Upload
ronald-chrisbianto
View
475
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMICU 1MAKAN TANPA
GARAM
Ronald Chrisbianto Gani405090223
FK UNTAR 2009
HIPERTENSI
• Tekanan darah arterial tinggi; berbagai kriteria sebagai batasannya telah diajukan, berkisar dari sistol 140mmHg dan diastol 90mmHg hingga setinggi sistol 200 mmHg dan diastol 110mmHg
Kamus Kedokteran DORLAND Edisi 29
PENYEBAB HIPERTENSI
ROBBINS, Buku ajar Patologi Volume 2 EDISI 7
KLASIFIKASI
HIPERTENSI
PRIMER SEKUNDER
Penyakit Renovaskular Penyakit Ginjal Hiperaldostero
nisme primerFeokromosito
ma
HIPERTENSI PRIMER / ESENSIAL
HIPERTENSI PRIMER• Tidak diketahui penyebab pastinya• Merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi• Menurut NHNES, insidens hipertensi di
Amerika 29-31%
JNC VII reference card
PATOGENESIS HIPERTENSI
ROBBINS, Buku ajar Patologi Volume 2 EDISI 7
KLASIFIKASI HIPERTENSIJNC ESH
WHO
FAKTOR RESIKO
• Genetik, merokok, stress, ras, dsb• Sistem saraf simpatis• Keseimbangan antara modulator vasodilatasi
dan vasokonstriksi• Pengaruh sistem otokrin setempat yang
berperdan pada sistem renin, angiotensin, dan aldosteron
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
KERUSAKAN ORGAN
• Paling sering terjadi pada– Jantung
• Hipertrofi ventrikel kiri• Angina atau infark miokard• Heart Failure
– Otak• Stroke atau transient ischemic attack
– Penyakit Ginjal Kronis– Penyakit arteri perifer– Retinopati
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
RISIKO PENYAKIT
• Resiko penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg, meningkat 2 kali lipat setiap kenaikan 20/10 mmHg
• Resiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten, dan independen dari faktor risiko lainnya
• Individu berumur 55 tahun memiliki 90% resiko untuk mengalami hipertensi
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
EVALUASI HIPERTENSI
• Dilakukan dengan anamnesis, meliputi– Lama menderita hipertensi dan derajatnya– Indikasi hipertensi sekunder• Keluarga dg penyakit ginjal• Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri,
pemakaian obat analgesik dan obat lain• Episoda berkeringat, sakit kepala kecemasan, palpitasi
(feokromositomia)• Episoda lemah otot dan tetanii (aldosteronisme)
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
EVALUASI HIPERTENSI
– Faktor Resiko• Riwayat hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes
melitus pd pasien / keluarga pasien• Kebiasaan merokok• Pola makan kegemukan, intensitas olahraga• Kepribadian
– Gejala Kerusakan organ• Mis, pada mata, otak, jantung, ginjal, arteri, dll
– Pengobatan hipertensi sebelumnya– Faktor pribadi, keluarga dan lingkungan
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
EVALUASI HIPERTENSI
n engl j med 355;4 2006
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
• Pengukuran rutin di kamar periksa• Pengukuran sendiri oleh pasien• ABPM (Ambulatory Blood Pressure
Monitoring), indikasinya :– Hipertensi yg borderline– Hipertensi office / white coat– Disfungsi saraf otonom– Hipertensi sekunder– Pedoman memilih obat hipertensi– Tekanan darah resisten thd pengobatan antihipertensi– Gejala hipotensi berhubungan dengan pengobatan
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Test darah rutin• Glukosa darah puasa• Kolestrol total serum• LDL dan HDL serum• TG serum (puasa)• Asam urat serum• Kreatinin serum• Kalium serum• Hb dan Ht
• Urinalisis• EKGTEST LAIN• Echocardiogram• USG karotis dan femoral• CRP• Mikroalbuminuria• Proteinuria kuantitatif• funduskopi
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
TATA LAKSANA
n engl j med 348;7 2003
TATA LAKSANA
• Terapi non Farmokologis– Menghentikan merokok– Menurunkan berat badan berlebih– Menurunkan konsumsi alkohol berlebih– Latihan fisik– Menurunkan asupan garam– Meningkatkan konsumsi buah dan sayur– Menurunkan asupan lemak
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
MODIFIKASI GAYA HIDUP
n engl j med 348;7 2003
LIFESTYLE CHANGES? WHY
n engl j med 362;22 2010
TATA LAKSANA
• Terapi farmakologis menurut JNC VII– Diuretik, Thiazide atau
Aldosterone Antagonis (AA)
– α dan β Blocker– Calcium Channel Blocker
(CCB)– Angiotensin Converting
Enzime Inhibitor (ACEi)– Angiotensin II receptor
blocker (ARB)
• Kombinasi yang telah terbukti efektif– Diuretik dan ACEI atau
ARB– CCB dan βB – CCB dan ACEI atau ARB– CCB dan diuretik– α dan β Blocker
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
KOMBINASI OBAT
ESH 2007
INDIKASI - KONTRAINDIKASI OBAT
n engl j med 348;7 2003
KONDISI TERTENTU
JNC VII Reference CardBy NIH 2003
HIPERTENSI SEKUNDER
PENYEBAB HIPERTENSI SEKUNDER
n engl j med 355;4 2006
HIPERTENSI PADA PENYAKIT GINJAL
• Patogenesis– Penyakit Glomerulus Akut• Retensi natrium hipervolemi
– Penyakit Vaskular• Ischemia pengaktifan SRAA + saraf simpatis
– Penyakit Ginjal Kronik• Retensi natrium, SRAA, saraf simpatis
– Penyakit Glomerulus Kronik• SRAA + Kalikrein-Kinin
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
SRAA dan Kalikrein-Kinin
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
PENGOBATAN• Penyakit Glomerulus Akut– Diuretik– Dialisis– ACEI atau ARB
• Kelainan Vaskular Ginjal– ACEI atau ARB
• Gagal Ginjal Kronik– Diuretik / ACEI / ARB / CCB / Βb
• Penyakit Glomerulus Kronik– ACEI atau ARB Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II Edisi V
PENGOBATAN
• ARB lebih unggul dalam hal renoprotektif• Proteinuri adalah barometer prognosis pasien,
semakin banyak proteinuri, semakin buruk prognosis pasien dan semakin besar resiko penyakit kardiovaskular
• Gangguan sintesis NO berakibat ketidakseimbangan antara pengaturan aliran darah ginjal dan natrium hipertensi peka garam
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
HIPERTENSI RENOVASKULAR (HRV)
• Penyebab tersering hipertensi sekunder• Disebabkan oleh stenosis arteri renalis• Adanya stenosis arteri renalis tidak selalu
menumbulkan hipertensi• Prevalensi sangat rendah, dibawah 1%
populasi umum• Prevalensi tinggi pada usia lanjut > 70 tahun
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
ETIOLOGI
• Lesi aterosklerotik Arteri Renalis• 90% dari penyebab HRV, terjadi bilateral• Usia lanjut, biasanya ad riwayat keluarga• Sering ditemukan riwayat infark miokard, stroke, dan klaudikasi
intermiten
• Displasia Fibromuskular• Perempuan pada usia 30-40• Tidak ada riwayat keluarga, 2/3 kasus bilateral• Terdiri dari 5 tipe histologi : fibroplasia medial (65-75%),
fibroplasia perimedial (10-25%), fibroplasia intimal (10-25%), hiperplasia medial (5-10%), fibroplasia periarterial (jarang)
• Penyebab Lain• Arteritis takayasu, neurofibromatosis, aneurisma aorta disekans,
fistula arteri-vena renalis, arteriris radiasi, posttransplant stenosis, emboli
PATOFISIOLOGI
• Fase akut– Peningkatan tekanan darah dan juga renin serta
aldosteron– Pemberian ACEI dan ARB yang dapat mencegah
peningkatan tekanan darah merupakan indikasi bahwa hipertensi disebabkan hiperreninemia
• Fase Kronik– Tekanan darah tinggi, namun renin dan aldosteron
mulai turun
DIAGNOSIS
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
DIAGNOSIS
• Skrining di atas hanya dilakukan pada pasien dengan riwayat dan gambaran klinik yang mencurigakan suatu HRV, yaitu– Hipertensi pd usia <30th atau >50th– Hipertensi akselerasi atau maligna– Hipertensi yg resisten dg pemberian 3 atau lebih obat
antihipertensi– Hipertensi dg gangguan ginjal yg tdk dapat dijelaskan
penyebabnya– Perburukan fungsi ginjal dr pasien yg diobati dengan ACEI atau
ARB– Hipertensi dg bising pada abdomen– Hipertensi dengan edema paru berulang
DIAGNOSIS
• Kriteria Probabilitas HRV menurut Mann & Pickering 1992– Probabilitas rendah : pasien hipertensi ringan-sedang
tnpa kelainan organ target (tdk perlu skrining)– Probabilitas sedang : hipertensi berat, refrakter thd
pengobatan standard, bising pd abdomen atau pinggang, hipertensi sedang yg merokok, pasien penyakit vaskular oklusif, peningkatan kreatinin serum tanpa sebab yg jelas (perlu skrining)
– Probabilitas tinggi : hipertensi berat yg refrakter dg pengobatan agresif atau dg insufisiensi ginjal prgresif (langsung arteriografi arteri renalis) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II Edisi V
TATA LAKSANA• Pengobatan farmakologis
– Sama dengan hipertensi esensial– ACEI dan ARB, indikasi pd stenosis unilateral, KI pada stenosis arteri
renalis bilateral, atau stenosis unilateral pd pasien dengan hanya 1 ginjal berfungsi
• Angioplasti perkutan– Pada lesi fibromuskular keberhasilan 85-100%– Pada lesi aterosklerotik, lebih kurang keberhasilannya
• Revaskularisasi dengan bedah– Lesi ostial aterosklerotik : aortorenal endareterectomy dan aortorenal
bypass– Lesi fibromuskular : graft dari arteri hipogastrika– Aortorenal vein bypass graft bisa utk keduanya– Hasil penurunan tekanana darah lebih terlihat pada terapi lesi
fibromuskular
HIPERALDOSTERONISME PRIMER• 1-2% dari populasi hipertensi• Sel kelenjar mengalami hiperplasia atau adenoma
sehingga menghasilkan aldosteron berlebihan merangsang penambahan jumlah saluran natrium yg terbuka pada sel prinsipal membran luminal duktus kolektikus reabsorbsi natrium meningkat hipervolemi
• Peningkatan ekskresi kalium di urin hipokalemi• Hipokalemia peningkatan ekskresi ion H di tubulus
proksimal reabsorbsi bikarbonat meningkat alkilosis metabolik
• Kadar renin plasma rendah
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan serum aldosteron dan Plasma Renin Activity (PRA)
• Tes supresi kelenjar aldosteron dengan memberikan garam NaCl
• Pemeriksaan ekskresi kalium dalam urin• Pemeriksaan analisis gas darah• Jika sudah terdiagnosis Hiperaldosteronisme primer,
pemeriksaan berikutnya dengan CT-SCAN atau MRI utk menentukan adenoma, hiperplasia atau karsinoma adrenal
TATA LAKSANA• Pemberian Aldosteron Antagonist, spironolakton
12,5-25mg, ES: impotensi, ginekomastia, gangguan haid, gangguan traktus GI
• Eplerenon, sama spt spironolakton, tapi ES lebih ringan, harga mahal
• Jika tidak toleran thd spironolakton, ber amiloride, hanya bisa menormalkan kadar kalium, shg perlu obat antihipertensi lain
• Perlu perubahan gaya hidup dg, mengurangi asupan garam, menormalkan berat badan, menghindari konsumsi alkohol berlebih
FEOKROMOSITOMA
• Gejala Klinis– Hipertensi menetap atau yang paroksismal disertai sakit kepala,
berdebar, dan berkeringat– Hipertensi dan riwayat feokromositoma dalam keluarga– Hipertensi yang refrakter thd obat terutama disertai berat
badanmenurun.– Sinus takikardia– Hipertensi ortostatik– Aritmia rekuren– Tipe MEN 2 dan MEN 3– Krisis hipertensi yg trjadi slama pembedahan anastesi– Mempunya respons thd B blocker
DIAGNOSIS dan TATA LAKSANA
Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II Edisi V
PROGNOSIS
• 5 tahun cukup baik (>95%) utk non feokromositoma maligna, sedangkan feokrositoma maligna <50%
• Rekuren setalh operasi, <10% pada non feokrositoma maligna
• Setelah operasi, 75% pasien bebas dari obat antihipertensi, sisanya mengkonsumsi obat scr minimal
DAFTAR PUSTAKA
• Robbins Buku Ajar Patologi edisi 7 vol 2• Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam jilid II ed V• www.nejm.org• www.eshonline.org• www.nih.gov