HIV AIDS Penyuluhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penyuluhan HIV AIDS pada Siswa Sekolah

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGHIV dan AIDS sampai saat ini merupakan penyakit yang menjadi perhatian banyak pihak. Penyakit ini menyebabkan penurunan imunitas tubuh penderita, juga mempengaruhi semua aspek kehidupan baik sosial ekonomi maupun psikobudaya pada penderita dan keluarga, bahkan masyarakat. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi sel tersebut. Selama berlangsungnya infeksi, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan orang menjadi lebih rentan mengalami infeksi. Hal ini dapat memakan waktu 1015 tahun, dari orang yang terinfeksi HIV untuk berkembang menjadi AIDS, dan obat antiretroviral dapat memperlambat proses menjadi lebih berat. HIV ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderita tanpa alat pengaman, transfusi darah yang terkontaminasi, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, dan antara ibu penderita HIV dan bayinya selama kehamilan, melahirkan dan menyusui.Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, tantangan, munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi risiko kesehatan reproduksi. Kebutuhan akan peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja semakin menjadi perhatian di seluruh dunia.

Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap masalah kesehatan reproduksi remaja cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan berbagai masalah yang dihadapi remaja semakin kompleks. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan psikis pada periode yang dikenal sebagai pubertas dan diiringi dengan perkembangan seksual. Kondisi ini menyebabkan remaja menjadi rentan terhadap masalah-masalah perilaku berisiko, seperti melakukan hubungan seks sebelum menikah dan penyalahgunaan napza, yang keduanya dapat membawa risiko terhadap penularan HIV dan AIDS. Kompleksitas permasalahan remaja tersebut perlu mendapat perhatian secara terus menerus baik dari pihak pemerintah, LSM, masyarakat, maupun keluarga, guna menjamin kualitas generasi mendatang.

Dengan perjalanan alamiah penyakit yang panjang dan tanpa gejala, besar kemungkinan bahwa penularan HIV AIDS sesungguhnya telah terjadi di usia yang lebih muda, yaitu pada usia remaja. Fakta tersebut tentu saja tidak bisa dilepaskan dari peranan masyarakat, utamanya yang berusia lebih dewasa, karena dari kelompok masyarakat dewasa mereka memperoleh informasi tentang HIV/AIDS. Selama ini informasi tentang HIV/AIDS yang disampaikan ke masyarakat, terutama kalangan remaja, selalu dibalut atau lebih dikaitkan dengan norma, moral dan agama. Hal tersebut menyebabkan fakta medis tentang HIV/AIDS menjadi kabur dan bahkan memunculkan mitos (anggapan yang salah) tentang penularan HIV/AIDS, sehingga pemahaman terhadap cara pencegahannya juga menjadi salah.

Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, maka pelayanan konseling sangat diperlukan remaja. Salah satu dimensi tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat dilakukan di sekolah dengan sasaran murid melalui metode promosi kesehatan. Intervensi ini bisa dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan yang komprehensif dan tepat agar tidak terjadi penularan HIV/AIDS.Peningkatan pengetahuan untuk pendidikan formal dan non formal maupun pendidikan umum dan agama dilakukan dengan mengintegrasikan materi HIV/AIDS secara sistematis. Pendidikan tentang bagaimana AIDS ditularkan dan dicegah adalah senjata utama melawan HIV/AIDS, karena tidak ada pengobatan atau vaksin yang dapat mencegah penyebaran HIV/AIDS.

B. PERMASALAHAN DI MASYARAKATPemahaman mengenai beberapa aspek HIV/AIDS di kalangan remaja masih belum tepat, dan masih dipengaruhi norma ketabuan, serta meningkatnya perilaku berisiko terkait HIV/AIDS. Pengetahuan remaja yang masih rendah dan keliru tersebut disebabkan karena selama ini mereka hanya mendapatkan informasi dari teman sebaya atau dari orang tua. Selain itu, belum pernah diadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS di sekolah ataupun di lingkungan tempat tinggal mereka. Lebih jauh, belum ada organisasi kesiswaan sebagai wadah kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan reproduksi remaja di sekolah tersebut.

Untuk itu kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan yang benar tentang pencegahan dan cara penularan HIV/AIDS sedini mungkin pada remaja. Kegiatan ini diharapkan dapat mencegah munculnya perilaku berisiko terkait HIV/AIDS sehingga dapat mengurangi penularan HIV/AIDS dan kasus baru di masyarakat terutama di kalangan remaja. Selain itu diharapkan remaja nantinya bersedia menjadi duta atau menyebarkan informasi ini kepada teman teman sebaya, sehingga dapat menekan penyebaran dan kasus HIV/AIDS dikalangan remaja.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSIDalam rangka upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai HIV/AIDS dilingkungan sekolah dilakukan penyampaian informasi yang dilakukan dengan metode penyuluhan. Penyuluhan kali ini difokuskan terhadap pemberian informasi kepada guru dan siswa-siswi tentang HIV AIDS. Penyuluhan dilakukan di ruang laboratorium biologi. Penyuluhan dihadiri oleh petugas puskesmas, guru kelas, dan siswa-siswi. Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung (direct communication/ face to face communication) dan penyampaiannya memperlihatkan materi penyuluhan dengan slide komputer, memutarkan video cara cuci tangan dengan sabun kepada peserta serta mempraktekkan langsung materi penyuluhan kepada para peserta.Penyuluhan diawali dengan perkenalan dengan pembicara disertai pemeriksaan umum dan pemeriksaan gigi terhadaap siswa-siswi sekolah. Kemudian, dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah serta manfaat cuci tangan menggunakan sabun, kemudian memutarkan video cara cuci tangan dengan sabun dan diakhiri dengan mempraktekkan bersama cara mencuci tangan menggunakan sabun dengan baik dan benar. Selain itu, peserta diberi pesan agar materi yang diperoleh selama penyuluhan dapat disampaikan pada teman, tetangga dan keluarga, serta diterapkan di lingkungan sekitar.Materi yang diberikan meliputi :

Gambaran epidemi kasus HIV/AIDS di Indonesia, Jawa Tengah dan Kabupaten Temanggung

Cara penularan HIV/AIDS, termasuk perilaku berisiko tertular HIV/AIDS

Tanda dan Gejala HIV/AIDS

Cara Pencegahan HIV/AIDS meliputi ABCDE dan pencegahan ter-update.D. MONITORING, EVALUASI DAN KESIMPULANMonitoring dan evaluasi dilakukan dengan pengecekan kembali pemahaman peserta dengan cara mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan.mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan. Pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh peserta penyuluhan merupakan bukti keberhasilan bahwa penyuluhan yang telah dilakukan mampu di terima dan dipahami oleh peserta. Para peserta penyuluhan juga diminta untuk mempraktekkan ulang langkah-langkah mencuci tangan dengan sabun secara mandiri. Langkah cuci tangan yang benar oleh peserta penyuluhan merupakan bukti keberhasilan bahwa penyuluhan yang telah dilakukan mampu diterima dan dipahami oleh peserta. Bagi peserta yang masih belum fasih mempraktekkan langkah cuci tangan tersebut perlu dikoreksi dan diberi pengarahan tentang materi yang masih belum dipahami.Pada umumnya para peserta penyuluhan memahami materi yang telah disampaikan dan diharapkan mampu menularkan informasi yang telah diberikan kepada teman, anggota keluarga, serta tetangga di lingkungan sekitarnya. Evaluasi dilakukan dengan meminta masing-masing peserta untuk mempraktekkan sendiri cara mencuci tangan dengan sabun yang baik dan benar. Diharapkan budaya cuci tangan dengan sabun ini dapat menjadi kebiasaan dan pelaksanaannya lebih diperhatikan lagi.BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Definisi HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positif T-sel dan makrofag komponen komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.

Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) disebabkan oleh infeksi HIV dan ditandai dengan berbagai gejala klinik, termasuk immunodefisiensi berat disertai infeksi oportunistik dan kegananasan, dan degenerasi susunan saraf pusat. Virus HIV menginfeksi berbagai jenis sel sistem imun termasuk sel T CD4+ , makrofag dan sel dendritik. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.Perlu pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja sebab, masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi perilaku seksual dewasa. Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja amat merugikan bagi remaja itu sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual.

HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi yang sangat berbahaya karena tidak saja membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia namun juga pada 4 negara secara keseluruhan. Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS (SRAN) 2010-2014 yang dikukuhkan dalam Permenkokesra Nomor 8 Tahun 2010, menyebutkan makin memperkuat upaya penanggulangan AIDS di Indonesia yang lebih terarah dan terkoordinasi. Berbagai kebijakan untuk mendukung SRAN juga terus dikembangkan, misalnya pada kelompok remaja, program LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki), dan juga bidang pendidikan dan pelatihan (KPAN, 2010). Faktor sosial juga berkaitan dengan kemampuan masyarakat mendapatkan sumber-sumber informasi baik formal maupun informal. Kurangnya paparan terhadap informasi khususnya masalah kesehatan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku, sehingga cenderung melakukan tindakan yang berisiko terhadap masalah kesehatan.

B. Tujuan Penyuluhan HIV AIDS di Sekolah Tujuan Umum : Menjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja di SMA X dalam upaya pencegahan HIV/AIDS Tujuan Khusus : a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan remaja di SMA X sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan HIV/AIDS

b. Mendeskripsikan sikap remaja di SMA X sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan HIV/AIDS

c. Menjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja di SMA X dalam upaya pencegahan HIV/AIDS

d. Menjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap remaja di SMA X dalam upaya pencegahan HIV/AIDS C. MANFAAT1. Bagi Siswa :

Meningkatkan pengetahuan dan menanamkan sikap yang baik kepada remaja dalam upaya pencegahan HIV/AIDS serta membantu meningkatkan kepedulian terhadap pengendalian HIV/AIDS.

2. Bagi Instansi Sekolah:

Hasil penyuluhan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Institusi Pendidikan dalam mengembangkan kurikulum kesehatan tentang HIV/AIDS serta pencegahannya.

3. Bagi Puskesmas

Sebagai alternatif masukan dalam membuat perencanaan kebijakan penanggulangan kesehatan serta evaluasi program kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan HIV/AIDSDAFTAR PUSTAKA1. WHO. HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/topics/hiv_ aids /en/.

2. Centers for Disease Control and Prevention. Basic information about HIV and AIDS. Available from: http://www.cdc.gov/hiv/topics/basic/.

3. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Situasi HIV dan AIDS di Indonesia. Jakarta; 2009.

4. Komisi penanggulangan AIDS Nasional, Strategi dan Rencana Aksi Nasional

Penanggulangan HIV dan AIDS 2010-2014, Jakarta 2010.

5.KPA Jawa tengah. 2010. Kasus kumulatif HIV/AIDS yang dilaporkan Kabupaten di

Jawa Tengah. Semarang: Komisi Penanggulangan Aids Provinsi.

6.KPA Temanggung. 2011. Laporan jumlah penderita HIV/AIDS Tahun 2011.

Temanggung. Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Temanggung.LAMPIRAN