6
3. Pendidikan guru berdasarkan kompetensi Salah satu model pendidikan guru adalah model pendidikan guru berdasarkan kompetensi (PGBK) atau competence based teacher education (CBTE). Beberapa ahli lebih setuju memakai kata performance (perbuatan atau perilaku) daripada competence, karenadipandangnya lebih luas. Dalam tulisan ini keduanya dipandang sama. Stanley Elam (1971) merumuskan beberapa unsur yang esensial dalam PGBK. Unsur-unsur itu berkenaan dengan program pendidikan,  pelaksanaan program serta hal-hal yang bersifat umum. 1) Berkenaan dengan program pendidikan Elam merumuskan unsurunsur sebagai  berikut: a. Kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan perilaku) yang diperlihatkan siswa: Berasal dari konsep yang tampak dari perenan guru, Dirumuskan secara jelas sehingga dapat diukur dalam perilaku siswa sebagai perwujudan kemampuannya, Dapat dikenal secara umum.  b. Kriteria yang digunakan untuk mengukur kompetensi: Didasarkan dan disesuaikan dengan kompetensi-kompetensi yang spesifik, Dirumuskan secara eksplisit dan menunjuk pada tingkat penguasaan tertentu, Kriteria tersebut harus dipublikasikan. c. Penilaian kompetensi siswa: Menggunakan perbuatan siswa sebagai sumber pertama, Juga mengguriakan pengetahuan siswa yang berkaitan dengan rencana untuk menganalisis, menginterpretasikan, dan minilai situasi atau  perilaku, Harus objektif.

GGUUU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KMK

Citation preview

3. Pendidikan guru berdasarkan kompetensi

Salah satu model pendidikan guru adalah model pendidikan guru berdasarkan kompetensi (PGBK) atau competence based teacher education (CBTE). Beberapa ahli lebih setuju memakai kata performance (perbuatan atau perilaku) daripada competence, karenadipandangnya lebih luas. Dalam tulisan ini keduanya dipandang sama. Stanley Elam (1971) merumuskan beberapa unsur yang esensial dalam PGBK. Unsur-unsur itu berkenaan dengan program pendidikan, pelaksanaan program serta hal-hal yang bersifat umum.

1) Berkenaan dengan program pendidikan Elam merumuskan unsurunsur sebagaiberikut:a. Kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan perilaku) yang diperlihatkansiswa: Berasal dari konsep yang tampak dari perenan guru, Dirumuskan secara jelas sehingga dapat diukur dalam perilaku siswa sebagai perwujudan kemampuannya, Dapat dikenal secara umum.

b. Kriteria yang digunakan untuk mengukur kompetensi: Didasarkan dan disesuaikan dengan kompetensi-kompetensi yang spesifik, Dirumuskan secara eksplisit dan menunjuk pada tingkat penguasaan tertentu, Kriteria tersebut harus dipublikasikan.

c. Penilaian kompetensi siswa: Menggunakan perbuatan siswa sebagai sumber pertama, Juga mengguriakan pengetahuan siswa yang berkaitan dengan rencanauntuk menganalisis, menginterpretasikan, dan minilai situasi atauperilaku, Harus objektif.d. Perkembangan siswa dalam menempuh program pendidikan ditentukan oleh kompetensi yang telah dikuasai, dan bukan ditentukan oleh waktu atau mata pelajaran yang telah ditempuh.

e. Program pengajaran ditujukan untuk mendorong perkembangan siswaserta menilai penguasaan siswa tentang kornpetensi kompetensi tertentu.

2. Berkenaan dengan pelaksanaan program menurut Elam PGBK memiliki karakteristik sebagai berikut:a. Pengajaran bersifat individual dan personal. Dalam PGBK waktu bukan sesuatu yang konstan tetapi hanya sebagai variabel, karena tiap siswa punya latar belakang dan tujuan yang berbeda, maka pengajaran sangat bersifat personal dan individual.b. Pengalaman belajar siswa dituntun oleh umpan balik yang diterima dari teman, dari guru atau dari dirinya sendiri. Setiap basil yang is memperoleh merupakan umpan balik yang menentukan kegiatan selanjutnya.c. Program pengajaran tersusun dalam suatu sistem. Semua komponen pengajaran tersusun secara sistematis terarah pada pencapai tujuan tertentu.d. Penekanan program pengajaran adalah pada keluaran (hasil) dan bukan pada masukan.e. Pelaksanaan pengajaran bersifat modular. Modul merupakan seperangkat kegiatan belajar, dengan unsur-unsur (tujuan, prasyarat, pra-penilaian, kegiatan pembelajaran, pasca-penilaian, dan perbaikan) ditujukan membantu siswa menguasai kemampuan- kemampuan tertentu. Pengajaran modular memungkinkan pengajaran bersifat individual, personal dan independen, maju sesuai dengan iramanya sendiri.f. Siswa dinyatakan telah selesai dalam sutau program, apabila telah mengusai semua kemampuan yang dituntut.

3. Di samping dua komponen PGBK di atas, menurut Elam ada beberapa karakteristik dasar yang menyangkut hal-hal lain yang lebih umum.a. Program pengajaran berpusat pada lapangan. Karena PGBK menekankan pada perbuatan maka kegiatan pengajarannya sebanyak-banyaknya dilaksanakan di lapangan dalam situasi yang nyata.b. Dalam pelaksanaan pengajaran siswa banyak mendapat kesempatan berlatih membuat penentuan keputusan.c. Bahan-bahan dan pengalaman disiapkan dalam bentuk yang memungkinkan banyak mendapatkan konsep, keterampilan dan pengetahuan. Bahan-bahan disusun dalam bentuk materi protokol dan dibantu atau diintegrasikan dengan materi latihan.d. Guru dan siswa bersama-sama merencanakan pengajaran. Siswa membuat keputusan tentang pengajarannya, ia pula yang mencobanya, serta menilai hasil dan pelaksanaannya.e. Untuk memberikan umpan batik dalam rangka perbaikan dan mengadakan regeneratif maka siswa juga mengadakan penclitian- penelitian.f. Pembinaan profesional bukan hanya pada pendidikan pra-jabatan tetapi diteruskan dalam pengembangan karier.g. Siswa bukan saja harus menguasai teknik-teknik pengajaran, tetapi juga harus menguasai teknik-teknik pengajaran, harus mampu mendiagnosis, mengintegrasikan dan memecahkan problem - problem pengajaran.

Pendidikan guru yang didasarkan atas kompetensi mengajar dan PGBK mempunyai beberapa proposisi:1. Guru adalah orang yang berpendidikan luas dengan latar belakang bidangpengajaran yang mendalam,2. Perbuatan guru memanifestasikan penguasaan behavioral science yangluas,3. Dalam keputusan is ambit secara rasional,4. Guru menguasai teknik-teknik komunikasi serta strategi mengajar denganbaik,5. Dalam perbuatannya guru merefleksikan profesionalisme.

Menurut Robert Houston dan Howard L. Jones ada lima belas kompetensiyang harus dimiliki guru yaitu:1. Mendiagnosis kebutuhan emosional, sosial, jasmaniah, intelektual siswa.2. Merumuskan tujuan-tujuan instruksional yang didasarkan atas kebutuhan siswa.3. Membuat rencana pelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.4. Melaksanakan pengajaran sesuai dengan rencana tersebut5. Merencanakan dan melaksanakan penilaian untuk menilai hasil belajar siswa dan efektivitas pengajaran.6. Menyesuaikan pengajaran dengan latar belakang budaya siswa.7. Memperlihatkan keterampilan mengajar dan model-model pengajaran untuk mencapai tujuan tertentu bagi siswa tertentu.8. Memperlihatkan pola-pola komunikasi yang efektif dalam kelas.9. Menggunakan sumber-sumber yang sesuai untuk mencapai tujuan pengajaran.10. Memonitor proses dan hasil belajar dan mengadakan perbaikan pengajaran.11. Menguasai bidang studi yang akan diajarkannya.12. Menggunakan keterampilan manajerial dan organisasi dalam mendorong perkembangan sosial, emosi, jasmani dan intelek siswa.13. Sensitif terhadap kebutuhan dan perasaan sendiri dan juga terandap kebutuhan dan perasaan orang lain.14. Bekerja efektif dalam kelompok profesional.15. Menganalisis efektivitas keprofesionalannya dan terus berusaha memperluas efektivitas tersebut.

4. IKIP, FKIP, STKIP sebagai lembaga pendidikan guru

Terdapat dua kelompok lembaga pendidikan guru di Indonesia, yaitu: IKIP, FKIP, dan STKIP yang merupakan lembaga pendidikan guru pada jenjang perguruan tinggi, dan PGA pada jenjang pendidikan menengah. Sebelumnya pada jenjang pendidikan menengah juga ada SPG dan SGO yang menyiapkan calon-calon guru sekolah dasar. Dewasa ini penyiapan guru-guru sekolah dasar dikerjakan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang merupakan Program D2 pada IKIP, FKIP, dan STKIP.IKIP, FKIP, dan STKIP sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang menyiapkan guru dan tenaga kependidikan lainnya pada jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama dan Sekolah Lanjutan Atas serta LPTK sendiri. Meskipun ada tiga lembaga formal lembaga pendidikan guru berjenjang pendidikan tinggi, yaitu IKIP, FKIP, dan STKIP, tetapi dasar, tujuan dan misinya sama, perbedaannya hanya pada keorganisasiannya saja. IKIP sebagai lembaga pendidikan guru berstatus institut merupakan lembaga otonom, berada langsung di bawah Mendikbud, mempunyai jumlah fakultas, jurusan, dan program studi. FKIP merupakan lembaga pendidikan guru, berstatus fakultas berada di universitas (di bawah Rektor), mempunyai sejumlah Jurusan dan Program Studi. STKIP setara dengan FKIP mempunyai beberapa Jurusan dan Program Studi, tetapi kedudukannya otonom seperti IKIP (di bawah Menteri).LPTK (IKIP, FKIP, dan STKIP) mempunyai misi menyiapkan tenagatenaga profesional di bidang kependidikan, dalam berbagai bidang keahlian/program studi, program gelar clan non-gelar. Program gelar memberikan tekanan pada pembentukan keahlian akadernik, sedang non- gelar pada keahlian profesional.Menurut Kepmen 211 tahun 1982, ada tiga jenjang program gelar, yaitu Sarjana (Si) dengan rentang studi 8-14 semester, jenjang Pascasarjana (52) rentang studi 12-18 semester dan jenjang Doktor (S3) rentang 16-22 semester di atas SMTA. Dewasa ini yang menyelenggarakan jenjang program S2 dan S3 hanya beberapa IKIP, belum ada FKIP dan STKIP yang menyelenggarakan jenjang program S2 dan S3.Program non-gelar disebut juga program Diploma, terdiri atas Diploma Idengan paket kurikulum 2 semester, dan rentang studi 2-4 semester, Di- ploma II paket kurikulum 4 semester, rentang studi 4-6 semester, Diploma 3 paket kurikulum 6 semester, rentang studi 6-10 semester clan Diploma 4 paket kurikulum 8 semester, rentang studi 8-14 semester di atas SMTA. Selama ini program Diploma yang dilaksanakan di LPTK adalah Diploma II dan III, dan dewasa ini program Diploma III juga sudah mulai tidak dibuka lagi. LPTK, yaitu program Akta. Program ini ditujukan untuk memberikan wewenang kependidikan khususnya wewenang mengajar. Bagi para mahasiswa LPTK program ini sudah terintegrasi dengan program gelar maupun non-gelar, tetapi bagi luar LPTK yang ingin menjadi guru, harus mengambilnya secara terpisah.Ada lima jenjang program Akta, masing- masing beban studinya 20 SKS, hanya berbeda jumlah SKS yang telah dimiliki pada bidang studi non-kependidikan. Akta I setelah memiliki 20 SKS, Akta II setelah memiliki 60 SKS, Akta III setelah memiliki 90 SKS, Akta IV setelah memiliki 124 SKS dan Akta V setelah memiliki 160 SKS pada bidang studi non-kependidikan.Penyiapan tenaga kependidikan pada LPTK umumnya menggunakan model pendidikan simultan (concurrent model) yaitu materi bidang studi diberikan bersama-sama dengan materi kependidikan, kecuali untuk program akta bagi talon guru dari luar LPTK menggunakan model pendidikan berurutan (consecutive model), kependidikan ditempuh setelah menguasai bidang studi.Secara garis besar ada dua jenis keahlian yang dibina pada LPTK, yaitu guru dan non-guru, baik untuk jenjang Sekolah Dasar, STLP maupun SLTA. Penyiapan guru Sekolah Dasar dilaksanakan dalam program D2 PGSD, ada program guru kelas ada guru bidang studi khususnya pendidikan jasmani. Pada beberapa IKIP mulai dirintis pengembangan PGTK untuk guru Taman Kanak- Kanak. Untuk tenaga guru SLTP, dan SLTA (SMU dan SMK) disiapkan dalam program D3 dan Si berbagai bidang studi, kelompok pendidikan ilmu sosial,bahasa dan sastra, matematika dan ilmu pengetahuan alam, teknik dan kejuruan, serta olah raga dan kesehatan. Untuk tenaga non-guru disiapkan dalam program Si, bidang bimbingan dan konseling, teknologi pendidikan, administrasi pendidikan, pendidikan luar sekolah, dan pendidikan luar biasa. Peningkatan profesionalisme para dosen dilakukan melalui program S2 dan S3, baik bidang studi maupun kependidikan.