17

Click here to load reader

Hakikat Profesi Kependidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Membahas mengenai Hakikat Profesi, Profesi Keguruan, dan Organisasi Keguruan di Indonesia

Citation preview

Page 1: Hakikat Profesi Kependidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan komponen utama dalam menentukan tingkat

kemajuan suatu bangsa. Baik atau buruknya masa depan bangsa ditentukan

oleh kualitas pendidikan saat ini. Untuk mewujudkan pendidikan yang

baik, maka dibutuhkan peran seorang guru yang berkualitas (profesional)

dan ahli dalam bidangnya. Namun, saat ini banyak yang masih keliru

mengenai profesi yang ada di lingkungan.

Menjadi guru adalah menghayati profesi. Yang membedakan sebuah

profesi, dengan pekerjaan lain adalah bahwa untuk sampai pada profesi itu

seseorang berproses lewat belajar. Profesi merupakan pekerjaan, dapat

juga berwujud sebagai jabatan dalam suatu hierarki birokrasi, yang

menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan itu

serta pelayanan baku terhadap masyarakat. Makalah ini akan membahas

lebih jauh mengenai profesi keguruan, syarat, kode etik, dan organisasi-

organisasi keguruan yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Profesi Keguruan ?

2. Apa saja syarat-syarat Profesi Keguruan ?

3. Apa saja Kode Etik Profesi Keguruan ?

4. Apa saja Organisasi Keguruan yang ada di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Profesi Keguruan.

2. Untuk mengetahui syara-syarat dalam Profesi Keguruan.

3. Untuk mengetahui Kode Etik Profesi Keguruan.

4. Untuk mengetahui apa saja Organisasi Kegururan yang ada di

Indonesia.

1

Page 2: Hakikat Profesi Kependidikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN SYARAT PROFESI KEGURUAN

Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk

menunjukkan tentang pekerjaan seseorang, misal seseorang yang

pekerjaannya mengajar dikatakan berprofesi sebagai guru. Jadi, istilah

profesi dalam konteks ini sama artinya dengan pekerjaan atau tugas yang

dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Keragaman dalam memahami istilah profesi dalam kehidupan sehari-

hari mengidentifikasikan perlunya suatu pengertian yang dapat

menegaskan kriteria suatu pekerjaan sehingga dapat disebut sebagai suatu

profesi. Artinya, tidak semua pekerjaan atau tugas yang dilakukan dapat

disebut sebagai profesi, melainkan pekerjaan-pekerjaan yang memenuhi

kriteria-kriteria tertentu yang bisa disebut sebagai suatu profesi.

2.1.1 Pengertian Profesi Keguruan

Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris

yaitu profession atau bahasa Latin profecus yang artinya mengakui,

adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam

melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi

berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi

bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental yaitu

adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrument untuk

melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu

profesi harus memiliki tiga pilar pokok yaitu pengetahuan,

keahlian, dan persiapan akademik.

Suatu pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi bila

pekerjaan atau jabatan itu dilakukan dengan:

1. Melayani masyarakat.

2. Melakukan bidang ilmu dan keterampilan.

2

Page 3: Hakikat Profesi Kependidikan

3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke

praktik.

4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.

5. Terkendali berdasarkan lisensi baku atau mempunyai

persyaratan masuk.

6. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang

diambil dan tampilan untuk kerjanya berhubungan dengan

layanan yang diberikan.

Menelaah pengertian profesi tersebut, dapat dipahami bahwa

profesi adalah pekerjaan atau jabatan khusus yang dibutuhkan

untuk melayani masyarakat.

Ciri-ciri utama suatu profesi adalah sebagai berikut:

1. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial

yang menentukan.

2. Jabatan yang menuntut keterampilan /keahlian tertentu.

3. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu dapat melalui

pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode

ilmiah.

4. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang

jelas sistematis dan eksplisit, bukan habya sekedar pendapat

khalayak umum.

5. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi

dengan waktu yang cukup lama.

6. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi

dan sosialisasi nilai-nilai professional itu sendiri.

7. Berperan teguh oada kode etik yang dikontrol oleh organisasi

profesi.

8. Dalam praktiknya melayani masyarakat anggota profesi

otonom dan bebas dari campur tngan orang lain.

3

Page 4: Hakikat Profesi Kependidikan

9. Jabatan mempunyai prestisi yang tinggi yang tinggi dalam

masyarakat.

2.1.2 Syarat Profesi Keguruan

National Education Association menyusun sejumlah syarat

atau kriteria yang harus ada dalam jabatan guru. Gambaran rinci

tentang syarat-syarat jabatan guru tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

1. Jabatan yang Melibatkan Kegiatan Intelektual. Jelas sekali

bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar

melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi

kegiatan inrelektual. Lebih lanjut dapat diamati, bahwa

kegiatan-kegiatan yang dilakukan anggota profesi ini adalah

dasar bagi persiapan dari semua kegiatan profesional

lainnya. oleh sebab itu, mengajar seringkali disebut sebagai

ibu dari segala profesi (Stinnett dan Huggen, 1963).

2. Jabatan yang Menggeluti Batang Tubuh Ilmu yang Khusus.

Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang

memisahkan anggota mereka dari orang awam, dan

memungkinkan mereka mengadakan pengawasan tentang

jabatannya. Anggota-anggota suatu profesi menguasai

bidang ilmu yang membangun keahlian mereka dan

melindungi masyarakat dari pehyalahgunaan, amatiran

yang tidak terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin

mencari keuntungan (misalnya orang-orang yang tidak

bertanggung jawab yang membuka praktek dokter).

Namun, belum ada kesepakatan tentang bidang ilmu khusus

yang melatari pendidikan (education) atau keguruan

(teaching). Terdapat berbagai pendapat tentang apirkah

mengajar memenuhi persyaratan kedua ini. Mereka yang

bergerak di bidang pendidikan menyatakan bahwa

4

Page 5: Hakikat Profesi Kependidikan

mengajar telah mengembangkan secara jelas bidang khusus

yang sangat penting dalam mempersiapkan guru yang

berwenang. Sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa

mengajar belum mempunyai batang tubuh ilmu khusus

yang dijabarkan secara ilmiah. Kelompok pertama percaya

bahwa mengajar adalah suatu sains (science), sementara

kelompok kedua mengatakan bahwa mengajar adalah suatu

kiat (art).

3. Jabatan yang Memerlukan Persiapan Professional yang

Lama. Yang membedakan jabatan profesional dengan non-

profesional antara lain adalah dalam penyelesaian

pendidikan melalui kurikulum, yaitu ada yang diatur

universitas/institut atau melalui pengalaman praktek dan

pemagangan atau campuran pemagangan dan kuliah.

a. Pendidikan melalui perguruan tinggi disediakan untuk

jabatan profesional, sedangkan

b. Pendidikan melalui pengalaman praktek dan

pernagangan atau campuran pemagangan dan kuliah

diperuntukkan bagi jabatan yang non-profesional.

Tetapi jenis kedua ini tidak ada lagi di Indonesia.

Anggota kelompok guru dan yang berwenang di

departemen pendidikan dan kebudayaan berpendapat bahwa

persiapan profesional yang cukup lama amat perlu untuk

mendidik guru yang berwenang. Konsep ini menjelaskan

keharusan memenuhi kurikulum perguruan tinggi, yang

terdiri dari pendidikan umum, profesional, dan khusus,

sekurang-kurangnya empat tahun bagi guru pemula (S1 di

LPTK), atau pendidikan persiapan profesional di LPTK

paling kurang selama setahun setelah mendapat gelar

akademik S1 di perguruan tinggi non-LPTK. Namun,

sampai sekarang di Indonesia, ternyata masih banyak guru

5

Page 6: Hakikat Profesi Kependidikan

yang lama pendidikan mereka sangat singkat, malahan

masih ada yang hanya seminggu, sehingga tentu saja

kualitasnya masih sangat jauh untuk dapat memenuhi

persyaratan yang kita harapkan.

4. Jabatan yang Memerlukan Latihan dalam Jabatan yang

Sinambung. Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti

yang kuat sebagai jabatan profesional, sebab hampir tiap

tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan

profesional, baik yang mendapatkan penghargaan kredit

maupun tanpa kredit. Malahan pada saat sekarang

bermacam-macam pendidikan profesional tambahan diikuti

guru-guru dalam menyetarakan dirinya dengan kualifikasi

yang telah ditetapkan.

5. Jabatan yang Menjanjikan Karir Hidup dan Keanggotaan

yang Permanen. Di luar negeri barangkali syarat jabatan

guru sebagai karier permanen merupakan titik yang paling

lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah jabatan

profesional. Banyak guru bam yang hanya bertahan selama

satu atau dua tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu

mereka pindah kerja ke bidang lain, yang lebih banyak

menjanjikan bayaran yang lebih tinggi. Untunglah di

Indonesia kelihatannya tidak begitu banyak guru yang

pindah ke bidang lain, walaupun bukan berarti pula bahwa

jabatan guru di Indonesia mempunyai pendapatan yang

tinggi. Alasannya mungkin karena lapangan kerja dan

sistem pindah jabatan yang agak sulit. Dengan demikian

kriteria ini dapat dipenuhi oleh jabatan guru di Indonesia.

6. Jabatan yang Menentukan Baku (standarnya) Sendiri.

Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka

baku untuk jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh

anggota profesi sendiri, terutama di negara kita. Baku

6

Page 7: Hakikat Profesi Kependidikan

jabatan guru masih sangat banyak diatur oleh pihak

pemerintah, atau pihak lain yang menggunakan tenaga guru

tersebut seperti yayasan pendidikan swasta.

Sementara kebanyakan jabatan mempunyai patokan

dan persyaratan yang seragam untuk meyakinkan

kemampuan minimum yang diharuskan, tidak demikian

halnya dengan jabatan guru. Dari pengalaman beberapa

tahun terakhir penerimaan calon mahasiswa LPTK didapat

kesan yang sangat kuat bahwa skor nilai calon mahasiswa

yang masuk ke lembaga pendidikan guru jauh lebih rendah

dibandingkan dengan skor calon yang masuk ke bidang

lainnya. Permasalahan ini mempunyai akibat juga dalam

hasil pendidikan guru nantinya, karena bagaimanapun juga

mutu lulusan akan sangat dipengaruhi oleh mutu masukan

atau bahan bakunya, dalam hal ini mutu calon mahasiswa

lembaga pendidikan guru.

7. Jabatan yang Lebih Mementingkan Layanan di atas

Keuntungan Pribadi. Jabatan mengajar adalah jabatan yang

mempunyai nilai sosial yang tinggi, tidak perlu diragukan

lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam

mempengaruhi kehidupanyang lebih baik dari warga negara

masa depan. Jabatan guru telah terkenal secara universal

sebagai suatu jabatan yang anggotanya termotivasi oleh

keinginan untuk membantu orang lain, bukan disebabkan

oleh keuntungan ekonomi atau keuangan. Kebanyakan guru

memilih jabatan ini berdasarkan apa yang dianggap baik

oleh mereka yakni mendapatkan kepuasan rohaniah

ketimbang kepuasan ekonomi atau lahiriah. Namun, ini

tidak berarti bahwa guru harus dibayar lebih rendah tetapi

juga jangan mengharapkan akan cepat kaya bila memilih

7

Page 8: Hakikat Profesi Kependidikan

jabatan guru. Oleh sebab itu, tidak perlu diragukan lagi

bahwa persyaratan ketujuh ini dapat dipenuhi dengan baik.

8. Jabatan yang Mempunyai Organisasi Professional yang

Kuat dan Terjalin Erat. Semua profesi yang dikenal

mempunyai organisasi profesional yang kuat untuk dapat

mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya.

Dalam beberapa hal, jabatan guru telah memenuhi kriteria

ini. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik

Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru

mulai dari guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah

lanjutan atas, dan ada pula Ikatan Sarjana Pendidikan

Indonesia (ISPI) yang mewadahi seluruh sarana pendidikan.

Di samping itu, juga telah ada kelompok guru mata

pelajaran sejenis, baik pada tingkat daerah maupun

nasional. namun belum terkait secara baik dengan PGRI.

Harus dicarikan usaha y.ang sungguh-sungguh agar

kelompok-kelompok guru mata pelajaran sejenis itu tidak

dihilangkan, tetapi dirangkul ke dalam pangkuan PGRI

sehingga merupakan jalinan yang amat rapi dari suatu

profesi yang baik.

2.2 KODE ETIK PROFESI KEGURUAN

2.2.1 Pengertian Kode Etik

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus

diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan

tugas profesinya dan dalam kehidupan di masyarakat. Norma-

norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota

profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya

dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa

yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka.

8

Page 9: Hakikat Profesi Kependidikan

Pengertian Kode Etik :

a. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang

Pokok-Pokok Kepegawaian. Pasal 28 Undang-Undang ini

dengan jelas menyatakan bahwa "Pegawai Negeri Sipil

mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap, tingkah

laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.”

Dalam penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan

bahwa dengan adanya Kode Etik ini, pegawai negeri sipil

sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat

mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan

dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup

sehari-hari. Selanjutnya, dalam Kode Etik pegawai Negeri

sipil itu digariskan pura prinsip-prinsip pokok tentang

pelaksanaan tugas dan tunggung jawab pegawai negeri.

Dari uraian ini dapat kita simpulkan, kode etik merupakan

pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam

melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari.

b. Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII, Basuni

sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa Kode Etik

Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman

tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan

panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru (PGRI,

1973). Dari pendapat ketua Umum PGRI ini dapat ditarik

kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru Indonesia

terdapat dua unsur pokok yakni: (1) sebagai landasan

moral; (2) Sebagai pedoman tingkah laku.

Dari uraian tersebut terlihat bahwa kode etik suatu profesi

adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap

anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan

dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi

petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang

bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-

9

Page 10: Hakikat Profesi Kependidikan

larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak

boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja

dalam menjalankan tugas profesi mereka, melainkan juga

menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya

dalam pergaulannya sehari-hari di dalam masyarakat.

2.2.2 Tujuan Kode Etik

Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai

berikut :

a. Untuk Menjunjung Tinggi Martabat Profesi. Dalam hal ini

kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak

luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai

memandang rendah atau remeh terhadap profesi yang

bersangkutan. Oleh karenanya, setiap kode etik suatu

profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atau

kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama

baik profesi terhadap dunia luar. Dari segi ini, kode etik

juga seringkali disebut kode kehormatan.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para

anggotanya. Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi

baik kesejahteraan lahir (atau material) maupun

kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam hal

kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik

umumnya memuat larangan-larangan kepada para

anggotanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang

merugikan kesejahteraan para anggotanya. Misalnya

dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorarium

anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga

siapa-siapa yang mengadakan tarif di bawah minimum

akan dianggap tercela dan merugikan rekan-rekan

seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin para anggota

10

Page 11: Hakikat Profesi Kependidikan

profesi, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk

kepada para anggotanya untuk melaksanakan profesinya.

Kode etik juga sering mengandung peraturan-peraturan

yang bertujuan rnembatasi tingkah laku yang tidak pantas

atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam

berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan

peningkatan kegiatan pengabdian profesi, sehingga bagi

para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui

tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam

melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik

merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan

para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.

d. Untuk meningkatknn mutu profesi. Untuk meningkatkan

mutu profesi kode etik juga memuat norma-norrna dan

anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk

meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.

e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Untuk

meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan

kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi

dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan

yang dirancang organisasi.

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk

menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan

memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan

pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu

profesi dan mutu organisasi profesi.

11

Page 12: Hakikat Profesi Kependidikan

2.2.3 Kode Etik Guru Indonesia

Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai

himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang

tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang

utuh dan bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah

sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap

guru warga PGRI dalam menunaikan tugas

pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di

luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat. Dengan demikian, maka Kode Etik Guru

Indonesia merupakan hal yang amat penting untuk

pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan.

Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya. Kode Etik Guru

Indonesia ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh

seluruh utusan Cabang dan Pengurus Daerah PGRI dari

sejumlah penjuru tanah air, pertama dalam Kongres XIII di

Jakarta tahun 1973, dan kemudian disempurnakan dalam

Kongres PGRI XVI tahun 1989 juga di Jakarta. Adapun teks

Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan adalah

sebagai berikut :

“ Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah

bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa bangsa

dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia

yang berjiwa Pancasila dan setiap pada Undang-Undang Dasar

1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus

1945. Oleh sebab itu, Guru Indonesia terpanggil untuk

menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar

sebagai berikut :

12

Page 13: Hakikat Profesi Kependidikan

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk

membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa

Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta

didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan

pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang

menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid

dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan

rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan

dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat

kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan

mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan

pengabdian. “

2.3 ORGANISASI PROFESI KEGURUAN

Organisasi adalah perkumpulan atau perhimpunan orang-orang untuk

menjalin hubungan kerja sama demi tercapainya suatu tujuan bersama.

Organisasi profesi merupakan suatu wadah tempat para anggota

professional tersebut menggabungkan diri dan mendapat perlindungan

bagi guru-guru di Indonesia. Wadah ini telah ada yakni Persatuan Guru

Republik Indonesia yang lebih dikenal dengan singkatan PGRI. PGRI

didirikan di Surakarta pada tanggal 25 November 1945, sebagai

perwujudan aspirasi guru Indonesia dalam mewujudkan cita – cita

perjuangan bangsa. Adapun mengenai PGRI berfungsi sebagai berikut:

13

Page 14: Hakikat Profesi Kependidikan

a. Menyatukan seluruh kekuatan guru dalam satu wadah

b. Mengusahakan adanya kesatuan langkah dan tindakan

c. Melindungi kepentingan anggota-anggotanya

d. Mengawasi kemampuan anggota-anggotanya dengan selalu

menggiatkan kemampuannya

e. Menyiapkan program-program peningkatan kemampuan anggotanya

f. Menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan lainnya dalam rangka

peningkatan kemampuan professional, dan

g. Mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran,

dan kemudian melakukan pembinaan.

Disamping PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru sekolah yang

diakui pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru yang disebut

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Organisasi ini bertujuan

untuk meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru dalam

kelompoknya masing-masing.

Selain PGRI, ada lagi organisasi professional resmi di bidang

pendidikan yang harus kita ketahui juga yakni Ikatan Sarjana Pendidikan

Indonesia (ISPI), yang saat ini telah mempunyai divisi-divisi antara lain:

Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), Himpunan Sarjana

Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpunan Sarjana

Pendidikan Bahasa Indonesia (HSPBI), dan lain-lain.

14

Page 15: Hakikat Profesi Kependidikan

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris

yaitu profession atau bahasa Latin profecus yang artinya mengakui,

adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam

melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara Terminologi, profesi

berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi

bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental yaitu

adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrument untuk

melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu

profesi harus memiliki tiga pilar pokok yaitu pengetahuan,

keahlian, dan persiapan akademik.

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus

diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan

tugas profesinya dan dalam kehidupan di masyarakat. Norma-

norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi

tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-

larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh

diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka. Tujuan suatu profesi

menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat

profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota,

meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan

mutu profesi dan mutu organisasi profesi.

Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai

himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun

dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan

bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai

landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga

PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru,

15

Page 16: Hakikat Profesi Kependidikan

baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan

sehari-hari di masyarakat.

Organisasi adalah perkumpulan atau perhimpunan orang-

orang untuk menjalin hubungan kerja sama demi tercapainya suatu

tujuan bersama. Organisasi profesi merupakan suatu wadah tempat

para anggota professional tersebut menggabungkan diri dan

mendapat perlindungan bagi guru-guru di Indonesia.

.

3.2 SARAN

Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa

perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut :

Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para guru sebagai

profesi, agar tetap menjaga profesionalitas dengan menaati kode

etik dan melaksanakan kewajiban dengan sebenar-benarnya.

Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan

kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah

diharapkan.

16

Page 17: Hakikat Profesi Kependidikan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “ Makalah Profesi Kependidikan “. [online]

http://dc407.4shared.com/doc/UnuQ6K3e/preview.html . Diakses tanggal 27

Maret 2013.

Udin Reskiwahyudi. “ Konsep Dasar Profesi Keguruan “. [online] http://udin-

reskiwahyudi.blogspot.com/2011/08/konsep-dasar-profesi-keguruan.html .

Diakses tanggal 27 Maret 2013.

17