14
Gaya Kepemimpinan Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain: a) Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor karyawan dan faktor situasi. Jika pemimpin memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan menginginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya. b) Gaya Kepemimpinan Menurut Likert Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu: 1) Sistem Otoriter-Eksploitatif Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top- down). 2) Sistem Benevolent-Authoritative Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.

Gaya_Kepemimpinan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gaya_Kepemimpinan.docx

Gaya Kepemimpinan

              Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu

organisasi antara lain:

a)        Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt

        Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrim

yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya

tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor karyawan dan faktor situasi. Jika pemimpin

memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan pribadi

maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih

baik dan menginginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya.

b)        Gaya Kepemimpinan Menurut Likert

              Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu:

1)   Sistem Otoriter-Eksploitatif

Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya,

memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke

bawah (top-down).

2)   Sistem Benevolent-Authoritative

Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman

atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin

memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan

keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.

3)   Sistem Konsultatif

Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin menggunakan

balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau

hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.

4)   Sistem Partisipatif

Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, menggunakan insentif

ekonomi untuk  memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai

kelompok kerja.

Page 2: Gaya_Kepemimpinan.docx

c)        Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y

       Dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side Enterprise (1960),

dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam

dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu

tidak menyukai pekarjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak

perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsikan

bahwa, bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu

mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan

menjadi empat macam yaitu:

1)   Gaya Kepemimpinan Diktator

Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan

ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.

2)   Gaya Kepemimpinan Autokratis

Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun

bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan

tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X.

3)   Gaya Kepemimpinan Demokratis

Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan

dengan musyawarah. Gaya ini pada  dasarnya sesuai dengan Teori Y.

4)   Gaya Kepemimpinan Santai

Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada

bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64)

d)       Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet House

       Berdasarkan Teori Motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam (2002)

mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu:

1)   Direktif

Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas. Gaya ini

mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.

Page 3: Gaya_Kepemimpinan.docx

2)   Suportif

Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan.

3)   Parsitipatif

Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka

pengambilan sebuah keputusan.

4)   Berorientasi Tujuan

Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk

mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin (Sujak dalam Nursalam, 1990)

e)        Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard

              Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) meliputi:

1)    Instruksi

     Tinggi tugas dan rendah hubungan

     Komunikasi sejarah

     Pengambilan berada pada pemimpin dan peran bawahan sangat minimal

     Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifikserta mengawasi

dengan ketat

2)   Konsultasi

     Tinggi tugas dan tinggi hubungan

     Komunikasi dua arah

     Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup besar

3)   Parsitipatif

     Tinggi hubungan rendah tugas

     Pemimpin dan bawahan bersama-sama member gagasan dalam pengambilan keputusan

4)   Delegasi

     Rendah hubungan dan rendah tugas

     Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan dalam pemecahan

masalah serta bawahan diberi delegasi untuk mengambil keputusan

f)         Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White

       Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokrasi,

liberal yang mulai dikembangkan di Unversitas Lowa.

1)   Otoriter

Page 4: Gaya_Kepemimpinan.docx

Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

     Wewenang mutlak berada pada pimpinan

     Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan

     Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan

     Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

     Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan

secara ketat

     Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan

     Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat

     Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif

     Lebih banyak kritik daripada pujian

     Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat

     Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat

     Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman

     Kasar dalam bersikap

     Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan

2)   Demokratis

Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar besedia

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan yang akan

dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.

Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

     Wewenang pimpinan tidak mutlak

     Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan

     Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

     Komunikasi berlangsung timbal balik

     Pengawasan dilakukan secara wajar

     Prakarsa datang dari bawahan

     Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan

     Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif

     Pujian dan kritik seimbang

     Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing

     Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar

     Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak

     Tercipta suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan saling menghargai

Page 5: Gaya_Kepemimpinan.docx

     Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-sama

3)   Liberal atau Laissez Faire

Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar

bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya

dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.

Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:

     Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan

     Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan

     Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan

     Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan

     Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku

     Prakarsa selalu berasal dari bawahan

     Hampir tiada pengarahan dari pimpinan

     Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

     Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok

     Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan

g)        Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang

            Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan

dibedakan menjadi empat yaitu:

1)   Otoriter

Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekarjaan. Menggunakan kekuasaan

posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai

dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas.

Motivasi dengan reward dan punishment.

2)   Demokratis

Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan

kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk

menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi

diberikan seluas-luasnya dan terbuka.

3)   Partisipatif

Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil

analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Staf dimintai

Page 6: Gaya_Kepemimpinan.docx

saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir

ada pada kelompok.

4)   Bebas Tindak

Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi

dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekarjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan

hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.

D.  Kriteria Pemimpin dalam Keperawatan yang Efektif

              Kepemimpinan yang efektif di RS akan terwujud apabila pemimpin menelaah dengan

sistem yang efektif. Seorang pemimpin    yang   efektif   adalah    seorang    pemimpin   yang

dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang  memuaskan

bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat. Ada beberapa kepemimpinan yang efektif antara lain

menurut :

a)    Ruth M. Trapper (1989 ), membagi menjadi 6 komponen :

1)   Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok. Memilih  pengetahuan

dan ketrampilan kepemimpinan dan dalam bidang profesinya.

2)   Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan sendiri serta

kebutuhan orang lain.

3)   Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.

4)   Mengerahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan

5)   Mengambil tindakan

b)   Hellander ( 1974 )

Dikatakan efektif bila pengikutnya melihat pemimpin sebagai seorang yang bersama-sama

mengidentifikasi tujuan dan menentukan alternatif kegiatan.

c)    Bennis ( Lancaster dan Lancaster, 1982 )

Mengidentifikasi empat kemampuan penting bagi seorang pemimpin, yaitu :

1)   Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia ( hubungan antar

manusia ).

2)   Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.

3)   Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia, terutama dalam mempengaruhi orang lain.

4)   Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan seseorang mengenal

orang lain dengan baik.

d)    Gibson ( Lancaster dan Lancaster,1982 )

Page 7: Gaya_Kepemimpinan.docx

Seorang pemimpin harus mempertimbangkan :

1)   Kewaspadaan diri ( self awarness )

Kewaspadaan diri berarti menyadari bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain.

Kadang seorang pemimpin merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya justru telah

menghambatnya.

2)   Karakteristik kelompok

Seorang pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi : norma, nilai - nilai

kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi dan keakraban kelompok.

3)   Karakteristik individu

Pemahaman tentang karakteristik individu juga sangat penting karena setiap individu unik dan

masing - masing mempunyai kontribusi yang berbeda.

E.  Tugas Kepemimpinan dalan Keperawatan

Tugas penting seorang pemimpin di ruang rawat adalah:

a.    Selalu siap menghadapi setiap perubahan. Setiap pemimpin di ruang rawat harus mampu

bersikap proaktif dalam setiap perubahan yang terjadi, berperan dalam setiap aspek kehidupan

berorganisasi, serta mengkaji setiap kemungkinan untuk mengembangkan sesuatu yang baru serta

mampu menanggapi setiap kesempatan sebagai suatu tantangan yang dapat menghasilkan.

b.    Mengatasi konflik yang terjadi sebagai dampak dari kegiatan, kebijakan, ataupun hubungan

yang terkait dengan atasan, bawahan atau pasien dan keluarganya.

c.    Meningkatkan dinamika kelompok diantara bawahan sebagai upaya pemimpin untuk

memotivasi bawahan

d.   Meningkatkan komunikasi dengan atasan, bawahan, rekan sejawat dan konsumen lainnya.

Keterbukaan dalam berkomunikasi akan dapat memperlancar proses pelaksanaan kegiatan

sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan.

e.    Melatih kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki dengan menerapkan berbagai cara untuk

membuktikan bahwa kekuasaan dan kewenangan itu masih dapat dihargai oleh bawahan.

f.     Menggunakan aspek politik untuk mempengaruhi orang lain, dalam rangka memperlancar

pencapaian tujuan.

g.    Menatalaksanakan waktu dengan baik. Penatalaksanaan waktu yang baik mencerminkan

pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia digunakan dengan baik pula sehingga produktivitas

kerja menjadi meningkat.

Page 8: Gaya_Kepemimpinan.docx

F.   Penerapan Kepemimpinan dalam Keperawatan

              Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks

dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan berbagai kegiatan

dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron, kegiatan tersebut meliputi :

1.    Perencanaan dan Pengorganisasian

Pekerjaan dalam suatu ruangan hendaknya direncanakan dan diorganisasikan. Semua kegiatan

dikoordinasikan sehingga dapat dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar.

Sebagai seorang kepala ruangan perlu membuat suatu perencanaan kegiatan di ruangan.

2.    Membuat Penugasan dan Memberi Penghargaan

Setelah membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada para perawat tentang kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan secara singkat dan jelas. Dalam memberi pengarahan, seorang

pemimpin harus mampu membuat seseorang memahami apa yang diarahkan dan juga mempunyai

tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan tersebut dikerjakan dengan benar.

3.    Pemberian bimbingan

Bimbingan merupakan unsur yang penting dalam keperawatan. Bimbingan berarti menunjukkan

cara menggunakan berbagai metode mengajar dan konseling. Bimbingan yang diberikan meliputi

pengetahuan dan keterampilan dalam keperawatan. Hal ini akan membantu bawahan dalam

melakukan tugas mereka sehingga dapat memberikan kepuasan bagi perawat dan klien.

4.    Medorong Kerjasama dan Partisipasi

Kerjasama diantara perawat perlu ditingkatkan dalam melaksanakan keperawatan. Seorang

pemimpin perlu menyadari bahwa bawahan bekerjasama dengan pemimpin bukan untuk atau

dibawah pimpinan. Kerjasama dapat ditingkatkan melalui suasana demokrasi dimana setiap

individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, dan mereka mendapat pujian serta

kritik yang membangun. Bawahan perlu mengetahui bahwa pemimpin mempercayai kemampuan

mereka. Hubungan antar manusia yanng baik dapat meningkatkan kerjasama. Disamping itu

setiap individu dalam kelompok diusahakan untuk berpartisipasi. Hal ini akan membuat setiap

perawat merasa dihargai termasuk bagi mereka yang sering menarik diri atau yang pasif.

Partisipasi setiap perawat dapat berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka.

5.    Kegiatan Koordinasi

Pengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang penting dalam

kepemimpinan keperawatan. Seorang pemimpin perlu mengusahakan agar setiap perawat

mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu dilakukan

adalah melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja bawahan. Agar dapat

Page 9: Gaya_Kepemimpinan.docx

melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu perencanaan yang baik dan penggunaan

kemampuan setiap individu dan sumber-sumber yang ada.

6.    Evaluasi Hasil Penampilan Kerja

Evaluasi hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap staf dan pekerjaan mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekurangan dan kelebihan staf sehingga dapat mendorong mereka mempertahankan pekerjaan yang baik dan memperbaiki kekuranngan yang ada. Agar seorang pemimpin dapat menganalisa perawat lain secara efektif, ia juga harus dapat menilai diri sendiri sebagai seorang perawat dan seorang pemimpin secara jujur