Upload
zaim-yoky-syazwan
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini ditulis agar pembaca dapat mengetahui tentang hepatitis c. Makalah ini dibuat
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan dan juga para dosen
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak
membantu saya agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
1
PENDAHULUAN
Infeksi hepatitis C merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia dengan angka
insidensi 170 juta orang di seluruh dunia. Salah satu masalah utama yang ditimbulkan penyakit
ini karena hampir 85 % orang yang terinfeksi akan menjadi kronis, dan sepertiganya akan
berkembang menjadi sirosis atau kerusakan jaringan hati yang berat.
HCV pertama kali diidentifikasi di akhir 1980-an dan merupakan salah satu dari lima virus yang
berbeda yang menyebabkan hepatitis (peradangan hati). HCV adalah virus kecil, virus ini
mengandung lemak-diselubungi RNA tunggal beruntai positif. Virus ini sangat bervariasi dengan
enam genotipe dan banyak subkelompok
Merupakan peradangan pada jaringan liver / hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C.
Keadaan ini dapat berlanjut menjadi kerusakan jaringan hati yang luas yang disebut sirrosis
hepatis. Pada beberapa kasus sirosis akan berkembang menjadi kegagalan hati, termasuk kanker
hati.
Dalam kasus yang diberikan, seorang pria usia 50tahun merasa badan lesu dan lemah,
hepatoegali satu jari dibawah arcus costa dan riwayat transfusi serta imunisasi hepatitis B.
Makalah ini akan menerangkan penyakit ini dengan lebih lanjut.
2
ANAMNESIS
o Menanyakan adakah pernah mengambil narkoba suntikan.
o Menanyakan adakah pernah mendapat transfusi.
PEMERIKSAAN FISIK
o Inspeksi untuk melihat ikterus terutama pada sclera
o Palpasi dan dapat merasakan pembesaran hati
o Mengambil suhu tubuh, nadi, tekanan darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis hepatitis C berdasarkan pemeriksaan laboratorium yaitu Anti HCVdan IgM anti HCV
dengan metode enzyme immunoassay untuk mendeteksi antibodi terhadap hepatitis C.
Sedangkan untuk konfirmasi diagnosis dilakukan pemeriksaan HCV RNA PCR . Pemeriksaan
HCV RNA PCR terdiri dari pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif. PCR kualitatif dapat
mengetahui keberadaan virus hepatitis C dalam darah (viremia). Sedangkan PCR kuantitatif
dapat mengetahui jumlah virus dalam darah, sehingga dapat menentukan apakah perlu diberikan
pengobatan dengan antivirus atau tidak. Namun, jumlah virus dalam darah (viral load) tidak
berhubungan dengan beratnya penyakit.1
Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan tes jika anda pikir anda memiliki resiko
terjangkit Hepatitis C atau jika anda pernah berhubungan dengan orang atau benda yang
terkontaminasi. Satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah.
Deteksi virus hepatitis C untuk tujuan diagnosa memerlukan panel tes hepatitis virus-spesifik.
Immunoassays komersial selama ini yaitu antibodi HCV mungkin tidak bisa mendeteksi untuk 3-
70 hari setelah terpapar. Namun, pengujian asam nukleat untuk deteksi RNA HCV atau
pengujian HCV Antigen untuk deteksi protein inti HCV ( HCV Core Ag ) telah secara sangat
baik dapat mengurangi masa jendela pra-serokonversi ( Windows Periode ).
Pada setiap hasil positif dalam uji antigen HCV ( HCV Core Ag ) yang diperoleh sebelum
deteksi Antibodi HCV, menghasilkan pengurangan rata-rata dalam periode jendela 35,8 hari.1
3
Pasien akan dilakukan pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan tes faal hati untuk melihat
apakah terdapat gangguan faal hati, kerusakan sel hati, misalnya pemeriksaan SGOT, SGPT,
Bilirubin, Alfa fetoprotein, dll dan pemeriksaan koagulasi, misalnya protrombin time dll, serta
pemeriksaan lanjutan yaitu HCV RNA.
Pemeriksaan biopsi (pengambilan jaringan) hati juga dapat dilakukan, walaupun tidak terlalu
signifikan untuk dapat mengetahui VHC tetapi dengan hasil biopsi akan dapat diketahui derajat
berat ringannya penyakit dan bisa menjadi acuan pengobatan.1
WORKING DIAGNOS
Hepatitis C ialah penyakit hati yang disebabkan infeksi virus Hepatitis C (HCV) yang terdapat
dalam darah seseorang yang menderita penyakit tersebut. Hepatitis C yang awalnya dikenal
sebagai Hepatitis non A non B , disebabkan oleh virus hepatitis C yang merupakan virus single
stranded RNA berenvelop dari family Flaviviridae dengan diameter sekitar 55 nm. Terdapat
enam genotipe VHC yakni genotype 1 – 6 . Setiap genotype mempunyai subtype ditulis dengan
huruf a, b, dst . Sehingga genotype VHC : 1a, 1b, 2a.2b dan seterusnya. Jenis genotipe dapat
menentukan respons terapi.
Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati yang bersifat asimptomatik (tidak
bergejala), apabila infeksi berlanjut akan menyebabkan sirosis hati dan kanker hati. Virus
hepatitis C menyebar melalui kontak darah-ke-darah dari darah orang yang terinfeksi. HCV
pertama kali diidentifikasi di akhir 1980-an dan merupakan salah satu dari lima virus yang
4
berbeda yang menyebabkan hepatitis (peradangan hati). HCV adalah virus kecil, virus ini
mengandung lemak-diselubungi RNA tunggal beruntai positif. Virus ini sangat bervariasi dengan
enam genotipe dan banyak subkelompok.1
DIFFERENTIAL DIAGNOS
Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan
kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik
akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain
menjadi lebih beresiko.2
Hepatitis D
Melalui hubungan intim dengan penderita dan pada homoseksual. Menggunakan jarum dan obat-
obatan secara bersamaan. Bayi dari wanita penderita hepatitis D. gejala biasanya muncul secara
tiba-tiba seperti flu, penyakit kuning, urin berwarna hitam, dan faces berwarna itam kemerahan.
Pembengkakan pada hati.
Hepatitis G
Disebabkan oleh hepatitis G virus (HGV), yang mirip dengan virus hepatitis C. Kontak dengan
darah yang terinfeksi HGV. Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari
penderita hepatitis C juga menderita hepatitis ini. Penderita HGV dan HIV mempunyai umur
yang lebih panjang dan jumlah HIV dalam darah kurangkan infeksi HIV, ini diduga HGV
mempengaruhi replikasi HIV.2
ETIOLOGI
Penyebabnya adalah virus hepatitis C, merupakan family Flaviviridae, termasuk golongan virus
RNA. Virus hepatitis C menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus
ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama.
Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas,
penderita penyakit hati alkoholik seringkali menderita hepatitis C.
5
Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir
atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif,
resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan
Hepatitis C.
Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui
pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak
lainnya yang tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke
orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.2
PATOFISIOLOGI
o Kadar apoptosis rendah menandakan virus masih bertahan, sedangkan kadar apoptosis
yang tinggi menandakan tingkat kerusakan hepatosit.
o Mutasi gen HCV terdeteksi 1 tahun setelah infeksi.
Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30 –
60 nm. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak
seksual. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari. Faktor resiko hampir sama
dengan hepetitis B.
6
o Virus hepatitis C (Hepatitis C Virus = HCV) merupakan virus RNA berantai tunggal dari
famili Flaviviridae.
o Virus ini bereplikasi di dalam hepatosit dan tidak merusak sel secara langsung.
o Replikasi HCV belum jelas karena belum bias dibiakkan. Diduga seperti flavivirus yang
lain di dalam sitoplasma. Translasi genom RNA menjadi protein besar dan dipotong oleh
protease yang dikode virus menjadi protein fingsional virus.
o Waktu paruh dalam serum: 2-3 jam
o HCV dikelompokkan ke dalam 6 genotip (1-6) yang terdistribusi di seluruh belahan
dunia.
o Masa inkubasi: 2 minggu- 6 bulan.1,2
EPIDEMIOLOGI
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) memperkirakan bahwa sekitar tiga persen dari populasi
dunia terinfeksi virus hepatitis C (HCV), yang sebagian besar tidak menunjukkan gejala dan
terdiagnosis. Diperkirakan 150-200 juta orang di seluruh dunia terinfeksi VHC. Sekitar 50%
kasus yang terinfeksi akan menjadi kronis dan 20% menjadi sirosis hati. Di Indonesia, menurut
Sulaiman, angka hepatitis C cenderung terus meningkat karena kini lebih banyak dan cepat
terdeteksi lewat pemeriksaan check up. Walaupun sudah ditemukan vaksin pada hepatitis A dan
B, tidak ada vaksin yang dibuat untuk hepatitis C. 3
7
MANIFESTSI KLINIS
Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah
terjadi bertahun-tahun lamanya. Pada awal infeksi, hanya sekitar 25 % pasien yang menunjukkan
gejala hepatitis akut. Namun, 75% pasien tanpa gejala. Bahkan sampai penyakit menjadi kronik,
sering pasien tetap asimptomatik ( tanpa gejala ).3
1. Tahap akut
o —Kebanyakan pasien tidak menampakkan gejala dan tidak terdiagnosis setelah infeksi
HCV akut.
o RNA HCV terdeteksi dalam 1-2 minggu setelah infeksi dan meningkat dengan cepat.
o Kadar RNA HCV stabil pada 105 – 107 IU/mL menyebabkan peningkatan kadar ALT
dan timbulnya gejala-gekala hepatitis.
o Gejala timbul pada 7 minggu setelah infeksi dan berlangsung selama 3-12 minggu.
o Gejala-gejala yang dapat timbul:
Kelelahan
Hilang nafsu makan
Lemah
Jaundice /kuning
Nyeri perut
Urin berwarna gelap
o Infeksi akut akan berkembang menjadi kronis pada 85% pasien, dapat dilihat dari RNA
HCV yang menetap selama 6 bulan.3
2. Tahap kronis
o Pada tahap kronis, kadar RNA HCV dan ALT serum dapat berfluktuasi, bahkan tidak
terdeteksi/kembali normal.
o Gejala yang dapat timbul pada infeksi kronis:
Kelelahan
Nyeri perut bagian kanan atas
Mual
8
Nafsu makan hilang/menurun
o Hepatomegali dapat terlihat dari pemeriksaan fisik.3
3. Tahap lanjut
o Gejala yang dapat timbul:
Spider nevi
Splenomegali
Eritema pada telapak tangan
Atropi testis
Caput medusae
o Inflamasi hati kronis dapat menyebabkan fibrosis pada hati.
o HCV kronis kadang dikaitkan dengan manifestasi ekstrahepatik, misalnya
cryoglobulinemia.
o Cryoglobulinemia adalah pengendapan kompleks imun yang dapat menyebabkan
vaskulitis.
o Gejala-gejalanya adalah: kelelahan, ruam kulit, purpura, artralgia, gangguan ginjal, dan
neuropati.
o Gejala yang lebih jarang: limfoma non-Hodgkin sel B, sindrom Sjögren,
glomerulonefritis, artritis, tukak kornea, penyakit tiroid, neuropati, dan porphyria cutanea
tarda.3
9
PENATALAKSANAAN
1. Medika mantosa
saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa,
Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C
adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah
perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada
penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita
tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.4
Standar terapi: injeksi PEG-IFN 1x seminggu dan Ribavirin oral 1x sehari
Ribavirin merupakan analog guanosin sintetis, mekanisme kerja belum diketahui.
Indikasi Ribavirin:
Hepatitis C kronik pada pasien penyakit hati >18 tahun yang mengalami kegagalan
dengan monoterapi Interferon α-2a atau α-2b
Indikasi Ribavirin dengan Peginterferon α-2a atau α-2b :
Hepatitis C kronik pada pasien > 18 tahun yang mengalami relaps setelah mendapat
terapi dengan Interferon α.4
Dosis :
Ribavirin dengan Interferon α-2b
Interferon α-2b : 3 x 10^6 (baca: 10 pangkat 6) unit SC 3x seminggu dan Ribavirin per
hari berdasarkan berat badan:
< 75 kg, Ribavirin 400 mg pagi
> 75 kg, Ribavirin 600 mg pagi dan sore hari
Ribavirin dengan Peginterferon α-2a
Peginterferon α-2a 180 mcg SC 1x seminggu dengan Ribavirin per hari berdasarkan berat
badan dan genotip HCV
10
Genotip 1,
< 75 kg, 400 mg pagi dan 600 mg malam hari.
>75 kg, 600 mg pagi dan malam hari
Genotip 2 dan 3, 400 mg pagi dan malam hari.4
Ribavirin dengan Peginterferon α-2b
Peginterferon α-2b : 1,5 μg/kg SC 1 x seminggu dan Ribavirin berdasarkan berat badan :
o < 65 kg, SC Peginterferon α-2b 100 μg 1 x seminggu, oral Ribavirin 400 mg pagi
dan malam hari.
o 65-80 kg, SC Peginterferon α-2b 120 μg 1 x seminggu oral Ribavirin 400 mg pagi
dan 600 mg malam hari
o >80-85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 μg 1 x seminggu, oral Ribavirin 400 mg pagi
dan 600 mg malam hari.
o > 85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 μg 1 x seminggu, oral Ribavirin 600 mg pagi
dan 600 mg malam hari.5
Ribavirin tidak efektif jika digunakan tunggal.
Ribavirin dengan Peginterferon α untuk infeksi genotip 1.
Ribavirin dengan Peginterferon α atau Ribavirin dengan Interferon α untuk infeksi
genotip 2 dan 3.
Peginterferon α tunggal bila kontraindikasi terhadap Ribavirin
Terapi untuk infeksi 1 dan 4 selama 48 minggu.
Terapi untuk infeksi 2 dan 3 selama 24 minggu.5
2. Non medika mantosa
Vaksin anti hepatitis A dan B
Diet gizi seimbang
Hindari alcohol
11
Berhenti merokok
Olahraga teratur
KOMPLIKASI
Keadaan ini dapat berlanjut menjadi kerusakan jaringan hati yang luas yang disebut sirrosis
hepatis. Pada beberapa kasus sirosis akan berkembang menjadi kegagalan hati, termasuk kanker
hati.6
PROGNOSIS
Merupakan peradangan pada jaringan liver / hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C.
Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada
penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium
awalnya. Keadaan ini dapat berlanjut menjadi kerusakan jaringan hati yang luas yang disebut
sirrosis hepatis. Pada beberapa kasus sirosis akan berkembang menjadi kegagalan hati, termasuk
kanker hati dan akhirnya bole membawa kematian.6
PENCEGAHAN
1. Tidak berbagi jarum suntik dengan orang lain
2. Menghindari tusukan jarum pada tubuh, tato, kecuali dapat dipastikan bahwa jarum
suntik yang digunakan adalah steril
3. Setia pada pasangan
4. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah kontak dengan darah atau mukus
pasien HCV
5. Penderita HCV perlu diberikan konseling agar mereka tidak mengajukan diri sebagai
donor darah atau organ.7
12
KESIMPULAN
Hepatitis C kronis adalah penyakit serius yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan jangka
panjang termasuk kegagalan hati, kanker hati, atau bahkan kematian. Ada hal-hal yang orang
dengan hepatitis C kronis dapat lakukan untuk menghindari kerusakan hati lanjutan (yaitu tidak
minum alkohol, dll). Semakin cepat seseorang tahu bahwa ia memiliki hepatitis C, semakin cepat
ia dapat mengambil langkah-langkah untuk mendapatkan yang lebih baik, menjaga
kesehatannya, dan membantu menghentikan penyebaran penyakit menular ini.
Munculnya tes baru yang non-molekuler dan otomatis, seperti penanda serologis, untuk
mendeteksi protein nukleokapsid (HCV Core Ag), membuka cakrawala baru dalam diagnosa dini
infeksi virus Hepatitis C. Pada penderita Hepatitis C, harus tetap optimis, melaksanakan pola
hidup sehat, menjaga higiene dan sanitasi serta tetap konsultasi pada dokter ahli agar dapat
ditangani dengan baik
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Aru W. Sudoyo, Idrus Alwi. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Penyakit hati pada
kehamilan. Edisi 5. Jilid 1. Interna Publishing.
2. Differential diagnoses and workup. 23 Desember 2010.
http://emedicine.medscape.com/article/768875-overview. 15 Juni 2011.
3. Verena V, Elisa A. Hepatitis C. Emedicine. Oktober 8, 2005. Diunduh dari
www.emedicinehealth.com, 16 Juni 2011.
4. P. Freedy, Sulistia Gan. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. FKUI 2007.
5. Dr.Prem Pillay. Hepatitis C infection. 20 April 2010. Diunduh dari
http://www.medicinenet.com/hepatitis_c/article.htm, 15 Juni 2011
6. Furqan H.S, James M.L. Hepatitis. Emedicine. Feb 14, 2011. Diunduh dari
emedicine.medscape.com, 16 Juni 2011
7. Penyakit hepatitis C. Diunduh dari
http://medicastore.com/hepatitis_c/infeksi_hepatitis.htm. 16 Juni 2011.
14