115
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (STUDI ATAS PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN) DI PT. PUPUK KUJANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Syifa Maulidya 11140480000148 P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R TA 1440 H /2019 M

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(STUDI ATAS PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA

LINGKUNGAN) DI PT. PUPUK KUJANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Syifa Maulidya

11140480000148

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R TA

1440 H /2019 M

Page 2: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti
Page 3: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti
Page 4: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti
Page 5: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

iv

ABSTRAK

Syifa Maulidya. NIM 11140480000148. IMPLEMENTASI CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY (STUDI ATAS PROGRAM KEMITRAAN

DAN BINA LINGKUNGAN) DI PT. PUPUK KUJANG. Program Studi Ilmu

Hukum, Konsentrasi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439 H / 2018 M. ix + 64 halaman + 2

halaman daftar pustaka.

Permasalahan utama didalam skripsi ini adalah mengenai implementasi

corporate social responsibility pada program kemitraan dan bina lingkungan di

PT. Pupuk Kujang. Studi ini menjelaskan apa dan bagaimana mengenai penerapan

peraturan yang berlaku dan kegiatan program kemitraan dan bina lingkungan di

PT. Pupuk Kujang.

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan penelitian normatif empiris. Penelitian yang dilakukan

selain melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, buku-

buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

juga melakukan penelitian langsung kelapangan dengan cara observasi dan

wawancara kepada pihak yang berhubungan, yaitu PT. Pupuk Kujang khususnya

bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya ketidaksesuaian terkait

peraturan program kemitraan dan bina lingkungan antara memo direksi Nomor

081MO/DU/X/2016 dengan Peraturan Menteri nomor PER-09/MBU/07/2015 Jo.

PER-02/MBU/7/2017. Namun walaupun adanya ketidaksesuaian tersebut pihak

PT. Pupuk Kujang tetap melaksanakan Program kemitraan dan Bina Lingkungan

tersebut sehingga terdapat adanya beberapa hambatan dalam pelaksanaannya.

Kata Kunci : Implementasi, Corporate Social Responsibility, Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan.

Pembimbing I : Dr. Muh. Fudhail Rahman, M.A

Pembimbing II : Faris Satria Alam, M.H

Daftar Pustaka : Tahun 1982-2018

Page 6: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini, yang berjudul “Implementasi Corporate Social Responsibility (Studi Atas Program

Kemitraan Dan Bina Lingkungan) di PT. Pupuk Kujang”. Tujuan dari peneliti skripsi

ini guna memenuhi salah satu syarat untuk bisa menempuh ujian sarjana pendidikan

pada Fakultas Syariah dan Hukum Program Ilmu Hukum di Uin Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti menemukan beberapa hambatan,

namun berkat bantuan dan dukungan serta motivasi dari berbagai pihak, akhirnya

Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Pada kesempatan ini,

dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat saya ingin mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta Para Wakil Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., Ketua Program Studi Ilmu Hukum

UIN Syarih Hidaytullah Jakarta dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekertaris

Program Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Muh. Fudhail Rahman, M.A. dan Faris Alam Satria M.H. Pembimbing

skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing peneliti

dengan penuh kesabaran, ketelitian, dan tidak henti-hentinya memberikan

masukan, saran, maupun kritik serta motivasi yang membangun demi kebaikan

serta terselesaikannya skripsi ini.

4. Manager dan Staff Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT.Pupuk

Kujang yang telah banyak membantu dalam mengumpulkan data peneliti

sehingga dapat diselesaikannya skripsi.

Page 7: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

vi

5. Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Jakarta dan bagian Tata Usaha Fakultas Syariah dan Hukum.

6. Pihak-pihak terkait terutama kepada orang tua Peneliti Ayahanda dan Ibunda

tercinta yang telah memberikan doa, saran dan dukungan moril maupun materil

pada Peneliti untuk menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.

Semoga Allah S.W.T membalas semua kebaikan Bapak dan Ibu serta teman-

teman semua dengan berlipat ganda. Peneliti berharap semoga skripsi ini

bermanfaat.

Jakarta, 15 Januari 2019

Syifa Maulidya

Page 8: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN ............................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ......................... ii

LEMBAR PENYATAAN ............................................................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, dan Perumusan

Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7

D. Metode Penelitian................................................................. 8

E. Rancangan Sistematika Penulisan ........................................ 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY .................................................................... 14

A. Kerangka Konseptual ........................................................... 14

1. Perseroan Terbatas ........................................................ 14

a. Pengertian Perseroan Terbatas ............................... 14

b. Jenis-Jenis Perseroan Terbatas ............................... 17

c. Organ-Organ Perseroan Terbatas ........................... 20

2. Corporate Social Responsibility.................................... 24

a. Pengertian Corporate Social Responsibility ......... 24

b. Manfaat dan Tujuan Corporate Social

Responsibility ........................................................ 27

c. Jenis dan Bentuk Corporate Social Responsibility 28

B. Kerangka Teoritis ................................................................. 30

C. Tinjauan (Review) Kajian Terhadulu ................................... 32

Page 9: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

viii

BAB III PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT.

PUPUK KUJANG ..................................................................... 34

A. Gambaran Umum PT.Pupuk Kujang ................................... 34

B. Sejarah dan Dasar Hukum Program kemitraan dan

Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara .................... 37

C. Tujuan dan Sistem Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan .......................................................................... 43

BAB IV ANALISIS YURIDIS PENERAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONBILITY DALAM PROGRAM KEMITRAAN

DAN BINA LINGKUNGAN .................................................... 50

A. Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

PT. Pupuk Kujang ................................................................ 50

B. Tinjauan Hukum Program Kemitraan dan Bina Lingkukngan

PT. Pupuk Kujang ................................................................ 61

BAB V PENUTUP .................................................................................. 68

A. Kesimpulan .......................................................................... 68

B. Rekomendasi ........................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70

Page 10: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat saat ini berkembang semakin kompleks, sasaran bidang

garapan dan intervensi sosial juga semakin luas. Globalisasi dan

industrialisasi telah membuka kesempatan bagi pekerja sosial untuk terlibat

dalam bidang yang relatif baru yakni dunia industri. Dunia industri kini

sedang menggali manfaat-manfaat positif dari adanya pekerja social industry,

baik terhadap aspek finansial ataupun relasi sosial dengan para pekerja dan

masyarakat. Hal ini sebagaimana dinyatakan bahwa pembangunan suatu

negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia

berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas

hidup masyarakat, termasuk perusahaan.

Tantangan utama di bidang ekonomi adalah tantangan bagaimana

tatanan relasi antara negara/pemerintah, masyarakat dan kegiatan pelaku

ekonomi di pasar dilakukan. Pertanyaan klasik kembali menjadi relavan, yaitu

sejauh mana negara atau pemerintah perlu melakukan intervensi atau

mencampuri gerak pasar yang memiliki mekanisme pengaturan sendiri (self

regulation) dalam hal relasi antar pelaku bisnis dengan masyarakat,

khususnya konsumen. Juga, sejauh mana negara atau pemerintah

berkeinginan menentukan melalui sarana kewenangannya, yaitu peraturan

perundangan-undangan, tatanan organisasi, hubungan antar organ internal

perusahaan, dan tata kelola perusahaan.

Menurut Stiglitz pada tataran makro perencanaan pembangunan

ekonomi, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia,

memang selayaknya melibatkan keaktifan pemerintah untuk memberikan

arah, mengatur inter-relasi berbagai unsur dan bahkan menentukan bagaimana

mengatasi gejolak ekonomi global diperlukan.1 Stiglitz memiliki pemikiran

1 Joseph E. Stiglitz, Globalization and Its Discontens, (New York: Northon, 2003), h. 62

Page 11: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

2

yang sama dengan Mochtar Kusumaatmadja melihat salah satu fungsi hukum

di banyak negara berkembang adalah melakukan perombakan pada struktur,

tatanan dan sistem sosial masyarakat dengan kata lain, suatu rekayasa sosial

(social engineering).2 Namun, Stiglitz lebih menegaskan bahwa penggunaan

hukum sebagai sarana social engineering tidak dapat secara mendadak

diperintahkan atau secara directive ditetapkan. Ketentuan pemberlakuan

sistem atau institusi asing tetap harus melalui proses yang bertahap dengan

keterlibatan dan kemitraan dengan semua unsur masyarakat.3

Proses pengambilalihan secara menyeluruh ataupun sebagian dari suatu

sistem di definisikan sebagai transformasi institusi atau sistem (grafted

institution)4 dari luar ke sistem lokal. Sistem yang datang dari luar suatu

masyarakat, Bangsa ataupun Negara, bukanlah hal yang baru terjadi dalam

era globalisasi tetapi telah lama dikenal. Perbedaan utama adalah dari segi

kecepatan waktu proses transplantasi tersebut.

Perusahaan yang didirikan di suatu wilayah dan berada di tengah-

tengah masyarakat yang memperoleh keuntungan dari hasil usaha yang

dijalankan seharusnya saat ini merubah cara berpikir tersebut. Menurut

Busyra Azheri, perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang hanya

mementingkan diri sendiri (selfish) dan/atau eksklusivitas dari lingkungan

masyarakat, tetapi sebagai sebuah entitas badan hukum yang wajib

melakukan adaptasi sosio-kultural dengan lingkungan dimana ia berada, serta

dapat dimintai pertanggungjawaban layaknya subjek hukum pada umumnya.5

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas menjelaskan bahwa, Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut

2 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional Buku 1, (Jakarta: Binacipta,

1982), h. 45

3 Joseph E. Stiglitz, Globalization and Its Discontens, ... h. 134

4 Anthony Giddens dan David Held, eds., Power, Class, and Confit, (Los Angels:

University of California Press, 1982), h. 19

5 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandatory,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 3

Page 12: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

3

Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Dalam Bab V

Pasal 74 juga menjelaskan Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

pada Ayat (1) yang menjelaskan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal di Indonesia menunjukan secara jelas bahwa peraturan

perundang-undangan berperan dalam mengatur perseroan terbatas, termasuk

ketentuan pengelolaan serta tatanan dan struktur organisasi maupun tata-

kelola hubungan, baik ke dalam maupun ke luar perusahaan. Perubahan ini

cukup fundamental mengenai harapan Negara terhadap perseroan terbatas

untuk mengikuti perubahan di tataran internasional, terkait dengan Good

Corporate Governance dan permasalahan Corporate Social Responsibility.6

Adopsi dan adaptasi dari asas-asas dan ketentuan good corporate gorvenance

ke dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 hingga

kini tidak dipermasalahkan secara yuridis dengan kata lain, tidak ada upaya

memohon pengujian konstitutional.7

Mengenai istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana

tercantum pada Pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40

Tahun 2007 telah timbul perbedaan baik dari aspek definisi yang digunakan,

apakah merupakan padanan dari Corporate Social Responsibility.

Permohonan pengujian konstitutional terhadap Pasal 74 Undang-Undang

Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 telah terjadi dan telah ada Putusan

6 Thomas Clarke (eds), Theories of Corporate Governance: The Philosophical Foundations

of Corporate Governance, (New York : Routledge, 2004), h. 17

7 Jimly Asshiddiqie, Model-Model Pengujian Konstitusional di Berbagai Negara, (Jakarta:

Konstitusi Press, 200 ), h. 26

Page 13: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

4

Mahkamah Konstitusi atas Perkara Nomor 53 Tahun 2008 (PMK 53 Tahun

2008) yang dimana alasan pemohon untuk meminta secara Prosedural

dimasukkannya ketentuan Pasal 74 ke dalam Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 berTentangan dengan Pasal 22A UUD 1945 Jo. Pasal 5 huruf c

dan huruf e Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, karena tidak ada

kesesuaian antara jenis dan materi muatannya, serta melanggar asas

kedayagunaan dan kehasilgunaan. Demikian juga secara Materiil, ketentuan

Pasal 74 Ayat (1), Ayat (2), dan Ayat (3) beserta penjelasan Pasal 74 Ayat

(1), Ayat (2), dan Ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 106 dan Nomor 4756), bertentangan dengan Pasal 28D Ayat (1) Jo.

Pasal 28I Ayat (2) Jo. Pasal 33 Ayat (4) frase “efisiensi berkeadilan” UUD

1945. Oleh karenanya, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas Pasal 74 Ayat (1), (2), (3) beserta penjelasannya tidak

mempunyai kekuatan hukum mengikat. Dengan demikian, di Negara

Republik Indonesia permasalahan ini tidak sekedar berada pada tataran

wacana dan teoritis saja, tetapi secara konkrit terwujudkan dan diangkat

menjadi ketentuan hukum.

Kegiatan Corporate Social Responsibility sangat penting dalam upaya

membangun citra dan reputasi perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan

kepercayaan, baik dari konsumen maupun mitra bisnis perusahaan tersebut.

Di Indonesia penerapan Corporate Social Responsibility baru dimulai pada

awal tahun 2000. Corporate Social Responsibility diatur didalam Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007. Jika perusahaan ingin tumbuh secara

berkelanjutan, maka perusahaan tidak semata-mata mengejar keuntungan

tetapi juga harus mengejar aspek sosial dan lingkungannya.8 Padahal kegiatan

Corporate Social Responsibility ini merupakan suatu komitmen bersama yang

berkelanjutan dari seluruh stakeholder dan perusahaan diwajibkan untuk

bertanggungjawab terhadap masalah-masalah sosial.

8 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responbility, (Jakarta: Sinar Grafika,2009), h. 33

Page 14: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

5

Menurut Wordworth, ada empat alasan Corporate Social Responsibility

penting untuk dilaksanakan yaitu: Pertama, menghindari dari reputasi negatif.

Kedua, menanggapi dari lingkungan sekitar, seperti permintaan lapangan

kerja. Ketiga, mendapatkan perhatian dari kelompok masyarakat inti terutama

yang mengharapkan keberadaan perusahaan, dan yang Keempat, adalah

menjamin keamanan dari gangguan lingkungan sekitar dalam rangka

melakukan proses produksi dan keberlanjutan usaha perusahaan itu sendiri.9

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 mengatur Tentang

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan lebih menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap

kepentingan pihak-pihak secara lebih luas (stakeholders) daripada hanya

sekedar mementingkan kepentingan perusahaan sendiri. Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan berkaitan dengan hubungan antara perusahaan dengan

pelanggan, karyawan, pemasok, investor, komunitas masyarakat, pemerintah,

dan juga kompetitornya. Binoto Nadapdap berpendapat bahwa secara umum

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu ke dalam

perusahaan itu sendiri (internal) contohnya terhadap karyawan dan ke luar

lingkungan perusahaan (eksternal), contohnya penyediaan lapangan kerja

kepada masyarakat, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemeliharaan

lingkungan untuk generasi yang akan datang.10

Dalam hal ini PT. Pupuk Kujang merupakan salah satu anak perusahaan

dari PT. Pupuk Indonesia dibawah naungan Kementrian Badan Usaha Milik

Negara melalui Peraturan Menteri Nomor PER-09/MBU/07/2015 Jo. PER-

02/MBU/7/2017 yang melaksanakan tugas Corporate Social Responsibility

yang berupa Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan adalah suatu program yang bertujuan untuk mengatur

9 Jackie Ambadar, CSR dalam Praktik di Indonesia, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2008), h. 25

10 Binoto Nadapdap, Hukum Perseroan Terbatas, ( Jakarta: Permata Aksara, 2012), h. 138

Page 15: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

6

perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan

di PT. Pupuk Kujang. Agar pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan dapat terselenggara dengan tertib dan sesuai dengan prinsip-

prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

PT. Pupuk Kujang ini beralamat di Jalan A. Yani No 39, Kalihurip,

Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melaksanakan Program

Kemitraan yang mengacu pada Peraturan Menteri Nomor PER-

09/MBU/07/2015 Jo. PER-02/MBU/7/2017 dimana Ketentuan Khusus

Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan harus tunduk pada

Peraturan Menteri tersebut. Akan tetapi, pada pelaksanaannya tidak sesuai.

Pada revisi kedua Peraturan Menteri Nomor PER-02/MBU/7/2017

menjelaskan bahwa dalam Pasal 11 Ayat (2) Tentang Tata Cara Penyaluran

Pinjaman Dana Program kemitraan yang berisi besarnya jasa administrasi jasa

pinjaman dana program kemitraan sebesar 3% (tiga persen) pertahun dari

saldo pinjaman awal tahun atau ditetapkan lain oleh menteri, sedangkan PT.

Pupuk Kujang dalam Memo Direksi Tentang Sistem dan Prosedur Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan pada Ketentuan Khusus Pelaksanaan

Program Kemitraan mengatur bahwa jasa administrasi pinjaman sebesar 6%

(enam persen) pertahun untuk pinjaman umum dan ½% (setengah persen)

perbulan untuk pinjaman khusus.11

Oleh karena itu, setelah melihat bagaimana Corporate Social

Responsibility melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam

tinjauan Peraturan Menteri PER-09/MBU/07/2015 Jo. PER-02/MBU/7/2017

Tentang Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik

Negara maka, berdasarakan masalah tersebut peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai Corporate Social Responsibility di PT.

Pupuk Kujang, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melalukan penelitian

skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL

11

Memo Direksi Nomor 081/MO/DU/X/2016 Tentang Sistem Prosedur Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan, di akses pada 28 September 2018 Pukul 15.45 BBWI.

Page 16: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

7

RESPONSIBILITY (STUDI ATAS PROGRAM KEMITRAAN DAN

BINA LINGKUNGAN DI PT. PUPUK KUJANG)”

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Implementasi Corporate Social Responsibility melalui Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang.

b. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility melalui Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT. Pupuk Kujang.

c. Hambatan Terhadap Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan dalam PT. Pupuk Kujang.

d. Bagaimana Pengaruh pelaksanaan Corporate Social Responsibility

melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Pupuk

Kujang.

2. Pembatasan Masalah

Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan penelitian

pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebagai bentuk

Implementasi Corporate Social Responsibility di PT. Pupuk Kujang.

3. Perumusan Masalah

a. Bagaimana pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

sebagai bentuk Implementasi Corporate Social Responsibility di PT.

Pupuk Kujang?

b. Bagaimana Tinjauan Hukum dalam pelaksanaan Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan di PT.Pupuk Kujang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Impelementasi Corporate Social Responsibility melalui Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT. Pupuk Kujang berdasarkan

Peraturan Menteri BUMN PER-09/MBU/07/ 2015 Jo. PER-02/MBU/07/

Page 17: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

8

2017 Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Sedangkan

secara khusus tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui Program Pelaksanaan Kemitraan dan Bina

Lingkungan sebagai bentuk Implementasi Corporate Social

Responsibility yang dilakukan oleh PT. Pupuk Kujang

b. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum dalam Pelaksanaan Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT. Pupuk Kujang.

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada, maka manfaat

penelitian dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Manfaat Teoritis

1) Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian secara ilmiah

dan merumuskan hasil-hasil penelitian tersebut kedalam bentuk

tulisan.

2) Menerapkan teori-teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan

dan menghubungkan dengan praktik di lapangan.

3) Untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dibidang hukum

bisnis pada khususnya yaitu dengan mempelajari literatur yang

ada dikombinasikan dengan perkembangan yang terjadi

dilapangan.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan/wawasan pembaca Tentang perkembangan hukum

mengenai Corporate Social Responsibility melalui Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT. Pupuk Kujang.

D. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian

kualitatif dengan menggunakan instrumen penelitian lapangan (lapangan field

research). Dan penelitian kepustakaan yang didasarkan pada suatu

Page 18: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

9

pembahasan dengan menggunakan metode studi kepustakaan (library

research), yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan

bahan-bahan penelitian melalui studi kepustakaan yang diperoleh melalui

kajian Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang ada di bawahnya serta

bahan-bahan yang lainnya yang berhubungan dengan data-data penelitian,

beberapa hal terkait metode yang digunakan dalam penulisan ini antara lain :

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penulisan ilmiah terdapat beraneka ragam jenis penelitian. Dari

sekian banyak jenis penelitian, khususnya penelitian hukum yang dipilih

oleh peneliti adalah :

Metedologi penelitian hukum normatif yang berhubungan langsung

dengan praktik hukum yang menyangkut 2 aspek utama yaitu Tentang

pembentukan hukum dan penerapan hukum.12

Pilihan metode suatu penelitian hukum tergantung pada tujuan

penelitian itu sendiri sesuai dengan skripsi ini, maka penelitian hukum

yang digunakan adalah penelitian hukum normatif/ disebut juga dengan

studi kepustakaan (Library Research).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kepustakaan yang bersifat normatif empiris yang artinya adalah

penelitian yang dilakukan selain melakukan pengkajian terhadap peraturan

perundang-undangan, buku-buku, dan jurnal (Library Research) yang

berhubungan dengan skripsi ini, peneliti juga melakukan penelitian

langsung kelapangan dengan cara observasi, dan wawancara kepada pihak

yang berhubungan, yaitu PT. Pupuk Kujang.

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan data yang Objektif, maka peneliti mengumpulkan

data dengan cara :

12

Johnny Ibrahim, Teori & Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia

Publishing,2005), h. 47

Page 19: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

10

a. Data Primer

Bahan data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer juga

disebut sebagai data yang asli memiliki sifat up to date. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkan secara

langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti mengumpulkan data

primer antara lain observasi dan wawancara kepada pihak PT. Pupuk

Kujang yang bersangkutan dengan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara dan melalui studi

kepustakaan dengan cara membaca, mengutip dan menalaah peraturan

perundang-undangan, buku-buku, dan literature lain yang berkenan

dengan permasalahan yang akan dibahas. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan bahan data sekunder yang akan digunakan seperti :

1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

3) Peraturan Menteri Nomor PER-09/MBU/07/2015

4) Peraturan Menteri Nomor PER-02/MBU/7/2017

5) Buku, teks, dan disertasi.

6) Jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

7) Media elektronik (Internet).

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah PT. Pupuk Kujang yang berlokasi di

Cikampek PT. Pupuk Kujang ini adalah salah satu anak perusahaan dari

PT. Pupuk Indonesia.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian penulis melakukan dengan metode field

Research atau penelitian lapangan di PT. Pupuk Kujang dan metode

Page 20: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

11

library research. Penelitian lapangan merupakan penelitian yang diperoleh

langsung dari responden dan mengamati secara langsung tugas-tugas yang

berhubungan dengan tema penelitian. Pengumpulan data dan informasi

dilakukan dengan cara sebagai berikut:13

a. Observasi

Metode observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung

tanpa mediator dan sesuai objek untuk melihat dengan dekat kegiatan

yang dilakukan objek tertentu. Keunggulan metode ini adalah data

yang dikumpulkan dalam dua bentuk: interaksi dan percakapan

(Conversation).

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara Periset atau Peneliti seseorang

yang berharap mendapatkan informasi, dan informasi seseorang yang

diasumsikan mempunyai informasi penting Tentang sesuatu objek.

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan

untuk mewawancarai pihak yang ahli pada bidang program kemitraan

dan bina lingkungan.

c. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data atau bahan-bahan berupa dokume yang

mendukung penyusunan penelitian ini.

5. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah PT. Pupuk Kujang, Maneger Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan yang diajukan sebagai sumber informasi

yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis ini diawali dengan mengkompilasi berbagai dokumen

termasuk peraturan perundang-undangan ataupun referensi-referensi

hukum. Kemudian hasil riset tersebut, selanjutnya dikaji isi (content), baik

13

Rachmat Kriyantono, Teknik Peraktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media, 2009),

h. 111

Page 21: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

12

terkait kata-katanya (word), makna (meaning), simbol, ide, tema-tema, dan

berbagai pesan lainnya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

melakukan analisis tersebut adalah pertama, semua bahan hukum yang

diperoleh melalui normatif disistematiskan dan klarifikasikan menurut

masing-masing objek bahasannya. Kedua, setalah di sistemtiskan dan di

klarifikasikan kemudian di lakukan eksplikasi, yakni diuraikan dan

dijelaskan sesuai objek yang diteliti berdasarkan teori. Ketiga, bahan yang

dilakukan evaluasi dinilai dengan menggunakan ukuran ketentuan hukum

yang berlaku.

7. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh penulis

dalam skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah

pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif HidAyatullah Jakarta tahun 2017”.

E. Sistematika Penulisan

Agar dapat memberikan penjelasan menyeluruh mengenai isi skripsi ini

oleh karena itu, dibuatlah sistematika penulisan skripsi yang terangkum

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan, bab ini

membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat penelitian, Metode Penelitian, serta

Sistematika Penulisan sebagai Rancangan Penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA TENTANG CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY. Bab ini berisi kajian pustaka yang dalam bab

ini akan diuraikan mengenai kajian teoritis yang terdiri dari

pemaparan Kerangka Konseptual dan teori, Tinjauan (riview)

kajian terdahulu yakni terkait dengan Teori dan pengertian

mengenai Perseroan Terbatas dan Corporate Social

Responsibility.

Page 22: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

13

BAB III : PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

PADA PT. PUPUK KUJANG. Bab ini membahas diantaranya

mengenai gambaran umum PT. Pupuk Kujang, Sejarah dan dasar

Hukum Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Tujuan dan

Sistem Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

BAB IV : ANALISIS YURIDIS PENERAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (STUDI ATAS PROGRAM KEMITRAAN

DAN BINA LINGKUNGAN) DI PT. PUPUK KUJANG. Bab ini

berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bagian ini menyajikan

penelitian lapangan dan pembahasan yang akan menghubungkan

fakta atau data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan yang

meliputi Implementasi Corporate Social Responsibility melalui

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan pada Badan Usaha

Milik Negara di PT Pukpuk Kujang.

BAB V : PENUTUP. Bab ini merupakan bagian akhir, berisi kesimpulan

dan rekomendasi. Kesimpulan merupakan kristalisasi dari hasil

penelitian dan pembahasan, disamping itu juga merupakan

landasan untuk mengemukakan rekomendasi. Rekomendasi

meliputi aspek operasional dan aspek kebijakan.

Page 23: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY

A. Kerangka Konseptual

1. Perseroan Terbatas

a. Pengertian Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas atau Naamloze Vennootschap (dalam bahasa

Belanda), company limited by shares (dalam bahasa Inggris), menurut

Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang

Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan

perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan

pelaksanaannya.1

H.M.N Purwosutjipto memiliki pendapat yang berbeda tidak

sependapat dengan pandangan yang menyatakan bahwa Perseroan

Terbatas merupakan terjemahan dari Naamloze Vennootschap,

sebagaimana dijelaskan sebaga berikut:

“Istilah perseroan terbatas lebih tepat daripada istilah Naamloze

Vennootschap, sebab arti istilah perseroan terbatas lebih jelas dan

tepat menggambarkan Tentang keadaan senyatanya, sedangkan

arti istilah Naamloze Vennootschap kurang dapat menggambarkan

Tentang isi dan sifat perseroan secara tepat. Perseroan terbatas

yang disingkat PT terdiri dari dua kata, yaitu Perseroan adalah

persekutuan yang modalnya terdiri dari sero-sero atau saham-

saham, sedangkan Terbatas itu tertuju pada tenggung jawab

pemegang saham atau persero yang bersifat terbatas pada jumlah

nominal daripada saham-saham yang dimilikinya”.2

Pada awalnya pengaturan Perseroan Terbatas terdapat dalam kitab

Undang-Undang Hukum Dagang khususnya dalam pasal-pasal yang

1 Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus,

(Jakarta: Kencana, 2006), h. 111

2 H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2: Bentuk-bentuk

perusahaan, (Jakarta: Djambatan, 2007), h. 89-90

Page 24: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

15

mengatur Tentang perseroan terbatas (yaitu mulai Pasal 36 sampai

dengan Pasal 56), memang tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa

Perseroan Terbatas merupakan badan hukum. Berbeda halnya dengan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas

justru, dalam pasal 1 Ayat (1) UUPT tersebut secara tegas disebutkan

bahwa perseroan terbatas adalah badan hukum.3 Akan tetapi, dari

ketentuan Pasal 36, 40, 42, dan 45 KUHD dapat disimpulkan bahwa

unsur-unsur dari perseroan terbatas adalah :

1. Adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-

masing persero (pemegang saham), dengan tujuan untuk

membentuk sejumlah dana sebagai jaminan bagi semua perikatan

perseroan.

2. Adanya persero atau pemegang saham yang tanggung jawabnya

terbatas pada jumlah nominal saham yang dimilikinya. Sedangkan

di dalam Rapat Umum Pemegang Saham merupakan kekuasaan

yang tertinggi dalam organisasi perseroan yang berwenang

mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris, berhak

menentukan garis-garis besar kebijakan menjalankan perusahaan,

menetapkan hal-hal yang belum ditetapkan dalam anggaran dasar

dan lain-lain.

3. Adapun pengurus Direksi dan Komisaris yang merupakan satu

kesatuan pengurus dan pengawas terhadap perseroan dan tanggung

jawabnya terbatas pada tugasnya yang harus sesuai dengan

anggaran dasar atau keputusan RUPS.4

Dalam perkembangan kemudian, Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas juga tidak lagi sesuai dengan

perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat sehingga harus

mengalami pergantian. Hingga pada akhirnya pemerintah

3 I.G R.Rai.Widjaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, cet.4 (Jakarta : Kesaint

Blanc, 2002), h. 8

4 R.T. Sutantya R. Hadhikusuma dan Sumantoro, , Pengertian Pokok Hukum Perusahaan

Bentuk-Bentuk Perusahaan Yang Berlaku Di Indonesia, (Jakarta: Rajawali, 1992), h. 40

Page 25: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

16

mengesahkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas sebagai peraturan hukum terbaru yang menyatakan

sebagai berikut :

“Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan

persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan

kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi

dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya”.

Perseroan memenuhi persyaratan Undang-Undang sebagai suatu

badan hukum, maka Perseroan Terbatas memilik ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Organisasi yang teratur, dari adanya organ perusahaan yang terdiri

atas Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Komisaris (Pasal

1 Ayat (2) UUPT). Keteraturan organisasi perseroan dapat

diketahui melalui ketentuan UUPT, Anggaran Dasar Perseroan,

Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, Keputusan Dewan

Komisaris, Keputusan Direksi dan Peraturan-Peraturan perusahaan

lainnya yang dikeluarkan dari waktu ke waktu.

2. Harta kekayaan sendiri, berupa modal dasar yang terdiri atas

seluruh nilai nominal saham (Pasal 24 Ayat (1) UUPT) yang terdiri

atas uang tunai dan harta kekayaan dalam bentuk lain (Pasal 27

Ayat (1) UUPT).

3. Melakukan hubungan hukum sendiri, perseroan melakukan sendiri

hubungan hukum dengan pihak ketiga yang diwakili oleh pengurus

yang disebut Direksi dan Komisaris. Direksi bertanggung jawab

penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan

perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar

pengadilan. Dalam melaksanakan kegiatannya tersebut, Direksi

berada dalam pengawasan Dewan Komisaris, yang dalam hal-hal

tertentu “membantu” Direksi dalam menjalankan tugasnya tersebut.

4. Mempunyai tujuan sendiri, tujuan tersebut ditentukan dalam

Anggaran Dasar Perseroan. Karena perseroan menjalankan

Page 26: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

17

perusahaan, maka tujuan utama perusahaan adalah memperoleh

keuntungan/laba.5

a. Jenis-Jenis Perseroan Terbatas

Dilihat dari sudut modalnya maka, Perseroan Terbatas dapat dibagi

menjadi:

1. PT Tertutup

Dalam bentuk ini, tidak setiap orang diperbolehkan ikut

menanamkan modalnya. Pada umumnya dalam perseroan terbatas ini

hanya dikeluarkan saham atas nama saja, dan di dalam akta

pendiriannya biasanya dimuat siapa-siapa saja yang diperbolehkan ikut

serta di dalam usaha ini. Mereka biasanya masih merupakan hubungan

keluarga, sehingga perseroan tersebut tidak lagi merupakan perseroan

permodalan tetapi merupakan perseroan keluarga, di mana anggotanya

(perseronya) terbatas pada beberapa orang (keluarga) saja.

2. PT Terbuka

Dalam bentuk ini terbuka bagi masyarakat untuk ikut serta

menanamkan modalnya ke dalam perseroan. Karena perseroan memang

didirikan sebagai kerja sama dalam menyelenggarakan perusahaan

dengan mengumpulkan tenaga dan kekayaan, dengan harapan dapat

diperbesar lagi. Saham-saham yang dikeluarkan kebanyakan adalah

saham atas pembawa, saham atas tunjuk, atau saham blangko dan

disebut saham aan toonder.

3. PT Umum

Adalah bentuk perseroan yang bersifat terbuka dimana modalnya

diperoleh dari umum atau didapat dengan jalan menjual saham-

sahamnya di dalam bursa. Dalam perseroan ini, mereka yang ikut dalam

modal perseroan hanya mempunyai perhatian pada kurs saham saja.

5 Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, (Jakarta: PT

Raja Grafindo, 2003), h. 8-9

Page 27: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

18

Mereka membeli saham hanya untuk membungakan uangnya atau

sebagai untung-untungan saja dan mengharapkan peningkatan nilai

saham (appresiasi modal/saham). Pada perseroan terbatas umum ini

dapat dikatakan bahwa Direksi mempunyai kekuasaan sepenuhnya.

4. PT Perseorangan

Dalam hal ini, setelah perseroan berdiri kemungkinan saham yang

dikeluarkan jatuh pada satu tangan saja, sehingga ada satu orang

pemegang saham yang biasanya sekaligus merangkap menjadi Direktur

Perseroan tersebut. Keadaan yang demikian mungkin saja terjadi dan

PT tersebut tidak mungkin bubar, karena semua saham yang

dikeluarkan hanya jatuh kepada satu tangan saja.6

Dengan di bentuknya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007,

maka tidak lagi memungkinkan eksistensi dari PT Perseorangan yang

sahamnya hanya dimiliki oleh satu orang. Hal ini sebagaimana diatur

dalam Pasal 7 Ayat (5) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Peseroan Terbatas yang berisikan setelah Perseroan

memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang

dari 2 (dua) orang, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan

terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan

wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau

Perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain.

Sebagaimana disampaikan oleh R.T. Sutantya R. Hadhikusuma

dan Sumantoro di atas, Munir Fuady juga berpendapat bahwa jenis

Perseroan Terbatas dibagi ke dalam klasifikasi, yaitu berdasarkan jenis

penanaman modalnya, keikutsertaan pemerintah, dan hubungan saling

memegang saham. Masing-masing perbedaan tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

6 R.T. Sutantya R. Hadikusuma dan Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan

Bentuk-Bentuk Perusahaan Yang Berlaku Di Indonesia, ... h. 41-42

Page 28: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

19

a) Jenis Perseroan Terbatas berdasarkan penanaman modal

Erat kaitannya dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

Tentang Penanaman Modal yang membagi kegiatan penanaman

modal di Indonesia yang dilakukan oleh badan usaha baik berupa

perusahaan perseorangan, berbadan hukum, atau yang bukan

berbadan hukum ke dalam penanaman modal dalam negeri dan

modal asing, termasuk badan usaha yang berbentuk Perseroan

Terbatas. Berdasarkan hal tersebut, maka jenis Perseroan Terbatas

Berdasarkan jenis penanaman modalnya dapat dipisahkan sebagai

berikut:

1) PT PMDB, atau dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri,

yaitu penggunaan bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia,

termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh

Negara maupun oleh Swasta Nasional atau Swasta Asing yang

berdomisili di Indonesia, yang disisihkan atau disediakan guna

menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur

oleh ketentuan Undang-Undang yang mengatur Perseroan

Terbatas ataupun Penanaman Modal.

2) PT MA, atau PT dalam rangka Penanaman Modal Asing yaitu

hanya meliputi penanaman Modal Asing secara langsung yang

dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-Undang

Penanaman Modal Asing dan yang digunakan untuk menjalankan

perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara

langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.

Sedangkan yang dimaksud dengan Modal Asing adalah alat

pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari

kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah

digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

3) Perusahaan non-Penanaman Modal Asing/ Penanaman Modal

Dalam Negeri adalah perusahaan domestik yang tidak

memperoleh status sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam

Page 29: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

20

Negeri, sehingga tidak mendapat fasilitas-fasilitas dari

pemerintah. Kepada Penanaman Modal Dalam Negeri/Perusahaan

non-Penanaman Modal Asing pada pokoknya berlaku ketentuan

Undang-Undang Tentang Perseroan Terbatas.7

b) Jenis Perseroan Terbatas berdasarkan keikutsertaan pemerintah

1) Perusahaan Swasta yang sahamnya dimiliki oleh swasta tanpa ada

saham pemerintah di dalamnya.

2) Perusahaan Negara yaitu perusahaan yang modalnya dimiliki oleh

Negara dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan

selain itu ada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bisa

berupa Perusahaan Daerah atau bisa berup PT. Perusahaan Negara

menurut Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 adalah

semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk

seluruhnya merupakan kekayaan Negara RI, kecuali ditentukan

lain Berdasarkan Undang-Undang.8

c) Jenis Perseroan Terbatas berdasarkan hubungan saling memegang

saham

1) Perusahaan Holding adalah perusahaan yang bertujuan untuk

memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan/atau

mengatur satu atau lebih perusahaan lainnya.

2) Perusahaan Subsidiary adalah perseroan terbatas dimana ada

saham-sahamnya yang di pegang oleh perusahaan atau holding

tersebut dengan anak perusahaan.

3) Perusahaan Affiliate adalah hubungan antar perusahaan dalam

satu perusahaan holding disebut hubungan affiliate. Dilihat dari

hubungan tersebut, maka perusahaan yang bersangkutan disebut

dengan sister company.

7 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Dalam Paradigma Baru (Bandung: Citra Aditya

Bakti, 2003), h. 18-20

8 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Dalam Paradigma Baru, … h. 20-21

Page 30: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

21

b. Organ-Organ Perseroan Terbatas

Organ perseroan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),

Direksi, dan komisaris, yang memiliki fungsi, tugas dan wewenang

masing-masing di dalam perseroan.

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Diatur dalam Pasal 63 dan 78 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1995 mengenai RUPS:

a. Rapat Umum Pemegang Saham adalah organ perseroan yang

memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang

segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau

Koimisaris.

b. Rapat Umum Pemegang Saham terdiri dari RUPS tahunan atau

RUPS lainnya (sesuai kebutuhan RUPSLB), RUPS Tahunan

diadakan dalam waktu paling lambat 6 bulan setelah tahun buku.

c. Rapat Umum Pemegang Saham diadakan antara lain untuk :

Dalam Pasal 1 butir 4 UUPT No. 40 Tahun 2007 menjelaskan

bahwa Rapat Umum Pemegang Saham adalah organ perseroan yang

mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan

Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini

dan/atau Anggaran Dasar. Namun wewenang yang diberikan Undang-

Undang kepada RUPS tidak berarti RUPS dapat melakukan tugas dan

wewenang yang diberikan Undang-Undang kepada Direksi dan Dewan

komisaris. Dari pengertian Pasal 1 Ayat (4) dapat disimpulkan beberapa

hal, yaitu sebagai berikut:

a. Organ ini berupa rapat, hal yang harus dicermati adalah forum rapat

berbeda dengan individu pemegang saham.

b. Kewenangan atau otoritas yang dimiliki oleh forum rapat ini adalah

kewenangan yang tersisa Berdasarkan teori residual.

c. Kewenangan yang ada pada forum rapat ini (sebagian) dapat

didelegasikan kepada orang lain, yaitu Direksi dan Dewan

Komisaris.9

9 Kurniawan, Tanggung Jawab Pemegang Saham Perseroan Terbatas Menurut Hukum

Positif, Jurnal Mimbar Hukum (Volume 26 Nomor 1, Februari Tahun 2014), h. 74

Page 31: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

22

Hal ini senada dengan pendapat Munir Fuady, bahwa secara prinsip

yang merupakan organ perusahaan bukan pemegang sahamnya, tetapi

Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.10

2. Direksi

Direksi adalah satu-satunya organ perseroan yang mempunyai

kekuasaan, berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan

perseroan semata untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud

dan tujuan perseroan, serta mempunyai kekuasaan, berwenang dan

bertanggung jawab penuh untuk mewakili perseroan, baik di dalam

maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.11

Direksi dalam menjalankan reprentasi di luar pengadilan

diantaranya adalah melakukan kontrak atau transaksi bisnis dengan

pihak ketiga, mewakili perseroan menandatangani kontrak tersebut,

mewakili perseroan untuk menghadap pejabat Negara dan masih

banyak yang lainnya. Mewakili perseroan di dalam maupun di luar

pengadilan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Dilakukan sendiri.

b. Dilakukan pegawainya yang ditunjuk untuk itu.

c. Dilakukan Dewan Komisaris jika Direksi berhalangan, sesuai

AD/ART PT.

d. Dilakukan oleh pihak ketiga sebagai agen dari perseroan.12

Dalam melakukan tugasnya Direksi dapat meminta orang lain

untuk mewakilinya. Perwakilan tersebut dapat dilakukan oleh pihak

internal perseroan maupun eksternal perseroan. Salah satunya ialah

delegatus nonpotest delegare, yaitu yang sudah menerima

10

Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, (Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2002), h. 43

11 Hasbullah F. Sjawie, Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas atas Tindakan Ultra

Vires, Jurnal Hukum Prioris, (Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017), h. 23

12 Munir Fuady, Doktrin-Doktrni Modern dalam Corporate Law dan Eksistensinya dalam

Hukum Indonesia, cet.2, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010), h. 7

Page 32: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

23

pendelegasian tugas tertentu tidak dapat mendelegasikan lagi tugas

tersebut tanpa sepengetahuan pihak pertama yang mendelegasikan tugas

tersebut. Jadi apabila Direksi meminta seseorang untuk membantu

melaksanakan tugas-tugasnya seseorang tersebut tidak boleh

melimpahkan tugas yang diberikan Direksi tersebut tanpa seizin Direksi

yang bersangkutan.

Pengurusan oleh direksi dibatasi menurut Pasal 92 Ayat (2) UUPT

yang berbunyi bahwa direksi berwenang menjalankan pengurusan

sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) sesuai dengan kebijakan yang

dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam undnag-undang ini

dan/atau anggaran dasar.

Sangat luas kewenangan dan tanggung jawab direksi suatu

perseroan sehingga direksi wajib melakukan tugasnya dengan itikad

baik (good faith) dan penuh tanggung jawab. Direksi sebagai pengelola

perseroan merupakan pemegang saham (fiduciary) dari pemegang

saham. Fiduciary yang dimiliki direksi menyebabkan direksi

mempunyai kewenangan yang sangat tinggi. Oleh karena itu seorang

direksi harus dapat mempunyai kepedulian dan kemampuan, itikad

baik, loyalitas dan kejujuran terhadap perusahaannya dengan derajat

yang tinggi.13

3. Komisaris

Pasal 79 dan 101 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 juga

mengatur Tentang Komisaris Perseroan:

a. Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan

pengawasan secara umum dan/atau khusus serta memberikan nasihat

kepada Direksi dalam menjalankan perseroan.

b. Tata cara pencalonan, pengangkatan, dan pemberhentian komisaris

diatur dalam Anggaran Dasar (Pasal 94).

13

Munir Fuady, Doktrin-Doktrin Modern dalam Corporate Law dan Eksistensinya dalam

Hukum Indonesia, cet.2, … h. 47

Page 33: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

24

c. Komisaris bertanggung jawab secara pribadi apabila yang

bersangkutan bersalah dan lalai dalam menjalankan tugasnya.

d. Komisaris wajib melaporkan,kepada PT saham yang dimiliki yang

bersangkutan atau keluarganya (Pasal 99).

e. PT yang bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat wajib

mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang komisaris Pasal 94 Ayat

(2).14

Menurut UUPT Pasal 1 Ayat (6) Dewan Komisaris adalah Organ

Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau

khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada

Direksi. Adapun tugas Komisaris ditentukan dalam UUPT Pasal 108

Ayat (1) adalah Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas

kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik

mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasihat

kepada Direksi.

Menurut R.T. Sutantya R. Hadhikusuma dan Sumantoro, tugas

utama dari Komisaris adalah untuk mengawasi pekerjaan Direksi yang

meliputi pengawasan sebagai berikut :

a. Pengawasan Preventif, yaitu untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan sebelumnya, yang dapat merugikan perseroan

yang dilakukan oleh Direksi.

b. Pengawasan Represif, yaitu untuk mengontrol tindakan Direksi,

apakah semua tindakan yang telah dilakukannya tidak merugikan

perseroan ataukah tidak berTentangan dengan akta pendirian atau

anggaran dasar Undang-Undang, dan apakah segala sesuatu yang

telah ditentukan di dalam RUPS telah dijalankannya.15

14

Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus cet2,

… h. 117-119

15 R.T. Sutantya R. Hadhikusuma dan Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan

Bentuk-Bentuk Perusahaan Yang Berlaku Di Indonesia, ... h. 77

Page 34: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

25

2. Corporate Social Responbility

a. Pengertian Corporate Social Responbility

Corporate Social Responsibility bukanlah merupakan suatu konsep

baru yang berkembang beberapa tahun belakangan ini. Apabila dilihat

lebih jauh ke belakang maka, Corporate Social Responsibility sudah

ada sejak zaman dahulu. Istilah Corporate Social Responsibility sebagai

suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara

mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan

public eksternal. Secara konseptual, Corporate Social Responsibility

adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan

kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan

para pelaku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip

kesukarelaan dan kemitraan. Meskipun sesungguhnya memiliki

pendekatan yang relatif berbeda, beberapa nama lain yang memiliki

kemiripan atau bahkan identik dengan Corporate Social Responsibility

ini diantaranya ialah Investasi Social Perusahaan, Pemberian

Perusahaan, Kedermawanan Perusahaan, Relasi Kemasyarakatan

Perusahaan, dan Pengembangan Masyarakat.16

Corporate Social Responsibility sangat menentukan pendekatan

audit program Corporate Social Responsibility, sayangnya belum ada

definisi yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga.

Beberapa definisi Corporate Social Responsibility dibawah ini

menunjukkan keragaman pengertian Corporate Social Responsibility

menurut para ahli:

1. World Business Council for Sustainable Development adalah

komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku

etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya

meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta

komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.

16

Edi Suharto, Pekerjaan Social Di Dunia Industri : Memperkuat Tanggungjawab Sosial

Perusahaan (Corporate Social Responbility), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), edisi 1, h.

102-103

Page 35: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

26

2. International Finance Corporation adalah komitmen dunia bisnis

untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi

berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka,

komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan

mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun

pembangunan.

3. Institute of Chhartered Accountants, England and Wales adalah

jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu

memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya

memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham.

4. Canadian Government adalah kegiatan usaha yang mengitegrasikan

ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan

keputusan, strategi dan operasi perusahaan yang dilakukan secara

transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat

yang sehat dan berkembang.

5. European Commision adalah sebuah konsep dengan mana

perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan

lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya

dengan para pemangku kepentingan (stekholders) berdasarkan

prinsip kesukarelaan.

6. CSR Asia adalah komitmen perusahaan untuk beroperasi secara

berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosal dan lingkungan,

seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders.17

Pengaturan Corporate Sosial Responsibility di Indonesia

didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan, yaitu:

a. Berdasarkan Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2007 Tentang Perseroan Terbatas Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

17

Edi Suharto, Jurnal Menggagas Standar Audit Program CSR, (Jakarta: 27 Maret 2008),

h. 5

Page 36: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

27

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan

sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan dalam pasal 4 dinyatakan bahwa TJSL

dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan

perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau

Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan anggaran dasar

perseroan, kecuali di tentukan lain dalam peraturan perundang-

undangan.

c. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-

09/MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Badan Usaha Milik Milik Negara sebagaimana terakhir di revisi

dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-

02/MBU/7/2017 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri

Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 Tentang

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha

Milik Negara.

b. Manfaat dan Tujuan Corporate Social Responbility

Corporate Social Responsibility bermakna bahwa suatu perusahaan

harus bertanggung jawab atas setiap tindakannya yang berdampak pada

masyarakat dan lingkungan. Karena itu, dampak negative dari aktivitas

bisnis yang merugikan masyarakat dan lingkungan harus diakui dan

diungkapkan dalam pelaporan perusahaan. Perusahaan dituntut

menyeimbangkan pencapaian kinerja ekonominya dengan kinerja sosial

lingkungannya jika ingin bisnisnya bertahan dalam jangka waktu

panjang.

Dengan kemauan baik, komitmen, dan kepedulian dunia usaha

untuk menyisihkan dana aktivitas tanggung jawab sosial secara

berkelanjutan sebenarnya juga akan mendatangkan senjumlah manfaat

bagi dunia bisnis sendiri yaitu:

Page 37: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

28

1. Sebagai investasi sosial yang menjadi sumber keunggulan kompetitif

perusahaan dalam jangka panjang.

2. Memperkokoh profit dan kinerja keuangan perusahaan.

3. Meningkatnya komitmen, etos kerja, efisiensi dan produktivitas

karyawan.

4. Menurunnya kerentanan gejolak sosial dari komunitas sekitarnya

karena diperhatikan dan dihargai perusahaan.

5. Meningkatnya reputasi dan nilai perusahaan dalam jangka panjang.18

Menurut Jackie Ambadar manfaat Corporate Social Responsibility

bagi masyarakat adalah dapat meningkatkan kualitas sumber daya

manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi dan investasi dari rumah

tangga masyarakat.19

Sedangkan menurut Rogovsky mengemukakan

beberapa manfaat Corporate Social Responsibility sebagai berikut :

1. Manfaat bagi individu karyawan.

2. Manfaat bagi penerima program.

3. Manfaat bagi perusahaan.

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility bertujuan untuk

menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai

dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat,20

sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan Pasal 74 Ayat (1)-(4) Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 sebagai berikut :

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud

pada Ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan

18

Andreas Lako, Dekonstruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi, (Jakarta:

Erlangga, 2011), h. 89-90

19 Jackie Ambadar, CSR dalam Praktik di Indonesia, (Jakarta: Elex Media Komputindo,

2008), h. 35

20 Ismail Solihin, Corporate Social Responbility, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 165

Page 38: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

29

dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya

dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajiban.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

c. Jenis dan Bentuk Corporate Social Responbility

Menurut Kotler dan Lee menyebutkan bahwa ada enam kategori

aktivitas Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yaitu:

1. Cause Promotions (Promosi Kegiatan Sosial) dalam aktivitas ini,

perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang

dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

terhadap suatu kegiatan atau untuk mendukung pengumpulan dana,

partisipasi, dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk

suatu kegiatan tertentu.

2. Cause Related Marketing (Pemasaran Terkait Kegiatan Sosial)

dalam aktivitas ini, perusahaan memiliki komitmen untuk

menyumbangkan presentasi tertentu dari penghasilannya untuk suatu

kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk.

3. Corporate Societal Marketing (Pemasaran Kemasyarakatan Sosial

perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk

mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan

kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan

hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Corporate Philantropy (Kegiatan Filantropi Perusahaan) perusahaan

memberi sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan

masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk

pemberian uang secara tunai, bingkisan/paket bantuan atau

pelayanan secara Cuma-Cuma. Keuntungan yang diperoleh

Page 39: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

30

perusahaan dalam menjalankan program corporate philanthropy

yaitu: meningkatkan reputasi perusahaan, memperkuat bisnis

perusahaan dimasa depan dan memberi dampak bagi penyelesaian

masalah social dalam komunitas local.

5. Community Volunteering (Pekerja Sosial Kemasyarakatan Secara

Sukarela) perusahaan harus mendorong serta mendukung para

karyawan, rekan pedagang eceran atau para pemegang franchise agar

menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu

organisasi local maupun masyarakat yang menjadi sasaran program.

6. Socially Responsible Business (Praktika Bisnis yang Memiliki

Tanggung jawab Sosial) perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis

melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta

melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan

meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan

hidup.21

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli dan praktek di

masyarakat, jenis dan bentuk dari Corporate Social Responsibility

berkembang menjadi semakin beragam. Archie B Carrol yang juga

memberikan definisi mengenai Corporate Social Responsibility

membagi tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam empat kriteria

yaitu:

1. Tanggung jawab sosial ekonomi, dimana perusahaan harus

dioperasikan dengan berbasis laba dengan misi tunggal untuk

meningkatkan keuntungan selama berada dalam batas-batas

peraturan pemerintah.

2. Tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab legal, dimana

kegiatan bisnis diharapkan untuk memenuhi tujuan ekonomi para

21

Erlyta Ruchiyati, “e-Jurnal Analisa Strategi Program Corporate Social Responbility PT.

Telkomsel Dalam Meningkatkan Reputasi Perusahaan”, Fisip Universitas Indonesia (Juni, 2016),

h. 7

Page 40: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

31

pelaku dengan berlandaskan kerangka kerja legal maupun nilai-nilai

yang berkembang dimasyarakat secara bertanggung jawab.

3. Tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab etika, sebagai

kebijakan keputusan perusahaan yang didasarkan pada keadilan,

bebas, tidak memihak, menghormati hak-hak individu, serta

memberikan perlakuan berbeda untuk kasus yang berbeda yang

menyangkut tujuan perusahaan.

4. Tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab sukarela atau

diskresioner, dimana kebijakan perusahaan dalam tindakan sosial

yang murni sukarela dan didasarkan pada keinginan perusahaan

untuk memberikan kontribusi sosial yang tidak memiliki

kepentingan timbal balik secara langsung.22

B. Kerangka Teoritis

1. Teori Stakeholder

Untuk menjelaskan kecenderungan pengungkapan Corporate Social

Responsibility dapat menggunakan pendekatan berdasarkan beberapa teori,

yakni Teori Stakeholders dan Teori Legitimasi. Definisi stakeholders

menurut Freeman dan McVea adalah setiap kelompok atau individu yang

dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi.

Teori stakeholders adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana

saja perusahaan bertanggung jawab. Dimana perusahaan harus menjaga

hubungan dengan stakeholders-nya dengan mengakomodasi keinginan dan

kebutuhan stakeholders-nya, terutama yang mempunyai power terhadap

ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional

perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain-lain.

Munculnya teori Stakeholders sebagai paradigma dominan semakin

menguatkan konsep bahwa perusahaan bertanggung jawab tidak hanya

22

Reza Rahman, Corporate Social Responsibility antara Teori dan Kenyataan,

(Yogyakarta: Media Presindo, 2009), h. 37-38

Page 41: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

32

kepada pemegang saham melainkan juga terhadap para pemangku

kepentingan atau stakeholders.

Dalam mengembangkan stakeholder theory, Freeman

memperkenalkan konsep stakeholder dalam 2 model yaitu :

a. Model kebijakan dan perencanaan bisnis fokusnya mengembangkan dan

mengevaluasi persetujuan keputusan strategis perusahaan dengan

kelompok-kelompok yang dukungannya diperlukan untuk kelangsungan

usaha perusahaan.

b. Model perencanaan perusahaan dan analisis diperluas dengan memasukan

pengaruh eksternal yang mungkin berlawanan bagi perusahaan. Kelompok

yang berlawanan ini termasuk badan regulator (government) dengan

kepentingan khusus yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan

sosial.23

2. Teori legitimasi

Legitimasi merupakan teori lain yang melandasi corporate sosial

responsibility serta berhubungan erat dengan teori stakeholder. Legitimasi

akan mengalami pergeseran seiring dengan perubahan lingkungan dan

masyarakat tempat perusahaan berada. Perusahaan akan terus berupaya

untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi dalam norma yang ada

dalam masyarakat atau lingkungan dari tempat perusahaan berada.

Selain itu, legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang

diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau

dicari perusahaan dari masyarakat yang akan menjadi manfaat atau sumber

potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup yang diungkapkan sebagai

berikut:

“Legitimacy theory is based on the idea that in order to continue

operating successfully, cooperation must act within the bound of what

society indentifies as socially acceptable behavior”.

23

Ang Swat Lin Lindawati dan Marsella Eka Puspita, “Jurnal Corporate Sosial

Responbility : Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja

Perusahaan”, Universitas Ma Cung, (Vol.6, Maret : 2015), h. 161

Page 42: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

33

Legitimasi dianggap sebagai cara untuk mempertahankan

keberlangsungan hidup suatu organisasi yang dicapai melalui tindakan

organisasi yang sesuai aturan dan dapat diterima secara luas oleh

masyarakat. Namun, perusahaan memiliki kecenderungan untuk

menggunakan kinerja berbasis lingkungan dan pengungkapan informasi

lingkungan hanya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat atas

aktivitas perusahaan yang dilakukan dan bukan sebagai bentuk kesadaran

atas tanggung jawab terhadap masyarakat atas aktivitas perusahaan yang

dilakukan. Perusahaan memiliki kontrak sosial dengan masyarakat di

lingkungan bisnisnya dan melalui pengungkapan tersebut diharapkan

perusahaan akan mendapat letimigasi dari masyarakat yang berdampak

pada kelangsungan hidup perusahaan.24

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam pembuatan proposal skripsi ini peneliti mejumpai berbagai

penelitian yang juga membahas dibidan

1. Nama : Firda Aulia

Institusi : Fakultas Hukum Syariahdan Hukum

Tahun : 2015

Judul : Implementasi Alokasi Corporate Social Responsibility

(CSR) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (studi kasus

pada PT Tugu Pratama Indonesia Genaral Insurance).

Skripsi ini membahas mengenai alokasi kegiatan CSR terhadap

Pemberdayaan Masyarakat, sedangkan Skripsi ini membahas mengenai

Corporate Social Responsibility pada Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan PT. Pupuk Kujang khususnya terkait adanya ketidak

sesuaian pada peraturan yang berlaku.

24

Ang Swat Lin Lindawati dan Marsella Eka Puspita, “Jurnal Corporate Sosial

Responbility : Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja

Perusahaan”, Universitas Ma Cung, (Vol.6, Maret : 2015), h.163-164

Page 43: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

34

2. Nama : Abdul Rasyid Saliman

Judul Buku : Hukum Bisnis untuk Perusahaan

Buku ini membahas Tentang hukum perusahaan didalamnya terdapat

sub bab Tentang Hubungan Kerja, Pengertian Perusahaan dan Pekerjaan,

macam-macam Perusahaan, Persyaratan Pendirian PT, dan Pengertian

PT. Maka dari itu saya akan menggunakan buku ini karena secara umum

buku ini berkaitan dengan skripsi yang akan saya tulis.

3. Nama : Zakki Setiawan

Tahun : 2015

Jurnal : Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Pada PT Perkebunan Nusantara IX.

Jurnal ini membahas mengenai program kemitraan dan bina

lingkungan sebagai wujud tanggung jawab soial dan lingkungan.

Sedangkan perbedaan dengan skripsi ini adalah karena membahas

mengenai Corporate Social Responsibility pada Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan dalam tinjauan Peraturan Menteri Nomor 00 Tahun

2015 Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha

Milik Negara.

Page 44: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

35

BAB III

PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

PT. PUPUK KUJANG

A. Gambaran Umum PT. Pupuk Kujang

1. Sejarah Singkat

Pada tahun 1960-an pemerintah merencanakan pelaksanaan Program

Peningkatan Produksi pertanian dalam usaha Swasembeda Pangan.

Dalam suksesnya program pemerintah ini maka kebutuhan akan pupuk

mutlak harus dipenuhi mengingat produksi PUSRI 1 waktu itu akan

diperkirakan tidak akan mencukupi. Menyusul ditemukannya beberapa

sumber gas alam di bagian utara Jawa Barat, munculah gagasan untuk

membangun pabrik urea di Jawa Barat.

Pada tanggal 9 Juni 1975 didirikanlah PT Pupuk Kujang, sebuah

BUMN dilingkungan Departemen Perindustrian yang menaungi tugas

untuk membangun pabrik pupuk urea di desa Dawuan, Cikampek, Jawa

Barat. Bulan Juli 1976, pembangunan pabrik mulai dilakukan dengan

kontraktor utama Kellog Overseas Corpration (USA) dan Toyo

Engineering Corp (Japan) sebagai kontraktor pabrik urea, pembangunan

berjalan lancar sehingga pada tanggal 7 November 1978 pabrik sudah

mulai berproduksi dengan kapasistas 570.000 ton/tahun dan 330.000

ton/tahun ammonia, ini terjadi 3 bulan lebih awal dari jadwal. Tanggal 12

Desember 1978 Presiden berkenan meresmikan pembukaan pabrik dan 1

April 1979 PT Pupuk Kujang mulai dengan operasi Komersial.

2. Visi dan Misi

Visi PT. Pupuk Kujang, menjadi industri kimia dan pendukung

pertanian yang berdaya saing dalam skala nasional. Sedangkan misinya

menghasilkan produk bermutu dan melakukan perdagangan yang berdaya

saing tinggi dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.

Page 45: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

36

3. Struktur Organisasi

Struktur merupakan suatu bagan atau susunan yang menggambarkan

pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau

orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan

tanggung jawab yang berbeda suatu organisasi.

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-

mekanisme formal yang akan digunakan untuk mengelola organisasi,

suatu bagan yang menjelaskan hubungan antara segenap bawahan dengan

pemimpinnya. Struktur organisasi juga berfungsi untuk mengetahui lebih

jelas garis wewenang dari tiap komponen-komponen yang ada di dalam

perusahaan.

Berikut ini adalah struktur organisasi PT Pupuk Kujang yang di

kepalai oleh Direktur Utama dan Staff jajarannya seperti Direktur

Produksi, Direktur Teknik dan Pengembangan, Direktur Sumber Daya

Manusia dan Pemesaran dan Direktur Keuangan. Di dalam Direktur

Produksi terdapat Kesekretariatan Perusahaan yang memegang salah

satunya yaitu Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan diatur dalam

Peraturan Menteri Nomor: PER-09/MBU/07/2015 jo. PER-

02/MBU/7/2017 Tentang Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan adalah bentuk tanggung jawab Badan Usaha Milik Negara

kepada masyarakat.

Page 46: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

37

Page 47: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

38

B. Sejarah dan dasar Hukum Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Badan Usaha Milik Negara

Sebelum adanya Program Kemitran dan Bina Lingkungan di Indonesia,

BUMN telah melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat atau yang

dikenal dengan sebutan Community Development. Community Development

ini berporos pada pengembangan masyarakat menuju masyarakat yang

memiliki taraf kehidupan yang maju. Pada tahun 1979 oleh Jack Rothman,

Community Development disamakan dengan Local Development yang

artinya sama sebagai “sebuah model pengembangan masyarakat yang

menekankan pada partisipasi penuh seluruh warga masyarakat”. Kemudian

Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikan pengembangan

masyarakat sebagai sesuatu proses yang dirancang untuk menciptakan

kemajuan kondisi ekonomi dan sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan

partisipasi aktif dan sejauh mungkin menumbuhkan prakarsa itu sendiri.1

Pemerintah Indonesia telah memulai pelaksanaan kegiatan

pembangunan masyarakat ketika dikeluarkannya Peraturan Pemerintah

Nomor 3 Tahun 1983 Tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan

Perusahaan Jawatan, Perusahaan Umum dan Perusahaan Perseroan. Pada saat

itu BUMN yang melaksanakan pembinaan usaha kecil dikenal dengan

panggilan “Bapak angkat usaha kecil/ industri kecil”, yang merupakan

implikasi dari ketentuan Pasal 2 Ayat (2) huruf f pada Peraturan Pemerintah

Nomor 3 Tahun 1983 “Maksud dan Tujuan dari kegiatan Perjan, Perum, dan

Persero adalah turut aktif memberikan bimbingan kegiatan kepada sektor

swasta khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah dan sektor koperasi”,

maka baik BUMN terlepas berbentuk Perjan, Perum atau pun Persero

memiliki tujuan yang terpenting yakni seperti yang disebutkan pada Pasal 2

Ayat (2) huruf f.

Program pembinaan usaha kecil oleh badan usaha milik negara

diperkuat lagi dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor

1 Agus S, PKBL Ragam Derma Sosial BUMN, (Jakarta Selatan: Bahana Publisher, 2011), h.

27

Page 48: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

39

1232/KMK.013/1989 pada 11 November 1989 Tentang Pedoman Pembinaan

Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi Melalui BUMN. Dalam

(Kepmenkeu) ini dikenalkan Program Pembinaan Pengusaha Golongan

Ekonomi Lemah dan Koperasi. Dalam Pasal 4 (Kepmenkeu) Nomor

1232/KMK.013/1989 menjelaskan bahwa pengertian pengusaha ekonomi

lemah adalah perorangan atau badan usaha yang mempunyai aset sebanyak

Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) atau omzet maksimalnya Rp.

300.000.000,- pertahun atau Rp. 25.000.000,- perbulan. Pembinaan untuk

Program Pembinaan Pengusaha Golongan Ekonomi Lemah dan Koperasi

diambil dari laba bersih BUMN setelah dikurangi pajak yang besarnya 1%-

5%. Status dana pembinaan pun ditetapkan sebagai hibah atau pinjaman

apabila ditujukan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi

dan pelaksanaan pembinaan seluruhnya menjadi tanggung jawab Direksi

BUMN yang bersangkutan.

Pada tanggal 27 Juni 1994 dikeluarkannya Keputusan Menteri Nomor

316/KMK.016/1994 Tentang Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui

Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba BUMN. Alasan yang melatarbelakangi

dikeluarkannya Keputasan Menteri ini adalah dalam rangka mendorong

kegiatan kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemeratan

pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha,

perlu dikembangkan potensi usaha kecil dan koperasi agar menjadi tangguh

dan mandiri, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta

mendorong tumbuhnya kemitraan antara BUMN dengan usaha kecil dan

koperasi.

Agar lebih memudahkan dalam penyelenggaraan pembinaan usaha

kecil dan menengah pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil menyatakan bahwa pemerintah, dunia

usaha, dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan Usaha

Kecil dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya

manusia, dan teknologi. Kegiatan BUMN dalam mengembangkan usaha kecil

ditegaskan lagi dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995

Page 49: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

40

Tentang Usaha Kecil yang menyatakan bahwa Pemerintah, dunia usaha, dan

masyarakat menyediakan pembiiayaan yang meliputi kredit perbankan,

pinjaman lembaga keuangan bukan bank, modal ventura, pinjaman dari dana

penyisihan sebagian laba badan usaha milik negara, hibah dan jenis

pembiayaan lainnya. Pada tahun 1998 terbitlah Peraturan Pemerintah Nomor

32 Tahun 1998 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil, yang

antara lain mengatur penyediaan dana dilakukan oleh Departement Teknis,

Kantor Menteri Negara, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara,

melalui anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan

belanja daerah, anggaran perusahaan sesuai dengan program pembinaan dan

pengembangan usaha kecil di masing-masing sektor, sub sektor, pemerintah

daerah, BUMN dan BUMD yang bersangkutan.

Sampai pada lahirnya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang

Badan Usaha Milik Negara. Pada Pasal 88 Ayat (1) Undang-Undang Nomor

19 Tahun 2003 Tentang BUMN menyatakan bahwa BUMN dapat

menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha

kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN. Yang artinya

BUMN tidak di wajibkan untuk menyisihkan laba bersihnya, sehingga dapat

diartikan sebagai kesukarelaan.2 Dalam Pasal 2 Ayat (1) huruf e menyatakan,

bahwa maksud dan tujuan pendirian badan usaha milik negara adalah turut

aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan

ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Sehingga dengan keberadaannya,

BUMN membimbing dan membantu usaha golongan kecil dan menengah.

Kelanjutan dari Pasal 2 dan 88 Undang-Undang BUMN adalah

dikeluarkannya Keputusan Menteri Badan Usha Milik Negara Nomor Kep-

236/MBU/2003 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan. Peraturan ini lantas diubah dengan Peraturan

Menteri BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan

BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, diatur kegiatan

2 Agus S, PKBL Ragam Derma Sosial BUMN, ... h. 25

Page 50: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

41

Program Bina Lingkungan BUMN peduli yang dananya dialokasikan sebesar

30% dari dana tersedia Program Bina Lingkungan.

Dalam perkembangannya untuk memperbaiki pencatatan pendanaan

kegiatan PKBL, pada tahun 2013 diberlakukan Peraturan Menteri BUMN

Nomor : PER-08/MBU/2013 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan

Menteri BUMN Nomor : PER-05/MBU/2007 Tentang Kemitraan BUMN

dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, maka segala peraturan

dan ketentuan yang berTentangan dengan Peraturan Menteri dimaksud

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.3

Dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara PER-

08/MBU/2013 Tentang Program Kemitraan BUM Usaha Kecil dan Program

Bina Lingkungan. Keputusan tersebut terakhir disempurnakan dengan

Peraturan Menteri Negara BUMN, PER-09/MBU/07/2015 Jo PER-

02/MBU/7/2017 Tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan

ini, dijelaskan bahwa Program Kemitraan BUMN adalah program untuk

meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri

sedangkan, Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi

sosial masyarakat oleh BUMN.

Walaupun berasal dari sumber yang sama yaitu dari penyisihan laba

setelah pajak, namun pemanfaatan dan peruntukan dana kedua program ini

berbeda. Program Kemitraan diberikan dalam bentuk pinjaman untuk

pembiayaan modal kerja, pinjaman khusus yang biasanya bersifat jangka

pendek dan hibah untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan,

pemasaran, promosi serta penelitian. Sedangkan Program Bina Lingkungan

karena pemberiannya lebih berdimensi sosial diberikan dalam bentuk bantuan

korban bencana alam, pendidikan atau pelatihan, peningkatkan kesehatan,

pengembangan prasarana atau sarana umum dan sarana ibadah. Yang jelas

program ini menjadi sangat penting dalam konteks hubungan antara BUMN

dengan masyarakat. karena dengan adanya program ini perusahaan BUMN

membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat yang

ada disekitarnya.

3 Fajar Karyanto, Sejarah Perkembangan dan Ketentuan mengenai PKB, ... h. 4

Page 51: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

42

Hubungan antara perusahaan dengan masyarakat dalam Program

Kemitraan bersifat berkesinambungan selagi program tersebut berlangsung,

sedangkan dalam Program Bina Lingkungan hubungan antara perusahaan

dengan masyarakat hanya bersifat sesaat, yaitu hanya pada saat pemberian

bantuan saja. Kemitraan berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008

Tentang usaha mikro,kecil,dan menengah Pasal 1 Ayat (13) adalah

“kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung

maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan,

mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan

pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan usaha besar.”

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor.09/MBU/07/2015 jo. Peraturan

Menteri Nomor.02/MBU/07/2017 dinyatakan bahwa setiap Badan Usaha

Milik Negara diwajibkan membentuk unit tersendiri yang bertugas secara

khusus mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini. Unit ini

menjadi bagian tak terpisahkan dari organisasi perusahaan dan

bertanggungjawab langsung kepada salah satu anggota Direksi yang

ditetapkan dalam rapat Direksi.

Setiap pengelola Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara

dibentuk Unit Program Kemitraan Bina Lingkungan yang merupakan bagian

dari organisasi BUMN Pembina yang berada dibawah pengawasan seorang

Direksi. BUMN Pembina adalah yang melaksanakan program kemitraan

dan/atau program bina lingkungan.

Program Kemitraan yang dilaksanakan Pupuk Kujang adalah bentuk

pemberdayaan melalui fasilitas kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat.

Penerima fasilitas pinjaman yang disebut mitra binaan dapat memperoleh

manfaat dari program kemitraan untuk mengembangkan usaha yang

dilakukannya, sehingga dapat mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi

lokal.

Tujuan program kemitraan untuk menciptakan pemerataan pendapatan

melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, juga turut serta

dalam meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi pengusaha yang

tangguh dan mandiri. Lebih jauh lagi dengan semakin meningkatkan

Page 52: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

43

perekonomian lokal maka akan dapat mengurangi tingkat kesenjangan di

tengah-tengah masyarakat.

Dana Program Kemitraan disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk

dana pinjaman bergulir dan dana pembinaan. Dana bergulir sebagaimana

dana pinjaman, harus dikembalikan kepada Pupuk Kujang untuk dipinjamkan

kepada Mitra Binaan lainnya yang membutuhkan. Sedangkan dana

pembinaan bersifat hibah, yang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan

promosi dan pengembangan Mitra Binaan. Sebagai upaya PT Pupuk Kujang

dalam mendukung ketahanan pangan nasional, telah dilakukan berbagai

pembinaan kepada Kelompok Tani melalui sosialisasi pola tanam pupuk

majemuk NPK Kujang. Selain itu kegiatan pembinaan lainnya yaitu terhadap

usaha mikro dan usaha kecil menengah melalui keikutsertaan dalam pameran-

pameran nasional seperti Crafina.

Program Bina Lingkungan merupakan bagian dari interaksi Pupuk

Kujang dengan masyarakat sekitar yang memiliki tujuan utama untuk

membentuk hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat

disekitar lokasi operasi perusahaan. Pupuk Kujang membina hubungan

dengan tokoh masyarakat, lembaga non profit, lembaga kepemudaan, tokoh

ulama dan alim ulama, muspida dan pemangku kepentingan lainnya disekitar

perusahaan. Hubungan dengan pemangku kepentingan ini dilembagakan

dalam pelaksanaan program-program pendidikan yang menjadi fokus

kegiatan Bina Lingkungan Pupuk Kujang.

Program Bina Lingkungan PT Pupuk Kujang mengutamakan wilayah

disekitar area opersiaonal PT Pupuk Kujang dalam bentuk:

1. Bantuan korban bencana Alam

2. Bantuan Pendidikan & Pelatihan

3. Bantuan Peningkatan Kesehatan

4. Bantuan Pengembangan Prasarana dan atau sarana umum

5. Bantuan Sarana Ibadah

6. Banntuan Pelestarian Alam

7. Bantuan Sosial Kemasyarakatan dalam rangka Pengentasan Kemiskinan

Page 53: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

44

8. Bantuan Pendidikan, Pelatihan, Pemagangan, pemasaran, promosi dan

bentuk bantuan lain yang terkait dengan upaya peningkatan kapasitas

Mitra binaan Program Kemitraan.4

Dalam program ini PKBL PT. Pupuk Kujang selaku pelaksana program

bertanggung jawab dalam memberikan dukungan teknis budidaya, mulai dari

pembibitan, pemupukan, pemeliharaan hingga panen. Berbagai kegiatan

Prgram Kemitraan dan Bina Lingkungan telah memberikan dampak positif

khususnya kepada masyarakat yang membutuhkan dan telah menerima

pinjaman maupun bantuan sekaligus membantu pemerintah untuk

melaksanakan berbagai program yang dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat terutama masyarakat yang berada disekitar perusahaan, antara

lain :

a. Memprioritaskan program kemitraannya untuk mebantu kelompok tani.

b. Meningkatkan keinginan masyarakat untuk menjadi wirausaha melalui

penyaluran dana Program Kemitraan.

c. Melalui berbagai sektor Program Bina Lingkungan yang dilaksanakan PT.

Pupuk Kujang, diharapkan dapat membantu peningkatkan kesejahteraan

masyarakat dengan peningkatan pendidikan, kesehatan, pembangunan

infastruktur, pelestarian alam serta bantuan korban bencana alam.

C. Tujuan dan Sistem Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur

Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, maka peraturan

perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 Tentang Tata Cara Pembinaan

dan Pengawasan Perusahaan Jawatan, Perusahaan Umum dan Perusahaan

Perseroan.

b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1232/KMK.013/1989 Tentang

Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi melalui

BUMN.

4 https://www. Pupuk-Kujang.co.id diakses pada tanggal 20 Oktober 2018 pada pukul 20.15

BBWI.

Page 54: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

45

c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 Tentang

Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui Pemanfaatan

Dana dari bagian laba BUMN.

d. Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor Kep-216/MPBUMN/1999

Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN

e. Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003 Tentang

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan.

f. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan.

g. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-08/MBU/2013 Tentang

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan.

h. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-09/MBU/2015 Jo. PER-

02/MBU/7/2017 Tentang Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan.

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007

menyatakan bahwa latar belakang dibuatnya Permen itu adalah atas Perintah

Pasal 88 Undang-Undang BUMN yang berbunyi :

(1) BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan

pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar

BUMN.

(2) Ketentuan Lebih lanjut mengenai penyisihan dan penggunaan laba

sebagaimana dimaksud dalam Ayat diatur dengan Keputusan Menteri.

Makna yang tersirat dari Pasal tersebut adalah BUMN dapat

menyisihkan laba bersih untuk membina usaha kecil dan menengah juga

masyarakat sekitar BUMN. Jika ditarik dari peraturan perundang-undangan

Tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, maka tujuan

program ini hampir serupa dengan Corporate Philanthropy. Corporate

Philanthropy adalah tindakan perusahaan untuk memberikan kembali kepada

Page 55: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

46

masyarakat sebagian dari kekayaan sebagai ungkapan terima kasih atas

kontribusi masyarakat.5 Dapat dikatakan bahwa PKBL merupakan salah satu

bentuk Corporate Social Responsibility dan merupaka turunan atau alternatif

Corporate Social Responsibility.

Semua Badan Usaha Milik Negara sudah melakukan tagungjawab

sosial dengan melakukan pemberdayaan masyarakat namun badan usaha

milik negara dituntut untuk lebih bertanggung jawab secara sosial kepada

masyarakat luas dan tidak hanya kepada masyarakat di sekitar lokasi BUMN

itu berada. Tuntutannya berupa :

a. Tren global yang mengharuskan perusahaan untuk bertanggung jawab

sosial kepada stakeholders secara menyeluruh, baik konsumen, tenaga

kerja, dan masyarakat luas.

b. Terbitnya Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara dan Permen

BUMN Nomor PER-05/MBU/2007.

c. Kesadaran BUMN untuk bertanggung jawab secara sosial kepada seluruh

stakeholders.6

Menurut Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/07/2015 jo.

PER-02/MBU/7/2017 Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan,

Program Kemitraan dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan

usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Usaha kecil yang dimaksud

dalam permen ini adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta

kepemilikan sebagaimana diatur dalam peraturan ini terdapat pada Pasal 3

menyebutkan bahwa :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00

(dua miliar lima ratus juta rupiah).

5 Rahmatullah dan Trianita Kurniati, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, ... h. 32

6 Agus S, PKBL Ragam Derma Sosial BUMN, ... h. 49

Page 56: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

47

b. Milik Warga Negara Indonesia

c. Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

d. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk usaha mikro

dan koperasi.

e. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikernbangkan.

f. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 6 (enam) bulan dan belum

memenuhi persyaratan Perbankan atau Lembaga Keuangan Non Bank.

Dalam menjalankan Program Kemitraan ini terdapat beberapa pihak

yang pokok yakni Mitra Binaan sebagai Usaha Kecil yang mendapatkan

pinjaman dana dari penyaluran Program Kemitraan dan berkewajiban

melaksanakan kegiatan usaha yang sesuai dengan rencana yang telah

disetujui oleh BUMN Pembina serta kemudian membayar kembali pinjaman

secara tepat waktu dan menyampaikan laporan perkembangan usaha secara

periodik kepada BUMN Pembina. Pembina sebagai yang melaksanakan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan diwajibkan melakukan

kewajibannya yang terdapat pada Pasal 5 sebagai berikut :

a. Membentuk unit Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

b. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang ditetapkan oleh

Direksi.

c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan.

d. Melakukan evaluasi dan seleksi atas permohonan pinjaman yang

diajukan oleh dan untuk menetapkan calon Mitra Binaan.

e. Menyiapkan dan menyalurkan dana Program Kemitraan kepada Mitra

Binaan dan dana Program Bina Lingkungan kepada masyarakat.

f. Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Mitra Binaan.

g. Mengadministrasikan kegiatan pembinaan.

Page 57: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

48

h. Melakukan pembukuan atas Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan.

i. Menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program

Bina Lingkungan secara berkala kepada Menteri.

Selain bersumber dari penyisihan laba setelah pajak 4%, dana Program

Kemitraan juga dapat hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana

Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional serta pelimpahan

dan Program Kemitraan dari BUMN lain apabila ada. Dana untuk besarnya

anggaran dana tersebut ditetapkan oleh Menteri untuk Perum dan RUPS

untuk persero yang kemudian dana tersebut di setorkankan ke rekening dana

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan paling lambat 45 hari setelah

penetapan.

Untuk tata cara pemberian dana Program Kemitraan diatur dalam Pasal

11 Ayat (1) Permen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yaitu :

a. Calon Mitra Binaan menyampaikan rencana dan/atau proposal kegiatan

usaha kepada BUMN Pembina atau penyalur, dengan memuat paling

sedikit data sebagai berikut:

1. nama dan alamat unit usaha.

2. nama dan alamat pemilik/ pengurus unit usaha.

3. bukti identitas diri pemilik/pengurus.

4. bidang usaha.

5. izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang.

6. perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan pendapatan dan

beban, neraca atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta

hasil usaha).

7. rencana usaha dan kebutuhan dana.

8. Surat Pernyataan tidak sedang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina

lain.

b. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a angka 6, tidak

diwajibkan bagi calon Mitra Binaan yang dibentuk atau berdiri sebagai

pelaksanaan program BUMN Pembina, khusus untuk pengajuan pertama

kali.

Page 58: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

49

c. BUMN Pembina atau penyalur melaksanakan evaluasi dan seleksi atas

permohonan yang diajukan oleh calon Mitra Binaan.

d. Dalam hal BUMN Pembina atau penyalur memperoleh calon Mitra

Binaan yang potensial, sebelum dilakukan perjanjian pinjaman, calon

Mitra Binaan tersebut harus terlebih dahulu menyelesaikan proses

administrasi terkait dengan rencana pemberian pinjaman oleh BUMN

Pembina atau penyalur bersangkutan.

e. Pemberian pinjaman kepada calon Mitra Binaan dituangkan dalam surat

perjanjian/kontrak yang paling sedikit memuat :

1. nama dan alamat BUMN Pembina atau penyalur dan Mitra Binaan.

2. hak dan kewajiban BUMN Pembina atau penyalur dan Mitra Binaan.

3. jumlah pinjaman dan peruntukannya.

4. syarat pinjaman (paling sedikit jangka waktu pinjaman, jadwal

angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman).

f. BUMN Pembina atau Penyalur dilarang memberikan pinjaman kepada

calon Mitra Binaan yang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina lain.

Program Bina Lingkungan baru dirumuskan dalam Undang-Undang

pada saat dikeluarkannya Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-

236/MBU/2003 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil

dan Program Bina Lingkungan yang disebutkan bahwa Program Bina

Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh

BUMN di wilayah usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan dan dari

bagian laba BUMN. Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-

236/MBU/2003 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil

dan Program Buna Lingkungan, diperbaharui dengan Peraturan Menteri

Nomor PER-05/MBU/2007 lalu telah disempurnakannya dengan Peraturan

Menteri Nomor PER-09/MBU/07/2015 Jo. PER-02/MBU/7/2017 Tentang

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, maka Program Bina Lingkungan

patut untuk dilakukan oleh BUMN.

Mengenai sumber dana Program Bina Lingkungan tidak berbeda yaitu

bersumber dari penyisihan laba setelah pajak 4%, dana Program Kemitraan

Page 59: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

50

juga dapat hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program

Kemitraan setelah dikurangi beban operasional serta pelimpahan dan

Program Kemitraan dari BUMN lain apabila ada. Dana untuk besarnya

anggaran dana tersebut ditetapkan oleh Menteri untuk Perum dan RUPS

untuk persero yang kemudian dana tersebut di setorkan ke rekening dana

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan paling lambat 45 hari setelah

penetapan.

Page 60: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

51

BAB IV

ANALISIS YURIDIS PENERAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONBILITY DALAM PROGRAM KEMITRAAN

DAN BINA LINGKUNGAN

A. Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT. Pupuk

Kujang

Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh penulis selama

penelitian dengan melakukan studi dokumentasi yang berhubungan dengan

materi yang diteliti, maka ketentuan memo direksi nomor

081/MO/DU/X/2015 dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Dasar dan acuan penerapan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT.

Pupuk Kujang

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT. Pupuk Kujang

diterapkan dengan mengikuti ketentuan Pedoman Program kemitraan dan

Bina Lingkungan yang dibuat oleh Staff Utama II Direktur SDM dan Tata

Kelola PT. Pupuk Indonesia ini ditunjukan kepada segenap anak

Perusahaan.

Berdasarkan konsideran, memo direksi tersebut disusun mengacu

kepada Peraturan Menteri Nomor PER-09/MBU/07/2015 Jo. PER-

02/MBU/7/2017 Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, serta

peraturan Internal PT. Pupuk Kujang. Maksud dan tujuan dari penerapan

Program Kemitraan untuk menciptakan pemerataan pendapatan melalui

perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, juga turut serta dalam

meningkatkan kemampuan pelaku usaha kecil agar menjadi pengusaha

yang tangguh dan mandiri. Lebih jauh lagi, dengan semakin meningkatkan

perekonomian lokal maka akan dapat mengurangi tingkat kesenjangan di

tengah-tengah masyarakat. SP-PK PKBL dipedomani dalam menerapkan

program kemitraan dan bina lingkungan di unit operasional dan untuk hal-

hal yang tidak diatur secara khusus tetap mengacu kepada peraturan Pupuk

Indonesia. SP-PK ini berlaku sejak tanggal 17 Maret 2006.

Page 61: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

52

2. Terminologi dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT.

Pupuk Kujang.

Terminologi yang digunakan dalam penerapan program kemitraan dan

bina lingkungan bersumber dari SP-PK program kemitraan dan bina

lingkungan SP-PK ini ditunjukan kepada seluruh anak perusahaan,

sehingga SP-PK ini berlaku pada PT. Pupuk Kujang. Dalam SP-PK

program kemitraan dan bina lingkungan disebutkan terminologi yang

dipakai dalam penerapan program kemitraan dan bina lingkungan di PT.

Pupuk Kujang yaitu :

a. Perusahaan adalah PT. Pupuk Kujang

b. PKBL adalah program kemitraan dan bina lingkungan

c. Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan

usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri yang sumber dananya

dapat berasal dari bagian laba perusahaan

d. Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi

sosial masyarakat oleh perusahaan yang sumber dananya dapat berasal

dari bagian laba perusahaan

e. Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah unit

kerja yang mengelola program kemitraan dan bina lingkungan

dibawah sekertaris perusahaan dan bertanggungjawab kepada Direktur

SDM & Umum.

f. Perusahaan Pembina adalah perusahaan yang melaksanakan program

kemitraan dan bina lingkungan.

g. Koordinator Wilayah adalah perusahaan yang ditunjuk oleh Menteri

Negara BUMN untuk mengkordinasikan perusahaan pembina di

dalam suatu provinsi tertentu.

h. Penyalur adalah perusahaan/ lembaga yang melakukan kerjasama

dengan perusahaan pembina untuk menyalurkan pinjaman dana

program kemitraan berdasarkan perjanjian kerjasama penyaluran.

Page 62: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

53

i. Beban Operasional adalah beban pelaksanaan operasional program

kemitraan dan program bina lingkungan yang menjadi beban

perusahaan.

j. Beban Pembinaan adalah beban kegiatan bimbingan dan bantuan

perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Mitra

Binaan menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

k. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

dengan kekayaan bersih paling banyak Rp. 500.000.000,00 tidak

termasuk tanah bangunan tempat usaha atau dengan hasil penjualan

tahunan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00.

l. Calon Mitra Binaan adalah usaha kecil yang mengalami kesulitan

permodalan, teknologi, pemasaran, SDM dan manajemen serta

mengajukan pinjaman/ uang/ modal usaha/ modal kerja dari program

kemitraan.

m. Mitra Binaan adalah usaha kecil yang mendapat pinjaman/ uang/

modal usaha/ modal kerja dari program kemitraan.

n. Surat Perjanjian adalah surat perjanjian/ surat perikatan antara PT.

Pupuk Kujang dengan Mitra Binaan dalam hal pemberian pinjaman

dari dana program kemitraan yang ditandatangani oleh PT. Pupuk

Kujang c.q. Sekertaris perusahaan dan oleh Mitra Binaan/ ketua

kelompok/ Direktur yang bersangkutan.

o. Kualitas Pinjaman adalah status/ kondisi pinjaman Mitra Binaan yang

terdiri dari lancar, pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan

pinjaman macet.

p. Pemulihan Pinjaman adalah usaha untuk memperbaiki kualitas

pinjaman Mitra Binaan kurang lancar, pinjaman diragukan dan

pinjaman macet agar menjadi lebih baik kategorinya.

3. Sumber Pendanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT.Pupuk

Kujang

Berdasarkan Memo Direksi PT.Pupuk Kujang 081/MO/DU/X/2015

Tentang Sistem dan Prosedur Program Kemitraan dan Program Bina

Page 63: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

54

Lingkungan. Menentukan pengaturan sumber dana Program Kemitraan

dan Program Bina Lingkungan diperoleh dari penyisihan laba bersih

setelah pajak yang besarnya ditetapkan oleh RUPS maksimum 4% dari

laba sejak pajak tahun buku sebelumnya, Jasa Administrasi

pinjaman/marjin/bagi hasil dari Program Kemitraan, Hasil bunga deposito

dan/ atau jasa giro dari dana Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan yang ditempatkan pada Bank BUMN, Sisa dana Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tahun sebelumnya, Sumber lain

yang sah, Pelimpahan dana Program Kemitraan dari perusahaan pembina

lain jika ada.

Pengaturan mengenai sumber dana Program Kemitraan dan Program

Bina Lingkungan yang ditetapkan oleh Per-09/MBU/07/2015 Tentang

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik

Negara tidak jauh berbeda dengan yang diatur pada Surat Keputusan

Direksi PT.Pupuk Kujang Tentang Sistem dan Prosedur Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Sumber dana dari penyisihan

laba bersih setelah pajak Program kemitraan dan Program Bina

Lingkungan yang diatur dalam Per-09/MBU/2015 dan Surat Keputusan

Direksi PT.Pupuk Kujang sama-sama maksimum sebesar 4% dari laba

setelah pajak tahun buku sebelumnya, untuk ketentuan lain yaitu sumber

dana yang berasal dari penyisihan dana setelah pajak, jasa administrasi,

giro, bunga deposito dan sumber lain yang sah tidak jauh berbeda, jadi

dalam hal ini pengaturan yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi

PT.Pupuk Kujang sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-

09/MBU/07/2015.

Pengeluaran dana Program Kemitraan digunakan untuk pemberian

pinjaman yang terdiri dari :

a. Pinjaman Umum, Pinjaman kepada Mitra Binaan untuk membiayai

modal kerja dan/ atau pembelian aset tetap dalam rangka

meningkatkan produksi dan penjualan dengan jangka waktu maksimal

2 (dua) tahun.

Page 64: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

55

b. Pinjaman Khusus, Pinjaman kepada Mitra Binaan untuk memenuhi

pesanan dari rekanan mitra usaha atau untuk produksi pangan/

pertanian dengan jangka waktu 1 (satu) bulan sampai dengan 6 (enam)

bulan.

4. Peruntukan Dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan

Kriteria dan Persyaratan Usaha Kecil untuk calon mitra binaan

PT.Pupuk Kujang yang dapat diikutsertakan dalam Program Kemitraan

yaitu : Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp2.500.000.000,- (dua

milyar lima ratus juta rupiah), Milik Warga Negara Indonesia (WNI),

Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, Berbentuk usaha

perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha

yang berbadan hukum termasuk usaha mikro dan koperasi, serta

mempunyai legalitas / surat ijin sebagai salah satu persyaratan

administrasi, Mempunyai potensi dan prospek usaha yang dapat

dikembangkan, Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun

(tidak berlaku untuk usaha kecil yang dibentuk atau berdiri sebagai

pelaksanaan program perusahaan), Belum memenuhi persyaratan

perbankan (non bankable). Belum menjadi Mitra Binaan perusahaan

pembina atau penyalur lain.

5. Penyaluran pinjaman diberikan berdasarkan hasil analisa study kelayakan,

hasil peninjauan dilapangan dan/atau pertimbangan lainnya yang telah

disetujui terlebih dahulu oleh Sekretaris Perusahaan selanjutnya dilakukan

perikatan dalam surat perjanjian pokok/kontrak yang sekurang-kurangnya

memuat :

a. Nama dan alamat perusahaan kedua belah pihak.

b. Hak dan kewajiban kedua belah pihak.

c. Jumlah pinjaman dan peruntukannya.

Page 65: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

56

d. Syarat-syarat pinjaman (jangka waktu pinjaman, jadwal angsuran

pokok dan jasa administrasi pinjaman).

6. Pengunaan Dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan

Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-

09/MBU/07/2015 jo. PER-05/MBU/7/2017 Tentang Program Kemitran

dan Bina Lingkungan telah sesuai terkait dana Program Kemitraan yang

disalurkan dalam bentuk pinjaman umum untuk membiayai para calon

mitra binaan dan pembelian aset tetap dalam rangka meningkatkan

produksi dan penjualan dengan jangka waktu maksimal 2 (dua) tahun,

pinjaman khusus untuk memenuhi pesanan dari rekanan mitra usaha atau

untuk produksi pangan/ pertanian dengan jangka waktu 1 (satu) bulan

sampai 6 (enam) bulan. Jumlah pinjaman untuk setiap Mitra Binaan adalah

maksimum sebesar Rp. 75.000.000,00 (tujuh puluh juta rupiah).

7. Dalam pemberian pembiayaan/ pinjaman kepada Mitra Binaan

Di dalam memo Direksi yang mengatur terkait jasa administrasi

pinjaman sebesar 6% (enam persen) pertahun untuk pinjaman umum dan

½ % (setengah persen) perbulan untuk pinjaman khusus. Margin yang

diproyeksikan sebesar 6% (enam persen) pertahun untuk pembiayaan/

pinjaman yang diberikan berdasarkan prinsip jual beli. Bagi hasil mulai

dari 10% (10:90) sampai dengan 50% (50:50) untuk pembiayaan/

pinjaman yang diberikan berdasarkan prinsip jual beli.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Ervi Mukti Bakti

selaku Manager PKBL terkait hambatan yang di alami dalam

melaksanakan program tersebut ialah sebagai berikut :

a. Keterlambatan Pengembalian Pinjaman dari Mitra Binaan bahwa,

didalam dunia usaha pasti akan mengalami dinamika disetiap

perjalanannya. Sama halnya dengan mitra binaan yang menerima

pinjaman dari PT. Pupuk Kujang, ketika usahanya sedang menurun

bisa mengakibatkan keterlambatan terhadap angusuran pinjaman ke

PT. Pupuk Kujang. Penyelesaian yang harus dilakukan oleh PT.

Pupuk Kujang adalah pertama harus lebih selektif dalam pemilihan

Page 66: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

57

calon mitra binaan tetapi tidak memberatkan calon mitra binaan,

melakukan penagihan secara intensif kepada mitra binaan yang

terlambat baik penagihan secara langsung maupun melalui surat

teguran kepada mitra binaan, melakukan komunikasi kepada mitra

binaan dengan mencari tahu penyebab terhentinya pembayaran

pinjaman yang selanjutnya akan dilakukan penjadwalan ulang

(rescheduling) terhadap pinjaman tersebut. Selanjutnya agar tidak

terjadi lagi keterlambatan pengembalian peminjaman sebagaimana

jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian. Sehingga, yang

seharusnya dilakukan oleh PT. Pupuk Kujang ialah menyesuaikan

dengan Pasal 11 Ayat (2) Tentang tata cara penyaluran pinjaman dana

Program Kemitraan terkait besarnya jasa administrasi dana program

kemitraan sebesar 3% (tiga persesn) pertahun, bukan seperti memo

direksi nomor 081/MO/DU/X/2015 yaitu sebesar 6% pertahun yang

justru memberatkan mitra binaan dalam hal pengembalian pinjamaan.

b. Sulitnya menetapkan waktu para mitra binaan untuk kegiatan

pelatihan. Dengan kesibukan masing-masing para mitra binaan akan

menjadi kendala tersendiri bagi PT. Pupuk Kujang dalam menentukan

waktu yang tepat untuk melaksanakan pelatihan terhadap mitra

binaan. Penyelesaian yang harus dilakukan oleh PT. Pupuk Kujang

adalah mencoba melakukan komunikasi dengan memberikan

informasi terkait pentingnya pelatihan serta mengumpulkan informasi-

informasi terkait kesediaan waktu para mitra binaan.

c. Posisi mitra binaan yang terpencar-pencar sehingga mempersulit

monitoring dan pengawasan. Penyelesaian yang harus dilakukan oleh

PT. Pupuk Kujang adalah memberikan intruksi kepada pihak yang

bertanggung jawab untuk lebih aktif, sehingga kegiatan monitoring

dan pengawasan kepada mitra binaan dapat ditingkatkan

d. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga bantuan pelestarian

alam berupa penghijauan, seharusnya tim Program Binan Lingkungan

PT. Pupuk Kujang melakukan koordinasi dengan ketua RW, RT, dan

Page 67: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

58

Pemerintah kota setempat, terutama kesanggupan untuk merawat

bantuan yang telah diberikan tersebut.

Berikut adalah Penerapan dan ketentuan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan PT.Pupuk Kujang Indonesia:

1. Program kemitraan

Program Kemitraan adalah menciptakan pemerataan pendapatan

melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha, meningkatkan

kemampuan usaha kecil agar menjadi pengusaha yang tangguh dan

mandiri juga turut serta dalam meningkatkan perekonomian lokal maka

akan dapat mengurangi tingkat kesenjangan di tengah-tengah masyarakat.

a. Rencana Kegiataan Dan Anggaran Program Kemitraan

1. Melakukan kegiatan monitoring terhadap dana kemitraan yang telah

disalurkan kepada mitra binaan untuk menjaga tingkat pengembalian

pinjaman (kolektibilitas).

2. Melanjutkan rencana penyaluran dana kemitraan kepada mitra

binaan maupun calon mitra binaan untuk meningkatkan efektifitas

penyaluran dana program kemitraan.

3. Melanjutkan program rescheduling kepada 4 mitra binaan,

diharapkan dapat diselesaikan sebelum akhir tahun.

4. Pelaksanaan pembinaan budidaya padi kepada mitra binaan Farmer

Meeting (pertemuan petani)

b. Realisasi Kegiatan Program Kemitraan

1. Total penyaluran dana pinjaman sampai dengan saat ini adalah

sebesar Rp. 8.080.000.000 dengan rincian sebagai berikut :

a. Penyaluran kepada 36 kelompok tani mitra binaan sektor

pertanian sebesar 7.600.000.000

b. Penyaluran kepada 1 orang mitra binaan sektor industri sebesar

Rp. 80.000.000

c. Penyaluran kepada 3 orang mitra binaan sektor perdagangan

sebesar Rp. 400.000.000

Page 68: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

59

2. Melaksanakan kegiatan monitoring dan penagihan kepada mitra

binaan adapun hasilnya sebagai berikut :

Uraian Saldo Awal

Pinjaman

Penerimaan

Pengembalian

Saldo Akhir

Pinjaman

Pinjaman Normal 25.168.600.000 4.944.897.441 20.673.702.559

Pinjaman Bermasalah 6.312.054.660 1.868.928.900 4.443.126.760

Total 31.930.654.660 6.813.826.341 25.116.828.319

3. Menjaga tingkat kinerja kolektibilitas dan efektifitas tetap baik.

4. Melaksanakan program rescheduling kepada sebanyak 19 mitra

binaan dari jumlah keseluruhan sebanyak 23 mitra binaan yang

direncanakan akan dilakukan rescheduling di tahun 2018.

5. Melaksanakan kegiatan pelatihan pendampingan PPL dan UPTD

budidaya tanaman padi sawah.

c. Kerja Sama Penyaluran Program Kemitraan

Kegiatan Program Kemitraan PT.Pupuk Kujang pada tahun 2018

difokuskan pada pembinaan dan peningkatan kolektibilitas kepada

seluruh mitra binaan, agar meningkatkan kemampuan mitra binaan

menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta menimbulkan mitra

binaan yang nantinya dapat mampu untuk memenuhi kewajiban

mengembalikan pinjaman secara bertahap dan tepat waktu. Pembinaan

ini ditunjukan kepada mitra binaan yang potensial dan kualitas

piutangnya masuk dalam kategori macet/bermasalah dalam proses

pembinaan bekerja sama dengan Pertanian melalui sosialisasi pola

tanam pupuk majemuk NPK Kujang, Usaha Mikro dan UKM melalui

keikusertaan dalam pameran-pameran nasional seperti Crafina.

Dengan diadakannya kerja sama akan memudahkan dan sangat

membantu PKBL PT. Pupuk Kujang dalam melakukan pembinaan

langsung ke setiap mitra binaan serta bentuk kerja sama ini sudah

Page 69: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

60

berlangsung sejak awal rencana penyaluran bantuan pinjaman sampai

dengan saat ini.

d. Monitoring Dan Evaluasi Mitra Binaan

Setelah menerima dokumen permohonan pinjaman, maka Manager

PKBL melakukan evaluasi atas hasil survey lokasi (termasuk

verifikasi/perhitungan kebutuhan dana) dan menerbitkan lembar hasil

survey kelayakan calon mitra, apabila layak maka dilanjutkan ke proses

selanjutnya. Setelah evaluasi dilakukan, pihak PKBL

mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring atau pemantauan ke lokasi

usaha mitra binaan. Tujuan diadakannya monitoring untuk melihat

secara faktual kondisi usaha mitra binaan setelah mendapatkan bantuan

pinjaman dalam hal perkembangan jangkauan pemasaran,

perkembangan usaha/hasil penjualan, perkembangan aset,

perkembangan kuantitas/kualitas hasil produksi serta perkembangan

jumlah tenaga kerja.

2. Program Bina Lingkungan

Program Bina Lingkungan merupakan bagian dari interaksi Pupuk

Kujang dengan masyarakat sekitar yang memiliki tujuan utama untuk

membentuk hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan

masyarakat di sekitar lokasi operasi Perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ervi Mukti Bakti selaku

Menager Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT. Pupuk Kujang,

didapat mengenai pelaksanaan suatu Program Bina Lingkungan dimulai

dari adanya pengajuan usulan Program Bina Lingkungan. Pengajuan

tersebut dapat datang dari Pemerintah Daerah, masyarakat setempat atau

dari PT. Pupuk Kujang itu sendiri. Pada Program Bina Lingkungan yang

telah dilakukan oleh PT. Pupuk Kujang prosesnya ada yang datang dari

pengajuan masyarakat baik perorangan maupun kelompok. Usulan

Program Bina Lingkungan yang masuk ke PT. Pupuk Kujang diproses dan

dianalisa oleh unit Departemen PKBL.

Page 70: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

61

Dalam penerapan Program Bina Lingkungan ini, Departemen PKBL

mengkordinir usulan Rencana Kerja dan Anggaran Program Bina

Lingkungan

a. Rencana Kegiatan Dan Anggaran Program Bina Lingkungan

1. Membantu bantuan bedah rumah tidak layak huni di Desa Kamojing

Kec. Cikampek.

2. Membantuan pelatihan lanjutan kerajinan rajutan di Desa Dawuan

Barat.

3. Membantuan budidaya jangkrik kepada PKBM Tim Suara

Masyarakat Dawuan.

4. Penyaluran dana untuk perbaikan sekolah SDN II da III di Desa

Lemah Duhur Kec. Tempuran

5. Perbaikan sarana umum Kec. Tempuran.

b. Realisasi Program Bina Lingkungan

1. Memberikan bantuan berupa perbaikan MCK Dusun II Pejaten

Dawuan Tengah Cikampek.

2. Melaksanakan program bakti sosial berupa pemberian santunan

kepada anak yatim dalam rangka memperingati HUT PT. Pupuk

Kujang ke-43 tahun 2018.

3. Melaksanakan kegiatan safari ramadhan sebagai salah satu cara

untuk bersilaturahmi/berkomunikasi dengan masyarakat sekitar

perusahaan lebih intensif.

4. Pemberian dana untuk budidaya jamur.

5. Pemberian bantuan biaya Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan.

6. Mengikutsertakan mitra binaan pengrajin furniture berbahan dasar

eceng gondok dalam kegiatan pameran.

7. Pelaksanaan kegiatan sosial ramadhan berupa sembako, pelaksanaan

pasar murah, dan bantuan zakat fitrah.

8. Pelaksanaan mudik gratis dari Kementerian BUMN.

c. Kerja Sama Penyaluran Program Bina Lingkungan

Page 71: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

62

Dalam pelaksanaan penyaluran bantuan Program Bina Lingkungan

bekerja sama dengan pihak ketiga yang mempunyai kompetensi

terhadap ruang lingkup bantuan program tersebut.

d. Monitoring dan Evaluasi Program Bina Lingkungan

Bantuan yang telah diserahkan wajib dimonitoring dan dievaluasi

sampai sejauh mana manfaat dan pengunaannya. Adapun langkah-

langkah monitoring dan evaluasi sebagai berikut :

1. Melakukan analisa dan evaluasi berdasarkan hasil survey.

2. Melakukan monitoring ke lokasi penerima bantuan untuk memeriksa

kegiatan dan penggunaan bantuan apakah sesuai dengan permohonan

yang diajukan.

3. Melakukan penyusunan laporan realisasi Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan, baik laporan bulanan, triwulanan

maupun tahunan untuk disampaikan kepada Direktur SDM & Umum

melalui Sekretaris Perusahaan.

B. Tinjauan Hukum Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan PT.

Pupuk Kujang

Penelitian ini merupakan penelitian yang memandang hukum sebagai

kaidah-kaidah normatif yang bebas nilai di luar hukum. Penelitian ini

mengkonsepkan hukum sebagai norma-norma di dalam sistem perundang-

undangan yang mendasarkan kepada ajaran hukum murni yang mengkaji Law

As It Is Written In The Books. Secara lebih konkret, konsep hukum yang

dimaksud adalah Pasal 74 Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Prseroan Terbatas

yang mengatur Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial

dan lingkungan. Hukum tersebut kemudian dianalisis untuk diketahui makna

yang terkandung di dalamnya, karena hukum sebagaimana tertulis dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan memiliki keterbatasan hukum

sehingga harus diberikan penjelasan. Hal tersebut menjadi penting karena

dalam penelitian ini hukum akan diketahui penerapannya, yaitu sebagaimana

diterapkan di PT. Pupuk Kujang Cikampek. Terlebih lagi pengaturan

Page 72: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

63

Corporate Social Responsibility sebagaimana terdapat dalam Pasal 74

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas tersebut memberikan kewajiban kepada perseroan untuk

melaksanakan Corporate Social Responsibility, dan salah satu perseroan

terbatas di Kabupaten Karawang yang terkena kewajiban untuk melaksanakan

kewajiban sebagaimana diperintahkan oleh ketentuan Undang-Undang

tersebut adalah PT. Pupuk Kujang. Hal ini karena PT. Pupuk Kujang yang

berbentuk perseroan terbatas jelas tunduk kepada Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Seiring dengan perkembangan

dunia usaha dan investasi, maka pendirian perusahaan yang berbentuk

peseroan terbatas juga semakin meningkat. Tak bisa dipungkiri semakin

banyaknya perseroan terbatas yang didirikan tidak hanya menimbulkan

dampak positif, akan tetapi juga menimbulkan dampak negatif seperti

kerusakan lingkungan dan semakin menipisnya sumber daya alam akibat

pemanfaatan dan pengelolaan yang tidak mendasarkan konsep pembangunan

berkelanjutan. Hadirnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas dimaksudkan agar penyelenggaraan perekonomian yang

dilakukan oleh dunia usaha diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.

PT. Pupuk Kujang sebagai perusahaan BUMN yang berbentuk

Perseroan yang tunduk terhadap ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2007 Tentang Perseroan Terbatas juga terkena kewajiban untuk

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang menyebutkan

sebagai berikut :

(1) Perseroan yang melaksanakan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung

jawab sosial dan lingkungan.

(2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada

Ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan

Page 73: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

64

diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

sebagai memperhatikan kepatutan dan kewajiban.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada Ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan

diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Tafsiran secara luas dari ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa tidak

ada satupun perseroan yang melaksanakan kegiatan usahanya tidak berkaitan

atau tidak memanfaatkan sumber daya alam. Sekecil apapun kegiatan usaha

yang dilakukannya pasti akan berdampak pada fungsi kemampuan sumber

daya alam. Berdasarkan ketentuan Pasal 74 Ayat (1), maka PT. Pupuk Kujang

jelas merupakan perseroan yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan

tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sebagaimana diamanatkan oleh

Undang-Undang, sebenarnya sudah dilaksanakan secara rutin oleh PT. Pupuk

Kujang.

Menurut Said dan Abidin model atau pola Corporate Social

Responsibility yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di

indonesia adalah sebagai berikut :

(1) Keterlibatan langsung, perusahaan menjalankan program CSR secara

langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau

menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk

menjalankan tugas ini, perusahaan biasanya menugaskan salah satu

pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager

atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

(2) Melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan, perusahaan

mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model

ini merupakan adopsi lazim dilakukan di negara maju. Disini perusahaan

menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat

digunakan untuk operasional yayasan.

Page 74: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

65

(3) Bemitra dengan pihak lain, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui

kerjasama dengan lembaga/organisasi non pemerintah, instansi

pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana

maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

(4) Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium, perusahaan turut

mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang

didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorsium yang dipercaya

oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktif

mencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian

mengembangkan program yang telah disepakati.1

Apabila pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang

dilaksanakan oleh PT. Pupuk Kujang dapat dikaitkan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Said dan Abidin tersebut, dapat dideskripsikan bahwa

model dan pola tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diterapkan oleh

PT. Pupuk Kujang adalah merupakan model keterlibatan langsung. Hal ini

karena PT. Pupuk Kujang menerapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan

tersebut secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kepada

masyarakat tanpa melalui perantara. Untuk menjalankan tugas ini, yaitu

Manager PKBL sebagai yang bertanggung jawab.

Apabila kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah

dilaksanakan oleh PT. Pupuk Kujang dikaitkan dengan ketentuan Pasal 74

Ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

yang menjadi dasar pengenaan sanksi terhadap perseroan yang tidak

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 74 Ayat (1) ini, maka dapat di deskripsikan bahwa mengenai

sanksi ini tidak dapat diterapkan terhadap PT. Pupuk Kujang. Hal ini karena

berdasarkan penjelasan bahwa PT. Pupuk Kujang telah melaksanakan

tanggung jawab sosial dan lingkungan sesuai dengan yang diperintahkan oleh

Undang-Undang. Secara lebih lanjut, sebagaimana diatur dalam Pasal 74

1 Ronny Irawan, Jurnal Corporate Social Responsibility tinjauan menurut peraturan perpajakan

di Indonesia, The Second National Conferences UKWMS, (Surabaya: 06 September 2008), h. 7.

Page 75: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

66

Ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 menyebutkan bahwa

mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan ini akan diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

Sejak terbentuknya Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 pada

tanggal 4 April 2012, menandakan babak baru dalam sejarah hukum di

Indonesia yang mengatur Tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan

perseroan terbatas. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang

tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas adalah perintah atau

amanah dari Pasal 74 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas. Adapun yang diatur dalam peraturan tersebut

antara lain :

1. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, Pelaksanaan CSR oleh

Direksi dijelaskan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

lingkungan perseroan terbatas dilaksanakan oleh direksi berdasarkan

rencana kerja tahunan perseroan setelah mendapat persetujuan dewan

komisaris atau RUPS sesuai dengan anggaran dasar perseroan, kecuali

ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.

2. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, Peran Organ PT dalam

Pelaksanaan CSR ini dinyatakan bahwa setiap perseroan selaku subjek

hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 menjadi kewajiban bagi perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan

sumber daya alam berdasarkan Undang-Undang.

3. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan, Penyusunan Kegiatan dan Anggaran CSR

Memperhatikan Asas Kelayakam dan Kepatutan ini dinyatakan perseroan

yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan

sumber daya alam, dalam menyusun dan menetapkan rencana kegiatan

dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (2) harus

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Page 76: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

67

4. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan, Pertanggung Jawaban Penyelenggaraan

CSR ini dinyatakan bahwa pelaksanaan tanggug jawab sosial dan

lingkungan dimuat dalam laporan tahunan perseroan dan dipertanggung

jawabkan kepada RUPS.

5. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan, Penghargaan Oleh Pemerintah ini

menyatakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tidak menghalangi

perseroan berperan serta melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. “ Perseroan yang telah

berperan serta melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan

sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat diberikan penghargaan oleh

instansi yang berwenang.

Dalam surat Al-Imran ditegaskan bahwa surga disediakan bagi orang-

orang yang menafkahkan hartanya dalam keadaan lapang maupun sempit,

yang berbunyi :

Artinya : “orang-orang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan

memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang

berbuat kebajikan.” (QS. Al-Imran: 134).

Dengan kata lain pemberian bukan kaitan dengan keadaan kaya saja

akan tetapi sekalipun seseorang berada dalam keadaan kondisi pas-pasan

bahkan miskin, pemberian adalah sebuah keharusan. Maka dalam konteks

perusahaan, ketika meraup laba besar maupun sedang sulit karena diterpa

krisis, bukan merupakan suatu halangan untuk melakukan Corporate Social

Responsibility.

Sebagai perusahaan yang memiliki tanggung jawab, maka PT. Pupuk

Kujang memiliki kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan

Page 77: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

68

Lingkungannya. Kebijakan yang dilakukan oleh managemen PT. Pupuk

Kujang dalam melaksanakan kewajiban tersebut didasari oleh Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN dan Peraturan Menteri

BUMN Nomor PER-09/MBU/07/2015 Jo. PER-02/MBU/7/2017 Tentang

Progam Kemitraan dan Bina Lingkungan dan diatur lebih lanjut dalam Memo

Direksi Nomor 081/MO/DU/X/2015 sebagai peraturan yang lebih teknis dan

kebijakan perusahaan guna memperkuat penegakan hukum di dalam

melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan untuk penejauantahan

dari pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.

Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara yang seharusnya menjadi

dasar memo direksi didalam membuat kebijakan didalam sebuah perusahaan

menjadi titik fokus peneliti didalam menentukan rumusan permasalahan yang

ada, das sein yang tak sesuai dengan das solen menjadikan PT. Pupuk Kujang

sepertinya tidak memberikan asas kepatuhan yang sesuai sehingga tercipta

sebuah permasalahan. Namun, pembuatan memo direksi Pupuk Kujang yang

menjadi dasar operasional menjalankan kegiatan khususnya biaya

administrasi masih ditemukan belum sesuai dengan Peraturan Menteri yang

berlaku, dalam memo direksi Nomor: 081/MO/DU/X/2015 dalam bab

ketentuan khusus pelaksanaan program kemitraan dituliskan bahwa jasa

administrasi pinjaman sebesar 6% pertahun untuk pinjaman umum dan ½%

(setengah persen) perbulan untuk pinjaman khusus, sedangkan dalam

peraturan menteri Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-09/MBU/07/2015

jo. PER-05/MBU/7/2017 tepatnya dalam pasal 11 Ayat (2) dituliskan bahwa

besarnya jasa administrasi pinjaman dana program kemitraan sebesar 3%

(tiga persen) per tahun dari saldo pinjaman awal tahun atau ditetapkan lain

oleh Menteri, sehingga adanya disharmonisasi ini ditemukan peneliti

berdasarkan riset dalam menjalankan program kemitraan bagi pupuk kujang

itu sendiri. Dan ini dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan pihak

Maneger Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yaitu Bapak Ervi Mukti

Bakti yang mengatakan bahwa salah satu dari hambatan yang dialami oleh

PT. Pupuk Kujang mengenai program kemitraan dan bina lingkungan ini

Page 78: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

69

adalah adanya keterlambatannya sebagian para mitra binaan untuk

mengembalikan dana pinjaman tersebut kepada pihak PT. Pupuk Kujang.

Menurut peneliti ini disebabkan adanya disharmonisasi oleh memo

direksi yang mengatur mengenai besarnya jasa administrasi yang harus

dikembalikan oleh para mitra binaan. Sebab, hasil wawancara

menggambarkan bahwa penegakan hukum yang ada di PT. Pupuk kujang

kurang berjalan masif yang mengakibatkan mitra binaan yang notabenenya

adalah masyarakat golongan menegah kebawah menjadi terhambat dalam

pengembalian pinjaman padahal hidupnya bergantung dari bertani dan

UMKM.

Page 79: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian penelitian yang telah dipaparkan penulis

dapat memberikan kesimpulan bahwa :

1. Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility pada PT. Pupuk

Kujang telah mengikuti sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Hal tersebut

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik

Negara Nomor : PER-09/MBU/07/2015 Jo. PER-02/MBU/7/2017

Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik

Negara, serta ditindaklanjuti pengaturannya dalam memo direksi nomor

081/MO/DU/X/2015. Dalam Memo Direksi tersebut mengatur secara

detail program kemitraan dan bina lingkungan. Adapun kegiatan yang

diatur dalam program kemitraan meliputi : pinjaman umum dan pinjaman

khusus serta beban binaan sedangkan kegiatan yang diatur dalam

program bina lingkungan meliputi : bantuan pendidikan dan/atau

pelatihan, bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum,

bantuan sarana ibadah, bantuan pelestarian alam, bantuan sosial

kemesyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.

2. Tinjauan hukum pelaksanaan Corporate Social Responsibility pada

program kemitraan dan bina lingkungan, Memo Direksi nomor

081/MO.DU/X/2015 dengan Peraturan Menteri nomor PER-

09/MBU/07/2015 Jo. PER-02/MBU/7/2017 Tentang Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara, menimbulkan

permasalahan hukum pada implementasi program kemitraan dan bina

lingkungan. Permasalahan tersebut diantaranya mengenai jasa

administrasi yang diatur dalam peremen sebesar 3% sedangkan dalam

memo direksi sebesar 6%, sehingga berdasarkan permasalahan tersebut

Page 80: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

71

menimbulkan hambatan-hambatan yaitu : keterlambatan pengembalian

pinjaman dari Mitra Binaan, sulitnya menetapkan waktu para mitra

binaan untuk kegiatan pelatihan, posisi mitra binaan yang terpencar-

pencar sehingga mempersulit monitoring dan pengawasan, kurangnya

kesadaran masyarakat untuk menjaga bantuan pelestarian alam berupa

penghijauan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diberikan rekomendasi sebagai

berikut :

1. PT. Pupuk Kujang seharusnya merevisi memo direksi mengenai

pengembalian jasa administrasi agar disesuaikan dengan Peraturan

Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/07/2015 Jo. PER-02/MBU/7/2017

Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

2. PT. Pupuk Kujang harus lebih selektif dalam memberikan pinjaman pada

Program Kemitraan terhadap Mitra Binaan.

Page 81: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

72

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Al-Qurannul Qarim, Q.S Surat Al-Imran ayat 124.

Ambadar, Jackie. CSR dalam Praktik di Indonesia, (Jakarta : PT Elex Media

Komputindo, 2008)

Ambadar, Jackie. CSR dalam Praktik di Indonesia, (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2008)

Anthony Giddens dan David Held, eds., Power, Class, and Confit, ( Los Angels :

University of California Press, 1982)

Asshiddiqie, Jimly. Model-Model Pengujian Konstitusional di Berbagai Negara,

(Jakarta : Konstitusi Press, 2005)

Azheri, Busyra. Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi

Mandatory, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)

Bambang Sunggono, Metedologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2012)

Budi Untung, Hendrik. Corporate Social Responbility, (Jakarta: Sinar Grafika,

2009)

Clarke (eds), Thomas. Theories of Corporate Governance : The Philosophical

Foundations of Corporate Governance, ( New York : Routledge, 2004)

Fuady, Munir. Perseroan Terbatas Dalam Paradigma Baru (Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2003)

Fuady, Munir. Doktrin-Doktrin Modern dalam Corporate Law dan Eksistensinya

dalam Hukum Indonesia, cet.2, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2010)

Gunawan Widjaja, Ahmad Yani. Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas,

(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003)

Ibrahim, Johnny. Teori & Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang :

Bayumedia Publishing, 2005)

Kriyantono, Rachmat. Teknik Peraktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Prenada

Media, 2009)

Page 82: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

73

Kusumaatmadja, Mochtar. Pengantar Hukum Internasional Buku 1, ( Jakarta :

Binacipta, 1982)

Lako, Andreas. Dekonstruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi,

(Jakarta : Erlangga, 2011)

Nadapdap, S.H., M.H., Binoto. Hukum Perseroan Terbatas, ( Jakarta : Permata

Aksara, 2012)

Purwosutjipto, H.M.N. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2: Bentuk-

bentuk perusahaan, (Jakarta : Djambatan, 2007)

Rasyid Saliman, Abdul. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan Contoh

Kasus.

Rasyid Saliman, Abdul. Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori dan Contoh

Kasus, (Jakarta : Kencana, 2006)

Reza Rahman, Corporate Socil Responbility antara Teori dan Kenyataan,

(Yogyakarta : Media Presindo, 2009 )

S, Agus PKBL Ragam Derma Sosial BUMN, (Jakarta Selatan : Bahana Publisher,

2011)

Solihin, Ismail. Corporate Social Responbility, ( Jakarta : Salemba Empat, 2009)

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Universitas Indonesia,

Jakarta,2014)

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, kuantitatif dan R&D, (Alfabeta,

Bandung, 2005)

Stiglitz, Joseph E. Globalization and Its Discontens, ( New York : Northon,

2003)

Suharto, Edi. Pekerjaan Social Di Dunia Industri : Memperkuat Tanggungjawab

Sosial Perusahaan (Corporate Social Responbility), ( Bandung : PT. Refika

Aditama, 2007)

Sumantoro, R.T. Sutantya R. Hadhikusuma. Pengertian Pokok Hukum

Perusahaan Bentuk-Bentuk Perusahaan Yang Berlaku Di Indonesia, (Jakarta

: Rajawali, 1992)

Sumantoro, R.T. Sutantya R. Hadhikusuma. Pengertian Pokok Hukum

Perusahaan Bentuk-Bentuk Perusahaan Yang Berlaku Di Indonesia.

Widjaya, I.G R.Rai. Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, cet.4 (Jakarta:

Kesaint Blanc, 2002)

Page 83: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

74

INTERNET ATAU WEBSITE

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan diakses pada 18

Februari 2018 Pukul 22.10 WIB.

https://www. Pupuk-Kujang.co.id diakses pada tanggal 20 Oktober 2018 pada

pukul 20.15 BBWI. Kurniawan, Tanggung Jawab Pemegang Saham

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Memo Direksi Nomor 081/MO/DU/X/2015 tentang Sistem Prosedur Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan, di akses pada 28 September 2018 Pukul

15.45 BBWI.

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas

Peraturan Menteri Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Program Kemitraan dan Binda

Lingkungan

Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Program Kemitraan dan Binda

Lingkungan

JURNAL

Chairil N Siregar “Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi Corporate Social

Responbility Pada Masyarakat Indonesia” jurnal Sosio-teknologi Edisi 12

Tahun 2007.

Irawan, Ronny. Jurnal Corporate Social Responsibility tinjauan menurut

peraturan perpajakan di Indonesia, The Second National Conferences

UKWMS, (Surabaya : 06 September 2008)

Marsella Eka Puspita, Ang Swat Lin Lindawati. “Jurnal Corporate Sosial

Responbility : Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan

Kinerja Perusahaan”, Universitas Ma Cung, Vol.6, ( Maret : 2015)

Ruchiyati, Erlyta. “e-Jurnal Analisa Strategi Program Corporate Social

Responbility PT. Telkomsel Dalam Meningkatkan Reputasi Perusahaan”,

Fisip Universitas Indonesia ( Juni, 2015 )

Sjawie, Hasbullah F. Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas atas Tindakan

Ultra Vires, Jurnal Hukum Prioris, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017.

Page 84: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

75

Suharto, Edi. Jurnal Menggagas Standar Audit Program CSR, (Jakarta : 27 Maret

2008)

Perseroan Terbatas Menurut Hukum Positif, Jurnal Mimbar Hukum Volume 26

Nomor 1, Februari Tahun 2014.

Page 85: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti
Page 86: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

MEMO DIREKSI

NOMOR : 081/MO/DU/X/2015

TANGGAL : 13 OKTOBER 2015

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

(SP-PK-13) Rev 1

PT PUPUK KUJANG JL. JEND. A. YANI NO. 39

DAWUAN – CIKAMPEK 41373 INDONESIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

NOMOR SALINAN

Page 87: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti
Page 88: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti
Page 89: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman i

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

__________________________________________________________________________________________ Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

DAFTAR ISI

1. Tujuan ............................................................................................................. 1

2. Ruang Lingkup ................................................................................................. 1

3. Referensi ......................................................................................................... 1

4. Definisi/Pengertian ........................................................................................ 2

5. Ketentuan Umum ........................................................................................... 3

6. Ketentuan Khusus Program Kemitraan ............................................................ 6

7. Ketentuan Khusus Program Bina Lingkungan................................................... 11

8. Tanggung Jawab Unit Kerja Terkait.................................................................. 12

9. Prosedur Penyaluran Pinjaman Program Kemitraan ........................................ 15

10. Prosedur Penyaluran Pinjaman Program Bina Lingkungan ............................... 18

11. Rekaman ......................................................................................................... 21

12. Lampiran ......................................................................................................... 22

Page 90: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 1

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

1. TUJUAN

Sistem & Prosedur ini disusun bertujuan untuk :

1.1. Memberikan kejelasan tanggung jawab unit kerja terkait di dalam pelaksanaan Program

Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Pupuk Kujang.

1.2. Menciptakan tertib administrasi dengan penerapan fungsi pengendalian yang memadai

didalam pelaksanaannya.

2. RUANG LINGKUP

2.1. Sistem & Prosedur Program Kemitraan (PK) meliputi proses pengajuan pinjaman,

evaluasi, pemberian pinjaman sampai dengan pelaporan kegiatan.

2.2. Sistem & Prosedur Bina Lingkungan (BL) meliputi inventarisasi dan kondisi lingkungan

disekitar PT Pupuk Kujang sampai dengan memberikan bantuan dan pelaporan

kegiatan.

2.3. Sistem & Prosedur ini tidak mengatur tentang :

2.3.1. Tata cara dan prosedur pengajuan dan persetujuan anggaran yang telah diatur

tersendiri.

2.3.2. Tata cara dan prosedur Pengelolaan Uang Muka yang telah diatur tersendiri.

3. REFERENSI

3.1. Undang-undang Nomor : 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM).

3.2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-09/MBU/07/2015

tanggal 3 Juli 2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan

Usaha Milik Negara.

3.3. Surat Keputusan Direksi Nomor : 022/SK/DU/X/2007 tanggal 25 Oktober 2007 tentang

tanggung jawab bagi pejabat yang melakukan tandatangan atau paraf pada dokumen

perusahaan.

3.4. Memo Direksi Nomor : 005-1/MO/DU/I/2009 tanggal 5 Januari 2009 tentang

Pengikatan Jaminan untuk usaha kecil atas pinjaman Dana dari Program Kemitraan PT

Pupuk Kujang.

3.5. Memo Direksi Nomor : 086/MO/DU/IX/2011 tanggal 16 September 2011 tentang

Pendelegasian Tugas Pembinaan Program Kemitraan kepada Direktur SDM & Umum.

Page 91: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 2

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

3.6. Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-07/MBU/2008 tanggal 05 Mei 2008,

tentang pelaksanaan PKBL Dan Penerapan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas.

4. DEFINISI / PENGERTIAN

Dalam Sistem & Prosedur ini yang dimaksud dengan :

4.1. Perusahaan adalah PT Pupuk Kujang

4.2. PKBL adalah Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

4.3. Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar

menjadi tangguh dan mandiri yang sumber dananya dapat berasal dari bagian laba

perusahaan.

4.4. Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat

oleh perusahaan yang sumber dananya dapat berasal dari bagian laba perusahan.

4.5. Departemen Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) adalah unit kerja yang

mengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dibawah Sekretaris

Perusahaan dan bertanggungjawab kepada Direktur SDM & Umum.

4.6. Perusahaan Pembina adalah perusahaan yang melaksanakan Program Kemitraan & Bina

Lingkungan (PKBL).

4.7. Koordinator Wilayah adalah perusahaan yang ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN

untuk mengkoordinasikan Perusahaan Pembina di dalam suatu provinsi tertentu.

4.8. Penyalur adalah perusahaan/ lembaga yang melakukan kerjasama dengan perusahaan

pembina untuk menyalurkan pinjaman dana Program Kemitraan berdasarkan

Perjanjian Kerjasama Penyaluran.

4.9. Beban Operasional adalah beban pelaksanaan operasional Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan yang menjadi beban perusahaan.

4.10. Beban Pembinaan adalah beban kegiatan bimbingan dan bantuan perkuatan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Mitra Binaan menjadi usaha yang

tangguh dan mandiri.

Page 92: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 3

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

4.11. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan kekayaan bersih

paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah

bangunan tempat usaha atau dengan hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

4.12. Calon Mitra Binaan (CMB) adalah Usaha kecil yang mengalami kesulitan permodalan,

teknologi, pemasaran, SDM dan manajemen serta mengajukan pinjaman/ uang/ modal

usaha/ modal kerja dari Program Kemitraan.

4.13. Mitra Binaan (MB) adalah Usaha kecil yang mendapat pinjaman/ uang/ modal usaha/

modal kerja dari Program Kemitraan.

4.14. Surat Perjanjian (SP) adalah surat perjanjian/ surat perikatan antara PT Pupuk Kujang

dengan Mitra Binaan (MB) dalam hal pemberian pinjaman dari dana Program

Kemitraan yang ditandatangani oleh PT Pupuk Kujang c.q. Sekretaris Perusahaan dan

oleh Mitra Binaan/ ketua kelompok/ Direktur yang bersangkutan.

4.15. Kualitas Pinjaman adalah status/ kondisi pinjaman Mitra Binaan yang terdiri dari

pinjaman lancar, pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet.

4.16. Pemulihan Pinjaman adalah usaha untuk memperbaiki kualitas pinjaman Mitra Binaan

kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet agar menjadi lebih baik

kategorinya.

5. KETENTUAN UMUM

5.1. Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) harus mengacu

kepada ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara BUMN tentang PKBL

yang berlaku dan ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PKBL dan

menjadi bagian dari RKAP dengan penyusunan yang terpisah.

5.2. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PKBL yang disusun harus memuat :

5.2.1. Rencana kerja PKBL yang dirinci menurut wilayah binaan.

5.2.2. Anggaran PKBL sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun terdiri atas :

a. Sumber dana.

b. Dana yang tersedia.

c. Rencana penggunaan dana.

Page 93: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 4

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

5.2.3. Proyeksi Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Arus Kas PKBL.

5.2.4. Permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah penyelesaian.

5.3. RKA PKBL menjadi satu kesatuan dengan RKAP perusahaan yang dituangkan dalam bab

tersendiri.

5.4. Perusahaan dapat menyalurkan dana Progam Kemitraan dan Program Bina Linkungan

di seluruh wilayah Republik Indonesia, namun diutamakan wilayah sekitar perusahaan

termasuk wilayah pemasaran.

5.5. Dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan bersumber dari :

5.5.1. Penyisihan laba bersih setelah pajak yang besarnya ditetapkan oleh RUPS

maksimum sebesar 4% (empat persen) dari laba setelah pajak tahun buku

sebelumnya.

5.5.2. Jasa administrasi pinjaman/ margin/ bagi hasil dana Program Kemitraan

5.5.3. Hasil bunga deposito dan/ atau jasa giro dari dana Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan yang ditempatkan pada Bank BUMN.

5.5.4. Sisa dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tahun sebelumnya.

5.5.5. Sumber lain yang sah.

5.5.6. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari perusahaan pembina lain jika ada.

5.6. Dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang sumber dananya dapat

berasal dari penyisihan sebagian laba setelah pajak disetorkan ke rekening dana

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan selambat-lambatnya 45 (empat

puluh lima) hari setelah penetapan besaran alokasi dana.

5.7. Beban Operasional Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan menjadi beban

perusahaan, yang terdiri dari :

5.7.1. Beban operasional Program Kemitraan meliputi biaya administrasi, biaya

monitoring, penagihan, rescheduling, reconditioning, survey, pembelian aktiva

dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan oprasional Program

Kemitraan.

5.7.2. Beban operasional Program Bina Lingkungan meliputi biaya survey lapangan

dan monitoring, biaya terkait dengan pengiriman barang, pembelian barang

investasi serta administrasi dan umum.

Page 94: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 5

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

5.8. Pembukuan dana PKBL yang dananya bersumber dari penyisihan laba setelah pajak

dilaksanakan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan menjadi satu kesatuan

dengan laporan triwulanan dan tahunan perusahaan namun dituangkan dalam bab

tersendiri.

5.9. Laporan pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL)

terdiri dari Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan menjadi satu kesatuan dengan

Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan perusahaan yang dituangkan dalam bab

tersendiri.

5.10. Laporan pelaksanaan kegiatan PKBL triwulanan dan laporan tahunan sekurang-

kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut :

5.10.1. Realisasi pelaksanaan PKBL dirinci menurut wilayah binaan.

5.10.2. Realisasi anggaran PKBL, terdiri dari sumber dana, dana yang tersedia dan

realisasi penggunaan dana sesuai dengan pelaksanaan kegiatan.

5.10.3. Laporan posisi keuangan PKBL

5.10.4. Laporan Aktivitas PKBL.

5.10.5. Laporan Arus Kas PKBL.

5.10.6. Catatan atas laporan keuangan PKBL.

5.11. Laporan Keuangan pelaksanaan PKBL diperiksa oleh auditor yang merupakan auditor

yang memeriksa laporan keuangan perusahaan.

5.12. Laporan bulanan pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan dibuat oleh Departemen PKBL disampaikan kepada Sekretaris Perusahaan

dengan tembusan disampaikan kepada Direksi.

5.13. Untuk meningkatkan optimalisasi pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan, perusahaan dapat bekerja sama dengan perusahan pembina lain dalam

penyaluran, dengan perusahaan bertindak sebagai penyalur atau menunjuk pembina

lain sebagai penyalur dan dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerjasama yang memuat

hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Page 95: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 6

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

6. KETENTUAN KHUSUS PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN

6.1. Pengeluaran dana Program Kemitraan digunakan untuk pemberian pinjaman yang

terdiri dari:

6.1.1. Pinjaman Umum

Pinjaman kepada Mitra Binaan untuk membiayai modal kerja dan/ atau

pembelian asset tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan

dengan jangka waktu maksimal 2 (dua) tahun.

6.1.2. Pinjaman Khusus

Pinjaman kepada Mitra Binaan untuk memenuhi pesanan dari rekanan mitra

usaha atau untuk produksi pangan/ pertanian dengan jangka waktu 1 (satu)

bulan sampai dengan 6 (enam) bulan.

6.2. Jumlah pinjaman untuk setiap Mitra Binaan adalah maksimum sebesar

Rp75.000.000,00 (tujuh puluh juta rupiah).

6.3. Dalam pemberian pembiayaan/ pinjaman, maka kepada Mitra Binaan dikenakan

sebagai berikut:

6.3.1. Jasa administrasi pinjaman sebesar 6 % (enam persen) pertahun untuk

pinjaman umum dan ½ % (setengah persen) perbulan untuk pinjaman khusus.

6.3.2. Marjin yang diproyeksikan sebesar 6% (enam persen) untuk pembiayaan/

pinjaman yang diberikan berdasarkan prinsip jual beli.

6.3.3. Bagi hasil mulai dari 10% (10:90) sampai dengan 50% (50:50) untuk

pembiayaan/ pinjaman yang diberikan berdasarkan prinsip bagi hasil.

6.4. Mitra Binaan untuk Program Kemitraan adalah usaha kecil yang terdiri dari :

6.4.1. Mitra Binaan Rekanan PT Pupuk Kujang,

6.4.2. Mitra Binaan bukan Rekanan PT Pupuk Kujang, dan

6.4.3. Petani Penyedia Pangan.

6.5. Kriteria dan Persyaratan Usaha Kecil untuk calon mitra binaan PT Pupuk Kujang yang

dapat diikut sertakan dalam Program Kemitraan adalah sebagai berikut :

Page 96: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 7

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

6.5.1. Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil

penjualan tahunan paling banyak Rp2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta

rupiah).

6.5.2. Milik Warga Negara Indonesia (WNI).

6.5.3. Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

6.5.4. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau

badan usaha yang berbadan hukum termasuk usaha mikro dan koperasi, serta

mempunyai legalitas / surat ijin sebagai salah satu persyaratan administrasi.

6.5.5. Mempunyai potensi dan prospek usaha yang dapat dikembangkan.

6.5.6. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun (tidak berlaku untuk

usaha kecil yang dibentuk atau berdiri sebaga pelaksanaan program

perusahaan).

6.5.7. Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).

6.5.8. Belum menjadi Mitra Binaan perusahaan pembina atau penyalur lain.

6.6. Dalam pembiayaan/ pinjaman dana Program Kemitraan Mitra Binaan, mempunyai

kewajiban sebagai berikut :

6.6.1. Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh

PT Pupuk Kujang.

6.6.2. Melakukan pencatatan/ pembukuan dengan tertib.

6.6.3. Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu dan tempat jumlah sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati.

6.6.4. Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulanan kepada

PT Pupuk Kujang c.q. Manager PKBL.

6.7. Penyaluran pinjaman diberikan berdasarkan hasil analisa study kelayakan, hasil

peninjauan dilapangan dan atau pertimbangan lainnya yang telah disetujui terlebih

dahulu oleh Sekretaris Perusahaan selanjutnya dilakukan perikatan dalam surat

perjanjian pokok/ kontrak yang sekurang-kurangnya memuat :

Page 97: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 8

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

6.7.1. Nama dan alamat perusahaan kedua belah pihak.

6.7.2. Hak dan kewajiban kedua belah pihak.

6.7.3. Jumlah pinjaman dan peruntukannya.

6.7.4. Syarat-syarat pinjaman (jangka waktu pinjaman, jadual angsuran pokok dan jasa

admistrasi pinjaman).

6.8. Setiap pinjaman dijamin dengan jaminan berupa sertifikat hak atas tanah dan/ atau

Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan/ atau jaminan lainnya yang dinilai

berharga dengan nilai jualnya lebih besar dari pinjaman kecuali untuk usaha Mikro

dengan pinjaman dana maksimal sebesar Rp5.000.0000,00 (lima juta rupiah) tidak

dipersyaratkan jaminan.

6.9. Jaminan pinjaman harus dinyatakan dalam Surat Perjanjian Pokok yang dibuat dibawah

tangan dengan mencantumkan klausula jaminan atau untuk barang tidak bergerak

didalam bentuk Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) atau Akta

Pemberian Hak Tanggungan (APHT) yang dibuat oleh notaris/ PPAT (Pejabat Pembuat

Akta Tanah) atau untuk barang bergerak dalam bentuk Akta Fidusia yang dibuat oleh

Notaris dengan ketentuan diatur dalam Memo Direksi tersendiri. Beban biaya notaris

menjadi beban Mitra Binaan (MB).

6.10. Dalam hal Mitra Binaan hanya membayar sebagian angsuran, maka pembayaran

tersebut terlebih dahulu diperhitungkan untuk pembayaran Jasa Administrasi Pinjaman

dan sisanya (bila ada) untuk membayar pokok pinjaman.

6.11. Penilaian kualitas pinjaman Program Kemitraan dinilai berdasarkan pada ketepatan

waktu pembayaran kembali pokok dan jasa administrasi pinjaman, dengan

penggolongan sebagai berikut :

6.11.1. Pinjaman Lancar.

Adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi tepat waktu atau

terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender dari tanggal jatuh tempo

pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

Page 98: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 9

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

6.11.2. Pinjaman Kurang Lancar.

Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau Jasa

Administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tigapuluh) hari kalender dan

belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari kalender dari tanggal jatuh

tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui

bersama.

6.11.3. Pinjaman Diragukan.

Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau Jasa

Administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari

kalender dan belum melampaui 270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender dari

tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang

telah disetujui bersama.

6.11.4. Pinjaman Macet

Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau Jasa

Administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 (dua ratus tujuh puluh) hari

kalender dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan

perjanjian yang telah disetujui bersama.

6.12. Terhadap kualitas pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet dapat dilakukan

usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara penjadwalan kembali (rescheduling)

atau penyesuaian persyaratan (reconditioning) apabila memenuhi kriteria :

6.12.1. Mitra Binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang

akan dilakukan.

6.12.2. Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha.

6.12.3. Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran.

6.13. Tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning) dilakukan dengan mengkapitalisasi

tunggakan jasa administrasi pinjaman menjadi pokok pinjaman atau dengan

menghapuskan tunggakan beban jasa administrasi dan/atau beban jasa administrasi

yang belum jatuh tempo, yang dilakukan setelah dilakukan tindakan penjadwalan

kembali (rescheduling).

Page 99: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 10

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

6.14. Terhadap pinjaman macet yang telah diupayakan pemulihannya namun tidak

terpulihkan maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

6.14.1. Dikelompokan dalam aktiva lain-lain dengan pos pinjaman bermasalah.

6.14.2. Tata cara penghapusbukukan pinjaman bermasalah akan ditetapkan lebih lanjut

oleh Menteri Negara BUMN.

6.14.3. Diupayakan tetap dilakukan penagihannya dan hasilnya dicatat dalam pos

pinjaman bermasalah yang diterima kembali.

6.14.4. Jumlah dan mutasi rekening pinjaman bermasalah dan pinjaman bermasalah

yang diterima kembali harus dilaporkan secara periodik dalam laporan

Triwulanan.

6.15. Pinjaman macet yang terjadi karena keadaan memaksa (Force Majeure) seperti:

penanggungjawab Mitra Binaan meninggal dunia dan tidak ada ahli waris yang bersedia

menanggung hutang dan/ atau gagal usaha akibat bencana alam/ kerusakan,

pemindah bukuan piutang macet tersebut kedalam pos pinjaman bermasalah dapat

dilaksanakan tanpa melalui proses pemulihan pinjaman.

6.16. Untuk mengantisipasi agar pinjaman bermasalah dapat diminimalisir, Departemen

PKBL harus melakukan langkah selektif pada saat akan memberikan pinjaman dan perlu

mencantumkan usulan sanksi dalam surat perjanjian apabila Mitra Binaan melakukan

penyalagunaan pinjaman, karena kegagalan terhadap pengelolaan Program Kemitraan

akan mengakibatkan penurunan kinerja manajemen dan pengaruh pada tingkat

kesehatan perusahaan.

6.17. Apabila diperlukan bantuan hukum dalam perbuatan/penerbitan dokumen surat

perjanjian antara PT Pupuk Kujang dengan Mitra Binaan, Dept. PKBL dapat meminta

bantuan/ saran kepada Dept. Hukum & Adm Perusahaan.

7. KETENTUAN KHUSUS BINA LINGKUNGAN

7.1. Pengeluaran Dana Program Bina Lingkungan hanya dapat dikeluarkan apabila

memberikan manfaat kepada masyarakat diwilayah pemasaran PT Pupuk Kujang, yaitu

antara lain :

Page 100: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 11

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

7.1.1. Bantuan untuk korban bencana alam.

7.1.2. Bantuan pendidikan dan/ atau pelatihan.

7.1.3. Bantuan peningkatan kesehatan.

7.1.4. Bantuan pengembangan sarana dan/ atau prasarana umum.

7.1.5. Bantuan sarana ibadah.

7.1.6. Bantuan pelestarian alam.

7.1.7. Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengendalian kemiskinan.

7.1.8. Bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan bentuk

bantuan lain yang terkait dengan upaya peningkatan kapasitas Mitra Binaan

Program Kemitraan yang diambil dari alokasi dana program Bina Lingkungan

dengan besaran maksimal sebesar 20% (dua puluh persen) yang diperhitungkan

dari dana Progam Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan.

7.2. Untuk memastikan program bina lingkungan disalurkan secara tepat, maka terlebih

dahulu dilakukan survey dan identifikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di

wilayah sekitar perusahan. Apabila pelaksanaan penyaluran dilakukan bersama-sama

dengan perusahaan pembina lain maka pelaksanaan survey dan identifikasi dapat

dilakukan oleh satu atau lebih perusahaan pembina sesuai kesepakatan.

7.3. Penyaluran bantuan Program Bina Lingkungan dapat dilakukan berdasarkan beberapa

hal sebagai berikut :

7.3.1. Program perusahaan yang telah direncanakan;

7.3.2. Permintaan masyarakat yang diwakili oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

atau instansi pemerintah daerah/ kecamatan/ desa setempat; atau

7.3.3. Program pemerintah pusat, kementrian BUMN, Koordinator Wilayah, atau

PT Pupuk Indonesia (persero).

7.4. Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan Program Bina Lingkungan dengan

mempertimbangkan kemampuan/ kompetensi yang dimiliki oleh unit kerja lain, maka

pelaksanaan kegiatan program Bina Lingkungan dapat dilakukan /atau melibatkan unit

kerja lain, namun fungsi perencanaan (termasuk penganggaran) dan pengawasan/

monitoring tetap menjadi tanggung jawab Departemen PKBL.

Page 101: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 12

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

7.5. Seluruh pengadaan barang/ jasa untuk keperluan penyaluran Bina Lingkungan yang

dilakukan oleh Departemen PKBL atau unit kerja lainnya dilakukan oleh Departemen

PKBL.

7.6. Dalam pembelian barang kebutuhan pokok untuk kebutuhan penyaluran program Bina

Lingkungan mengingat tipe pemasok adalah orang-perorangan dan bukan badan

usaha, maka untuk mendapatkan harga dan waktu pengiriman yang optimal, dilakukan

hal-hal sebagai berikut:

7.6.1. Proses tender dapat dilakukan melalui beauty contest, dengan membandingkan

harga secara langsung dari masing-masing pemasok tanpa quotation dalam

survey pasar.

7.6.2. Tidak diperlukan jaminan penawaran (bid bond) dan jaminan pelaksanaan

(performance bond).

7.6.3. Diikat melalui dokumen perikatan berupa SPPB/SP.

7 TANGGUNGJAWAB UNIT KERJA TERKAIT.

7.1 Direktur Utama

7.1.1 Bertanggung jawab atas persetujuan dan tanda tangan pada laporan

realisasi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) kegiatan program Kemitraan dan

Bina Lingkungan setelah meyakini bahwa laporan tersebut telah dibuat

dengan benar serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan telah ada

paraf Direktur SDM & Umum.

7.2 Direktur SDM & Umum

7.1.2 Bertangggung jawab atas terlaksananya Program Kemitraan dan Program

Bina Lingkungan (PKBL) Perusahaan.

7.1.3 Bertanggung jawab atas persetujuan Pengajuan Anggaran (PA) untuk

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan sesuai dengan batas nilai

kewenangannya.

7.1.4 Bertanggung jawab penetapan pinjaman bermasalah serta langkah strategis

untuk penyelesaiannya.

Page 102: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 13

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

7.2 Sekretaris Perusahaan

7.2.1 Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) Perusahaan.

7.2.2 Bertanggung jawab atas persetujuan Pengajuan Anggaran (PA) untuk

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan sesuai dengan batas nilai

kewenangannya.

7.2.3 Bertanggung jawab atas persetujuan/ penandatanganan Surat Perjanjian

(SP) Pokok dengan Mitra Binaan.

7.3 Manager PKBL

7.3.1 Bertanggungjawab atas pembuatan dan penyusunan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

7.3.2 Bertanggung jawab atas seleksi admisnitratif Calon Mitra Binaan (CMB)

Program Kenitraan dan proposal permintaan bantuan dana Program Bina

Lingkungan.

7.3.3 Bertanggung jawab pelaksanaan survey dan evaluasi hasil survey kepada

Calon Mitra Binaan(CMB) dan lokasi bantuan untuk .

7.3.4 Bertanggung jawab atas penyusunan draft Surat Perjanjian Pokok dengan

Mitra Binaan.

7.3.5 Bertanggung jawab atas proses Pengajuan Anggaran (PA) untuk penyaluran

program Kemitraan & Bina Lingkungan.

7.3.6 Bertanggung jawab atas koordinasi proses transfer/ pengambilan uang muka

untuk keperluan penyaluran program Kemitraan & Bina Lingkungan.

7.3.7 Betanggung jawab atas proses monitoring dan penilaian kualitas pinjaman

program Kemitraan.

7.3.8 Bertanggung jawab atas pelaksanaan proses pemulihan pinjaman melalui

rescheduling dan reconditioning.

7.3.9 Bertanggung jawab atas perhitungan/ verifikasi kebutuhan dana untuk

penyaluran Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

7.3.10 Bertanggung jawab atas proses pengadaan barang/ jasa untuk keperluan

PKBL.

Page 103: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 14

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

7.3.11 Bertanggung jawab atas serah terima barang/ jasa/ dana program

Kemitraam dan program Bina Lingkungan.

7.3.12 Bertanggung jawab dalam penyusunan laporan realisasi Program Kemitraan

dan Program Bina Lingkungan, baik laporan bulanan, triwulanan maupun

tahunan.

7.4 Manager Anggaran

7.4.1 Bertanggung jawab atas proses persetujuan anggaran (PA) untuk Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) sesuai dengan besaran dana

yang telah disetujui oleh RUPS dan posting PA.

7.4.2 Bertanggung jawab atas laporan realisasi penggunaan anggaran dan sisa

anggaran PKBL.

7.5 Manager Akuntansi

7.5.1 Bertanggung jawab atas proses pencatatan / posting pembukuan terhadap

penyisihan laba yang dikeluarkan untuk Program Kemitraan dan Program

Bina Lingkungan (PKBL).

7.5.2 Bertanggung jawab atas pemeriksaan/verifikasi dokumen pembayaran/

penagihan.

7.5.3 Bertanggung jawab atas pembuatan voucher kas keluar.

7.6 Manager Keuangan

7.6.1 Bertanggung jawab atas penyimpanan dan pengeluaran dana Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) serta dokumen bukti

pengeluaran dana.

7.6.2 Bertanggung jawab atas penyimpanan surat jaminan/ agunan Mitra Binaan

yang disampaikan oleh Dept. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

8 PROSEDUR PENYALURAN PINJAMAN PROGRAM KEMITRAAN

8.1 Calon Mitra Binaan Usaha

8.1.1 Mengajukan dokumen proposal permohonan pinjaman modal usaha lengkap

sesuai persyaratan yang ditetapkan dan disampaikan kepada Departemen PKBL

yang sekurang-kurangnya memuat :

Page 104: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 15

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

1. Nama dan alamat unit usaha.

2. Nama dan alamat pemilik/ pengurus unit usaha.

3. Bukti identitas diri pemilik/ pengurus.

4. Bidang usaha.

5. Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang.

6. Perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan pendapatan dan beban,

neraca atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta hasil usaha).

7. Rencana usaha dan kebutuhan dana.

8.1.2 Menyerahkan jaminan dan surat kuasa/ akta yang dibuat oleh Notaris/PPAT

apabila dipersyaratkan adanya jaminan setelah dianggap layak sesuai dengan

hasil survey.

8.1.3 Menandatangani surat perjanjian dengan Departemen PKBL terkait pinjaman

modal usaha yang telah disetujui.

8.2 Manager PKBL

8.2.1 Menerima dokumen proposal permohonan pinjaman modal usaha lengkap dari

calon mitra binaan.

8.2.2 Melakukan seleksi dan memeriksa kelengkapan administrasi proposal

permohonan pinjaman CMB, antara lain meliputi:

1) Surat ijin usaha dan surat pernyataan sedang tidak dibina oleh perusahaan

Pembina lain.

2) Rekening bank.

3) Status kepemilikan tempat usaha.

4) Jaminan pinjaman.

5) Jumlah tenaga kerja.

6) Dan lain-lain sesuai peryaratan yang berlaku

8.2.3 Melakukan survey lokasi usaha calon mitra binaan, antara lain:

a. Peninjauan lokasi usaha

b. Wawancara dengan calon mitra binaan

Page 105: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 16

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

8.2.4 Melakukan evaluasi dan kajian atas hasil survey lokasi (termasuk verifikasi/

perhitungan kebutuhan dana) dan menerbitkan lembar hasil survey kelayakan

calon mitra, apabila layak maka dilanjutkan ke proses selanjutnya dan bila tidak

layak maka diberikan surat penolakan pengajuan pinjaman kepada calon mitra.

8.2.5 Menerima jaminan pinjaman dan surat kuasa/ akta dari CMB serta

menyampaikan kepada Departemen Keuangan untuk disimpan.

8.2.6 Membuat dan menyiapkan Surat Perjanjian (SP) setelah memenuhi seluruh

persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

8.2.7 Menyampaikan Surat Perjanjian (SP) kepada Sekretaris Perusahaan untuk

ditandatangani.

8.2.8 Membuat dan menyetujui Pengajuan Anggaran (PA) dengan melampirkan berkas

hasil survey dan hasil evaluasi mitra binaan yang bersangkutan sesuai dengan

batas nilai kewenangannya, mengajukan persetujuan kepada Sekretaris

Perusahaan untuk nilai diatas kewenangannya.

8.2.9 Menyampaikan Pengajuan Anggaran (PA) kepada Departemen Anggaran untuk

diproses persetujuan anggarannya.

8.2.10 Mengkoordinasikan proses pengambilan uang muka atau pemintaan

pembayaran kepada Mitra Binaan oleh Departemen Keuangan.

8.2.11 Melakukan monitoring, pengawasan dan mencatat serta menjurnal

cicilan/angsuran atas transaksi dengan mitra binaan.

8.2.12 Melakukan penilaian atas kualitas pinjaman Mitra Binaan berdasarkan pada

kemampuan Mitra Binaan untuk membayar cicilan/ angsuran atas pinjaman dana

Program Kemitraan.

8.2.13 Melakukan langkah pemulihan pinjaman untuk pinjaman yang kurang lancar,

diragukan dan macet apabila diperlukan, dengan tahapan penjadwalan kembali

(rescheduling) dan apabila kinerjanya belum bisa meningkat dapat dilakukan

penyesuaian persyaratan (recondition).

Page 106: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 17

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

8.2.14 Melakukan inventarisasi atas pinjaman macet yang akan dimasukkan kedalam

pos pinjaman bermasalah serta usulan langkah-langkah strategis

penyelesaiannya dan menyampaikan kepada Direktur SDM & Umum melalui

Sekretaris Perusahaan.

8.2.15 Melakukan penyusunan laporan realisasi Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan, baik laporan bulanan, triwulanan maupun tahunan untuk

disampaikan kepada Sekretaris Perusahaan.

8.3 Sekretaris Perusahaan

8.3.1 Menyetujui dan menandatangani Surat Perjanjian (SP) yang disampaikan oleh

Manager PKBL dengan dilampiran berkas pengajuan program pinjaman

kemitraan dan okumen pendukung lainnya.

8.3.2 Menandatangani akta pengakuan hutang calon mitra binaan dihadapan notaris.

8.3.3 Menyetujui dan menandatangai Pengajuan Anggaran (PA) sesuai dengan batas

nilai kewenangannya, mengajukan persetujuan kepada Direktur SDM & Umum

untuk nilai diatas kewenangannya.

8.3.4 Menerima dan mengkaji usulan penempatan pinjaman macet yang akan

dimasukkan kedalam pos pinjaman bermasalah serta langkah-langkah strategis

penyelesaiannya dari Manager PKBL dan menyampaikan kepada Direktur SDM &

Umum untuk persetujuan.

8.3.5 Menerima dan mengkaji laporan realisasi Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan, baik laporan bulanan, triwulanan maupun tahunan dari Manager

PKBL dan menyampaikan kepada Direktur SDM & Umum.

8.4 Direktur SDM & Umum

8.4.1 Menyetujui dan menandatangai Pengajuan Anggaran (PA) sesuai dengan batas

nilai kewenangannya.

8.4.2 Menerima, mengkaji dan memberikan persetujuan atas penempatan pinjaman

macet yang akan dimasukkan kedalam pos pinjaman bermasalah serta langkah-

langkah strategis penyelesaiannya.

Page 107: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 18

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

8.4.3 Menerima, mengkaji dan membubuhkan paraf pada laporan realisasi Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, baik laporan bulanan, triwulanan

maupun tahunan dari Sekretaris Perusahaan dan menyampaikan kepada Direktur

Utama untuk persetujuan.

8.5 Manager Anggaran

8.5.1 Melakukan proses persetujuan pengajuan anggaran program kemitraan sesuai

ketentuan dan prosedur yang berlaku.

8.5.2 Melakukan posting PA ke dalam pos Anggaran PKBL.

8.6 Manager Akuntansi

8.6.1 Melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen calon mitra binaan yang

disampaikan oleh Departemen PKBL.

8.6.2 Membuat dan menyampaikan voucher kas keluar kepada Departemen Keuangan

apabila telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

8.7 Manager Keuangan

8.7.1 Menerima voucher kas keluar dari Departemen Akuntansi dan dokumen PUM

berikut lampiran dokumen pendukungnya.

8.7.2 Melakukan pembayaran baik secara tunai / transfer melalui bank kepada mitra

binaan.

8.7.3 Memberikan salinan bukti transfer pinjaman modal usaha kecil kepada mitra

binaan dan Departement PKBL.

9 PROSEDUR PENYALURAN BANTUAN BINA LINGKUNGAN (BL)

9.1 Lembaga/ Instansi/ Kelompok Masyarakat.

9.1.1 Mengajukan proposal bantuan ke Departemen PKBL lengkap dengan dokumen

pendukung dan persyaratan yang berlaku.

9.1.2 Menandatangani hasil survey dan wawancara pada lembar data survey lokasi.

9.1.3 Menandatangani Berita Acara Serah Terima Barang (Jika dalam bentuk barang)

dan bukti penerimaan bantuan (jika dalam bentuk uang).

Page 108: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 19

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

9.2 Manager PKBL

9.2.1 Melakukan seleksi dan memeriksa kelengkapan administrasi proposal

permohonan bantuan berdasarkan berdasarkan proposal bantuan program Bina

Lingkungan dari kelompok masyarakat atau LSM atau lembaga lain.

9.2.2 Melakukan survey dan identiifikasi ke lokasi lokasi bantuan untuk proposal yang

telah memenuhi persyaratan administratif, pelaksanaan program perusahaan

atau pelaksanaan program pemerintah pusat, Kementrian BUMN, koordintor

wilayah dan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang telah mendapatkan ijin prinsip

dari Direktur Utama/ Direktur SDM & Umum, antara lain:

Peninjauan lokasi penerima bantuan.

Wawancara dengan calon penerima bantuan.

9.2.3 Mencatat dan menandatangani hasil survey dan wawancara pada lembar Data

Survey Lokasi bersama calon penerima bantuan.

9.2.4 Melakukan analisa dan evaluasi berdasarkan hasil survey, dengan hasil sebagai

berikut:

a. Jika layak, membuat estimasi biaya/ dana yang akan disalurkan dan

dilanjutkan ke proses selanjutnya.

b. Jika tidak layak, diberikan surat penolakan kepada calon penenerima

bantuan.

9.2.5 Membuat dan menyetujui Pengajuan Anggaran (PA) berdasarkan estimasi

kebutuhan dana dengan melampirkan berkas hasil survey dan identifikasi lokasi

bantuan sesuai dengan batas nilai kewenangannya, mengajukan persetujuan

kepada Sekretaris Perusahaan untuk nilai diatas kewenangannya.

9.2.6 Menyampaikan Pengajuan Anggaran (PA) kepada Departemen Anggaran untuk

diproses persetujuan anggarannya.

9.2.7 Mengkoordinasikan proses pengambilan uang muka atau pembayaran oleh

Departemen Keuangan.

9.2.8 Melakukan pengadaan barang/ jasa untuk keperluan penyaluran Program Bina

Lingkungan apabila dibutuhkan atau bantuan berupa barang/ jasa.

Page 109: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 20

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

9.2.9 Menkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyaluran program Bina Lingkungan

yang dilakukan oleh Departemen PKBL dan/ atau unit kerja lain, dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Apabila bantuan yang diserahkan berupa uang tunai, bukti penerimaan cukup

dengan kwitansi bermaterai yang ditandatangani oleh pihak penerima dan di

stempel.

b. Apabila bantuan yang diserahkan berbentuk barang/ jasa, bukti penerimaan

dibuatkan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima Barang/ Jasa (BASTB/J)

yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan di stempel.

9.2.10 Melakukan penyusunan laporan realisasi Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan, baik laporan bulanan, triwulanan maupun tahunan untuk

disampaikan kepada Direktur SDM & Umum melalui Sekretaris Perusahaan.

9.3 Sekretaris Perusahaan

9.3.1 Menyetujui dan menandatangai Pengajuan Anggaran (PA) sesuai dengan batas

nilai kewenangannya, mengajukan persetujuan kepada Direktur SDM & Umum

untuk nilai diatas kewenangannya.

9.3.2 Menerima dan mengkaji laporan realisasi Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan, baik laporan bulanan, triwulanan maupun tahunan dari Manager

PKBL dan menyampaikan kepada Direktur SDM & Umum.

9.4 Direktur SDM & Umum

9.4.1 Memberikan ijin prinsip atas pelaksanaan program Bina Lingkungan atas

permintaan dari Pemerintah Pusat, Kementrian BUMN, Koordinator Wilayah dan

PT Pupuk Indonesia (Persero).

9.4.2 Menyetujui dan menandatangai Pengajuan Anggaran (PA) sesuai dengan batas

nilai kewenangannya.

9.4.3 Menerima, mengkaji dan membubuhkan paraf pada laporan realisasi Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, baik laporan bulanan, triwulanan

maupun tahunan dari Sekretaris Perusahaan dan menyampaikan kepada Direktur

Utama untuk persetujuan.

Page 110: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 21

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

9.5 Manager Anggaran

9.5.1 Melakukan proses persetujuan pengajuan anggaran program Bina Lingkungan

sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.

9.5.2 Melakukan posting PA ke dalam pos Anggaran PKBL.

9.6 Manager Akuntansi

9.6.1 Melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang

disampaikan oleh Departemen PKBL.

9.6.2 Membuat dan menyampaikan voucher kas keluar kepada Departemen Keuangan

apabila telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

9.7 Manager Keuangan

9.7.1 Menerima voucher kas keluar dari Departemen Akuntansi dan dokumen PUM

berikut lampiran dokumen pendukungnya.

9.7.2 Melakukan pembayaran baik secara tunai / transfer.

10 REKAMAN

10.1 Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan.

10.2 Pedoman Penyusunan Laporan Triwulanan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

10.3 Pedoman Penyusunan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

10.4 Laporan Aktivitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

10.5 Laporan Akumulasi Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

10.6 Kualitas Pinjaman Program Kemitraan Program Kemitraan per 31 Desember tahun

berjalan.

10.7 Neraca Keuangan Program Kemitraan per 31 Desember tahun berjalan.

10.8 Hasil Kunjungan ke calon Mitra Binaan.

10.9 Hasil Evaluasi calon Mitra Binaan.

10.10 Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

10.11 Laporan Bulanan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

10.12 Laporan Triwulan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Page 111: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. SP-PK-13 Jl. A Yani 39, Cikampek 41373 No. Rev. 1 Indonesia Halaman 22

SISTEM & PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

10.13 Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

10.14 Permohonan Bantuan Pinjaman Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

10.15 Formulir Pengecekan Lokasi (survey dan evaluasi).

10.16 Laporan Hasil Monitoring Status Pembayaran.

10.17 Kriteria Penilaian Pembayaran.

12. Lampiran

12.1 Diagram Alir Penyaluran Pinjaman Program Kemitraan (PK).

12.2 Diagram Alir Penyaluran Bantuan Program Bina Lingkungan (BL).

12.3 Contoh Formulir Pinjaman dana Program Kemitraan & Bina Lingkungan.

12.4 Contoh Formulir Surat Kuasa Khusus Pemilik Jaminan Dana Kemitraan.

12.5 Contoh Formulir Surat Kuasa Khusus Anggota Kelompok Usaha Kecil.

12.6 Contoh Formulir tanda terima Pinjaman PKBL Usaha Kecil.

12.7 Contoh Surat Kuasa Khusus Anggota Kelompok Usaha Pertanian.

12.8 Contoh Formulir tanda terima Pinjaman PKBL Usaha Pertanian.

12.9 Contoh Format Hasil Survey dan Evaluasi Calon Mitra Binaan Program PKBL.

12.10 Contoh Format Lembar Wawancara Survey.

12.11 Contoh Format Hasil Kunjungan.

12.12 Contoh Format Surat Pemberitahuan Status Anggaran Pinjaman Jatuh Tempo.

12.13 Contoh Format Surat Teguran atas Keterlambatan Pembayaran/ Kewajiban pinjaman.

12.14 Format Laporan Akumulasi Dana Program Kemitraan.

12.15 Contoh Laporan Monitoring ke Mitra Binaan.

12.16 Contoh Berita Acara Kesanggupan membayar pinjaman.

12.17 Contoh Memo Hasil Survey Lapangan.

12.18 Contoh Berita Acara Serah Terima.

12.19 Contoh Format Laporan Kegiatan PKBL tahun berjalan.

12.20 Contoh Format Realisasi Akumulasi Penyaluran PKBL tahun berjalan.

Page 112: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. Jl. Jend A. Yani 39 Cikampek - 41373 No. Revisi INDONESIA Halaman

- Calon Mitra Binaan - Proposal Pengajuan

- Manager PKBL -

- Manager PKBL - Poposal Pengajuan- Calon Mitra - Dokumen Survey

- Manager PKBL - Form Evaluasi Hasil Survey

- Manager PKBL

- Calon Mitra Binaan - Jaminan- APHT, SKMHT

- Manager PKBL- Sekretaris Perusahaan- Calon Mitra Binaan

- Manager PKBL -- Sekretaris Perusahaan *)- Direktur SDM & Umum

- Departemen Anggaran --

- Departemen Keuangan - Voucher Kas Keluar- Departemen PKBL -

Lampiran Memo Direksi Nomor: 081/MO/DU/X/2015

SP-PK-13123

KEGIATAN DOKUMEN

SISTEM DAN PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran 12.1. Diagram Alir Penyaluran Program Kemitraan

PENANGGUNG JAWAB

Dokumen PA

Proposal Pengajuan

PUM

Dokumen PADokumen Pendukung

Mengajukan Proposal Pinjaman

Seleksi Administrasi Proposal Pinjaman

Melakukan Survey Lokasi Usaha Mitra Binaan

Cek

Surat Penolakan

Ya Tdk

Pengajuan Anggaran (PA)

Evaluasi hasil survey dan verifikasi/ perhitungan kebutuhan dana.

Posting Anggaran

Pengajuan pengambilan uang muka (PUM)/ permintaan pembayaran

Menyerahkan jaminan dan suratkuasa (apabila diperlukan)

Surat Perjanjian Pokok

Surat Penolakan

Tidak layak

Layak

A

Page 113: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. Jl. Jend A. Yani 39 Cikampek - 41373 No. Revisi INDONESIA Halaman

- Departemen Akuntansi - Dokumen PA- Dokumen Pendukung- Voucher Kas Keluar

- Departemen Keuangan - Voucher Kas Keluar

- Departemen Keuangan - Bukti Transfer- Departemen PKBL-

- Departemen PKBL - Kuitansi

- Manager PKBL - Laporan Realisasi PK

- Manager PKBL

- Manager PKBL

- Direktur SDM & Umum- Corporate Secretary- Manager PKBL

- Manager PKBL - Laporan Bulanan- Laporan Triwulanan - Laporan Tahunan

Lampiran Memo Direksi Nomor: 081/MO/DU/X/2015

SISTEM DAN PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran 12.1. Diagram Alir Penyaluran Program Kemitraan

SP-PK-131

Mitra Binaan

PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN DOKUMEN

24

Verifikasi dan cetak voucher kas keluar

Transfer/Cash

Laporan Realisasi Penyaluran Program Kemitraan

Persetujuan Voucher kas keluar

Pertanggung jawaban PUM

A

Monitoring, pengawasan dan penilaian kualitas pinjaman

Pemulihan pinjaman melalui penjadwalan kembali (rescheduling)

Pemulihan pinjaman melalui penyesuaian persyaratan

(reconditioning)

Penetapan status pinjamanbermasalah dan langkah strategis

Lancarkurang lancar,

diragukan, macet

Lancar

Lancar

Page 114: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. Jl. Jend A. Yani 39 Cikampek - 41373 No. Revisi INDONESIA Halaman

- PIHC/Kementrian/ - Surat DinasKoordinator Wilayah

- Direktur Utama/ - Memo Dinas/ Disposisi- Direktur SDM & Umum

- Manager PKBL

- Lembaga/Instansi/ Masyarakat - Proposal Permohonan Bantuan

- Manager PKBL - Proposal Permohonan Bantuan

- Manager PKBL - Surat Penolakan

- Manager PKBL - Poposal Pengajuan- Lembaga/Instansi/ Masyarakat - Dokumen Survey

- Manager PKBL - Form Evaluasi Hasil Survey

- Manager PKBL - Owner's Estimate (OE)

- Manager PKBL - PA- Sekretaris Perusahaan *) - Dokumen Pendukung- Direktur SDM & Umum

*) sesuai kewenanganLampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

SP-PK-13125

SISTEM DAN PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran 12.2. Diagram Alir Penyaluran Bantuan Program Bina Lingkungan

PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN DOKUMEN

Mengajukan proposal permohonan bantuan

Seleksi Administrasi Proposal Permohonan Bantuan

Melakukan SurveyLokasi Bantuan

Cek

Surat Penolakan

Ya Tidak

Pengajuan Anggaran (PA)

Evaluasi Hasil SurveyLokasi Bantuan

Melakukan perhitungan estimasi biaya/ anggaran

B C

Bantuan Dana Bantuan Barang/ Jasa

Instruksi penyaluran bantuan Bina Lingkungan

Ijin prinsip penyaluran bantuan Bina lingkungan

Program penyaluran Bina Lingkungan

Page 115: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · buku, dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti

PT PUPUK KUJANG No. Dok. Jl. Jend A. Yani 39 Cikampek - 41373 No. Revisi INDONESIA Halaman

- Departemen Anggaran - PA- Dokumen Pendukung

- PUM- Departemen PKBL - PA

- Dokumen Pendukung

- Departemen Akuntansi - Dokumen PA- Dokumen Pendukung- Voucher Kas Keluar

- Departemen Keuangan - Voucher Kas Keluar

- Departemen Keuangan - Bukti Transfer- Tanda Terima/ kuitansi

- Departemen PKBL - Kuitansi

- Manager PKBL - PP,OE,PA- UCPDR, SPPH,BAPSPH, BANH- SPPB/SPK/SP, LPPB/BAHPP, BAP

- Manager PKBL - BAST- Manager Pelaksana Kegiatan BL- Lembaga/Instansi/ Masyarakat

- Manager PKBL - Laporan Bulanan- Laporan Triwulanan - Laporan Tahunan

Lampiran Memo Direksi Nomor : 081/MO/DU/X/2015

26

SISTEM DAN PROSEDUR PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lampiran 12.2. Diagram Alir Penyaluran Bantuan Program Bina Lingkungan

PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN DOKUMEN

SP-PK-131

Verifikasi dan cetak voucher kaskeluar

Transfer/Cash

Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan

Persetujuan Voucher kas keluar

B

Pertanggung jawaban PUM

Proses pengadaan barang/ jasa untuk keperluan BL

Pelaksanaan kegiatan dan/ atau Serah terima barang/ jasa

Posting PA

Pengajuan Pengambilan Uang Muka (PUM)

C