56
HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR (Skripsi) Oleh ELZA INDAH SAPUTRI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR

(Skripsi)

Oleh

ELZA INDAH SAPUTRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

ABSTRAK

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh

ELZA INDAH SAPUTRI

Masalah penelitian ini adalah masih rendahnya motivasi belajar peeserta didik

kelas V Gugus Nusa Indah Kecamatan Natar Lampung Selatan. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui hubungan antara interaksi teman sebaya dengan

motivasi belajar peserta didik. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian

kuantitatif yang bersifat korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta

didik kelas V Gugus Nusa Indah Kecamatan Natar Lampung Selatan yang diambil

dengan teknik multistage random sampling sebanyak 91 peserta didik.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Teknik analisis data

menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya dengan

motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah Kecamatan Natar

Lampung Selatan Tahun Ajaran 2018/2019. Artinya interaksi antar teman sebaya

sangat berperan penting dalam memotivasi belajar peserta didik.

Kata kunci: interaksi teman sebaya, motivasi belajar.

Page 3: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

ABSTRACT

PEER INTERACTION RELATIONSHIP WITH MOTIVATION TO LEARN

STUDENTS CLASS V ELEMENTARY SCHOOL

By

ELZA INDAH SAPUTRI

The purpose of this study was to determine the relationship between peer

interactions and students' learning motivation. The research was a correlated

quantitative research. The subjects in this study was fifth Grade of Nusa Indah

cluster elementary school students, Natar, South Lampung, who were taken with a

multistage random sampling technique of 91 students. Data collection used were

questionnaires while the data analysis technique used was the product moment

correlation formula. The result showed that there was significant a relationship

between peer interactions and students' learning in fifth of the Nusa Indah

Cluster, Natar, Lampung Selatan academic year 2018/2019. This means that

interaction between peers is very important in motivating student learning.

Keywords: learning motivation, peer interaction relationship.

Page 4: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh

ELZA INDAH SAPUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2020

Page 5: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah
Page 6: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah
Page 7: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah
Page 8: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

RIWAYAT HIDUP

Elza Indah Saputri lahir di Branti, Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung selatan pada tanggal 20 Agustus 1997.

Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara, putri

pasangan dari bapak Sukamto dan Nenis Herawati.

Penulis mengawali pendidikan formal peertama kali di Taman Kanak-kanak (TK)

Swadhipa, yang diselesaikan pada tahun pada tahun 2003. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan dasar di SDS Swadhipa Natar yang diselesaikan yang

diselesaikan pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMP

Negeri 1 Natar Lampung selatan, yang diselesaikan pada tahun 2012. Pendidikan

menengah atas penulis di SMA Negeri 1 Natar Lampung selatan, pada tahun 2015.

Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar melalui Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Padatahun 2018 , penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon

Dadirejo, Kecamatan Wonosobo,Kabupaten Tanggamus yang terintegrasi dengan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri Dadirejo.

Page 9: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

MOTTO

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”.

(Khalifah ‘Umar)

“Selalu optimis bahwa Allah lebih mengerti kita dibanding diri kita sendiri

kuncinya hanya perlu memperbaiki diri maka kebahagiaan

akan datang menyertai kita.”

(Penulis)

Page 10: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

PERSEMBAHAN

Bismilahirrahmaanirrahiim

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Alhamdulillahirobbil’alaamiin, berhimpun syukur kepada sang maha kuasa,

atas karunia yang kau berikan kupersembahkan skripsi sederhana ini kepada:

Ayahanda tercinta Sukamto dan Ibunda tercinta Nenis Herawati, Terima kasih

telah tulus dan iklas memberikan sedala pengorbanan, cinta dan kasih sayang

yang tiada batas, dan memberikan nasihat bagi kebaikan putrimu ini,

serta segala untaian doa yang senantiasa dipanjatkan dalam

setiap sujudmu, dan selalu memberikan semangat

untukku menyelesaikan skripsi ini.

Adikku tersayang, Elvira Qonita yang selalu menghadirkan keceriaan hariku. yang

tersayang Galuh Gilang W, tanda cinta kasihku, aku persembahkan karya kecil ini

untukmu. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu

yang telah memberikanku semangat dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini, serta seluruh keluarga besarku terimakasih atas doa,

dukungan, dan terus memberikan motivasi agar menjadi

orang yang sukses yang bisa mengangkat harkat,

derajat, dan martabat serta membanggakan

keluargaku.

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 11: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

ii

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu WaTa’ala, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-NYA

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian serta dapat menuliskannya

dalam bentuk karya tulis ilmiah.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Progaram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP

Universitas lampung. Judul dari skripsi ini adalah “ Hubungan Interaksi

Teman Sebaya Dengan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah

Dasar.”

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kesulitan. Namun

berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

Page 12: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

iii

4. Drs. Rapani, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung, yang telah memotivasi sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan;

5. Drs. Rapani, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung, yang telah memotivasi sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan;

6. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku pembimbing utama atas

kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam

proses penyelasaian skripsi ini;

7. Dra. Loliyana, M.Pd., selaku pembimbing kedua serta sebagai

Pembimbing akademik yang telah bersedia untuk memberikan

bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelasaian skripsi ini;

8. Dra. Sasmiati, M.Hum., selaku penguji terima kasih untuk masukkan

saran-saran pada saat seminar dan ujian skripsi;

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

telah member ilmu pengetahuan dan membantu peneliti sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan;

10. Dra. Hj. Suryani, M.Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan

izin penelitian di SDS Swadipha Natar;

11. Dra. Herlinawati, M.Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan

izin penelitian di SD Negeri Bumisari Natar;

Page 13: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

iv

12. Dra. Sriyani, M.Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin

penelitian di SD Negeri 2 Candimas Natar;

13. Rekan-rekan PGSD 2015 dan teman seperjuangan PGSD angakatan

2015 yang telah menerimaku dan bergabung bersama. Terima kasih atas

kebersamaan, semangat, bantuan, dan motivasinya, sukses untuk kita

semua;

14. Intan Putri Arbain, Lia Puspita, Murty Ayu Tyastini, Wildha Wardani,

Novia Aristanti, Shinta Sukma Mustika dan Kadek Grenita Arya Putri

terima kasih telah memberikanku semangat, teman curhat dan menjadi

sahabat terbaik;

15. Sahabat pejuang skripsi Novita Sari Lubis, Norma Hidayatika, Siska

Arisa, Devi Ratna Yanti, Siska Amalia, Resta Dwi Cahyani, Nurul

Chintya Chardi Subing, Diah Trisna Jayanti;

16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu

yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Bandar Lampung, 14 Februari 2020

Elza Indah Saputri

NPM. 1513053188

Page 14: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

vi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

G. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 7

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar ................................................................................. 8

1. Pengertian Motivasi ....................................................................... 8

2. Motivasi Belajar ............................................................................ 9

3. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar .................................................... 10

4. Fungsi Motivasi Belajar ................................................................ 11

5. Indikator Motivasi Belajar ............................................................. 13

B. Interaksi Teman Sebaya ..................................................................... 14

1. Pengertian Interaksi ....................................................................... 14

2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ...................................................... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial ...................... 17

4. Teman Sebaya................................................................................ 20

5. Aspek-aspek Interaksi Teman Sebaya ........................................... 21

C. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 22

D. Kerangka Pikir ................................................................................... 24

E. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 25

III.METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 27

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 28

E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel .................................. 29

1. Definisi Konseptual Variabel ...................................................... 29

Page 15: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

vi

2. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 29

F. TeknikPengumpulan Data .................................................................. 31

G. Instrumen Penelitian ........................................................................... 31

H. Uji Persyaratan Instrumen .................................................................. 32

1. Uji Validitas ................................................................................... 32

I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 33

J. Uji Hipotesis .......................................................................................... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian ..................................................... 35

B. Hasil Uji Prasyaratan Instrumen ........................................................ 36

1. Hasil Uji Validitas ......................................................................... 36

C. Deskripsi Data Variabel Penelitian .................................................... 36

1. Data Interaksi Teman Sebaya (X) ................................................. 36

2. Data Motivasi Belajar Peserta Didik (Y) ....................................... 38

3. Data Interaksi Teman Sebaya dan Motivasi Belajar

Peserta Didik ................................................................................. 39

D. Hasil Hipotesis ................................................................................... 40

E. Pembahasan ........................................................................................ 41

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 44

B. Saran ................................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 46

LAMPIRAN .................................................................................................. 48

Page 16: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah populasi kelas V SD Gugus Nusa Indah Natar

Lampung Selatan ....................................................................................... 27

2. Skor jawaban angket menurut skala likert ................................................. 32

3. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefesien korelasi…………. ... 33

4. Distribusi Frekuensi Interaksi Teman Sebaya ........................................... 37

5. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Peserta Didik ................................ 39

6. Persentase Interaksi Teman Sebaya dan Motivasi Belajar Peserta Didik.. 39

Page 17: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ........................................................................................... 25

2. Teknik Sampel Acak Bertingkat ................................................................ 28

Page 18: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Observasi ...................................................................................... 48

2. Lembar wawancara .................................................................................... 51

3. Kisi-kisi instrumen (X) Sebelum di Validasi............................................. 57

4. Kisi-kisi instrumen (Y) Sebelum di Validasi............................................. 59

5. Angket Interaksi Teman Sebaya Sebelum di Validasi .............................. 61

6. Angket Motivasi Belajar Sebelum di Validasi .......................................... 63

7. Lampiran ValidasiAhli (X) Interaksi Teman Sebaya ................................ 65

8. Lampiran ValidasiAhli (Y) Motivasi Belajar ............................................ 67

9. Lampiran Validasi (X) Sesudah di UjiAhli ............................................... 69

10. Lampiran Validasi (Y) Sesudah di UjiAhli ............................................... 71

11. Kisi-kisi instrumen (X)Sesudah di Validasi .............................................. 73

12. Kisi-kisi instrumen (Y) Sesudah di Validasi ............................................. 75

13. Angket Interaksi Teman Sebaya Sesudah di Validasi ............................... 77

14. Angket Motivasi BelajarSesudah di Validasi ............................................ 79

15. Hasil Data Kuisioner Interaksi Teman Sebaya .......................................... 81

16. Hasil Data Kuisioner Motivasi Belajar Peserta Didik ............................... 84

17. Tabel Penolong Variabel (X) dan (Y) ....................................................... 87

18. Uji Hipotesis .............................................................................................. 90

19. Tabel Nilai-nilai R Product Moment......................................................... 95

Page 19: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang

diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.

Menurut Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 (2003) secara tegas menyatakan

pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara.

Berdasarkan pengertian tersebut diketahui bahwa pendidikan merupakan

usaha yang dilandasi kesadaran dan terencana untuk menciptakan proses

pembelajaran dan suasana belajar, supaya peserta didik dapat

mengembangkan potensi diri secara aktif untuk mendapatkan keterampilan,

akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri yang diperlukan

oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Proses kegiatan belajar dalam

pendidikan merupakan kegiatan yang paling pokok, artinya tercapai

tidaknya tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar. Hal ini

sependapat dengan Hamalik (2001: 36) yang menyatakan bahwa belajar

Page 20: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

2

adalah “suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni

mengalami”. Apabila proses belajar berlangsung baik, maka tujuan

pendidikan dapat tercapai dengan baik. Agar proses belajar dapat berjalan

dengan baik, diperlukan motivasi yang dapat mendorong semangat belajar

peserta didik. Motivasi merupakan kekuatan yang terdapat dalam diri

seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu

untuk mencapai tujuan. Menurut Mc. Donald dalam Sadirman (2012: 73)

“motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

Motivasi sangat diperlukan pada kegiatan belajar, sebab seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan

aktivitas belajar”. Timbulnya motivasi belajar pada diri seseorang

disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Uno ( 2008: 23) mengatakan

bahwa “motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat

dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar dan harapan akan

cita-cita. Sedangkan yang termasuk faktor ekstrinsik adalah penghargaan,

lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan yang menarik”. Semakin

banyak faktor pendukung kegiatan belajar, maka semakin besar pula

motivasi belajar seseorang. Begitupun sebaliknya, apabila banyak faktor

yang menghambat kegiatan belajar seseorang maka motivasi untuk belajar

akan rendah sehingga mengakibatkan kecilnya kemungkinan perubahan

Page 21: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

3

tingkah laku yang lebih baik. Menurut Djali (2013: 99) rendahnya motivasi

belajar peserta didik dapat disebabkan oleh :

1. Faktor internal, yakni dari kesehatan, intelegensi, serta dalam diri

peserta didik itu sendiri.

2. Faktor eksternal, yakni seperti faktor keluarga, lingkungan sekolah,

masyarakat, atau lingkungan sekitar.

Faktor lingkungan sekolah diantaranya tenaga pendidik, fasilitas penunjang

pembelajaran, peserta didik termasuk teman sebaya. Teman sebaya

merupakan teman yang memiliki tingkat usia dan tingkat kematangan yang

kurang lebih sama. Menurut Santrock (2007: 55) mengatakan bahwa

“pengaruh kelompok teman sebaya dapat dilihat dari keseharian peserta

didik yang banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya’’.

Fenomena yang sering terjadi secara umum banyak peserta didik yang

mengalami kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran sehingga dapat

mengakibatkan rendahnya motivasi belajar ada peserta didik tersebut.

Motivasi belajar peserta didik rendah juga seringkali menunjukkan sikap

yang kurang wajar, seperti suka menentang, tidak bersemangat dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik, suka mengganggu

teman yang lain, dan bermalas-malasan pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

Sedangkan fenomena yang terjadi di Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, yaitu SDS SWADHIPA,

SD Negeri Bumisari, SD Negeri 2 Candimas Natar, motivasi belajar peserta

didik masih tergolong rendah. Pada saat proses pembelajaran berlangsung

Page 22: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

4

sebagian besar peserta didik mengerjakan tugas sembari bercanda, sebagian

besar peserta didik tidak tekun dalam mengerjakan tugas, dan bahkan

sebagian besar peserta didik yang memilih untuk menyontek pekerjaan

teman daripada menyeselaikan tugasnya sendiri. Sebagian besar peserta

didik tidak bisa bekerjasama dengan kelompok untuk menyelesaikan tugas

dan kurang berusaha untuk mendapatkan nilai terbaik sehingga nilai terbaik

didominasi oleh peserta didik yang sama serta kurangnya rasa ingin tahu

peserta didik untuk bertanya dengan pendidik.

Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan pendidik kelas

V SD di Gugus Nusa Indah, dan memperoleh informasi bahwa motivasi

belajar peserta didik masih cukup rendah. Rendahnya motivasi belajar

peserta didik dapat dilihat dari kebiasaan mengerjakan PR di sekolah,

kurang antusias mengikuti pembelajaran, acuh apabila diberikan nasehat,

dan sering mengobrol sendiri pada saat pendidik menjelaskan materi

pembelajaran. Beberapa cara sudah dilakukan pendidik misalkan dengan

memberikan reward kepada peserta didik yang telah berhasil mengerjakan

tugas dengan baik, memberikan permainan edukasi agar peserta didik tidak

bosan dalam pembelajaran, memberikan nasihat agar peserta didik semakin

termotivasi dalam belajar. Akan tetapi motivasi belajar peserta didik belum

juga tinggi. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh

peneliti, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Hubungan

Page 23: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

5

Interaksi Teman Sebaya Dengan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V

Sekolah Dasar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Sebagian besar peserta didik tidak tekun dalam mengerjakan tugas.

2. Sebagian besar peserta didik memilih untuk menyontek pekerjaan teman

daripada menyeselaikan tugasnya sendiri.

3. Kurangnya rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya dengan

pendidik.

4. Banyak peserta didik yang kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada interaksi teman sebaya dan motivasi belajar

peserta didik.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah terdapat Hubungan Interaksi Teman Sebaya dengan Motivasi

Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah Natar

Lampung Selatan?

Page 24: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

6

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Motivasi

Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah Natar

Lampung Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini , adalah:

1. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti lain

Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan berfikir

kita guna melatih kemampuan, memahami dan menganalisis

masalah-masalah psikologi dan pendidikan.

b. Bagi Peserta Didik

Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan keakraban antar

teman sebaya dalam belajar serta interaksi sosial yang ada sehingga

berdampak pada meningkatnya motivasi belajar.

c. Bagi Pendidik

Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan

mengenai hubungan interaksi teman sebaya dengan motivasi

belajar peserta didik.

2. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian dapat memperkaya serta memperbanyak

khazanah kependidikan dalam hal yang berhubungandengan interaksi

teman sebaya dan motivasi belajar peserta didik.

Page 25: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

7

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. Subjek penelitian adalah seluruh peserta didik kelas V Sekolah Dasar

Gugus Nusa Indah Natar Lampung Selatan.

2. Objek penelitian ini adalah Motivasi Belajar peserta didik kelas V

Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah Natar Lampung Selatan.

3. Tempat penelitian ini adalah di SDS SWADHIPA Natar Lampung

selatan, SD Negeri Bumisari Natar Lampung Selatan, dan SD Negeri 2

Candimas Natar Lampung Selatan.

Page 26: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dari dalam diri

seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Dimana dorongan tersebut untuk mengarah kearah perubahan yang lebih

baik lagi. Menurut Uno (2016: 3) istilah motivasi berasal dari kata motif

yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tuuan tertentu. Motivasi

sendiri merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk

berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam

memenuhi kebutuhannya.

Menurut Hani Handoko dalam Wahab (2016: 128) mengemukakan bahwa

motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Menurut Prawira (2014: 319) motivasi memiliki akar kata dari bahasa latin

movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Memberikan

motivasi ini bisa diartikan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang

dimotivasi tersebut dapat bergerak.

Page 27: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

9

Berdasarkan beberapa pendapat di atas,maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi merupakan suatu kondisi seseorang untuk melakukan sesuatu

dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan

perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri

peserta didik maupun dari luar diri peserta didik yang memberikan arah

pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

Menurut Slameto (2010: 2) motivasi belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Winkel dalam Wahab (2016: 17) motivasi belajar adalah semua

aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan

pemahaman. Menurut Uno (2016: 23) motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk

mengaadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa

indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar

dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa motivasi belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang

Page 28: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

10

berasal dari dorongan internal dan eksternal sehingga menimbulkan

perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum

belajar dalam arti dengan belajar seseorang dapat mengetahui sesuatu itu

dengan belajar. Perubahan-perubahan itu bukan perubahan yang negatif,

tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah

kemajuan atau perbaikan. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti

menggunakan teori motivasi belajar menurut Uno.

3. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar

Ada berbagai macam bentuk-bentuk motivasi belajar diantaranya adalah

sebagai berikut:

Menurut Sadirman (2012: 89) motivasi terbagi menjadi dua jenis yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari dalam, karena dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar diri individu .dalam kegiatan

pembelajaran motivasi tidak hanya timbul dari diri setiap individu

melainkan motivasi bisa didapatkan dari luar dirinya.

Menurut Hamalik (2009: 122) ada beberapa bentuk motivasi belajar, yaitu

sebagai berikut:

a) Pemberian pujian;

b) Kepuasan kebutuhan psikologis;

c) Intrinsik;

d) Penguatan;

e) Penjalaran;

f) Pemahaman atas tujuan;

g) Tugas yang dibebankan oleh diri sendiri;

Page 29: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

11

h) Ganjaran dari luar;

i) Teknik pembelajaran yang bervariasi;

j) Minat khusus peserta didik;

k) Penyesuaian dengan kondisi peserta didik;

l) Menghindari adanya kecemasan;

m) Tingkat kesulitan tugas;

n) Kadar emosi;

o) Pengaruh kelompok;

p) Kreativitas peserta didik.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat berbagai cara agar motivasi dapat dikembangan untuk

memperoleh hasil belajar yang baik. Kemudian terdapat dua macam

motivasi belajar, yaitu motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal

dari dalam diri individu itu sendiri.

4. Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Djamarah (2011: 156-157) terdapat tiga fungsi motivasi dalam

belajar, yaitu:

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya peserta didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi

karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar.

Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa

ingin tahu dari suatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum

diketahui tersebut akhirnya mendorong peserta didik untuk belajar

dalam rangka mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang

mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam

belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini

mempengaruhi sikap apa yang seharusnya peserta didik ambil

dalam rangka belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap peserta didik

itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian

terjelma dalam bentuk gerakan psikofisis. Di sini peserta didik

sudah melaksanakan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan

raga.Akal pikiran berproses dengan kehendak perbuatan belajar.

Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba

Page 30: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

12

membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan

hukum, sehingga mengerti betul isi uang dikandungnya

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

peserta didikyang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang

diabaikan. Sesuatu yang akan dicari peserta didik merupakan tujuan

belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai

pengarah yang memberikan motivasi kepada peserta didik dalam

belajar.

Menurut Sardiman (2008: 85) motivasi belajar memiliki 3 fungsi,

diantaranya:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,

dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut.

Menurut Hamalik (2004: 161) Motivasi mendorong timbulnya kelakuan

dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi, fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa

motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti

belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan

perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Berfungsi sebagai mesin

bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau

lambatnya suatu pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi

motivasi belajar meliputi motivasi pendorong perbuatan yaitu motivasi

yang mendorong peserta didik memunculkan minatnya dalam

belajar.menentukan arah perbuatan, untuk mencapai tujuan, dan

Page 31: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

13

menyeleksi perbuatan. Motivasi sebagai penggerak perbuatan dimana

peserta didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan

raga, dan motivasi sebagai pengarah perbuatan dimana peserta didik yang

mempunyai motivasi dapat membedakan mana perbuatan yang harus

dilakukan dan mana perbuatan yang tidak baik dilakukan, dan peserta

didik mempunyai tujuan belajar sebagai pengarah yang memberikan

motivasi kepada peserta didik dalam belajar.

5. Indikator Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri individu atau

disebut dorongan internal dan dan dorongan yang berasal dari luar diri

individu eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan indikator-

indikator yang mendukung. Menurut Uno (2012: 23) indikator motivasi

belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan;

d. Adanya penghargaan dalam belajar;

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Menurut Sardiman (2008: 83) motivasi yang ada pada diri setiap orang

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak cepat puas

dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah .

Page 32: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

14

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator

motivasi belajar adalah ciri-ciri peserta didik yang memiliki motivasi

belajar. Indikator motivasi belajar yang dipakai dalam penelitian ini adalah

indicator menurut pendapat Uno, yaitu indikator di atas terbagi kedalam

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

B. Interaksi Teman Sebaya

1. Pengertian Interaksi

Interaksi adalah hubungan manusia dengan manusia lain yang saling

mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Menurut Walgito (1999:

65) interaksi adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang

lain, individu saatu dapat mempengaruhi individu yang lain atau

sebaliknya, jadi terdapat antara hubungan yang saling timbal balik.

Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan

kelompok, kelompok dengan kelompok.

Menurut soekanto (2007: 55) interaksi merupakan hubungan-hubungan

sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang

perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang

perorangan dalam kelompok manusia. Menurut Booner dalam Ahmadi

Page 33: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

15

(2002: 54) interaksi adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih,

di mana kelakuan indiviu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

interaksi adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain,

individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi

terdapat antara hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut

dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,

kelompok dengan kelompok.

2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosisal

Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto (2015: 65) bentuk-bentuk

interaksi sosial adalah sebagai berikut:

a. Interaksi yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada

bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti:

1) Kerja sama

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang

peroranganatau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

2) Akomodasi

Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk

menunjuk pada suatu keadaan untuk menunjuk pada suatu

proses.

3) Asimilasi

Asimilasi adalah proses interaksi yang timbul bila ada

kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang

berbeda.

4) Akulturasi

Akulturasi adalah proses interaksi yang timbul, apabila suatu

kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan

tertentu.

Page 34: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

16

b. Interaksi yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada

bentuk-bentuk pertentangan atau konflik, seperti :

1) Persaingan

Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan

perorangan atau kelompok tertentu.

2) Kontravensi

Kontravensi adalah bentuk proses interaksi yang berada di

antara persaingan dan pertentangan atau konflik.

3) Konfilk

Konflik adalah proses interaksi antar perorangan atau

kelompok masyarakat tertentu.

Menurut Santosa (2006: 11) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk

interaksi social, yaitu meliputi:

1) Adanya individu

Setiap proses interaksi sosial tentu perlu menuntut adanya

individu-individu yang melaksanakan hubungan.

2) Adanya tujuan

Setiap interaksi sosial memiliki tujuan tertentu yakni

mempengaruhi individu lain, hal tersebut yang membuat proses

interaksi dapat terjadi.

3) Adanya hubungan

Setiap interaksi pasti terjadi karena adanya hubungan antara

individu dengan individu maupun antar individu dengan

kelompok.

4) Adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok ini terjadi

karena seorang individu dalam hidupnya tidak dapat terpisah dari

kelompok, disamping itu setiap individu memiliki fungsi dalam

kelompoknya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat berbagai macam bentuk-bentuk dalam interaksi sosial.

Diantaranya adalah Interaksi yang bersifat asosiatif, Interaksi yang bersifat

disosiatif , adanya individu, adanya tujuan, adanya hubungan, dan adanya

hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok.

Page 35: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

17

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi interaksi, antara lain:

a. Imitasi

Menurut Soekanto (2007: 57) Imitasi merupakan dorongan untuk

meniru orang lain. Imitasi tidaklah berlangsung dengan sendirinya,

sehingga individu yang satu akan dengan sendirinya mengimitasi

individu yang lain, demikian sebaliknya. Faktor imitasi mempunyai

peranan yang sangat penting dalam proses interaksi social. Salah satu

segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk

mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun

demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang

negatif di mana misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang

menyimpang. Kemudian menurut Walgito (2003: 26) mengemukakan

bahwa masyarakat itu tiada lain dari pengelompokan manusia di mana

individu-individu yang satu mengimitasi dari yang lain dan sebaliknya,

bahkan masyarakat itu baru menjadi masyarakat sebenarnya apabila

mulai mengimitasi kegiatan manusia lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Salah satu segi

positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk

mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun

demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang

Page 36: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

18

negatif di mana misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang

menyimpang.

b. Sugesti

Menurut Walgito (2003: 27) sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang

datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang

pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang

bersangkutan.Sama halnya menurut Ahmadi (2002: 58) sugesti adalah

pengaruh psychis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari

orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

sugesti merupakan pengaruh psikis baik yang datangnya dari diri

sendiri maupun dari orang lain yang umumnya diterima tanda adanya

kritik dari individu yang bersangkutan.

c. Identifikasi

Menurut soekanto (1995: 70) merupakan kecendrungan-kecendrungan

atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama

dengan pihak lain. Kemudian munurut Walgito (2003: 72) Identifikasi

merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain,

identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena

kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses

identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar),

Page 37: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

19

maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan

tipe-tipe ideal tertendu di dalam proses kehidupannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi sama (identik) dengan

orang lain. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya,

maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan

tipe-tipe ideal tertendu di dalam proses kehidupannya.

d. Simpati

menurut Soekanto (1995: 70) simpati merupakan suatu proses dimana

seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Proses ini memegang

peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati

adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama

dengannya. Kemudian Menurut Ahmadi (2002:59) simpati adalah

perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati

timbul tidak atas dasar logis rasionil, melainkan berdasarkan penilaian

perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat

tiba-tiba merasa tertarik kepada orang lain dengan sendirinya karena

keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa simpati merupakan suatu proses dimana seseorang merasa

tertarik kepada orang lain agar simpati dapat berlansung, kedua pihak

perlu terbuka dan saling mengungkapkan pikirannya.

Page 38: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

20

4. Teman sebaya

Teman sebaya adalah anak-anak dengan tingkat kematangan atau usia

yang kurang lebih sama. Kelompok sebaya adalah lingkungan kedua

setelah keluarga, yang berpengaruh bagi kehidupan individu. Terpengaruh

tidaknya individu dengan teman sebaya tergantung pada persepsi individu

terhadap kelompoknya, sebab persepsi individu terhadap kelompok

sebayanya akan menentukan keputusan yang diambil nantinya. Menurut

Latif (2005: 82) teman sebaya merupakan teman yang setingkat untuk

membantu perkembangan peserta didik.Teman yang setingkat yang

dimaksud adalah setingkat umumnya, setingkat dalam sepermainan,

setingkat dalam hobi, dan setingkat dalam minat, serta membantu

perkembangan peserta didik.faktor teman sebaya sangat besar

pengaruhnya dalam memicu perkembangan peserta. Baik yang bersifat

dalam mendukung belajar ataupun tidak mendukung dalam belajar

(unsuport learning).

Menurut Damsar (2017: 74) kelompok teman sebaya merupakan suatu

kelompok dari orang-orang yang seusia dan memiliki status yang sama

dengan siapa seseorang umummnya berhubungan atau bergaul. Menurut

Haditomo dalam Santrock (2007: 55) mengatakan bahwa teman sebaya

adalah individu-individu yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang

kurang lebih sama. Teman sebaya memberikan sarana untuk melakukan

perbandingan sosial dan dapat menjadi sumber informasi diluar keluarga.

Page 39: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

21

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teman

sebaya adalah teman yang setingkat yaitu yang usianya sama, setingkat

dalam sepermainan, setingkat dalam hobi, dan setingkat dalam minat.yang

memberikan pengaruh besar dalam memicu perkembangan peserta didik

baik yang mengarah kepositif ataupun negatif.

5. Aspek-aspek Interaksi Teman Sebaya

Menurut Partowisastro dalam Yunita (2019: 03) merumuskan aspek-

aspek interaksi teman sebaya sebagai berikut:

a. Keterbukaan individu dalam kelompok

b. Kerjasama individu dalam kelompok

c. Frekuensi hubungan individu dalam kelompok

Kemudian menurut Parten dalam Dagun (2002: 86) mengemukakan aspek-

aspek interaksi teman sebaya, yaitu:

a. Jumlah waktu anak yang berada di luar rumah

b. Keterlibatan anak bermain dengan teman sebaya

c. Kecenderungan untuk bermain sendiri

d. Kecenderungan bermain paralel

e. Bermain asosiatif

f. Sikap kerjasama

Selanjutnya menurut Hartup dalam Dagun (2002: 55) membagi beberapa

aspek-aspek interaksi teman sebaya, yaitu:

a. Perasaan ketergantungan kepada teman sebaya lebih besar dari

pada orang dewasa.

b. Perasaan simpati dan cinta semakin bertambah.

c. Mempunyai keinginan untuk dapat memperngaruhi orang lain

menjadi pemimpin.

d. Perasaan kompetisi bertambah.

Page 40: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

22

e. Suka bertengkar.

f. Aktifitas bernada agresif semakin bertambah.

Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan aspek-aspek interaksi

teman sebaya menurut Partowisastro dalam Yunita yaitu, keterbukaan,

kerjasama, dan frekuensi hubungan individu dalam kelompok.

C. Penelitian yang Relevan

1. Fatimah Saguni dan Sangir M. Amin (2014) “Hubungan Penyesuaian Diri,

Dukungan Sosial Teman Sebaya Dan Self Regulation Terhadap Motivasi

Belajar Peserta Didik Kelas Akselerasi Smp Negeri 1 Palu”. Volume 1,

Nomor 1, Tahun 2014. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan negatif antara penyesuaian diri dengan motivasi

belajar pada peserta didik kelas akselerasi SMP Negeri 1 Palu. Artinya

semakin baik penyesuaian diri maka akan semakin rendah motivasi

belajarnya. Begitupula sebaliknya, semakin buruk penyesuaian dirinya,

maka semakin tinggi pula motivasi belajarnya.

2. Ika Rahmawati (2016)”Hubungan Interaksi Teman Sebaya dengan

Motivasi Belajar Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar Negeri Dinoyo 01

Malang”. Dari penelitian yang dilakukan oleh oleh Ika Rahmawati dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar peserta didik Sekolah

Dasar Negeri Dinoyo 01 Malang. Artinya, semakin baik interaksi teman

sebaya terhadappeserta didik , maka semakin tinggi tingkat motivasi

belajar peserta didik . Sebaliknya, semakin buruk interaksi teman sebaya

Page 41: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

23

terhadappeserta didik , maka semakin rendah tingkat motivasi belajar

peserta didik .

3. Nadzifah Rose Ahady (2014) “Hubungan antara Dukungan Sosial Teman

Sebaya dengan Motivasi Belajar Peserta didik Kelas VII di SMP Islam

Almaarif 01 Singosari”. Dari penelitian yang dilakukan oleh dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positifantara dukungan sosial

teman sebaya dengan motivasi belajar pada peserta didik SMP Islam

Almaarif Singosari. Artinya apabila dukungan sosial yang diberikan oleh

teman sebaya tinggi, maka motivasi belajar peserta didik akan tinggi.

Begitu pula sebaliknya, apabila dukungan sosial yang diberikan oleh

teman sebaya rendah, maka motivasi belajar peserta didik akan rendah.

4. Mochamad Dhihinur Fadli (2018) “Hubungan Interaksi Sosial Teman

Sebaya dengan Motivasi Belajar Peserta didik Kelas IX Di UPTD SMP

Negeri 2 Papar Kabupaten Kediri”, Volume 2 Nomor 4 Tahun 2018. Dari

penelitian yang dilakukan oleh dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara interaksi sosial teman sebaya dengan motivasi belajar

peserta didik kelas IXUPTD SMP Negeri 2 Papar Kabupaten Kediri.

Artinya, semakin baik interaksi teman sebaya terhadappeserta didik , maka

semakin tinggi tingkat motivasi belajar peserta didik . Sebaliknya, semakin

buruk interaksi teman sebaya terhadappeserta didik , maka semakin rendah

tingkat motivasi belajar peserta didik .

Page 42: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

24

D. Kerangka Pikir

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dalam diri maupun

dari luar diri peserta didik dengan melakukan serangkaian aktivitas mental

atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan

tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

Perubahan-perubahan itu bukan perubahan yang negatif, tetapi perubahan

yang positif, yaitu perubahan yang menuju kearah kemajuan atau perbaikan.

Agar perubahan tersebut dapat tercapai, dibutuhkan orang lain agar dapat

membantu peserta didik menuju ke arah yang lebih baik, karena manusia

adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain.

Peserta didik membutuhkan orang lain untuk dapat berinteraksi dalam

mewujudkan perubahan yang lebih baik dalam belajar, terutama pada saat

sekolah, dimana peserta didik saling berinteraksi satu sama lain, baik dengan

pendidiknya ataupun dengan teman sebayanya yang terdapat hubungan

emosional, yang setiap harinya saling berinteraksi di dalam kelas.

Interaksi teman sebaya merupakan teman yang setingkat yaitu yang usianya

sama, setingkat dalam sepermainan, setingkat dalam hobi, dan setingkat dalam

minat yang memberikan pengaruh besar dalam memicu perkembangan peserta

didik. Sehingga diharapkan interaksi teman sebaya di sekolah dapat membuat

peserta didik termotivasi dalam belajarnya.

Page 43: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

25

Berdasarkan pemaparan di atas pemaparan di atas, apabila ditulis secara

skematis maka menjadi:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Keterangan:

= hubungan

X = Interaksi Teman Sebaya

Y = Motivasi Belajar

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka pikir di atas, dapat diajukan

hipotesis yaitu:

Terdapat hubungan yang signifikan antara Interaksi Teman Sebaya Dengan

Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah

Natar Lampung Selatan.

Interaksi Teman Sebaya

(X)

Motivasi Belajar

(Y)

Page 44: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

termasuk dalam jenis penelitian korelasional atau penelitian hubungan.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 22) penelitian korelasional adalah tipe

penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara

dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar peserta

didik kelas V Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah Natar Lampung Selatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di gugus Nusa Indah di Kecamatan Natar

Lampung Selatan, yaitu meliputi SD Negeri Bumisari Natar Lmpung Selatan,

SDS SWADHIPA Natar Lampung Selatan, dan SD Negeri 2 Candimas Natar

Lampung Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun

ajaran 2018/2019.

Page 45: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

27

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Gugus

Nusa Indah Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2018/2019.

Tabel 1. Jumlah populasi kelas V SD Gugus Nusa Indah Natar

Lampung Selatan

No Nama Sekolah Kelas Jumlah Peserta

Didik

1. SD Negeri Bumisaari

Natar Lampung Selatan

VA 32

VB 31

VC 30

VD 32

2. SDS SWADHIPA Natar

Lampung Selatan V 28

3.

SD Negeri 2 Candimas

Natar Lampung Selatan VA 31

VB 28

Jumlah 212

2. Sampel

Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah multistage

random sampling yaitu teknik sampel acak bertingkat. Pengambilan

sampel dengan teknik sampel acak bertingkat (multistage random

sampling) digambarkan sebagai berikut. Menurut Jaya (2017: 72-73)

Multistage sampling adalah cara pengambilan sampel dimana kita

memilih sebuah sampel dengan menggunakan kombinasi dari metode

pengambilan sampel yang berbeda.

Page 46: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

28

Gambar 2. Teknik Sampel Acak Bertingkat (Multistage Random Sampling)

Sumber: Jaya (2017: 72)

Berdasarkan alur gambar di atas dapat dijelaskan bahwa stage 1 merupakan

kumpulan sekolah pada Gugus Nusa Indah Natar Lampung Selatan, sebagai

satuan pertama sampel yang akan diambil disebut sebagai Primary Sampling Unit

(PSU). Stage 2 adalah kelas yang dipilih, dan stage 3 yaitu kumpulan peserta

didik yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 91 peserta didik.

D. Variabel Penelitian

Terdapat dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel independen (bebas), adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

interaksi teman sebaya (X).

V

A

V

B

V

C

V

D

V

B

V

A

V

SDN

B SDS SDN 2

31 32 28

Kelas V

Peserta Didik

Gugus Nusa Indah

STAGE I

STAGE II

STAGE III

Page 47: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

29

2. Variabel dependen (terikat), adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat dalam dalam

penelitian ini yaitu motivasi belajar (Y).

E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual Variabel

a. Interaksi Teman Sebaya (X)

Interaksi teman sebaya adalah hubungan antara teman yang setingkat

yaitu yang usianya sama, setingkat dalam sepermainan, setingkat

dalam hobi, dan setingkat dalam minat.yang memberikan pengaruh

besar dalam memicu perkembangan anak baik yang mengarah

kepositif ataupun negatif.

b. Motivasi belajar (Y)

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam

diri peserta didik maupun dari luar diri peserta didik yang memberikan

arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat

tercapai.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Interaksi Teman Sebaya (X)

Interaksi teman sebaya adalah hubungan antara satu anak dengan anak

yang lain dengan tingkat usia yang relatif sama serta melibatkan

keakraban yang besar untuk saling mempengaruhi antara yang satu

dengan yang lain.

Page 48: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

30

Indikator yang akan digunakan untuk pembuatan angket interaksi

teman sebaya adalah :

1) Keterbukaan individu dalam kelompok

2) Kerjasama individu dalam kelompok

3) Frekuensi hubungan individu dalam kelompok

a. Motivasi Belajar (Y)

Motivasi belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang

berasal dari dorongan internal dan eksternal sehingga menimbulkan

perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan

sebelum belajar. Perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau

perbaikan. Indikator yang akan digunakan untuk pembuatan angket

motivasi belajar peserta didik adalah:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Page 49: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

31

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar hipotesis. Untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah Kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan

tertulis yang digunakan dalam memperoleh informasi dari responden tentang

laporan pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya. Dalam penelitian ini

digunakan kuesioner tertutup dan tidak langsung yaitu responden (peserta

didik) hanya memilih alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti atas

pernyataan yang diajukan. Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi

data dari variabel (X) yaitu interaksi teman sebaya dan variabel (Y) motivasi

belajar peserta didik. Dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6, hal 61 dan 63.

Rumus interval yang digunakan untuk menentukan kategori interaksi teman

sebaya dan motivasi belajar menurut Soegyarto Mangkumatjo (1997: 37)

menggunakan kriterium Stugess yaitu :

Keterangan:

i = Interval

NT = Nilai Tertinggi

NR = Nilai Rendah

K = Kategori

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa koesioner yang

diberikan kepada peserta didik kelas V di SD N Bumisari, SDS SWADHIPA,

SD N 2 Candimas yang menjadi sampel untuk mengukur interaksi teman

Page 50: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

32

sebaya dan motivasi belajar. Responden diminta unruk memberi tanda centang

(√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam

penelitian ini menggunakan skala likert dengan rentang 4 pilihan jawaban

sebagai berikut:

Tabel 2. Skor jawaban angket menurut skala likert

Alternatif Jawaban Skor

Selalu 4

Sering 3

Kadang-kadang 2

Tidak pernah 1

Sumber :Kasmadi dan Nia (2014: 76)

Terdapat 20 pernyataan yang digunakan untuk mengungkap variabel interaksi

teman sebaya, dan 20 pernyataan untuk variabel motivasi belajar.Sehingga

terdapat 40 butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian. Kisi-kisi kedua

variabel tersebut dapat di lihat pada lampiran 3 dan 4, hal 57 dan 59.

H. Uji Persyaratan Instrumen

1. Uji Validitas

Uji instrumen dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat

mengungkap dengan tepat dan benar mengenai gejala yang akan diukur,

baik instrumen interaksi teman sebaya maupun motivasi belajar. Menurut

Sutrisno Hadi (2004: 123-128) Logical validity dan content validity

diperoleh dari penilaian ahli atau “expert judgement”. Dalam hal ini

peneliti melakukan uji validitas menggunakan expert judgement yaitu

penilaian ahli. Instrumen penilaian ahli terdapat pada lampiran 7, hal 65.

Page 51: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

33

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang

diajukan.Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yaitu penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan interaksi teman

sebaya dengan motivasi belajar peserta didik kelas V SD Gugus Nusa Indah

tahun ajaran 2018/2019. Teknik analisis data menggunakan rumus korelasi

product moment yang merupakan salah satu teknik untuk mencari keeratan

hubungan antara variabel X dan Y. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = jumlah responden

∑XY = total perkalian skor X dan Y

∑X = jumlah skor variabel X

∑Y = jumlah skor variabel Y

∑X2 = total kuadrat skor variabel X

∑Y2 = total kuadrat skor variabel Y

Sugiyono (2013: 213).

Tabel 3. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefesien korelasi

Interprestasi indeks Kategori

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,199 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2013: 257)

Page 52: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

34

Setelah mengetahui koefesien korelasinya langkah selanjutnya adalah

mencari kebermaknaan dan kesignifikanan hubungan variabel X dengan

variabel Y akan diuji dengan Uji Signifikansi atau Uji-t dengan rumus :

Keterangan :

thitung = Nilai t

r = Nilai Koefesien korelasi

n = Jumlah sampel

Dengan kriteria pengujian jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan HO

ditolak dan jika thitung < ttabel Ho diterima dimana dk = n-2 dengan taraf uji

signifikansi 0,05.

J. Uji Hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan, maka bentuk pengujian

yang akan diuji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha: terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan

motivasi belajar peserta didik kelas V SD Gugus Nusa

IndahNatar Lampung Selatan.

Ho: tidak terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan

motivasibelajar peserta didik kelas V SD Gugus Nusa Indah

Natar Lampung Selatan.

t =

Page 53: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

44

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan interaksi

teman sebaya dengan motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat adanya korelasi yang signifikan antara variabel X (interaksi teman

sebaya) dengan variabel Y (motivasi belajar) peserta didik kelas V SD Gugus

Nusa Indah Natar Lampung Selatan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran

kepada pihak-pihak terkait yaitu:

1. Peserta Didik

Selama proses belajar mengajar di kelas, peserta didik diharapkan untuk

selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitar khususnya antar peserta

didik yang harapannya dapat bekerjasama dalam belajar, dapat

menghindari rasa malu, serta dapat bergaul dengan baik dengan teman-

temannya. Diharapkan peserta didik juga dapat meningkatkan motivasi

belajarnya, khususnyadi kelas agar dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Salah satu caranya meningkatkan motivasi belajar dengan berinteraksi

denganteman sekelasnya agar terjadi sharing edukasi.

Page 54: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

45

2. Pendidik

Pendidik diharapakan dapat membimbingdan mengarahkan interaksi

sosial antar peserta didik yang dimiliki, sehingga peserta didik memiliki

kemampuan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya maupun

lingkungan sekitar. Selain itu diharapkan pendidik dapat menumbuhkan

dan meningkatkan motivasi belajar pesertadidik agar hasil belajar akan

lebih maksimal. Pendidik harus mampu memahami potensi yang dimiliki

oleh peserta didik agar dapat berkembang dengan baik dan optimal.

3. Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, sekolah harus menyadari bahwa interaksi

sosialdan motivasi belajar memiliki hubungan dengan hasil belajar

tematik, sehingga sekolah harus mampu meningkatkan dan saling

mengevaluasi kompetensi masing-masing pendidik yang mengajar di

sekolah untuk menumbuhkan dan meningkatkan interaksi sosial dan

motivasi belajar untuk menciptakan hasil belajar peserta didik yang lebih

baik. Sehingga peserta didik dapat dengan senang hati dan memiliki

keinginan sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran.

4. Peneliti Lain

Kepada peneliti lain, peneliti menyarankan untuk dapat lebih

mengembangkan variabel, populasi maupun instrumen penelitian menjadi

lebih baik, sehingga hasil dari penelitian selanjutnya tersebut dapat lebih

maksimal dari penelitian ini dan memberikan wawasan baik untuk bekal

dalam mengajar sesungguhnya.

Page 55: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

46

DAFTAR PUSTAKA

Ahady, N. R. 2014. Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan

Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII di SMP Islam Almaarif 01

Singosari. (Skripsi). Fakultas Psikologi, Malang.

Ahmadi, A. 2002. Sosiologi Pendidikan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

______ 2004. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Dagun, M. S. 2002. Psikologi Keluarga. Rineka Cipta, Jakarta.

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Kencana Prenada Media Group,

Jakarta.

Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Fadli, M. D. 2018. Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Motivasi

Belajar Peserta didik Kelas IX Di UPTD SMP Negeri 2 Papar Kabupaten

Kediri. Jurnal Pedagogig. 2, 2-7.

Hamalik, O. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Jaya, M. T. B. S. 2017. Metedologi Penelitian Sosial dan Humaniora. (Suatu

Pendekatan Kuantitatif). Anugrah Utama Raharja (AURA), Bandar

Lampung.

Kasmadi, & Nia. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Alfabeta,

Bandung.

Prawira, P. A. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Ar-Ruzz

Media,Yogyakarta.

Rahmawati. 2016. Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Motivasi Belajar

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Dinoyo 01 Malang (Skripsi).

Universitas Islam Negeri Maaulana Malik Ibrahim. Malang.

Page 56: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61740/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah

47

Saguni, F. & Sagir M. A. 2014. Hubungan Penyesuaian Diri, Dukungan Sosial

Teman Sebaya dan Self Regulation Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Kelas Akselerasi Smp Negeri 1 Palu. Jurnal Penelitian Ilmiah. 2, 198-223.

Sangadji, E. M & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. CV Andi Offset,

Yogyakarta.

Santosa, S. 2009. Dinamika Kelompok. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Santrock, J. W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Erlangga, Jakarta.

______2007. Remaja Jilid 2 Edisi Kesebelas. Erlangga, Jakarta.

______2011. PsikologiPendidikan (Educational Psichology). Salemba Humanika,

Jakarta Selatan.Penerjemah Diana Angelica.

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka

Cipta, Jakarta.

Soekanto, S. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Syaodih, N. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Yayasan Kesuma

Karya, Bandung.

Uno, H. B. 2016. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisi di Bidang

Pendidikan. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Wahab, R. 2016. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Walgito, B.1999. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). CV Andi Offset,

Yogyakarta.

Yunita, F. F. 2019. Hubungan Intraksi Teman Sebaya Dengan Minat Belajar

Siswa. Jurnal Neo Konseling. 1, 1-6.