136
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA JANDA CERAI MATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Dyah Ayu Sekar Ambarini NIM : 149114081 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA …repository.usd.ac.id/32992/2/149114081_full.pdf · 2019. 1. 29. · DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... Tabel 20. Hasil uji normalitas

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    20

Embed Size (px)

Citation preview

  • HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

    RESILIENSI PADA JANDA CERAI MATI

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

    guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    Oleh:

    Dyah Ayu Sekar Ambarini

    NIM : 149114081

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTTO

    “If you can’t fly, then run. If you can’t run, then walk. If you can’t walk, then

    crawl. But whatever you do, you have to keep moving forward” – Martin Luther

    King Jr.

    “Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan

    kebimbangan. Sedangkan teman yang paling setia yaitu keberanian dan

    keyakinan yang teguh” – Andrew Jackson

    “Bermimpilah untuk sukses dan tetap berusahalah untuk mewujudkannya”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Karya ini saya persembahkan kepada:

    Allah SWT yang telah memberikan saya kekuatan, kemudahan, kesehatan,

    kelancaran dan karuniaNya sehingga saya bisa menyelesaikan karya ini.

    Keluarga yang saya hormati dan cintai, yaitu Bapak Ambardi, Ibu Marsini, Hanif

    Atha Ammar yang telah memberi saya cinta, dukungan dan doa mereka untuk

    saya.

    Ibu Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. yang selalu membantu saya dan

    meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada saya agar saya dapat

    menyelesaikan karya ini dengan target yang sudah saya tentukan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

    RESILIENSI PADA JANDA CERAI MATI

    Dyah Ayu Sekar ambarini

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial

    dan resiliensi pada janda cerai mati. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat

    hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dan resiliensi pada

    janda cerai mati. Subjek dalam penelitian ini adalah janda yang suaminya telah

    meninggal dan memiliki anak dengan jumlah 120 subjek. Alat pengumpulan data

    dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial dan skala resiliensi. Skala

    dukungan sosial terdiri dari 36 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.964

    dan skala resiliensi terdiri dari 28 item dengan koefisien reliabilitas yang dimiliki

    yaitu 0.953. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi

    Spearman’s Rho dikarenakan sebaran data pada kedua skala dalam penelitian ini

    bersifat tidak normal (skala dukungan sosial dan skala resiliensi). Selain itu,

    penelitian ini menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0.788 dengan nilai

    signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

    hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dan resiliensi pada

    janda cerai mati. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang

    diterima oleh janda, maka semakin tinggi pula resiliensi yang dimiliki oleh janda.

    Begitu juga sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diterima oleh

    janda, maka kan semakin rendah pula resiliensi yang dimiliki oleh janda.

    Kata kunci: dukungan sosial, resiliensi, janda cerai mati.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    THE CORELLATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND RESILIENCE

    OF WIDOWHOOD

    Dyah Ayu Sekar Ambarini

    ABSTRAK

    This research was intended to investigate the correlation between social

    support and resilience on widows. The hypothesis in this research said that there

    was a positive and significant correlation bertween social support and resilience

    on widows. Subjects in this research were 120 widows. There were two

    instrumenst in this research namely social support scale and resilience scale. The

    social support scale had 36 items with 0.964 of reliability coefficient and the

    resilience scale had 28 items with 0.953 of reliability coefficient. The data

    analysis technique in this research used Spearman’s Rho correlation test because

    the distribution of social support scale and the distribution of resilience scale

    were not normal. Then, this research produced r = 0.788 of correlation value and

    0.000 or p < 0.05 significance value. The result in this research showed that there

    was a positive and significant correlation between social support and resilience

    on widows. It meant that the higher social support which was received by widows,

    the higher resilience they had. Otherwise, the lower social support was received

    by widows, the lower resilience they had.

    Keywords: Social support, resilience, widows.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

    memberikan rahmat, kasih sayang dan karuniaNya kepada penulis, sehingga

    penulis mampu menyelesaikan karya skripsi ini dengan baik. Selanjutnya, tidak

    lupa juga penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang

    terlibat dalam memberikan penulis bantuan dan dukungan untuk menyelesaikan

    karya ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma.

    2. Ibu Monica Eviandaru M., M.App., Ph.D selaku Ketua Program Studi

    Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

    3. Ibu Maria Laksmi Anantasari M.Si. selaku Dosen Pembimbing

    Akademik yang telah bersedia membantu dalam memberikan

    masukan, kritik serta saran yang berkaitan dengan mata kuliah dan

    skripsi selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma.

    4. Ibu Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing

    Skripsi yang selalu membantu dan meluangkan waktunya untuk

    memberikan bimbingan, masukan, saran serta arahan bagi penulis

    dalam proses penyelesaian karya skripsi ini. Terima kasih penulis

    ucapkan karena telah memberikan pelajaran berharga tidak hanya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    mengenai penulisan skripsi tetapi juga mengajarkan banyak nilai-nilai

    kehidupan.

    5. Bapak Ambardi dan Ibu Marsini selaku orangtua dari penulis yang

    selalu memberikan dukungan baik berupa dukungan emosional

    maupun dukungan materiil untuk penulis serta memberikan arahan dan

    kasih sayangnya agar penulis dapat cepat menyelesaikan pendidikan

    hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikannya. Penulis berharap

    untuk ke depannya, orangtua akan selalu tetap memberikan

    dukungannya dan kasih sayangnya kepada penulis.

    6. Hanif Atha Ammar selaku adik dari penulis. Terima kasih atas

    dukungan, kasih sayang dan semangat yang diberikan iuntuk penulis

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    7. Fiyogananto Primatmojo, terima kasih untuk selama ini selalu

    membantu, mendoakan, memberi semangat, menemani, meluangkan

    banyak waktunya, tenaga, perhatian dan kasih sayangnya guna

    mendukung penulis agar segera menyelesaikan penulisan skripsi.

    Makasih yaaaa, walaupun sering berantem tapi aku padamu

    8. Bapak Opik, selaku pengurus Komunitas Pengajian Ummu Salamah.

    Terima kasih telah membantu penulis dalam proses penyelesaian

    skripsi dan dalam proses pengambilan data.

    9. Kepada Pendeta Gunawan, Ibu Sulinah, Ibu Dewi, dan semua

    pengurus dari GKJ Sarimulyo. Terimakasih atas bantuan, waktu dan

    saran yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    10. Seluruh anggota Pengajian Ummu Salamah dan seluruh anggota

    Komunitas Gereja di GKJ Sarimulyo. Terima kasih atas bantuan dalam

    kesediaannya dalam mengisi skala penelitian.

    11. Teman-teman “KONCO KESEL” yakni Carys, Nungky, Dwina, Ana,

    Mega, Sekar, Joste terima kasih telah memberikan perhatian,

    semangat, hiburan, perjuangan dan kesabarannya untuk penulis.

    Semoga kita awet yaa, kalian terbaekk!

    12. Teman sejak SMA yakni Alyssa Bella, Anita, Deta, Esty, dan Martha

    terimakasih selalu ada untuk penulis dan selalu memberi semangat

    serta perhatiannya kepada penulis. Secara tidak langsung kalian adalah

    motivasi penulis untuk segera menyusul kalian lulus.

    13. Teman sejak SMP yaitu Dina Novitasari, terima kasih sudah

    memberikan semangat dan motivasi untuk segera lulus serta

    menghibur penulis ketika sedang pusing skripsi.

    14. Teman-teman Psikologi Kelas D 2014, terima kasih untuk

    dinamikanya selama 4 tahun ini. Sangat senang bisa menjadi bagian

    dari kalian. See you on top, gaes!

    15. Teman-teman bimbingan Bu Diana, yaitu Dwina, Joste, Kevin, Vanny,

    Intan, Wulan, Linda, Vina dan Dea terimakasih atas dinamikanya

    selama bimbingan. Terimakasih juga atas segala semangat yang telah

    diberikan kepada penulis. Semoga kalian juga segera menyusul, ayo

    semangat!!

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii

    HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

    ABSTRAK ............................................................................................................ vii

    ABSTRACT ......................................................................................................... viii

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. ix

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xx

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

    A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 10

    1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 10

    2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 11

    A. Resiliensi....................................................................................................... 11

    B. Dukungan Sosial ........................................................................................... 17

    C. Janda ............................................................................................................. 23

    D. Dinamika Hubungan antara Dukungan Sosial dan Resiliensi ...................... 26

    E. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 32

    F. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 33

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 34

    A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 34

    B. Variabel Penelitian........................................................................................ 35

    C. Definisi Operasional ..................................................................................... 35

    1. Resiliensi .................................................................................................. 35

    2. Dukungan Sosial ...................................................................................... 36

    D. Subjek Penelitian .......................................................................................... 36

    E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................................ 37

    1. Resiliensi .................................................................................................. 38

    2. Dukungan Sosial ...................................................................................... 38

    F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............................................................. 39

    1. Validitas Alat Ukur .................................................................................. 39

    2. Seleksi Item .............................................................................................. 41

    3. Reliabilitas Alat Ukur .............................................................................. 47

    G. Metode Analisis Data ................................................................................... 49

    1. Uji Asumsi Data Penelitian ...................................................................... 49

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    2. Uji Hipotesis ............................................................................................ 50

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 52

    A. Pelaksanaan Penelitian.................................................................................. 52

    B. Deskripsi Subjek Penelitian .......................................................................... 53

    C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................. 54

    D. Analisis Data Penelitian ................................................................................ 61

    1. Uji Asumsi ............................................................................................... 61

    2. Uji Hipotesis ............................................................................................ 64

    E. Analisis Tambahan ....................................................................................... 66

    F. Pembahasan .................................................................................................. 70

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 74

    A. Kesimpulan ................................................................................................... 74

    B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 74

    C. Saran ............................................................................................................. 75

    1. Bagi Subjek .............................................................................................. 75

    2. Bagi Keluarga inti/besar dan orang terdekat ........................................... 75

    3. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................................... 75

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 77

    LAMPIRAN ........................................................................................................... 83

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Penilaian skala Likert ............................................................................... 37

    Tabel 2. Blueprint skala resiliensi sebelum tryout ................................................. 38

    Tabel 3. Blueprint skala dukungan sosial sebelum tryout...................................... 39

    Tabel 4. Sebaran Item resiliensi setelah tryout ...................................................... 43

    Tabel 5. Sebaran Item resiliensi sesudah dilakukan penguguran manual .............. 45

    Tabel 6. Sebaran Item dukungan sosial setelah tryout ........................................... 46

    Tabel 7. Sebaran Item dukungan sosial sesudah dilakukan penguguran manual .. 47

    Tabel 8. Deskripsi subjek berdasarkan usia ........................................................... 53

    Tabel 9. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan status pekerjaan ....................... 53

    Tabel 10. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan rentang waktu menjanda

    ........................................................................................................ ………………54

    Tabel 11. Deskripsi data empiris skala resiliensi .................................................. 56

    Tabel 12. Hasil uji beda antara mean empiris dan mean teoritis skala resiliensi ... 56

    Tabel 13. Deskripsi rumus penggolongan variabel berdasarkan standar pembagian

    kategori ................................................................................................................... 57

    Tabel 14. Deskripsi Kategorisasi Skala resiliensi .................................................. 57

    Tabel 15. Deskripsi data empiris skala dukungan sosial ....................................... 58

    Tabel 16. Hasil uji beda antara mean teoritik dan mean empiris skala dukungan

    sosial ....................................................................................................................... 59

    Tabel 17. Deskripsi rumus penggolongan variabel berdasarkan standar pembagian

    kategori ................................................................................................................... 60

    Tabel 18. Deskripsi kategorisasi skala dukungan sosial ........................................ 61

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    Tabel 19. Deskripsi data keseluruhan skala dukungan sosial dan resiliensi .......... 61

    Tabel 20. Hasil uji normalitas dukungan sosial dan resiliensi ............................... 62

    Tabel 21. Hasil uji linearitas antara dukungan sosial dan resiliensi ..................... 63

    Tabel 22. Hasil uji hipotesis Spearman’s Rho Correlations .................................. 65

    Tabel 23. Tabel deskripsi tingkat korelasi dan kekuatan hubungan ...................... 65

    Tabel 24. Hasil uji beda resiliensi berdasarkan status bekerja ............................... 68

    Tabel 25. Hasil uji beda resiliensi berdasarkan lama menjanda ............................ 70

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kerangka Berpikir ................................................................................ 32

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Skala Penelitian .................................................................................. 85

    Lampiran 2 Reliabilitas dan Korelasi Item Total Skala Resiliensi ........................ 99

    Lampiran 3 Reliabilitas dan Korelasi Item Total Skala Dukungan Sosial........... 103

    Lampiran 4 Data Empiris Skala Penelitian .......................................................... 107

    Lampiran 5 Uji Normalitas .................................................................................. 108

    Lampiran 6 Uji Linearitas .................................................................................... 109

    Lampiran 7 Uji Korelasi Spearman’s Rho ........................................................... 109

    Lampiran 8 Analisis Tambahan ........................................................................... 110

    Lampiran 9 IVI-I & IVI-R Skala Penelitian ........................................................ 112

    Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 115

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pernikahan merupakan sebuah ikatan yang dilakukan secara sah antara

    pria dan wanita sesuai dengan peraturan-peraturan negara yang berlaku

    (Walgito, 2002). Menurut Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

    tentang Perkawinan, pernikahan didefinisikan sebagai ikatan lahir batin

    antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai isteri dengan tujuan

    membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia kekal berdasarkan

    Ketuhanan Yang Maha Esa. Suatu pernikahan dianggap ideal jika dapat

    memberikan keintiman, komitmen, pertemanan, kasih sayang, pemenuhan

    kebutuhan seksual, kebersamaan, perkembangan emosional, dan harga diri

    bagi seseorang (Papalia, Olds, & Feldmann, 2009).

    Akan tetapi, kebahagiaan atas suatu pernikahan akan terhenti saat salah

    satu dari pasangannya harus kembali menghadap Tuhan (Mardhika, 2013).

    Menurut Atkinson, Atkinson dan Hilgrad (dalam Sawitri, 2007) kematian dari

    salah satu pasangan, akan memunculkan nilai perubahan kehidupan yang

    paling tinggi dibandingkan dengan peristiwa lain yang terjadi dalam

    kehidupan seseorang yang ditinggalkan. Dalam Papalia, Olds, dan Feldman

    (2009) dijelaskan bahwa kehilangan seseorang karena terjadinya kematian

    dapat membawa perubahan status dan peran dari seseorang yang

    ditinggalkan. Kehilangan (loss) merupakan pengalaman yang akan terjadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    sepanjang kehidupan manusia yang akan terus dialami kembali walaupun

    dalam bentuk yang berbeda (Shear & Shair, 2005). Setelah terjadinya

    kehilangan, individu akan merasakan keadaan berduka yang merupakan

    respon normal akibat mengalami kehilangan (Shear & Shair, 2005).

    Kehilangan pasangan yang disebabkan karena kematian merupakan suatu

    peristiwa yang dapat menimbulkan stres (Aprilia, 2013).

    Menurut Berk (2012), individu yang harus mengatur ulang hidup,

    identitas dan status mereka dengan meninggalkan identitas atau atribut dari

    pasangannya yang sudah meninggal disebut kondisi menjanda atau menduda.

    Menurut Badan Pusat Statistik tentang kependudukan terdapat dua kategori

    janda atau duda, yaitu cerai mati dan cerai hidup. Cerai hidup didefinisikan

    sebagai status dari seseorang yang telah hidup secara terpisah dengan suami

    atau istrinya karena bercerai. Sedangkan cerai mati merupakan status bagi

    seseorang yang telah hidup terpisah dengan suami atau istrinya karena

    meninggal dunia (Badan Pusat Statistik, 2015).

    Menurut laporan Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis

    Komunitas-Perempuan Kepala Keluarga (SPKBK-PEKKA) pada tahun 2011-

    2012 total keluarga mencapai 89.960 dan keluarga yang dikepalai oleh

    perempuan (KKP) mencapai 15.644 keluarga. Berdasarkan data Dinas

    Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) jumlah janda yang tercatat

    hingga Juni 2016 mencapai 17.419 jiwa dengan jumlah janda yang

    mengalami cerai mati mencapai 12.626 jiwa (Mardani, 2017). Sedangkan

    menurut Tantan Hadiansyah selaku Kepala Bidang Pengelolaan Informasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data Disdukcapil jumlah laki-

    laki dengan status duda akibat cerai hidup mencapai 1.845 jiwa sedangkan

    akibat cerai mati mencapai 2.142 jiwa (JawaPos, 2017). Hal tersebut

    menunjukkan bahwa populasi janda memiliki jumlah yang lebih banyak

    dibandingkan dengan jumlah duda walaupun setiap tahunnya selalu

    meningkat (JawaPos, 2017).

    Akan tetapi pada pria biasanya status menduda tidak berlangsung lama

    karena adanya keterbatasan untuk merawat dirinya sehingga membuat duda

    memilih untuk menikah kembali (Desiningrum, 2015). Sedangkan bagi janda,

    kehilangan suami menjadi fenomena yang traumatik dan menyedihkan bagi

    sebagian wanita karena untuk menjalani kehidupan sebagai orangtua tunggal

    merupakan hal yang tidak mudah dan berat (Aprilia, 2013). Menurut

    Perlmutter dan Hall (dalam Aprilia, 2013) berperan sebagai orangtua tunggal

    bagi wanita akan membuatnya mengalami perubahan yang dapat

    menimbulkan masalah karena seseorang yang seharusnya hanya berperan

    sebagai ibu saja pada akhirnya harus berperan ganda. Keadaan menjanda bagi

    wanita dengan usia lansia akan mengalami permasalahan yaitu menurunnya

    kesehatan dan fisiknya serta memiliki persaaan kesepian (Desiningrum,

    2015). Selain itu, menurut Jahja (2011) terdapat masalah umum pada masa

    menjanda, yakni masalah keuangan, masalah sosial, masalah keluarga,

    masalah praktis, masalah seksual, dan masalah tempat tinggal.

    Permasalahan spesifik yang terjadi pada janda yang ditinggal mati oleh

    suaminya antara lain mereka mengalami kesedihan yang mendalam akibat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    kepergian dari suami yang tidak terduga, kehilangan peran suami, kesulitan

    dalam mengurus anak dan permasalahan ekonomi dalam kehidupan sehari-

    hari (Mardhika, 2013). Perubahan status menjadi seorang janda juga

    menyebabkan permasalahan bagi wanita dalam lingkungan sosialnya

    (Fernandez & Soedagijono, 2018). Menjadi janda juga menimbulkan masalah

    pada kesehatan baik fisik maupun mentalnya (Hendrickson et al., 2018).

    Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 2 Februari 2018 di

    Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta oleh salah satu subjek dengan

    inisial YR permasalahan mengenai anggapan atau persepsi negatif tentang

    status janda masih sering terdengar direndahkan. Beberapa orang di

    lingkungannya janda sering kali dianggap lemah dan serba kekurangan.

    Selain itu, subjek juga menganggap bahwa latar belakang pendidikan menjadi

    salah satu permasalahan pada janda. Seorang janda dengan latar belakang

    pendidikan yang tinggi akan mudah mendapatkan pekerjaan, sedangkan bagi

    yang memiliki latar belakang rendah akan kesulitan dalam mencari

    penghasilan.

    Di Indonesia, fenomena yang berkaitan dengan permasalahan janda

    juga masih tergolong banyak seperti yang dilansir dalam Tribunnews (2016)

    bahwa seorang janda 26 tahun yang ditinggal meninggal oleh suaminya

    cenderung mengalami stress dan lebih memilih untuk melakukan hal negatif

    yaitu memakai narkoba untuk menghilangkan stres dan beban hidup yang

    membuatnya kesulitan tidur. Kemudian, terdapat contoh lain dari

    permasalahan janda terkait dengan kesulitan ekonomi seperti dilansir dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    TribunJambi (2018) yang mana seorang janda 53 tahun dengan 5 anak yang

    ditinggal suaminya meninggal dunia memilih nekat menjual ganja untuk

    membiayai hidupnya sehari-hari dan membayar hutang sebanyak 12 juta.

    Selain itu, terdapat permasalahan janda di lingkungan sosialnya yaitu status

    sebagai janda masih dipandang dengan sebelah mata, seolah-olah kehadiran

    janda masih sulit diterima di tengah-tengah masyarakat bahkan banyak dari

    masyarakat yang menganggap janda sebagai suatu aib, sering disudutkan,

    disalahkan bahkan status janda sering dijadikan lelucon (Bernas.id, 2017).

    Banyaknya masalah yang muncul selama menjadi seorang wanita

    dengan peran orangtua tunggal membutuhkan penyesuaian diri untuk

    menghadapi banyaknya perubahan (Aprilia, 2013). Janda juga memerlukan

    kemampuan diri agar dapat menghadapi tekanan-tekanan maupun

    permasalahan hidup agar dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik

    (Naufaliasari & Andriani, 2006). Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan

    kemampuan resiliensi pada wanita yang kehilangan suaminya akibat

    meninggal dunia (Fernandez & Soedagijono, 2018). Kemampuan atau

    kapasitas yang dimiliki seseorang, kelompok atau masyarakat untuk

    menghadapi, mencegah, meminimalkan dan menghilangkan dampak-dampak

    yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan atau

    mengubah kondisi kehidupan yang menyedihkan menjadi suatu hal yang

    wajar untuk diatasi yang disebut kemampuan resiliensi (Desmita, 2007).

    Resiliensi yaitu kemampuan yang dimiliki individu untuk mengatasi

    kesulitan dan melanjutkan perkembangannya seperti semula (Ungar, 2006).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Menurut Sagor (dalam Patilima, 2015) resiliensi adalah kumpulan atribut dari

    seorang individu berupa kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi

    hambatan besar dalam kehidupannya. Pada kenyataannya, penelitian yang

    memfokuskan pada resiliensi khususnya pada janda masih terbilang minim

    (Bennett, 2010). Selain itu, Bennett (2010) juga menyatakan bahwa masih

    terdapat janda yang memiliki tingkat resiliensi rendah semenjak

    meninggalnya sang suami atau pasangannya.

    Menurut Resnick, Gwyther dan Roberto (2011) terdapat beberapa

    faktor yang mempengaruhi resiliensi pada seseorang yaitu self-esteem,

    spiritualitas, emosi positif dan salah satu sumber yang menjadi fokus

    penelitian ini yaitu berhubungan dengan dukungan sosial yang diberikan

    lingkungan untuk dirinya. Menurut Grotberg (dalam Patilima, 2015) kualitas

    resiliensi yang dimiliki pada setiap orang tidak sama dikarenakan hal tersebut

    ditentukan oleh salah satu faktornya yaitu seberapa besar dukungan sosial

    dalam pembentukan resiliensi seseorang tersebut. Menurut Gollieb (dalam

    Smet, 1994) dukungan sosial adalah informasi verbal atau non verbal serta

    bantuan yang nyata atau perilaku yang diberikan dari orang-orang di sekitar

    subjek di dalam lingkungan sosialnya baik berupa kehadiran atau hal-hal

    yang memberi kekuatan emosional yang dapat mempengaruhi perilaku

    subjek.

    Young (2006) mengatakan dukungan sosial terdapat dua bentuk yaitu

    dukungan sosial yang dirasakan atau diterima oleh individu (received

    support) dan dukungan yang dipersepsikan (perceived support). Penelitian ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    berfokus pada received support yang mana dukungan sosial dilakukan dengan

    menghitung berdasarkan bentuk atau jumlah dukungan sosial yang diberikan

    oleh orang lain. Dukungan sosial yang diterima oleh individu dapat berasal

    dari keluarga, teman, rekan kerja, komunitas atau organisasi yang diikuti

    (Sarafino, 2008).

    Sumber lain dari dukungan sosial yang terpenting yaitu berasal dari

    dukungan anak karena bagi seorang janda anak merupakan motivasi penting

    untuk dapat menjadi kuat dan bersemangat dalam menghadapi permasalahan

    (Hendrickson, Kim, Tol, Shrestha, Kafle, Luitel, Thapa, & Surkan, 2018).

    Seorang janda memiliki keinginan kuat untuk mampu memberikan masa

    depan yang terbaik bagi anak-anaknya sehingga anak merupakan kekuatan

    seorang janda dalam menghadapi tekanannya dan tidak akan mempengaruhi

    tekadnya dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya (Aprilia, 2013). Pada

    umumnya yang terjadi pada lansia janda, anak-anak cenderung sudah mandiri

    dan berumah tangga sehingga rumah terasa sepi dan janda harus mampu

    mengatasi masalah ekonomi dan sosialnya secara mandiri (Desiningrum,

    2015). Selain itu, bentuk dari dukungan sosial yang dilakukan dengan cara

    menjalin hubungan dengan orang lain dan terlibat dengan lingkungan sosial

    merupakan faktor penting terkait tingkat keberhasilan seseorang dalam

    mencapai resiliensi (Hendrickson et. al., 2018).

    Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa ketika dukungan

    sosial yang diterima memadai, melalui ikatan sosial yang dijalin dengan

    orang lain maka akan mempengaruhi kehidupan janda (Hendrickson et. al.,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    2018). Hingga pada akhirnya, janda yang mampu beresiliensi akan mampu

    menemukan jalan untuk menempuh kehidupannya sehari-hari tanpa adanya

    suami (Hahn, 2011). Akan tetapi pada kenyataannya, Aprilia (2013)

    mengatakan bahwa pada umumnya beberapa janda mengatakan bahwa

    dukungan sosial yang mereka terima masih sangat minim dan terbatas

    dikarenakan adanya isolasi sosial terkait dengan anggapan miring mengenai

    statusnya sebagai janda.

    Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Prastitis (2015)

    menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki korelasi yang positif dengan

    resiliensi yang mana apabila dukungan sosial tinggi maka resiliensi juga

    cenderung tinggi, dan sebaliknya jika dukungan sosial rendah maka resiliensi

    juga rendah. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Tampi, Kumaat

    dan Masi (2013) memperoleh hasil bahwa dukungan sosial memiliki

    hubungan positif dan signifikan terhadap tingkat resiliensi seseorang.

    Akan tetapi dalam sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh Diaz

    (2012) terkait hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi memiliki

    perbedaan hasil dan bertolak belakang dengan kedua penelitian di atas, yaitu

    penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang

    signifikan antara hubungan dukungan sosial dengan resiliensi pada seseorang.

    Diaz (2012) berasumsi bahwa kemampuan resiliensi tidak selalu dipengaruhi

    oleh dukungan sosial yang diterima melainkan adanya faktor lain yang juga

    mempengaruhi tingkat resiliensi seseorang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Berdasarkan perbedaan hasil di atas, maka peneliti membuat penelitian

    ini guna ingin menguji kembali mengenai hubungan antara dukungan sosial

    dengan resiliensi dengan subjek janda. Penelitian yang dilakukan ini

    dikhususkan bagi perempuan yang ditinggalkan oleh pasangannya akibat

    kematian, yang mana seorang janda yang ditinggal meninggal oleh

    pasangannya akan memiliki resiko lebih besar secara psikologis (Andriani &

    Naufaliasari, 2013) serta beberapa hal yang dialami oleh janda bahwa

    dukungan sosial yang mereka terima masih tergolong terbatas dikarenakan

    adanya isolasi sosial dan anggapan miring mengenai statusnya sebagai janda

    (Aprilia, 2013).

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan

    antara dukungan sosial dengan tingkat resiliensi pada janda yang ditinggal

    meninggal oleh suami?”

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara

    dukungan sosial dengan resiliensi pada janda yang ditinggal mati oleh suami.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang terkandung dalam penelitan ini mencakup dua macam:

    1. Manfaat teoretis

    Penelitian ini dapat memberikan sumbangan berupa wawasan atau

    pengetahuan mengenai hubungan dukungan sosial dan resiliensi pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    janda yang ditinggal mati oleh suami di bidang psikologi khususnya

    perkembangan dan sosial.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi lingkungan sekitar

    Penelitian ini secara praktis diharapkan mampu memberikan evaluasi

    bagi orang-orang terdekat janda terkait dukungan sosial yang

    diberikan memiliki hubungan dengan tingkat resiliensi yang dimiliki

    oleh janda.

    b. Bagi janda

    Penelitian ini diharapkan mampu menjadi evaluasi bagi janda terkait

    pentingnya dukungan sosial agar janda dapat mencapai resiliensi dan

    berguna bagi janda dalam mencari dukungan sosial dari lingkungan

    terdekatnya agar mampu mencapai kemampuan resiliensi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Resiliensi

    1. Pengertian Resiliensi

    Desmita (2007) mengatakan bahwa resiliensi merupakan

    kemampuan yang dimiliki seseorang, kelompok atau pihak masyarakat

    dalam menghadapi, mencegah, dan menghilangkan dampak negatif dari

    situasi yang tidak menyenangkan serta mengubah sesuatu yang sulit

    menjadi sesuatu yang wajar untuk diatasi. Menurut Werner (dalam

    Desmita, 2007) resiliensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan

    individu untuk kembali mencapai keberhasilannya dalam beradaptasi dari

    kesulitan dengan mengembangkan kemampuan sosial, pendidikan dan

    kejuruannya untuk menghadapi stres.

    Rutter (dalam Kalil, 2003) mengatakan bahwa resiliensi merupakan

    hasil dari keberhasilan mengatasi resiko dalam hidupnya, bukan

    penghindaran akan resiko atau bahaya. Menurut Reich, John, Zautra,

    Alex dan Hall (2010) resiliensi didefinisikan sebagai hasil keberhasilan

    dari adaptasi seseorang terhadap kesulitan yang dihadapi. Resiliensi juga

    berfokus pada kemampuan seseorang untuk bangkit atau pulih dari

    keadaan stres, sehingga membuat individu mampu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    mengembalikan keseimbangan dan memulihkan keadaan mentalnya

    seperti semula dengan cepat (Reich et al., 2010).

    Penelitian ini mengacu pada konsep dari Reivich dan Shatte (dalam

    Jackson & Chris, 2004) mengatakan bahwa reseliensi merupakan

    kemampuan seseorang untuk bertahan dan beradaptasi terhadap suatu

    tekanan yang sulit. Reivich and Shatte juga mengatakan bahwa resiliensi

    bukan hanya membuat seseorang dapat pulih dari suatu kesulitan, tetapi

    resiliensi juga mampu meningkatkan kehidupan seseorang lebih positif

    (Suyasa, 2011). Selain itu, konsep resiliensi dari Reivich dan Shatte dapat

    digunakan karena dapat memperlihatkan tingkat resiliensi yang dimiliki

    oleh seseorang (Jackson & Chris, 2004).

    2. Aspek-aspek Resiliensi

    Menurut Reivich dan Shatte (dalam Jackson & Chris, 2004),

    terdapat tujuh aspek kemampuan dalam resiliensi. Aspek-aspek

    kemampuan resiliensi yang dikembangkan oleh Reivich dan Shatte

    mampu digunakan untuk melihat tingkat resiliensi pada individu

    (Jackson & Chris, 2004; Taufiq, Susanty, Titi, & Nurlina, 2014) dan

    berfungsi sebagai kunci untuk mengembangkan dan membangun

    resiliensi pada tingkat individu maupun organisasi atau kelompok, serta

    aspek-aspek resiliensi dilihat secara keseluruhan bukan per masing-

    masing aspek (Jackson & Chris, 2004). Tujuh aspek tersebut yaitu:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    a. Regulasi Emosi (Emotion Regulation)

    Dalam regulasi emosi, kemampuan resiliensi dianggap sebagai

    kemampuan untuk tetap tenang ketika berada dalam kondisi yang

    tertekan sehingga seseorang yang resilien menggunakan

    kemampuannya untuk mengontrol/mengelola emosi dan perilakunya.

    b. Pengendalian Impuls (Impuls Control)

    Kontrol impuls merupakan kemampuan dalam mengontrol

    dorongan-dorongan, keinginan, kesukaran dan tekanan yang ada di

    dalam diri untuk kepuasan dirinya. Individu yang memiliki

    kemampuan dalam mengontrol impulsnya akan mampu mencegah

    kesalahan dalam berpikir, dapat berpikir jernih dan mampu

    memberikan respon yang sesuai dengan permasalahan yang sedang

    dihadapi. Kontrol impuls ini juga berhubungan dengan regulasi

    emosi.

    c. Analisis Kausal (Causal Analysis)

    Kemampuan menganalisis masalah merupakan kemampuan

    individu untuk dengan mudah mengidentifikasi penyebab-penyebab

    dari masalah-masalah yang mereka hadapi secara akurat. Namun,

    apabila seseorang tidak dapat mengidentifikasi masalah dengan

    tepat, maka individu tidak akan dapat menyelesaikan masalahnya

    dengan baik dan cenderung mengulang kesalahan yang sama.

    Seseorang yang dianggap resilien akan mampu berpikir diluar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    kemampuannya untuk dapat mengidentifikasi permasalahan,

    berfokus pada masalah dan menemukan solusi

    d. Efikasi Diri (Self-Efficacy)

    Self-Efficacy merupakan keyakinan individu bahwa dirinya

    dapat menyelesaikan masalahnya secara efektif. Seseorang yang

    memiliki efikasi diri yang tergolong tinggi akan yakin pada

    kemampuannya untuk dapat berhasil dalam mencapai kesuksesannya

    serta memiliki komitmen dalam pemecahan masalahnya dan tidak

    mudah menyerah dalam kegagalan menentukan strategi-strategi

    pemecahan masalahnya.

    e. Optimisme (Realistic Optimism)

    Optimis merupakan kemampuan individu untuk tetep positif

    dalam memandang masa depannya. Individu akan meyakini bahwa

    berbagai hal yang terjadi di dalam dirinya dapat berubah menjadi

    lebih baik, memiliki harapan masa depan dan percaya untuk mampu

    mengontrol atau menangani masalah yang akan muncul di masa

    depan. Individu yang optimis cenderung akan lebih sehat secara

    fisik, dapat berprestasi dengan baik serta dapat lebih produktif dalam

    bekerja.

    f. Empati (Emphaty)

    Empati menggambarkan kemampuan seseorang dalam

    membaca petunjuk dari orang lain yang berkaitan dengan kondisi

    psikologis dan emosionalnya seperti menginterpretasikan perilaku

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    non verbal maupun verbal seseorang guna dapat membangun relasi

    yang lebih baik. Individu yang resilien akan mampu berempati

    dengan membaca tanda-tanda non verbal orang lain dan cenderung

    memiliki hubungan sosial yang positif.

    g. Pencapaian (Reaching Out)

    Pencapaian merupakan kemampuan seseorang untuk

    meningkatkan aspek positif di dalam dirinya yang berkaitan dengan

    keberanian individu untuk mencoba mengatasi masalah ataupun

    berani mengambil resiko dan menganggap masalah sebagai sebuah

    tantangan. Pada akhirnya, resiliensi tidak hanya berfungsi untuk

    mengatasi masalah atau trauma yang berat, akan tetapi berguna

    untuk memperkaya hidup, memperdalam relasi dan menambah

    pengalaman yang baru.

    Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa resiliensi memiliki

    tujuh aspek yaitu regulasi emosi, kontrol impuls, analisis kausal, efikasi

    diri, optimisme, empati dan pencapaian.

    3. Faktor – Faktor Resiliensi

    Menurut Resnick, Gwyther dan Roberto (2011) dalam

    pembentukan resiliensi terdapat empat faktor yang mempengaruhi, antara

    lain:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    a. Self-esteem

    Seseorang yang memiliki self-esteem atau kepercayaan diri

    yang baik, dapat membantunya untuk dapat bangkit dalam

    menghadapi kesengsaraan atau keterpurukan.

    b. Dukungan Sosial (Social Support)

    Resiliensi berhubungan dengan dukungan sosial dimana dalam

    menghadapi kesulitan atau kesengsaraan dibutuhkan dukungan atau

    support dari lingkungan sekitarnya untuk dapat meningkatkan

    resiliensi dalam menyelesaikan masalah serta dapat bangkit dari

    keterpurukan yang dialami seseorang. Selain itu, menurut

    Hendrickson et. al. (2018) dukungan sosial merupakan faktor

    penting yang dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam

    mencapai resiliensi.

    c. Spiritualitas

    Faktor lain yang dapat mempengaruhi bahkan meningkatkan

    resiliensi yaitu spiritualitas. Pada faktor ini, manusia cenderung

    memandang dan mempercayai bahwa ketika seseorang mengalami

    kesulitan, ia akan selalu ditolong oleh Tuhan sehingga seseorang

    merasa mampu untuk menyelesaikan segala kesulitannya atau

    kesengsaraannya.

    d. Emosi Positif

    Faktor penting lainnya yang dapat mempengaruhi

    pembentukan resiliensi pada seorang individu yaitu emosi positif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Seseorang yang sedang menghadapi situasi sulit atau kritis sangat

    membutuhkan emosi positif karena dengan memiliki emosi positif

    seseorang dapat mengurangi tekanan atau stres secara lebih efektif.

    Selain itu, dengan adanya rasa syukur yang baik, seseorang mampu

    mengendalikan emosi negatif dan dapat meningkatkan emosi positif

    dalam menghadapi segala kesulitan akan permasalahan yang ada

    dalam hidupnya.

    B. Dukungan Sosial

    1. Pengertian Dukungan Sosial

    Dukungan sosial (Sarafino, 2008) mengacu pada pemberian

    kenyamanan, kepedulian dan penghargaan serta bantuan yang diterima

    oleh individu dari orang lain atau kelompok dengan merawat, menerima

    dan menghargainya. Santrock (2006) mengatakan bahwa dukungan sosial

    merupakan informasi atau tanggapan dari pihak lain yang disayangi,

    dicintai yang menghargai dan menghormatinya, serta yang memiliki

    hubungan saling bergantung satu sama lain.

    Menurut Rook (dalam Smet, 1994) dukungan sosial merupakan

    salah satu fungsi dari pertalian atau ikatan sosial yang dapat

    menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal

    yang akan melindungi individu dari stres. Menurut Rodin dan Salovey

    (dalam Smet, 1994) penikahan dan keluarga merupakan sumber dari

    dukungan sosial yang paling penting bagi seseorang. Shakespeare-Finch

    dan Obst (2011) mengatakan bahwa dukungan sosial yaitu pemberian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    dukungan yang dapat mempengaruhi kesehatan individu baik secara fisik

    maupun psikologis, baik pada individu maupun kelompok sosial.

    Menurut Schwarzer dan Leppin (dalam Smet, 1994) dukungan

    sosial dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang diberikan

    orang lain kepada individu (perceived support) dan dianggap sebagai

    kognisi individu yang mengacu pada pesepsi terhadap dukungan yang

    diterima (received support). dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada

    dukungan yang diterima oleh individu dari orang lain (perceived

    support). Selain itu, Sarafino (2008) mengatakan bahwa individu yang

    mendapatkan dukungan sosial akan memiliki keyakinan bahwa dirinya

    dicintai, dirawat, dihargai, berharga dan merasa bahwa dirinya

    merupakan bagian yang berarti dari lingkungannya.

    Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan

    sosial merupakan bantuan berupa fisik dan emosional yang diberikan

    oleh lingkungan sekitar terdiri dari keluarga, teman dan orang-orang

    yang terlibat dengan individu sehingga dapat membantu individu agar

    merasa dihargai, dirawat dan dicintai.

    2. Dimensi dari Dukungan Sosial

    Declercq, Vanheule, Markey dan Willemsen (dalam Shakespeare-

    Finch & Obst, 2011) mengemukakan dua dimensi utama dari dukungan

    sosial yang secara konsisten menonjol dan mencakup tipe-tipe dari

    dukungan sosial. Kedua dimensi dari dukungan sosial tersebut yaitu:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    a. Dukungan Emosional (emotional support)

    Dimensi dari dukungan sosial yaitu dukungan emosional

    terdiri atas pengakuan sosial dari orang lain seperti pujian atau

    penghargaan terhadap suatu perilaku yang dilakukan individu serta

    mencakup penguatan sosial seperti rasa empati, kepedulian, percaya,

    penyemangat, penerimaan secara positif dan meyakinkan sebagai

    penilaian terhadap perilaku, penguatan sosial atau aspek dari

    dorongan sosial.

    b. Dukungan Instrumental (instrumental support)

    Dimensi dari dukungan sosial yaitu dukungan instrumental ini

    terdiri dari pemberian informasi atau masukan-masukan serta saran

    atau arahan guna membantu orang lain untuk menyelesaikan

    masalah atau tugas-tugas yang diberikan secara langsung dari

    individu yang bersangkutan. Dukungan instrumental juga merupakan

    dukungan yang diberikan dalam bentuk tenaga, waktu, keterampilan

    atau pengetahuan yang diberikan kepada individu yang bersangkutan

    guna menyelesaikan masalah atau tugas dari individu.

    3. Sumber Dukungan Sosial

    Dukungan sosial dapat diperoleh individu dari berbagai sumber.

    Sarafino (2008) menjelaskan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari

    keluarga, teman, dokter serta komunitas dan organisasi yang terlibat

    dengan individu. Dukungan sosial juga dapat berasal dari lingkungan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    atau tempat kerja yang biasa diberikan oleh supervisor, atasan, maupun

    rekan kerja (Taylor et al., 2006).

    Selain itu, dukungan sosial yang terpenting yaitu berasal dari

    dukungan anak karena bagi seseorang anak merupakan motivasi penting

    untuk dapat menjadi kuat dan bersemangat dalam menghadapi

    permasalahan (Hendrickson, Kim, Tol, Shrestha, Kafle, Luitel, Thapa, &

    Surkan, 2018). Menurut Cohen dan Syrne (dalam Aprilia, 2013)

    dukungan sosial lain juga dapat bersumber dari tempat kerja, keluarga,

    dan teman di lingkungan sekitarnya.

    4. Dampak dari Dukungan Sosial

    Terdapat beberapa dampak dari dukungan sosial meliputi:

    a. Dukungan sosial dapat mengurangi atau mencegah seseorang

    mengalami stres.

    Menurut Sarason, Levine, Basham, dan Sarason (1983)

    gagasan yang mendukung hal tersebut yaitu hubungan yang positif

    dapat menumbuhkan kemandirian dan kegigihan seseorang dalam

    menghadapi tantangan dan rintangan dari masalahnya. Penelitian

    yang dilakukan oleh Turner (dalam Sarafino, 2008) terkait dengan

    dukungan sosial yang dapat mengurangi stres yaitu pengaruh

    dukungan sosial terhadap dua penyebab stres lain: (1) menjadi ibu

    baru dan (2) mengalami gangguan pendengaran pada seseorang di

    masa dewasa. Kedua penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa

    seseorang dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi tidak memiliki

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    tekanan psikologis atau stress dibandingkan dengan seseorang yang

    memiliki tingkat dukungan rendah (Sarafino, 2008).

    Selain itu, terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh

    Fleming, Baum, Gisriel dan Gatchel (dalam Sarafino, 2008) terkait

    dengan pengaruh dukungan sosial terhadap stres yang dialami oleh

    orang-orang memperoleh hasil bahwa penduduk dengan tingkat

    dukungan emosional yang tinggi akan memiliki ketegangan

    psikologis, stress dan gangguan kognitif yang rendah dibandingkan

    penduduk yang memiliki tingkat dukungan emosional rendah.

    b. Dukungan sosial dapat bermanfaat untuk kesehatan seseorang.

    Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dukungan yang

    diberikan orang lain ketika menghadapi efek negatif dari stres yang

    tinggi (Sarafino, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Karlin,

    Brondolo dan Schwart (2003) menemukan bahwa dukungan sosial

    berfungsi dalam menangani stres kerja. Seseorang yang mengalami

    stres kerja jika diberikan dukungan sosial maka akan menghasilkan

    tekanan darah yang rendah. Selain itu, Sarafino (2008) mengatakan

    bahwa pandangan positif yang dimiliki individu dapat bermanfaat

    bagi kesehatan terlepas dari pengalaman stres dan membuat individu

    lebih tahan terhadap penyakit. Seseorang yang memiliki tingkat

    dukungan sosial yang tinggi dapat mendorong orang lain untuk

    menjalani gaya hidup yang lebih sehat dibandingkan seseorang yang

    memiliki dukungan sosial rendah (Sarafino, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    c. Dukungan sosial membuat seseorang memiliki harga diri dan rasa

    dimiliki yang kuat.

    Sarafino (2008) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki

    dukungan sosial tinggi akan memiliki harga diri dan rasa memiliki

    yang kuat. Dalam penelitiannya Sarason, Levine, Basham dan

    Sarason (1983) mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki

    dukungan sosial tinggi lebih sering mengalami pengalaman yang

    lebih positif dalam kehidupannya, memiliki harga diri yang tinggi

    dan cenderung memiliki pandangan hidup yang lebih optimis

    dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki dukungan sosial

    rendah. Orang-orang yang memiliki dukungan sosial yang rendah

    memiliki keterkaitan dengan external locus of control, relatif

    memiliki ketidakpuasan terhadap kehidupannya, dan mengalami

    kesulitan untuk bertahan dalam suatu masalah tanpa menghasilkan

    solusi.

    d. Dukungan sosial dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang

    Dukungan sosial sangat berhubungan dengan kemampuan

    resiliensi yang dimiliki seseorang. Penelitian lain menemukan bahwa

    resiliensi dan dukungan emosional dapat menghasilkan kualitas

    hidup yang tinggi bagi orang dewasa (Resnick et al., 2011). Dalam

    sebuah penelitian yang dilakukan oleh Poindexter dan Shippy (2008)

    terhadap orang dengan HIV di New York menemukan bahwa

    ketersediaan dukungan sosial di kalangan kelompok berkontribusi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    terhadap resiliensi yang dimiliki oleh kelompok (Resnick et al.,

    2011).

    C. Janda

    1. Pengertian Janda

    Single mother atau janda merupakan orangtua tunggal yang terdiri

    dari ibu yang menjalankan tugasnya dengan tanggung jawab penuh dan

    mampu mengurus anak-anaknya dengan berani mengambil segala

    resikonya (Sari, 2015). Menurut Dwiyani (dalam Akmalia, 2013)

    seseorang dikatakan janda atau single mother apabila seorang perempuan

    atau ibu yang mengasuh anak-anaknya secara mandiri tanpa didampingi

    oleh sosok suami atau pasangannya yang disebabkan karena perceraian,

    kematian, tempat tinggal yang terpisah, kehamilan diluar nikah dan

    mengadopsi anak atau mengasuhnya secara mandiri.

    Menurut Balson (dalam Aprilia, 2013) orangtua tunggal yaitu

    orangtua yang dalam menjalankan rumah tangganya hanya sendirian atau

    seorang diri tanpa adanya pasangan yang mendampingi. Berdasarkan

    beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa janda atau single

    mother yaitu seorang sosok ibu yang harus menjalankan tugasnya untuk

    mengurus keluarganya sebagai tanggung jawabnya tanpa didampingi

    oleh suaminya.

    2. Kondisi Psikologis Janda

    Menurut Jahja (2011) terdapat enam permasalahan umum yang

    dialami oleh janda, yaitu masalah ekonomi. Kondisi janda yang ditinggal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    suaminya meninggal mengalami penurunan karena sumber pendapatan

    dari suami terhenti sehingga menyebabkan janda mengalami

    permasalahan keuangan dan mata pencaharian keluarga tidak mencukupi

    untuk memenuhi keperluan keluarganya. Kedua, janda juga mengalami

    permasalahan sosial. Hal tersebut terjadi karena masalah statusnya

    sebagai janda serta sulitnya bergabung ke dalam lingkungan sosial

    masyarakat karena tidak ada yang membantunya dalam mengurus

    kehidupan sehari-hari.

    Ketiga, masalah keluarga karena janda cenderung memiliki peran

    ganda sebagai ayah sekaligus sebagai ibu serta diharuskan dapat

    menyelesaikan barbagai masalah yang ada di dalam keluarga dan dalam

    mengurus anak. Keempat, masalah praktis yang janda alami seperti

    mencoba menghadapi masalah yang ada di rumah dan menjalankan

    rumah tangganya secara mandiri setelah sebelumnya terbiasa dibantu

    oleh suaminya.

    Kelima, masalah seksual karena kesendirian dan rasa frustasi akibat

    tak terpenuhinya seksualitasnya sebab tidak ada lagi suami dan janda

    berusaha menjaga agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang

    menyimpang dalam memenuhi kebutuhan seksualnya. Keenam, masalah

    tempat tinggal di mana seorang janda akan tinggal bergantung pada dua

    kondisi baik pada status ekonomi maupun memiliki seseorang yang dapat

    diajak untuk tinggal bersama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Selain itu, terdapat permasalahan spesifik yang terjadi pada janda

    sepeninggal suaminya yaitu kesedihan yang mendalam dan

    berkepanjangan karena suami meninggal tanpa terduga akan

    mempengaruhi atau mengganggu kehidupannya sehari-hari (American

    Psychiatric Association, 2013 dalam Hendrickson, Kim, Tol, Shrestha,

    Kafle, Luitel, Thapa, dan Surkan, 2018). Menurut Arizmendi (dalam

    Hendrickson et al., 2018).kehilangan pasangan dapat membuat seseorang

    mengalami masalah pada kesehatannya baik secara fisik maupun secara

    mentalnya dan menyandang status sebagai janda memiliki resiko yang

    besar mengalami depresi dan kematian dini dibandingkan dengan wanita

    yang menikah.

    Masalah lain yang dialami oleh mayoritas janda dengan usia muda

    yaitu masih banyak stereotipe yang ditujukan kepada janda yaitu sebagai

    wanita penggoda, genit, atau perusak rumah tangga karena statusnya

    yang tidak memiliki suami dan juga status janda memiliki konotasi lebih

    negatif dibandingkan seseorang dengan status duda (Ulfah, 2017). Selain

    itu, permasalahan yang dialami oleh mayoritas janda dengan usia lansia

    yaitu berkaitan dengan kesehatan dan fisiknya, masalah ekonomi,

    masalah sosial serta memiliki perasaan kesepian dikarenakan kebanyakan

    anak-anaknya sudah mandiri atau berumah tangga sehingga janda harus

    hidup secara mandiri (Desiningrum, 2015).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    D. Dinamika Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Resiliensi pada

    Janda

    Dukungan sosial merupakan pemberian kepedulian, kenyamanan

    maupun bantuan yang diberikan oleh orang lain kepada individu (Sarafino,

    2008). Dukungan sosial juga merupakan faktor terpenting yang dapat

    menentukan keberhasilan janda dalam mencapai resiliensinya (Hendrickson,

    2018). Sumber dari dukungan sosial dapat berasal dari keluarga, teman,

    komunitas maupun organisasi (Sarafino, 2018). Taylor et. al (2006)

    menambahkan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari lingkungan tempat

    kerja seperti supervisor, atasan maupun rekan kerja. selain itu, dukungan lain

    dapat berasal dari dukungan anak agar janda mampu menjadi kuar dan

    bersemangat dalam menjalani kehidupannya (Hendrickson et. al., 2018).

    Dengan adanya dukungan sosial, maka individu akan mampu merasa dicintai,

    dihargai dan diterima oleh lingkungannya sehingga ketika individu memiliki

    kesulitan akan menerima bantuan (Sarafino, 2008).

    Berikut ini akan dijelaskan hubungan dukungan sosial dan resiliensi

    melalui penjabaran beberapa aspek-aspek dari resiliensi. Dukungan sosial

    yang diberikan lingkungan sekitarnya dapat membantu janda dalam

    meningkatkan regulasi emosinya (Eisenberg, Fabes, Guthrie, & Reiser,

    2000). Regulasi emosi merupakan salah satu aspek yang mendukung

    resiliensi seseorang (Reivich dan Shatte, 2002 dalam Jackson & Chris, 2004).

    Regulasi emosi dapat terlihat dari pengendalian diri seseorang sehingga dapat

    mencerminkan keterampilan sosial yang baik dan memiliki dukungan dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    orang lain (Eisenberg et al., 2000). Seseorang yang memiliki tingkat regulasi

    emosi yang tinggi akan dapat meredam emosinya dan mengelola emosi

    negatifnya ketika menghadapi pengalaman yang buruk (Wills & Bantum,

    2012).

    Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seseorang

    yang mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya maka orang

    tersebut dapat meregulasi emosinya sehingga dapat mencapai resiliensi. Pada

    konteks penelitian ini, seorang janda dapat dikatakan resiliensi jika bersikap

    tetap tenang serta dapat mengontrol emosi ketika menghadapi berbagai

    persoalan karena memiliki kemampuan meregulasi emosi (Reivich & Shatte,

    2002 dalam Smith, 2013). Sebaliknya, jika dukungan sosial yang diterima

    oleh individu rendah, maka individu akan kesulitan dalam meregulasi dan

    mengontrol emosinya dalam mencapai kemampuan resiliensinya (Reivich &

    Shatte, 2002 dalam Smith, 2013).

    Aspek lain dari resiliensi yaitu kontrol terhadap impuls. Dukungan

    sosial yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya dapat bermanfaat untuk

    mengontrol perilaku, emosi atau dorongan-dorongan seseorang ketika

    mengalami banyak tekanan dan ketika individu merasa terancam sehingga

    membuat individu terhindar dari stres atau depresi (Cai, Pan, Zhang, Cun,

    Dong, Deng, 2017). Selain itu, individu yang memiliki resiliensi tinggi akan

    mampu mengesampingkan dorongan-dorongan atau keinginan khusus untuk

    melakukan suatu tindakan tertentu (Morrison & Pidgeon, 2017). Hal tersebut

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    membuktikan bahwa individu yang mendapat dukungan sosial maka individu

    tersebut memiliki kontrol terhadap impuls sehingga dapat menjadi resilien.

    Dalam konteks ini, seorang janda yang dapat mengontrol perilaku atau

    dorongan-dorongan atas keinginannya dapat meningkatkan kemampuan

    resiliensinya untuk melindungi dirinya dari dampak negatif stres (Garnefski

    & Kraaji., 2006; Jinyao, Y, et. al., 2012 dalam Cai et al, 2017) dan dengan

    adanya dukungan sosial yang baik maka seseorang akan memiliki efek

    kesehatan yang positif (Berkman L.F, Glass T., Brissette, I., Seeman, T.E,

    2000 & Cohen, 2004). Lalu, apabila dukungan sosial yang diterima individu

    rendah maka individu akan mengalami dampak negatif dari stres dan

    memiliki efek kesehatan yang buruk serta memiliki kemampuan resiliensi

    yang buruk.

    Selain itu, resiliensi memiliki aspek lain yaitu berpikir optimis.

    Dukungan yang diberikan, khususnya dukungan penghargaan dapat

    mendorong individu untuk melampaui segala macam kondisi yang sulit serta

    dapat membangkitkan optimis agar kehidupan ke depannya dapat lebih baik

    (Tampi, Kumaat & Masi, 2013). Seseorang yang mendapatkan dukungan

    sosial, maka individu tersebut akan merasa lebih dicintai, dihargai, dihormati

    dan merasa diterima oleh lingkungan sekitarnya (Sarafino, 2008) sehingga

    seseorang khususnya seorang janda mampu memiliki sikap optimisme serta

    dapat mencapai resiliensi. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang

    janda yang mendapat dukungan sosial maka individu dapat memiliki

    pemikiran optimis dan realistik sehingga dapat mencapai resiliensi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Dalam penelitian ini, seorang janda dapat dikatakan resilien apabila

    janda dapat memiliki pemikiran optimis dan realistik bahwa segala

    permasalahan yang terjadi dalam hidupnya dapat berubah menjadi sesuatu

    yang baik (Reivich & Shatte, 2002 dalam Jackson & Chris, 2004). Namun,

    apabila individu mendapatkan dukungan sosial yang rendah maka individu

    merasa tidak dicintai, dihormati serta tidak memiliki sikap optimisme dalam

    mencapai resiliensi.

    Seorang janda dalam mencapai resiliensinya juga memerlukan

    keyakinan akan dirinya bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan

    permasalahannya dan mencapai kesuksesannya (Reivich & Shatte, 2002

    dalam Jackson & Chris, 2004). Kemampuan untuk meyakini kemampuan

    dalam diri individu untuk menghadapi masalah secara efektif disebut dengan

    efikasi diri (self-efficacy) (Jackson & Chris, 2004). Menurut Brooks, self-

    efficacy dilihat sebagai salah satu karakteristik untuk mencapai resiliensi

    seseorang dan bertolak belakang dengan meningkatnya stres seseorang (2006,

    dalam Yendork & Somhlaba, 2015).

    Selain itu, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa efikasi diri (self-

    efficacy) dapat meningkatkan pemikiran positif dan meningkatkan

    kesejahteraan seseorang (Ozer & Bandura, 1990 dalam Yendork & Somhlaba,

    2015). Sehubungan dengan itu, adanya dukungan sosial yang tinggi maka

    dapat membantu seorang janda untuk meningkatkan keyakinannya untuk

    menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam hidupnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Menurut Rutter (dalam Wolkow & Ferguson, 2001), dukungan sosial

    yang dimiliki oleh seseorang dapat mempengaruhi keyakinan seseorang

    terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan

    permasalahannya, dukungan tersebut khususnya dukungan penghargaan

    karena dapat meningkatkan penerimaan diri yang akan berpengaruh pada

    meningkatnya harga dirinya dan efikasi dirinya (self-efficacy). Berdasarkan

    hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seorang janda yang memiliki

    dukungan sosial tinggi maka dapat meningkatkan efikasi dirinya (self-

    efficacy) dan kemampuan resiliensinya dalam menghadapi permasalahannya

    dibandingkan seorang janda yang memiliki dukungan sosial rendah.

    Hal lain yang dibutuhkan oleh janda dalam meningkatkan resiliensinya

    yaitu dengan adanya kemampuan berpikir analisis kausal yaitu, seorang janda

    mampu mengidentifikasi penyebab dari masalahnya guna menyelesaikan

    segala masalah yang dialaminya (Reivich dan Shatte, 2002 dalam Jackson &

    Chris, 2004). Tumbuhnya kemampuan berpikir yang fleksibel didukung

    dengan adanya dukungan sosial dari lingkungan keluarga maupun dari

    lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, Sarafino (2008) menjelaskan

    bahwa dengan adanya dukungan sosial khususnya dukungan informatif maka

    seorang janda akan memiliki wawasan atau pengetahuan yang lebih luas dari

    keluarga, anak, orangtua, teman atau lingkungan sekitarnya sehingga janda

    dapat lebih berpikir positif dan fleksibel dalam menghadapi masalahnya.

    Selain itu, dengan adanya kemampuan resiliensi yang tinggi maka

    seorang janda akan dapat beradaptasi dengan masalahnya dan mengatasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    masalahnya sehingga akan menumbuhkan kemampuan berpikir secara

    fleksibel (Reivich K dan Shatte.A, 2002 dalam Aprilia, 2013). Hal tersebut

    dapat disimpulkan bahwa dengan adanya dukungan sosial yang tinggi maka

    seorang janda dapat menumbuhkan kemampuan berpikir analisis kausal untuk

    menyelesaikan masalahnya dan mencapai resiliensi. Namun sebaliknya,

    seorang janda yang memiliki dukungan sosial rendah maka janda kurang

    mampu berpikir analisis kausal dalam menyelesaikan segala masalahnya.

    Berdasarkan pemaparan di atas, untuk menghadapi segala masalahnya

    janda membutuhkan dukungan sosial. Dukungan sosial dapat berasal dari

    berbagai macam pihak yaitu orang yang dicintai, keluarga, teman, dokter, dan

    komunitas atau organisasi (Sarafino, 2008). Adanya dukungan sosial yang

    diberikan kepada janda, maka seorang janda akan merasa lebih dicintai,

    dihargai, dihormati, dan merasa diterima oleh lingkungan sekitarnya sehingga

    seorang janda mampu mencapai kemampuan resiliensi (Sarafino, 2008).

    Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

    antara dukungan sosial dan resiliensi. Seorang janda yang mendapatkan

    dukungan sosial dari orang lain atau dari lingkungan sekitarnya seperti

    keluarga, teman maupun masyarakat, maka janda tersebut akan dapat

    meningkatkan kemampuan resiliensi yang dimiliki oleh janda itu sendiri.

    Namun, apabila seorang janda menerima dukungan sosial yang rendah, maka

    janda tersebut akan memiliki kemampuan resiliensi yang rendah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    E. Kerangka Berpikir

    Gambar 1. Skema hubungan dukungan sosial dan resiliensi pada janda cerai mati

    Dukungan Sosial

    Dukungan Sosial Rendah Dukungan Sosial Tinggi

    Individu merasa dicintai, dihargai

    dan diterima oleh lingkungan

    sekitarnya.

    Meningkatnya kemampuan

    meregulasi emosi

    Memiliki kemampuan kontrol

    terhadap impuls

    Mampu berpikir positif dan fleksibel

    dalam menyelesaikan masalah

    Meningkatnya self-efficacy

    Meningkatnya sikap optimisme

    Mampu memahami perasaan orang

    lain atau berempati

    Mampu meningkatkan aspek positif

    dan berani mengambil resiko dalam

    kehidupan

    Individu merasa tidak dicintai,

    dihargai dan diterima oleh

    lingkungan sekitarnya.

    Memiliki kemampuan meregulasi

    emosi yang rendah

    Memiliki kemampuan kontrol terhadap

    impuls yang buruk

    Kurang mampu berpikir positif dan

    fleksibel dalam menyelesaikan

    masalah

    Menurunnya self-efficacy

    Memiliki sikap optimisme yang rendah

    Kurang mampu memahami perasaan

    orang lain atau berempati

    Kurang mampu meningkatkan aspek

    positif dan berani mengambil resiko

    dalam kehidupan

    Resiliensi Tinggi Resiliensi Rendah

    Memiliki tekanan psikologis

    dan tingkat stres yang rendah.

    Memiliki tingkat kesehatan

    yang baik.

    Memiliki harga diri dan rasa

    memiliki yang kuat.

    Memiliki tekanan psikologis

    dan tingkat stres yang tinggi

    Memiliki tingkat kesehatan

    yang buruk.

    Kurang memiliki harga diri

    dan rasa memiliki yang kuat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    F. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif dan

    signifikan antara dukungan sosial dan resiliensi pada janda cerai mati.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

    kuantitatif. Pendekatan dengan metode kuantitatif analisisnya lebih

    menekankan pada penggunaan data berbentuk numerik atau angka yang

    dikumpulkan melalui prosedur pengukuran dan diolah dengan metode analisis

    statistika (Azwar, 2016). Dengan menggunakan metode kuantitatif maka akan

    diperoleh bukti signifikan perbedaan kelompok atau signifikansi dalam

    hubungan antar variabel yang dilibatkan (Azwar, 2016).

    Selain itu, dalam penelitian ini menggunakan penelitian korelasional.

    Penelitian dengan metode korelasional memiliki tujuan yaitu untuk

    mengetahui kekuatan dan arah hubungan yang ada diantara variabel-variabel

    yang terkait (Azwar, 2017). Penelitian korelasional juga digunakan untuk

    mengetahui sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi

    pada satu atau lebih variasi lainnya berdasarkan koefisien korelasi (Azwar,

    2017). Dengan menggunakan metode ini, peneliti mampu mendapatkan

    informasi terkait dengan hubungan timbal-balik yang terjadi, bukan untuk

    mengetahui hubungan kausal atau hubungan sebab-akibat (Azwar, 2017).

    Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui

    apakah terdapat hubungan antara variabel dukungan sosial dengan variabel

    resiliensi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    B. Variabel Penelitian

    Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

    variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas atau variabel

    independen merupakan variabel yang variansinya mempengaruhi variabel

    lain. Selain itu, variabel tergantung merupakan variabel penelitian yang

    diukur untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel lain (Azwar, 2017).

    Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

    a. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

    b. Variabel Tergantung : Resiliensi

    C. Definisi Operasional

    1. Resiliensi

    Resiliensi yaitu kemampuan yang dimiliki seorang janda untuk

    bertahan serta mengatasi masa tersulit dalam hidupnya guna dapat

    kembali ke keadaan normal seperti semula. Resiliensi memiliki 7 aspek

    kemampuan, yaitu emotional regulation, impulse control, realistic

    optimis, causal analysis, self-efficacy, empathy and reaching out.

    Resiliensi yang dimiliki oleh subjek diukur dengan menggunakan

    skala Resiliensi. Jika subjek memiliki skor yang tinggi pada skala

    resiliensi, maka resiliensi yang dimiliki oleh subjek juga tinggi.

    Sebaliknya, jika subjek memiliki skor yang rendah pada skala resiliensi,

    maka resiliensi yang dimiliki subjek juga rendah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    2. Dukungan sosial

    Dukungan sosial merupakan bantuan berupa dukungan verbal

    maupun non verbal yang diberikan oleh lingkungan sekitar yang terdiri

    dari keluarga, pasangan, teman dan orang-orang yang terlibat dengan

    individu sehingga dapat membantu individu agar merasa dirinya dihargai,

    dan dicintai oleh lingkungan sekitarnya. Terdapat dua dimensi dari

    dukungan sosial yaitu instrumental support dan emotional support.

    Dukungan sosial yang dimiliki oleh seorang subjek diukur dengan

    skala dukungan sosial. Jika subjek memiliki skor yang tinggi pada skala

    dukungan sosial, maka dukungan sosial yang diterima subjek juga tinggi.

    Sebaliknya, jika subjek memiliki skor yang rendah pada skala dukungan

    sosial, maka dukungan sosial yang dimiliki subjek juga rendah.

    D. Subjek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini yaitu janda yang mengalami cerai mati.

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

    yaitu metode dengan pemilihan subjek yang didasarkan atas kriteria-kriteria

    tertentu (Siregar, 2013).

    Adapun kriteria-kriteria yang dapat diambil sebagai subjek dalam

    penelitian ini yaitu sebagai berikut:

    1. Wanita yang menyandang status sebagai janda karena suami yang

    meninggal dunia.

    2. Janda yang sudah memiliki anak.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

    Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

    yaitu dengan metode penyebaran skala dukungan sosial dan skala resiliensi

    yang diisi oleh subjek yang bersangkutan sesuai dengan kriteria-kriteria yang

    sudah ditentukan sebelumnya.

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala

    Likert. Skala Likert merupakan model skala yang digunakan guna melihat

    dan mengukur sikap subjek terhadap atribut psikologis tertentu atau mengenai

    kepemilikan subjek terhadap suatu atribut psikologis tertentu (Supratiknya,

    2014). Dalam skala Likert, terdapat pernyataan yang menggunakan empat

    pilihan jawaban sebagai respon dari subjek yaitu Sangat Tidak Setuju (STS),

    Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS) (Azwar, 2017). Setiap

    isi dari pernyataan-pernyataan tersebut dibedakan menjadi dua kategori yaitu

    pernyataan favorable (pernyataan yang bersifat positif dan mendukung) dan

    pernyataan unfavorable (pernyataan yang bersifat negative dan menyangkal

    atau mengingkari) (Supratiknya, 2014). Berikut tabel 1 sistem pemberian skor

    menggunakan skala likert dalam penelitian ini:

    Tabel 1.

    Penilaian Skala Likert

    Respon Pernyataan Favorable Unfavorable

    Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

    Tidak Sesuai (TS) 2 3

    Sesuai (S) 3 2

    Sangat Sesuai (SS) 4 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    1. Skala Resiliensi

    Dalam skala resiliensi terdapat 56 item yang digunakan dalam

    penelitian ini. Skala resiliensi disusun berdasarkan konstruk yang

    dikemukakan oleh Reivich dan Shatte (2002, dalam Jackson & Chris,

    2004). Resiliensi memiliki 7 aspek yaitu emotional regulation, impulse

    control, realistic optimism, causal analysis, self-efficacy, emphaty dan

    reaching out. Berikut pada tabel 2 blue print dari skala resiliensi.

    Tabel 2.

    Blueprint Skala Resiliensi sebelum tryout

    No. Aspek

    Resiliensi Favorable Unfavorable

    Jumlah

    Item %

    1. Emotion

    Regulation

    4 4 8 14,28 %

    2. Impulse

    Control

    4 4 8 14,28 %

    3. Realistic

    Optimism

    4 4 8 14,28%

    4. Causal

    Analysis

    4 4 8 14,28 %

    5. Self-Efficacy 4 4 8 14,28 %

    6. Emphaty 4 4 8 14,28 %

    7. Reaching Out 4 4 8 14,28 %

    Total 28 28 56 100 %

    2. Skala Dukungan Sosial

    Terdapat 40 item pernyataan dalam skala dukungan sosial yang

    digunakan dalam penelitian ini. Skala penelitian ini menggunakan 2

    dimensi dari dukungan sosial yang dikemukakan oleh Shakespeare-Finch

    dan Obst (2011). Dimensi dari dukungan sosial terdiri dari emotional

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    support dan instrumental support. Berikut ini pada tabel 3 blue print dari

    skala dukungan sosial.

    Tabel 3.

    Blueprint Skala Dukungan Sosial sebelum tryout

    No.

    Dimensi

    Dukungan

    Sosial

    Favorable Unfavorable Jumlah

    Item %

    1. Instrumental

    support

    10 10 20 50 %

    2. Emotional

    support

    10 10 20 50 %

    Total 20 20 40 100 %

    F. Validitas dan Realibilitas Alat Ukur

    1. Validitas Alat Ukur

    Validitas merupakan kualitas esensial yang melihat sejauh mana

    sebuah instrumen baik berupa tes maupun non-tes sebagai metode

    asesmen psikologi dapat benar-benar mengukur suatu atribut psikologi

    sebagai objek atau sasaran yang ingin diukur (Supratiknya, 2014). Selain

    itu, validitas memiliki pengertian lain yaitu suatu taraf yang

    menunjukkan sejauh mana bukti-bukti empiris atau teoritis dalam

    mendukung penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes

    (Supratiknya, 2014).

    Dalam Supratiknya (2014) terdapat tiga jenis dari validitas, yaitu

    content validity (validitas isi), criterion-related validity (validitas terkait

    dengan kriteria) atau criterion-oriented validity (validitas yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    berorientasi dengan kriteria), dan construct validity (validitas konstruk).

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi (content validity)

    yang merupakan prosedur validasi yang digunakan untuk menguji isi

    suatu tes untuk melihat sejauh mana item-item tes mencakup keseluruhan

    isi objek yang ingin diukur dengan menggunakan professional judgement

    yang diperoleh melalui penilaian dosen pembimbing (Supratiknya, 2014).

    Selain itu, peneliti menggunakan content validity atau validitas isi karena

    peneliti ingin mengetahui kesesuaian antara isi tes dengan konstruk yang

    diukur (Supratiknya, 2014).

    Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

    menggunakan indeks validitas isi (IVI) dengan menghitung IVI-I dan

    IVI-S. Indeks validitas isi dari masing-masing item (IVI-I) dan indeks

    validitas isi skala (IVI-S) yaitu metode yang peneliti pakai dengan

    meminta penilaian pada tiga expert judgement yaitu dosen pembimbing

    dan dua expert guna menilai masing-masing item dari keseluruhan item

    dalam skala terkait relevansi dengan konstruk yang akan diukur

    (Supratiknya, 2016). Tingkat validitas dapat dikatakan baik apabila

    memiliki nilai IVI-I minimal 0.78 dan IVI-S minimal 0.90 (Supratiknya,

    2016).

    a. Skala Resiliensi

    Berdasarkan hasil dari perhitungan yang dilakukan guna

    mengetahui nilai validitas isi dari skala resiliensi dengan

    menggunakan metode IVI, diperoleh bahwa skala resiliensi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    mencapai indeks validitas isi untuk masing-masing item (IVI-I)

    sebesar 1 dan juga mencapai indeks validitas skala (IVI-S) sebesar 1.

    Hal tersebut membuktikan bahwa untuk masing-masing item dalam

    skala resiliensi dapat dinyatakan valid dan layak untuk digunakan

    karena memiliki indeks validitas isi dari masing-masing item (IVI-I)

    melebihi 0.78 dan indeks validitas skala (IVI-S) melebihi 0.90.

    b. Skala Dukungan Sosial

    Hasil perhitungan dari validitas isi pada skala dukungan sosial,

    diperoleh bahwa skala dukungan sosial mencapai indeks validitas isi

    untuk masing-masing item (IVI-I) sebesar 1 dan juga mencapai

    indeks validitas skala (IVI-S) sebesar 1. Hal tersebut membuktikan

    bahwa untuk masing-masing item dalam skala dukungan sosial dapat

    dinyatakan valid dan layak untuk digunkan karena memiliki indeks

    validitas isi dari masing-masing item (IVI-I) melebihi 0.78 dan

    indeks validitas skala (IVI-S) melebihi 0.90.

    2. Seleksi Item

    Seleksi item dilakukan guna mengeleminasi item-item yang

    memiliki daya diskriminasi yang rendah dan memilih item-item yang

    akan membentuk sebuah skala yang memiliki daya diskriminasi yang

    baik (Supratiknya, 2014).

    Seleksi item juga bertujuan untuk memutuskan item-item mana

    yang dipandang langsung yang memenuhi syarat untuk dimasukkan ke

    dalam skala, bagaian mana yang perlu terlebih dulu direvisi dan diuji

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    cobakan kembali sebelum dimasukkan ke dalam bentuk final tes, dan

    bagian mana yang harus langsung digugurkan karena memiliki ciri-ciri

    statistik yang terlalu jauh dari persyaratan.

    Batasan yang digunakan sebagai kriteria pemilihan item yaitu suatu

    item yang dianggap baik jika memiliki koefisien korelasi item-total (𝑟𝑖𝑥 )

    ≥ 0,30 (Azwar, 2011). Segala item yang mampu mencapai koefisien

    korelasi item-total (𝑟𝑖𝑥 ) ≥ 0,30 dapat dikatakan bahwa daya pembeda

    atau daya diskriminasi yang dimiliki item tersebut dianggap memuaskan

    (Azwar, 2011). Begitu juga sebaliknya, jika sebuah item memiliki

    korelasi item-total kurang dari 0,30 dianggap memiliki daya diskriminasi

    yang rendah (Azwar, 2011). Dalam seleksi item, jika suatu item memiliki

    nilai korelasi item-total yang mendekati angka 1, maka akan semakin

    baik (Supratiknya, 2014).

    Daya diskriminasi dilakukan guna untuk mengetahui sejauh mana

    suatu item mampu membedakan suatu atribut yang tinggi ataupun rendah

    sesuai dengan apa yang diukur (Supratiknya, 2014). Suatu item yang

    memiliki koefisien korelasi item-total (𝑟𝑖𝑥 ) yang tidak mencapai 0,30

    dapat dilakukan pengguguran atau dapat dilakukan revisi terhadap item-

    item tersebut (Supratiknya, 2014).

    Tryout dilakukan mulai tanggal 26 Juli 2018 hingga 15 September

    2018. Subjek dalam pelaksanaan tryout yaitu sebanyak 51 orang yang

    terdiri dari perempuan dengan status janda dan disebarkan secara acak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    sesuai kriteria yang sudah ditentukan. Berikut ini merupakan hasil seleksi

    dari dua skala yang digunakan dalam penelitian ini.

    a. Skala Resiliensi

    Berdasarkan hasil dari tryout yang sudah dilakukan, peneliti

    menemukan bahwa terdapat 28 item dari 56 item yang telah

    terujikan dan memiliki kualitas yang memuaskan. Hasil dari korelasi

    item-total sebelum seleksi item adalah (𝑟𝑖𝑥 ) = - 0.006 hingga (𝑟𝑖𝑥 ) =

    0.737. Setelah dilakukan seleksi item, diperoleh hasil koefisien

    korelasi item-total menjadi (𝑟𝑖𝑥 ) = 0.519 hingga (𝑟𝑖𝑥 ) = 0.750.

    Tabel 4.

    Sebaran item skala resiliensi sesudah dilakukan tryout

    Tabel 4 menggambarkan mengenai sebaran item untuk skala

    resiliensi setelah dilakukan tryout. Dilihat bahwa terdapat angka

    Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

    Emotional

    Regulation

    1*, 23, 42, 52 13*, 24*, 34*,

    37

    8

    Impulse

    Control

    14*, 25, 35,

    55

    2**, 43, 49*,

    56*

    7

    Realistic

    Optimism

    3, 26*, 50, 54 4, 15*, 36**,

    53*

    7

    Causal

    Analysis

    5*, 16*, 28,

    38

    6*, 17, 27**, 44 7

    Self-Efficacy

    7*, 18, 19*,

    30

    8, 29*, 39, 45* 8

    Emphaty

    9, 32**, 40,

    46

    10, 20**, 31**,

    51**

    4

    Reaching Out 11, 22, 33,

    48*

    12*, 21*, 41,

    47*

    8

    Total 27 22 49

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    yang diberi tanda dua bintang (**), hal tersebut menandakan bahwa

    nomor-nomor tersebut gugur dikarenakan memiliki nilai (𝑟𝑖𝑥 ) < 0.30.

    Berdasarkan hal tersebut, item antar dimensi yang ada di skala

    resiliensi menjadi tidak seimbang, sehingga peneliti

    menyeimbangkan atau menyamaratakan jumlah item pada masing-

    masing dimensi. Penyetaraan item dilakukan karena jika tidak ada

    teori atau hal lain yang mengatakan bahwa jumlah item boleh dibuat

    tidak seimbang maka lebih baik jumlah item dibuat seimbang atau

    sama banyak (Azwar, 2011; Widhiarso, 2011).

    Dalam penelitian ini, peneliti menyeimbangkan masing-masing

    aspek menjadi 4 item. Penyeimbangan item yang dilakukan didasari

    pada nilai 𝑟𝑖𝑥 terbaik atau tertinggi yang dimiliki oleh masing-

    masing aspek sehingga bobot dari masing-masing aspek menjadi

    seimbang dengan jumlah 4 item (Widhiarso, 2011). Dalam tabel 4,

    terdapat item dengan bintang satu (*). Hal tersebut dinyatakan

    bahwa item dengan tanda (*) telah digugurkan secara manual guna

    menyeimbangkan masing-masing aspek. Tabel 5 merupakan

    gambaran dari hasil skala resiliensi setelah dilakukan pengguguran

    secara manual.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Tabel 5