29
MAKALAH JIWA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa Semester IV Disusun Oleh : ANY OKTAFIA A 1.1.20349

Kontrak Harga Diri Rendah.DOC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kontrak Harga Diri Rendah.DOC

Citation preview

BAB II

MAKALAH JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Disusun untuk memenuhi tugas

Keperawatan Jiwa Semester IV

Disusun Oleh :

ANY OKTAFIA A

1.1.20349

PRODI KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

2005BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di jaman modern saat ini banyak kita jumpai orang-orang yang menderita jiwanya karena tidak punya harga diri yang tinggi, mereka selalu menyendiri, menolak bergaul dengan orang atau bahkan bunuh diri. Dari itulah semakin berkembangnya seseorang semakin lebih mampu ia mengatasi masalahnya. Namun sementara dia mengetahui masalahnya maka dia cenderung mengetahui siapa dirinya dan dia cenderung mengembangkan sikap dirinya sendiri dan perilaku yang dimilikinya.

Konsep diri kita sangat tergantung pada cara bagaimana kita membandingkan dirikita dengan orang lain. Orang-orang dewasa umumnya membuat perbandingan antara kakak dan adik, rata-rat seorang anak akan menganggap dirinya sebagai seorang yang kurang pandai maka ia akan terus menerus menyalahkan dirinya. Jadi, bagian-bagian diri konsep diri dapat berubah jika orang tersebut mempunyai harga diri yang tinggi dan sadar alam dirinya.

Di dalam kehidupan rumah sakit jiwa pasien akan merasa dirinya tidak dibutuhkan dan mereka menganggap bahwa harga dirinya rendah khususnya pada klien dengan hara diri rendah. Disini peran perawat perlu dilibatkan dalam meningkatkan harga diri demi penyembuhan klien atau peningkatan harga diri yang tinggi. Maka dari itulah semakin tingginya harga diri seseorang, maka semakin ia untuk lebih dihargai orang lain dan menghargai dirinya sendiri cenderung lebih tinggi dalam meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.

B. TUJUAN

Tujuan Umum: Tujuan dibuat makalah ini adalah agar penulis mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah.

Tujuan Khusus: Tujuan khusus dari makalah ini adalah untuk memahami tentang:

Pengertian harga diri rendah

Etiologi dari HDR

Rentang respon HDR

Memilih alternatif coping mekanisme yang tepat dalam HDR

Pengelolaan klien dengan HDR.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang konsep teori yang berkaitan tentang HDR.Konsep yang dibahas meliputi konsep HDR dan proses perawatannya .Pada konsep ini akan diuraikan tentang pengertian HDR , tentang respon konsep diri ,penyebab manifestasi klinik ,peran serta keluarga dalam mencegah HDR dan mekanisme kopingnya .Pada askep HDR diuraikan tentang pengkajian ,pohon masalah ,diagnosa dan fokus intervensi .

1. KONSEP HDR

A. Pengertian Harga Diri Rendah

HDR adalah penilaian individu tentang bagaimana seseorang seharusnya berperilaku berdasarkan standart, aspirasi ,tujuan dan nilai personal tertentu (stuart and sundeen, 1995)

HDR adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (keliet ,1999)

Gangguan HDR adalah merupakan keadaan dimana individu mengalami /beresiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri (carpenito ,1998)

Gangguan HDR merupakan evaluasi diri dan perasaan terhadap diri dan kemampuan diri yang negatif yang dapat diexpresikan secara langsung maupun tidak langsung (Tausend, 1998).

B. Respon Konsep Diri

Berikut adalah merupakan rentang respon adaptif dan mal adaptif dari konsep diri menurut stuart and sundeen (1998)

Rentang respon konsep diri .

Respon adaptif Respon mal adaptif

Aktualidasi diri Konsep diri positif HDR Kerancuan identitas Depersonalisasi

Dari gambar ,kita dapat melihat respon adaptif dari konsep diri adalah :

Aktualidasi diri (kemampuan individu untuk mengexpresikan diri secara optimal )

Konsep diri positif (semua ide ,fikiran ,kepercayaan ,dan pendirian yang diketahui indifidu sebagai dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain ).

Respon HDR merupakan penilaian individu yang negatif tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri

Kerancuan identitas adalah ketidaksadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai salah satu kesatuan yang utuh .

Ketidakmampuan individu untuk membedakan stimulus dari luar dan dari dalam Sedangkan respon mal adaptif dari konsep diri adalah Depersonalisasi yaitu dirinya

C. Penyebab

Menurut Stuart and lorain (2001) penyebab HDR dibedakan menjadi dua yaitu faktor predisposisi dan precipitasi :

Faktor predisposisi

Faktor predisposisi dari HDR adalah meliputi faktor yang mempengaruhi penampilan peran ,dan identitas personal (Stuart and lorain ,2001)

1. Faktor yang mempengaruhi Harga diri adalah

Pengalaman masa kanak kanak

anak anak sangat peka terhadap perlakuan dan respon orang tuannya.

Individu kurang mengerti akan arti dan tujuan kehidupan ,ia akan gagal menerima tanggung jawab diri

Tuntunan peran kerja

Harapan peran

Kultural sendiri dan tergantung orng lain

2. faktor yang mempengaruhi penampilan peran

a. peran sesuai jenis kelamin

b. konflik peran dan peran tidak sesuai muncul dari faktor biologis dan harapan masyarakat terhadap pria dan wanita

3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal

a. ketidakpercayaan orang tua

b. tekanan dari kelompok sebaya

c. perubahan dalam struktur sosial

Faktor precitipasi

Faktor precipitasi dari HDR adalah trauma dan ketegangan peran (stuart and lorain,2001)

1. trauma

misal penganiayaan sosial ,psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan

2. ketegangan peran

berhubungan dengan peran dan posisi yang diharapkan dimana indifidu mengalami frustasi

D. Manifestasi klinik

HDR berhubungan dengan hubungan interpersonal yang beriokut ini dan terutama menonjol pada klien skizoprenia dan depresi (stuart and sundeen, 1991)

Dalam teorinnya mengungkapkan tentang 10 cara individu mengekpresikan HDR :

1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri

Klien mempunyai pandangan negatif tentang dirinya ,klien sering mengatakan dirinya bodoh tidak tahu apa apa .

2. merendahkan dan mengurangi martabat

Menghindari mengabaikan menolak kemampuan nyata yang dimiliki

3. Rasa bersalah dan khawatir

Klien menghukum diri sendiri ini dapat ditampilkan berupa fobia ,obsesi bahkan klien menolak dirinya sendiri

4. Manifestasi fisik

Termasuk tekanan darah tinggi ,penyakit psikomatis ,penyalahgunaan zat

5. Menunda keputusan

Sangat ragu ragu dalam mengambil keputusan ,rasa aman terancam

6. Gangguan berhubungan

Klien merasa kejam merendahkan diri atau mengexploitasi orang lain perilaku lain adalah mearik diri atau isolasi yang disebabkan oleh perasaan yang tidak berharga

7. Menarik diri dari realitas

Bila kecemasan yang disebabkan oleh penolakan diri sendiri mencapai tingkat berat /panik ,klien mungkin mengalami gangguan asosiasi ,halusinasi, curiga cemburu paranoid

8. Merusak diri

Harga diri yang rendah dapat mendorong klien mengakhiri kehidupannya

9. Merusak atau melukai orang lain

Kebencian dan penolakan pada diri sendiri dapat dilampiaskan pada lingkungan dengan melukai orang lain

Menurut stuart and sundeen (1998) terdapat beberapa perilaku yang berhubungan HDR yaitu :meliputi mengkritik diri sendiri dan orang lain, prodoktifitas menurun destruktif pada orang lain ,gangguan berhubungan, perasaan dirinnya penting yang berlebihan ,perasaan tidak mampu ,rasa bersalah, iritable dan mudah marah, sikap negatif terhadap diri sendiri, ketegangan peran ,pesimis terhadap kehidupan kelompok fisik ,pandangan hidup yang terporalisasi,menolak kemampuan diri sendiri ,mengejek diri ,merusak diri ,pengurungan diri ,penyalahgunaan zat,menarik diri danrealitas,cemas serta takut .

E. Perubahan perubahan yang menyebabkan HDR

1. Patofisiologis

Berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder akibat :

Kehilangan bagian tubuh

Kehilangan fungsi tubuh

Bentuk badan berubah (trauma ,pembedahan ,cacatlahir )

2. Situasional (personal lingkungan )

Berhubungan tidak terpenuhinya ketergantungan kebutuhan, kurangnya umpan balik positif, perasaan diabaikan sekunder akibat kematian orang terdekat ,abduksi terbunuhnya anak,perpisahan dari orang terdekat,perasaan kegagalan ,riwayat ketidakefektifan hubungan ,riwayat penyalahgunaan hubungan ,harapan yang tak realistis dari anak oleh orang tua, penolakan orang tua ,hukuman yang tak konsisten ,perasaan tiodak berdaya,dan riwayat derbagai kegagalan

3. Maturasional

Bayi/usia bermain /pra sekolah

Berhubungan dengan kurangnya stimulasi atau kedekatan, perpisahan dari orang-orang terdekat, efaluasi negatif yang terus menerus,ketidakadekuatan dukungan orang tua,ketidakmampuan untuk mempercayai orang terdekat.

Usia sekolah

Berhubungan dengan kegagalan mencapai tingkat peringkat objektif,kehilangan kelompok sebaya,umpan balik negatif berulang

Remaja

Gangguan hubungan teman sebaya,perubahan dalam penampilan,masalah masalah dalam pelajaran,kehilangan orang terdekat.

Usia sebaya

Berhubungan dengan perubahan yang berkaitan dengan penuaan

Lancia

Berhubungan dengan kehilangan(orang, fungsi finansial,pensiun)

F. Peran serta keluarga dalam mencegah HDR

Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam mencegah terjadinya HDR (Stuart and sundeen,1991)

1) Memberikan kesempatan berhasil

Beri tugas yang memungkinkan dapat diselesaikan,kemudian beri pengakuan dan pujian akan keberhasilannya,jangan memberi tugas yang sudah diketahui tidak akan dapat diselesaikan .

2) Menanamkan gagasan

Berikan gagasan yang dapat memotifikasi kreatifitas anak untuk berkembang

3) Mendorong Aspirasi

Pertanyaan dan pendapat anak perlu ditanggapi dengan memberi penjelasan dengan sesuai.berikan pengetahuan dan dukungan untuk aspirasi yang positif sehingga anak memandang dirinya diterima dan bermakna .

4) Membantu membentuk koping

Pada tiap tahap perkembangan ,individu mempunyai tugas perkembangan yang harus diselesaikan .Individu perlu mengembangkan koping untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi dalam menyelesaikan tugas . seorang anak akan merasa bermakna atau berhasil jika diterima dan diakui orang lain ,merasa mampu menghadapi kehidupan serta merasa dapat mengontrol dirinnya

Menutup identitas, mengadopsi identitas

Identitas berkurang asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat

Mekanisme ego yang digunakan: fantasi, disasosiasi ,dan proyeksi

BAB III

ISI

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HDR

A. Konsep dasar asuhan keperawatan

Askep yang dapat dilakukan dengan gangguan kesehatan konsep diri HDR (forum komunikasi keperawatan kesehatan jiwa indonesia ,1997) meliputi:

1. Pengkajian

Hal hal yang perlu dikaji dalam pasien HDR adalah:

1. Identitas klien dan tanggung jawab

2. Alasan klien masuk rumah sakit

3. Faktor predisposisi

Tanyakan pada klien apakah klien pernah mengalami gangguan kesehatan jiwa dimasa lalu

Tanyakan pada klien apakah pernah menyaksikan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,penolakan dari lingkungan kekerasan dan keluarga dan tindakan kriminal

Apakah ada anggota keluarga keluarga lainya yang mengalami gangguan jiwa

Tanyakan pada keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan ( kegagalan ,kehilangan ,perpisahan ,kematian trauma selama tumbang dan hal hal lain yang pernah dialami dimasa lalu

4. Fisik

Pengkajian fisik di fokuskan pada sistem dan fungsi organ

5. Psikososial

Meliputi :

a. Gonogram

Minimal 3 generasi yang menggambarkan hubungan klien dengan keluarga

b. Konsep diri

Meliputi lima konsep yaitu:

Gambaran diri (bodi image)

Adalah suatu sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak

Kesadaran gambaran diri external lebih mudah mudah dikenali dari pola internal

Idial diri (self ideal )

persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi berdasarkan norma sosial dan keluarga

Penilaian diri terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh memenuhi idial diri

Harga diri (selfsistem)

individu yang selalu sukses cenderung harga diri tinggi dan sebaliknya

aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan orang lain

Peran (role performance)

Seperangkat perilaku yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan fungsi indifidu dalam masyarakat tersebut

Identitas (identity)

Kesadaran akan diri sendiri bersumberdari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai kesatuan yang utuh

c. Hubungan sosial

Orang yang berarti dalam kehidupan klien ,dan sejauh mana klien terlibat dalam kelompok yang ada dalam masyarakat

d. Spiritual

Meliputi nilai keyakinan serta kegiatan ibadah klien

2. Status mental

a. Penampilan peran

Apakah klien kelihatan rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai ,rambut kusam

b. Pembicaraan klien

Apakah cepat ,lambat, membisu apatis

c. Aktifitas motorik

Apakah tenang,lesu l;etih,gelisah,tremordan kompulsif

d. Alam perasaan

Apakah sedih putus asa,ketakutan khawatir

e. Afek

Afek klien terhadap stimulus apakah datar, tumpul, tumpul apakah tidak sesuai.

f. Interaksi selama wawancara

Apakah bermusuhan, kontak mata ataukah curiga

g. Persepsi

Apakah klien mengalami halusinasi

h. Proses fikir

Apakah sirkumtansial, tangensial, kehilangan asosiasi, fligh of idias, bloching atau perserverasi (pengulangan pembicaraan)

i. Isi pikir

Apakah klien mempunyai isi pikir obsesi, phobia, depersonalisasi, ataukah klien menganut faham tertentu

j. Tingkat kesadaran

Apakah pasien bingung, sedasi, struper, atau terjadi gangguan orientasi waktu, tempat dan orang.

k. Memory

Apakah klien mengalami ganguan dayingat jangka panjang, jangka pendek, saat ini atau kontabulasi.

l. Tingkat konsentrasi/berhitung

Apakah klien mudah dialihkan perhatiannya, tidak mampu berkonsentrasi/tidak mampu berhitung

m. Kemampuan penilaian

Apakah klien mengalami gangguan ringan atau ganguan bermakna

n. Daya tarik diri

Apakahklien menyadari akan penyakit yang dideritanya atau bahkan membingungkan.

B. Pohon Masalah

Pohon masalah pada gangguan konsep diri harga diri rendah dapat dilihat dalam bagan berikut yang disampaikan oleh Keliat, (1999)

Resiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan

Perubahan persepsi sensori (halusinasi)

Isolasi sosial (menarik diri)=menurunnya motivasi perawatan diri

Defisit perawatan diri

Gangguan konsep diri (HDR)

Tidak efektifnya coping individu

C. Masalah Keperawatan

Berdasarkan pohon masalah di atas dapat ditemukan masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan HDR (Keliet, 1999) yaitu :

a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungn

b. Perubahan persepsi sensori (halusinasi)

c. Isolasi sosial (menarik diri)

d. Gangguan konsep diri ( HDR

e. Koping individu tidak efektif

f. Defisit perawatan diri

D. Diagnosa Klien dengan HDR (Harga Diri Rendah)

1. Gangguan harga diri rendah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri/kemampuan diri negatif.

Sasaran/Tujuan

Jangka Pendek

Pasien akan secara bebas mengarahkan perawatan diri dan aktifitas-aktifitas kehidupan sehari-hari dalam 1 minggu

Sasaran/tujuan jangka panjang

Pasien memperlihatkan perasaan-perasan nilai diri yang meningkat saatpulangditandai oleh ekspresi-ekspresi verbal dari aspek-aspek positif tentang diri pencapaian masa lalu, dan prospek-prospek masa depan.

Intervensi dan Rasional

1) Pastikan bahwa sasaran-sasarannya adalah realistis :

Adalah penting bagi klien untuk mencapai sesuatu, maka rencana untuk aktifitas-aktifitas dimana memungkinkan untuk sukses adalah meningkatkan harga diri rencah.

2) Sampaikan perhatian tanpa syarat bagi klien.

3) Sediakan aktu berama klien, keduanya padasaru ke satu bagian dan pada aktifitas kelompok.

4) Menerima pasien dalam mengidentifikasi aspek-aspek positif diri.

5) Bantu pasien mengurangi pengguanaan kata-kata penyangkalan

6) Memberi dorongan dan dukungan kepada klien dalam menghadapi rasa takut terhadap kegagalan.

Hasil yang diharapkan:

Pasien mengungkapkan persepsi yang positif tentang diri.

Pasien berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas baru tanpa memperlihatkan rasa takut yang ekstrim terhadap kegagalan

2. Gangguan harga diri berhubungan dengan kekacauan pada cara seseorang merasakan citra tubuhnya.

a. Tujuan :

Tujuan jangka pendek

Pasien secara verbal mengakui kesalahan persepsi tentang citra tubuh misalnya gemuk dalam waktu yang ditentukan (tergantung pada berat dan kronisnya kondisi)

Tujuan jangka panjang

Pasien akan mendemonstrasikan adanya peningkatan harga diri yang ditunjukkan pada ungkapan diri yang positif dan memperlihatkan penampilan diri yang positif.

b. Intervensi:

Bantu klien untuk memeriksa ulang persepsi-persepsi negatif tentang diri dan untuk mengetahui sifat-sifat yang positif.

Bantu klien untuk membuat persepsi yang realistis dari citra tentang tubuh dan hubungannya dengan makanan

Tingkatkan perasaan-perasaan kontrol di dalam lingkungan melalui partisipasi dan pembuatan keputusan mandiri melalui umpan balik yang positif

Bantu klien untuk belajar menerima diri sebagaimana adanya termasuk kelemahan dan kekurangannya

Bantu klien untuk menyadari bahwa kesempurnaan adalah tidak realistis dan gali kebutuhan ini dengannya

c. Hasil yang diharapkan:

Pasien mampu mengungkapkan aspek-aspek positif tentang diri

Pasien mengekspresikan minat terhadap kesejahteraan orang lain dan berkurangnya renungan yang berlebihan tentang penampilan diri

Pasien mengungkapkan bahwa bayangan tentang tubuh adalah persepsi yang salah serta mendemonstrasikan kemampuan untuk mengambil kendali terhadap kehidupan diri sendiri tanpa harus berlindung pada perilaku yang maladaptif

3. Gangguan harga diri berhubungan dengan kematian orang yang dicintai

a. Tujuan :

Pasien akan mampu menyatakan secara verbal perilaku-perilaku yang berhubungan dengan tahap-tahap berduka yang normal. Pasien akan mampu mengakui posisinya sendiri dalam proses berduka sehingga ia maju dengan langkahnya sendri terhadap pemecahan masalah.

b. Intervensi:

Tentukan pada tahap berduka mana pasien terfiksasi, identifikasi perilaku-perilaku yang berhubungan dengan tahap ini.

Kembangkan hubungan saling percaya dengan klien.

Perhatikan sikap menerima dan membolehkan pasien untuk mengekspresikan perasaaannya secara terbuka.

Dorong klien untuk mengekspresikan rasa marah.

Bantu klien untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam melalui partisipasi dalam aktivitas-aktivitas motorik besar ( saat berjalan cepat, joging, latihan fisik lain).

Ajarkan tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan setiap tahap.

Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan.

Komunikasi pada klien bahwa menangis merupakan hal yang dapat diterima.

Bantu klien dalam memecahkanmasalah sebagai usaha untuk menentukan metode yang lebih baik adaptif terhadap pengalaman kehilangan.

Dorong klien untuk menjangkau dukungan spiritual selama waktu ini dalam bentuk apapun yang diinginkan untuknya.

c. Hasil yang diharapkan:

Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap-tahap proses berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan tiap tahap.

Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan mengekspresikan perasaan-perasaannya yang berhubungan dengan konsep kehilangan secara jujur.

Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-emosi dan perilaku-perilaku yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secar mandiri.

BAB IV

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi.

Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi. Jika individu sering gagal maka individu cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. Manusia cenderung bersikap negatif, walaupun ia cinta dan mengakui kemampuan orang lain namun jarang mengekspresikannya.

Sebagai seorang perawat sikap negatif yang harus dikontrol untuk menghargai orang lain. Jika harga diri rendah yang akan merasa kehilangan kasih sayang dan penghargaan dari orang lain. Maka dari itulah harga diri harus ditingkatkan demi menciptakan citra diri yang positif terhadap diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat Anna Budi, skp MSC. (1994). Gangguan Konsep Diri EGC Jakarta

Medicolm Handy Sterey Heyes (1985). Pengantar Psikologi. Erlangga Jakarta

Linda Jual Carpenitto (2001). Buku Saku diagnosa keperawatan. Edisi 8. Jakarta

Hary C, Townsend. (1998). Buku saku pada pasien psikiatri. Edisi ke III. EGC. Jakarta

Budianna Keliet, Skp MSC. (1992). Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Pasien Jiwa. EGC. Jakarta

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . editor : Monica Ester. Jakarta : EGC

Keliat, B.A. (1992). Gangguan Konsep Diri. Jakarta : EGC

Kozer. Barbara (1995). Fundamental of Nursing Concept : Process and Practice (5th ed), California : Addison Wesley Publishing Company

yatim I danny, irwanto 1986. kepribadian keluarga dan narkotika Penerbit ARCAN : Jakarta

www.google.com.

Keperawatan Jiwa

Nama MahasiswaAny Oktafia A

NIM1.1.10349

Judul Mata AjarKeperawatan Jiwa

Jenis tugasKontrak Belajar

Judul tugas Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Harga Diri Rendah

PembimbingNs. Sri Endang Widiarti, Skep

Batas Akhir Pengumpulan 27 juni 2005

Tanggal Dikumpulkan

Tanda Tangan Mahasiswa

Rekomendasi/Komentar Pembimbing:

Tanda Tangan Pembimbing