5
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Struktur dan morfologi dari ZnO nanopartikel Gambar 1. Pola XRD dari ZnO nanopartikel untuk temperatur annealing yang berbeda (Sumber : K. Omri., et al. 2014) Gambar 1. menunjukkan pola XRD dari ZnO nanopartikel untuk suhu perlakuan thermal yang berbeda. Pola XRD ini menujukkan bahwa bentuk struktur fase kristal dari ZnO nanopartikel ini adalah hexagonal wurtzite. Yang mana hasil data XRD ini terlebih dahulu dicocokkan dengan menggunakan database ZnO (JCPDS No. 36-1451) untuk melihat puncak-puncak difraksi yang muncul adalah milik senyawa ZnO. Dari database inilah diketahui bahwa space group ZnO adalah P 63 M C yang artinya bentuk struktur kristalnya adalah hexagonal wurtzite. Dari gambar 1, diketahui bahwa pola XRD untuk temperature annealing yang berbeda memiliki kemiripan pada tiap-tiap puncak difraksinya. Tiap puncak yang

Hasil Dan Pembahasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keramik

Citation preview

HASIL DAN PEMBAHASANa. Struktur dan morfologi dari ZnO nanopartikel

Gambar 1. Pola XRD dari ZnO nanopartikel untuk temperatur annealing yang berbeda (Sumber : K. Omri., et al. 2014)Gambar 1. menunjukkan pola XRD dari ZnO nanopartikel untuk suhu perlakuan thermal yang berbeda. Pola XRD ini menujukkan bahwa bentuk struktur fase kristal dari ZnO nanopartikel ini adalah hexagonal wurtzite. Yang mana hasil data XRD ini terlebih dahulu dicocokkan dengan menggunakan database ZnO (JCPDS No. 36-1451) untuk melihat puncak-puncak difraksi yang muncul adalah milik senyawa ZnO. Dari database inilah diketahui bahwa space group ZnO adalah P 63 M C yang artinya bentuk struktur kristalnya adalah hexagonal wurtzite. Dari gambar 1, diketahui bahwa pola XRD untuk temperature annealing yang berbeda memiliki kemiripan pada tiap-tiap puncak difraksinya. Tiap puncak yang muncul pada pola XRD ini mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Tiap puncak ini juga memiliki sudut difraksi yang berbeda pula. Untuk bidang (100) sudut difraksinya terletak pada posisi 31,69 ; (002) pada 34,31 ; ( 101) pada 36,34 ; (102) pada 47,54 ; (110) pada 56,51 ; (103) pada 62,72 ; (112) pada 67,87 ; dan (201) terletak pada 69,14. Dengan menggunakan data XRD ini juga dapat diolah untuk menentukan nilai kisi kristal ZnO yang muncul, dimana nilai konstanta kisinya ini memiliki nilai yang mendekati dengan nilai yang sebenarnya, yaitu a = 3,249 dan c = 5,206. Nilai konstanta kisi ini memiliki kecocokan dengan nilai konstanta kisi yang dihasilkan oleh El Mir, et al [1]. Pada pola difraksi yang ditampilkan oleh gambar 1 menunjukkan bahwa lebar puncak difraksi untuk (002) memiliki ukuran yang lebih sempit daripada (101) dan (100). Hasil ini menunjukkan bahwa bentuk kristal ini tidak simetris. Perhitungan ukuran kristal ini dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Scherrers seperti pada persamaan (1) dengan menggunakan puncak difraksi yang paling tinggi yaitu (101). Hasil perhitungan ini ditampilkan dalam tabel 1.Tabel 1. Posisi puncak difraksi (101), ukuran partikel (D), jarak interreticular (dhkl) dan konstanta kisi dari nanopartikel ZnO untuk suhu annealing yang berbeda

Sumber : K. Omri., et al. 2014Hasil tabel 1 ini menunjukkan dengan adanya peningkatan dari suhu annealing maka rata-rata ukuran butirnya akan mengalami peningkatan dari yang berukuran 31,8 nm pada saat sebelum dilakukan proses annealing sampai ukuran partikel 52,4 nm pada suhu 500C. Peningkatan ukuran partikel ini disebabkan karena adanya proses penggabungan partikel-partikel ZnO yang ditimbulkan dari proses perlakuan thermal yang berupa annealing. Pada nanopartikel ZnO yang telah disintesis banyak ditemukan adanya ikatan dangling (dangling bonds) yang timbul akibat adanya cacat pada ikatan butirnyaHasil karakterisasi menggunakan TEM menunjukkan bahwa sebelum dilakukan proses annealing, serbuk aerogel ZnO memiliki ukuran yang sangat kecil dibandingkan dengan sesudah dilakukan proses annealing seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2. Gambar 2 ini menunjukkan morfologi dari nanopartikel ZnO dengan suhu annealing yang berbeda. Dari hasil sintesis ZnO nanopartikel ini diperoleh bahwa diameter ukuran butirnya berada di rentang 29 55 nm. dengan peningkatan suhu annealing diameter ukuran butirnya semakin bertambah. Perkiraan nilai diameter ukuran butir ini diperoleh menggunakan TEM photograph dan memiliki kecocokan dengan hasil data XRD yang menggunakan metode Scherrer. Perkiraan ukuran butir dari data TEM menunjukkan adanya peningkatan seiring dengan meningkatnya suhu annealing sesuai dengan tabel 2.

Gambar 2. Morofologi dari ZnO nanopartikel untuk suhu annealing yang berbeda(Sumber : K. Omri. et al., 2014)Tabel 2. Variasi ukuran butir dari ZnO nanopartikel

Sumber : K. Omri. et al., 2014Dari tabel 2 ini jelas menunjukkan bahwa rata-rata ukuran partikelnya memiliki ukuran nano dan mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan suhu annealing, hasil yang diperoleh ini tentunya konsisten dengan hasil darti data XRD.b. Sifat Optik dari ZnO nanopartikelTeknik spektroskopi absorpsi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis sifat optik dari nanopartikel ZnO yang telah disintesis. Spektrum serapan cahaya dari nanopartikel ZnO untuk suhu annealing yang berbeda dengan range panjang gelombang UV dan Vis ditunjukkan oleh gambar 3.

Gambar 3. Spektrum serapan UV Vis IR untuk ZnO nanopartikel dengan suhu annealing yang berbeda. Gambar inset menunjukkan spektrum Eg dengan suhu annealing yang berbeda(Sumber : K. Omri. et al., 2014)Gambar 3 menunjukkan untuk semua sampel mengalami penyerapan pada daerah UV yang memiliki panjang gelombang 385 nm, penyerapan pada daerah ini berhubungan dengan lebar pita energi dari ZnO. Puncak absorpsi ini menunjukkan adanya pergeseran pada temperature rendah yaitu pada suhu 250C (sebelum proses annealing) dan 300C, pergesaran ini mungkin disebabkan oleh menurunnya hamburan optik yang disebabkan oleh proses densifikasi butir yang diikuti dengan pertumbuhan butir dan pengurangan dari rapat ikatan butir.