12
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN AGGRESSIVE DRIVING PADA PENGEMUDI BUS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Fakultas Psikologi Oleh: RISKA MUSTIKAWATI F 100 130 025 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

  • Upload
    lamanh

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN

AGGRESSIVE DRIVING PADA PENGEMUDI BUS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Fakultas Psikologi

Oleh:

RISKA MUSTIKAWATI

F 100 130 025

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN

AGGRESSIVE DRIVING PADA PENGEMUDI BUS

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

RISKA MUSTIKAWATI

F 100 130 025

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Nanik Prihartanti, M.Si., Psi.

NIK. 540

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN

AGGRESSIVE DRIVING PADA PENGEMUDI BUS

OLEH

RISKA MUSTIKAWATI

F.100 130 025

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 19 Agustus 2017

dan dinyatakan telah mememenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Nanik Prihartanti, M.Si, Psi. (____________________)

(Ketua dewan penguji)

2. Santi Sulandari, S.Psi., M.Ger (____________________)

(Anggota I dewan penguji)

3. Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si (____________________)

(Anggota II dewan penguji)

Dekan,

Dr. Moordiningsih, Msi, Psikolog

NIK/NIDN. 876/0615127401

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 10 Agustus 2017

Penulis

RISKA MUSTIKAWATI

F 100 130 025

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

1

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN

AGGRESSIVE DRIVING PADA PENGEMUDI BUS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada hubungan antara kematangan emosi

dengan aggressive driving pada pengemudi bus. Hipotesis yang diajukan adalah

ada hubungan negatif antara kematangan emosi dengan aggressive driving pada

pengemudi bus. Subjek dalam penelitian ini adalah pengemudi bus yang

berjumlah 80 subjek, yang diambil dari populasi berjumlah 500 pengemudi bus

yang diperoleh berdasarkan jumlah bus pada masing-masing PO yakni pada bus

eka, mira dan sugeng rahayu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampling aksidental. Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan skala dengan menyebar kuesioner. Alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah skala aggressive driving dan skala

kematangan emosi. Teknik analisis data menggunakan formula korelasi Product

Moment Pearson dengan menggunakan SPSS versi 16.00. Koefisien korelasi ( r )

yang diperoleh sebesar -0,518 dengan taraf signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hasil

analisis dari penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis diterima, yaitu ada

hubungan negatif yang sangat signifikan antara kematangan emosi dengan

aggressive driving pada pengemudi bus. Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa sumbangan efektif kematangan emosi terhadap aggressive driving sebesar

26,8%. Maka terdapat 73,2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar faktor

kematangan emosi yang mempengaruhi aggressive driving pengemudi bus.

Kata Kunci: Aggressive Driving, Kematangan Emosi, Pengemudi Bus

ABSTRACT

The purpose of this study to determine whether there is a relationship between

emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a

negative correlation between emotional maturity with aggressive driving on bus

driver. The subject of this research were 80 subject as bus driver taken from

population of 500 bus driver based on amount of buses in each PO which is Eka,

Mira and Sugeng Rahayu bus. Technic sampling in this study using acsidental

sampling technic. Data collection method in this study using scale with spreading

the questionnaire. Measure tool in this study using emotional maturity scale and

aggressive driving scale. Data were analyzed using Pearson product moment

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

2

correlation by SPSS 16.0. Correlation correlate (r) is -0,518 with sig. 0,000

(p<0,05). The result of the analysis of this research explain that hypothesis

accepted so there is a negative relationship which is so significant between

emotional maturity with aggressive driving. This result shows effective

contribution of emotional maturity to aggressive driving is 26,8%. It means there

are 73,2% of other variables besides emotional maturity that can influence

aggressive driving of bus driver

Keyword: Aggressive driving, bus driver, emotional maturity

1. PENDAHULUAN

Kecelakaan lalu lintas pada zaman sekarang ini merupakan masalah yang

umum terjadi dalam penyelenggaraan sistem transportasi di banyak negara.

Salah satunya yaitu pada negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia,

kecelakaan lalu lintas ini cenderung mengalami peningkatan, awal Januari

2009 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, diberlakukan. Kecelakaan yang sering terjadi saat ini harus

mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dalam suatu organisasi industri

atau perusahaan. Kecelakaan akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar

bagi perusahaan, penumpang, pekerja maupun pengguna jalan lainnya.

Kecelakaan Bus sering terjadi di Indonesia, Penyebab Kecelakaan biasanya

karena faktor human error, yang tercermin dalam perilaku berbahaya dalam

mengemudikan bus. Kesalahan dan pelanggaran dapat menyebabkan

terjadinya kecelakaan pada pengemudi itu sendiri dan akan merugikan orang-

orang yang ada disekitarnya (Hastuti dkk, 2013).

Menurut Utari (2016) perilaku aggressive driving tidak selamanya

berujung selamat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kecelakaan lalu lintas

yang disebabkan oleh perilaku aggressive driving. Perilaku mengemudi yang

agresif adalah kestabilan emosi yang masih rendah, hal ini biasanya efek dari

usia dan jenis kelamin yang masih kurang bisa dikontrol (Anitei, chraif,

Burtaverde, & Mihaila, 2014).

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

3

Menurut Tasca (2000) aggressive driving yaitu apabila pengemudi dengan

sengaja, ingin meningkatkan resiko tabrakan dan dimotivasi oleh

ketidaksabaran, kekesalan, permusuhan, dan suatu cara yang dilakukan untuk

menghemat waktu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tasca (2000) bahwa

aggressive driving cenderung meningkatkan risiko tabrakan. Selain itu dapat

pula diakatakan bahwa aggressive driving merupakan perilaku yang beresiko.

Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang yang

bisa mengendalikan emosionalnya, bisa menahan diri, bisa mengkontrol dan

bisa mengendalikan hidupnya dengan baik. Kematangan emosi dapat

dipahami dalam hal kemampuan kontrol diri yang pada gilirannya adalah hasil

berpikir dan belajar (Pastey & Aminbhavi, 2006).

Chaplin (2005) mendefinisikan kematangan emosi adalah suatu keadaan

atau kondisi dalam perkembangan emosional seseorang, yang sering kali

terdapat pada remaja-remaja, yang mana remaja tersebut secara emosional

belum matang sehingga menimbulkan sikap agresif dan berpengaruh dalam

aktivitas keseharian, termasuk ketika mengemudi yang mengakibatkan

timbulnya perilaku ugal-ugalan. Menurut Chaplin, kematangaan emosi adalah

suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan

emosional dan pribadi yang bersangkutan terdapat keterlibatan kontrol

emosional (Guswani & Kawuryan, 2011).

Menurut Walter D. Smitson, kematangan emosi adalah sebuah proses

kepribadian yang akan terus berusaha untuk menyeimabangkan kesehatan

emosional dan jiwa, yang keduanya sebagai kekuatan dalam hidup (Manoj &

Mishra, 2016).

Berdasarkan fenomena sehari-hari dapat dilihat bahwa banyak pengendara

yang melanggar tanda-tanda lalu lintas. Tingkah laku melanggar tanda-tanda

lalu lintas ini merupakan salah satu contoh dari tingkah laku mengendara

agresif yang dapat membahayakan pengguna jalan lainnya. Mengingat

semakin sempitnya ruang gerak, tingginya jumlah penduduk, dan banyaknya

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

4

kendaraan yang tidak sebanding dengan jumlah jalan yang disediakan,

mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Yang kemudian muncullah kemacetan

di berbagai tempat yang memberikan tekanaan tersendiri bagi pengemudi.

Ketika macet pengemudi harus lebih berkonsentrasi karena jarak antar

kendaraan sangat sempit. Tingkah laku agresif yang secara nyata dapat dilihat

oleh pengemudi bus adalah melanggar tanda-tanda lalu lintas. Pengemudi bus

sering kali menaikkan dan menurunkan penumpang disembarangan tempat

tanpa memperhatikan tempat pemberhentian (halte) yang sudah disediakan.

Selain itu, pengemudi bus juga sering melanggar lampu merah. Tingkah laku

tersebut dapat membahayakan pengendara lain dan penumpang yang ada di

dalamnya (Ayuningtyas dkk, 2007).

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku mengemudi

agresif ini dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

ini berasal dari dalam diri individu itu sendiri salah satunya kematangan

emosi, yang kurang baik. Apabila seseorang telah matang secara emosi maka

akan dapat mengontrol emosinya dan dapat mengelolanya dengan baik.

Sedangkan faktor eksternal yaitu reaksi yang telah diluapkan individu berupa

luapan rasa kecewa, marah, jengkel dan kegembiraan yang ditujukan untuk

dirinya sendiri. Hasil penelitian ini juga mendukung pendapat Walgito (2004)

yang mengatakan bahwa seseorang yang telah matang secara emosi maka

akan menerima keadaan diri sendiri maupun orang lain apa adanya, dapat

mengontrol emosi dan bertanggung jawab (Rahayu, 2008).

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tersebut maka muncul rumusan

masalah yang akan diajukan yakni apakah ada hubungan antara kematangan

emosi dengan aggressive driving pada pengemudi bus?. Tujuan Penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kematangan emosi

dengan aggressive driving pada pengemudi bus.

2. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kematangan emosi dan variabel

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

5

tergantungnya adalah aggressive driving. Populasi dalam penelitian ini adalah

pengemudi bus (sopir bus) mira.eka, sugeng rahayu antar kota yang berjumlah

500 pengemudi bus yang diperoleh berdasarkan jumlah bus pada masing-

masing PO.. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan sebanyak 80 orang

pengemudi bus. Menurut Arikunto (2006), yaitu apabila populasi berjumlah

besar diatas 100, maka sampel yang diambil 10-25 %. Dalam penelitian ini

akan menggunakan cara pengambilan sampel dengan teknik sampling

aksidental. Alat ukur yang digunakan adalah skala aggressive driving dan

skala kematangan emosi. Penelitian ini menggunakan analisis statistik teknik

korelasi product moment dengan SPSS 16.0 untuk menguji hipotesis.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian menggunakan teknik uji korelasi

parametrik dengan program SPSS for windows versi 16.0. Menunjukkan

bahwa ada hubungan negatif antara kematangan emosi dengan aggressive

driving dengan pengemudi bus. Artinya semakin tinggi tingkat kematangan

emosi maka akan semakin rendah tingkat Aggressive Driving. Begitu juga

sebaliknya semakin rendah tingkat kematangan emosi maka akan semakin

tinggi tingkat Aggressive Driving. Hal tersebut dapat dilihat pada koefisien

korelasi ( r ) antara aggressive driving dengan kematangan emosi yaitu – 0,518

pada taraf signifikan 0,000 dengan probabilitas (p < 0,05), yang mana hal

tersebut dapat diartikan bahwa antara kematangan emosi dengan aggressive

driving berkorelasi negatif. Hal tersebut berarti semakin tinggi tingkat

kematangan emosi maka semakin rendah tingkat aggressive driving, begitu

juga sebaliknya semakin rendah tingkat kematangan emosi maka akan

semakin tinggi pula tingkat aggressive driving pada pengemudi bus.

Dilihat dari nilai Rerata Empirik pada variabel Kematangan Emosi

sebesar 75,65. Hal ini membuktikan bahwa subjek yang memiliki tingkat

Kematangan Emosi Tinggi yaitu sebanyak 45 dari 80 subjek, dan 32 dari 80

subjek memiliki tingkat kematangan emosi sangat tinggi, sedangkan 3 dari 80

subjek lainnya memiliki kematangan emosi sedang. Kematangan emosi dapat

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

6

dipahami dalam hal kemampuan kontrol diri yang pada gilirannya adalah hasil

berpikir dan belajar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Allport ( Schultz,

2003) yang mengatakan bahwa seseorang yang matang secara emosi akan

cenderung berperilaku menyimpang lebih kecil, salah satunya adalah

aggressive driving. Artinya, semakin tinggi kematangan emosi semakin

rendah aggressive driving. Sebaliknya, semakin rendah kematangan emosi

maka akan semakin tinggi aggressive driving. Ketika emosi seseorang matang

dan dapat mengontrol dirinya maka perilakunya juga akan sesuai dengan

norma dan aturan yang ada sehingga tingkat aggressive driving bisa ditekan.

Hal ini sependapat dengan Hurlock (2002) bahwa individu yang matang

secara emosi akan memiliki kontrol diri yang baik, mampu menunjukkan

ekspresi emosinya dengan tepat dan sesuai dengan keadaan yang sedang

dihadapi, sehingga individu tersebut mampu beradaptasi dengan baik dan

memberikan reaksi yang tepat dan sesuai dengan keadaan yang sedang

dialami.

Sumbangan efektif dari variabel kematangan emosi dengan variabel

aggressive driving ini dapat dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh

dari hasil kuadrat koefisien korelasi (r2) sebesar 26,8 %. Maka terdapat 73,2 %

yang dipengaruhi oleh faktor lain di luar faktor kematangan emosi yang

mempengaruhi aggressive driving pengemudi bus. Faktor yang mempengaruhi

aggressive driving menurut Tasca (2000) adalah usia dan jenis kelamin,

anonimitas, faktor sosial, kepribadian, gaya hidup, keterampilan

mengemudi,dan faktor lingkungan.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan uraian diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa hipotesis diterima, sehingga dapat dinyatakan ada hubungan

negatif antara kematangan emosi dengan aggressive driving.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa, ada hubungan negatif antara kematangan emosi dengan

aggressive driving pada pengemudi bus. Artinya, semakin tinggi kematangan

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

7

emosi semakin rendah aggressive driving. Sebaliknya, semakin rendah

kematangan emosi maka akan semakin tinggi aggressive driving. Sumbangan

efektif yang diberikan kematangan emosi sebesar 26, 8 %. terhadap aggressive

driving, maka terdapat 73,2 % yang dipengaruhi oleh faktor lain, di luar faktor

kematangan emosi yang mempengaaruhi aggressive driving.

Hasil dari penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah diperoleh,

maka peneliti memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat

bermanfaat, yaitu diharapkan bagi pengemudi bus kedepannya akan tetap

berhati-hati dalam kondisi apapun pada saat mengemudi dan patuhi peraturan

dalam berlalu lintas. Utamakan keamanan dan keselamatan penumpang dan

diri sendiri. Pengemudi bus supaya menurunkan tingkat aggressive driving

dan meningkatkan kematangan emosinya. Seseorang dikatakan matang dan

dapat mengontrol dirinya sendiri . maka ia akan berperilaku, bersikap, dan

bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, sehingga tingkat aggressive

drivingnya lebih rendah dan kematangan emosinya akan meningkat. Bagi

perusahaan diharapkan bekerjasama dengan pihak kepolisian atau pihak yang

bertanggung jawab dengan peraturan berlalu lintas, supaya memberikan

penyuluhan atau pembinaan mengenai pentingnya menjaga keselamatan dan

keamanan berkendara. Selain itu juga membentuk sikap profesional dan

kecintaan terhadap profesi. Yang mana untuk menurunkan tingkat aggressive

driving dan meningkatkan kematangan emosi pengemudi bus. Bagi peneliti

selanjutnya diharapkan supaya memperhatikan kekurangan-kekurangan dalam

penelitian ini seperti aspek-aspek dan faktor-faktor dari kematangan emosi dan

aggressive driving, supaya peneliti selanjutnya lebih bisa mengembangkan

dan memperluasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L. R. (1985). Three Coefficients For Analyzing The Reliability And

Validity Of Ratings. Educational And Psychological Measurement , hal.

133.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN · emotional maturity with aggressive driving on bus driver. The hypothesis is a ... Menurut Chamberlain (1960), kematangan emosi adalah seseorang

8

Anitei, M., Chraif, M., Burtaverde, V., & Mihaila, T. (2014). The Big Five

Personality Factors In The Prediction Of Aggressive Driving Behavior

Among Romanian Youngsters. International Journal Of Traffic And

Transportation Psychology , Volume 2.

Ayuningtyas, D. S., & Santoso, G. A. (2007). Hubungan Antara Intensi Untuk

Mematuhi Rambu-Rambu Lalu Lintas Dengan Perilaku Melanggar Lalu

Lintas Pada Sopir Bus Di Jakarta. Jps Vol.13 No.01 , 1-12.

Chaplin, J. P. 2011. Kamus lengkap psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Guswani, A. M., & Kawuryan, F. (2011). Perilaku Agresi Pada Mahasiswa

Ditinjau Dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Pitutur, Volume I, No

2.

Hastuti, Ayu Happy; Nuzulia, Siti ; Fadhallah, R.A. (2013). Hubungan Antara

Self Regulated Behavior Dengan Unsafe Behavior Pada Sopir Bus Di Kota

Semarang. Journal Of Social And Industrial Psychology / Volume Issn

2252-6838 , 20-21.

J. P. (2016). Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

M.P.M, F. J., & K., D. V. (2016). Investigation On Emotional Maturity And

Cultural Intelligence Among Adolescence Of Kerala. Journal of Research

& IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR) , e-ISSN :

2320-7388, p-ISSN : 2320-737 X Volume.6.

Pastey, G. S., & Aminbhavi, V. A. (2006). Impact Of Emotional Maturity On

Stress And Self Cofidence Of Adolescents. Journal Of The Indian

Academy Of Applied Psychology, , Vol. 32, No.1, 66-70.

Tasca, Leo. 2000. A review of the literature on aggressive driving research. Road

User safety Branch Canada. Diambil dari http://www.aggressive

drivers.com/papers/tasca.pdf

Utari. (2016). Hubungan Aggressive Driving Dan Kematangan Emosi Dengan

Disiplin Berlalu Lintas Pada Remaja Pengendara Sepeda Motor Di

Samarinda. Ejournal Psikologi, Issn 2477-2674, Ejournal.Psikologi.Fisip-

Unmul.Org , 4 (3): 352-360.

Widowati, P. C. (2009). Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Perilaku

Seksual Pranikah Pada Remaja Akhir. Skripsi , 61-63.