Upload
ericazulkarnain
View
35
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
h
Citation preview
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
1
Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada
Remaja
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyarataan
Ujian Sarjana Psikologi
oleh :
GEO DODDY FERIANDA MELIALA
051301051
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GANJIL, 2009/2010
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
2
SKRIPSI HUBUNGAN CITRA MEREK DENGAN HARGA DIRI
PADA REMAJA
Dipersiapkan dan disusun oleh :
GEO DODDY FERIANDA MELIALA
051301051
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal
29 Agustus 2009
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp. A(K)
NIP.140 080 762
Tim Penguji
1. Ferry Novliadi, M.Si Penguji I/Pembimbing
NIP. 197411112006041001
2. Zulkarnain, S.Psi, Psi Penguji II
NIP. 197312101987011001
3. Lili Garliah, M.Si, Psikolog Penguji III
NIP. 196006041986032002
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
3
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul :
Hubungan Citra Merek dengan Harga Diri pada Remaja
adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di sutau perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari
hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi
ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Agustus 2009
GEO DODDY FERIANDA MELIALA
NIM 051301051
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
4
Hubungan Citra Merek dengan Harga Diri pada Remaja
Geo Doddy Ferianda Meliala dan Ferry Novliadi
ABSTRAK
Harga diri adalah evaluasi global dari diri (Santrock, 1999). Menurut Rosenberg (dalam Deaux, Dane & Wrightmans, 1993) harga diri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang bersifat tinggi atau rendah. Menurut Aaker (1996) citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Susanto (2007) mengatakan bahwa citra merek itu adalah apa yang dipersiapkan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Menurut Syrgy (dalam Graeff, 1997), remaja yang menggunakan merek yang sesuai dengan citra dirinya dapat meningkatkan arga dirinya. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan citra merek dengan harga diri pada remaja. Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan subjek sebesar 100 orang dari siswa SMU Santo Thomas 1 Medan yang terdiri dari 55 orang pria dan 45 orang wanita. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah teknik Simple Random Sampling. Alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data ini adalah skala harga diri yang menggunakan 3 dimendi dari Coopersmith, yaitu perasaan diterima, perasaan berharga dan perasaan mampu dan skala citra merek yang menggunakan 4 dimensi dari Viot yaitu kepribadian merek. nilai merek, hubungan merek-konsumen, dan citra pengguna. Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif citra merek dengan harga diri pada remaja (r = 0,361, p = .000).
Kata kunci : Citra merek, harga diri, remaja
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
5
The Correlation of Brand Image with Self Esteem in Adolescence
Geo Doddy Ferianda Meliala and Ferry Novliadi
ABSTRACT
Self esteem is global evaluation of the self (Santrock, 1999). According to Rosenberg, Self esteem, is the result of individual evaluation about him self (Deaux, Dane & wrightmans, 1993). According to Aaker (1996) brand image is a set of brand association that made by and attach to the consumen. Susanto (2007) define brand image as the consumen perception about a brand. Sirgy said that adolescence who use brand that fit to their self image will increase their self esteem (Graeff, 1997). The purpose of this research is to examine the correlation between brand image and self esteem in adolescence.
The data were collected from 100 students at SMA Santo Thomas 1 Medan, which consist of 55 (55 %) men and 45 (45%) women. The sampling technique used is simple random sampling.
The instrument of this research is self esteem scale from Coopersmiths dimension (1967), that dimensions are acceptings feeling, abilitys feeling and valuables feeling and brand image scale from Viots dimensions (2002), that dimensions are brand personality, brand value, brand-consumer relationship and user image. Data obtained in this research is processed with Pearson Correlation. The result of this research indicate that there is a positive correlation between brand image and self esteem in adolescence (r = 0,361, p = .000).
Key word : Brand image, self esteem, adolescence
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
dan kasih-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Hubungan Citra Merek dengan Harga Diri Pada Remaja. Skripsi
ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
banyak pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi. Untuk
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara.
2. Ferry Novliadi, M.Si selaku dosen pembimbing penulis, yang telah
memberikan waktu, bimbingan, saran dan masukan kepada penulis. Terima
kasih buat semua kebaikan Bapak. Penulis berharap semoga Tuhan senantiasa
memberkati Bapak dan memberikan kesuksesan kepada Bapak.
3. Etti Rahmawati, M.Si yang selama ini telah memberikan waktu untuk
membimbing penulis selama penulisan skripsi ini. Terima kasih buat
bimbingan ibu.
4. Lita Hadiati, S.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing akademik penulis
yang telah memberikan bimbingan, dorongan serta motivasi kepada penulis
selama empat tahun menjalani perkuliahan di Psikologi USU.
5. Ayah dan Ibu penulis yang tercinta, Ir.D.P Meliala dan Drg. R. Sinuraya yang
selalu memberikan yang terbaik kepada penulis, selalu mendoakan dan
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
7
membimbing penulis tanpa kenal lelah. Penulis berharap semoga dapat selalu
memberikan yang terbaik untuk ayah dan ibu penulis. Terima kasih kepada
kayak-kakak, abang-abang, dan adik penulis yang selalu menemani penulis
melewati hari-hari bersama.
6. Terima kasih kepada kakak-kakak dan abang-abang dan adik-adik di
Psikologi, kak Nella, kak Rima, Corry J.S yang membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman 2005, khususnya sahabat-sahabat terbaikku di Psikologi, 7star
( Toni, Andri, Yefri, Fahmi, Furqon, Fitrah, Fiza, Hanan), terima kasih buat
persahabatan nya ya bro, kita pertahankan terus indahnya persabatan ini.
Maria Panjaitan, terima kasih banyak Mar buat persahabatan, bantuan yang
begitu besar, dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.Terima kasih untuk semangat dan motivasi yang telah diberikan pada
penulis.
Medan, Juni 2009
Geo Doddy Ferianda Meliala
051301051
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
8
DAFTAR ISI
Halaman
COVER HALAMAN DALAM ...................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ...xvi
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................6
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................6
E. Sistematika Penulisan .......................................................................7
BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................ 9
A. Harga Diri ...................................................................................... 9
1. Pengertian Harga Diri ................................................................. 9
2. Karakteristik Harga diri ............................................................ 11
3. Pembentukan Harga diri ........................................................... 12
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
9
4. Sumber-sumber Harga diri ....................................................... 12
5. Aspek-aspek Harga diri ............................................................ 13
6..Karakteristik Harga diri ............................................................ 15
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Diri .......................... 17
8. Hambatan dalam Perkembangan Harga Diri ............................. 18
B. Citra Merek ................................................................................... 19
1. Pengertian Citra Merek ............................................................. 19
2. Aspek-aspek pembentuk citra merek ........................................ 21
C. Remaja ......................................................................................... 22
1. Pengertian remaja...................................................................... 22
2. Ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock .................................... 23
D.Hubungan citra merek dengan harga diri ....................................... 25
E. Hipotesa penelitian ........................................................................ 27
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 28
A. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................... 28
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................... 28
1. Harga Diri ................................................................................ 28
2. Citra Merek .............................................................................. 29
C. Populasi, Sampel, Dan Metode Pengambilan Sampel......................29
1. Populasi dan Sampel ....................................................................29
2. Metode Pengambilan Sampel ......................................................30
D. Metode dan Alat Pengambilan Data ............................................. 31
1. Skala Citra merek ............................................................31
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
10
2. Skala harga diri......................... ..................................................32
E. Validitas, Reliabilitas dan Daya Beda aitem ................................ 33
1. Validitas Alat Ukur ................................................................. 33
2. Reliabilitas Alat Ukur .............................................................. 34
3. Uji Daya Beda Aitem .............................................................. 34
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ............................................................. 35
1. Skala Citra Merek .................................................................... 35
2. Skala Harga Diri ...................................................................... 36
G. Prosedur Penelitian ....................................................................... 37
1. Persiapan Penelitian ................................................................. 37
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian .................................................. 38
3. Tahap Pengolahan Data ........................................................... 38
H. Metode Analisa Data .................................................................... 38
1. Uji Normalitas ......................................................................... 38
2. Uji Linieritas ........................................................................... 39
BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA .................................. 40
A. Analisa Data ................................................................................ 40
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ........................................ 40
a. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ............. 40
2.. Hasil Penelitian ........................................................................... 41
a. Hasil Uji Asumsi ..................................................................... 41
1) Uji Normalitas ..................................................................... 41
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
11
2) Uji Linearitas Hubungan...................................................... 43
b. Hasil Analisa Data .................................................................... 44
c. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 44
1) Variabel Harga Diri ............................................................... 45
2)Variabel Citra Merek ............................................................. 46
B. Pembahasan .................................................................................. 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50
A. Kesimpulan .................................................................................. 50
B. Saran ............................................................................................ 51
1. Saran Metodologis ................................................................... 51
2. Saran Praktis............................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 52
LAMPIRAN ................................................................................................. 56
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
12
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Distribusi aitem skala citra merek sebelum uji coba ......................... 32
Tabel 2 : Distribusi aitem skala harga diri belum uji coba ............................... 33
Tabel 3 : Distribusi aitem skala citra merek setelah uji coba..35
Tabel 4 : Distribusi atem skala citra merek untuk penelitian.36
Tabel 5 : Distribusi atem skala harga diri setelah uji coba.........................36
Tabel 6 : Distribusi atem skala harga diri untuk penelitian................................37
Tabel 7 : Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin....................40
Tabel 9 : Uji Sebaran Normalitas Kolmogorov-Smirnov..................................41
Tabel 10 : Hasil Uji Liniearitas........................................................43
Tabel 11 : Skor Empirik Harga Diri....................................................................45
Tabel 12 : Kategorisasi Data Harga Diri ................................................... ...46
Tabel 13 : Skor empirik& skor hipotetik skala citra merek.................................47
Tabel 14 : Kategorisasi data citra merek......................48
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Data Mentah Try Out dan Reliabiilitas Try Out ........................ 56
Lampiran B : Data penelitian dan hasil utama penelitian .............................. 71
Lampiran C : Skala Try Out dan skala penelitian ........................................... 85
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
14
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Kurva normal untuk variabel harga diri .................................... 42
Grafik 2 : Kurva normal untuk variabel citra merek ..................................4
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah individu yang tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan
di dalam hidupnya. Setiap individu memiliki kebutuhan yang terdiri dari
kebutuhan bawaan/primer dan juga kebutuhan yang diperoleh/sekunder.
Kebutuhan bawaan/primer adalah kebutuhan yang sifatnya fisiologis, yang
meliputi kebutuhan akan makan, air, udara, rasa aman, dan seks. Kebutuhan yang
diperoleh/sekunder adalah kebutuhan yang dipelajari dalam merespon lingkungan
atau budaya. Pada umumnya, kebutuhan yang diperoleh ini bersifat psikologis.
Kebutuhan yang diperoleh meliputi afeksi, kekuasaan, belajar, prestise dan harga
diri (Loudon, 1983).
Harga diri adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh individu terhadap
dirinya sendiri. Penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau
penolakan dan menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya
mampu,penting, berhasil dan berharga. Kesadaran tentang diri dan perasaan
terhadap diri sendiri akan menimbulkan suatu penilaian terhadap diri sendiri baik
penilaian tinggi ataupun rendah (Coopersmith dalam Maslow,1987).
Klass dan Hodege (dalam Tjahningsih & Nuryoto, 1994) mengatakan
bahwa harga diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh
individu, yang diperoleh dari hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta
penerimaan, penghargaan dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
16
Sementara itu Baron dan Byrne (1994) mendefinisikan harga diri sebagai
penilaian terhadap diri sendiri yang dibuat individu dan dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki orang lain yang menjadi pembanding.
Santrock (1999) mengatakan harga diri adalah evaluasi global dari diri.
Menurut Mead (dalam Coopersmith, 1967) harga diri sebagian besar dihasilkan
oleh refleksi penghargaan orang lain terhadap dirinya. Harga diri itu sendiri
mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang
diungkapkan dalam sikap-sikap yang bersifat tinggi atau rendah.
Harga diri mulai terbentuk sejak anak lahir, ketika anak berhadapan
dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.
Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang saling
tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara. Interaksi
menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas, dan pemahaman
tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai
orang yang berarti dan berharga (Burn, 1998).
Harga diri pada remaja dipengaruhi oleh pengalaman, pola asuh,
lingkungan dan sosial ekonomi (Coopersmith dalam Burn, 1998). Lingkungan
memberi dampak besar kepada remaja melalui hubungan yang baik antara remaja
dengan orang tua, teman sebaya, dan lingkungan sekitar sehingga menumbuhkan
rasa aman dan nyaman dalam penerimaan sosial dan harga dirinya (Yusuf dalam
Burn, 1998). Dalam masa remaja, teman sebaya mempunyai pengaruh yang
sangat besar, sehingga hubungan sosial dengan teman sebaya semakin meningkat
intensitasnya.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
17
Adanya tekanan dari teman sebaya atau yang biasa disebut dengan peer
pressure secara sadar ataupun tidak dapat mempengaruhi perilaku remaja,
misalnya saja dalam hal penampilan dan berperilaku, yang sama seperti teman-
temannya agar ia dapat diterima dan tidak disisihkan dari pergaulan (Utamadi,
2002). Ada beberapa minat pada masa remaja. Salah satu minat pada masa remaja
adalah minat-minat pribadi yang berhubungan dengan penampilan remaja Minat
pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat di kalangan kawula muda.
Adapun sebabnya adalah bahwa mereka sadar bahwa dukungan sosial sangat
besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial
menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah,
dan banyaknya uang yang dibelanjakan (Hurlock,1980).
Minat pada penampilan diri tidak hanya mencakup perhiasan pribadi,
kerapihan, daya tarik, dan bentuk tubuh yang sesuai dengan remaja tersebut
(Hurlock 1980). Castelbury & Arnold (dalam Beaudoin & Lachance, 2006)
mengatakan bahwa remaja berada pada tahap diperhatikan oleh imagenary
audience dimana remaja selalu merasa dirinya dilihat dan diperhatikan oleh
lingkungan sekitarnya. Remaja mulai memperhatikan dan penampilannya dan
cara berpakaian yang sesuai dengan citra dirinya. Kaphener dan Laurent (dalam
Beaudoin & Lachance, 2006) mengatakan bahwa banyak remaja yang
menggunakan pengeluaran yang lebih untuk menunjukkan citra dirinya dengan
mengkonsumsi produk yang bermerek sesuai dengan citra dirinya. Penelitian dari
Sirgy menemukan bahwa konsumen cenderung untuk memilih merek yang
konsisten dengan citra dirinya (Sirgy dalam Graeff, 1997).
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
18
Merek merupakan suatu simbol yang komplek yang menjelaskan atribut
produk, manfaat produk, nilai, budaya, kepribadian, dan pengguna. Merek memiki
manfaat-manfaat. Salah satu manfaat yang ditawarkan merek kepada konsumen
adalah manfaat simbolis (Heggelson & Suphelen dalam Ferrinadewi, 2008).
Manfaat simbolis mengacu pada dampak psikologi yang akan diperoleh
konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut artinya merek tersebut akan
mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada konsumen lain. Ketika
konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek
tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna atau
karakteristik merek itu sendiri.
Nilai simbolik ini berisi identitas ataupun kepribadian yang dimasukkan
produsen ke dalam suatu produk atau merek. Selanjutnya nilai simbolik yang
terkandung di dalam merek inilah yang akan dipersepsikan oleh konsumen
sebagai citra merek (Temporal,2001)
Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan
melekat di benak konsumen (Aaker, 1996). Menurut Keller (1993), citra merek
adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan
asosiasinya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa citra merek
merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan
emosi pribadinya. Oleh karena itu, dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi
lebih penting daripada keadaan sesungguhnya (Dobni & Zinkhan, 1990). Menurut
Keller (1993), citra merek merupakan asosiasi atau persepsi konsumen
berdasarkan memori mereka terhadap suatu produk. Citra merek ada bukan
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
19
karena teknologi, fitur, atau produknya, tetapi sesuatu yang diperoleh dari
promosi, iklan dan pengguna. Citra merek ada karena ingatan kembali terhadap
suatu produk, evaluasi dari kualitas, resiko pembelian yang kecil, dan pengalaman
juga kepuasan yang diberikan oleh produk tersebut.
Citra merek dapat dibangun oleh produsen maupun oleh konsumen.
Produsen membentuk suatu citra terhadap merek yang dikeluarkan, dan kemudian
mempengaruhi individu dalam mempersepsikan merek tersebut. Salah satunya
adalah produk merek Nike, yang mengambil simbol check mark, dimana membuat
efek yang positif menunjukkan suatu persetujuan (Lin, 2007). Begitu juga dengan
merek Volcom yang sekarang sedang digandrungi oleh para remaja.
Volcom menggunakan simbol dari batu volcom yang bermakna atletis,
inovatif dan kreatif (Volcom, 2009). Namun, kembali lagi bagaimana konsumen
mempersepsikannya. Dalam hal ini, target konsumen dari Volcom adalah remaja.
Perusahaan mendisain dan mendistribusikan koleksi yang inovatif untuk remaja
pria dan remaja wanita dalam bentuk pakaian dan juga aksesoris (Volcom,2009).
Berikut adalah hasil wawancara personal dengan store manager salah satu
retailer Volcom yang ada di Kota Medan :
Setahun terakhir sih yang paling banyak laku tuh merek volcom. Konsumen yang beli memang anak-anak ABG gitu. Anak-anak SMA lah. Produk-produk yang dibeli macam-macam,ada baju kaos,tali pinggang,celana,macam-macam lah mas.
Komunikasi Personal, Maret 2009
Peneliti juga mewawancara beberapa konsumen yang menggunakan
produk Volcom, seperti yang dilampirkan di bawah :
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
20
Aku memang suka kali make Volcom bro..selain disainnya yang bagus,variatif, ya prestise lah. Temen-temen juga bilang kalo aku pakai baju itu mereke bilang bagus,cocok sama aku,sama usia aku sekarang ini. Volcom ini juga gaul,funky bro.Pokoknya suka banget la ma volcom. Pengen punya semua produk-produknya volcom
Komunikasi Personal, 28 Mei 2009
Aku make Volcom udah lama sih bang. Suka aja makenya. Kainnya juga enak. Trus, ya bangga aja make nya bang kalo diliat temen-temen. Kan keren. Apalagi harga nya mahal. Wahh gitu lah bang. Memang disain baju volcom ini pun bagus-bagus bang. Ga nyesel lah belinya.
Komunikasi Personal, 29 Mei 2009
Pada dasarnya untuk memiliki harga diri yang tinggi, remaja harus
membuat orang lain memberikan tanggapan postif terhadap dirinya sehingga dia
merasa berguna dan lebih percaya diri lagi. Untuk bisa dinilai tinggi dari orang
lain, dan teman sebaya maka remaja juga harus menyesuaikan diri dalam hal
penampilan. Remaja membutuhkan sesuatu agar dapat menunjang penampilannya
sehingga memiliki prestise dan harga diri yang tinggi.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang hubungan citra merek terhadap harga diri pada remaja.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
muncul adalah sebagai berikut : Bagaimana hubungan antara citra merek dengan
harga diri pada remaja ?
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
21
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan citra merek terhadap harga diri
pada remaja.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik yang bersifat
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi
pengembangan ilmu psikologi industri dan organisasi terutama dalam hal
perilaku konsumen mengenai citra merek terhadap harga diri pada remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis sendiri, disamping sebagai bahan penyusun penelitian
juga bermanfaat langsung dalam memperluas pandangan serta
pengetahuan tentang pengaruh merek terhadap harga diri.
b. Bagi kalangan masyarakat, dapat mengambil manfaat dari
penelitian ini ketika memilih produk Volcom terdapat manfaat
lebih yang dikandung di dalam produk merek tersebut selain
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
22
manfaat fungsionalnya yaitu untuk menambah penghargaan
terhadap diri sendiri dari orang lain yang melihat.
c. Bagi kalangan akademis di Universitas Sumatera Utara, diharapkan
dapat menambah wawasan mengenai citra merek dan pengaruhnya
dengan harga diri.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penelitian ini dibagi atas tiga bab dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan kepustakaan yang menjadi landasan teori yang
mendasari masalah yang menjadi objek penelitian. Teori-teori yang
terdapat dalam peneltian ini adalah teori mengenai harga diri dan citra
merek berikut dengan aspek-aspek dan faktor-faktor pembentuknya.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menceritakan tentang metode kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian yang meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
23
operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, instrumen/alat
ukur yang digunakan, prosedur penelitian, dan metode analisis data.
Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disertai dengan interpretasi
dan pembahasan
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini memuat tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dan saran penelitian yang meliputi saran praktis dan saran
untuk penelitian selanjutnya.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. HARGA DIRI
1. Pengertian Harga Diri
Coopersmith (dalam Maslow, 1987) mendefinisikan harga diri sebagai
suatu penilaian yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian
tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan
seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil dan
berharga. Kesadaran tentang diri dan perasaan terhadap diri sendiri itu akan
menimbulkan suatu penilaian terhadap diri sendiri baik penilaian tinggi ataupun
rendah.
Menurut Klass dan Hodege (dalam Tjahningsih & Nuryoto, 1994) harga
diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu, yang
diperoleh dari hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta penerimaan,
penghargaan dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut. Sementara itu
Baron dan Byrne (1994) mendefinisikan harga diri sebagai penilaian terhadap diri
sendiri yang dibuat individu dan dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki
orang lain yang menjadi pembanding.
Santrock (1999) mengatakan harga diri adalah evaluasi global dari diri.
Menurut Rosenberg (dalam Deaux, Dane & Wrightmans, 1993) harga diri itu
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
25
sendiri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang
diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat tinggi atau rendah
Harga diri itu sendiri mengandung arti suatu hasil penilaian individu
terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikapsikap yang dapat bersifat tinggi
dan rendah (Tambunan, 2001).
Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai
peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu.
Menurut Coopersmith (dalam Burn, 1998) mengatakan bahwa harga diri
merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya,
terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu
terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan. Secara singkat,
harga diri adalah penilaian individu mengenai perasaan berharga atau berarti yang
diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya.
Stuart dan Sundeen (1991), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian
individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal dirinya. Dapat disimpulkan bahwa harga diri menggambarkan
sejauhmana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki
kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Menurut Maslow (dalam Tjaningsih & Nuryoto, 1994) kebutuhan harga
diri pada individu merupakan kebutuhan yang sangat penting. Dalam kebutuhan
harga diri terkandung harga diri dan penghargaan dari orang lain. Pertama, harga
diri yang meliputi kebutuhan akan prestasi, keunggulan dan kompetensi,
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
26
kepercayaan diri, kemandirian dan kebebasan. Kedua, penghargaan dari orang lain
yang meliputi prestise, kedudukan, kemasyuran dan nama baik, kekuasaan,
pengakuan, perhatian, penerimaan, martabat dan penghargaan. Menurut Mead
(dalam Coopersmith, 1967) bahwa harga diri sebagian besar dihasilkan oleh
refleksi penghargaan orang lain terhadap dirinya.
Pendapat ini didukung juga oleh Hurlock (1990) yang mengatakan bahwa
harga diri merupakan evaluasi diri yang dibuat dan dipertahankan oleh seseorang
yang berasal dari interaksi sosial dalam keluarganya serta dari penghargaan,
perlakuan dan penerimaannya dari orang lain.
Loudon & Bita (1993) melihat harga diri sebagai perasaan adekuat
seseorang terhadap kecukupan dirinya yang memadai dan penghargaan atau
harkat dalam terhadap dirinya sendiri. Harga diri menurut Campbell merupakan
aspek penting dalam menentukan perilaku seseorang khususnya dalam konteks
daya tarik dan atribusi penyebab.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa harga diri
merupakan penilaian individu yang diberikan kepada dirinya sendiri, yang
meliputi penilaian tinggi atau rendah yang dinyatakan melalui sikap menghargai
atau tidak menghargai dirinya sendiri.
2. Karakteristik Harga Diri
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
27
Menurut Coopersmith (dalam Burn, 1998) harga diri mempunyai beberapa
karakteristik, yaitu :
a) harga diri sebagai sesuatu yang bersifat umum;
b) harga diri bervariasi dalam berbagai pengalaman;
c) evaluasi diri.
3. Pembentukan Harga Diri
Harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir, ketika anak berhadapan
dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.
Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang saling
tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara. Interaksi
menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas, dan pemahaman
tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai
orang yang berarti, dan berharga (Burn, 1998).
Segala sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapat
penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Atribut-atribut yang melekat
dalam diri individu akan mendapat masukan dari orang lain dalam proses
berinteraksi dimana proses ini dapat menguji individu yang memperlihatkan
standar dan nilai diri yang terinternalisasi dari masyarakat dan orang lain.
4. Sumber-sumber Harga Diri
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
28
Coopersmith (1998) membagi harga diri ke dalam empat sumber :
a) Kekuasaan (power)
Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima
individu dari orang lain.
b) Makna (Significance)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari
orang lain.
c) Kebajikan (virtue)
Ketaatan mengikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk
menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan.
d) Kemampuan (competence)
Sukses memenuhi tuntutan prestasi.
5. Aspek-Aspek Harga Diri
Menurut Coopersmith (1967) aspek-aspek dari harga diri berkembang
dimulai dari usia dini anak. Artinya perkembangan diri anak bergantung kepada
pola asuh orang tua dan orang-orang di sekitarnya, kondisi rumah tangga dan
lingkungan antar pribadi. Adapun aspek-aspek dari harga diri yaitu :
a) Perasaan berharga
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
29
Perasaan berharga merupakan perasaan yang dimiliki individu yang sering
kali muncul dari pernyataan yang bersifat pribadi, seperti pintar, sopan dan
baik. Rasa keberhargaan individu timbul karena keberhargaan dirinya
sendiri dan penilaian orang lain, terutama orang tua. Penilaian ini sangat
bergantung pada pengalaman perasaan individu, yaitu apakah individu
merasa berharga atau tidak. Individu yang menganggap dirinya berharga
serta dapat menghargai orang lain umumnya memiliki harga diri yang
tinggi. Individu yang merasa dirinya berharga cenderung dapat mengontrol
tindakan-tindakannya terhadap dunia di luar dirinya, dapat
mengekspresikan dirinya dengan baik dan dapat menerima kritik dengan
baik.
b) Perasaan mampu
Perasaan mampu merupakan perasaan yang dimiliki individu pada saat ia
merasa mampu mencapai suatu hasil yang diharapkan. Perasaan mampu
merupakan hasil persepsi individu mengenai kemampuannya yang akan
mempengaruhi pembentukan harga diri individu tersebut. Individu yang
memiliki perasaan mampu umumnya memiliki nilai-nilai dan sikap yang
demokratis serta orientasi yang realistis. Mereka biasanya menyukai tugas
baru, menantang, aktif dan tidak cepat bingung bila segala sesuatu berjalan
di luar rencana. Mereka tidak menganggap dirinya sempurna melainkan
tahu keterbatasan diri dan mengharap adanya pertumbuhan dalam dirinya.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
30
Bila individu merasa telah mencapai tujuannya secara efisien maka
individu akan memberi penilaian yang tinggi bagi dirinya.
c) Perasaan diterima
Bila individu merupakan bagian dari suatu kelompok dan merasa bahwa
dirinya diterima serta dihargai oleh anggota kelompok lainnya, maka
individu akan merasa bahwa dirinya diikutsertakan atau diterima.Individu
akan memiliki nilai positif tentang dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya bila mengalami perasaan diterima. Sebaliknya, individu
akan memiliki penilaian negatif tentang dirinya bila mengalami perasaan
tidak diterima. Perasaan diterima atau diikutsertakan yang dialami
individu akan menyebabkan individu lebih bahagia dan efektif
menghadapi tuntutan dari lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek
harga diri adalah perasaan diterima, perasaan mampu dan perasaan berharga.
6. Karakteristik Harga Diri
a) Karakteristik Harga Diri Tinggi
Konsep harga diri yang dikemukakan oleh Rosenberg (dalam Reasoner,
2001) lebih mengarah ke tingkat harga diri yang tinggi. Rosenberg
menganggap individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung
menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan diri dengan cara
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
31
memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Karakteristik harga diri tinggi
antara lain tidak merasa unggul dan sombong, individu dengan harga diri
tinggi juga tidak merasa bangga yang berlebihan akan dirinya, melainkan
lebih menghargai orang lain, menghargai prestasi dan kebaikan orang lain
dan mau mengakui kesalahan yang dilakukan. Individu yang memiliki
harga diri tinggi tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang lain,
namun juga tidak menganggap dirinya lebih lemah dari orang lain.
b) Karakteristik Harga Diri Rendah
Frey & Carlock (1984) menyebutkan indikasi-indikasi individu yang
memiliki harga diri rendah sebagai berikut :
1) Menggunakan kata-kata yang biasa menunjukkan harga dirinya
rendah.
2) Merasa takut terhadap pengalaman baru. Tidak percaya akan
kemampuan diri sehingga cenderung menghindari hal-hal yang
baru dan beresiko.
3) Bereaksi secara berlebihan terhadap kegagalan, sangat ingin
menjadi sempurna sehingga sulit menghadapi kegagalan.
4) Kebutuhan yang berlebihan akan dorongan dari orang lain.
5) Penampilan fisik seperti postur, kontak mata, gaya berjalan dan
perilaku nonverbal lainnya juga bisa mencerminkan harga diri
sesorang. Individu yang sulit melakukan kontak mata dan duduk
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
32
dengan postur bungkuk mengindikasikan individu yang harga
dirinya rendah.
6) Memiliki ketertarikan dalam hal objek materi, karena menganggap
dengan harta maka akan meningkatkan harga diri.
7) Sulit untuk mengungkapkan pendapat pada orang lain karena tidak
percaya akan kemampuan diri.
8) Cenderung melepas tanggung jawab karena merasa tidak berdaya.
9) Cenderung pasif dan lemah, hanya menunggu terjadinya sesuatu
10) Kurang memiliki kesadaran diri sehingga sulit untuk
menggambarkan tentang dirinya
11) Kecemasan yang berlebihan
12) Peka terhadap kritikan dari orang lain sehingga sulit untuk
menerima masukan tentang dirinya. Cenderung menganggap orang
lain memiliki pandangan negatif terhadap dirinya.
13) Merasa kesepian dan tidak memiliki orang yang mendukungnya
14) Memiliki perasaan negatif tentang fisiknya
15) Sering dikritik oleh orang lain
16) Cenderung hidup dalam masa lalu sehingga menghambat
perkembangan diri
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
33
17) Sering meminta maaf secara berlebihan
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
Ada empat faktor yang melatarbelakangi harga diri yaitu : pengalaman,
pola asuh, lingkungan dan sosial ekonomi (Coopersmith, dalam Burn, 1998).
a) Pengalaman merupakan suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan
kejadian yang pernah dialami individu yang dirasakan bermakna dan
meninggalkan kesan dalam hidup individu. (Yusuf, 2000).
b) Pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak-
anaknya yang meliputi cara orangtua memberikan aturan aturan, hadiah
maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya dan cara
orangtua memberikan perhatiannya serta tanggapan terhadap anaknya
(Shochih, 1998).
c) Lingkungan memberikan dampak besar kepada remaja melalui hubungan
yang baik antara remaja dengan orangtua, teman sebaya, dan lingkungan
sekitar sehingga menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam penerimaan
sosial dan harga dirinya (Yusuf, 2000).
d) Sosial ekonomi merupakan suatu yang mendasari perbuatan seseorang
untuk memenuhi dorongan sosial yang memerlukan dukungan finansial
yang berpengaruh pada kebutuhan hidup sehari-hari (Ali dan Asrori,
2004).
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
34
8. Hambatan Dalam Perkembangan Harga Diri
Menurut Dariuszky (2004) yang menghambat perkembangan harga diri
adalah sebagai berikut :
Perasaan takut, yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear). Dalam
kehidupan sehari-hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah realita.
Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi
ada juga yang menghadapinya dengan perasaan tidak berdaya. Ini adalah
tanggapan negatif terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakan sesuatu yang
negatif bagi dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam
ketakutan yang akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadi
keguncangan dalam keseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang
labil. Maka dalam keadaan tersebut individu tidak dapat berfikir secara wajar,
jalan pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang dipersepsikan secara salah.
Dengan demikian tindakan-tindakan menjadi tidak adekuat sebab diarahkan untuk
kekurangan dirinya. Keadaan ini lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi,
yang akhirnya akan menimbulkan kecemasan, sehingga jelaslah bahwa keadaan
ini akan berpengaruh pada perkembangan harga dirinya.
Perasaan salah yang pertama dimiliki oleh individu yang mempunyai
pegangan hidup berdasarkan kesadaran dan keyakinan diri, atau dengan kata lain
individu sendiri telah menentukan kriteria mengenai mana yang baik dan buruk
bagi dirinya. Perasaan salah yang kedua adalah merasa salah terhadap ketakutan,
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
35
seperti umpamanya orang tua. Keadaan ini kemudian terlihat dalam bentuk
kecemasan yang merupakan unsur penghambat bagi perkembangan kepercayaan
akan diri sendiri.
B. CITRA MEREK
1. Pengertian Citra Merek
Definisi citra menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (Kotler, 2003) adalah
suatu nama, simbol, tanda, atau desain atau kombinasi diantaranya, dan ditujukan
untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok
penjual dan untuk membedakan dari para pesaingnya.
Kotler menambahkan bahwa suatu merek adalah suatu simbol yang
komplek yang menjelaskan enam tingkatan pengertian, yaitu:
a) Atribut Produk
Merek memberikan ingatan pada atribut - atribut tertentu dari suatu
produk. Misalnya jika kita mendengar merek Nutrisari, tentunya kita akan
teringat dengan minuman rasa jeruk.
b) Manfaat Produk
Atribut - atribut produk yang dapat diingat melalui merek harus dapat
diterjemahkan dalam bentuk manfaat baik secara fungsional dan manfaat
secara emosional, misalnya atribut kekuatan kemasan produk
menterjemahkan manfaat secara fungsional dan atribut harga produk
menterjemahkan manfaat secara emosional yang berhubungan dengan
harga diri dan status
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
36
c) Nilai
Merek mencerminkan nilai yang dimiliki oleh produsen sebuah produk,
misalnya merek Sony mencerminkan produsen elektronik yang memiliki
teknologi yang canggih dan modern.
d) Budaya
Merek mempresentasikan suatu budaya tertentu, misalnya Mercedes
mempresentasikan budaya Jerman yang teratur, efisien, dan berkualitas
tinggi.
e) Kepribadian
Merek dapat diproyeksikan pada suatu kepribadian tertentu, misalnya
Isuzu Panther yang diasosikan dengan kepribadian binatang panther yang
kuat (mesin kuat dan tahan lama).
f) Pengguna
Merek mengelompokkan tipe - tipe konsumen yang akan membeli atau
mengkonsumsi suatu produk, misalnya Honda Jazz untuk konsumen
remaja dan pemuda.
Menurut Aaker (1996) citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek
yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa
menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap citra
merek. Jadi apabila suatu konsep merek yang kuat dapat dikomunikasikan secara
baik kepada pasar sasaran yang tepat, maka produk akan menghasilkan citra
merek yang dapat mencerminkan identitas merek yang jelas (Rangkuti, 2004).
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
37
Susanto (2007) mengatakan bahwa citra merek itu adalah apa yang
dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Dimana hal ini
menyangkut bagaimana seorang konsumen menggambarkan apa yang mereka
pikirkan mengenai sebuah merek dan apa yang mereka rasakan mengenai merek
tersebut ketika mereka memikirkannya (Hribar, 2007).
Selain itu, dalam konsep pemasaran, citra merek sering direferensikan
sebagai aspek psikologis, yaitu: citra yang dibangun dalam alam bawah sadar
konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau
jasa (Setiawan, 2006). Untuk itulah pembangunan sebuah citra merek, terutama
citra yang positif menjadi salah satu hal yang penting. Sebab Tanpa citra yang
kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru
dan mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang sama meminta mereka
membayar harga yang tinggi (Susanto, 2007).
2. Aspek Pembentuk Citra Merek
Menurut Viot (2002) citra merek memiliki 4 dimensi, yaitu :
a) Kepribadian merek (brand personality)
Kepribadian merek adalah sekumpulan karakteristik manusia yang
dihubungkan dengan sebuah merek (Aaker dalam Viot, 2002).
Kepribadian merek ini meliputi rasa bangga, keramahan, dan kompetensi.
b) Nilai Merek (brand value)
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
38
Nilai adalah prinsip dasar yang mengatur perilaku merek (brand behavior)
(Kapferer dalam Viot, 2002). Nilai merek ini meliputi manfaat, sosial,
hedonis dan etikal.
c) Hubungan merek-konsumen (brand-consumer relationship)
Hubungan merek-konsumen adalah merek yang dianggap sebagai sesuatu
yang aktif, yang berkontribusi dalam hubungan dua arah antara individu
dan merek (Fournier dalam Viot, 2002). Hubungan merek-konsumen ini
meliputi dominasi merek, pendidikan dan stimulasi.
d) Citra pengguna (User Image)
Citra pengguna adalah sekumpulan karakteristik manusia yang
dihubungkan dengan ciri khas pengguna dari suatu merek. (Plummer
dalam Viot, 2002). Citra pengguna ini meliputi pemimpin, orientasi sosial,
stabilitas emosi dan dinamis.
C. REMAJA
1. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin, yang artinya
tumbuh. Istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini memiliki arti
yang lebih luas. Mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik
(Piaget dalam Hurlock, 1980). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang
jelas, belum termasuk golongan anak-anak dan juga belum dapat memasuki
golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan dewasa. Status remaja
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
39
disebut dengan status interim, sebagai akibat daripada posisi yang sebagian
diberikan oleh orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang
selanjutnya memberikan prestise tertentu kepadanya (Ausubel, 1965). Status
interim berhubungan dengan masa peralihan yang timbul sesudah pemasakan
seksual / pubertas. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa
transisi atau peralihan (Calon,1953). Menurut Hurlock (1980), secara umum
remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa awal remaja dan masa akhir remaja.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas
tahun (13 tahun-16 tahun) sedangkan masa akhir remaja berlangsung mulai usia
enam belas tahun hingga delapan belas tahun (16 tahun-18 tahun).
Menurut WHO (1974) terdapat 3 kriteria masa remaja, yang mengalami
perkembangan secara biologis, psikologis dan sosial ekonomi, dinyatakan bahwa
masa remaja adalah masa dimana
a) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda seks
sekunder.
b) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menuju dewasa.
c) Peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif lebih mandiri (Muangman 1980).
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
40
2. Ciri-ciri Masa Remaja Menurut Hurlock
a) Masa remaja sebagai periode yang penting, perkembangan fisik yang cepat
dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental semuanya itu
memerlukan penyesuaian mental, pembentukan sikap,nilai dan minat baru.
b) Masa remaja sebagai periode peralihan, meninggalkan segala sesuatu yang
bersifat kekanak-kanakan dan mempelajari pola perilaku dan sikap yang
baru untuk menggantikan prilaku dan sikap yang lama.
c) Masa remaja sebagai periode perubahan,ada 5 (lima) perubahan yang
secara umum terjadi pada masa remaja yaitu
1) Meningginya emosi, yang intensitasnya tergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
2) Perubahan tubuh, mengalami perkembangan seks sekunder seperti
munculnya bulu-bulu tubuh, perubahan suara, dan perkembangan ciri-
ciri seks primer yaitu berkembangnya organ reproduksi.perkembangan
ini menimbulkan perasaan kurang nyaman pada diri remaja.
3) Perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial
untuk diperankan, menimbulkan masalah baru. Bagi remaja muda
masalah baru tampak lebih sulit dari masalah sebelumnya. Remaja
akan tetap merasa ditimbuni oleh masalah sampai ia bisa
menyelesaikannya menurut kepuasannya.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
41
4) Perubahan nilai-nilai,yaitu nilai-nilai yang pada masa kanak-kanak
dianggap penting,sekarang menjadi tidak penting lagi.
5) Sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap
perubahan.Menginginkan kebebasan, tetapi sering takut untuk
bertanggung jawab dan meragukan kemampuan mereka untuk
memikul tanggung jawab tersebut
d) Masa remaja merupakan periode bermasalah, ada dua alasan terjadinya
permasalahan tersebut. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak sebagian
besar masalah diselesaikan oleh orang tua dan guru. Sehinggga remaja
tidak berpengalaman menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, remaja
merasa dia sudah mandiri, bisa menyelesaikan semuanya sendiri, menolak
bantuan orang lain.
e) Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Dalam teori psikososial
Erikson remaja berada pada tahap identity vs role confusion. Identitas
diri yang dicari pada masa remaja adalah usaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, dan apa peranannya di masayarakat.
f) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, adanya stereotip
budaya yang mengangggap bahwa remaja adalah anak-anak yang bandel,
berprilaku buruk, suka memberontak. Akhirnya remaja lambat laun
membentuk prilakunya sesuai dengan gambaran ini.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
42
g) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis, cenderung memandang
kehidupan, cita-cita dan keinginan secara tidak realistis, tidak menyadari
kemampuan yang dimiliki.
h) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, di saat usianya mendekati usia
dewasa remaja merasa cemas untuk meninggalkan streotip belasan tahun,
dan juga ingin memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir
dewasa.Misalnya dengan gaya pakaian, tindakan dan prilaku orang
dewasa, merokok, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, terlibat
pergaulan / seks bebas.
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang
batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Hurlock (1980)
menyatakan bahwa masa remaja merupakan usia bermasalah dan masa mencari
identitas, dimana pada masa ini remaja mulai memisahkan diri dari lingkungan
orangtua dan bergerak menuju ke arah teman-teman sebaya (Monks, 1999). Hal
ini dikarenakan pada masa remaja mereka mencari suatu hal yang lebih mirip
dengan diri mereka, hal-hal yang mendukung mereka, dan mereka menjauh dari
orangtua sebagai bentuk dari perlawanan mereka terhadap perbedaan yang berasal
dari orangtua (Weiss & Lowenthal dalam Papalia & Olds, 2001).
Dalam masa remaja teman sebaya mempunyai pengaruh yang sangat
besar, sehingga hubungan sosial dengan teman sebaya semakin meningkat
intensitasnya. Adanya tekanan dari teman sebaya atau yang biasa disebut dengan
peer pressure secara sadar ataupun tidak mempengaruhi perilaku remaja,
misalnya saja dalam hal berpenampilan dan berperilaku, seorang remaja mungkin
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
43
berperilaku yang sama seperti teman-temannya agar ia dapat diterima dan tidak
disisihkan dari pergaulan (Utamadi, 2002).
D. HUBUNGAN CITRA MEREK DENGAN HARGA DIRI
Ketika membeli suatu produk, konsumen tidak hanya membeli produk
sebagai suatu komoditas saja, tapi juga nilai simbolik yang terkandung di dalam
produk tersebut. Seperti yang dikatakan Levy (dalam Mowen dan Minor, 2002)
bahwa orang sering membeli produk bukan untuk manfaat fungsional, tetapi lebih
untuk nilai simboliknya.
Nilai simbolik ini berisi identitas ataupun kepribadian yang dimasukkan
produsen ke dalam suatu produk atau merek. Selanjutnya nilai simbolik yang
terkandung di dalam merek inilah yang akan dipersepsikan oleh konsumen
sebagai citra merek. Sebagaimana dinyatakan oleh Temporal (2001) bahwa citra
merupakan apa yang dipikirkan atau bahkan dibayangkan orang orang tentang
sesuatu. Namun dilain pihak citra dibentuk melalui proyeksi beberapa identitas
yang dimasukkan ke dalam suatu merek. Sebagaimana dikatakan oleh Temporal
(2001) bahwa citra yang kita inginkan dari orang orang mengenai merek
merupakan identitas yang sedang diproyeksikan. Melihat kondisi ini,
pembangunan citra merek merupakan suatu hal yang penting bagi produsen.
Untuk itu dibutuhkan suatu kreativitas dan usaha yang keras.
Individu berupaya menampilkan keberadaannya di lingkungan dengan
gaya hidup yang khas untuk dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya. Salah
satunya adalah untuk memuaskan kebutuhan harga diri individu (Schultz, 1991).
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
44
Menurut hierarki kebutuhan Maslow yang keempat (Setiadi, 2003), kebutuhan
penghargaan diri dan penghargaan untuk produk-produk spesial berkualitas atau
berkelas tinggi dapat dijadikan dasar segmentasi pasar yang cukup meyakinkan
Begitu juga hal nya dengan remaja, pada tahap perkembangannya terdapat
tahap dimana remaja merasa adanya kehadiran imagery audience yang
memperhatikan mereka sehingga remaja lebih memperhatikan lagi penampilan
mereka khususnya dalam cara berpakaian (Castelbury & Arnold dalam Beaudoin
& Lachance, 2006). Menurut Sirgy dalam Graeff (1997), remaja yang
menggunakan merek yang sesuai dengan citra dirinya dapat meningkatkan harga
dirinya. Jadi jelaslah bahwa salah satu cara yang dapat digunakan oleh konsumen
dalam meningkatkan harga diri mereka adalah dengan membentuk dan
menggunakan produk dengan citra merek yang positif.
E. Hipotesis
Hipotesa utama dalam penilitian ini adalah ada hubungan positif antara
citra merek dengan harga diri pada remaja, dimana jika citra merek remaja
terhadap merek Volcom positif maka harga diri remaja juga tinggi dan sebaliknya
jika citra merek remaja terhadap merek volcom negatif maka harga diri remaja
rendah.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif korelasional. Metode penelitian korelasional bertujuan melihat
hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Sebelum menguji hipotesa penelitian terlebih dahulu diidentifikasikan
variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang
digunakan terdiri dari:
1. Variabel Bebas : Citra Merek
2. Variabel Tergantung : Harga Diri
B.DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional digunakan untuk memberikan batasan arti suatu
variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur
variabel tersebut (Kerlinger, 2002). Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya
perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan definisi untuk setiap variabel pada
penelitian ini, maka definisi operasional dari penelitian ini dibatasi sebagai
berikut:
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
46
1. Harga Diri
Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai
peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu. Harga
diri ini dapat bersifat tinggi atau rendah. Harga diri akan diukur dengan
menggunakan skala.
Skala yang digunakan akan disusun berdasarkan aspek-aspek harga diri
yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967) yaitu perasaan berharga, perasaan
mampu, perasaan diterima. Arah Harga diri dapat dilihat dari skor nilai yang
diperoleh individu dari skala tersebut. Jika nilai dari skala harga diri tinggi maka
harga diri subyek tinggi. Demikian sebaliknya, jika nilai skala harga diri rendah
maka tingkat harga diri yang dimiliki oleh individu tersebut rendah.
2. Citra Merek
Citra merek adalah kepercayaan terhadap suatu merek, bagaimana cara
pandangan konsumen terhadap suatu merek, dan apa yang terbentuk dalam benak
seseorang mengenai suatu merek, yang dalam hal ini adalah merek Volcom. Skala
citra merek ini dibuat oleh peneliti berdasarkan dimensi-dimensi dari citra merek
yang dikemukakan oleh Viot (2002), yaitu kepribadian merek (brand personality),
nilai merek (brand value), hubungan merek-konsumen (brand-consumer
relationship), dan citra pengguna (user image). Jika nilai skala dari keempat
dimensi tersebut tinggi maka citra merek tersebut bernilai positif, sedangkan jika
nilai skala dari keempat dimensi tersebut rendah maka citra merek tersebut
bernilai negatif.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
47
C.POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1.Populasi dan Sampel
Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah objek, gejala
atau kejadian yang diselidiki terdiri dari semua individu untuk siapa kenyataan-
kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian itu hendak digeneralisasikan
(Hadi, 2002).
Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Remaja yang
mengkonsumsi produk Volcom di SMU Santo Thomas I Medan. Peneliti akan
meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek
penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel. Sampel dalam penelitian ini
adalah Siswa-siswi SMU Santo Thomas 1 Medan yang mengkonsumsi dan
menggunakan produk-produk dari Volcom yang berusia 13-18 tahun.
2. Metode Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
random sampling. Hadi (2002) menyatakan bahwa dalam random sampling,
pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu. Random sampling
bertitik tolak pada prinsip-prinsip matematik yang kokoh karena telah diuji dalam
praktek.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
48
Prosedur yang digunakan untuk random sampling dalam penelitian ini
adalah Cara Undian. Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sejumlah
nama yang telah dilakukan secara random untuk digunakan sebagai sampel.
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 204 orang siswa
SMU Santo Thomas 1 Medan yang menggunakan produk Volcom setelah
dilakukan pendataan pada seluruh siswa.
Azwar (2006) menyatakan bahwa secara tradisional, statistik menganggap
jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Berdasarkan
pernyataan tersebut, maka jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini
adalah sebanyak 100 orang.
D.METODE DAN ALAT PENGAMBILAN DATA
Penelitian ini menggunakan metode skala. Metode skala digunakan
mengingat data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang
dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang
diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2004).
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua skala, yaitu : skala
citra merek dan skala harga diri.
1.Skala Citra Merek
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala citra merek yang
diukur dengan menggunakan 4 (empat) dimensi dari citra merek (Viot, 2002).
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
49
Skala citra merek ini dibuat oleh peneliti berdasarkan dimensi-dimensi dari citra
merek yang dikemukakan oleh Viot (2002), yaitu kepribadian merek (brand
personality), nilai merek (brand value), hubungan merek-konsumen (brand-
consumer relationship), dan citra pengguna (user image). Jika nilai skala dari
keempat dimensi tersebut tinggi maka citra merek tersebut bernilai positif,
sedangkan jika nilai skala dari keempat dimensi tersebut rendah maka citra merek
tersebut bernilai negatif.
Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model Likert yang terdiri
dari 60 butir pernyataan. Aitem-aitem dalam skala ini menggunakan pernyataan
dengan empat pilihan jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS), sangat tidak setuju (STS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan
mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Nilai yang diberikan
bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan yang mendukung
(favorable), yaitu SS=4, S=3, TS=2, STS=1 sedangkan untuk pernyataan yang
tidak mendukung (unfavorable), yaitu SS=1, S=2, TS=3, STS=4
Berikut adalah blue print yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala
citra merek :
Tabel 1
No.
Distribusi Susunan Aitem-Aitem Skala Citra Merek
Dimensi Aitem Total Bobot (%) Favorable Unfavorable 1 Kepribadian
Merek 1, 4, 7, 9, 12, 18, 24, 31, 49, 53, 60
14, 21, 40, 56 15 25 %
2 Nilai Merek 2, 6, 26, 28, 32, 35, 43, 45, 46, 51
16, 37, 38, 48, 58 15 25 %
3 Hubungan merek-
11, 15, 19, 22, 34, 39, 42, 54, 57
3, 5, 8, 10, 13, 23 15 25 %
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
50
konsumen 4 Citra pengguna 29, 30, 41, 44, 47,
50, 52, 55, 59 17,20,25,27,33,36 15 25 %
TOTAL 39 21 60 100 %
2.Skala Harga Diri
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala harga diri yang
aspek-aspeknya menggunakan aspek-aspek dari Coopersmith (1967), yaitu
perasaan berharga, perasaan mampu, perasaan diterima.
Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model Likert yang terdiri
dari 30 butir pernyataan. Aitem-aitem dalam skala ini menggunakan pernyataan
dengan empat pilihan jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS), sangat tidak setuju (STS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan
mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Nilai yang diberikan
bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan yang mendukung
(favorable), yaitu SS=4, S=3, TS=2, STS=1 sedangkan untuk pernyataan yang
tidak mendukung (unfavorable), yaitu SS=1, S=2, TS=3, STS=4
Berikut adalah blue print yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala
sikap terhadap harga diri:
Tabel 2
No.
Distribusi Susunan Aitem-Aitem Skala Harga Diri
Dimensi Aitem Total Bobot (%)
Favorable Unfavorable 1 Perasaan Berharga 1,5, 8, 10, 15, 22,
33, 41 3, 7, 12, 13, 27, 30, 45
15 33,3 %
2 Perasaan Mampu 17, 19, 23, 34, 36, 38,39, 43
20, 25, 26, 28, 31, 35, 44
15 33,3 %
3 Perasaan diterima 2, 4, 6, 9, 14, 16, 11, 21, 24, 29, 37, 15 33,3 %
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
51
18, 32, 42 40 TOTAL 15 15 45 100 %
E. VALIDITAS,RELIABILITAS Dan Daya Beda Aitem
1.Validitas Alat Ukur
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu
tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content
validity). Validitas isi menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam skala
mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana
isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Validitas isi diestimasi
lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional
judgment (Azwar, 2004).
2.Reliabilitas Alat Ukur
Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable) (Azwar, 2004).
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu
suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
52
sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis,
praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2004). Teknik yang digunakan adalah
teknik koefisien reabilitas Alpha dari Cronbach.
3.Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu
untuk membedakan antara individu ataupun kelompok individu yang memiliki
atau tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan
dengan komputasi koefisien korelasi Pearson Product Moment. Prosedur
pengukuran konsistensi aitem total ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem
total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, 2004). Uji daya beda
aitem ini akan dilakukan pada alat ukur penelitian ini yaitu skala Citra Merek dan
skala sikap Harga Diri.
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur
1. Skala Citra Merek
Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 60 aitem yang terdapat
pada skala citra merek, terdapat sebanyak 26 aitem yang dinyatakan gugur yaitu
aitem 3, 5, 6, 8, 10, 16, 17, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 33, 36, 37, 38, 40, 45,
48, 51, 53, 58, 59. Koefisien korelasi aitem total yang memenuhi kriteria bergerak
dari rxy = 0,349 sampai dengan rxy = 0,674. Distribusi aitem skala citra merek
setelah uji coba akan dijelaskan pada tabel 3.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
53
Tabel 3. Distribusi Aitem-Aitem Skala Citra Merek Setelah Uji Coba No. Dimensi Aitem Total Bobot (%) Favorable Unfavorable 1 Kepribadian
Merek 1, 4, 7, 9, 12, 18, 31, 49, 60
14, 56 11 32,4 %
2 Nilai Merek 2, 26, 32, 35, 43, 46
--------------------- 6 17,6 %
3 Hubungan merek-konsumen
11, 15, 19, 22, 34, 39, 42, 54, 57
13 10 29,4 %
4 Citra pengguna 30, 41, 44, 47, 50, 52, 55
--------------------- 8 23,6 %
TOTAL 31 3 34 100 %
Pada tabel 3 terlihat bahwa dari 60 aitem yang diujicoba diperoleh 34
aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix 0,3 dengan nilai koefisien alpha
() sebesar 0,927. Azwar (2006) menyatakan bahwa kriteria berdasarkan korelasi
aitem total biasanya digunakan batasan rix 0,3. Aitem yang mencapai koefisien
korelasi minimal 0,3 daya bedanya dianggap memuaskan
Peneliti menggunakan 34 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam
penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang
digunakan dalam penelitian. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan
pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Citra Merek Pada Saat Penelitian No. Dimensi Aitem Total Bobot (%) Favorable Unfavorable 1 Kepribadian
Merek 1, 3, 4, 5, 7, 11, 16, 27, 34
9, 32 11 32,4 %
2 Nilai Merek 2, 14, 17, 19, 23, 25
--------------------- 6 17,6 %
3 Hubungan merek-konsumen
6, 10, 12, 13, 18, 20, 22, 30, 33
8 10 29,4 %
4 Citra pengguna 15, 21, 24, 26, 28, 29, 31
--------------------- 8 23,6 %
TOTAL 31 3 34 100 %
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
54
2. Skala Harga Diri
Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 45 aitem yang terdapat
pada skala harga diri, terdapat sebanyak 18 aitem yang dinyatakan gugur yaitu
aitem 3, 7, 9, 12, 13, 14, 22, 26, 27, 28, 32, 33, 34, 36, 39, 41, 44, 45. Koefisien
korelasi aitem total yang memenuhi kriteria bergerak dari rxy = 0,306 sampai
dengan rxy = 0,620. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada
tabel. 5.
Tabel 5. Distribus Aitem-Aitem Skala Harga Diri Setelah Uji Coba No. Dimensi Aitem Total Bobot (%)
Favorable Unfavorable 1 Perasaan Berharga 1, 5, 8, 10, 15, 30 6 22 % 2 Perasaan Mampu 17, 19, 23, 38,
43 20, 25, 31, 35, 9 33 %
3 Perasaan diterima 2, 4, 6, 16, 18, 42,
11, 21, 24, 29, 37, 40
12 45 %
TOTAL 16 11 27 100 %
Seperti yang terlihat pada tabel 5, diketahui bahwa dari 45 aitem setelah
uji coba diperoleh 27 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix 0,3 dengan
nilai koefisien alpha () sebesar 0,872. Azwar (2006) menyatakan bahwa kriteria
berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan rix 0,3. Aitem yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 daya bedanya dianggap memuaskan.
Peneliti menggunakan 27 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam
penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang
digunakan dalam skala untuk penelitian, Distribus aitem-aitem skala harga diri
yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 6 berikut :
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
55
Tabel 6. Distribusi Aitem-Aitem Skala Harga Diri Pada Saat Penelitian No. Dimensi Aitem Total Bobot
(%) Favorable Unfavorable 1 Perasaan Berharga 1, 4, 6, 7, 9 20 6 22 % 2 Perasaan Mampu 11, 13, 16, 24, 27 14, 18, 21, 22 9 33 % 3 Perasaan diterima 2, 3, 5, 10, 12, 26 8, 15, 17, 19, 23, 25 12 45 % TOTAL 16 11 27 100 %
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap ini, yang dilakukan oleh peneliti hdala membuat alat ukur dan
melakukan uji coba alat ukur. Penelitian ini menggunakan 2 skala yang dilakukan
sendiri oleh peneliti. Pembuatan skala dibantu oleh profesional judgement yaitu
dosesn pembimbing. Skala pertama adalah skala harga diri, dimana ketiga aspek
pembentuk skala tersebut diambil berdasarkan teori Coopersmith. Skala kedua
adalah skala citra merek yang keempat dimensi pembentuk skala tersebut diambil
dari teori Viot.
Penyusunan skala ini diawali dengan membuat blue print yang kemudian
dilanjutkan dengan operasionalisasi dalam bentuk aitem-aitem pernyataan yang
jumlah aitemnya masing-masing 45 aitem untuk skala harga diri dan 60 aitem
untuk skala citra merek. Sebelum menjadi alat ukur penelitian yang sebenarnya,
skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu.
Uji coba skala dilakukan dengan memberikan skala lepada 100 orang
subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji coba
dilakukan pada tanggal 20 Juli 2009 sampai tanggal 24 Juli 2009. Dari hasil uji
coba tersebut ditentukan aitem-aitem mana saja yang layak dijadikan alat ukur
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
56
melalui perhitungan uji daya beda aitem dan reliabilitas. Aitem-aitem yang
memenuhi kriteria disusun kembali dalam bentuk skala yang digunakan untuk
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian diawali dengan meminta izan lepada pihak sekolah
SMU Santo Thomas 1 Medan sebagai tempat penelitian. Setelah diberikan izin,
peneliti mulai mendata siswa yang menggunakan produk volcom untuk dijadikan
populasi dalam penelitian. Setelah peneliti menentukan populasi kemudian
peneliti memilih secara random atau acak sebanyak 100 siswa pengguna produk
volcom yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Peneliti kemudian mulai
memberikan skala kepada 100 siswa yang terpilih sebagai sampel. Pelaksanaan
penelitian dimulai pada tanggal 7 Agustus 2009 dan 8 Agustus 2009.
3. Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini seluruhnya menggunakan bantuan program
SPSS Version 14.0 for Windows.
H.METODE ANALISA DATA
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasi Pearson Product moment. Uji asumsi yang dilakukan pada penelitian ini
adalah :
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
57
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian
telah menyebar secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dianalisa dengan
menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data pada penelitian ini
data dapat dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai p> 0,05.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel
citra merek berkorelasi secara linear dengan data variabel Harga Diri. Uji
linearitas dilakukan dengan menggunakan Uji F. Peneliti menggunakan metode
ini karena metode ini efektif dengan nilai p < 0.05. Pengolahan data dilakukan
dengan SPSS versi 14.0 for windows.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
58
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan analisa data dan pembahasan hasil sesuai dengan data
yang diperoleh.
A. Analisa Data
1. Gambaran umum subjek penelitian
Populasi penelitian ini adalah remaja pengguna produk volcom yang terdaftar
sebagai siswa di SMU Santo Thomas I Medan yang dipilih secara random dengan
jumlah 100 orang.
Melalui 100 orang yang dipilih, maka diperoleh gambaran umum subjek
penelitian sebagai berikut :
a. Gambaran subjek penelitian beradasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran
penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 7
Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)
Laki-laki 55 55 Perempuan 45 45
Total 100 100
Berdasarkan data pada table 7, jumlah subjek yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 55 orang (55%) dan subjek yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 45 (45%).
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
59
BAB IV
ANALISA DATA DAN INTERPTERASI
Bab ini akan menguraikan analisa data dan pembahasan hasil sesuai
dengan data yang diperoleh.
A. Analisa Data
1. Gambaran umum subjek penelitian
Populasi penelitian ini adalah remaja pengguna produk volcom yang terdaftar
sebagai siswa di SMU Santo Thomas I Medan yang dipilih secara random dengan
jumlah 100 orang.
Melalui 100 orang yang dipilih, maka diperoleh gambaran umum subjek
penelitian sebagai berikut :
b. Gambaran subjek penelitian beradasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran
penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 7
Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)
Laki-laki 55 55 Perempuan 45 45
Total 100 100
Berdasarkan data pada table 7, jumlah subjek yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 55 orang (55%) dan subjek yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 45 (45%).
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
60
2. Hasil Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan hasil uji normalitas, linieratis dan hasil
pengelolaan data hubungan citra merek dengan harga diri pada remaja.
a. Hasil Uji Asumsi
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian
masing-masing variabel menyebar secara normal. Pada penelitian ini, uji
normalitas sebaran dilakukan dengan teknik statistic one-sample Kolmogorov
Smirnov. Persyaratan data disebut normal jika probabilitas nilai p > 0,05 pada uji
normalitas dengan Kolmogorov Smirnov (Triton 2006). Hasil uji normalitas dapat
dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Uji Sebaran Normal Variabel dengan Tes Kolmogorov Smirnov No. Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi Keterangan 1 Harga diri 0,906 0,385 Terdistribusi normal 2 Citra Merek 0,677 0,749 Terdistribusi normal
a. Dari uji normalitas pada variabel harga diri diperoleh nilai Z = 0,906 dengan p
= 0,385 pada tes Kolmogorov-Smirnov pada satu sampel, sehingga dapat
dikatakan data penelitian pada variabel harga diri terdistribusi normal. Lebih
jelas sebaran data harga diri remaja dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini.
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
61
Grafik 1. Kurva normal untuk Variabel Harga Diri
1008060
hargadiri
20
15
10
5
0
Frequency
Mean =80.25
Std. Dev. =6.
298
Histogram
b. Pada variabel citra merek diperoleh nilai Z = 0,677 dengan p = 0,749 pada tes
Kolmogorov-Smirnov sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variable
citra merek terdistribusi normal. Lebih jelas sebaran data loyalitas merek dapat
dilihat pada grafik 2 berikut ini.
Grafik 2. Kurva normal untuk Variabel Citra Merek 13012011010090807060
citramerek
20
15
10
5
0
Frequency Mean =93.19Std. Dev. =11.654
Histogram
Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.
62
2) Uji Linearitas Hubungan
Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas hubungan
antara data variable bebas dan data variable tergantung. Uji linearitas hubungan
yang digunakan adalah uji F, dimana jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p
< 0,05) maka hubungan antara variable bebas dan variable tergantung adalah
linier. Hasil uji linearitas dapat diliat pada tabel 10 berikut ini :
Tabel 10. Hasil Uji Linearitas Variabel Df F Sig. Keterangan
Harga Diri dengan Citra Merek
1 12.585 0.001 Linier
Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai F = 12.585 dan p =