hiper

  • Upload
    uwidhie

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

A. Pengertian Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.

Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Gangguana ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hippofisis atau hipotalamus. Hipertiroid pada kehamilan ( morbus basodowi ) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolism basal15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar tiroid. Kejadian penyakit ini diperkirakan 1:1000 dan dalam kehamilan umunya disebabkan oleh adenoma tunggal, Pengaruh kehamilan terhadap penyakit Kehamilan dapat membuat strua tambah besar dan keluhan penderita tambah berat. Sejak mulai kehamilan terjadi perubahan-perubahan pada fungsi kelenjar tiroid ibu, sedang pada janin kelenjar tiroid baru mulai berfungsi pada umur kehamilan gestasi ke 12-16. TSH agaknya tidak dapat melalui barier plasenta. Dengan demikian baik TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi. Baik T4 maupun T3 dapat melewati plasenta dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dianggap tidak saling mempengaruhi. Telah kita ketahui bahwa terdapat kehamilan dimana kelenjar tiroid mengalami hiperfungsi yang ditandai dengan naiknya metabolisme basal sampai 15-25% dan kadang kala disertai pembesaran ringan. Keadaan ini adalah dalam batas-batas normal.B. EtiologiHipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

1. Penyebab Utama

a. Penyakit Grave

b. Toxic multinodular goitre

c. Solitary toxic adenoma

2. Penyebab Lain

a. Tiroiditis

b. Penyakit troboblastis

c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan

d. Pemakaian yodium yang berlebihan

e. Kanker pituitari

f. Obat-obatan seperti Amiodarone

C. PatofisiologiPenyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.

Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

D. Manifestasi Klinik1. Peningkatan frekuensi denyut jantung.

2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin.

3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan.

4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik

5. Peningkatan frekuensi buangair besar

6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid

7. Gangguanreproduksi

8. Tidak taahan panas

9. Cepat lelah

10. Pembesaran kelenjar tiroid

11. Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam orbit mata.

E. Pemeriksaan DiagnostikDiagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:

a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.

b. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)

c. Bebas T4 (tiroksin)

d. Bebas T3 (triiodotironin)

e. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid

f. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

g. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.

F. KomplikasiKomplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.G. Penatalaksaan MedisTujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi:

Terapi untuk memperpaqjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis

Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif

Persiapan tiroidektomi

Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia

Pasien dengan krises tiroid

Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil

H. Legal Etik dan Isu Keperawatan Yang Berkembang Saat Ini1) Isu Aspek Legal

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama sepertitelehealthsecara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktektelenursingdilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerimatelecareharus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatantelenursingmesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :1) Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga2) Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus3) diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya4) Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuatinformed consent(pernyataan persetujuan) lewat email5) Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia

Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai bidang yang meliputi:a) Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum memadai.

Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau computer

Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.

Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth).Legaladalah sesuat yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus Besar Bahasa Indonesia).EtikKesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kebajikan dan apa yang merupakan kejahatan, apa yang dikendaki dan apa yang ditolakEtika KeperawatanKesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan- keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatanPrinsip Etik1) Respect (Hak untuk dihormati)2) Autonomy (hak pasien memilih): Hak pasien untuk memilih treatment terbaik untuk dirinya3) Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien). Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/ orang lain dan secara aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya4) Non-Maleficence (utamakan-tidak mencederai orang lain) kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cideraPrinsip : Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan menyebabkan nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang lain berdaya dan melukai perasaaan orang lain.5) Confidentiality (hak kerahasiaan) menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi tentang pasien/klien yang dipercayakan pasien kepada perawat.6) Justice (keadilan) : kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang. Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.7) Fidelity (loyalty/ketaatan) : Kewajiban untuk setia terhadap kesepakatan dan bertanggungjawab terhadap kesepakatan yang telah diambil.

Era modern , pelayanan kesehatan : Upaya Tim (tanggungjawab tidak hanya pada satu profesi).8) Veracity (Truthfullness & honesty) : Kewajiban untuk mengatakan kebenaran, Terkait erat dengan prinsip otonomi, khususnya terkait informed-consenPrinsip veracity mengikat pasien dan perawat untuk selalu mengutarakan kebenaran.ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROIDISMENy. Quin ( 38 th ) dirawat dengan keluhan belakangan ini suka gelisah, BB selama sebulan ini sudah turun 4 kg ; amnore sudah 2 bulan, tes pack negative, tidak bisa duduk diam, tidak tahan akan udara panas. Hasil pemeriksaan fisik, kulit terlihat flushing da nada pruritus, tremor pada jari tangan, exopthalmus (+). TD : 150/90 mmHg, HR : 100x/menit. Hasil Lab peningkatan T4 serum

PENGKAJIAN

1) Data Pasien :

Nama klien

: Ny. Q

Umur

: 38 Tahun

Diagnosa Medik: HipertiroidTanggal Masuk: 19/12/2013Alamat

: Jl. Tipar Halim rt.005/06 no 60j mekarsari-cimanggis depok

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pekerjaan

: -

Status perkawinan: menikah

Status pendidikan: -

2) Riwayat penyakit :

Keluhan Utama :

Keluhan belakangan ini suka gelisah, BB selama sebulan ini sudah turun 4 kg ; amnore sudah 2 bulan, tes pack negative, tidak bisa duduk diam, tidak tahan akan udara panas.Riwayat Penyakit Sekarang :Hasil pemeriksaan fisik, kulit terlihat flushing da nada pruritus, tremor pada jari tangan, exopthalmus (+). TD : 150/90 mmHg, HR : 100x/menit. Hasil Lab peningkatan T4 serumRiwayat Penyakit Terdahulu :Tidak adaRiwayat Kesehatan Keluarga :

Keluarga tidak mempunyai penyakit hiperthiroid3) Pemeriksaan fisik

a. Aktifitas/ istirahatGejala: Insomnia, sensitifitas meningkat.

Otot lemah, gangguam koordinsi.

Kelelahan berat.

Tanda : Atrofi otot

b. Sirkulasi

Gejala : Palpitasi

Nyeri dada (angina)

Tanda : distrimia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur.

Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardi saat istirahat.

Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)

c. EliminasiGejala: urine dalam jumlah banyak

Perubahan dalam feses; diared. Integritas ego

Gejala: Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik.

Tanda : Emosi labil ( euphoria sedang sampai delirium). Depresi.

e. Makanan/cairanGejala: kehilangan berat badan yang mendadak

Nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan. Mual dan muntah

Tanda : pembesaran tiroid, goiter.

Edema non-pitting terutama daerah pretibial.f. Neurosensori Tanda: biasanya cepat dan parau

Gangguan status mental dan perilaku seperti bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang.

Tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak

Hiperaktif reflex tendon dalam (RTD)g. Nyeri/keamanan

Gejala : nyeri orbital, fotofobia.

h. PernapasanTanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea.

Dyspnea

Edema paru (pada kristis tirotoksikosis)

i. Keamanan

Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan.

Alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan).

Tanda : suhu meningkat diatas 37,4o C, diaphoresis.

Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus.

Eksoftalmus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair. Pruritus, lesi eriteme ( sering terjadi pada pretibial ) yang menjadi sangat parah.j. Seksualitas

Gejala : Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.

1. DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIFDATA OBJEKTIF

Klien mengatakan belakangan ini suka gelisah.

Klien mengatakan sebulan ini sudah turun 4kg.

Klien mengatakan amenore sudah 2 bulan.

Klien mengatakan tidak bisa duduk diam.

Klien mengatakan tidak tahan akan udara panas.

Kemungkinan klien mengatakan tidak tahan dengan gatal-gatalnya.

Kemungkinan klien mengatakan pandangan yang aga kabur karena mata klien bengkak.

Kemungkinan klien mengatakan perasaan lelah

Kemungkinan klien mengatakan tidak suka dengan kebisingan.

Kemungkinan klien mengatakan nyeri dada.

Kemungkinan klien mengatakan sesak

Kemungkinan klien mengatakan sakit kepala.

Kemungkinan klien mengatakan nafsu makan meningkat

Kemungkinan klien mengatakan makannya sering. TTV

TD : 150/90 mmHg

HR : 100 x/menit

Klien terlihat kulit tampak flushing

Klien terlihat pruritus

Klien terlihat tremor pada jari tangan

Klien terlihat exopthalmus (+)

Hasil Lab : Peningkatan T4 serum.

Kemungkinan klien terlihat kurang untuk berkonsentrasi

Kemungkinan klien terlihat lelah

Kemungkinan klien terlihat capillary reffil >3 detik

Kemungkinan klien terlihat pitting edema

Kemungkinan klien terlihat edema pada bagian ekstremitas

Kemungkinan Pemeriksaa fisik terdapat bunyi irama gallop.

Kemungkinan skala nyeri : 7

Kemungkinan klien trlihat menghabiskan porsi makan.

2. ANALISA DATA

DATAPROBLEMETIOLOGI

DS

Klien mengatakan tidak tahan akan udara panas.

Kemungkinan klien mengatakan tidak tahan dengan gatal-gatalnya.

Kemungkinan klien mengatakan pandangan yang aga kabur karena mata klien bengkak.

DO

TTV

TD : 150/90 mmHg

HR : 100 x/menit

Klien terlihat kulit tampak flushing

Klien terlihat pruritus

Klien terlihat tremor pada jari tangan

Klien terlihat exopthalmus (+)

Hasil Lab : Peningkatan T4 serum.

Kerusakan integritas jaringanPerubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus

DS

Klien mengatakan belakangan ini suka gelisah.

Klien mengatakan tidak bisa duduk diam.

Klien mengatakan tidak tahan akan udara panas

Kemungkinan klien mengatakan perasaan lelah

Kemungkinan klien mengatakan tidak suka dengan kebisingan.

DO

TTV

TD : 150/90 mmHg

HR : 100 x/menit

Kemungkinan klien terlihat kurang untuk berkonsentrasi

Kemungkinan klien terlihat lelah

Kelelahan Hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy.

DS Klien mengatakan belakangan ini suka gelisah Kemungkinan klien mengatakan perasaan lelah. Kemungkinan klien mengatakan sesak.

Kemungkinan klien mengatakan sakit kepala

Kemungkinan klien mengatakan nyeri dada.

DO

Kemungkinan klien terlihat lelah

Kemungkinan klien terlihat capillary reffil >3 detik

Kemungkinan klien terlihat pitting edema

Kemungkinan klien terlihat edema pada bagian ekstremitas

Kemungkinan Pemeriksaa fisik terdapat bunyi irama gallop.

Kemungkinan skala nyeri : 7

TTV

TD : 150/90 mmHg

HR : 100 x/menit

Resiko tinggi terhadap penurunan cardiac outputHipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung

DS

Klien mengatakan sebulan ini sudah turun 4kg.

Kemungkinan klien mengatakan nafsu makan meningkat

Kemungkinan klien mengatakan makannya sering.

DO

TTV

TD : 150/90 mmHg

HR : 100 x/menit

Kemungkinan klien terlihat lelah

Kemungkinan klien trlihat menghabiskan porsi makan.

Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhanPeningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan denganpenurunan berat badan)

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATANTANGGAL DITEMUKANTANGGAL TERATASI

1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy3. Resiko tinggi terhadap penurunan cardiac output berhubungan denganHipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung.

4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan denganpenurunan berat badan )Senin,

11 Maret 2013

Senin,

11 Maret 2013

Senin,

11 Maret 2013

Senin,

11 Maret 2013Rabu,

13 Maret 2013

Rabu,

13 Maret 2013

Rabu,

13 Maret 2013

Rabu,

13 Maret 2013

4. INTERVENSI

NO DXTUJUAN DAN KRITERIA HASILINTERVENSI

1Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :

1. Mempertahankan kelembapan membrane mukosa mata dan terbebas/mencegah dari ulkus

2. Exopthalmus (-)Mandiri :1. Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang kabur / pandangan ganda.

Rasional : untuk memperbaiki kemandirian terapi

2. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap ketika terbangun dan tutup dengan penutup mata selama tidur sesuai kebutuhan.

Rasional : melindungi kerusakan kornea

3. Tinggikan kepala tempat tidur dan batasi pemasukan garam jika ada indikasi.

Rasional : menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi seperti GJK yang mana dapat memperberat exopthalmus.

4. Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika memungkinkan.

Rasional : memperbaiki sirkulasi dan mempertahankan gerakan mata.

Kolaborasi :

1. Berikan obat sesuai indikasi. Obat tetes mata metilselulosa ( sebagai lubrikasi mata )

ACTH, prednisone ( untuk menurunkan radang yang berkembang dengan cepat )

Obat anti tiroid ( menurunkan tanda da gejala / mencegah keadaan semakin memburuk )

Diuretik( menurunksn edema pada keadaan ringan.

2. Siapkan pembedahan untuk indikasi ( untuk melindungi kornea hingga edema teratasi / meningkatkan ruang dalam sinus aktivitas.

2Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :

1. Mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy

2. Menjunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivitasMandiri :

1. Pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan aktivitas.Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat, takikardia mungkin akan ditemukan.2. Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat dan sianosisRasional : Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan ditingkatkan pada keadaan hipermetabolik, yang merupakan potensial akan terjadi hipoksia saat melakukan antivitas.3. Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti sentuhan/masase, bedak yang sejuk.Rasional : Dapat menurunkan energy dalam saraf yang selanjutnya meningkatkan relaksasi.4. Berikan aktivitas pengganti yang menyenangkan dan tenang, seperti membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi.Rasional : Memungkinkan untuk menggunakan energy dengan cara kinstruktif dan mungkin juga akan menurunkan ansietas.5. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivtas dan meningkatkan istirahat di tempat tidur sebanyak-banyaknya jika memungkinkan.Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism.Kolaborasi :1. Berikan obat sesuai indikasi :

Sedatif ; mis. Fenobarbital (luminal), transquilizer mis. Klordiazepoksida (librium)

Rasional : Untuk mengatasi keadaan gugup, hiperaktif, dan insomnia.

3Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :

1. Mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisial kapiler normal, status mental baik, tidak ada disritmia.Madiri :

1. Pantau tekanan darah pada posisi tirah baring, duduk, dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.

Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi. Besarnya tekanan nadi merupakan reflex kompensasi dan peningkatan isi sekuncup dan penurunan tahanan system pembuluh darah.

2. Kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.

Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang lebih akurat untuk menentukan takikardia.

3. Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya irama gallop dan murmur sistolik.

Rasional : S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik. Adanya S3 sebagai tanda adanya kemungkinan adanya gagal jantung.

4. Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atau irama jantung dan adanya disritmia.

Rasional : Takikardia mungkin merupakan cerminan lansung stimulasi otot jantung oleh hormon tiroid. Disritmia seringkali terjadi dan dapat membahayakan fungsi jantung atau curah jantung.

5. Auskultasi suara napas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal.

Rasional : Tanda awal adanya kongesti paru yang berhubungan dengan timbulnya gagal jantung.

6. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membrane kering, nadi lemah, pengisian kapiler lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi.

Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung.

Kolaborasi :

1. Berikan cairan IV sesuai indikasi.

Rasional : Pemberian cairan IV dengan cepat perlu untuk memperbaiki volume sirkulasi tetapi harus diimbangi dengan perhatian terhadapa tanda gagal jantung/kebutuhan terhadap pemberian zat inotropik.

2. Berikan obat sesuai indikasi :

Penyekat beta seperti, propanolol (Inderal), Nadolol (Corgard).

Rasional : Untuk mengendalikan pengaruh tirotoksis terhadap takikardia, tremor dan gugup. Menurunkan frekuensi/kerja jantung oleh daerah reseptor penyekat beta adrenergic dan konversi dari T4 ke T3.

Hormon tiroid antagonis, seperti propiltiourasil (PTU), metimazol (Tapazole).

Rasional : Memblok sistesis hormon tiroid dan menghalangi perubahan T4 ke T3. Mungkin pengobatan definitive atau digunakan untuk persiapan pasien operasi, tetapi efeknya lambat dan karenanya tidak mampu menghilangkan krisis tiroid.

Natrium iodide

Rasional : Mencegah pengeluaran hormon tiroid kedalam sirkulasi dengan meningkatkan jumlah penyimpanan tiroid dalam kelenjar tiroid.

4Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :

1. Menunjukkan berat badan yang stabil

2. Menunjukkan nilai laboratorium yang normal

3. Terbebas dari tanda-tanda malnutrisiMandiri :

1. Auskultasi bising usus.

Rasional : Bising usus hiperaktif mencerminkan peningkatan motilitas lambung yang menurunkan atau mengubah fungsi absorpsi.

2. Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelemahan umum/nyeri, nyeri abdomen, munculnya mual dan muntah.

Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia, polidipsia, poliuria, perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan.

3. Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang berat badan setiap hari, laporkan adanya penurunan.

Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.

4. Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.

Rasional : Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi untuk menambahkan kaloti tetap tinggi pada penggunaan kalori yang disebabkan oleh adanya hipermetabolik.

5. Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltic usus (mis. Kopi, teh, dan makanan berserat lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare.

Rasional : Peningkatan motilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan absorpsi nutrisi yang diperlukan.

Kolaborasi :

1. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat, dan vitamin.

Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat, dan mengidentifikasikan makanan pengganti yang paling sesuai.

2. Berikan obat sesuai indikasi :

Glukosa, vitamin B kompleks.

Rasional : Untuk memenuhi kalori yang diperlukan dan mencegah atau mengobati hipoglikemia.

Insulin (dengan dosis yang kecil).

Rasional : Untuk mengendalikan glukosa darah jika kemungkinan ada peningkatan.

5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/ TanggalNo.DXImplementasi dan HasilParaf

Senin,

11 Maret 2013

11. Mengevaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang kabur / pandangan ganda.Hasil : klien mengatakan pandangan tidak jelas.2. Menganjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap ketika terbangun dan tutup dengan penutup mata selama tidur sesuai kebutuhan.Hasil : klien mengatakan lebih tenang.3. Meninggikan kepala tempat tidur dan batasi pemasukan garam jika ada indikasiHasil : klien mengatakan lebih rileks4. Menginstruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika memungkinkan.Hasil : klien mengatakan bisa melakukanya sedikit demi sedikit.5. Memberikan obat sesuai indikasiHasil : keadaan klien membaik.

Senin,

11 Maret 2013

21. Memantau tanda vital dan mencatat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan aktivitas.Hasil : Nadi klien meningkat pada saat melakukan aktivitas.

2. Mencatat perkembangan adanya takipnea, dispnea, pucat dan sianosis.

Hasil : Terdapat flushing pada kulit klien.

3. Memberikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti sentuhan/masase, bedak yang sejuk.Hasil : klien mengatakan sudah merasa nyaman dan tenang.

4. Memberikan aktivitas pengganti yang menyenangkan dan tenang, seperti membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi.Hasil : klien mengatakan dirinya merasa tenang.

5. Memberikan obat sesuai indikasi.

Hasil : keadaan klien membaik.

Senin,

11 Maret 2013

31. Memantau tekanan darah pada posisi tirah baring, duduk, dan berdiri jika memungkinkan. Memantau besarnya tekanan nadi.

Hasil : TD : 120/90 mmHg ; Nadi : 87x/menit2. Mengkaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.

Hasil : Denyut nadi pasien normal.3. Mengauskultasi suara jantung.Hasil : Tidak ada bunyi jantung tambahan.4. Memantau EKG, mencatat kecepatan atau irama jantung dan adanya disritmia.

Hasil : Tidak terdeteksi adanya disaritmia.5. Menguskultasi suara napas.

Hasil : suara napas klien normal.6. Mengobservasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membrane kering, nadi lemah, pengisian kapiler lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi.

Hasil : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda haus. Produksi urin pasien normal.7. Memberikan cairan IV sesuai indikasi.

Hasil : Kebutuhan cairan pasien terpenuhi.8. Memberikan obat sesuai indikasi.Hasil : keadaan klien membaik.

Senin,

11 Maret 201341. Mengauskultasi bising usus.

Hasil :Bising usus pasien terbilang normal.2. Mencatat dan melaporkan adanya anoreksia, kelemahan umum/nyeri, nyeri abdomen, munculnya mual dan muntah.

Hasil : Pasien mengatakan mualnya berkurang.3. Memantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang berat badan setiap hari, laporkan adanya penurunan.

Hasil : pasien menghabiskan porsi makanannya.4. Menganjurkan pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.

Hasil : pasien makan makanan yang kaya kalori.

5. Menghindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltic usus (mis. Kopi, teh, dan makanan berserat lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare.

Hasil : pasien tidak mengkonsumsi makanan yang dilarang perawat.

6. Mengkonsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat, dan vitamin.

Hasil : ahli gizi memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat, dan vitamin untuk klien.7. Berikan obat sesuai indikasi.Hasil : keadaan klien membaik.

6. EVALUASI

Hari / TanggalNo. DXEvaluasiParaf

13 Maret 20131S : klien mengatakan gatalnya sudah hilang.O : flushing ( - )

Pruritus (- )

Exopthalmus ( - )

A : masalah kerusakan jaringansudah teratasiP : intervensi dihentikan

13 Maret 20132S : klien mengatakan sudah tidak lemah lagi.O : klien sudah bisa melakukan aktivitasnya sendiri.A : masalah kelelahan sudah teratasi

P : intervensi dihentikan

13 Maret 20133S : klien mengatakan tidak gelisah lagi.

O : -TD : 120/80 mmHg

-Nadi : 80 x/menit.

-RR : 20x/menit.

A : masalah cardiac output sudah teratasi

P : intervensi dihentikan

13 Maret 20134S : klien mengatakan sudah tidak mual lagi.O : klien menghabiskan porsi makannya.

A : masalah nutrisi sudah teratasi

P : intervensi dihentikan

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh.

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Gangguana ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hippofisis atau hipotalamusDAFTAR PUSTAKA

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000.Kapita Selekta Kedokteran, ED :3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,

(Edisi 8), EGC, Jakarta

Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta

Closkey, Mc, et all. 2007.Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana AsuhanKeperawatan.(Edisi III).EGC.Jakarta.

Santosa, Budi. 2005-2006.Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.

Anonim. 2008.Hipertiroidisme.http://www.medicastore.com Anonim. 2008.Mengenal Tiroid.http://www.demomedical.com1