54
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pendahuluan Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambilan keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharpkan, karena dalam perencanaan bisnis kita dapat mengetahui posisi perusahaan pada saat ini, arah tujuan perusahaan, dan cara pencapaian sasaran. Analisa kelayakan merupakan usaha untuk menjamin agar pengeluaran modal, yang ketersediaannya bersifat terbatas betul-betul mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Analisa tersebut merupakan proyeksi dari kegiatan. Perencanaan bisnis juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga, 5

haariy-1437-bab-2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab2

Citation preview

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1. Pendahuluan

Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi

pengusaha maupun pengambilan keputusan kebijakan perusahaan.

Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam

rencana-rencana yang diharpkan, karena dalam perencanaan bisnis

kita dapat mengetahui posisi perusahaan pada saat ini, arah tujuan

perusahaan, dan cara pencapaian sasaran. Analisa kelayakan

merupakan usaha untuk menjamin agar pengeluaran modal, yang

ketersediaannya bersifat terbatas betul-betul mencapai tujuan seperti

yang diharapkan. Analisa tersebut merupakan proyeksi dari kegiatan.

Perencanaan bisnis juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari

dana dari pihak ketiga, seperti perbankan, investor, lembaga

keuangan, dsb.

Pentingnya suatu investasi dapat dilihat dari besarnya manfaat

yangdapat diperoleh dengan adanya investasi, diantaranya :

1. Bagi Pemerintah, dilaksanakannya investasi baru akan

menggairahkan kegiatan ekonomi, menyediakan lapangan

kerja, menghemat devisa (subtitusi import), menambah

devisa, dan lain-lain.

5

2. Bagi Masyarakat, terutama di sekitar lokasi dimana proyek

investasi akan dilaksanakan, diharapkan akan secara

langsung ikut menikmati hasilnya. Misalnya mendapatkan

kesempatan kerja.

3. Bagi investor sendiri, investasi bertujuan untuk memperoleh

manfaat finansial, yaitu memperoleh keuntungan ekonomis,

demi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

dimasa depan. Investasi berarti meningkatkan nilai

perusahaan.

Terdapat 4 hal penting yang harus ada di dalam analisa kelayakan,

yaitu :

1. penjelasan mengenai usaha yang sedang digeluti dan

rencana bersifat strategis,

2. rencana pemasaran,

3. rencana manajemen keuangan,

4. rencana manajemen secara operasional.

Ruang lingkup analisa kelayakan pabrik, meliputi :

1. Analisa Aspek Marketing

Dalam analisa marketing dilaksanakan dengan melakukan

penelitian pasar. Menentukan besarnya supplay dan demand .

2. Analisa Aspek Teknis dan Operasi

Analisa ini dilakukan untuk menetapkan apakah secara teknis

investasi layak dan memberikan dasar untuk estimasi biaya.

6

3. Analisa Aspek Legal

Pada aspek ini yang dikaji adalah :

- kelayakan investasi dari ketentuan dan hukum formal,

- prosedur legalitas yangharus diselesaikan sampai investasi

siap dioperasikan.

4. Analisa Aspek Lingkungan

Pada analisa ini untuk melihat :

- bagaimana pengaruh dari alternatif teknologi yang

digunakan pada lingkungan sekitar, baik fisik maupun

lingkungan hidup sosial,

- konsekuensi-konsekuensi apa yang dibutuhkan untuk

mengatasi dampak teknologi terhadap lingkungan.

5. Analisa Aspek Ekonomi dan Finansial

Dalam analisa ini dilihat sejauh mana manfaat investasi,

meliputi :

- Estimasi biaya produksi,

- Estimasi nilai investasi dan sumber pendanaannya,

- Penyusunan cashflow,

- Evaluasi investasi.

7

2.2. Analisa Aspek Marketing

2.2.1. Pengertian Dasar

Penelitian aspek marketing ini bertujuan untuk mengidentifikasi

hasil produk yang dibutuhkan konsumen dan mengukur besarnya

kebutuhan tersebut. Kemudian dilakukan pengukuran besarnya

demand terhadap produk tersebut dengan melakukan peramalan

(forcasting).

2.2.2. Analisa keunggulan bersaing

Terdapat hubungan positif yang sangat erat antara kinerja suatu

bisnis dan keunggulan bersaing. Artinya semakin besar kinerja suatu

perusahaan, semakin kuat keunggulan bersaing yang dimilikinya.

Sebaliknya semakin buruk kinerja perusahaan, keunggulan

bersaingnya semakin berkurang. Menurut Jack Welch (The Mind of

Jack Welch, Fortune) “apabila anda tidak memiliki keunggulan

bersaing, jangan coba-coba untuk bersaing. Hal ini berarti bahwa

keunggulan bersaing merupakan faktor penting bagi suatu

perusahaan untuk bersaing dalam memenangkan persaingan.

Elemen-elemen keunggulan bersaing adalah :

- Potensi keunggulan bersaing,

- Posisi keunggulan bersaing,

- Kinerja yang dihasilkan (performance outcome).

Hubungan antara ketiga elemen keunggulan bersaing tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut :

8

Gambar 2.1. - Elemen keunggulan bersaing

Sumber : F. Rangkuti, Business Plan, 2000.

2.2.3. Tahap Penelitian Pasar

Ukuran permintaan pasar :

Pasar; kumpulan seluruh pembeli aktual dan potensial suatu tawaran

pasar,

Pasar Potensial; sekumpulan konsumen yang menyatakan minat

memadai terhadap suatu tawaran pasar,

Pasar Tersedia; sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,

pendapatan, dan akses terhadap tawaran pasar tertentu,

Pasar Terlayani; bagian dari pasar tersedia dan telah diputuskan

perusahaan untuk dimasuki,

Pasar Tertembus; ekumpulan konsumen yang telah membeli produk.

2.2.3.1. Potensi Pasar (Market Potensial)

Peluang pasar atau market potensial adalah peluang penjualan

maksimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjualanbaik saat ini

maupun yang akan dating atau jumlah permintaan yang belum dapat

dipenuhi oleh perusahaan pesaing yang sudah ada. Dengan kata lain

potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan konsumen yang

9

didasarkan atas dua factor : jumlah konsumen potensial dan daya

beli. Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki keinginan

atau hasrat untuk membeli. Daya beli adalah kemampuan konsumen

dalam rangka membeli barang.

MP = Demand –

Supplay (2.1.)

Jika demand lebih besar dari pada supplay, maka masih ada peluang

bagi perusahaan untuk membuka usaha di bidang yang sama, namun

jika demand lebih kecil dari pada supplay, maka tidak ada peluang

bagi perusahaan. Sedangkan market share dalah peluang pasar yang

dapat dipenuhi oleh perusahaan.

2.2.3.2. Teknik-teknik Pengukuran Permintaan

Secara umum teknik pengukuran permintaan dapat dilakukan dengan

(1) penggunaan data impor (2) penggunaan data impor, ekspor,

produksi dalam negeri, dan perubahan persediaan selama masa yang

bersangkutan, dan (3) metode rasio rantai.

Metode Rasio Rantai

Digunakan untuk menentukan permintaan efektif dengan cara

membagi dalam unsure yang lebih kecil dari suatu mata rantai

urutan atas factor yang berpengaruh terhadap produk yang

bersangkutan. Sebagai ilustrasi, factor-faktor yang

mempengaruhi permintaan produk : makanan kecil, misalnya :

Jp = Jumlah penduduk suatu wilayah

10

X1 = Penghasilan per kapita untuk konsumsi

X2 = Rata-rata konsumsi produk makanan kecil

X3 = Rata-rata konsumsi untuk kacang-kacangan

Ip = Income per kapita

Misalnya :

Jml penduduk satu wilayah tertentu = 1.000.000 orang

Income per kapita = Rp. 20.000,-

Konsumsi = 50%

Konsumsi untuk makanan kecil = 10% dari konsumsi

Kacang-kacangan = 5% dari konsumsi makanan kecil

Maka permintaan untuk kacang-kacangan dapat ditentukan dengan

formulasi sebagai berikut :

=1,000,000 x Rp.20,000.00 x 50% x 10% x 5%

= Rp.50,000,000.00

Metode Peramalan Permintaan

Forecasting merupakan alat yang sangat penting dalam membuat

estimasi berapa besarnya permintaan (demand). Metode peramalan

dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu :

1. Metoda kuantitatif

Meliputi : dekomposisi, avaraging, smoothing, simple regresi,

advanced time series, multiple regresi, ekonometri, marima. Lima

pendekatan pertama di atas termasuk dalam model analisis yang

11

bersifat time series, sedangkan yang lainnya disebut pendekatan

causal (sebab akibat).

Metode time series adalah suatu pendekatan dengan menggunakan

asumsi perhitungan peramalan masa yang akan datang yang dibuat

berdasarkan kejadian-kejadian atau kondisi yang telah terjadi di

masa lalu. Sedangkan pendekatan sebab akibat, berusaha mencari

variable-variable apa saja yang paling berpengaruh terhadap

peramalan yang akan dibuat.

2. Metode Kualitatif

Secara umum ada empat pendekatan yang biasa dipakai di dalam

metode kualitatif, yaitu :

a. Pendapat para eksekutif

b. Gabungan beberapa tenaga penjual

c. Metode Delphi

d. Riset pasar

Metode perataan (Avarage)

Metode ini diguakan jika demand cenderung stabil sepanjang waktu.

Metode ini dibagi dalam 3 metode, yaitu :

- Simple Average

- Single Moving Average

- Double Moving Average

# Single Moving Average

12

Apabila diperoleh data yang stationer, metode ini cukup baik untuk

meramalkan keadaan. Rumus yang digunakan :

(2.2.)

# Double Moving Average

Jika data tidak stasioner serta mengandung pola trend, maka

dilakukan moving average terhadap hasil single moving avarage.

Rumus yang digunakan :

(2.3.)

Metoda Pemulusan (Smoothing)

Dipakai pada kondisi dimana bobot data setiap perioda berbeda dan

membentuk fungsi exponensial. Metoda ini terbagi dalam 3 metode,

yaitu :

- Single Exponensial Smoothing

- Double Exponensial Smoothing

- Triple Exponensial Smoothing

13

# Single Exponensial Smoothing

Digunakan untuk data yang stasioner, rumus yang digunakan :

(2.4.)

Linier Regression

Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan hubungan sebab

akibat variable-variable yang paling mempengaruhi. Variable-

variable yang mempengaruhi biasanya disebut variable independen

(Xi), sedangkan variable yang dipengaruhi disebut variable dependen

(Y). Persamaan garis regresi linier adalah sebagai berikut :

Y = a + bX (2.5.)

Dimana :

Y = variable dependen

a = koefisien intercept (perpotongan dengan sumbu tegak)

b = koefisien slope atau gradien (kemiringan garis regresi)

X = variable independen

Koefisien slope b dapat dihitung dengan rumus :

14

(2.6.)

Koefisien korelasi

Variasi derajat antara variable x dan y disebut variasi bersama (joint

variation) x dan y, persoalan ini dinamakan juga persoalan korelasi

(correlation).

Koefisien korelasi linier ( r) adalah ukuran hubungan antara peubah

acak x dan y. Bila kemiringannya positif artinya korelasi positif yang

tinggi antara kedua peubah, tapi bila kemiringannya negatif artinya

korelasi negatif yang stinggi antara kedua peubah.

Ukuran kesalahan (error)

Ukuran kesalahan (error)adalah besarnya penyimpangan antar actual

demand dengan hasil peramalan (et).

Apabila dirumuskan :

(2.7.)

Ada 2 macam ukuran kesalahan yaitu ukuran statistik dan ukuran

relatif. Dalam menentukan ukuran kesalahan secara statistik ada 4

cara :

Mean Error (ME)

15

(2.8.)

Mean Absolute Error (MAE)

(2.9.)

Sum Square Error(SSE)

(2.10.)

Mean Square Error (MSE)

(2.11.)

Standard Deviation Error (SDE)

(2.12.)

Sedangkan dalam menentukan kesalahan secara relatif ada 3 macam

cara, yaitu :

Percentage Error

16

(2.13)

Mean Percentage Error

(2.14.)

Mean Absolute Percentage Error

(2.15.)

2.2.4. Formulasi Strategi Pemasaran

Tujuan utama analisa pemasaran adalah untuk mengetahui dukungan

apa saja yang diperlukan agar pelanggan potensial mau membeli

produk yang ditawarkan. Terutama dalam kondisi persaingan yang

sangat ketat, pelanggan banyak disuguhi dengan berbagai macam

produk dengan berbagai macam kelebihannya. Strategi pemasaran

yangdibuat harus mempertimbangkan besarnya permintaan serta

kondisi persaingan yangada pada masing-masing segmen pasar yang

akan ditargetkan. Pengambilan keputusan untuk suatu investasi tidak

lepas dari pengaruh persaingan yang ada. Cakupan dalam analisa

pelanggan, adalah sebagai berikut :

17

1. Segmentasi

Merupakan faktor yang sangat penting untu mengembangan

faktor keunggulan bersaing berdasarkaqn differensiasi,

biaya murah, fokus. Segmentasi juga dapat diartikan

sebagai identifikasi kelompok pelanggan yang memberikan

respon yang berbeda dibandingkan dengan pelanggan lain.

2. Targetting

Adalah menentukan segmen pasar mana yang ingin dituju.

Strategi untuk menentukan targeting adalah :

- undifferentiated marketing

pada pasar yang tidak dibedakan, perusahaan melakukan

strategi yang sama untuk seluruh pasar, produk yang

dihasilkan cenderung masal, promosi besar-besaran,

keuntungan didapat dari memproduksi dengan sekala

ekonomis,

- differentiated marketing

dilakukan pada pasar yang berbeda-beda adalah sangat

spesifik, tergantung pada segmen pasar yang dilayani.

- concentrated marketing

perusahaan berfokus pada pasar yang erlative sempit,

tetapi memiliki potensi pasar yang sangat luas,

- positioning

adalah suatu cara menempatkan produk sehingga

tertanam dalam benak pelanggan.

18

Marketing mix

Secara umum bauran pasar adalah menacakup sejumlah variable

pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang digunakan

untuk mencapai market sahre yang telah ditetapkan dan digunakan

untuk memuaskan konsumen.

Komponen utama dalam bauran pasar terdiri atas empat jenis yang

biasanya disebut dengan istilah “4-P”, yaitu : Product, Place,

Promotion, dan Price. Kombinasi bauran pasar yang dilakiukan oleh

perusahaan untuk meningkatkan penjualan biasanya diasumsikan

mempunyai hubungan linier yang dinotasikan sebgai berikut :

(2.16.)

Y = penjualan

4P= bauran pasar yang terdiri atas product, place, promotion,

price.

Disamping itu asumsi-asumsi lain yang digunakan adalah :

a. Biaya per unit masing-masing bauran pasar adalah

konsisten

b. Masing-masing bauran pasar berpengaruh secara

independent

c. Bauran pasar mempunyai konstanta pengaruh terhadap

penjualan.

Berdasarkan asumsi tersebut maka notasi hubungan linier dapat

dimodifikasi menjadi :

19

(2.17.)

Y = penjualan

a = konstanta

b1 b2b3 b4 = koefisien masing-masing bauran pasar

P1 P2 P3 P4 = 4P

Selain itu bauran pasar ini dapat dikaitkan dengan tahapan dalam

siklus kehidupan produk. Artinya, dalam setiap tahapan pada siklus

kehidupan produk memerlukan bauran pasar yang berbeda. Secara

umum bauran pasar untuk setiap tahapan siklus hidup disajikan

dalam table berikut :

4P PLC

Product Place Promotion Price

PerkenalanTumbuhDewasa

Penurunan

1234

4442

2121

3313

Table 2.1. - Hubungan marketing dan siklus hidup produk

Keterangan : 1,2,3,4 menunjukan urutan prioritas

2.3. Analisa Aspek Legal

Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usaha atau bisnis yang akan

didirikan dan dilaksanakan. Ini berarti bahwa setiap usaha yang akan

dilaksanakan di wilayah tertentu harus memenuhi hukum serat tata

peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.

20

2.3.1. Bentuk kepimilikan bisnis di Indonesia

Bentuk usaha atau bentuk pemilikan bisnis ada yang dikatakan

berbentuk badan hukum dan tidak berbadan hukum. Yang dimaksud

dengan badan hukum yaitu badan usaha yang mempunyai kekayaan

tersendiri, terpisah dari kekayaan para pendirinya atau para

pengurusnya. Para anggota tidak bertanggung jawab dengan harta

kekayaannya di luar yang tersebut dalam saham yang dimilikinya.

Usaha yang tidak berbentuk badan hukum ialah :

a. Badan usaha perseorangan,

b. Persekutuan firma,

c. Persekutuan komanditer.

Usaha yang berbentuk badan hukum :

a. Perseroan terbatas (PT),

b. Koperasi,

c. Yayasan.

Bentuk mana yang akan dipilih oleh perusahaan tergantung pada

faktor pertimbangan bentuk kepemimpinan, tanggung jawab

terhadap hutang piutang perusahaan, kontinuitas persahaan, struktur

pemodalan.

2.3.2. Perusahaan Perseorangan

Bila perusahaan hanya berusaha dengan modal kecil, maka bentuk

perusahaan perseorangan merupakan suatu bentuk yang ideal.

Pimpinan di sini berada pada pemilik dan mempunyai tanggung

21

jawab yang tidak terbatas. Untuk mendirikan perusahaan

perseorangan sangat mudah, karena tidak ada suatu aturan khusus,

bagaimana cara mendirikannya. Hanya saja barang akli perlu izin

khusus, untuk usaha-usaha tertentu pada daerah-daerah tertentu.

Apabila pemilik perusahaan perseorangan ingin mendapatkan

tambahan modal berupa pinjaman dari bank, maka diperlukan

berbagai surat untuk melengkapi permohonan pinjaman, seperti

sertifikat tanah, Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMBA), SIUP

( Surat Izin Usaha Perdagangan ) yang dikeluarkan oleh Kantor

Wilayah Perdagangan Propinsi, TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan

kabupaten/Kotamadya setempat.

2.4. Analisa Aspek Teknik dan Operasi

Analisa aspek teknis dan operasi dalam analisa kelayakan pabrik

ditujukan untuk menentukan mesin dan perlatan, bahan baku, SDM,

prosedur produksi. Analisa aspek teknis dan opeasi, meliputi :

1. Perancangan Produk,

2. Perencanaan kapasitas,

3. Perencanaan proses dan fasilitas produksi,

4. Perncanaan tenaga kerja.

2.4.1. Perencanaan Produk

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan tergantung kepada

kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian

22

secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan

tersebut dengan biaya rendah.

Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada

pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas

mulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, dan diakhiri dengan

tahapan produksi, penjualan, dan pengiriman produk.

2.4.2. Perencanaan Kapasitas

Kapasitas merupakan kemampuan produksi dari fasilitas yang

biasanya dinyatakandalam volume output persatuan waktu. Tujuan

perencanaan kapasitas adalah usaha perusahaan untuk mengatasi

fluktuasi permintaan (demand). Dengan perencanaan kapasitas yang

baik diharapkan perusahaan akan menghasilkan produknya sesuai

dengan jumlah kebutuhan konsumen.

2.4.3. Perencanaan Proses dan Fasilitas

Berdasarkan rancangan produk dan rencana kapasitas produksi yang

telah dibuat langkah sebelumnya, selanjutnya yang perlu dikaji

adalah proses-proses beserta fasilitas produksi yang dibutuhkan

untuk memproses bahan baku menjadi produk yang kita inginkan,

sebanyak kapasitas yang telah kita encanakan. Karena biasanya

untuk menyelesaikan satu elemen pekerjaan dapat ditempuh

beberapa alternative proses, maka kita harus memilih proses yang

paling sesuai. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

percanaan tersebut, antara lain :

23

1. Ketergantungan,

2. Kualitas dan spesifikasi produk yang diinginkan,

3. skala ekonomis,

4. skala cakupan kemampuan proses untuk melakukan

berbagaioperasi),

5. peralatan yang diperlukan,

6. jenis bahan baku yang tersedia,

7. fleksibilitas proses,

8. faktor eksternal,

9. perawatan dan penggantian,

10. ketersediaan suku cadang.

2.4.4. Penentuan Lokasi

Lokasi penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi

kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan

kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Sebelumnya suatu

perusahaan memulai operasiproduksinya, pemilik harus menentukan

lebih dahulu dimana letak perusahaan tersebut. Karena apabila tidak

dipertimbangkan maka mengalami kesulitan dalam menjamin

kelangsungan hidupnya, dikarenakan beroperasi secara tidak efektif

dan efisien. Peran lokasi bagi kegiatan industri atau manufaktur

sangat penting.

2.5. Analisa Aspek Lingkungan

Studi lingkungan usaha merupakan suatu langkah yang penting

dilakukan dengan tujuan untuk menemukan apakah lingkungan

24

dimana usaha itu akan berdiri nantinya tidak akan menimbulkan

dampak terhadap lingkungan.

2.6. Analisa Aspek Finansial

Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan

penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak

dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha. Misalnya

hasil kajian pemasaran ditentukan besrnya unit yang akan dijual dn

harga berapa produk itu akan dijual, biaya apa yang harus

dikeluarkan dalam upaya penjualan produk tersebut, begitu pula

dengan aspek-aspek yang lain.

2.6.1. Modal kerja

Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan aktiva lancar

(Current Asset) diatas hutang lancar (current liabilities) atau juga

disebut modal kerja netto (Net working capital). Dikatakan

demikian, sebab hanya bagian dari kelebihan aktiva lancar diatas

hutang lancar sajalah yang dapat digunakan sebagai modal kerja.

Sedangkan bagian aktiva sebesar hutang lancar itu tidak dapat

diganggu gugat, sebab bagian itu hanya untuk menjaga liquiditas

perusahaan, yakni untuk membayar hutang-hutang yang harus segera

dibayar.

25

Metode keterkaitan dana dan pengeluaran kas yaitu dengan metode

ini harus terlebih dahulu ditentukan beberapa jumlah pengeluaran

kas setiap hari dan berapa lama dana itu terkait. Pengeluaran kas

perhari itu, biasanya untuk pembayaran upah tenaga kerja dan untuk

membayar harga bahan baku. Sedangkan lama dana itu adalah

jumlah yang diperlukan saat pelepasan dana untuk bahan baku dan

pembayaran upah tenaga kerja hingga proses produksi, penjualan

produk dan penerimaan kembali piutang dalam bentuk kas.

Contoh perhitungan modal kerja awal :

Persediaan Rp. juta

Bahan baku 1.235

Bahan pembantu 97

Barang jadi 265

Suku cadang dsb 127

Piutang dagang 2.395

Cadangan uang tunai 123

Modal kerja bruto 4.242

Utang dagang (955)

Modal kerja awal neto 3.278

Gambar 2..2. - Contoh perhitungan modal kerja awal

2.6.2. Perhitungan Investasi dan Depresiasi

26

Investasi merupakan kebutuhan modal kerja tambahan yang

diperlukan dalam pendirian suatu perusahaan. Jadi investasi adalah

berupa modal sendiri dan kekeurangannya dapat dipenuhi dengan

dana pinjaman dai lembaga keuangan seperti bank atau penanam

modal lainnya dengan memperhitungkan jangka waktu

pengembalian dan suku bung yang diperlukan.

Sedangkan depresiasi adalah besarnya nilai penyusutan dari mesin

atau peralatan kerja dalam jangka waktu tetentu.

(2.18.)

Terdapat 3 metode untuk menentukan depresiasi, yaitu :

1. Depresiasi Garis Lurus

Beban depresiasi tahunan

(2.19.)

Beban Depresiasi untuk tahun tertentu =

(2.20.)

27

(2.21.)

Dimana :

Nilai Buku : nilai aset setelah dikurangi depresiasi

N : umur pakai P : harga aset

S : nilai sisa J ; tahun ke

2. Depresiasi awal akhir/tahun

(2.22.)

SOYD untuk setiap tahun =

(2.23.)

3. Decleaning balance depreciation

DBB untuk setiap tahun =

(2.24.)

2.6.3. Pola Pengembalian Pinjaman

28

Pola pengembalian pinjaman dapat dilakukan dengan pengembalian

tetap, pengembalian menurun atau pengembalian bunga per tahun

dengan pembayaran pokok pinjaman pada akhir masa pinjaman.

2.6.4. Biaya Bahan

Biaya bahan terdiri dari biaya bahan langsung dan biaya bahan tidak

langsung. Ongkos bahan langsung adalah ongkos yang diperlukan

untuk penggunaan atau pemakaian bahan langsung yang diperlukan

pada kegiatan produksi. Sedangkan ongkos bahan tidak langsung

yang diperlukan pada kegiatan produksi. Perhitungan ini dilakukan

dengan berpedoman pada kapasitas produksi tiap tahun dan ongkos

material handling (omh).

2.6.5. Biaya tenaga kerja

Seperti biaya bahan, biaya tenaga kerja pun terdiri dari biaya tenaga

kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga

kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung dikenakan pada

operator fabrikasi dan operator assembling, karena biaya tenaga

kerja tidak langsung adalah semua ongkos yang dibayarkan pada

seluruh buruh langsung atau yang langsung ikut dalam roses suatu

produk. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dikenakan

pada tenaga kerja tidak langsung perkantoran, dan tenaga kerja tidak

langsung non perkantoran.

2.6.6. Harga pokok penjualan

29

Penjualan atau ongkos-ongkos yang terjadi dalam menentukan harga

pokok penjualan (COGS) antara lain adalah ongkos bahan langsung,

ongkos buruh langsung, dan overhead pabrik. Overhead pabrik ini

antara lain terdiri dari ongkos bahan tidak langsung, ongkos buruh

tidak langsung, depresiasi, ongkos materlial handling, dan

sebagainya.

1. Biaya bahan langsung Persediaan awal Rp. Pembelian Rp. .

Bahan siap pakai Rp.Persediaan akhir Rp. .

Bahan langsung yang digunakan Rp.2. Biaya pekerja langsung Rp.3. Biaya pabrik tak langsung

a. Bahan tak langsung Rp.b. Pekerja tak langsung Rp.c. Depresiasi bangunan Rp.d. Depresiasi mesin/peralatan Rp.e. Perawatan bangunan Rp.f. Perawatan mesin/peralatan Rp.g. Pajak bumi dan bangunan Rp.h. Asuransi kebakaran Rp.i. Lain-lain Rp.

JUMLAH BIAYA PRODUKSI Rp.4. Produk setengah jadi

Persediaan awal Rp.

30

Persediaan akhir Rp. .Rp.

HARGA POKOK PENJUALAN Rp.

Gambar 2.3. - Format laporan harga pokok penjualan

2.6.7. Rugi laba (Income Statement)

Perhitungan laba rugi (income statement) adalah laporan keuangan

yang menyajikan mengenai seluruh hasil operasi

(pendapatan/profitabilitas) dan beban yang dikeluarkan selama satu

periode waktu tertentu. Laporan ini menunjukan bagaimana

perusahaan menghasilkan keuntungan atau kerugian. Berikut ini

contoh laporan laba rugi :

PT. “XYZ”Laporan Laba/Rugi

Per 31 Desember .....Hasil Penjualan Rp.....

Harga Pokok Produksi Rp......

Laba Kotor dari Penjualan Rp......

Biaya Operasi

Biaya Pemasaran Rp.......

Biaya Administrasi Rp....... + Rp......

Laba bersih dari Operasi Rp........

Penerimaan/Pengeluaran lain-lain

Penerimaan lain-lain Rp........

Pengeluaran lain-lain Rp........ +Rp......

Laba bersih sebelim pajak Rp.......

31

Pajak Penghasilan Rp.......

Laba bersih setelah pajak Rp.......

Gambar 2.4. – Format laporan laba rugi

Perkiraan laba rugi adalah salah satu proyeksi keuangan yang

menggambarkan perkiraan-perkiraan keuntungan atau kerugian yang

bakal diperlukan diperusahaan dalam suatu jangka waktu.

Perkiraan laba rugi pada umumnya berisi :

1. Sumber-sumber pendapatan

2. Harga pokok dari barang-barang yang terjual dan jumlah

dari seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

pendapatan (hasil penjualan tersebut).

3. Pendapatan bersih (net income), laba bersih (net profit),

ataupun rugi bersih (net loss) untuk jangka waktu tertentu.

2.6.8. Aliran kas (Cash Flow)

Salah satu proyeksi keuangan lainnya yang dapat dianggap penting

untuk dapat menilai sampai seberapa jauh proyek investasi komersil

yang didirikan dapat dianggap fisible adalah proyeksi peredaran

keuangan atau yang lazim disebut prejected cash flow.

Proyeksi aliran kas menunjukan penyajian yang sistematis tentang

penerimaan dan pengeluaran kas selama periode operasi tertentu

serta menggambarkan penentuan saldo kas akhir pada laporan

neraca. Dari proyeksi peredaran keuangan inilah dapat ditentukan

sampai seberapa jauh proyek dapat menghasilkan income yang

32

merupakan salah satu pendapatan dari proyek kalau telah berjalan

nanti. Untuk selanjutnya dibandingkaan pada besarnya pengeluaran-

pengeluaran yang harus dibuat untuk melaksanakan jalannya proyek.

Keadaan proyeksi peredaran (cash flow) tiap-tiap tahun dapat dilihat

dengan memperhatikan jumlah pemasukan dan jumlah pengeluaran

yang terjadi pada tahun yangbersangkutan.

Gambar 2.5. - Diagram sederhana arus kas

Items Tahun 1 …… Tahun n

1. Arus kas masuk : Penerimaan Nilai sisa aktiva Nilai sisa modal

2. Arus kas keluar : Biaya pra operasi Biaya invesatasi Biaya operasi Tambahan biaya Pajak

Arus kas bersih (1-2) Rp.xxx,- Rp.xxx Rp.xxxTabel 2.2. - Perhitungan arus kas

2.6.9. Neraca (Balance Sheet)

Neraca menggambarkan aktiva lancar dan aktiva tetap dari suatu

perusahaan, juga menggambarkan total kewajiban dan modal yang

harus dipenuhi perusahaan.

33

PT.”XYZ”

Neraca per 31 Desember …

AKTIVA Aktiva Lancar

Kas Rp. Surat berharga Rp.

Piutang usaha Rp. Biaya yang dibayar dimuka Rp. +

Total Aktiva Lancar Rp. Tanah, pabrik, peralatan

Tanah Rp. Bangunan Rp. Mesin & Peralatan Rp. +

Rp. Depresiasi Rp. -

Rp. + Total tanah, bangunan, peralatan Rp. . TOTAL AKTIVA Rp. .

34

Kewajiban Kewajiban Lancar :

Hutang usaha Rp. Taksiran hutang pajak penghasilan Rp. Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo Rp. +

Total Kewajiban Lancar Rp. Kewajiban Jangka Panjang Rp. . Total Kewajiban Rp.

Modal Saham biasa Rp. Laba yang ditahan Rp. + Total Modal Rp. . Total Modal & Hutang Rp. .

Gambar 2.6. - Format Laporan Neraca

2.6.10. Break Even Point

Titik pulang pokok (BEP) proyek adalah lama waktu sebuah gagasan

usaha dapat mengembalikan semua temen yang ditanam.

Ongkos-ongkos yang terjadi dalam penentuan titik pulang pokok

pada dasarnya ada dua kelompok, yaitu :

ongkos tetap (fixed cost ), yaitu ongkos yang besarnya tidak

dipengaruhi oleh besarnya volume produksi.

ongkos variable (variable cost), yaitu ongkos yang besarnya

dipengaruhi oleh volume produksi.

Untuk perhitungan titik pulang pokok setiap tahun selama kredit

berjalan digunakan rumus sebagai berikut:

35

BEP (Rp) = total FC/(1-Total VC/Sales) (2.25.)

TC = FC +VC (2.26.)

TC = total cost

FC = biaya tetap (fixed cost)

VC = biaya variable (variable cost)

Break Event = TC = Total Revenue (2.27.)

(2.28.

)

Gambar 2.7. - Hasil penjualan Break Even

36

2.6.11. Evaluasi Profitabilitas Rencana Investasi

Terdapat beberapa teknik untuk mengukur tingkat keuntungan dari

proyek yang akan dilaksanakan, diantaranya :

1. Pay Back Periode

Pay back periode adalah periode dimana jumlah total pengeluaran

sama dengan total pemasukan. Yang termasuk pengeluaran adalah

investasi tahun ke-0 dan pengeluaran-pengeluaran pada tahun

berikutnya. Sedangkan yang termasuk pemasukan adalah net profit

tiap tahun dan depresiasi amortasi.

PP = Initial Investemant (2.29.) Annual cash inflow

2. Teknik Net Present Value (NPV)

Dalam teknik ini untuk mengetahui apakah suatu usulan bisnis

layak dilaksanakan atau tidak dengan cara mengurangkan antara

Present Value (Nilai saat ini ) dan aliran kas bersih operasional

atas proyek investasi selam umur ekonomis termasuk terminal

cash flow dengan initial cash flow. Jika NPV positif, usulan

proyek investasi dinyatakan layak, sedangkn jia NPV negative

dinyatakan tidak layak. Untuk menentukan present value atas

aliran kas operasional dan terminal cah flow didasarkan pada cost

of capital sebagai cut of rate atau discount factor-nya. Adapun

formulasinya sebagai berikut :

(2.30)

37

n = periode/tahun terakhir aliran kas

At = aliran kas pada periode t

k= tingkat keuntungan yang disyaratkan

3.Internal Rate of Return (IRR)

Tingkat investasi (IRR) adalah suatu tingkat suku bunga yang

menunjukan bahwa jumlah nilai sekarang netto (NPV) sama

dengan seluruh investasi proyek. Dengan perkataan lain, IRR

adalah suatu tngkat suku bunga dimana seluruh net cashflownya

sesudah dipresent valuekan sama jumlahnya dengan investment

cost, project cost, atau initial cost. Dari nilai IRR akan didapatkan

informasi layak atau tidaknya perusahaan merealisasikan

perencanaan tersebur.

Jika IRR (%) lebih besar dari MARR (%), suatu perusahaan

dianggap cukup layak.

Secara matematis tingkat discount rate yang dinyatakan sebagai r,

dapat diformulasikan :

(2.31.)

At = aliran kas pada periode t (baik aliran kas keluar /masuk)

N = periode terakhir aliran kas yang diharapkan

Symbol = aliran kas yang di discount pada akhir tahun 0 sampai

dengan tahun n

38

Mengingat dalam dalam proyek investasi alran kas awal (initial

investment) dilakukan pada tahun ke 0, maka formulasi tersebut

dapat dimodifikasi menjadi :

(2.32.)

Jadi r adalah discount rate yang digunakan untuk mendiscount

aliran kas di masa yang akan datang yakni A1 s/d An. Untuk

menyamakan pengeluaran kas awal, periode 0 dan A0.

Untuk menerapkan teknik interpolasi dalam menentukan IRR,

terlebih dahulu menentukan present value dengan hasil NPV yang

berlawanan arah, yakni (1) perhitungan present value yang

menghasilkan NPV negatif dan (2) perhitungan present value yang

menghasilkan NPV positif.

4. Teknik Analisis Profitability Index

Teknik ini disebut juga dengan teknik analisis benefit cost ratio

(B/C ratio). Dalam teknik ini untuk mengukur layak tidaknya

usulan proyek investasi cukup membandingkan antara present

value aliran kas proyek dengan present value (initial investment).

Jika nilai PI lebih besar 1, usulan proyek dinyatakan layak,

sebaliknya jika PI lebih kecil usulan proyek dinyatakan tidak

layak.

PI = (2.33.)

39

40

41