13
PERCOBAAN III IMOBILISASI ENZIM SECARA PENGIKATAN ION IV Tujuan Percobaan Mempelajari cara imobilisasi enzim protease dan amilase secara  pengikatan ion menggunakan bahan pengamobil resin penukar ion . IIV Alat dan Bahan 2.1 Alat 1.  Neraca ohauss 2. Gelas ukur 100 ml 3. Gelas ukur 25 ml 4. Batang pengaduk 5. Spektronik-20 6. Erlenmeyer 100 ml 7. Rak tabung reaksi 8. Pipet tetes 9. Penangas air 10. Corong kaca 11. Stopwatch 12. Botol semprot 13. Kuvet 2.2 Bahan 1. Larutan pati 1 % 2. Larutan iodium 10 % 3. Enzim Alfa Amilase 4. Resin penukar anion 5. Aquadest 6. Kertas saring 7. Aluminium foil

IMOBILISASI ENZIM SECARA PENGIKATAN ION

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IMOBILISASI

Citation preview

PERCOBAAN IIIIMOBILISASI ENZIM SECARA PENGIKATAN ION

IV Tujuan PercobaanMempelajari cara imobilisasi enzim protease dan amilase secara pengikatan ion menggunakan bahan pengamobil resin penukar ion.

IIV Alat dan BahanI. II. 2.1 Alat1. Neraca ohauss2. Gelas ukur 100 ml3. Gelas ukur 25 ml4. Batang pengaduk5. Spektronik-206. Erlenmeyer 100 ml7. Rak tabung reaksi8. Pipet tetes9. Penangas air10. Corong kaca11. Stopwatch12. Botol semprot13. Kuvet

2.2 Bahan1. Larutan pati 1 %2. Larutan iodium 10 %3. Enzim Alfa Amilase 4. Resin penukar anion5. Aquadest6. Kertas saring7. Aluminium foil

III. Prosedur KerjaA. Imobilisasi Enzim Amilase1. Memasukkan enzim amilase sebanyak 2,5 ml ke dalam erlenmeyer 100 ml, kemudian menambahkan aquadest sebanyak 25 ml.2. Memasukkan 5 gram resin penukar anion ke dalam erlenmeyer, kemudian mengaduk campuran selama 1 jam.3. Campuran selanjutnya, memasukkan ke dalam kolom kromatografi dan menampung cairan yang keluar dari kolom.4. Memasukkan kembali hingga 2 kali cairan yang keluar dari kolom.5. Mengeluarkan enzim amilase amobil dari kolom, kemudian menimbang untuk mengetahui beratnya dan menentukan rendemennya menggunakan persamaa (1), serta menyimpan untuk dilakukan pengujian aktivitas dan retensi aktivitas.

B. Imobilisasi Enzim Protease dari Getah Biduri1. Mengambil 10 gram enzim protease getah tanaman biduri, kemudian memasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml dan menambahkan aquadest sebanyak 50 ml, kemudian mengocok hingga enzim larut.2. Menyiapkan kolom kromatografi yang bersih, kemudian mengisi dengan resin penukar kation dan mencuci dengan aquadest hingga bersih.3. Memasukkan larutan enzim sedikit demi sedikit ke dalam kolom yang berisi resin penukar ion, dan menampung cairan yang keluar dari kolom (eluat).4. Cairan yang keluar dari kolom memasukkan ulang hingga 3 kali, kemudian mengeluarkan enzim protease amobil yang dihasilkan dan menimbang untuk mengetahui beratnya.5. Menghitung rendemen enzim protease amobil yang dihasilkan menggunakan persamaan (1), menyimpan untuk dilakukan pengujian aktivitas dan retensi aktivitas protease amobil yang dihasilkan.

C. Penentuan Aktivitas Amilase Amobil Hasil Imobilisasi1. Memasukkan larutan pati 1 % ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml yang berkode A, B dan C, kemudian menambahkan 0,1 ml larutan iodium 10 % ke dalam masing-masing tabung reaksi.2. Menambahkan 1 ml enzim amilase ke dalam tabung reaksi A, menambahkan 1 gram amilase amobil ke dalam tabung reaksi B dan menambahkan 1 ml aquadest ke dalam tabung reaksi C.3. Mengocok ketiga tabung reaksi selama 5 menit, kemudian memasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit.4. Kemudian menyaring, filtrat yang dihasilkan mengukur serapannya pada panjang gelombang maksimum larutan pati dalam iodium (mengukur dulu serapan larutan pati 1 % dalam iodium 10 % pada panjang gelombang 360 nm 700 nm).5. Menentukan aktivitasnya, yaitu nilai serapan awal tanpa enzim (tabung reaksi C) nilai serapan setelah penambahan enzim (tabung reaksi A dan B)/ menit/ ml atau gram.

D. Penentuan Aktivitas Protease1. Mengambil 5 ml larutan santan kelapa kemudian memasukkan ke dalam tabung reaksi yang berkode A dan B.2. Menambahkan 1 gram enzim protease hasil ekstraksi dari getah biduri pada tabung A, dan menambahkan 1 gram protease amobil pada tabung B.3. Mengocok kedua tabung reaksi selama 1 menit, kemudian memasukkan ke dalam penangas air dengan suhu 60 C dan mengamati waktu yang diperlukan terbentuknya penggumpalan protein pada santan kelapa.4. Menentukan aktivitas protease, yaitu waktu yang diperlukan terjadi penggumpalan protein santan kelapa.

IV. Hasil PengamatanNo.PerlakuanHasil Pengamatan

1.5 ml enzim amilase + 50 ml aquadest + pengadukkan 1 jam + penyaringan sebanyak 2 kaliEnzim amilase amobil Filtrat berwarna kuning

2.15 ml larutan pati 1 % + 0,15 ml larutan iodium 10% + 3 ml enzim alfa amilase + panaskan pada air mendidih selama 10 menit + mengukur absorbansi pada panjang gelombang 500 nm.Larutan berwarna kuning dengan nilai A sebesar 0,604

3.15 ml larutan pati 1 % + 0,15 ml larutan iodium 10% + 3 g enzim alfa amilase amobil + panaskan pada air mendidih selama 10 menit + mengukur absorbansi pada panjang gelombang 500 nm.Larutan bening dengan nilai A sebesar 0,044

4.15 ml larutan pati 1 % + 0,15 ml larutan iodium 10% + 3 ml aquadest + panaskan pada air mendidih selama 10 menit + mengukur absorbansi pada panjang gelombang 500 nm.Larutan berwarna biru dengan nilai A sebesar 1,783

V. Analisa Data1. 2. 3. 4. 5. 5.1. Imobilisasi enzim alfa amilase dengan resin penukar anionBerat enzim amilase = 5,8175 gram (5 mL)Berat resin penukar anion= 10 gramBerat enzim amobil= 18,5 gramRendemen enzim amobil = x 100 %= = 116,9590 %

5.2. Penentuan aktivitas alfa amilase amobil hasil imobilisasiPenentuan serapan pada panjang gelombang 500 nmNoNo.Tabung

ABD

1.0,6040,0441,783

Rendemen amobil= x 100 %= x 100 %= 1372,7272%

VI. PembahasanImobilisasi enzim secara pengikatan ion termasuk salah satu teknik imobilisasi enzim kelompok pengikatan enzim pada pembawa tidak larut air. Teknik ini juga termasuk teknik yang sederhana seperti halnya imobilisasi enzim secara penyerapan fisik. Perbedaanya hanya terdapat pada bahan pengamobil. Imobilisasi cara penyerapan fisik bahan pengamobilnya harus bermuatan baik bermuatan positif maupun bermuatan negativ. Beberapa jenis bahan pengamobil yang dapat digunakan antara lain resin penukar kation dan anion, karboksimetil dan sefadeks.Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara imobilisasi protease dan amilase secara pengikatan ion menggunakan bahan pengamobil resin penukar ion. Resin penukar ion dapat digunakan dalam metode pemisahan atau pemekatan dengan menggunakan penukaran kesetaraan. Resin penukar ion merupakan polimer tinggi organik yang mengandung gugus fungsional ionik, resin ada umumnya adalah polimer berupa butiran dengan berbagai ukuran. Pembuatan resin adalah dengan cara memasukkan gugus yang diionisasi kedalam matriks polimer organik, yang paling umum adalah polistirena yang bertindak sebagai adsorben. Dan menggunakan enzim amilase untuk diimobilisasi secara pengikatan ion dengan bahan pengamobil resin penukar anion. Prinsip amobillisasi dengan teknik ini adalah enzim akan terikat secara ionik pada pembawa yang mengandung residu penukar ion. Polisakarida sintesis memiliki pusat penukar ion yang dapat digunakan sebagai pembawa. Pengikatan ionik antara enzim dengan pembawa mudah dilakukan jika dibandingkan dengan pengikatan enzim sacara kovalen. Amobilisasi enzim dengan pengikatan ionik dapat mengakibatkan terjadinya sedikit perubahan konformasi dan sisi aktif enzim.Enzim amilase merupakan biokatalisator yang mampu mengkatalisis berbagai macam reaksi. Alfa-amilase adalah salah satu enzim yang berperan dalam proses degradasi pati, sejenis makromolekul karbohidrat. Struktur molekuler dari enzim ini adalah -1,4-glukanohidrolase. Bersama dengan enzim pendegradasi pati lain, pululanase, -amilase termasuk ke dalam golongan enzim kelas 13 glikosil hidrolase (E.C.3.2.1.1).Alpha-amilase ini memiliki beberapa sisi aktif yang dapat mengikat 4 hingga 10 molekul substrat sekaligus (Krystal W, 2010).Percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan resin penukar anion ke dalam erlenmeyer yang berisi campuran antara enzim amilse dengan aquadest, dimana tujuan dari penambahan aquadest untuk megencerkan larutan dan kemudian mengaduk campuran selama 10 menit. Pengocokan ini dilakukan untuk mengikat enzim pada karier atau pembawa, dalam hal ini resin penukar anion (membentuk ikatan ion). Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring untuk memperoleh enzim alfa amilase amobil. Resin penukar anion yang digunakan pada percobaan ini akan mengikat anion-anion pada enzim amilase sehingga akan terjadi pertukaran ion ketika enzim amilase dicampurkan dengan resin penukar anion. Cairan yang keluar dari penyaringan ditampung dan kemudian dimasukkan kembali hingga dua kali dilakukan untuk menyeimbangkan kolom penukar ion terlebih dahulu .Setelah penyaringan selesai dilanjutkan dengan penimbangan enzim alfa amilase imobil, sehingga dapat diperoleh rendemen 116,9590 %.Pada perlakuan selanjutnya penentuan aktivitas amilase amobil hasil imobilisasi, menyiapkan 3 tabung reaksi yang berkode A, B, dan C memasukkan larutan pati 1 % sebanyak 15 ml pada masing masing tabung reaksi. Kemudian menambahkan 3 tetes larutan iodium 10%. Penambahan larutan iodium ini bertujuan agar dapat mengidentifikasi perubahan warna yang terjadi pada amilum. Dimana molekul amilosa membentuk spiral disekitar molekul iodium, sehingga menimbulkan warna biru tua dari antaraksi keduanya, yang berarti ada pemecahan pati. Larutan iodium digunakan disini sebagai indikator adanya amilum/pati, uji positifnya menunjukkan terjadinya perubahan warna menjadi biru tua. Pati jika direaksikan dengan Iodium akan menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna biru/ungu. Iodine akan berada di bagian tengah polimer amilosa yang berbentuk heliks. Akan tetapi struktur atatu ikatan antara iodium dengan pati belum diketahui dengan pasti. Intensitas warna biru yang terjadi tergantung para panjang unit polimer amilosa. Kondensasi iodine dengan karbohidrat dapat menghasilkan warna yang khas. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya (Fesenden, 1986)Pada tabung reaksi A menambahkan 3 ml enzim amilase, tabung reaksi B menambahkan 3 g amilase amobil, dan tabung reaksi C menambahkan 3 ml air destilata. Selanjutnya mengocok tersebut dapat tercampur dengan sempurna. Selanjutnya memasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit, di atas suhu 50C enzim secara bertahap menjadi inaktif karena protein terdenaturasi. Dengan bertambahnya suhu dapat mengakibatkan kecepatan reaksi bertambah. Saat suhu meningkat, proses denaturasi semakin lama merusak reaksi aktif dari molekul enzim. Ini terjadi karena tidak melipatnya rantai protein setelah pemutusan dari rantai lemah jadi kecepatan reaksi jadi lambat. Menurut Colby (1985), mengatakan bahwa Alpha amilase pada umumnya aktif bekerja pada kisaran suhu 250C 950C. Penambahan ion kalsium dan klorida dapat meningkatkan aktivitas kerja dan menjaga kestabilan enzim ini.Metode pengikatan ion dalam pembuatan enzim amobil memiliki banyak kelebihan diantaranya bahan pengamobil dapat direkaperi atau digunakan berulang dan ikatan antara bahan pengamobil dengan molekul protein enzim cukup kuat karena melibatkan adanya ikatan kimia ( ikatan ion ) selain itu dilihat dari molekul resin yang berupa bahan padat memungkinkan adanya molekul enzim yang teradsorpsi dipermukaan molekul resin sehingga metode ini lebih maksimal untuk membentuk enzim amobil jika dibandingkan dengan metode penyerapan fisik. Sedangkan kekurangan dari imobilisasi enzim secara pengikatan ion yaitu mudah bocor.Pada perlakuan Selanjutnya filtrat disaring dan mengukur serapan pada spektrometer, pengukuran serapan dilakukan pada panjang gelombang 500 nm. Dari hasil pengamatan yang diperoleh panjang gelombang maksimumnya tabung A, B, dan C masing masing yaitu 0,604, 0,044 dan 1,783 Sedangkan penentuan aktivitas amilase pada resin penukar anion retensi yang diperoleh yaitu 1372,7272%.

VII. KesimpulanDari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :1. Pembuatan enzim amobil dengan metode pengikatan ion dapat menggunakan resin penukar ion, karena molekul enzim memiliki muatan positif dan negatif yang dapat dipertukarkan dengan molekul bermuatan dalam resin.2. Aktivitas enzim alami lebih tinggi dibandingkan aktivitas enzim amobil. Hal ini disebabkan pada enzim alami, pusat aktif enzimnya tidak terhalang oleh bahan pengamobil dan enzim alami tidak terikat oleh suatu pengikat enzim seperti pada enzim amobil. 3. Rendemen enzim alfa amilase amobil yang di peroleh adalah 116,9590 %4. Penentuan aktivitas amilase pada resin penukar anion retensi yang diperoleh yaitu 1372,7272%

DAFTAR PUSTAKAColby, S.D (1985). Biochemistry, A Synopsis. Lange Medical Publikations. CaliforniaFessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik Jilid 2. Terjemahan. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.Mappiratu. 2014. Penuntuk Praktikum Imobilisasi Enzim Dan Sel. Jurusan Kimia FMIPA UNTAD. PaluPoliana J, MacCabe AP. 2007. Industrial Enzymes; Structure, Function, and Applications. Springer. DordrechtKrystal W. 2010. Amylase, Alpha. http://id.wikipedia.org/wiki/Alfa-amilase Diakses pada 24 Maret 2014.

Laporan PraktikumIMOBILISASI ENZIM DAN SELPERCOBAAN IIIIMOBILISASI ENZIM SECARA PENGIKATAN ION

Oleh

Nama : Dina Apriana Putri HusniStambuk : G 301 11 001Kelompok : I (Satu)Asisten : Moh. Sidiq

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DAN BIOKIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSTAS TADULAKOPALU2014LEMBAR ASISTENSI

Nama: Dina Apriana Putri HusniStambuk: G 301 11 001Asisten: Moh. Sidiq

Hari/tanggalPerbaikanParaf