Upload
zhoro-boyssan-lestaluhu
View
215
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bab2
Citation preview
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1. Pendahuluan
Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi
pengusaha maupun pengambilan keputusan kebijakan perusahaan.
Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam
rencana-rencana yang diharpkan, karena dalam perencanaan bisnis
kita dapat mengetahui posisi perusahaan pada saat ini, arah tujuan
perusahaan, dan cara pencapaian sasaran. Analisa kelayakan
merupakan usaha untuk menjamin agar pengeluaran modal, yang
ketersediaannya bersifat terbatas betul-betul mencapai tujuan seperti
yang diharapkan. Analisa tersebut merupakan proyeksi dari kegiatan.
Perencanaan bisnis juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari
dana dari pihak ketiga, seperti perbankan, investor, lembaga
keuangan, dsb.
Pentingnya suatu investasi dapat dilihat dari besarnya manfaat
yangdapat diperoleh dengan adanya investasi, diantaranya :
1. Bagi Pemerintah, dilaksanakannya investasi baru akan
menggairahkan kegiatan ekonomi, menyediakan lapangan
kerja, menghemat devisa (subtitusi import), menambah
devisa, dan lain-lain.
5
2. Bagi Masyarakat, terutama di sekitar lokasi dimana proyek
investasi akan dilaksanakan, diharapkan akan secara
langsung ikut menikmati hasilnya. Misalnya mendapatkan
kesempatan kerja.
3. Bagi investor sendiri, investasi bertujuan untuk memperoleh
manfaat finansial, yaitu memperoleh keuntungan ekonomis,
demi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan
dimasa depan. Investasi berarti meningkatkan nilai
perusahaan.
Terdapat 4 hal penting yang harus ada di dalam analisa kelayakan,
yaitu :
1. penjelasan mengenai usaha yang sedang digeluti dan
rencana bersifat strategis,
2. rencana pemasaran,
3. rencana manajemen keuangan,
4. rencana manajemen secara operasional.
Ruang lingkup analisa kelayakan pabrik, meliputi :
1. Analisa Aspek Marketing
Dalam analisa marketing dilaksanakan dengan melakukan
penelitian pasar. Menentukan besarnya supplay dan demand .
2. Analisa Aspek Teknis dan Operasi
Analisa ini dilakukan untuk menetapkan apakah secara teknis
investasi layak dan memberikan dasar untuk estimasi biaya.
6
3. Analisa Aspek Legal
Pada aspek ini yang dikaji adalah :
- kelayakan investasi dari ketentuan dan hukum formal,
- prosedur legalitas yangharus diselesaikan sampai investasi
siap dioperasikan.
4. Analisa Aspek Lingkungan
Pada analisa ini untuk melihat :
- bagaimana pengaruh dari alternatif teknologi yang
digunakan pada lingkungan sekitar, baik fisik maupun
lingkungan hidup sosial,
- konsekuensi-konsekuensi apa yang dibutuhkan untuk
mengatasi dampak teknologi terhadap lingkungan.
5. Analisa Aspek Ekonomi dan Finansial
Dalam analisa ini dilihat sejauh mana manfaat investasi,
meliputi :
- Estimasi biaya produksi,
- Estimasi nilai investasi dan sumber pendanaannya,
- Penyusunan cashflow,
- Evaluasi investasi.
7
2.2. Analisa Aspek Marketing
2.2.1. Pengertian Dasar
Penelitian aspek marketing ini bertujuan untuk mengidentifikasi
hasil produk yang dibutuhkan konsumen dan mengukur besarnya
kebutuhan tersebut. Kemudian dilakukan pengukuran besarnya
demand terhadap produk tersebut dengan melakukan peramalan
(forcasting).
2.2.2. Analisa keunggulan bersaing
Terdapat hubungan positif yang sangat erat antara kinerja suatu
bisnis dan keunggulan bersaing. Artinya semakin besar kinerja suatu
perusahaan, semakin kuat keunggulan bersaing yang dimilikinya.
Sebaliknya semakin buruk kinerja perusahaan, keunggulan
bersaingnya semakin berkurang. Menurut Jack Welch (The Mind of
Jack Welch, Fortune) “apabila anda tidak memiliki keunggulan
bersaing, jangan coba-coba untuk bersaing. Hal ini berarti bahwa
keunggulan bersaing merupakan faktor penting bagi suatu
perusahaan untuk bersaing dalam memenangkan persaingan.
Elemen-elemen keunggulan bersaing adalah :
- Potensi keunggulan bersaing,
- Posisi keunggulan bersaing,
- Kinerja yang dihasilkan (performance outcome).
Hubungan antara ketiga elemen keunggulan bersaing tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
8
Gambar 2.1. - Elemen keunggulan bersaing
Sumber : F. Rangkuti, Business Plan, 2000.
2.2.3. Tahap Penelitian Pasar
Ukuran permintaan pasar :
Pasar; kumpulan seluruh pembeli aktual dan potensial suatu tawaran
pasar,
Pasar Potensial; sekumpulan konsumen yang menyatakan minat
memadai terhadap suatu tawaran pasar,
Pasar Tersedia; sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,
pendapatan, dan akses terhadap tawaran pasar tertentu,
Pasar Terlayani; bagian dari pasar tersedia dan telah diputuskan
perusahaan untuk dimasuki,
Pasar Tertembus; ekumpulan konsumen yang telah membeli produk.
2.2.3.1. Potensi Pasar (Market Potensial)
Peluang pasar atau market potensial adalah peluang penjualan
maksimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjualanbaik saat ini
maupun yang akan dating atau jumlah permintaan yang belum dapat
dipenuhi oleh perusahaan pesaing yang sudah ada. Dengan kata lain
potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan konsumen yang
9
didasarkan atas dua factor : jumlah konsumen potensial dan daya
beli. Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki keinginan
atau hasrat untuk membeli. Daya beli adalah kemampuan konsumen
dalam rangka membeli barang.
MP = Demand –
Supplay (2.1.)
Jika demand lebih besar dari pada supplay, maka masih ada peluang
bagi perusahaan untuk membuka usaha di bidang yang sama, namun
jika demand lebih kecil dari pada supplay, maka tidak ada peluang
bagi perusahaan. Sedangkan market share dalah peluang pasar yang
dapat dipenuhi oleh perusahaan.
2.2.3.2. Teknik-teknik Pengukuran Permintaan
Secara umum teknik pengukuran permintaan dapat dilakukan dengan
(1) penggunaan data impor (2) penggunaan data impor, ekspor,
produksi dalam negeri, dan perubahan persediaan selama masa yang
bersangkutan, dan (3) metode rasio rantai.
Metode Rasio Rantai
Digunakan untuk menentukan permintaan efektif dengan cara
membagi dalam unsure yang lebih kecil dari suatu mata rantai
urutan atas factor yang berpengaruh terhadap produk yang
bersangkutan. Sebagai ilustrasi, factor-faktor yang
mempengaruhi permintaan produk : makanan kecil, misalnya :
Jp = Jumlah penduduk suatu wilayah
10
X1 = Penghasilan per kapita untuk konsumsi
X2 = Rata-rata konsumsi produk makanan kecil
X3 = Rata-rata konsumsi untuk kacang-kacangan
Ip = Income per kapita
Misalnya :
Jml penduduk satu wilayah tertentu = 1.000.000 orang
Income per kapita = Rp. 20.000,-
Konsumsi = 50%
Konsumsi untuk makanan kecil = 10% dari konsumsi
Kacang-kacangan = 5% dari konsumsi makanan kecil
Maka permintaan untuk kacang-kacangan dapat ditentukan dengan
formulasi sebagai berikut :
=1,000,000 x Rp.20,000.00 x 50% x 10% x 5%
= Rp.50,000,000.00
Metode Peramalan Permintaan
Forecasting merupakan alat yang sangat penting dalam membuat
estimasi berapa besarnya permintaan (demand). Metode peramalan
dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu :
1. Metoda kuantitatif
Meliputi : dekomposisi, avaraging, smoothing, simple regresi,
advanced time series, multiple regresi, ekonometri, marima. Lima
pendekatan pertama di atas termasuk dalam model analisis yang
11
bersifat time series, sedangkan yang lainnya disebut pendekatan
causal (sebab akibat).
Metode time series adalah suatu pendekatan dengan menggunakan
asumsi perhitungan peramalan masa yang akan datang yang dibuat
berdasarkan kejadian-kejadian atau kondisi yang telah terjadi di
masa lalu. Sedangkan pendekatan sebab akibat, berusaha mencari
variable-variable apa saja yang paling berpengaruh terhadap
peramalan yang akan dibuat.
2. Metode Kualitatif
Secara umum ada empat pendekatan yang biasa dipakai di dalam
metode kualitatif, yaitu :
a. Pendapat para eksekutif
b. Gabungan beberapa tenaga penjual
c. Metode Delphi
d. Riset pasar
Metode perataan (Avarage)
Metode ini diguakan jika demand cenderung stabil sepanjang waktu.
Metode ini dibagi dalam 3 metode, yaitu :
- Simple Average
- Single Moving Average
- Double Moving Average
# Single Moving Average
12
Apabila diperoleh data yang stationer, metode ini cukup baik untuk
meramalkan keadaan. Rumus yang digunakan :
(2.2.)
# Double Moving Average
Jika data tidak stasioner serta mengandung pola trend, maka
dilakukan moving average terhadap hasil single moving avarage.
Rumus yang digunakan :
(2.3.)
Metoda Pemulusan (Smoothing)
Dipakai pada kondisi dimana bobot data setiap perioda berbeda dan
membentuk fungsi exponensial. Metoda ini terbagi dalam 3 metode,
yaitu :
- Single Exponensial Smoothing
- Double Exponensial Smoothing
- Triple Exponensial Smoothing
13
# Single Exponensial Smoothing
Digunakan untuk data yang stasioner, rumus yang digunakan :
(2.4.)
Linier Regression
Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan hubungan sebab
akibat variable-variable yang paling mempengaruhi. Variable-
variable yang mempengaruhi biasanya disebut variable independen
(Xi), sedangkan variable yang dipengaruhi disebut variable dependen
(Y). Persamaan garis regresi linier adalah sebagai berikut :
Y = a + bX (2.5.)
Dimana :
Y = variable dependen
a = koefisien intercept (perpotongan dengan sumbu tegak)
b = koefisien slope atau gradien (kemiringan garis regresi)
X = variable independen
Koefisien slope b dapat dihitung dengan rumus :
14
(2.6.)
Koefisien korelasi
Variasi derajat antara variable x dan y disebut variasi bersama (joint
variation) x dan y, persoalan ini dinamakan juga persoalan korelasi
(correlation).
Koefisien korelasi linier ( r) adalah ukuran hubungan antara peubah
acak x dan y. Bila kemiringannya positif artinya korelasi positif yang
tinggi antara kedua peubah, tapi bila kemiringannya negatif artinya
korelasi negatif yang stinggi antara kedua peubah.
Ukuran kesalahan (error)
Ukuran kesalahan (error)adalah besarnya penyimpangan antar actual
demand dengan hasil peramalan (et).
Apabila dirumuskan :
(2.7.)
Ada 2 macam ukuran kesalahan yaitu ukuran statistik dan ukuran
relatif. Dalam menentukan ukuran kesalahan secara statistik ada 4
cara :
Mean Error (ME)
15
(2.8.)
Mean Absolute Error (MAE)
(2.9.)
Sum Square Error(SSE)
(2.10.)
Mean Square Error (MSE)
(2.11.)
Standard Deviation Error (SDE)
(2.12.)
Sedangkan dalam menentukan kesalahan secara relatif ada 3 macam
cara, yaitu :
Percentage Error
16
(2.13)
Mean Percentage Error
(2.14.)
Mean Absolute Percentage Error
(2.15.)
2.2.4. Formulasi Strategi Pemasaran
Tujuan utama analisa pemasaran adalah untuk mengetahui dukungan
apa saja yang diperlukan agar pelanggan potensial mau membeli
produk yang ditawarkan. Terutama dalam kondisi persaingan yang
sangat ketat, pelanggan banyak disuguhi dengan berbagai macam
produk dengan berbagai macam kelebihannya. Strategi pemasaran
yangdibuat harus mempertimbangkan besarnya permintaan serta
kondisi persaingan yangada pada masing-masing segmen pasar yang
akan ditargetkan. Pengambilan keputusan untuk suatu investasi tidak
lepas dari pengaruh persaingan yang ada. Cakupan dalam analisa
pelanggan, adalah sebagai berikut :
17
1. Segmentasi
Merupakan faktor yang sangat penting untu mengembangan
faktor keunggulan bersaing berdasarkaqn differensiasi,
biaya murah, fokus. Segmentasi juga dapat diartikan
sebagai identifikasi kelompok pelanggan yang memberikan
respon yang berbeda dibandingkan dengan pelanggan lain.
2. Targetting
Adalah menentukan segmen pasar mana yang ingin dituju.
Strategi untuk menentukan targeting adalah :
- undifferentiated marketing
pada pasar yang tidak dibedakan, perusahaan melakukan
strategi yang sama untuk seluruh pasar, produk yang
dihasilkan cenderung masal, promosi besar-besaran,
keuntungan didapat dari memproduksi dengan sekala
ekonomis,
- differentiated marketing
dilakukan pada pasar yang berbeda-beda adalah sangat
spesifik, tergantung pada segmen pasar yang dilayani.
- concentrated marketing
perusahaan berfokus pada pasar yang erlative sempit,
tetapi memiliki potensi pasar yang sangat luas,
- positioning
adalah suatu cara menempatkan produk sehingga
tertanam dalam benak pelanggan.
18
Marketing mix
Secara umum bauran pasar adalah menacakup sejumlah variable
pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang digunakan
untuk mencapai market sahre yang telah ditetapkan dan digunakan
untuk memuaskan konsumen.
Komponen utama dalam bauran pasar terdiri atas empat jenis yang
biasanya disebut dengan istilah “4-P”, yaitu : Product, Place,
Promotion, dan Price. Kombinasi bauran pasar yang dilakiukan oleh
perusahaan untuk meningkatkan penjualan biasanya diasumsikan
mempunyai hubungan linier yang dinotasikan sebgai berikut :
(2.16.)
Y = penjualan
4P= bauran pasar yang terdiri atas product, place, promotion,
price.
Disamping itu asumsi-asumsi lain yang digunakan adalah :
a. Biaya per unit masing-masing bauran pasar adalah
konsisten
b. Masing-masing bauran pasar berpengaruh secara
independent
c. Bauran pasar mempunyai konstanta pengaruh terhadap
penjualan.
Berdasarkan asumsi tersebut maka notasi hubungan linier dapat
dimodifikasi menjadi :
19
(2.17.)
Y = penjualan
a = konstanta
b1 b2b3 b4 = koefisien masing-masing bauran pasar
P1 P2 P3 P4 = 4P
Selain itu bauran pasar ini dapat dikaitkan dengan tahapan dalam
siklus kehidupan produk. Artinya, dalam setiap tahapan pada siklus
kehidupan produk memerlukan bauran pasar yang berbeda. Secara
umum bauran pasar untuk setiap tahapan siklus hidup disajikan
dalam table berikut :
4P PLC
Product Place Promotion Price
PerkenalanTumbuhDewasa
Penurunan
1234
4442
2121
3313
Table 2.1. - Hubungan marketing dan siklus hidup produk
Keterangan : 1,2,3,4 menunjukan urutan prioritas
2.3. Analisa Aspek Legal
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usaha atau bisnis yang akan
didirikan dan dilaksanakan. Ini berarti bahwa setiap usaha yang akan
dilaksanakan di wilayah tertentu harus memenuhi hukum serat tata
peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.
20
2.3.1. Bentuk kepimilikan bisnis di Indonesia
Bentuk usaha atau bentuk pemilikan bisnis ada yang dikatakan
berbentuk badan hukum dan tidak berbadan hukum. Yang dimaksud
dengan badan hukum yaitu badan usaha yang mempunyai kekayaan
tersendiri, terpisah dari kekayaan para pendirinya atau para
pengurusnya. Para anggota tidak bertanggung jawab dengan harta
kekayaannya di luar yang tersebut dalam saham yang dimilikinya.
Usaha yang tidak berbentuk badan hukum ialah :
a. Badan usaha perseorangan,
b. Persekutuan firma,
c. Persekutuan komanditer.
Usaha yang berbentuk badan hukum :
a. Perseroan terbatas (PT),
b. Koperasi,
c. Yayasan.
Bentuk mana yang akan dipilih oleh perusahaan tergantung pada
faktor pertimbangan bentuk kepemimpinan, tanggung jawab
terhadap hutang piutang perusahaan, kontinuitas persahaan, struktur
pemodalan.
2.3.2. Perusahaan Perseorangan
Bila perusahaan hanya berusaha dengan modal kecil, maka bentuk
perusahaan perseorangan merupakan suatu bentuk yang ideal.
Pimpinan di sini berada pada pemilik dan mempunyai tanggung
21
jawab yang tidak terbatas. Untuk mendirikan perusahaan
perseorangan sangat mudah, karena tidak ada suatu aturan khusus,
bagaimana cara mendirikannya. Hanya saja barang akli perlu izin
khusus, untuk usaha-usaha tertentu pada daerah-daerah tertentu.
Apabila pemilik perusahaan perseorangan ingin mendapatkan
tambahan modal berupa pinjaman dari bank, maka diperlukan
berbagai surat untuk melengkapi permohonan pinjaman, seperti
sertifikat tanah, Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMBA), SIUP
( Surat Izin Usaha Perdagangan ) yang dikeluarkan oleh Kantor
Wilayah Perdagangan Propinsi, TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan
kabupaten/Kotamadya setempat.
2.4. Analisa Aspek Teknik dan Operasi
Analisa aspek teknis dan operasi dalam analisa kelayakan pabrik
ditujukan untuk menentukan mesin dan perlatan, bahan baku, SDM,
prosedur produksi. Analisa aspek teknis dan opeasi, meliputi :
1. Perancangan Produk,
2. Perencanaan kapasitas,
3. Perencanaan proses dan fasilitas produksi,
4. Perncanaan tenaga kerja.
2.4.1. Perencanaan Produk
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan tergantung kepada
kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian
22
secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan
tersebut dengan biaya rendah.
Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada
pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas
mulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, dan diakhiri dengan
tahapan produksi, penjualan, dan pengiriman produk.
2.4.2. Perencanaan Kapasitas
Kapasitas merupakan kemampuan produksi dari fasilitas yang
biasanya dinyatakandalam volume output persatuan waktu. Tujuan
perencanaan kapasitas adalah usaha perusahaan untuk mengatasi
fluktuasi permintaan (demand). Dengan perencanaan kapasitas yang
baik diharapkan perusahaan akan menghasilkan produknya sesuai
dengan jumlah kebutuhan konsumen.
2.4.3. Perencanaan Proses dan Fasilitas
Berdasarkan rancangan produk dan rencana kapasitas produksi yang
telah dibuat langkah sebelumnya, selanjutnya yang perlu dikaji
adalah proses-proses beserta fasilitas produksi yang dibutuhkan
untuk memproses bahan baku menjadi produk yang kita inginkan,
sebanyak kapasitas yang telah kita encanakan. Karena biasanya
untuk menyelesaikan satu elemen pekerjaan dapat ditempuh
beberapa alternative proses, maka kita harus memilih proses yang
paling sesuai. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
percanaan tersebut, antara lain :
23
1. Ketergantungan,
2. Kualitas dan spesifikasi produk yang diinginkan,
3. skala ekonomis,
4. skala cakupan kemampuan proses untuk melakukan
berbagaioperasi),
5. peralatan yang diperlukan,
6. jenis bahan baku yang tersedia,
7. fleksibilitas proses,
8. faktor eksternal,
9. perawatan dan penggantian,
10. ketersediaan suku cadang.
2.4.4. Penentuan Lokasi
Lokasi penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi
kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Sebelumnya suatu
perusahaan memulai operasiproduksinya, pemilik harus menentukan
lebih dahulu dimana letak perusahaan tersebut. Karena apabila tidak
dipertimbangkan maka mengalami kesulitan dalam menjamin
kelangsungan hidupnya, dikarenakan beroperasi secara tidak efektif
dan efisien. Peran lokasi bagi kegiatan industri atau manufaktur
sangat penting.
2.5. Analisa Aspek Lingkungan
Studi lingkungan usaha merupakan suatu langkah yang penting
dilakukan dengan tujuan untuk menemukan apakah lingkungan
24
dimana usaha itu akan berdiri nantinya tidak akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan.
2.6. Analisa Aspek Finansial
Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan
penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak
dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha. Misalnya
hasil kajian pemasaran ditentukan besrnya unit yang akan dijual dn
harga berapa produk itu akan dijual, biaya apa yang harus
dikeluarkan dalam upaya penjualan produk tersebut, begitu pula
dengan aspek-aspek yang lain.
2.6.1. Modal kerja
Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan aktiva lancar
(Current Asset) diatas hutang lancar (current liabilities) atau juga
disebut modal kerja netto (Net working capital). Dikatakan
demikian, sebab hanya bagian dari kelebihan aktiva lancar diatas
hutang lancar sajalah yang dapat digunakan sebagai modal kerja.
Sedangkan bagian aktiva sebesar hutang lancar itu tidak dapat
diganggu gugat, sebab bagian itu hanya untuk menjaga liquiditas
perusahaan, yakni untuk membayar hutang-hutang yang harus segera
dibayar.
25
Metode keterkaitan dana dan pengeluaran kas yaitu dengan metode
ini harus terlebih dahulu ditentukan beberapa jumlah pengeluaran
kas setiap hari dan berapa lama dana itu terkait. Pengeluaran kas
perhari itu, biasanya untuk pembayaran upah tenaga kerja dan untuk
membayar harga bahan baku. Sedangkan lama dana itu adalah
jumlah yang diperlukan saat pelepasan dana untuk bahan baku dan
pembayaran upah tenaga kerja hingga proses produksi, penjualan
produk dan penerimaan kembali piutang dalam bentuk kas.
Contoh perhitungan modal kerja awal :
Persediaan Rp. juta
Bahan baku 1.235
Bahan pembantu 97
Barang jadi 265
Suku cadang dsb 127
Piutang dagang 2.395
Cadangan uang tunai 123
Modal kerja bruto 4.242
Utang dagang (955)
Modal kerja awal neto 3.278
Gambar 2..2. - Contoh perhitungan modal kerja awal
2.6.2. Perhitungan Investasi dan Depresiasi
26
Investasi merupakan kebutuhan modal kerja tambahan yang
diperlukan dalam pendirian suatu perusahaan. Jadi investasi adalah
berupa modal sendiri dan kekeurangannya dapat dipenuhi dengan
dana pinjaman dai lembaga keuangan seperti bank atau penanam
modal lainnya dengan memperhitungkan jangka waktu
pengembalian dan suku bung yang diperlukan.
Sedangkan depresiasi adalah besarnya nilai penyusutan dari mesin
atau peralatan kerja dalam jangka waktu tetentu.
(2.18.)
Terdapat 3 metode untuk menentukan depresiasi, yaitu :
1. Depresiasi Garis Lurus
Beban depresiasi tahunan
(2.19.)
Beban Depresiasi untuk tahun tertentu =
(2.20.)
27
(2.21.)
Dimana :
Nilai Buku : nilai aset setelah dikurangi depresiasi
N : umur pakai P : harga aset
S : nilai sisa J ; tahun ke
2. Depresiasi awal akhir/tahun
(2.22.)
SOYD untuk setiap tahun =
(2.23.)
3. Decleaning balance depreciation
DBB untuk setiap tahun =
(2.24.)
2.6.3. Pola Pengembalian Pinjaman
28
Pola pengembalian pinjaman dapat dilakukan dengan pengembalian
tetap, pengembalian menurun atau pengembalian bunga per tahun
dengan pembayaran pokok pinjaman pada akhir masa pinjaman.
2.6.4. Biaya Bahan
Biaya bahan terdiri dari biaya bahan langsung dan biaya bahan tidak
langsung. Ongkos bahan langsung adalah ongkos yang diperlukan
untuk penggunaan atau pemakaian bahan langsung yang diperlukan
pada kegiatan produksi. Sedangkan ongkos bahan tidak langsung
yang diperlukan pada kegiatan produksi. Perhitungan ini dilakukan
dengan berpedoman pada kapasitas produksi tiap tahun dan ongkos
material handling (omh).
2.6.5. Biaya tenaga kerja
Seperti biaya bahan, biaya tenaga kerja pun terdiri dari biaya tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga
kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung dikenakan pada
operator fabrikasi dan operator assembling, karena biaya tenaga
kerja tidak langsung adalah semua ongkos yang dibayarkan pada
seluruh buruh langsung atau yang langsung ikut dalam roses suatu
produk. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dikenakan
pada tenaga kerja tidak langsung perkantoran, dan tenaga kerja tidak
langsung non perkantoran.
2.6.6. Harga pokok penjualan
29
Penjualan atau ongkos-ongkos yang terjadi dalam menentukan harga
pokok penjualan (COGS) antara lain adalah ongkos bahan langsung,
ongkos buruh langsung, dan overhead pabrik. Overhead pabrik ini
antara lain terdiri dari ongkos bahan tidak langsung, ongkos buruh
tidak langsung, depresiasi, ongkos materlial handling, dan
sebagainya.
1. Biaya bahan langsung Persediaan awal Rp. Pembelian Rp. .
Bahan siap pakai Rp.Persediaan akhir Rp. .
Bahan langsung yang digunakan Rp.2. Biaya pekerja langsung Rp.3. Biaya pabrik tak langsung
a. Bahan tak langsung Rp.b. Pekerja tak langsung Rp.c. Depresiasi bangunan Rp.d. Depresiasi mesin/peralatan Rp.e. Perawatan bangunan Rp.f. Perawatan mesin/peralatan Rp.g. Pajak bumi dan bangunan Rp.h. Asuransi kebakaran Rp.i. Lain-lain Rp.
JUMLAH BIAYA PRODUKSI Rp.4. Produk setengah jadi
Persediaan awal Rp.
30
Persediaan akhir Rp. .Rp.
HARGA POKOK PENJUALAN Rp.
Gambar 2.3. - Format laporan harga pokok penjualan
2.6.7. Rugi laba (Income Statement)
Perhitungan laba rugi (income statement) adalah laporan keuangan
yang menyajikan mengenai seluruh hasil operasi
(pendapatan/profitabilitas) dan beban yang dikeluarkan selama satu
periode waktu tertentu. Laporan ini menunjukan bagaimana
perusahaan menghasilkan keuntungan atau kerugian. Berikut ini
contoh laporan laba rugi :
PT. “XYZ”Laporan Laba/Rugi
Per 31 Desember .....Hasil Penjualan Rp.....
Harga Pokok Produksi Rp......
Laba Kotor dari Penjualan Rp......
Biaya Operasi
Biaya Pemasaran Rp.......
Biaya Administrasi Rp....... + Rp......
Laba bersih dari Operasi Rp........
Penerimaan/Pengeluaran lain-lain
Penerimaan lain-lain Rp........
Pengeluaran lain-lain Rp........ +Rp......
Laba bersih sebelim pajak Rp.......
31
Pajak Penghasilan Rp.......
Laba bersih setelah pajak Rp.......
Gambar 2.4. – Format laporan laba rugi
Perkiraan laba rugi adalah salah satu proyeksi keuangan yang
menggambarkan perkiraan-perkiraan keuntungan atau kerugian yang
bakal diperlukan diperusahaan dalam suatu jangka waktu.
Perkiraan laba rugi pada umumnya berisi :
1. Sumber-sumber pendapatan
2. Harga pokok dari barang-barang yang terjual dan jumlah
dari seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan (hasil penjualan tersebut).
3. Pendapatan bersih (net income), laba bersih (net profit),
ataupun rugi bersih (net loss) untuk jangka waktu tertentu.
2.6.8. Aliran kas (Cash Flow)
Salah satu proyeksi keuangan lainnya yang dapat dianggap penting
untuk dapat menilai sampai seberapa jauh proyek investasi komersil
yang didirikan dapat dianggap fisible adalah proyeksi peredaran
keuangan atau yang lazim disebut prejected cash flow.
Proyeksi aliran kas menunjukan penyajian yang sistematis tentang
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode operasi tertentu
serta menggambarkan penentuan saldo kas akhir pada laporan
neraca. Dari proyeksi peredaran keuangan inilah dapat ditentukan
sampai seberapa jauh proyek dapat menghasilkan income yang
32
merupakan salah satu pendapatan dari proyek kalau telah berjalan
nanti. Untuk selanjutnya dibandingkaan pada besarnya pengeluaran-
pengeluaran yang harus dibuat untuk melaksanakan jalannya proyek.
Keadaan proyeksi peredaran (cash flow) tiap-tiap tahun dapat dilihat
dengan memperhatikan jumlah pemasukan dan jumlah pengeluaran
yang terjadi pada tahun yangbersangkutan.
Gambar 2.5. - Diagram sederhana arus kas
Items Tahun 1 …… Tahun n
1. Arus kas masuk : Penerimaan Nilai sisa aktiva Nilai sisa modal
2. Arus kas keluar : Biaya pra operasi Biaya invesatasi Biaya operasi Tambahan biaya Pajak
Arus kas bersih (1-2) Rp.xxx,- Rp.xxx Rp.xxxTabel 2.2. - Perhitungan arus kas
2.6.9. Neraca (Balance Sheet)
Neraca menggambarkan aktiva lancar dan aktiva tetap dari suatu
perusahaan, juga menggambarkan total kewajiban dan modal yang
harus dipenuhi perusahaan.
33
PT.”XYZ”
Neraca per 31 Desember …
AKTIVA Aktiva Lancar
Kas Rp. Surat berharga Rp.
Piutang usaha Rp. Biaya yang dibayar dimuka Rp. +
Total Aktiva Lancar Rp. Tanah, pabrik, peralatan
Tanah Rp. Bangunan Rp. Mesin & Peralatan Rp. +
Rp. Depresiasi Rp. -
Rp. + Total tanah, bangunan, peralatan Rp. . TOTAL AKTIVA Rp. .
34
Kewajiban Kewajiban Lancar :
Hutang usaha Rp. Taksiran hutang pajak penghasilan Rp. Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo Rp. +
Total Kewajiban Lancar Rp. Kewajiban Jangka Panjang Rp. . Total Kewajiban Rp.
Modal Saham biasa Rp. Laba yang ditahan Rp. + Total Modal Rp. . Total Modal & Hutang Rp. .
Gambar 2.6. - Format Laporan Neraca
2.6.10. Break Even Point
Titik pulang pokok (BEP) proyek adalah lama waktu sebuah gagasan
usaha dapat mengembalikan semua temen yang ditanam.
Ongkos-ongkos yang terjadi dalam penentuan titik pulang pokok
pada dasarnya ada dua kelompok, yaitu :
ongkos tetap (fixed cost ), yaitu ongkos yang besarnya tidak
dipengaruhi oleh besarnya volume produksi.
ongkos variable (variable cost), yaitu ongkos yang besarnya
dipengaruhi oleh volume produksi.
Untuk perhitungan titik pulang pokok setiap tahun selama kredit
berjalan digunakan rumus sebagai berikut:
35
BEP (Rp) = total FC/(1-Total VC/Sales) (2.25.)
TC = FC +VC (2.26.)
TC = total cost
FC = biaya tetap (fixed cost)
VC = biaya variable (variable cost)
Break Event = TC = Total Revenue (2.27.)
(2.28.
)
Gambar 2.7. - Hasil penjualan Break Even
36
2.6.11. Evaluasi Profitabilitas Rencana Investasi
Terdapat beberapa teknik untuk mengukur tingkat keuntungan dari
proyek yang akan dilaksanakan, diantaranya :
1. Pay Back Periode
Pay back periode adalah periode dimana jumlah total pengeluaran
sama dengan total pemasukan. Yang termasuk pengeluaran adalah
investasi tahun ke-0 dan pengeluaran-pengeluaran pada tahun
berikutnya. Sedangkan yang termasuk pemasukan adalah net profit
tiap tahun dan depresiasi amortasi.
PP = Initial Investemant (2.29.) Annual cash inflow
2. Teknik Net Present Value (NPV)
Dalam teknik ini untuk mengetahui apakah suatu usulan bisnis
layak dilaksanakan atau tidak dengan cara mengurangkan antara
Present Value (Nilai saat ini ) dan aliran kas bersih operasional
atas proyek investasi selam umur ekonomis termasuk terminal
cash flow dengan initial cash flow. Jika NPV positif, usulan
proyek investasi dinyatakan layak, sedangkn jia NPV negative
dinyatakan tidak layak. Untuk menentukan present value atas
aliran kas operasional dan terminal cah flow didasarkan pada cost
of capital sebagai cut of rate atau discount factor-nya. Adapun
formulasinya sebagai berikut :
(2.30)
37
n = periode/tahun terakhir aliran kas
At = aliran kas pada periode t
k= tingkat keuntungan yang disyaratkan
3.Internal Rate of Return (IRR)
Tingkat investasi (IRR) adalah suatu tingkat suku bunga yang
menunjukan bahwa jumlah nilai sekarang netto (NPV) sama
dengan seluruh investasi proyek. Dengan perkataan lain, IRR
adalah suatu tngkat suku bunga dimana seluruh net cashflownya
sesudah dipresent valuekan sama jumlahnya dengan investment
cost, project cost, atau initial cost. Dari nilai IRR akan didapatkan
informasi layak atau tidaknya perusahaan merealisasikan
perencanaan tersebur.
Jika IRR (%) lebih besar dari MARR (%), suatu perusahaan
dianggap cukup layak.
Secara matematis tingkat discount rate yang dinyatakan sebagai r,
dapat diformulasikan :
(2.31.)
At = aliran kas pada periode t (baik aliran kas keluar /masuk)
N = periode terakhir aliran kas yang diharapkan
Symbol = aliran kas yang di discount pada akhir tahun 0 sampai
dengan tahun n
38
Mengingat dalam dalam proyek investasi alran kas awal (initial
investment) dilakukan pada tahun ke 0, maka formulasi tersebut
dapat dimodifikasi menjadi :
(2.32.)
Jadi r adalah discount rate yang digunakan untuk mendiscount
aliran kas di masa yang akan datang yakni A1 s/d An. Untuk
menyamakan pengeluaran kas awal, periode 0 dan A0.
Untuk menerapkan teknik interpolasi dalam menentukan IRR,
terlebih dahulu menentukan present value dengan hasil NPV yang
berlawanan arah, yakni (1) perhitungan present value yang
menghasilkan NPV negatif dan (2) perhitungan present value yang
menghasilkan NPV positif.
4. Teknik Analisis Profitability Index
Teknik ini disebut juga dengan teknik analisis benefit cost ratio
(B/C ratio). Dalam teknik ini untuk mengukur layak tidaknya
usulan proyek investasi cukup membandingkan antara present
value aliran kas proyek dengan present value (initial investment).
Jika nilai PI lebih besar 1, usulan proyek dinyatakan layak,
sebaliknya jika PI lebih kecil usulan proyek dinyatakan tidak
layak.
PI = (2.33.)
39