Upload
phamnga
View
226
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Setting Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
mekanisme koping ibu usia produktif yang mengalami
abortus spontan dilakukan di desa Tunua, Kecamatan Mollo
Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kecamatan ini
merupakan salah satu dari 32 kecamatan yang terdapat di
wilayah Kab. TTS, ibu kota Kec. Mollo Utara adalah Kapan
yang terletak ±20 Km dari Kecamatan Kota Soe.
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1.1 Kecamatan Mollo Utara
Kec. Mollo Utara memiliki luas 208, 20 Km2 dan
terletak pada ketinggian ±1.100 meter dari permukaan
laut. Sebelah utara kecamatan ini berbatasan dengan
Kec. Fatumnasi dan Kec. Tobu, sebelah timur dengan
Kec. Polen, sebelah selatan dengan Kec. Mollo Tengah,
dan sebelah barat dengan Kec. Nunbena. Dari segi
topografis permukaan tanah di kecamatan ini bertekstur
tidak rata yang terdiri dari batu-batuan, serta tanah
berwarna hitam dan putih (Profil Kec. Mollo Utara, 2010).
39
Kec. Mollo Utara memiliki 13 desa, 102 Rukun
Warga (RW), 216 Rukun Tetangga (RT), dan 5.559
kepala keluarga (KK) di Kec. Mollo Utara, dengan jumlah
penduduk sebanyak 23.653 jiwa, laki-laki sebanyak
11.587 jiwa dan 12.066 jiwa perempuan (BPS Kab. TTS,
2010) (BPS Kab. TTS, 2010). Sebanyak 4.932 KK yang
berprofesi sebagai petani, 299 KK PNS/guru, 20 KK yang
bekerja sebagai TNI AD/POLRI, 10 KK berprofesi
sebagai Kontraktor/CV, 209 KK sebagai Wiraswasta, dan
89 KK yang memiliki pekerjaan tidak tetap (Profil Kec.
Mollo Utara, 2010).
Di Kecamatan ini terdapat sebuah pasar yang
beroperasi setiap hari kamis, sebagai tempat masyarakat
mendagangkan hasil kebun dan belanja kebutuhan
sehari-hari. Terdapat sebuah bank dan ATM yang terletak
di pasar Kapan, sangat membantu masyarakat
kecamatan dalam mengakses kebutuhan keuangan
seperti penyimpanan dan pengambilan uang.
Fasilitas kesehatan yang ada di kecamatan ini
yakni, sebuah Puskesmas yang terletak di desa O’besi
yang berjarak 1 Km dari pusat kota Kapan, 3 Puskesmas
pembantu, 7 Polindes, dan 36 Posyandu. Selain itu
fasilitas pendidikan yang dimiliki adalah, 4 buah
40
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 16 taman kanak-
kanak (TK), 26 Sekolah Dasar (SD), 10 Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dan 3 Sekolah Menengah
Atas (SMA) (Profil Kec. Mollo Utara, 2010).
Masyarakat kecamatan yang akan melakukan
aktivitas seperti menempuh perjalanan jauh,
menggunakan kendaraan pribadi ataupun ojek dan jasa
angkutan umum. Pangkalan ojek yang sering digunakan
warga untuk bepergian berpusat di pusat kota
kecamatan, Kapan. Tarif ojek yang digunakan bervariasi
sesuai dengan daerah dan jarak tempuh yang akan
dilalui. Selain ojek, jasa angkutan umum atau angkutan
antar pedesaan juga digunakan masyarakat dalam
bepergian, namun angkutan umum ini hanya beroperasi
di pasar Kapan menuju ke Kec. Kota Soe. Angkutan
umum akan beroperasi hingga ke pelosok desa saat hari
pasar berlangsung, setiap hari kamis. Angkutan umum ini
beroperasi mulai pagi hari hingga sore hari. Biaya
penggunaan jasa ojek dan angkutan umum berbeda, jika
menggunakan ojek biaya yang dikeluarkan sesuai
dengan jarak tempuh yang akan dilakukan sesuai dengan
kesepakatan penumpang dan ojek, maka menggunakan
angkutan umum tarif yang dikeluarkan lebih minim sesuai
41
dengan jarak tempuhnya juga. Dan tentu akan lebih
nyaman jika bepergian ke lokasi Kec. Mollo Utara dengan
menggunakan angkutan umum direnakan kondisi jalan
yang kurang bagus, terlebih lagi kawasaan jalan yang
menuju ke pedesaan.
Skala denah 1:208.000 cm
Gambar 1. Denah Lokasi Soe-Tunua
4.1.1.2 Desa Tunua
Desa Tunua sebagai tempat dilakukannya
penelitian, merupakan salah satu desa yang terletak di
Kec. Mollo Utara. Luas desa ini adalah 180 ha, dengan
batas wilayah desa yakni, sebelah utara berbatasan
dengan desa Tutem, sebelah selatan berbatasan dengan
desa Ajaobaki, sebelah timur berbatasan dengan
Bijaepunu, dan sebelah barat berbatasan dengan desa
42
Leloboko. Jarak desa Tunua dengan ibu kota kecamatan
adalah 7 Km, dan 27 Km antara jarak desa dengan ibu
kota Kab. TTS, Soe. Di desa ini terdapat 4 buah dusun,
11 rukun warga (RW), 23 rukun tetangga (RT), dan 450
kepala keluarga (KK) (Profil desa Tunua, 2010).
Table 4.1 Dusun, Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga
(RW), Kepala Keluarga (KK) menurut desa Tunua, Kec.
Mollo Utara
No Nama
Dusun
RT RW Jumlah
KK
1. Boko 7 3 128
2. Balan 6 3 136
3. Abanat 6 3 121
4. Fobani 4 2 65
Jumlah 23 11 450
Sumber: Profil desa Tunua
Terdapat 1 buah sungai besar yang membelah
desa Tunua dengan desa Bijaepunu, dan 1 buah kali
sedang yang terdapat di perbatasan dusun 2 dan 3 desa
ini. Pasir dan batu yang berasal dari kali dan sungai ini
digunakan masyarakat dalam membangun rumah warga,
rumah gereja, jembatan, bak penampungan air, dan jalan
setapak. Selain itu juga warga menggunakan air dari
sungai dan kali ini untuk mencuci dan mandi.
43
Desa ini juga menyimpan kekayaan alam berupa
batu marmer, dan dua buah pegunungan batu raksasa
yang berbentuk seperti pintu gerbang, di atas batu
tersebut terdapat satu buah batu besar yang jika dipukul
akan mengeluarkan bunyi seperti gong, dua buah batu
tungku, yang menurut kepercayaan masyarakat setempat
merupakan peninggalan nenek moyang sehingga tidak
boleh diinjak oleh siapapun karena dapat menyebabkan
sakit. Dua buah batu tungku itulah sejarah dari nama
desa Tunua, Tunaf yang berarti tunggku dan Nua yang
berarti dua, jika digabungkan berarti dua tungku.
Gambara 2. Denah Lokasi Desa Tunua
Keterangan: = rumah responden 1-8
= posyandu 1-3
= SD, SMP, TK
= balai desa
= rumah bidan
44
4.1.2 Gambaran Demografis
4.1.2.1 Keadaan Penduduk
Sebagian besar warga masyarakat desa Tunua
berasal dari suku asli Timor, Dawan. Adapun warga
pendatang yang menetap di desa tersebut misalnya
Bugis, Makasar, dan Alor. Jumlah penduduk desa
berdasarkan profil desa tahun 2010 adalah 1.822 orang,
dengan 818 laki-laki dan 1004 perempuan. Dari jumlah
tersebut terdapat 482 wanita usia subur, dan 13 orang ibu
hamil.
Kehidupan warga desa ini diwarnai dengan kerja
sama atau gotong royong dalam melakukan pekerjaan
yang dianggap sebagai tanggung jawab bersama.
Dibawah asuhan kepala desa dan kepala dusun, warga
laki-laki yang berusia diatas 17 tahun turut ikut serta
bergotong royong dalam pembangunan fasilitas umum
seperti pembangunan jembatan, jalan setapak, dan
fasilitas pribadi seperti pembangunan rumah warga.
Selain itu, gotong royong antar tetangga dilakukan saat
panen jagung, yang kemudian akan diikat bersama,
digantung pada atap rumah bulat atau Ume K’bubu
sebagai bahan makanan, dan bibit tanam pada musim
45
berikutnya. Dalam kegiatan kerja bakti ini tidak hanya
dilakukan oleh laki-laki, namun juga perempuan.
Kebiasaan masyarakat desa saat pagi hari,
disibukkan mencari rumput untuk makan ternak sapi,
memberikan makan pada babi di kandang, sebelum
beraktivitas ke ladang. Pemenuhan kebutuhan air bersih
di desa Tunua, menggunakan mata air, sumur gali, dan
hidran. Air bersih tersebut ditampung pada bak
penampungan yang dimiliki oleh setiap RT.
Tabel 4.2 Keadaan Penduduk desa Tunua menurut
Umur
Kategori Umur Laki-laki (orang) Perempuan (orang)
0-12 bulan 4 6
1-6 tahun 57 116
7-12 tahun 114 158
13-15 tahun 64 62
16-20 tahun 49 60
21-30 tahun 89 118
31-40 tahun 105 129
41-50 tahun 72 114
51-60 tahun 63 78
Sumber: Profil Desa Tunua, tahun 2010
46
4.1.2.2 Tingkat Pendidikan
Sebanyak 217 orang warga laki-laki, dan 709
orang warga perempuan desa Tunua pernah mengenyam
pendidikan baik itu baik itu di tingkat Taman Kanak-kanak
(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),
D1, D2 dan Sarjana, namun ada juga yang sampai
menamatkan pendidikannya namun ada juga yang tidak
tamat.
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan warga desa Tunua
Tingkat
Pendidikan
Laki-laki Perempuan Tamat Tidak
Tamat
SD 454 539 880 113
SLTP 94 106 166 34
SLTA 49 30 50 29
D1 1 - - -
D2 - 4 - -
D3 - - - -
S1 5 - - -
Sumber: Profil Desa Tunua, 2010
Sesuai dengan profil desa Tunua tahun 2010,
sebanyak 81 orang warga yang terhitung dari usia 18-56
tahun tidak pernah bersekolah, sedangkan 18 orang anak
dari usia 3-6 tahun yang belum masuk ke TK. Adapun
47
fasilitas pendidikan di desa ini, yakni, 1 buah Play Group,
1 buah TK, 2 buah SD, dan 1 SLTP yang bangunannya
masih menumpang di bangunan SD setempat.
4.1.2.3 Kondisi Sosial Ekonomi
Mata pencaharian warga desa Tunua, pada
umumnya adalah petani, namun ada juga warga yang
berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tercatat
dalam profil desa Tunua tahun 2010, sebanyak 1.221
orang warga yang bekerja sebagai petani, yakni 780
orang laki-laki dan 441 orang perempuan. Sebanyak 10
orang warga yang bekerja sebagai PNS, 7 orang warga
pensiunan PNS/ TNI/ POLRI, 22 orang tukang kayu, 11
orang tukang batu, 2 orang tukang jahit, 11 orang tukang
besi, dan 441 orang warga yang bekerja sebagai
nelayan.
Selain itu, hampir semua warga desa ini memiliki
lahan perkebunan sendiri. Lahan kebun tersebut
digunakan warga untuk menanam sayur, ketela rambat,
ubi, jagung, pisang, kacang-kacangan, jeruk, jambu biji
dan kemiri. Hasil kebun tersebut tidak hanya dijadikan
makanan, namun juga akan didagangakan di pasar
Kapan yang letaknya 7 Km dari desa Tunua, untuk
48
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kebun tersebut
selain sebagai tempat menanam, dijadikan juga sebagai
tempat untuk mengikat hewan ternak sapi bagi warga
yang memilikinya.
Saat hari senin hingga rabu warga
menggunakannya untuk memanen hasil kebun sebelum
dibawa ke pasar pada hari kamis. Pasar Kapan yang
hanya beroperasi satu minggu sekali ini dijadikan
kesempatan terbesar warga desa ini untuk
mendagangkan hasil kebun mereka. Dari hasil penjualan
tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan lain berupa
minyak tanah, minyak sayur, beras, dan membayar iuran
sekolah, membeli pulsa listrik, sabun cuci, sabun mandi,
shampoo, odol, dan pakaian. Hasil panen itu kemudian
akan dimasukkan ke dalam bekas karung beras, diangkut
dengan menggunakan ojek, atau angkutan umum yang
beroperasi ke desa setiap hari kamis. Hasil kebun yang
didapat akan dihemat untuk memenuhi kebutuhan hidup
setiap hari sebelum hari pasar selanjutnya. Untuk
mendagangkan hasil kebun, biasanya dilakukan oleh
orang tua yang bekerja sebagai petani.
Dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum
sehari-hari, warga mengkonsumsi beras yang dibeli di
49
pasar. Selain itu juga warga mengkonsumsi beras, dan
jagung yang diambil dari hasil kebun sendiri. Padi yang
dipanen akan ditumbuk dengan menggunakan lesung
terlebih dahulu sebelum dimasak menjadi nasi, begitu
juga dengan jagung akan dimasak secara langsung yang
dicampur kacang-kacangan atau sayur, hasil masakan
jagung ini dinamakan dengan istilah jagung katemak,
atau sebelumnya jagung akan ditumbuk di dalam lesung
barulah dimasak dengan dicampur santan dan kacang
tanah yang disebut dengan istilah jagung bose.
4.1.2.4 Gambaran Kesehatan Masyarakat Desa Tunua
Dalam bidang kesehatan, desa Tunua memiliki 3
buah posyandu, 1 gudang penyimpanan obat, dan 1 buah
poskesdes. Tenaga kesehatan yang ada, 1 orang bidan
desa, dan 2 orang dukun bersalin terlatih (Profil desa
Tunua, 2010). Saat melakukan penelitian, masyarakat
desa sering mengeluhkan kedisiplinan bidan dalam
menjalankan tugas, dikarenakan bidan desa setempat
yang sering tidak berada di desa, namun lebih banyak
menghabiskan waktu di kota Soe, bidan akan datang
disaat posyandu, yang diadakan pada setiap tanggal 17.
50
Untuk menjangkau fasilitas kesehatan ini dapat
dilakukan dengan berjalan kaki yang cukup memakan
waktu sekitar lima belas menit, karena lokasi dari fasilitas
kesehatan ini terdapat di dalam desa Tunua, sedangkan
untuk menuju ke Puskesmas kecamatan dibutuhkan
waktu 30 menit dengan menggunakan kendaraan
bermotor. Jika ingin menjangkau Rumah Sakit Umum
atau Rumah Sakit Swasta di kota Kab. TTS, maka
membutuhkan ±1,5 jam perjalanan dengan menggunakan
kendaraan bermotor atau kendaraan roda empat.
Menurut laporan dari profil desa Tunua, tahun
2010 terdapat 39 kasus malaria, dan 5 kasus ginjal.
Namun dari kedua kasus tersebut, tidak dilakukan
perawatan di puskesmas ataupun rumah sakit, dan tidak
ada laporan kematian. Dari laporan tersebut hanya
terdapat dua kasus ini. Ketika melakukan penelitian
ditemukan kasus lainnya, seperti 1 kasus perdarahan
tahun 2010, 1 kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
bulan februari tahun 2012, 1 kasus distosia tahun 2009, 1
kasus solusio plasenta di tahun 2010, dan 1 kematian
bayi pada bulan januari tahun 2012.
51
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Ibu Usia Produktif yang Mengalami Abortus Spontan
Wawancara yang dilakukan terhadap informan
kunci, yakni 13 kader posyandu dan kepala desa Tunua,
ditemukan 8 orang ibu usia produktif yang mengalami
abortus spontan. Enam orang ibu yakni ibu YT dari RT
07/06, AO dari RT 07/06, WMN dari RT 12/11, MU dari RT
02/03, DJ dari RT 13/11 dan EB dari RT 02/03 adalah ibu
yang diinformasikan oleh kader posyandu dari dusun 1
hingga 4, sedangkan 2 orang ibu yakni ibu YMS dari RT
01/01 dan ibu OT dari RT 03/07 adalah ibu yang
diinformasikan oleh kepala desa setempat.
Namun dari 13 kader yang ditemui, dua diantaranya
tidak bersedia untuk memberikan informasi mengenai data
abortus spontan yang dibutuhkan oleh peneliti. Kader
pertama dari dusun 3 dengan alasan tidak tahu siapa saja
ibu yang pernah mengalami abortus, dan kader ke dua dari
dusun 4 dengan alasan tidak pernah ada laporan di
posyandu bahwa adanya ibu yang mengalami abortus dan
tidak pernah mendengar cerita tentang adanya abortus
dikalangan ibu usia produktif di desa Tunua.
Setelah mendapatkan informasi dari 8 ibu tersebut,
peneliti langsung mendatangi rumah dari setiap ibu untuk
52
meminta persetujuan dilakukannya wawancara. Selain itu,
juga disertakan lembar persetujuan sebagai bukti bahwa
responden bersedia untuk diwawancarai, yang
ditandatangani oleh peneliti dan responden (lampiran 7).
4.2.1.1 Usia Kehamilan Saat Abortus
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
terhadap 8 orang responden yang diduga mengalami
abortus spontan di desa Tunua, didapati 5 orang ibu usia
produktif mengalami abortus spontan di usia kehamilan 2
bulan, 1 orang ibu pada usia kehamilan 3 menjelang 4
bulan, dan 2 orang ibu pada usia kehamilan 2 menjelang
3 bulan. Hal ini dibuktikan dengan penyataan dari ke 8
ibu tersebut yakni I1-I8, menerangkan responden 1
sampai 8, sedangkan angka yang mengikutinya
merupakan coding dari setiap kalimat yang diucapkan
oleh responden (verbatim).
I1.6 Saya su tidak dapat haid (mengerutkan kening) dua bulan, berarti su hamil dua bulan ibu. Saya sudah tidak haid (mengerutkan kening) selama dua bulan, berarti saya sudah hamil dua bulan)
I2.4 Saya su tidak dapat penyakit dua bulan ibu, jadi
kami tau sa begitu. Hehehe Saya tidak dapat penyakit selama dua bulan, jadi kami tahunya seperti itu. Hehehe
I3.4 Su dua bulan ibu (menunjukkan kedua jari).
Sudah dua bulan
53
I4.5 3 bulan mau jalan 4 ibu. 3 bulan menjelang 4 bulan kehamilan I5.7 Su 2 bulan masok 3. Dua menjelang 3 bulan kehamilan I6.5 Tiap kali keguguran itu saya ada hamil 2 bulan.
Ko selang tiap dua bulan tidak dapat haid saya keguguran na ibu. Setiap kali keguguran saya sedang hamil 2 bulan. Karena setiap menjelang dua bulan tidak haid saya keguguran
I7.5 Dua bulan ibu, kami hitung mulai dari yang saya su tidak mens lagi. Dua bulan, kami menghitungnya sejak saya tidak mens
I8.4 Dua bulan jalan tiga ini ibu, ko sa pu perut su aga besar na itu. Dua menjelang tiga bulan kehamilan, karena perut saya mulai membesar.
Sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, pada
saat usia kehamilan yang keberapa ibu mengalami
abortus spontan, didapati dari ke 8 ibu tersebut
mengalaminya pada trimester pertama (1-3 bulan) usia
kehamilan. Usia kehamilan, dihitung sejak ibu tidak
mendapatkan haid atau menstruasi.
Masa kehamilan terutama tiga bulan pertama
adalah masa yang sangat rawan. Beberapa komplikasi
kadang terjadi pada trimester pertama kehamilan ini.
Dalam masa ini, sedang berlangsung periode kritis yakni
pembentukan organ tubuh janin (organogenesis).
Tahapan demi tahapan menjadi penentuan dari
keberhasilan pembentukan organ tubuh janin. Dalam
54
proses pembentukan tubuh janin, sering mengalami
kegagalan. Kegagalan inilah yang akhirnya menyebabkan
janin tidak tumbuh dengan sempurna dan mengalami
keguguran.
4.2.1.2 Frekuensi dan Tahun Kejadian
Untuk mengetahui tahun kejadian abortus
spontan, maka kepada responden diajukan pertanyaan,
pada tahun berapa ibu mengalami keguguran. Dari
pertanyaan tersebut, didapati 8 orang ibu usia produktif
mengalami abortus spontan dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir yakni pada tahun 2009, 2010 dan 2011. Pada
tahun 2009 kasus abortus terjadi pada 3 orang ibu, yakni
ibu YT, ibu , dan ibu AO, dan ibu OT. Tahun 2010
terdapat 2 orang ibu, yaitu ibu WMN dan ibu EB, pada
tahun 2011 terdapat 1 orang ibu yakni ibu YMS, berbeda
dengan Ibu DJ dan ibu MU mengalami abortus spontan
secara berulang pada tahun 2010 dan 2011. Berikut
adalah pernyataan dari 8 responden.
I1.13 Tahun 2009 itu aang bapa (melihat ke arah tn.Y)? Tahun 2009 saya keguguran (melihat ke arah tn.Y)? I2.3 Ia ibu, itu waktu saya keguguran tahun 2009. Ia, waktu itu saya keguguran tahun 2009 I3.3 Tahun 2011 bulan desembar pas tanggal 30 baru-baru itu ibu.
55
Tahun 2011 bulan desember tepat tanggal 30. I4.7 Tahun 2009 ibu. Tahun 2009 I5.8 Bulan desember tahun 2010 nona yang saya
keguguran itu (mengambil pinang dan membelahnya) Bulan desember tahun 2010 saya mengalami keguguran (mengambil pinang dan membelahnya)
I6.4 Yang bulan januari 2010 itu pertama kali, ais itu
juni 2010 sat kali lai, maret 2011 gugur lai, yang terakhir september itu andia sampe sekarang belom hamil ju. Bulan januar pertama kali saya keguguran, setelah itu bulan juni 2010 satu kali lagi, maret 2011 keguguran lagi, yang terakhir bulan september dan sampai sekarang saya belum hamil.
I7.4 Kalo yang pertama itu tahun 2010, yang kedua itu yang bulan 9 tahun 2011 kemarin ibu. Yang pertama itu di tahun 2010, yang kedua di bulan 9 tahun 2011 kemarin.
I8.3 Tahun 2010, pas saya hamil anak no 3 ibu.
Padahal rencana mau anak nona itu ibu. Hehehe Tahun 2010, saat saya hamil anak ke 3. Rencananya saya akan hamil anak perempuan. Hehehe
Dari hasil wawancara, ditemukan dua orang ibu
yakni ibu 6 dan 7 yang mengalami abortus spontan
sebanyak dua kali, di tahun yang berbeda. Dari kasus
tersebut, menurut Brunner dan Suddatrh (2001), jenis
abortus ini biasa disebut sebagai abortus berulang, dan
spontan dengan penyebab yang tidak diketahui, dimana
penderita mengalami abortus secara berturut-turut 2 kali
atau lebih, Pasien dengan abortus habitual biasanya
ditandai dengan pendarahan, dan sebanyak 60% dapat
terjadi akibat anomali kromosom.
56
Penyebab paling umum dari abortus spontan
berulang disebabkan oleh karena terjadinya kelainan
numerik pada kromosom 13, 14, 15, 16, dan 22 yang
diikuti oleh monosomi X (Hassold et al, 1980, Strom et al,
1992, Stephenson et al, 2002 dalam chromosomal
abnormalities and embryo development in recurrent
miscarriage couples). Monosomi kromosom tertentu yang
hanya ada di dalam satu sel, seharusnya dalam setiap
sel terdapat secara berpasangan (Dorland, 1998).
4.2.1.3 Tanda-Tanda Abortus Spontan Pada Ibu
Tanda-tanda abortus spontan yang dialami oleh
8 orang ibu berbeda-beda, sesuai dengan pengalaman
yang dialami, didukung dengan pernyataan di bawah ini.
I1.5 Saya rasa ini pinggang ke mau putus, baru ke ada muat ame bakul besar satu (memegagang punggung), pas saya pi kincing na darah satu kaboak lari keluar, saya pikir itu mau haid ma darah ini keluar terus ko saya bingung, saya pange baptua ko datang liat na baptua ju bingung. Saya merasa pinggang saya akan putus, seperti sedang memikul sebah bakul besar (memegang punggung), saat saya akan kencing satu gumpalan darah keluar, saya mengira akan haid namun dara tersebut terus keluar membuat saya menjadi bingung, saya memanggil suami saya untuk datang melihat tapi dia juga bingung
I2.6 Saya rasa ke mau demam ju tidak, badan dong ke
gamatar semua, pinggang ke mau putus sa, baru rasa ke barat sekali di sini (memegagang punggung) ke ada kena tendes begitu. Saya merasa akan demam tapi tidak, semua badan saya gemetar, pinggang saya serasa akan putus, dan serasa berat sekali di sini (memegang punggung) seperti sedang ditekan
57
I3.8 Ado...itu waktu yang keguguran ini ibu, rasa ke pinggang pi bawah ini su talepas semua, tulang belakang rasa ke ada pikul bakul besar yang ada isi barang berat apa ko. Mau duduk gaya karmana ju tetap sakit ibu, saya tidak bisa bikin apa-apa. Aduh...saat saya keguguran serasa pinggang ke bawah sudah terlepas semua, tulang punggung ini terasa sedang memikul sebuah bakul berisi barang berat. Duduk seperti apapun tetap saja sakit, saya tidak dapat melakukan apapun
I4.3 Sakit sekali ibu, di bagian sini ini (memegang perut
bagian bawah). Saya rasa ke mau melahirkan, pinggang ke mau putus, baru belakang ini sakit sekali ibu saya tidak bisa bikin apa-apa (memegang punggung). Sakit sekali, di bagian ini (memegang perut bagian bawah). Saya merasa seperti akan melahirkan, pinggang terasa mau putus, punggung saya sakit sekali tidak dapat melakukan apapun
I5.4 Saya pu pinggang, tulang belakang yang di sini
(menunjuk pinggul) sakit sekali, baru saya pu perut ini rasa ke tairis begitu. Saya pikir itu karna saya bolak-balik Kapan yang berapa hari itu makannya pinggang sakit. Pinggang saya, tulang punggung yang di sini (menunjuk pinggul) sakit sekali, saya merasa perut ini seperti diiris. Saya berpikir itu karena saya sering pergi-pulang ke Kapan beberapa hari ini sehingga pinggang saya sakit
I6.6 Darah ini keluar banyak mau mati ibu, saya
sampe takut ee. Padahal dulu pertama kali dapa haid di SMP tidak begitu ibu, ini dia keluar banyak mati, gumpal-gumpal begitu, sampe saya ganti alas ini tidak tau berapa banyak dalam satu hari. Darah ini banyak sekali yang keluar, saya takut sekali. Padahal dulu saat pertama kali saya haid di waktu masih SMP tidak seperti itu, dia keluar banyak sekali, bergumpal-gumpal, saya harus mengganti alas tidak tahu berapa banyak dalam sehari.
I7.6 Darah keluar ibu malele iko kaki sini pu banyak,
tidak sama ke yang saya mens itu ibu. Saya takut sekali ko dia keluar (menunjuk kedua kaki) non stop tidak mau barenti, keluar-keluar terus sampe saya baganti terus. Itu waktu mungkin saya su perdarahan ibu, ma tau te kami di kampung jadi tidak tau apa-apa ibu (tersenyum). Darah yang keluar melewati kaki saya sangat banyak, tidak seperti saat mens. Saya takut sekali karena darah yang keluar (menunjuk kaki) tidak berhenti, keluar terus menerus dan saya terus
58
bergantian pakaian. Waktu itu mungkin saya sudah pendarahan, tapi tidak tahu karena kami di kampung
I8.5 Pinggang ini (memegagang pinggul) yang saya
rasa ke su talepas pi bawah deng kaki dong, sakit sekali sampe saya lemas ibu, sakit di tulang belakang ini ke tembus ee, saya tidak bisa duduk badiri itu waktu ibu, takuju ju andia su naklolo buang itu. Darah lari kaluar bagitu sa, kita tidak bisa tahan ibu. Pinggang ini (memegang pinggul) saya rasa sudah terlepas ke bawah dengan kaki ini, sakit sekali sampai saya lemas, sakit seperti menembus tulang punggung, saya tidak dapat duduk atau berdiri waktu itu, tiba-tiba saja sudah keguguran. Darah keluar begitu saja, tidak dapat ditahan
Dari hasil wawancara, diketahui bahwa tanda-
tanda abortus spontan yang dialami oleh 8 ibu tersebut
diawali dengan sakit pinggang, punggung terasa sedang
memikul beban berat, sakit di tulang belakang, terasa
seperti akan demam dan pendarahan. Setelah
merasakan tanda tersebut, kemudian ibu mengalami
abortus.
Tanda abortus yang disebutkan ini, dapat
dilakukan anamnesis (wawancara riwayat kesehatan)
terhadap ibu lebih dalam, untuk memastikan apakah ada
tanda lain yang menyertai saat ibu mengalami abortus,
sehingga dari tanda tersebut dapat ditentukan abortus
jenis apa yang sedang dialami ibu, agar dapat dilakukan
penanganan lebih lanjut dan tepat.
59
4.2.1.4 Penyebab Abortus Spontan
Dengan dilakukannya wawancara, ditemukan
beberapa hal yang menurut ibu merupakan penyebab
dari terjadinya abortus. Seperti yang diungakpkan di
bawah ini.
I1.4 Pas saya keguguran kami dua baru pulang dari kebun, pas dikebun itu kami habis batofa na saya ada bela kayu ko mau pake bamasak di dapur, na pas sampe di rumah sekitar setengah jam ju langsung saya keguguran. Saat saya keguguran kami bau kembali dari berkebun, saat di kebun sehabis membersihkan saya membelah kayu untuk digunakan di dapur, nah setelah sampai di rumah sekitar setengah jam kemudian saya langsung keguguran
I2.5 Saya itu waktu ada mau pi di kaka pu rumah, saya
naek ojek ibu. Sampe di Ajaobaki pas depan SD saya tabanting belakang dar atas motor baru guru di situ dong yang bantu angkat saya. Pas pulang sampe di rumah ju dia pu dua jam kemudian saya rasa ke mau pi belakang na anak su jato buang. Saat itu saya akan pergi ke rumah kakak, saya menumpang ojek. Sampai di Ajaobaki tepat di depan SD saya terjatuh ke belakang dari motor dan saya ditolong oleh para guru setempat. Setelah kembali ke rumah dua jam kemudian saya merasa akan ke belakang, sampai di sana anak saya sudah terjatuh
I3.2 Itu waktu ada acara natal ibu, kebetulan dong
minta saya bantu bamasak jadi hampir setiap hari kami bolak-balik gereja dengan motor, saya yang dapat tugas belanja jadi pp Soe-Tunua ini non stop pake motor, jadi mangkali ko gara-gara itu saya keguguran. Ko baru mau habis kegiatan natal di gereja na saya su keguguran. Waktu itu ada acara natal, kebetuan saya diminta untuk bantu memasak jadi hampir setiap hari saya harus pergi-pulang dengan motor, saya mendapat tugas belanja jadi harus harus pergi-pulang dengan menggunakan motor, jadi mungkin karena hal tersebut akhirnya saya keguguran. Larena baru selesai kegitan natal di gereja saya keguguran
I4.2 Ia ibu, itu waktu saya keguguran pas mau pi timba
aer di kali seblah itu. Sampe di pinggir kali na saya talucuk ko jato na perut yang turun duluan ko
60
kena batu kali, dia pu dua hari ju saya keguguran ibu. Ia, waktu itu saya keguguran saat akan menimba air di kali sebelah. Sampai di pinggiran kali saya terpeleset dan terjatuh, perut saya ini menyentuh batu, dua hari kemudian saya keguguran
I5.3 Saya keguguran pas kami ada bikin rumah jadi
tasibuk siang hari malam. Baptua ini sendiri sa ko mau tidak mau saya harus bantu dia pi beli bahan bangunan di Kapan sana, na saya musti naek turun ojek terus nona, satu minggu bisa sampe 2 ko 3 kali saya musti pp ko beli bahan bikin rumah ini. Kalo tidak na saya pigi deng bemo, nona tau sendiri kondisi jalan di sini parah mati. Kami habis pasang seng dia pu dua hari kemudian ju saya keguguran. Saya keguguran saay akami sedang membangun rumah sehingga hampir setipa hari kami sibuk sekali. Suami saya sendiri sehinga saya harus membantunya untuk membeli bahan bangunan di Kapan, nah saya harus menggunakan ojek, satu minggu bisa sampai 2 atau 3 kali saya harus pergi pulang membeli bahan bangunan. Jika tidak saya akan menggunakan anguktan umum, tahu sendiri kondisi jalan di sini yang rusak parah. Setelah memasang atap dua hari kemudian saya keguguran.
I6.2 Saya nikah oktober 2009. November saya su tidak
haid lagi jadi kami pikir saya hamil, nah bulan januari takuju saya keguguran begitu terus tiap kali kalo saya tidak dapat haid satu atau dua bulan nanti bulan berikutnya lagi saya kembali haid lagi ibu. Padahal kalo hamil saya tidak kerja berat, tidak pi mana-mana, takuju ju gugur buang. Jadi kami di rumah bingung kenapa ko tiap kali hamil musti begitu? Mungkin yang ke orang bilang kandungan tidak kuat makannya begitu. Saya menikah bulan oktober tahun 2009. Pada bulan november saya tidak lagi haid jadi kami mengira saya sudah hamil, nah bulan januari tiba-tiba saja sya keguguran begitu terus setiap kali jika saya tidak mendapatkan haid satu atau dua bulan, di bulan berikutnya saya haid lagi. Padalah jika saya hamil tidak bekerja keras, tidak ke mana-mana, tiba-tiba saja keguguran. Jadi kami sangat bingung kenapa disetiap kehamilan saya keguguran? Mungkin seperti yang orang katakan kandungan tidak kuat
I7.2 Adik laki-laki pas masok minta dia pu maitua ini
ibu, jadi kami tiap hari sibuk sekali pigi datang Kapan ko siap-siap mau pesta punya, saya yang dapat tugas jalan undang jadi saya amper tiap hari bolak balek Kapan itu ibu, kaka paling
61
besarkan ada di Kapan jadi ap-apa sedikit saya musti lari pi Kapan ko kas tau dong, pas habis masok minta ju saya pulang sampe di kali seblah sore-sore deng kaka ipar, ade nona satu ju saya keguguran di kali situ. Adik lelaki saya meminang calon istrinya, hampir setiap hari kami sibuk sekali, pergi datang Kapan untuk menyiapkan pestanya, saya mendapat tugas untuk mengundang, setiap hari saya harus pergi pulang ke Kapan, kakak saya yang lebih besar ada di Kapan sehingga ada keperluan saya harus ke Kapan, setelah selesai peminangan saya kembali ke rumah di sore harinya bersama dengan kakak ipar dan seorang adik perempuan, begitu tiba di kali saya keguguran
I8.1 Waktu saya hamil ko sampe keguguran itu karna
saya pu ulu hati ini sakit sampe tembus belakang, kalo makan muntah buang, duduk begini saya buang ludah terus ibu, pokoknya selama saya hamil itu begitu sampe saya keguguran. Sakit tidak tau pu barenti ju ibu, jadi saya bingung sebenarnya saya sakit apa? Dulu kami masih tinggal di rumah bawah ma karna keguguran akhirnya kami pinda datang di sini deng mamtua dong. Waktu hamil sampai keguguran itu karena ulu hati saya hingga menembus punggung, jika makan akan munta, duduk seperti ini saya akan terus meludah, hal itu terus berlanjut sampai saya keguguran. Sakit terus dan tidak berhenti, saya bingung sebenarnya saya ini sakit apa? Dulu kami masih menempati rumah sebelah namun akibat dari keguguran akhirnya kami pindah ke sini bersama mertua
Hasil wawancara tersebut, diketahui penyebab
terjadinya abortus spontan pada 8 ibu semata-mata
terjadi secara alamiah. Namun, ada beberapa hal yang
dapat mengakibatkan abortus yaitu, produk konsepsi
yang abnormal, kelainan pada plasenta, ibu yang
memiliki riwayat penyakit seperti malaria, dan kelainan
kromosom (Ralph C. Benson, Martin L. Pernoll, 2008).
62
4.2.1.5 Tindakan Awal Saat Abortus
Tindakan yang dilakukan ibu di desa Tunua saat
abortus spontan yakni dengan cara mengompres atau
tatobi menggunakan air panas dan daun damar,
menghangatkan tubuh, dan tidur di dalam rumah bulat
selama proses penyembuhan berlangsung. Selain itu,
salah satu ibu melakukan tindakan awal saat abortus
dengan melaporkan ke bidan desa. Hal ini dibuktikan
dengan pernyataan di bawah.
I17 Hehehe...kami tatobi sa ibu, saya tidor di rumah bulat 4 hari. Tau sendiri ibu kalo di Timor sini lu mau melahirkan, ko keguguran ko apa tetap musti tatobi, nah tatobi tu untuk apa ibu? (mimik wajah serius) biar darah kotor semua malele keluar ko tidak penyakit, jadi musti tatobi tiap hari sampe darah barenti kaluar, tidor ju di rumah bulat baru panggang supaya di dalam sini (memegagang perut) cepat sembuh. Hehehe...kami hanya mengompres, saya tidur di rumah buat selama 4 hari. Tahu sendiri kebiasaan orang Timor jika melhirkan atau keguguran atau apapun harus melakukan kompres, nah untuk apa kompres itu? (mimik wajah serius) agar semua darah kotor dapat keluar dan tidak menyebabkan penyakit, harus kompres setiap hari sampai darah berhentu keluar, tidur juga di rumah bulat dan menghangatkan tubuh di perapian agar di dalam sini (memegang perut) cepat sembuh.
I2.9 Saya suruh baptua ko masak aer panas, ais itu
kami tatobi. Itu waktu saya pu mama ju ada di sini makannya dia yang tataobi sam saya. Saya menyuruh suami untuk merebus air panas, setelah itu dikompres. waktu itu mama saya juga ada di sini sehingga dia yang melakukan kompres pada saya.
I3.11 Hehehe...kami hanya tatobi sa ibu, bamasak aer
ko pake tatobi deng daun damar. Saya ju ada panggang di dapur, biar cepat kering ibu (tersenyum sambil menggaruk-garuk bahu kanan).
63
Hehehe...kami hanya melakukan kompres, merebus air untuk digunakan kompres dengan daun damar. Saya juga mengahangatkan diri di perapian dapur, agar cepat kering (tersenyum sambil menggaruk-garuk bahu kanan).
I4.10 Kami tatobi ibu, saya pu mama datang dar
rumah seblah ko tatobi saya. Saya ada minum obat kampung ibu dari saya pu tanta. Dong rebus akar, tamba deng pinang kering, masak habis kasih saya ko minum, bilang supaya di dalam sini (menunjuk ke perut) cepat sembuh ko bisa hamil lai. Hii itu barang pu pahit ibu. Hehehe Kami kompres, mama saya datang dari rumahnya untuk mengompres saya. Saya juga diberi minum obat kampung oleh tanta saya. Mereka merebus akar, ditambah pinang yang sudah kering, sehabis dimasak saya meminumnya, mereka mengatakan agar di dalam sini (menunjuk perit) cepat sembuh dan dapat hamil lagi. Hii pahit sekali. Hehehe
I5.10 Saya ada begitu jadi suru baptua yang pi ko kas
tau ibu bidan. Saya ada dapat obat dar ibu bidan, suru ko minum sampe habis baru jang mandi aer dingin musti aer panas. Hehehe Saya tidak dapat ke sana, sehingga saya meminta suami saya untuk pergi memberitahukan kepada bidan. Saya mendapat obat dari bidan, disuruh untuk meminumnya sampai habis dan jangan mandi menggunakan air dingin melainkan air hangat. Hehehe
I6.10 Tatobi sa ibu. Hehehe. Itu waktu bingung mau
bikin apa, jadi ingat ame kalo orang melahirkan biasa tatobi. Masak air panas banyak-banyak baru mamtua di sini yang tatobi sam saya. Hehehe Dikompres saja. Hehehe. Saat itu tidak tahu apa yang harus dilakukan, mengingat jika ada orang melahirkan akan dikompres. merebus air sebanyak-benyaknya dan mertua saya yang melakukan kompes kepada saya. Hehehe
I7.8 Saya pu kaka nona ini (menunjuk ke ny.S) yang
masak aer panas di dapur ko tatobi saya ibu, habis itu saya ada tidor di rumah bulat satu minggu ko kalo mau tatobi na jang repot. Hehehe Kakak perempuan saya (menunjuk ny.S) yang merebus air panas di dapur kemudian digunakan kompres, setelah itu saya tidur di dalam rumah bulat selama satu minggu agar saat akan dikompres tidak repot. Hehehe
64
I8.7 Tatobi sa ibu di dapur sini. Tiap hari mamtua tatobi sam saya, biar dalam perut dong cepat sembuh. Hehehe Kompres di dapur. Setiap hari saya dikompres oleh mertua saya, agar di dalam perut cepat sembuh. Hehehe
Dari hasil wawancara, tindakan awal yang
dilakukan saat abortus dengan cara melakukan kompres
panas, hanya sekedar membantu ibu untuk mengurangi
rasa nyeri dan pendarahan yang dialami, mengikuti adat
kebiasaan dalam kebudayaan masyarakat setempat.
Abortus dapat menyebabkan timbulnya komplikasi.
Komplikasi ini dapat terjadi sebagai akibat dari tidak atau
dilakukannya tindakan, tetapi tidak dengan cara yang
tepat. Komplikasi yang sering terjadi akibat abortus,
diantaranya perdarahan, perforasi, infeksi, dan syok (Dini
Kasdu, 2005).
4.2.2 Mekanisme Koping
4.2.2.1 Kondisi Psikologis Ibu Saat Abortus Spontan
Kondisi psikologis setiap individu berbeda, sesuai
dengan bagaimana cara seseorang menanggapi masalah
atau kejadian yang dialami. Berikut penyataan dari 8 ibu,
mengenai kondisi saat mengalami abortus.
I1.14 Saya sedih ibu, kami pu anak baru satu saja. Baru hamil yang itu kami su tunggu lama eee...ko baptua ini (menunjuk ke arah tn.Y) bilang “su naklolo buang adimea ini ko kita su
65
tidak ada anak lai”. Kami dua duduk ko menangis (mimik wajah sedih). Saya sedih, anak kami baru satu. Kehamilan tersebut sangat lama kami tunggu. Suami saya (menunjuk ke arah tn.Y) katanya “keguguran ini akan membuat kita tidak memiliki anak lagi.” Kami berdua duduk dan menangis
I2.13 Saya kaget ko sampe menangis ibu. Kita su
harap-harap baru takuju begini ini sapa yang tidak menyesal ibu. Saya terkejut sampai menangis. Kita sudah berharap namun tiba-tiba saja jadi begini saya sangat menyesal
I3.13 Ini hamil kami musti bergumul siang malam ibu,
jadi waktu keguguran itu saya pu hati ini hancur sekali (memegang dada), saya tidak terima baik, saya terlalu sedih tapi mau bikin karmana lai. Memang ini semua Tuhan pu rencana kita mau bikin karmana lai. Kehamilan ini kami menggumulinya siang dan malam, saat keguguran hati saya hancur sekali (memegang dada), saya tidak menerimanya, saya sangat sedih tapi harus bagaiman lagi. Memang ini semua rencana Tuhan, harus bagaimana lagi kita
I4.11 Saya tidak tau mau bilang apa ibu, te saya ju
kaget stenga mati yang takuju pinggang sakit ais itu na langsung darah malele. Coba saya tau mau jadi begitu saya tidak pi timba di kali, na ko kami su biasa pi timba di situ, mau bamasak, bacuci, mandi ko apa semua di situ na ibu. Saya terlalu kecewa ibu, itu waktu memang mau sial itu ibu (menepuk paha sebelah kanan). Saya tidak tahu apa yang harus dikatakan, saya sangat terkejut saat pinggang saya sakit kemudian ada darah yang keluar. Coba jika saya tahu akan terjadi hal seperti ini saya tidak akan pergi menimba air di kali, kami sudah biasa menimba air di situ, untuk memasak, mencuci, mandi atau apapun semuanyanya kami lakukan di situ. Saya sangat kecewa, saat itu mungkin saya memang kesialan (menepuk paha sebelah kanan)
I5.15 Sedih mau mati nona, anak hanya satu sa ini tiap
hari dia bermain sendiri deng dia pu ban diluar. Hamil ini kita su senang te takuju ju gugur buang, menyesal mau mati nona ma ko su terjadi kita mau bikin karmana lai (memiringkan kepala dan tersenyum). Mangkali ko saya pu kandungan ini yang tidak kuat nona. Sangat sedih, anak saya hanya satu saja. Hampir setiap hari dia bermain sendiri dengan
66
bannya. Kehamilan ini membuat kami sangat senang namun tiba-tiba keguguran, sangat menyesal namun sudah terjadi apa yang harus kami lakukan (memiringkan kepala dan tersenyum). Mungkin kendungan saya yang tidak kuat
I6.11 Ini kami su nikah hampir 3 taon ma belum tau pu
ada anak, padahal kami nika saya masih muda ibu baru umur 20 tahun (tersenyum). Saya kecewa sekali ibu, ko orang lain baru nikah su ada anak ma kita lain. Saya tinggal di dalam rumah sini baru tidak kasih mamtua cucu ini karmana? Amper tiap hari mama tanya, saya bingung mau jawab bilang apa, 4 kali keguguran coba ibu bayangkan kita nona-nona baru tidak ada anak begitu sapa pu hati yang tidak sakit? (menangis tersedu-sedu). Kami sudah menikah hampir tahun ke 3 tetapi belum memiliki anak, padahal di saat kami menikah umur saya masih sangat muda baru 20 tahu (tersenyum). Saya sangat kecewa, orang lain yang baru saja menikah langsung memiliki anak namun berbeda dengan saya. Saya menetap di rumah ini namun tidak memberikan cucu saya harus bagaimana? Hampir setiap hari saya ditanya, saya bingung mau menjawab apa? 4 kali keguguran coba dibanyangkan kita sebagai perempuan, tidak memiliki anak hati siap yang tidak sakit? (menangis tersedu-sedu)
I7.10 (mengusap air mata) hmmm...su umur 37 tahun
su kawin 11 tahun ibu tidak ada anak sama sekali semua anak yang ada di rumah ini saya angkat kaka dong pu anak biar kami tidak sendiri. Tapi yang saya mau itu saya harus ada anak sendiri (terdengar sedikit emosi) kenapa tiap kali hamil harus keguguran? Saya ada salah apa? Deng saya pu keluarga semua saya baek-baek, saya pu suami ju majelis, kami ju manusia biasa mau untuk ada anak yang bisa liat kami kalo su tua, saya tida sangka-sangka ibu, saya mau ada anak ibu (menangis terisak-isak) saya ke perempuan mandul, saya terlalu kecewa. (mengusap air mata) hmmm...sudah umur 37 tahun menikah 11 tahun tetapi sama sekali belum memiliki anak, semua anak yang ada di rumah ini saya mengadopsinya dari anak kakak saya sendiri. Tetapi yang saya mau saya harus memiliki anak sendiri (terdengar sedikit emosi) kenapa disetiap kehamilan harus keguguran? Apa salah saya? Dengan keluarga saya baik-baik saja, suami saya seorang majelis gereja, kami juga manusia biasa ingin mempunyai anak yang dapat menjaga kami saat tua, saya tidak
67
menyangka, saya ingin memiliki anak (menangis tersedu-sedu) saya seperti perempuan mandul, saya sangat kecewa
I8.8 Saya itu waktu hamil mau anak nona ibu, karna
saya pu suami bilang begitu, ini kali hamil musti anak nona, nah pas keguguran betul anak nona, jadi saya tidak mau sedih karmana ibu. Itu kami berusaha stengah mati baru dapat anak nona lai na, saya takut mau mati deng saya pu laki, kalo dia marah na mau bikin karmana? Saya menyesal ini yang tidak tau lai. Waktu saya hamil ingin anak perempuan, karena suami saya ingin seperti itu, kehamilan ini harus anak perempuan, nah saat keguguran betul sekali ternyata anak perempuan, jadi bagaimana saya tidak sedih. Kami sangat berusaha untuk mendapatkan anak perempuan, saya sangat takut kepada suami saya, bagaimana jika dia marah? saya sangat menyesal, tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa pasca
abortus yang dialami oleh ibu membuat kondisi psikologis
ibu menjadi sedikit labil, sehingga membuat ibu merasa
terkejut, sedih, kecewa, marah, takut bahkan merasa
putus asa tidak akan memiliki anak lagi. Kondisi tersebut
merupakan suatu hal yang wajar, dikarenakan ibu
mengalami suatu masa kehilangan dari apa yang
dimilikinya, dalam hal ini janin yang dikandung.
Kondisi psikologis 6 dari 8 ibu yang mengalami
abortus spontan berbeda dengan kondisi 2 ibu yang
mengalami abortus berulang. Enam ibu merasa shock
dengan kejadian yang dialami, janin yang dipertahankan
dapat lahir dengan selamat, namun gagal. Berbeda
dengan 2 ibu yang mengalami abortus berulang, hal ini
68
membuat mereka tidak lagi memiliki harapan untuk
memilki anak, dan proses penerimaan terhadap keadaan
ini lebih cepat dibandingkan dari 6 ibu.
4.2.2.2 Respon Suami dan Keluarga Mengenai Kejadian
Abortus
Respon atau tanggapan suami dari 8 ibu akan
muncul secara berbeda-beda. Untuk mengetahuinya,
peneliti melakukan wawancara terhadap 8 ibu, tentang
bagaimana respon suami dan keluarga saat mengetahui
ibu mengalami abortus. Berikut hasil wawancaranya.
I1.14 Mau bilang apa ibu. Saya pu bapa mantu yang mangamok bilang “jang sampe ko kamu dua sengaja itu?”. (melotot) eh...pikir ko saya sengaja na, ko saya ju mau ada anak lai te saya pu anak pertama ini nona. Saya mau anak laki-laki. Mau bilang apa lagi. Mertua saya sangat marah katanya “janga-jangan kalian berdua memang sengaja?” (melotot) ah...mereka pikir saya sengaja, saya juga ingin punya anak lagi karena anak pertama saya perempuan. Saya ingin anak laki-laki
I2.14 Baptua ju kaget ibu, ini su karmana lai? Saya pu
keluarga belom tau kalo saya ada hamil. Saya pu baptua ju dia tidak marah, te dia bilang mau marah bikin apa ko ini kita bukan sengaja. Hehehe Suami saya juga terkejut, kenapa begini? Keluarga saya belum tahu jika saya sedang hamil. Suami saya tidak mat=ra, dia hanya mengatakan mau marah apa gunanya kita bukan sengaja. Hehehe
I3.14 Te mau bilang apa. Hehehe (melihat ke arah
tn.S). Kami hanya berdoa saja. Baptua hanya bilang barang su abis, memang ada kaka satu yang marah ma hanya begitu sa. Hehehe Apa yang harus dikatakan. Hehehe (melihat ke arah tn.S). kami hanya berdoa. Suami saya
69
mengatakan semuanya sudah terjadi, memang ada seorang kakak saya yang marah tapi begitu saja. Hehehe
I4.12 Baptua mau bilang apa, kita jato andia ko begitu.
Na saya pu mama ini dia yang datang ko cerewet mau mati, dia bakalai sam saya bilang saya tenganga andia begitu. Ini kita jato, su kas tau mamtua ma dia tatobi saya itu dia mengamok terus ibu ko saya pu kepala tamba sakit. Hehehe Apa yang harus suami saya katakan, kita terjatuh akhirnya seperti itu. Nah mama saya yang sangat cerewet, dia marah kepada saya katanya saya tidak berhati-hati. Kita terjatuh, saya sudah memberitahukan kepada mama saya tapi saat saya dikompres tetap saja dia marah-marah membuat saya sakit kepala
I5.16 Baptua dia biasa sa, saya pu kaka nona itu yang
marah, tiap hari kerja turun naek motor terakhir gugur buang, pikir ko anak hanya satu sa ini baek na. Saya pu baptua yang ada basambung deng dia, ko saya mau bilang apa. Saya ju tidak mau ini barang kejadian. Suami saya biasa saja, kakak perempuan saya yang marah ketika itu, setiap hari menggunakan motor akhirnya keguguran, satu anak saja tidak baik. Suami saya yang meladeninya saat dia marah-marah, saya tidak tahu harus berkata apa? Saya juga tidak mau hal ini terjadi
I6.13 Pertama kali dia marah, bilang saya tidak hati-
hati. Abis itu kali kedua deng brikut-brikut dia hanya diam sa, tidak tau mau bilang apa. Hanya begitu sa ibu. Ais itu masok di kamar ju menangis (tersenyum).Tidak bilang apa-apa, saya pu mama mantu yang omong sa bilang ini su 4 kali na mau kapan lai dapa anak? Hehehe. Pertama kali suami saya marah katanya saya tidak berhati-hati. Setelah itu keguguran kedu dan berikutnya dia hanya terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Seperti itu. Kemudian dia masuk ke kamar dan menangis (tersenyum). Tidak mengatakan apapun, kata mertua saya sudah 4 kali keguguran dan kapan lagi akan memiliki anak? Hehehe
I7.11 Hanya bilang sudah lai te ini barang bukan kita ju mau, menangis terus ko mau pi ame itu darah dong ko kas masok lai (tersenyum) saya pu laki itu ibu suka maen gila, jadi kita ada tegang ju dia sante sa. Tapi dia tida marah ibu, hanya ke kaget sa begitu karna ini su dua kali. Kaget ibu, ko ini barang saya su alami dua kali jadi semua pikir ini su kenapa lai? Kaka nona ini pu laki pas datang dari Kapan ju tanya sam saya kenapa ko bisa begitu? Saya tidak tau
70
mau jawab bilang apa. Ko takuju sa dia keluar, kadang ada sodara lain dong yang bilang jang sampe ko saya mandul, baru omong-omong yang tidak-tidak ma saya tidak pusing ko saya pu laki tidak marah saya te kamu yang stengah mati. Hanya berkata sudahlah ini juga bukan keinginan kita, terus menangis apakah kita harus pergi dan mengambil kembali darah tersebut untuk kembali dimasukkan? (tersenyum) suami saya suka bergurau, kita lagi tegang tetapi dia santai saja. Tetapi dia tidak marah, hanya saja terkejut karena dua kali saya keguguran. Terkejut, sudah dua kali saya mengalaminya. Semua berpikir kenapa bisa seperti itu? Suami kakak perempuan saya datang dari Kapan dia juga ikut bertanya kenapa bisa jadi begitu? Saya tidak tahu harus menjawab apa. Tiba-tiba saja keguguran, terkadang ada saudara yang lain mengatakan jangan-jangan saya mandul, dan membicarakan tentang saya tetapi saya tidak ambil pusing, suami saya tidak marah tetapi kenapa kalian yang harus seperti itu
I8.9 Dia marah tapi hanya marah-marah begitu sa
ibu, bilang selama lu hamil minta apa saya beli kasih baru lu tidak jaga ko anak jato buang. Hehehe. Saya kasian yang pas dia bilang begitu, ko pas hamil itu hari saya minta apa sa dia beli kas saya (tersenyum). Hanya mama deng bapa di sini yang marah, yang lain tidak tau ibu. Tau te orang tua kalo marah ju paling begitu sa ais itu ju kami su babae kembali (tersenyum). Dia marah tetapi begitu saja, dia katakan selama saya hamil apapun yang saya minta dia akan penuhi tapi saya tidak menjaganya hingga keguguran. Hehehe. Saya kasihan saat dia bilang seperti itu, karena saat hamil dulu apapun yang saya minta akan dia belikan (tersenyum). Hanya mama dan bapak di sini yang marah, yang lain tidak tahu. Jika orang tua yang marah, sebentar saja sudah baikan (tersenyum)
Dari hasil wawancara ini diketahui bahwa, respon
dari suami dan keluarga ibu yang mengalami abortus
spontan bermacam-macam, yakni ada yang marah,
terkejut dan merasa kecewa dengan kejadian tersebut.
71
Respon yang terjadi ini, dapat memberikan
dampak buruk bagi kondisi psikologis ibu. Hal ini dapat
diatasi dengan cara memberikan pengertian terhadap
kejadian yang menimpa sehingga tidak menimbulkan
polemik dalam rumah tangga dan keluarga.
4.2.2.3 Tindakan Pasca Abortus
Tindakan yang diambil ibu pasca abortus
spontan, berkaitan dengan kondisi psikologis ibu saat itu,
sehingga tindakan yang dilakukan ibu dan keluarga
sesuai dengan yang diharapkan. Ada berbagai macam
tindakan yang dilakukan dari 8 ibu saat mengalami
abortus, sesuai dengan pernyataan di bawah ini.
I1.18 Berdoa ibu. Kami berdoa supaya minta Tuhan ko sapa tau bisa kasi ame kita anak satu lai na bae su. Berdoa. Kami hanya berdoa meminta kepada Tuhan siapa tahu bisa diberikan satu anak lagi
I2.17 Kami hanya berdoa sa ibu (tersenyum).
Kami hanya berdoa (tersenyum) I3.17 Saya biasa keluar ko jaga kios ibu, kalo tidak na
pigi ko ikut kegiatan koperasi kami biasa buat keripik, atau bantu-bantu kegiatan di kami pu RT ibu. Hehehe Saya biasanya menjaga warung, jika tidak pergi untuk mengikuti kegiatan koperasi untuk membuat keripik, atau membantu kegiatan di RT setempat. Hehehe
I4.13 Kami ada panggil hamba Tuhan itu hari ko tolong
bantu liat kas kami kenapa ko bisa sampe keguguran. Kami minta dukung dalam doa ibu, dan memang doa itu tidak ada yang bisa kas kalah. Semua yang kita kastau di Tuhan nanti ju akan terjawab, saya hamil lagi ko melahirkan
72
bae-bae. Dulu keguguran hati tidak tenang mau bikin apa-apa tidak bisa, ma pas kami berdoa semua di sini rasa enak (mengusap dada) tidak ada beban lagi ibu. Pikiran dong ju su enak, jadi mau pi kerja ju tidak ada halangan lagi (tersenyum). Kami memanggil hamba Tuhan untuk membantu melihat kenapa sampai saya bisa mengalami keguguran. Kami meminta dukungan di dalam doa, dan memang tidak ada yang dapat mengalahkan doa. Semua yang kita sampaikan kepada Tuhan nanti akan terjawab, saya hamil lagi dan melahirkan. Dulu keguguran hati saya tidak tenang, tidak dapat melakukan apapun, tapi saat kami berdoa semua yang ada di sini (mengusap dada) menjadi enak, seperti tidak ada beban. Semua pikiran menjadi tenang, mau bekerjapun tidak ada halangan
I5.18 Berdoa nona, kami dua (menunjuk tn.A) sam-
sama berdoa nona. Ais kita mau lari pi mana nona kalo ada begitu, harus berdoa sudah ma. Itu kita pu jalan satu-satunya, semua Tuhan yang su ator tinggal karmana kita sebagai manusia mau bersyukur atau tidak, jang sampe ko kita marah Baptua lai na repot. Pokoknya kami du hanya bisa berdoa di Tuhan sa, minta ampun ko bisa hamil lai te ini su umur 36. Hehehe. Berdoa, kami berdua (menujuk tn.A) sama-sama berdoa. Mau kemana lagi jika terjadi hal sepert itu, harus tetap berdoa. Itu adalah jalan satu-satunya, semua Tuhan yang mengatur tinggal bagaimana kita sebagai manusia mau bersyukur atau tidak, jangan sampai kita marah kepada Tuhan. Kami berdua hanya bisa berdoa kepada Than, meminta ampun agar dapat hamil lagi karena sudah berumur 36 tahun. Hehehe
I6.14 Saya biasa cerita di kaka nona yang rumah di
atas sana, kami dua bacerita sampe saya puas mati baru barenti (tersenyum). Dia bilang coba pi berdoa, jadi saya ikut dia pu mau. Kami dua pi berdoa di hamba Tuhan, dong bilang masih muda jadi coba usaha terus saja sapa tau masih bisa hamil lai. Hehehe Kas makan sapi ibu, hehehe. Saya pu tugas itu jadi nanti kalo pikir kena ko kepala su sakit na lari pi kebun ko liat sapi dong, potong rumput ko kas makan dong. Hahaha Basanya saya berbagi cerita dengan kakak perempuan saya, kami berdua saling bercerita hingga puas (tersenyum). Dia katakan coba berdoa kepada hamba Tuhan, mereka mengatakan masih sangat muda jadi tetap berusaha siapa tau dapa hamil lagi. Hehehe
73
Memberi makan ternak, hehehe. Itu tugas saya, jika terus dipikir kepala saya menjadi sakit saya akan pergi ke kebun untuk melihat sapai, memotong rumput dan memberi mereka makan. Hahaha
I7.12 Saya pu laki majelis ibu jadi kami dua tekun
berdoa, kami serahkan semua di Tuhan biar Tuhan yang berperkara, kalo memang kami tidak ada kesempatan untuk dapat anak itu Tuhan pu mau, atau mau kasih kami anak itu ju Tuhan pu urusan, kami hanya pasrah berdoa biar semua Tuhan yang ator, bergumul tidak berenti ini ibu. Eeee ibu kami ini kan orang kampung jadi kalo ada masalah sedikit na kita bakumpul ko baomong, kas lurus bae-bae kenapa ko bisa begitu, saling ba kas maaf kalo ada salah (tersenyum). Ais itu ju su bikin biasa sa, nah kalo tidak ke yang ibu liat tiap hari pi kebun ko tofa. Hehehe Suami saya majelis gereja jadi kami berdua tekun berdoa, kami serahkan semuanya kepada Tuhan agar Tuhan yang berperkara, jika memang kami tidak memiliki kesempatan untuk memiliki anak itu juga keinginan dri Tuhan, atau kami diberikan anak itu juga urusan dari Tuhan, kami hanya pasrah dan berdoa agar semua Tuhan yang mengatur, bergumul terus. Eeee...kami ini orang kampung jadi ada sedikit masalah kami akan berkumpul untuk membicarakannya, meluruskan masalah tersebut, saling memberi maaf jika ada salah (tersenyum). Setelah itu sudah berbaikan, nah jika tidak seperti yang dilihat akami berkebun. Hehehe
I8.11 Saya kas tau di baptua di sini, ju baptua panggil
kami ko berdoa. Kami bakumpul deng saya pu mama mantu, saya pu laki, deng adik dua orang ko kami berdoa sama-sama, ais itu ju kami baomong ini mau bikin karmana, berdoa abis ju sudah. Hehehe Saya ini tukang penyakit ibu jadi hanya duduk di rumah sa ko sapa yang datang na baru saya cerita kasih di dong kalo saya bar-baru ada naklolo buang adimea dua bulan, kalo tidak na bamasak di rumah. Begitu sa ibu, te kerja aga banyak sedikit saya su loyo na. Jadi mau tidak mau hanya itu sa yang saya bikin. Hehehe Saya memberitahukan kepada bapak di sini, bapak kemudian memanggil kami untuk berdoa. Kami berkumpul dengan mertua saya, suami, dan kedua adik saya untuk kami berdao bersama-sama, setelah itu kami membicarakan apa yang harus kami lakukan, setelah berdoa ya sudah. Hehehe
74
Saya sering sekali sakit jadi hanya menghabiskan waktu di rumah, siapa yang berkunjung ke rumah barulah saya cerita bahwa beberapa waktu yang lalau saya mengalami keguguran, jika tidak saya memasak. Seperi itu ibu, karena jika saya terlalu banyak bekerja saya akan sakit. Sehingga hanya itu saja pekerjaan saya. Hehehe
Berdoa, menjaga warung, dan menceritakan
kejadian abortus yag dialami merupakan suatu tindakan
yang dilakukan ibu pasca abortus. Tindakan tersebut,
dapat memberikan nilai positif bagi ibu, terhadap kejadian
abortus yang dialami. Setiap individu memiliki cara
tersendiri, dalam menanggapi setiap persoalan yang
dimiliki, didukung dengan kondisi psikososial yang ada.
4.2.2.4 Dampak Tindakan Pasca Abortus
Dampak pasca abortus spontan sendiri,
berhubungan dengan tindakan yang dilakukan ibu dan
keluarga saat ibu mengalami abortus. Berikut
pernyataannya.
I1.19 Ia ibu aga lega, hehehe. Ko kita mau pi mana lagi selain berdoa. Itu kita pu kekuatan. Hehehe Ia sedikit merasa lega, hehehe. Harus pergi kemana lagi selain berdoa. Itu adalah kekuatan kita. Hehehe
I2.20 Sesak disini dong (memegagang dada) ilang semua kalo su berdoa ibu. Mau sedih atau pikiran karmana ju kalo su berdoa na ilang semua. Rasa sesak yang ada di sini (memegagang dada) menghilang jika sudah berdoa. Mau sedih atau bagaimanapun itu jika sudah berdoa akan hilang semuanya.
75
I3.19 Saya aga lega ibu, su tidak terlalu pikir lagi. Ma andia kalo duduk sandiri-sandiri masih ingat, kalo su mulai sedih masok ko berdoa di kamar, ais itu ju hati aga enak. Semua Tuhan yang ator ibu. Hehehe Saya sedikit merasa lega, sudah tidak terlalu memikirkan lagi. Namun jika duduk sendiri masih terus diingat, jika sudah mulai sedih saya masuk dan berdoa di kamar, setelah itu hati ini terasa enak. Semuanya Tuhan yang mengatur. Hehehe
I4.16 Ehehehe...sudah tenang ibu, tidak terlalu pikir lagi. Mau pikir apa lai te barang su habis, mau menyesal terus ko nanti sakit anak dong sapa yang urus. Ehehehe...sudah tenang, tidak terlalu dipikirkan lagi. Apa lagi yang harus dipikir sudah terjadi, mau terus menyesal nanti sakit siapa yang akan mengurusi anak-anak.
I5.21 Su aga baik nona, tidak sama ke dulu ko sedih terus. Hehehe Sudah agak baik, tidak sama seperti dulu terus bersedih. Hehehe
I6.15 Aga baek ibu kalo su begitu, saya ju tidak tau mau bikin apa ibu jadi pokoknya seperti itu saya pu hati su aga enak tidak sama ke yang baru keguguran itu (menarik napas dalam dan tersenyum). Sedikit baik jika sudah seperti itu, saya juga tidak tahu apa yang harus dilakukan jadi seperti itu hati saya sudah agak enak tidak sama seperti saat pertama kali keguguran
I7.14 Hehehe...begitu sudah ibu, habis kita mau karmana. Ingat terus ju tidak baik. Sekarang saya su bisa bernapas baek ibu, kalo cerita-cerita begini saya su bisa terima. Hehehe...begitulah, harus bagaimana lagi. Jika terus diingat tidak baik. Sekarang saya sudah bernapas lega, jika cerita seperti ini saya sudah bisa menerimanya.
I8.12 Hmm...hati aga lega ma kalo pikir kena ju sedih oo ibu, ini kita hamil baru kaget naklolo ni perempuan sapa yang tidak sakit hati coba? Tapi mau bikin karmana lai semua su habis jadi kita terima sa ibu. Hmm...hati sedikit lega tapi jika dipikir lagi saya sedih, hamil tapi keguguran perempuan mana yang tidak sakit hati? Tapi harus bagaimana lagi semuanya sudah terjadi kita terima saja.
76
Dari hasil wawancara ini diketahui, ibu merasa
lega, tenang, tidak terlalu sedih dan sedikit melupakan
kejadian abrortus yang dialami. Hal tersebut, berkaitan
dengan tindakan yang dilakukan ibu dan keluarga pasca
abortus, seperti berdoa, dan melakukan aktivitas lain
yang dapat membantu melupakan kejadian tersebut.
Perasaan lega dan tenang ini membantu ibu
dalam mengurangi tekanan psikologis yang dialami saat
mengalami abortus. Tindakan yang diambil oleh ibu dan
keluarga memberikan dampak yang positif. Masing-
masing individu memiliki cara tersendiri dalam
memecahkan masalah, selama cara yang digunakan
tersebut dapat memberikan pengaruh positif. Namun,
akan berbeda hasilnya jika cara yang digunakan itu
salah, dalam artian ibu atau keluarga sulit untuk
menerima kejadian tersebut dan dapat melakukan
tindakan yang akan memperparah kondisi psikologis ibu.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Ibu Usia Produktif Yang Mengalami Abortus Spontan
Kesehatan reproduksi merupakan hal yang penting
dalam kehidupan perempuan. Organ reproduksi perempuan
mempunyai konsekuensi yang siginifikan dalam kesehatan
77
perempuan. Kehamilan adalah, proses sejak dimulainya
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Samil,
1985).
Kehamilan adalah proses fisiologi pada wanita dalam
masa reproduksi, atau di usia subur seorang wanita.
Seorang wanita usia subur akan hamil jika terjadi konsepsi,
atau pertemuan antara sel telur dan sel sperma di dalam
rahim. Namun, kehamilan sering terhenti oleh proses
abortus yang terjadi. Abortus spontan sendiri terjadi, tanpa
adanya tindakan mekanis atau medis untuk mengosongkan
uterus, yang sering disebut dengan istilah keguguran atau
miscarriage (Williams, 2005).
4.3.1.1 Usia Kehamilan Saat Terjadi Abortus Spontan
Banyak perubahan fisik yang akan terjadi selama
trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan). Periode ini
juga merupakan waktu pembentukan sekaligus
perkembangan pesat dari semua sistem dan organ tubuh
bayi. Berbagai gejala kehamilan akan datang di trimester
kehamilan pertama, misalnya pembesaran payudara, sering
buang air kecil, konstipasi, mual muntah, merasa lelah, sakit
kepala, pusing, emosional, dan peningkatan berat badan. Di
78
usia kehamilan inilah ibu sangat rentan terhadap kasus
abortus.
Abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat
karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian
ibu. Sebagaimana diketahui salah satu penyebab utama
kematian ibu adalah perdarahan berupa komplikasi yang
disebabkan oleh abortus, namun demikian kematian ibu
yang disebabkan komplikasi abortus sering tidak muncul
dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai
perdarahan sehingga data otentik sulit diperoleh.
Lewollyn & Jones (2002), yang mendefenisikan
abortus spontan adalah, keluarnya janin sebelum mencapai
viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu
dan beratnya kurang dari 500 gram. Tidak ada kesenjangan
dalam kasus ini sesuai dengan yang ditemukan di dalam
teori, mengenai usia kehamilan saat terjadi abortus.
4.3.1.2 Frekuensi Dan Tahun Kejadian Abortus
Pelaksaan revolusi KIA dalam rangka menurunkan
tingkat kematian ibu dan anak, telah diberlakukan sejak
tahun 2009 di kab. TTS. Adapun kebijakan yang
diberlakukan oleh RKIA, dengan mengibarkan bendera pada
setiap rumah yang memiliki ibu hamil, dengan tujuan sebagai
79
pengingat kepada masyarakat dan keluarga untuk siaga
membantu ibu hamil, bersalin maupun nifas. Terdapat 3
warna bendera, yaitu hijau untuk kehamilan 1-3 bulan, warna
kuning untuk umur kehamilan 4-6 bulan, dan warna merah
untuk sejak umur 7 bulan hingga melhirkan. Meskipun
demikian, namun di desa Tunua belum diberlakukan hal
tersebut (Profil Kab.TTS, 2009).
Terdapat 8 ibu usia produktif yang mengalami
abortus spontan di desa Tunua, sejak tahun 2009 hingga
2011. Namun dari 8 kasus tersebut tidak ditemukan adanya
komplikasi yang dapat menyebabkan kematian maternal.
Adapun penelitian lain, menyangkut tahun kejadian abortus
di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 jumlah kematian ibu
sebanyak 165, kemudian pada tahun 2009 terjadi penurunan
menjadi 118 orang ibu, penyebabnya terdiri dari perdarahan
(53%), preklampsia/eklampsia (15 %) , Infeksi (8%) dan lain-
lain (24%), kematian tersebut merupakan akibat langsung
dari komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas. (Depkes RI,
2010).
4.3.1.3 Tanda-tanda abortus spontan pada ibu
Abortus spontan yang terjadi pada ibu hamil, pada
umumnya ditandai dengan, perdarahan vagina yang
80
berwarna merah terang atau coklat gelap, kemungkinan
perdarahan yang terjadi hanya sedikit, dapat terjadi terus
menerus untuk beberapa hari bahkan hingga 2 minggu,
mengalami kram abdomen terus menerus di bagian bawah
atau sakit punggung ringan. Pada trimester pertama
kehamilan, abortus spontan yang terjadi hanya mengelurkan
sedikit perdarahan pervagina (Varney.,dkk, 2001).
Adapun tanda lain yang menyertai abortus spontan,
yakni terlepasnya seluruh jaringan plasenta, yang
menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi
dan O2. Pengeluaran tersebut, dapat terjadi spontan
seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang
menyebabkan berbagai penyulit, sehingga keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi
rahim, terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh
atau sebagian hasil konsepsi (Subianto, 2009). Penelitian
lain menyebutkan tanda abortus spontan yang terjadi pada
ibu usia produktif ditandai dengan rasa nyeri di perut bagian
bawah seperti akan haid dan perdarahan hebat (Harsanti,
2010).
81
4.3.1.4 Penyebab Abortus Spontan
Abortus spontan ini terjadi dengan tidak didahului
faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah (Mochtar, 1998).
Penyebab abortus spontan secara medis belum dapat
diidentifikasikan, namun ada beberapa faktor yang dapat
menjadai pemicu terjadinya abortus spontan.
Penyebab abortus spontan menurut Sastrawinata
et.al (2004), yakni abortus spontan yang terjadi didahului
oleh kematian janin. Faktor-faktor penyebab abortus
spontan, diantranya: faktor janin dimana kelainan paling
sering dijumpai pada abortus adalah gangguan
pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta, dan
kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus pada
trimester pertama. Faktor kedua adalah, faktor maternal
yang berkaitan dengan infeksi, penyakit vaskular, kelainan
endokrin, faktor imunologis, trauma, kelainan uterus, dan
faktor psikosomatik. Faktor yang terakhir adalah faktor
eksternal, yaitu ibu terkena radiasi pada kehamilan di usia 9
minggu pertama sehingga merusak janin, obat-obatan
seperti antagonis asam folat, dan obat antikoagulan.
Selain itu ada juga faktor nutrisi pada ibu hamil yang
sangat berperan penting dalam proses kehamilan. Saat
82
hamil, seorang ibu membutuhkan 300 kalori ekstra setiap
harinya. Ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
benilai gizi tinggi agar dapat mempertahankan
perkembangan embrio. Ibu hamil disarankan untuk
menghindari makanan yang mengandung parasit, seperti
listeriosis dan toksoplasma dengan efek yang dapat
mengakibatkan kecatatan bahkan keguguran pada embrio.
Asupan gizi yang tinggi, dapat memberikan manfaat yang
sangat besar bagi calon bayi yang sedang dikandung. Ibu
hamil dengan malnutrisi berat dapat memberikan efek buruk
bagi pertumbuhan janin. Saat hamil, ibu tidak hanya
mengkonsumsi makanan bagi dirinya sendiri, tetapi juga
bagi janin yang sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga
gizi yang baik sangat diperlukan. Malnutrisi pada ibu hamil,
dapat memberikan efek buruk bagi janin, dimana janin
kekurangan nutrisi saat proses pertumbuhan berlangsung,
sehingga dapat membahayakan kondisi janin bahkan janin
dapat mengalami keguguran atau abortus.
Menurut Senewe dan Ning (2001), faktor daerah dan
kawasan berkaitan dengan kondisi ekonomi, pendidikan dan
sarana yang tersedia. Ibu yang tinggal di daerah pedesaan
mempunyai resiko rentan terhadap kejadian abortus
spontan, dibandingkan dengan ibu yang tinggal di kota. Hal
83
ini, disebabkan karena kurangnya fasilitas umum di desa,
jarak tempuh untuk mencapai daerah perkotaan yang cukup
jauh, kondisi jalan raya yang rusak, minimnya fasilitas
kesehatan, dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai
kesehatan ibu dan anak.
4.3.1.5 Tindakan Awal Saat Abortus
Perlakukan yang tepat pada ibu saat mengalami
abortus spontan sangat dibutuhkan, untuk mengindari hal-
hal yang dapat membahayakan keselamatan ibu. Diperlukan
tenaga kesehatan terlatih seperti bidan, yang dapat
membantu memberikan pertolongan pertama kepada ibu
sebelum dilakukan tindakan lain yang lebih intensif. Namun,
berdasarkan hasil penelitian, bidan desa Tunua jarang
sekali berada di desa, dan lebih banyak menghabisakan
waktu di kota Soe. Terbukti dari penuturan ibu 3, sebagai
berikut.
I3.10 Baru kita mau pi lapor di ibu bidan karmana te dia itu
tidak pernah ada disini, hanya datang kalo pas ada
posyandu sa, ais itu ju su pulang kembali pi Soe sana,
dia pu alasan banyak mau mati, ke pesta begitu kalo
undang ibu bidan baru dia datang ma lagsung pulang pi
Soe. Jadi kalo kami sakit, na begini sa ibu, duduk di
rumah ko kapan sembuh na itu sudah. Hehehehe
84
Bagaimana kita dapat melapor kejadian ini ke bidan,
bidan tidak pernah ada di desa, dia akan datang jika
diadakannya posyandu atau diundang untuk menhadiri
pesta, setelah itu kembali ke Soe, banyak sekali
alsannya untuk tidak datang ke sini.
Tindakan yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
saat ibu mengalami abortus spontan adalah, menentukan
apakah secara hemodinamika stabil seperti takikardi,
sinkop, pusing, atau berkunang-kunang, melakukan
pemeriksaan pelvis dengan hati-hati, perhatikan daerah
forniks, kenormalan vagina dan serviks, apakah serviks
terbuka, adanya nyeri tekan, dan ukuran uterus. Selain itu,
kaji kemampuan hidup (viabilitas) kehamilan, lakukan
pemeriksaan HCG setiap 2-3 hari, ultrasonografi
transvagina mingguan, dan kunjungan klinik mingguan
sampai prognosis kehamilan pasti, lakukan tindak lanjut
dengan kunjungan ke klinik dalam 2 minggu untuk
pemeriksaan uterus, dan atasi masalah emosi (Sinclair,
2009).
Dari hasil penelitian yang didapat, tindakan yang
dilakukan oleh 7 diantara 8 ibu di desa Tunua yang
mengalami abortus sangat bertolak belakang dengan
tindakan yang seharusnya dilakukan. Ibu di desa Tunua
melakukan kompres dengan air mendidih untuk mengurangi
85
perdarahan, dan tidur di rumah bulat atau ume k’bubu
dengan bara api yang ditaruh di kolong tempat tidur, selam
masa penyembuhan dari abortus.
4.3.2 Mekanisme Koping
4.3.2.1 Kondisi Psikologis Ibu Saat Abortus Spontan
Saat seorang ibu mengalami abortus spontan, akan
merasa kehilangan, diakibatkan janin yang gagal
dipertahankan. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan konsep
kehilangan menurut Kubler Ross (1996), yaitu: denial
(penolakan) dimana seseorang mencoba untuk melupakan
atau menutupi kenyataan, dan pengalaman yang diterima
berdampak shock dan ketidakpercayaan. Anger (berontak
dan marah), salah satunya adalah timbul berbagai
pertanyaan ”mengapa harus saya?” atau ”apa dosa saya”.
Bergaining (tawar menawar), dalam tahapan ini seseorang
akan menuju ke tahap menerima, menangis dan menyesal.
Depresion, pasien sadar bahwa kematian atau kehilangan
tidak dapat ditolak. Bila depresi meningkat akan menjadi
semakin lemah, pasien merasa sepi, merasa tidak berguna,
tidak menolak faktor yang harus dihadapi, dan fokus pikiran
pada orang yang dicintai. Acceptance (menerima), pada
86
tahap akhir ini, masa depresi dari seseorang sudah berlalu,
takut ditinggal sendiri, kadang ingin ditemani.
Koping adalah mekanisme untuk mengatasi
perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh
dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang
sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme koping
ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap
perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010). Hasil
penelitian lain, dari Harsanti (2010), mengenai dampak
psiklogis pada wanita yang mengalami abortus spontan
mengatakan, subjek sempat mengalami masa tertekan
secara emosional di awal abortus. Rasa kecewa, sedih, dan
rasa bersalah muncul. Krisis kepercayaan diri karena gagal
menjaga kehamilannya sampai waktunya melahirkan.
Hanya saja, kondisi ini dapat dengan cepat diatasi jika
terdapat dukungan penuh dari suami, orang tua sampai
seluruh rekan dan sahabat.
Kondisi psikologis ibu juga berpengaruh terhadap,
jumlah kejadian abortus yang dialami. Semakin sering ibu
mengalami abortus, akan menjadi hal yang tidak
mengejutkan bagi ibu dan keluarga. Hal ini, berbeda dengan
ibu yang baru sekali mengalami abortus spontan, akan
87
sangat mengejutkan bagi ibu dan keluarga, dan ibu akan
sangat berhati-hati dalam kehamilan selanjutnya.
Perbedaan usia juga berpengaruh terhadap kondisi
psikologis seseorang. Memasuki usia dewasa, cara berpikir
seseorang dalam pengambilan keputusan akan lebih efektif
dibandingkan dengan usia muda. Kondisi psikologis yang
belum matang membuat seorang muda tidak dapat
mengkoping masalahnya secara efesien. Pengertian usia
sendiri adalah, lamanya keberadaan seseorang diukur
dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik,
individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan
anatomis dan fisiologik sama (Dorland,2002).
4.3.2.2 Respon Suami Dan Keluarga Mengenai Kejadian
Abortus
Respon suami dan keluarga yang bernilai positif,
dapat membantu ibu dalam menghadapi persoalan abortus
spontan yang dialami. Kondisi psikologis ibu akan membaik
jika didukung oleh orang terdekat dalam hidupnya. Ibu akan
merasa nyaman di saat masih ada orang lain yang
memahami keberadaaan ibu.
Selain itu, menurut Fachri (2009) dukungan sosial
meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan
88
emosional pada diri individu, yang diberikan oleh orangtua,
anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan
masyarakat sekitarnya. Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh
ibu, dalam rangka pemenuhan kesejahteraan psikologis ibu.
4.3.2.3 Tindakan Pasca Abortus
Koping dari setiap individu berbeda-beda, dengan
pengambilan tindakan yang diyakini, mungkin dapat
membantu keluar dari masalah yang dihadapi. Hal tersebut
dapat ditunjang dengan teori yang disampaikan oleh
Lazarus dan Folkman (1985), koping dapat dikaji dari
berbagai aspek, salah satunya adalah aspek psikososial,
yaitu koping berorientasi pada masalah (tugas) yang
mencakup penggunaan kemampuan kognitif untuk
mengurangi stres, memecahkan masalah, menyelesaikan
konflik, dan memenuhi kebutuhan. Koping berorientasi pada
emosi (mekanisme pertahanan ego), adalah perilaku tidak
sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap
peristiwa yang menegangkan.
Demi kenyaman kondisi psikologis ibu pasca
abortus, tindakan yang dilakukan ibu cukup berpengaruh.
Seperti saat mengalami abortus spontan, 8 ibu usia
produktif di desa Tunua memiliki cara masing-masing untuk
89
memperbaiki kondisi psikologis. Berdoa, berbagi cerita
mengenai kejadian yang dialami kepada orag lain, dan
melakukan aktivitas lain di luar ruamh seperti kerja bakti RT.
4.3.2.4 Dampak Tindakan Pasca Abortus
Untuk mencapai suatu hal yang positif, dan tidak
menggangu kesejahteraan psikologis, dibutuhkan
mekanisme koping yang kuat. Menurut Argyle (2001),
mengatakan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan psikologi, yakni kehidupan, makna dan dan
tujuan hidup, agama/kepercayaan. Hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap mekanisme koping seseorang,
sesuai dengan tindakan yang diambil saat menghadapi
masalah.
Didukung dengan teori dari Stuart & Sundeen
(1995), yang menggolongkan koping menjadi dua, yaitu
koping adaptif yakni koping yang mendukung fungsi
integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan.
Adapun kategori koping adaptif, adalah berbicara dengan
orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik
relaksasi, latihan seimbang, dan aktifitas konstruktif. Koping
maladaptif adalah koping yang menghambat fungsi
integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi,
90
dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah
makan berlebihan/tidak makan, bekerja berlebihan, dan
menghindar.