Upload
ekaaprillia
View
222
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fungsi fluor dalam mencegah karies
Citation preview
LO No 3 Fluor untuk pencegahan karies
Fluor digunakan untuk mencegah karies, bukan untuk mengobati karies. Kemampuan
fluor dalam hal pencegahan karies terjadi karena 3 hal, yaitu pertama kemampuan fluor untuk
meningkatkan resistensi email terhadap pelarutan oleh asam, kedua kemampuan fluor untuk
melakukan remineralisasi pada daerah email yang mengalami demineralisasi, dan ketiga
karena efek antibakteri dari fluor jika fluor diberikan pada konsentrasi yang tinggi secara
lokal atau topikal.
Nilai proteksi terhadap karies bergantung pula pada faktor antara lain konsumsi gula,
sifat bakteri dan plak, serta kedalaman fissure. Jika faktor tersebut sangat kuat, maka fluor
yang ada tidak dapat mengimbangi kerusakan yang terjadi.
Adanya kemampuan fluor untuk meningkatkan resistensi terhadap asam menunjukkan
bahwa email yang mengandung fluor kristalnya lebih kuat, lebih tahan terhadap penetrasi
asam, dan lebih tahan terhadap perkembangan karies. Hal ini terjadi karena fluor yang berupa
fluoroapatit lebih resisten terhadap asam bila dibandingkan dengan hidroksiapatit yang tidak
mengandung fluor. Kristal-kristal email pada hidroksiapatit kurang stabil dan lebih mudah
terpengaruh oleh asam karena adanya ruang-ruang kosong pada jala atau prisma emailnya.
Fluor yang masuk akan mengisi ruang kosong tersebut, sehingga kristal apatit menjadi lebih
stabil.
Kemampuan fluor untuk mengadakan remineralisasi dijelaskan sebagai berikut,
setelah kita mengkonsumsi karbohidrat maka akan terjadi penurunan pH yang disebabkan
oleh pembentukan asam yang akan menyebabkan terjadinya demineralisasi. Di antara interval
waktu makan terjadi kenaikan pH yang disebabkan oleh remineralisasi karena penggunaan
fluor dengan konsentrasi tinggi. Dengan terjadinya remineralisasi, maka proses karies akan
terhenti.
Fluor mempunyai kemampuan untuk menghambat kerja beberapa enzim seperti
enzim enolase yang berperan dalam metabolisme karbohidrat. Fluor juga menghambat efek
glikolisis, sehingga sel-sel bakteri dalam plak tidak mendapat energi dan kemudian mati.
Selain itu fluor dapat menurunkan energi atau tegangan permukaan pada permukaan gigi
sehingga perlekatan bakteri dan pembentukan plak sulit terjadi. Fluor juga mampu
melepaskan dan membuang bakteri dari kristal hidroksiapatit karena fluor dapat terikat lebih
kuat pada hidroksiapatit dibandingkan ikatan bakteri pada hidroksiapatit.
LO No 4
Fluor secara sistemik dan secara Lokal
Penggunaan Fluor secara sistemik
Fluor mencapai permukaan enamel gigi melalui proses pencernaan di tubuh. Pada
pemberian fluor secara sistemik, fluor masuk kedalam tubuh melalui mulut, sehingga
pemberian fluor sistemik juga mempunyai efek topikal pada gigi. Yang termasuk pemberian
fluor secara sistemik yaitu:
1. Melalui air minum PAM
Memasukkan fluor kedalam air minum merupakan cara pemberian fluor yang
paling praktis, mudah dan ekonomis. Konsentrasi fluor yang ditambahkan ke
dalam air minum harus dapat mencegah karies secara maksimal tanpa
menyebabkan fluorosis yang mengganggu.
Untuk Indonesia konsentrasi fluor yang dimasukkan kedalam air minum
sebaiknya 0,7 ppm (1 ppm = 1 mg fluor dalam 1 liter air). Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa pemberian fluor melalui air minum dapat mengurangi
prevalensi karies sampai 60%
Di Indonesia masih banyak kesulitan teknis yang harus diatasi untuk memasukkan
fluor ke dalam air minum. Selain itu, penduduk di Indonesia sebagian besar
tidakmendapatkan air minum dari air PAM, melainkan dari mata air, sungai,
sumur, dll. Oleh karena itu, pemberian fluor melalui PAM untuk Indonesia kurang
efektif.
Bahan yang biasanya dipakai yaitu NaF, karena mempunyai sifat antara lain :
1. Mudah didapat dan harganya murah
2. Mudah larut dalam air
3. Mudah melepaskan ion fluor bebas
Penggunaan Fluor secara Lokal
Fluor yang diberikan secara lokal dapat mencapai permukaan email secara langsung tanpa
melalui pencernaan. Pemberian fluor secara lokal hanya mempunyai efek pada gigi yang
sudah erupsi. Contoh pemberian fluor secara lokal :
1. Swa-aplikasi atau brush in atau pada saat sikat gigi
Bahan yang dipakai adalah pasta fluor, misalnya natrium fluoride atau stannous
fluoride. Ada 2 macam pasta fluor, yaitu :
a. Pasta fluor dengan konsentrasi fluor rendah (0,4%) dapat dipakai untuk setiap hari
b. Pasta fluor dengan konsentrasi (10%) dapat dipakai 1 atau 2 atau 4 bulan sekali
2. Kumur-kumur
Bahan yang dipakai adalah tablet NaF yang dilarutkan dalam 10 cc air sehingga
didapat fluor dengan konsentrasi 0,2%. Kumur dengan larutan NaF selama kurang
lebih 3 menit. Obat kumur tidak boleh digunakan untuk anak usia kurang dari 6 tahun
karena ada kemungkinan anak-anak pada usia ini akan menelannya.
3. Gel atau foam
Pengaplikasian gel atau foam yang berfluoride dilakukan oleh dokter gigi. Caranya
yaitu gel atau foam diaplikasikan pada mouth tray kemudian mouth tray ini digigit.
Aplikasi ini biasanya memakan waktu 4 menit. Pasien tidak boleh berkumur, makan,
merokok ataupun minum setidaknya 30 menit setelah pengaplikasian ini
Sumber : Putri, Megananda Hiranya, Eliza Herijulianti, Neneng Nurjannah.2008.Ilmu
Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi.Jakarta:EGC