13
EFEK HORMONAL PADA OVULASI DAN PEMIJAHAN IKAN Oleh : Nama : Ayu Hasnatul Maola NIM : B1J011034 Rombongan : VIII Kelompok : 1 Asisten : Risnawati LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN II

Hormonal Fishew

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Fishew

Citation preview

LAJU DIGESTI PADA IKAN

EFEK HORMONAL PADA OVULASI DAN PEMIJAHAN IKAN

Oleh :Nama

: Ayu Hasnatul MaolaNIM

: B1J011034

Rombongan: VIII

Kelompok: 1

Asisten: RisnawatiLAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO2014I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIkan merupakan hewan vertebrata akuatik yang memiliki kemampuan fertilisasi secara eksternal. Telur pada ikan betina akan bersatu membentuk zigot dengan sperma yang dikeluarkan oleh ikan jantan di air. Selain itu, kemampuan ikan dalam fertilisasi ialah mampu mengeluarkan telur dan menghasilkan anakan dalam jumlah yang sangat banyak bisa mencapai puluhan bahkan ratusan. Kemampuan ikan ini sebenarnya terjadi karena adanya rangsangan dalam ovulasi melalui sekresi hormonal dalam tubuh ikan tersebut. Kemampuan ikan dalam ovulasi dan pemijahan sangat bergantung sekali dengan kadar hormon dan efek hormonal dari dalam tubuhnya dalam keadaan yang stress kadar hormonal ikan akan mengalami penurunan (Sumantadinata, 1981).Hipofisasi adalah suatu cara untuk merangsang ikan untuk memijah atau terjadinya pengeluaran telur ikan dengan suntikan ekstrak kelenjar hipofisa. Teknik penyuntikan dengan pemijahan buatan atau induced breeding yaitu merangsang ikan untuk kawin (Simanjuntak, 1985). Teknik hipofisasi memerlukan ikan donor dan ikan resipien yang telah memenuhi syarat. Ikan donor merupakan ikan yang akan diambil kelenjar hipofisanya dapat untuk memijahkan ikan resipien, sedangkan ikan resipien merupakan ikan yang diinduksi dengan ekstrak kelenjar hipofisa yang berasal dari ikan donor (Oka, 2009).Kelenjar hipofisa adalah kelenjar yang dapat mengendalikan beberapa hormon antara lain hormon pada kelamin jantan maupun kelamin betina. Kelenjar hipofisa berperan sangat penting bagi kehidupan dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Kelenjar hipofisa pada ikan mengandung hormon gonadotropin yang berpengaruh pada gonad yang akan merangsang proses pematangan telur sehingga mempercepat proses ovulasi dan pada akhirnya merangsang ikan untuk memijah (Harjamulia, 1980). Menurut Kimball (1988), kelenjar hipofisis merupakan struktur yang ukurannya sebesar ercis dan terletak di dasar otak. Hipofisis berukuran sangat kecil, terletak di sebelah bawah bagian depan otak besar (diencephalon) sehingga jika otak kiri diangkat, maka kelenjar ini akan tertinggal (Sugiarto, 1983).1.2 Tujuan Tujuan praktikum ini adalah merangsang ikan untuk ovulasi dan memijah untuk induksi kelenjar hipofisis.II. MATERI DAN CARA KERJA2.1 Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ember plastik, spuit, bantalan karet busa, gelas piala, cawan petri, mikrosentrifuge, tabung eppendorf, akuarium, batang pengaduk, pisau besar dan kecil. Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum ikan mas ( matang kelamin, ikan nilem (Osteochilus hasselti) dan akuabides.2.2 Cara Kerja1. Ember plastik dan akuarium diisi dengan air bersih.

2. Kepala ikan Mas (donor) dipotong dengan menggunakan pisau besar hingga putus.

3. Potongan kedua dilakukan di bagian belakang kepala dimulai dari lubang hidung di atas otak sampai putus sehingga tengkorak terbuka.

4. Berkas saraf yang berwarna putih dipotong, kemudian otak diangkat hingga terlihat kelenjar hipofisis tepat di bawah otak.

5. Kelenjar hipofisis dimasukkan ke cawan petri, dicuci dengan akaubides, akuabides dibuang, ditambahkan 1 cc akuabides, kemudian kelenjar hipofisis digerus hingga lumat.

6. Akuabides ditambahkan sesuai kebutuhan.

7. Ekstrak kelenjar hipofisis diambil dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf.

8. Tabung reaksi dimasukkan ke dalam mikrosentrifuge, dan diputar selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm.III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HasilTabel 1. hipofisis menggunakan dosis

Kel.Waktu penyuntikanWaktu PengamatanHasil

120.0007.00-

220.0007.00-

320.0007.00-

420.0007.00-

520.0007.00-

Tabel 2. hipofisis menggunakan dosis

Kel.Waktu penyuntikanWaktu PengamatanHasil

120.3007.00-

220.3007.00-

320.3007.00-

420.3007.00-

520.3007.00-

3.2 PembahasanPraktikum hipofisasi kali ini menggunakan dua jenis ikan yaitu ikan donor dan ikan resipien. Ikan donor dan ikan resipien ini diperlukan untuk dapat melakukan teknik hipofisasi, yaitu suatu teknik induksi yang digunakan untuk memacu atau merangsang ovulasi dan pemijahan ikan. Ikan donor yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah ikan Mas (Cyprinus carpio), sedangkan ikan resipien yang digunakan adalah ikan Nilem (Osteochillus hasselti). Kelenjar hipofisis yang diambil dari ikan donor (ikan Mas) diproses lebih lanjut untuk dijadikan sebagai ekstrak kelenjar hipofisa yang selanjutnya akan disuntikkan kepada ikan resipien (ikan Nilem jantan dan betina) di bagian otot punggung tepatnya pada sisik ketiga dari sirip punggung. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ternyata ikan yang telah disuntik dengan kelenjar hipofisa tidak berhasil memijah atau dapat dikatakan proses hipofisasi gagal. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidak berhasilan proses hipofisasi tersebut. Menurut Hardjamulia (1980), bahwa tingkat keberhasilan pemijahan sangat ditentukan oleh tingkat kematangan ikan donor dan ikan resipien, karena ikan yang telah matang kelamin memiliki kelenjar hipofisis yang mengandung hormon gonadotropin dalam jumlah maksimum. Rendahnya hormon gonadotropin yang masuk dalam darah menyebabkan kemampuan hormon gonadotropin untuk mengovulasikan telur sangat terbatas. Keberhasilan ovulasi tergantung dari keberhasilan proses pematangan akhir oosit. Faktor yang mempengaruhi proses pemijahan dapat berupa faktor dalam dan faktor luar. Faktor luar yang mempengaruhi adalah kondisi ekologis terutama suhu dan cahaya, kualitas air, habitat dan suasana lingkungan, sedangkan faktor dalam seperti kematangan gonad dan ketersediaan hormon tertentu. Kerusakan dalam pengambilan hormon dapat berakibat ekstrak hormon kurang berfungsi dengan baik (Sumantadinata, 1981).

Menurut Sumantadinata (1981), ikan donor sebaiknya masih dalam satu jenis dengan ikan resipien atau masih dalam satu famili (misalnya ikan Tawes dengan ikan Nilem), masih dalam keadaan segar (mati tidak lebih dari 1 jam), sudah matang kelamin dan bukan ikan yang baru selesai memijah. Ikan yang sudah matang kelamin, kelenjar hipofisanya mengandung gonadotropin dalam jumlah maksimal, sedangkan ikan yang baru memijah mengandung sedikit sekali kelenjar gonadotropin atau tanpa gonadotropin. Ikan Mas diketahui sebagai donor universal, artinya dapat digunakan secara efektif untuk berbagai jenis ikan, baik yang dalam satu famili ataupun berbeda famili. Ikan resipien yang akan disuntikan ekstrak kelenjar hipofisa harus yang sudah matang telur bagi yang betina dan matang sperma bagi yang jantan, sehat (tidak cacat). Perbandingan antara berat ikan donor dan ikan resipien adalah 3:1, artinya apabila ingin menginjeksi yang ikan donor beratnya 3 kg, maka ikan resipien yang disuntikan beratnya adalah 1 kg (More, 2010).Pemijahan merupakan peristiwa bertemunya ikan jantan dan ikan betina dengan tujuan dapat terbuahinya sel telur ikan betina oleh spermatozoa ikan jantan. Pembuahan pada ikan umumnya terjadi di luar tubuh. Ada tiga macam pemijahan, yaitu pemijahan alami (pemijahan ikan yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia), pemijahan semi buatan (pemijahan dengan cara perangsangan ikan untuk kawin dengan penyuntikan hormon tertentu dengan dibantu manusia, tetapi proses perkawinan dan pembuahan ikan dilakukan dengan sendirinya) dan pemijahan buatan (pemijahan yang pemberian rangsangan, proses perkawinan dan pembuahan ikan dibantu oleh manusia) (Lannida, 2011). Menurut Santoso (1993), ikan yang siap untuk dipijahkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Ikan jantan : badan tampak ramping atau langsing, gerakannya lincah dan gesit, jika bagian perut diurut secara perlahan-lahan dari depan ke arah sirip ekor akan mengeluarkan cairan berwarna putih seperti santan kelapa (sperma).2) Ikan betina : badan terutama bagian perut membesar atau buncit, apabila diraba terasa lembek, gerakannya lambat atau lamban, memberi kesan malas bergerak, jika perut diurut akan mengeluarkan cairan berwarna kuning, pada malam hari biasanya meloncat-loncat.Teknik hipofisasi telah memberikan manfaat yang besar terhadap pembenihan, tetapi masih belum lepas dari berbagai masalah yang dihadapi seperti dosis dan sumber kelenjar hipofisis. Efek dosis yang lebih tinggi terbukti akan menyebabkan makin cepatnya masa laten pemijahan. Kemampuan ovulasi ikan sangat berkaitan dengan penggunaan dosis yang efektif untuk tiap spesies. Teknik hipofisasi telah memberikan manfaat yang besar terhadap pembenihan, tetapi masih belum lepas dari berbagai masalah yang dihadapi seperti dosis dan sumber kelenjar hipofisa (Muhammad et al,. 2003). Menurut Sumantadinata (1981), ada tiga cara penyuntikan dalam hipofisasi, yaitu :a. Secara muscular, yaitu dengan cara menyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa lewat punggung atau otot batang ekor.

b. Secara intra peritonial, yaitu dengan cara menyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa kedalam rongga perut, lokasinya antara kedua sirip perut sebelah depan atau antara sirip dada sebelah depan. Sumtikan ini disejajarkan dengan dinding perut.

c. Secara intra cranial, yaitu dengan vara menyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa lewat kepala. Suntikan ini dengan memasukkan jarum injeksi ke dalam rongga otak melalui tulang occipital pada bagian yang tipis.Oosit Telestoi memiliki dua lapisan sel utama apisan thecal dan satu granulosa bagian dalam. Oosit yang tumbuh, sel folikel diperbanyak dan bentuk satu lapisan follicular berkepanjangan disebut dengan granulosa lapisan sel. Ikan pembangunan oosit dapat dibagi ke dalam perkembangan oosit dan pematangan oocyte. Vitellogenesis memainkan satu peran penting pada perkembangan oosit. Migrasi gelembung asal mula dan gangguan, pencantuman dari rintik lipid dan kuning telur bola kecil, dan pelepasan dari tubuh dwikutub yang ke-1 adalah peristiwa karakteristik pada precess dari pematangan (Koc Nazan Deniz, 2008).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa :1. Hipofisasi merupakan suatu teknik induksi untuk memacu terjadinya ovulasi dan pemijahan pada ikan.

2. Mekanisme proses pemijahan pada ikan adalah stimulus ke otak, hipotalamus (realizing hormon) kemudian ke pituari (hormon gonadotropin) lalu gonad (hormon sex), maturasi dan pelepasan gonad.3. Faktor yang mempengaruhi ikan berhasil memijah adalah faktor lingkungan , teknik penyutikan, faktor lingkungan lain seperti; suhu, cahaya, sifat fisik dan kimia yang juga ikut berperan dalam mempengaruhi tingkah laku ikan.

4. Syarat ikan yang dipakai adalah ikan donor yang dipilih harus mampu menghasilkan hormon gonadotropin dalam jumlah besar sedangkan, ikan resipien (penerima) diharapkan masih satu famili.DAFTAR REFERENSIHardjamulia. 1980. Metode Hipofisasi Untuk Merangsang Ovulasi Pada Ikan. IPB, Bandung.Kimball, J.W . 1988 . Biologi Jilid II . Erlangga, Jakarta.Koc Nazan Deniz, Aytekin Yener, and Yuce Rikap. 2008. Ovary Maturaton Stages and Histological Investigation of Ovary of the Zebrafish (Danio rerio). Vol. 51, n. 3 : pp.513-522.Lannida. 2011. Pemijahan Ikan. Intan Pariwara, Klaten.More, P.R, Bhandare, R.Y, Shinde, S.E, Pathan, T.S, and D.L. Sonawane. 2010. Comparative Study of Synthetic Hormones Ovaprim and Carp Pituary Extract Used in Induced Breeding of Indian Major Carps. University Aurangarab, India. Libyan Agriculture Research Center Journal Internation 1 (5): 288-295.

Oka, A. A. 2009. Penggunaan Ekstrak Hipofisa Ternak untuk Merangsang Spermiasi pada Ikan (Cyprinus carpio L.). Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Santoso, B. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Kanisius, Yogyakarta.Sugiarto, 1985. Teknik Pemijahan Ikan. BPLPP Departemen Pertanian, Bogor.Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia. Sastra Budaya,Bogor.