113
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktik P.T Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling merupakan perusahaan pembangkitan yang bergerak khusus di bidang pembangkitan listrik tenaga air dan dibawahi oleh P.T Indonesia Power. UP Saguling memiliki 7 (tujuh) sub unit diantaranya Kracak, Ubrug. Plengan, Lamajan, Cikalong, Bengkok Dago, dan P.Kondang dengan total daya terpasang sebesar 797,36 MW. UP Saguling memilki 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan masing-masing berkapasitas 175 MW, dan PLTA ini berfungsi sebagai pemikul beban puncak karena dapat dengan cepat mengikuti perubahan beban tanpa harus mengorbankan efisiensi. Suatu unit PLTA memiliki beberapa komponen utama diantaranya: bedungan; pipa pesat (penstock); turbin air; dan generator. Pengaturan frekwensi yang dilakukan oleh unit governor, berfungsi sebagai pengaturan frekwensi dalam sistim, mengatur keluaran oli yang bertekanan tinggi 1

governor PLTA Saguling

Embed Size (px)

DESCRIPTION

governor

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktik

P.T Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling merupakan perusahaan

pembangkitan yang bergerak khusus di bidang pembangkitan listrik tenaga air dan

dibawahi oleh P.T Indonesia Power. UP Saguling memiliki 7 (tujuh) sub unit

diantaranya Kracak, Ubrug. Plengan, Lamajan, Cikalong, Bengkok Dago, dan

P.Kondang dengan total daya terpasang sebesar 797,36 MW.

UP Saguling memilki 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan

masing-masing berkapasitas 175 MW, dan PLTA ini berfungsi sebagai pemikul

beban puncak karena dapat dengan cepat mengikuti perubahan beban tanpa harus

mengorbankan efisiensi. Suatu unit PLTA memiliki beberapa komponen utama

diantaranya: bedungan; pipa pesat (penstock); turbin air; dan generator.

Pengaturan frekwensi yang dilakukan oleh unit governor, berfungsi

sebagai pengaturan frekwensi dalam sistim, mengatur keluaran oli yang

bertekanan tinggi untuk menggerakan turbin air yang berada dalam putaran

dengan frekwensi 50 Hz (standar Indonesia) dan mengantifikasi terjadinya

penyimpangan terhadap frekwensi dalam sistim. Untuk melakukan fungsinya,

governor mengukur frekwensi yang dihasilkan generator dengan cara mengukur

kecepatan putar poros generator, karena frekwensi yang dihasilkan generator

sebanding dengan kecepatan putar poros generator.

Penyimpangan frekwensi dalam sistim terjadi apabila kebutuhan daya

yang digunakan oleh konsumen (beban) lebih besar dari daya aktif yang

dibangkitkan, atau terjadinya gangguan pada sistim, maka frekwensi sistim

1

turun. Sedangkan frekwensi dalam sistim naik apabila ada tambahan daya dari

unit pembangkit. Untuk mempertahankan nilai frekwensi dalam sistim,

pembangkit daya aktif disesuaikan dengan konsumen (beban). Karena pengaturan

frekwensi dilakukan dengan mengatur daya aktif yang dibangkitkan generator,

maka generator mengatur kopel mekanis yang dihasilkan mesin penggerak

generator.

1.2. Ruang Lingkup Kerja Praktik

Kerja Praktik dilakukan di Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling,

dengan cakupan pembelajaran dan praktik mengenai operasi PLTA Saguling,

pemeliharaan-pemeliharaan rutin pada PLTA Saguling baik pemeliharaan

preventive maintenance dan corrective maintenance. Secara khusus tugas yang

kami kerjakan ialah menganalisis karakteristik governor pada unit 1 dengan

mengetahui prinsip kerja dan komponen-komponen di dalam sistim governor.

1.3. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik

1.3.1. Tujuan Kerja Praktik

a. Tujuan Umum

Sebagai syarat kelulusan jenjang D III di Politeknik Negeri

Jakarta.

Untuk mengetahui proses pembangkitan pada PLTA Saguling.

Untuk mempelajari komponen-komponen pembangkitan pada

PLTA Saguling.

Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan pemeliharaan mesin pada

sistim PLTA Saguling.

Untuk memperoleh pengalaman kerja dan praktik yang

sebelumnya tidak didapatkan di kampus.

2

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan ini adalah mengetahui cara

kerja governor sebagai pengaman untuk mengantifikasi terjadinya

penyimpangan frekwensi dari batas nilai nominal dan

menggembalikan nilai frekwensi ke posisi semula yaitu 50 Hz

apabila terjadinya penyimpangan frekwensi.

1.3.2. Manfaat Kerja Praktik

Manfaat yang didapatkan dari kerja praktik yang dilakukan,

diantaranya manfaat untuk :

a. Mahasiswa

Menambah wawasan tentang karakterisitik dari sistim

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), khususnya di UP

Saguling.

Menambah pengalaman praktik.

Menambah rasa keingintahuan tentang unit pembangkitan

Saguling, meningkatkan sara kekompakan, kerjasama dan

gotong-royong saat bekerja di lapangan (unit).

b. Perusahaan

Sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam bidang pendidikan

khususnya bagi Politeknik Negeri Jakarta, sehingga diharapkan

di masa yang akan datang dapat terjalin kerjasama yang baik

antara Indonesia Power UP Saguling dengan Politeknik Negeri

Jakarta.

Laporan ini diharapkan bisa menjadi bahan rujukan dalam

rangka meningkatkan kualitas serta kuantitas dari produk yang

dihasilkan sekaligus mendapatkan masukan apabila menemukan

suatu potensi improvement.

3

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan

2.1.1. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power

Pada awal 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan

perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi

tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta 1 yang dipertegas dengan

dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan

sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta.

Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE)

menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran dan kebijakan pengembangan

sub sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang

restrukturisasi sektor ketenagalistrikan. Sebagai penerapan tahap awal, pada

tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero.Setahun

kemudian tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PT. PLN (Persero) membentuk

dua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan misi

komersial yang diemban oleh BUMN tersebut. Salah satu dari anak

perusahaan itu adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I, atau

yang lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan

untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik

dan usaha-usaha lain yang terkait.

Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang

kelima, Manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama

PLN PJB I menjadi PT. INDONESIA POWER. Perubahan nama ini

merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam

bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan

yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Walaupun sebagai perusahaan

4

komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an,

Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah asset berupa pembangkit dan

fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkitan-pembangkitan tersebut

memanfaatkan teknologi modern berbasis computer dengan menggunakan

beragam energi primer, seperti: air, batubara, panas bumi, dan sebagainya.

Namun demikian, dari pembangkit-pembangkit tersebut ada pula pembangkit

paling tua di Indonesia, seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger

dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai

sekarang masih beroperasi.

Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya

usia PT. INDONESIA POWER sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.

Pembangkit-pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power dikelola dan

dioperasikan oleh delapan Unit Pembangkitan diantaranya : Perak Grati,

Kamojang, Mrica, Priok, Suralaya, Saguling, Semarang, dan Bali. Secara

keseluruhan, PT Indonesia Power memiliki kapasitas sebesar 8.887 MW. Ini

merupakan kapasitas terpasang terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan

pembangkit di Indonesia.

Gambar 2.1 Lokasi unit pembangkitan PT Indonesia Power

5

2.1.2. Visi dan Misi PT. Indonesia Power

a. Visi

Menjadi perusahaan Energi Terpercaya yang Tumbuh

Berkelanjutan. Penjabaran Visi:

Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga

menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan

perusahaan sejenis di dunia.

Tangguh, memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi

dengan perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumber daya

PT. Indonesia Power berupa manusia, mesin, keuangan

maupun sistim kerja berada dalam kondisi prima dan antisipatif

terhadap setiap perubahan.

Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan

stakeholder.

Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab

sosial dan keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan.

b. Misi

Menyelenggarakan Bisnis Pembangkitan Tenaga Listrik

dan Jasa Terkait Yang Bersahabat dengan Lingkungan.

2.1.3. Tujuan Perusahaan

a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus-menerus

dalam penggunaan sumber daya perusahaan.

b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan

dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana

penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang

berwawasan lingkungan.

6

c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh

pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.

d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta

mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,

efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.

e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling

menghargai antar karyawan dan mitra mendorong terus terkokohan

integritas pribadi dan profesionalisme.

2.1.4. Motto Perusahaan

Motto PT. Indonesia Power adalah Trust us for power excellence.

2.1.5. Nilai Perusahaan (IP – HaPPPI)

a. Integritas

Sikap moral yang menunjukan tekad untuk memberikan yang

terbaik kepada perusahaan.

b. Profesional

Menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan kode etik sesuai dengan

bidang pekerjaannya.

c. Harmoni

Serasi, selaras dan seimbang dalam pengembangan kualitas

pribadi, hubungan dan stake holder, dan hubungan dengan

lingkungan hidup.

d. Pelayanan Prima

Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan

stake holder.

7

e. Peduli

Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stake holder serta

memelihara lingkungan sekitar.

f. Pembelajar

Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta

kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan

kemudian berbagi dengan orang lain.

g. Inovatif

Terus- menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru

dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik

proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

2.1.6. Logo Indonesia Power

Gambar 2.2 Logo Indonesia Power

Arti warna dari logo Indonesia Power :

a. Merah : menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai

pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,

guna dimanfaatkan di Indonesia

b. Biru : menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan

aplikasi pada kata “POWER”, maka warna ini

8

menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan

perusahaan memiliki ciri-ciri yaitu berteknologi tinggi,

efisien, aman dan ramah lingkungan.

2.1.7. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan

Saguling

Karena pertumbuhan ekonomi dan industri di di pulau Jawa, maka

kebutuhan tenaga listrik di seluruh pulau Jawa diperkirakan naik menjadi

2.849 MW pada tahun 1985/1986. Untuk itu, pada Agustus 1981 dimulai

pembangunan proyek PLTA Saguling yang dimaksudkan sebagai salah satu

pemasok utama bagi kebutuhan beban tenaga listrik seluruh Jawa, yang

melalui satu jaringan interkoneksi pada tahun 1985 dan dibangun atas

kerjasama antara Perusahaan Umum Listrik Negara dengan Mitsubitshi

Coorporation.

PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah kota Bandung dan 100

km sebelah Tenggara Kota Jakarta dengan kapasitas terpasang 4 x 175,18

MW dan produksi listrik rata – rata pertahun 2,158 GWH (CF = 35,12%).

PLTA Saguling terletak di area pegunungan pada hulu Daerah Aliran Sungai

(DAS) Citarum di Desa Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kota Cimahi.

Aliran sungai Citarum mempunyai debit tahunan sebesar 80 m3/s sehingga

berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Sepanjang

sungai Citarum terdapat PLTA lainnya yang terletak antara PLTA Saguling

dengan bendungan atau PLTA Jaltiluhur, yaitu proyek PLTA Cirata.

Unit Pembangkit Saguling adalah salah satu unit pembangkit yang

berada dibawah PT. Indonesia Power. Unit Pembangkit Saguling adalah unit

pembangkitan yang menggunakan tenaga air sebagai penggerak utama (prime

over). Pengembangan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan

9

perwujudan upaya pemerintah untuk melakukan diverifikasi tenaga listrik

dan konversi minyak bumi. Beberapa kelebihan PLTA Saguling adalah :

a. Waktu pengoperasian relatif lebih cepat (15 menit).

b. Sistim operasinya mudah mengikuti dengan frekwensi yang

diinginkan oleh sistim penyalurannya.

c. Biaya produksinya relatif lebih murah, karena menggunakan air

dan tidak perlu membeli.

d. Putaran turbin relatif rendah dan kurang menimbulkan panas,

sehingga tingkat kerusakan peralatan lebih kecil.

e. PLTA adalah jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa

melalui proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah

bekas pembakaran.

f. PLTA yang dilengkapi dengan waduk yang dapat digunakan secara

multiguna.

Sampai saat ini telah beroperasi 3 PLTA sistim kaskade di aliran

sungai Citarum dan salah satunya adalah PLTA Saguling hulu. Sedangkan di

bagian hilirnya berturut–turut adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur.

PLTA Saguling dioperasikan untuk mensuplai beban saat keadaan

jam–jam beban puncak di daerah bagian barat pulau Jawa melalui saluran

interkoneksi Jawa-Bali. Hali ini dikarenakan karakteristik PLTA yang

mampu beroperasi dengan cepat (untuk unit pembangkitan di Saguling

mampu beroperasi ± 15 menit sejak start sampai masuk ke jaringan

interkoneksi). Selain itu, berfungsi sebagai pengatur frekwensi sistim dengan

menerapkan peralatan Load Frequency Control (LFC) dan dapat melakukan

pengisian tegangan (Line Charging) pada saat terjadi Black Out pada saluran

interkoneksi 500 kV Jawa-Bali.

Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan di GITET

Saguling dan diinterkoneksikan ke sistim se-Jawa dan Bali melalui Saluran

10

Udara Tegangan Tinggi (SUTET 500 kV) untuk selanjutnya melalui GIGI

dan gardu distribusi disalurkan ke konsumen. Generator di PLTA Saguling

terdiri dari 4 unit generator bekapasitas 175, 18 MW/unit dan dapat

menghasilkan jumlah energi listrik 2,56 x 103 MWH per tahunnya. Total

produksi unit–unit PLTA Saguling adalah 700,72 MW atau 93% dari total

produksi PT. Indonesia Power (8.450 MW). Dengan adanya perubahan

struktur organisasi dalam rangka menuju kearah spesialisasi, maka keluar

surat keputusan pemimpin PLN Pembangkit dan penyaluran Jawa bagian

Barat No. 001.K/030DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995, yaitu yang semula

mengelola satu unit PLTA, ditambah tujuh unit PLTA. Sekarang unit bisnis

pembangkit Saguling mengelola delapan unit PLTA. Berikut tabel

kemampuan daya masing – masing uit PLTA uang dikelola UP Saguling.

Tabel 2.1 Kapasitas daya terpasang pada PLTA Saguling

No

.PLTA

Tahun

Operasi

Daya Terpasang

(MW)

Total

(MW)

1 Saguling 1985, 1986 4 x 175,18 700,72

2 Kracak 1827, 1958 3 x 6,3 18,90

3 Ubrug1924

1950

2 x 5,95

1 x 6,4818,36

4 Plengan

1922

1982

1996

3 x 1,08

1 x 2,02

1 x 1,61

6,87

5 Lamajan 1925, 1934 3 x 6,52 19,56

6 Cikalong 1961 3 x 1,05 19,20

7Bengkok dan

Dago1923

3 x 1,05

1 x 0,703,85

8 P. Kondang 19552 x 2,49

2 x 2,469,9

Jumlah Daya Terpasang 797,36

11

2.1.8. Kegiatan Operasional PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan

Saguling

PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling merupakan

perusahaan bidang pembangkitan listrik, yang mengoperasikan jenis

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan proses produksi listrik

sebagai berikut :

Gambar 2.3 Skema PLTA

a. Air dari aliran sungai Citarum dikumpulkan pada waduk saguling,

yang mana air dikumpulkan pada musin hujan untuk persediaan dan

pemakaian air pada musin kemarau atau waktu beban puncak. Isi

efektif dari Waduk Saguling sebesar 609 x 103 m3.

Gambar 2.4 Waduk saguling

12

b. Setelah itu air yang ditampung pada waduk saguling, di bendung.

Bendungan berfungsi untuk membendung aliran sungai sehingga

terkumpul sejumlah air dan digunakan sesuai kebutuhan.

Gambar 2.5 Bendungan saguling

Fasilitas bendungan semuanya diawasi dan dikontrol melalui dam

control centre.

Gambar 2.6 Dam control centre

Apabila air yang ditampung pada waduk melebihi kapasitas

penampungan, maka air akan dibuang melalui spillway (saluran pelimpah).

Perkiraan air yang harus dibuang adalah 1,2 kali debit air pada saat banjir.

13

Gambar 2.7 Spillway (saluran pelimpah) waduk saguling

c. Air yang ditampung pada Waduk, akan dialirkan menuju penstock

(pipa pesat) melalui intake yang dilengkapi dengan pintu air untuk

pengaturan dan penyaring air. Kapasitas maksimum air masuk

sebesar 224 m3/s.

Gambar 2.8 Intake

14

Gambar 2.9 Penstock (pipa pelimpah)

d. Pada penstock terdapat surge tank (tangki pendatar/pipa tegak),

yang berfungsi untuk melindungi saluran penstock dari fluktuasi

tekanan air pada saat jumlah air yang disuplaikan ke turbin berubah-

ubah dengan tiba-tiba akibat gerakan yang cepat dari pintu-pintu

turbin.

Gambar 2.10 Surge tank

e. Air yang telah melewati penstock akan memasuki turbin air melalui

main inlet valve, dimana untuk 1 buah pentock digunakan untuk

menyuplai 2 buah turbin air.

15

Gambar 2.11 Main inlet valve

f. Setelah melewati main inlet valve, air masuk ke dalam turbin air

melalui spiral case (rumah keong), yang berfungsi untuk menahan

daya hidrolik air dan mendistribusikan air ke runner melaui sudu

tetap. Setelah air di distribusikan ke turbin air, maka runner akan

berputar.

Gambar 2.12 Sprial case (rumah keong)

Besarnya debit air yang masuk untuk memutar turbin air, diatur

dengan guide vane.

16

Gambar 2.13 Guide vane

Turbin air yang digunakan pada PLTA Saguling bertipe Francis

dengan vertical shaft, memiliki putaran sebesar 333 rpm, dan debit

maksimum 54,8 m3/s.

Gambar 2.14 Runner turbin air pada PLTA Saguling

Gambar 2.15 Sisi pembuangan air pada runner turbin air

17

g. Saat runner berputar, maka putaran turbin air ditansmisikan melalui

poros turbin-generator, sehingga saat turbin berputar maka

generator akan ikut berputar, dan listrik dihasilkan.

Gambar 2.16 Poros turbin-generator

Gambar 2.17 Generator pada PLTA Saguling

h. Listrik yang dihasilkan dari generator dialirkan meuju CB (circuit

breaker) dengan tegangan 16,5 kV, lalu tegangan dinaikkan pada

STR menjadi 20 kV, selanjutnya tegangan kembali dinaikkan

menjadi 500 kV pada MTR untuk di distribusikan pada jaringan.

18

Gambar 2.18 Transformator 16,5 kV PLTA Saguling

Gambar 2.19 Proses konversi energi pada PLTA

i. Peralatan bantu pada PLTA Saguling :

Sistim Suplai Tekanan Oli Governor

Sistim ini terdiri dari 2 pompa, satu digunakan pada kondisi

normal, dan satu pompa lagi sebagai pompa standby. Setiap

pompa di desain untuk menyuplai 105% kebutuhan oli untuk di

distribusikan ke servomotor guide vane untuk satu kali menutup

penuh membutuhkan waktu 40 detik tanpa membutuhkan

tekanan dari pressure tank.

19

Potensial(Waduk)Kinetik(Penstock)Mekanik(Turbin)Listrik (Generator)

Sistim Suplai Tekanan Oli Inlet Valve

Sistim ini terdiri dari 2 pompa, satu digunakan pada kondisi

normal, dan satu pompa lagi sebagai pompa standby. Setiap

pompa di desain untuk menyupai kebutuhan oli untuk menutup

dan membuka penuh inlet valve dalam 180 detik tanpa suplai oli

dari pressurre tank. Oli beroperasi pada tekanan 70 kg/cm2.

Ketika tekanan oli turun sampai 66 kg/cm2 pompa oli yang

standby akan beroperasi dan menirimkan oli ke pressure tank

sampai tekanan oli mencapai 72 kg/cm2.

Sistim Main Water Supply

Sistim ini terdiri dari 2 pompa, satu digunakan pada kondisi

normal, dan satu pompa lagi sebagai pompa standby dan 2

strainer yang bekerja secara otomatis, satu digunakan pada

kondisi normal, dan satu pompa lagi sebagai pompa standby.

Pompa MWS tersebut memompakan air dari draft tube ke

beberapa bagian yang memerlukan pendinginan air, yaitu :

- Pendingin air cooler generator.

- Thrust bearing generator.

- Upper guide bearing generator.

- Turbin guide bearing.

dan air tersebut akan dibuang lagi ke draft tube.

Sistim Suplai Air Head Tank

Suplai air head tank diperlukan pada beberapa keperluan, yaitu :

- Shaft seal turbin.

- Pemadam kebakaran pada dan transformer.

- Hydrant di power house.

Sistim Suplai Udara Kompresi

Sistim ini terdiri dari 2 pasang kompressor udara dan 2 main

20

air recievers untuk 4 unit generator. Satu pasang sistim air

compressed terdiri dari 2 kompressor, satu digunakan pada

kondisi normal, dan satu lagi sebagai standby dan satu main air

reciever untuk 2 unit. Satu main air reciever menyuplai udara

bertekanan ke beberapa peralatan untuk 2 unit generator, yaitu :

- Governor oil pressure tank.

- Inlet valve oilpressure tank.

- Generator air break.

- Generator circuit breaker.

- Disconnecting switch.

Sistim Drainase Power House

Kebocoran air pada turbin, sistim pendingin dan lain-lain

ditampung kedalam draenage pit yang berada di dasar power

house. Air dari drainage pit dipindahkan ke tail race oleh pompa

drainage. Sistim ini terdiri dari 2 pompa, satu digunakan pada

kondisi normal, dan satu lagi sebagai standby. Pengoperasian

pompa tersebut dikontrol oleh float switch yang ada di drainage

pit.

Sistim Dewatering Draft Tube

Sistim Dewatering Draft Tube berfungsi untuk memompakan

air yang berada di draft tube secara langsung ke tail race oleh 2

pompa. 2 pompa dewatering tersebut digunakan untuk 4 unit

generator. Pompa ini dapat dioperasikan secara manual dari

motor control center dan dapat juga dioperasikan dengan

menekan tombol switch yang terdapat pada pompa tersebut.

Sistim Suplai Oli Pelumas

Sistim ini berfungsi untuk menyuplai dam mengosongkan oli

ke atau dari bearing oil reservoir. Sistim ini memiliki 2 tanki oli,

21

2 pompa, dan 1 head oil tank untuk 4 generator. Unit pompa oli

pelumas dapat dijalankan dan dimatikan secara manual dengan

menekan tombol switch pada motor control center.

Water Flow Meter

Water flow meter disediakan untuk mendeteksi debit air yang

keluar dari turbin.

22

Manager OPHA

SPS Senior Pemeliharaan

SPS rendal SPS K3 SPS MesinSPS Kontrol SPS Listrik

2.2. Struktur Organisasi

2.2.1. Struktur Organisasi Unit Pemeliharaan PT. Indonesia Power UP

Sagulin

Gambar 2.20 Struktur organisasi PLTA Saguling

23

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1. Bentuk Kegiatan Kerja Praktik

Kegitan Kerja Praktik bertempat di Power House bidang Pemeliharaan

Mesin, PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling. Kerja Praktik

dilakukan pada tanggal 21 Maret 2016 sampai dengan 6 Mei 2016.

Bentuk kegiatan Kerja Parktik ialah pemeliharaan harian seperti preventive

maintenance, corrective maintenance, serta melakukan analisa kinerja governor

terhadap prinsip kerja pada PLTA Saguling unit 1.

Selama pelaksanaan PKL, terdapat aturan-aturan diantaranya :

a. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yang terdiri dari safety shoes,

helmet, dan ear plug.

b. Tidak diperkenankan melakukan suatu pekerjaan tanpa seizin dari

pembimbing.

c. Melakukan semua pekerjaan sesuai dengan IK (Instruksi Kerja).

d. Mengikuti semua kegiatan yang diadakan perusahaan.

e. Dilarang merokok di tempat-tempat terlarang.

f. Tidak memotret, memasuki unit pembangkitan tanpa seizin pejabat

berwenang.

24

3.2. Prosedur Kerja Praktik

3.2.1. Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance

3.3. Kendala Kerja dan Pemecahannya

Saat kerja praktik berlangsung, secara umum penulis tidak menemukan

kendala, proses pekerjaan diaksanakan dengan teratur, rapih dan bersih.

Pembimbing, teknisi dan helper yang bekerja sangat ramah, interaktif dan

komunikatif, sehingga sering terjadi proses tanya jawab selama pelaksanaan

pekerjaan di lapangan.

25

BAB IV

DASAR TEORI DAN ANALISA DATA

4.1. Dasar Teori

Energi listrik yang dibangkitkan (dihasilkan) tidak dapat disimpan

melainkan langsung habis digunakan oleh konsumen (beban). Oleh karena

itu, daya yang dibangkitkan selalu sama dengan daya yang digunakan

konsumen. Penyediaan daya aktif (Watt) harus mampu menyediakan

tenaga listrik dengan nilai frekwensi yang praktis dan konstan, karena

penyimpangan frekwensi dari batas nilai nominal selalu dalam batas

toleransi yang diperbolehkan, yaitu dengan frekwensi 50 Hz. Apabila

pembangkit daya listrik tidak mencukupi kebutuhan konsumen atau

terjadinya gangguan dalam sistim, maka hal ini di tandai oleh turunya

frekwensi dalam sistim dan sebaliknya apabila pembangkit daya listrik

lebih besar dari pada kebutuhan.

Gambar 4.1 Governor aktuator

26

4.1.1. Spesifikasi Governor PLTA Saguling

Tabel 4.1 Spesifikasi governor yang digunakan

No

.Item

Normal

Operation Range

Actual Setting

Data

1

Power Supply (V)

(DC 110 V)

(AC 110 V)

88 to 143

2 Speed Detecting Range (%) 5 to 200

3 Dead Band (%) ± 2 %

4 Speed Drop (%) 0 to 10

5 Frequency Setting Range (%) 90 to 108

6 Power Setting Range (%) -50 to 150

7

Proportional Gain

(off line)

(on line)

0 to 2

0 to 20

8

Integral Time Constant

(off line)

(on line)

40 to ∞

0,8 to ∞

9 Derivative Gain 0 to 1

10 Derivative Time Constant (sec) 2 to 53

11Oil Pressure for Governor

Converter (kg/cm2) 48 to 52

4.1.2. Mutu Tenaga Listrik

Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan

sehari-hari, dengan menjaga kwalitas tenaga listrik yang dibangkitkan,

khususnya bagi keperluan industri. Maka mutu tenaga listrik juga menjadi

tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik.

27

Mutu tenaga listrik ini meliputi :

1. Kontinuitas penyediaan : apakah tersedia 24 jam sepanjang tahun.

2. Nilai tegangan : apakah selalu ada dalam batas-batas yang

diizinkan.

3. Nilai frekwensi : apakah selalu ada dalam batas-batas yang

diizinkan.

4. Kedip tegangan :apakah besarnya dan lamanya masih dapat

diterima.

5. Kandungan harmonisa : apakah jumlahnya masih dalam batas-batas

yang dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik.

Unsur-unsur 1 sampai dengan 5 tersebut diatas dapat direkam sehingga

masalah dapat dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia dan pemakai

tenaga listrik. Dalam hal ini pada butir 3 hanya akan dibahas pengaturan nilai

frekwensi dalam sistim yang berkaitan dengan penyediaan daya aktif

mengigat bahwa hal ini merupakan salah satu hal yang dominal dari mutu

tenaga listrik.

4.1.3. Terjadinya Perubahan Frekwensi

Daya yang dibangkitkan selalu sama dengan daya yang digunakan oleh

konsumen (beban). Apabila daya yang dibangkitkan tidak sesuai dengan

kebutuhan yang digunakan oleh konsumen ∆T < 0, maka frekwensi turun.

Dan sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan mendapat tambahan putaran

generator ∆T > 0, maka frekwensi naik.

Penurunan frekwensi ini disebabkan oleh 2 hal yaitu :

1. Apabila daya yang digunakan oleh konsumen telah melebihi

demand yang dibangkitkan dalam waktu tertentu.

2. Terjadinya gangguan atau pemadaman (trip) pada salah satu unit

pembangkit.

28

4.1.4. Skematik Diagram Aliran Oli dan Udara pada Pipa Governor

PLTA Governor

29

Menurut skematik diagram diatas, terdapat fungsi dari masing-masing

komponennya yaitu :

1. Sump tank

Sump tank pada governor berfungsi sebagai alat infiltrasi yang digunakan

untuk mengelola oli limpasan dan mengisi ulang pressure oil tank.

Gambar 4.3 Sump tank

2. Pressure oil tank

Pressure oil tank berfungsi untuk mengalirkan oli yang bertekanan ke pipa

distribusi dan memastikan bahwa logam berputar pada poros (jurnal) dan shell

bearing tidak pernah bisa bersentuhan.

Didalam pressure oil tank terdapat pressure gauge yang berfungsi untuk

pengukuran tekanan dan vakum.

Pressure gauge dibagi lagi menjadi dua subkategori :

1. Tinggi dan rendah vakum (dan vakum kadang ultra-tinggi).

2. Rentang tekanan yang berlaku dari banyak teknik yang digunakan

untuk mengukur.

30

Gambar 4.4 Pressure oil tank

3. Oil pan

Oil pan berfungsi sebagai wadah untuk mengumpulkan setiap oli yang

tidak diinginkan.

Gambar 4.5 Oil pan

4. Filter (strainer)

Filter atau strainer berfungsi untuk menghilangkan partikel besar kotoran

dan puing-puing. Strainer biasanya terdiri dari dua saringan terpisah. Sistim ini

juga berisi handle valve yang ditempatkan di antara dua keranjang untuk

31

mengalihkan aliran cairan ke salah satu saringan sementara yang lain sedang

dibersihkan. Pada beberapa saringan, katup akan bekerja secara otomatis.

Gambar 4.6 Filter atau strainer

5. Distributing valve dengan katup 4/2

Distributing valve berfungsi sebagai pembagi pada katup udara start (air

starting valve) yang bekerja menggunakan plunger.

Gambar 4.7 Distributing valve

32

6. Pressure switch test

Pressure switch test berfungsi sebagai pengukur tekanan oli dengan tujuan

apakah oli yang masuk kedalam governor aktuator sudah bertekanan tinggi

atau sebaliknya.

Gambar 4.8 Pressure switch test

7. Converter dengan katup 4/3

Converter berfungsi sebagai pengkonversi arus ouput DC atau AC yang

dapat merubah nilai arus output sesuai yang diinginkan. 

Gambar 4.9 Converter

33

8. LVDT

LVDT berfungsi sebagai pembaca tekanan melalui pergeseran inti

magnet atau pergerakan garis lurus, secara linear.

Gambar 4.10 Program LVDT

Gambar 4.11 Perangkat LVDT

34

9. Main distributing valve dengan katup 4/3

Main distributing valve berfungsi sebagai katup penyalur utama yang

berada diantara converter untuk membagi ke masing-masing bagian pada

sistim.

Gambar 4.12 Main distributing valve

10. Slow closing valve

Slow closing valve terdapat dua buah katup yaitu katup 65SCS dan 65SCS-

C yang di gunakan untuk keluaran yang lambat dan didalamnya terdapat

throttle valve yang digunakan untuk penyempitan aliran fluida dan mengarah

pada main distributing valve.

11. Reducer

Reducer berfungsi sebagai me-reduce (mengurangi) aliran fluida.

Mengurangi disini bukan seperti valve, tapi ukuran pipanya saja yang

berkurang. Jadi reducer ini akan bertugas untuk mengabungkan dari diameter

yang lebih besar ke yang kecil, atau sebaliknya.

35

12. Guide vane servomotor

Guide vane servomotor berfungsi sebagai penggerak guide ring yang

melalui guide link dan untuk menggerakkan guide vane. Operasi atau

bekerjanya servomotor, ini berdasarkan sistim hidroulik dengan

menggunakan tekanan oil. Servomotor ini ada dua buah dimana cara kerjanya

masing-masing selalu berlawan arah gerakanya, sehingga kalau diperhatikan

bekerjanya masing-masing servomotor dengan melalui connecting rod, yang

berfungsi untuk menarik guide ring sehingga guide ring akan bergerak.

Dengan demikian guide vane akan membuka dan menutup sesuai kerjanya

servomotor.

Gambar 4.13 Guide vane servomotor

Selain terdapat fungsi dari masing-masing komponen, juga dapat dilihat

prinsip kerja secara keseluruhan sistim governor pada PLTA Saguling, yaitu

sebagai berikut :

Oli yang berada di sump tank dialirkan dengan menggunakan exhaust dan

drain oil pipe dengan arus 25 A. Lalu oli melewati normally close valve yang

36

akan dialirkan menuju pressure oil tank, di dalam pressure oil tank terdapat

pressure gauge untuk membaca oli bertekanan tinggi, lalu dialirkan dengan

menggunakan pressure oil pipe dengan kapasitas pipa 100 A. Pipa itu

disambungkan dengan pipa yang berkapasitas rendah yaitu 25 A, untuk

mengalirkan ke filter (strainer) dengan dimensi 15 x 10-6 m. Filter (strainer)

ini berjumlah dua buah. Dimana di dalam sistim terdapat normally open dan

normaly close valve. Namun di salah satu filter (strainer) diberi oli

bertekanan tinggi menggunakan exhaust dan drain oil pipe menuju oil pan.

Kedua keluaran dari filter (strainer) ditujukan menuju distributor valve

dengan tipe DSHG-03 menggunakan katup 4/2 solenoid. Terdapat tiga

keluaran dari ketup tersebut, dari sisi kanan dan kiri menggunakan kabel

pressure oil pipe berjenis 12 STPS-2 menuju turbin control cubicle dengan

katup 4/2 jenis 65QS, lalu dari sisi atas katup dialirkan menuju pressure

switch test yang di dalamnya terdapat pressure gauge, throtle valve dan

normally open serta normally closed valve. Selain dialirkan menuju pressure

switch test, oli juga dialirkan menuju governor aktuator katup 4/2 jenis

65SCS.

Dari sisi pressure switch test oli dialirkan menuju converter dengan katup

4/3 menggunakan pressure oil pipe. Terdapat dua keluaran dari converter.

Yang pertama akan dialirkan lagi menuju sump tank menggunakan exhaust

and drain oil pipe dengan kapasitas 100 A dan disambung menggunakan

reducer dilanjutkan dengan kapasitas pipa sebesar 150 A. Yang kedua akan

dialirkan menuju katup 4/2 distributor, keluaran dari katup distributor menuju

turbin control cubicle menggunakan pressure oil pipe. Di turbin control

cubicle terdapat katup selain 65QS juga terdapat katup 65S. Kedua katup ini

akan dialirkan menuju sump tank dan pressure oil tank. Kapasitas pipa

menuju sump tank sebesar 32 A mengunakan jenis exhaust dan drain oil pipe

menuju pressure oil tank yang berkapasitas 20 A menggunakan jenis pressure

oil pipe. Sebelum menuju pressure oil tank, oli akan melewati filter

(strainer) berukuran 40 x 10-6 m.

37

Pada governor aktuator, converter dan distributor valve akan dialirkan

menuju LVDT dengan jenis LT2-060R (50 mm). LVDT dicouple dengan

main distributing valve. Aliran dari main distributing valve akan menuju slow

closing valve yang mana akan berhubungan dengan katup 4/2 jenis 65SCS

untuk tujuan pressure switch test. Pada slow closing valve terdapat katup 1/2

dan throttle valve. Dimana terdapat dua keluaran dari main distributing valve,

yang pertama akan menuju pressure oil tank menggunakan pressure oil pipe

berkapasitas 80A dan akan melewati reducer. Yang kedua, akan menuju

guide vane servomotor menggunakan pressure oil pipe berkapasitas 80 A

melewati reducer dan akan disambung menggunakan pipa yang sama dengan

kepasitas yang berbeda yaitu 100 A. Pada guide vane servomotor terdapat

LVDT dengan jenis LT2-330R (250 mm) dan limit switch dengan jenis 74 L.

Keluaran yang kedua dari main distributing valve juga sama dengan keluaran

pada slow clossing valve.

38

4.1.5. Diagram Blok Aktuator PLTA Saguling

Gambar 4.14 Diagram blok aktuator PLTA Saguling

39

PM G

Berikut ini merupakan penjelasan dari blok diagram diatas sebagai

berikut :

1. Regulator governor bertipe PID

Regulator governor merupakan tipe PID terdiri dari beberapa bagian

circuit control berbahan padat yang didalamnya terdiri dari Speed Sensing

Circuit, Proportional-Integral-Derivative amplifiers dan sebuah Watt

Transducer amplifiers. Sinyal control akan memberikan pesan dari regulator

menuju converter pada governor aktuator. Bukaan guide vane dikembalikan

ke Power Amplifier Circuit di dalam regulator dalam bentuk sinyal arus balik

elektrik dengan cara membandingkan transformer yang terpasang pada

aktuator.

Penjelasan umum PID governor unit sebagai berikut :

(1) Quick and Stable Control

PID (Porportional, Integrated and Derivative Module) sistim ini

memungkinkan untuk mengontrol dengan cepat dan stabil, dapat

diaplikasikan pada turbin air manapun dan pompa turbin yang

memungkinkan.

(2) Easy adjustment

Setiap PID. Modul dapat diatur dengan bebas. Dengan tambahan,

pengaturannya yang mudah dan akurat dipastikan oleh multi-turn type

setting dial.

(3) High precision Control

Bukaan servomotor utama dikonvert oleh semi konduktor

transducer yang diubah menjadi sinyal elektrik untuk keluaran.

40

(4) Feedback of guide vane opening

Kontrol memperoleh keluaran pada nilai bukaan guide vane yang

berfungsi menyesuaikan nilai rekomendasi beban tetap.

(5) Pulse Frequency Detection

Bagi deteksi kecepatan (Frekwensi), gelombang frekwensi terdapat

dalam sinyal kecepata yang digunakan, oleh karena itu, sinyal

kecepatan dapat dideteksi dari Permanent Magnet Generator (PMG).

PMG memungkinkan keakuratan dalam mendeteksi voltage rendah di

dalam speed region rendah.

(6) Modular Construction

Unit elektrik governor memakai modul, dimana modul itu dapat

dibaca dan di ganti oleh papan cadangan. Fungsi modul terbagi dan

fungsi-fungsinya tersimbol dari jenis gambar yang tercetak di modul.

Gambaran umum fungsi PID Governor

Gambaran yang diberikan merujuk pada PID Governor Block Diagram

yaitu :

1. Control power supply dan power supply unit

(1) Supply Power

Sebagai penyedia daya pada control governor, supply power biasanya

menggunakan 2 tipe. Yaitu PMG 110 V dan back-up supply 110 V DC

apabila terjadi kegagalan daya AC (mati listrik). Sampai turbin air

mencapai rpm yang ditentukan, 110 V DC digunakan dan mengikuti

operasi parallel. Supply power yang digunakan ialah PMG power supply

AC di rancang mampu bertahan (tidak mengalami kerusakanan terhadap

peralatan) apabila voltase dan frekwensi meningkat hingga nilai 200%.

41

Power Supply AC juga dirancang selalu mencapai ketepatan governor

control.

(2) Peralatan Power Supply

Peralatan ini merupakan DC voltage regulator, outputnya ialah

tegangan yang telah diatur untuk beroperasinya sirkuit.

Didalam governor unit, Supply power dari AC dan DC digunakan

sebagai input unit

Untuk Output Voltasenya diantaranya adalah :

± 15 V DC : untuk operasional amplifier dan logic circuit.

24 V DC : untuk internal auxillary relay dan display.

2. Speed detector

Dari frekwensi yang termuat dalam sinyal PMG, speed detector

memperoleh sinyal DC yang sepadan dengan kecepatan.

3. Dead band

Ini merupakan frekwensi dead band untuk frekwensi control (speed

control) dan dead band bisa di ganti berdasarkan pada keadaan seperti water

turbin start-up dan after parallel operation start.

4. PID control

Bagian PID control merupakan bagian penting operasi yang bergantung

pada karakteristik dinamis dari system governor.

Proportional (P) : Sinyal yang digunakan untuk membandingkan

perubahan seketika dari Input Deviation Signal yang merupakan

outputnya.

Integral (I) : sinyal integral untuk mengintegrasi Input Deviation

Signal menjadi 0.

42

Derivative (D) : sinyal untuk membedakan input Deviation signal

untuk menstabilkan sistim governor dan respon cepat pada output.

5. Speed droop

Perbedaan antara posisi sinyal detektor dan rekomendasi pengaturan beban

(65P) dihitung dan hasilnya di kali oleh pembagian nilai droop rate. Nilai

resultan di jumlah pada sinyal output dari dead band dan rekomendasi

pengaturan beban (65P). Di langkah ini, beban aktual dari generator dikontrol

agar menjadi rekomendasi pengaturan beban.

6. Position detection

Posisi servomotor terdeteksi oleh sebuah differential transformer (tipe

rotary) untuk memberikan sinyal DC yang sesuai untuk posisi.

Untuk memancing differential transformer, besarnya frekwensi voltage

dari governor harus tersedia, dimana harus proposional pada posisi servomotor

dan kemudian demodulated dan rectified untuk transformer excitasi. Dengan

mengganti papan module, metode keluaran potensiometer konvensional juga

bisa digunakan.

7. Power amplifier

Amplifier ini membandingkan sinyal permintaan posisi servomotor

dengan posisi servomotor dengan posisi servomotor aktual dan amplifiernya.

2. Converter

Converter merupakan bagian komponen untuk mengkonversi sinyal

elektrik dari governor regulator menjadi perpindahan mekanik aktuator main

distributing valve. Nilai perpindahan berubah-ubah berdasarkan besarnya

sinyal elektrik.

PLTA Saguling menggunakan converter bermerek TOSHIBA. Toshiba

menggunakan servo valve yang bernama power guide dengan model PG800

dan dibuat oleh NIRECO sebagai converter governor aktuator. Tipe power

43

guide yang di gunakan adalah spool, pilot spool secara langsung dapat

beroperasi dengan permanen magnet yang kuat dan coil geser.

Sinyal yang berkedip terus-menerus terpasang di atas converter driving

signal berfungsi untuk membuat viibrasi di dalam pilot spool dan mainspool

agar mencegah terjadinya sticking.

3. Start stop valve (65S)

Katup ini merupakan jenis katup yang digunakan untuk membuka dan

menutup pergerakan oli bertekanan tinggi menuju governor aktuator. Jenis 65S

merupakan jenis katup yang digunakan, dimana tidak semua katup pada blok

diagram aktuator menggunakan jenis katup ini. Pemberian sinyal berfungsi

untuk mendistribusikan oli bertekanan tinggi dari converter menuju main

distributing valve.

4. Solenoid valve (65SCS)

Katup jenis ini berfungsi untuk memberikan sinyal menuju slow closing

valve guna mengalirkan oli bertekanan tinggi. Sehingga, slow clossing valve

tidak akan bekerja sebelum mendapatkan sinyal dari solenoid valve 65SCS.

Penjelasan mengenai jenis 65SCS sama seperti penjelasan jenis 65S. Solenoid

valve digunakan pada saat apabila terjadinya trip.

5. Slow closing valve (closing mode change)

Katup jenis ini berfungsi sebagai katup yang digunakan apabila terjadinya

trip guna pengganti dari main distributing valve. Hubungan instrumentasi

antara slow closing valve dengan main distributing valve adalah OR.

6. Main distributing valve

Didalam main distributing valve terdapat distributing valve dengan prinsip

kerja sebagai berikut :

Distributing valve terdiri dari inlet valve dimana digerakkan secara

langsung dari control unit dan main distributing valve untuk mengkontrol guide

44

vane servomotor. Inlet valve menyatu pada main distributing valve, terdiri dari

cassing, pilot plunger, valve bushing, dan valve spring, serta bagian untuk

mengkontrol oli pada main distributing valve. Valve bushing berada diantara

casing dan pilot plunger diantara sisi atas dan bawah mereka. Main

distributing valve terdiri dari casing, plunger, valve seat dan valve servomotor.

Didalam cassing terdapat bagian untuk menuju guide vane servomotor. Main

ditibuting valve pada piston dan control piston merupakan common rod, yang

memiliki kontrol piston yang berada diatas dari main plunger rod. Main

distributing valve dengan sisi inlet untuk oli bertekanan tinggi dan dua sisi

outlet untuk guide vane servomotor, dimana dikendalikan oleh hidrolik

automatic valve (type piston).

Sebuah plunger dari bagian pilot distributing valve dikontrol oleh control

unit yang siap untuk terkoneksi dengan rod dan berpindah keatas atau kebawah

mengikuti perpindahan dari kontrol unit dan mengirimkan oli ke bagian sisi

bawah atau atas pada kontrol piston. Jika pilot plunger berpindah ke atas, oli

bertekanan tinggi mengalir ke sisi bagian bawah pada kontrol piston.

Perpindahan ke sisi bagian atas pada valve plunger yang terbuka akan

mengikuti oli bertekanan tinggi menuju bagian sisi yang terbuka pada gate

servomotor piston. Ketika kontrol piston berpindah ke sisi atas, bagian ujung

kanan pada pilot valve restoring lever akan berpindah dengan pilot valve

bushing untuk meninggalkan stopper, dimana stopper merupakan bagian dari

restoring lever, gaya yang dihasilkan oleh kinerja pegas pada bushing

mengalami kenaikan. Bushing berpindah kesisi atas pada jarak yang sama

dengan pilot vale yang berpindah, serta bagian dari bushing yang tertutup akan

diberhentikan oleh aliran oli. Jika pilot valve plunger berpindah ke bawah, oli

bertekanan tinggi akan mengalir menuju sisi bagian bawah dari kontrol piston,

dimana kontrol piston akan mendesak oli bertekanan tinggi ke bawah, oleh

karena itu memindahkan main distributing valve plunger yang kebawah akan

menyebabkan beroperasinya guide vane servomotor menuju close guide vane.

Ketika kontrol piston berpindah ke bawah, tekanan pada pilot valve restoring

lever mendesak pilot valve bushing untuk jatuh menuju bagian terluar dan

45

menghentikan aliran oli serta menghentikan main distributing valve plunger

yang ada disisinya.

7. LVDT

LVDT merupakan sebuah transformer diferensial yang memberikan output

tegangan linear diatas ± 10 inch dari jarak perpindahannya. LVDT terdiri dari

kumparan primer dan dua gulungan sekunder yang terpisah.

LVDT beroperasi dengan prinsip dimana gulungan primer pusat

merupakan energi dari sumber arus AC. Pemasangan bagian luar dari

gulungan sekunder terhubung dalam rangkaian seri dan posisinya disusun

berhadapan.

LVDT dapat mengatur output tegangan melalui pergerakan inti besi.

Sehingga menghasilkan tegangan yang di inginkan.

Plunger yang terpasang pada core merupakan komponen pengatur output

tegangan.

Gambar 4.15 Perangkat LVDT sisi samping

8. Guide vane servomotor

Guide vane merupakan suatu komponen utama pada turbin air yang

berfungsi untuk mengarahkan air yang masuk pada spiral case agar air dapat

memusatkan tekanan pada runner blade atau sudu turbin. Tiap unit turbin

46

terdiri dari 20 buah guide vane dimana bukaan dan tutupan guide vane diatur

oleh governor dan digerakan oleh servomotor.

Servomotor adalah sebuah aktuator yang dilengkapi dengan kendali

dengan system closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada

servomotor posisi putaran sumbu (axis) dari motor diinformasikan kembali ke

rangkaian control yang ada di dalam servomotor.

Jumlah : 20 buah

Material : stainless steel casting (JIS G5121 SCS1)

Berat per Guide Vane : 31 kg

Gambar 4.16 Guide vane

servomotor

47

Tabel 4.2 Ukuran guide vane

servomotor

Prinsip kerja guide vane servomotor sebagai berikut :

Ukuran yang cocok untuk guide vane ialah dimana masing-masing dari

guide vane memiliki batang yang dapat didukung oleh bearing guide vane,

guide vane memiliki fungsi untuk mengkontrol dan mengarahkan air ke

runner. Guide vane, stay vane dan runner blade saling berkoordinasi sehingga

tidak mengakibatkan kelebihan air yang mengalir yang mengakibatkan getaran

pada system operasi turbin. Dalam pemilihan guide vane harus didasari oleh

besar dari setiap guide vane dan gaya resultan hidrolik. Guide vane dirancang

untuk dapat menahan tegangan yang secara terus menerus. Guide vane terbuat

dari material baja cor. Area yang kritikal pada guide vane yaitu di body guide

vane dan batang guide vane yang memang di desain untuk mengerima

tegangan konsentrasi seminimal mungkin. Body guide vane dilapisi dengan

stainless stell pada bagian atas dan bawah serta sepanjang garis guide vane

yang berdekatan. Setiap guide vane dipasang oil-less bearing di bagian head

cover dan ring bagian bawah. Pada Setiap bagian atas batang guide vane juga

dipasang thurst bearing (bantalan) untu menahan beban dari guide vane dan

menahan gaya hidrolik ke atas dan kebawah.

Mekanisme operasi guide vane terdiri dari guide vane arms link, dan guide

vane operating ring. Guide vane dipasang disekitar dan diluar bagian inlet

runner. Guide vane digerakan dan ditempatkan oleh mekanisme guide vane.

48

Air keluar menuju batang guide vane membawa aliran keluar menju head

cover, dan turun menuju lubang dranase guide vane dan akhirnya menuju

tempat drainase.

9. Water turbine

Turbin yang digunakan pada PLTA Saguling merupakan jenis turbin

francis. Prinsip kerja turbin francis sebagai berikut :

Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu

air masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam

suddu pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh

dimamfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan

energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan  dengan semaksimum mungkin.

Turbin yang dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam dalm

air. Air yang masuk kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari atas

turbin (schact) atau melalui sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah

keong). Semua roda jalan selalu bekerja. Daya yang dihasilkan turbin diatur

dengan cara mengubah posisi pembukaan sudu pengarah. Pembukaan sudu

pengarah dapat dilakuakan dengan tangan atau dengan pengatur dari oli tekan

(governor tekanan oli), dengan demikian kapasitas air yang masuk ke dalam

roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil.

Pada sisi sebelah luar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang dari

1 atmosfir) dan kecepatan aliran yang tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan

alirannya akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik sehingga air bisa

dialirkan keluar  lewat saluran air di bawah dengan tekanan seperti keadaan

sekitarnya. Pipa isap pada turbin ini mempunyai fungsi mengubah energi

kecepatan menjadi energi tekan.

10. Generator

Generator bekerja berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu

penghantar diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga memotong

49

garis garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan timbulkan

GGL (garis gaya listrik) yang mempunyai satuan Volt.

11. PMG

Permanen magnet generator disediakan untuk Governor PID guna

mendeteksi kecepatan dari unit pembangkit dan untuk menyediakan sumber

daya governor yang dilengkapi diatas poros permanet magnet generator serta

untuk mengoperasikan relay kecepatan dan jarak.

Perintah ini menggambarkan konstruksi dan penanganan permanen

magnet generator (PMG) yang digunakan untuk sumber governor listrik dari

generator dan water turbin.

PMG adalah konstruksi dengan pelat berbentuk baja magnet permanen

yang berada diantara pelat baja ringan membentuk kutub saient, seperti yang

ditunjukkan pada gambar 4.17 dan gambar 4.18.

Baja magnetik memiliki kekuatan koresif yang sangat tinggi dengan

sendirinya, dan tidak berubah kemagnetannya ketika terjadi hubung singkat.

Baja magnetik sangat rapuh dan dapat dengan mudah rusak jika jatuh atau

diberikan tekanan, sehingga harus diganti peralatan dalamnya dan harus

mengalami perbaikan guna pembongkaran dan perakitan bantalan.

Tabel 4.3 Nama komponen

vertikal PMG

Gambar 4.17 Vertikal PMG

50

51

No Part Name

1 Cover

2 Ball bearing

3 Stud bold

4 Eye bold

5 Bearing bracket

6 Terminal box

7 Lead cable

8 Terminal block

9 Armature core

10 Permanent magnet

steel

11 Support plate

12 Armature winding

13 Pole core

14 Insulating plate

15 Stator flame

16 Support plate

17 Ball bearing

18 Shaft

19 Parallel key

Gambar 4.18

Horizontal PMG

52

Tabel 4.4 Nama komponen horizontal

PMG

No Part Name

1 Parallel key

2 Shaft

3 Ball bearing

4 Stud bold

5 Bearing bracket

6 Stator flame

7 Lifting lag

8 Armature core

9 Support plate

10 Armature winding

11 Bearing bracket

12 Support plate

13 Permanent magnet

steel

14 Spring washer

53

15 Ball bearing

16 Cover

54

4.1.6. Governor Control

Governor control merupakan perangkat sangat penting didalam

hydroelectric generating. Governor control PLTA Saguling menggunakan

sistim closed loop yang terdiri dari PID controller, sistim servo hydrolik

dan regulating object.

Governor control berfungsi untuk mengatur kecepatan dan putaran

Generator agar tetap stabil. Frekwensi dan permintaan load yang berubah-

ubah akan diterima dan diolah oleh governor untuk membuka atau

menutup bukaan guide vane.

Pada tahun 2013 governor control di PLTA Saguling mengalami

pergantian komponen. Dari yang sebelumnya meggunakan regulator

cubicle menjadi LVDT.

Gambar 4.19 Governor control

55

Cara kerja sistim governor control guna mengoperasikan speed

control, besar deviasi sinyal kecepatan aktual yang berasal dari nilai sinyal

rotasi dihitung terlebih dahulu dengan menyelesaikan ∆F. Hasil deviasi

selanjutnya di implementasikan oleh speed band-processing, lalu nilai

frekwensi yang telah ditentukan (65F) ditambah dengan deviasi

sebelumnya untuk menghitung deviasi speed. Di sisi lain, untuk

menjalankan load control, deviasi guide vane position dari load setter

(65P) yang diperoleh dikalikan oleh speed drop untuk mendapatkan

deviasi guide vane position. Deviasi ini dapat digunakan dalam parallel

operation.

Kemudian, deviasi control dapat diperoleh dengan menjumlahkan

deviasi speed dan deviasi guide vane position. Selanjutnya kontrol PID

dapat dijalankan.

Low value yang berada diantara output control PID dan load limiter

value (77) menjadi output sebagai perintah guide vane position. Disini,

load limiter value (77) secara otomatis diatur untuk posisi start up ketika

unit dijalankan.

GV manipulation signal (control valve position command) dihitung

dari deviasi posisi GV data. Perbedaan antara control valve position

command dan actual control valve (CV) position adalah sebagai output

control valve drive signal.

Control valve drive signal yang diperoleh melalui perhitungan

sebelumnya digunakan untuk mengoperasikan guide vane servomotor

yang berarti C1 tipe aktuator yang digunakan untuk mengatur posisi

guide vane position.

56

4.1.7. Maintenance Governor

Hal yang perlu diperhatikan adalah :

Tidak melepas kabel grounding.

Operasi kontroler dengan landasan kawat dapat menyebabkan sengatan

listrik ketika kebocoran arus terjadi dan dapat menyebabkan kematian atau

cedera serius.ini juga dapat menyebabkan operasi yang salah atau

kerusakan pada sistim pengendali.

Tidak menyentuh ruang pemanas.

Menyentuh ruang pemanas dapat menyebabkan sengatan listrik atau luka

bakar dan dapat menyebabkan kematian atau cedera serius.

Tidak memercikan air atau minyak dari luar governor kontrol.

Memercikkan air atau minyak selama kontroler governor berjalan dapat

menyebabkan kerusakan pada sistim pengendali.

Bersihkan secara teratur governor kontrol.

Debu dapat menyebabkan kerusakan pada governor kontrol.

Tidak menggunakan kain pembersih kimia atau bahan sejenis yang

menyebabkan listrik statis saat membersihkan governor kontrol.

Pembersih kimia yang berupa kain atau bahan sejenisnya dapat

menghasilkan listrik statis dan dapat menyebabkan kerusakan pada

governor kontrol.

Tidak menggunakan peralatan yang memancarkan gelombang radio seperti

transceiver atau ponsel di dalam panel pengontrol.

57

Jika Anda menggunakan peralatan yang memancarkan gelombang radio

untuk panel kontrol, ini dapat menyebabkan operasi yang salah atau

kerusakan pada sistim pengendali.

Tidak adanya getaran atau guncangan ke panel kontrol.

Getaran atau kerusakan operasi yang salah dapat menyebabkan kerusakan

pada sistim pengendali.

Tidak meletakkan sesuatu yang mudah terbakar di dekat kontroler.

Menempatkan sesuatu yang mudah terbakar di dekat kontroller dapat

menyebabkan kebakaran.ini juga dapat menyebabkan operasi yang salah

atau kerusakan pada sistim pengendali.

Mematikan daya sebelum installing atau menghapus aliran arus.

Menginstal atau menghapus current-board dapat menyebabkan kerusakan

pada aliran arus atau peralatan yang terhubung.

Masukkan current-board sepenuhnya ke tempat.

Jika papan arus tidak dimasukkan sepenuhnya ke tempat, ini dapat

menyebabkan operasi errenous atau sistim kontroller yang dapat

menyebabkan kerusakan pada peralatan kontroller.

Melaksanakan pemeliharaan rutin dan pemeriksaan sebagai dijelaskan di

bawah :

Membuat pemeriksaan visual harian suhu minyak, tingkat minyak dan

tekanan hidrolik dalam pompa hidrolik unit investigate.

Memeriksa tingkat kontaminasi minyak hidrolik secara teratur, karena

merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen pemeliharaan.

58

Memeriksa dan mengganti garis-garis filter hidrolik. Jika dibiarkan

terblokir, mereka dapat menyebabkan kesalahan fungsi. Jika ada partikel

karat atau kotoran lainnya dalam filter, selidiki sumber korosi segera dan

mengambil langkah-langkah pencegahan. Jika indikator garis filter diblok

dan garis filter diubah hidroliknya, maka kondisi ini merupakan kondisi

normal.

Rangkaian mendeteksi kecepatan abnormal.

1. Periksa PMG dan rangkaian PMG.

2. Periksa rangkaian pendeteksi kecepatan pada governor.

Sumber tenaga governor abnormal.

1. Periksa PMG dan rangkaian PMG.

2. Periksa unit sumber tenaga governor.

3. Periksa kontrol pemberi daya DC.

59

Item pemeriksaan governor dijelaskan di bawah :

Tabel 4.5 Item pemeriksaan governor

Item PemeriksaanJangka Waktu

Pernyataanharian bulanan

Memeriksa flange kebocoran minyak 0 tidak ada kebocoran

Memeriksa kekencangan mur dan baut 0 tidak ada kekendoran

Periksa tekanan dari pasokan minyak converter 0 lebih dari 335 kg/cm2

Periksa indikator menyumbat untuk converter dan pilot valve filter pasokan minyak 0 indikasi hijau

Memeriksa getaran converter valve 0 tidak ada vibrasi abnormal

Suara PGM 0 tidak ada suara abnormal

Memeriksa keausan brush motor untuk 77 0 panjang lebih 8 mm

Suhu PGM bantalan bola 0normal

temperature (50°C)

Unit regulator governor 0tidak ada

kebocoran dan tidak ada debu

Jangka waktu untuk inspeksi governor :

60

Tabel 4.6 Jangka waktu inspeksi governor

Inspeksi dan Overhaul ItemJangka Waktu

1 tahun 3 tahun 6-10 tahun

Check operasi limit switch 77 LS dan 74 LS 0

Membongkar dan membersihkan filter oli 0

Memeriksa operasi switch tekanan 0

Memeriksa kebocoran minyak dan segel 0Memeriksa operasi silinder minyak yang dioperasikan

(start-stop silinder dan lambat penutupan silinder) 0

Mengganti bola PMG bantalan dengan cadang 0

Membongkar dan memeriksa pilot valve dan seat valve 0

Membongkar dan memeriksa kontrol silinder 0

Memeriksa operasi dari kontrol motor (77M) 0

61

62

Periksa pembagian dari

normal pompa oli :

Sistim unloader Pompa Katup pengaman Penyaring bagian hisap

Iya

Apakah pompa oli siaga

berjalan?

Tidak

Iya

Periksa kontrol sistim pompa siaga.

Tenaga listrik

Periksa penyaring dari jalur pipa utama Periksa kebocoran oli Periksa level oli pada sump tank rendah

Periksa pembagian dari pompa oli siaga

Sistim unloader Pompa Katup pengaman Penyaring bagian hisap

Tidak Periksa sistim kontrol dari pompa oli normal Periksa tenaga listrik

Periksa sistim kontrol pompa oli siaga

Periksa tenaga listrik

Tekanan oli abnormal pada governor

konverter

Apakah pompa oli normal bekerja?

4.1.8. Troubleshooting yang Berkaitan dengan Governor

Minyak keluar dari celah di cover movin coil. Dalam kasus ini, loop

kembali sempit, sehingga meningkatkan tekanan internal di powerguide

tersebut. Untuk menguras bagian dalam, harus menahan tekanan di sisi

return 1 MPa, dan untuk menguras bagian luar sebesar 3 MPa. Jika menahan

pressure axceeds vaule, gunakan lebih besar diameter pipanya. Jika masalah

tidak dapat dipecahkan, maka bisa dengan mengubah ukuran pipa,

memeriksa posisi pemasangan dan sistim hidrolik.

Gerakan silinder tidak menentu, overshoot yang terjadi adalah :

1. Koneksi umpan balik pada silinder merupakan loose repair.

2. Amplifier gain terlalu tinggi, keuntungan menyesuaikan.

3. Cylnder bergerak ke posisi akhir dan berhenti. Bahkan ketika sinyal

berubah orifice tetap tersumbat. Menghapus orifice yang tersumbat

dengan cara 0,4 mm atau kurang ke dalam lubang tetap (dua lokasi)

untuk menghapus Setiap penyumbatan seperti yang ditunjukkan.

Pelebaran hysteresis.

Mungkin sinyal bisa mengecilkan tegangan, jika masalah masih belum

terselesaikan, ganti powerguide.

Ketika bergerak perangkat lainnya.

1. Check sinyal sumber input, dan pastikan sinyal input tidak

mengandung niose.

2. Jika berfluktuasi, kurangi fluktuasi menggunakan pipa dengan

diameter besar. Jika katup melebar, cek instalasi di sirkuit yang sedang

on, itu mungkin dapat ditutup untuk sekejap karena aliran balik, ketika

perangkat lain bergerak cepat.

63

Pergeseran posisi kesetimbangan.

1. Drift sinyal memperbaiki amplifier.

2. Beban terlalu besar dan memperlebar diameter silinder atau menaikkan

tekanan hidrolik maksimum operasi tekanan powerguide adalah 14

MPa.

3. Cylinder kebocoran signifikan mengganti kemasan silinder.

Powerguide berfungsi atau tidak berfungsi di awal.

1. Viskositas dari minyak mungkin terlalu tinggi.

Ganti oli hidrolik dengan semacam minyak yang viskositasnya lebih

rendah.

2. Frekwensi gentar mungkin terlalu tinggi untuk minyak hidrolik.

Kurangi frekwensi gentar untuk 50Hz.

Masalah-masalah lain.

Tabel 4.7 (bagian a) Troubleshooting pada governor

Masalah Penyebab Perbaikan

Waktu persilangan

pergantian dari

kumparan lebih lama

dari pada dari pada

spesifikasi

Benda asing pada oli

hidrolik yang masuk ke

dalam tempat bagian

bagian aliran oli

Membongkar katub dan membesihkannya

Penurunan efektifitas

dari operasi

kumparan Kumparan lengket atau

tergores oleh benda

asing pada oli hidrolik

Membongkar katub

dan membesihkannya

Periksa oli hidrolik

yang terkontaminasi. Jika

kontaminasi berlebihan

basahi sistim atau ganti

dengan oli yang baru

Masalah soleonida Perhatikan “kemacetan

64

soleonida”,”tegangan tidak

tersambung ke

soleonida”,”kelemahan

soleonida

Kekeliruan dari

pemasangan setalah

pembongkaran

Melakukan pemasangan

dengan tepat

Aliran langsung yang

salah

Rangkaian listrik pada

pegabelan tidak benar

Periksa dan koreksi

pengabelan

Kekeliruan pemasangan

kumparan

Spesifik kumparan harus

diinstal

Kesalahan orientasi

pada kumparan

pemasangan

Koreksi pemasangan

dengan tepat

Pemipaan tidak sesuaiKesalahan terkonduksi oleh

referensi ke pipa port

Tabel 4.7 (lanjutan bagian b) Troubleshooting pada governor

65

Masalah Penyebab Perbaikan

Soleonida terbakar

(terutama, soleonida

AC)Kumparan lengket atau

tergores oleh benda asing

pada oli hidrolik

Tidak hanya pemasangan

soleonida dan

pemasangan kumparan

yang diganti, tapi juga

inspeksi pembongkaran

katub dan pengecekan oli

hidrolik harus

diperhatikan

Celah yang timbul antara

inti besi bergerak dan inti

besi yang tetap karena

debu dan bubuk besi dari

dalam menggunakan

sistim inti besi

Hati hati saat melakukan

penahanan debu dari yang

tertahan kedalam

soleonida pada haluan

dari pembongkaran atau

pemasangan dari

soleonida

Aplikasii dari kelebihan

tegangan diluar dari

spesifikasi

Periksa sumber tenaga,

tegangan dan frekwensi,

kontrol tegangan sesuai

spesifikasi

Pemutusan koneksi atau

delaminasi pada shading

gulungan karena vibrasi

dan penyebab yang lain

Perhatian spesial harus

diberikan pada vibrasi

Kelebihan suhu

lingkungan dan juga suhu

oli

Operasi harus dilakukan

perawatan pada suhu di

atas 50o

(suhu lingkungan standar)

Menghindari energinisasi

teru menerus atau

pemanjangan operasi

66

dalam keadaan yang

buruk, dan perhatian

harus diberikan sehingga

temperatur tidak

berlebihan pada plafon

mengurangi kelebihannya

Tabel 4.7 (lanjutan bagian c) Troubleshooting pada governor

Masalah Penyebab Perbaikan

Soleonida terbakar

(terutama, soleonida

AC)

Bagian pada rangkaian

pendek karena isolasi

memburuk dan

gelombang tegangan

Perhatian harus diberikan

pada kelembapan. Operasi

pada kelebihan

kelembapan

membutuhkan aplikasi

yang memadai water-

repellent untuk

menyatukan kabel saluran

setelah pemasangan extra

Energization simultan

untuk dua solenoid

Periksa urutan perkabelan

dan ganti relay dan saklar

jika ditemukan tidak

efektif

Soleonida tidak

berjalan dengan

tegangan

Pemutusan perkabelanPeriksa perkabelan dan

benarkan yang error

Lemahnya hubungan

antara saklar dan tombol

relay

Periksa perkabelan dan

buat trouble-shooting

Kerusakan pada

soleonida

Pemutusan koneksi atau

delaminasi pada

kumparan shading

Periksa soleonida untuk

mengganti frekwensi ,

jika hal itu sudah

67

melewati krikal batas,

ganti pemasangan

soleonida dengan yang

baru

Kebocoran oli pada

bagian luar

Longgarnya baut yang

terpasangPengencangan baut

Penurunan atau

kemerosotan o ring

Mengganti o ring dengan

produk baru

Kelonggaran inti besi Pengencangan inti besi

68

4.2. Analisa Data

Berikut ini merupakan analisa karakteristik governor pada unit 1

sebagai berikut :

Gambar 4.19 Measurement of Dead Time

69

Analisa data untuk gambar 4.19 sebagai berikut :

Ini adalah pengukuran Dead Time pada governor. Dilakukan saat unit

tidak terhubung dengan sistim P2B. Fungsinya adalah mengetahui kinerja

dan karakteristik kontrol antara frekwensi dan servomotor stroke. Dari

grafik diatas, frekwensi yang diterima berbanding terbalik dengan

servomotor stroke. Frekwensi memiliki rentang sebesar 0-1,0% Hz.

Servomotor stroke membutuhkan waktu kurang dari 0,25 detik untuk

bergerak terhadap perubahan frekwensi sebesar 1% Hz. Servomotor stroke

akan membuka dan menutup guide vane sesuai frekwensi yang diterima.

Semakin besar frekwensi yang diterima, maka servo stroke akan menutup.

Pergerakan servo stroke ke arah closed bertujuan untuk mengurangi atau

mempertahankan daya output yang dihasilkan generator. Pengetesan ini

diatur menggunakan speed droop bernilai 5%.

70

Gambar 4.20 Sensitivity of check governor

71

Analisa data untuk gambar 4.20 sebagai berikut :

Ini adalah pengukuran Sensivity Check of Governor. Dari grafik diatas,

frekwensi mengalami penurunan nilai sebesar 0,01% Hz. Penurunan nilai

frekwensi diterima oleh servomotor stroke untuk membuka (open) sebesar

0,93 mm. Pergerakan servomotor terhadap frekwensi memiliki interval 2

detik. Pengetesan sensivity of governor ini diatur dengan speed droop

bernilai 5%.

72

Gambar 4.21 Permanent Speed Drop Check

73

Analisa data untuk gambar 4.21 sebagai berikut :

Gambar ini merupakan Permanent Speed Droop Check pada governor.

Grafik di atas teridentifikasi beberapa speed droop yang direkayasa. Speed

Droop dan PU berbanding lurus sehingga perubahan PU akan berpengaruh

terhadap speed droop.

Pada grafik servomotor stroke terhadap frekwensi, terdapat 3 garis PU

yang memiliki nilai 0.1, 0.06, dan 0.03. Nilai PU berpengaruh terhadap

frekwensi. Semakin besar nilai PU maka frekwensi start-up nya semakin

besar. Dari sini kita mengetahui bahwa pengaturan frekwensi pada

pembangkit listrik tenaga air menggunakan PU yang lebih kecil agar lebih

mudah mengatur servomotor stroke saat peak load dengan frekwensi yang

diatur pada nilai 50 Hz.

74

Gambar 4.22 Traveling time measurement of servomotor

75

Analisa data untuk gambar 4.22 sebagai berikut :

Gambar ini merupakan Traveling Time measurement of Servomotor.

Pada Grafik slow closing valve terhadap servomotor closing time. Terdapat

3 proses dalam menutup guide vane. Proses pertama saat valve posisi full

mencoba menutup (23 mm ke 22 mm), proses kedua saat valve diposisi 22

mm sampai 21 mm dan proses terakhir saat posisi pada 21 mm ke 18 mm.

Dengan menggunakan data aktual saat real time, slow closing valve di posisi

23 mm ke 22 mm bergerak secara cepat dengan penurunan nilai waktu yang

besar yaitu 30,7 detik menjadi 16,8 detik (interval waktu 13,9 detik). Di

posisi 22 mm ke 21 mm pergerakan slow close valve menjadi lebih lambat

dari 16,8 detik menjadi 10,9 detik (interval waktu 5,9 detik). Terakhir,

pergerakan posisi slow closing valve dari titik 21 mm ke 18 mm mengalami

penurunan waktu semakin lambat dengan interval waktu tiap titiknya yaitu

2,7 detik, 1,5 detik, dan 1,4 detik. Ketiga proses slow closing valve

bertujuan untuk mempercepat proses penutupan guide vane dan mencegah

terjadinya benturan antar mesin (guide vane terhadap casing).

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil laporan PKL yang berjudul “Analisa

Karakteristik Governor Pada PLTA Unit 1 PT. Indonesia Power UP

Saguling” sebagai berikut :

Governor merupakan komponen yang mengatur frekwensi dan rpm

turbin agar selalu stabil di angka 50 Hz. Governor PLTA Saguling

di atur dengan kecepatan sebesar 333 rpm. Permintaan P2B

terhadap daya output membuat frekwensi menjadi fluktuatif.

Dengan speed droop sebesar 4%, Pembangkit Listrik di Saguling

mampu mempertahankan frekwensi lebih fleksibel.

Beberapa komponen pembantu (auxillary part) sangat berpengaruh

terhadap kinerja governor, sehingga kerusakan komponen

berpotensi mematikan unit (unit menjadi trip).

Pergerakan servomotor pada kontrol unit sangat mempengaruhi

kerja mekanik (guide vane).

Guide vane mempengaruhi daya output generator yang dihasilkan

dari putaran turbin.

Guide vane memiliki 3 proses saat melakukan closing. Proses

pertama, guide vane melakukan closing secara cepat. Proses kedua,

closing mulai melambat dan proses ketiga, closing semakin lambat

untuk mencegah benturan mekanis.

Maintenance pada PLTA Saguling menggunakan sistim Preventif

Maintenance, Prediktif Maintenance dan Corrective Maintenance.

Sehingga diharapkan mampu mencegah Breakdown Maintenance

yang timbul secara tiba-tiba (kerusakan unit).

77

5.2. Saran

Saran dari hasil laporan PKL yang berjudul “Analisa Karakteristik

Governor Pada PLTA Unit 1 PT. Indonesia Power UP Saguling” sebagai

berikut :

Perlunya menggunakan oli berkualitas bagus agar mencegah

kerusakan pada control valve. Apabila kualitas oli buruk, akan

terjadi penyumbatan pada control valve sehingga menyebabkan

governor menjadi trip. Control valve sendiri merupakan komponen

sensitif didalam governor. Oleh karena itu Preventif Maintenance

pada control valve merupakan hal rutin dalam pemeriksaan.

Filter pada governor di PLTA Saguling hanya sekali pakai dan

harus melakukan Breakdown Maintenance. Maka kualitas oli

berpengaruh terhadap filter. Oli berkualitas buruk mempercepat

terjadinya Breakdown Maintenance. Untuk itu dibutuhkan Oli

berkualitas bagus untuk memperlambat terjadinya Breakdown

Maintenance.

Filter online pada sump tank juga memiliki peranan dalam sistim

governor, oli yang masuk menuju filter governor disaring terlebih

dahulu di filter online. Diperlukan oli berkualitas bagus agar

mempermudah filter online dalam menyaring oli sehingga

mencegah penyumbatan pada komponen-komponen sistim

governor.

Power supply pada governor memiliki peranan penting dalam

sistim. Power supply rentan mengalami overheat sehingga apabila

hal itu terjadi, sistim governor akan mengalami gangguan dan

berpotensi menyebabkan unit trip. Oleh karena itu, dibutuhkan alat

pendingin berupa AC split untuk mencegah terjadinya overheat

pada power supply.

78

LAMPIRAN

Lampiran 1

Berikut lampiran ke 1 mengenai desain gambar yang berkaitan dengan

governor :

Gambar L-1 Desain governor

79

4

Lampiran 2

Berikut lampiran ke 2 mengenai kegiatan PKL yang dilakukan selama 32 hari :

Tabel L-1 Kegiatan lapangan

No. Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi PIC

1 Senin/21 Maret 2016

Laporan ke bagian Humas dan Keamanan Pengurusan administrasi Kerja Praktik Pengenalan mengenai sistim keseluruhan PLTA

Saguling Pembongkaran Pompa Taprog

Humas dan Keamanan Humas dan Keamanan Ruang Rapat Power

House

Bapak Asep Bapak Asep Bapak Ronald,

Bapak Syaikhu, Bapak Dian dan Bapak Gatot

2 Selasa/22 Maret 2016 Pengenalan secara umum tentang Shaft Seal Strainer PLTA Saguling, Unit

1; 2; 3; 4 Bapak Heri Bapak Riki

3 Rabu/23 Maret 2016 Pemeliharaan pipa Head Tank Jalur Pipa dari Power

House ke Head Tank Bapak Heri

80

4 Jumat/25 Maret 2016 Senam

Penggantian ring pada Pompa Taprog Diskusi Governor

Kantor Cioray PLTA Saguling, Unit

2 Ruang Pemeliharaan

Mesin Bapak Dian dan

Bapak Ronald

5 Senin/28 Maret 2016

Percobaan pemasangan Pompa Taprog unit 2 Mencari materi mengenai Governor

PLTA Saguling, Unit 2

Ruang Pemeliharaan Mesin

Bapak Yudi Bapak Dian, dan

Bapak Ronald

6 Selasa/29 Maret 2016

Pembongkaran ulang Pompa Taprog unit 2 Pencarian materi Governor dalam segi mekanik

PLTA Saguling, Unit 2

Ruang Pemeliharaan Mesin

Bapak Dian, dan Bapak Ronald

7 Rabu/30 Maret 2016

Balancing Ring pada Pompa Taprog dan pemasangan kembali

Pemeliharaan Guide Vane Servomotor

PLTA Saguling, Unit 2

PLTA Saguling, Unit 1; 2; 3; 4

Bapak Yudi, Bapak Heri, Bapak Riki

8 Kamis/31 Maret 2016 Penginputan laporan Preventive Maintenance Ruang Pemeliharaan

Mesin Bapak Teguh, dan

Bapak Syamsul

9 Senin/4 April 2016

Penjelasan mengenai Single Diagram Governor Saguling

Pemeliharaan Inlet Valve Servomotor

Ruang Pemeliharaan Mesin

PLTA Saguling, Unit 1; 2; 3; 4

Bapak Dian, dan Bapak Syamsul

Bapak Yudi, Bapak Heri, dan Bapak Riki

10 Input laporan hasil Preventive Maintenance Bapak Afri

81

Selasa/5 April 2016 Pencarian materi Governor dari segi kontrol

Ruang Pemeliharaan Mesin

Ruang Control Bapak Dedi

11 Rabu/6 April 2016

Input laporan hasil Preventive Maintenance Mencari materi Governor dalam segi listrik

Ruang Pemeliharaan Mesin

Ruang Pemeliharaan Listrik

Bapak Dian Bapak Ega

12 Kamis/7 April 2016

Penyusunan BAB 1 Laporan Kerja Praktik Ruang Pemeliharaan Mesin

13 Jumat/8 April 2016

14 Senin/11 April 2016

Input laporan hasil Preventive Maintenance Mencari materi dari buku Major Overhoul

Ruang Pemeliharaan Mesin

Bapak Ronald, Bapak Dian, dan Bapak Teguh

15 Selasa/12 Maret 2016

Input laporan hasil Preventive Maintenance Penyusunan BAB 2 Laporan Kerja Praktik

Ruang Pemeliharaan Mesin

Bapak Ronald, dan Bapak Dian

82

16 Rabu/13 April 2016

Penyusunan laporan Kerja Praktik BAB 2 Mencari materi Governor dari segi listrik

Ruang Pemeliharaan Mesin

Ruang Pemeliharaan Listrik

Bapak Afri Bapak Ega

17Kamis/

14 April 2016 Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 2 Diskusi tentang aliran Governor

Ruang Pemeliharaan Mesin

Ruang kontrol Bapak Dedi

18 Senin/18 April 2016

Input laporan hasil Preventive Maintenance Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3

Ruang Pemeliharaan Mesin

Bapak Yudi Bapak Dian

19 Selasa/19 April 2016

Penyusunan Laporan Kerja Paktik Pendalaman materi tentang kontrol Governor

Ruang Pemeliharaan Mesin

Ruang kontrol

Bapak Rudi Bapak Dedi

20 Rabu/20 April 2016

Input laporan hasil Preventive Maintenance Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3

Ruang Pemeliharaan Mesin Bapak Dian

21 Kamis/21 April 2016

Input laporan hasil Preventive Maintenance Mencari materi Governor dalam segi instrumentasi

Ruang Pemeliharaan Mesin Bapak Farid

83

22Jumat/

22 April 2016 Senam Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3

DCC (Dam Control Center)

23 Senin/25 April 2016

Input laporan hasil Preventive Maintenance Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3

Ruang Pemeliharaan Mesin

24 Selasa/26 April 2016 Diskusi tentang Governor Servomotor Ruang Pemeliharaan

Mesin

Bapak Ronald, Bapak Dian, dan Bapak Syamsul

25 Rabu /27 April 2016

Mencari data mengenai Governor Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3 Perpus Cioray

26 Kamis /28 April 2016

Mengontrol air waduk dan pengecekkan kesiapan air limpasan pada DAM

DCC (Dam Control Center)

Bapak Teguh, Bapak Syaikhu, Bapak Heri

27 Jumat /29 April 2016

Senam Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3 Kantor Cioray

84

28Senin/

2 Mei 2016 Input laporan hasil Preventive Maintenance Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3

Ruang Pemeliharaan Mesin

Bapak Ronald, dan Bapak Dian

29 Selasa/3 Mei 2016 Presentasi Kerja Praktik selama di Saguling Ruang Pemeliharaan

Mesin

Bapak Ronald, Bapak Syaikhu, Bapak Dian, Bapak Heri, Bapak Riki, Bapak Yudi, Bapak Syamsul, Bapak Farid, Bapak Teguh, dan Bapak Ega

30 Rabu/4 Mei 2016

Input laporan hasil Preventive Maintenance Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 4

Ruang Pemeliharaan Mesin

Bapak Dian dan Bapak Ronald

31 Kamis/5 Mei 2016

Input laporan hasil Preventive Maintenance Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 4

Ruang Pemeliharaan Mesin

Bapak Dian dan Bapak Ronald

32 Jumat /6 Mei 2016

Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 5 Perpisahan

Power House Kantor Cioray Civitas Saguling

85

86