Upload
krisna-nugraha
View
2
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nurse
Citation preview
Kasus :
Natasya adalah seorang Mahasiswa semester 3 di Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Indonesia yang berusia 18 tahun. 3 bulan lalu ia didiagnosa mengidap
penyakit Leukimia stadium 2 oleh Dokter. 1 bulan belakangan ini Natasya sering
mengurung diri di kamar, dan tidak mau menjalani pengobatan. Ia juga terlihat sangat
murung dan terlihat sangat bingung dengan jalan hidup yang akan ia jalani sekarang.
Natasya terlihat sangat putus asa, sebelum didiagnosa sakit Leukimia ia adalah anak yang
pintar, ceria, mudah bergaul, organisatoris dan mempunyai semangat yang tinggi. Ia
menganggap Allah tidak adil padanya, karena Allah memberikan cobaan yang tidak
sesuai dengan batas kemampuannya. Padahal ia sangat ingin menjadi seorang dokter dan
semua pengorbanannya selama ini terasa sia-sia. Akan tetapi harapan-harapannya
tersebut seakan-akan sirna.
Perawat : Selamat siang dek Natasya.
Pasien : Selamat siang nurse.
Perawat : Apakah dek Natasya bersedia apabila kita berbincang-bincang selama 15
menit ?
Pasien : Ya Nurse.
Perawat : Bagaimana kabar dek Natasya hari ini?
Pasien : Kabar saya biasa saja nurse.
Perawat : Sepertinya dek Natasya sedang memendam sesuatu. Dek Natasya sangat boleh
menceritakannya dengan saya, siapa tau saya bisa membantu dek Natasya dalam
memecahkan masalah yang sedang dek Natasya rasakan.
Pasien : Saya bingung nurse
Perawat : Apa yang menyebabkan dek Natsya bingung ?
Pasien : Saya merasa putus asa dengan kisah hidup yang tengah saya jalani nurse
Perawat : Jadi dek Natasya bingung karena merasa putus asa dengan kisah hidup yang
sedang dek Natasya jalani. Hal apa yang menyebabkan dek Natasya merasakan seperti itu
?
Pasien : hal tersebut berawal dari saya didiagnosa penyakit leukimia ini nurse. Saya
merasa saya tidak akan bisa meraih kesuksesan, bahkan untuk masih bisa bernafas besok
pagi saja saya tidak bisa berharap nurse.
Perawat : jadi itu yang dek Natasya rasakan. Sekarang, apakah dek Natasya percaya
adanya Tuhan?
Pasien : Iya, saya percaya Nurse. Akan tetapi saya merasa Tuhan tidak adil kepada saya.
Perawat : Apa yang membuat dek Natasya merasa Tuhan tidak adil kepada adek?
Pasien : Alasannya, karena Tuhan memberikan saya ujian sangat berat ini nurse.
Padahal umur saya masih sangat muda untuk bisa menanggung cobaan yang berat ini.
Cita-cita yang sudah sangat lama ingin saya raih juga tidak akan menjadi nyata
sepertinya.
Perawat : Jadi itu yang dek Natasya rasakan. Lalu apa yang sudah dek Natasya lakukan
demi kesembuhan dek Natasya?
Pasien : Iya, Nurse. Saya sudah berobat Nurse, akan tetapi menurut saya itu tidak ada
pengaruhnya sama sekali. Makanya sekarang saya tidak mau menjalani pengobatan lagi.
Perawat : Jadi begitu ya dek Natasya. Siapa orang yang sangat ingin melihat dek Natasya
sembuh?
Pasiaen : Ayah dan Bunda saya Nurse.
Perawat : Lalu, apakah dek Natasya tidak takut melihat orang tua dek Natasya bersedih
ketika melihat anaknya tidak mau menjalani pengobatan seperti ini ?
Pasien : Tentu saja Nurse, makanya saya tidak mau menjalani pengobatan lagi. Saya
malahan lebih takut ketika orang tua saya sudah menghabiskan banyak uang, akan tetapi
keadaan saya masih saja seperti ini malahan semakin parah.
Perawat : Menurut dek Natasya apa yang dilakukan oleh seseorang ketika seseorang itu
sakit ?
Pasien : Berobat Nurse.
Perawat : Apakah hanya itu ?
Pasien : Tidak Nurse, ia juga harus rajin berdoa dan berusaha demi kesembuhannya.
Perawat : Apakah dek Natasya sudah melakukan hal tersebut ?
Pasien : Saya sudah sangat tidak menjalankan perintah agama Nurse.
Perawat : “ Menurut dek Natasya apakah agama atau spiritual merupakan sumber kenyamanan dan kekuatan bagi mereka dalam menghadapi kehidupan yang menurun?”
Pasien : “ Iya sih Nurse”
Perawat : “Seberapa penting agama bagi dek Natasya”
Pasien : “Menurut saya, agama itu dapat menjadi penguat hidup seseorang Nurse.”
Perawat : “Nah, dek Natasya sudah paham bahwa agama itu adalah penguat hidup seseorang. Lalu apa yang telah dek Natasya lakukan dalam menjalani perintah agama?”
Pasien : “Saya belum melakukan apa yang diperintahkan oleh agama Nurse, saya masih sering meninggalkan shalat dan ibadah-ibadah lainnya.”
Perawat : “Hal apa yang menyebabkan dek Natasya seperti itu. Padahal dek Natasya sudah mengetahui bahwa agama sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang?”
Pasien : “Saya merasa tidak terbiasa melakukan hal-hal yang diperintahkan agama nurse, makanya saya merasa malas untuk melaksanakan hal tersebut.”
Perawat : “Apakah tidak ada satu hal sajakah yang membuat dek Natasya merasa lebih baik dan bersemangat dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan agama?”
Pasien : “Sebenarnya, pernah suatu hari saya merasa nyaman dan merasa masalah saya bisa terpecahi ketika saya sholat dan berdzikir Nurse.”
Perawat : “ Nah dek Natasya telah merasakan kenyamanan ketika sholat dan berdzikir, lalu apakah dek Natasya ada keinginan untuk melakukannya lagi?”
Pasien : “ Ada keinginan seperti itu Nurse, tapi rasa malas saya benar-benar membuat saya seperti orang kafir.”
Perawat : “Apakah dek Natasya membutuhkan bantuan seseorang, seperti seorang Ustadz untuk membantu dek Natasya dalam menjalankan perintah agama dan untuk mengetahui agama lebih dalam lagi?”
Pasien : “Saya rasa saya sangat membutuhkan dorongan untuk memahami agama lebih dalam Nurse.”
Perawat : “Kalau begitu nanti saya akan mencoba untuk mencarikan seseorang yang paham tentang agama untuk membantu dek Natasya.”
Pasien : “Iya Nurse. Semoga dengan adanya hal tersebut saya bisa lebih dekat dengan sang pencipta.”
Perawat : “Nah, apakah dek Natasya sudah mengetahui apa yang akan dek Natasya lakukan saat ini?
Pasien : “ Saya rasa saya sudah mengetahui Nurse. Mungkin untuk kedepannya saya harus tetap optimis dan berpikiran positif terhadap semua yang terjadi dalam kehidupan saya.”
Perawat : “ Berarti dek Natasya akan berusaha untuk mencoba menjalani pengobatan demi kesembuhan dek Natasya ya dek?”
Pasien : “Iya Nurse, sekarang saya juga sudah sangat memahami bahwa usaha tanpa Do’a itu akan terasa tidak lengkap. Walaupun saya selalu rajin berobat namun apabila saya tidak berdo’a maka usaha saya tersebut terasa sia-sia karena semua keputusan dan kehidupan ini adalah Takdir Tuhan dan Tuhan lah yang menentukan semuanya.”
Perawat : “Bagus dek Natasya, apa yang dek Natasya katakan benar. Berarti kedepannya dek Natasya akan optimis dalam menghadapi apapun?”
Pasien : “InsyaAllah saya akan selalu optimis dalam menjalankan apapun Nurse untuk kedepannya. Dan saya akan selalu memperjuangkan cara apapun untuk kesembuhan saya Nurse. Selain itu saya juga akan tetap berjuang untuk meraih cita-cita saya Nurse, serta berusaha untuk membuat orang-orang yang saya sayangi bangga terhadap saya Nurse.”
Perawat : “Baiklah kalau begitu, berhubung waktunya sudah habis mungkin percakapan kita hari ini cukup sampai disini. Semoga dilain kesempatan kita bisa bertemu lagi. Dan apabila dek Natasya ingin bertemu lagi dengan saya, dek Natasya bisa menghubungi saya.”
Pasien : “Baik Nurse, terimakasih sudah menemani saya dan mendengarkan serta membantu saya memecahkan masalah yang saya rasakan ya Nurse.”
Perawat : “Ya dek. Selamat siang.”