4
LO No 3 Fluor untuk pencegahan karies Fluor digunakan untuk mencegah karies, bukan untuk mengobati karies. Kemampuan fluor dalam hal pencegahan karies terjadi karena 3 hal, yaitu pertama kemampuan fluor untuk meningkatkan resistensi email terhadap pelarutan oleh asam, kedua kemampuan fluor untuk melakukan remineralisasi pada daerah email yang mengalami demineralisasi, dan ketiga karena efek antibakteri dari fluor jika fluor diberikan pada konsentrasi yang tinggi secara lokal atau topikal. Nilai proteksi terhadap karies bergantung pula pada faktor antara lain konsumsi gula, sifat bakteri dan plak, serta kedalaman fissure. Jika faktor tersebut sangat kuat, maka fluor yang ada tidak dapat mengimbangi kerusakan yang terjadi. Adanya kemampuan fluor untuk meningkatkan resistensi terhadap asam menunjukkan bahwa email yang mengandung fluor kristalnya lebih kuat, lebih tahan terhadap penetrasi asam, dan lebih tahan terhadap perkembangan karies. Hal ini terjadi karena fluor yang berupa fluoroapatit lebih resisten terhadap asam bila dibandingkan dengan hidroksiapatit yang tidak mengandung fluor. Kristal-kristal email pada hidroksiapatit kurang stabil dan lebih mudah terpengaruh oleh asam karena adanya ruang-ruang kosong pada jala atau prisma emailnya. Fluor yang masuk akan mengisi ruang kosong tersebut, sehingga kristal apatit menjadi lebih stabil. Kemampuan fluor untuk mengadakan remineralisasi dijelaskan sebagai berikut, setelah kita mengkonsumsi karbohidrat maka akan terjadi penurunan pH yang disebabkan

hub Fluor dg karies

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fungsi fluor dalam mencegah karies

Citation preview

Page 1: hub Fluor dg karies

LO No 3 Fluor untuk pencegahan karies

Fluor digunakan untuk mencegah karies, bukan untuk mengobati karies. Kemampuan

fluor dalam hal pencegahan karies terjadi karena 3 hal, yaitu pertama kemampuan fluor untuk

meningkatkan resistensi email terhadap pelarutan oleh asam, kedua kemampuan fluor untuk

melakukan remineralisasi pada daerah email yang mengalami demineralisasi, dan ketiga

karena efek antibakteri dari fluor jika fluor diberikan pada konsentrasi yang tinggi secara

lokal atau topikal.

Nilai proteksi terhadap karies bergantung pula pada faktor antara lain konsumsi gula,

sifat bakteri dan plak, serta kedalaman fissure. Jika faktor tersebut sangat kuat, maka fluor

yang ada tidak dapat mengimbangi kerusakan yang terjadi.

Adanya kemampuan fluor untuk meningkatkan resistensi terhadap asam menunjukkan

bahwa email yang mengandung fluor kristalnya lebih kuat, lebih tahan terhadap penetrasi

asam, dan lebih tahan terhadap perkembangan karies. Hal ini terjadi karena fluor yang berupa

fluoroapatit lebih resisten terhadap asam bila dibandingkan dengan hidroksiapatit yang tidak

mengandung fluor. Kristal-kristal email pada hidroksiapatit kurang stabil dan lebih mudah

terpengaruh oleh asam karena adanya ruang-ruang kosong pada jala atau prisma emailnya.

Fluor yang masuk akan mengisi ruang kosong tersebut, sehingga kristal apatit menjadi lebih

stabil.

Kemampuan fluor untuk mengadakan remineralisasi dijelaskan sebagai berikut,

setelah kita mengkonsumsi karbohidrat maka akan terjadi penurunan pH yang disebabkan

oleh pembentukan asam yang akan menyebabkan terjadinya demineralisasi. Di antara interval

waktu makan terjadi kenaikan pH yang disebabkan oleh remineralisasi karena penggunaan

fluor dengan konsentrasi tinggi. Dengan terjadinya remineralisasi, maka proses karies akan

terhenti.

Fluor mempunyai kemampuan untuk menghambat kerja beberapa enzim seperti

enzim enolase yang berperan dalam metabolisme karbohidrat. Fluor juga menghambat efek

glikolisis, sehingga sel-sel bakteri dalam plak tidak mendapat energi dan kemudian mati.

Selain itu fluor dapat menurunkan energi atau tegangan permukaan pada permukaan gigi

sehingga perlekatan bakteri dan pembentukan plak sulit terjadi. Fluor juga mampu

melepaskan dan membuang bakteri dari kristal hidroksiapatit karena fluor dapat terikat lebih

kuat pada hidroksiapatit dibandingkan ikatan bakteri pada hidroksiapatit.

Page 2: hub Fluor dg karies

LO No 4

Fluor secara sistemik dan secara Lokal

Penggunaan Fluor secara sistemik

Fluor mencapai permukaan enamel gigi melalui proses pencernaan di tubuh. Pada

pemberian fluor secara sistemik, fluor masuk kedalam tubuh melalui mulut, sehingga

pemberian fluor sistemik juga mempunyai efek topikal pada gigi. Yang termasuk pemberian

fluor secara sistemik yaitu:

1. Melalui air minum PAM

Memasukkan fluor kedalam air minum merupakan cara pemberian fluor yang

paling praktis, mudah dan ekonomis. Konsentrasi fluor yang ditambahkan ke

dalam air minum harus dapat mencegah karies secara maksimal tanpa

menyebabkan fluorosis yang mengganggu.

Untuk Indonesia konsentrasi fluor yang dimasukkan kedalam air minum

sebaiknya 0,7 ppm (1 ppm = 1 mg fluor dalam 1 liter air). Dari hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa pemberian fluor melalui air minum dapat mengurangi

prevalensi karies sampai 60%

Di Indonesia masih banyak kesulitan teknis yang harus diatasi untuk memasukkan

fluor ke dalam air minum. Selain itu, penduduk di Indonesia sebagian besar

tidakmendapatkan air minum dari air PAM, melainkan dari mata air, sungai,

sumur, dll. Oleh karena itu, pemberian fluor melalui PAM untuk Indonesia kurang

efektif.

Bahan yang biasanya dipakai yaitu NaF, karena mempunyai sifat antara lain :

1. Mudah didapat dan harganya murah

2. Mudah larut dalam air

3. Mudah melepaskan ion fluor bebas

Penggunaan Fluor secara Lokal

Fluor yang diberikan secara lokal dapat mencapai permukaan email secara langsung tanpa

melalui pencernaan. Pemberian fluor secara lokal hanya mempunyai efek pada gigi yang

sudah erupsi. Contoh pemberian fluor secara lokal :

1. Swa-aplikasi atau brush in atau pada saat sikat gigi

Bahan yang dipakai adalah pasta fluor, misalnya natrium fluoride atau stannous

fluoride. Ada 2 macam pasta fluor, yaitu :

a. Pasta fluor dengan konsentrasi fluor rendah (0,4%) dapat dipakai untuk setiap hari

b. Pasta fluor dengan konsentrasi (10%) dapat dipakai 1 atau 2 atau 4 bulan sekali

Page 3: hub Fluor dg karies

2. Kumur-kumur

Bahan yang dipakai adalah tablet NaF yang dilarutkan dalam 10 cc air sehingga

didapat fluor dengan konsentrasi 0,2%. Kumur dengan larutan NaF selama kurang

lebih 3 menit. Obat kumur tidak boleh digunakan untuk anak usia kurang dari 6 tahun

karena ada kemungkinan anak-anak pada usia ini akan menelannya.

3. Gel atau foam

Pengaplikasian gel atau foam yang berfluoride dilakukan oleh dokter gigi. Caranya

yaitu gel atau foam diaplikasikan pada mouth tray kemudian mouth tray ini digigit.

Aplikasi ini biasanya memakan waktu 4 menit. Pasien tidak boleh berkumur, makan,

merokok ataupun minum setidaknya 30 menit setelah pengaplikasian ini

Sumber : Putri, Megananda Hiranya, Eliza Herijulianti, Neneng Nurjannah.2008.Ilmu

Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi.Jakarta:EGC