Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jiwa

Citation preview

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangKepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak

    memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan akan terjadi

    bila di dalam situasi tertentu seeorang mempengaruhi perilaku orang lain baik secara

    perorangan maupun berkelompok. Ini artinya bahwa kepemimpinan bukan hanya

    didefinisikan dari sudut jabatan, tapi lebih tepatnya, kepemimpinan ini adalah kemampuan

    seseorang untuk mempengaruhi orang lain tanpa paksaan untuk mencapai sesuatu yang sudah

    dirumuskan sebelumnya oleh anggota organisasi.

    Setiap kita pemimpin, hanya saja ruang lingkupnya yang membedakan. Ada yang

    sekedar pemimpin untuk dirinya sendiri, pemimpin terhadap keluarganya, pemimpin

    masyarakat, pemimpin untuk sebuah lembaga atau organisasi sampai pemimpin sebuah

    Negara. Besar kecilnya pertanggungjawaban tergantung besar kecilnya ruang lingkup yang

    dipimpin.

    Berbicara tentang pemimpin tentu ada saja hal yang menarik untuk dibicarakan, ini tidak

    lain karena pada diri seorang pemimpin terdapat harapan orang banyak untuk membawa

    perubahan kearah yang lebih baik. Terpenuhi tidaknya harapan masyarakat sangat tergantung

    pada kemauan dan kesadaran seorang pemimpin melaksanakan tanggung jawabnya.

    Berbagai kalangan menilai terpuruknya bangsa kita sekarang ini salah satu faktornya

    adalah buruknya perilaku pemimpin, bangsa kita mengalami krisis kepemimpinan di segala

    bidang, kebanyakan Pemimpin kita sudah dihinggapi dengan persoalan yang disebut split

    personality yaitu suatu keadaan dimana tidak adanya integrasi antara pikiran dan hati, tidak

    singkronnya kata dengan perbuatan. Fenomena ini muncul dikarenakan dalam membentuk

    karakter pribadi lebih berorientasi pada kecerdasan fisik dan mengabaikan kecerdasan

    spiritual, lebih mengutamakan tampilan luar mengabaikan isi dalamnya. Yang lebih utama,buruknya perilaku pimpinan disebabkan oleh adanya hambatan dalam pembentukan

    kepribadian.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    2

    1.2Rumusan MasalahPembahasan meet the expert ini dibatasi pada definisi kepemimpinan, teori kepemimpinan,

    tipe pemimpin, moral pemimpin, pembentukan kepribadian dan hambatannya,

    kepemimpinan dari segi psikologi dan islam, tugas dan tanggung jawab pemimpin, dan

    kepemimpinan di indonesia.

    1.3Tujuan PenulisanMeet the expert ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang

    kepemimpinan.

    1.4Metode PenulisanPenulisan referat ini merupakan tinjauan kepustakaan berdasarkan rujukan dari berbagai

    literatur.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Pengertian Kepemimpinan

    Kepemimpian dalam pengertian umum adalah suatu proses ketika seseorang memimpin,

    membimbing, memengaruhi, atau mengontrol pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain.

    Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kepemimpinan, yaitu :

    Prof.Dr.Mr.Prajudi Atmosudirjo berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kepribadian

    seseorang yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya.

    Haiman, berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suaru proses dimana seseorang

    memimpin, membimbing, direfleksikan dengan jiwa seni yaitu indah dalam membimbing

    dan dalam mengarahkan

    Rost mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling

    mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut yang menginginkan perubahan nyata

    yang mencerminkan tujuan bersamanya

    Danim berpendapat bahwa kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh

    individu untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain

    yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkansebelumnya

    Prof. Kimball Young, kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemauan pribadiu

    yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan

    akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat

    bagi situasi khusus.

    Menurut Gardner, kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi orang lain untuk

    melaksanakan tugas-tugas organisasi secara suka rela

    Menurut Gemmil dan Oakley kepemimpinan adalah sebuah proses kerjasama antara

    anggota organisasi dalam merumuskan metode baru untuk meningkatkan kualitas

    organisasi.

    Fulan mengatakan bahwa leadership is a process of persuasion or example by which an

    individual (or leadership team) induce the group to pursue objectives shared by the

    http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-islam.htmlhttp://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-islam.html
  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    4

    leaders and his or her followers. Fulan berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suatu

    proses untuk mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang

    sudah dirumuskan oleh pemimpin dan anggota organisasi lainnya. Ini artinya bahwa

    kepemimpinan bukan hanya didefinisikan dari sudut jabatan, tapi lebih tepatnya,

    kepemimpinan ini adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain tanpa

    paksaan untuk mencapai sesuatu yang sudah dirumuskan sebelumnya oleh anggota

    organisasi.

    Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa kepemimpinan adalah

    kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menegakkan, dan mengarahkan tingkah laku orang

    lain atau kelompok untuk mencapai tujuan kelompok dalam situasi tertentu.

    2.2. Teori kepemimpinan

    Beberapa teori kepemimpinan yang berkaitan dengan psikologi, yaitu :

    Teori kepemimpinan menurut teori sifat

    Menurut Rivai (2007) teori ini berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas

    (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Teori ini

    menekankan atribut pribadi dari pemimpin. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa

    beberapa orang adalah pemimpin alamiah dan dianugerahi beberapa ciri yang tidak

    dipunyai orang lain, seperti energi yang tidak ada habisnya, intuisi yang mendalam,

    pandangan masa depan yang luar biasa dan kekuatan persuasif yang tidak tertahankanAda empat sifat utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan , yaitu :

    Kecerdasan, pemimpin memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan yang dipimpin

    Kedewasaan dan keluasaan hubungan sosial, pemimpin cenderung menjadi

    matang dan mempunyai emosi yang stabil, karena mempunyai perhatian yang

    luas terhadap aktivitas sosial

    Motivasi diri dan dorongan berprestasi, para pemimpin secara relative mempunyai

    dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi

    Sikap hubungan kemanusiaan, pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri

    dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya

    Teori kepemimpinan menurut teori kelompok

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    5

    Teori kelompok dalam kepemimpinan ini memiliki dasar perkembangan yang berakar

    pada psikologi sosial. Teori kelompok ini beranggapan bahwa supaya kelompok bisa

    mencapai tujuan-tujuan, harus terdapat pertukaran yang positif diantara pemimpin dan

    pengikutnyapsikologi sosial dapat digunakan untuk mendukung konsep-konsep peranan

    dan pertukaran yang diterapkan dalam kepemimpinan.

    Teori kepemimpinan menurut teori situasional

    Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin

    memahami perilaku, sifat anggotanya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya

    kepemimpinan tertentu. Ada dua pengukuran yang digunakan untuk menerangkan gaya

    kepemimpinan, adalah:

    Hubungan kemanusiaan atau gaya yang lunak diaman pemimpin tidak melihat

    perbedaan yang besar diantara teman kerja yang paling banyak dan paling sedikit

    disukai atau memberikan suatu gambaran yang relatif menyenangkan kepada

    teman kerja yang paling sedikit disenangi

    Gaya yang berorientasi tugas dihubungkan dengan pemimpin yang melihat suatu

    perbedaan besar diantara teman kerja yang paling banyak dan paling sedikit

    disenangi dan memberikan suatu gambaran yang paling tidak menyenangkan

    pada teman kerja yang paling sedikit disukai

    Selain itu juga ada beberapa teori kepemimpinan lainnya menurut beberapa para ahli yaitu :

    1. Teori Kepemimpinan Contingency Fiedler (Matching Leaders and Tasks)

    Fiddler mengatakan bahwa pemimpin tersebut beroirientas pada tugas. Pemimpin yang

    berorientasi pada tugas akan efektif pada 2 kondisi.

    o Pada kondisi yang pertama, pemimpin ini sangat memiliki hubungan yang baik

    dengan anggotanya, tugas yang didelegasikan pada anggota sangat terstruktur dengan

    baik, dan memiliki posisi yang tinggi dengan otoritas yang tinggi juga. Pada keadaan

    ini, grup sangat termotivasi melakukan tugasnya dan bersedia melakukan tugas yang

    diberikan dengan sebaik-baiknya.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    6

    o Pada kondisi yang kedua, pemimpin ini tidak memiliki hubungan yang baik dengan

    anggotanya, tugas yang diberikan tidak jelas, dan memiliki posisi dan otoritas yang

    rendah. Dalam kondisi semacam ini, pemimpin mempunyai kemungkinan untuk

    mengambil alih tanggung jawab dalam mengambil keputusan, dan mengarahkan

    anggotanya.

    Kepemimpinan tidak akan terjadi dalam satu kevakuman sosial atau lingkungan.

    Para pemimpin mencoba melakukan pengaruhnya kepada anggota kelompok dalam

    kaitannya dengan situasi-situasi yg spesifik. Karena situasi dapat sangat bervariasi, oleh

    karenanya hanya masuk akal untuk memperkirakan bahwa tidak ada satu gaya atau

    pendekatan kepemimpinan yang akan selalu terbaik. Namun, sebagaimana telah kita

    pahami bahwa strategi yg paling efektif mungkin akan bervariasi dari satu situasi kesituasi lainnya.

    Penerimaan kenyataan dasar ini melandasi teori tentang efektifitas pemimpin

    yang dikembangkan oleh Fiedler, yang menerangkan teorinya sebagai Contingency

    Approach. Asumsi sentral teori ini adalah bahwa kontribusi seorang pemimpin kepada

    kesuksesan kinerja oleh kelompoknya adalah ditentukan oleh kedua hal yakni

    karakteristik pemimpin dan dan oleh berbagai variasi kondisi dan situasi. Untuk dapat

    memahami secara lengkap efektifitas pemimpin, kedua hal tsb harus dipertimbangkan.

    2. Model Kepemimpinan Normatif Menurut Vroom dan Yetton

    Salah satu tugas utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan.

    Keputusan dibuat para pemimpin sering berdampak kepada para anggotanya, maka jelas

    bahwa komponen utama dari efektifitas pemimpin adalah kemampuan mengambil

    keputusan yang sangat menentukan keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas

    pentingnya. Pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan baik akan lebih efektif

    dalam jangka panjang dibanding dengan mereka yg tidak mampu membuat keputusan

    dengan baik..

    Lima tipe kunci metode kepemimpinan yang teridentifikasi (Vroom & Yetton,

    1973):

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    7

    o Autocratic I: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang saat ini

    terdapat pada pemimpin.

    o Autocratic II: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang terdapat

    pada seluruh anggota kelompok tanpa terlebih dahulu menginformasikan tujuan

    dari penyampaian informasi yang mereka berikan.

    o Consultative I: berbagi akan masalah yang ada dengan individu yang relevan,

    mengetahui ide-ide dan saran mereka tanpa melibatkan mereka ke dalam

    kelompok; lalu membuat keputusan.

    o Consultative II: berbagi masalah dengan kelompok, mendapatkan ide-ide dan

    saran mereka saat diskusi kelompok berlangsung, dan kemudian membuat

    keputusan.

    o Group II: berbagi masalah yang ada dengan kelompok, mengepalai diskusi

    kelompok, serta menerima dan menerapkan keputusan apapun yang dibuat oleh

    kelompok.

    Tidak ada satupun dari metode ini yang dianggap terbaik untuk diterapkan pada

    berbagai situasi. Para pemimpin harus mencocokkan metode kepemimpinan dengan

    situasi yang ada.

    3. Teori Path-Goal dalam Kepemimpinan

    Sekarang ini salah satu pendekatan yang paling diyakini adalah teori path-goal,

    teori path-goal adalah suatu model kontijensi kepemimpinan yang dikembangkan oleh

    Robert House, yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio State tentang

    kepemimpinan pada inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan

    motivasi.

    Menurut teoripath-goal,suatu perilaku pemimpin dapat diterima oleh anggotanya

    pada tingkatan yang ditinjau oleh mereka sebagai sebuah sumber kepuasan saat itu atau

    masa mendatang. Bawahan sering berharap pemimpin membantu mengarahkan mereka

    dalam mencapai tujuan. Dengan kata lain bawahan berharap para pemimpin mereka

    membantu mereka dalam pencapaian tujuan2 bernilai mereka.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    8

    Ide di atas memainkan peran penting dalam Houses path-goal theory yang

    menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan pemimpin yang menjelaskan bentuk tugas dan

    menghilangkan berbagai hambatan akan meningkatkan persepsi bahwa bekerja keras

    akan mengarahkan ke kinerja yg baik dan kinerja yg baik tsb selanjutnya akan diakui dan

    diberikan ganjaran.

    Model kepemimpinanpath-goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan

    dalam berbagai situasi. Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh

    motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan

    pengikutnya. Teorinya disebut sebagai path-goal karena memfokuskan pada bagaimana

    pimpinan mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan

    diri, dan jalan untuk menggapai tujuan.

    Model path-goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan

    bawahan melaksanakan tugas dengan menunjukkan bagaimana prestasi mereka dapat

    digunakan sebagai alat mencapai hasil yang mereka inginkan. Teori Pengharapan

    (Expectancy Theory) menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku individu dipengaruhi

    oleh hubungan antara usaha dan prestasi (path-goal) dengan valensi dari hasil (goal

    attractiveness). Individu akan memperoleh kepuasan dan produktif ketika melihat adanya

    hubungan kuat antara usaha dan prestasi yang mereka lakukan dengan hasil yang mereka

    capai dengan nilai tinggi. Modelpath-goaljuga mengatakan bahwa pimpinan yang paling

    efektif adalah mereka yang membantu bawahan mengikuti cara untuk mencapai hasil

    yang bernilai tinggi. Model path-goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari

    dua fungsi dasar:

    Fungsi Pertama; adalah memberi kejelasan alur. Maksudnya, seorang pemimpin harus

    mampu membantu bawahannya dalam memahami bagaimana cara kerja yang diperlukan

    di dalam menyelesaikan tugasnya.

    Fungsi Kedua; adalah meningkatkan jumlah hasil (reward)bawahannya dengan memberi

    dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi mereka.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    9

    Untuk membentuk fungsi-fungsi tersebut, pemimpin dapat mengambil berbagai

    gaya kepemimpinan. Empat perbedaan gaya kepemimpinan dijelaskan dalam modelpath-

    goalsebagai berikut (Koontz et al dalam Kajanto, 2003) :

    Instrumental (directive): suatu pendekatan yang berfokus pada penyediaan bimbingan

    tertentu, menetapkan jadwal kerja dan aturan. Pemimpinan memberitahukan kepada

    bawahan apa yang diharapkan dari mereka, memberikan bimbingan/arahan secara

    spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas, termasuk di dalamnya aspek

    perencanaan, organisasi, koordinasi dan pengawasan

    Mendukung: sebuah gaya terfokus pada membangun hubungan baik dengan bawahan

    dan memuaskan kebutuhan mereka. Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan

    kepedulian akan kebutuhan bawahan. Ia juga memperlakukan semua bawahan samadan menunjukkan tentang keberadaan mereka, status, dan kebutuhan-kebutuhan

    pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang

    menyenangkan di antara anggota kelompok. Kepemimpinan pendukung (supportive)

    memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka sedang

    mengalami frustasi dan kekecewaan.

    Partisipatif: suatu pola di mana pemimpin berkonsultasi dengan bawahan,

    memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

    Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-saran

    dan ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan partisipatif

    dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan

    Prestasi berorientasi: suatu pendekatan di mana pemimpin menetapkan tujuan yang

    menantang dan mencari perbaikan dalam kinerja. Gaya kepemimpinan dimana

    pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk

    berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi

    dalam proses pencapaian tujuan tersebut.

    Terdapat dua faktor situasional yang diidentifikasikan kedalam model teoripath-goal,

    yaitu: personal characteristic of subordinate and environmental pressures and demmand

    (Gibson, 2003).

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    10

    o Karakteristik Bawahan

    Pada faktor situasional ini, teori path-goal memberikan penilaian bahwa perilaku

    pemimpin akan bisa diterima oleh bawahan jika para bawahan melihat perilaku tersebut

    akan merupakan sumber yang segera bisa memberikan kepuasan atau sebagai suatu

    instrumen bagi kepuasan-kepuasan masa depan. Karakteristik bawahan mencakup tiga hal,

    yakni:

    Letak Kendali (Locus of Control)

    Hal ini berkaitan dengan keyakinan individu sehubungan dengan penentuan

    hasil. Individu yang mempunyai letak kendali internal meyakini bahwa hasil

    (reward) yang mereka peroleh didasarkan pada usaha yang mereka lakukan

    sendiri. Sedangkan mereka yang cenderung letak kendali eksternal meyakini

    bahwa hasil yang mereka peroleh dikendalikan oleh kekuatan di luar kontrol

    pribadi mereka. Orang yang internal cenderung lebih menyukai gaya

    kepemimpinan yang participative, sedangkan eksternal umumnya lebih

    menyenangi gaya kepemimpinan directive.

    Kesediaan untuk Menerima Pengaruh (Authoritarianism)

    Kesediaan orang untuk menerima pengaruh dari orang lain. Bawahan yang

    tingkat authoritarianism yang tinggi cenderung merespon gaya kepemimpinan yang

    directive, sedangkan bawahan yang tingkat authoritarianism rendah cenderung

    memilih gaya kepemimpinan partisipatif.

    Kemampuan (Abilities)

    Kemampuan dan pengalaman bawahan akan mempengaruhi apakah mereka

    dapat bekerja lebih berhasil dengan pemimpin yang berorientasi prestasi (achievement-

    oriented) yang telah menentukan tantangan sasaran yang harus dicapai dan

    mengharapkan prestasi yang tinggi, atau pemimpin yang supportive yang lebih suka

    memberi dorongan dan mengarahkan mereka. Bawahan yang mempunyai kemampuan

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    11

    yang tinggi cenderung memilih gaya kepemimpinan achievement oriented, sedangkan

    bawahan yang mempunyai kemampuan rendah cenderung memilih pemimpin yang

    supportive.

    o Karakteristik Lingkungan

    Pada faktor situasional ini path-goal menyatakan bahwa perilaku pemimpin akan

    menjadi faktor motivasi terhadap para bawahan, jika:

    1) Perilaku tersebut akan memuaskan kebutuhan bawahan sehingga akan memungkinkan

    tercapainya efektivitas dalam pelaksanaan kerja.

    2) Perilaku tersebut merupakan komplimen dari lingkungan para bawahan yang dapatberupa pemberian latihan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan untuk

    mengidentifikasikan pelaksanaan kerja.

    Dengan menggunakan salah satu dari empat gaya di atas, dan dengan memperhitungkan

    faktor-faktor seperti yang diuraikan tersebut, seorang pemimpin harus berusaha untuk

    mempengaruhi persepsi para karyawan atau bawahannya dan mampu memberikan motivasi

    kepada mereka, dengan cara mengarahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapaian

    tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja yang efektif.

    2.3 Tipe Pemimpin

    1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis

    Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan

    yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat

    besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatikdianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang

    superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang

    kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.

    Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    12

    2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik

    Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan

    sifat-sifat sebagai berikut:

    Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak

    sendiri yang perlu dikembangkan.

    mereka bersikap terlalu melindungi

    mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan

    sendiri

    mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif

    mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut

    atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri

    selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

    Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan

    paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-

    protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih

    lebihan.

    3. Tipe Kepemimpinan Militeristik

    Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun

    sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:

    lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan

    seringkali kurang bijaksana

    menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan

    sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang

    berlebihan

    menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya

    tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya

    komunikasi hanya berlangsung searah.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    13

    4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

    Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:

    Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi

    Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal

    berambisi untuk merajai situasi

    setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri

    Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakanyang akan dilakukan

    semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi

    adanya sikap eksklusivisme

    selalu ingin berkuasa secara absolute

    sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku

    pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

    5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

    Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan

    kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit

    pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh

    bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan

    teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan

    koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai

    pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme.

    Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

    6. Tipe Kepemimpinan Populistis

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    14

    Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal,

    tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini

    mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

    7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

    Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan

    tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat

    dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan

    pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien

    dalam pemerintahan.

    8. Tipe Kepemimpinan Demokratis

    Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien

    kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan

    penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik.

    kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada

    partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

    Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan

    nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya

    masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-

    saat dan kondisi yang tepat.

    Pada dasarnya tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak untuk diterapkan,

    karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki keunggulan masing-masing.

    Pada situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan gaya kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada

    umumnya gaya kepemimpinan yang demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam

    aplikasinya, tinggal bagaimana kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan

    dalam keluarga, organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut

    diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    15

    2.4 Moral Pemimpin nasional yang bersumber dari pancasilaMoral kepemimpinan bagi pemimpin nasional yang bersumber pada Pancasila tercermin

    secara terpadu dalam kelima sila dalam Pancasila.

    1 ) Moral Takwa

    Moral takwa dalam dimensi vertical dan horizontal. Moral ketakwaan dalam

    dimensi vertical adalah sikap dan perilaku pemimpin yang melaksanakan ibadah secara

    konsisten menurut agama yang dianutnya. Moral ketakwaan dalam dimensi horizontal

    ditandai oleh sikap dan perilaku pemimpin yang melihat dirinya sama dengan orang-

    orang yang dipimpinnya sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sikap dan

    perilaku menghargai pekerjaan, mempercayai kemampuan dan menghormati orang pada

    bidang pengabdiannya terpatri dalam tindak kesehariannya sebagai pemimpin.

    2) Moral Kemanusiaan

    Aktualisasi moral kemanusiaan dalam kepemimpinan bagi pemimpin tingkat

    nasional identik dengan sikap dan perilaku pemimpin menyadari adanya hak-hak asasi

    perangkat aturan kebersamaan yang melapangkan aktualisasi HAM dalam batas-batas

    tanggungjawab sosial bermasyarakat. Aktualisasi HAM berkaitan erat pula dengan moral

    ketakwaan dalam dimensi horizontal yang meluangkan berkembangnya hubungan-

    hubungan sosial yang akrab , saling menghargai, dan saling menghormati di antara

    pemimpin dan yang dipimpin diantara sesame pemimpin dalam suatu tatanan kehidupan

    bermasyarakat.

    3) Moral Kebersamaan dan Kebangsaan

    Aktualisasi moral kebersamaan berkaitan dengan moral ketakwaan dan moral

    kemanusiaan yang identik dengan semangat persatuan dinatara sesame warga (pemimpj

    dan yang dipimpin). Mereka sadar bahwa hanya dengan kebersamaan dapat mencapai

    tujuan. Apabila moral kebersamaan diterapkan dalam kehidupan bernegara maka

    terbangunlah semangat kebangsaan dan semangat pengabdian sebagai pemimpin tingkat

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    16

    nasional yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi

    dan golongan/ kelompok maupun daerah.

    4) Moral kerakyatan

    Aktualisasi moral kerakyatan dalam kepemimpinan bagi pemimpin tingkat

    nasional ditandai oleh sikap dan perilaku keterbukaan (transparancy) konsitensi

    (consistency) dan kepastian (certainty) dalam implementasi kebijaksanaan. Moral

    kerakyatan maupun lanjutan dari moral ketakwaan, kemanusiaan dan kebersamaan yang

    mengharuskan pemimpin menyatu dengan mereka yang dipimpin, menyatu dengan

    rakyatnya. Sehingga rakyat menjadi aspiratif , bebas dalam batas-batas kebersamaan

    berbangsa dan pemimpin menjadi fasilidadtif dedikatif terhadap tuntutan masyarakat.

    5) Moral Keadilan

    Aktualisasi moral keadilan dalam kepemimpinan bagi pemimpin tingkat nasional

    ditandai dengan sikap dan perilaku keadilan dan kejujuran yang didasarkan pada tuntutan

    keimanan dan ketakwaan. Moral keadilan berhimpit dengan semangat kebersamaan dan

    kebangsaan serta kemampuan menyeimbangkan pemenuhan hak dan kewajiban dalam

    kehidupan kepemimpinan. Ini merupakan moral yang memiliki kredibilitas dan

    kemandirian

    2.5 Pembentukan Kepribadian Dan Hambatannyaa. Definisi kepribadian

    Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko fisik

    individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas.

    Dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan cara seseorang memberikan

    respon terhadap masalah yang bersifat unik dan dinamis yang merupakan hasil interaksi

    fisik/genetik, lingkungan, emosi, kognitif yang pada akhirnya menunjukkan cara individu

    dalam mengelola sesuatu.

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian:

    - Genetik

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    17

    - Lingkungan ( keluarga, kultur )

    c. Struktur kepribadian

    Menurut Freud, struktur kepribadian dibangun oleh 3 hal yaitu :

    1. Id

    Merupakan komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libidinal. Sistem

    kerjanya dengan prinsip kesenangan atau disebut pleasure principle yaitu adanya

    dorongan kenikmatan yang harus dipenuhi. Id ini sudah ada sejak lahir dan tampak

    sangat dominan pada masa bayi berupa adanya tuntutan tinggi dalam pemenuhan

    segala kebutuhan. Dalam kondisi normal, id tidak akan terlihat menonjol pada masa

    dewasa, kecuali jika dalam perkembangan id pada masa bayi ada gangguan maka id

    akan ditemukan pada masa dewasa.

    2. Ego

    Adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana yang berhubungan erat

    dengan pertimbangan. Sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan pada

    dunia dalam untuk menjaga agar dorongan-dorongan id tidak melanggar nilai

    superego. Adanya gangguan dalam pembentukan dan perkembangan ego akan

    berakibat pada munculnya komponen kepribadian id yang dominan atau superego

    yang dominan dengan kata lain tidak adanya keseimbangan antara id dan superego.

    3.

    SuperegoMerupakan bagian moral dari kepribadian yang berfungsi sebagai filter dari sensor

    baik dan buruk, salah dan benar, boleh atau tidak sesuatu yang dilakukan. Komponen

    ini terbentuk dari modelling orangtua.

    d. Perkembangan kepribadian menurut Freud

    1. Tahap oral ( 0-1 tahun ) : tempat pemuasan utama adalah mulut, bibir dan lidah.

    Contohnya, jika ada sesuatu yang diinginkan, bayi akan menangis dan jika tidak

    terpenuhi bayi akan menangis. Pada masa ini jugalah pembentukan id.

    2. Tahap anal ( 1-3 tahun ) : pada masa ini mulai terbentuk ego

    3. Tahap phalic ( 36 tahun ) : mulai adanya minat pada genital

    4. Tahap laten ( 6-12 tahun ) : sudah mulai adanya dorongan seksual, tapi jika pengaruh

    lingkungan baik akan lebih diarahkan kepada tujuan yang lebih bisa diterima secara

    sosial seperti olahraga dan belajar. Pada masa ini superego sudah terbentuk

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    18

    5. Tahap genital ( 12-18 tahun) : merupakan stadium akhir perkembangan psikoseksual

    yang dimulai dengan adanya pubertas.

    6. Tahap dewasa ( > 18 tahun )

    e. Perkembangan kepribadian menurut erik erikson

    1. Trust Vs Midtrust ( 0-1 tahun ) : membentuk rasa percaya bahwa disekitarnya ada

    orang yang bisa dipercaya dan mempedulikannya. Jika pada saat ini terdapat

    gangguan, maka akan jatuh pada midtrust.

    2. Otomi Vs Malu atau ragu ( 1-3 tahun ) : pada anak terlihat dari kemampuannya untuk

    belajar makan sendiri, berjalan sendiri dan berbicara.

    3. Inisiatif Vs Bersalah ( 3-6 tahun ) : munculnya keinginan untuk melakukan berbagai

    kegiatan seperti meniru tindakan yang dilakukan orang dewasa disekitarnya. Jika

    perkembangannya tidak didukung dengan baik akan mengganggu inisiatif anak

    tersebut karena takut salah

    4. Industri Vs Inferiority ( 6-12 tahun ) : adanya keinginan anak untuk membangun atau

    menciptakan sesuatu yang jika tidak mendapat dukungan dengan baik akan jatuh pada

    perasaan putus asa.

    5. Identitas Vs Difuse Identitas ( 12-20 tahun ) : perjuangan untuk mengembangkan

    identitas ego, preokupasi dengan penampilan, perjuangan pahlawan, dan ideologi.

    6.

    Intimasi Vs Isolasi ( 21-45 tahun ) : cara bergaul yang dekat dalam hal persahabatandan hubungan seksual, apabila ini tidak dapat dukungan dari lingkungan dengan baik

    maka akan jatuh pada keadaan menutup diri.

    7. Generativity Vs Staknasi ( 40-65 tahun ) : pada umur ini, individu dengan

    perkembangan kepribadian yang baik lebih cenderung mementingkan kehidupan

    oranglain. Namun jika perkembangannya mengalami gangguan, individu lebih

    cenderung mementingkan diri sendiri dan bersikap seperti anak-anak.

    8. Integritas Vs Keputusasaan ( > 65 tahun ) : pada fase ini individu akan sampai pada

    tahap menikmati kehidupan yang sudah dijalaninya, namun jika terdapat gangguan

    dalam perkembangan kepribadiannya individu tersebut akan jatuh pada keadaan putus

    asa, keinginan untuk mengakhiri hidup.

    f. Perkembangan kepribadian menurut Harry S. Sullivan

    1. Masa bayi : butuh rasa aman

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    19

    2. Masa kanak awal : belajar melakukan komunikasi

    3. Pra sekolah : mengembangkan body image

    4. Usia sekolah : menjalin hubungan dengan teman-teman sebaya

    5. Remaja : munculnya sikap mandiri

    6. Dewasa : adanya perasaan saling bergantung dan sudah mengetahui dengan baik

    tentang tanggungjawab

    g. Hubungan perkembangan kepribadian dengan kepemimpinan

    Sikap seorang pemimpin dapat dihubungkan dengan perkembangan kepribadian

    yang dialaminya dari fase ke fase. Jika perkembangan kepribadiannya baik, mendapatkan

    dukungan dari lingkungan terutama keluarga dengan sangat baik sehingga tidak ada

    hambatan dalam menyelesaikan fase demi fase perkembangan kepribadiannya, maka

    individu tersebut akan memimpin dengan kepribadian yang sudah terbentuk dengan

    matang. Namun, jika terjadi hambatan dalam pembentukan dan perkembangan

    kepribadian pada suatu fase akan berpengaruh besar terhadap sikap dan moralnya dalam

    memimpin.

    Para pemimpin dengan moral yang bisa dikatakan tidak baik seperti melakukan

    tindakan korupsi, perselingkuhan, penyuapan, dan berbagai tindakan tidak bermoral

    lainnya dapat disimpulkan telah mengalami hambatan dalam fase perkembangan

    kepribadiannya. Individu tersebut bisa mengalami gangguan pada struktur kepribadian iddan ego, hambatan pada tahap oral dan laten perkembangan kepribadian menurut Freud,

    hambatan pada fase identitas vs difuse identitas perkembangan kepribadian menurut Erik

    erikson, dan hambatan pada fase dewasa perkembangan kepribadian menurut Harry S

    Sulivan.

    2.6 Kepemimpinan Dari Segi PsikologiAspek psikologis dalam kepemimpinan lebih mengarah kepada bagaimana seorang

    pemimpin mampu menjadi teladan bagi anggotanya, sehingga apa yang dia inginkan diikuti,

    segala yang diperintahkan dilakukan sebaik mungkin, dan apa-apa yang dilarang dipatuhi

    untuk dijauhi. Keteladan terwujud karena ia memiliki kelebihan tertentu yang jarang dimiliki

    oleh anggota lainnya. Kelebihan tersebut menduduki posisi dominan dalam kelompoknya.

    Diantara kelebihan yang dapat mengantarkan seorang pemimpin menjadi teladan bagi

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    20

    anggotanya adalah keunggulannya dalam hal integritas pribadi, penguasaan IPTEK, aspiratif,

    .apresiasif, cepat mengambil keputusan, dan melakukan tindakan. Secara psikologis antara

    pemimpin dan yang dipimpin saling memerlukan, baik untuk pengembangan kebudayaan

    maupun untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya.

    Menurut Prof Dr Gerungan dalam bukunya yang berjudul Psicological social,

    mengatakan ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,yaitu :

    Ketajaman penglihatan social, yaitu suatu kemampuan untik melihat dan mengerti

    gejala yang timbul dalam masyarakat, khususnya mengenai perasaan, tingkah

    laku, keinginan, dan kebutuhan para anggota.

    Kemampuan berfikir abstrak, pemimpin yang memiliki otak cerdas dalam

    melihat, menafsirkan, dan menilai kegiatan yang dilakukan anggotanya

    Keseimbangan emosional, seorang pemimpin harus mampu menciptakan rasa

    tenang dan aman kepada yang dipimpinnya. Hal ini hanya bisa dilakukan jika dia

    sendiri bersikap tenang dan aman karena memiliki keseimbangan emosional.

    2.7Kepemimpinan Di IndonesiaPada saat ini, Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan. Hal ini terlihat dari

    banyaknya petinggi petinggi di Indonesia melakukan tindakan yang tidak seharusnya

    dilakukan oleh seorang pemimpin, seperti maraknya tindakan korupsi, penyuapan,

    perselingkuhan, dan berbagai tindakan tidak pantas lainnya. Keadaan ini selain memberikan

    kerugian yang tidak sedikit kepada masyarakat Indonesia juga memberikan racun moral bagi

    generasi muda bangsa ini yang pada tahun-tahun berikutnya juga akan menduduki salah satu

    kursi-kursi pemimpin tersebut.

    Keadaan ini seharusnya tidak akan terjadi jika para pemimpin mempunyai kepribadian

    yang matang yang terbentuk melalui perkembangan kepribadian yang baik tanpa adanya

    hambatan. Perkembangan kepribadian yang baik ini akan dapat dijalani jika para orangtuadan keluarga memiliki kepribadian yang matang juga. Oleh karena itu, untuk menciptakan

    pemimpin yang ideal yang mampu memberikan contoh, memimpin, membimbing dan

    mempengaruhi yang dipimpinnya dimulai dari dini yaitu dengan mendukung fase demi fase

    perkembangan kepribadian oleh orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar setiap individu.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    21

    BAB III

    KESIMPULAN

    Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko fisikindividu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Setiap

    individu akan melewati fase-fase perkembangan kepribadian, hal ini akan berdampak

    kepada cara individu tersebut bersikap sehari-hari.

    Kepemimpian adalah suatu proses ketika seseorang memimpin, membimbing,

    memengaruhi, atau mengontrol pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain. Setiap

    individu adalah pemimpin baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Para pemimpin

    akan mencoba melakukan pengaruhnya kepada anggota kelompok dalam kaitannya

    dengan situasi-situasi yg spesifik. Karena situasi tersebut biasanya bervariasi, oleh karena

    itu tidak ada satu gaya atau pendekatan kepemimpinan yang akan selalu terbaik.

    Meskipun demikian, gaya kepemimpinan tersebut akan dipengaruhi oleh kematangan

    kepribadian pemimpin tersebut. Sangatlah penting untuk memperhatikan perkembangan

    kepribadian seorang anak dari dini untuk mencipatkan pemimpin yang ideal dimasa

    mendatang.

  • 5/26/2018 Hubungan Perkembangan Kepribadian Dengan Kepemimpinan

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Handayani A, 2010. Analisis pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap

    pegawai pada dinas tenaga kerja provinsi lampung. Jurnal ilmiah administrasi publik dan

    pembangunan, vol 1, no.1. JanuariJuni 2010.

    2. Wibowo, UB, 2011. Teori kepemimpinan. Universitas Negeri Yogyakarta

    3. Sulastiana M, 2008. Kepemimpinan melalui motivasi.

    4. Mustopadidjaja AR, 2011. Beberapa dimensi dan dinamika kepemimpinan abad 21.

    5. Holidan, 2011. Evaluasi terhadap gaya/tipe kepemimpinan dalam penegakan disiplin

    karyawan. ILMIAH Volume III No.2.

    6. Yuliastuti M, 2010.Kepribadian dan pengaruhnya terhadap perilaku organisasi.

    7. Suyasa P, Dewi F, Savitri S, 2005. Perbedaan minat dalam penggunaan fungsi internet

    berdasarkan tipe kepribadian. Jurnal Psikologi volume 3 no.2. Universitas Tarumanegara

    : Jakarta

    8. Utami AS, Dewi, Purwanto A, 2012. Pengembangan kepribadian.