2
Kehilangan fungsi yang terjadi setelah stroke sering digambarkan sebagai , disabilitas dan handicaps. Salah satu akibat kehilangan fungsi tersebut adalah men ketidakmampuan penderita untuk mempertahankan patensi jalan napas. Pemasangan alat- jalan nafas buatan, mayo oro-pharyngeal airway dan nasogastric tube sangat dibutuhkan pa penderita yang mengalami gangguan menelan makanan. Akibat penggunaan alat ini, lud mengalami pergantian, hal ini menyebabkan peningkatan sekresi mukus, menghambat fun fisiologis saluran napas bagian atas seperti menghangatkan, melembabkan dan filtras pula mekanisme proteksi yaitu mengeluarkan sekret, gerakan mukosilia, kema efektif akan terganggu atau menurun (Widdiombe,dkk, !""#$. %al tersebut dapat meni kolonisasi bakteri di oropharing. &aktor lain yang mempengaruhinya adalah oral hygi jelek. 'angguan menelan menyebabkan bertambahnya basil gram negatif di se apabila dibiarkan keadaan tersebut dapat mendorong terjadinya infeksi rongga mulut risiko yang lebih lanjut seperti pneumonia (Amaral et al, !"" $. Pneumonia nosokomial merupakan infeksi yang paling sering didapat di )umah Sakit. Kurang lebih *#+ dari infeksi yang didapat di )umah Sakit, pneumonia noskomial memiliki komplikasi kemati paling sering terjadi pada pasien. Pneumonia nosokomial dapat memperpanjang m lebih dari satu minggu pada sampai *" kasus pada setiap *""" pasien yang masuk ) yang membuat biaya pera atan semakin tinggi dan tingkat mortalitas meningkat sampai lipat (Kieninger, dkk,!"" $.

Handicap Stroke

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tes

Citation preview

Kehilangan fungsi yang terjadi setelah stroke sering digambarkan sebagai impairment, disabilitas dan handicaps. Salah satu akibat kehilangan fungsi tersebut adalah menyebabkan ketidakmampuan penderita untuk mempertahankan patensi jalan napas. Pemasangan alat-alat jalan nafas buatan, mayo oro-pharyngeal airway dan nasogastric tube sangat dibutuhkan pada penderita yang mengalami gangguan menelan makanan. Akibat penggunaan alat ini, ludah jarang mengalami pergantian, hal ini menyebabkan peningkatan sekresi mukus, menghambat fungsi fisiologis saluran napas bagian atas seperti menghangatkan, melembabkan dan filtrasi. Begitu pula mekanisme proteksi yaitu mengeluarkan sekret, gerakan mukosilia, kemampuan batuk efektif akan terganggu atau menurun (Widdicombe,dkk, 2005). Hal tersebut dapat menimbulkan kolonisasi bakteri di oropharing. Faktor lain yang mempengaruhinya adalah oral hygiene yang jelek. Gangguan menelan menyebabkan bertambahnya basil gram negatif di sel mukosa yang apabila dibiarkan keadaan tersebut dapat mendorong terjadinya infeksi rongga mulut ataupun risiko yang lebih lanjut seperti pneumonia (Amaral et al, 2009). Pneumonia nosokomial merupakan infeksi yang paling sering didapat di Rumah Sakit. Kurang lebih 15% dari semua infeksi yang didapat di Rumah Sakit, pneumonia noskomial memiliki komplikasi kematian yang paling sering terjadi pada pasien. Pneumonia nosokomial dapat memperpanjang masa rawatan lebih dari satu minggu pada 3 sampai 10 kasus pada setiap 1000 pasien yang masuk Rumah Sakit yang membuat biaya perawatan semakin tinggi dan tingkat mortalitas meningkat sampai tiga kali lipat (Kieninger, dkk,2009).