3
A. HASIL DAN PEMBAHASAN Furikake adalah bumbu masakan jepang yang berbentuk butiran, tepung atau berserat. Bumbu ini ditaburkan diatas nasi dan dimakan sebagai lauk. Furikake merupakan olahan yang bersifat tahan lama dan dikonsumsi sebagai lauk praktis, karena dapat dimakan tanpa perlakuan terlebih dahulu (Warintek, 2011). Makanan ini mirip dengan abon yang ada di Indonesia, namun dengan menggunakan bahan baku ikan. Dalam praktikum ini digunakan ikan tenggiri sebagai bahan baku pembuatan furikake. Pemilihan ikan tenggiri sebagai bahan baku pembuatan furikake karena ketersediaannya sepanjang tahun, mudah diperoleh di pasaran dan harganya terjangkau. Menurut Ramasari et al. (2012), ikan tenggiri memiliki kandungan air 76,5%, protein 21,4%, lemak 0,56%, karbohidrat 0,61% dan kadar abu 0,93%. Proses pembuatan furikake, diawali dengan pembuatan abon ikan. Menurut Alik et al. (2013) proses pembuatan abon ikan sebagai berikut: 1. Pencucian, ikan segar disiangi dengan membuang isi perut dan insang, lalu dicuci sampai bersih. 2. Pengukusan, ikan dikukus selama 20-30 menit hingga matang dan empuk. Pengukusan bertujuan untuk memudahkan penyuiran daging ikan. 3. Penyuiran, ikan diangkat dan selanjutnya daging ikan disuir- suir (daging dipisahkan dari tulang-tulang ikan).

Hasil Dan Pembahasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: Hasil Dan Pembahasan

A. HASIL DAN PEMBAHASAN

Furikake adalah bumbu masakan jepang yang berbentuk butiran, tepung atau berserat.

Bumbu ini ditaburkan diatas nasi dan dimakan sebagai lauk. Furikake merupakan olahan

yang bersifat tahan lama dan dikonsumsi sebagai lauk praktis, karena dapat dimakan tanpa

perlakuan terlebih dahulu (Warintek, 2011). Makanan ini mirip dengan abon yang ada di

Indonesia, namun dengan menggunakan bahan baku ikan.

Dalam praktikum ini digunakan ikan tenggiri sebagai bahan baku pembuatan furikake.

Pemilihan ikan tenggiri sebagai bahan baku pembuatan furikake karena ketersediaannya

sepanjang tahun, mudah diperoleh di pasaran dan harganya terjangkau. Menurut Ramasari et

al. (2012), ikan tenggiri memiliki kandungan air 76,5%, protein 21,4%, lemak 0,56%,

karbohidrat 0,61% dan kadar abu 0,93%.

Proses pembuatan furikake, diawali dengan pembuatan abon ikan. Menurut Alik et al.

(2013) proses pembuatan abon ikan sebagai berikut:

1. Pencucian, ikan segar disiangi dengan membuang isi perut dan insang, lalu dicuci

sampai bersih.

2. Pengukusan, ikan dikukus selama 20-30 menit hingga matang dan empuk. Pengukusan

bertujuan untuk memudahkan penyuiran daging ikan.

3. Penyuiran, ikan diangkat dan selanjutnya daging ikan disuir-suir (daging dipisahkan dari

tulang-tulang ikan).

4. Pencampuran bumbu, bumbu-bumbu (bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit,

jahe) dihaluskan dengan blender kering (tanpa menggunakan air), sedangkan daun salam,

sereh, asam jawa, gula, garam dimasukkan utuh pada saat menumis bumbu. Kemudian

bumbu dicampurkan dengan daging ikan yang telah disuir.

5. Penggorengan, daging ikan yang telah dicampur dengan bumbu kemudian digoreng

dengan minyak, bisa juga menggunakan santan kelapa yang kental. Aduk-aduk sampai

kering (terasa ringan bila daging diaduk-aduk) dan berwarna kuning kecokelatan.

6. Pengepresan, bertujuan untuk mengurangi kadar minyak setelah selesai mengalami

proses penggorengan. Sehingga didapatkan abon ikan dengan kadar minyak rendah.

Pada praktikum pembuatan abon ikan diawali dengan pengukusan ikan dengan

penambahan serai dan daun salam untuk mengilangkan bau amis ikan dan menambah flavor.

Kemudian, ikan sebagai bahan baku kemudian disuir-suir, dihilangkan bagian yang tidak

Page 2: Hasil Dan Pembahasan

digunakan seperti kepala, ekor dan dibersihkan dari duri-duri, tulang dan cemaran lain.

Disiapkan bumbu yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, gula merah, ketumbar,

lengkuas, garam yang dilarutkan dalam santan untuk kemudian ditambahkan daging ikan

yang telah disuir. Bahan tersebut dimasak hingga santan agak mengering kemudian baru

ditambahkan minyak goreng dan dimasak hingga abon berwarna kecoklatan.

Perbedaan proses pembuatan furikake antara praktikum dan teori terletak pada proses

pengepresan. Dimana pada praktikum yang dilakukan tidak dilakukan proses pengepresan

karena alasan waktu yang tidak mencukupi. Setelah abon ikan jadi, kemudian dilakukan

formulasi dengan bahan-bahan lain. Dalam praktikum ini bahan tambahan pada formulasi

furikake yaitu kacang polong utuh, kacang polong kasar, kacang tanah halus, kacang tanah

kasar dan ikan teri. Penambahan bahan tambahan pada formulasi furikake tersebbut

bertujuan agar dapat menambah daya tarik konsumen dan bahan-bahan tersebut dapat

meningkatkan nilai gizi produk furikake.