Upload
apetea-van-de-kok
View
90
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HEREDRITAS
(Ditulis untuk memberikan informasi tentang apa itu heredritas )
Disusun Oleh
Rizqa Adisty AZ
Xii Ipa 2
SMA Negeri 2 Pontianak
Kota Pontianak/Kabupaten Pontianak
2012/2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karna atas limpahan rahmatnya
kami mampu menyelesaikan makalah ini dangan tepat waktu, makalah ini berisi tantang materi
hereditas yang meliputi dasar-dasar genetika yang menjelaskan tentang pengertian, karakteristik,
dan setruktur gen serta gametogenesis makalah ini juga membahas tentang penentuan jenis
kelamin pada bayi serta penggolongan golongan darah baik sistem ABO maupun Rhesus.
Makalah ini juga selain menyajikan materi yang dikehendaki makalah ini juga disertai
beberapa gambar yang berkaitan dengan materi yang disajikan dalam makalah ini juga disertai
beberapa contoh yangbertujuan untuk mempermuda dalam proses belajar dan mempermuda
memahami materi yang disajikan dalam makalah ini.
Dan taklupa di akhir makalah disajikan rangkuman yang bertujuan untuk mempermudah
dalam memahami dan mempelajari materi yang disajikan dalam makalah ini.
Akhir kata dari kami “tidak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini
oleh karna itu keritikan dan saran yang membangun tetap kami mantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Daftar isiKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN:1.1 Latar belakang .........................................................................................
1.2 Tujuan .........................................................................................
1.3 Rumusan masalah .........................................................................................BAB II PEMBAHASAN :2.1 Dasar-dasar genetika .........................................................................................
a.Pengertian genetic .........................................................................................b.Pengertian dan karakteristik gen .................................................................................c.Struktur gen .........................................................................................d.Gametogenesis .........................................................................................
2.2 Penentuan jenis kelamin .........................................................................................a.Faktor lingkungan .........................................................................................b.Faktor genetic .........................................................................................c.Cara penentuan jenis kelamin........................................................................................
2.3 Penentuan golongan darah .........................................................................................a. Sistem AOB .........................................................................................b.Sistem Rhesus ……….............................................................................
BAB III PENUTUP:
3.1 Kesimpulan .........................................................................................DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala
seluk beluknya secara ilmiah.
Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor Mendel. Orang yang
pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah Haeckel
(1868).Blendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum).
Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang "faktor keturunan". Pada waktu
itu Mendel belummenggunakan istilah "gen", Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan
bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan Alela, Satu dari pasangam
alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya ada bersama-sama. Pada
pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut.
Gen , Istilahadalah unit terkecil bahan sifat menurun. Besarnya diprkirakan 4-50 gen
pertama kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor keturunan
atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Gregor Mendel telah berasumsi tentang
adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan. Ia
menyebutnya 'faktor', Pada 1910,
Sedangkan factor yang menentukan jenis kelamin ada 2 yaitu factor lingkungan dan factor
genetik dan untuk menentukan golongan darah bias dengan menggunakan sistem AOB atau bias
dengan sistem rhesus.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian hereditas dan siapa orang pertama yang menemukan ilmu hareditas ?
2. Jelaskan pengertian dari gen dan apa saja kerakteristik dari gen ?
3. Jelaskan bagaimana struktur dari gen ?
4. Jelaskan pengertian gametogenesis dan jelaskan proses terbentuknya sel gamet ?
5. Faktor genetik apa saja yang dapat menentukan jenis kelamin ?
6. Faktor lingkungan apa saja yang dapat menentukan jenis kelamin ?
7. Bagaimanakah cara menentukan jenis kelamin ?
8. Jelaskan proses penentuan golongan dara dengan menggunakan sistem ABO ?
9. Jelaskan proses penentuan golongan darah dengan menggunakan sistem Rhesus ?
1.3 TUJUAN MASALAH
Tujuan dari makalah ini dalah:
1. Agar kira dapat mengetahui pengertian hereditas dan siapa orang pertama yang menemukan
ilmu hareditas.
2. Agar kira dapat mengetahui pengertian dari gen dan apa saja kerakteristik dari gen.
3. Agar kira dapat mengetahui bagaimana struktur dari gen.
4. Agar kira dapat mengetahui pengertian gametogenesis dan proses terbentuknya sel gamet.
5. Agar kira dapat mengetahui faktor genetik apa saja yang dapat menentukan jenis kelamin.
6. Agar kira dapat mengetahui faktor lingkungan apa saja yang dapat menentukan jenis kelamin.
7. Agar kira dapat mengetahui cara menentukan jenis kelamin.
8. Agar kira dapat mengetahui proses penentuan golongan dara dengan menggunakan sistem ABO.
9. Agar kira dapat mengetahui proses penentuan golongan darah dengan menggunakan sistem
Rhesus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar-Dasar Genetika
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk
beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor
Mendel.
Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah
Haeckel (1868), Mendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum)
dengan alasan:
1. Memiliki pasangan-pasangan sifat yang menyolok.
2. Biasanya melakukan penyerbukan sendiri (Self polination).
3. Dapat dengan mudah diadakan penyerbukan silang.
4. Segera menghasilkan keturuna.
Galur Murni adalah vanetas yang terdiri dari genotip yang homozigot.Simbol "F"
(Filium) menyatakan turunan, sedang simbol "P" (Parentum) menyatakan induk. Hibrida (Bastar)
adalah keturunan dari penyerbukan silang dengan sifat-sifat beda, jika satu sifat beda disebut
Monohibrida, jika 2 sifat beda disebut Dihibrida dst. Dominan adalah sifat-sifat yang tampak
(manifes) pada keturunan. Sedangkan Resesif adalah sifat-sifat yang tidak muncul pada
keturunan.
A. Hipotesis Mendel
Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang "faktor keturunan". Pada waktu
itu Mendel belummenggunakan istilah "gen". Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan
bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan Alela. Satu dari pasangam
alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya ada bersama-sama. Pada
pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut
dikenal sebagai Hukum Pemisahan Mendel atau Prinsip Segregasi Secara Bebas. Individu Murni
mempunyai dua alela yang sama (homozigot), alel dominan diberi simbol huruf besar sedang alel
resesif huruf kecil. Genotip adalah komposisi faktor keturunan (tidak tampak secara fisik).
Fenotip adalah sifat yang tampak pada keturunan.Pada hibrida atau polihibrida berlaku Prinsip
Berpasangan Secara Bebas. Monohibrida 3 : 1 (Hukum Dominasi penuh) n = 1, jumlah gamet
= 2Dihibrida 9 : 3 : 3 : 1n = 2, jumlah gamet = 4Trihibrida 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1 n = 3,
jumlah gamet = 8Polihibrida (3 : 1)n n = n, jumlah gamet = 2n (n) = jenis sifat berbeda
(hibridanya). Intermediat 1 : 2 : 1, sifat "sama dominan".
Penyimpangan Hukum Mendel
Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-
sendiri tetapi mempengaruhi bagian yang same dari suatu organisme.
Kriptomeri adalah pembastaran heterozigot dengan adanya sifat yang "tersembunyi" (Kriptos)
yang dipengaruhi oleh suatu keadaan, pada bunga Linaria maroccana adalah pH air sel.
Epistasis adalah faktor pembawa sifat yang menutup pemunculan sifat yang lain sekalipun
sifat tersebut dominan
Hipostasis adalah faktor yang tertutupi oleh faktor lain.ATAVlSME adalah sifat yang
hipostasis pada suatu keturunan yang pada suatu seat muncul kembali (reappearence).
Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi untuk
memunculkan suatu karakter.
Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat interaksi antar
gen dominan maupun antar gen resesif.
B. Gen
Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun, . Istilah gen pertamaBesarnya diprkirakan 4-50
kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor keturunan atau
elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Gregor Mendel telah berasumsi tentang adanya
suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan, Ia menyebutnya
'faktor', Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa g en terletak di kromosom.
Selanjutnya, terjadi 'perlombaan' seru untuk menemukan substansi yang merupakan gen.
Gen menumbuhkan serta mengatur berbagai jenis karakter dalam tubuh baik fisik maupun
psikis. Pengaturan karakteristik ini melalui proses sintesa protein seperti; kulit dibentuk oleh
keratin, otot dari aktin dan miosin, darah dari (Hb, globulin, dan fibrinogen), jaringan pengikat
dari (kolagen dan elastin), tulang dari Ossein, tulang rawan dari kondrin. Genterletak
dikromosom, yaitu di dalam manik – manik yang disebut kromomer atau nukleusom dari
kromonema. menurut morgan gen tersebut tersimpan di dalam setiap lokus yang khas dalam
kromosom. Gen sebagai zarah kompak yang mengandung satuan informasi genetik dan mengatur
sifat- sifat menurun tertentu memenuhi lokus suatu kromosom.
Setiap kromosom mengandung banyk gen. Oleh sebab itu, dalam setiap kromonema terdapat
deretan lokus. Batas antar lokus yang satu dengan lokus yang lain tidak jelas seperti deretan
kotak – kotak Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui hanya berada pada kromosom
(1869), tetapi orang belum menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Melalui penelitian
Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta Alfred Hershey dan Martha Chase
(publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, barulah orang mengetahui bahwa DNA adalah
bahan genetik.
Gen terdiri dari AND yang diselaputi dan diikat oleh protein, Jadi secara kimia dapat disebut
bahwa bahan genetis itu adalah AND.
Gen mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu
b) Menyampaikan informasi genetis dari generasi ke generasi berikutnya
c) Saebagai zarah tersendiri dalam kromosom, Zarah adalah zat terkecil yang tidak dapat dibagi
bagi lagi
d) Setiap gen mendapat tempat khusus dalam kromosom
Gen bersifat antara lain :
a) Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom
b) Mengandung informasi genetika
c) Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel
C. Struktur Gen Manusia Secama Umum
Manusia memiliki banyak sekali gen-gen, dan kumpulan dari gen-gen ini disebut genom yang
berada dalam sebuah kromosom.
Gambar 1. Kumpulan gen manusia yang terdapat didalam kromosom
Sumber : wofford-ecs.org
Secara umum struktur utama dari gen manusia adalah DNA.
Gametogenesis
Skema yang menunjukan analogi proses pendewasaan sel telur dan perkembangan spermatid.
Oosit dan spermatosit keduanya merupakan gametosit. Ova dan spermatids adalah gamet yang
lengkap.
Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan
diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa, Tergantung dari siklus hidup biologis
organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi
berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman
menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid
setelah meiosis spora.
Gametogenesis meliputi spermatogenesis dan oogenesis. spermatogenesis merupakan
pembentukan sel kelamin jantan (inti sel sperma), oogenesis merupakan pembentukan sel
kelamin betina (inti sel telur/ovum), Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel
mitosis dan meiosis.
Pembentukan Gamet (Gametogenesis)
Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses
pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis, Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi
proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin
atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia menggunakan proses
pembelahan meiosis.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah
kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46
kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n)
yaitu 23 kromosom. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis,
Spermatogenesis
Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses
kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi
sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
1. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin
jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi
diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
2. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak
yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali
melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut
spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus
seminiferus.
4. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang
berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki
23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang
disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
6. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan
bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu
sekitar 64 hari.
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti
spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan,
oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak
prosesnya lebih lanjut :
1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan
meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat
mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit
primer.
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder
difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan
polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi.
Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis
diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23
kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap
melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi
ovum yang matang.
7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).
2.2 PENENTUAN JENIS KELAMIN
Keberadaan gen berangkai pada suatu spesies organisme, yang meliputi urutan dan jaraknya
satu sama lain, menghasilkan peta kromosom untuk spesies tersebut, Gen-gen yang terletak pada
kromosom kelamin dinamakan gen rangkai kelamin (sex-linked genes) sementara fenomena
yang melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut peristiwa rangkai kelamin (linkage), Adapun gen
berangkai adalah gen-gen yang terletak pada kromosom selain kromosom kelamin, yaitu
kromosom yang pada individu jantan dan betina sama strukturnya sehingga tidak dapat
digunakan untuk membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini dinamakan autosom.
Seperti halnya gen berangkai (autosomal), gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami
segregasi dan penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk. Akibatnya,
individu-individu yang dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut memperlihatkan nisbah
fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum Mendel. Selain itu, jika pada percobaan
Mendel perkawinan resiprok (genotipe tetua jantan dan betina dipertukarkan) menghasilkan
keturunan yang sama, tidak demikian halnya untuk sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkai
kelamin.
Gen rangkai kelamin dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan atas macam kromosom
kelamin tempatnya berada. Oleh karena kromosom kelamin pada umumnya dapat dibedakan
menjadi kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin dapat menjadi gen rangkai X (X-linked
genes) dan gen rangkai Y (Y-linked genes). Di samping itu, ada pula beberapa gen yang terletak
pada kromosom X tetapi memiliki pasangan pada kromosom Y. Gen semacam ini dinamakan
gen rangkai kelamin tak sempurna (incompletely sex-linked genes).
Beberapa sistem penentuan jenis kelamin pada berbagai spesies organisme :
Pewarisan Rangkai X
Percobaan yang pertama kali mengungkapkan adanya peristiwa rangkai kelamin dilakukan
oleh T.H Morgan pada tahun 1910.
Rangkai X pada manusia
Salah satu contoh gen rangkai X pada manusia adalah gen resesif yang menyebabkan
penyakit hemofilia, yaitu gangguan dalam proses pembekuan darah. Sebenarnya, kasus hemofilia
telah dijumpai sejak lama di negara-negara Arab ketika beberapa anak laki-laki meninggal akibat
pendarahan hebat setelah dikhitan. Namun, waktu itu kematian akibat perdarahan ini hanya
dianggap sebagai takdir semata.
Hemofilia baru menjadi terkenal dan dipelajari pola pewarisannya setelah beberapa anggota
keluarga Kerajaan Inggris mengalaminya. Awalnya, salah seorang di antara putra Ratu Victoria
menderita hemofilia sementara dua di antara putrinya karier atau heterozigot. Dari kedua putri
yang heterozigot ini lahir tiga cucu laki-laki yang menderita hemofilia dan empat cucu wanita
yang heterozigot. Melalui dua dari keempat cucu yang heterozigot inilah penyakit hemofilia
tersebar di kalangan keluarga Kerajaan Rusia dan Spanyol. Sementara itu, anggota keluarga
Kerajaan Inggris saat ini yang merupakan keturunan putra/putri normal Ratu Victoria bebas dari
penyakit hemofilia.
Pewarisan Rangkai Y
Pada umumnya kromosom Y hanya sedikit sekali mengandung gen yang aktif. Jumlah yang
sangat sedikit ini mungkin disebabkan oleh sulitnya menemukan alel mutan bagi gen rangkai Y
yang dapat menghasilkan fenotipe abnormal. Biasanya suatu gen/alel dapat dideteksi
keberadaannya apabila fenotipe yang dihasilkannya adalah abnormal. Oleh karena fenotipe
abnormal yang disebabkan oleh gen rangkai Y jumlahnya sangat sedikit, maka gen rangkai Y
diduga merupakan gen yang sangat stabil.
Gen rangkai Y jelas tidak mungkin diekspresikan pada individu betina/wanita sehingga gen
ini disebut juga gen holandrik. Contoh gen holandrik pada manusia adalah Hg dengan alelnya hg
yang menyebabkan bulu kasar dan panjang, Ht dengan alelnya ht yang menyebabkan
pertumbuhan bulu panjang di sekitar telinga, dan Wt dengan alelnya wt yang menyebabkan
abnormalitas kulit pada jari.
Pewarisan Rangkai Kelamin Tak Sempurna
Meskipun dari uraian di atas secara tersirat dapat ditafsirkan bahwa kromosom X tidak
homolog dengan kromosom Y, ternyata ada bagian atau segmen tertentu pada kedua kromosom
tersebut yang homolog satu sama lain. Dengan perkataan lain, ada beberapa gen pada kromosom
X yang mempunyai alel pada kromosom Y. Pewarisan sifat yang diatur oleh gen semacam ini
dapat dikatakan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, dan berlangsung seperti halnya pewarisan
gen autosomal. Oleh karena itu, gen-gen pada segmen kromosom X dan Y yang homolog ini
disebut juga gen rangkai kelamin tak sempurna.Jadi, pewarisan gen rangkai kelamin tak
sempurna mempunyai pola seperti pewarisan gen autosomal.
Sistem Penentuan Jenis Kelamin
a. Faktor genetik
Dalam inti setiap sel nya atau tubuhnya, manusia memiliki 46 kromosom. 22 chromosome
pairs (numbered from 1-22) milik autosom dan 1 pasang kromosom seks pada atau gonosomes.
Mereka dilambangkan sebagai X dan Y. Seorang perempuan memiliki dua kromosom X dan
seorang laki-laki X dan Y-kromosom. Pada seorang wanita, salah satu dari dua kromosom X
tidak aktif dalam bentuk heterochromatin (kromatin seks), tubuh Barr - diagnosis gender genetik
dibuat atas dasar ini. ini sudah berlangsung dalam tahap blastokista Acak - baik pada kromosom
X ayah atau ibu. Ketika kromosom Y hadir, pembangunan berlangsung di arah kedewasaan, jika
itu hilang, terjadi perkembangan yang feminin.
Hal ini bukan jumlah gonosomes yang menentukan bagi gender, melainkan ada atau tidak
adanya kromosom Y, Penentuan jenis kelamin pada manusia/mamalia dikatakan mengikuti
sistem XY. Contoh gen terpengaruh kelamin adalah gen autosomal B yang mengatur kebotakan
pada manusia. Gen B dominan pada pria tetapi resesif pada wanita. Sebaliknya, gen b dominan
pada wanita tetapi resesif pada pria. Akibatnya, pria heterozigot akan mengalami kebotakan,
sedang wanita heterozigot akan normal. Untuk dapat mengalami kebotakan seorang wanita harus
mempunyai gen B dalam keadaan homozigot.
b. Pengaruh lingkungan
Diantaranya:
1. Faktor makanan
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Suami harus makan makanan yang banyak mengandung alkaline, mineral kalsium dan
magnesium, sedangkan istri banyak makan makanan yang mengandung asam, mineral kalium
dan natrium.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Suami harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung asam, mineral, dan
magnesium. Sedangkan istri harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
alkaline, mineral kalsium dan magnesium (lihat jenis makanan diatas).
2. Faktor waktu (kapan berhubungan)
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Lakukan coitus (persetubuhan/senggama) 2–3 hari sebelum ovulasi (masa subur). Dengan
demikian, hanya kromosom X yang lebih bertahan lama sampai menunggu sel telur terlepas dari
ovarium. Ovulasi adalah saat terlepasnya sel telur dari indung telur dalam rahim.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Waktu berhubungan dilakukan sedekat mungkin dengan ovulasi, sebaiknya tepat pada ovulasi,
berkisar antara 12 jam sebelumnya.
3. Faktor penetrasi
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Suami harus menghindari penetrasi terlalu dalam pada saat berhubungan. Sehingga diharapkan
sel sperma kromosom X saja yang berkesempatan tetap hidup dan terus berenang menuju sel
telur.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Suami disarankan untuk melakukan penetrasi yang dalam pada saat berhubungan, sehingga
sebagian besar dari sperma Y langsung masuk ke rahim.
4. Faktor Orgasme
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Usahakan istri tidak mencapai orgasme selama berhubungan. Secresi cairan yang keluar dari
kemaluan wanita akan menjadi alkaline (basa) jika terangsang, hal ini akan mendorong aktifitas
spematozoa Y.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Upayakan istri dapat orgasme lebih awal dari suami atau bersamaan.
5. Faktor persiapan istri
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Sebelum coitus, basuh vagina dengan 2 sendok makan larutan white vinegar/cuka yang sudah
dicampur dalam 1 liter air bersih. Hal ini dilakukan agar kondisinya menjadi asam sehingga
aktifitas spermatozoon Y menurun.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Cuci vagina dengan larutan dari dua sendok soda kue yang sudah dicampur dalam satu liter air
bersih, sehingga suasana menjadi basa.
6. Faktor posisi
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Disarankan posisi waktu berhubungan adalah yang klasik/berhadapan yaitu, posisi istri di atas
suami sehingga sperma tertampung di sekitar mulut rahim.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Posisi suami pada waktu berhubungan berada di atas istri. Hal ini mengikuti sifat dari
spermatozoon Y akan cepat menuju sasaran (sel telur).
Sifat/Cacat Menurun Gonosomal
Sifat yang diturunkan terpaut kromosom sex (gonosom) dibedakan menjadi dua, yaitu terpaut
kromosom X dan terpaut kromosom Y. Gen yang terpaut kromosom X dapat diturunkan pada
anak perempuan dan anak laki-laki, tetapi fenotif yang muncul bergantung pada susunan
genotifnya. Sedangkan gen yang terpaut kromosom Y hanya diturunkan pada anak laki-laki.
1. Cacat menurun yang terpaut kromosom X
Dua contoh cacat menurun yang terpaut kromosom X adalah hemofili dan butawarna.
a. Hemofili
Hemofili merupakan suatu kelainan dimana darah seseorang sulit untuk membeku. Penyakit
ini disebabkan gen resesif h, sedangkan sifat normal dikendalikan oleh gen H. Seorang wanita
normal memiliki dua gen H pada masing-masing kromosom X. Bila salah satu kromosom X
terdapat gen h, wanita ini termasuk wanita normal tetapi membawa sifat hemofili (carrier). Bila
pada kedua kromosom X terdapat gen h wanita tersebut menderita hemofili dan umumnya lethal.
Pria menderita hemofili bila pada kromosom X-nya terdapat gen H, dan normal bila terdapat gen
H. Seorang anak laki-laki hemofili dapat lahir dari ibu carrier.
Ratu Victoria dari Kerajaan Inggris
Menurut sejarah, wanita pertama carrier hemofili adalah Ratu Victoria. Disebut pertama
karena silsilah di atas Ratu Vicotria tidak diketahui. Pangeran Andrew mewarisi gen ini dari
ibunya dan meninggal saat kecelakaan dengan luka yang tidak seberapa parah.
P : pria normal x wanita carrier
XHY XHXh
G : XH, Y XH, Xh
F : XHXH : wanita normal XHY : pria normal
XHXh : wanita normal carrier Xhy : pria hemofili
b. Butawarna (colorblind)
Butawarna merupakan cacat menurun dimana seseorang tidak bisa membedakan warna.
Umumnya tidak bisa membedakan warna merah dan hijau (dikromatis). Sedangkan pada
butawarna total orang tidak bisa melihat warna. Kelainan ini juga disebabkan gen resesif c,
sedangkan sifat normal dikendalikan gen dominan C.
Anak perempuan buta warna dapat dilahirkan dari pria butawarna yang menikah dengan
wanita carrier.
P : pria butawarna x wanita carrier
XcY XCXc
G : Xc, Y XC, Xc
F : XCXc : wanita normal carrier
XcXc : wanita butawarna
XCY : pria normal
XcY : pria butawarna
2. Cacat menurun yang terpaut kromosom Y
Gen-gen yang terpaut pada kromosom Y hanya diwariskan pada anak laki-laki, oleh karena itu
sering disebut sebagai gen holandrik.
Contoh dari cacat yang terpaut kromosom Y adalah: hypertrichosis, hystrixgraviour, dan
webbedtoes. Ketiganya disebabkan oleh gen resesif.
a. Hypertrichosis
Seorang pria dengan hypertrichosis
Gen ht yang terdapat pada kromosom Y menyebabkan tumbuhnya rambut di tepi daun telinga.
Kelainan seperti ini banyak dijumpai pada para pria Pakistan.
P : XYht x XX
F : XYht : laki-laki hypertrichosis
b. Hystrixgraviour
Kelainan ini disebabkan oleh gen hg yang menyebabkan tumbuhnya rambut panjang dan kaku
di seluruh tubuh (penyakit bulu landak). Sifat normal dikendalikan gen Hg.
c. Webbedtoes
Merupakan kelainan dimana pada jari terutama kaki tumbuh selaput seperti kaki katak.
Penyebabnya adalah gen wt, sedangkan sifat normal dikendalikan gen Wt.
2.3 GOLONGAN DARAH
SISTEM ABO
Ada banyak klasifikasi golongan darah, diantaranya adalah golongan ABO, Rhesus, dan MN.
Dua yang pertama memiliki nilai medis, sedang yang terakhir tidak. Ketiga golongan tersebut
ditemukan oleh K. Landsteiner.
Golongan ABO
Golongan ini membagi golongan darah menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O, didasarkan
pada adanya jenis antigen tertentu pada sel darah yang disebut isoaglutinogen. Susunan genotif
dan kemungkinan gamet yang dibentuk dapat dilihat pada tabel berikut.
Golongan darah ABO dikendalikan oleh alela ganda IA, IB, dan IO. IA dan IB kodominan,
dan keduanya dominan terhadap IO.
Contoh: perkawinan antara pria golongan A heterozigot dengan wanita B heterozigot
.
P : IAIO x IBIO
G : IA , IO IB , IO
F : IAIB : golongan AB
IAIO : golongan A
BIO : golongan B
IOIO : golongan O
Golongan Rhesus
Golongan ini dinamakan berdasar nama kera dari India, Macacus rhesus, yang dulu sering
digunakan untuk mengetes darah orang.Golongan darah ini ada dua yaitu Rhesus + dan Rhesus -.
Susunan genotif dan kemungkinan gamet dapat dilihat pada tabel berikut.
Golongan Rhesus ini memiliki arti penting pada perkawinan. Bila seorang pria Rhesus +
menikah dengan wanita Rhesus -, kemungkinan anaknya menderita eritroblastosis fetalis
(penyakit kuning bayi).
Contoh: perkawinan antara pria Rh + dengan wanita Rh -
P : pria Rhesus + x wanita Rhesus –
RhRh rhrh
G : Rh rh
F : Rhrh Rhesus + (eritroblastosis fetalis)
Kasus eritroblastosis: perhatikan bahwa eritrosit anak golongan Rh+ digumpalkan oleh antibodi
ibu (warna putih) yang bergolongan Rh- ketika dalam kandungan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk
beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor
Mendel.
Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma
adalah Haeckel (1868), Mendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum
sativum)Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun, Besarnya diprkirakan . Istilah gen
pertama4-50 kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor
keturunan atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel.
Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses
pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis,sedangkan faktor yang mempengaruhi
pembentukanjenis kelamin ada 2 yaitu faktor lingkungan danfaktor genetik, Golongandarah
sistem AOB membagi golongan darah menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O, didasarkan pada
adanya jenis antigen tertentu pada sel darah yang disebut isoaglutinogen. Golongan darah sistem
rhesus tidak memiliki nilai medis karena hanya dijumpai antigen penentu golongan dalam
eritrosit dan tidak dijumpai antibodi dalam plasma.
DAFTAR PUSTAKA
Suryo, 2005. Genetika strata 1. Cet ke-11, Yogyakarta: gadjah mada university press.
Pratiwi d.a, dkk, 2007. biologi untuk SMA kalas x11. Jakarta: Erlangga. Syarifuddin, 2006.
anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan edisi 3. Jakarta: buku kedokteran.
www.crayonpedia.org/mw/G.hereditas pada manusia12.1
www.psb-psma.org/content/powerpoint/hereditas-pada-manusia
www.duniawedding.com/.../1652-faktor-penentu-jenis-kelamin-bayi