32
HEREDRITAS (Ditulis untuk memberikan informasi tentang apa itu heredritas ) Disusun Oleh Rizqa Adisty AZ Xii Ipa 2 SMA Negeri 2 Pontianak Kota Pontianak/Kabupaten Pontianak 2012/2

HEREDRITAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HEREDRITAS

HEREDRITAS

(Ditulis untuk memberikan informasi tentang apa itu heredritas )

Disusun Oleh

Rizqa Adisty AZ

Xii Ipa 2

SMA Negeri 2 Pontianak

Kota Pontianak/Kabupaten Pontianak

2012/2

Page 2: HEREDRITAS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karna atas limpahan rahmatnya

kami mampu menyelesaikan makalah ini dangan tepat waktu, makalah ini berisi tantang materi

hereditas yang meliputi dasar-dasar genetika yang menjelaskan tentang pengertian, karakteristik,

dan setruktur gen serta gametogenesis makalah ini juga membahas tentang penentuan jenis

kelamin pada bayi serta penggolongan golongan darah baik sistem ABO maupun Rhesus.

Makalah ini juga selain menyajikan materi yang dikehendaki makalah ini juga disertai

beberapa gambar yang berkaitan dengan materi yang disajikan dalam makalah ini juga disertai

beberapa contoh yangbertujuan untuk mempermuda dalam proses belajar dan mempermuda

memahami materi yang disajikan dalam makalah ini.

Dan taklupa di akhir makalah disajikan rangkuman yang bertujuan untuk mempermudah

dalam memahami dan mempelajari materi yang disajikan dalam makalah ini.

Akhir kata dari kami “tidak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini

oleh karna itu keritikan dan saran yang membangun tetap kami mantikan demi kesempurnaan

makalah ini.

Page 3: HEREDRITAS

Daftar isiKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN:1.1  Latar belakang .........................................................................................

1.2  Tujuan .........................................................................................

1.3  Rumusan masalah .........................................................................................BAB II PEMBAHASAN :2.1 Dasar-dasar genetika .........................................................................................

a.Pengertian genetic .........................................................................................b.Pengertian dan karakteristik gen .................................................................................c.Struktur gen .........................................................................................d.Gametogenesis .........................................................................................

2.2 Penentuan jenis kelamin .........................................................................................a.Faktor lingkungan .........................................................................................b.Faktor genetic .........................................................................................c.Cara penentuan jenis kelamin........................................................................................

2.3 Penentuan golongan darah .........................................................................................a. Sistem AOB .........................................................................................b.Sistem Rhesus ……….............................................................................

BAB III PENUTUP:

Page 4: HEREDRITAS

3.1 Kesimpulan .........................................................................................DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala

seluk beluknya secara ilmiah.

Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor Mendel. Orang yang

pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah Haeckel

(1868).Blendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum).

Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang "faktor keturunan". Pada waktu

itu Mendel belummenggunakan istilah "gen", Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan

bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan Alela, Satu dari pasangam

alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya ada bersama-sama. Pada

pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut.

Gen , Istilahadalah unit terkecil bahan sifat menurun. Besarnya diprkirakan 4-50 gen

pertama kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor keturunan

atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Gregor Mendel telah berasumsi tentang

adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan. Ia

menyebutnya 'faktor', Pada 1910,

Page 5: HEREDRITAS

Sedangkan factor yang menentukan jenis kelamin ada 2 yaitu factor lingkungan dan factor

genetik dan untuk menentukan golongan darah bias dengan menggunakan sistem AOB atau bias

dengan sistem rhesus.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.        Pengertian hereditas dan siapa orang pertama yang menemukan ilmu hareditas ?

2.        Jelaskan pengertian dari gen dan apa saja kerakteristik dari gen ?

3.        Jelaskan bagaimana struktur dari gen ?

4.        Jelaskan pengertian gametogenesis dan jelaskan proses terbentuknya sel gamet ?

5.        Faktor genetik apa saja yang dapat menentukan jenis kelamin ?

6.        Faktor lingkungan apa saja yang dapat menentukan jenis kelamin ?

7.        Bagaimanakah cara menentukan jenis kelamin ?

8.        Jelaskan proses penentuan golongan dara dengan menggunakan sistem ABO ?

9.        Jelaskan proses penentuan golongan darah dengan menggunakan sistem Rhesus ?

1.3 TUJUAN MASALAH

Tujuan dari makalah ini dalah:

1.        Agar kira dapat mengetahui pengertian hereditas dan siapa orang pertama yang menemukan

ilmu hareditas.

Page 6: HEREDRITAS

2.        Agar kira dapat mengetahui pengertian dari gen dan apa saja kerakteristik dari gen.

3.        Agar kira dapat mengetahui bagaimana struktur dari gen.

4.        Agar kira dapat mengetahui pengertian gametogenesis dan proses terbentuknya sel gamet.

5.        Agar kira dapat mengetahui faktor genetik apa saja yang dapat menentukan jenis kelamin.

6.        Agar kira dapat mengetahui faktor lingkungan apa saja yang dapat menentukan jenis kelamin.

7.        Agar kira dapat mengetahui cara menentukan jenis kelamin.

8.        Agar kira dapat mengetahui proses penentuan golongan dara dengan menggunakan sistem ABO.

9.        Agar kira dapat mengetahui proses penentuan golongan darah dengan menggunakan sistem

Rhesus.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar-Dasar Genetika

Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk

beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor

Mendel.

Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah

Haeckel (1868), Mendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum)

dengan alasan:

1. Memiliki pasangan-pasangan sifat yang menyolok.

2. Biasanya melakukan penyerbukan sendiri (Self polination).

3. Dapat dengan mudah diadakan penyerbukan silang.

4. Segera menghasilkan keturuna.

Galur Murni adalah vanetas yang terdiri dari genotip yang homozigot.Simbol "F"

(Filium) menyatakan turunan, sedang simbol "P" (Parentum) menyatakan induk. Hibrida (Bastar)

adalah keturunan dari penyerbukan silang dengan sifat-sifat beda, jika satu sifat beda disebut

Page 7: HEREDRITAS

Monohibrida, jika 2 sifat beda disebut Dihibrida dst. Dominan adalah sifat-sifat yang tampak

(manifes) pada keturunan. Sedangkan Resesif adalah sifat-sifat yang tidak muncul pada

keturunan.

A.    Hipotesis Mendel

Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang "faktor keturunan". Pada waktu

itu Mendel belummenggunakan istilah "gen". Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan

bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan Alela. Satu dari pasangam

alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya ada bersama-sama. Pada

pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut

dikenal sebagai Hukum Pemisahan Mendel atau Prinsip Segregasi Secara Bebas. Individu Murni

mempunyai dua alela yang sama (homozigot), alel dominan diberi simbol huruf besar sedang alel

resesif huruf kecil. Genotip adalah komposisi faktor keturunan (tidak tampak secara fisik).

Fenotip adalah sifat yang tampak pada keturunan.Pada hibrida atau polihibrida berlaku Prinsip

Berpasangan Secara Bebas. Monohibrida 3 : 1 (Hukum Dominasi penuh) n = 1, jumlah gamet

= 2Dihibrida 9 : 3 : 3 : 1n = 2, jumlah gamet = 4Trihibrida 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1 n = 3,

jumlah gamet = 8Polihibrida (3 : 1)n n = n, jumlah gamet = 2n (n) = jenis sifat berbeda

(hibridanya). Intermediat 1 : 2 : 1, sifat "sama dominan".

Penyimpangan Hukum Mendel

Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-

sendiri tetapi mempengaruhi bagian yang same dari suatu organisme.

Kriptomeri adalah pembastaran heterozigot dengan adanya sifat yang "tersembunyi" (Kriptos)

yang dipengaruhi oleh suatu keadaan, pada bunga Linaria maroccana adalah pH air sel.

Epistasis adalah faktor pembawa sifat yang menutup pemunculan sifat yang lain sekalipun

sifat tersebut dominan

Hipostasis adalah faktor yang tertutupi oleh faktor lain.ATAVlSME adalah sifat yang

hipostasis pada suatu keturunan yang pada suatu seat muncul kembali (reappearence).

Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi untuk

memunculkan suatu karakter.

Page 8: HEREDRITAS

Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat interaksi antar

gen dominan maupun antar gen resesif.

B.       Gen

Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun, . Istilah gen pertamaBesarnya diprkirakan 4-50

kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor keturunan atau

elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Gregor Mendel telah berasumsi tentang adanya

suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan, Ia menyebutnya

'faktor', Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa g en terletak di kromosom.

Selanjutnya, terjadi 'perlombaan' seru untuk menemukan substansi yang merupakan gen.

Gen menumbuhkan serta mengatur berbagai jenis karakter dalam tubuh baik fisik maupun

psikis. Pengaturan karakteristik ini melalui proses sintesa protein seperti; kulit dibentuk oleh

keratin, otot dari aktin dan miosin, darah dari (Hb, globulin, dan fibrinogen), jaringan pengikat

dari (kolagen dan elastin), tulang dari Ossein, tulang rawan dari kondrin. Genterletak

dikromosom, yaitu di dalam manik – manik yang disebut kromomer atau nukleusom dari

kromonema. menurut morgan gen tersebut tersimpan di dalam setiap lokus yang khas dalam

kromosom. Gen sebagai zarah kompak yang mengandung satuan informasi genetik dan mengatur

sifat- sifat menurun tertentu memenuhi lokus suatu kromosom.

Setiap kromosom mengandung banyk gen. Oleh sebab itu, dalam setiap kromonema terdapat

deretan lokus. Batas antar lokus yang satu dengan lokus yang lain tidak jelas seperti deretan

kotak – kotak Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui hanya berada pada kromosom

(1869), tetapi orang belum menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Melalui penelitian

Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta Alfred Hershey dan Martha Chase

(publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, barulah orang mengetahui bahwa DNA adalah

bahan genetik.

Gen terdiri dari AND yang diselaputi dan diikat oleh protein, Jadi secara kimia dapat disebut

bahwa bahan genetis itu adalah AND.

Gen mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu

b) Menyampaikan informasi genetis dari generasi ke generasi berikutnya

c) Saebagai zarah tersendiri dalam kromosom, Zarah adalah zat terkecil yang tidak dapat dibagi

bagi lagi

Page 9: HEREDRITAS

d) Setiap gen mendapat tempat khusus dalam kromosom

Gen bersifat antara lain :

a) Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom

b) Mengandung informasi genetika

c) Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel

C. Struktur Gen Manusia Secama Umum

Manusia memiliki banyak sekali gen-gen, dan kumpulan dari gen-gen ini disebut genom yang

berada dalam sebuah kromosom.

Gambar 1. Kumpulan gen manusia yang terdapat didalam kromosom

Sumber : wofford-ecs.org

Secara umum struktur utama dari gen manusia adalah DNA.

Gametogenesis

Skema yang menunjukan analogi proses pendewasaan sel telur dan perkembangan spermatid.

Oosit dan spermatosit keduanya merupakan gametosit. Ova dan spermatids adalah gamet yang

lengkap.

Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan

diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa, Tergantung dari siklus hidup biologis

organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi

berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman

menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid

setelah meiosis spora.

Gametogenesis meliputi spermatogenesis dan oogenesis. spermatogenesis merupakan

pembentukan sel kelamin jantan (inti sel sperma), oogenesis merupakan pembentukan sel

Page 10: HEREDRITAS

kelamin betina (inti sel telur/ovum), Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel

mitosis dan meiosis.

Pembentukan Gamet   (Gametogenesis)

Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses

pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis, Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi

proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin

atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia menggunakan proses

pembelahan meiosis.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah

kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46

kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n)

yaitu 23 kromosom. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis,

Spermatogenesis

Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses

kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi

sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:

1.    Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin

jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi

diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.

2.    Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak

yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.

3.    Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali

melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut

Page 11: HEREDRITAS

spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus

seminiferus.

4.    Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang

berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki

23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).

5.    Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang

disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.

6.    Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan

bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu

sekitar 64 hari.

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti

spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan,

oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak

prosesnya lebih lanjut :

1.    Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.

2.    Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan

meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.

3.    Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat

mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit

primer.

4.    Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.

5.    Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder

difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan

polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi.

Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis

diulang kembali.

Page 12: HEREDRITAS

6.    Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23

kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap

melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi

ovum yang matang.

7.    Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).

2.2 PENENTUAN JENIS KELAMIN

Keberadaan gen berangkai pada suatu spesies organisme, yang meliputi urutan dan jaraknya

satu sama lain, menghasilkan peta kromosom untuk spesies tersebut, Gen-gen yang terletak pada

kromosom kelamin dinamakan gen rangkai kelamin (sex-linked genes) sementara fenomena

yang melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut peristiwa rangkai kelamin (linkage), Adapun gen

berangkai adalah gen-gen yang terletak pada kromosom selain kromosom kelamin, yaitu

kromosom yang pada individu jantan dan betina sama strukturnya sehingga tidak dapat

digunakan untuk membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini dinamakan autosom.

Seperti halnya gen berangkai (autosomal), gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami

segregasi dan penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk. Akibatnya,

individu-individu yang dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut memperlihatkan nisbah

fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum Mendel. Selain itu, jika pada percobaan

Mendel perkawinan resiprok (genotipe tetua jantan dan betina dipertukarkan) menghasilkan

keturunan yang sama, tidak demikian halnya untuk sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkai

kelamin.

Gen rangkai kelamin dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan atas macam kromosom

kelamin tempatnya berada. Oleh karena kromosom kelamin pada umumnya dapat dibedakan

menjadi kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin dapat menjadi gen rangkai X (X-linked

genes) dan gen rangkai Y (Y-linked genes). Di samping itu, ada pula beberapa gen yang terletak

pada kromosom X tetapi memiliki pasangan pada kromosom Y. Gen semacam ini dinamakan

gen rangkai kelamin tak sempurna (incompletely sex-linked genes).

Beberapa sistem penentuan jenis kelamin pada berbagai spesies organisme :

Pewarisan Rangkai X

Page 13: HEREDRITAS

Percobaan yang pertama kali mengungkapkan adanya peristiwa rangkai kelamin dilakukan

oleh T.H Morgan pada tahun 1910.

Rangkai X pada manusia

Salah satu contoh gen rangkai X pada manusia adalah gen resesif yang menyebabkan

penyakit hemofilia, yaitu gangguan dalam proses pembekuan darah. Sebenarnya, kasus hemofilia

telah dijumpai sejak lama di negara-negara Arab ketika beberapa anak laki-laki meninggal akibat

pendarahan hebat setelah dikhitan. Namun, waktu itu kematian akibat perdarahan ini hanya 

dianggap sebagai takdir semata.

Hemofilia baru menjadi terkenal dan dipelajari pola pewarisannya setelah beberapa anggota

keluarga Kerajaan Inggris mengalaminya. Awalnya, salah seorang di antara putra Ratu Victoria

menderita hemofilia sementara dua di antara putrinya karier atau heterozigot. Dari kedua putri

yang heterozigot ini lahir tiga cucu laki-laki yang menderita hemofilia dan empat cucu wanita

yang heterozigot. Melalui dua dari keempat cucu yang heterozigot inilah penyakit hemofilia

tersebar di kalangan keluarga Kerajaan Rusia dan Spanyol. Sementara itu, anggota keluarga

Kerajaan Inggris saat ini yang merupakan keturunan putra/putri normal Ratu Victoria bebas dari

penyakit hemofilia.

Pewarisan Rangkai Y

Pada umumnya kromosom Y hanya sedikit sekali mengandung gen yang aktif. Jumlah yang

sangat sedikit ini mungkin disebabkan oleh sulitnya menemukan alel mutan bagi gen rangkai Y

yang dapat menghasilkan fenotipe abnormal. Biasanya suatu gen/alel dapat dideteksi

keberadaannya apabila fenotipe yang dihasilkannya adalah abnormal. Oleh karena fenotipe

abnormal yang disebabkan oleh gen rangkai Y jumlahnya sangat sedikit, maka gen rangkai Y

diduga merupakan gen yang sangat stabil.

Gen rangkai Y jelas tidak mungkin diekspresikan pada individu betina/wanita sehingga gen

ini disebut juga gen holandrik. Contoh gen holandrik pada manusia adalah Hg dengan alelnya hg

yang menyebabkan bulu kasar dan panjang, Ht dengan alelnya ht yang menyebabkan

pertumbuhan bulu panjang di sekitar telinga, dan Wt dengan alelnya wt yang menyebabkan

abnormalitas kulit pada jari.

Page 14: HEREDRITAS

Pewarisan Rangkai Kelamin Tak Sempurna

Meskipun dari uraian di atas secara tersirat dapat ditafsirkan bahwa kromosom X tidak

homolog dengan kromosom Y, ternyata ada bagian atau segmen tertentu pada kedua kromosom

tersebut yang homolog satu sama lain. Dengan perkataan lain, ada beberapa gen pada kromosom

X yang mempunyai alel pada kromosom Y. Pewarisan sifat yang diatur oleh gen semacam ini

dapat dikatakan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, dan berlangsung seperti halnya pewarisan

gen autosomal. Oleh karena itu, gen-gen pada segmen kromosom X dan Y yang homolog ini

disebut juga gen rangkai kelamin tak sempurna.Jadi, pewarisan gen rangkai kelamin tak

sempurna mempunyai pola seperti pewarisan gen autosomal.

Sistem Penentuan Jenis Kelamin

a.      Faktor genetik

Dalam inti setiap sel nya atau tubuhnya, manusia memiliki 46 kromosom. 22 chromosome

pairs (numbered from 1-22) milik autosom dan 1 pasang kromosom seks pada atau gonosomes.

Mereka dilambangkan sebagai X dan Y. Seorang perempuan memiliki dua kromosom X dan

seorang laki-laki X dan Y-kromosom. Pada seorang wanita, salah satu dari dua kromosom X

tidak aktif dalam bentuk heterochromatin (kromatin seks), tubuh Barr - diagnosis gender genetik

dibuat atas dasar ini. ini sudah berlangsung dalam tahap blastokista Acak - baik pada kromosom

X ayah atau ibu. Ketika kromosom Y hadir, pembangunan berlangsung di arah kedewasaan, jika

itu hilang, terjadi perkembangan yang feminin.

Hal ini bukan jumlah gonosomes yang menentukan bagi gender, melainkan ada atau tidak

adanya kromosom Y, Penentuan jenis kelamin pada manusia/mamalia dikatakan mengikuti

sistem XY. Contoh gen terpengaruh kelamin adalah gen autosomal B yang mengatur kebotakan

pada manusia. Gen B dominan pada pria tetapi resesif pada wanita. Sebaliknya, gen b dominan

Page 15: HEREDRITAS

pada wanita tetapi resesif pada pria. Akibatnya, pria heterozigot akan mengalami kebotakan,

sedang wanita heterozigot akan normal. Untuk dapat mengalami kebotakan seorang wanita harus

mempunyai gen B dalam keadaan homozigot.

b.      Pengaruh lingkungan

Diantaranya:

1. Faktor makanan

* Jika menginginkan seorang bayi perempuan

Suami harus makan makanan yang banyak mengandung alkaline, mineral kalsium dan

magnesium, sedangkan istri banyak makan makanan yang mengandung asam, mineral kalium

dan natrium.

* Jika menginginkan bayi laki-laki

Suami harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung asam, mineral, dan

magnesium. Sedangkan istri harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

alkaline, mineral kalsium dan magnesium (lihat jenis makanan diatas).

2. Faktor waktu (kapan berhubungan)

* Jika menginginkan seorang bayi perempuan

Lakukan coitus (persetubuhan/senggama) 2–3 hari sebelum ovulasi (masa subur). Dengan

demikian, hanya kromosom X yang lebih bertahan lama sampai menunggu sel telur terlepas dari

ovarium. Ovulasi adalah saat terlepasnya sel telur dari indung telur dalam rahim.

* Jika menginginkan bayi laki-laki

Waktu berhubungan dilakukan sedekat mungkin dengan ovulasi, sebaiknya tepat pada ovulasi,

berkisar antara 12 jam sebelumnya.

3. Faktor penetrasi

* Jika menginginkan seorang bayi perempuan

Suami harus menghindari penetrasi terlalu dalam pada saat berhubungan. Sehingga diharapkan

sel sperma kromosom X saja yang berkesempatan tetap hidup dan terus berenang menuju sel

telur.

Page 16: HEREDRITAS

* Jika menginginkan bayi laki-laki

Suami disarankan untuk melakukan penetrasi yang dalam pada saat berhubungan, sehingga

sebagian besar dari sperma Y langsung masuk ke rahim.

4. Faktor Orgasme

* Jika menginginkan seorang bayi perempuan

Usahakan istri tidak mencapai orgasme selama berhubungan. Secresi cairan yang keluar dari

kemaluan wanita akan menjadi alkaline (basa) jika terangsang, hal ini akan mendorong aktifitas

spematozoa Y.

* Jika menginginkan bayi laki-laki

Upayakan istri dapat orgasme lebih awal dari suami atau bersamaan.

5. Faktor persiapan istri

* Jika menginginkan seorang bayi perempuan

Sebelum coitus, basuh vagina dengan 2 sendok makan larutan white vinegar/cuka yang sudah

dicampur dalam 1 liter air bersih. Hal ini dilakukan agar kondisinya menjadi asam sehingga

aktifitas spermatozoon Y menurun.

* Jika menginginkan bayi laki-laki

Cuci vagina dengan larutan dari dua sendok soda kue yang sudah dicampur dalam satu liter air

bersih, sehingga suasana menjadi basa.

6. Faktor posisi

* Jika menginginkan seorang bayi perempuan

Disarankan posisi waktu berhubungan adalah yang klasik/berhadapan yaitu, posisi istri di atas

suami sehingga sperma tertampung di sekitar mulut rahim.

* Jika menginginkan bayi laki-laki

Posisi suami pada waktu berhubungan berada di atas istri. Hal ini mengikuti sifat dari

spermatozoon Y akan cepat menuju sasaran (sel telur).

Sifat/Cacat Menurun Gonosomal

Sifat yang diturunkan terpaut kromosom sex (gonosom) dibedakan menjadi dua, yaitu terpaut

kromosom X dan terpaut kromosom Y. Gen yang terpaut kromosom X dapat diturunkan pada

Page 17: HEREDRITAS

anak perempuan dan anak laki-laki, tetapi fenotif yang muncul bergantung pada susunan

genotifnya. Sedangkan gen yang terpaut kromosom Y hanya diturunkan pada anak laki-laki.

1.    Cacat menurun yang terpaut kromosom X

Dua contoh cacat menurun yang terpaut kromosom X adalah hemofili dan butawarna.

a.    Hemofili

Hemofili merupakan suatu kelainan dimana darah seseorang sulit untuk membeku. Penyakit

ini disebabkan gen resesif h, sedangkan sifat normal dikendalikan oleh gen H. Seorang wanita

normal memiliki dua gen H pada masing-masing kromosom X. Bila salah satu kromosom X

terdapat gen h, wanita ini termasuk wanita normal tetapi membawa sifat hemofili (carrier). Bila

pada kedua kromosom X terdapat gen h wanita tersebut menderita hemofili dan umumnya lethal.

Pria menderita hemofili bila pada kromosom X-nya terdapat gen H, dan normal bila terdapat gen

H. Seorang anak laki-laki hemofili dapat lahir dari ibu carrier.

Ratu Victoria dari Kerajaan Inggris

Menurut sejarah, wanita pertama carrier hemofili adalah Ratu Victoria. Disebut pertama

karena silsilah di atas Ratu Vicotria tidak diketahui. Pangeran Andrew mewarisi gen ini dari

ibunya dan meninggal saat kecelakaan dengan luka yang tidak seberapa parah.

P    :    pria normal    x     wanita carrier

            XHY                       XHXh

G    :        XH, Y            XH, Xh

F    :    XHXH   : wanita normal                 XHY   : pria normal

         XHXh    : wanita normal carrier       Xhy   : pria hemofili

b.    Butawarna (colorblind)

Page 18: HEREDRITAS

Butawarna merupakan cacat menurun dimana seseorang tidak bisa membedakan warna.

Umumnya tidak bisa membedakan warna merah dan hijau (dikromatis). Sedangkan pada

butawarna total orang tidak bisa melihat warna. Kelainan ini juga disebabkan gen resesif c,

sedangkan sifat normal dikendalikan gen dominan C.

Anak perempuan buta warna dapat dilahirkan dari pria butawarna yang menikah dengan

wanita carrier.

P    :    pria butawarna        x         wanita carrier

                XcY                             XCXc

G    :     Xc, Y                           XC, Xc

F    :    XCXc    : wanita normal carrier

XcXc     : wanita butawarna

XCY  : pria normal

XcY      : pria butawarna

2.    Cacat menurun yang terpaut kromosom Y

Gen-gen yang terpaut pada kromosom Y hanya diwariskan pada anak laki-laki, oleh karena itu

sering disebut sebagai gen holandrik.

Contoh dari cacat yang terpaut kromosom Y adalah: hypertrichosis, hystrixgraviour, dan

webbedtoes. Ketiganya disebabkan oleh gen resesif.

a.                  Hypertrichosis

Seorang pria dengan hypertrichosis

Gen ht yang terdapat pada kromosom Y menyebabkan tumbuhnya rambut di tepi daun telinga.

Kelainan seperti ini banyak dijumpai pada para pria Pakistan.

P    :    XYht    x     XX

F    :    XYht    : laki-laki hypertrichosis

b.                  Hystrixgraviour

Page 19: HEREDRITAS

Kelainan ini disebabkan oleh gen hg yang menyebabkan tumbuhnya rambut panjang dan kaku

di seluruh tubuh (penyakit bulu landak). Sifat normal dikendalikan gen Hg.

c.                   Webbedtoes

Merupakan kelainan dimana pada jari terutama kaki tumbuh selaput seperti kaki katak.

Penyebabnya adalah gen wt, sedangkan sifat normal dikendalikan gen Wt.

2.3 GOLONGAN DARAH

SISTEM ABO

Ada banyak klasifikasi golongan darah, diantaranya adalah golongan ABO, Rhesus, dan MN.

Dua yang pertama memiliki nilai medis, sedang yang terakhir tidak. Ketiga golongan tersebut

ditemukan oleh K. Landsteiner.

Golongan ABO

Golongan ini membagi golongan darah menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O, didasarkan

pada adanya jenis antigen tertentu pada sel darah yang disebut isoaglutinogen. Susunan genotif

dan kemungkinan gamet yang dibentuk dapat dilihat pada tabel berikut.

Golongan darah ABO dikendalikan oleh alela ganda IA, IB, dan IO. IA dan IB kodominan,

dan keduanya dominan terhadap IO.

Contoh: perkawinan antara pria golongan A heterozigot dengan wanita B heterozigot

.

P : IAIO        x        IBIO

Page 20: HEREDRITAS

G :  IA , IO                 IB , IO

F : IAIB : golongan AB

         IAIO : golongan A

       BIO : golongan B

       IOIO : golongan O

Golongan Rhesus

Golongan ini dinamakan berdasar nama kera dari India, Macacus rhesus, yang dulu sering

digunakan untuk mengetes darah orang.Golongan darah ini ada dua yaitu Rhesus + dan Rhesus -.

Susunan genotif dan kemungkinan gamet dapat dilihat pada tabel berikut.

Golongan Rhesus ini memiliki arti penting pada perkawinan. Bila seorang pria Rhesus +

menikah dengan wanita Rhesus -, kemungkinan anaknya menderita eritroblastosis fetalis

(penyakit kuning bayi).

Contoh: perkawinan antara pria Rh + dengan wanita Rh -

P :    pria Rhesus +        x         wanita Rhesus –

     RhRh                    rhrh

G :    Rh                         rh

F :    Rhrh  Rhesus +    (eritroblastosis fetalis)

Kasus eritroblastosis: perhatikan bahwa eritrosit anak golongan Rh+ digumpalkan oleh antibodi

ibu (warna putih) yang bergolongan Rh- ketika dalam kandungan

Page 21: HEREDRITAS

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk

beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor

Mendel.

Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma

adalah Haeckel (1868), Mendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum

sativum)Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun, Besarnya diprkirakan . Istilah gen

pertama4-50 kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor

keturunan atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel.

Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses

pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis,sedangkan faktor yang mempengaruhi

pembentukanjenis kelamin ada 2 yaitu faktor lingkungan danfaktor genetik, Golongandarah

sistem AOB membagi golongan darah menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O, didasarkan pada

adanya jenis antigen tertentu pada sel darah yang disebut isoaglutinogen. Golongan darah sistem

rhesus tidak memiliki nilai medis karena hanya dijumpai antigen penentu golongan dalam

eritrosit dan tidak dijumpai antibodi dalam plasma.

Page 22: HEREDRITAS

DAFTAR PUSTAKA

Suryo, 2005. Genetika strata 1. Cet ke-11, Yogyakarta: gadjah mada university press.

Pratiwi d.a, dkk, 2007. biologi untuk SMA kalas x11. Jakarta: Erlangga. Syarifuddin, 2006.

anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan edisi 3. Jakarta: buku kedokteran.

www.crayonpedia.org/mw/G.hereditas pada manusia12.1

www.psb-psma.org/content/powerpoint/hereditas-pada-manusia

www.duniawedding.com/.../1652-faktor-penentu-jenis-kelamin-bayi