Kantor Kecamatan terkait urusab pemerintah pusat.

6. Faktor pendukung dan juga pengambat terkait gaya kepemimpinan dari

pelaksanaan pelayanan di Kecamatan Koja terdiri dari faktor internal

serta eksternal. Berikut adalah faktor pendukung dan pengambar

internal serta eksternal :

a. Faktor pendukung internal adalah SDM (sumber daya manusia)

atau biasa kita ketahui adalah aparatur di Kecamatan Koja yang

cukup, kemampuan yang dimiliki setiap individu dari aparatur

Kecamatan juga menunjang kemudahan dalam menajalankan

setiap pelayanan. Serta sarana dan prasarana yang memadai dan

lengkap seperti sarana peribadatan, sarana pendidikan, sarana

Page 127: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

111

kesehatan, dan sarana ekonomi juga merupakan faktor pendukung

keberhasilan terkait peningkatan pelayanan publik

b. Faktor pendukung eksternal adalah peraturan dan juga partisipasi

masyarakat. Dimana peraturan merupakan landasan hukum yang

menjadi acuan untuk menjalan sebuah program ataupun kegiatan

terkait untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Serta

partisipasi yang dilakukan oleh warga Camat Koja salah satunya

ikutserta dalam kegiatan penghijauan dan juga kegiaan PSN

(pemberantas sarang nyamuk) dan juga Jumantik (juru pemantau

jentik).

c. Faktor penghambat internal bisa dikatakan hampir tidak ada,

karena faktor internal berkaitan dengan SDM. Dan dalam hal ini,

jika ada pegawai yang menjadi penghambat dalam menjalankan

setiap pelayanan untuk masyarakat tentu akan digantikan oleh

Pemprov. Dalam hal ini, yang ada hanya ada beberapa kesalahan

kecil yang dilakukan oleh beberapa pegawai dan itu merupakan

bukan pengambat yang berarti.

d. Faktor penghambat eksternal adalah keadaan Wilayah lingkungan

Kecamatan Koja itu sendiri. Karena Wilayah Kecamatan Koja

berada dibawah permukaan laut, dan sangat rendah dari wilayah-

wilayah lainnya, sehingga Kecamatan Koja adalah daerah yang

mudah tergenang air. Dan jika Kecamatan Koja tergenang air,

tentu pelaaksanaan pelayanan akan terhambat.

Page 128: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

112

B. Saran

Terkait dengan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan

saran ataupun rekomendasi yang diharapkan mampu memberikan dampak positif

untuk kebaikan bersama. Adapun saran dari penliti yaitu sebagai berikut :

1. Camat Koja harus mempertahankan pelayanan-pelayanan yang

ditujukan kepada warganya yang dinilai efektif dalam meningkatkan

pelayanan publik, serta harus tetap berupaya meningkatkan kualitas

pelayanan untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan.

2. Masyarakat Koja harus mempertahankan semangat keikutsertaan

dalam setiap program maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh

Kecamatan, serta harus lebih berinovatif terkait program yang

diberikan oleh Kecamatan sehingga terciptanya kerjasama yang baik

antara seluruh warga Koja maupun aparatur Kecamatan Koja itu

sendiri.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih detail dalam menjalankan

penelitian, yaitu dengan menambah indikator-indikator yang

mempengaruhi gaya kepemimpinan.

Page 129: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

113

DAFTAR PUSTAKA

Literatur dan Buku

Andriyansyah, Yoan Furi. 2016. Peran Kepala Desa dalam Pelayanan Publik

(Studi Pada Pemerintah Karangrejo Kecamatan Boyolangu

Kabupaten Tulungagung). Skripsi. Malang: Fakultas Ilmu

Administrasi Publik, Universitas Brawijaya.

Diana, Mega. 2007. Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Peningkatan

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan (Studi pada Kecamatan

Lembah Melintang, Pasaman Barat). Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu

Sosial dan politik, Universitas Sumatera Utara.

Dimyati, H. A Hamdan. 2014. Model Kepemimpinan & Sistem Pengambilan

Keputusan. Bandung: Pustaka Setia

Hadist Riyawat Buchori, Ibnu Umar r.a

Hasyim, Abdullah. 2006. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Pemerintah Kelurahan dalam Memberikan Pelayanan Kepada

Masyarakat. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya

Moenir. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi

Aksara

Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Miles, Metthew B, A. Michael Huberman and Johnny Saldana. 2014.

Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Third Edition.

Sange Publications, Inc

Mohyi, Ach. 2013. Teori dan Perilaku Organisasi. Malang: UMM Press

P. Siagian, Sondang. 1996. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: PT.

Bumi Aksara

Pamudji, S. 1982. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta : PT

Bina Aksara

Page 130: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

114

Pujosumedi. 2010. Organisasi dan Kepemimpinan. Jakarta: Uhamk Press

Rahman, Muhamad Aulia. 2015. Gaya Kepemimpinan Lurah untuk

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Lingkungan Hidup (Studi Pada Kelurahan Jatisari Kota Bekasi).

Skripsi. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Publik, Universitas

Brawijaya.

Rewansyah, Asmawi (2011). Kepemimpinan Dalam pelayanan Publik.

Editor: Hj. Sedarmayanti, Jakarta: PT. Rizky Grafis.

Rivai, Veithzal. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT

Grasfindo Persada

Sukmaningtyas, Nining. 2016. Gaya Kepemimpinan Lurah dalam

Mendukung Pelayanan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Kasin

Kota Malang). Skripsi. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi,

Universitas Brawijaya

Suryapuspita, Merintha. 2016. Perencanaan Stategis Dinas Perhubungan

Kota Malang Dalam Optimalisasi Penerimaan Retribusi Parkir.

Skripsi. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya.

Thoha, Miftah, 2001. Kepemimpinan Dalam Manajemen: Suatu Pendekatan

Perilaku. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yukl, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi (Edisi 5). Jakarta: PT.

Indeks

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Pemerintahan

Daerah

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 58 Tahun 2002

Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan prima

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003

Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Page 131: GAYA KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/5839/1/Vendania%20Nurul%C2%A0Allawiyah.pdfPengalaman Organisasi : 1. Osis SMP ( Kewarganegaraan 2007-2008) 2. Sekertaris

115

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 Tentang Pedoman Organisasi

Perangkat Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan

Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 248 Tahun 2014 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Internet

Website Resmi Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara, diakses Pada

Tanggal 25 Mei 2017 dari http://utara.jakarta.go.id/

Website Resmi Badan Pusat Statistik Jakarta Utara, diakses Pada Tanggal 3

April 2017 dari https://jakutkota.bps.go.id/

Website Resmi Provinsi DKI Jakarta, diakses Pada Tanggal 3 April 2017 dari

http://www.jakarta.go.id