12
55 Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018) ISSN: 2615-1464 Vol. 2, No. 1, hal. 55-66 HPM KELOMPOK IBU-IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- IBU DASAWISMA FLAMBOYAN PEMBUATAN KUE AGAR-AGAR BERBAHAN DASAR LABU KUNING Mujiati 1) , Apriani Safitri 2) 1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Kendari Email: [email protected] 2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Kendari Email: [email protected] ABSTRAK Mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat di Kecamatan Poasia adalah sebagai pedagang, dan pegawai serta buruh. Namun khusus di Kelurahan Anduonohu sebagian masyarakatnya adalah pedagang. Masyarakat di Kelurahan Anduonohu merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di seputaran Pasar Anduonohu. Terdapat beberapa kelompok pembuatan jajanan kue tradisional yaitu Kelompok dasawisma Melati dan dasawisma Flamboyan. Kelompok dasawisma flamboyan merupakan kelompok pembuat kue jajanan yang dapat memanfaatkan teknologi pembuatan kue yang bervariasi khususnya aneka kue yang berbahan dasar labu kuning dan mempunyai tektur yang halus, lembut dan enak dikonsumsi, sehingga menghasilkan kue yang berkualitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat bersaing dipasaran. Sementara itu, kelompok mitra dasawisma melati merupakan kelompok yang hanya mengandalkan peralatan sederhana dan pengetahuan yang terbatas dalam mengembangkan usaha. Dengan demikian kedua kelompok ini dapat saling berkontribusi dan bertukar informasi mengenai penerapan teknologi dan jenis kue yang bervariasi khususnya kue yang berbahan dasar labu kuning. Labu kuning dipilih sebagai bahan dasar karena beberapa pertimbangan yakni selain mudah dijumpai di pasar- pasar tradisional karena labu kuning merupakan komoditi unggulan bagi masyarakat, juga labu kuning memiliki beberapa kandungan gizi yang tidak diketahui oleh masyarakat luas. Program ini dilaksanakan dengan tujuan agar Mitra mengetahui Teknologi yang tepat untuk membuat kue dengan berbagai pilihan rasa, model dan tektur yang diinginkan konsumen. Metode yang digunakan dalam program ini yaitu melalui kegiatan pelatihan, praktek pembuatan kue dan pembinaan serta evaluasi. Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini yaitu sesuai dengan pernyataan dari ketua kelompok Dasawisma Flamboyan yaitu “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami yang sehari-hari menjual kue, kami dapat memanfatkan

HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

55

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464

Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

HPM KELOMPOK IBU-IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU-IBU DASAWISMA FLAMBOYAN PEMBUATAN KUE AGAR-AGAR

BERBAHAN DASAR LABU KUNING

Mujiati1), Apriani Safitri2)

1)Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah KendariEmail: [email protected]

2)Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah KendariEmail: [email protected]

ABSTRAK

Mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat di Kecamatan Poasia adalah sebagai pedagang, dan pegawai serta buruh. Namun khusus di Kelurahan Anduonohu sebagian masyarakatnya adalah pedagang. Masyarakat di Kelurahan Anduonohu merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di seputaran Pasar Anduonohu. Terdapat beberapa kelompok pembuatan jajanan kue tradisional yaitu Kelompok dasawisma Melati dan dasawisma Flamboyan. Kelompok dasawisma flamboyan merupakan kelompok pembuat kue jajanan yang dapat memanfaatkan teknologi pembuatan kue yang bervariasi khususnya aneka kue yang berbahan dasar labu kuning dan mempunyai tektur yang halus, lembut dan enak dikonsumsi, sehingga menghasilkan kue yang berkualitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat bersaing dipasaran. Sementara itu, kelompok mitra dasawisma melati merupakan kelompok yang hanya mengandalkan peralatan sederhana dan pengetahuan yang terbatas dalam mengembangkan usaha. Dengan demikian kedua kelompok ini dapat saling berkontribusi dan bertukar informasi mengenai penerapan teknologi dan jenis kue yang bervariasi khususnya kue yang berbahan dasar labu kuning. Labu kuning dipilih sebagai bahan dasar karena beberapa pertimbangan yakni selain mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional karena labu kuning merupakan komoditi unggulan bagi masyarakat, juga labu kuning memiliki beberapa kandungan gizi yang tidak diketahui oleh masyarakat luas. Program ini dilaksanakan dengan tujuan agar Mitra mengetahui Teknologi yang tepat untuk membuat kue dengan berbagai pilihan rasa, model dan tektur yang diinginkan konsumen. Metode yang digunakan dalam program ini yaitu melalui kegiatan pelatihan, praktek pembuatan kue dan pembinaan serta evaluasi. Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini yaitu sesuai dengan pernyataan dari ketua kelompok Dasawisma Flamboyan yaitu “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami yang sehari-hari menjual kue, kami dapat memanfatkan

Page 2: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

56

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

bahan pembuatan kue yang sederhana dan terjangkau yang mana kue yang kami jual tidak hanya bervariasi tetapi juga memiliki nilai gizi karena bahan yang digunakan mengandung gizi yang sangat tinggi. (ibu Yulia, 28 Oktober 2017).” Kata kunci: labu kuning, pelatihan

ABSTRACT

The area size of Kendari is around 295,89 km2 or 70% of land area of Southeast Sulawesi with the number of population taking up to 280.867 people. Poasia district is 38,542 km2 or 14,12% of the area of Kendari. The main job of most of the people is vendor or labour. However, in Anduonohu, most of people are vendors. The people living in Anduonohu are those who live near Anduonohu market. Some of them are traditional cake sellers who form a community called Melati PKK group and Flamboyan group. Flamboyan group is traditional cake sellers group who made cake using pumpkin as the basic ingredient because the texture is so soft, moist, and tasty. It is therefore producing good and high quality cake in which they hope that they can compete in the market. Meanwhile, Melati group only relies on simple and traditional tools with the limited knowledge in expanding their business. These two groups are expected to be able to expand the business and share their knowledge to utilize technology to make pumpkin-based cake. Pumpkin is chosen because it is one of the popular commodities among society. This type of fruit has many nutrients. This program conducted aims to know what appropriate technology that they can use to make good, tasty, and high quality cake to be sold to the society. The method used in this program is through training, practice, monitoring, and evaluation. The result indicates positive responses, especially from the leader of Flamboyan group who said that this training is very useful for those who sell cakes everyday, we can use simple ingredient to make good and affordable cake which of course contain good nutrient (Yulia, October 28th, 2017). Keywords: pumpkin, training

Page 3: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

57

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464

Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

1. PENDAHULUANA. Analisis Situasi

Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 km2 atau 0,70% dari luas daratan provinsi Sulawesi Tenggara, dengan jumlah penduduk sebanyak 260.867 jiwa. Kecamatan Poasia adalah Kecamatan dengan luas wilayah 38,542 km2 atau 14,12%dari luas wilayah Kota Kendari (BPS, 2012). Mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat di Kecamatan Poasia adalah sebagai pedagang, dan Pegawai serta buruh. Namun khusus di Kelurahan Anduonohu sebagian masyarakatnya adalah Pedagang. Masyarakat di Kelurahan Anduonohu merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di seputaran Pasar Anduonohu. Kelompok dasawisma flamboyan merupakan kelompok pembuat kue jajanan yang dapat memanfaatkan teknologi pembuatan kue yang bervariasi khususnya aneka kue yang berbahan dasar labu kuning dan mempunyai tektur yang halus, lembut dan enak dikonsumsi, sehingga menghasilkan kue yang berkualitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat bersaing dipasaran. Sementara itu, kelompok mitra dasawisma melati merupakan kelompok yang hanya mengandalkan peralatan sederhana dan pengetahuan yang terbatas dalam mengembangkan usaha. Dengan demikian kedua kelompok ini dapat saling berkontribusi dan bertukar informasi mengenai penerapan teknologi dan jenis kue yang bervariasi khususnya kue yang berbahan dasar labu kuning. labu kuning memiliki beberapa kandungan gizi yang tidak diketahui oleh masyarakat luas.

Tabel 1. Kandungan gizi pada labu kuning

No Kandungan Gizi Kadar1 Energi (kal) 2,92 Protein (g) 1,13 Lemak (g) 0,34 Karbohidrat/Pat (g) 6,65 Kalsium (mg) 4,56 Fosfor(mg) 64,07 Zat Besi (mg) 1,48 Vitamin A (SI) 180,09 Vitamin B (mg) 0,9

10 Vitamin C (mg) 52,011 Air (%) 91,2012 BDD (%) 77,0

Keunggulan yang dimiliki oleh labu kuning, tidak membuat masyarakat sadar untuk mengolahnya dalam produk yang memiliki nilai jual seperti kue atau panganan lainnya. Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah bahwa harga jual produksi kue yang berbahan dasar labu kuning yang dijajakan pihak mitra jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan

Page 4: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

58

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

harga kue yang ditawarkan kepada konsumen dari bahan dasar tepung terigu. Dari segi rasa, produksi kue pihak mitra mempunya ciri khas tersendiri yang dapat dijadikan keunggulan, namun dari sisi bentuk, penampilan/model masih sangat sederhana jika dibanding produksi kue yang biasa dipasarkan oleh pembeli pada pasar-pasar tradisional. Hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak mitra menunjukkan bahwa pihak mitra punya keinginan yang kuat untuk menerapkan hal-hal baru yang dianggapnya dapat memperbaiki kehidupannya. Dengan pelatihan serta memprakteknya cara baru disisi mitra diharapkan akan diperoleh manfaat untuk kehidupan dan usaha pihak mitra.

B. Permasalahan Permasalahan yang menjadi prioritas untuk ditangani pada Kelompok Ibu- Ibu

dasawisma melati d a n ibu-ibu dasawisma flamboyan terdiri dari permasalahan dari aspek produksi dan manajemen.1. Permasalahan Aspek Produksi

a. Pihak mitra belum dapat menerapkan cara/teknik pembuatan kue sesuai model/bentuk kue yang lebih variatif, berbagai macam rasa, dan tektur yang lembut.

b. Pihak mitra belum memahami kriteria tentang berbagai jenis kue model terbaru.2. Permasalahan Aspek Manajemen

a. Pihak mitra belum memahami cara pembuatan kue disebabkan kurangnya informasi dan pengetahuan tentang teknologi pembuatan kue sesuai permintaan pasar dengan berbagai model, rasa dan tektur.

b. Kesadaran/kecenderungan pihak mitra untuk menerapkan hal-hal baru diluar kebiasaan yang telah dilakukan telah ada namun masih belum optimal sehingga perlu dukungan dan motivasi.

c. Pihak mitra belum mengetahui keunggulan pembuatan kue dengan berbahan dasar labu kuning berbagai rasa, bentuk/model dan tektur yang lembut sehingga perlu informasi untuk menambah pengetahuan mitra.

2. METODE PELAKSANAAN KEGIATANa. Metode Pendekatan

1. Kegiatan pelatihan2. Praktek pembuatan kue3. Pembinaan dan Evaluasi

b. Prosedur Kerja1. Kegiatan Pelatihan

Pendekatan kegiatan pelatihan yang akan disampaikan melalui bimbingan dan penyuluhan dengan materi sebagai berikut:- Proses pembuatan kue dengan cara: Pemilihan bahan, penimbangan bahan,

Page 5: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

59

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464

Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

pengadukan adonan, penimbangan adonan, pembulatan adonan, pembentukan adonan, pencetakan adonan, penggorengan, mengeluarkan kue dari penggorengan, pendinginan, pembungkusan.

- Meningkatkan kualitas produknya dengan cara memilih bahan-bahan untuk membuat kue yang bermutu seperti memilih labu dengan jenis labu kuning dengan warna yang pekat, telur pilihan yang dipasok langsung dari peternak ayam petelur, susu bermutu dan bahan–bahan lain yang berkualitas.

- Pelatihan tentang cara dan tips-tips dalam pembuatan kue.

2. Praktek Percobaan- Praktek percobaan dilaksanakan setelah pelatihan melalui bimbingan penyuluhan.

Agar mitra mudah memahami materi yang akan dipraktekkan, maka materi praktek akan diberi secara bertahap dan mitra harus berperan aktif dan langsung mempraktekkan cara yang diajarkan. Kelompok yang belum paham betul diberi kesempatan untuk mengulangi praktek sampai mitra paham betul apa yang menjadi materi praktek.

3. Pembinaan dan Evaluasi- Pembinaan

Pembinaan dilakukan secara berkelanjutan setiap minggu, dengan melakukan perbaikan pada bagian tertentu yang dianggap masih kurang. Memberi motivasi kepada mitra untuk selalu belajar melakukan perbaikan usaha dan mengkomunikasikan segala hal yang merupakan masalah untuk bersama-sama dicari jalan keluarnya, semua yang dikerjakan akan menjadi pengalaman berharga yang merupakan media pembelajaran yang baik, jangan segan segan bertanya pada yang lebih menguasai, baik teknik pembuatan, manajemen usaha maupun sistem pemasaran.

- EvaluasiEvaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman mitra yang akan dilihat dari respon, partisifasi mitra melalui diskusi dan tanya jawab dalam kegiatan penyuluhan dan perubahan sikap dari setiap kegiatan yang dilakukan yang dapat dijadikan sebagai bagian dari indikator keberhasilan pelaksanaan iptek bagi masyarakat. Pelaksanaan evaluasi akan dilakukan setiap bulan. Untuk evaluasi perubahan sikap digunakan indikator sebagai berikut:

- Pembuatan kue berbahan dasar labu kuning, apakah memenuhi kriteria yang ditentukan

- Bagaimana dengan rasa, model/bentuk dan tekstur, apakah sesuai yang diharapkan

c. Partisipasi MitraMitra diharapkan mengikuti tahapan pelaksanaan kegiatan mulai dari awal sampai

akhir. Mitra mengikuti kegiatan:

Page 6: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

60

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

1. Ikut menghadiri pertemuan-pertemuan sesuai jadwal yang sudah disepakati bersama

2. Semua informasi yang diterima mitra dalam pelatihan dapat diaplikasikan pada usahanya.

3. Mitra diharapkan berusaha secara maksimal untuk mencapai target produksi yang di rencanakan dan berusaha meminimalkan kemungkinan risiko.

4. Menjalin komunikasi yang intens, baik sesama anggota kelompok, antara kelompok, tim pengusul dan antara mitra yang sudah mempunyai pengalaman.

5. Saling memberi penguatan dengan tujuan kesuksesan bersama.6. Keterlibatan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan yang bekerjasama dengan mitra

3. HASIL PELAKSANAAN KEGIATANPelaksanaan kegiatan hibah pengabdian masyarakat (HpM) dilakukan dikelurahan

andonohu dengan melibatkan dua kelompok dasawisma yakni Kelompok Ibu-ibu Dasawisma Melati dan ibu-ibu Dasawisma Flamboyan. Kelompok Ibu-ibu dasawisma Melati dan ibu-ibu dasawisma Flamboyan adalah kelompok dasawisma yang anggota-anggotanya sebagian besar berprofesi sebagai pedagang makanan dibidang kue dengan olahan rumahan (industry rumah tangga), dengan menggunakan bahan dasar tepung. Penjualan kue sendiri dilakukan dengan menitipkan kewarung-warung atau berjualan langsung di pasar andonohu.

Melalui pelatihan dalam pengabdian masyarakat, dua kelompok dasawisma tersebut diberikan pengetahuan dalam pemanfaatan bahan dasar pembuatan kue yang tidak harus menggunakan tepung tetapi dapat memanfaatkan bahan pangan yang sering dikonsumsi sehari-hari dengan harga yang lebih ekonomis seperti labu kuning, singkong, ubi jalar dan bahan pangan lainnya dengan bentuk dan rasa yang lebih variatif. Selain itu, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mepraktekan proses pembuatan kue dengan jenis kue agar-agar dengan berbahan dasar labu kuning sebagaimana materi dalam pelatihan.

Kegiatan pelatihan pembuatan kue dengan jenis kue agar-agar dengan berbahan dasar labu kuning memberikan manfaat bagi kedua kelompok, hal ini disampaikan oleh ketua kelompok Dasawisma Flamboyan yang menyatakan bahwa:

Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami yang sehari-hari menjual kue, kami dapat memanfatkan bahan pembuatan kue yang sederhana dan terjangkau yang mana kue yang kami jual tidak hanya bervariasi tetapi juga memiliki nilai gizi karena bahan yang digunakan mengandung gizi yang sangat tinggi. (Ibu Yulia, 28 Oktober 2017).

Hal ini selaras yang dikemukakan oleh ketua kelompok Dasawisma Melati yang menyatakan bahwa:

Kegiatan pelatihan ini selain memberikan informasi kepada kami pedagang kecil untuk mengubah variasi dan bentuk juga memberikan gebrakan baru kepada mereka

Page 7: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

61

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464

Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

yang tidak menyukai labu untuk mengkonsumsinya dalam bentuk yang enak dan bernilai gizi tinggi dengan harga yang relatif lebih murah. (ibu Sari, 28 Okober 2017)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan keterampilan bagi kelompok dasawisma flamboyant maupun kelompok dasawisma melati dapat memberikan manfaat dan refensi baru dalam mengembangkan usaha yang dilakukan untuk lebih berkemajuan baik dari segi rasa mau pun bentuk dengan memanfaat alat dan bahan yang sangat sederhana.

Adapun langkah-langkah kegiatan yang telah dilaksanakan pada HpM Kelompok Ibu-ibu Dasawisma Melati dan Kelompok Ibu-ibu Dasawisma Flamboyan di Kelurahan Andonohu dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. Perencanaan Pelaksanaan KegiatanPerencanaan yang dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan meliputi beberapa

hal yakni: mempersiapkan materi pelatihan, melakukan koordinasi kepada pihak mitra untuk menyediakan waktunya dalam rangka kegiatan pelatihan dengan menghadirkan anggotanya masinng-masing minimal 5 orang dan maximal 10 orang, kegiatan pelatihan dilakukan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah disepakati bersama, menyediakan modul/resep pembuatan agar-agar berbahan dasar labu kuning, menyediakan bahan pembuatan kue dan menyediakan contoh produk.

2. Pelaksanaan KegiatanPelaksanaan kegiatan dilakukan dengan dua tahap yakni: (1) melakukan

pelatihan/sosialisasi pelaksanakan program pengabdian bagi masyarakat yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, motivasi dan pencerahan tentang kemanfaatan program kegiatan, (2) melakukan praktek pembuatan kue agar-agar yang berbahan dasar labu kuning, dilakukan sebanyak dua kali, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:a. Kegiatan percobaan

Kegiatan percobaan dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2017 pukul 14.00 WITA, yakni masing-masing kelompok yakni Kelompok Ibu-ibu Dasawisma Melati dan Kelompok Ibu-ibu Dasawisma Flamboyan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian masing-masing kelompok mempraktekan pembuatan kue berbahan dasar labu kuning sebagaimana isi pelatihan, dengan mengikuti modul/resep yang telah dibagikan sebelumnya. Tahap kegiatan ini menghasilkan kue agar-agar yang belum sempurna pada tingkat kematangan yakni proses pemasakan yang tidak terlalu lama mengakibatkan kue tidak cepat padat. Masih terlalu lembek, hal ini dikarenakan penggunaan air yang terlalu banyak baik pada santan, telur maupun pada labu itu sendiri yang memang mengandung air. Tekstur kue yang banyak serat dikarenakan penggunaan bahan dasar labu kuning yang

Page 8: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

62

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

mengandung banyak serat (tekstur daging tidak halus) sehingga berdampak pada ketidaksesuain dengan contoh produk selain itu, penggunaan labu kuning yang terlalu banyak tidak berbanding dengan penggunaan bahan lainnya.

Berdasarkan hasil praktek pertama ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yakni: (1) Waktu yang digunakan dalam memasak adonan kue, (2) penggunaan takaran dalam menentukan jumlah bahan yang akan digunakan, (3) penggunaan bahan dasar dengan varietas labu kuning ketan.

b. Pelaksanaan kegiatan inti dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 28 Oktober 2017, berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2017 pukul 14.00 WITA, maka masing-masing telah mencermati letak kesalahannya dan mempelajari teknik pembuatan kue agar-agar berbahan dasar labu kuning secara benar dan disesuaikan dengan panduan/resep. Adapun yang dilakukan pada tahap kegiatan ini adalah pemilihan bahan dasar dengan menggunakan labu kuning dengan jenis labu kuning ketan dan berwarna kuning pekat, yang selanjutnya dikupas kulitnya dan dikukus, sementara bahan lain dipersiapakan yakni santan 3 gelas belimbing dari 1 butir kelapa tua, agar-agar putih 3 bungkus, telur 3 butir dipisahkan antara kuning dan putih telur, gula pasir 1 gelas belimbing, susu kental manis dicairkan dengan air ½ gelas belimbing, tepung maizena dan vanili secukupnya.

Gambar 1. Bahan Kue Labu

Pengukusan pada labu kuning selama 5 menit angkat dinginkan, selanjutnya masukkan labu kuning sebnyak 2 gelas pada santan dikocok sampai tercampur rata, tambahkan agar-agar, kemudian masukan kocokan kuning telur dan gula, serta semua bahan setelah tercampur rata masak selama 15 menit dengan api sedang, jika sudah agak

Page 9: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

63

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464

Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

kental maka adonan diangkat dan dituang pada talang yang telah disiapkan, dinginkan sejenak dan masukkan pada pendingin sekatar 10 menit. Dengan tahapan yang dilakukan pada kegitan inti diperoleh kue agar-agar labu kuning yang gurih dan lembut sesuai apa yang diharapkan.

Gambar 2. Hasil Kue Labu

3. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatam Tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tahap evaluasi pelaksanaan

program dan hasil yang telah dicapai. Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan program pengabdian pada masyarakat di Kelurahan andonohu tergolong kategori berhasil, dengan prosentase keberhasilan 90%. Pada akhir pelatihan panitia pelaksanan meminta peserta memberikan tanggapan/kesan akan kebermanfaatan program yang telah dilaksanakan. Sebagian besar peserta (90%) menyampaikan bahwa pelatihan keterampilan pembuatan kue sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kelompok Ibu-ibu Dasawisma Melati dan Ibu-ibu Dasawisma Flamboyan di kelurahan Andonohu, mengingat kelurahan andonuhu memiliki banyak potensi wira usaha salah satunya adalah penjual jajanan pasar (kue) dengan memanfaatkan bahan pangan lokal seperti buah- buahan lokal misalnya pisang dan labu serta umbi-umbian yang dapat diolah sebagai bahan dasar pembuatan kue.

Kelurahan Andonohu letaknya tidak jauh dari pusat kota kendari, namun masyarakat merasakan kurangnya informasi terkait bagaimana teknik pengembangan usaha dilakukan dan pengolahan bahan pangan lokal, salah satunya tentang penganekaragaman makanan dengan memanfaatkan hasil pertanian dan perkebunan setempat. Hasil pertanian/perkebunan lokal sebagai bahan pangan yang tidak hanya dapat dikonsumsi secara langsung tetapi juga dapat kreasikan menjadi pangan atau jajanan yang memiliki nilai gizi tinggi dan bernilai ekonomis.

Page 10: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

64

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

Adapun rincian kegiatan yang dilaksanakan di Kelurahan Andonohu dapat diraikan dalam table sebagai berikut:

Tabel 2. Uraian Kegiatan

Uraian Kegiatan Keterangan

Tahap persiapan • survey tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan• penyusunan bahan, alat pelatihan dan mendesain

kriteria keberhasilan produk yang disesuaikan dengan materi pelatihan, menyiapkan materi pelatihan berupa prosedur pembuatan kue agar-agar berbahan dasar labu kuning berupa resep.

• Menyediakan contoh produk yang bertujuan untuk merangsang kreatifitas dan keserusan peserta dalam mengikuti pelatihan;

Tahap pelaksanaan :Pelaksanaan kegiatan selama dua kali, yakni:1. Pelatihan/percobaan2. Kegiatan Inti

• Dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2017 pukul 14.00 WITA dan pada hari sabtu tanggal 28 Oktober 2017, bertempat di Kediaman salah satu warga kelurahan andonohu dengan dua kelompok peserta yakni kelompok ibu-ibu dasawisma flamboyan dan kelompok ibu-ibu dasawisma melati.

• Pelaksanaan pelatihan yang dirangkaian dengan kegiatan percobaan pada pembuatan kue agar-agar berbahan dasar labu kuning belum dikatakan berhasil. Hal ini dibuktikan melalui tekstur kue yang masih lembek dan serabut labu kuning masih terlihat.

• Pada kegiatan inti, telah dipelajari kesalahan pada kegiatan percobaan , maka proses penimbangan atau alat takar yang digunakan perlu diperhatikan dan bahan dasar yang digunakan yakni labu kuning adalah jenis labu kuning ketan yang tidak berserabut.

• Pembuatan kue harus berdasarkan prosedur yang telah ditentukan dalam pelatihan, model kue dapat dibentuk sesuai dengan kreatifitas kelompok ibu-ibu dasawisma flamboyan dan kelompok ibu-ibu dasawisma melati.

Page 11: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

65

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464

Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

Tahap evaluasi kegiatan : • Keantusiasan peserta sangat terlihat jelas dimana hampir seluruh peserta aktif terlibat dalam proses pelatihan hingga pelatihan selesai.

• Semua kelompok menyelesaikan pelatihan membuat kue agar-agar berbahan dasar labu kuning sesuai dengan prosedur dan kriteria yang ditentukan.

• Produk kue agar-agar berbahan dasar labu kuning yang dihasilkan memiliki rasa manis dan lembut. Warna kue menarik dan teksturnya lembut.

• Evauasi pada tingkat kesukaan konsumen (peserta pelatihan) sebanyak 100% menyatakan suka dengan hasil kue agar-agar berbahan dasar labu kuning.

4. SIMPULAN

A. KesimpulanDari uraian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Pelatihan keterampilan mengolah labu kuning menjadi kue agar-agar berbahan

dasar labu kuning berjalan dengan baik dan berhasil. Antusiasme peserta pelatihan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan berbagai pelatihan yang dapat menunjang kretifitasnya guna meningkatkan keterampilan mereka dalam membuat kue, dengan menggunakan bahan dasar yang terjangkau dari sisi harga dan mudah mendapatkannya karena bahan dasar yang digunakan merupakan hasil perkebunan yang dipasarkan pada pasar tradisional di kota kendari salah satunya adalah pasar andonohu.

2. Meningkatnya keterampilan oleh peserta pelatihan akan berdampak juga pada pertumbuhan industri rumah tangga guna peningkatan taraf ekonomi keluarga. Labu kuning selain dapat dikosumsi langsung yakni dijadikan sayur, juga dapat diolah menjadi panganan yang bernilai ekonomis salah satunya kue agar-agar berbahan dasar labu kuning. Dengan demikian, secara ekonomi akan memiliki nilai tambah dari segi finansial. Selain itu kandungan nilai gizi yang dikandungnya akan lebih bervariasi karena telah dicampur dengan bahan lain yang memiliki kandungan gizi yang berbeda.

B. Saran1. Kepada peserta pelatihan untuk terus meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan yang dimilikinya, melalui pembuatan kue dengan berbagai jenis bahan dasar yang digunakan salah satunya adalah labu kuning yang diolah untuk panganan keluarga dengan mengolahnya menjadi produk yang lebih beragam,

Page 12: HPM KELOMPOK IBU DASAWISMA MELATI DAN IBU- BERBAHAN … · 55 a engabia ayaaa aaia 2018 iss 26151464 v. 2 . 1 h. 5566 hpm kelompok ibu-ibu dasawisma melati dan ibu- ibu dasawisma

66

Jurnal Pengabdian Masyarakat Amaliah (2018)ISSN: 2615-1464Vol. 2, No. 1, hal. 55-66

karena dengan seringnya dilatihkan akan tumbuh ide-ide kreatif, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih inovatif.

2. Kepada pemerintah kota dan kecamatan diharapkan terus berupaya memberikan bantuan kegiatan semacam ini, baik itu berupa informasi atau pelatihan ketrampilan kepada desa-desa yang memiliki potensi sumber daya lokal. Kegiatan pelatihan keterampilan semacam ini sangat bermanfaat untuk life skill, yang nantinya dapat dikembangkan menjadi usaha kecil skala rumah tangga.

5. DAFTAR PUSTAKA

Prudent School. 2017. Manfaat Labu Kuning. http://prudentschool.sch.id/home/index.php?view= article&id=227%3Amanfaat-labu-kuning&option=comcontent&Itemid=113 diakses pada tanggal 1 September 2017.

Iriani Ripi, Vivi. 2011. Skripsi:Pembuatan dan Analisis Kandungan Gizi Tepung Labu Kuning (Cucuribita Mosdacha Duch). Jawa Timur: Universitas Pembungunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Indah, Eka. 2017. Resep: Agar-agar Labu Kuning. https://cookpad.com/id/cari/agar-agar%20agar-agar%20labu%20kuning diakses pada tanggal 1 September 2017.

Kristianingsih, Zusnaini. 2010. Skripsi: “Pengaruh Substitusi Labu Kuning Terhadap Kualitas Brownies Kukus”. Semarang: PKK Konsentrasi Tata Boga, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Shalihah, Nisa. 2015. Resep Puding Labu Kuning Praktis Sederhana http://www.kerjanya.net/faq/16725-resep-puding-labu-kuning-praktis-sederhana.html. diakses pada tanggal 1 September 2017.