108
 Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009. 1 Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyarataan Ujian Sarjana Psikologi oleh : GEO DODDY FERIANDA MELIALA 051301051 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GANJIL, 2009/2010

harga diri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

h

Citation preview

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    1

    Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada

    Remaja

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi persyarataan

    Ujian Sarjana Psikologi

    oleh :

    GEO DODDY FERIANDA MELIALA

    051301051

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    GANJIL, 2009/2010

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    2

    SKRIPSI HUBUNGAN CITRA MEREK DENGAN HARGA DIRI

    PADA REMAJA

    Dipersiapkan dan disusun oleh :

    GEO DODDY FERIANDA MELIALA

    051301051

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Pada tanggal

    29 Agustus 2009

    Mengesahkan,

    Dekan Fakultas Psikologi

    Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp. A(K)

    NIP.140 080 762

    Tim Penguji

    1. Ferry Novliadi, M.Si Penguji I/Pembimbing

    NIP. 197411112006041001

    2. Zulkarnain, S.Psi, Psi Penguji II

    NIP. 197312101987011001

    3. Lili Garliah, M.Si, Psikolog Penguji III

    NIP. 196006041986032002

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    3

    LEMBAR PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

    sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul :

    Hubungan Citra Merek dengan Harga Diri pada Remaja

    adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

    kesarjanaan di sutau perguruan tinggi manapun.

    Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari

    hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

    norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

    Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi

    ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

    Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Medan, Agustus 2009

    GEO DODDY FERIANDA MELIALA

    NIM 051301051

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    4

    Hubungan Citra Merek dengan Harga Diri pada Remaja

    Geo Doddy Ferianda Meliala dan Ferry Novliadi

    ABSTRAK

    Harga diri adalah evaluasi global dari diri (Santrock, 1999). Menurut Rosenberg (dalam Deaux, Dane & Wrightmans, 1993) harga diri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang bersifat tinggi atau rendah. Menurut Aaker (1996) citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Susanto (2007) mengatakan bahwa citra merek itu adalah apa yang dipersiapkan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Menurut Syrgy (dalam Graeff, 1997), remaja yang menggunakan merek yang sesuai dengan citra dirinya dapat meningkatkan arga dirinya. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan citra merek dengan harga diri pada remaja. Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan subjek sebesar 100 orang dari siswa SMU Santo Thomas 1 Medan yang terdiri dari 55 orang pria dan 45 orang wanita. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah teknik Simple Random Sampling. Alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data ini adalah skala harga diri yang menggunakan 3 dimendi dari Coopersmith, yaitu perasaan diterima, perasaan berharga dan perasaan mampu dan skala citra merek yang menggunakan 4 dimensi dari Viot yaitu kepribadian merek. nilai merek, hubungan merek-konsumen, dan citra pengguna. Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif citra merek dengan harga diri pada remaja (r = 0,361, p = .000).

    Kata kunci : Citra merek, harga diri, remaja

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    5

    The Correlation of Brand Image with Self Esteem in Adolescence

    Geo Doddy Ferianda Meliala and Ferry Novliadi

    ABSTRACT

    Self esteem is global evaluation of the self (Santrock, 1999). According to Rosenberg, Self esteem, is the result of individual evaluation about him self (Deaux, Dane & wrightmans, 1993). According to Aaker (1996) brand image is a set of brand association that made by and attach to the consumen. Susanto (2007) define brand image as the consumen perception about a brand. Sirgy said that adolescence who use brand that fit to their self image will increase their self esteem (Graeff, 1997). The purpose of this research is to examine the correlation between brand image and self esteem in adolescence.

    The data were collected from 100 students at SMA Santo Thomas 1 Medan, which consist of 55 (55 %) men and 45 (45%) women. The sampling technique used is simple random sampling.

    The instrument of this research is self esteem scale from Coopersmiths dimension (1967), that dimensions are acceptings feeling, abilitys feeling and valuables feeling and brand image scale from Viots dimensions (2002), that dimensions are brand personality, brand value, brand-consumer relationship and user image. Data obtained in this research is processed with Pearson Correlation. The result of this research indicate that there is a positive correlation between brand image and self esteem in adolescence (r = 0,361, p = .000).

    Key word : Brand image, self esteem, adolescence

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    6

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat

    dan kasih-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    yang berjudul Hubungan Citra Merek dengan Harga Diri Pada Remaja. Skripsi

    ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di

    Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Medan.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari

    banyak pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi. Untuk

    itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas

    Sumatera Utara.

    2. Ferry Novliadi, M.Si selaku dosen pembimbing penulis, yang telah

    memberikan waktu, bimbingan, saran dan masukan kepada penulis. Terima

    kasih buat semua kebaikan Bapak. Penulis berharap semoga Tuhan senantiasa

    memberkati Bapak dan memberikan kesuksesan kepada Bapak.

    3. Etti Rahmawati, M.Si yang selama ini telah memberikan waktu untuk

    membimbing penulis selama penulisan skripsi ini. Terima kasih buat

    bimbingan ibu.

    4. Lita Hadiati, S.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing akademik penulis

    yang telah memberikan bimbingan, dorongan serta motivasi kepada penulis

    selama empat tahun menjalani perkuliahan di Psikologi USU.

    5. Ayah dan Ibu penulis yang tercinta, Ir.D.P Meliala dan Drg. R. Sinuraya yang

    selalu memberikan yang terbaik kepada penulis, selalu mendoakan dan

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    7

    membimbing penulis tanpa kenal lelah. Penulis berharap semoga dapat selalu

    memberikan yang terbaik untuk ayah dan ibu penulis. Terima kasih kepada

    kayak-kakak, abang-abang, dan adik penulis yang selalu menemani penulis

    melewati hari-hari bersama.

    6. Terima kasih kepada kakak-kakak dan abang-abang dan adik-adik di

    Psikologi, kak Nella, kak Rima, Corry J.S yang membantu penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    7. Teman-teman 2005, khususnya sahabat-sahabat terbaikku di Psikologi, 7star

    ( Toni, Andri, Yefri, Fahmi, Furqon, Fitrah, Fiza, Hanan), terima kasih buat

    persahabatan nya ya bro, kita pertahankan terus indahnya persabatan ini.

    Maria Panjaitan, terima kasih banyak Mar buat persahabatan, bantuan yang

    begitu besar, dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    ini.Terima kasih untuk semangat dan motivasi yang telah diberikan pada

    penulis.

    Medan, Juni 2009

    Geo Doddy Ferianda Meliala

    051301051

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    8

    DAFTAR ISI

    Halaman

    COVER HALAMAN DALAM ...................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

    LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii

    ABSTRAK .................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ...xvi

    BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    A. Latar Belakang ................................................................................1

    B. Rumusan Masalah.............................................................................6

    C. Tujuan Penelitian ..............................................................................6

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................6

    E. Sistematika Penulisan .......................................................................7

    BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................ 9

    A. Harga Diri ...................................................................................... 9

    1. Pengertian Harga Diri ................................................................. 9

    2. Karakteristik Harga diri ............................................................ 11

    3. Pembentukan Harga diri ........................................................... 12

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    9

    4. Sumber-sumber Harga diri ....................................................... 12

    5. Aspek-aspek Harga diri ............................................................ 13

    6..Karakteristik Harga diri ............................................................ 15

    7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Diri .......................... 17

    8. Hambatan dalam Perkembangan Harga Diri ............................. 18

    B. Citra Merek ................................................................................... 19

    1. Pengertian Citra Merek ............................................................. 19

    2. Aspek-aspek pembentuk citra merek ........................................ 21

    C. Remaja ......................................................................................... 22

    1. Pengertian remaja...................................................................... 22

    2. Ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock .................................... 23

    D.Hubungan citra merek dengan harga diri ....................................... 25

    E. Hipotesa penelitian ........................................................................ 27

    BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 28

    A. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................... 28

    B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................... 28

    1. Harga Diri ................................................................................ 28

    2. Citra Merek .............................................................................. 29

    C. Populasi, Sampel, Dan Metode Pengambilan Sampel......................29

    1. Populasi dan Sampel ....................................................................29

    2. Metode Pengambilan Sampel ......................................................30

    D. Metode dan Alat Pengambilan Data ............................................. 31

    1. Skala Citra merek ............................................................31

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    10

    2. Skala harga diri......................... ..................................................32

    E. Validitas, Reliabilitas dan Daya Beda aitem ................................ 33

    1. Validitas Alat Ukur ................................................................. 33

    2. Reliabilitas Alat Ukur .............................................................. 34

    3. Uji Daya Beda Aitem .............................................................. 34

    F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ............................................................. 35

    1. Skala Citra Merek .................................................................... 35

    2. Skala Harga Diri ...................................................................... 36

    G. Prosedur Penelitian ....................................................................... 37

    1. Persiapan Penelitian ................................................................. 37

    2. Tahap Pelaksanaan Penelitian .................................................. 38

    3. Tahap Pengolahan Data ........................................................... 38

    H. Metode Analisa Data .................................................................... 38

    1. Uji Normalitas ......................................................................... 38

    2. Uji Linieritas ........................................................................... 39

    BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA .................................. 40

    A. Analisa Data ................................................................................ 40

    1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ........................................ 40

    a. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ............. 40

    2.. Hasil Penelitian ........................................................................... 41

    a. Hasil Uji Asumsi ..................................................................... 41

    1) Uji Normalitas ..................................................................... 41

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    11

    2) Uji Linearitas Hubungan...................................................... 43

    b. Hasil Analisa Data .................................................................... 44

    c. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 44

    1) Variabel Harga Diri ............................................................... 45

    2)Variabel Citra Merek ............................................................. 46

    B. Pembahasan .................................................................................. 48

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50

    A. Kesimpulan .................................................................................. 50

    B. Saran ............................................................................................ 51

    1. Saran Metodologis ................................................................... 51

    2. Saran Praktis............................................................................ 51

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 52

    LAMPIRAN ................................................................................................. 56

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    12

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 : Distribusi aitem skala citra merek sebelum uji coba ......................... 32

    Tabel 2 : Distribusi aitem skala harga diri belum uji coba ............................... 33

    Tabel 3 : Distribusi aitem skala citra merek setelah uji coba..35

    Tabel 4 : Distribusi atem skala citra merek untuk penelitian.36

    Tabel 5 : Distribusi atem skala harga diri setelah uji coba.........................36

    Tabel 6 : Distribusi atem skala harga diri untuk penelitian................................37

    Tabel 7 : Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin....................40

    Tabel 9 : Uji Sebaran Normalitas Kolmogorov-Smirnov..................................41

    Tabel 10 : Hasil Uji Liniearitas........................................................43

    Tabel 11 : Skor Empirik Harga Diri....................................................................45

    Tabel 12 : Kategorisasi Data Harga Diri ................................................... ...46

    Tabel 13 : Skor empirik& skor hipotetik skala citra merek.................................47

    Tabel 14 : Kategorisasi data citra merek......................48

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    13

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A : Data Mentah Try Out dan Reliabiilitas Try Out ........................ 56

    Lampiran B : Data penelitian dan hasil utama penelitian .............................. 71

    Lampiran C : Skala Try Out dan skala penelitian ........................................... 85

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    14

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1 : Kurva normal untuk variabel harga diri .................................... 42

    Grafik 2 : Kurva normal untuk variabel citra merek ..................................4

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Manusia adalah individu yang tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan

    di dalam hidupnya. Setiap individu memiliki kebutuhan yang terdiri dari

    kebutuhan bawaan/primer dan juga kebutuhan yang diperoleh/sekunder.

    Kebutuhan bawaan/primer adalah kebutuhan yang sifatnya fisiologis, yang

    meliputi kebutuhan akan makan, air, udara, rasa aman, dan seks. Kebutuhan yang

    diperoleh/sekunder adalah kebutuhan yang dipelajari dalam merespon lingkungan

    atau budaya. Pada umumnya, kebutuhan yang diperoleh ini bersifat psikologis.

    Kebutuhan yang diperoleh meliputi afeksi, kekuasaan, belajar, prestise dan harga

    diri (Loudon, 1983).

    Harga diri adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh individu terhadap

    dirinya sendiri. Penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau

    penolakan dan menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya

    mampu,penting, berhasil dan berharga. Kesadaran tentang diri dan perasaan

    terhadap diri sendiri akan menimbulkan suatu penilaian terhadap diri sendiri baik

    penilaian tinggi ataupun rendah (Coopersmith dalam Maslow,1987).

    Klass dan Hodege (dalam Tjahningsih & Nuryoto, 1994) mengatakan

    bahwa harga diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh

    individu, yang diperoleh dari hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta

    penerimaan, penghargaan dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    16

    Sementara itu Baron dan Byrne (1994) mendefinisikan harga diri sebagai

    penilaian terhadap diri sendiri yang dibuat individu dan dipengaruhi oleh

    karakteristik yang dimiliki orang lain yang menjadi pembanding.

    Santrock (1999) mengatakan harga diri adalah evaluasi global dari diri.

    Menurut Mead (dalam Coopersmith, 1967) harga diri sebagian besar dihasilkan

    oleh refleksi penghargaan orang lain terhadap dirinya. Harga diri itu sendiri

    mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang

    diungkapkan dalam sikap-sikap yang bersifat tinggi atau rendah.

    Harga diri mulai terbentuk sejak anak lahir, ketika anak berhadapan

    dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.

    Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang saling

    tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara. Interaksi

    menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas, dan pemahaman

    tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai

    orang yang berarti dan berharga (Burn, 1998).

    Harga diri pada remaja dipengaruhi oleh pengalaman, pola asuh,

    lingkungan dan sosial ekonomi (Coopersmith dalam Burn, 1998). Lingkungan

    memberi dampak besar kepada remaja melalui hubungan yang baik antara remaja

    dengan orang tua, teman sebaya, dan lingkungan sekitar sehingga menumbuhkan

    rasa aman dan nyaman dalam penerimaan sosial dan harga dirinya (Yusuf dalam

    Burn, 1998). Dalam masa remaja, teman sebaya mempunyai pengaruh yang

    sangat besar, sehingga hubungan sosial dengan teman sebaya semakin meningkat

    intensitasnya.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    17

    Adanya tekanan dari teman sebaya atau yang biasa disebut dengan peer

    pressure secara sadar ataupun tidak dapat mempengaruhi perilaku remaja,

    misalnya saja dalam hal penampilan dan berperilaku, yang sama seperti teman-

    temannya agar ia dapat diterima dan tidak disisihkan dari pergaulan (Utamadi,

    2002). Ada beberapa minat pada masa remaja. Salah satu minat pada masa remaja

    adalah minat-minat pribadi yang berhubungan dengan penampilan remaja Minat

    pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat di kalangan kawula muda.

    Adapun sebabnya adalah bahwa mereka sadar bahwa dukungan sosial sangat

    besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial

    menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah,

    dan banyaknya uang yang dibelanjakan (Hurlock,1980).

    Minat pada penampilan diri tidak hanya mencakup perhiasan pribadi,

    kerapihan, daya tarik, dan bentuk tubuh yang sesuai dengan remaja tersebut

    (Hurlock 1980). Castelbury & Arnold (dalam Beaudoin & Lachance, 2006)

    mengatakan bahwa remaja berada pada tahap diperhatikan oleh imagenary

    audience dimana remaja selalu merasa dirinya dilihat dan diperhatikan oleh

    lingkungan sekitarnya. Remaja mulai memperhatikan dan penampilannya dan

    cara berpakaian yang sesuai dengan citra dirinya. Kaphener dan Laurent (dalam

    Beaudoin & Lachance, 2006) mengatakan bahwa banyak remaja yang

    menggunakan pengeluaran yang lebih untuk menunjukkan citra dirinya dengan

    mengkonsumsi produk yang bermerek sesuai dengan citra dirinya. Penelitian dari

    Sirgy menemukan bahwa konsumen cenderung untuk memilih merek yang

    konsisten dengan citra dirinya (Sirgy dalam Graeff, 1997).

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    18

    Merek merupakan suatu simbol yang komplek yang menjelaskan atribut

    produk, manfaat produk, nilai, budaya, kepribadian, dan pengguna. Merek memiki

    manfaat-manfaat. Salah satu manfaat yang ditawarkan merek kepada konsumen

    adalah manfaat simbolis (Heggelson & Suphelen dalam Ferrinadewi, 2008).

    Manfaat simbolis mengacu pada dampak psikologi yang akan diperoleh

    konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut artinya merek tersebut akan

    mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada konsumen lain. Ketika

    konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek

    tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna atau

    karakteristik merek itu sendiri.

    Nilai simbolik ini berisi identitas ataupun kepribadian yang dimasukkan

    produsen ke dalam suatu produk atau merek. Selanjutnya nilai simbolik yang

    terkandung di dalam merek inilah yang akan dipersepsikan oleh konsumen

    sebagai citra merek (Temporal,2001)

    Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan

    melekat di benak konsumen (Aaker, 1996). Menurut Keller (1993), citra merek

    adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan

    asosiasinya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa citra merek

    merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan

    emosi pribadinya. Oleh karena itu, dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi

    lebih penting daripada keadaan sesungguhnya (Dobni & Zinkhan, 1990). Menurut

    Keller (1993), citra merek merupakan asosiasi atau persepsi konsumen

    berdasarkan memori mereka terhadap suatu produk. Citra merek ada bukan

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    19

    karena teknologi, fitur, atau produknya, tetapi sesuatu yang diperoleh dari

    promosi, iklan dan pengguna. Citra merek ada karena ingatan kembali terhadap

    suatu produk, evaluasi dari kualitas, resiko pembelian yang kecil, dan pengalaman

    juga kepuasan yang diberikan oleh produk tersebut.

    Citra merek dapat dibangun oleh produsen maupun oleh konsumen.

    Produsen membentuk suatu citra terhadap merek yang dikeluarkan, dan kemudian

    mempengaruhi individu dalam mempersepsikan merek tersebut. Salah satunya

    adalah produk merek Nike, yang mengambil simbol check mark, dimana membuat

    efek yang positif menunjukkan suatu persetujuan (Lin, 2007). Begitu juga dengan

    merek Volcom yang sekarang sedang digandrungi oleh para remaja.

    Volcom menggunakan simbol dari batu volcom yang bermakna atletis,

    inovatif dan kreatif (Volcom, 2009). Namun, kembali lagi bagaimana konsumen

    mempersepsikannya. Dalam hal ini, target konsumen dari Volcom adalah remaja.

    Perusahaan mendisain dan mendistribusikan koleksi yang inovatif untuk remaja

    pria dan remaja wanita dalam bentuk pakaian dan juga aksesoris (Volcom,2009).

    Berikut adalah hasil wawancara personal dengan store manager salah satu

    retailer Volcom yang ada di Kota Medan :

    Setahun terakhir sih yang paling banyak laku tuh merek volcom. Konsumen yang beli memang anak-anak ABG gitu. Anak-anak SMA lah. Produk-produk yang dibeli macam-macam,ada baju kaos,tali pinggang,celana,macam-macam lah mas.

    Komunikasi Personal, Maret 2009

    Peneliti juga mewawancara beberapa konsumen yang menggunakan

    produk Volcom, seperti yang dilampirkan di bawah :

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    20

    Aku memang suka kali make Volcom bro..selain disainnya yang bagus,variatif, ya prestise lah. Temen-temen juga bilang kalo aku pakai baju itu mereke bilang bagus,cocok sama aku,sama usia aku sekarang ini. Volcom ini juga gaul,funky bro.Pokoknya suka banget la ma volcom. Pengen punya semua produk-produknya volcom

    Komunikasi Personal, 28 Mei 2009

    Aku make Volcom udah lama sih bang. Suka aja makenya. Kainnya juga enak. Trus, ya bangga aja make nya bang kalo diliat temen-temen. Kan keren. Apalagi harga nya mahal. Wahh gitu lah bang. Memang disain baju volcom ini pun bagus-bagus bang. Ga nyesel lah belinya.

    Komunikasi Personal, 29 Mei 2009

    Pada dasarnya untuk memiliki harga diri yang tinggi, remaja harus

    membuat orang lain memberikan tanggapan postif terhadap dirinya sehingga dia

    merasa berguna dan lebih percaya diri lagi. Untuk bisa dinilai tinggi dari orang

    lain, dan teman sebaya maka remaja juga harus menyesuaikan diri dalam hal

    penampilan. Remaja membutuhkan sesuatu agar dapat menunjang penampilannya

    sehingga memiliki prestise dan harga diri yang tinggi.

    Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih

    lanjut tentang hubungan citra merek terhadap harga diri pada remaja.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang

    muncul adalah sebagai berikut : Bagaimana hubungan antara citra merek dengan

    harga diri pada remaja ?

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    21

    C. TUJUAN PENELITIAN

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan citra merek terhadap harga diri

    pada remaja.

    D. MANFAAT PENELITIAN

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik yang bersifat

    teoritis maupun praktis.

    1. Manfaat Teoritis

    Manfaat dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi

    pengembangan ilmu psikologi industri dan organisasi terutama dalam hal

    perilaku konsumen mengenai citra merek terhadap harga diri pada remaja.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi penulis sendiri, disamping sebagai bahan penyusun penelitian

    juga bermanfaat langsung dalam memperluas pandangan serta

    pengetahuan tentang pengaruh merek terhadap harga diri.

    b. Bagi kalangan masyarakat, dapat mengambil manfaat dari

    penelitian ini ketika memilih produk Volcom terdapat manfaat

    lebih yang dikandung di dalam produk merek tersebut selain

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    22

    manfaat fungsionalnya yaitu untuk menambah penghargaan

    terhadap diri sendiri dari orang lain yang melihat.

    c. Bagi kalangan akademis di Universitas Sumatera Utara, diharapkan

    dapat menambah wawasan mengenai citra merek dan pengaruhnya

    dengan harga diri.

    E. SISTEMATIKA PENULISAN

    Penelitian ini dibagi atas tiga bab dengan sistematika sebagai berikut :

    Bab I : Pendahuluan

    Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

    Bab II : Landasan Teori

    Bab ini menguraikan kepustakaan yang menjadi landasan teori yang

    mendasari masalah yang menjadi objek penelitian. Teori-teori yang

    terdapat dalam peneltian ini adalah teori mengenai harga diri dan citra

    merek berikut dengan aspek-aspek dan faktor-faktor pembentuknya.

    Bab III : Metode Penelitian

    Bab ini menceritakan tentang metode kuantitatif yang digunakan dalam

    penelitian yang meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    23

    operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, instrumen/alat

    ukur yang digunakan, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

    Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan

    Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disertai dengan interpretasi

    dan pembahasan

    Bab V : Kesimpulan dan Saran

    Bab ini memuat tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang

    diperoleh dan saran penelitian yang meliputi saran praktis dan saran

    untuk penelitian selanjutnya.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    24

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. HARGA DIRI

    1. Pengertian Harga Diri

    Coopersmith (dalam Maslow, 1987) mendefinisikan harga diri sebagai

    suatu penilaian yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian

    tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan

    seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil dan

    berharga. Kesadaran tentang diri dan perasaan terhadap diri sendiri itu akan

    menimbulkan suatu penilaian terhadap diri sendiri baik penilaian tinggi ataupun

    rendah.

    Menurut Klass dan Hodege (dalam Tjahningsih & Nuryoto, 1994) harga

    diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu, yang

    diperoleh dari hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta penerimaan,

    penghargaan dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut. Sementara itu

    Baron dan Byrne (1994) mendefinisikan harga diri sebagai penilaian terhadap diri

    sendiri yang dibuat individu dan dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki

    orang lain yang menjadi pembanding.

    Santrock (1999) mengatakan harga diri adalah evaluasi global dari diri.

    Menurut Rosenberg (dalam Deaux, Dane & Wrightmans, 1993) harga diri itu

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    25

    sendiri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang

    diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat tinggi atau rendah

    Harga diri itu sendiri mengandung arti suatu hasil penilaian individu

    terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikapsikap yang dapat bersifat tinggi

    dan rendah (Tambunan, 2001).

    Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai

    peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu.

    Menurut Coopersmith (dalam Burn, 1998) mengatakan bahwa harga diri

    merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya,

    terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu

    terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan. Secara singkat,

    harga diri adalah penilaian individu mengenai perasaan berharga atau berarti yang

    diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya.

    Stuart dan Sundeen (1991), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian

    individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku

    memenuhi ideal dirinya. Dapat disimpulkan bahwa harga diri menggambarkan

    sejauhmana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki

    kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

    Menurut Maslow (dalam Tjaningsih & Nuryoto, 1994) kebutuhan harga

    diri pada individu merupakan kebutuhan yang sangat penting. Dalam kebutuhan

    harga diri terkandung harga diri dan penghargaan dari orang lain. Pertama, harga

    diri yang meliputi kebutuhan akan prestasi, keunggulan dan kompetensi,

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    26

    kepercayaan diri, kemandirian dan kebebasan. Kedua, penghargaan dari orang lain

    yang meliputi prestise, kedudukan, kemasyuran dan nama baik, kekuasaan,

    pengakuan, perhatian, penerimaan, martabat dan penghargaan. Menurut Mead

    (dalam Coopersmith, 1967) bahwa harga diri sebagian besar dihasilkan oleh

    refleksi penghargaan orang lain terhadap dirinya.

    Pendapat ini didukung juga oleh Hurlock (1990) yang mengatakan bahwa

    harga diri merupakan evaluasi diri yang dibuat dan dipertahankan oleh seseorang

    yang berasal dari interaksi sosial dalam keluarganya serta dari penghargaan,

    perlakuan dan penerimaannya dari orang lain.

    Loudon & Bita (1993) melihat harga diri sebagai perasaan adekuat

    seseorang terhadap kecukupan dirinya yang memadai dan penghargaan atau

    harkat dalam terhadap dirinya sendiri. Harga diri menurut Campbell merupakan

    aspek penting dalam menentukan perilaku seseorang khususnya dalam konteks

    daya tarik dan atribusi penyebab.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa harga diri

    merupakan penilaian individu yang diberikan kepada dirinya sendiri, yang

    meliputi penilaian tinggi atau rendah yang dinyatakan melalui sikap menghargai

    atau tidak menghargai dirinya sendiri.

    2. Karakteristik Harga Diri

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    27

    Menurut Coopersmith (dalam Burn, 1998) harga diri mempunyai beberapa

    karakteristik, yaitu :

    a) harga diri sebagai sesuatu yang bersifat umum;

    b) harga diri bervariasi dalam berbagai pengalaman;

    c) evaluasi diri.

    3. Pembentukan Harga Diri

    Harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir, ketika anak berhadapan

    dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.

    Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang saling

    tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara. Interaksi

    menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas, dan pemahaman

    tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai

    orang yang berarti, dan berharga (Burn, 1998).

    Segala sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapat

    penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Atribut-atribut yang melekat

    dalam diri individu akan mendapat masukan dari orang lain dalam proses

    berinteraksi dimana proses ini dapat menguji individu yang memperlihatkan

    standar dan nilai diri yang terinternalisasi dari masyarakat dan orang lain.

    4. Sumber-sumber Harga Diri

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    28

    Coopersmith (1998) membagi harga diri ke dalam empat sumber :

    a) Kekuasaan (power)

    Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima

    individu dari orang lain.

    b) Makna (Significance)

    Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari

    orang lain.

    c) Kebajikan (virtue)

    Ketaatan mengikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk

    menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan.

    d) Kemampuan (competence)

    Sukses memenuhi tuntutan prestasi.

    5. Aspek-Aspek Harga Diri

    Menurut Coopersmith (1967) aspek-aspek dari harga diri berkembang

    dimulai dari usia dini anak. Artinya perkembangan diri anak bergantung kepada

    pola asuh orang tua dan orang-orang di sekitarnya, kondisi rumah tangga dan

    lingkungan antar pribadi. Adapun aspek-aspek dari harga diri yaitu :

    a) Perasaan berharga

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    29

    Perasaan berharga merupakan perasaan yang dimiliki individu yang sering

    kali muncul dari pernyataan yang bersifat pribadi, seperti pintar, sopan dan

    baik. Rasa keberhargaan individu timbul karena keberhargaan dirinya

    sendiri dan penilaian orang lain, terutama orang tua. Penilaian ini sangat

    bergantung pada pengalaman perasaan individu, yaitu apakah individu

    merasa berharga atau tidak. Individu yang menganggap dirinya berharga

    serta dapat menghargai orang lain umumnya memiliki harga diri yang

    tinggi. Individu yang merasa dirinya berharga cenderung dapat mengontrol

    tindakan-tindakannya terhadap dunia di luar dirinya, dapat

    mengekspresikan dirinya dengan baik dan dapat menerima kritik dengan

    baik.

    b) Perasaan mampu

    Perasaan mampu merupakan perasaan yang dimiliki individu pada saat ia

    merasa mampu mencapai suatu hasil yang diharapkan. Perasaan mampu

    merupakan hasil persepsi individu mengenai kemampuannya yang akan

    mempengaruhi pembentukan harga diri individu tersebut. Individu yang

    memiliki perasaan mampu umumnya memiliki nilai-nilai dan sikap yang

    demokratis serta orientasi yang realistis. Mereka biasanya menyukai tugas

    baru, menantang, aktif dan tidak cepat bingung bila segala sesuatu berjalan

    di luar rencana. Mereka tidak menganggap dirinya sempurna melainkan

    tahu keterbatasan diri dan mengharap adanya pertumbuhan dalam dirinya.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    30

    Bila individu merasa telah mencapai tujuannya secara efisien maka

    individu akan memberi penilaian yang tinggi bagi dirinya.

    c) Perasaan diterima

    Bila individu merupakan bagian dari suatu kelompok dan merasa bahwa

    dirinya diterima serta dihargai oleh anggota kelompok lainnya, maka

    individu akan merasa bahwa dirinya diikutsertakan atau diterima.Individu

    akan memiliki nilai positif tentang dirinya sebagai bagian dari

    kelompoknya bila mengalami perasaan diterima. Sebaliknya, individu

    akan memiliki penilaian negatif tentang dirinya bila mengalami perasaan

    tidak diterima. Perasaan diterima atau diikutsertakan yang dialami

    individu akan menyebabkan individu lebih bahagia dan efektif

    menghadapi tuntutan dari lingkungan.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek

    harga diri adalah perasaan diterima, perasaan mampu dan perasaan berharga.

    6. Karakteristik Harga Diri

    a) Karakteristik Harga Diri Tinggi

    Konsep harga diri yang dikemukakan oleh Rosenberg (dalam Reasoner,

    2001) lebih mengarah ke tingkat harga diri yang tinggi. Rosenberg

    menganggap individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung

    menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan diri dengan cara

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    31

    memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Karakteristik harga diri tinggi

    antara lain tidak merasa unggul dan sombong, individu dengan harga diri

    tinggi juga tidak merasa bangga yang berlebihan akan dirinya, melainkan

    lebih menghargai orang lain, menghargai prestasi dan kebaikan orang lain

    dan mau mengakui kesalahan yang dilakukan. Individu yang memiliki

    harga diri tinggi tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang lain,

    namun juga tidak menganggap dirinya lebih lemah dari orang lain.

    b) Karakteristik Harga Diri Rendah

    Frey & Carlock (1984) menyebutkan indikasi-indikasi individu yang

    memiliki harga diri rendah sebagai berikut :

    1) Menggunakan kata-kata yang biasa menunjukkan harga dirinya

    rendah.

    2) Merasa takut terhadap pengalaman baru. Tidak percaya akan

    kemampuan diri sehingga cenderung menghindari hal-hal yang

    baru dan beresiko.

    3) Bereaksi secara berlebihan terhadap kegagalan, sangat ingin

    menjadi sempurna sehingga sulit menghadapi kegagalan.

    4) Kebutuhan yang berlebihan akan dorongan dari orang lain.

    5) Penampilan fisik seperti postur, kontak mata, gaya berjalan dan

    perilaku nonverbal lainnya juga bisa mencerminkan harga diri

    sesorang. Individu yang sulit melakukan kontak mata dan duduk

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    32

    dengan postur bungkuk mengindikasikan individu yang harga

    dirinya rendah.

    6) Memiliki ketertarikan dalam hal objek materi, karena menganggap

    dengan harta maka akan meningkatkan harga diri.

    7) Sulit untuk mengungkapkan pendapat pada orang lain karena tidak

    percaya akan kemampuan diri.

    8) Cenderung melepas tanggung jawab karena merasa tidak berdaya.

    9) Cenderung pasif dan lemah, hanya menunggu terjadinya sesuatu

    10) Kurang memiliki kesadaran diri sehingga sulit untuk

    menggambarkan tentang dirinya

    11) Kecemasan yang berlebihan

    12) Peka terhadap kritikan dari orang lain sehingga sulit untuk

    menerima masukan tentang dirinya. Cenderung menganggap orang

    lain memiliki pandangan negatif terhadap dirinya.

    13) Merasa kesepian dan tidak memiliki orang yang mendukungnya

    14) Memiliki perasaan negatif tentang fisiknya

    15) Sering dikritik oleh orang lain

    16) Cenderung hidup dalam masa lalu sehingga menghambat

    perkembangan diri

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    33

    17) Sering meminta maaf secara berlebihan

    7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

    Ada empat faktor yang melatarbelakangi harga diri yaitu : pengalaman,

    pola asuh, lingkungan dan sosial ekonomi (Coopersmith, dalam Burn, 1998).

    a) Pengalaman merupakan suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan

    kejadian yang pernah dialami individu yang dirasakan bermakna dan

    meninggalkan kesan dalam hidup individu. (Yusuf, 2000).

    b) Pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak-

    anaknya yang meliputi cara orangtua memberikan aturan aturan, hadiah

    maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya dan cara

    orangtua memberikan perhatiannya serta tanggapan terhadap anaknya

    (Shochih, 1998).

    c) Lingkungan memberikan dampak besar kepada remaja melalui hubungan

    yang baik antara remaja dengan orangtua, teman sebaya, dan lingkungan

    sekitar sehingga menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam penerimaan

    sosial dan harga dirinya (Yusuf, 2000).

    d) Sosial ekonomi merupakan suatu yang mendasari perbuatan seseorang

    untuk memenuhi dorongan sosial yang memerlukan dukungan finansial

    yang berpengaruh pada kebutuhan hidup sehari-hari (Ali dan Asrori,

    2004).

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    34

    8. Hambatan Dalam Perkembangan Harga Diri

    Menurut Dariuszky (2004) yang menghambat perkembangan harga diri

    adalah sebagai berikut :

    Perasaan takut, yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear). Dalam

    kehidupan sehari-hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah realita.

    Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi

    ada juga yang menghadapinya dengan perasaan tidak berdaya. Ini adalah

    tanggapan negatif terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakan sesuatu yang

    negatif bagi dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam

    ketakutan yang akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadi

    keguncangan dalam keseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang

    labil. Maka dalam keadaan tersebut individu tidak dapat berfikir secara wajar,

    jalan pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang dipersepsikan secara salah.

    Dengan demikian tindakan-tindakan menjadi tidak adekuat sebab diarahkan untuk

    kekurangan dirinya. Keadaan ini lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi,

    yang akhirnya akan menimbulkan kecemasan, sehingga jelaslah bahwa keadaan

    ini akan berpengaruh pada perkembangan harga dirinya.

    Perasaan salah yang pertama dimiliki oleh individu yang mempunyai

    pegangan hidup berdasarkan kesadaran dan keyakinan diri, atau dengan kata lain

    individu sendiri telah menentukan kriteria mengenai mana yang baik dan buruk

    bagi dirinya. Perasaan salah yang kedua adalah merasa salah terhadap ketakutan,

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    35

    seperti umpamanya orang tua. Keadaan ini kemudian terlihat dalam bentuk

    kecemasan yang merupakan unsur penghambat bagi perkembangan kepercayaan

    akan diri sendiri.

    B. CITRA MEREK

    1. Pengertian Citra Merek

    Definisi citra menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (Kotler, 2003) adalah

    suatu nama, simbol, tanda, atau desain atau kombinasi diantaranya, dan ditujukan

    untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok

    penjual dan untuk membedakan dari para pesaingnya.

    Kotler menambahkan bahwa suatu merek adalah suatu simbol yang

    komplek yang menjelaskan enam tingkatan pengertian, yaitu:

    a) Atribut Produk

    Merek memberikan ingatan pada atribut - atribut tertentu dari suatu

    produk. Misalnya jika kita mendengar merek Nutrisari, tentunya kita akan

    teringat dengan minuman rasa jeruk.

    b) Manfaat Produk

    Atribut - atribut produk yang dapat diingat melalui merek harus dapat

    diterjemahkan dalam bentuk manfaat baik secara fungsional dan manfaat

    secara emosional, misalnya atribut kekuatan kemasan produk

    menterjemahkan manfaat secara fungsional dan atribut harga produk

    menterjemahkan manfaat secara emosional yang berhubungan dengan

    harga diri dan status

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    36

    c) Nilai

    Merek mencerminkan nilai yang dimiliki oleh produsen sebuah produk,

    misalnya merek Sony mencerminkan produsen elektronik yang memiliki

    teknologi yang canggih dan modern.

    d) Budaya

    Merek mempresentasikan suatu budaya tertentu, misalnya Mercedes

    mempresentasikan budaya Jerman yang teratur, efisien, dan berkualitas

    tinggi.

    e) Kepribadian

    Merek dapat diproyeksikan pada suatu kepribadian tertentu, misalnya

    Isuzu Panther yang diasosikan dengan kepribadian binatang panther yang

    kuat (mesin kuat dan tahan lama).

    f) Pengguna

    Merek mengelompokkan tipe - tipe konsumen yang akan membeli atau

    mengkonsumsi suatu produk, misalnya Honda Jazz untuk konsumen

    remaja dan pemuda.

    Menurut Aaker (1996) citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek

    yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa

    menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap citra

    merek. Jadi apabila suatu konsep merek yang kuat dapat dikomunikasikan secara

    baik kepada pasar sasaran yang tepat, maka produk akan menghasilkan citra

    merek yang dapat mencerminkan identitas merek yang jelas (Rangkuti, 2004).

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    37

    Susanto (2007) mengatakan bahwa citra merek itu adalah apa yang

    dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Dimana hal ini

    menyangkut bagaimana seorang konsumen menggambarkan apa yang mereka

    pikirkan mengenai sebuah merek dan apa yang mereka rasakan mengenai merek

    tersebut ketika mereka memikirkannya (Hribar, 2007).

    Selain itu, dalam konsep pemasaran, citra merek sering direferensikan

    sebagai aspek psikologis, yaitu: citra yang dibangun dalam alam bawah sadar

    konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau

    jasa (Setiawan, 2006). Untuk itulah pembangunan sebuah citra merek, terutama

    citra yang positif menjadi salah satu hal yang penting. Sebab Tanpa citra yang

    kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru

    dan mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang sama meminta mereka

    membayar harga yang tinggi (Susanto, 2007).

    2. Aspek Pembentuk Citra Merek

    Menurut Viot (2002) citra merek memiliki 4 dimensi, yaitu :

    a) Kepribadian merek (brand personality)

    Kepribadian merek adalah sekumpulan karakteristik manusia yang

    dihubungkan dengan sebuah merek (Aaker dalam Viot, 2002).

    Kepribadian merek ini meliputi rasa bangga, keramahan, dan kompetensi.

    b) Nilai Merek (brand value)

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    38

    Nilai adalah prinsip dasar yang mengatur perilaku merek (brand behavior)

    (Kapferer dalam Viot, 2002). Nilai merek ini meliputi manfaat, sosial,

    hedonis dan etikal.

    c) Hubungan merek-konsumen (brand-consumer relationship)

    Hubungan merek-konsumen adalah merek yang dianggap sebagai sesuatu

    yang aktif, yang berkontribusi dalam hubungan dua arah antara individu

    dan merek (Fournier dalam Viot, 2002). Hubungan merek-konsumen ini

    meliputi dominasi merek, pendidikan dan stimulasi.

    d) Citra pengguna (User Image)

    Citra pengguna adalah sekumpulan karakteristik manusia yang

    dihubungkan dengan ciri khas pengguna dari suatu merek. (Plummer

    dalam Viot, 2002). Citra pengguna ini meliputi pemimpin, orientasi sosial,

    stabilitas emosi dan dinamis.

    C. REMAJA

    1. Pengertian Remaja

    Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin, yang artinya

    tumbuh. Istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini memiliki arti

    yang lebih luas. Mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik

    (Piaget dalam Hurlock, 1980). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang

    jelas, belum termasuk golongan anak-anak dan juga belum dapat memasuki

    golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan dewasa. Status remaja

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    39

    disebut dengan status interim, sebagai akibat daripada posisi yang sebagian

    diberikan oleh orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang

    selanjutnya memberikan prestise tertentu kepadanya (Ausubel, 1965). Status

    interim berhubungan dengan masa peralihan yang timbul sesudah pemasakan

    seksual / pubertas. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa

    transisi atau peralihan (Calon,1953). Menurut Hurlock (1980), secara umum

    remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa awal remaja dan masa akhir remaja.

    Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas

    tahun (13 tahun-16 tahun) sedangkan masa akhir remaja berlangsung mulai usia

    enam belas tahun hingga delapan belas tahun (16 tahun-18 tahun).

    Menurut WHO (1974) terdapat 3 kriteria masa remaja, yang mengalami

    perkembangan secara biologis, psikologis dan sosial ekonomi, dinyatakan bahwa

    masa remaja adalah masa dimana

    a) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda seks

    sekunder.

    b) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari

    kanak-kanak menuju dewasa.

    c) Peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan

    yang relatif lebih mandiri (Muangman 1980).

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    40

    2. Ciri-ciri Masa Remaja Menurut Hurlock

    a) Masa remaja sebagai periode yang penting, perkembangan fisik yang cepat

    dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental semuanya itu

    memerlukan penyesuaian mental, pembentukan sikap,nilai dan minat baru.

    b) Masa remaja sebagai periode peralihan, meninggalkan segala sesuatu yang

    bersifat kekanak-kanakan dan mempelajari pola perilaku dan sikap yang

    baru untuk menggantikan prilaku dan sikap yang lama.

    c) Masa remaja sebagai periode perubahan,ada 5 (lima) perubahan yang

    secara umum terjadi pada masa remaja yaitu

    1) Meningginya emosi, yang intensitasnya tergantung pada tingkat

    perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.

    2) Perubahan tubuh, mengalami perkembangan seks sekunder seperti

    munculnya bulu-bulu tubuh, perubahan suara, dan perkembangan ciri-

    ciri seks primer yaitu berkembangnya organ reproduksi.perkembangan

    ini menimbulkan perasaan kurang nyaman pada diri remaja.

    3) Perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial

    untuk diperankan, menimbulkan masalah baru. Bagi remaja muda

    masalah baru tampak lebih sulit dari masalah sebelumnya. Remaja

    akan tetap merasa ditimbuni oleh masalah sampai ia bisa

    menyelesaikannya menurut kepuasannya.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    41

    4) Perubahan nilai-nilai,yaitu nilai-nilai yang pada masa kanak-kanak

    dianggap penting,sekarang menjadi tidak penting lagi.

    5) Sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap

    perubahan.Menginginkan kebebasan, tetapi sering takut untuk

    bertanggung jawab dan meragukan kemampuan mereka untuk

    memikul tanggung jawab tersebut

    d) Masa remaja merupakan periode bermasalah, ada dua alasan terjadinya

    permasalahan tersebut. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak sebagian

    besar masalah diselesaikan oleh orang tua dan guru. Sehinggga remaja

    tidak berpengalaman menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, remaja

    merasa dia sudah mandiri, bisa menyelesaikan semuanya sendiri, menolak

    bantuan orang lain.

    e) Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Dalam teori psikososial

    Erikson remaja berada pada tahap identity vs role confusion. Identitas

    diri yang dicari pada masa remaja adalah usaha untuk menjelaskan siapa

    dirinya, dan apa peranannya di masayarakat.

    f) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, adanya stereotip

    budaya yang mengangggap bahwa remaja adalah anak-anak yang bandel,

    berprilaku buruk, suka memberontak. Akhirnya remaja lambat laun

    membentuk prilakunya sesuai dengan gambaran ini.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    42

    g) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis, cenderung memandang

    kehidupan, cita-cita dan keinginan secara tidak realistis, tidak menyadari

    kemampuan yang dimiliki.

    h) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, di saat usianya mendekati usia

    dewasa remaja merasa cemas untuk meninggalkan streotip belasan tahun,

    dan juga ingin memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir

    dewasa.Misalnya dengan gaya pakaian, tindakan dan prilaku orang

    dewasa, merokok, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, terlibat

    pergaulan / seks bebas.

    Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang

    batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Hurlock (1980)

    menyatakan bahwa masa remaja merupakan usia bermasalah dan masa mencari

    identitas, dimana pada masa ini remaja mulai memisahkan diri dari lingkungan

    orangtua dan bergerak menuju ke arah teman-teman sebaya (Monks, 1999). Hal

    ini dikarenakan pada masa remaja mereka mencari suatu hal yang lebih mirip

    dengan diri mereka, hal-hal yang mendukung mereka, dan mereka menjauh dari

    orangtua sebagai bentuk dari perlawanan mereka terhadap perbedaan yang berasal

    dari orangtua (Weiss & Lowenthal dalam Papalia & Olds, 2001).

    Dalam masa remaja teman sebaya mempunyai pengaruh yang sangat

    besar, sehingga hubungan sosial dengan teman sebaya semakin meningkat

    intensitasnya. Adanya tekanan dari teman sebaya atau yang biasa disebut dengan

    peer pressure secara sadar ataupun tidak mempengaruhi perilaku remaja,

    misalnya saja dalam hal berpenampilan dan berperilaku, seorang remaja mungkin

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    43

    berperilaku yang sama seperti teman-temannya agar ia dapat diterima dan tidak

    disisihkan dari pergaulan (Utamadi, 2002).

    D. HUBUNGAN CITRA MEREK DENGAN HARGA DIRI

    Ketika membeli suatu produk, konsumen tidak hanya membeli produk

    sebagai suatu komoditas saja, tapi juga nilai simbolik yang terkandung di dalam

    produk tersebut. Seperti yang dikatakan Levy (dalam Mowen dan Minor, 2002)

    bahwa orang sering membeli produk bukan untuk manfaat fungsional, tetapi lebih

    untuk nilai simboliknya.

    Nilai simbolik ini berisi identitas ataupun kepribadian yang dimasukkan

    produsen ke dalam suatu produk atau merek. Selanjutnya nilai simbolik yang

    terkandung di dalam merek inilah yang akan dipersepsikan oleh konsumen

    sebagai citra merek. Sebagaimana dinyatakan oleh Temporal (2001) bahwa citra

    merupakan apa yang dipikirkan atau bahkan dibayangkan orang orang tentang

    sesuatu. Namun dilain pihak citra dibentuk melalui proyeksi beberapa identitas

    yang dimasukkan ke dalam suatu merek. Sebagaimana dikatakan oleh Temporal

    (2001) bahwa citra yang kita inginkan dari orang orang mengenai merek

    merupakan identitas yang sedang diproyeksikan. Melihat kondisi ini,

    pembangunan citra merek merupakan suatu hal yang penting bagi produsen.

    Untuk itu dibutuhkan suatu kreativitas dan usaha yang keras.

    Individu berupaya menampilkan keberadaannya di lingkungan dengan

    gaya hidup yang khas untuk dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya. Salah

    satunya adalah untuk memuaskan kebutuhan harga diri individu (Schultz, 1991).

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    44

    Menurut hierarki kebutuhan Maslow yang keempat (Setiadi, 2003), kebutuhan

    penghargaan diri dan penghargaan untuk produk-produk spesial berkualitas atau

    berkelas tinggi dapat dijadikan dasar segmentasi pasar yang cukup meyakinkan

    Begitu juga hal nya dengan remaja, pada tahap perkembangannya terdapat

    tahap dimana remaja merasa adanya kehadiran imagery audience yang

    memperhatikan mereka sehingga remaja lebih memperhatikan lagi penampilan

    mereka khususnya dalam cara berpakaian (Castelbury & Arnold dalam Beaudoin

    & Lachance, 2006). Menurut Sirgy dalam Graeff (1997), remaja yang

    menggunakan merek yang sesuai dengan citra dirinya dapat meningkatkan harga

    dirinya. Jadi jelaslah bahwa salah satu cara yang dapat digunakan oleh konsumen

    dalam meningkatkan harga diri mereka adalah dengan membentuk dan

    menggunakan produk dengan citra merek yang positif.

    E. Hipotesis

    Hipotesa utama dalam penilitian ini adalah ada hubungan positif antara

    citra merek dengan harga diri pada remaja, dimana jika citra merek remaja

    terhadap merek Volcom positif maka harga diri remaja juga tinggi dan sebaliknya

    jika citra merek remaja terhadap merek volcom negatif maka harga diri remaja

    rendah.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    45

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    kuantitatif korelasional. Metode penelitian korelasional bertujuan melihat

    hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.

    A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

    Sebelum menguji hipotesa penelitian terlebih dahulu diidentifikasikan

    variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang

    digunakan terdiri dari:

    1. Variabel Bebas : Citra Merek

    2. Variabel Tergantung : Harga Diri

    B.DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

    Definisi operasional digunakan untuk memberikan batasan arti suatu

    variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur

    variabel tersebut (Kerlinger, 2002). Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya

    perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan definisi untuk setiap variabel pada

    penelitian ini, maka definisi operasional dari penelitian ini dibatasi sebagai

    berikut:

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    46

    1. Harga Diri

    Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai

    peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu. Harga

    diri ini dapat bersifat tinggi atau rendah. Harga diri akan diukur dengan

    menggunakan skala.

    Skala yang digunakan akan disusun berdasarkan aspek-aspek harga diri

    yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967) yaitu perasaan berharga, perasaan

    mampu, perasaan diterima. Arah Harga diri dapat dilihat dari skor nilai yang

    diperoleh individu dari skala tersebut. Jika nilai dari skala harga diri tinggi maka

    harga diri subyek tinggi. Demikian sebaliknya, jika nilai skala harga diri rendah

    maka tingkat harga diri yang dimiliki oleh individu tersebut rendah.

    2. Citra Merek

    Citra merek adalah kepercayaan terhadap suatu merek, bagaimana cara

    pandangan konsumen terhadap suatu merek, dan apa yang terbentuk dalam benak

    seseorang mengenai suatu merek, yang dalam hal ini adalah merek Volcom. Skala

    citra merek ini dibuat oleh peneliti berdasarkan dimensi-dimensi dari citra merek

    yang dikemukakan oleh Viot (2002), yaitu kepribadian merek (brand personality),

    nilai merek (brand value), hubungan merek-konsumen (brand-consumer

    relationship), dan citra pengguna (user image). Jika nilai skala dari keempat

    dimensi tersebut tinggi maka citra merek tersebut bernilai positif, sedangkan jika

    nilai skala dari keempat dimensi tersebut rendah maka citra merek tersebut

    bernilai negatif.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    47

    C.POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

    1.Populasi dan Sampel

    Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan

    salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah objek, gejala

    atau kejadian yang diselidiki terdiri dari semua individu untuk siapa kenyataan-

    kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian itu hendak digeneralisasikan

    (Hadi, 2002).

    Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Remaja yang

    mengkonsumsi produk Volcom di SMU Santo Thomas I Medan. Peneliti akan

    meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek

    penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel. Sampel dalam penelitian ini

    adalah Siswa-siswi SMU Santo Thomas 1 Medan yang mengkonsumsi dan

    menggunakan produk-produk dari Volcom yang berusia 13-18 tahun.

    2. Metode Pengambilan Sampel

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    random sampling. Hadi (2002) menyatakan bahwa dalam random sampling,

    pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu. Random sampling

    bertitik tolak pada prinsip-prinsip matematik yang kokoh karena telah diuji dalam

    praktek.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    48

    Prosedur yang digunakan untuk random sampling dalam penelitian ini

    adalah Cara Undian. Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sejumlah

    nama yang telah dilakukan secara random untuk digunakan sebagai sampel.

    Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 204 orang siswa

    SMU Santo Thomas 1 Medan yang menggunakan produk Volcom setelah

    dilakukan pendataan pada seluruh siswa.

    Azwar (2006) menyatakan bahwa secara tradisional, statistik menganggap

    jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Berdasarkan

    pernyataan tersebut, maka jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini

    adalah sebanyak 100 orang.

    D.METODE DAN ALAT PENGAMBILAN DATA

    Penelitian ini menggunakan metode skala. Metode skala digunakan

    mengingat data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang

    dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang

    diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2004).

    Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua skala, yaitu : skala

    citra merek dan skala harga diri.

    1.Skala Citra Merek

    Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala citra merek yang

    diukur dengan menggunakan 4 (empat) dimensi dari citra merek (Viot, 2002).

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    49

    Skala citra merek ini dibuat oleh peneliti berdasarkan dimensi-dimensi dari citra

    merek yang dikemukakan oleh Viot (2002), yaitu kepribadian merek (brand

    personality), nilai merek (brand value), hubungan merek-konsumen (brand-

    consumer relationship), dan citra pengguna (user image). Jika nilai skala dari

    keempat dimensi tersebut tinggi maka citra merek tersebut bernilai positif,

    sedangkan jika nilai skala dari keempat dimensi tersebut rendah maka citra merek

    tersebut bernilai negatif.

    Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model Likert yang terdiri

    dari 60 butir pernyataan. Aitem-aitem dalam skala ini menggunakan pernyataan

    dengan empat pilihan jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju

    (TS), sangat tidak setuju (STS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan

    mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Nilai yang diberikan

    bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan yang mendukung

    (favorable), yaitu SS=4, S=3, TS=2, STS=1 sedangkan untuk pernyataan yang

    tidak mendukung (unfavorable), yaitu SS=1, S=2, TS=3, STS=4

    Berikut adalah blue print yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala

    citra merek :

    Tabel 1

    No.

    Distribusi Susunan Aitem-Aitem Skala Citra Merek

    Dimensi Aitem Total Bobot (%) Favorable Unfavorable 1 Kepribadian

    Merek 1, 4, 7, 9, 12, 18, 24, 31, 49, 53, 60

    14, 21, 40, 56 15 25 %

    2 Nilai Merek 2, 6, 26, 28, 32, 35, 43, 45, 46, 51

    16, 37, 38, 48, 58 15 25 %

    3 Hubungan merek-

    11, 15, 19, 22, 34, 39, 42, 54, 57

    3, 5, 8, 10, 13, 23 15 25 %

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    50

    konsumen 4 Citra pengguna 29, 30, 41, 44, 47,

    50, 52, 55, 59 17,20,25,27,33,36 15 25 %

    TOTAL 39 21 60 100 %

    2.Skala Harga Diri

    Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala harga diri yang

    aspek-aspeknya menggunakan aspek-aspek dari Coopersmith (1967), yaitu

    perasaan berharga, perasaan mampu, perasaan diterima.

    Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model Likert yang terdiri

    dari 30 butir pernyataan. Aitem-aitem dalam skala ini menggunakan pernyataan

    dengan empat pilihan jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju

    (TS), sangat tidak setuju (STS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan

    mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Nilai yang diberikan

    bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan yang mendukung

    (favorable), yaitu SS=4, S=3, TS=2, STS=1 sedangkan untuk pernyataan yang

    tidak mendukung (unfavorable), yaitu SS=1, S=2, TS=3, STS=4

    Berikut adalah blue print yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala

    sikap terhadap harga diri:

    Tabel 2

    No.

    Distribusi Susunan Aitem-Aitem Skala Harga Diri

    Dimensi Aitem Total Bobot (%)

    Favorable Unfavorable 1 Perasaan Berharga 1,5, 8, 10, 15, 22,

    33, 41 3, 7, 12, 13, 27, 30, 45

    15 33,3 %

    2 Perasaan Mampu 17, 19, 23, 34, 36, 38,39, 43

    20, 25, 26, 28, 31, 35, 44

    15 33,3 %

    3 Perasaan diterima 2, 4, 6, 9, 14, 16, 11, 21, 24, 29, 37, 15 33,3 %

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    51

    18, 32, 42 40 TOTAL 15 15 45 100 %

    E. VALIDITAS,RELIABILITAS Dan Daya Beda Aitem

    1.Validitas Alat Ukur

    Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana

    ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu

    tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

    apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur

    yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004).

    Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content

    validity). Validitas isi menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam skala

    mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana

    isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Validitas isi diestimasi

    lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional

    judgment (Azwar, 2004).

    2.Reliabilitas Alat Ukur

    Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana

    hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas

    tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable) (Azwar, 2004).

    Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu

    suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    52

    sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis,

    praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2004). Teknik yang digunakan adalah

    teknik koefisien reabilitas Alpha dari Cronbach.

    3.Daya Beda Aitem

    Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu

    untuk membedakan antara individu ataupun kelompok individu yang memiliki

    atau tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan

    dengan komputasi koefisien korelasi Pearson Product Moment. Prosedur

    pengukuran konsistensi aitem total ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem

    total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, 2004). Uji daya beda

    aitem ini akan dilakukan pada alat ukur penelitian ini yaitu skala Citra Merek dan

    skala sikap Harga Diri.

    F. Hasil Uji Coba Alat Ukur

    1. Skala Citra Merek

    Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 60 aitem yang terdapat

    pada skala citra merek, terdapat sebanyak 26 aitem yang dinyatakan gugur yaitu

    aitem 3, 5, 6, 8, 10, 16, 17, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 33, 36, 37, 38, 40, 45,

    48, 51, 53, 58, 59. Koefisien korelasi aitem total yang memenuhi kriteria bergerak

    dari rxy = 0,349 sampai dengan rxy = 0,674. Distribusi aitem skala citra merek

    setelah uji coba akan dijelaskan pada tabel 3.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    53

    Tabel 3. Distribusi Aitem-Aitem Skala Citra Merek Setelah Uji Coba No. Dimensi Aitem Total Bobot (%) Favorable Unfavorable 1 Kepribadian

    Merek 1, 4, 7, 9, 12, 18, 31, 49, 60

    14, 56 11 32,4 %

    2 Nilai Merek 2, 26, 32, 35, 43, 46

    --------------------- 6 17,6 %

    3 Hubungan merek-konsumen

    11, 15, 19, 22, 34, 39, 42, 54, 57

    13 10 29,4 %

    4 Citra pengguna 30, 41, 44, 47, 50, 52, 55

    --------------------- 8 23,6 %

    TOTAL 31 3 34 100 %

    Pada tabel 3 terlihat bahwa dari 60 aitem yang diujicoba diperoleh 34

    aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix 0,3 dengan nilai koefisien alpha

    () sebesar 0,927. Azwar (2006) menyatakan bahwa kriteria berdasarkan korelasi

    aitem total biasanya digunakan batasan rix 0,3. Aitem yang mencapai koefisien

    korelasi minimal 0,3 daya bedanya dianggap memuaskan

    Peneliti menggunakan 34 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam

    penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang

    digunakan dalam penelitian. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan

    pada tabel 4.

    Tabel 4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Citra Merek Pada Saat Penelitian No. Dimensi Aitem Total Bobot (%) Favorable Unfavorable 1 Kepribadian

    Merek 1, 3, 4, 5, 7, 11, 16, 27, 34

    9, 32 11 32,4 %

    2 Nilai Merek 2, 14, 17, 19, 23, 25

    --------------------- 6 17,6 %

    3 Hubungan merek-konsumen

    6, 10, 12, 13, 18, 20, 22, 30, 33

    8 10 29,4 %

    4 Citra pengguna 15, 21, 24, 26, 28, 29, 31

    --------------------- 8 23,6 %

    TOTAL 31 3 34 100 %

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    54

    2. Skala Harga Diri

    Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 45 aitem yang terdapat

    pada skala harga diri, terdapat sebanyak 18 aitem yang dinyatakan gugur yaitu

    aitem 3, 7, 9, 12, 13, 14, 22, 26, 27, 28, 32, 33, 34, 36, 39, 41, 44, 45. Koefisien

    korelasi aitem total yang memenuhi kriteria bergerak dari rxy = 0,306 sampai

    dengan rxy = 0,620. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada

    tabel. 5.

    Tabel 5. Distribus Aitem-Aitem Skala Harga Diri Setelah Uji Coba No. Dimensi Aitem Total Bobot (%)

    Favorable Unfavorable 1 Perasaan Berharga 1, 5, 8, 10, 15, 30 6 22 % 2 Perasaan Mampu 17, 19, 23, 38,

    43 20, 25, 31, 35, 9 33 %

    3 Perasaan diterima 2, 4, 6, 16, 18, 42,

    11, 21, 24, 29, 37, 40

    12 45 %

    TOTAL 16 11 27 100 %

    Seperti yang terlihat pada tabel 5, diketahui bahwa dari 45 aitem setelah

    uji coba diperoleh 27 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix 0,3 dengan

    nilai koefisien alpha () sebesar 0,872. Azwar (2006) menyatakan bahwa kriteria

    berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan rix 0,3. Aitem yang

    mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 daya bedanya dianggap memuaskan.

    Peneliti menggunakan 27 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam

    penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang

    digunakan dalam skala untuk penelitian, Distribus aitem-aitem skala harga diri

    yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 6 berikut :

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    55

    Tabel 6. Distribusi Aitem-Aitem Skala Harga Diri Pada Saat Penelitian No. Dimensi Aitem Total Bobot

    (%) Favorable Unfavorable 1 Perasaan Berharga 1, 4, 6, 7, 9 20 6 22 % 2 Perasaan Mampu 11, 13, 16, 24, 27 14, 18, 21, 22 9 33 % 3 Perasaan diterima 2, 3, 5, 10, 12, 26 8, 15, 17, 19, 23, 25 12 45 % TOTAL 16 11 27 100 %

    G. Prosedur Penelitian

    1. Tahap Persiapan Penelitian

    Pada tahap ini, yang dilakukan oleh peneliti hdala membuat alat ukur dan

    melakukan uji coba alat ukur. Penelitian ini menggunakan 2 skala yang dilakukan

    sendiri oleh peneliti. Pembuatan skala dibantu oleh profesional judgement yaitu

    dosesn pembimbing. Skala pertama adalah skala harga diri, dimana ketiga aspek

    pembentuk skala tersebut diambil berdasarkan teori Coopersmith. Skala kedua

    adalah skala citra merek yang keempat dimensi pembentuk skala tersebut diambil

    dari teori Viot.

    Penyusunan skala ini diawali dengan membuat blue print yang kemudian

    dilanjutkan dengan operasionalisasi dalam bentuk aitem-aitem pernyataan yang

    jumlah aitemnya masing-masing 45 aitem untuk skala harga diri dan 60 aitem

    untuk skala citra merek. Sebelum menjadi alat ukur penelitian yang sebenarnya,

    skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu.

    Uji coba skala dilakukan dengan memberikan skala lepada 100 orang

    subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji coba

    dilakukan pada tanggal 20 Juli 2009 sampai tanggal 24 Juli 2009. Dari hasil uji

    coba tersebut ditentukan aitem-aitem mana saja yang layak dijadikan alat ukur

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    56

    melalui perhitungan uji daya beda aitem dan reliabilitas. Aitem-aitem yang

    memenuhi kriteria disusun kembali dalam bentuk skala yang digunakan untuk

    penelitian.

    2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian diawali dengan meminta izan lepada pihak sekolah

    SMU Santo Thomas 1 Medan sebagai tempat penelitian. Setelah diberikan izin,

    peneliti mulai mendata siswa yang menggunakan produk volcom untuk dijadikan

    populasi dalam penelitian. Setelah peneliti menentukan populasi kemudian

    peneliti memilih secara random atau acak sebanyak 100 siswa pengguna produk

    volcom yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Peneliti kemudian mulai

    memberikan skala kepada 100 siswa yang terpilih sebagai sampel. Pelaksanaan

    penelitian dimulai pada tanggal 7 Agustus 2009 dan 8 Agustus 2009.

    3. Tahap Pengolahan Data

    Pengolahan data pada penelitian ini seluruhnya menggunakan bantuan program

    SPSS Version 14.0 for Windows.

    H.METODE ANALISA DATA

    Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    korelasi Pearson Product moment. Uji asumsi yang dilakukan pada penelitian ini

    adalah :

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    57

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian

    telah menyebar secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dianalisa dengan

    menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data pada penelitian ini

    data dapat dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai p> 0,05.

    2. Uji Linearitas

    Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel

    citra merek berkorelasi secara linear dengan data variabel Harga Diri. Uji

    linearitas dilakukan dengan menggunakan Uji F. Peneliti menggunakan metode

    ini karena metode ini efektif dengan nilai p < 0.05. Pengolahan data dilakukan

    dengan SPSS versi 14.0 for windows.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    58

    BAB IV

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    Bab ini akan menguraikan analisa data dan pembahasan hasil sesuai dengan data

    yang diperoleh.

    A. Analisa Data

    1. Gambaran umum subjek penelitian

    Populasi penelitian ini adalah remaja pengguna produk volcom yang terdaftar

    sebagai siswa di SMU Santo Thomas I Medan yang dipilih secara random dengan

    jumlah 100 orang.

    Melalui 100 orang yang dipilih, maka diperoleh gambaran umum subjek

    penelitian sebagai berikut :

    a. Gambaran subjek penelitian beradasarkan jenis kelamin

    Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran

    penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 7

    Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

    Laki-laki 55 55 Perempuan 45 45

    Total 100 100

    Berdasarkan data pada table 7, jumlah subjek yang berjenis kelamin laki-

    laki sebanyak 55 orang (55%) dan subjek yang berjenis kelamin perempuan

    sebanyak 45 (45%).

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    59

    BAB IV

    ANALISA DATA DAN INTERPTERASI

    Bab ini akan menguraikan analisa data dan pembahasan hasil sesuai

    dengan data yang diperoleh.

    A. Analisa Data

    1. Gambaran umum subjek penelitian

    Populasi penelitian ini adalah remaja pengguna produk volcom yang terdaftar

    sebagai siswa di SMU Santo Thomas I Medan yang dipilih secara random dengan

    jumlah 100 orang.

    Melalui 100 orang yang dipilih, maka diperoleh gambaran umum subjek

    penelitian sebagai berikut :

    b. Gambaran subjek penelitian beradasarkan jenis kelamin

    Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran

    penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 7

    Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

    Laki-laki 55 55 Perempuan 45 45

    Total 100 100

    Berdasarkan data pada table 7, jumlah subjek yang berjenis kelamin laki-

    laki sebanyak 55 orang (55%) dan subjek yang berjenis kelamin perempuan

    sebanyak 45 (45%).

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    60

    2. Hasil Penelitian

    Berikut ini akan dipaparkan hasil uji normalitas, linieratis dan hasil

    pengelolaan data hubungan citra merek dengan harga diri pada remaja.

    a. Hasil Uji Asumsi

    1) Uji Normalitas

    Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian

    masing-masing variabel menyebar secara normal. Pada penelitian ini, uji

    normalitas sebaran dilakukan dengan teknik statistic one-sample Kolmogorov

    Smirnov. Persyaratan data disebut normal jika probabilitas nilai p > 0,05 pada uji

    normalitas dengan Kolmogorov Smirnov (Triton 2006). Hasil uji normalitas dapat

    dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :

    Tabel 9. Uji Sebaran Normal Variabel dengan Tes Kolmogorov Smirnov No. Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi Keterangan 1 Harga diri 0,906 0,385 Terdistribusi normal 2 Citra Merek 0,677 0,749 Terdistribusi normal

    a. Dari uji normalitas pada variabel harga diri diperoleh nilai Z = 0,906 dengan p

    = 0,385 pada tes Kolmogorov-Smirnov pada satu sampel, sehingga dapat

    dikatakan data penelitian pada variabel harga diri terdistribusi normal. Lebih

    jelas sebaran data harga diri remaja dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini.

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    61

    Grafik 1. Kurva normal untuk Variabel Harga Diri

    1008060

    hargadiri

    20

    15

    10

    5

    0

    Frequency

    Mean =80.25

    Std. Dev. =6.

    298

    Histogram

    b. Pada variabel citra merek diperoleh nilai Z = 0,677 dengan p = 0,749 pada tes

    Kolmogorov-Smirnov sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variable

    citra merek terdistribusi normal. Lebih jelas sebaran data loyalitas merek dapat

    dilihat pada grafik 2 berikut ini.

    Grafik 2. Kurva normal untuk Variabel Citra Merek 13012011010090807060

    citramerek

    20

    15

    10

    5

    0

    Frequency Mean =93.19Std. Dev. =11.654

    Histogram

  • Geo Doddy Ferianda Meliala : Hubungan Citra Merek Terhadap Harga Diri Pada Remaja, 2009.

    62

    2) Uji Linearitas Hubungan

    Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas hubungan

    antara data variable bebas dan data variable tergantung. Uji linearitas hubungan

    yang digunakan adalah uji F, dimana jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p

    < 0,05) maka hubungan antara variable bebas dan variable tergantung adalah

    linier. Hasil uji linearitas dapat diliat pada tabel 10 berikut ini :

    Tabel 10. Hasil Uji Linearitas Variabel Df F Sig. Keterangan

    Harga Diri dengan Citra Merek

    1 12.585 0.001 Linier

    Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai F = 12.585 dan p =